7
ABSTRAK Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Kinetika Ion Permanganat dengan Asam Oksalat” yang bertujuan untuk mengetahui oede reaksi ion permanganat dan asam oksalat. Pada percobaan ini dalam erlenmeyer 1 direaksikan 5 mL H2C2O4 ditambah 6 mL aquades dengan 1 mL KMnO4 perubahan wana dai ungu menjadi orange pudar ketika 390 detik. Pada erlenmeyer 2 direaksikan 10 mL H2C2O4 ditambah 1 mL aquades dengan 1 mL KMnO4 dala 360 detik wana sudah berubah. Pada erlenmeyer 3 direaksikan 5 mL H2C2O4 ditambah 5 mL aquades dengan 2 mL KMnO4 seteah 420 detik baru terjadi perubahan warna. Dapat disimpulkan perubahan warna yang paling cepat terjadi pada reaksi dalam erlenmeyer 2.

Aula.1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemanfaatan tanaman lidah mertua untuk pelestarian lingkungan.Lidah mertua

Citation preview

Page 1: Aula.1

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan yang berjudul “Kinetika Ion Permanganat dengan Asam Oksalat” yang bertujuan untuk mengetahui oede reaksi ion permanganat dan asam oksalat. Pada percobaan ini dalam erlenmeyer 1 direaksikan 5 mL H2C2O4 ditambah 6 mL aquades dengan 1 mL KMnO4 perubahan wana dai ungu menjadi orange pudar ketika 390 detik. Pada erlenmeyer 2 direaksikan 10 mL H2C2O4 ditambah 1 mL aquades dengan 1 mL KMnO4 dala 360 detik wana sudah berubah. Pada erlenmeyer 3 direaksikan 5 mL H2C2O4 ditambah 5 mL aquades dengan 2 mL KMnO4 seteah 420 detik baru terjadi perubahan warna. Dapat disimpulkan perubahan warna yang paling cepat terjadi pada reaksi dalam erlenmeyer 2.

Page 2: Aula.1

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak reaksi – reaksi kimia yang berada di sekitar lingkungan kita. Misalnya

saja pembakaran pada bensin. Kita tidak mengerti mengapa pada saat bensin dibakar

lebih cepat habis dari pada pembakaran pada minyak tanah. Sering kali kita

menjumpai reaksi yang berlangsung lambat misalnya, perkaratan besi. Reaksi-reaksi

kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda. Ada reaksi yang berlangsung

sangat cepat misalnya reaksi penetralan antara larutan asam klorida dan larutan

natrium hidroksida. Reaksi-reaksi yang menyangkut proses geologi berlangsung

sangat lambat misalnya pelapukan kimia yang di alami batu karang yang di sebabkan

oleh pengaruh air dan gas-gas yang terdapat di atmosfer.

Percobaan ini kita akan mengetahui laju reaksi yang di peroleh dari

eksperimen. Kita akan menentukan tingkat reaksi MnO4- dengan H2C2O4. Ion

permangat akan berlangsung lambat bila di reaksikan dengan asam oksalat pada suhu

kamar. Dengan demikian maka laju reaksinya dapat di amati.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk megetahui orde dai KMnO4

dan H2C2O4.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat dai pecobaan ini kita dapat dari percobaan ini kita dapat

mengetahui mengapa ada zat yang cepat berubah wananya dan ada yang lambat. Dan

kita dapat mengetahui faktor-fakto apa saja yang mempengaruhi hal tersebut.

Page 3: Aula.1

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

Permanganat adalah sebuah nama umum untuk senyawa kimia yang

mengandung ion manganat (VII) ion, (MnO4−). Karena mangan mempunyai

bilangan oksidasi sebesar +7, maka ion permanganat(VII) merupakan oksidator kuat.

Ion ini mempunyai bentuk geometri tetrahedral. Larutan permanganat biasanya

berwarna ungu dan bersifat neutral dan sedikit mempunyai sifat alkalinitas. Dalam

larutan asam, permanganat(VII) akan tereduksi sehingga tidak berwarna dan bilangan

oksidasinya menjadi +2 (ion mangan(II) (Mn2+)).

8 H+ + MnO4− + 5 e− → Mn2+ + 4 H2O

Kalium permanganat merupakan senyawa kimia anorganik dengan rumus KmnO4.

Garam yang terdiri dari K+ dan MnO4- ion. Kalium permanganat terurai saat terkena

sinar:

2 KMnO4(s) → K2MnO4(s) + MnO2(s) + O2(g)

Kecepatan reaksi adalah kecepatan perubahan konsentrasi pereaksi terhadap

waktu, jadi -dc/dt. Tanda minus menunjukkan bahwa konsentrasi berkurang bila

waktu bertambah. Menurut hukum kegiatan massa, kecepatan reaksi pada

temperature tetap, berbanding lurus dengan konsentrasi pengikut – pengikut ketiga

dan masing – masing berpangkat sebanyak molekul dalam persamaan reaksi

(Sukardjo, 1989 ).

Jumlah molekul pereaksi yang ikut dalam reaksi disebut Molekul Aritas.

Jumlah molekul pereaksi yang konsentrasinya menentukan kecepatan reaksi, disebut

tingkat reaksi. Molekularitas dan tingkat reaksi tidak selalu sama. Sebab tingkat

reaksi tergantung dari mekanisme reaksinya. Di samping itu juga perlu diketahui

bahwa molekularitas selalu merupakan bilangan bulat. Sedangkan tingkat reaksi

dapat pecahan bahkan nol (Sukardjo, 1989).

Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi terjadinya laju reaksi adalah

sebagai berikut: Salah satu faktor penentu laju reaksi adalah sifat pereaksinya, ada

yang reaktif dan ada juga yang kurang reaktif. Misalnya saja bensin lebih cepat

terbakar daripada minyak tanah. Demikian juga logam Natrium bereaksi cepat dengan

air. Sedangkan logam magnesium lambat. Dua molekul yang akan bereaksi harus

bertabrakan langsung. Jika konsentrasi pereaksi diperbesar, berarti kerapatannya

bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan terjadinya tabrakan antar molekul

sehingga akan mempercepat jalannya reaksi. Akan tetapi harus bahwa tidak selalu

Page 4: Aula.1

pertambahan konsentrasi pereaksi meningkatkan laju reaksi. Karena laju reaksi juga

dipengaruhi oelh factor lain yang akan diterangkan pada pasal.

Hamper semua reaksi menjadi lebih cepat apabila terjadi peningkatan suhu,

karena kalor yang diberikan akan menambah energy kinetic partikel pereaksi.

Akibatnya jumlah dan energy tabrakan bertambah besar. Laju suatu reaksi dapat

( umumnya dipercepat) dengan menambahkan zat yang disebut Katalis. Katalis

sangat diperlukan dalam reaksi zat organic, termasuk dalam organism. Katalis dalam

organism disebut enzim yang dapat mempercepat proses terjadinya reaksi di dalam

tubuh (Syukri,1999).

saat reaksi berlangsung larutan mengalami perubahan warna dari ungu

menjadi merah bata, hal tersebut karena adanya perubahan bilangan oksidasi pada Mn

yaitu dari +7 menjadi +2 , kemudian lama kelamaan warnanya menjadi jernih dimana

itu adalah air yang di hasilkan dari reaksi tersebut. Selain terjadi perubahan warna,

dari reaksi tersebut juga muncul gelembung2 gas di mana itu adalah gas

karbondioksida yang juga dihasilkan dari reaksi tsb.

Perlakuan pada percobaan, jika kita menggunakan larutan dengan konsentrasi

yang berbeda-beda seharusnya semakin tinggi konsentrasinya, seemakin sedikit

waktu yang d butuhkan selama reaksi berlangsung, hal ini karena semakin banyak

konsentrasi, maka semnakin banyak pula molekul2 yang saling bertumbukan

sehingga kecepatan reaksi juga meningkat dan waktu yang dbutuhkan selama

bereaksi semakin sedikit, begitu pila sebaliknya,

Dalam percobaan ini ada beberapa hal yang mempengaruhi laju reaksi yaitu

yang pertama kionsentrasi yang digunakan, semakin tinggi kkonsentrasinya, semakin

banyak molekul yang bertumbbukan, kecepatan reaksi meningkat. yang kedua yaitu

sifat pereaksi, ion permaganat merupakan oksidator yang baik yangv digunakan

untuk bereaksi dengan reduktor asam oksalat dalam suasana asam. yang ketiga yaitu

luas permukaan yang pada percobaan ini yaitu adanya penambahan akuades, yang

keempat yaitu perlakuan menggoyang-goyangkan Erlenmeyer (larutan) selama

reaksi berlangsug. hal tersebut dapat mempercepat laju reaksi karena tumbukan antar

molekul semakin cepat dan sering terjadi dari pada yang tidak digoyang-

goyangkankan.

Dalam percobaan adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keakuratan dari

hasil percobaan, yaitu penggoyangan erlenmeyer tidak dilakukan oleh satu orang,

sehingga teknik penggoyangan dan kecepatan dalam menggoyang erlenmeyer

berbeda, perbedaan standar warna merah bata yang menunjukkan telah bereaksi,

antara praktikan 1 dng pranktikan yg lain, ketelitian dan kecermatan saat mengukur

volume asam oksalat, akuades, dan kalium permanganat.

Page 5: Aula.1

Laju reaksi suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai fungsi konsentrasi zat – zat

pereaksi yang berperan serta dalam reaksi tersebut. Mekanisme reaksi merupakan

factor yang sangat berperan pada penetuan tingkat reaksi suatu reaksi kimia.

Mekanisme ini tiidak dapat ditentukan hanya dengan meninjau saja, melainkan harus

ditentukan secara experimental. Oleh karena itu tingkat reaksi suatu reaksi kimia

percobaan harus ditentukan (Hiskia,1992).

DAFTAR PUSTAKA

Hiskia, A dan Tupamalu. 1992. Elektrokimia dan Kinetika Kimia. ITB, Bandung.

Pringgo, Digdo.1999. Kamus kimia.Jakarta:pt rineka cipta

Syukri S, 1999. Kimia Dasar 2. ITB, Bandung.