7
ANALISIS VITAMIN I . PENGERTIAN VITAMIN Vitamin adalah senyawa organik komplek yang essensial untuk pertumbuhan & memiliki fungsi yang spesifik bagi tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita. Istilah vitamin pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashimir Funk di Polandia. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011) : 1. Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C. Menurut Kodicek (1971), vitamin yang larut dalam air disebut prakoenzim (procoenzym). Karena sifat kelarutannya , vitamin yang larut dalam air mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang atau terlarut bersama air selama pencucian bahan. 2. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K. Golongan vitamin yang larut dalam lemak disebut alosterin. Karena sifatnya tidak larut dalam air, vitamin- vitamin demikian tidak dieksresikan. Berdasarkan kebutuhan vitamin yang cukup banyak, maka sangat dibutuhkan sekali suatu penentuan tentang makanan untuk mengetahui kadar vitamin yang ada seperti vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, B8, B9, B12, C, D, E, dan K. Dengan mengetahui

AVV

Embed Size (px)

DESCRIPTION

use this

Citation preview

ANALISIS VITAMIN

I. PENGERTIAN VITAMIN

Vitamin adalah senyawa organik komplek yang essensial untuk pertumbuhan & memiliki fungsi yang spesifik bagi tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.Istilah vitamin pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashimir Funk di Polandia. Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua golongan utama, yaitu (Sirajuddin dan Najamuddin, 2011) :

1. Vitamin yang larut dalam air, meliputi vitamin B dan C. Menurut Kodicek (1971), vitamin yang larut dalam air disebut prakoenzim (procoenzym). Karena sifat kelarutannya, vitamin yang larut dalam air mudah rusak dalam pengolahan dan mudah hilang atau terlarut bersama air selama pencucian bahan. 2. Vitamin yang larut dalam lemak, meliputi vitamin A, D, E, dan K. Golongan vitamin yang larut dalam lemak disebut alosterin. Karena sifatnya tidak larut dalam air, vitamin-vitamin demikian tidak dieksresikan. Berdasarkan kebutuhan vitamin yang cukup banyak, maka sangat dibutuhkan sekali suatu penentuan tentang makanan untuk mengetahui kadar vitamin yang ada seperti vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, B8, B9, B12, C, D, E, dan K. Dengan mengetahui kadar vitamin yang ada dalam bahan pangan, maka kita dapat mengetahui kadar vitamin yang diperlukan oleh tubuh kita.II. METODE ANALISIS VITAMIN

Beberapa metode pengukur vitamin secara langsung dan memberikan pengukuran kuantitatif, dimana berfungsi untuk menentukan kadar vitamin secara klinis maupun non klinis. Metode ini meliputi, HPLC (metode referensi), Volumetri, Immunoassays (ELISA, RIA, FIA) , Colorimetric dan Spektrofotometri, Fluorometric assay & Chemiluminescence assay, Amperometri assay, dan Gravimetri.Karena vitamin berfungsi sebagai ko-faktor dan substrat dalam berbagai reaksi tubuh, beberapa metode memanfaatkan properti ini dan secara tidak langsung mengukur vitamin dengan mengukur aktivitas enzim di bawah pengaruh. Metode ini meliputi, Tes Metabolit pemuatan, Waktu Prothrombin, metode mikrobiologi, dan Bioassay (in-vivo & in-vitro).

Metode Langsung Untuk Analisis Vitamin

1. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

Teknik HPLC merupakan suatu metode kromatografi cair-cair, yang dapat digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif dengan teknik HPLC didasarkan pada pengukuran luas area standar. Prinsip keja HPLC adalah pemisahan setiap komponen dalam sampel berdasarkan kepolarannya. 2. Volumetri

Uji ini dapat dilakukan dengan didasarkan pada sifat fisik/ kimia dari suatu bahan. Cara yang dapat dilakukan diantaranya secara analisa kualitatif dan kuantitatif dengan metode volumetri yang menggunakan senyawa kimia untuk mengetahui kadar vitamin yang ada pada suatu bahan. Metode ini sangat cepat & murah dibanding yang lainnya.3. Immunoassays

Uji ini tergantung pada ketersediaan antibodi monoklonal yang menentukan spesifisitas dan sensitivitasnya. Untuk beberapa sampel immunoassays dianggap mahal tetapi biaya dapat dikurangi jika sampel yang diperiksa cukup. Immunoassays adalah metode kedua yang paling dapat diandalkan untuk pengukuran vitamin setelah HPLC. Contoh dari uji ini adalah dapat menganalisis Vitamin B12 dan Vitamin D

4. Kolorimetri dan SpektrofotometriKolorimetri dan Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa kimia yang didasarkan pada tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan larutan standar dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detektor mata. Metoda ini didasarkan pada penyerapan cahaya tampak dan energi radiasi lainnya oleh suatu larutan. 5. Fluorometric assay & Chemiluminescence assay Vitamin tertentu memiliki kemampuan untuk menghasilkan fluoresensi ketika direaksikan dengan fluorophore a. Fluoresensi ini berbanding lurus dengan konsentrasi vitamin. Dalam tes Chemiluminescence, luminol digunakan untuk bereaksi dengan vitamin bunga. Campuran disuntikkan pada tingkat dikontrol melalui kapiler di mana 'reaksi kinetik' diukur dan diberikan pengukuran kuantitatif.

6. Amperometri assay

Beberapa vitamin dapat mengalami oksidasi elektro-kimia. Reaksi ini pada penyebab elektroda perubahan potensial listrik yang berbanding lurus dengan konsentrasi vitamin dalam sampel. Kerugian utama dari metode ini adalah kurangnya spesifisitas dan jarang digunakan, kadang-kadang secara paralel dengan HPLC untuk konfirmasi hasil tertentu.7. GravimetriUji gravimetri dapat dilakukan dengan cara mengendapkan suatu bahan yang akan ditentukan kadar vitaminnya, lalu endapan tersebut ditimbang, seperti pada uji thiamin dengan prinsipnya yaitu menimbang endapan yg terjadi setelah thiamin bereaksi dg garam Reineche atau asam tungtosilikat. Cara ini dilakukan bila kadar Thiamin 50 mg.

Metode Tidak Langsung Untuk Analisis Vitamin1. Metabolit Pemuatan Uji

Tes ini telah sangat populer di masa lalu. Ini adalah sebuah assay tidak langsung yang menentukan aktivitas vitamin digunakan sebagai kofaktor untuk metabolit tertentu. Secara signifikan mengurangi metabolit menunjukkan aktivitas vitamin yang normal. Misal : Tryptophan adalah metabolit pemuatan untuk vit B6-dan Histidin adalah untuk folat.2. Prothrombin Waktu

Metode Ini adalah metode spesifik, namun tidak langsung assay untuk penilaian kegiatan vit-K. Sejak vit-K bertanggung jawab untuk aktivasi faktor pembekuan (II, VII, IX, X, protein C, S & Z) meningkat PT> 2 min menunjukkan defisiensi vit-K. Hal ini dianggap sebagai tes skrining, namun untuk mengkonfirmasi HPLC atau analisis spektrofotometri dianjurkan.

3. Metode Mikrobiologi (digunakan penelitian saja)

Beberapa mikro-organisme misalnya Lactobacillus Casel dan Lactobacillus Plantoides ini tumbuh dalam kaldu atau kultur agar yang mengandung sampel dengan konsentrasi yang tidak diketahui dari vitamin. Sebuah kontrol negatif yang tidak memiliki vitamin sama sekali juga digunakan. Inkubasi selama beberapa hari Kepadatan pertumbuhan diukur dengan turbidimetri Pembentukan asam laktat juga dapat dikuantifikasi yang berbanding lurus dengan konsentrasi vitamin dalam sampel.4. Bioassay untuk vitamin

Uji bioassay ini merupkan suatu alat penelitian yang jarang digunakan secara klinis untuk analisis vitamin. Uji kadar vitamin ini dilakukan dengan membandingkan pengaruhnya thd hewan coba yg digunakan sbg standa seperti tikus, kelinci atau kera. Fungsi dari uji ini adalah untuk mengukur enzim dibawah pengaruh vitamin dan efek kekurangan fenotipik. Ada dua jenis bio-tes : In-vivo Bioassays dan In-vitro Bioassays.