27
Tugas :Individu Mata kulia :Menejemen Keperawatan MOTIVASI KERJA DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN AWIATI BUTON P2009.01.070 C2 KEPERAWATAN SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA KENDARI 2013

Awiati Buton p2009.01.070

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Farmasi

Citation preview

Page 1: Awiati Buton p2009.01.070

Tugas :Individu

Mata kulia :Menejemen Keperawatan

MOTIVASI KERJA DALAM MANAJEMEN

KEPERAWATAN

AWIATI BUTONP2009.01.070

C2 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINNGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA

KENDARI2013

Kata Pengantar

Page 2: Awiati Buton p2009.01.070

            Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah melipahkan rahmat dan

karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan  makalah  ini yang berjudul

“Motivasi Kerja dalam manajemen Keperawatan”

            Penulisan makalah  ini disusun guna untuk menambah pengetahuan kepada penulis dan

para pembaca.

            Penulis menyadari bahwa makalah ini tidaklah mungkin selesai tanpa adanya bantuan

dan bimbingan secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Penulis berdo’a

semoga Allah membalas semua kebaikan, bantuan, dan keikhlasan yang telah diberikan kepada

penulis.

            Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa makalah ini jauh

dari kesempurnaan, mengingat keterbatasan informasi, ilmu, dan pengetahuan penulis. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun akan sangat penulis harapkan. Penulis

berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                                                                                             

         

                                                                                                                                 Penulis

Daftar Isi

Page 3: Awiati Buton p2009.01.070

Kata Pengantar………………………………………………………………………………. i

Daftar Isi………………………………………………………………………………………. ii

Bab I Pendahuluan

A.      Latar Belakang Masala………………………………………………………. …….. 1

B.    Batasan Pengertian ……………………………………………………………………. 6

C.    Tujuan Penulisan………………………………………………………………………. 6

Bab II Tinjauan Pustak

A.     Pengertian Motivasi…………………………………………………………………….. 7

B.      Tujuan Motivasi………………………………………………………………………… 9

Bab III

A. Teori Motivasi…………………………………………………………………….. …. 10

B. Upaya peningkatan Motivasi Kerja……………………………………………….. … 12

C. Proses Motivasi………………………………………………………………………. ..13

Bab IV Penutup

A.  Kesimpulan……………………………………………………………………………15

B.Saran……………………………………………………………………………….……16

Daftar Pustaka  

BAB I

Page 4: Awiati Buton p2009.01.070

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang

terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran,

asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagonis pengobatan penyakit yang di derita oleh

pasien (Azwar, 1996).

Pelayanan yang berkualitas di dukung oleh sumber-sumber yang memadai antara lain

sumber daya manusia, standar pelayanan termasuk standar praktik keperawatan dan fasilitas.

Sumber-sumber yang tersedia di manfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna, sehingga tujuan

institusi penyelenggara pelayanan dapat tercapai dengan kualitas tinggi (Gilles, 1999).

Para pelaksana pelayanan medis diwakili oleh kalangan kesehatan (medical staff), adapun yang

dimaksud pelaksana pelayanan medis disini adalah mereka yang bekerja dirumah sakit untuk

menyelenggarakan pelayanan medis dirumah sakit (Azwar, 1996). Sesuai dengan pengertian

yang seperti ini maka tugas utama kalangan kesehatan ialah menyelenggarakan pelayanan medis

rumah sakit.

Menurut surat keputusan mentri kesehatan RI No. 983/1992, tugas pokok rumah sakit

ialah melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dengan mengutamakan upaya

penyembuhan dan pemulihan yang di laksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya rumah

sakit sebagai unit usaha di bidang jasa terutama untuk pemulihan, rehabilitasi, pemeliharaan,

peningkatan pendidikan dan riset kesehatan memerlukan pengelolaan secara profesional agar

mutu pelayanan kepada pasien dan keluarga menjadi baik.

Sehubungan dengan peran dan fungsi perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, khususnya

di rumah sakit dengan tugas yang harus dilaksanakan berkenaan dengan klien dan aspek-

Page 5: Awiati Buton p2009.01.070

aspeknya sebagai manusia yang utuh dibutuhkan tenaga perawat yang terampil, berbudi luhur,

serta mempunyai motivasi kerja yang tinggi sehingga dapat memberikan pelayanan yang

bermutu

Perawat adalah memberikan pelayanan pembinaan kesehatan yang diarahkan untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan serta membantu orang mengatasi dengan cara seunik

mungkin, masalah kehidupan sehari-hari, penyakit dan cidera, cacat maupun kematian,

pelayanan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan

pengetahuan serta kurangnya kemajuan menuju kepada kemampuan melaksanakan sehari-hari

Menurut (Wolf, dkk, 1999).

Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena

itu tujuan pelayanan perawatan merupakan salah satu bagian dari tujuan utama rumah sakit.

Peranan tenaga perawat didalam melaksanakan tugasnya atau dalam memberikan pelayanan

perawatan pada pasien harus mengerti dan memahami pendekatan proses keperawatan yang

meliputi empat yaitu: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang masing-masing

berkesinambungan dan berkaitan satu sama lainnya (Depkes, 1994).

Dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk berbuat semaksimal

mungkin dalam melaksanakan tugasnya karena meyakini bahwa dengan keberhasilan organisasi

mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-kepentingan pribadi para anggota

organisasi tersebut akan terpelihara pula (Siagian, 1997).

Motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, aktifitas, dan gerakan yang

mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Koontz et al, 1980). Akan tetapi kesediaan

mengarahkan usaha tersebut sangat bergantung pada kemampuan seseorang untuk memuaskan

berbagai kebutuhannya. Usaha merupakan ukuran intensitas kemauan seseorang. Apabila

Page 6: Awiati Buton p2009.01.070

seseorang termotivasi yang bersangkutan akan berusaha keras meningkatkan penampilan kerja

(Bernard, Berebson, & A. Stieiner, Illyas, 2001).

Motivasi pada dasarnya adalah melakukan penyesuaian kebutuhan organisasi dengan kebutuhan

karyawan, penyesuaian kegiatan yang dimiliki oleh organisasi dengan kegiatan karyawan serta

penyesuaian tujuan yang dimiliki oleh organisasi dengan tujuan karyawan (Azwar, 1996).

Namun demikian, untuk menumbuhkan motivasi kerja perawat, tidak semudah yang

diperkirakan. Permasalahannya adalah, pimpinan yang mendorong seorang perawat bekerja

sangat bervariasi dan berbeda kapabilitasnya satu dengan lainnya. Hal ini dapat dilihat dalam

satu unit keperawatan, ada perawat yang rajin dan tekun dalam bekerja, sangat produktif dan

mempunyai kemampuan tinggi dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya dalam

memberikan asuhan keperawatan. Sebaliknya ada perawat yang malas, dan kurang memiliki

semangat dan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja rendah.

Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan

mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal

(Hasibuan, 2005). Motivasi semakin penting karena  membagikan pekerjaan pada bawahannya

untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, seorang  perawat harus memiliki kemampuan dan

keterampilan tentang teknik-teknik motivasi untuk dapat menggerakan perawat melaksanakan

peran, fungsi, tugas dan tanggung jawabnya dalam melaksanakan asuhan keperawatan sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan. Proses keperawatan mempunyai empat manfaat yaitu dari

segi administrasi, hukum, ekonomi, dan pendidikan (Gaffar. 1999). Dipandang dari administrasi,

proses keperawatan mempunyai andil besar bagi profesionalisme secara langsung maupun tidak

langsung.

Page 7: Awiati Buton p2009.01.070

B.      Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka peneliti membuat perumusan masalah

penelitian mengenai hubungan motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

C.  Tujuan Penulisan

1.  Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dalam

pelaksanaan proses asuhan keperawatan dengan dokumentasi keperawatan.

2.  Tujuan Khusus

1.  Diketahuinya gambaran motivasi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan

2. Diketahuinya hubungan motivasi perawat dalam pelaksanaan proses asuhan

keperawatan

pentingnya pendokumentasian di rumah sakit, sehingga menghasilkan perawat yang

mempunyai dedikasi yang tinggi pada profesi keperawatan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 8: Awiati Buton p2009.01.070

1.   Definisi Motivasi

Motif adalah rangsangan, dorongan, dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki

seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan prilaku tertentu. Sedangkan yang dimaksud

dengan motivasi adalah upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan dan ataupun

pembangkit tenaga pada seseorang dan ataupun sekelompok masyarakat tersebut nau berbuat dan

bekerjasama secara optimal melaksanakan sesuatu yang telah direncanakan untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan (Azwar, 1996).

Motivasi hanya akan berhasil sempurna jika antara lain dapat diselaraskan tujuan yang

dimiliki oleh organisasi dengan tujuan yang dimiliki oleh orang perorang dan ataupun

sekelompok masyarakat yang tergabung dalam organisasi tersebut (Azwar, 1996). Dengan

demikian langkah pertama yang perlu dilakukan ialah mengenal tujuan yang dimiliki oleh orang

perorang dan ataupun sekelompok masyarakat untuk kemudian di upayakan memadukannya

dengan tujuan organisasi.

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri sesorang secara sadar ataupun tidak

sadar untuk melakukan sesuatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005).

Sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggerakan diri karyawan untuk lebih terarah

dalam mencapai tujuan organisasi/ujuan kerja (Mangkunegara, 2000 dalam Nursalam, 2002).

Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan

mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal

(Hasibuan, 2005).

Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya

untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkannya.

Page 9: Awiati Buton p2009.01.070

Motivasi kerja ialah suatu kondisi yang berpengaruh untuk membangkitkan, mengarahkan, dan

memelihara prilaku yang berhubungan dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2000 dalam

Nursalam, 2007).

Terdapat beberapa prinsip dalam memotivasi kerja perawat yaitu :

1. Prinsip partisipatif

Perawat perlu diberikan kesempatan ikut berpartisipasi dalam menentukan tujuan yang

akan dicapai oleh pemimpin.

2. Prisip komunikasi

Pemimpin mengkomunikasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan usaha

pencapaian tugas.

3. Prinsip mengakui andil bawahan

Pemimpin mengakui bahwa bawahan (pegawai) mempunyai andil dalam usaha

pencapaian tujuan.

4. Prinsip pendelegasian wewenang

Pemimpin akan memberikan otoritas atau wewenang kepada pegawai bawahan untuk

sewaktu-waktu dapat mengambil keputusan terhadap pekaryaan yang dilakukannya, akan

membuat pegawai yang bersangkutan menjadi termotivasi untuk mencapai tujuan yang

diharapkan oleh pemimpin.

5. Prinsip memberi perhatian

Pemimpin memberikan perhatian terhadap apa yang diinginkan pegawai bawahannya,

sehingga bawahan akan termotivasi bekerja sesuai dengan harapan pemimpin.

2.     Tujuan Motivasi

Page 10: Awiati Buton p2009.01.070

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau

menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu

sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu.

Makin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana

tindakan motivasi itu dilakukan. Setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal

dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang

akan dimotivasi.

BAB III

Page 11: Awiati Buton p2009.01.070

PEMBAHASAN

1. Teori Motivasi

1.  Hirarki Kebutuhan Maslow

Pada awal publikasinya, Maslow mengatakan bahwa kebutuhan seseorang dapat di susun

kedalam pola hirarki. Kebutuhan yang dimaksud diasumsikan untuk menjalankan keinginan

khusus, kebutuhan tingkat rendah berpotensi untuk mengontrol prilaku sampai kebutuhan-

kebutuhan tersebut terpuaskan dan kemudian kebutuhan tingkat lebih tinggi bertanggung jawab

menggerakan dan mengarahkan prilaku.

2.        Kebutuhan Dasar / Fisiologis

Perwujudan paling nyata dari kebutuhan fisiologis ialah kebutuhan-kebutuhan pokok

manusia seperti sandang, pangan dan perumahan. Berbagai kebutuhan fisiologis itu berkaitan

dengan status manusia sebagai insan ekonomi. Kebutuhan itu bersifat universal, tidak mengenal

batas geografis, tingkat pendidikan, status sosial, profesi dan faktor lainya yang menunjukan

keberadaan seseorang. Meningkatnya kemampuan seseorang untuk memuaskan berbagai

kebutuhan tersebut cenderung mengakibatkan terjadinya pergeseran pendekatan pemuasannya

dari pendekatan yang sifatnya kuantitatif menjadi pendekatan kualitatif.

Manajer dalam dalam organisasi perlu menyadari hal tersebut. Artinya merupakan hal

yang wajar apabila para pekerja berkeinginan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi yang

pada giliranya memungkinkanya memuaskan berbagai kebutuhan fisiologisnya dengan

menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif sekaligus (Siagian, 1995:150).

3.       Kebutuhan Keamanan

Page 12: Awiati Buton p2009.01.070

Kebutuhan keamanan harus dilihat dalam arti luas, tidak hanya dalam arti keamanan

fisik, meskipun hal ini aspek yang sangat penting, akan tetapi juga keamanan yang bersifat

psikologis, termasuk perlakuan adil dalam pekerjaan seseorang.

Perlakuan yang adil dan manusiawi akan memelihara keseimbangan kejiwaan seseorang.

Peran ikatan pekerja atau profesi sangat diharapkan agar membantu mencapai perlakuan yang

adil. Keamanan juga menyangkut security of tenure, artinya terdapat jaminan masa kerja, bahwa

seseorang tidak akan mengalami pemutusan hubungan kerja selama yang bersangkutan

menunjukan prestasi kerja yang memuaskan dan tidak melakukan berbagai tindakan yang sangat

merugikan organisasi (Siagian, 1995 : 151).

4.         Kebutuhan Sosial

Karena manusia adalah mahluk sosial, kebutuhan afiliasi timbul secara naluri karena

sifatnya yang naluriah, kebutuhan ini timbul sejak seseorang dilahirkan yang terus bertumbuh

dan berkembang dalam pelajaran hidupnya. Juga karena sifatnya yang naluriah, keinginan

memuaskanya pun berada pada intensitas yang tinggi karena itulah terdapat kecendrungan orang

untuk memasuki berbagai kelompok yang diharapkan dapat digunakan sebagai wahana

pemuasannya (Siagian,1995;153).

5.       Kebutuhan Penghargaan

Salah satu ciri manusia ialah bahwa ia mempunyai harga diri. Karena itu semua orang

memerlukan pengakuan atas keberadaan dan statusnya oleh orang lain. Keberadaan dan setatus

sesering mungkin biasanya tercermin dari berbagai lambang baik gelar jabatan, yang

penggunaanya sering di pandang sebagai hak seseorang di dalam dan di luar organisasi .

6.     Kebutuhan Aktualisasi Diri

Page 13: Awiati Buton p2009.01.070

Merupakan titik komulasi dari keseluruhan tingkat kebutuhan manusia. Aktualisasi diri

berhubungan dengan konsep diri. Pengaruhnya, aktualisasi diri adalah motivasi seseorang untuk

mentransformasikan persepsi dirinya kedalam realita.

Pendapat yang dewasa ini n dikalangan para ilmuwan yang mendapat teori motivasi mengatakan

bahwa berbagai kebutuhan manusia ini merupakan rangkaian, bukan hirarki. Artinya dengan

sekali lagi menggunakan klasifikasi Maslow, sambil memuaskan kebutuhan fisiologis, seseorang

butuh keamanan, ingin dikasihi oleh orang lain, mau dihormati dan akan sangat gembira apabila

potensi yang masih terpendam dalam dirinya dikembangkan (Siagian, 1995 : 161).

Menurut Herzberg,orang menginginkan dua macam faktor kebutuhan yaitu (Hasibuan,

2005) :

1. Kebutuhan akan kesehatan atau kebutuhan akan pemeliharaan maintenance factors.

Maintenance factors (faktor pemeliharaan) berhubungan dengan hakikat manusia yang

ingin memperoleh ketentraman dan kesehatan badaniah.

2. Faktor pemeliharaan menyangkut kebutuhan psikologis seseorang. Kebutuhan ini

meliputi serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan (job content) yang apabila

terdapat dalam pekerjaan akan menggerakan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat

meningkatkan prestasi kerja yang baik.

2. Upaya Peningkatan Motivasi Kerja

Bertitik tolak dari teori Maslow jelas terlihat bahwa para manajer suatu organisasi,

terutama para manajer puncak harus selalu berusaha memuaskan berbagai jenis kebutuhan para

bawahannya. Salah satu cara yang dikenal untuk memuaskan kebutuhan para bawahan itu adalah

dengan menggunakan teknik motivasi yang tepat. Teknik motivasi yang efektif ialah teknik yang

ditunjukan kepada dan disesuaikan dengan kebutuhan individual. Sasarannya ialah bahwa

Page 14: Awiati Buton p2009.01.070

dengan demikian manajer yang bersangkutan akan lebih mampu meyakinkan para bawahannya

bahwa dengan tercapainya tujuan organisasi, tujuan-tujuan pribadi para bawahan itu akan ikut

tercapai pula dan berbagai kebutuhannya akan tercapai sesuai dengan persepsi bawahan yang

bersangkutan. Artinya, dengan demikian dalam diri para bawahan itu terdapat keyakinan bahwa

terdapat sinkronisasi antara tujuan pribadinya dengan tujuan organisasi sebagai keseluruhan.

3. Proses Motivasi

Motivasi terdiri dari elemen-elemen yang saling berinteraksi dan bersifat interdependen

yaitu sebagai berikut:

Need : Kebutuhan tercipta manakala terjadi ketidakseimbangan fisik maupun

psikologis. Kebutuhan psikologis terkadang tidak timbul akibat

ketidakseimbangan.

. Driver : Dorongan atau motif timbul untuk mengurangi kebutuhan. Dorongan

baik fisiologis maupun psikologis berorientasi pada tindakan dan menyiapkan

energi pendorong untuk mencapai tujuan (incentives).

Incentives / goal : Segala sesuatu yang akan mengurangi kebutuhan dan

menurunkan dorongan tindakan. Dengan demikian pencapaian tujuan akan

mengembalikan keseimbangan fisiologis dan psikologis dan menurunkan bahkan

menghentikan dorongan.

Motivasi itu ada atau terjadi karena adanya kebutuhan seseorang yang harus segera

dipenuhi untuk segera beraktifitas segera mencapai tujuan (Widayatun, 1999).

1. Faktor yang berpengaruh terhadap motivasi adalah sebagai berikut :

a.     Faktor pisik & proses mental

b.    Faktor hereditas, lingkungan

Page 15: Awiati Buton p2009.01.070

c.      Faktor intrinsik seseorang

d.    Fasilitas (sarana & prasarana)

e.     Sikon

f.     Program dan aktifitas

g.    Media

2. Bentuk-bentuk motivasi (Widayatun, 1999):

a.     Motivasi intrinsik adalah motivasi yang datangnya dari dalam diri individu itu sendiri.

b.    Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datangnya dari luar individu.

c.     Motivasi terdesak yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak

serta menghentak dasn cepat sekali munculnya pada prilaku aktifitas seseorang.

d.    Motivasi yang berhubungan dengan idiologi politik, ekonomi, sosial dan budaya

(Ipoleksosbud) dan hankam yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu itu

adalah mahluk sosial.

BAB IV

Page 16: Awiati Buton p2009.01.070

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana segala

aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang di

miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien

secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian,

Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

Keperawatan dalam menjalankan pelayanan sebagai Nursing Services menyangkut

bidang yang amat luas sekali, secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk

membantu orang sakit maupun sehat dari sejak lahir sampai meningal dunia dalam bentuk

peningkatan Pengetahuan, kemauan dan kemampuan yang dimiliki, sedemikian rupa sehingga

orang tersebut dapat secara optimal malakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri tanpa

memerlukan bantuan dan ataupun tergantung pada orang lain (Sieglar cit Henderson, 2000)

Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan

mendukung prilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil yang optimal

(Hasibuan, 2005).

Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya

untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.

B.    Saran

Page 17: Awiati Buton p2009.01.070

Dari kesimpulan diatas penulis mengahrapkan perawat memiliki motivasi yang sangat

besar dalam menjalankan tugasnya sebagai perawat. Karena seorang perawat bisa

menyembuhkan pasien baik berupa psikis maupun fisik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 18: Awiati Buton p2009.01.070

Arikunto, S, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : PT Rineka Cipta.

Azwar, A, (1996). Pengantar Administrasi Kesehatan, Jakarta : PT Binarupa Aksara.

Azwar, S, (1995). Sikap Manusia Teori dan Perkembangannya, (2th ed). Yogyakarta : Pustaka

Belajar.

Gaffar, La Ode, (1999). Pengantar Keperawatan Profesional, Jakarta : EGC.

Hasibuan, S.P, (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.

Hastono, Sutanto P, (2001). Analisis Data, Jakarta: Universitas Indonesia Fakultas Kesehatan

Masyarakat.

Keliat, B.A, (1996). Proses Keperawata, Jakarta : EGC.

Notoatmodjo, S, (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan, (2 th ed). Jakarta : PT Rineka Cipta.

___________(2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman

Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan, (1 th ed). Jakarta : Penerbit Salemba

Medika.

___________ (2001). Proses & Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, Jakarta:

Salemba Medika

___________ (2007). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan

Profesional, (2 th ed) Jakarta: Salemba Medika.

Siagian, P. Sondang, (1995). Teori Motivasi Dan Aplikasinya, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sugiyono, (2005). Statistika Untuk Penelitian, Bandung : CV. Alfabet.

Tim Panitia Skripsi, (2008). Panduan Skrips, Serang : Stikes Faletehan, Program

Studi Ilmu Keperawatan.

Page 19: Awiati Buton p2009.01.070