Upload
daru-kristiyono
View
292
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
1/48
C. AYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN AQIDAH ISLAM1. Qs. Al Ikhlas
(1) Artinya : Katakanlah: `Dialah Allah, Yang Maha Esa`.(QS. 112:1)
Dahhak meriwayatkan bahwa orang-orang musyrik mengutus kepada Nabi
Muhammad SAW Amir bin Tufail, menyampaikan amanah mereka
kepada Nabi, ia berkata: "Engkau telah memecah belahkan keutuhan kami,
memaki-maki "tuhan" kami, berubah agama nenek moyangmu. Jika
engkau miskin dan mau kaya kami berikan engkau harta. Jika engkau gila
kami obati. Jika engkau ingin wanita cantik akan kami kawinkan engkau
dengannya". Nabi menjawab:
. . :
.
Artinya:
"Aku tidak miskin, tidak gila, tidak ingin kepada wanita. Aku adalah Rasul
Allah, mengajak kamu meninggalkan penyembahan berhala dan mulai
menyembah Allah Yang Maha Esa", kemudian mereka mengutus
utusannya yang kedua kalinya dan bertanya kepada Rasulullah.
Terangkanlah kepada kami macam Tuhan yang engkau sembeh itu.
Apakah Dia dari emas atau perak?", lalu Allah menurunkan surah ini.
(HR. Dahhak)
Surah ini meliputi dasar yang paling penting dari risalah Nabi SAW. iaitu
mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya serta meletakkan pedoman
umum dalam beramal sambil menerangkan amal perbuatan yang baik dan
yang jahat, menyatakan keadaan manusia sesudah mati mulai dari sejak
berbangkit sampai dengan menerima balasannya berupa pahala atau dosa.
Telah diriwayatkan dalam hadis, "Bahwa surah ini sebanding dengan
sepertiga Alquran," karena barang siapa menyelami artinya dengan
bertafakur yang mendalam, niscaya jelaslah kepadanya bahwa semua
penjelasan dan keterangan yang terdapat dalam Islam tentang tauhid dan
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
2/48
kesucian Allah dari segala macam kekurangan merupakan perincian dari
isi surah ini.
Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi-Nya menjawab pertanyaan orang-
orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah
Yang Maha Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang, karena berbilang
dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian
yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan sesuatu apapun.
Tegasnya keesaan Allah itu meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada zat-Nya,
Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada afal-Nya.
Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat
atau bagian. Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat
makhlukpun yang menyamai-Nya dan Maha Esa pada af'al-Nya berarti
hanya Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya.
Artinya:
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah
berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (Q.S. Yasin: 82).
(2) Artinya : Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala
sesuatu.(QS. 112:2)
Pada ayat ini Allah menambahkan penjelasan tentang sifat Tuhan Yang
Maha Esa itu, yaitu Dia adalah Tuhan tempat meminta dan memohon.
(3) Artinya : Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,(QS. 112:3)
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Maha Suci Dia dari mempunyai
anak. Ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang
mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak-anak perempuan Allah
dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah.
Dalam ayat lain yang sama artinya Allah berfirman:
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
3/48
Artinya:
Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah)
"Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak-
anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa
perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? Ketahuilah bahwa
sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan:
"Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang
berdusta. (Q.S. As Saffat: 149-152).
Dan Dia tidak beranak, tidak pula diperanakkan. Dengan demikian Dia
tidak sama dengan makhluk lainnya, Dia berada tidak didahului oleh tidak
ada. Maha suci Allah dari apa yang tersebut.
Ibnu 'Abbas berkata: "Dia tidak beranak sebagaimana Maryam melahirkan
Isa A.S. dan tidak pula diperanakkan. Ini adalah bantahan terhadap orang-
orang Nasrani yang mengatakan Isa Al Masih adalah anak Allah dan
bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang mengatakan Uzair adalah
anak Allah.
(4) Artinya : dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia `.(QS.
112:4)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan lagi bahwa tidak ada yang setara dan
sebanding dengan Dia dalam zat, Sifat dan perbuatan-Nya. Ini adalah
tantangan terhadap orang-orang yang beriktikad bahwa ada yang setara
dan menyerupai Allah dalam perbuatannya, sebagaimana pendirian orang-
orang musyrik Arab yang menyatakan bahwa malaikat itu adalah sekutu
Allah.
Untuk meresapkan arti ketauhidan kepada Allah yang terkandung dalam
surah Al Ikhlas, maka kami mencantumkan pada akhir tafsir surah ini
sebuah munajat kepada Allah yang diamalkan oleh mereka yang tekun
melaksanakan ibadahnya:
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
4/48
.... )ilak 3(
"
Artinya:
"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah dengan pujian yang sesuai dengan nikmat-nikmat-
Nya dan seimbang nikmat tambahan-Nya. Semoga rahmat dan
keselamatan dilimpahkan kepada Nabi penutup, Muhammad SAW yang
tidak ada lagi Nabi sesudahnya dan kepada sekalian keluarganya, sahabat
dan sekalian yang mencintainya. Ya Allah, Tuhan yang aku tidak melihat
(dengan mata hatiku) selain Dia, walaupun banyak gejala-gejala nampak,
dan yang aku tidak bermunajat melainkan kepada-Nya saja, walaupun
banyak wujud-wujud di alam lahir dan yang aku tidak menginginkan
melainkan manfaat-Nya walaupun banyak sumber-sumber
pengambilannya. Aku mohon kepada-Mu dengan tawassul kepada
keesaan-Mu di alam wujud dan berbilangnya tajalli (penampakan
kekuasaan-Mu) di alam pancaindera dan dengan kehormatan nampaknya
keagungan-Mu bagi mata hati dan tertutupnya Engkau dari jangkauan
pancaindera, agar kiranya Engkau mengabulkan hajat permohonanku ini
dan agar Engkau tidak membiarkan aku bersandar pada permohonanku ini;
(sebutkan hajat yang dimaksud) apa hanya semata-mata kepada rahmatkarunia-Mu saja dan semoga rahmat keselamatan dilimpahkan kepada
junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan kepada
sekalian keluarganya dan sahabatnya. (3x).
Munajat ini mengandung pula permohonan dipenuhi segala hajat
keperluan yang direnungkan ketika sampai kepada kalimat:
.
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
5/48
2. Qs. Al Kafirun( ( ( 2)
Artinya : Katakanlah: `Hai orang-orang kafir,(QS. 109:1)
Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi,
Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan
pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan,
"Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami
mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang
kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami
menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar,
maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika
ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula
bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya".
Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-
Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan
mereka.
Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang
Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun
ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi
SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan
mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya,
sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan
kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah
"Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang
memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam
sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau
dakwakan.
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak
ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman
wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
6/48
menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat
oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan
penghubung.
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah
dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan
sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.
( ( ( 2)
Artinya : Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah.(QS. 109:2)
Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi,
Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan
pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan,
"Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami
mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang
kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami
menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar,
maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika
ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula
bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya".
Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-
Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan
mereka.
Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang
Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun
ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi
SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan
mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya,
sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.
Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan
kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah
"Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang
memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
7/48
sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau
dakwakan.
Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak
ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman
wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup
menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat
oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan
penghubung.
Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah
dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan
sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.
( 3)
Artinya : Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.(QS.
109:3)
Dalam ayat ini Allah menambahkan lagi pernyataan yang disuruh
sampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan, "Kamu tidak
menyembah Tuhanku yang aku panggil kamu untuk menyembah-Nya,
karena berlainan sifat-sifat-Nya dari sifat-sifat "tuhan" yang kamu sembah
dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.
( ( ( 5)
Artinya : Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu
sembah,(QS. 109:4)
Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada
persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan
yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula
persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka
lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat
lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara
ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun
dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
8/48
agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan
kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim
Al Asfahani.
Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas
dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-
masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang
Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya
sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada
seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang
"tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas.
Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur
dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang
demikian itu tidak dinamakan ibadat.
( ( ( 5)
Artinya : dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan
yang aku sembah.(QS. 109:5)
Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada
persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan
yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula
persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka
lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat
lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara
ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun
dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya
agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan
kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim
Al Asfahani.
Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas
dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-
masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang
Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
9/48
sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada
seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang
"tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas.
Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur
dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang
demikian itu tidak dinamakan ibadat.
( 6)
Artinya : Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku`.(QS.
109:6)
Kemudian dalam ayat ini Allah mengancam orang-orang kafir dengan
firman-Nya yaitu, "Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku
balasan atas amal perbuatanku". Dalam ayat lain yang sama maksudnya
Allah berfirman:
Artinya:
"Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu". Q.S.(Al Baqarah):
139.
3. Qs. Al Maidah : 72-77
( 72)
Artinya : Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:
`Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam`, padahal Al
Masih (sendiri) berkata: `Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku
dan Tuhanmu`. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya
syurga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang
zalim itu seorang penolongpun.(QS. 5:72)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
10/48
Allah swt. menegaskan dengan sesungguhnya bahwa orang-orang Nasrani
adalah orang-orang kafir karena mereka berkeyakinan bahwa Allah itu
adalah Isa Al-Masih anak Maryam.
Pendirian inilah yang menjadikan mereka itu kafir dan sesat, oleh sebab
mereka berlebih-lebihan memuji Isa a.s. sebagaimana orang Yahudi
keterlaluan pula menghina Isa terutama terhadap Maryam. Pendirian
orang-orang Nasrani terhadap diri Isa a.s. tersebut adalah suatu pendirian
yang dianut oleh mayoritas golongan Nasrani dan siapa di antara mereka
yang menyimpang dari pendirian tersebut, maka dianggaplah murtad.
Orang-orang Nasrani berpendirian bahwa Tuhan itu terdiri dari unsur-
unsur yang mereka namakan tiga oknum, yaitu Bapak, Putra dan Ruhul
Kudus. Isa adalah putra, Allah adalah Bapak yang menjelma pada anak
yang merupakan Ruhul Kudus dan mereka adalah tiga kesatuan yang tidak
terpisah-pisah. Dengan demikian Allah itu adalah Isa dan dan Isa itu
adalah Allah. Pendirian mereka ini sangat menyimpang dari kebenaran,
karena Isa sendiri berkata kepada Bani Israel supaya mereka menyembah
Allah, yaitu Tuhannya Isa dan Tuhannya Bani Israel. Jadi ayat ini jelas
menunjukkan pengakuan langsung dari Isa bahwa Tuhan yang disembah
itu adalah Allah semata. Tegasnya seruan-seruan Nabi Isa kepada Bani
Israel seperti yang diterangkan oleh ayat ini untuk menegaskan agama
Tauhid. Hal itu dapat dilihat di dalam kitab-kitab Injil asli.
Selanjutnya Allah swt. menerangkan bahwa Isa dengan tegas berkata
bahwa orang-orang yang mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu baik
dengan malaikat atau dengan bintang atau dengan batu, maka orang itu
tidak akan mendapat surga dan tempatnya adalah di dalam neraka, karenaorang yang mempersekutukan Allah itu adalah orang-orang yang berbuat
lalim kepada diri mereka itu sendiri yang karenanya tidak wajar mendapat
pembelaan dan pertolongan Allah.
( 73)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
11/48
Artinya : Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:
`Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga`, padahal sekali-kali
tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak
berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang
kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS. 5:73)
Ayat ini menerangkan bahwa Allah swt. menegaskan dengan
sesungguhnya akan kekafiran orang Nasrani yang berkata bahwa Allah
yang menciptakan langit dan bumi adalah salah satu dari tiga oknum yaitu
Bapak, Putra dan Roh Kudus.
Jadi jelaslah bahwa ayat ini menggambarkan pendirian mayoritas orang-
orang Nasrani zaman dahulu. Segolongan kecil dari mereka itu ada yang
berpendirian bahwa Allah itu adalah Isa Putra Maryam sedangkan
segolongan kecil yang lain berpendirian bahwa Isa itu adalah Putra Allah,
dan dia bukan Allah.
Pendirian mereka ini tidak mempunyai dasar yang kuat karena Tuhan yang
sebenarnya ialah zat yang tidak terbilang. Dia adalah Maha Esa. Karena itu
Dia adalah Maha Kuasa. Jika Tuhan berbilang maka artinya Yang Maha
Kuasa itu lebih dari satu, dan jika mereka berdua atau lebih tentulah akan
berebut kekuasaan yang akibatnya hancurlah alam ini. Andaikata tuhan-
tuhan itu berdamai yakni ada yang berkuasa di langit dan ada yang
berkuasa di bumi, maka terjadilah Tuhan itu lemah, karena sifat damai
adalah sifat orang yang lemah yang tidak sanggup menaklukkan sendiri.
Dengan demikian Yang Maha Kuasa itu adalah tunggal. Selanjutnya jika
Tuhan itu berbilang, umpama terdiri atas tiga oknum dan ketiga-tibanya
dianggap satu karena kesatuannya, maka artinya jika terjadi kehilangansalah satu daripadanya, maka berarti hilanglah kesatuannya, dengan
demikian hilanglah ketuhanannya karena matinya Isa (salah satu oknum
Tuhan) di tiang salib. Dan jika tidak demikian maka artinya Tuhan itu
berbilang. Jadi ada Tuhan yang telah mati disalib dan dua yang masih
hidup.
Jika dibenarkan adanya Tuhan Bapak dan adanya Tuhan Putra, maka yang
dinamakan Tuhan Bapak tentulah diketahui adanya lebih dahulu dan yang
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
12/48
dinamakan Tuhan Putra tentulah diketahui adanya terkemudian.
Sedangkan Tuhan itu bersifat Qadim, yakni "adanya" sama dengan "tidak
didahului oleh tiada" dan Tuhan itu bersifat Baqa' (kekal) yakni "adanya
tidak diakhiri tiada". Isa adalah didahului oleh "tiada" karena itu dia tidak
bersifat qadim karena dia tidak ada pada waktu sebelum dilahirkan oleh
Siti Maryam dan Isa tidak bersifat baqa' (kekal) karena dia telah menjadi
tiada, dia telah mati. Demikianlah sesatnya pendirian orang Nasrani. Jika
ditinjau dari segi logika, karenanya pada ayat ini Allah memperingati
orang Nasrani supaya meninggalkan kepercayaan yang salah dan
hendaklah mereka kembali kepada ajaran-ajaran tauhid dan jika mereka
masih tetap pada kekafiran, yaitu mempersekutukan Allah, maka akan
dimasukkan ke dalam azab api neraka.
( 74)
Artinya : Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan
memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.(QS. 5:74)
Ayat ini menerangkan bahwa tingkah laku orang-orang Yahudi itu sangat
mengherankan karena telah menerima ayat-ayat yang mengandung cercaan
yang disertai ancaman-ancaman namun tidaklah tergerak hati mereka
untuk kembali kepada Allah dan memohon ampunan-Nya padahal Allah
sangat luas rahmat-Nya, Maha Pengampun, Maha Penerima tobat hamba-
Nya yang tenggelam dalam kesesatan kemudian benar-benar beriman dan
bertakwa dengan iringan amal-amal saleh.
( 75)
Artinya : Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang
sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya
seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan.
Perhatikan bagaimana kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab)
tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
13/48
mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).(QS.
5:75)
Ayat ini menerangkan keistimewaan kedudukan Al-Masih (Isa) dan
keistimewaan kedudukan ibunya (Maryam) kemudian menerangkan pula
tentang hakikat kepribadian mereka berdua. Keistimewaan Al-Masih ialah
dia adalah utusan Allah, tidak ada perbedaannya dengan rasul-rasul yang
datang pada masa sebelumnya, karena masing-masing membawa tanda
kerasulan dari Allah. Jika Allah menyembuhkan sakit sopak dan
menghidupkan orang mati sebagai mukjizat bagi Al-Masih, maka Allah
menjadikan ular dan membelah laut sebagai mukjizat bagi Nabi Musa. Jika
Al-Masih dijadikan tanpa bapak, maka Nabi Adam dijadikan tanpa ibu dan
bapak. Ibu Al-Masih adalah seorang yang sangat mulia dan bertakwa
kepada Allah dan kedudukannya hampir sederajat dengan kedudukan
rasul.
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Masih adalah seperti rasul-rasul yang lain,
yaitu manusia biasa yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan jasmani yang
antara lain makan makanan untuk menghindari lapar dan menjaga
kesehatan untuk kelanjutan hidup. Tiap-tiap orang memerlukan sesuatu,
dia adalah makhluk biasa yang karenanya tidak dapat dikatakan Tuhan
pencipta dan tidak wajar disembah. Jadi yang wajar dan yang berhak
disembah hanyalah Yang Maha Kuasa karena Dia diperlukan
pertolongannya. Tiap-tiap yang diperlukan, tentulah dipandang mulia oleh
yang memerlukan. Tegasnya penyembah adalah orang yang memandang
dirinya sendiri rendah dan hina dari yang disembah. Al-Masih sangat
terkenal kuat ibadahnya kepada Allah, jadi Al-Masih menyembah Allah.Ini menunjukkan bahwa Al-Masih itu "bukan Allah" karena Allah adalah
yang disembah. Allah itu bebas dari kewajiban menyembah (beribadat).
Adalah suatu kebodohan apabila seseorang menyembah kepada orang
yang sederajat dengannya baik dalam hakikat kejadian maupun dalam
memerlukan pertolongan.
Selanjutnya pada akhir ayat ini, Allah menerangkan kepada Muhammad
saw., bagaimana cara-cara Allah menjelaskan kepada Ahli Kitab tentang
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
14/48
tanda-tanda kekuasaan-Nya yang menunjukkan kesesatan pendirian
mereka tentang Al-Masih. Kemudian Allah meminta perhatian Nabi
Muhammad bagaimana cara-cara Ahli Kitab menolak penjelasan-
penjelasan yang telah dikemukakan Allah itu yang menunjukkan bahwa
mereka memanglah tidak mempergunakan akal pikiran yang sehat karena
mereka terbelenggu oleh taklid buta.
( 76)
Artinya : Katakanlah: `Mengapa kamu menyembah selain daripada
Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan
tidak (pula) memberi manfaat?` Dan Allah-lah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 5:76)
Ayat ini menerangkan betapa sesatnya orang-orang Nasrani yang
menyembah Al-Masih. Nabi Muhammad mendapat perintah dari Allah
supaya menanyakan kepada orang-orang Nasrani, mengapa mereka itu
menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak memberi mudarat dan tidak
memberi manfaat. Tidakkah mereka mengetahui bahwa orang Yahudi itu
memusuhi Al-Masih dan mereka hendak membinasakannya, sedang Al-
masih sendiri ternyata tidak sanggup memberi mudarat kepada orang-
orang Yahudi itu dan sahabat Al-Masih tidak dapat menolongnya.
Wajarkah orang yang tidak mempunyai kesanggupan itu dipandang
sebagai Tuhan. Tidakkah mereka sendiri bercerita bahwa Al-Masih ketika
dianiaya di atas tiang salib dia meminta air karena haus dan orang-orang
Yahudi hanya memberikannya air cuka yang dituangkan ke lubang
hidungnya. Tidakkah cerita mereka ini menunjukkan bahwa Al-Masih itu
sangat lemah. Pantaskah orang yang lemah seperti demikian dipandang
sebagai Tuhan.
Selanjutnya pada akhir ayat ini Allah mengancam orang-orang Nasrani
bahwa Allah Maha Mendengar terutama ucapan kekafiran mereka dan
Maha Mengetahui kepalsuan yang dikandung dalam hati mereka.
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
15/48
( 77)
Artinya : Katakanlah: `Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-
lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu.
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah
sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah
menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan
yang lurus.`(QS. 5:77)
Pada ada ayat ini Allah melarang Ahli Kitab yang di masa Nabi
Muhammad bertindak keterlaluan di dalam agama sebagaimana nenek
moyang mereka dahulu dan melarang mereka mengikuti sebab-sebab yang
membawa nenek moyang mereka kepada kesesatan sehingga menyesatkan
pula orang lain dari jalan pertengahan (ajaran Islam) dengan sebab mereka
meninggalkan hukum syariat dan mengikuti hawa nafsu yang buruk. Jadi
dengan ayat ini dapatlah disimpulkan bahwa Ahli Kitab itu adalah:
a. Orang-orang yang sesat sejak dahulu disebabkan karena mengikuti hawa
nafsu dalam urusan agama, membuat bidah, menghalalkan yang haram dan
meninggalkan sunah Rasul.
b. Orang-orang lain menjadi sesat karena mereka setelah sesat berusaha
menyesatkan orang lain, yaitu memperluas bidah yang diada-adakan oleh
para pendeta mereka.
c. Orang-orang yang berpaling dari agama Islam, terus-menerus berada
dalam kesesatan, berarti mereka telah berbuat melampaui batas, berbuat
bidah dan menyimpang dari iktikad yang benar.
4. Qs. At Taubah : 30-33
( 30)
Artinya : Orang-orang Yahudi berkata: `Uzair itu putera Allah` dan
orang Nasrani berkata: `Al Masih itu putera Allah`. Demikian itulah
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
16/48
ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan
orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka;
bagaimana mereka sampai berpaling?(QS. 9:30)
Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan keyakinan ahli kitab yang salah, baik
orang-orang Yahudi atau pun orang-orang Nasrani. Mereka berkeyakinan
bahwa "Uzair itu putra Allah". Kepercayaan ini bertentangan sekali
dengan pengertian iman yang sebenarnya kepada Allah. Karena iman yang
benar ialah bahwa Allah itu esa, tunggal, tidak beranak, tidak berbapak
dan tidak bersekutu dengan apa dan siapa pun. Dia Maha Sempurna, Maha
Kuasa dan tidak ada satu pun yang menyerupai dan menyamai-Nya.
Uzair adalah seorang tukang tenung bangsa Yahudi, penduduk negeri
Babylon, hidup di sekitar tahun 457 sebelum Masehi. Dia seorang
pengarang ulung, pendiri suatu perhimpunan besar, dan rajin
mengumpulkan naskah-naskah Kitab Suci dari berbagai daerah. Dialah
yang memasukkan huruf-huruf Kaldaniyah sebagai pengganti huruf-huruf
Ibrani kuno. Dia juga yang menulis hal-hal yang mengenai peredaran
matahari, menyusun kembali kitab-kitab bermutu yang telah hancur
binasa. Semasa hidupnya dianggap orang sebagai masa kesuburan agama
Yahudi karena dialah penyair syariat Taurat yang terkemuka,
menghidupkan syariat itu kembali sesudah sekian lama dilupakan orang.
Oleh karena kaum Yahudi menganggapnya sebagai seorang suci yang
lebih dekat kepada Allah bahkan sebagian dari mereka yang fanatik
menganggap dan memanggilnya dengan "anak Allah". Meskipun hanya
sebagian dari kaum Yahudi yang berkepercayaan demikian tetapi dapat
dianggap bahwa kepercayaan itu adalah kepercayaan mereka seluruhnyakarena ucapan yang salah itu tidak dibantah dan diingkari oleh golongan
yang lain. Hal ini sejalan dengan firman Allah:
Artinya:
Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-
orang yang zalim saja di antara kamu. (Q.S. Al-Anfal: 25)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
17/48
Demikian juga halnya kaum Nasrani terhadap Isa Al-Masih. Mereka
beriktikad bahwa Isa itu anak Allah. Kepercayaan ini pun sangat
bertentangan dengan iman kepada Allah swt. Sekalipun pada mulanya
kata-kata "Isa itu anak Allah" hanyalah merupakan ucapan nenek moyang
mereka yang bermaksud bahwa dia itu adalah seorang yang mulia, dikasihi
Allah dan terhormat, dan bukanlah ucapan itu berarti anak Allah
sebenarnya. Tetapi lambat laun, terutama ketika kepercayaan agama Hindu
menyusup masuk ke dalam kaum Nasrani dan kedua agama itu
berdampingan rapat, bahu-membahu, tertanamlah di dalam hati mereka
kepercayaan bahwa Isa Al-Masih itu adalah benar-benar anak Allah.
Kemudian setelah berlalu beberapa waktu lamanya, timbullah perubahan
baru di dalam kepercayaan mereka, bahwa arti anak Allah dan Allah juga
Roh Kudus (ruh suci) yang kemudian dikenal dengan "Bapak, anak dan
ruh suci".
Menurut keyakinan mereka, tiga oknum tersebut yaitu "Anak Allah, Allah
dan Ruh Suci" pada hakikatnya hanya satu. Ajaran Gereja ini sudah
menjadi ketetapan di dalam agama Nasrani, tiga abad sepeninggal Isa Al-
Masih dan murid-muridnya. Meskipun kepercayaan ini ditentang oleh
sebagian dari mereka yang tidak sedikit jumlahnya, tetapi gereja-gereja
Katholik, Ortodoks dan Protestan tetap pada pendiriannya. Bahkan orang-
orang yang tidak membenarkan kepercayaan yang salah itu, dianggap
tidak lagi termasuk kaum Nasrani dan telah murtad dari agamanya.
Mengatakan Isa Al-Masih anak Allah dan meyakini bahwa tiga oknum
suci itu adalah hakikat Tuhan Yang Maha Esa, tidak dibenarkan oleh Allah
swt. dan tidak dapat diterima oleh akal yang sehat dan belum ada satu jugaagama Nabi-nabi sebelum itu menganut kepercayaan demikian. Allah swt.
menandaskan bahwa ucapan mereka seperti itu adalah bohong, tidak
mempunyai hakikat kebenaran sedikit juga dan tidak ada satu dalil dan
bukti yang nyata dapat menguatkannya. Sejalan dengan ini Allah swt.
berfirman:
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
18/48
Artinya:
Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak
mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. (Q.S. Al-Kahfi: 5)
Di dalam kitab-kitab perjanjian baru sendiri tidak terdapat keterangan yang
menyatakan bahwa Isa Al-Masih itu anak Allah. Sesungguhnya mereka
sudah sesat jauh dari yang sebenarnya. Mereka meniru-niru ucapan orang-
orang kafir sebelumnya, seperti orang-orang musyrik bangsa Arab yang
mengatakan "Malaikat-malaikat itu adalah putri-putri Allah".
Sejarah mencatat bahwa kepercayaan "Tuhan beranak, Tuhan menjelma
dalam tiga oknum berhakikat satu" adalah kepercayaan kaum Brahma dan
Budha di India, kepercayaan bangsa-bangsa Jepang, Persia, Mesir, Yunani
dan Romawi zaman dahulu. Keadaan orang-orang Yahudi dan orang
Nasrani mempercayai bahwa Allah swt. itu beranak, belum pernah ada
seorang pun dari bangsa Arab yang mengetahuinya, begitu pula orang-
orang yang berada di sekitarnya. Dan baru dengan turunnya Alquran
diketahui. Ini adalah salah satu mukjizat Alquran.
Allah swt. mengutuk mereka karena mereka belum mau menginsafi dan
menyadari kekeliruan dan kesesatannya. Meskipun Rasul-rasul Allah telah
menjelaskan bahwa Allah itu Maha Esa, tidak beranak dan tidak
diperanakkan, namun mereka tidak mau kembali ke akidah tauhid, bahkan
tetap bertahan pada iktikadnya yang keliru, yaitu menganggap bahwa
Uzair dan Isa Al-Masih adalah anak Allah, padahal keduanya itu adalah
manusia-manusia hamba-Nya seperti juga manusia-manusia lain,
sekalipun diakui bahwa keduanya itu adalah manusia yang saleh, taat
kepada Allah dan Rasul-Nya, mulia dan dihormati sebagaimana firmanAllah:
Artinya:
Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil
(mempunyai) anak." Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu)
adalah hamba-hamba yang dimuliakan. (Q.S. Al-Anbiya': 26)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
19/48
( 31)
Artinya : Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahibmereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga mereka
mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain
Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(QS. 9:31)
Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan bentuk kesesatan ahli kitab, baik
kaum Yahudi maupun kaum Nasrani, masing-masing mengambil dan
mengangkat Tuhan selain Allah swt. sebagaimana halnya orang-orang
musyrik Arab yang ditiru-tirunya itu. Orang-orang Yahudi menjadikan
pemuka-pemuka agama mereka sebagai Tuhan yang mempunyai hak
menetapkan hukum menghalalkan dan mengharamkan. Sedang orang-
orang Nasrani menjadikan rahib-rahib mereka yaitu pemuka-pemuka
agama mereka sebagai Tuhan yang harus ditaati dan disembah. Adapun
kedudukan pemuka-pemuka agama, baik ia sebagai pemuka Yahudi atau
sebagai rahib Nasrani maupun sebagai alim ulama Islam, tidak lebih dari
kedudukan seorang ahli yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang
seluk-beluk syariat agamanya masing-masing. Segala pendapat dan fatwa
yang dikemukakannya hanyalah sebagai penerangan dari hukum-hukum
Allah yang harus disertai dan didasarkan atas dalil-dalil yang nyata dari
firman Allah swt. atau sunah Rasul yang disampaikan oleh Rasul-Nya.
Mereka tidak berhak sedikit pun membuat syariat-syariat agama, karena
yang demikian itu adalah hak Allah semata-mata.
Menurut penganut agama Nasrani, di samping Isa Al-Masih itu dianggap
sebagai Tuhan yang disembah, ada juga yang menyembah ibunya, yaitu
Maryam padahal Isa itu adalah seorang rasul seperti rasul-rasul
sebelumnya dan Maryam ibunya hanya seorang yang benar, dan keduanya
makan dan minum juga sebagaimana halnya manusia-manusia yang lain.
Firman Allah:
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
20/48
Artinya:
Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya
telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat
benar; kedua-duanya biasa memakan makanan. (Q.S. Al-Ma'idah: 75)
Kaum Katolik dan orang-orang Ortodoks menyembah murid-murid Isa
dan pesuruh-pesuruhnya begitu juga kepala-kepala dan pemuka-pemuka
agamanya yang dianggap suci, dan dijadikannya perantara yang akan
menyampaikan ibadat mereka kepada Allah. Juga mereka menganggap
pendeta-pendeta mereka mempunyai hak mengampuni, atau pun tidak
mengampuninya sesuai dengan keinginannya padahal tidak ada yang
berhak mengampuni dosa kecuali Allah swt. sebagaimana firman-Nya:
Artinya:
Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah.
(Q.S. Ali Imran: 135)
Adapun kaum Yahudi, mereka menambah-nambah hukum lain kepada
syariat agamanya. Mereka tidak mencukupkan dan membatasi diri pada
hukum yang terdapat dalam kitab Taurat sebagai pedoman hidupnya tetapi
menambah dan memasukkan hukum-hukum lain yang didengarnya dari
kepala-kepala agama mereka sebelum hukum-hukum itu dibukukan jadilah
ia peraturan umum yang harus dituruti dan ditaati oleh kaum Yahudi.
Demikianlah kesesatan-kesesatan yang telah diperbuat Ahli Kitab padahal
mereka itu tidak diperintahkan kecuali menyembah Tuhan Yang Satu
Tuhan Seru sekalian alam yaitu Allah swt. karena tidak ada Tuhan Yang
berhak disembah kecuali Dia; Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa tiada
sekutu bagi-Nya baik mengenal zat-Nya sifat-sifat-Nya maupun af`al-Nya.
Maha Suci Allah swt. dari apa yang mereka persekutukan. Dan apabila
mereka mempercayai bahwa pemimpin-pemimpin mereka itu berhak
menentukan sesuatu hukum berarti mereka mempunyai kepercayaan
bahwa ada Tuhan yang disembah selain dari Allah swt. yang dapat
menyakitkan dan menyembuhkan, menghidupkan dan mematikan tanpa
izin dari Allah swt. dan lain sebagainya. Dan bahwa ada Tuhan yang wajib
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
21/48
ditaati dan dipatuhi segala perintah dan larangannya, segala apa yang
dihalalkan dan diharamkannya sekalipun semuanya itu hanya timbul dari
kehendak hawa nafsu dan akal pikirannya tidak bersumber dari wahyu
Ilahi.
( 32)
Artinya : Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah
dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki
selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang
kafir tidak menyukai.(QS. 9:32)
Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan iktikad jahat Ahli Kitab. Mereka
berkehendak memadamkan dan melenyapkan agama tauhid, yaitu agama
yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw., agama
yang penuh dengan bukti-bukti yang menunjukkan keesaan Allah swt. dan
hal-hal yang tidak wajar bagi-Nya seperti yang dituduhkan oleh mereka
bahwa Dia itu mempunyai anak dan lain sebagainya, agama yang berkitab
sucikan Alquranul Karim yang penuh petunjuk dari Allah swt. kitab suci
yang merupakan mukjizat terbesar sejak diturunkannya sampai akhir
zaman nanti.
Untuk memenuhi kehendak busuknya itu, orang-orang Ahli Kitab
menyebarkan fitnah dan celaan terhadap Rasulullah saw., sahabat-
sahabatnya dan juga kepada kaum Muslimin. Mereka tidak senang melihat
agama Islam itu mendapat sambutan baik dari masyarakat dan mendapat
kedudukan yang tinggi pada permukaan bumi ini sehingga tidak ada
agama yang lebih tinggi pada permukaan bumi ini sebagaimana sabda
Nabi saw.:
Artinya:
Islam itu tinggi dan tidak ada (agama) yang melebihi ketinggiannya.
(H.R. Bukhari dan Muslim)
Segala macam usaha dan ikhtiar dilakukan oleh mereka, baik dengan jalan
halus maupun dengan jalan kasar, berupa kekerasan, penganiayaan,
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
22/48
peperangan dan lain sebagainya, demi untuk menghancurkan agama Allah
itu yang diumpamakan nur atau cahaya yang menyinari alam semesta ini.
Tetapi Allah tidak merestui maksud jahat itu. Semua usaha mereka gagal
tidak berhasil, sedang agama Islam makin hari makin meluas, menembus
celah-celah dinding sampai ke sasarannya, meluas sampai ke pelosok-
pelosok sehingga dunia mengakui kemurniannya sekalipun belum semua
umat manusia memeluknya.
Meskipun bukti-bukti telah cukup dan kenyataan-kenyataan telah jelas
menunjukkan kebenaran agama Islam, namun mereka tetap membangkang
dan memungkirinya. Mereka bekerja keras dengan segala macam usaha
dan cara agar kaum Muslimin rela meninggalkan agamanya atau memeluk
agama mereka. Janganlah terpedaya dengan sikap lemah lembut yang
diperlihatkan mereka, karena semuanya itu adalah tipu muslihat dendam
yang disembunyikan di dalam hati mereka adalah lebih hebat dan
berbahaya. Camkanlah firman Allah swt.:
Artinya:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang pada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. (Q.S. Al-Baqarah: 120)
Dan Firman-Nya:
Artinya:
Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan
oleh hati mereka lebih besar lagi. (Q.S. Ali Imran: 118)
(33)
Artinya : Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa)
petunjuk (Al quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya
atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak
menyukai.(QS. 9:33)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
23/48
Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa sebagai jaminan atas
kesempurnaan agama-Nya, maka diutuslah seorang rasul yaitu Nabi
Muhammad saw. dan dibekali sebuah kitab Suci yaitu Alquranul karim
yang penuh berisi petunjuk yang menjelaskan segala sesuatunya dan
mencakup isi kitab-kitab suci sebelumnya. Selain itu dibekali juga dengan
agama yang hak, agama yang lebih lengkap dari agama sebelumnya secara
keseluruhan yaitu agama Islam. Agama yang telah diridai dan direstui
Allah swt. untuk menjadi agama yang dianut oleh segenap umat manusia.
Firman Allah swt.:
Artinya:
Dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagimu. (Q.S. Al-Ma'idah: 3)
Agama Islam sesuai dengan segala keadaan dan tempat berlaku sepanjang
masa sejak disyariatkannya sampai akhir zaman. Oleh karena itu tidak
heran kalau agama Islam itu mendapat sambutan yang baik dari segenap
umat yang maju dengan pesatnya sehingga dalam waktu-waktu yang
singkat sudah tersebar ke segala penjuru dunia menempati tempat yang
mulia dan tinggi, lebih tinggi dari agama-agama sebelumnya.
Meskipun orang musyrik tidak senang atas kenyataan-kenyataan itu,
bahkan tetap menghalang-halangi dan kalau dapat menghancurkannya,
tetapi kodrat iradat Allah jua yang akan berlaku, tak ada suatu kekuatan
apa pun yang dapat menghambat dan menghalanginya.
Camkanlah firman Allah swt.:
Artinya:
Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-
sekali tidak akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu. (Q.S. Al-
Fath: 23)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
24/48
5. Qs. Al Mukminun : 91
( 91)
Artinya : Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali
tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-
Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang
diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan
sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan
itu,(QS. 23:91)
Pada ayat ini Allah menolak dakwaan kaum musyrikin bahwa para
malaikat itu adalah putri-putri Allah dengan menerangkan bahwa Allah
sekali-kali tidak ada mempunyai anak, karena Dia Maka Kaya Maha
Kuasa dan Maha Kekal tidak memerlukan keturunan seperti halnya
manusia. Manusia memang banyak memerlukan adanya anak yang akan
melanjutkan keturunannya, dan bila dia sudah tua dan tidak berdaya lagi
maka anak-anaknya itulah yang akan membantu dan menolongnya. Dan
bila dia mati maka anak-anaknya pulalah yang akan melanjutkan usaha
dan profesinya dan mengangkat namanya di kalangan masyarakatnya.
Allah Yang Maha Kuasa. Maha Kaya dan Maha Kekal tidak memerlukan
semua itu.
Dia tidak ditimpa kelelahan karena Dia Maha Kuat, tidak akan ditimpa
kematian karena Dia Maha Kekal, Dia tidak akan ditimpa kemiskinan
karena Dia Maha Kaya, milik-Nya lah semua yang ada di langit dan di
bumi. Alangkah bodohnya kaum musyrikin itu yang menyerupakan Allah
dengan manusia yang amat lemah dan miskin, atau kalau mereka tidak
bodoh maka mereka adalah pendusta besar karena yang diucapkannya itu
bertentangan sama sekali dengan pikiran orang-orang berakal.
Demikian pula Allah menolak bahwa di samping-Nya ada pula tuhan yang
lain sebagai sekutu-Nya. Karena Dia tidak memerlukan sekutu dalam
menciptakan alam dan mengurusnya karena orang yang memerlukan
sekutu adalah orang yang lemah yang tidak sangup mengurus sesuatu
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
25/48
seorang diri. Tuduhan ini sama halnya dengan tuduhan, bahwa Allah
mempunyai anak, karena hal itu menunjukkan kelemahan dan ketidak
sanggupan yang sangat bertentangan dengan sifat-Nya yang Maha
Sempurna. Kalau benar Allah mempunyai sekutu yang sama derajatnya
dengan Dia, tentulah sekutunya itu akan berkuasa penuh pula terhadap
yang diciptakannya. Hal ini akan menimbulkan pertikaian dan perselisihan
dalam pengurusan alam ini, dan tentulah pertikaian dan perselisihan itu
akan membawa kepada peperangan. Tuhan yang satu ingin menguasai
milik tuhan yang lain dan demikian pula sebaliknya., seperti yang terjadi
pada pemerintahan di dunia. Sampai sekarang peperangan itu belum dapat
dihindarkan sama sekali meskipun telah ada organisasi-organisasi seperti
PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan lain sebagainya. Tetapi ternyata
semenjak terciptanya langit dan bumi, Semuanya berjalan menurut garis
yang telah ditentukan, menurut Sunah yang telah ditetapkan. Karena itu
terjadilah keharmonisan dalam perjalanan bintang-bintang dan planet-
planet. Belum pernah terjadi suatu bintang berbenturan dengan suatu
bintang lain atau dengan suatu planet, padahal di cakrawala ini berkeliaran
jutaan bintang-bintang. Sungguh amat lemahlah pikiran orang yang
mengatakan bahwa Allah mempunyai anak atau mempunyai sekutu. Maha
Suci Allah dari segala anggapan dan tuduhan yang tidak masuk akal itu.
6. Qs. Al Maidah : 116-120
( 116)
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: `Hai Isa putera
Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:` Jadikanlah
aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah? `. Isa menjawab:` Maha
Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan
hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka
tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
26/48
ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri
Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang
ghaib-ghaib `.(QS. 5:116)
Isa a.s. menyatakan bahwa yang demikian itu tidaklah benar, karena dia
tidaklah berhak menyatakan sesuatu yang tidak patut bagi dirinya dan
ibunya. Allah menanyakan hal demikian itu kepada Isa a.s. walaupun
Allah mengetahui apa sebenarnya yang terjadi, agar Isa a.s. di hari kiamat
itu menyatakan di hadapan para rasul dan umat manusia bahwa hanya
Allahlah yang berhak disembah, serta dia menjelaskan kesalahan umatnya
yang memandang dirinya dan ibunya sebagai Tuhan. Semua ibadah hanya
dihadapkan kepada Allah sendiri. Ayat ini memberikan peringatan kepada
orang-orang Nasrani baik mereka yang hidup kemudian atas kesalahan
pikiran mereka dan kekeliruan akidah mereka. Banyak macam ibadah dan
doa yang dilakukan oleh orang Nasrani ditujukan kepada Isa dan ibunya
baik yang khusus untuk Isa dan ibunya masing-masing maupun ibadah itu
dipersekutukan antara mereka dengan Allah swt. Kesemua ibadah
demikian itu tak dapat dibenarkan, karena segala ibadah itu haruslah
ditujukan kepada Allah swt. saja. Firman Allah swt.:
Artinya:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Q.S. Al-
Bayyinah: 5)
Tiada Tuhan lain di samping Allah swt. yang ikut menerima ibadah para
hamba baik sebagai perantara atau pun pengganti daripada-Nya. Nabi Isa
a.s. menjawab pertanyaan Allah swt. tentang ibadah dan kepercayaan yang
ditujukan kepada dirinya dan ibunya dengan jawaban yang diawali kata
"Subhanaka" artinya "Maha Suci Engkau", yang maksudnya amat
mustahillah ada Tuhan lain di samping-Nya dan sebaliknya pastilah Allah
swt. Esa Zat dan sifat-Nya serta jauh dari adanya sekutu dalam ketuhanan-
Nya.
Lalu Isa a.s. menegaskan bahwa dia sendiri atau orang lain yang semisal
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
27/48
dengan dia tidaklah berhak untuk mengatakan sesuatu yang tidak patut
bagi dirinya. Tidak terlintas sedikit pun dalam pikirannya untuk
menyatakan dirinya atau ibunya sebagai tuhan selain Allah swt. karena dia
diutus kepada manusia untuk membimbing mereka ke jalan yang lurus
yakni agama tauhid. Sekiranya dia menyatakan dengan ucapan
pengakuannya sebagai Tuhan itu, atau terlintas dalam pikirannya, tentulah
Allah swt. lebih mengetahuinya, karena Dia Maha Mengetahui apa yang
tersembunyi dalam pikiran manusia, lebih-lebih apa yang dilahirkannya.
Tetapi manusia tidaklah mengetahui apa yang disembunyikan Allah swt.
kecuali jika Dia memberitahukannya dengan perantaraan wahyu.
Sesungguhnya hanya Allah sendiri Yang Maha Mengetahui segala yang
gaib; ilmu-Nya meliputi segala yang pernah terjadi, yang sedang terjadi,
dan yang akan terjadi dalam ruang lingkup ciptaan-Nya ini.
( 117)
Artinya : Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa
yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu:`
Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu `, dan adalah aku menjadi
saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka
setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka.
Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (QS.
5:117)
Sesudah Nabi Isa a.s. pada ayat yang lain menyucikan Allah swt. dan
kemudian dia membersihkan dirinya, maka dalam ayat ini Isa a.s.
menjelaskan apa sebenarnya yang telah diserukannya kepada kaumnya
yaitu agar mereka menyembah Allah swt. Tuhannya sendiri dan juga
Tuhan kaumnya. Tidaklah benar dia menuhankan dirinya dan ibunya
karena mereka berdua adalah hamba Allah seperti juga manusia lainnya.
Nabi Isa a.s. telah mengajarkan pokok-pokok agama dan dasar-dasar
keimanan kepada kaumnya yang seharusnya mereka jadikan pedoman
dalam kehidupan beragama sepanjang masa. Sewaktu Nabi Isa a.s. masih
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
28/48
berada bersama mereka, beliau selalu memberikan bimbingan kepada
mereka dan mengawasi segala tingkah laku mereka; yang benar
dibenarkan, yang salah dibatalkan sesuai dengan petunjuk Allah swt.
Tetapi setelah beliau diangkat ke langit, habislah masa tugas kerasulannya,
putuslah pengawasan dan bimbingan beliau terhadap mereka. Beliau tidak
mengetahui lagi amal perbuatan mereka dan sejarah perkembangan
mereka dan agamanya. Hanyalah Allah swt. sesudah itu yang menjadi
Pengawas dan Saksi atas mereka. Diberinya petunjuk orang yang
menghendaki kebenaran, dibiarkan-Nya orang yang menginginkan
kesesatan, kafirlah orang yang menuhankan Isa a.s. dan haramlah surga
bagi mereka. Hal itu ditegaskan Allah swt. dalam firman-Nya:
Artinya:
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya
Allah ialah Al-Masih putra Maryam." Padahal Al-Masih sendiri berkata,
"Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya
orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, muka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tiadalah bagi
orang lalim itu seorang penolong pun.
Sesungguhnya Allah menjadi saksi atas segala sesuatu yang terjadi dalam
ruang kekuasaan-Nya ini.
( 118)
Artinya : Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka
adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni
mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana.(QS. 5:118)
Kemudian Allah swt. dalam ayat ini menerangkan bahwa Isa a.s.
menyerahkan sepenuhnya keputusan atas orang-orang Nasrani itu kepada
Allah swt. dan beliau melepaskan diri dari tanggung jawab atas perbuatan
mereka itu, karena beliau sudah menyampaikan seruannya sesuai dengan
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
29/48
perintah Allah yang mengesakan-Nya serta mengkhususkan ibadah
kepada-Nya. Allah akan menjatuhkan hukuman kepada mereka menurut
kesaksian-Nya. Dialah yang mengetahui siapa di antara mereka yang tetap
dalam tauhid dan siapa yang musyrik, siapa pula yang taat dan siapa yang
ingkar, siapa yang saleh dan yang fasik. Jika Allah menjatuhkan azab atas
mereka, maka azab itu jatuh kepada orang yang memang patut menerima
azab. Mereka itu adalah hamba-hamba Allah. Seharusnya mereka itu
menyembah Allah tidak menyembah selain Allah. Jika Allah memberikan
pengampunan kepada mereka, maka pengampunan itu diberikan-Nya
kepada mereka yang patut diberi-Nya yang patut menerimanya. Allah
amat Kuasa dan berwenang dalam mengurusi segala perkara, tidak ada
orang lain yang turut mengurusinya. Lagi pula Dia Maha Bijaksana dan
Seksama dalam menentukan keputusan atas perkara itu. Dialah Yang
Maha Mengetahui siapa di antara orang-orang Nasrani itu yang telah
menjadi musyrik dan yang masih dalam ketauhidan.
Mereka yang menjadi musyrik tiada ampunan bagi dosa mereka. Firman
Allah swt.:
Artinya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. (Q.S. An Nisa': 48)
Sejak permulaan abad masehi, sudah banyak aliran-aliran dan mazhab-
mazhab dalam kepercayaan yang mengandung pokok-pokok agama yang
tumbuh di kalangan penganut agama Nasrani. Sehingga banyak
perselisihan yang timbul di antara mereka yang menjadi agak ruwet, maka
semuanya terserah kepada Allah sepenuhnya. Diazab-Nya orang yang Dia
kehendaki, diampuni-Nya pula orang yang Dia kehendaki.
( 119)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
30/48
Artinya : Allah berfirman:` Ini adalah suatu hari yang bermanfaat
bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka syurga
yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya
selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha
terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar `.(QS. 5:119)
Dalam ayat ini, Allah swt. menjelaskan bahwa pada hari kiamat itu, orang
yang senantiasa berbuat benar dalam agama mereka yaitu tetap dalam
tauhid, akan memperoleh manfaat dari kebenaran iman mereka dan dari
kejujuran perbuatan dan perkataan mereka. Kemanfaatan yang mereka
peroleh itu ialah pertama kenikmatan surga, kenikmatan yang banyak
memberi kepuasan jasmaniah dan kedua kenikmatan rida Ilahi,
kenikmatan yang memberikan ketenteraman dan kepuasan rohani. Segala
amal perbuatan mereka diterima Allah sebagai ibadah di sisi-Nya dan
Allah memberi anugerah dan penghargaan kepada mereka. Dan mereka
merasa bahagia memperoleh penghargaan dari Allah swt. Tidak ada
kenikmatan yang lebih besar dari penghargaan dari Allah swt. itu. Allah
rida terhadap mereka, dan mereka rida terhadap Allah swt. Inilah puncak
kebahagiaan abadi dalam diri manusia. Kedua nikmat Allah swt. ini ialah
surga dan rida Ilahi yang diperoleh sesudah melewati kegoncangan hari
kiamat merupakan keberuntungan yang tak ada taranya.
( 120)
Artinya : Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa
yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS.
5:120)
Kemudian Allah swt. menutup surah ini dengan menyatakan bahwa
hanyalah kepunyaan Allah swt. saja segala kerajaan langit dan bumi
beserta isinya. Baik makhluk yang berakal maupun yang tidak berakal;
benda-benda mati atau pun makhluk bernyawa, semuanya tunduk dan
takluk di bawah kodrat dan iradat-Nya. Tidak ada selain Allah swt. yang
turut memiliki dan menguasainya. Ayat ini memperingatkan orang-orang
Nasrani atas kesalahan pikiran mereka mengenai Isa dan ibunya a.s.
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
31/48
Keduanya adalah hamba Allah swt. dan milik-Nya. Bukanlah keduanya
sekutu Allah, atau pun tandingan-Nya. Oleh karena itu tidaklah patut doa
dan ibadah dihadapkan kepada keduanya. Hanyalah Allah yang berhak
disembah, karena Dialah pemilik dan penguasa atas alam ini beserta segala
isinya.
7. Qs. Az Zumar : 65 ( (
( 66)
Artinya : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada
(nabi-nabi) yang sebelummu:` Jika kamu mempersekutukan (Tuhan),
niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-
orang yang merugi.(QS. 39:65)
Pada ayat ini Allah menegaskan kepada Nabi Muhammad saw bahwa Dia
telah mewahyukan kepadanya dan kepada Nabi-nabi sebelumnya, bahwa
sesungguhnya apabila dia mempersekutukan Allah, maka hapuslah segala
amal baiknya yang telah lalu. Inilah suatu peringatan keras dari Allah
kepada manusia agar ia jangan sekali-kali mempersekutukan Allah dengan
lain-Nya, karena perbuatan itu adalah syirik dan dosa syirik itu adalah
dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah. Bila seseorang mati dalam
keadaan syirik akan hapuslah pahala semua amal baiknya dan dia akan
dijerumuskan ke dalam neraka Jahanam sebagaimana tersebut dalam ayat
lain:
Artinya:
Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati
dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalnya di dunia dan di
akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.
(Q.S. Al Baqarah: 217)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
32/48
Kepada Nabi Muhammad sendiri Allah SWT memberi peringatan
sedangkan dia adalah Rasul yang diutus-Nya, Rasul kesayangan-Nya yang
rasanya tidak mungkin akan mempersekutukan Allah, namun Allah
memberi peringatan juga kepadanya agar jangan sekali-kali terlintas
pikirannya untuk menganut agama syirik. Apalagi kepada manusia lainya
tentu peringatan ini hams mendapat perhatian yang serius. Sungguh
tidaklah pantas seseorang yang mengetahui betapa besar nikmat Allah
terhadapnya, terhadap manusia seluruhnya, akan mengingkari nikmat itu
dan melanggar perintah pemberi nikmat itu dengan mempersekutukan-
Nya, dengan memohonkan pertolongan kepada berhala-berhala, kuburan-
kuburan, pobon-pohon dan sebagainya. Kemudian Allah mempertegas
perintah-Nya dengan mengeluarkan suatu perintah lagi yaitu hanya Allah
sajalah yang hams kamu sembah, kepada-Nya sajalah kamu harus
mempersembahkan semua amal ibadatmu, kepada-Nya sajalah kamu
memanjatkan doa dan mengucapkan syukur karena Dia-lah pemberi
nikmat yang sebenarnya sebagaimana yang dibaca setiap muslim dalam
salat:
Artinya:
Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah Tuhan semesta alam. (Q.S. Al An'am: 162)
8. Qs. An Nisa : 116
(116)
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa
mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa
yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka
sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.(QS. 4:116)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
33/48
Allah SWT, menerangkan bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa orang-
orang yang mengakui adanya Tuhan yang lain di samping Allah atau
menyembah selain Dia, tetapi Dia mengampuni dosa yang lain dan itu.
Dari ayat ini dipahami bahwa ada dua macam dosa, yaitu:
1. Dosa yang tidak diampuni Allah, yaitu dosa syirik.2. Dosa yang dapat diampuni Allah, yaitu dosa selain dosa syirik.Jika seseorang mensyarikatkan Allah SWT. berarti, di dalam hatinya tidak
ada pengakuan tentang keesaan Allah. Karena itu hubungannya dengan
Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Penolong, Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang telah terputus: Ini berarti tidak ada lagi baginya penolong,
pelindung, pemelihara, seakan-akan dirinya telah lepas dari Tuhan Yang
Maha Esa. ia telah sesat dan jauh menyimpang dari jalan yang lurus yang
diridai Allah, maka mustahillah baginya mendekatkan diri kepada Allah.
Seandainya di dalam hati dan jiwa seseorang telah tumbuh syirik berarti
hati dan jiwanya itu telah dihinggapi penyakit yang paling parah; tidak ada
obat yang dapat menyembuhkannya. Segala macam bentuk kebenaran dan
kebaikan yang ada pada orang itu tidak akan sanggup mengimbangi,
apalagi menghapuskan kejahatan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh
syirik itu.
Hati seorang musyrik tidak berhubungan lagi dengan Allah SWT, tetapi
terpaut kepada hawa nafsu, loba dan tamak kepada harta benda yang tidak
akan dapat menolongnya sedikitpun. Itulah sebabnya Allah SWT,
menegaskan bahwa dosa syirik itu amat besar dan tidak akan diampuni-
Nya.
Seandainya hati dan jiwa seseorang bersih dari syirik, mungkin hatinyamasih kosong atau ada cahaya iman di dalamnya walaupun sedikit. Karena
itu sekalipun ia telah mengerjakan dosa, bila hatinya ditumbuhi iman dan
datang kepadanya petunjuk, maka ia akan bertobat, karena cahaya iman
yang ada di dalam hatinya itu dapat bersinar kembali. Karena itulah Allah
SWT. akan mengampuni dosa. selain dari dosa syirik itu.
Pada ayat 48 surat An Nisa', Allah SWT telah menerangkan pula bahwa
Dia tidak akan mengampuni dosa syirik, tetapi akan mengampuni dosa
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
34/48
selain dari dosa itu. Pengulangan pernyataan itu pada ayat ini adalah untuk
menegaskan kepada orang yang beriman agar mereka menjauhi syirik.
hendaklah mereka memupuk ketauhidan di dalam hati mereka karena
ketauhidan itu adalah tiang agama.
9. Qs. Al Anbiyaa : 21-22( 21)
Artinya : Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang
dapat menghidupkan (orang-orang mati)?(QS. 21:21)
Dalam ayat ini Allah SWT. menunjukkan kesesatan dan kebodohan kaum
P musyrikin, yaitu : mereka tidak: berpegang kepada ajaran tauhid, bahkan
menyembah kepada "tuhan-tuhan yang berasal dari bumi", yaitu patung
patung yang merupakan benda mati, yang dibuat oleh tangan mereka
sendiri yang berasal dari benda-benda bumi. Dan sudah pasti, bahwa
benda mati tidak akan dapat memelihara dan mengelola makhluk hidup
apalagi menghidupkan orang-orang yang sudah mati. Sedang Tuhan kuasa
berbuat demikian.
Patung-patung yang mereka sembah itu disebut dalam ayat ini sebagai
tuhan-tuhan dari bumi". ini menunjukkan betapa rendahnya martabat tuhan
mereka itu. sebab tuhan-tuhan tersebut mereka buat dari tanah, atau dari
benda-benda yang lain yang terdapat di bumi ini, dan hanya disembah oleh
sebagian manusia sebagai makhluk yang ada di bumi. Sedang Tuhan yang
sebenarnya, disembah oleh seluruh makhluk, baik di bumi maupun di
langit. Dengan demikian jelaslah betapa sesatnya kepercayaan dan
perbuatan kaum musyrikin itu, karena mereka mempertuhankan apa-apa
yang tidak sepantasnya untuk dipertuhan.
( 22)
Artinya : Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain
Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci
Allah yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan,(QS.
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
35/48
21:22)
Pada ayat ini Allah memberikan bukti yang rasional berdasarkan kepada
benarnya kepercayaan tauhid, keimanan kepada Allah Yang Maha Esa,
yaitu: jika seandainya di langit dan di bumi ada dua Tuhan, niscaya
rusaklah dia, dan binasalah semua makhluk yang ada padanya. Sebab, jika
seandainya ada dua Tuhan, maka ada dua kemungkinan akan terjadi.
Pertama: Bahwa kedua tuhan itu mungkin tidak sama pendapatnya dan
keinginan mereka dalam mengelola dan mengendalikan alam ini. lalu
keinginan mereka yang berbeda itu semuanya terlaksana, di mana yang
satu ingin menciptakan, sedangkan yang lain tidak ingin menciptakannya,
sehingga alam ini terkatung-katung antara ada dan tidak. Atau hanya
keinginan pihak yang satu saja yang terlaksana, maka tuhan yang satu lagi
tentunya menganggur dan berpangku tangan. Keadaan semacam ini tidak
pantas bagi tuhan.
Kedua: Bahwa tuhan-tuhan tersebut selalu sepakat dalam mencipta
sesuatu, sehingga sesuatu makhluk diciptakan oleh dua pencipta ini
menunjukkan ketidak mampuan masing-masing tuhan itu untuk
menciptakan sendiri makhluk-makhluknya. ini juga tidak patut bagi tuhan.
Oleh sebab itu, kepercayaan yang benar adalah mengimani tauhid yang
murni kepada Allah SWT., tidak ada sesuatu yang berserikat dengan-Nya
dalam mencipta dan memelihara alam ini. Kepercayaan inilah yang paling
sesuai dengan akal yang sehat.
Setelah mengemukakan dalil yang rasionil, maka Allah SWT. menegaskan
bahwa Dia Maha Suci dari semua sifat-sifat yang tidak layak yang
dihubungkan kepadanya oleh kaum musyrikin, misalnya bahwa Diamempunyai anak, atau sekutu dalam menciptakan, mengatur, mengelola
dan memelihara makhluk-Nya.
10.Qs. Al Anbiyaa : 25 ( 25)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
36/48
Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu,
melainkan Kami wahyukan kepadanya: `Bahwasanya tidak ada
Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan
Aku`.(QS. 21:25)
Dalam ayat ini Allah SWT. menegaskan dengan pasti, bahwa setiap Rasul
yang diutus-Nya sebelum Muhammad saw. adalah orang-orang yang telah
diberi-Nya wahyu yang mengajarkan bahwa tidak ada tuhan selain Allah
Oleh sebab itu menjadi kewajiban bagi manusia untuk menyembah Allah
semata-mata. Dan tidak ada sesuatu dalil-pun, baik dalil berdasarkan akal,
ataupun dalil yang diambilkan dari kitab-kitab suci yang disampaikan oleh
semua Rasul-rasul Allah, yang membenarkan kepercayaan selain
kepercayaan tauhid kepada. Allah SWT.
11.Qs. Al Jaziyah : 23
( 23)
Artinya : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan
hawa nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat
berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran
dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya Maka
siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah
(membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil
pelajaran(QS. 45:23)
Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan keadaan orang-orang kafir
Quraisy yang sedang tenggelam dalam perbuatan jahat. Semua yang
mereka lakukan itu disebabkan oleh dorongan hawa nafsunya dan karena
telah tergoda oleh tipu daya setan. Tidak ada lagi nilai-nilai kebenaran
yang mendasari tingkah laku dan perbuatan mereka; apa yang baik
menurut hawa nafsu mereka itulah yang mereka perbuat seakan-akan
mereka menganggap hawa nafsu mereka itu sebagai tuhan yang harus
mereka ikuti perintahnya.
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
37/48
Mereka telah lupa bahwa kehadiran mereka di dunia yang fana ini ada
maksud dan tujuannya; ada suatu misi yang harus mereka bawa yaitu misi
sebagai khalifah Allah di muka bumi. Mereka telah menyia-nyiakan
kedudukan yang diberikan Allah SWT kepada mereka sebagai makhluk
Tuhan yang paling baik bentuknya dan mempunyai kemampuan yang
paling baik pula. Mereka tidak menyadari lagi bahwa mereka harus
mempertanggungjawabkan semua perbuatannya kepada Allah kelak dan
bahwa Allah SWT akan membalas setiap perbuatan dengan balasan yang
setimpal. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah SWT:
(
(
(
5)
Artinya:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan mereka ke tempat yang
serendah-rendahnya (neraka): (Q.S. At Tin: 4-5)
Sebenarnya hawa nafsu yang ada pada manusia itu melupakan anugerah
yang tiada ternilai harganya yang diberikan Nya kepada manusia. Di
samping itu Allah SWT memberikan akal dan agama kepada manusia agar
dengan itu manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya itu. Jika
seseorang mengendalikan hawa nafsunya sesuai dengan pertimbangan akal
yang sehat dan tidak bertentangan dengan tuntunan agama, maka orang
yang demikian itu telah berbuat sesuai dengan fitrahnya. Tetapi apabila
seseorang memperturutkan hawa nafsunya tanpa pertimbangan akal yang
sehat dan tidak lagi berpedoman kepada tuntutan agama maka orang itulah
orang yang diperbudak oleh hawa nafsunya.
Hal itu berarti telah berbuat menyimpang dari fitrahnya dan terjerumus
dalam. kesesatan.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam mengikuti hawa nafsunya
manusia terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama ialah kelompok
yang dapat mengendalikan hawa nafsunya; mereka itulah orang yang
bertakwa. Sedangkan kelompok kedua ialah orang yang dikuasai hawa
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
38/48
nafsunya; mereka itulah orang-orang yang berdosa dan selalu bergelimang
dalam lumpur kejahatan.
Ibnu Abbas berkata: "Setiap kali Allah SWT menyebut hawa nafsu dalam
Alquran, setiap kali itu pula Ia mencelanya".
Allah SWT berfirman:
( 176)
Artinya:
Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya
dengan ayat-ayat itu, tetapi mereka cenderung kepada dunia dan
memperturutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya
seperti anjing-anjing yang jika kamu menghalaunya, diulurkannya
lidahnya, dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).
Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat Kami.
Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.
(Q.S. Al a'raf: 176) dan firman Nya:
Artinya:
Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan
kamu dari jalan Allah". (Q.S. Sad: 26)
Dalam ayat ini, Allah SWT memuji orang-orang yang dapat menguasai
hawa nafsunya dan menjanjikan baginya tempat kembali yang penuh
kenikmatan.
Allah SWT berfirman:
( ( ( 41)
Artinya:
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah
tempat tinggal(nya). (Q.S. An Naziat: 40-41)
Di samping itu, masih banyak hadis-hadis Nabi saw yang mencela orang-
orang yang memperturutkan hawa nafsunya. Diriwayatkan oleh Abdullah
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
39/48
bin Amr bin As sebagaimana tertera pada Tafsir Al Maragi halaman 156
juz 25 jilid IX bahwa Nabi saw berkata:
Artinya:
Tidak beriman seseorang dari antara kamu sehingga hawa nafsunya itu
tunduk kepada apa yang saya bawa (petunjuk).
Abu Umamah menyampaikan hadis yang didengarnya dari Nabi saw:
Artinya:
Tidak ada suatu sembahan pun di bawah kolong langit yang paling dibenci
Allah (selain) daripada (sembahan) hawa nafsu.
Syaddad bin Aus meriwayatkan hadis dari Nabi saw:
Artinya:
Orang yang cerdik ialah orang yang menguasai hawa nafsunya dan berbuat
untuk kepentingan masa sesudah mati. Tetapi orang yang zalim ialah
orang yang memperturutkan hawa nafsunya dan mengharap-harap sesuatu
yang mustahil dari Allah.
Orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya biasanya kehilangan
kontrol dirinya. Itulah sebabnya ia terjerumus dalam kesesatan karena ia
tidak mau memperhatikan petunjuk yang diberikan kepadanya, dan akibat
perbuatan jahat yang telah dilakukannya karena memperturutkan hawa
nafsu.
Keadaan orang yang memperturutkan hawa nafsunya itu diibaratkan
seperti orang yang terkunci mati hatinya sehingga tidak mampu lagi
menilai mana yang baik mana yang buruk, dan seperti orang yang
telinganya tersumbat sehingga tidak mampu lagi memperhatikan tanda-
tanda kekuasaan Allah yang terdapat di langit dan di bumi, dan seperti
orang yang matanya tertutup tidak dapat melihat dan mengetahui
kebenaran adanya Allah Yang Maha Pencipta segala sesuatu.
Muqatil mengatakan bahwa ayat ini turun berhubungan dengan peristiwa
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
40/48
percakapan Abu Jahal dengan Walid bin Mugirah. Pada suatu malam Abu
Jahal tawaf di Baitullah bersama Walid. Kedua orang itu membicarakan
keadaan Nabi Muhammad saw. Abu Jahal berkata: "Demi Allah,
sebenarnya aku tahu bahwa Muhammad itu adalah orang yang benar". Al
Walid. berkata kepadanya: "Biarkan saja, apa pedulimu dan apa alasan
pendapatmu itu?". Abu Jahal menjawab: "Hai Abu Abdisy Syams, kita
telah menamainya orang yang, benar, jujur, dan terpercaya dimasa
mudanya, tetapi sesudah ia dewasa dan sempurna akalnya, kita
menamakannya pendusta lagi pengkhianat. Demi Allah, sebenarnya aku
tahu bahwa dia itu adalah benar". Al Walid berkata: "Apakah gerangan
yang menghalangimu untuk membenarkan dan mempercayai seruannya?".
Abu Jahal menjawab: "Nanti gadis-gadis Quraisy akan menggunjingkan
bahwa aku pengikut anak yatim Abu Talib, padahal aku dari suku yang
paling tinggi. Demi Al Lata dan Al Uzza, saya tidak akan menjadi
pengikutnya selama-lamanya". Kemudian turunlah ayat ini. Ayat lain yang
senada dengan ayat ini, ialah firman Allah SWT:
( (
( 7)
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan mereka tidak juga akan
beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan
penglihatan mereka di tutup. Dan bagi mereka siksa yang berat. (Q.S. Al
Baqarah: 6-7)
Sesudah itu, Allah SWT memerintahkan kepada Rasul Nya agar tidak
membenarkan sikap orang-orang Quraisy dengan mengatakan bahwa tidak
ada kekuasaan lain yang akan memberikan petunjuk selain dari Dia setelah
mereka tersesat dari jalan yang luruS. Siapakah yang dapat memberi
petunjuk selain dari Allah.
Maka pada akhir ayat ini, Allah SWT mengingatkan mereka mengapa
mereka tidak mengambil pelajaran dari alam semesta, kejadian pada diri
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
41/48
mereka sendiri, dan pengalaman-pengalaman umat-umat terdahulu sebagai
bukti bahwa Allah SWT Maha Kuasa lagi berhak disembah.
12.Qs. Ar Rum : 30
( 30)
Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama
(Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia
menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)
agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,(QS.
30:30)
Ayat ini menyuruh Nabi Muhammad saw meneruskan tugasnya dalam
memberikan dakwah, dengan membiarkan kaum musyrikin yang keras
kepala itu dalam kesesatannya. Dalam kalimat ini, maka hadapkanlah
wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; fitrah Allah. Tuhan menyuruh
agar Nabi saw mengikuti agama yang lurus yaitu agama Islam, dan
mengikuti fitrah Allah. Ada yang berpendapat bahwa kalimat itu berarti
bahwa Allah memerintahkan agar kaum Muslimin mengikuti agama Allah
yang telah di jadikan-Nya bagi manusia. Di sini "fitrah" dinamakan
"agama" karena manusia dijadikan untuk melaksanakan agama itu. Hal ini
dikuatkan oleh firman Allah dalam surat yang lain:
Artinya:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah Ku. (Q.S. Az Zariyat: 56)
Menghadapkan muka artinya meluruskan tujuan dengan segala
kesungguhan tanpa menoleh kepada yang lain. Dan "muka" dikhususkan
menyebutkan di sini, karena muka itu tempat berkumpulnya semua
pancaindera kecuali alat perasa. Dan muka itu adalah bagian tubuh yang
paling terhormat. Sehubungan dengan kata fitrah yang tersebut dalam ayat
ini ada sebuah hadis sahih dari Abu Hurairah yang berbunyi:
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
42/48
: .
: . :
.? : .
. :
Artinya:
Tidak ada seorang anakpun kecuali ia dilahirkan menurut fitrah. Kedua
orang ibu bapaknyalah yang akan meyahudikan, menasranikan dan
memajusikannya, sebagaimana binatang melahirkan binatang dalam
keadaan sempurna. Adakah kamu merasa kekurangan padanya".
Kemudian Abu Hurairah berkata: "Bacalah ayat ini yang artinya: "Fitrah
Allah di mana manusia telah diciptakan atasnya. Tak ada perubahan pada
fitrah Allah itu". Dalam riwayat lain, "sehingga kamu merusakkannya
(binatang itu)". Para sahabat bertanya: "Hai Rasulullah, apakah engkau
tahu keadaan orang yang meninggal di waktu kecil? Rasul menjawab:
"Allah lebih tahu dengan apa yang mereka perbuat". (H.R. Bukhari dan
Muslim)
Para ulama berbeda pendapat mengenai arti fitrah yang tersebut dalam
kitab suci Alquran dan hadis Nabi saw. Mereka ada yang berpendapat
bahwa fitrah itu artinya "Islam". Hal ini dikatakan oleh Abu Hurairah dan
Ibnu Syihab dan lain-lain. Mereka mengatakan bahwa pendapat itu
terkenal di kalangan ulama salaf yang berpegang kepada takwil. Alasan
mereka adalah ayat 30 tersebut di atas dan hadis Abu Hurairah yang baru
saja disalinkan di atas. Mereka juga berhujah dengan hadis Iyad bin Himar
Al Mujassyi'i bahwa Rasulullah saw bersabda kepada manusia pada suatu
hari:
:
.
Artinya:
Apakah kamu suka aku menceritakan kepadamu apa yang telah diceritakan
Allah kepadaku dalam Kitab-Nya. Sesungguhnya Allah telah menciptakan
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
43/48
Adam dan anak cucunya cenderung kepada kebenaran dan patuh kepada
Allah. Allah memberi mereka harta yang halal tidak yang haram. Lalu
mereka menjadikan harta yang diberikan kepada mereka itu menjadi halal
dan haram. (H.R. Iyad bin Himar)
Sebagian ulama menafsirkan hadis ini bahwa anak kecil itu diciptakan
tidak berdosa dan selamat dan kekafiran sesuai dengan janji yang telah
ditetapkan Allah bagi anak cucu Adam di kala mereka dikeluarkan dari
tulang sulbinya. Mereka apabila meninggal dunia masuk surga baik anak-
anak kaum Muslimin maupun anak-anak kaum kafir.
Sebagian ahli fikih dan ulama yang berpandangan luas mengartikan
"fitrah" dengan "kejadian" yang dengannya Allah menjadikan anak
mengetahui Tuhannya. Seakan-akan dia berkata: "Tiap-tiap anak
dilahirkan atas kejadiannya". Dengan kejadian itu Si anak akan
mengetahui Tuhannya apabila dia telah berakal dan berpengetahuan.
Kejadian di sini berbeda dengan kejadian binatang yang tak sampai
dengan kejadian itu kepada pengetahuan tentang Tuhannya. Mereka
berhujah bahwa "fitrah" itu berarti kejadian dan "fatir" berarti "yang
menjadikan" dengan firman Allah:
Artinya:
Katakanlah: "Ya Allah, Pencipta langit dan bumi". (Q.S. Az Zumar: 46)
Dan firman Allah SWT:
Artinya:
Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku. (Q.S.
Yasin: 22)
Dan firman Allah lagi:
Artinya:
Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi
yang telah menciptakannya. (Q.S. Al anbiya: 56)
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
44/48
Dari ayat-ayat tersebut di atas mereka mengambil kesimpulan bahwa
"fitrah" berarti kejadian dan "fatir" berarti yang menjadikan. Mereka tak
setuju bahwa anak itu dijadikan (difitrahkan) atas kekafiran atau iman atau
berpengetahuan atau durhaka. Mereka berpendapat bahwa anak itu
umumnya selamat, baik dari segi kehidupan dan kejadiannya, tabiatnya,
maupun bentuk tubuhnya. Baginya tidak ada iman, tak ada kafir, tak ada
durhaka dan tak ada juga pengetahuan. Mereka berkeyakinan bahwa kafir
dan iman itu datang setelah anak itu berakal. Mereka juga berhujah dengan
hadis Nabi dari Abu Hurairah tersebut di atas.
.
Artinya:
Binatang itu melahirkan binatang dalam keadaan utuh, apakah mereka
merasa pada kejadian itu kekurangan?.
Dalam hadis ini hati Bani Adam diumpamakan dengan binatang, sebab dia
dilahirkan dalam kejadian yang sempurna, tak ada kekurangan, sesudah itu
telinganya terputus, begitu pula hidungnya. Lalu dikatakan ini adalah unta
yang dirusak hidungnya dan ini adalah unta yang digunakan untuk nazar
dan sebagainya.
Begitu pula keadaan hati anak-anak waktu dilahirkan. Mereka tidak kafir,
tidak juga iman, tidak berpengetahuan dan tidak durhaka, tak ubahnya
seperti binatang ternak. Tatkala mereka sampai umur setan
memperdayakan mereka, maka kebanyakan mereka mengafirkan Tuhan,
dan sedikit yang tidak berdosa.
Mereka berpendapat, andaikata anak-anak itu difitrahkan sebagai kafir dan
beriman pada permulaannya, tentu mereka tak akan berpindah selama-
lamanya dari hal itu. Anak-anak itu adakalanya beriman, kemudian
menjadi kafir. Selanjutnya para ahli itu berpendapat bahwa adalah
mustahil dan masuk akal seseorang anak di waktu dilahirkan telah tahu
iman dan kafir, sebab Allah telah mengeluarkan dari perut ibunya dalam
keadaan tak mengetahui sedikitpun.
Allah SWT berfirman:
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
45/48
Artinya:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun. (Q.S. An Nahl: 78)
Siapa yang tak mengetahui sesuatu mustahillah dia akan menjadi kafir.
beriman, berpengetahuan atau durhaka.
Abu Umar bin Abdil Barr berkata bahwa pendapat ini adalah arti fitrah
yang lebih tepat di mana manusia dilahirkan atasnya. Hujah mereka yang
lain ialah firman Allah:
Artinya:
Kami diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. At Tur:
16)
Dan firman Allah SWT:
Artinya:
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Q.S.
Al Mudassir: 38)
Orang yang belum sampai masanya untuk bekerja tidak akan dihisab.
Dari hal tersebut di atas mustahillah fitrah itu berarti Islam. Seperti yang
dikatakan Ibnu Syihab. Sebab Islam dan iman itu ialah perkataan dengan
lisan, iktikad dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh. Hal ini tak
ada pada anak kecil. Dan orang yang berakal mengetahui keadaan ini.
Kebanyakan para penyelidik di antaranya Ibnu Atiyah dalam buku
tafsirnya di waktu mengartikan fitrah, dan begitu Syekh Abdul Abbas
berpendapat sesuai dengan pendapat Umar di atas, lbnu Atiyah dalam
tafsirnya berkata bahwa yang dapat dipegangi pada kata "fitrah" ini ialah
berarti "kejadian" dan kesediaan untuk menerima sesuatu yang ada dalam
jiwa anak itu. Dengan keadaan itu seseorang dapat dibedakan dengan
ciptaan-ciptaan Allah SWT yang lain. Dengan fitrah itu seorang anak akan
mendapat petunjuk dan percaya kepada Tuhannya. Seakan-akan Tuhan
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
46/48
berfirman: "Hadapkanlah mukamu kepada agama yang lurus yaitu fitrah
Allah yang disediakan bagi kejadian manusia, tetapi karena banyak hal
yang menghalangi mereka, maka mereka tidak mencapai fitrah itu. Dalam
sabda Nabi yang artinya: "Tiap anak dilahirkan menurut fitrah. Bapaknya
yang akan menjadikan ia seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi".
Disebutkan dua orang ibu bapak sebagai contoh dari halangan-halangan
yang banyak itu.
Dalam ibadat lain Syekh Abdul Abbas berkata: "Sesungguhnya Allah
SWT menjadikan hati anak Adam bersedia menerima kebenaran,
sebagaimana mata dan telinga mereka bersedia menerima penglihatan dan
pendengaran. Selama menerima itu tetap ada pada hati mereka, tentu
mereka akan memperoleh kebenaran dan agama Islam yakni agama yang
benar.
Kebanyakan pendapat ini dikuatkan dengan sabda Nabi yang artinya:
"Sebagaimana menghasilkan binatang yang utuh. Adakah mereka
menghasilkan yang lain? Adakah mereka merasakan kekurangan pendapat
padanya?". Maksudnya ialah, binatang itu melahirkan anaknya sempurna
kejadiannya tak ada kekurangan. Andaikata dia dibiarkan menurut dasar
kejadiannya itu tentu dia akan tetap sempurna, tak ada aibnya. Tetapi dia
di atur menurut kehendak manusia, maka rusaklah telinga dan hidungnya
dilubangi tempat mengikatkan tali sehingga timbullah padanya keburukan
dan kekurangan, lalu tidak sesuai lagi dengan keasliannya. Demikian
pulalah keadaannya dengan manusia. Hal itu adalah perumpamaan dari
fakta kehidupan.
Pendapat tersebut di atas dianut oleh kebanyakan ahli tafsir. Adapunmaksud sabda Nabi saw tatkala beliau ditanya tentang keadaan anak-anak
kaum musyrik. beliau menjawab: "Allah lebih tahu dengan apa yang
mereka ketahui". yaitu apabila mereka berakal. Takwil ini dikuatkan oleh
hadis Bukhari dan Samurah bin Jundab dari Nabi saw. yaitu hadis yang
panjang. Sebagian dari hadis itu berbunyi sebagai berikut:
7/22/2019 Ayat Ayat Alquran
47/48
, , : .
. :
Artinya:
Adapun orang yang tinggi itu yang ada di surga adalah Ibrahim as.
Adapun anak-anak yang ada di sekitarnya semuanya adalah anak yang
dilahirkan menurut fitrah. Samurah berkata. "Maka Rasulullah ditanya: Ya
Rasulullah, tentang anak-anak musyrik? "Rasulullah menjawab: "Dan
anak-anak musyrik".
Diri