Ayat Ayat Alquran

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    1/48

    C. AYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN AQIDAH ISLAM1. Qs. Al Ikhlas

    (1) Artinya : Katakanlah: `Dialah Allah, Yang Maha Esa`.(QS. 112:1)

    Dahhak meriwayatkan bahwa orang-orang musyrik mengutus kepada Nabi

    Muhammad SAW Amir bin Tufail, menyampaikan amanah mereka

    kepada Nabi, ia berkata: "Engkau telah memecah belahkan keutuhan kami,

    memaki-maki "tuhan" kami, berubah agama nenek moyangmu. Jika

    engkau miskin dan mau kaya kami berikan engkau harta. Jika engkau gila

    kami obati. Jika engkau ingin wanita cantik akan kami kawinkan engkau

    dengannya". Nabi menjawab:

    . . :

    .

    Artinya:

    "Aku tidak miskin, tidak gila, tidak ingin kepada wanita. Aku adalah Rasul

    Allah, mengajak kamu meninggalkan penyembahan berhala dan mulai

    menyembah Allah Yang Maha Esa", kemudian mereka mengutus

    utusannya yang kedua kalinya dan bertanya kepada Rasulullah.

    Terangkanlah kepada kami macam Tuhan yang engkau sembeh itu.

    Apakah Dia dari emas atau perak?", lalu Allah menurunkan surah ini.

    (HR. Dahhak)

    Surah ini meliputi dasar yang paling penting dari risalah Nabi SAW. iaitu

    mentauhidkan Allah dan menyucikan-Nya serta meletakkan pedoman

    umum dalam beramal sambil menerangkan amal perbuatan yang baik dan

    yang jahat, menyatakan keadaan manusia sesudah mati mulai dari sejak

    berbangkit sampai dengan menerima balasannya berupa pahala atau dosa.

    Telah diriwayatkan dalam hadis, "Bahwa surah ini sebanding dengan

    sepertiga Alquran," karena barang siapa menyelami artinya dengan

    bertafakur yang mendalam, niscaya jelaslah kepadanya bahwa semua

    penjelasan dan keterangan yang terdapat dalam Islam tentang tauhid dan

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    2/48

    kesucian Allah dari segala macam kekurangan merupakan perincian dari

    isi surah ini.

    Pada ayat ini Allah menyuruh Nabi-Nya menjawab pertanyaan orang-

    orang yang menanyakan tentang sifat Tuhannya, bahwa Dia adalah Allah

    Yang Maha Esa, tidak tersusun dan tidak berbilang, karena berbilang

    dalam susunan zat berarti bahwa bagian kumpulan itu memerlukan bagian

    yang lain, sedang Allah sama sekali tidak memerlukan sesuatu apapun.

    Tegasnya keesaan Allah itu meliputi tiga hal: Dia Maha Esa pada zat-Nya,

    Maha Esa pada sifat-Nya dan Maha Esa pada afal-Nya.

    Maha Esa pada zat-Nya berarti zat-Nya tidak tersusun dari beberapa zat

    atau bagian. Maha Esa pada sifat-Nya berarti tidak ada satu sifat

    makhlukpun yang menyamai-Nya dan Maha Esa pada af'al-Nya berarti

    hanya Dialah yang membuat semua perbuatan sesuai dengan firman-Nya.

    Artinya:

    Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah

    berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia. (Q.S. Yasin: 82).

    (2) Artinya : Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala

    sesuatu.(QS. 112:2)

    Pada ayat ini Allah menambahkan penjelasan tentang sifat Tuhan Yang

    Maha Esa itu, yaitu Dia adalah Tuhan tempat meminta dan memohon.

    (3) Artinya : Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,(QS. 112:3)

    Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa Maha Suci Dia dari mempunyai

    anak. Ayat ini juga menentang dakwaan orang-orang musyrik Arab yang

    mengatakan bahwa malaikat-malaikat adalah anak-anak perempuan Allah

    dan dakwaan orang Nasrani bahwa Isa anak laki-laki Allah.

    Dalam ayat lain yang sama artinya Allah berfirman:

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    3/48

    Artinya:

    Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir Mekah)

    "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk mereka anak-

    anak laki-laki, atau apakah Kami menciptakan malaikat-malaikat berupa

    perempuan dan mereka menyaksikan (nya)? Ketahuilah bahwa

    sesungguhnya mereka dengan kebohongannya benar-benar mengatakan:

    "Allah beranak". Dan sesungguhnya mereka benar-benar orang yang

    berdusta. (Q.S. As Saffat: 149-152).

    Dan Dia tidak beranak, tidak pula diperanakkan. Dengan demikian Dia

    tidak sama dengan makhluk lainnya, Dia berada tidak didahului oleh tidak

    ada. Maha suci Allah dari apa yang tersebut.

    Ibnu 'Abbas berkata: "Dia tidak beranak sebagaimana Maryam melahirkan

    Isa A.S. dan tidak pula diperanakkan. Ini adalah bantahan terhadap orang-

    orang Nasrani yang mengatakan Isa Al Masih adalah anak Allah dan

    bantahan terhadap orang-orang Yahudi yang mengatakan Uzair adalah

    anak Allah.

    (4) Artinya : dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia `.(QS.

    112:4)

    Dalam ayat ini Allah menjelaskan lagi bahwa tidak ada yang setara dan

    sebanding dengan Dia dalam zat, Sifat dan perbuatan-Nya. Ini adalah

    tantangan terhadap orang-orang yang beriktikad bahwa ada yang setara

    dan menyerupai Allah dalam perbuatannya, sebagaimana pendirian orang-

    orang musyrik Arab yang menyatakan bahwa malaikat itu adalah sekutu

    Allah.

    Untuk meresapkan arti ketauhidan kepada Allah yang terkandung dalam

    surah Al Ikhlas, maka kami mencantumkan pada akhir tafsir surah ini

    sebuah munajat kepada Allah yang diamalkan oleh mereka yang tekun

    melaksanakan ibadahnya:

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    4/48

    .... )ilak 3(

    "

    Artinya:

    "Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang

    Segala puji bagi Allah dengan pujian yang sesuai dengan nikmat-nikmat-

    Nya dan seimbang nikmat tambahan-Nya. Semoga rahmat dan

    keselamatan dilimpahkan kepada Nabi penutup, Muhammad SAW yang

    tidak ada lagi Nabi sesudahnya dan kepada sekalian keluarganya, sahabat

    dan sekalian yang mencintainya. Ya Allah, Tuhan yang aku tidak melihat

    (dengan mata hatiku) selain Dia, walaupun banyak gejala-gejala nampak,

    dan yang aku tidak bermunajat melainkan kepada-Nya saja, walaupun

    banyak wujud-wujud di alam lahir dan yang aku tidak menginginkan

    melainkan manfaat-Nya walaupun banyak sumber-sumber

    pengambilannya. Aku mohon kepada-Mu dengan tawassul kepada

    keesaan-Mu di alam wujud dan berbilangnya tajalli (penampakan

    kekuasaan-Mu) di alam pancaindera dan dengan kehormatan nampaknya

    keagungan-Mu bagi mata hati dan tertutupnya Engkau dari jangkauan

    pancaindera, agar kiranya Engkau mengabulkan hajat permohonanku ini

    dan agar Engkau tidak membiarkan aku bersandar pada permohonanku ini;

    (sebutkan hajat yang dimaksud) apa hanya semata-mata kepada rahmatkarunia-Mu saja dan semoga rahmat keselamatan dilimpahkan kepada

    junjungan kami Nabi Muhammad SAW, Nabi yang ummi dan kepada

    sekalian keluarganya dan sahabatnya. (3x).

    Munajat ini mengandung pula permohonan dipenuhi segala hajat

    keperluan yang direnungkan ketika sampai kepada kalimat:

    .

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    5/48

    2. Qs. Al Kafirun( ( ( 2)

    Artinya : Katakanlah: `Hai orang-orang kafir,(QS. 109:1)

    Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi,

    Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan

    pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan,

    "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami

    mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang

    kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami

    menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar,

    maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika

    ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula

    bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya".

    Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-

    Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan

    mereka.

    Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang

    Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun

    ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi

    SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan

    mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya,

    sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.

    Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan

    kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah

    "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang

    memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam

    sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau

    dakwakan.

    Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak

    ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman

    wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    6/48

    menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat

    oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan

    penghubung.

    Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah

    dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan

    sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.

    ( ( ( 2)

    Artinya : Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah.(QS. 109:2)

    Telah diriwayatkan bahwa Walid bin Mugirah, 'As bin Wail As Sahmi,

    Aswad bin Abdul Muttalib dan Umaiyah bin Khalaf bersama rombongan

    pembesar-pembesar Quraisy datang menemui Nabi SAW. menyatakan,

    "Hai Muhammad! Marilah engkau mengikuti agama kami dan kami

    mengikuti agamamu dan engkau bersama kami dalam semua masalah yang

    kami hadapi, engkau menyembah Tuhan kami setahun dan kami

    menyembah Tuhanmu setahun. Jika agama yang engkau bawa itu benar,

    maka kami berada bersamamu dan mendapat bagian darinya, dan jika

    ajaran yang ada pada kami itu benar, maka engkau telah bersekutu pula

    bersama-sama kami dan engkau akan mendapat bagian pula daripadanya".

    Beliau menjawab, "Aku berlindung kepada Allah dari mempersekutukan-

    Nya". Lalu turunlah surah Al Kafirun sebagai jawaban terhadap ajakan

    mereka.

    Kemudian Nabi SAW pergi ke Masjidilharam menemui orang-orang

    Quraisy yang sedang berkumpul di sana dan membaca surah Al Kafirun

    ini, maka mereka berputus asa untuk dapat bekerja sama dengan Nabi

    SAW. Sejak itu mulailah orang-orang Quraisy meningkatkan permusuhan

    mereka ke pada Nabi dengan menyakiti beliau dan para sahabatnya,

    sehingga tiba masanya hijrah ke Madinah.

    Dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyatakan

    kepada orang-orang kafir, bahwa "Tuhan" yang kamu sembah bukanlah

    "Tuhan" yang saya sembah, karena kamu menyembah "tuhan" yang

    memerlukan pembantu dan mempunyai anak atau ia menjelma dalam

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    7/48

    sesuatu bentuk atau dalam sesuatu rupa atau bentuk-bentuk lain yang kau

    dakwakan.

    Sedang saya menyembah Tuhan yang tidak ada tandingan-Nya dan tidak

    ada sekutu bagi-Nya; tidak mempunyai anak, tidak mempunyai teman

    wanita dan tidak menjelma dalam sesuatu tubuh. Akal tidak sanggup

    menerka bagaimana Dia, tidak ditentukan oleh tempat dan tidak terikat

    oleh masa, tidak memerlukan perantaraan dan tidak pula memerlukan

    penghubung.

    Maksudnya; perbedaan sangat besar antara "tuhan" yang kamu sembah

    dengan "Tuhan" yang saya sembah. Kamu menyakiti tuhanmu dengan

    sifat-sifat yang tidak layak sama sekali bagi Tuhan yang saya sembah.

    ( 3)

    Artinya : Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.(QS.

    109:3)

    Dalam ayat ini Allah menambahkan lagi pernyataan yang disuruh

    sampaikan kepada orang-orang kafir dengan menyatakan, "Kamu tidak

    menyembah Tuhanku yang aku panggil kamu untuk menyembah-Nya,

    karena berlainan sifat-sifat-Nya dari sifat-sifat "tuhan" yang kamu sembah

    dan tidak mungkin dipertemukan antara kedua macam sifat tersebut.

    ( ( ( 5)

    Artinya : Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu

    sembah,(QS. 109:4)

    Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada

    persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan

    yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula

    persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka

    lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat

    lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara

    ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun

    dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    8/48

    agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan

    kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim

    Al Asfahani.

    Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas

    dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-

    masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang

    Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya

    sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada

    seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang

    "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas.

    Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur

    dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang

    demikian itu tidak dinamakan ibadat.

    ( ( ( 5)

    Artinya : dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan

    yang aku sembah.(QS. 109:5)

    Kemudian sesudah Allah menyatakan tentang tidak mungkin ada

    persamaan sifat antara Tuhan yang disembah oleh Nabi SAW. dengan

    yang disembah oleh mereka, maka dengan sendirinya tidak ada pula

    persamaan tentang ibadat. Mereka menganggap bahwa ibadat yang mereka

    lakukan di hadapan berhala-berhala atau di tempat-tempat beribadat

    lainnya, atau di tempat-tempat sepi, bahwa ibadat itu dilakukan secara

    ikhlas untuk Allah, sedangkan Nabi tidak melebihi mereka sedikitpun

    dalam hal itu, maka dalam ayat-ayat ini Allah memerintahkan Nabi-Nya

    agar menjelaskan bahwa, "Saya tidak beribadat sebagai ibadatmu dan

    kamu tidak beribadat sebagai ibadatku". Ini adalah pendapat Abu Muslim

    Al Asfahani.

    Maksud keterangan di atas menjelaskan bahwa hal tersebut menjadi jelas

    dengan adanya perbedaan apa yang disembah dan cara ibadat masing-

    masing. Oleh sebab itu tidak mungkin sama menyembah Tuhan Yang

    Maha Esa dan cara beribadat kepada-Nya, karena Tuhan yang saya

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    9/48

    sembah maha suci dari sekutu dan tandingan, tidak menjelma pada

    seseorang atau memihak kepada suatu bangsa atau orang tertentu. Sedang

    "tuhan" yang kamu sembah itu berbeda dari Tuhan yang tersebut di atas.

    Lagi pula ibadat saya hanya untuk Allah saja, sedang ibadatmu bercampur

    dengan syirik dan dicampuri dengan kelalaian dari Allah, maka yang

    demikian itu tidak dinamakan ibadat.

    ( 6)

    Artinya : Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku`.(QS.

    109:6)

    Kemudian dalam ayat ini Allah mengancam orang-orang kafir dengan

    firman-Nya yaitu, "Bagi kamu balasan atas amal perbuatanmu dan bagiku

    balasan atas amal perbuatanku". Dalam ayat lain yang sama maksudnya

    Allah berfirman:

    Artinya:

    "Bagi kami amalan kami, bagi kamu amalan kamu". Q.S.(Al Baqarah):

    139.

    3. Qs. Al Maidah : 72-77

    ( 72)

    Artinya : Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:

    `Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam`, padahal Al

    Masih (sendiri) berkata: `Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku

    dan Tuhanmu`. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan

    (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya

    syurga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang

    zalim itu seorang penolongpun.(QS. 5:72)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    10/48

    Allah swt. menegaskan dengan sesungguhnya bahwa orang-orang Nasrani

    adalah orang-orang kafir karena mereka berkeyakinan bahwa Allah itu

    adalah Isa Al-Masih anak Maryam.

    Pendirian inilah yang menjadikan mereka itu kafir dan sesat, oleh sebab

    mereka berlebih-lebihan memuji Isa a.s. sebagaimana orang Yahudi

    keterlaluan pula menghina Isa terutama terhadap Maryam. Pendirian

    orang-orang Nasrani terhadap diri Isa a.s. tersebut adalah suatu pendirian

    yang dianut oleh mayoritas golongan Nasrani dan siapa di antara mereka

    yang menyimpang dari pendirian tersebut, maka dianggaplah murtad.

    Orang-orang Nasrani berpendirian bahwa Tuhan itu terdiri dari unsur-

    unsur yang mereka namakan tiga oknum, yaitu Bapak, Putra dan Ruhul

    Kudus. Isa adalah putra, Allah adalah Bapak yang menjelma pada anak

    yang merupakan Ruhul Kudus dan mereka adalah tiga kesatuan yang tidak

    terpisah-pisah. Dengan demikian Allah itu adalah Isa dan dan Isa itu

    adalah Allah. Pendirian mereka ini sangat menyimpang dari kebenaran,

    karena Isa sendiri berkata kepada Bani Israel supaya mereka menyembah

    Allah, yaitu Tuhannya Isa dan Tuhannya Bani Israel. Jadi ayat ini jelas

    menunjukkan pengakuan langsung dari Isa bahwa Tuhan yang disembah

    itu adalah Allah semata. Tegasnya seruan-seruan Nabi Isa kepada Bani

    Israel seperti yang diterangkan oleh ayat ini untuk menegaskan agama

    Tauhid. Hal itu dapat dilihat di dalam kitab-kitab Injil asli.

    Selanjutnya Allah swt. menerangkan bahwa Isa dengan tegas berkata

    bahwa orang-orang yang mempersekutukan Tuhan dengan sesuatu baik

    dengan malaikat atau dengan bintang atau dengan batu, maka orang itu

    tidak akan mendapat surga dan tempatnya adalah di dalam neraka, karenaorang yang mempersekutukan Allah itu adalah orang-orang yang berbuat

    lalim kepada diri mereka itu sendiri yang karenanya tidak wajar mendapat

    pembelaan dan pertolongan Allah.

    ( 73)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    11/48

    Artinya : Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:

    `Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga`, padahal sekali-kali

    tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak

    berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang

    kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.(QS. 5:73)

    Ayat ini menerangkan bahwa Allah swt. menegaskan dengan

    sesungguhnya akan kekafiran orang Nasrani yang berkata bahwa Allah

    yang menciptakan langit dan bumi adalah salah satu dari tiga oknum yaitu

    Bapak, Putra dan Roh Kudus.

    Jadi jelaslah bahwa ayat ini menggambarkan pendirian mayoritas orang-

    orang Nasrani zaman dahulu. Segolongan kecil dari mereka itu ada yang

    berpendirian bahwa Allah itu adalah Isa Putra Maryam sedangkan

    segolongan kecil yang lain berpendirian bahwa Isa itu adalah Putra Allah,

    dan dia bukan Allah.

    Pendirian mereka ini tidak mempunyai dasar yang kuat karena Tuhan yang

    sebenarnya ialah zat yang tidak terbilang. Dia adalah Maha Esa. Karena itu

    Dia adalah Maha Kuasa. Jika Tuhan berbilang maka artinya Yang Maha

    Kuasa itu lebih dari satu, dan jika mereka berdua atau lebih tentulah akan

    berebut kekuasaan yang akibatnya hancurlah alam ini. Andaikata tuhan-

    tuhan itu berdamai yakni ada yang berkuasa di langit dan ada yang

    berkuasa di bumi, maka terjadilah Tuhan itu lemah, karena sifat damai

    adalah sifat orang yang lemah yang tidak sanggup menaklukkan sendiri.

    Dengan demikian Yang Maha Kuasa itu adalah tunggal. Selanjutnya jika

    Tuhan itu berbilang, umpama terdiri atas tiga oknum dan ketiga-tibanya

    dianggap satu karena kesatuannya, maka artinya jika terjadi kehilangansalah satu daripadanya, maka berarti hilanglah kesatuannya, dengan

    demikian hilanglah ketuhanannya karena matinya Isa (salah satu oknum

    Tuhan) di tiang salib. Dan jika tidak demikian maka artinya Tuhan itu

    berbilang. Jadi ada Tuhan yang telah mati disalib dan dua yang masih

    hidup.

    Jika dibenarkan adanya Tuhan Bapak dan adanya Tuhan Putra, maka yang

    dinamakan Tuhan Bapak tentulah diketahui adanya lebih dahulu dan yang

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    12/48

    dinamakan Tuhan Putra tentulah diketahui adanya terkemudian.

    Sedangkan Tuhan itu bersifat Qadim, yakni "adanya" sama dengan "tidak

    didahului oleh tiada" dan Tuhan itu bersifat Baqa' (kekal) yakni "adanya

    tidak diakhiri tiada". Isa adalah didahului oleh "tiada" karena itu dia tidak

    bersifat qadim karena dia tidak ada pada waktu sebelum dilahirkan oleh

    Siti Maryam dan Isa tidak bersifat baqa' (kekal) karena dia telah menjadi

    tiada, dia telah mati. Demikianlah sesatnya pendirian orang Nasrani. Jika

    ditinjau dari segi logika, karenanya pada ayat ini Allah memperingati

    orang Nasrani supaya meninggalkan kepercayaan yang salah dan

    hendaklah mereka kembali kepada ajaran-ajaran tauhid dan jika mereka

    masih tetap pada kekafiran, yaitu mempersekutukan Allah, maka akan

    dimasukkan ke dalam azab api neraka.

    ( 74)

    Artinya : Maka mengapa mereka tidak bertaubat kepada Allah dan

    memohon ampun kepada-Nya? Dan Allah Maha Pengampun lagi

    Maha Penyayang.(QS. 5:74)

    Ayat ini menerangkan bahwa tingkah laku orang-orang Yahudi itu sangat

    mengherankan karena telah menerima ayat-ayat yang mengandung cercaan

    yang disertai ancaman-ancaman namun tidaklah tergerak hati mereka

    untuk kembali kepada Allah dan memohon ampunan-Nya padahal Allah

    sangat luas rahmat-Nya, Maha Pengampun, Maha Penerima tobat hamba-

    Nya yang tenggelam dalam kesesatan kemudian benar-benar beriman dan

    bertakwa dengan iringan amal-amal saleh.

    ( 75)

    Artinya : Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang

    sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya

    seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan.

    Perhatikan bagaimana kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab)

    tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    13/48

    mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).(QS.

    5:75)

    Ayat ini menerangkan keistimewaan kedudukan Al-Masih (Isa) dan

    keistimewaan kedudukan ibunya (Maryam) kemudian menerangkan pula

    tentang hakikat kepribadian mereka berdua. Keistimewaan Al-Masih ialah

    dia adalah utusan Allah, tidak ada perbedaannya dengan rasul-rasul yang

    datang pada masa sebelumnya, karena masing-masing membawa tanda

    kerasulan dari Allah. Jika Allah menyembuhkan sakit sopak dan

    menghidupkan orang mati sebagai mukjizat bagi Al-Masih, maka Allah

    menjadikan ular dan membelah laut sebagai mukjizat bagi Nabi Musa. Jika

    Al-Masih dijadikan tanpa bapak, maka Nabi Adam dijadikan tanpa ibu dan

    bapak. Ibu Al-Masih adalah seorang yang sangat mulia dan bertakwa

    kepada Allah dan kedudukannya hampir sederajat dengan kedudukan

    rasul.

    Ayat ini menegaskan bahwa Al-Masih adalah seperti rasul-rasul yang lain,

    yaitu manusia biasa yang mempunyai kebutuhan-kebutuhan jasmani yang

    antara lain makan makanan untuk menghindari lapar dan menjaga

    kesehatan untuk kelanjutan hidup. Tiap-tiap orang memerlukan sesuatu,

    dia adalah makhluk biasa yang karenanya tidak dapat dikatakan Tuhan

    pencipta dan tidak wajar disembah. Jadi yang wajar dan yang berhak

    disembah hanyalah Yang Maha Kuasa karena Dia diperlukan

    pertolongannya. Tiap-tiap yang diperlukan, tentulah dipandang mulia oleh

    yang memerlukan. Tegasnya penyembah adalah orang yang memandang

    dirinya sendiri rendah dan hina dari yang disembah. Al-Masih sangat

    terkenal kuat ibadahnya kepada Allah, jadi Al-Masih menyembah Allah.Ini menunjukkan bahwa Al-Masih itu "bukan Allah" karena Allah adalah

    yang disembah. Allah itu bebas dari kewajiban menyembah (beribadat).

    Adalah suatu kebodohan apabila seseorang menyembah kepada orang

    yang sederajat dengannya baik dalam hakikat kejadian maupun dalam

    memerlukan pertolongan.

    Selanjutnya pada akhir ayat ini, Allah menerangkan kepada Muhammad

    saw., bagaimana cara-cara Allah menjelaskan kepada Ahli Kitab tentang

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    14/48

    tanda-tanda kekuasaan-Nya yang menunjukkan kesesatan pendirian

    mereka tentang Al-Masih. Kemudian Allah meminta perhatian Nabi

    Muhammad bagaimana cara-cara Ahli Kitab menolak penjelasan-

    penjelasan yang telah dikemukakan Allah itu yang menunjukkan bahwa

    mereka memanglah tidak mempergunakan akal pikiran yang sehat karena

    mereka terbelenggu oleh taklid buta.

    ( 76)

    Artinya : Katakanlah: `Mengapa kamu menyembah selain daripada

    Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan

    tidak (pula) memberi manfaat?` Dan Allah-lah Yang Maha

    Mendengar lagi Maha Mengetahui.(QS. 5:76)

    Ayat ini menerangkan betapa sesatnya orang-orang Nasrani yang

    menyembah Al-Masih. Nabi Muhammad mendapat perintah dari Allah

    supaya menanyakan kepada orang-orang Nasrani, mengapa mereka itu

    menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak memberi mudarat dan tidak

    memberi manfaat. Tidakkah mereka mengetahui bahwa orang Yahudi itu

    memusuhi Al-Masih dan mereka hendak membinasakannya, sedang Al-

    masih sendiri ternyata tidak sanggup memberi mudarat kepada orang-

    orang Yahudi itu dan sahabat Al-Masih tidak dapat menolongnya.

    Wajarkah orang yang tidak mempunyai kesanggupan itu dipandang

    sebagai Tuhan. Tidakkah mereka sendiri bercerita bahwa Al-Masih ketika

    dianiaya di atas tiang salib dia meminta air karena haus dan orang-orang

    Yahudi hanya memberikannya air cuka yang dituangkan ke lubang

    hidungnya. Tidakkah cerita mereka ini menunjukkan bahwa Al-Masih itu

    sangat lemah. Pantaskah orang yang lemah seperti demikian dipandang

    sebagai Tuhan.

    Selanjutnya pada akhir ayat ini Allah mengancam orang-orang Nasrani

    bahwa Allah Maha Mendengar terutama ucapan kekafiran mereka dan

    Maha Mengetahui kepalsuan yang dikandung dalam hati mereka.

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    15/48

    ( 77)

    Artinya : Katakanlah: `Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-

    lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu.

    Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah

    sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah

    menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan

    yang lurus.`(QS. 5:77)

    Pada ada ayat ini Allah melarang Ahli Kitab yang di masa Nabi

    Muhammad bertindak keterlaluan di dalam agama sebagaimana nenek

    moyang mereka dahulu dan melarang mereka mengikuti sebab-sebab yang

    membawa nenek moyang mereka kepada kesesatan sehingga menyesatkan

    pula orang lain dari jalan pertengahan (ajaran Islam) dengan sebab mereka

    meninggalkan hukum syariat dan mengikuti hawa nafsu yang buruk. Jadi

    dengan ayat ini dapatlah disimpulkan bahwa Ahli Kitab itu adalah:

    a. Orang-orang yang sesat sejak dahulu disebabkan karena mengikuti hawa

    nafsu dalam urusan agama, membuat bidah, menghalalkan yang haram dan

    meninggalkan sunah Rasul.

    b. Orang-orang lain menjadi sesat karena mereka setelah sesat berusaha

    menyesatkan orang lain, yaitu memperluas bidah yang diada-adakan oleh

    para pendeta mereka.

    c. Orang-orang yang berpaling dari agama Islam, terus-menerus berada

    dalam kesesatan, berarti mereka telah berbuat melampaui batas, berbuat

    bidah dan menyimpang dari iktikad yang benar.

    4. Qs. At Taubah : 30-33

    ( 30)

    Artinya : Orang-orang Yahudi berkata: `Uzair itu putera Allah` dan

    orang Nasrani berkata: `Al Masih itu putera Allah`. Demikian itulah

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    16/48

    ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan

    orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah-lah mereka;

    bagaimana mereka sampai berpaling?(QS. 9:30)

    Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan keyakinan ahli kitab yang salah, baik

    orang-orang Yahudi atau pun orang-orang Nasrani. Mereka berkeyakinan

    bahwa "Uzair itu putra Allah". Kepercayaan ini bertentangan sekali

    dengan pengertian iman yang sebenarnya kepada Allah. Karena iman yang

    benar ialah bahwa Allah itu esa, tunggal, tidak beranak, tidak berbapak

    dan tidak bersekutu dengan apa dan siapa pun. Dia Maha Sempurna, Maha

    Kuasa dan tidak ada satu pun yang menyerupai dan menyamai-Nya.

    Uzair adalah seorang tukang tenung bangsa Yahudi, penduduk negeri

    Babylon, hidup di sekitar tahun 457 sebelum Masehi. Dia seorang

    pengarang ulung, pendiri suatu perhimpunan besar, dan rajin

    mengumpulkan naskah-naskah Kitab Suci dari berbagai daerah. Dialah

    yang memasukkan huruf-huruf Kaldaniyah sebagai pengganti huruf-huruf

    Ibrani kuno. Dia juga yang menulis hal-hal yang mengenai peredaran

    matahari, menyusun kembali kitab-kitab bermutu yang telah hancur

    binasa. Semasa hidupnya dianggap orang sebagai masa kesuburan agama

    Yahudi karena dialah penyair syariat Taurat yang terkemuka,

    menghidupkan syariat itu kembali sesudah sekian lama dilupakan orang.

    Oleh karena kaum Yahudi menganggapnya sebagai seorang suci yang

    lebih dekat kepada Allah bahkan sebagian dari mereka yang fanatik

    menganggap dan memanggilnya dengan "anak Allah". Meskipun hanya

    sebagian dari kaum Yahudi yang berkepercayaan demikian tetapi dapat

    dianggap bahwa kepercayaan itu adalah kepercayaan mereka seluruhnyakarena ucapan yang salah itu tidak dibantah dan diingkari oleh golongan

    yang lain. Hal ini sejalan dengan firman Allah:

    Artinya:

    Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak khusus menimpa orang-

    orang yang zalim saja di antara kamu. (Q.S. Al-Anfal: 25)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    17/48

    Demikian juga halnya kaum Nasrani terhadap Isa Al-Masih. Mereka

    beriktikad bahwa Isa itu anak Allah. Kepercayaan ini pun sangat

    bertentangan dengan iman kepada Allah swt. Sekalipun pada mulanya

    kata-kata "Isa itu anak Allah" hanyalah merupakan ucapan nenek moyang

    mereka yang bermaksud bahwa dia itu adalah seorang yang mulia, dikasihi

    Allah dan terhormat, dan bukanlah ucapan itu berarti anak Allah

    sebenarnya. Tetapi lambat laun, terutama ketika kepercayaan agama Hindu

    menyusup masuk ke dalam kaum Nasrani dan kedua agama itu

    berdampingan rapat, bahu-membahu, tertanamlah di dalam hati mereka

    kepercayaan bahwa Isa Al-Masih itu adalah benar-benar anak Allah.

    Kemudian setelah berlalu beberapa waktu lamanya, timbullah perubahan

    baru di dalam kepercayaan mereka, bahwa arti anak Allah dan Allah juga

    Roh Kudus (ruh suci) yang kemudian dikenal dengan "Bapak, anak dan

    ruh suci".

    Menurut keyakinan mereka, tiga oknum tersebut yaitu "Anak Allah, Allah

    dan Ruh Suci" pada hakikatnya hanya satu. Ajaran Gereja ini sudah

    menjadi ketetapan di dalam agama Nasrani, tiga abad sepeninggal Isa Al-

    Masih dan murid-muridnya. Meskipun kepercayaan ini ditentang oleh

    sebagian dari mereka yang tidak sedikit jumlahnya, tetapi gereja-gereja

    Katholik, Ortodoks dan Protestan tetap pada pendiriannya. Bahkan orang-

    orang yang tidak membenarkan kepercayaan yang salah itu, dianggap

    tidak lagi termasuk kaum Nasrani dan telah murtad dari agamanya.

    Mengatakan Isa Al-Masih anak Allah dan meyakini bahwa tiga oknum

    suci itu adalah hakikat Tuhan Yang Maha Esa, tidak dibenarkan oleh Allah

    swt. dan tidak dapat diterima oleh akal yang sehat dan belum ada satu jugaagama Nabi-nabi sebelum itu menganut kepercayaan demikian. Allah swt.

    menandaskan bahwa ucapan mereka seperti itu adalah bohong, tidak

    mempunyai hakikat kebenaran sedikit juga dan tidak ada satu dalil dan

    bukti yang nyata dapat menguatkannya. Sejalan dengan ini Allah swt.

    berfirman:

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    18/48

    Artinya:

    Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka, mereka tidak

    mengatakan (sesuatu) kecuali dusta. (Q.S. Al-Kahfi: 5)

    Di dalam kitab-kitab perjanjian baru sendiri tidak terdapat keterangan yang

    menyatakan bahwa Isa Al-Masih itu anak Allah. Sesungguhnya mereka

    sudah sesat jauh dari yang sebenarnya. Mereka meniru-niru ucapan orang-

    orang kafir sebelumnya, seperti orang-orang musyrik bangsa Arab yang

    mengatakan "Malaikat-malaikat itu adalah putri-putri Allah".

    Sejarah mencatat bahwa kepercayaan "Tuhan beranak, Tuhan menjelma

    dalam tiga oknum berhakikat satu" adalah kepercayaan kaum Brahma dan

    Budha di India, kepercayaan bangsa-bangsa Jepang, Persia, Mesir, Yunani

    dan Romawi zaman dahulu. Keadaan orang-orang Yahudi dan orang

    Nasrani mempercayai bahwa Allah swt. itu beranak, belum pernah ada

    seorang pun dari bangsa Arab yang mengetahuinya, begitu pula orang-

    orang yang berada di sekitarnya. Dan baru dengan turunnya Alquran

    diketahui. Ini adalah salah satu mukjizat Alquran.

    Allah swt. mengutuk mereka karena mereka belum mau menginsafi dan

    menyadari kekeliruan dan kesesatannya. Meskipun Rasul-rasul Allah telah

    menjelaskan bahwa Allah itu Maha Esa, tidak beranak dan tidak

    diperanakkan, namun mereka tidak mau kembali ke akidah tauhid, bahkan

    tetap bertahan pada iktikadnya yang keliru, yaitu menganggap bahwa

    Uzair dan Isa Al-Masih adalah anak Allah, padahal keduanya itu adalah

    manusia-manusia hamba-Nya seperti juga manusia-manusia lain,

    sekalipun diakui bahwa keduanya itu adalah manusia yang saleh, taat

    kepada Allah dan Rasul-Nya, mulia dan dihormati sebagaimana firmanAllah:

    Artinya:

    Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil

    (mempunyai) anak." Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu)

    adalah hamba-hamba yang dimuliakan. (Q.S. Al-Anbiya': 26)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    19/48

    ( 31)

    Artinya : Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahibmereka sebagai Tuhan selain Allah, dan (juga mereka

    mempertuhankan) Al Masih putera Maryam; padahal mereka hanya

    disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain

    Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.(QS. 9:31)

    Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan bentuk kesesatan ahli kitab, baik

    kaum Yahudi maupun kaum Nasrani, masing-masing mengambil dan

    mengangkat Tuhan selain Allah swt. sebagaimana halnya orang-orang

    musyrik Arab yang ditiru-tirunya itu. Orang-orang Yahudi menjadikan

    pemuka-pemuka agama mereka sebagai Tuhan yang mempunyai hak

    menetapkan hukum menghalalkan dan mengharamkan. Sedang orang-

    orang Nasrani menjadikan rahib-rahib mereka yaitu pemuka-pemuka

    agama mereka sebagai Tuhan yang harus ditaati dan disembah. Adapun

    kedudukan pemuka-pemuka agama, baik ia sebagai pemuka Yahudi atau

    sebagai rahib Nasrani maupun sebagai alim ulama Islam, tidak lebih dari

    kedudukan seorang ahli yang mempunyai pengetahuan mendalam tentang

    seluk-beluk syariat agamanya masing-masing. Segala pendapat dan fatwa

    yang dikemukakannya hanyalah sebagai penerangan dari hukum-hukum

    Allah yang harus disertai dan didasarkan atas dalil-dalil yang nyata dari

    firman Allah swt. atau sunah Rasul yang disampaikan oleh Rasul-Nya.

    Mereka tidak berhak sedikit pun membuat syariat-syariat agama, karena

    yang demikian itu adalah hak Allah semata-mata.

    Menurut penganut agama Nasrani, di samping Isa Al-Masih itu dianggap

    sebagai Tuhan yang disembah, ada juga yang menyembah ibunya, yaitu

    Maryam padahal Isa itu adalah seorang rasul seperti rasul-rasul

    sebelumnya dan Maryam ibunya hanya seorang yang benar, dan keduanya

    makan dan minum juga sebagaimana halnya manusia-manusia yang lain.

    Firman Allah:

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    20/48

    Artinya:

    Al-Masih putra Maryam itu hanyalah seorang rasul yang sesungguhnya

    telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat

    benar; kedua-duanya biasa memakan makanan. (Q.S. Al-Ma'idah: 75)

    Kaum Katolik dan orang-orang Ortodoks menyembah murid-murid Isa

    dan pesuruh-pesuruhnya begitu juga kepala-kepala dan pemuka-pemuka

    agamanya yang dianggap suci, dan dijadikannya perantara yang akan

    menyampaikan ibadat mereka kepada Allah. Juga mereka menganggap

    pendeta-pendeta mereka mempunyai hak mengampuni, atau pun tidak

    mengampuninya sesuai dengan keinginannya padahal tidak ada yang

    berhak mengampuni dosa kecuali Allah swt. sebagaimana firman-Nya:

    Artinya:

    Dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah.

    (Q.S. Ali Imran: 135)

    Adapun kaum Yahudi, mereka menambah-nambah hukum lain kepada

    syariat agamanya. Mereka tidak mencukupkan dan membatasi diri pada

    hukum yang terdapat dalam kitab Taurat sebagai pedoman hidupnya tetapi

    menambah dan memasukkan hukum-hukum lain yang didengarnya dari

    kepala-kepala agama mereka sebelum hukum-hukum itu dibukukan jadilah

    ia peraturan umum yang harus dituruti dan ditaati oleh kaum Yahudi.

    Demikianlah kesesatan-kesesatan yang telah diperbuat Ahli Kitab padahal

    mereka itu tidak diperintahkan kecuali menyembah Tuhan Yang Satu

    Tuhan Seru sekalian alam yaitu Allah swt. karena tidak ada Tuhan Yang

    berhak disembah kecuali Dia; Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa tiada

    sekutu bagi-Nya baik mengenal zat-Nya sifat-sifat-Nya maupun af`al-Nya.

    Maha Suci Allah swt. dari apa yang mereka persekutukan. Dan apabila

    mereka mempercayai bahwa pemimpin-pemimpin mereka itu berhak

    menentukan sesuatu hukum berarti mereka mempunyai kepercayaan

    bahwa ada Tuhan yang disembah selain dari Allah swt. yang dapat

    menyakitkan dan menyembuhkan, menghidupkan dan mematikan tanpa

    izin dari Allah swt. dan lain sebagainya. Dan bahwa ada Tuhan yang wajib

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    21/48

    ditaati dan dipatuhi segala perintah dan larangannya, segala apa yang

    dihalalkan dan diharamkannya sekalipun semuanya itu hanya timbul dari

    kehendak hawa nafsu dan akal pikirannya tidak bersumber dari wahyu

    Ilahi.

    ( 32)

    Artinya : Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah

    dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki

    selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang

    kafir tidak menyukai.(QS. 9:32)

    Pada ayat ini Allah swt. menjelaskan iktikad jahat Ahli Kitab. Mereka

    berkehendak memadamkan dan melenyapkan agama tauhid, yaitu agama

    yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw., agama

    yang penuh dengan bukti-bukti yang menunjukkan keesaan Allah swt. dan

    hal-hal yang tidak wajar bagi-Nya seperti yang dituduhkan oleh mereka

    bahwa Dia itu mempunyai anak dan lain sebagainya, agama yang berkitab

    sucikan Alquranul Karim yang penuh petunjuk dari Allah swt. kitab suci

    yang merupakan mukjizat terbesar sejak diturunkannya sampai akhir

    zaman nanti.

    Untuk memenuhi kehendak busuknya itu, orang-orang Ahli Kitab

    menyebarkan fitnah dan celaan terhadap Rasulullah saw., sahabat-

    sahabatnya dan juga kepada kaum Muslimin. Mereka tidak senang melihat

    agama Islam itu mendapat sambutan baik dari masyarakat dan mendapat

    kedudukan yang tinggi pada permukaan bumi ini sehingga tidak ada

    agama yang lebih tinggi pada permukaan bumi ini sebagaimana sabda

    Nabi saw.:

    Artinya:

    Islam itu tinggi dan tidak ada (agama) yang melebihi ketinggiannya.

    (H.R. Bukhari dan Muslim)

    Segala macam usaha dan ikhtiar dilakukan oleh mereka, baik dengan jalan

    halus maupun dengan jalan kasar, berupa kekerasan, penganiayaan,

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    22/48

    peperangan dan lain sebagainya, demi untuk menghancurkan agama Allah

    itu yang diumpamakan nur atau cahaya yang menyinari alam semesta ini.

    Tetapi Allah tidak merestui maksud jahat itu. Semua usaha mereka gagal

    tidak berhasil, sedang agama Islam makin hari makin meluas, menembus

    celah-celah dinding sampai ke sasarannya, meluas sampai ke pelosok-

    pelosok sehingga dunia mengakui kemurniannya sekalipun belum semua

    umat manusia memeluknya.

    Meskipun bukti-bukti telah cukup dan kenyataan-kenyataan telah jelas

    menunjukkan kebenaran agama Islam, namun mereka tetap membangkang

    dan memungkirinya. Mereka bekerja keras dengan segala macam usaha

    dan cara agar kaum Muslimin rela meninggalkan agamanya atau memeluk

    agama mereka. Janganlah terpedaya dengan sikap lemah lembut yang

    diperlihatkan mereka, karena semuanya itu adalah tipu muslihat dendam

    yang disembunyikan di dalam hati mereka adalah lebih hebat dan

    berbahaya. Camkanlah firman Allah swt.:

    Artinya:

    Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang pada kamu hingga

    kamu mengikuti agama mereka. (Q.S. Al-Baqarah: 120)

    Dan Firman-Nya:

    Artinya:

    Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan

    oleh hati mereka lebih besar lagi. (Q.S. Ali Imran: 118)

    (33)

    Artinya : Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa)

    petunjuk (Al quran) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya

    atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak

    menyukai.(QS. 9:33)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    23/48

    Pada ayat ini Allah swt. menerangkan bahwa sebagai jaminan atas

    kesempurnaan agama-Nya, maka diutuslah seorang rasul yaitu Nabi

    Muhammad saw. dan dibekali sebuah kitab Suci yaitu Alquranul karim

    yang penuh berisi petunjuk yang menjelaskan segala sesuatunya dan

    mencakup isi kitab-kitab suci sebelumnya. Selain itu dibekali juga dengan

    agama yang hak, agama yang lebih lengkap dari agama sebelumnya secara

    keseluruhan yaitu agama Islam. Agama yang telah diridai dan direstui

    Allah swt. untuk menjadi agama yang dianut oleh segenap umat manusia.

    Firman Allah swt.:

    Artinya:

    Dan telah Kuridai Islam itu jadi agama bagimu. (Q.S. Al-Ma'idah: 3)

    Agama Islam sesuai dengan segala keadaan dan tempat berlaku sepanjang

    masa sejak disyariatkannya sampai akhir zaman. Oleh karena itu tidak

    heran kalau agama Islam itu mendapat sambutan yang baik dari segenap

    umat yang maju dengan pesatnya sehingga dalam waktu-waktu yang

    singkat sudah tersebar ke segala penjuru dunia menempati tempat yang

    mulia dan tinggi, lebih tinggi dari agama-agama sebelumnya.

    Meskipun orang musyrik tidak senang atas kenyataan-kenyataan itu,

    bahkan tetap menghalang-halangi dan kalau dapat menghancurkannya,

    tetapi kodrat iradat Allah jua yang akan berlaku, tak ada suatu kekuatan

    apa pun yang dapat menghambat dan menghalanginya.

    Camkanlah firman Allah swt.:

    Artinya:

    Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-

    sekali tidak akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu. (Q.S. Al-

    Fath: 23)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    24/48

    5. Qs. Al Mukminun : 91

    ( 91)

    Artinya : Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali

    tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-

    Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang

    diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan

    sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan

    itu,(QS. 23:91)

    Pada ayat ini Allah menolak dakwaan kaum musyrikin bahwa para

    malaikat itu adalah putri-putri Allah dengan menerangkan bahwa Allah

    sekali-kali tidak ada mempunyai anak, karena Dia Maka Kaya Maha

    Kuasa dan Maha Kekal tidak memerlukan keturunan seperti halnya

    manusia. Manusia memang banyak memerlukan adanya anak yang akan

    melanjutkan keturunannya, dan bila dia sudah tua dan tidak berdaya lagi

    maka anak-anaknya itulah yang akan membantu dan menolongnya. Dan

    bila dia mati maka anak-anaknya pulalah yang akan melanjutkan usaha

    dan profesinya dan mengangkat namanya di kalangan masyarakatnya.

    Allah Yang Maha Kuasa. Maha Kaya dan Maha Kekal tidak memerlukan

    semua itu.

    Dia tidak ditimpa kelelahan karena Dia Maha Kuat, tidak akan ditimpa

    kematian karena Dia Maha Kekal, Dia tidak akan ditimpa kemiskinan

    karena Dia Maha Kaya, milik-Nya lah semua yang ada di langit dan di

    bumi. Alangkah bodohnya kaum musyrikin itu yang menyerupakan Allah

    dengan manusia yang amat lemah dan miskin, atau kalau mereka tidak

    bodoh maka mereka adalah pendusta besar karena yang diucapkannya itu

    bertentangan sama sekali dengan pikiran orang-orang berakal.

    Demikian pula Allah menolak bahwa di samping-Nya ada pula tuhan yang

    lain sebagai sekutu-Nya. Karena Dia tidak memerlukan sekutu dalam

    menciptakan alam dan mengurusnya karena orang yang memerlukan

    sekutu adalah orang yang lemah yang tidak sangup mengurus sesuatu

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    25/48

    seorang diri. Tuduhan ini sama halnya dengan tuduhan, bahwa Allah

    mempunyai anak, karena hal itu menunjukkan kelemahan dan ketidak

    sanggupan yang sangat bertentangan dengan sifat-Nya yang Maha

    Sempurna. Kalau benar Allah mempunyai sekutu yang sama derajatnya

    dengan Dia, tentulah sekutunya itu akan berkuasa penuh pula terhadap

    yang diciptakannya. Hal ini akan menimbulkan pertikaian dan perselisihan

    dalam pengurusan alam ini, dan tentulah pertikaian dan perselisihan itu

    akan membawa kepada peperangan. Tuhan yang satu ingin menguasai

    milik tuhan yang lain dan demikian pula sebaliknya., seperti yang terjadi

    pada pemerintahan di dunia. Sampai sekarang peperangan itu belum dapat

    dihindarkan sama sekali meskipun telah ada organisasi-organisasi seperti

    PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dan lain sebagainya. Tetapi ternyata

    semenjak terciptanya langit dan bumi, Semuanya berjalan menurut garis

    yang telah ditentukan, menurut Sunah yang telah ditetapkan. Karena itu

    terjadilah keharmonisan dalam perjalanan bintang-bintang dan planet-

    planet. Belum pernah terjadi suatu bintang berbenturan dengan suatu

    bintang lain atau dengan suatu planet, padahal di cakrawala ini berkeliaran

    jutaan bintang-bintang. Sungguh amat lemahlah pikiran orang yang

    mengatakan bahwa Allah mempunyai anak atau mempunyai sekutu. Maha

    Suci Allah dari segala anggapan dan tuduhan yang tidak masuk akal itu.

    6. Qs. Al Maidah : 116-120

    ( 116)

    Artinya : Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: `Hai Isa putera

    Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia:` Jadikanlah

    aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah? `. Isa menjawab:` Maha

    Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan

    hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka

    tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    26/48

    ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri

    Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang

    ghaib-ghaib `.(QS. 5:116)

    Isa a.s. menyatakan bahwa yang demikian itu tidaklah benar, karena dia

    tidaklah berhak menyatakan sesuatu yang tidak patut bagi dirinya dan

    ibunya. Allah menanyakan hal demikian itu kepada Isa a.s. walaupun

    Allah mengetahui apa sebenarnya yang terjadi, agar Isa a.s. di hari kiamat

    itu menyatakan di hadapan para rasul dan umat manusia bahwa hanya

    Allahlah yang berhak disembah, serta dia menjelaskan kesalahan umatnya

    yang memandang dirinya dan ibunya sebagai Tuhan. Semua ibadah hanya

    dihadapkan kepada Allah sendiri. Ayat ini memberikan peringatan kepada

    orang-orang Nasrani baik mereka yang hidup kemudian atas kesalahan

    pikiran mereka dan kekeliruan akidah mereka. Banyak macam ibadah dan

    doa yang dilakukan oleh orang Nasrani ditujukan kepada Isa dan ibunya

    baik yang khusus untuk Isa dan ibunya masing-masing maupun ibadah itu

    dipersekutukan antara mereka dengan Allah swt. Kesemua ibadah

    demikian itu tak dapat dibenarkan, karena segala ibadah itu haruslah

    ditujukan kepada Allah swt. saja. Firman Allah swt.:

    Artinya:

    Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan

    memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Q.S. Al-

    Bayyinah: 5)

    Tiada Tuhan lain di samping Allah swt. yang ikut menerima ibadah para

    hamba baik sebagai perantara atau pun pengganti daripada-Nya. Nabi Isa

    a.s. menjawab pertanyaan Allah swt. tentang ibadah dan kepercayaan yang

    ditujukan kepada dirinya dan ibunya dengan jawaban yang diawali kata

    "Subhanaka" artinya "Maha Suci Engkau", yang maksudnya amat

    mustahillah ada Tuhan lain di samping-Nya dan sebaliknya pastilah Allah

    swt. Esa Zat dan sifat-Nya serta jauh dari adanya sekutu dalam ketuhanan-

    Nya.

    Lalu Isa a.s. menegaskan bahwa dia sendiri atau orang lain yang semisal

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    27/48

    dengan dia tidaklah berhak untuk mengatakan sesuatu yang tidak patut

    bagi dirinya. Tidak terlintas sedikit pun dalam pikirannya untuk

    menyatakan dirinya atau ibunya sebagai tuhan selain Allah swt. karena dia

    diutus kepada manusia untuk membimbing mereka ke jalan yang lurus

    yakni agama tauhid. Sekiranya dia menyatakan dengan ucapan

    pengakuannya sebagai Tuhan itu, atau terlintas dalam pikirannya, tentulah

    Allah swt. lebih mengetahuinya, karena Dia Maha Mengetahui apa yang

    tersembunyi dalam pikiran manusia, lebih-lebih apa yang dilahirkannya.

    Tetapi manusia tidaklah mengetahui apa yang disembunyikan Allah swt.

    kecuali jika Dia memberitahukannya dengan perantaraan wahyu.

    Sesungguhnya hanya Allah sendiri Yang Maha Mengetahui segala yang

    gaib; ilmu-Nya meliputi segala yang pernah terjadi, yang sedang terjadi,

    dan yang akan terjadi dalam ruang lingkup ciptaan-Nya ini.

    ( 117)

    Artinya : Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa

    yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan) nya yaitu:`

    Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu `, dan adalah aku menjadi

    saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka

    setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka.

    Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (QS.

    5:117)

    Sesudah Nabi Isa a.s. pada ayat yang lain menyucikan Allah swt. dan

    kemudian dia membersihkan dirinya, maka dalam ayat ini Isa a.s.

    menjelaskan apa sebenarnya yang telah diserukannya kepada kaumnya

    yaitu agar mereka menyembah Allah swt. Tuhannya sendiri dan juga

    Tuhan kaumnya. Tidaklah benar dia menuhankan dirinya dan ibunya

    karena mereka berdua adalah hamba Allah seperti juga manusia lainnya.

    Nabi Isa a.s. telah mengajarkan pokok-pokok agama dan dasar-dasar

    keimanan kepada kaumnya yang seharusnya mereka jadikan pedoman

    dalam kehidupan beragama sepanjang masa. Sewaktu Nabi Isa a.s. masih

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    28/48

    berada bersama mereka, beliau selalu memberikan bimbingan kepada

    mereka dan mengawasi segala tingkah laku mereka; yang benar

    dibenarkan, yang salah dibatalkan sesuai dengan petunjuk Allah swt.

    Tetapi setelah beliau diangkat ke langit, habislah masa tugas kerasulannya,

    putuslah pengawasan dan bimbingan beliau terhadap mereka. Beliau tidak

    mengetahui lagi amal perbuatan mereka dan sejarah perkembangan

    mereka dan agamanya. Hanyalah Allah swt. sesudah itu yang menjadi

    Pengawas dan Saksi atas mereka. Diberinya petunjuk orang yang

    menghendaki kebenaran, dibiarkan-Nya orang yang menginginkan

    kesesatan, kafirlah orang yang menuhankan Isa a.s. dan haramlah surga

    bagi mereka. Hal itu ditegaskan Allah swt. dalam firman-Nya:

    Artinya:

    Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, "Sesungguhnya

    Allah ialah Al-Masih putra Maryam." Padahal Al-Masih sendiri berkata,

    "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya

    orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, muka pasti Allah

    mengharamkan kepadanya surga dan tempatnya ialah neraka, tiadalah bagi

    orang lalim itu seorang penolong pun.

    Sesungguhnya Allah menjadi saksi atas segala sesuatu yang terjadi dalam

    ruang kekuasaan-Nya ini.

    ( 118)

    Artinya : Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka

    adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni

    mereka, maka sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi

    Maha Bijaksana.(QS. 5:118)

    Kemudian Allah swt. dalam ayat ini menerangkan bahwa Isa a.s.

    menyerahkan sepenuhnya keputusan atas orang-orang Nasrani itu kepada

    Allah swt. dan beliau melepaskan diri dari tanggung jawab atas perbuatan

    mereka itu, karena beliau sudah menyampaikan seruannya sesuai dengan

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    29/48

    perintah Allah yang mengesakan-Nya serta mengkhususkan ibadah

    kepada-Nya. Allah akan menjatuhkan hukuman kepada mereka menurut

    kesaksian-Nya. Dialah yang mengetahui siapa di antara mereka yang tetap

    dalam tauhid dan siapa yang musyrik, siapa pula yang taat dan siapa yang

    ingkar, siapa yang saleh dan yang fasik. Jika Allah menjatuhkan azab atas

    mereka, maka azab itu jatuh kepada orang yang memang patut menerima

    azab. Mereka itu adalah hamba-hamba Allah. Seharusnya mereka itu

    menyembah Allah tidak menyembah selain Allah. Jika Allah memberikan

    pengampunan kepada mereka, maka pengampunan itu diberikan-Nya

    kepada mereka yang patut diberi-Nya yang patut menerimanya. Allah

    amat Kuasa dan berwenang dalam mengurusi segala perkara, tidak ada

    orang lain yang turut mengurusinya. Lagi pula Dia Maha Bijaksana dan

    Seksama dalam menentukan keputusan atas perkara itu. Dialah Yang

    Maha Mengetahui siapa di antara orang-orang Nasrani itu yang telah

    menjadi musyrik dan yang masih dalam ketauhidan.

    Mereka yang menjadi musyrik tiada ampunan bagi dosa mereka. Firman

    Allah swt.:

    Artinya:

    Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia

    mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu bagi siapa yang

    dikehendaki-Nya. (Q.S. An Nisa': 48)

    Sejak permulaan abad masehi, sudah banyak aliran-aliran dan mazhab-

    mazhab dalam kepercayaan yang mengandung pokok-pokok agama yang

    tumbuh di kalangan penganut agama Nasrani. Sehingga banyak

    perselisihan yang timbul di antara mereka yang menjadi agak ruwet, maka

    semuanya terserah kepada Allah sepenuhnya. Diazab-Nya orang yang Dia

    kehendaki, diampuni-Nya pula orang yang Dia kehendaki.

    ( 119)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    30/48

    Artinya : Allah berfirman:` Ini adalah suatu hari yang bermanfaat

    bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka syurga

    yang di bawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya

    selama-lamanya; Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha

    terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar `.(QS. 5:119)

    Dalam ayat ini, Allah swt. menjelaskan bahwa pada hari kiamat itu, orang

    yang senantiasa berbuat benar dalam agama mereka yaitu tetap dalam

    tauhid, akan memperoleh manfaat dari kebenaran iman mereka dan dari

    kejujuran perbuatan dan perkataan mereka. Kemanfaatan yang mereka

    peroleh itu ialah pertama kenikmatan surga, kenikmatan yang banyak

    memberi kepuasan jasmaniah dan kedua kenikmatan rida Ilahi,

    kenikmatan yang memberikan ketenteraman dan kepuasan rohani. Segala

    amal perbuatan mereka diterima Allah sebagai ibadah di sisi-Nya dan

    Allah memberi anugerah dan penghargaan kepada mereka. Dan mereka

    merasa bahagia memperoleh penghargaan dari Allah swt. Tidak ada

    kenikmatan yang lebih besar dari penghargaan dari Allah swt. itu. Allah

    rida terhadap mereka, dan mereka rida terhadap Allah swt. Inilah puncak

    kebahagiaan abadi dalam diri manusia. Kedua nikmat Allah swt. ini ialah

    surga dan rida Ilahi yang diperoleh sesudah melewati kegoncangan hari

    kiamat merupakan keberuntungan yang tak ada taranya.

    ( 120)

    Artinya : Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa

    yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS.

    5:120)

    Kemudian Allah swt. menutup surah ini dengan menyatakan bahwa

    hanyalah kepunyaan Allah swt. saja segala kerajaan langit dan bumi

    beserta isinya. Baik makhluk yang berakal maupun yang tidak berakal;

    benda-benda mati atau pun makhluk bernyawa, semuanya tunduk dan

    takluk di bawah kodrat dan iradat-Nya. Tidak ada selain Allah swt. yang

    turut memiliki dan menguasainya. Ayat ini memperingatkan orang-orang

    Nasrani atas kesalahan pikiran mereka mengenai Isa dan ibunya a.s.

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    31/48

    Keduanya adalah hamba Allah swt. dan milik-Nya. Bukanlah keduanya

    sekutu Allah, atau pun tandingan-Nya. Oleh karena itu tidaklah patut doa

    dan ibadah dihadapkan kepada keduanya. Hanyalah Allah yang berhak

    disembah, karena Dialah pemilik dan penguasa atas alam ini beserta segala

    isinya.

    7. Qs. Az Zumar : 65 ( (

    ( 66)

    Artinya : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada

    (nabi-nabi) yang sebelummu:` Jika kamu mempersekutukan (Tuhan),

    niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-

    orang yang merugi.(QS. 39:65)

    Pada ayat ini Allah menegaskan kepada Nabi Muhammad saw bahwa Dia

    telah mewahyukan kepadanya dan kepada Nabi-nabi sebelumnya, bahwa

    sesungguhnya apabila dia mempersekutukan Allah, maka hapuslah segala

    amal baiknya yang telah lalu. Inilah suatu peringatan keras dari Allah

    kepada manusia agar ia jangan sekali-kali mempersekutukan Allah dengan

    lain-Nya, karena perbuatan itu adalah syirik dan dosa syirik itu adalah

    dosa yang tidak akan diampuni oleh Allah. Bila seseorang mati dalam

    keadaan syirik akan hapuslah pahala semua amal baiknya dan dia akan

    dijerumuskan ke dalam neraka Jahanam sebagaimana tersebut dalam ayat

    lain:

    Artinya:

    Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati

    dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalnya di dunia dan di

    akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

    (Q.S. Al Baqarah: 217)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    32/48

    Kepada Nabi Muhammad sendiri Allah SWT memberi peringatan

    sedangkan dia adalah Rasul yang diutus-Nya, Rasul kesayangan-Nya yang

    rasanya tidak mungkin akan mempersekutukan Allah, namun Allah

    memberi peringatan juga kepadanya agar jangan sekali-kali terlintas

    pikirannya untuk menganut agama syirik. Apalagi kepada manusia lainya

    tentu peringatan ini hams mendapat perhatian yang serius. Sungguh

    tidaklah pantas seseorang yang mengetahui betapa besar nikmat Allah

    terhadapnya, terhadap manusia seluruhnya, akan mengingkari nikmat itu

    dan melanggar perintah pemberi nikmat itu dengan mempersekutukan-

    Nya, dengan memohonkan pertolongan kepada berhala-berhala, kuburan-

    kuburan, pobon-pohon dan sebagainya. Kemudian Allah mempertegas

    perintah-Nya dengan mengeluarkan suatu perintah lagi yaitu hanya Allah

    sajalah yang hams kamu sembah, kepada-Nya sajalah kamu harus

    mempersembahkan semua amal ibadatmu, kepada-Nya sajalah kamu

    memanjatkan doa dan mengucapkan syukur karena Dia-lah pemberi

    nikmat yang sebenarnya sebagaimana yang dibaca setiap muslim dalam

    salat:

    Artinya:

    Sesungguhnya salatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk

    Allah Tuhan semesta alam. (Q.S. Al An'am: 162)

    8. Qs. An Nisa : 116

    (116)

    Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa

    mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa

    yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya.

    Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka

    sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.(QS. 4:116)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    33/48

    Allah SWT, menerangkan bahwa Dia tidak akan mengampuni dosa orang-

    orang yang mengakui adanya Tuhan yang lain di samping Allah atau

    menyembah selain Dia, tetapi Dia mengampuni dosa yang lain dan itu.

    Dari ayat ini dipahami bahwa ada dua macam dosa, yaitu:

    1. Dosa yang tidak diampuni Allah, yaitu dosa syirik.2. Dosa yang dapat diampuni Allah, yaitu dosa selain dosa syirik.Jika seseorang mensyarikatkan Allah SWT. berarti, di dalam hatinya tidak

    ada pengakuan tentang keesaan Allah. Karena itu hubungannya dengan

    Allah Yang Maha Kuasa, Yang Maha Penolong, Maha Pengasih lagi Maha

    Penyayang telah terputus: Ini berarti tidak ada lagi baginya penolong,

    pelindung, pemelihara, seakan-akan dirinya telah lepas dari Tuhan Yang

    Maha Esa. ia telah sesat dan jauh menyimpang dari jalan yang lurus yang

    diridai Allah, maka mustahillah baginya mendekatkan diri kepada Allah.

    Seandainya di dalam hati dan jiwa seseorang telah tumbuh syirik berarti

    hati dan jiwanya itu telah dihinggapi penyakit yang paling parah; tidak ada

    obat yang dapat menyembuhkannya. Segala macam bentuk kebenaran dan

    kebaikan yang ada pada orang itu tidak akan sanggup mengimbangi,

    apalagi menghapuskan kejahatan dan kerusakan yang ditimbulkan oleh

    syirik itu.

    Hati seorang musyrik tidak berhubungan lagi dengan Allah SWT, tetapi

    terpaut kepada hawa nafsu, loba dan tamak kepada harta benda yang tidak

    akan dapat menolongnya sedikitpun. Itulah sebabnya Allah SWT,

    menegaskan bahwa dosa syirik itu amat besar dan tidak akan diampuni-

    Nya.

    Seandainya hati dan jiwa seseorang bersih dari syirik, mungkin hatinyamasih kosong atau ada cahaya iman di dalamnya walaupun sedikit. Karena

    itu sekalipun ia telah mengerjakan dosa, bila hatinya ditumbuhi iman dan

    datang kepadanya petunjuk, maka ia akan bertobat, karena cahaya iman

    yang ada di dalam hatinya itu dapat bersinar kembali. Karena itulah Allah

    SWT. akan mengampuni dosa. selain dari dosa syirik itu.

    Pada ayat 48 surat An Nisa', Allah SWT telah menerangkan pula bahwa

    Dia tidak akan mengampuni dosa syirik, tetapi akan mengampuni dosa

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    34/48

    selain dari dosa itu. Pengulangan pernyataan itu pada ayat ini adalah untuk

    menegaskan kepada orang yang beriman agar mereka menjauhi syirik.

    hendaklah mereka memupuk ketauhidan di dalam hati mereka karena

    ketauhidan itu adalah tiang agama.

    9. Qs. Al Anbiyaa : 21-22( 21)

    Artinya : Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan dari bumi, yang

    dapat menghidupkan (orang-orang mati)?(QS. 21:21)

    Dalam ayat ini Allah SWT. menunjukkan kesesatan dan kebodohan kaum

    P musyrikin, yaitu : mereka tidak: berpegang kepada ajaran tauhid, bahkan

    menyembah kepada "tuhan-tuhan yang berasal dari bumi", yaitu patung

    patung yang merupakan benda mati, yang dibuat oleh tangan mereka

    sendiri yang berasal dari benda-benda bumi. Dan sudah pasti, bahwa

    benda mati tidak akan dapat memelihara dan mengelola makhluk hidup

    apalagi menghidupkan orang-orang yang sudah mati. Sedang Tuhan kuasa

    berbuat demikian.

    Patung-patung yang mereka sembah itu disebut dalam ayat ini sebagai

    tuhan-tuhan dari bumi". ini menunjukkan betapa rendahnya martabat tuhan

    mereka itu. sebab tuhan-tuhan tersebut mereka buat dari tanah, atau dari

    benda-benda yang lain yang terdapat di bumi ini, dan hanya disembah oleh

    sebagian manusia sebagai makhluk yang ada di bumi. Sedang Tuhan yang

    sebenarnya, disembah oleh seluruh makhluk, baik di bumi maupun di

    langit. Dengan demikian jelaslah betapa sesatnya kepercayaan dan

    perbuatan kaum musyrikin itu, karena mereka mempertuhankan apa-apa

    yang tidak sepantasnya untuk dipertuhan.

    ( 22)

    Artinya : Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain

    Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa. Maka Maha Suci

    Allah yang mempunyai Arsy daripada apa yang mereka sifatkan,(QS.

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    35/48

    21:22)

    Pada ayat ini Allah memberikan bukti yang rasional berdasarkan kepada

    benarnya kepercayaan tauhid, keimanan kepada Allah Yang Maha Esa,

    yaitu: jika seandainya di langit dan di bumi ada dua Tuhan, niscaya

    rusaklah dia, dan binasalah semua makhluk yang ada padanya. Sebab, jika

    seandainya ada dua Tuhan, maka ada dua kemungkinan akan terjadi.

    Pertama: Bahwa kedua tuhan itu mungkin tidak sama pendapatnya dan

    keinginan mereka dalam mengelola dan mengendalikan alam ini. lalu

    keinginan mereka yang berbeda itu semuanya terlaksana, di mana yang

    satu ingin menciptakan, sedangkan yang lain tidak ingin menciptakannya,

    sehingga alam ini terkatung-katung antara ada dan tidak. Atau hanya

    keinginan pihak yang satu saja yang terlaksana, maka tuhan yang satu lagi

    tentunya menganggur dan berpangku tangan. Keadaan semacam ini tidak

    pantas bagi tuhan.

    Kedua: Bahwa tuhan-tuhan tersebut selalu sepakat dalam mencipta

    sesuatu, sehingga sesuatu makhluk diciptakan oleh dua pencipta ini

    menunjukkan ketidak mampuan masing-masing tuhan itu untuk

    menciptakan sendiri makhluk-makhluknya. ini juga tidak patut bagi tuhan.

    Oleh sebab itu, kepercayaan yang benar adalah mengimani tauhid yang

    murni kepada Allah SWT., tidak ada sesuatu yang berserikat dengan-Nya

    dalam mencipta dan memelihara alam ini. Kepercayaan inilah yang paling

    sesuai dengan akal yang sehat.

    Setelah mengemukakan dalil yang rasionil, maka Allah SWT. menegaskan

    bahwa Dia Maha Suci dari semua sifat-sifat yang tidak layak yang

    dihubungkan kepadanya oleh kaum musyrikin, misalnya bahwa Diamempunyai anak, atau sekutu dalam menciptakan, mengatur, mengelola

    dan memelihara makhluk-Nya.

    10.Qs. Al Anbiyaa : 25 ( 25)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    36/48

    Artinya : Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu,

    melainkan Kami wahyukan kepadanya: `Bahwasanya tidak ada

    Tuhan melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan

    Aku`.(QS. 21:25)

    Dalam ayat ini Allah SWT. menegaskan dengan pasti, bahwa setiap Rasul

    yang diutus-Nya sebelum Muhammad saw. adalah orang-orang yang telah

    diberi-Nya wahyu yang mengajarkan bahwa tidak ada tuhan selain Allah

    Oleh sebab itu menjadi kewajiban bagi manusia untuk menyembah Allah

    semata-mata. Dan tidak ada sesuatu dalil-pun, baik dalil berdasarkan akal,

    ataupun dalil yang diambilkan dari kitab-kitab suci yang disampaikan oleh

    semua Rasul-rasul Allah, yang membenarkan kepercayaan selain

    kepercayaan tauhid kepada. Allah SWT.

    11.Qs. Al Jaziyah : 23

    ( 23)

    Artinya : Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan

    hawa nafsunya sebagai ilahnya dan Allah membiarkannya sesat

    berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran

    dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya Maka

    siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah

    (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil

    pelajaran(QS. 45:23)

    Dalam ayat ini Allah SWT menerangkan keadaan orang-orang kafir

    Quraisy yang sedang tenggelam dalam perbuatan jahat. Semua yang

    mereka lakukan itu disebabkan oleh dorongan hawa nafsunya dan karena

    telah tergoda oleh tipu daya setan. Tidak ada lagi nilai-nilai kebenaran

    yang mendasari tingkah laku dan perbuatan mereka; apa yang baik

    menurut hawa nafsu mereka itulah yang mereka perbuat seakan-akan

    mereka menganggap hawa nafsu mereka itu sebagai tuhan yang harus

    mereka ikuti perintahnya.

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    37/48

    Mereka telah lupa bahwa kehadiran mereka di dunia yang fana ini ada

    maksud dan tujuannya; ada suatu misi yang harus mereka bawa yaitu misi

    sebagai khalifah Allah di muka bumi. Mereka telah menyia-nyiakan

    kedudukan yang diberikan Allah SWT kepada mereka sebagai makhluk

    Tuhan yang paling baik bentuknya dan mempunyai kemampuan yang

    paling baik pula. Mereka tidak menyadari lagi bahwa mereka harus

    mempertanggungjawabkan semua perbuatannya kepada Allah kelak dan

    bahwa Allah SWT akan membalas setiap perbuatan dengan balasan yang

    setimpal. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah SWT:

    (

    (

    (

    5)

    Artinya:

    Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang

    sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan mereka ke tempat yang

    serendah-rendahnya (neraka): (Q.S. At Tin: 4-5)

    Sebenarnya hawa nafsu yang ada pada manusia itu melupakan anugerah

    yang tiada ternilai harganya yang diberikan Nya kepada manusia. Di

    samping itu Allah SWT memberikan akal dan agama kepada manusia agar

    dengan itu manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya itu. Jika

    seseorang mengendalikan hawa nafsunya sesuai dengan pertimbangan akal

    yang sehat dan tidak bertentangan dengan tuntunan agama, maka orang

    yang demikian itu telah berbuat sesuai dengan fitrahnya. Tetapi apabila

    seseorang memperturutkan hawa nafsunya tanpa pertimbangan akal yang

    sehat dan tidak lagi berpedoman kepada tuntutan agama maka orang itulah

    orang yang diperbudak oleh hawa nafsunya.

    Hal itu berarti telah berbuat menyimpang dari fitrahnya dan terjerumus

    dalam. kesesatan.

    Berdasarkan keterangan di atas, maka dalam mengikuti hawa nafsunya

    manusia terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama ialah kelompok

    yang dapat mengendalikan hawa nafsunya; mereka itulah orang yang

    bertakwa. Sedangkan kelompok kedua ialah orang yang dikuasai hawa

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    38/48

    nafsunya; mereka itulah orang-orang yang berdosa dan selalu bergelimang

    dalam lumpur kejahatan.

    Ibnu Abbas berkata: "Setiap kali Allah SWT menyebut hawa nafsu dalam

    Alquran, setiap kali itu pula Ia mencelanya".

    Allah SWT berfirman:

    ( 176)

    Artinya:

    Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya

    dengan ayat-ayat itu, tetapi mereka cenderung kepada dunia dan

    memperturutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya

    seperti anjing-anjing yang jika kamu menghalaunya, diulurkannya

    lidahnya, dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga).

    Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat Kami.

    Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berpikir.

    (Q.S. Al a'raf: 176) dan firman Nya:

    Artinya:

    Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan

    kamu dari jalan Allah". (Q.S. Sad: 26)

    Dalam ayat ini, Allah SWT memuji orang-orang yang dapat menguasai

    hawa nafsunya dan menjanjikan baginya tempat kembali yang penuh

    kenikmatan.

    Allah SWT berfirman:

    ( ( ( 41)

    Artinya:

    Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan

    menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah

    tempat tinggal(nya). (Q.S. An Naziat: 40-41)

    Di samping itu, masih banyak hadis-hadis Nabi saw yang mencela orang-

    orang yang memperturutkan hawa nafsunya. Diriwayatkan oleh Abdullah

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    39/48

    bin Amr bin As sebagaimana tertera pada Tafsir Al Maragi halaman 156

    juz 25 jilid IX bahwa Nabi saw berkata:

    Artinya:

    Tidak beriman seseorang dari antara kamu sehingga hawa nafsunya itu

    tunduk kepada apa yang saya bawa (petunjuk).

    Abu Umamah menyampaikan hadis yang didengarnya dari Nabi saw:

    Artinya:

    Tidak ada suatu sembahan pun di bawah kolong langit yang paling dibenci

    Allah (selain) daripada (sembahan) hawa nafsu.

    Syaddad bin Aus meriwayatkan hadis dari Nabi saw:

    Artinya:

    Orang yang cerdik ialah orang yang menguasai hawa nafsunya dan berbuat

    untuk kepentingan masa sesudah mati. Tetapi orang yang zalim ialah

    orang yang memperturutkan hawa nafsunya dan mengharap-harap sesuatu

    yang mustahil dari Allah.

    Orang yang selalu memperturutkan hawa nafsunya biasanya kehilangan

    kontrol dirinya. Itulah sebabnya ia terjerumus dalam kesesatan karena ia

    tidak mau memperhatikan petunjuk yang diberikan kepadanya, dan akibat

    perbuatan jahat yang telah dilakukannya karena memperturutkan hawa

    nafsu.

    Keadaan orang yang memperturutkan hawa nafsunya itu diibaratkan

    seperti orang yang terkunci mati hatinya sehingga tidak mampu lagi

    menilai mana yang baik mana yang buruk, dan seperti orang yang

    telinganya tersumbat sehingga tidak mampu lagi memperhatikan tanda-

    tanda kekuasaan Allah yang terdapat di langit dan di bumi, dan seperti

    orang yang matanya tertutup tidak dapat melihat dan mengetahui

    kebenaran adanya Allah Yang Maha Pencipta segala sesuatu.

    Muqatil mengatakan bahwa ayat ini turun berhubungan dengan peristiwa

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    40/48

    percakapan Abu Jahal dengan Walid bin Mugirah. Pada suatu malam Abu

    Jahal tawaf di Baitullah bersama Walid. Kedua orang itu membicarakan

    keadaan Nabi Muhammad saw. Abu Jahal berkata: "Demi Allah,

    sebenarnya aku tahu bahwa Muhammad itu adalah orang yang benar". Al

    Walid. berkata kepadanya: "Biarkan saja, apa pedulimu dan apa alasan

    pendapatmu itu?". Abu Jahal menjawab: "Hai Abu Abdisy Syams, kita

    telah menamainya orang yang, benar, jujur, dan terpercaya dimasa

    mudanya, tetapi sesudah ia dewasa dan sempurna akalnya, kita

    menamakannya pendusta lagi pengkhianat. Demi Allah, sebenarnya aku

    tahu bahwa dia itu adalah benar". Al Walid berkata: "Apakah gerangan

    yang menghalangimu untuk membenarkan dan mempercayai seruannya?".

    Abu Jahal menjawab: "Nanti gadis-gadis Quraisy akan menggunjingkan

    bahwa aku pengikut anak yatim Abu Talib, padahal aku dari suku yang

    paling tinggi. Demi Al Lata dan Al Uzza, saya tidak akan menjadi

    pengikutnya selama-lamanya". Kemudian turunlah ayat ini. Ayat lain yang

    senada dengan ayat ini, ialah firman Allah SWT:

    ( (

    ( 7)

    Artinya:

    Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri

    peringatan atau tidak kamu beri peringatan mereka tidak juga akan

    beriman. Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan

    penglihatan mereka di tutup. Dan bagi mereka siksa yang berat. (Q.S. Al

    Baqarah: 6-7)

    Sesudah itu, Allah SWT memerintahkan kepada Rasul Nya agar tidak

    membenarkan sikap orang-orang Quraisy dengan mengatakan bahwa tidak

    ada kekuasaan lain yang akan memberikan petunjuk selain dari Dia setelah

    mereka tersesat dari jalan yang luruS. Siapakah yang dapat memberi

    petunjuk selain dari Allah.

    Maka pada akhir ayat ini, Allah SWT mengingatkan mereka mengapa

    mereka tidak mengambil pelajaran dari alam semesta, kejadian pada diri

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    41/48

    mereka sendiri, dan pengalaman-pengalaman umat-umat terdahulu sebagai

    bukti bahwa Allah SWT Maha Kuasa lagi berhak disembah.

    12.Qs. Ar Rum : 30

    ( 30)

    Artinya : Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama

    (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia

    menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah)

    agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,(QS.

    30:30)

    Ayat ini menyuruh Nabi Muhammad saw meneruskan tugasnya dalam

    memberikan dakwah, dengan membiarkan kaum musyrikin yang keras

    kepala itu dalam kesesatannya. Dalam kalimat ini, maka hadapkanlah

    wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; fitrah Allah. Tuhan menyuruh

    agar Nabi saw mengikuti agama yang lurus yaitu agama Islam, dan

    mengikuti fitrah Allah. Ada yang berpendapat bahwa kalimat itu berarti

    bahwa Allah memerintahkan agar kaum Muslimin mengikuti agama Allah

    yang telah di jadikan-Nya bagi manusia. Di sini "fitrah" dinamakan

    "agama" karena manusia dijadikan untuk melaksanakan agama itu. Hal ini

    dikuatkan oleh firman Allah dalam surat yang lain:

    Artinya:

    Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

    menyembah Ku. (Q.S. Az Zariyat: 56)

    Menghadapkan muka artinya meluruskan tujuan dengan segala

    kesungguhan tanpa menoleh kepada yang lain. Dan "muka" dikhususkan

    menyebutkan di sini, karena muka itu tempat berkumpulnya semua

    pancaindera kecuali alat perasa. Dan muka itu adalah bagian tubuh yang

    paling terhormat. Sehubungan dengan kata fitrah yang tersebut dalam ayat

    ini ada sebuah hadis sahih dari Abu Hurairah yang berbunyi:

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    42/48

    : .

    : . :

    .? : .

    . :

    Artinya:

    Tidak ada seorang anakpun kecuali ia dilahirkan menurut fitrah. Kedua

    orang ibu bapaknyalah yang akan meyahudikan, menasranikan dan

    memajusikannya, sebagaimana binatang melahirkan binatang dalam

    keadaan sempurna. Adakah kamu merasa kekurangan padanya".

    Kemudian Abu Hurairah berkata: "Bacalah ayat ini yang artinya: "Fitrah

    Allah di mana manusia telah diciptakan atasnya. Tak ada perubahan pada

    fitrah Allah itu". Dalam riwayat lain, "sehingga kamu merusakkannya

    (binatang itu)". Para sahabat bertanya: "Hai Rasulullah, apakah engkau

    tahu keadaan orang yang meninggal di waktu kecil? Rasul menjawab:

    "Allah lebih tahu dengan apa yang mereka perbuat". (H.R. Bukhari dan

    Muslim)

    Para ulama berbeda pendapat mengenai arti fitrah yang tersebut dalam

    kitab suci Alquran dan hadis Nabi saw. Mereka ada yang berpendapat

    bahwa fitrah itu artinya "Islam". Hal ini dikatakan oleh Abu Hurairah dan

    Ibnu Syihab dan lain-lain. Mereka mengatakan bahwa pendapat itu

    terkenal di kalangan ulama salaf yang berpegang kepada takwil. Alasan

    mereka adalah ayat 30 tersebut di atas dan hadis Abu Hurairah yang baru

    saja disalinkan di atas. Mereka juga berhujah dengan hadis Iyad bin Himar

    Al Mujassyi'i bahwa Rasulullah saw bersabda kepada manusia pada suatu

    hari:

    :

    .

    Artinya:

    Apakah kamu suka aku menceritakan kepadamu apa yang telah diceritakan

    Allah kepadaku dalam Kitab-Nya. Sesungguhnya Allah telah menciptakan

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    43/48

    Adam dan anak cucunya cenderung kepada kebenaran dan patuh kepada

    Allah. Allah memberi mereka harta yang halal tidak yang haram. Lalu

    mereka menjadikan harta yang diberikan kepada mereka itu menjadi halal

    dan haram. (H.R. Iyad bin Himar)

    Sebagian ulama menafsirkan hadis ini bahwa anak kecil itu diciptakan

    tidak berdosa dan selamat dan kekafiran sesuai dengan janji yang telah

    ditetapkan Allah bagi anak cucu Adam di kala mereka dikeluarkan dari

    tulang sulbinya. Mereka apabila meninggal dunia masuk surga baik anak-

    anak kaum Muslimin maupun anak-anak kaum kafir.

    Sebagian ahli fikih dan ulama yang berpandangan luas mengartikan

    "fitrah" dengan "kejadian" yang dengannya Allah menjadikan anak

    mengetahui Tuhannya. Seakan-akan dia berkata: "Tiap-tiap anak

    dilahirkan atas kejadiannya". Dengan kejadian itu Si anak akan

    mengetahui Tuhannya apabila dia telah berakal dan berpengetahuan.

    Kejadian di sini berbeda dengan kejadian binatang yang tak sampai

    dengan kejadian itu kepada pengetahuan tentang Tuhannya. Mereka

    berhujah bahwa "fitrah" itu berarti kejadian dan "fatir" berarti "yang

    menjadikan" dengan firman Allah:

    Artinya:

    Katakanlah: "Ya Allah, Pencipta langit dan bumi". (Q.S. Az Zumar: 46)

    Dan firman Allah SWT:

    Artinya:

    Mengapa aku tidak menyembah (Tuhan) yang telah menciptakanku. (Q.S.

    Yasin: 22)

    Dan firman Allah lagi:

    Artinya:

    Ibrahim berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi

    yang telah menciptakannya. (Q.S. Al anbiya: 56)

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    44/48

    Dari ayat-ayat tersebut di atas mereka mengambil kesimpulan bahwa

    "fitrah" berarti kejadian dan "fatir" berarti yang menjadikan. Mereka tak

    setuju bahwa anak itu dijadikan (difitrahkan) atas kekafiran atau iman atau

    berpengetahuan atau durhaka. Mereka berpendapat bahwa anak itu

    umumnya selamat, baik dari segi kehidupan dan kejadiannya, tabiatnya,

    maupun bentuk tubuhnya. Baginya tidak ada iman, tak ada kafir, tak ada

    durhaka dan tak ada juga pengetahuan. Mereka berkeyakinan bahwa kafir

    dan iman itu datang setelah anak itu berakal. Mereka juga berhujah dengan

    hadis Nabi dari Abu Hurairah tersebut di atas.

    .

    Artinya:

    Binatang itu melahirkan binatang dalam keadaan utuh, apakah mereka

    merasa pada kejadian itu kekurangan?.

    Dalam hadis ini hati Bani Adam diumpamakan dengan binatang, sebab dia

    dilahirkan dalam kejadian yang sempurna, tak ada kekurangan, sesudah itu

    telinganya terputus, begitu pula hidungnya. Lalu dikatakan ini adalah unta

    yang dirusak hidungnya dan ini adalah unta yang digunakan untuk nazar

    dan sebagainya.

    Begitu pula keadaan hati anak-anak waktu dilahirkan. Mereka tidak kafir,

    tidak juga iman, tidak berpengetahuan dan tidak durhaka, tak ubahnya

    seperti binatang ternak. Tatkala mereka sampai umur setan

    memperdayakan mereka, maka kebanyakan mereka mengafirkan Tuhan,

    dan sedikit yang tidak berdosa.

    Mereka berpendapat, andaikata anak-anak itu difitrahkan sebagai kafir dan

    beriman pada permulaannya, tentu mereka tak akan berpindah selama-

    lamanya dari hal itu. Anak-anak itu adakalanya beriman, kemudian

    menjadi kafir. Selanjutnya para ahli itu berpendapat bahwa adalah

    mustahil dan masuk akal seseorang anak di waktu dilahirkan telah tahu

    iman dan kafir, sebab Allah telah mengeluarkan dari perut ibunya dalam

    keadaan tak mengetahui sedikitpun.

    Allah SWT berfirman:

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    45/48

    Artinya:

    Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak

    mengetahui sesuatupun. (Q.S. An Nahl: 78)

    Siapa yang tak mengetahui sesuatu mustahillah dia akan menjadi kafir.

    beriman, berpengetahuan atau durhaka.

    Abu Umar bin Abdil Barr berkata bahwa pendapat ini adalah arti fitrah

    yang lebih tepat di mana manusia dilahirkan atasnya. Hujah mereka yang

    lain ialah firman Allah:

    Artinya:

    Kami diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. (Q.S. At Tur:

    16)

    Dan firman Allah SWT:

    Artinya:

    Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Q.S.

    Al Mudassir: 38)

    Orang yang belum sampai masanya untuk bekerja tidak akan dihisab.

    Dari hal tersebut di atas mustahillah fitrah itu berarti Islam. Seperti yang

    dikatakan Ibnu Syihab. Sebab Islam dan iman itu ialah perkataan dengan

    lisan, iktikad dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh. Hal ini tak

    ada pada anak kecil. Dan orang yang berakal mengetahui keadaan ini.

    Kebanyakan para penyelidik di antaranya Ibnu Atiyah dalam buku

    tafsirnya di waktu mengartikan fitrah, dan begitu Syekh Abdul Abbas

    berpendapat sesuai dengan pendapat Umar di atas, lbnu Atiyah dalam

    tafsirnya berkata bahwa yang dapat dipegangi pada kata "fitrah" ini ialah

    berarti "kejadian" dan kesediaan untuk menerima sesuatu yang ada dalam

    jiwa anak itu. Dengan keadaan itu seseorang dapat dibedakan dengan

    ciptaan-ciptaan Allah SWT yang lain. Dengan fitrah itu seorang anak akan

    mendapat petunjuk dan percaya kepada Tuhannya. Seakan-akan Tuhan

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    46/48

    berfirman: "Hadapkanlah mukamu kepada agama yang lurus yaitu fitrah

    Allah yang disediakan bagi kejadian manusia, tetapi karena banyak hal

    yang menghalangi mereka, maka mereka tidak mencapai fitrah itu. Dalam

    sabda Nabi yang artinya: "Tiap anak dilahirkan menurut fitrah. Bapaknya

    yang akan menjadikan ia seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi".

    Disebutkan dua orang ibu bapak sebagai contoh dari halangan-halangan

    yang banyak itu.

    Dalam ibadat lain Syekh Abdul Abbas berkata: "Sesungguhnya Allah

    SWT menjadikan hati anak Adam bersedia menerima kebenaran,

    sebagaimana mata dan telinga mereka bersedia menerima penglihatan dan

    pendengaran. Selama menerima itu tetap ada pada hati mereka, tentu

    mereka akan memperoleh kebenaran dan agama Islam yakni agama yang

    benar.

    Kebanyakan pendapat ini dikuatkan dengan sabda Nabi yang artinya:

    "Sebagaimana menghasilkan binatang yang utuh. Adakah mereka

    menghasilkan yang lain? Adakah mereka merasakan kekurangan pendapat

    padanya?". Maksudnya ialah, binatang itu melahirkan anaknya sempurna

    kejadiannya tak ada kekurangan. Andaikata dia dibiarkan menurut dasar

    kejadiannya itu tentu dia akan tetap sempurna, tak ada aibnya. Tetapi dia

    di atur menurut kehendak manusia, maka rusaklah telinga dan hidungnya

    dilubangi tempat mengikatkan tali sehingga timbullah padanya keburukan

    dan kekurangan, lalu tidak sesuai lagi dengan keasliannya. Demikian

    pulalah keadaannya dengan manusia. Hal itu adalah perumpamaan dari

    fakta kehidupan.

    Pendapat tersebut di atas dianut oleh kebanyakan ahli tafsir. Adapunmaksud sabda Nabi saw tatkala beliau ditanya tentang keadaan anak-anak

    kaum musyrik. beliau menjawab: "Allah lebih tahu dengan apa yang

    mereka ketahui". yaitu apabila mereka berakal. Takwil ini dikuatkan oleh

    hadis Bukhari dan Samurah bin Jundab dari Nabi saw. yaitu hadis yang

    panjang. Sebagian dari hadis itu berbunyi sebagai berikut:

  • 7/22/2019 Ayat Ayat Alquran

    47/48

    , , : .

    . :

    Artinya:

    Adapun orang yang tinggi itu yang ada di surga adalah Ibrahim as.

    Adapun anak-anak yang ada di sekitarnya semuanya adalah anak yang

    dilahirkan menurut fitrah. Samurah berkata. "Maka Rasulullah ditanya: Ya

    Rasulullah, tentang anak-anak musyrik? "Rasulullah menjawab: "Dan

    anak-anak musyrik".

    Diri