Upload
boneeta-bfashion
View
22
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tafsir memiliki arti yang sangat luas dan telah didefinisikan oleh banyak
kalangan dengan pendapat mereka masing-masing, tetapi pada kesempatan ini
penulis hanya akan menjelaskan sedikit tentang tafsir yang mudah dipahami dan
dimengerti oleh semuanya.
Tafsir berbeda dengan terjemah, jika terjemah maka Al-qur’an atau buku-
buku lain hanya diubah kedalam bahasa lain, secara singkat penulis katakan
terjemah hanya merubah kata atau bahasa kebahasa yang lain, sedangkan tafsir
tidak begitu, tafsir menurut penulis sendiri adalah menjelaaskan atau
menerangkan kandungan suatu kalimat atau kata secara luas dan terperinci.
Kebanyakan orang berpendapat bahwa tafsir itu khusus untuk menjelaskan
dan menerangkan kata atau kalimat yang ada di dalam Al-qur’an saja, tetapi
sebenarnya tafsir bukan hanya terbatas untuk Al-qur’an saja karena tafsir juga
diterapkan untuk menerangkan dan menjelaskan kata atau kalimat di dalam
bacaan yang lainnya juga selain Al-qur’an.
Tujuan dan fungsi tafsir sendiri antara lain adalah untuk memudahkan
bagi umat manusia di dalam memahami kandungan dan isi yang terkandung
dalam kitab Al-qur’an yang seyogyanya merupakan kitab yang menjadi pedoman
hidup manusia dalam menempuh kehidupan demi mencapai kebahagiaan dan
keselamatan di dunia dan akhirat nantinya.
Pada kesempatan ini penulis tidak akan banyak membicarakan tentang
tafsir, karena pada kesempatan ini penulis akan mencoba menyajikan tentang
etika dan kualifikasi seorang da’i dengan berpedoman pada penjelasan dan
kandungan dari beberapa ayat yang telah termaktub di dalam Al-qur’an.
1
B. Rumusan Masalah
Bagaimana tafsir ayat tentang etika menuntut ilmu
1. Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al mujadila 13 ?
2. Bagaimana tafsir dan kandungan ayat al Kahfi 71 ?
3. Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al an’am 47 ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al mujadila 13
2. Untuk mengetahui Bagaimana tafsir dan kandungan ayat al Kahfi 71
3. Untuk mengetahui Bagaimana tafsir dan kandungan ayat Al an’am 47
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tafsir Surah Al Mujadalah 13
1. Ayat Al Qur’an dan terjemahan
Artinya : Adakah kamu takut (akan kemiskinan) kerana kerap kali kamu
memberi sedekah sebelum kamu mengadap? Kalau kamu tidak melakukan
(perintah) itu, dan Allah pun memaafkan kamu (kerana kamu tidak mampu),
maka dirikanlah sembahyang dan berikanlah zakat (sebagaimana yang
sewajibnya), serta taatlah kamu kepada Allah dan RasulNya. Dan (ingatlah),
Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan segala amalan yang kamu
lakukan.
2. Mufrodat
�م� ف�ق�ت ش�� �أ أ = kamu takut
�ه� الل �اب� و�ت = allah memberi ampun
�ه� ول س� و�ر� �ه� الل ط�يع�وا� taat lah kepada allah dan Rasulnya = و�أ
�ون� �ع�م�ل ت �م�ا ب ��ير ب خ� �ه� Allah Maha Mendalam PengetahuanNya akan segala = و�الل
amalan yang kamu lakukan
3. Asbabun nuzul
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Abu Thalhah yang
bersumber dari Ibnu ‘Abbas bahwa kaum Muslimin terlalu banyak
3
bertanya kepada Rasulullah saw. sehingga membebani beliau. Untuk
meringankan beban Rasulullah, Allah menurunkan ayat ini (al-Mujadalah:
12) sebagai perintah bersedakah kepada fakir miskin sebelum bertanya.
Setelah turun ayat ini (al-Mujadalah: 12) kebanyakan orang menahan diri
untuk bertanya. Maka turunlah ayat berikutnya (al-Mujadalah: 13) sebagai
teguran kepada orang-orang yang tidak mau bertanya karena takut
mengeluarkan sedekah.
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi –menurutnya, hadits ini hasan- dll,
yang bersumber dari ‘Ali bahwa setelah turun ayat yaa ayyuhal-ladziina
aamanuu idzaa najaitumur rosuul…(hai orang –orang yang beriman,
apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan rasul…) (al-
Mujadalah: 12) Nabi saw bersabda kepada ‘Ali bin Abi Thalib:
“Bagaimana pendapatmu kalau sedakah satu dinar?” ‘Ali menjawab:
“Mereka tidak akan mampu.” Beliau bersabda: “Setengah dinar?” ‘Ali
menjawab: “Mereka tidak akan mampu.” Beliau bertanya: “Kalau begitu
berapa ?” ‘Ali menjawab: “Satu butir sya’ir (gandum).” Rasulullah
menjawab: “Engkau terlalu sederhana.” Maka turunlah ayat ini (al-
Mujadalah: 13) sebagai teguran kepada orang-orang yang ingin bertanya
kepada Rasulullah tapi takut miskin karena harus membayar sedekah
terlebih dahulu.
4. Munasabah Ayat
Surat Al-Mujadilah memiliki korelasi dengan surat sebelumnya,
yaitu surat Al-Hadid dalam beberapa aspek antara lain :
1. Pada permulaan surat Al-Hadid disebutkan tentang sifat-sifat Allah
yang Agung seprti Adz-Dzahir, Al-Bathin, Al-Alim (ayat 3), juga
bahwa Allah SWT sangat mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi
dan apa yang keluar darinya, apa yang turun dari langit dan apa yang
keluar darinya, dan Allah bersama kita dimanapun kita berada (ayat 4).
Sedangkan dalam permulaan surat Al-Mujadilah, digambarkan hal
4
serupa yaitu bahwa Allah SWT Maha Mengetahui perkataan seorang
wanita yang mengajukan gugatan kepada Nabi SAW dan mengadu
kepada Allah SWT. Sementara Aisyah ra berkata, ‘Maha Suci Allah
yang meluaskan pendengaran-Nya terhadap semua suara.
Sesungguhnya aku di satu sisi rumah tidak bisa mendengar apa yang
disampaikan wanita tersebut.’
2. Dalam surat Al-Mujadilah disebutkan pada ayat yang ke 7 bahwa
Allah SWT Maha Mengetahui atas segala hal; apa yang dilangit, di
bumi dan apa saja yang diperbincangkan secara rahasia :
�ون� �ك ي م�ا ر�ض�� �أل ا ف�ي و�م�ا م�او�ات� الس� ف�ي م�ا �م� �ع�ل ي �ه� الل ن�
� أ �ر� ت �م� ل� أ
� و�ال ه�م� اد�س� س� ه�و� � �ال إ ة/ خ�م�س� � و�ال �ع�ه�م� اب ر� ه�و� � �ال إ �ة/ �ث �ال ث �ج�و�ى ن م�ن
ء/ ي� ش� �ل8 �ك ب �ه� الل �ن� إ �ام�ة� �ق�ي ال �و�م� ي �وا ع�م�ل �م�ا ب �ه�م 8ئ �ب �ن ي �م� ث �وا �ان ك م�ا �ن� ي� أ م�ع�ه�م� ه�و� � �ال إ �ر� �ث ك
� أ � و�ال �ك� ذ�ل م�ن �ى د�ن� أ
��يم ٧﴿ع�ل ﴾Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui
apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan
rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada
(pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya.
Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau
lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka
berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari
kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu.
Ayat ini merupakan rincian (tafsil) dari ijmal (globalnya) firman
Allah SWT dalam surat Al-Hadid, dimana Allah SWT berfirman :
��ص�ير �ون�ب �ع�م�ل �م�ات ب �ه� و�الل �م� �نت م�اك �ن� ي� �م�أ ٤﴿و�ه�و�م�ع�ك ﴾
5
Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid : 4)
5. Tafsir surah
Menurut riwayat Ibnu Abi Hatim dari Talhah dari Ibnu Abbas:
Setelah turun ayat ke 12 di atas, maka kebanyakan orang menahan dirinya
bertanya kepada Rasulullah karena keharusan membayar sedekah itu. Karena
itu turunlah ayat ini sebagai teguran kepada orang-orang yang tidak mau
bertanya kepada Rasulullah karena keharusan membayar sedekah itu.
Menurut riwayat yang lain yang diriwayatkan At Tirmizi dan imam-
imam yang lain dari Ali bin Abi Talib bahwa setelah turun ayat ke 12 di atas,
Nabi Muhammad SAW. bertanya kepada Ali bin Abi Talib:
"Bagaimana pendapatmu kalau sedekah itu satu dinar?" Ali
menjawab, "Mereka tidak akan mampu". Rasulullah bertanya, "Kalau
setengah dinar?". Ali menjawab: "Mereka tidak sanggup". Nabi SAW.
bertanya lagi, "Kalau demikian, berapa? Ali menjawab: "satu butir sya'ir?"
Rasulullah berkata: "Engkau terlalu sederhana." Maka turunlah ayat ini,
sebagai teguran kepada orang-orang yang ingin bertanya kepada Rasulullah,
tetapi mereka urungkan karena takut miskin karena keharusan memberi
sedekah lebih dahulu. Kemudian Ali berkata: "Karena peristiwa itulah umat
ini diringankan bebannya".
Riwayat ini menunjukkan bahwa hukum sedekah itu adalah sunah.
Ayat ini menegur orang-orang yang menahan dirinya menemui
Rasulullah, karena adanya keharusan membayar sedekah lebih dahulu, yang
menyatakan: "Apakah kamu tidak datang menghadap Rasulullah itu karena
takut miskin lantaran keharusan membayar sedekah lebih dahulu, padahal
kamu sangat memerlukan penjelasan dan keterangan Rasulullah?"
Setelah itu Allah memberikan keringanan kepada orang-orang itu
dengan menyatakan "Seandainya kamu sekalian benar-benar tidak sanggup
melaksanakan anjuran itu, yaitu bersedekah sebelum menghadap Rasulullah,
6
maka kamu sekalian boleh menghadapnya, menanyakan sesuatu yang
diperlukan penjelasannya, tanpa memberi sedekah lebih dahulu.
Laksanakanlah yang telah diterangkan ini dengan sebaik-baiknya. Kemudian
Allah SWT mengingatkan kewajiban-kewajiban kaum muslim yang harus
dilaksanakan yaitu: "Dirikanlah salat terus menerus menurut waktu yang telah
ditentukan, jangan sekali-kali meninggalkannya walau dalam keadaan
bagaimana, karena salat itu amat besar faedahnya bagi manusia, yaitu untuk
menyempurnakan penghambaan diri kepada Allah, memurnikan ketaatan dan
ketundukan hanya kepada-Nya saja, tidak kepada yang lain. Salat itu dapat
menghilangkan dan mengikis dari hati keinginan-keinginan mengerjakan
perbuatan keji dan perbuatan yang mungkar. Tunaikan pulalah zakat, jika
telah memenuhi syarat-syaratnya. Karena zakat itu menyucikan jiwa,
menghilangkan sifat-sifat kikir yang ada dalam hati dan membantu
penderitaan orang miskin. Taatilah perintah-perintah Allah dan rasul-Nya dan
hentikanlah segala yang dilarang-Nya.
Pada akhir ayat ini Allah SWT memperingatkan manusia agar mereka
selalu berhati-hati terhadap perbuatan-perbuatannya dan keinginan hatinya.
Karena Allah, mengetahui semuanya itu, tidak ada yang luput dari
pengetahuan-Nya. Berdasarkan pengetahuan-Nya itulah, Dia memberi balasan
yang setimpal kepada setiap manusia. Allah SWT berfirman.
Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya
dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan
seberat zarah pun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula.
(Q.S. Az Zalzalah: 7, 8)
Dan firman Allah SWT:
(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang
lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang
telah diusahakannya. Dan bahwasannya usahanya itu kelak akan diperlihatkan
7
(kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang
paling sempurna.
(Q.S. An Najm: 38-41)
6. Pandangan Pemakalah mengenai QS.Al Mujadilah 13
Ayat ini menegur orang-orang yang menahan dirinya menemui
Rasulullah, karena adanya keharusan membayar sedekah lebih dahulu, yang
menyatakan: "Apakah kamu tidak datang menghadap Rasulullah itu karena
takut miskin lantaran keharusan membayar sedekah lebih dahulu, padahal
kamu sangat memerlukan penjelasan dan keterangan Rasulullah?"
Setelah itu Allah memberikan keringanan kepada orang-orang itu
dengan menyatakan "Seandainya kamu sekalian benar-benar tidak sanggup
melaksanakan anjuran itu, yaitu bersedekah sebelum menghadap Rasulullah,
maka kamu sekalian boleh menghadapnya, menanyakan sesuatu yang
diperlukan penjelasannya, tanpa memberi sedekah lebih dahulu.
Laksanakanlah yang telah diterangkan ini dengan sebaik-baiknya. Kemudian
Allah SWT mengingatkan kewajiban-kewajiban kaum muslim yang harus
dilaksanakan yaitu: "Dirikanlah salat terus menerus menurut waktu yang telah
ditentukan, jangan sekali-kali meninggalkannya walau dalam keadaan
bagaimana, karena salat itu amat besar faedahnya bagi manusia, yaitu untuk
menyempurnakan penghambaan diri kepada Allah, memurnikan ketaatan dan
ketundukan hanya kepada-Nya saja, tidak kepada yang lain. Salat itu dapat
menghilangkan dan mengikis dari hati keinginan-keinginan mengerjakan
perbuatan keji dan perbuatan yang mungkar. Tunaikan pulalah zakat, jika
telah memenuhi syarat-syaratnya. Karena zakat itu menyucikan jiwa,
menghilangkan sifat-sifat kikir yang ada dalam hati dan membantu
penderitaan orang miskin. Taatilah perintah-perintah Allah dan rasul-Nya dan
hentikanlah segala yang dilarang-Nya.
8
B. Tafsir Surah Al Kahfi 71
1. Ayat dan Terjemahan
Artinya : Lalu berjalanlah keduanya sehingga apabila mereka naik ke sebuah
perahu, ia membocorkannya. Nabi Musa berkata: "Patutkah engkau
membocorkannya sedang akibat perbuatan itu menenggelamkan penumpang-
penumpangnya? Sesungguhnya engkau telah melakukan satu perkara yang
besar".
2. Mufrodat
�ق�ا �ط�ل berjalan = ف�ان
�ة� ف�ين الس� ف�ي �ا �ب ك ر� = naik ke sebuah perahu
�ه�ا ق�ت خ�ر�� أ = membocorkan
ا Hم�ر� إ Hا �ئ ي Kesalahan Besar = ش�
3. Munasabah ayat
Munasabah ayat ini dapat dilihat dari ayat sebelum ya dimana nabi khidir
memerintahkan nabi musa untuk mengikuti dan diam dengan setiap perbuatan
yang dilakukan oleh nabi khidir . jadi dapat disimpulkan bahwa surat al kahfi
71 ini berkesinambungan dengan ayat sebelumnya gar mudah untuk dipahami
munasabah dari ayat ini.
9
4. Tafsir ayat
Dalam ayat ini Allah mengisahkan, bahwa keduanya (Nabi Musa
dan Al Khidir) telah berjalan di tepi pantai untuk mencari sebuah kapal, dan
kemudian mendapatkannya. Maka keduanya menaiki kapal itu dengan tidak
membayar upahnya, karena para awak kapal sudah mengenal Al Khidir dan
pembebasan upah itu sebagai penghormatan kepadanya.
Maka ketika kapal itu sedang melaju di laut dalam tiba-tiba Al
Khidir mengambil kampak lalu melubangi dan merusakkan sekeping papan
dinding. Melihat kejadian seperti itu dengan serta merta Nabi Musa berkata
kepada Al Khidir: "Mengapa kamu lubangi perahu itu? Yang akibatnya dapat
menenggelamkan seluruh penumpangnya yang tidak berdosa? Sungguh kamu
telah mendatangkan kerusakan yang dan tidak mensyukuri kebaikan hati para
awak kapal yang telah mendatangkan kerusakan yang besar dan tidak
mensyukuri kebaikan hati para awak kapal yang telah membebaskan dari
sewaan kapal." Kemudian Nabi Musa mengambil kainnya untuk menyumbat
lubang itu.
5. Pandangan Pemakalah
Pemakalah berpandangan bahwa ayat ini mengajarkan kepada kita
agar menjadi pribadi yang lebih sabar dan selalu berorientasi kedepan, tidak
hanya mengartikan sesuatu hal yang terjadi yang hanya terlihat dengan mata
tetapi melihat maksud dan tujuan hal tersebut dilakukan . seperti contoh nabi
khidir yang menenggelamkan kapal yang bermaksud agar kapal tersebut tidak
digunakan oleh perampuk untuk berbuat kejahatan.
C. Surah Al An’am 47
1. Ayat dan terjemahan
10
Artinya : Katakanlah:" Bagaimana fikiran kamu, jika datang kepada kamu
azab Allah dengan tiba-tiba, atau dengan terang-terang (setelah diperlihatkan
tanda-tanda yang menunjukkan kedatangannya), siapakah yang akan binasa,
selain dari kaum yang zalim?".
2. Mufrodat
a. katakanlah : ق�ل�
b. �م� �ك �ت ء�ي ر�� bagaimanakah pendapatmu : أ
c. �م� Iك �ى ت� datang kepadamu : أ
3. Munasabah Ayat
Terjadi antara satu surat dengan surat yang lain. Misalnya pada
pembukaan surat Al-An’am : 1 yang dimulai dengan kata “Alhamdu”. Firman
Allah SWT sebagai berikut :
Artinya :”Segala puji bagi Allah SWT yang telah menciptakan langit
dan bumi…
Pembukaan surat Al-An’am tersebut sesuai dengan penutup surat Al-
Maidah : 118-119 yang menerangkan keputusan diantara para hamba Tuhan.
Firman Allah SWT,
Artinya :”Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguuhnya mereka
adalah hamba-hamba engkau, dan jika engkau mengampuni mereka, maka
seesungghnya engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah
SWT berfirman :”Ini adalah suatu hari yang bermanfa’at bagi orang-orang
yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya
mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah
SWT ridha terhadap mereka, dan merekaapun ridha terhadap-Nya. Itulah
keberuntungan yang paling besar”
11
4. Tafsir Ayat
Kepada orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan
mengingkari seruan rasul-rasul yang diutus kepada mereka, didatangkan azab
adakalanya dengan sekonyong-konyong ada kalanya dengan tanda-tanda yang
datang sebelum azab itu, ada kalanya dapat dilihat langsung dengan mata dan
ada kalanya tidak dapat dilihat langsung, ada kalanya datang di waktu siang
hari dan ada kalanya datang di malam hari.
Maka hendaklah orang-orang musyrik ingat bahwa yang ditimpa azab
itu hanyalah orang-orang zalim dan orang-orang yang mengingkari seruan
rasul, sedang orang-orang yang mengikuti seruan rasul dilindungi dan
diselamatkan Allah dari azab itu.
5. Pandangan pemakalah
Pada ayat ini pemakalah berpandangan bahwa adzab bagi sesorang itu
bisa datang secara tiba-tiba tanpa ada pemberitahuan ataupun tanda-tandan
terlebih dahulu. Adzab tersebut dapat terlihat dengan mata atau secara
langsung baik siang hari maupun di malam hari. Untuk itu selalu
diperingatkan kepada orang musyrik itu agar bersegera bertaubat dengan
sesungguhnya kepada allah agar terhindar dari adzab dari-Nya.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas baik dari terjemahan, tafsir , asbabun nuzul , dan pandangan
dari pemakalah sendiri dapat ditarik kesimpulan bahwasanya :
1. Allah menegur orang-orang yang menahan dirinya menemui Rasulullah,
karena adanya keharusan membayar sedekah lebih dahulu, yang menyatakan:
"Apakah kamu tidak datang menghadap Rasulullah itu karena takut miskin
lantaran keharusan membayar sedekah lebih dahulu, padahal kamu sangat
memerlukan penjelasan dan keterangan Rasulullah?"
2. Kita selaku muslim harus selalu berpadangan selalu kedepan, jangan hanya
menilai sesuatu hal itu hanya dengan emosi dan nafsu belaka karena hanya
akan membawa atau menggiring seseorang ke jurang kesalahan.
3. Adzab itu akan datang secara tiba-tiba tanpa adanya suatu tanda dari Allah
dan itu dapat terjadi baik di siang maupun malam hari.
B. Saran
Setelah mengetahui betapa pentingnya peranan ukhuwah dalam islam dan
berbagai keutmaannya hendaknya kita sebagai umat islam tetap menjaga ikatan
persaudaraan seiman yang sejak dulu telah di ajarkan oleh Nabi Muhammad
SAW.
13
Daftar Pustaka
Tafsir Departemen agama Republik Indonesia
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?pageno
http://www.alquran-indonesia.com/web/quran/listings/details/6/40
http://www.tafsir.web.id/2013/04/tafsir-al-mujadilah-ayat-12-22.html
14
MAKALAHTAFSIR TARBAWI
Ayat Tentang Etika Menuntut Ilmu
Disusun oleh: Noermala SaryEndang Saputra
Supari Wiradinata
Dosen Pembimbing :Pasmah Chandra, M.Pd.I
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
15
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRISINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
2013
DAFTAR ISI
Cover Halaman ........................................................................................ i
Kata pengantar ........................................................................................ ii
Daftar isi ........................................................................................ iii
BAB I Pendahuluan ........................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
BAB II Pembahasan .......................................................................................2
A. Tafsir surah Al Mujadilah 13 .................................................................. 2
B. Tafsir Surah Al Kahfi 71 ........................................................................ 7
C. Tafsir Surah Al An’Am 47 ...................................................................... 8
BAB III PENUTUP ........................................................................................ 11
A. Kesimpulan ........................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................ 11
Daftar Pustaka
16
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah dan shalawat serta salam selalu
kita kirimkan kepada junjungan kita nabi Muhammad Rasulullah SAW.
Selanjutnya penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT karena berkat
limpahan rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “ ayat-ayat tentang etika menuntut ilmu”.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari banyak kekurangan dan
kekhilafan, untuk itu penulis memohon kritik dan saran kepada pembaca demi
kesempurnaan makalah kami ini.
Bengkulu,
Desember 2013
Penulis
17
ii
18
ii