14
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor – faktor sebagai berikut : pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, kapang, khamir, aktivitas enzim – enzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit dan tikus, suhu termasuk oksigen, sinar dan waktu. Mikroba terutama bakteri, kapang dan khamir penyebab kerusakan pangan yang dapat ditemukan dimana saja baik di tanah, air, udara, di atas bulu ternak dan di dalam usus (Muchtadi, 1989 ). Tumbuhnya bakteri, kapang dan khamir di dalam bahan pangan dapat mengubah komposisi bahan pangan. Beberapa diantaranya dapat menghidrolisa pati dan selulosa atau menyebabkan fermentasi gula sedangkan lainnya dapat menghidrolisa lemak dan menyebabkan ketengikan atau dapat mencerna protein dan menghasilkan bau busuk atau amoniak. Bakteri, kapang dan khamir senang akan keadaan yang hangat dan lembab. Sebagian besar bakteri mempunyai pertumbuhan antara 45 – 55 o C dan disebut golongan bakteri thermofilik. Beberapa bakteri mempunyai suhu pertumbuhannya antara 20 – 45 o C disebut golongan bakteri mesofilik, dan lainnya mempunyai suhu pertumbuhan dibawah 20 o C disebut bakteri psikrofilik ( Muchtadi, 1989). Umumnya bakteri membutuhkan air (Avalaible Water) yang lebih banyak dari kapang dan ragi. Sebagian besar dari bakteri dapat tumbuh dengan baik pada aw mendekati 1,00. Ini berarti bakteri dapat tumbuh dengan baik dalam konsentrasi gula dan garam yang rendah kecuali bakteri – bakteri yang memiliki toleransi terhadap konsentrasi gula dan garam yang tinggi. Media untuk sebagian besar bakteri mengandung gula tidak lebih dari 1% dan garam tidak lebih dari 0,85% (larutan garam fisiologis). Konsentrasi gula 3% - 4% dan garam 1 – 2% dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri (Muchtadi,1989). Bakteri tumbuh dengan cara pembelahan biner, yang berarti satu sel membelah menjadi dua sel. Waktu generasi yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sel

Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengaruh garam terhadap mikroorganisme

Citation preview

Page 1: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bakteri

Kerusakan bahan pangan dapat disebabkan oleh faktor – faktor sebagai

berikut : pertumbuhan dan aktivitas mikroba terutama bakteri, kapang, khamir,

aktivitas enzim – enzim di dalam bahan pangan, serangga, parasit dan tikus, suhu

termasuk oksigen, sinar dan waktu. Mikroba terutama bakteri, kapang dan khamir

penyebab kerusakan pangan yang dapat ditemukan dimana saja baik di tanah, air,

udara, di atas bulu ternak dan di dalam usus (Muchtadi, 1989 ).

Tumbuhnya bakteri, kapang dan khamir di dalam bahan pangan dapat

mengubah komposisi bahan pangan. Beberapa diantaranya dapat menghidrolisa

pati dan selulosa atau menyebabkan fermentasi gula sedangkan lainnya dapat

menghidrolisa lemak dan menyebabkan ketengikan atau dapat mencerna protein

dan menghasilkan bau busuk atau amoniak. Bakteri, kapang dan khamir senang

akan keadaan yang hangat dan lembab. Sebagian besar bakteri mempunyai

pertumbuhan antara 45 – 55oC dan disebut golongan bakteri thermofilik. Beberapa

bakteri mempunyai suhu pertumbuhannya antara 20 – 45oC disebut golongan

bakteri mesofilik, dan lainnya mempunyai suhu pertumbuhan dibawah 20oC

disebut bakteri psikrofilik ( Muchtadi, 1989).

Umumnya bakteri membutuhkan air (Avalaible Water) yang lebih banyak

dari kapang dan ragi. Sebagian besar dari bakteri dapat tumbuh dengan baik pada

aw mendekati 1,00. Ini berarti bakteri dapat tumbuh dengan baik dalam

konsentrasi gula dan garam yang rendah kecuali bakteri – bakteri yang memiliki

toleransi terhadap konsentrasi gula dan garam yang tinggi. Media untuk sebagian

besar bakteri mengandung gula tidak lebih dari 1% dan garam tidak lebih dari

0,85% (larutan garam fisiologis). Konsentrasi gula 3% - 4% dan garam 1 – 2%

dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri (Muchtadi,1989).

Bakteri tumbuh dengan cara pembelahan biner, yang berarti satu sel

membelah menjadi dua sel. Waktu generasi yaitu waktu yang dibutuhkan oleh sel

Page 2: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

2

untuk membelah, bervariasi tergantung dari spesies dan kondisi pertumbuhan.

Semua bakteri yang tumbuh pada makanan bersifat heterotropik yaitu

membutuhkan zat organik untuk pertumbuhannya. Dalam metabolismenya bakteri

heterotropik menggunakan protein, karbohidrat, lemak dan komponen makanan

lainnya sebagai sumber karbon dan energi untuk pertumbuhannya.

Jika tumbuh pada bahan pangan, bakteri dapat menyebabkan berbagai

perubahan pada penampakan maupun komposisi kimia dan cita rasa bahanpngan

tersebut. Perubahan yang dapat terlihat dari luar yaitu perubahan warna,

pembentukan lapisan pada permukaan makanan cair atau padat, pembentukan

lendir, pembentukan endapan atau kekeruhan pada miniman, pembentukan gas,

bau asam, bau alkohol, bau busuk dan berbagai perubahan lainnya (Fardiaz,

1992).

Syarif dan Halid (1993) menyatakan bahwa identifikasi jenis bakteri

berdasarkan sifat morfologi, biokimia, fisiologi dan serologi adalah sebagai

berikut :

1. Bakteri gram positif

a. Kokus

- Katalase positif : Staphylococcus.

- Katalase negatif : Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus.

b. Batang

- Anaerobik atau fakultatif anaerobik : Clostridium botulinum,

Lactobacillus, Propionic bacterium

- Aerobik : Bacillus

2. Bakteri gram negatif

a. Fermentatif ( Batang ) : Proteus, Escherisia coli, Enterobacter.

c. Non fermentatif ( spiral / batang ) : Pseudomonas, Aclaligenes.

Adapun skema pengamatan bakteri berdasarkan sifat – sifat morfologi,

biokimia, fisiologi dan serologi dengan pewarnaan gram adalah sebagai berikut:

Page 3: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

3

GAMBAR 1.

SKEMA UMUM CARA IDENTIFIKASI

BAKTERI DENGAN PEWARNAAN

Pewarnaan Gram

Gram Positif Gram Negatif

Kokus Batang fermentatif Non

fermentatif

Katalase Katalase Anaerobik Aerobik

Positif Negatif

Sumber : Syarif & Halid (1993)

Menurut Fardiaz (1992), Jenis – jenis bakteri koki gram positif adalah

famili Micrococcaceae dan famili Streptococcaceae. Famili Micrococcaceae

bersifat aerobik dan katalase positif sedangkan Streptococcaceae bersifat katalase

negatif, berbentuk kokus dalam rangkaian membentuk rantai atau tetrad. Bakteri

ini tidak mempunyai beberapa atau semua komponen sitokroma.

Staphylococcus merupakan bakteri berbentuk bulat yang terdapat dalam

bentuk tunggal, berpasangan, tetrad atau berkelompok seperti buah anggur. Nama

bakteri ini berasal dari bahasa “Staphele” yang berarti anggur. Beberapa spesies

Page 4: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

4

memproduksi pigmen berwarna kuning sampai oranye. Misalkan Staphylococcus

aureus, ini merupakan bakteri yang membutuhkan Nitrogen Organik ( Asam

Amino ) untuk pertumbuhannya dan bersifat fakultatif. Kebanyakan galur

Staphylococcus aureus bersifat patogen dan memproduksi enterotoksin yang

tahan panas, dimana ketahanan panasnya melebihi sel vegetatifnya. Beberapa

galur, terutama yang bersifat patogenik, lipolitik dan betahemolitik (Syarief &

Halid,1993).

Klebsiella, batang berkapsul nonmotil 0,3 – 1,5 µm x 0,6 – 6,0µm tertata

tunggal, berpasangan atau dalam rantai pendek. Pertumbuhan pada medium

ekstrak daging menghasilkan koloni – koloni yang sedikit banyak berbentuk

kubah, berkilauan dengan kelengketan yang beragam. Tidak mempunyai

persyaratan tumbuh yang khusus, kebanyakan galur dapat menggunakan sitrat dan

glukose sebagai sumber C satu – satunya dan amonia sebagai sumber N. Suhu

optimum untuk pertumbuhan ialah 35 – 37oC ( Pelczar dan Chian, 1996).

1. Perbedaan Bakteri Gram Positif dan Bakteri Gram Negatif

Menurut Klien, et. all, (1999) menyatakan bahwa gram positif dinding

selnya mengandung peptidoglikan dan juga asam teikoat dan asam teikuronat.

Oleh sebab itu dinding sel bakteri gram positif sebagian adalah polisakarida. Pada

beberapa bakteri asam teikoat merupakan antigen permukaan (antigen dinding

sel), dan ada yang merupakan selaput pada selnya. Asam teikoat ini pada

umumnya terdiri dari gula netral seperti galaktosa, manosa, ramnosa, arabinosa

dan glukosamin. Lapisan yang demikian itu akan menyelimuti seluruh sel bakteri

sehingga menyerupai selubung yang kuat dan dinamakan murein.

Sedangkan pada dinding sel bakteri gram negatif terdapat peptidoglikan

yang sedikit sekali dan berada diantara selaput luar dan selaput dalam dinding sel.

Dinding sel bakteri gram negatif sebelah luar merupakan komponen yang terdiri

dari fosfolipid dan beberapa protein yang sering disebut sebagai auto layer.

Page 5: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

5

TABEL 1.

PERBEDAAN RELATIF SIFAT

BAKTERI GRAM POSITIF DAN BAKTERI GRAM NEGATIF

Perbedaan Relatif Sifat

Bakteri gram positif Bakteri gram negatif

Komposisi dinding sel

Ketahanan terhadap penisilin

Penghambatan oleh pewarna basa

Kebutuhan Nutrien

Ketahanan terhadap perlakuan fisik

Kandungan lipid rendah (1-4 %)

Lebih sensitif

Lebih dihambat

Kebanyakan spesies relatif komplek

Lebih tahan

Kandungan lipid tinggi (11 – 22 % )

Lebih tahan

Kurang dihambat

Relatif sederhana

Kurang tahan

Sumber : Fardiaz, 1992

2. Pertumbuhan Jasad Renik

Menurut Fardiaz ( 1992 ), pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai

pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme

multiseluler, yang disebut pertumbuhan adalah peningkatan jumlah sel per

organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme

uniseluler ( bersel tunggal ) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel.

Menurut Fardiaz ( 1992 ), sifat – sifat fisik, kimia, dan struktur makanan yang

mempengaruhi populasi dan pertumbuhan mikroorganisme adalah faktor

intrinsik. Faktor – faktor tersebut adalah pH, air, potensi oksidasi – reduksi,

kandungan nutrisi senyawa mikroba dan struktuk biologi.

a. Nilai pH

Nilai pH medium sangat mempengaruhi jenis jasad renik yang dapat

tumbuh. Jasad renik pada umumnya dapat tumbuh pada kisaran pH 3 – 6 unit.

Kebanyakan bakteri mempunyai pH optimum, yaitu pH dimana pertumbuhannya

maksimum sekitar 5 – 7,5. Pada pH dibawah 5,0 dan diatas 8,5 bakteri tidak dapat

Page 6: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

6

tumbuh dengan baik. Sebaliknya, khamir menyukai pH 4 – 5 dan dapat tumbuh

pada kisaran pH 2,5 – 8,5. Kapang mempunyai pH optimum 5 – 7, tetapi seperti

halnya khamir, kapang masih dapat hidup pada pH 3 – 8,5.

b. Air

Sel jasad renik memerlukan air untuk hidup dan berkembangbiak, oleh

karena itu pertumbuhan sel jasad renik didalam suatu makanan sangat dipengaruhi

oleh jumlah air yang tersedia. Jasad renik mempunyai kebutuhan aw minimal yang

berbeda – beda untuk pertumbuhannya. Tabel 1 menunjukkan batas aw minimal

untuk pertumbuhan beberapa kelompok jasad renik. Bakteri pada umumnya

membutuhkan aw mendekati 1,00.

Aw bahan pangan adalah air bebas yang terkandung dalam bahan pangan,

yang dapat digunakan oleh mikroba untuk pertumbuhannya ( Syarif & Halid,

1993 ).

TABEL 2.

BATAS Aw MINIMAL UNTUK PERTUMBUHAN JASAD RENIK

PENYEBAB KEBUSUKAN MAKANAN

Kelompok Jasad Renik

Aw minimal

Bakteri Khamir Kapang Bakteri halofilik Fungi Xerofilik Khamir Osmofilik

0,91 0,88 0,80 0,75 0,65 0,61

Sumber : Bone (1975) dalam Winarno (1993)

c. Potensi Oksidasi – Reduksi

Mikroorganisme berbeda dalam sensitifitasnya terhadap potensi oksidasi –

reduksi dari medium pertumbuhannya. Potensi oksidasi – reduksi dari substrat

menunjukkan kemampuan substrat untuk melepaskan elektron (teroksidasi) atau

menerima elektron (tereduksi).

Page 7: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

7

Beberapa bakteri aerobik tumbuh lebih baik pada kondisi tereduksi, dan

bakteri semacam ini disebut bakteri mikroaerofilik. Bakteri yang mempunyai

kemampuan untuk tumbuh pada keadaan aerobik maupun anaerobik dan disebut

anaerob fakultatif. Kebanyakan kapang dan khamir yang tumbuh pada makanan

bersifat aerobik, dan hanya beberapa yang bersifat anaerobik fakultatif.

d. Kandungan Nutrisi

Untuk dapat tumbuh dan berfungsi secara normal, mikroorganisme

membutuhkan komponen – komponen sebagai berikut : air, sumber energi,

sumber nitrogen, mineral, vitamin dan faktor pertumbuhan lainnya. Dari

kebutuhan nutrien pertumbuhan, kapang mempunyai kebutuhan nutrien yang

paling minimal, diikuti dengan khamir kemudian bakteri gram negatif, sedangkan

bakteri gram positif mempunyai kebutuhan nutrien yang paling tinggi.

e. Senyawa Anti Mikroba

Ketahanan makanan terhadap serangan mikroorganisme juga dipengaruhi

oleh adanya senyawa – senyawa anti mikroba yang disebut laktenin dan suatu

senyawa antikoliform. Senyawa anti mikroba yang lainnya yaitu lisozim didalam

putih telur dan asam benzoat didalam buah – buahan ( cranberries ).

f. Struktur Biologi

Beberapa bahan pangan mempunyai struktur spesifik yang melindungi

terhadap masuknya organisme pembusuk dan proses pembusukan selanjutnya.

Selain itu yang mempengaruhi kecepatan pembusukan oleh organisme pembusuk

adalah tekstur bahan pangan.

Menurut Fardiaz ( 1992 ), menyatakan bahwa ada 4 fase pertumbuhan

jasad renik, yaitu :

1) Fase Adaptasi

Merupakan persiapan dan penyesuaian diri dengan kondisi pertumbuhan

dan lingkungan yang baru. Waktu penyesuaian ini umumnya berlangsung selama

2 jam.

Page 8: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

8

2) Fase Pembelahan

Setelah beradaptasi sel – sel ini akan tumbuh dan membelah diri secara

eksponensial sampai jumlah maksimal yang dapat dibantu oleh kondisi

lingkungan yang dicapai untuk melakukan pembelahan. Kebanyakan bakteri pada

fase ini berlangsung selama 8 – 24 jam.

3) Fase Tetap ( Stationary Phase )

Pertumbuhan populasi mikroorganisme dibatasi oleh habisnya bahan gizi

yang tersedia atau penimbunan zat racun sebagai hasil akhir metabolisme.

Sehingga kecepatan pertumbuhan menurun, mulai ada yang mati. Pembelahan

terhambat pada suatu saat terjadi jumlah bakteri yang tetap sama.

4) Fase Kematian ( Death Phase )

Sel – sel yang berada dalam fase tetap akhirnya akan mati bila tidak

dipindahkan ke media segar lainnya. Dalam bentuk logaritmik fase menurun atau

kematian merupakan penurunan secara garis lurus yang digambarkan oleh jumlah

sel – sel hidup terhadap waktu, jumlah bakteri hidup berkurang dan menurun.

4. Kurva Pertumbuhan Jasad Renik

GAMBAR 2.

KURVA PERTUMBUHAN JASAD RENIK

Sumber : Fardiaz, 1992

5. Pengaruh Pengawetan Makanan Terhadap Pertumbuhan Jasad Renik

Salah satu penyebab kerusakan bahan pangan adalah karena terjadinya

pertumbuhan jasad renik pada makanan tersebut. Supaya makanan menjadi lebih

awet, maka dilakukan proses pengawetan makanan. Dalam pengawetan makanan,

prinsipnya adalah memberi perlakuan terhadap makanan. Sedemikian rupa untuk

mencapai salah satu dari tujuan pengawetan makanan sbb :

Page 9: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

9

1. Mengurangi jumlah awal sel jasad renik didalam makanan.

2. Memperpanjang fase adaptasi semaksimum mungkin sehingga

pertumbuhan jasad renik di perlambat.

3. Memperlambat fase pertumbuhan logaritmik.

4. Mempercepat fase kematian sel jasad renik.

Beberapa prinsip pengawetan yang dapat diterapkan untuk

memperpanjang masa simpan makanan sebagai berikut :

1. Mengurangi kontaminasi awal

2. Membuat Lingkungan yang tidak cocok untuk pertumbuhan jasad renik

misalnya dengan :

a. Menurunkan aw atau RH ( kelembaban Relatif ) dengan

pengeringan dan penambahan gula atau garam.

b. Menurunkan pH dengan cara fermentasi.

c. Menurunkan suhu dengan cara pendinginan atau pembekuan.

d. Menghilangkan oksigen dengan cara pengepakan vakum.

e. Penambahan zat penghambat jasad renik.

B. Penggaraman

Penggaraman dapat memperpanjang umur simpan produk, karena garam

mempunyai sifat bakteriosid ( daya membunuh ) dan bakteriostatik ( daya

menghambat ). Aksi Osmotik larutan garam terhadap bahan pangan disebabkan

karena bahan pangan bertindak sebagai suatu membran semipermiabel itu

menurunkan kadar air sehingga garam berperan untuk menghambat kegiatan

bakteriologis dan enzimatis ( Ilyas dan Arifudin, 1972 ).

Menurut Rahayu, et al, ( 1992 ), garam dapat berfungsi sebagai

penghambat pertumbuhan mikroorganisme pembusuk patogen karena mempunyai

sifat – sifat antimikroba sebagai berikut :

1. Garam akan meningkatkan tekanan osmotik substrat.

2. Garam menyebabkan terjadinya penarikan air dari dalam bahan pangan,

sehingga aw bahan pangan akan menurun dan mikroorganisme tidak akan

tumbuh.

Page 10: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

10

3. Garam mengakibatkan terjadinya penarikan air dari dalam

mikroorganisme, sehingga sel akan kehilangan air dan mengalami

pengerutan.

4. Ionisasi garam akan menghasilkan ion khlor yang beracun terhadap

mikroorganisme.

5. Garam dapat mengganggu kerja enzim proteolitik karena dapat

mengakibatkan terjadinya denaturasi protein.

Menurut Hudaya & Daradjat (1980 ), mengatakan bahwa ada 3 keadaan

yang dapat mempengaruhi aktivitas pertumbuhan mikroorganisme yaitu : pertama,

lingkungan yang sangat menguntungkan bagi tersedianya zat – zat makanan untuk

mikroorganisme, konsentrasi yang ideal itu yang dinamakan isotonik artinya

kandungan sel bakteri mempunyai konsentrasi yang sama dengan medium

sekelilingnya atau bahan makanan. Kedua, keadaan hypotonik yaitu keadaan

dimana medium mempunyai kerapatan molekul yang lebih rendah daripada sel –

sel jasad renik. Ketiga, keadaan hypertonik ( plasmolisa ) dimana medium atau

bahan makanan mempunyai kerapatan molekul yang lebih besar daripada sel – sel

jasad renik.

Kadar garam tinggi didalam produk fermentasi garam dapat menghambat

pertumbuhan bakteri patogen, kecuali Staphylococcus aureus yang masih

mungkin tumbuh pada beberapa produk dengan kadar garam agak tinggi yaitu

sampai 7 – 10%. Staphylococcus aureus akan dihambat pertumbuhannya pada

konsentrasi garam 15 – 20% dan pH dibawah 4,5 – 5, sedangkan bakteri

pembentuk toksin yang berbahaya yaitu Clostridium botulinum tipe E yang sering

ditemukan pada ikan segar dapat dihambat pertumbuhannya pada konsentrasi

garam 10 – 12% dan pH dibawah 4,5. Salmonella akan terhambat

pertumbuhannya pada konsentrasi garam 6% ( Rahayu et. al, 1992 ).

Pada umumnya konsentrasi 10 – 15% sudah cukup untuk membunuh

sebagian besar jenis – jenis bakteri, kecuali jenis “halofilik” yaitu jenis bakteri

yang tahan terhadap konsentrasi garam 26,6% ( Hudaya & Daradjat, 1980 ).

Page 11: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

11

C. Tawas

Tawas terjadi dari proses pelapukan dari batuan yang mengandung mineral

sulfida didaerah vulkanis (Solfatora) atau terjadi didaerah batu lempung, serpih

atau batu asbak yang mengandung Pirit ( Fe ) dan Markasit ( FeS2 ). Kebanyakan

tawas dijumpai dalam bentuk padat batu lempung, serpih ataupun batu sabak (

Sukandarrumidi, 1999 ).

Tawas (Al2(SO4)314H2O) merupakan endapan putih yang tidak larut dan

berbentuk gelatin yang mempunyai sifat yang dapat menarik partikel – partikel

lain sehingga berat, ukuran dan bentuknya menjadi semakin besar dan mudah

mengendap ( Rifai, 2002 )

Food And Drug Administration menyatakan bahwa (Al2(SO4)314H2O)

atau tawas dikatakan aman jika di tambahkan dalam bahan makanan dalam batas

– batas tertentu (Desroisier, 1998).

a. Peranan Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Menurut Ilyas & Arifudin ( 1972 ), bahan – bahan yang sengaja

ditambahkan kedalam bahan pangan adalah untuk memperbaiki warna, tekstur,

bentuk, citarasa atau memperpanjang umur simpan. Tawas yang mempunyai

rumus (Al2 (SO4)2 14H2O) dalam bentuk larutan yang bersifat asam dan berfungsi

sebagai astrigent ( sifat yang dapat menurunkan pH makanan mengkerut jaringan,

sehingga menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk). Dilihat dari peranannya

dalam pengurangan air maka bahan pangan yang dilakukan dengan tawas akan

menurunkan kandungan air dengan mengikatnya dalam pemakaian tawas. Hal ini

karena dalam tawas adanya tekanan osmotik yang menarik air keluar dari bahan

pangan tersebut.

Menurut Pelczar, Chael dan Chian (1996), bahwa banyak faktor dan

keadaan dapat mempengaruhi penghambatan atau pembasmian mikroorganisme

oleh bahan atau proses antimikrobial antara lain sebagai berikut :

Page 12: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

12

a. Konsentrasi atau Intensitas Zat Antimikrobial

Bahwa peluang untuk mengenai suatu sasaran sebaning tidak hanya

terhadap jumlah Bakteri yang ada tetapi juga terhadap konsentrasi atau intensitas

sarana fisik. Makin banyak konsentrasi atau molekul zat-zat kimia yang kita

berikan dalam suatu waktu tertentu, makin cepat sel-sel tersebut akan terbunuh

lebih cepat.

b. Jumlah Mikroba

Ini merupakan pernyataan kembali yang jelas mengenai pola kematian

Eksponensial, artinya diperlukan banyak waktu untuk membunuh populasi dan

bila jumlah selnya banyak maka perlakuan harus diberikan lebih lama.

c. Suhu

Kenaikan suhu yang sedang secara besar dapat menaikkan keefektifan

suatu disinfektan atau bahan dari mikrobial. Hal itu diterangkan dengan faktor -

faktor berikut :

1) Zat kimia merusak mikroorganisme melalui reaksi-reaksi kimia

2) Laju reaksi kimiawi dipercepat dengan meingkatkan suhu

d. Spesies Mikroorganisme

Spesies mikroorganisme menunjukan kerentanan yang berbeda – beda

terhadap sarana fisik dan bahan kimia. Hal itu dapat diketahui bahwa pada

spesies pembentukan spora, sel vegetatif yang sedang tumbuh lebih mudah

dibunuh dibandingkan dengan sporanya.

e. Adanya Bahan Organik

Adanya bahan organik asing dapat menurunkan dengan nyata keefektifan

zat kimia antimikrobial dengan cara menginaktifkan bahan – bahan tersebut

atau melindungi mikroorganisme dari padanya.

f. Keasaman atau Kebasaan (pH)

Page 13: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

13

Mikroorganisme yang terdapat pada bahan dengan pH asam dapat di

basmi pada suhu yang lebih rendah dan dalam waktu yang lebih singkat

dibandingkan dengan mikroorganisme yang sama di dalam lingkungan basa.

Mikroorganisme dapat disingkirkan, dihambat atau dibunuh dengan sarana

atau proses fisik atau bahan kimia yang tersedia berbagai teknik dan sarana yang

bekerja menurut berbagai macam cara yang berbeda – beda. Proses fisik adalah

suatu prosedur yang mengakibatkan perubahan. Sedangkan bahan kimia adalah

suatu substansi (padat, cair, atau gas) yang dicirikan oleh komposisi molekuler

yang pasti dan menyebabkan terjadinya reaksi. Cara kerja bahan – bahan kimia

tersebut ada yang dapat mematikan bentuk – bentuk vegetatif bakteri yang disebut

bakteriosida, dan ada yang hanya menghambat pertumbuhan bakteri yang disebut

bakteriostatis ( Pelczar, Chael dan Chian, 1996 )

Menurut Nurrahman dan Isworo (2002), hal – hal yang diperoleh dari

perendaman menggunakan tawas antara lain :

1. Umur atau daya simpan ikan asap dapat diperpanjang

2. Warna ikan asap lebih putih

3. Menghilangkan bau amis

4. Menghilangkan rasa pahit

5. Tekstur pada daging menjadi kompak

6. Kadar proteinnya tidak berkurang

Page 14: Ayu Fitriah Helmiyanti 2003, Pengaruh Konsentrasi Tawas Terhadap Pertumbuhan Bakteri Gram Positif Dan Negatif

14

D. Kerangka Konsep

GAMBAR 3.

KERANGKA KONSEP

Variabel Bebas Variabel Terikat

Variabel Terkendali

E. Hipotesa

1. Ada pengaruh konsentrasi tawas dengan pertumbuhan bakteri gram positif

dan bakteri gram negatif.

Konsentrasi Tawas

Kultur Murni Total

Bakteri

- Jumlah Air - Jumlah

Bakteri awal - Jenis Bakteri