B. VI. Spesifikasi Pekerjaan

Embed Size (px)

Citation preview

DAFTAR ISI

Rencana Kerja dan Syarat-syarat

BAB VISPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1.URAIAN UMUM.Pemberian pekerjaan meliputi:

Mendatangkan (leveransir), pengelola, pengangkutan, pengarahan tenaga kerja, langsung atau tidak langsung dalam usaha penyelesaian pekerjaan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan dengan sempurna dan lengkap. Juga disini dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan atau bagian bagian pekerjaan yang walaupun tidak jelas disebutkan dalam bentuk dan gambar-gambar, tetapi masih berada dalam lingkup pekerjaan, berdasarkan kebiasaaan yang berlaku dalam bidang pembangunan haruslah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Direksi atas beban Pemborong.

Lapangan pekerjaan berada dalam keadaan Siap pada waktu penawaran, termasuk segala sesuatu yang berada disitu diserahkan tanggungjawabnya kepada Kontraktor.

Oleh Pemborong pekerjaan haruslah diserahkan dengan sempurna dalam keadaan selesai, dimana termasuk didalamnya pembersihan lapangan dan sebagainya.

Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekerjaan, Pemborong dengan perstujuan Direksi berkewajiban:

a. Mengadakan sumber air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.Air kerja harus memenuhi syarat syarat yang ditentukan oleh masing masing pekerjaan.b. Mengadakan penerangan listrik pada halaman kerja.c. Membuat kantor Direksi dengan ukuran 3 x 4 m, d. Kantor Direksi dilengkapi dengan meja, kursi, papan tulis, alat tulis dan sebagainya, atas beban pemborong.e. Kantor Direksi harus disediakan buku harian untuk mencatat segala kegiatan dalam proyek selama pekerjaan berlangsung.f. Tata letak kantor Direksi tersebut harus mendapat persetujuasn Direksi terlebih dahulu.g. Pemborong juga diharuskan mengamankan terhadap semua bahan yang akan digunakan dalam proyek ini agar kwalitas barang / bahan tersebut tetap dalam keadaan baik, misalnya dengan cara mendirikan gudang atau macam cara yang dipandang cukup memadai terhadap barang / bahan yang akan digunakan.Pemborong harus telah menyampaikan contoh bahan yang akan digunakan, sebelum mendatangkan bahan bahan tersebut ke Lokasi.h. Untuk bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh pihak ketiga dan dilaksanakan diluar batas proyek, maka pihak Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi / Pengawas, kepada sipa dan dimana bagian pekerjaan itu dilaksanakan.i. Mengadakan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan, demi kelancaran pekerjaan.j. Pekerjaan harus dilaksanakan menurut syarat-syarat dan uraian dalam bestek, gambar susulan, petunjuk dan perintah Direksi pada Rapat Pemberian Penjelasan maupun selama pekerjaan berlangsung.k. Para pekerja harus suluruhnya diasuransikan dan semua akibat yang timnbul menjadi tanggungjawab Pemborng.

Pasal 2.

TATA TERTIB PELAKSANAAN

2.1 Sebelum memulai dan selama berlangsungnya pekerjaan, Pemborong diwajibkan untuk memasang tanda-tanda pengaman dengan ketentuan sebagai berikut:a. Pengaman lalulintas dibuat dari papan tebal 3 cm dicat dasar warna kuning dan tulisan warna hitam.b. Pada malam hari di tempat-tempat dimana ada penimbunan bahan / material, harus dipasang lampu penerangan.

2.2. Penempatan alat-alat dan bahan-bahan diusahakan sedapat mungkin tidak mengganggu lalulintas umum.

2.3. Apabila terdapat kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian pemborong untuk pengaman seperti yang diuraikan diatas, sepenuhnya menjadi tanggungjawab Pemborong.

2.4. Pemasukan dan penempatan material untuk kebutuhan dalam pelaksanaan harus diatur sedemikian rupa tidak mengganggu dan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

2.5. Bahan-bahan dan bekas bongkaran yang tidak dipakai lagi harus segera dibersihkan dan dibuang keluar lokasi pekerjaan.

2.6. Pemasangan dan pembongkaran perancah/steiger, agar diatur dan dihindarkan dari kemungkinan timbulnya kecelakaan terhadap tenaga kerja.

Pasal 3.

PERSIAPAN

.3.1. Pekerjaan yang dimaksud adalah mempersiapkan semua bahan/material, tenaga kerja, peralatan dan sarana lain yang diperlukan dalam proyek ini.3.2. Khusus untuk bahan-bahan / material yang dianggap sulit didapat dipasaran daerah setempat, sebaiknya harus dilakukan pemesanan jauh-jauh hari, sehingga pada waktu pelaksanaan tidak akan mengalami kesulitan.

3.3. Mempelajari gambar-gambar pelaksanaan yang sudah menjadi Dokumen, dan bila terdapat perbedaan dalam pelaksanaan, Pemborong segera melaporkan kepada Direksi untuk diteruskan kepada Perencana dan selajutnya oleh Prencana dibuat gambar-gambar perubahan/penyesuaian.

3.4. Setelah dikeluarkan Surat Perintah Kerja (SPK), Pemborong selambat-lambatnya 7 (Tujuh) hari harus segera memulai pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 4.

PERSIAPAN

4.1 Gambar gambar.

a. Pemborong harus membuat sendiri perubahan gambar (Revisi), bilamana pada saat pelaksanaan pekerjaan terjadi perubahan-perubahan.b. Gambar perubahan tersebut harus disahkan oleh Direksi sebelum dipakai untuk pedoman.

4.2. Ukuran ukuran.

a. Pemborong harus memeriksa dan meneliti ulang ukuran-ukuran satu sama lain yang tertera dalam gambar dan menyesuaikan keadaan dliapangan.b. Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi, bilamana terdapat hal-hal yang tidak cocok, juga setiap dimulai sesuatu bagian pekerjaan, terlebih dahulu memberitahukan kepada Direksi.c. Segala akibat dari kelalaian Pemborong dalam melaksanakan ketelitian ukuran ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

4.3. Walaupun dalam bestek ini pertelaan bahan dan pekerjaan tidak semua diungkapkan, oleh pemborong haruslah diartikan demikian seolah-olah perkataan itu betul-betul tercantum dalam pertelaan tersebut.Hal ini jelaslah termasuk dalam pekerjaan yangh diborong dan merupakan perlengkapan/kesatuan dari unit-unit pekerjaan dan merupakan bagian-bagian yang tak terpisahkan dalam satu kesatuan jumlah borongan pekerjaan sesuai dengan gambar dan bestek yang dilengkapi dengan notulen Rapat Pemberian Petunjuk dan Penjelasan dengan semua penambahan serta pengurangan dalam arti seluas-luasnya.Pekerjaan ini harus dilakukan oleh Pemborong, agar penyelesaiannya / pelaksanaannya pada umumnya menurut pertimbangan Direksi dapat dicapai secara sempurna, baik dan memuaskan sesuai dengan ketentuan ketentuan yang berlaku dan tercanum dalam AV.

Pasal 5.

UKURAN POKOK

5.1. Ukuran tinggi ditentukan dalam gambar, Pemborong walib memeriksa semua ukuran ukuran tersebut dan dalam bagian tertentu dari bagian yang tidak dibuat di tempat pekerjaan sesuai dengan ukuran yang berlaku didalam gambar.Didalam semua hal, bila terjadi pengambilan ukuran yang keliru, pemborong harus bertanggung jawab sepenuhnya. Apabila terdapat ketidak cocokan ukuran menurut gambar Pemborong harus segera memberitahukan untuk mendapat persetujuan Direksi, demikian juga dalam penyimpangan terhadap perubahan ukuran, Pemborong harus segera meminta persetujuna Direksi.

5.2. Peil / Titik Duga.

a. Sebagai Peil / titik duga (0,00) akan ditentukan pada waktu pelaksanaan dengan berpedoman muka jalan raya (akan ditentukan oleh Perencana). Ukuran tinggi dan ukuran-ukuran dalam akan ditentukan dari ukuran pokok ini.b. Pengukuran harus dilakukan dengan teliti dan sesuai dengan ukuran menurut gambar atau menurut petunjuk Direksi.

Pasal 6.

PERSIAPAN LAHAN

6.1. Uraian Umum.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan ini.

6.2. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah penebangan pohon dan pembongkaran bangunan termasuk pembuangan puing puing pembongkaran keluar lokasi pekerjaan.

6.3. Pelaksanaan.

a. Pohon pohon dan tanaman liar lainnya beserta akar-akarnya yang mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan harus ditebang dan dibuang keluar lokasi pekerjaan.

b. Bangunan yang ada dibongkar dan pembongkarannya harus hati-hati untuk menjaga keselamatan sehingga tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

c. Bekas bongkaran harus dibuang keluar lokasi, sehingga betul-betul bersih dari ssegala macam kotoran.

Pasal 7.

TANAH

7.1. Uraian Umum.Pekejaan meliputi pengadaan tenaga kerja dan peralatan.

7.2. Lingkup Pekerjaan.Pekerjaan yang dimaksud yaitu melakukan penggalian dan penimbunan.

7.3. Pelaksanaan.

a. Galian Tanah.

1. Setelah dilaksanakan pengukuran dan telah dilakukan/ditentukan titik-titik / peil, kemudian dilakukan penggalian.

2. Galian tanah akan dilaksanakan pada lubang pondasi septictank, drainage, perpipaan dalam tanah, groundtank dan pekerjaan lain yang ditentukan dalam gambar.

3. Galian tanah humus dilaksanakan pada lubang pondasi dan lantai kluis / khasanah.

4. Pelaksanaan galian tanah humus dilaksanakana sedemikian rupa, bilamana perlu dinding galian dipasang kitsdam untuk menghindari terjadinya longsor.

5. Lubang galian harus terhindar dari genangan air dan bilamana perlu harus disediakan pompa air/ pompa lumpur.

6. Tanah bekas galian , pembuangannuya harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan lainnya.

7. Akar-akar yang terdapat dalam lubang galian harus digali keluar dan galian tersebut harus ditimbun dengan pasir urug yang dipadatkan.

8. Seluruh tanah humus bekas galian harus diangkut dan dibuang keluar lokasi.

b. Timbunan Tanah.

1. Penimbunan dilaksanakan di bawah lantai, penimbunan kembali untuk pondasi, kecuali untuk pondasi dan lantai kluis. Dan pada pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan yang dimaksud.

2. Penimbunan dilaksanakan lapis demi lapis / tahap demi tahap dan setiap tahapan tidak boleh melebihi ketebalan 20 cm dan dipadatkan dengan mesin pemadat atau stemper.Kepadatan tanah harus memenuhi standart AA SHO (90%).

3. Tanah untuk timbunan harus dibersihkan dari segala macam kotoran seperti sisa-sisa jasad, bagian bagian gembur / jelek serta tanah humus.4. Sebelum melakukan kegiatan tersebut terlebih dahulu meminta saran dan petunjuk kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan , sehingga tidak terjadi hambatan dalam segi pelaksanaan.

Pasal 8.

P A S I R

8.1. Uraian Umum.

Pekerjaan meliputi pengadaan bahan, tenaga dan peralatan serta pelaksanaan.

8.2. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan dimaksud adalah penimbunan pasir dan sirtu yang dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.

8.3. Pelaksanaan.

a. Timbunan pasir dilaksanakan di bawah lantai kerja, di bawah lantai, saluran, septictank, dan pada tempat tempat lain yang ditentukan dalam gambar.b. Timbunan tanah kembali galian pondasi.c. Pasir yang digunakan adalah pasir urug yang bersih dari segala macam kotoran.d. Penimbunan tanah unruk peninggian lantai tebalnya sesuai dengan gambar.e. Tebal lapisan timbunana pasir harus sesuai dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar untuk maing-masing pekerjaan.f. Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut diatasterlebih dahulu harus meminta petunjuk kepada Direksi.

Pasal 9.

P O N D A S I

9.1. Pondasi Plat Beton Bertulang.

a. Pondasi plat setempat ad. 1 : 2 : 3.

9.2. Pondasi Batu Bata.

Pondasi batu bata ad. 1 Pc : 4 Psr, digunakan untuk pondasi dinding batu bata, pondasi teras depan dan pada tempat-tempat lain yang ditentukan dalam gambar.

9.3. P e l a k s a n a a n.

a. Galian tanah pondasi harus benar-benar rata dan waterpass harus dibersihkan dari segala macam kotoran.

b. Sebelum pelaksanaan pondasi dan lantai , terlebih dahulu lapisan tanah humus harus digali kemudian baru ditimbun dengan sirtu.

c. Pasir yang digunakan adalah pasir urug dan batu kerikil yang maksimum berdiameter 2 cm.

d. Timbunan sirtu dilaksanakan lapis demi lapis dipadatkan dengan mesin pemadat / stemper dan disiram air secukupnya.

e. Pemasangan workfloor setebal 5 cm diatas pasir yang dipadatkan, khususnya untuk lantai kerja pondasi dan lantai Keramik.

f. Pemasangan lantai kerja setebal 5 cm di atas pasir yang dipadatkan untuk pondasi menerus dan pondasi setempat.

Pasal 10.

BETON

10.1. Uraian Umum .

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan lain yang diperlukan pada pekerjaan yang dimaksud.

a. Semua pekerjaan beton bertulang baik ukuran, bentuk dan penempatannya harus sesuai dengan gambar.

b. Semua pelaksanaan beton bertulang harus diawasi langsung oleh pelaksana dan didampingi oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman pada pekerjaan dimaksud.

c. Bilamana terdapat kesulitan dalam pelaksanaan sehingga diinginkan perubahan-perubahan yang menyangkut segi perencanaan, pelaksana lapangan wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada direksi.

d. Direksi berhak merubah atau membatalkan pekerjaan bilamana pelaksanaannya tidak sesuai dengan gambar kerja dan RKS.

e. Pemakaian bahan-bahan harus memenuhi syarat-syarat kwalitas laboratorium, seperti semen dan air kerja yang dipakai.

f. Direksi berhak meneliti ukuran maupun mutu dari bahan, seperti koral, pasir, dan besi beaton dan lain-lain.Jugaberhak untuk menolak penggunaan bahan tersebut, bila dianggap tidak memenuhi persyaratyan yang tercantum dalam PBI 1971.

g. Pengecoran dapat dilakukan setelah Pemborong mengajukan laporan tertulis dan telah mendapat persetujuan dari Direksi.

10.2. Beton Tak Bertulang.

Beton tak bertulang ad. 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl, dilaksanakan pada lantai kerja untuk pondasi setempat, lantai beton cor, lantai kerja, rabat untuk mozaik dan pada pekerjaan lain yang ditentukan dalam gambar.Pekerjaan awal secara teknis dipersyaratkan.

10.3. Beton Bertulang ad. 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada : pondasi plat menerus, pondasi setempat, sloof, kolom kopel balok, kolom konstruksi, kolom praktis, balok latei, balok portal lantai, balok anak, balok anak tangga dan pada pekerjaan lain yang ditentukan dalam gambar.

10.4. Beton Bertulang ad. 1 Pc : 1,5 Psr : 2.5 Krl.

Pekerjaan ini dilaksanakan pada : Balok Atap, Balok Lisplang, Lisplang, Canofy, Talang Beton dan seluruh Pekerjaan Kluis / Hasanah.

10.5. Pedoman Pelaksanaan.

a. Penempatan / pemasangan bekisting harus ditimbang dahulu dengan selang sehingga mendapat pekerjaan yang Vertikal dan horizontal, seperti yang direncakan.

b. Semua pekerjaan pembesian dikerjakan pada tempat pekerjaan. Ukuran besi maupun teknis pemasangan harus sesuai dengan gambar maupun petunjuk Direksi, kecuali kalau memang tidak bisa dikerjakan ditempat pekerjaan, hal ini bisa dikerjakan di tempat lain yang tidak jauh dari lokasi pekerjaan.

c. Waktu pemasangan besi tulangan, Pemborong harus meminta persetujuan Direksi.

d. Mengaduk beton harus memakai alat pengaduk mekanik (Mollen).

e. Pengecoran dapat dilakukan bila bekisting / steiger / perancah, jembatan, tangga, dan sebagainya telah siap. Sisa kawat beton dan kotoran kotoran lainnya sudah dibersihkan dan telah mendapat persetujuan dari Direksi.

f. Pada waktu pengecoran, Pemborong harus menggunakan alat penggetar (Vibrator).Bekas adukan lama dan adukan yang tercecer tidak boleh digunakan lagi.

g. Pada waktu penghentian pengecoran harus diperhatikan letak penghentian pengecorannya. Dan bagian yang telah selesai pengecorannya, bidang yang kelihatan harus dibersihkan dari kelebihan adukan dan diratakan terutama pada pekerjaan atap dan talang.

10.6. Kwalitas Beton K 175.

a. Beton K175 dilaksanakan untuk seluruh pekerjaan beton bertulang kecuali beton bertulang untuk kluis/khasanah.

b. Beton dengan mutu standard K175 pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli pengawasan mutu yang merupakan pengawasan yang ketat terhadap mutu bahan dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinyu.

c. Bahan-bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-ketentuan dalam BAB III PBI 1971 dan buku Konstruksi Beton Indonesia serta persyaratan lain yang ditentukan dalam bestek ini.

d. Pemborong wajib memenuhi semua petunjuk yasng diberikan oleh pengawas / Direksi dan diwajibkan untuk membantu pengawas lapangan dalam pemeriksaan bahan-bahan.

e. Untuk baja tulangan digunakan baja yang mempunyai atau memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI 1971dan Standard Industri Indonesia (SII).

f. Pasir yang digunakan adalah pasir beton dan sebelum dipakaiharus diayak terlebih dahulu.

g. Koral yang digunakan ukuran 2-3 cm, untuk mutu K 175, sebelum digunakan harus dicuci terlebih dahulu.

TABEL PERBANDINGAN PEMAKAIAN BAHAN. Jumlah BahanSemen (kg)Air (liter)Agregat halus (Kg)Agregat Kasar (Kg)

Per m3 dibulatkan s.d5 kg3301707151.215

Untuk Praktek lapangan0,12 m340( 1 zak )209145

Catatan : modulus kehalusan pada tabel diatas terletak pada zona 2.

10.7. Perencanaan Bekisting.

a. Untuk Bekisting kolom, sloof, balok, plat atap dan balok latei digunakan kayu kelas IV, yang drancang sedemikian rupa sehingga kuat dan kokoh.Sedangkan untuk bekisting listplank dan talang beton yang akan tampak / kelihatan, harus dilapisi plywood tebal 6 mm.b. Bekisting harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga tidak ada perubahan bentuk yang nyata dan cukup dapat menampung bahan-bahan sementara selama pembetonan berlangsung. Semua bekisting harus dibuatpenguat datar dan silang sehingga kemungkina bergeraknya bekisting selama berlangsungnya pekerjaan dapat ditiadakan, juga cukup dapat untuk menghindari keluarnya adukan.Susuna bekisting dengan penunjang- penunjang harus diatur rapih, sehingga kontrol atas kekurangannya dapat dengan mudah dilakukan.Susunan bekisting harus sedemikian rupa, sehingga pada waktu pembongkarannya tidak akan mengalami kesulitan.

c. Untuk penyangga dan silang-silang adalah menjadi tanggung jawap Pemborong, demikian juga kedudukan dan dimensi - dimensi yang tepat dari bekisting adalah tanggung jawabnya.

d. Susunan bekisting dengan penunjang penunjang harus diatur sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu pekerjaan lainnya.

e. Hasil beton yang kurang baik, seperti sarang-sarang koral, permukaan beton tidak mengikuti beantuk, munculnya pembesian / tulangan pada permukaan beton dan sebagainya yang tidak mengikuti syarat-syarat harus dibongkar dan kemudian diperbaikiatas beban Pemborong. Untuk itu sebelum pelaksanaan, Pemborong harus meminta petunjuk dan saran-saran Direksi.

10.8. Membongkar bekisting.

Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai saat pembongkaran bekisting harus ditentukan dari percobaan kubus benda uji yang memberi desak minimum seperti tercantumdidalam daftar di bawah ini.

No.Jenis Pekerjaan Waktu minimum Pembongkaran (hari)

1.Sisi balok dan dinding7

2.Penyangga plat atap21

3.Penyangga balok21

10.9. Pipa pipa.

a. Pipa listrik, pipa air, serta pipa lain yang tertanam dalam beton harus diatur begitu rupa sehingga tidak terjadi hubungan dengan pekerjaan lainnya.

b. Pipa yang tertanam dalam beton tidak boleh melebihi dari 1/3 tebal beton dimana pipa tersebut tertanam.

c. Sambungan pipa harus terlindung dari segala kemungkinan kemasukan air semen atau benturan- benturan keras pada waktu pengecoran berlangsung.

10.10. Perawatan dan Perlindungan Beton.

a. Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air dan dari kerusakan yang disebabkan olh peralatan.

b. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas sehingga tidak terjadi penguapan yang terlalu cepat.

c. Semua beton harus selalu dalam keadaan basah, selama paling sedikit 1 (satu) minggu dari saat pengecoran.

d. Air yang digunakan untuk perawatan harus bersih, dan sama sekali bebas dari unsur kimia.

10.11. Cacat pada Beton.

Meskipun hasil pengunjian kubus-kubus beton memuaskan, pemberi tugas mempunayi wewenang untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut:

a. Konstruksi beton yang sangat keropos.

b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan.

c. Konstruksi beton yang berisikan kayu, atau benda lainnya.

Pasal 11

PASANGAN BATU BATA.

Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga dan peralatan lain yang diperlukan.

11.1. Pasangan Batu Bata ad. 1 : 2.

Pasangan Batu Bata ad. 1 Pc : 2 Psr dilaksanakan pada pekerjaan:

a. Dinding Kamar mandi / WC setinggi 1,6 m dan bak air.

b. Pasangan dinding trassram yang dilaksanakan minimal 30 cm diatas peil lantai.

c. Bagian bagian dinding lainnya yang ditentukan dalam gambar.

11.2. Pasangan Batu Bata ad. 1 : 4.

Pasangan Batu Bata ad. 1 Pc : 4 Psr, dilaksanakan pada pekerjaan dinding bagian luar pada umumnya dan sebagian dinding penyekat ruangan dalam yang tidak menggunakan adukan 1 Pc : 2 Psr .

11.3. Pelaksanaan.

a. Semua pasangan dinding batu bata dilaksankan dengan ketebalan bata .

b. Untuk semua sisi tegak yang berhubungan dengan kolom beton harus dipasang angker besi diameter 8 mm.Panjang angker minimal 25 cm, yang dipasang dengan jarak 50 cm.

c. Pemasangan batu bata harus dikerjakan dengan waterpass lapis demi lapis. Setiap pertemuan sudut harus membentuk sudut siku-siku ( 900 ).

d. Nat pasangan batu bata baik yang mendatar maupun yang tegak tidak boleh lebih lebar dar 2 cm dana harus sama.

e. Pemasangan dinding yang dilaksanakan secara bertahap dimana setiap tahapan dengan ketinggian tidak boleh lebih dari 15 ( lima belas ) lapis batu kecil , 10 ( sepuluh ) lapis batu besar.

f. Semua batu bata sebelum dipasang harus direndam atau disiram air secukupnya.Batu bata yang dipakai harus bermutu baik , juga keluaran satu pabrik sehingga ukurannya sama.

g. Batu bata yang patah tidak boleh dipakai pada yang bukan tempatnya.

h. Pemasangan batu bata pada ruangan yang penyelesaiannya akan difinishing dengan bahan bahan lain, harus diatur sedemikian rupa sehingga ketebalan dari bahan finishing tersebut tepata pada sisi dinding lebar kusen.

i. Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas, harus memenuhi persyaratan dari masing-masing atau menurut petunjuk Direksi.

Pasal 12.

PLESTERAN DAN ACIAN

12. 1.P l e s t e r a n .a.Plesteran kedap air dengan adukan 1 Pc : 2 Psr : dilaksanakan untuk plesteran dinding kamar mandi / Wc, bak air, trasram dan pada pekerjaan lain yang dipersyaratkan harus menggunakan adukan ini. b.Untuk plesteran listplank dan talang beton, diplester dengan adukan 1 Pc : 2 Psr dan dicampur dengan bahan kimia Sika I Ex Swiss atau setaraf dengan komposisi antara Sika I dengan air 1 : 10.c.Plesteran dengan adukan 1 Pc : 4 Psr, dilaksanakan pada plesteran semua dinding bangunan, kecuali yang telah disebutkan pada point 12. 1. a. diatas.d.Plesteran dengan adukana 1 Pc : 3 Psr, dilaksanakan pada seluruh permukaan kolom dan pada pekerjaan lain yang ditentukan.e.Semua plesteran harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga rata, datar dan licin. Semua plesteran harus rata-rata tebal tidak boleh lebih dari 1,6 cm.f.Finishing plesteran pada bidang yang akan dipasang kusen, harus betul-betul rata, lurus, waterpass dan sudut-sudutnya harus siku. Ketebalan plesteran dikurangi 2 mm dari ketebalan yang telah ditentikan yang dipersiapkan untuk keperluan acian.g.Sebagai awal dari pekerjaan ini, terlebih dahulu dipasang kepala plesteran setiap jarak 1 3 m1.h.Pertemuan sudut plesteran dibuat sudut siku dengan adukan 1 Pc : 2 Psr. Semua bidang yang akan diplesteran, harus disiram air secukupnya, sehingga gelembung udara yang berada didalam pori-pori batu bata atau adukan dapat keluar seluruhnya.i.Untuk plesteran dinding kluis dibuat dari campuran / adukan 1 Pc tahan api dan 2 Psr.j. Sisa adukan yang menempel pada kusen harus dibersihkan seketika setelah pekerjaan plesteran selesai.

12. 2.A c i a n .a.Acian dilaksanakan pada bidang kolom, balok, listplank canopy, bidang-bidang yang akan dipasang kusen dan pintu kluis.

b.Acian yang digunakan adalah dari campuran semen dan air dengan ketebalan 2 mm, untuk bidang yang telah rata, jika acian mencapai ketebalan lebih dari 3 mm, maka campuran harus terdiri dari 1 Pc : 1 Psr ayak dan air.c.Acian yang melebihi ketebalan diatas 3 mm, maka bidang plesteran dicoating dahulu dengan saus semen dan lapisan berikutnya diberi campuran semen + pasir ayak dan air.d.Bidang acian harus merupakan hasil akhir dari penyelesaian pekerjaan tersebut, permukaan harus rata, licin dan lurus, saus semen harus melekat dengan baik pada bidang tersebut.e.Sisa-sisa acian yang melekat pada kusen harus dicuci seketika atau pada saat pekerjaan acian yang berhubungan dengan pekerjaan lain selesai dikerjakan.f.Sudut-sudut yang telah diaci harus dilindungi dari benturan-benturan benda keras.g.Lapisan akhir dinding kluis diaci menggunakan bahan tahan api.

Pasal 13.

DINDING

13.Dinding marmer/keramika. Marmer /Keramik yang digunakan ukuran 20 x 25 cm. Merk Roman floor tile atau merk lain yang setara, warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi.b. Keramik yang digunakan harus bermutu baik, tidak cacat dan disetujui oleh Direksi.c. Pekerjaan ini dilaksanakan pada kamar mandi / wc, bak air, dinding + meja dapur, dan ruang operasi yang ditentukan dalam gambar.d. Pemasangan dinding Keramik sesuai dengan gambar, dengan menggunakan perekat ad. 1 Pc : 2 Psr.e. Sebelum pemasangan, Keramik sesuai harus direndam dalam air terlebih dahulu.f. Bagian siar-siar / nat porselen diisi dengan menggunakan perekat / grout yang sesuai dengan warna porselen.g. Pelaksanaannya diatur sedemikian rupa, sehingga baik dan rapi,. Dan nat-nat porselen baik mendatar maupun tegak, harus saling tegak lurus membentuk sudut siku).h. Untuk bak air, sebelum dipasang porselen, terlebih dahulu harus dites dengan cara mengisi air sampai penuh dan dibiarkan selama 7 hari.Kalau permukaan air tidak turun, dan tidak ada tanda-tanda bocor / rembes, maka pemasangan porselen dapat dilakukan / dilaksanakan.

Pasal 14.

L A N T A I

14. Lantai Keramika. Bahan yang digunakan adalah keramik merk Roman Floortile , Lantai KM/WC dipakai keramik 20 x 20 cm, ukuran 30 x 30 dipasang seluruh ruangan.b.Pada lantai dasar sebelumnya dilaksanaan perkmukaan tanah bawah harus dipadatkan dengan alat penggetar (stemper) sehingga mencapai kepadaatan 95 %. Baru diurug pasir setebal 10 cm padat.c.Permukaan lapisan beton cor pada lantai dasar, maupun permukaan beton pada diratakan dengan adukan 1 : 4 dibentuk waterpass.Sebelumnya harus diperhatikan peil lantai yang telah ditentukan atau menurut petunjuk Direksi.d.Pemasangan dikeramik dilaksanakan diatas plesteran dengan menggunkan perekat afafik dan nat di isi afatile.e.Pekerjaan pemasangan keramik harus waterpass dan rata, garis nat harus saling siku-menyiku dan besar nat harus sama rata sehingga mendapatkan hasil kerja api.f.Selesai pemasangan keramik, permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa kelebihan perekat-perekat memakai ampals water proofil.

Pasal 15.

KUDA-KUDA

15. 1.Konstruksi kuda kuda.

a.Konstruksi kuda-kuda dilaksanakan dari besi siku ukuran , 80.80.8., 70.70.7, dan 50.50.5 , dan Besi pipa 4 tebal 6 mm.b.Profil baja untuk tumpuan roll yang berhubungan dengan beton harus diberi lapisan timah hitam tebal 2 mm seluas kaki plat baja portal.b.Sambungan batang baja harus pada momen nol, las harus penuh dan mutu kawat las harus baik. Pada pertemuan / sambungan batang baja diperkuat dengan plat simpul yang dilas dengan las listrik dan sambungan harus terhindar dari karat.c.Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar dan bestek serta menurut petunjuk Direksi.

15. 2.G o r d i n g .

a.Gording dilaksanakan dari Baja Canal 150.50.20.4,5.b.Hubungan antara gording dengan kuda-kuda diperkuat dengan angker baut diameter atau haak kait pada klos besi siku atau sesuai dengan gambar detail.c.Pemasangan gording harus mengikuti ketentuan dari bahan penutup atap yang dipakai.d. Untuk mengurangi lendutan gording, harus dipasang trekstang yang dibuat dari besi begel diameter yang dipasang sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi.

Pasal 16.

PENUTUP ATAP / BUBUNGAN

16.16. 1.A t a p .

a. Penutup atap genteng Multiroof

16. 2.B u b u n g a n .

a.Bubungan yang dipakai adalah bubungan genteng multiroof.b. Pemasangan bubungan harus sesuai dengan ketentuan teknis dari pabrik pembuat bahan yang akan dipakai atau menurut petunjuk Direksi.

Pasal 17.

P L A F O N D

17.17. 1.Plafond

a.Ruang Dipasang Plafon Gypsum dan menggunakan rangka plafond dari Besi Hollow 20/40 dan 40/40.bBagin pertemuan dinding dipasang Hollow 40/40 dan bagian pembagi dan bagian gantungan plafond dipasang kayu 5 x 7 cm

cSedangkan gantungan plafon dari kuda-kuda, digunakan Besi Hollow 20/4017.2. List Plafon

a. Plafon Dipasang List Profil segi empat dari gypsum.

17.3. Plafond Gypsum.

Plapond Gypsum dipasang di seluruh ruangan , serta dipasang rangka sama demgan rangka plafond gypsum, dan ketebalan gypsum yang dipasang setebal 9 mm, serta kwalitas yang baik dan disetujui oleh direksi lapangan .

17. 4.Manhole / Ornamen Plafond .

a.Di pasang- manhole dengan ukuran 60 x 60 cm. Pada ruangan yang dianggap cocok.

Pasal 18.

KUSEN, PINTU, JENDELA, VENTILASI

18.18. 1.Kusen Kayu Kelas II.

Kusen pintu pada gedung dan lain ain sesuai gambar.

18. 2.Syarat Pelaksanaan .

a.Penyediaan, pemakaian bahan dan penempatan harus mengikuti pedoman dalam gambar.Pemborong harus melengkapi / membuat gambar kerja, -profil standartd yang mendapat persetujuan dari Direksi.b. Bahan penguat dan penyambung (sekrup, mur, dll ) harus dibuat dari bahan aluminium / stainless.c.Semua profil menggunakan ukuran dan standartd produksi ALCAN atau produksi lain yang setaraf.d.Pelindungan aluminium terhadap logam-logam lain selain stainless steel atau seng, logam lain tersebut harus dilapis zing chromate primer.Kalau hubungan ini dapat dipastikan kering, logam-logam ini dapat dipisahkan dengan non abestive plaster tape atau gasket.e.Bilamana aluminium kena pada plesteran, pasangan batu bata atau beton, aluminium ini harus dicat dengan alkali resistan bituminous paint atau methacrylate lacquar.f.Dimana aluminium kena pada kayu atau bahan pengisap air lainnya yang kering / basah, kayu atau bahan lain itu harus dilapis dengan aluminium pigmen bituminous paint dan hubungan-hubungan itu harus ditutup dengan calking compond ditempat yang berhubungan dengan aluminium.

18. 3.Perlindungan dan Perawatan .

a.Dalam pengiriman dari pabrik, permukaan finishing aluminium, baja tak berkarat harus diberi lapisan pelindung, disamping cat lacquar yang disyaratkan sebagai pelindung, tidak boleh tampak atau lepas dari / oleh cuaca dan merupakan pelindung terhadap perubahan warna dan kerusakan-kerusakan selama pengangkutan.b.Pemasangan pelindung ini harus mudah lepas, tanpa merusak finishing yang bias berupa abusive paper, waterproof tape atau strippable plastic.c.Permukaan yang kena sealent tidak boleh dilepas seperti diatas, melainkan cukup dibersihkan dengan lacquar solvent sebelum sealent dipasang.d.Kusen harus dilindungi dari gesekan / benturan benda keras.e.Setelah kusen dipasang, harus diplumasi dengan minyak gemuk untuk menghindari melekatnya saus.

Pasal 19.

P I N T U.

Pintu direncanakan berbagai bentuk dan ukuran, pemakaian disesuaikan dengan kebutuhan.Perletakan dan arah bukaan diatur dalam gambar.Kelengkapan pintu seperti : engsel, floor hings, kunci sloot tanam, dan sebagainya termasuk didalam pekerjaan ini.

19. 1.P i n t u .

a.Pintu Panel Kaca Aluminium.Frame pintu kaca menggunakan aluminium (calcolour) profil no. 2000 A s/d 2005 A besi begel diameter 10 mm sebagai trekstang pintu.

19. 2.Syarat-syarat Pelaksanaan .

a.Hubungan kaca dengan kusen harus dipasang karet agar kedudukan kaca stabil (tidak) goyang.b.Sambungan base dan head aluminium dilaksanakan dengan sistim Jeck Up dan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan ini.c.Frame / rangka pintu kaca dipasang trek stank dari besi beugel diameter 8 mm.d.Pemilihan bahan, penyerutan dan penyambungan harus berpedoman pada ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku.Hasil pekerjaan harus memenuhi criteria baik dan rapi.e.Bila pembuatan daun pintu ini dilakukan diluar proyek, pemborong wajib memberitahukan kepada Direksi, dimana pekerjaan tersebut dibuat. Sebelum dilakukan penyetelan / pemasangan pemborong harus minta petunjuk kepada Direksi terlebih dahulu.f.Bila terdapat perbedaan antara rencana dalam gambar dan pelaksanaan dilapangan, sehingga dipelukan perobahan dalam segi perencanaan pemborong wajib memberitahu / melapor terlebih dahulu kepad Direksi.g.Direksi akan menolak / membatalkan pekerjaan tersebut diatas, bila prosedur yang ditentukan serta hasil pekerjaan tidak sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang telah ditentukan.h.Untuk pekerjaan tersebut diatas harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli yang telah berpengalaman, sehingga akan mendapatkan hasil pekerjaan yang maxsimal (memuaskan).

Pasal 20.

JENDELA KACA, KUNCI, DAN ALAT PENGGANTUNG

20. 1.Jendela .a.Jedela panil kaca polos tebal 5 mm, rangka aluminium.b.Ventilasi penerangan dipasng kaca polos tebal 5 mm rangka aliminium.c.Vebntilasi penerangan di WC/KM dipasang kaca buram tebal 5 mm.

20.2. K u n c i

a.Pintu kaca-Anak kunci type cylinder ex alpha dengan lock case yang mempunyai lidah lima lapis dibuat dari plat baja ex alpha/merk lain yang setara.-Back plate dan handle segi empat dari aluminium ex intalan no. 1121 dan dilapis plastik warna hitam.

b.Pintu Panil aluminium-Anak kunci type cylinder mortice yang mempunyai lidah malam dengan sistim penguncian 2 langkah Yalee atau merk lain yang setara.-Handle digunakan type raven warna kuning Yalee/merk lain yang setara, untuk pintu double dilengkapi dengan sloot tanam 6 dan 8 ex alpha.

c.Pintu KM/WC-Anak kunci type toilet lock Yalee/merk lain yang setara

20.3. Alat Penggantung

a.Engsel yang digunakan type kupu-kupu ukuran 4 dilengkapi ring plastik dengan cat akhir warna kuning keemasan merk ARCH (asli), ex Jepang. Setiap daun pintu dilengkapi 3 (tiga) buah engsel.c.Floor hings news star type SF-0701 ex Jepang/merk lain yang setara.

Pasal 21.

SANITAIR

21.1.Alat Sanitasi

a.Closet Jongkok ex Toto/merk lain dengan kualitas yang sama.b.Wastafel ex Toto/merk lain dengan kualitas yang sama.c.Bak air lapis keramik.d.Kran air ex Lokal e.Saringan air kotor ex.Lokal.

21.2. Syarat Pelaksanaan.

a.Semua pemasangan alat sanitair dan perlengkapannya harus memenuhi persyaratan teknis dan pedoman yang dikeluarkan oleh pabrik.b.Penempatan dan pelaksanaan berpedoman pada gambar kerja atau menurut petunjuk Direksi.b.Setelah peralatan terpasang, alat-alat tersebut harus dilindungi dari kerusakan, pemakaian yang belum waktunya dan sebagainya.

Pasal 22.

PLUMBING.

Pekerjaan Plumbing meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja dan peralatan yang diperlukan, guna pelaksanaan pengadaan instalasi air bersih, instalasi air kotor, kotoran, saluran air hujan dan pekerjaan pelengkap lainnya yang ada kaitannya dengan pekerjaan dimaksud.

22.1. Uraian Umum.

a.Pemborong harus mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan instalasi air bersih dan air kotor dengan pekerjaan-pekerjaan lain dalam proyek ini, Pelaksanaan pekerjaan instalasi harus dikoordinir sebelum pemasangan yang sebenarnya dan atas persetujuan Direksi. Pemborong harus menghindari gangguan-gangguan dan konflik dengan pekerjaan-pekerjaan lain dalam proyek ini, sehingga pelaksanaan pekerjaan ini tidak akan mengalami kesulitan dan dapat diselesaikan tepat pada waktunya.b.Dalam waktu yang akan ditentukan, dan setelah menerima pemberitahuan untuk meneruskan pekerjaan, Pemborong harus menyerahkan daftar yang lengkap dari bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini. Daftar ini harus dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan menerangkan nama, alamat manufakturer, nomor katalog, nama dalam perdagangan dan keterangan dari produk-produk tersebut.c.Setelah pelaksanaan pemasangan instalasi dan penyambungan air bersih selesai, harus diadakan pemeriksaan/pengetesan yang disaksikan oelh semua pihak yang berkompeten. Berita Acara hasil pengetesan akan menjadi lampiran Berita Acara Penyerahan Pertama.d.Bila penyerahan pertama telah dilakukan, pihak Pemborong masih bertanggung jawab sepenuhnya atas semua peralatan dn perlengkapan yang telah terpasang sampai masa pemeliharaan berakhir atau sampai dilakukan penyerahan kedua.e.Setelah pekerjaan selesai dan telah dilakukan penyerahan kedua, Pemborong harus menyerahkan Gambar instalasi yang telah direvisi dan disesuaikan dengan pelaksanaan.

22.2. Instalasi Air Bersiha.Pemasangan pipa instalasi yang dilengkapi elbow, soket, tee, reduser dan peralatan kecil lainnya.b.Pemasangan pipa distribusi dan pipa 1 yang dilengkapi elbow, soket, tee, reduser dan peralatan kecil lainnya.c.Pipa yang digunakan adalah pipa galvanis yang bermutu baik sesuai dengan standard BS 1387 kls Medium Buatan Dalam Negeri serta menurut ketentuan AV. Art 55 punt 4.d.Sambungan pipa dilaksanakan dengan sambungan drat dilapis dengan Sealant Elastic (silotape).e.Semua pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga kuat dan baik serta memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh PDAM untuk masing-masing pekerjaan.

22.3. Pipa Air Buangan dan Pipa Air Kotor.

a.Saluran air hujan dari plat atap dipakai pipa PVC 3 kls. V.U. 5 kg/cm ex Pralon yang disalurkan ke saluran bangunan dengan melalui bak kontrol terlebih dahulu.b.Pipa dari Wc/Km ke septitanc dipakai Pipa 4.c.Pipa dari Wastafle dipakai Pipa 2.Untuk menghubungkan saluran keliling bangunan dibuat bak kontrol dari pasangan batu bata dengan adukan 1 Pc : 2 Psr yang diplester dengan adukan yang sama. d.Pemasangan pipa air buangan, pipa air kotor dari wastafel, floor drain, closet dandari pekerjaan lain yang ditentukan dalam gambar.e.Sistem pemipaan berpedoman pada gambar kerja. Untuk pelaksanaannya mengikuti petunjuk teknis dari pabrik yang memproduksi pipa tersebut dan menurut ketentuan Pedoman Plumbing Indonesia.f.Fitting yang digunakan harus standar dari Pabrik.g.Sambungan pipa PVC dengan perekat Solven Cement no. 73 yang ditentukan oelh pabrik, dan sebelum dilakukan penyambungan, harus doamplas terlebih dahulu.

h.Hal-hal yang perlu diperhatikan :-Kemiringan pipa.-Pelindung akhiran pipa pembuangan dari kemungkinan rusak akibat tertutup adukan dan sebagainya, sebelum peralatan sanitair dipasang.i.Septictank dilaksanakan dari pasangan batu bata adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl dan diplester dengan adukan yang sama. Tutup septictank dibuat dari plat beton bertulang adukan 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl, dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar kerja. Septictank terdiri dari dua ruangan yairu untuk pengendapan dan pengumpul lumpur, serta dilengkapi dengan pipa inlet dan pipa outlet serta pipa pelepas hawa dari bahan galvanis 2. Untuk peresapan dilaksanakan dari susunan koral buis beton dan ijuk yang disusun sesuai dengan gambar.

Pasal 23.

PENGECATAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaaan bahan, tenaga, peralatan lain yang dibutuhkan. Berbagai jenis cat digunakan disini dan pemakaian disesuaikan dengan kebutuhan.

23.1. Bahan-bahan.

a.Menie kayu Bee Brand Red Primer atau Bodelac 9000 Aluminium Paint.b.Cat dasar untuk besi Bodelac 9000 Metal Primer Cat dasar untuk bidang plesteran dipakai cat Vinilex 5180 Wall Sealer dan bidang kayu dipakai cat dasar Bee Brand Under Coat.c.Dempul atau plamur bidang plesteran Matex Puty dan Plamur kayu Bee Brand Wood Filler.d.Cat akhir untuk kayu dan besi dipakai Platon. Cat akhir untuk bidang plesteran bagian dalam dan bagian luar juga dipakai cat merk platon.e.Seluruh bahan untuk keperluan pekerjaan ini harus didatangkan dalam kemasan resmi dari Pabrik pembuatan cat. Cat dalam kemasan yang rusak atau terbuka tidak boleh dipakai lagi.

23.2. Syarat Teknis

a.Bidang kayu atau tembok yang akan dicat harus dalam keadaan kering, bersih dari segala kotoran dan tidak berminyak.b.Pori-pori pada bidang plesteran atau kayu, harus ditutup dengan plamur. Penggunaan plamur diusahakan setipis mungkin.c.Untuk plesteran beton, pori-pori harus ditutup dengan sealer yang berfungsi juga untuk mencegah timbulnya penetrasi dari garam alkali.d.Besi sebelum dicat harus dibersihkan dari karat dengan cara disikat kawat, diamplas atau pengetokan (Chipping dan Scraring) untuk karet yang tebal.e.Bidang kayu dan plesteran, sebelum dicat akhir, harus diamplas terlebih dahulu dan dibersihkan dari bedu-debu, dan bila mungkin dilap dengan lap agak basah.f.Pengecatan tembok atau bidang plesteran, dilakukan setelah pekerjaan yang ada hubungannya dengan bidang-bidang plesteran tersebut selesai dikerjakan. Tidak dibenarkan malakukan pengecatan tembok terpotong-potong, hanya karena ada sebadian yang belum selesai diplester.g.Bidang tembok atau plesteran yang telah selesai dicat, harus dilindungi dari kemungkinan rusak atau kotor. Khususnya kolom beton atau bidang lain pada ruang terbuka, dengan cara menutup bagian tersebut dengan lembaran plastik tipis dan bening.h.Dalam pelaksanaan pengecatan, setiap urutan atau tahapan pekerjaan harus dipenuhi, dan tahapan berikutnya terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Direksi.i. Pemborong dan pelaksana harus disiplin serta menyadari sepenuhnya, bahwa pekerjaan pengecatan ini akan memberikan hasil akhir dari seluruh pekerjaan pembangunan.

23.3. Pengecatan Kayua.Bidang kayu dimenie.b.Pori-pori, serat kayu dan takikan didempul kasar, halus dan sedang.c.Serat kayu yang masih tampak belum rata, harus didempul kembali, sehingga rata dan licin.d.Lapisan akhir dikehendaki mempunyai lapisan rata dan mengkilap. Cat akhir digunakan Cat Platon kilap, dilakukan dua kali dengan selang waktu 16 jam atau lebih.

23.3. Pengecatan Plafond

a.Pengecatan dengan semprot/cat semprotPengecatan semprot pada palfon gypsum.b.Pengecatan Plafon Plywood dicat dengan cat tembok dengan menggunakan roll, dicat tiga kali atau sampai kelihatan rata.

23.4. Pengecatan Ruang Dalam

(Pengecetan dinding dan kolom).a.Dinding dan kolom didempul/diplamir dengan Matex Putty dan diamplas hingga rata serta dibersihkan.b.Lapisan cat akhir dengan Matex Emulsion, dilakukan 2 kali dengan selang waktu 16 jam atau lebih dan pengecatan dilakukan dengan alat roller.

23.5. Pengecatan Bidang Luar

(Listplank kayu, dinding dan kolom beton).a.Untuk meratakan dan menutupi pori-pori plesteran, didempul dengan Matex Putty atau super Vinilex dicampur semen putih. Bidang yang didempul tersebut dibiarkan mengering selama + 1 minggu senelum diamplas rata.b.Bidang plesteran dicat dasar dengan Platon atau merk lain yang setara.c.Lapisan cat akhir Platon atau merk yang setara lapisan pertama diencerkan dengan air, bagian yang masih nampak belum rata, didempul kembali sampai rata sebelum pengecatan kedua dilakukan.

23.6. Pengecatan Besi.

(Konstruksi kuda-kuda dan besi H biem ruang operasi)a.Besi sebelum dicat, harus dibersihkan dari karat dengan cara disikat dengan sikat kawat atau diamplas besi.b.Cat dasar untuk besi yaitu Bodelac 9000 Metal Primer. Dicat dasar/menie minimal dilakukan 2 kali.c.Cat akhir untuk tralis besi dipakai Bee Brand 1000 (kilap). Dilakukan 2 kali pengecatan dengan selang waktu 16 jam, Dan untuk konstruksi kuda-kuda tidak dicat akhir.d.Semua pengecatan dilakukan sedemikian rupa sehingga rata, rapi dan bersih.

Pasal 24.

ELEKTRIKAL

24.1.Instalasi Listrik

Penerangan dan stop kontak Saklar.a.Untuk instalasi penerangan dan stop kontak (kontak-kontak biasa) kabel yang dapat dipergunakan adalah kabel NYA masuk dalam pipa PVC 5/8. Penampang minimum yang dipakai adalah 2,5 mm2 (3x2,5 mm2), terkecuali ada petunjuk khusus dari gambar dan direksi. Merk khabel yang dipergunakan LMK-SPLN.b.Untuk instalasi stop kontak KKH (Kontak-Kontak Khusus)/AC dan Computer Kabel yang dapat dipergunakan adalah kabel NYY masuk dalam pipa PVC penampang minimum yang dipakai 4 mm (4x4 mm) terkecuali ada petunjuk dari gambar dan direksi, merk kabel yang dipergunakan LMK-SPLN.c.Kabel yang turun kebawah untuk stop kontak KKB, KKH dan saklar harus menggunakan pipa PVC, ukuran sesuai dengan gambar pelaksanaan.d.Untuk penyambungan kabel-kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dipergunakan T DOES dan cara penyambungan memakai lasdop sesuai dengan ukuran kabel masing-masing.e.Stop kontak KKB yang dipergunakan jenis inbow merk/type yang dapat dipergunakan MK atau yang dapat disetujui dan dipasang 40 cm dari permukaan lantai/menurut petunjuk Direksi.f.Stop kontak KKH yang dapat dipergunakan stop kontak Ac lengkap dengan steker, jenis inbow merk yang dapat dipergunakan MK atau yang dapat disetujui. Dipasang sesuai dengan alat yang ada untuk AC 175 cm, untuk alat mesin lainnya sesuai menurut petunjuk Direksi.

g.Saklar yang dapat dipergunakan jenis inbow merk MK atau jenis lain yang disetujui dan dipasang 150 cm dari permukaan lantai.h.Stop kontak KKB yang dipergunakan haus mempunyai tutup.i.Sistim instalasi listrik penerangan dan stop kontak KKB, KKH dan kabel toevoer harus diatas kerangka plafond, terkecuali ada tempat-tempat khusus atau menurut petunjuk direksi.j.Pipa-pipa PVC instalasi penerangan dan stop kontak KKB, KKH harus di atas kerangka plafond yang dialas dengan papan agar pipa tersebut kelihatan rapi atau pelaksanaannya menurut petunjuk Direksi.k.Untuk instalasi stop kontak KKB dan KKH harus memakai kabel arde yang terarah ke box-box zekring, masing-masing group ukuran khabel disesuaikan dengan gambar atau petunjuk Direksi.l.Standar warna kabel untuk instalasi listrik phase R, S, T, Netral dan arde yang digunakan standarisasi PLN yaitu sebagai berikut :1.Phase R, warna merah.2.Phase S, warna hitam.3.Phase T, warna kuning.4.Netral, warna biru.5.Arde, warna kuning bergaris hijau.Atau menurut petunjuk Direksi.m.Kabel toevoer/uding yang dapat dipergunakan kabel NYY yang dilengkapi BC ukuran kabel dan BC sesuai yang tertera pada gambar pelaksanaan atau menurut petunjuk Direksi.

24.2. Pemasangan Phanel.

a.Box phanel MCB (LP & PP) dipergunakan merk Artolite atau jenis lain yang disetujui. Dengan ketinggian 175 cm dari permukaaan lantai atau menurut petunjuk direksi b.Box phanel LPMDP (phanel induk) terbuat dari plat, tebal 2 mm ukuran disesuaikan dengan petunjuk gambar pelaksanaan atau petunjuk Direksi.c.Disetiap box phanel LP, PP dan MP dilengkapi pertanahan arde, khusus maximum 1 ohm. Pelaksanaan disesuaikan dengan gambar atau petunjuk dieksi.d.Isi box phanel LP, PP dan LVMDP disesuaikan pada gambar pelaksanaan dengan merk komponen merk Germani, Mitsubishi dan Siemen atau yang disetujui oleh Direksi.e.Pemasangan box phanel LP, PP dan MP harus inbow rata dengan dinding tembok, terkecuali pemasangan box phanel MP harus disesuaikan dengan kondisi proyek atau menurut petunjuk Direksi.f.Pemasangan pentanahan arde disetiap box phanel dilengkapi dengan komponen-komponen sebagai berikut :Pipa galvanized O 1 , Box kontrol Grouding Rouot/Spit tembaga dari peralatan kecil lainnya, sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi.

24.3. Lighting Fixtures

a.Fitting plafond, lampu pijar 25 watt voltase sesuai dengan tegangan yang ada, merk yang dapat dipergunakan Philips atau setaraf yang disetujui oleh Direksi.b.Lampu baret TL 2 x 20 watt,Lampu dinding dan Lampu tidur 15 Watt, voltase sesuai dengan tegangan yang ada, merk yang dipergunakan ex National atau setaraf dan disetujui oleh Direksi. Penempatan lampu sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi c.Catatan lampu Tl 2 x 20 watt dipasang Kap seng plat / kotak seng.

Pasal 25.

SARANA AIR BERSIH

25.1..Uraian UmumPekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga dan sarana lainnya yang diperlukan.

25.2. Lingkup Pekerjaan 1.Penyambungan air bersih dari PDAM (Pipa 2 )

25.3. Pelaksanaan 3.1.Penyambungan air bersih dari PDAM.a.Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut harus diserahkan kepada instalatur yang sesuai dengan bidangnya.b.Pipa penyambungan yang digunakan pada pekerjaan ini harus sesuai dengan gambar dan petunjuk Direksi .c.Pada tiap sambungan digunakan socket, knee dan harus dibalut dengan isolasi yang biasa digunakan dalam pekerjaan ini.d.Dalam pekerjaan yang dimaksud sudah lengkap dengan meteran, hingga air sampai mengalir dengan sempurna.e.Pemasangan pipa-pipa tersebut harus tertanam dalam tanah, sehingga tidak akan mengganggu pekerjaan lainnya.c. Sebelum ditanam, pipa harus dilaburkan dengan aspal hingga rata dan dilakukan penyeteran untuk mengetahui pipa tersebut terjadi kebocoran atau tidak.

Pasal 26.

DRAINASE

26.1..Uraian Umum Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga dan pemasangan seluruh jaringan drainage halaman bangunan.

26.2.Lingkup Pekerjaan2.1.Pembuatan saluran dari pasangan batu bata, bentuk, ukuran dan penempatannya sesuai gambar (keliling bangunan).

26.3.Pelaksanaaan 3.1Saluran Batu Bata.a.Galian tanah untuk lubang saluranb.Urugan tanah kembalic.Dasar dan dinding saluran dilaksanakan dari pasangan batu bata dengan adukan 1 Pc : 4 Psr yang diplesterkan dengan adukan 1 Pc : 4 Psr.d.dibawah saluran diurug pasir setebal 10 cm dipadatkan.e.Bentuk dan ukuran saluran sesuai gambar detail.

Pasal 27.

PEKERJAAN LAIN-LAIN

Hal-hal lain yang belum dicamtumkan / diuraikan didalam Rencana kerja dan syarat-syarat (Bestek) ini, akan di tentukan dalam rapat pemberian petunjuk dan penjelasan pekerjaan pekerjaan (Aanwijzing), dan selanjutnya akan dibuat Notulen.

26File : Pribadi