17
TUGAS STASE KMB (KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH) ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. R DENGAN APPENDICITIS BERDASARKAN CRITICAL APPRAISAL DAN LITERATUR REVIEW Pressure to the P6 Acupoint and Post-Appendectomy Pain, Nausea, and Vomiting: A Randomized Clinical Trial OLEH : PROGRAM STUDI NERS (PROFESI) STIKES WIRAMEDIKA PPNI BALI TAHUN AKADEMIK 2013/2014

bab 1-2 jendra

Embed Size (px)

DESCRIPTION

perawat

Citation preview

TUGAS STASE KMB (KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn. R DENGAN APPENDICITIS BERDASARKAN CRITICAL APPRAISAL DAN LITERATUR REVIEW

Pressure to the P6 Acupoint and Post-Appendectomy Pain, Nausea, and Vomiting: A Randomized Clinical Trial

OLEH :

PROGRAM STUDI NERS (PROFESI)STIKES WIRAMEDIKA PPNI BALITAHUN AKADEMIK 2013/2014

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGAngka kejadian apendisitis cukup tinggi di dunia. Di Amerika Serikat saja terdapat 70.000 kasus kejadian apendisitis setiap tahunnya. Kejadian apendisitis di Amerika Serikat memiliki insiden 1-2 kasus per 10.000 anak per tahunnya antara kelahiran sampai anak tersebut berumur 4 tahun. Kejadian Apendisitis meningkat menjadi 25 kasus per 10.000 anak per tahunnya antara umur 10 dan umur 17 tahun di Amerika Serikat. Apabila dirata-ratakan, maka didapatkan kejadian apendisitis 1,1 kasus per 1000 orang per tahunnya di Amerika Serikat. Menurut Sandy Craig, MD, radang usus buntu sangatlah jarang terjadi pada kelompok neonatus. Kalaupun hal ini terjadi, biasanya diketahui setelah terdapat perforasi pada neonatus tersebut. Kejadian apendisitis ini dapat terjadi di seluruh kelompok umur. Diagnosa apendisitis pada kelompok usia muda biasanya sangat sulit dilakukan mengingat penderita usia muda sulit melukiskan perasaan sakit yang dialaminya, sehingga kejadian apendisitis pada usia muda lebih sering diketahui setelah terjadi perforasi. Berdasarkan jenis kelamin, angka kejadian apendisitis pada pria 1,4 kali lebih besar dari pada kelompok wanita. Di dunia internasional sendiri didapati kejadian apendisitis lebih rendah dalam budaya aseupan tinggi serat diet. Serat pangan diperkirakan menurunkan viskositas kotoran, mengurangi waktu transit usus, dan mencegah pembentukan fecaliths, yang mempengaruhi individu untuk penghalang dari lumen appendiceal. Peran ras, etnis, asuransi kesehatan, pendidikan, akses ke perawatan kesehatan dan status ekonomi pada pengembangan dan pengobatan apendisitis masih diperdebatkan secara luas sehingga masih belum ada bukti yang kuat antara hubungan kejadian apendisitis dengan peran ras, etnis, asuransi kesehatan, dan lain-lain. Memahami manifestasi klinis khas apendisitis adalah penting untuk membuat diagnosis dini dan akurat sebelum perforasi. Variasi pada posisi usus buntu, umur pasien, dan derajat peradangan membuat presentasi klinis apendisitis terkenal tidak konsisten. Hal yang penting untuk diingat adalah bahwa letak dari apendiks itu sendiri variabel. Dari 100 pasien yang menjalani CT multidetector-3D, hanya 4% pasien yang dasar apendiks nya terletak di McBurney point. 36% terletak 3cm dari McBurney point, 28% terletak 3-5cm dari McBurney point dan 36% terletak lebih dari 5cm dari McBurney point. Sejarah klasik anoreksia dan nyeri periumbilikalis, diikuti oleh kuadran kanan bawah nyeri, demam dan muntah, terjadi hanya pada 50% kasus. Migrasi rasa sakit dari daerah periumbilikalis ke quadran kanan bawah adalah fitur yang paling membedakan sejarah pasien. Temuan ini memiliki sensitivitas dan spesifisitas sekitar 80%. Ketika muntah terjadi, itu hampir selalu mengikuti onset nyeri. Muntah yang mendahuui nyeri adalah sugestif dari obstruksi usus, dan diagnosis apendisitis perlu dipertimbangkan. Rasa mual biasanya dirasakan pada 61-92% pasien dan dirasakan pada 74-78% pasien. Kejadian diare tercatat sebanyak 18% dari pasien, dan tidak boleh digunakan untuk membuang kemungkinan terjadinya radang usus buntu. Durasi gejala kurang dari 48 jam pada usia dewasa dan cenderung lebih lama pada pasien yang lebih tua dan pasien yang mengalami perforasi. Sekitar 2% pasien melaporkan rasa sakit lebih dari 2 minggu. Apendiks meradang di dekat kandung kemih atau ureter dapat menyebabkan gejala void yang mengganggu dan hematuria atau piuria. Tidak lupa juga untuk mempertimbangkan kemungkinan radang usus buntu pada pasien anak-anak atau dewasa yang diikuti retensi urin akut. Untuk kejadian apendisitis di Indonesia khusus nya di Denpasar, penulis tidak menemui referensi valid yang menyatakan jumlah maupun perbandingan penderita apendisitis. Namun saat ini, tindakan yang sering dilakukan pada pasien dengan appendiksitis yang mengalami perforasi ataupun dengan nyeri yang hebat dan skor MANTREL yang tinggi adalah dengan tindakan operasi atau disebut Appendictomy. Tindakan ini kadang dapat menyebabkan terjadinya mual dan muntah pasca operasi. Tindakan non medis atau tindakan keperawatan yang dapat dilakukan secara mandiri untuk mencegah terjadinya mual dan muntah pasca operasi adalah dengan teknik akupresure yaitu pada titik akupoint di P6. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk menganalisis beberapa literature yang mendukung tentang penatalaksanaan akupresure di titik P6 pada pasien appendectomy yang mengalami mual dan muntah.

B. RUMUSAN MASALAHIntervensi apakah yang dapat diberikan kepada Tn. R yang mengalami mual akibat appendictomy?

C. PENCARIAN LITERATURStrategi pencarian berbahasa Indonesia dan Inggris yang relevan dengan topik dilakukan dengan menggunakan Google-Scholar, dimana penulis membatasi tahun jurnal diatas 2010..Keywords yang digunakan adalah Appendictomy, appendicitis. Penulis memfokuskan pada artikel fulltext untuk memilih studi yang akan dikritisi yaitu jurnal yang berjudul Pressure to the P6 Acupoint and Post-Appendectomy Pain, Nausea, and Vomiting: A Randomized Clinical Trial.

BAB IILITERATURE REVIEW

A. Evaluasi Kritis PenelitianHasil penelitian tentang pelaksanaan akuopin P6 untuk pasien dengan appendectomy dan penelitian yang terkait dengan pelaksanaan akupoin P6 dapat dilihat pada kedua jurnal sebagai berikut :1. Pressure to the P6 Acupoint and Post-Appendectomy Pain, Nausea, and Vomiting: A Randomized Clinical TrialPenggunaan akupresur terus berkembang. beberapa penelitian telah menerapkan tekanan untuk P6 untuk mengurangi mual pasca operasi, muntah, dan nyeri tetapi telah hasil yang terlaporkan masih bertentangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan ke titik P6 pada nyeri, mual dan muntah setelah operasi usus buntu. Metode: Sebuah single-blind, acak uji klinis terkontrol dilakukan pada 88 pasien setelah operasi usus buntu. Subyek secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Setelah pasien pada kelompok intervensi telah sadar setelah operasi, tekanan diaplikasikan pada acupoint P6 menggunakan Acubands khusus. Pada kelompok kontrol, Acubands yang diikat longgar di pergelangan tangan pasien. Gelang yang digunakan dibiarkan selama tujuh jam dan nyeri, mual, dan muntah diukur per jam. Tes t dan uji chi-square digunakan untuk menganalisis data. Semua analisa dilakukan dengan uij SPSS11.5. Hasil peneltian menunjukkan kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan dari segi usia, indeks massa tubuh, durasi anestesi, dan panjang sayatan. Intensitas nyeri rata-rata dalam dua kelompok tidak berbeda nyata pada waktu yang berbeda. Secara keseluruhan, 45,4% dari kelompok yang diberikan tekanan pada titik P6 dan 47,7% dari kelompok kontrol mengalami mual pasca operasi. Kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan dalam intensitas rata-rata mual pada jam pasca operasi yang berbeda. Secara total, 12 pasien dalam kelompok P6 dan 18 pada kelompok kontrol mengalami muntah Kesimpulan dari penelitian ini adalah tekanan pada titik P6 tidak secara signifikan mengurangi rasa sakit dan mual setelah operasi usus buntu. Namun, kejadian muntah berkurang pada kelompok P6. Metode ini dapat digunakan untuk mengurangi mual setelah operasi usus buntu. Penelitian serupa disarankan untuk menerapkan tekanan dengan timbulnya rasa sakit atau mual dan muntah.

2. Stimulation of the wrist acupuncture point P6 for preventing postoperative nausea and vomitingMual dan Muntah Paca Operasi (MMPO) adalah komplikasi umum setelah operasi dan anestesi. Obat untuk mencegah MMPO hanya sebagian efektif. Sebuah Pendekatan alternatif adalah untuk merangsang acupoint P6 di pergelangan tangan. Ini merupakan salah satu perkembangan dari Cochrane yang diterbitkan pada tahun 2004. Tujuan-Untuk menentukan efikasi dan keamanan acupoint stimulasi P6 dalam mencegah MMPO. Strategi yang digunakan adalah pencarian ke situs situs seperti MIDLE (The Cochrane Library, Issue 3, 2008), MEDLINE (Januari 1966-September 2008), EMBASE (Januari 1988-September 2008), Science Web (Januari 1965-September 2008), National Library of Medicine, daftar publikasi Studi akupunktur, dan daftar referensi artikel. Seleksi kriteria-Semua percobaan acak teknik yang merangsang acupoint P6 dibandingkan dengan pengobatan palsu atau terapi obat untuk pencegahan MMPO. Intervensi yang digunakan dalam uji coba ini termasuk akupunktur, elektro-akupuntur, stimulasi saraf transkutan, Laser stimulasi, capsicum plester, perangkat acu-stimulasi, dan akupresur pada pasien yang menjalani operasi. Hasil utama adalah risiko mual dan muntah. Hasil sekunder adalah kebutuhan akan terapi penyelamatan antiemetik dan efek samping. Pengumpulan dan analisis data berupa dua review secara independen menilai kualitas percobaan dan melakukan ekstraksi data. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi yang merugikan dari efek percobaan. Model pendekatan yang digunakan adalah random effects dan melaporkan risiko relatif (RR) dengan interval kepercayaan 95% terkait (95% CI).Hasil Hasil penelitian utama termasuk 40 percobaan yang melibatkan 4.858 peserta ;. Dibandingkan dengan pengobatan palsu Acupoint stimulasi P6 secara signifikan mengurangi : mual ( RR 0,71 , 95 % CI 0,61-0,83 ) ; muntah ( RR 0,70 , 95 % CI 0,59-0,83) , dan kebutuhan antiemetik penyelamatan ( RR 0,69 , 95 % CI 0.57 -0.83). Heterogenitas antara percobaan adalah moderat . Tidak ada perbedaan yang jelas dalam efektivitas dari acupoint stimulasi P6 untuk orang dewasa dan anak-anak ; atau invasif dan non-invasif acupoint stimulasi. Tidak ada bukti perbedaan antara stimulasi P6 acupoint dan antiemetik obat-obatan dalam risiko mual ( RR 0,82 , 95 % CI 0,60-1,13), muntah (RR 1,01, 95% CI 0,77-1,31) , atau kebutuhan untuk antiemetik penyelamatan (RR 0,82, 95 % CI 0,59-1,13 ). Efek samping terkait dengan stimulasi P6 acupoint yang kecil. Kesimpulan - P6 acupoint stimulasi dapat mencegah MMPO. Tidak ada yang dapat membuktikan perbedaan dalam risiko mual dan muntah setelah stimulasi P6 acupoint dibandingkan dengan obat antiemetik .

B. Argumen yang Logis

Terapi akupressur, dimana terapi ini dilakukan dengan cara menekan secara manual pada P6 Neiguan atau perikardium 6 pada daerah pergelangan tangan yaitu 3 jari dari daerah distal pergelangan tangan antara dua tendon. Terapi ini menstimulasi sistem regulasi serta mengaktifkan mekanisme endokrin dan neurologi, yang merupakan mekanisme fisiologi dalam mempertahankan keseimbangan (Runiari, 2010). Masyarakat China beranggapan bahwa terjadi ketidakseimbangan energi dalam tubuh ibu karena tubuhnya beradaptasi dengan perubahan yang terjadi saat kehamilan. Dengan akupresur terutama pada titik perikardium 6 maka ketidakseimbangan dalam tubuh ibu dapat di atasi (Tiran, 2004).Titik Neiguan (titik pericardium 6) digunakan dalam akupuntur untuk mencegah mual dan muntah yang berlokasi diantara tendon yaitu flexor carpi radialis dan otot palmaris longus, kira-kira 3 jari diatas lipatan tangan. Akupuntur dengan jarum, akupresur maupun akustimulasi bisa digunakan untuk menstimulasi titik pericardium 6 ini. Efek stimulasi titik tersebut belum mampu dipahami sepenuhnya, tetapi stimulasi pada titik tersebut mampu meningkatkan pelepasan beta-endorphin di hipofise dan ACTH sepanjang chemoreceptor trigger zone (CTZ) menghambat pusat muntah (Tarcin dkk, 1992 dalam Purnama Anggi, 2010). Pada awalnya dua mahasiswa Cina sukses dalam menggunakan rangsangan perikardium 6 untuk mengobati mual muntah kehamilan, walaupun tidak ada kelompok kontrol yang digunakan di salah satu penelitian, menyiratkan bahwa efek plasebo mempunyai hubungan pada hasil. Penyelidikan Steele (2001) dan Noerhim (2001) ditemukan efek sebanding pengurangan mual antara akupresur dan kelompok plasebo, tetapi durasi bantuan signifikan lebih lama pada mereka yang menerima rangsangan perikardium 6. De Aloysio dan Penacchioni dalam Tiran (2004) melakukan uji silang menggunakan unilateral, bilateral, dan akupresur plasebo, selama 3 hari, dan menemukan penurunan 65% sampai 69% pada mual muntah kehamilan ketika menggunakan akupresur dibandingkan dengan 29% sampai 31% dengan plasebo.Menurut Runiari, Nengah (2012) dalam penelitiannya tentang P6 yang dilakukan pada ibu hamil menunjukkan bahwa intensitas mual pada ibu hamil sebelum diberikan akupresur di titik P6 terdapat 10% dengan mual muntah derajat berat, 65% derajat sedang, dan 25% derajat ringan. Sesudah diberikan akupresur di titik P6. terdapat 35% dengan mual muntah derajat sedang dan 65% dengan mual muntah derajat ringan sesudah diberikan akupresur di titik P6. Ada Pengaruh pemberian tekanan akupresur di titk P6 terhadap intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester pertama dan kedua dengan p value 0,002. C. Implikasi terhadap Praktik KeperawatanAkupresure merupakan salah satu complementary alternative medicine (cam) dan tindakan tersebut dapat dilakukan oleh perawat sebagai tenaga kesehatan yang mandiri. Dengan demikian, pada pasien yang mengalami mual dan muntah pasca operasi appendictomy, i memiliki tanggung jawab untuk menggunakan teknik akupresure dalam rangka menurunkan intensitas mual dan muntah pasien. Selain itu, penggunaan teknik ini tidak berbahaya dan bahkan tidak memiliki efek samping kepada pasien, sehingga tindakan tersebut sangat relevan jika dilakukan di Rumah Sakit.

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sudah tertulis dengan jelas yaitu mengetahui pengaruh tekanan ke titik P6 pada nyeri, mual dan muntah setelah operasi usus buntu.C. Studi Literatur D. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji eksperimen dengan metode single blind dengan uji klinis acak terkontrol.E. SampelSampel dalam penelitian ini adalah pasien yang mengalami operasi appendectomy yaitu sebanyak 88 orang yang diundi dengan dadu dan digolongkan menjadi 44 sampel perlakuan dan 44 orang sampel control.F. Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di Alzahra Hospital, Isfahan, Iran selama enam bulan.G. OutcomesDibandingkan dengan pengobatan palsu stimulasi akupoin pada P6 secara signifikan mengurangi : mual ( RR 0,71 , 95 % CI 0,61-0,83 ) ; muntah ( RR 0,70 , 95 % CI 0,59-0,83) , dan kebutuhan antiemetik penyelamatan ( RR 0,69 , 95 % CI 0.57 -0.83). Heterogenitas antara percobaan adalah moderat . Tidak ada perbedaan yang jelas dalam efektivitas dari acupoint stimulasi P6 untuk orang dewasa dan anak-anak ; atau invasif dan non-invasif acupoint stimulasi. Tidak ada bukti perbedaan antara stimulasi P6 acupoint dan antiemetik obat-obatan dalam risiko mual ( RR 0,82 , 95 % CI 0,60-1,13), muntah (RR 1,01, 95% CI 0,77-1,31) , atau kebutuhan untuk antiemetik penyelamatan (RR 0,82, 95 % CI 0,59-1,13 ). Efek samping terkait dengan stimulasi P6 acupoint yang kecil.

H. PerlakuanPada penelitian ini, kelompok perlakuan yaitu yang diberikan gelang accuband adalah sebanyak 40 orang yang mengalami operasi appendictomy dimana pemberian gelang diberikan saat setelah operasi dan dilakukan selama 7 jam dan dilakukan observasi nyeri, mual dan muntah setiap 1 jam. Pemberian gelang dilakukan pada kedua tangan baik kiri maupun kanan. Pada kelompok kontrol juga diberikan pemberian gelang akuband, namun pengikatan gelang dilakukan dengan longgar sehingga penekanan akuband tidak terjadi pada kelompok kontrol.I. Hasil PenelitianHasil yang ada dalam penelitian ini telah dijelaskan pada jurnal dengan lengkap. Adapun hasil dari penelitian ini adalah dibandingkan dengan pengobatan palsu stimulasi akupoin pada P6 secara signifikan mengurangi : mual ( RR 0,71 , 95 % CI 0,61-0,83 ) ; muntah ( RR 0,70 , 95 % CI 0,59-0,83) , dan kebutuhan antiemetik penyelamatan ( RR 0,69 , 95 % CI 0.57 -0.83). Heterogenitas antara percobaan adalah moderat . Tidak ada perbedaan yang jelas dalam efektivitas dari acupoint stimulasi P6 untuk orang dewasa dan anak-anak ; atau invasif dan non-invasif acupoint stimulasi. Tidak ada bukti perbedaan antara stimulasi P6 acupoint dan antiemetik obat-obatan dalam risiko mual ( RR 0,82 , 95 % CI 0,60-1,13), muntah (RR 1,01, 95% CI 0,77-1,31) , atau kebutuhan untuk antiemetik penyelamatan (RR 0,82, 95 % CI 0,59-1,13 ). Efek samping terkait dengan stimulasi P6 acupoint yang kecil.

J. Drop Out-K. Kesimpulan dan Implikasi KlinikKesimpulan dalam penelitian ini sudah tertulis secara jelas yaitu P6 acupoint stimulasi dapat mencegah MMPO. Tidak ada yang dapat membuktikan perbedaan dalam risiko mual dan muntah setelah stimulasi P6 acupoint dibandingkan dengan obat antiemetic. Namun keseimpulan tersebut, tidak dapat mewakili hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan hasil secara signifikan pada kelompok perlakuan maupun kelompok control.

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULANAdapun kesimpulan dari penelitian ini adalah pemberian gelang akuband di daerah P6 cukup efektif dalam mencegah terjadinya mual dan muntah post operasi pada pasien appendectomy walaupun tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.B. SARANDiharapkan kepada perawat yang bertugas di ruang pemulihan pasca operasi atau ruangan rawat inap agar dapat memberikan tekanan pada titik P6 dengan menggunakan tangan atau gelang akuband sehingga dapat mencegah terjadinya mual dan muntah pasca operasi abdomen.

DAFTAR PUSTAKA

PUSTAKA RUJUKANAnggi, P. 2001. Pengaruh Akupresur Terhadap Penurunan mual dan Muntah pada Ibu Hamil Trimester Pertama di Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai. Medan: Universitas Sumatra Utara.Hajbaghery. 2013. Pressure to the P6 Acupoint and Post-Appendectomy Pain, Nausea, and Vomiting: A Randomized Clinical Trial, Journal of Caring Sciences, 2013, 2(2), 115-122, Copyright 2013 by Tabriz University of Medical Sciences.Kim, Tae Hee. 2007. The Reability and Validity of the Rhodes Index of Nausea, Vomiting and Retching in Postoperative Nausea and Vomiting. Korean J Anesthesiol (52) : p. 59 65.Lee dan Fan. 2011. Stimulation of the wrist acupuncture point P6 for preventing postoperative nausea and vomiting, Cochrane Database Syst Rev. ; (2): CD003281. doi:10.1002/14651858.CD003281.pub3.

Runiari. 2010. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hiperemesis Gravidarum Penerapan Konsep dan Teori Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.Sunetra. 2004. Hidup Sehat Dengan Akupresure. Surabaya: Paramita.Tiran, Denise. 2004. Nausea and Vomiting in Pregnancy. London: Churchill Livingstone.