Upload
puti
View
291
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
1/31
BAB 1
PENDAHULUAN
Trauma kepala merupakan penyebab utama kematian di berbagai negara
di dunia, terutama pada kelompok usia di bawah 40 tahun. Di Negara
berkembang seperti Indonesia, seiring dengan kemajuan teknologi dan
pembangunan, frekuensi trauma kepala cenderung makin meningkat. Trauma
kepala merupakan suatu kegawatan yang paling sering dijumpai di unit gawat
darurat suatu rumah sakit. No head injury is so serious that it should be
despaired of, nor so trivial as to be lightly ignored, menurut !ippocrates bahwa
tidak ada cedera kepala yang perlu dikhawatirkan serius yang bisa kita putus
harapan dan tidak ada juga keluhan yang dapat kita abaikan."
Trauma kepala didefiniskan sebagai trauma non degeneratif#non
kongenital yang terjadi akibat trauma yang mencederai kepala yang
kemungkinan berakibat gangguan kognitif, fisik, dan psikososial baik sementara
atau permanen yang berhubungan dengan berkurang atau berubahnya derajat
kesadaran. $ekanisme dari cedera kepala itu sendiri dapat berasal dari cederalangsung kejaringan otak, ruda paksa luar yang mengenai bagian luar kepala
%tengkorak& yang menjalar kedalam otak, ataupun pergerakan dari jaringan otak
di dalam tengkorak.'
Trauma kepala berperan pada kematian akibat trauma, mengingat kepala
merupakan bagian yang rentan dan sering terlibat dalam kecelakaan. (aki#laki ')
* kali lebih sering dibandingkan wanita, terutama pada kelompok usia resiko
tinggi %usia "+)'4 tahun dan -+ tahun&. erdasarkan studi epidemiologi,
kecelakaan sepeda motor dan violence-related injuries merupakan penyebab
trauma kepala yang paling sering.*
/emeriksaan foto kepala atau skull rontgen merupakan pemeriksaan
radiografi yang relatif perlu diperhatikan, selain karena anatomi dari skull yang
kompleks serta bentuk wajah dan ariasi anatomis pada setiap orang berlainan,
immobilisasi maksimal juga sangat dibutuhkan untuk mendapatkan gambar
radiograf skull yang berkualitas. 1ecara garis besar pemeriksaan skull dapat
dipisahkan menjadi pemeriksaan tengkorak (skull), sinus, nasal bones, facial
bones, orbita, zygoma dan mandibula. 2ntuk pemeriksaan skull banyak memiliki
1
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
2/31
ariasi proyeksi yang digunakan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan
spesialisasi dan karakter gambaran radiograf yang berbeda dari masing#masing
anatomi skull.4
3oto kepala atau skull rontgen biasanya dilakukan pada pasien post
trauma, perdarahan lewat telinga, benjolan di kepala, sakit kepala yang menetap,
sakit telinga, dan diduga ada metastase tumor.3oto kepala jarang dilakukan pada
pasien dengan penyakit susunan syaraf pusat kecuali terdapat bukti jelas adanya
suatu kelainan saraf cranialis atau bukti klinis adanya peningkatan tekanan
intracranial.*,4
1ebelum melakukan foto kepala, perlu dilakukan pemeriksaan klinis yang
teliti terlebih dahulu. arena akan membantu memperoleh foto yang benar dan
menghubungkan antara kelainan klinis dan kelainan radiologis. 3oto kepala sulit
untuk diinterpretasikan secara radiologis. /enegakan diagnosa trauma kepala
diperoleh dengan pemeriksaan klinis awal yang diteliti dan tentu ditunjang oleh
diagnosa imaging.+
2
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
3/31
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Kepala
2.1.1 Kulit Kepala
ulit kepalat erdiridari + lapisan yang disebut 156(/ yaitu78
". Skin atau kulit
'. Connective tissue atau jaringan penyambung
*. poneurosis atau galea aponeurotika,merupakan jaringan ikat yang
berhubungan langsung dengan tengkorak
4. !oose connective tissue atau jaringan penunjang longgar yang
merupakan tempat terjadinya perdarahan subgaleal %hematom
subgaleal&
3
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
4/31
+. "ericranium#
Gambar 1. (apisanranium
2.1.2 Tulan Ten!ora!
Tulang tengkorak terdiri dari kubah %kalaria& dan basis kranii. 1kull atau
tengkorak membentuk rangka kepala dan muka, termasuk pula mandibula, yaitu
tulang rahang bawah. Tengkorak terdiri atas '' tulang %atau '9 tulang termasuk
tulang telinga&, dan ditambah lagi ' atau lebih tulang#tulang rawan hidung yang
menyempurnakan bagian anteroinferior dari dinding#dinding lateralis dan septum
hidung %nasal&.6dapun pembagiannya dapat di gambarkan sebagai berikut7,-8
". 9 buah tulang tengkorak %cranial bones&
4
http://www.kodak.com/http://www.kodak.com/7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
5/31
Tulang ) tulang yang berfungsi melindungi otak %gubah otak&, terdiri dari 8
" os. 3rontal 8 membentuk dahi, langit)langit rongga nasal, dan kantung
mata
' os. /arietal
" os. :ccipital 8 membentukbagianbelakangkranium
" os. ;thmoid 8 penyanggapentingrongga nasal
" os. 1phenoid 8 membentukdasar anterior kranium
' os. Temporal 8 membentuksisikranium
' :s. $aleus
' :s. Inkus os. Telinga
' :s. 1tapes
'. "4 tulang rangka muka %facial bones&
erfungsi memberi bentuk, struktur pada wajah serta menyokong
tulang#tulang di dalam wajah, $elindungi bagian tepi atas sistem pernafasan
dan saluran pencernaan, bersama#sama cranial membentuk lengkung mata
%eye sockets&, tediri dari78
' os. ma
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
6/31
Gambar 2.6natomi tulang tengkorak
2.1." Ba#i# $ranii
Tulang tengkorak terdiri dari beberapa tulang, yaitu tulang frontal, parietal,
temporal dan oksipital. alaria khususnya diregio temporal adalah tipis, namun
disini dilapisi oleh otot temporalis. asis crania berbentuk tidak rata sehingga
dapat melukai bagian dasar otak saat bergerak akibat proses akselerasi dan
deselerasi. >ongga tengkorak dasar dibagiatas * fosa, yaitu7,-8
". 3ossa cranii anterior
6
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
7/31
$enampung lobus frontal cerebri, dibatasi di anterior oleh permukaan
dalam os frontale, batas superior adalah ala minor os sisspenoidalis. Dasar
fossa dibentukoleh pars orbitalis os sisfrontale di lateral danoleh lamina
cribiformis os etmoidalis di medial. /ermukaan atas lamina cribiformis
menyokong bulbus olfaktorius, dan lubung#lubang halus pada lamini cribrosa
dilalui oleh nerus olfaktorius7.
/ada fraktur fossa cranii anterior, lamina cribrosa os etmoidalis dapat
cedera. eadaan ini dapat menyebabkan robeknya meningeal yang menutupi
mukoperiostium. /asien dapat mengalami epistaksis dan terjadi rhinnore atau
kebocoran 513 yang merembes ke dalam hidung. 3raktur yang mengenai
pars orbitaos frontal mengakibatkan perdarahan subkonjungtia %raccoon
eyes atau periorbital ekimosis& yang merupakan salah satu tanda klinis dari
fraktur basis cranii fossa anterior7.
'. 3ossa cranii media
Terdiri dari bagian medial yang dibentuk oleh corpus os sphenoidalis dan
bagian lateral yang luas membentuk cekungan kanan dan kiri yang
menampung lobus temporalis cerebri. Di anterior dibatasi oleh ala minor os
sphenoidalis dan terdapat canalis opticus yang dilalui oleh n.opticus dana.oftalmica, sementara bagian posterior dibatasi oleh batas atas pars
petrosaos temporal. Dilateral terdapat pars s?uamous pars os temporal.
3issura orbitalis superior, yang merupakan celah antara ala mayor dan minor
os sphenoidalis dilalui oleh n. lacrimalis, n.frontale, n.trochlearis, n,
occulomotorius, dan n. abducens7,-.
3raktur pada basis cranii fossa media sering terjadi, karena daerah ini
merupakan tempat yang paling lemah dari basis cranii. 1ecara anatomi
kelemahan ini disebabkan oleh banyaknya foramen dan canalis di daerah ini.
5aum timpani dan sinus sphenoidalis merupakan daerah yang paling sering
terkena cedera. ocornya 513 dan keluarnya darah dari canalis acusticus
e
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
8/31
temporal dan di posterior dibatasi oleh permukaan dalam pars s?uamosa os
occipital. Dasar fossa cranii posterior dibentukoleh pars basilaris, condylaris,
dan s?uamosa os occipital dan pars mastoideu sos temporal. 3oramen
magnum menempati daerah pusat dari dasar fossa dan dilalui oleh medulla
oblongata dengan meningens yang meliputinya, pars spinalis assendens n.
accessories dan kedua a.ertebralis7.
/ada fraktur fossa cranii posterior darah dapat merembes ketengkuk di
bawah otot#otot post#ertebralis. eberapa hari kemudian, darah ditemukan
dan muncul di otot#otot trigonu posterior, dekat prosesus mastoideus.
$embran mukosa atap nasofaring dapat robek, dan darah mengalir keluar.
/adaf raktur yang mengenai foramen jugularis n.IA, A dan AI dapat cedera7,-.
Gambar ".6natomi asis 5ranii
2.2 %oto Polo# Kepala
3oto polos kepala hanya menunjukkan ada tidaknya patah tulang, dan
tidak mampu menghasilkan isibilitas yang baik pada otak atau adanya darah
untuk menunjukkan cedera intrakranial.6danya patah tulang tengkorak tanpa
kelainan neurologis tidak begitu signifikan. /atah tulang tengkorak yang
8
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
9/31
ditentukan berdasarkan pemeriksaan foto polos kepala pada pasien dengan
cedera kepala ringan telah dilaporkan dengan angka sangat rendah, mulai dari
",BC hingga 4,*C.Namun pada fraktur di daerah erte
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
10/31
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
11/31
3oto kepala jarang memberikan informasi yang berguna ;526(I
bila terdapat juga tanda#tanda klinis, misal kelainan neurologis,
peningkatan tekanan intrakranial, atau kebutaan. ila penderita
diketahui menderita tumor maligna di bagian tubuh yang lain, foto kepala
lateral akan membantu menunjukkan adanya metastase ke kepala.+. 1akit telinga
/emeriksaan klinis lebih baik daripada foto sinar#A kecuali bila anda
ahli atau membuat juga foto mastoid. 3oto rutin kepala jarang memberi
manfaat bila dicurigai ada mastoiditis.7. $etastase atau penyakit umum seperti /aget Disease
3oto kepala lateral akan membantu menegakkan diagnosa. /royeksi
tambahan yang lain biasanya tidak berguna.
2.' Po#i#i (oto !epala
6da lima posisi dasar yang umumnya digunakan dalam pemeriksaan
radiografi skull, yakni*,"',"4,"-8
". /ostero#anterior %occipito#frontal& dan /6 6
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
12/31
12
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
13/31
Gambar ). /osisi /6 6
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
14/31
14
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
15/31
Gambar *./osisi lateral
agian yang menempel dengan film ditampakkan dengan jelas. 1ella
tursika mencakup anterior dan posterior clinoid dan dorsum sellae ditampakkan
dengan jelas.
*. Towne %semi#a 5audad
dengan mengangkat kepala dan mengaturnya dalam posisi horiHontal.
1tewart, merekomendasikan sudut 400
. /royeksi oksipitofrontal
15
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
16/31
ditemukan oleh !ass dapat digunakan dalam proyeksi 6/ 6
/eriksa kembali posisi dan imobilisasi kepala.
Tahan napas saat ekspose.
16
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
17/31
Gambar +. /osisi Towne
4. @ertiko#submental %basal&Tujuannya untuk melihat detail dari basis crania. /atologi yang
ditampakkan adalah fraktur dan neoplaticGinflamantory process dari arc
Hygomaticum./osisi /asien 81upine atau erect ./osisi erect akan membuat pasien merasa lebih nyaman./osisi :byek 8F !yperekstensikan leher hingga I:$( GG I>F @erte< menempel pada I>F 6tur $1/ tegak lurus mejaGpermukaan buckyF /astikan tidak ada rotasi ataupun tilting
/osisi ini sangat tidak nyaman, sehingga usahakan agar pemeriksaandilkakukan dengan waktu sesingkat mungkin.
17
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
18/31
Gambar ,./osisi @ertiko 1ubmental. 1truktur yang ditampakkan8 6rc. =ygomaticum
+. aterEs
Tujuannya untuk melihat gambaran sinus paranasal. /atologi yang
ditampakkan adalah i nflamantory condition %sinusitis, secondary osteomyelitis&
dan polyp sinus./osisi /asien8
;rect/osisi :byek8
F ;kstensikan leher, atur dagu dan hidung menghadap permukaan
mejaGbucky.F 6tur kepala sehingga $$( %mentomeatal line& tegak lurus terhadap I>,
:$( akan membentuk sudut *-0 derajat terhadap bidang I>.
F Instruksikan pada pasien untuk membuka mulut dengan tidak mengubah
posisi atau ada pergerakan pada kepala dan $$( menjadi tidak tegak
lurus lagiF 6tur $1/ tegak lurus terhadap pertengahan grid atau permukaan
mejaGbucky.F /astikan tidak ada rotasi atau tilting.
18
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
19/31
Gambar -. aterEs.
1truktur yang ditampakkan adalah tampak bagian inferior 1inus ma
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
20/31
%rhinorrhea& atau dari telinga %otorrhea& dan gangguan fungsi saraf kranialis @II
%fasialis& dan @II %gangguan pendengaran& yang mungkin timbul segera atau
beberapa hari paska trauma kepala.3raktur tulang kepala berdasarkan pada
garis fraktur dibagi menjadi9,"0,"" 8
". 3raktur linier merupakan fraktur dengan bentuk garis tunggal atau stellata
pada tulang tengkorak yang mengenai seluruh ketebalan tulang kepala.
3raktur lenier dapat terjadi jika gaya langsung yang bekerja pada tulang
kepala cukup besar tetapi tidak menyebabkan tulang kepala bending dan
tidak terdapat fragmen fraktur yang masuk kedalam rongga intrakranial.
'. 3raktur diastasis adalah jenis fraktur yang terjadi pada sutura tulamg
tengkorak yang mengababkan pelebaran sutura#sutura tulang kepala.
Jenis fraktur ini sering terjadi pada bayi dan balita karena sutura#sutura
belum menyatu dengan erat. 3raktur diastasis pada usia dewasa sering
terjadi pada sutura lambdoid dan dapat mengakibatkan terjadinya
hematum epidural.
20
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
21/31
*. 3raktur kominutif 8 3raktur kominutif adalah jenis fraktur tulang kepala
yang meiliki lebih dari satu fragmen dalam satu area fraktur.
4. 3raktur impresi 8 3raktur impresi tulang kepala terjadi akibat benturandengan tenaga besar yang langsung mengenai tulang kepala dan pada
area yang kecal. 3raktur impresi pada tulang kepala dapat menyebabkan
penekanan atau laserasi pada duremater dan jaringan otak, fraktur
impresi dianggap bermakna terjadi, jika tabula eksterna segmen yang
impresi masuk dibawah tabula interna segmen tulang yang sehat.
21
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
22/31
2.* %ra!tur Ba#i# ranii
3raktur basis cranii adalah suatu fraktur linier yang terjadi pada dasar
tulang tengkorak, fraktur ini seringkali diertai dengan robekan pada durameter
yang merekat erat pada dasar tengkorak. 3raktur basis cranii berdasarkan letak
anatomi di bagi menjadi fraktur fossa anterior, fraktur fossa media dan fraktur
fossa posterior.'
1ecara anatomi ada perbedaan struktur di daerah basis kranii dan tulang
calaria. Durameter daerah basis krani lebih tipis dibandingkan daerah kalfaria
dan durameter daerah basis melekat lebih erat pada tulang dibandingkan daerah
kalfaria. 1ehingga bila terjadi fraktur daerah basis dapat menyebabkan robekan
durameter. !al ini dapat menyebabkan kebocoran cairan cerebrospinal yang
menimbulkan resiko terjadinya infeksi selaput otak %meningitis&.+
Gambar 1/. Jenis 3raktur asis 5ranii
22
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
23/31
3raktur Temporal, dijumpai pada -+C dari semua fraktur basis 5ranii.
Terdapat * suptipe dari fraktur temporal berupa longitudinal, transersal dan
mi
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
24/31
Gambar 12. 3raktur condylar occipital a
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
25/31
yang paling sering terjadi adalah gangguan saraf penciuman %N,olfactorius&.
1araf wajah %N.facialis& dan saraf pendengaran %N.estibulokokhlearis&.+
/enanganan dari fraktur basis kranii meliputi pencegahan peningkatan
tekanan intrakranial yang mendadak misalnya dengan mencegah batuk,
mengejan, dan makanan yang tidak menyebabkan sembelit. Jaga kebersihan
sekitar lubang hidung dan telinga, jika perlu dilakukan tampon steril %konsultasi
ahli T!T& pada tanda bloodyG otorrheaGotoli?uorrhea. /ada penderita dengan
tanda#tanda bloodyGotorrheaGotoli?uorrhea penderita tidur dengan posisi
terlentang dan kepala miring ke posisi yang sehat.'
2.+ In&i!a#i T S$an pa&a Trauma Kepala
5T 1can adalah satu pemeriksaan yang menggunakan sifat tembus
sinar#
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
26/31
-. esulitan dalam mengeliminasi kemungkinan perdarahan intraserebral.
$elalui pemeriksaan ini dapat dilihat seluruh struktur anatomis kepala,
dan merupakan alat yang paling baik untuk mengetahui, menentukan lokasi dan
ukuran dari perdarahan intrakranial."0,""
3raktur pada dasar tengkorak seringkali sukar dilihat. 3raktur dasar
tengkorak %basis kranii& biasanya memerlukan pemeriksaan 5T 1can dengan
teknik KJendela Tulang %bone %indo%& untuk mengidentifikasi garis frakturnya.
3raktur dasar tengkorak yang melintang kanalis karotikus dapat mencederai
arteri karotis %diseksi, pseuoaneurisma ataupun trombosis& perlu
dipertimbangkan untuk dilakukan pemeriksaan angiography cerebral#"4
Gambar 1'. ambaran 3raktur asis ranii pada 5T 1can epala
/ada ambar "4, memperlihatkan gambaran fraktur tulang temporal
petrous kiri, yang melibatkan telinga tengah %panah kecil&. Dapat dilihat juga
adanya gambaran sedikit udara pada fossa posterior dari tulang tengkorak
%panah terbuka&."4
2., Kompli!a#i
omplikasi trauma kepala biasanya berlaku secara langsung setelah
terjadinya trauma kepala. omplikasi yang terjadi bukan merupakan contoh#
contoh trauma kepala tetapi adalah masalah medis yang terjadi akibat trauma
kepala. alaupun komplikasi jarang terjadi namun, resiko komplikasi bertambah
dengan beratnya trauma kepala. 6ntara komplikasi yang dapat terjadi adalah
kejang, hidrosefalus atau pembesaran entrikel pasca#trauma, kebocoran cairan
26
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
27/31
serebrospinal, infeksi, cedera pembuluh darah, cedera saraf kranial, nyeri, luka,
kegagalan multiple organ pada pasien tidak sadar, dan politrauma %trauma ke
bagian lain dari tubuh selain kepala&."7
1ebanyak '+C pasien dengan cedera kepala atau hematoma dan sekitar
+0C pasien dengan luka tembus kepala akan langsung mengalami kejang, dan
kejang berlaku dalam waktu '4 jam pertama setelah trauma kepala. !idrosefalus
atau pembesaran entrikel pascatrauma terjadi ketika cairan serebrospinal
terakumulasi di otak yang mengakibatkan pelebaran entrikel otak %rongga otak
yang diisi dengan cairan serebrospinal& dan peningkatan tekanan intrakranial."7
ondisi ini dapat berkembang selama tahap akut akibat trauma kepala
dan mungkin tidak dapat dideteksi pada peringkat awalnya. 2mumnya terjadi
dalam tahun pertama dari cedera dan ditandai oleh memburuknya keadaan
neurologis, gangguan kesadaran, perubahan perilaku, ataksia %kurangnya
koordinasi atau keseimbangan&, inkontinensia, atau tanda#tanda peningkatan
tekanan intrakranial yang tinggi. ondisi ini dapat berkembang sebagai akibat
dari meningitis, perdarahan subarachnoid, hematoma intrakranial, atau cedera
lainnya."-
3raktur tulang tengkorak dapat merobek selaput pelindung otak,menyebabkankebocoran cairan serebrospinal. >obekan antara dura dan selaput
arakhnoid, yang disebutfistula cairan serebrospinal, dapat menyebabkan cairan
serebrospinal bocor keluar dari ruang subarakhnoid ke ruang subdural, ini
disebut hygroma subdural. 5airan serebrospinal juga dapat keluar melalui hidung
dan telinga. >obekan ini yang memungkinkan cairanserebrospinal keluar dari
rongga otak juga dapat memungkinkan udara dan bakteri ke dalamrongga,
sehingga menyebabkan infeksi seperti meningitis."7
"neumocephalus terjadi ketika udara masuk ke rongga intrakranial dan
terperangkap dalam ruangan subarachnoid. Infeksi dalam rongga intrakranial
merupakan komplikasi berbahaya dari trauma kapitis. Infeksi mungkin terjadi di
luar dura, di bawah dura, di bawah arakhnoid %meningitis&, atau dalam ruang otak
sendiri %abses&. 1ebagian besar cedera ini berkembang dalam beberapa minggu
trauma awal hasil dari fraktur tulang tengkorak atau luka tembus. omplikasi
meningitis sangat berbahaya, dengan potensi untuk menyebar ke seluruh sistem
otak dan saraf. 1etiap kerusakan pada kepala atau otak biasanya menghasilkan
27
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
28/31
beberapa kerusakan pada sistem pembuluh darah, yang menyuplai darah ke sel#
sel otak."7
1istem kekebalan tubuh dapat memperbaiki kerusakan pembuluh darah
kecil, tetapikerusakan pada arteri yang lebih besar dapat mengakibatkan
komplikasi yang serius. erusakan salah satu arteri utama yang mengarah ke
otak dapat menyebabkan stroke, baikmelalui perdarahan dari arteri %stroke
hemoragik& atau melalui pembentukan bekuan di lokasi yang cedera, disebut
trombus atau trombosis, menghalangi aliran darah ke otak %stroke iskemik&.
umpalan darah juga dapat berkembang di bagian lain dari kepala. ejala
seperti sakit kepala, muntah, kejang, kelumpuhan pada satu sisi tubuh, dan
semiconsciousness berkembang dalam beberapa hari setelah cedera kepala
yang disebabkan oleh gumpalan darah yang terbentuk di jaringan dari salah satu
sinus atau kaitas, berdekatan dengan otak."7
2.- Spe#i(ita# &an #en#iti0ita# imain
ila foto polos kepala dipakai sebagai kriteria diagnostik trauma tulang kepala
maka sensitifitasnya +4,"C dan spesifisitasnya -*,7 C dengan nilai duga positif
*',*C, nilai duga negatif 9-,*C. 1edangkan bila 51 dipakai sebagai kriteriadiagnostik maka sensitifitasnya +B,+C, spesifisitasnya "-," C dengan nilai duga
positif "4,4C, nilai duga negatif 74,*C. 5t 1can kepala sebagai prediktor fraktur
tulang kepala pada pasien trauma kepala sensitifitasnya B7,9C Dan
spesifitasnya BB.B+C.
28
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
29/31
BAB "
PENUTUP
".1 Ke#impulan
". Trauma kepala didefiniskan sebagai trauma non degeneratif#non
kongenital yang terjadi akibat trauma yang mencederai kepala yang
kemungkinan berakibat gangguan kognitif, fisik, dan psikososial baik
sementara atau permanen yang berhubungan dengan berkurang atau
berubahnya derajat kesadaran.'. 1ecara garis besar pemeriksaan skull dapat dipisahkan menjadi
pemeriksaan tengkorak %skull&, sinus, nasal bones, facial bones, orbita,
Hygoma dan mandibula.*. 3oto skull biasanya dilakukan pada pasien post trauma, perdarahan lewat
telinga, benjolan di kepala, sakit kepala yang menetap, sakit telinga, dan
diduga ada metastase tumor.
4. 5T scan adalah modalitas alat pencitraan utama yang sangat berguna
pada trauma kepala karena isi kepala secara anatomis akan tampak
dengan jelas dan sangat bermanfaat dalam menegakkan serta
menentukan tipe trauma kepala karena kemampuannya memberikan
gambaran fraktur, hematoma dan edema yang jelas baik bentuk maupun
ukurannya.
29
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
30/31
+. 1ebelum melakukan foto kepala, perlu dilakukan pemeriksaan klinis
terlebih dahulu. 2ntuk membantu memperoleh foto yang benar dan
menghubungkan antara kelainan klinis dan kelainan radiologis.
/enegakan diagnosa trauma kepala diperoleh dengan pemeriksaan klinis
awal yang diteliti dan tentu ditunjang oleh diagnosa imaging.
DA%TA PUSTAKA
". 5hawla !, $alhotra >, Lada >, riwan $1, /aliwal /,6nggarwal 6D.
&iagnostic 'tility of Conventional adiography in ead *njury#'0"+. 216.
'. Mureshi N !, !arsh , Nosko $ , Talaera 3, yler 6 >, =amboni /.
1kull fracture. :n emedicine health '0"0. Diunduh pada
http8GGemedicine.medscape.comGarticleG'49"09# clinical manifestations. %"
3ebruari '0"7&.
*. Ilyas , udyatmoko . '0"0. "erkembangan +utakhir "encitraan
&iagnostik dalam adiologi &iagnostik. ;disi etiga. 32I#>15$.
Jakarta.
4. 6rtawijaya I usti Ngurah. '0"0. eknik adiologi Skull. alai
/enerbit. Jakarta.
+. Thai T J . elmet protection against basilar skull fracture#
iomechanical of basilar skull fracture. :n 6T1 >esearch and analysis
report road safety research grant report '00-#0*. 6ustralia '00-1nell >1.
'007. 5linical 6natomy for $edical 1tudent. 7th ed., p. +B#-0.
7. Dunn (T, Teasdale $. '000. !ead Injury. Dalam 8 :
7/25/2019 bab 1-4(1)edit (4)
31/31