BAB 1

  • Upload
    edo-ode

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

2

BAB I

PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus (DM) atau yang lebih di kenal masyarakat sebagai penyakit gula merupakan penyakit yang banyak bermunculan dewasa ini. Hal ini terkait dengan gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat di kalangan masyarakat kita.Kurang aktivitas fisik (olah raga ) dan pola makan yang serba fast food semakin mempertinggi kejadian penyakit diabetes mellitus di kalangan masyarakat akibat peningkatan sosial ekonomi. Diabetes Mellitus memiliki implikasi yang luas bagi usia lanjut maupun keluarganya, terutama munculnya keluhan yang menyertai, penurunan kemandirian usia lanjut dalam melakukan aktivitas keseharian , dan menurunya partisipasi sosial usia lanjut. Perawat komunitas sejak awal dapat berperan dalam meminimalisasi perubahan potensial pada sistem tubuh pasien. Salah satu peran yang penting guna mendorong masyarakat terutama usia lanjut adalah agar usia lanjut dan keluarga mampu memahami kondisi usia lanjut dengan diabetes mellitus dapat melakukan perawatan diri secara mandiri ( Bondan Palestine,2007)

Meningkatnya prevalensi diabetes mellitus di beberapa negara berkembang karena peningkatan kemakmuran di negara bersangkutan, akhir-akhir ini banyak disoroti. Peningkatan pendapatan per kapita dan perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan prevalensipenyakit degeneratif, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus, dan lain-lain (Suyono, 2005)

Kurangnya perhatian terhadap penderita Diabetes Mellitus dalam hal pola hidup sehat akan mempengaruhi timbulnya penyulit akibatnya komplikasi diabetes mellitus mudah terjadi. Karena sifat penyakitnya yang kronik dan bisa mengenai seluruh tubuh, ini berarti bahwa pengelolaan diabetes mellitus harus melibatkan berbagai pihak baik tenaga medis, pasien dan keluarganya. Terutama pada fase pemulihan umumnya dengan diabetes mellitus kronis sudah merasa sembuh dan bosan akan jadwal pengobatannya, dalam hal ini tindakan terhadap faktor psikologi amat membantu penyelesaian masalah diabetes mellitus dan penerapan pola diet sehari-hari sangat penting dilakukan atas dukungan atau motivasi dari keluarga.

Peran kelompok usia lanjut sangat penting karena lansia dapat mengenal masalah, dapat mengambil keputusan, melakukan pengobatan pada anggota yang sakit, mempertahankan suasana lingkungan rumah dan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada dan kelompok usia lanjut juga harus dapat memberikan motivasi pada penderita agar penyakitnya tidak bertambah parah (Soegondo, 2007)

Dalam Diabetes Atlas 2000 (International Diabetes Federation) tercantum perkiraan penduduk Indonesia diatas 20 tahun sebesar 125 juta dan dengan asumsi prevelensi DM sebesar 4,6%, di perkirakan pada tahun 2000 berjumlah 5,6 juta. Berdasarkan pola pertambahan penduduk seperti ini, di perkirakan pada tahun 2020 nanti akan ada sejumlah 178 juta penduduk di atas 20 tahun dan dengan asumsi prevelensi DM sebesar 4,6% akan di dapatkan 8,2 juta pasien diabetes.

Penelitian terakhir yang dilakukan oleh Litbang Depkes yang hasilnya baru saja keluar saja dikeluarkan bulan Desember 2008 menunjukan bahwa prevelensi nasional untuk TGT 10,25% dan diabetes 5,7% (1,5% terdiri dari pasien diabetes yang sudah terdiagnosis sebelumnya, sedangkan sisanya 4,2% baru ketahuan diabetes saat penelitian).Angka itu diambil dari hasil penelitian seluruh provinsi.(Slamet Suyono,2009)

Penelitian terhadap penyandang diabetes , diwilayah RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 2014 cukup banyak yakni sekitar 45 jiwa yang menyandang diabetes mellitus.

Penelitian terhadap penyandang diabetes, mendapatkan 75% tidak mengikuti diet yang dianjurkan. Ketidakpatuhan ini merupakan salah satu hambatan untuk tercapainya tujuan pengobatan antara lain pengaturan jumlah serta jenis makanan. Kelompok usia lanjut dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan kelompok usia lanjut saling berkaitan dan saling mempengaruhi antara sesama anggota kelompok usia lanjut (Basuki, 2005)

Peran perawat komunitas dalam penatalaksanaan diabetes mellitus adalah pendidik yaitu perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada kelompok usia lanjut agar kelompok usia lanjut dapat melakukan asuhan keperawatan Komunitas pada kelompok Lansia dengan diabetes mellitus secara mandiri. Koordinator yaitu koordinasi untuk mengatur program kegiatan. Pelaksana yaitu perawat dapat mendemonstrasikan kepada kelompok lanjut usia asuhan keperawatan yang diberikan dengan tujuan kelompok usia lanjut dapat melakukan asuhan langsung kepada kelompok anggota lansia yang sakit. Pengawas kesehatan yaitu kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan lansia. Konsultan yaitu perawat sebagai narasumber bagi kelompok lansia di dalam mengatasi masalah kesehatan. Kolaborator yaitu perawat harus bekerja sama dengan anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kelompok kesehatan lansia yang optimal. Fasilitator yaitu membantu kelompok lansia dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. (Setiadi, 2008)

Berkaitan dengan data tersebut di atas penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang pengelolaan komunitas pada lansia dengan memberikan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok lansia dalam perawatan salah satu anggota menderita penyakit diabetes mellitus dalam bentuk penyusunan karya tulis ilmiah Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok usia lanjut dengan Diabetes Mellitus di Puskesmas di Surabaya dengan pendekatan proses keperawatan1.2. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian study kasus ini adalah : Bagaimana asuhan keperawatan komunitas pada kelompok lansia yang menderita Diabetes Mellitus di wilayah RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 20141.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Penulis mampu menerapkan pola pikir dalam melaksanakan asuhan keperawataan komunitas pada kelompok lansia yang menderita Diabetes Mellitus di salah satu kecamatan di Surabaya yang disebabkan oleh akibat melalui pendekatan proses keperawatan.1.3.2. Tujuan khususTujuan khusus dari penulisan karya tulis ini agar penulis mampu :

a. Mengumpulkan data pada kelompok lansia yang menderita Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 2014.

b. Menganalisa data yang telah dikumpulkan pada kelompok lansia yang menderita Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 2014.

c. Menentukan prioritas masalah pada kelompok lansia yang menderita Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 2014.

d. Menentukan rencana tindakan keperawatan pada kelompok lansia yang menderita Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 2014.

e. Melaksanakan tindakan keperawatan pada kelompok lansia yang menderita Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 2014.

f. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada kelompok lansia yang menderita Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 2014.

g. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan pada kelompok lansia yang menderita Diabetes Mellitus di RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 2014.1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan komunitas, pada khususnya asuhan keperawatan komunitas kelompok lansia dengan Diabetes Mellitus .1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat belajar untuk melakukan studi kasus tentang Diabetes Mellitus.2. Bagi Komunitas

Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan pengetahuan merawat anggota keluarganya yang menderita Diabetes Mellitus.3. Bagi Institusi

Dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan profesi perawatan untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang Diabetes Mellitusdalam melaksanakan asuhan dan tindakan keperawatan komunitas.4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai dasar dan bahan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan asuhan keperawatan komunitas denganDiabetes Mellitus. 1.5. Metode Penulisan dan Pengumpulan data

1. Metode penyusunan

Deskriptif

Metode yang digunakan yang mengungkapkan peristiwa dan bertujuan pada pemecahan masalah yang dihadapi saat ini dan hasilnya dapat dievaluasi pada saat ini juga.a. Studi pustaka

Yaitu mencari informasi-informasi melalui beberapa literature yang berasal dari buku-buku ilmiah, majalah ilmiah serta media cetak lainnya yang ada diperpustakaan untuk dijadikan landasan teori dalam memberikan pelayanan maupun penulisan karya tulis ini.

b. Studi lapangan

Yaitu memberikan asuhan keperawatan secara nyata dilapangan untuk memperoleh gambaran sebenarnya tentang perkembangan suatu subyek melalui proses keperawatan.

2. Tehnik pengumpulan data

Dalam pengumpulan data dipakai tehnik sebagai berikut :

a. Observasi

b. Wawancarac. Pemeriksaan Lingkungan3. Jenis data

a. Data primer diperoleh dari wawancara dan observasi langsung.

b. Data sekunder. 1.6. Lokasi dan Waktu

Lokasi yang digunakan sebagai sumber bahan karya tulis adalah diwilayah kerja puskesmas di RW II Kelurahan Manyar Sabrangan Kecamatan Mulyorejo Kota Surabaya pada bulan Juli 2014. Kegiatan ini dilaksanakan mulai tanggal 29 dan 30 Juli 2014.1