Upload
yulia-adriani
View
8
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
nnn
Citation preview
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, baik fisik dan psikisnya.
Walaupun dalam keadaan yang demikian, ia telah memiliki kemampuan
bawaan yang bersifat laten. Potensi bawaan ini memerlukan pengembangan
melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap, terlebih pada usia dini.
Oleh karena itu, sesuai dengan prinsip pertumbuhannya, maka seorang anak
menjadi dewasa memerlukan bimbingan sesuai dengan prinsip yang
dimilikinya.1 Karena tanpa bimbingan dan arahan yang baik, niscaya akan
dapat mengakibatkan dampak negatif bila kelak dewasa nanti. Sehingga
kebutuhan akan pendidikan utamanya pendidikan agama sejak dini merupakan
sesuatu yang urgen.
Pada umumnya, agama seseorang ditentukan oleh pendidikan,
pengalaman dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya dulu.
Seseorang pada waktu kecilnya tidak pernah mendapat pendidikan agama,
maka pada masa dewasanya nanti ia tidak akan merasakan pentingnya agama
dalam hidupnya. Lain halnya dengan orang yang diwaktu kecilnya
mempunyai pengalaman-pengalaman agama, misalnya ibu-bapaknya orang
yang tahu agama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga hidup
menjalankan agama, ditambah pula dengan pendidikan agama secara sengaja
di rumah, sekolah dan masyarakat. Maka orang tersebut akan dengan
sendirinya mempunyai kecenderungan kepada hidup dalam aturan-aturan
agama dan dapat merasakan betapa takut melanggar larangan-larangan agama
dan dapat merasakan betapa nikmatnya hidup beragama.2 Kendatipun
demikian, pendidikan agama harus senantiasa diterapkan pada anak sebagai
langkah awal untuk menuju ke arah kedewasaan.
1Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hlm. 63. 2Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 35.
2
Proses globalisasi merupakan keharusan sejarah yang tidak mungkin
dihindari. Tentunya dengan segala dampak positif dan negatifnya, bangsa dan
negara akan dapat memasuki era globalisasi ini dengan tegas apabila memiliki
pendidikan yang berkualitas.3 Pendidikan agama utamanya dalam hal ini
menjadi prioritas dan harus lebih berpihak pada kepentingan manusia itu
sendiri, yaitu dalam rangka mengupayakan penyempurnaan posisi manusia
sebagai khalifah yang pertama di muka bumi ini. Sehingga pendidikan agama
dalam keluargalah yang pertama dan utama, dan orang tualah yang harus
mengurus, mengelola dan menumbuhkan potensi anak.
Melihat hal di atas, maka persoalan kenakalan anak adalah persoalan
yang sangat kompleks dan disebabkan oleh bermacam-macam faktor, maka
dalam penanggulangannya harus memerlukan berbagai usaha, antara lain yang
terpenting adalah usaha preventif agar kenakalan itu dapat dibendung dan
tidak menular kepada anak yang masih baik. Tentu saja usaha represif dan
usaha rehabilitasipun perlu dilakukan agar anak yang nakal dapat diperbaiki
dan kembali hidup sebagai anggota masyarakat. Karenanya, dalam semua
usaha tersebut, peran pendidikan agama sangat penting, karena pendidikan
agama memberikan pedoman dan tuntunan yang pasti dan dipatuhi dengan
sukarela atas dorongan dari dalam diri sendiri dan bukan karena paksaan dari
luar.4
Berbicara tentang pendidikan agama dalam penanggulangan masalah
kenakalan anak itu, pada dasarnya tidak terlepas dengan masalah hukum dan
ketentuan-ketentuan yang tegas dan pasti saja, akan tetapi yang jauh lebih
penting dari itu adalah bagaimana caranya kita mendidik, agar keyakinan
agama dapat menjadi pengendali akhlaknya dan sekaligus menjadi alat
pengontrol atas setiap tindakan yang akan dilakukannya. Maka pendidikan
agama sekaligus dapat bersifat preventif, kuratif dan konstruktif bagi akhlak si
3Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan, (Yogyakarta: Biograf Publishing, 2000),
hlm. 74. 4Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, (Jakarta: Bulan Binktang,
1997), hlm. 84.
3
anak,5 sehingga hal tersebut hanya mungkin, apabila agama itu masuk dalam
konstitusi pribadinya, yang berarti bahwa unsur agama terdapat dalam
pribadinya. Untuk itu, agama harus masuk bersamaan dengan pembinaan
pribadi anak sejak prenatal.
Pendidikan agama sebagai suatu proses ikhtiariah manusia
mengandung ciri dan watak khusus. Dilihat dari kedua aspek tersebut, ia
merupakan proses penanam, pengembangan dan pemantapan nilai-nilai
keimanan yang menjadi pedoman mental spiritual manusia. Di mana sikap
dan nilai keimanan seseorang adalah merupakan keseluruhan pribadi yang
menyatakan diri dalam bentuk tingkah laku lahiriah dan rohaniah, dan ia
merupakan tenaga pendorong/penegak (motivational energizing) yang
fundamental bagi tingkah laku seseorang.6
Demikian juga, pendidikan agama merupakan pendidikan yang
memerlukan sikap dan tingkah laku membina budi pekerti luhur, seperti
kebenaran, keikhlasan, kejujuran, keadilan, kasih sayang, cinta mencintai dan
menghidupkan hati nurani manusia untuk memperhatikan (muraqabah) Allah
SWT., baik dalam keadaan bersendirian maupun bersama orang lain.7
Sejak dilahirkan, anak membawa fitrah beragama. Fitrah ini berfungsi
setelah melalui proses bimbingan dan latihan.8 Hal ini sebagaimana Firman
Allah SWT. dalam surat al-Rum ayat 30 sebagai berikut:
تبديل لخلق فأقم وجهك للدين حنيفا فطرت اهللا التي فطر الناس عليها ال )30:الروم. (اهللا ذلك الدين القيم ولكن أكثر الناس اليعلمون
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah): (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. al-Rum: 30). 9
5Ibid. 6Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam dan Umum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm.
214. 7Murni Jamal dkk., Metodologi Pengajaran PAI, (Jakarta: t.pt., 1985), hlm. 12. 8Lift Anis Ma’shumah, “Pembinaan Kesadaran Beragama pada Anak” dalam dalam
Ismail SM (eds.), Paradigma Pendidikan Islam, (Semarang: Fakultas Tarbiyah, 2001), hlm. 219. 9Soenarjo dkk, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 645.
4
Merujuk pada ayat di atas, Fahruddin al-Razi berpendapat, bahwa
manusia lahir dengan membawa potensi tauhid, atau paling tidak ia
berkecenderungan untuk meng-Esakan Tuhannya dan berusaha secara terus
menerus mencari dan mencapai ketauhidan tersebut.10
Pendidikan agama, hendaknya dapat mewarnai kepribadian anak,
sehingga agama itu benar-benar menjadi bagian dari pribadinya yang akan
menjadi pengendali dalam hidupnya di kemudian hari, dan juga menyangkut
manusia seutuhnya. Ia tidak hanya membekali anak dengan pengetahuan
agama, atau mengembangkan intelektual anak sejak kecil dan tidak pula
mengisi dan menyuburkan perasaan agama saja, akan tetapi menyangkut
keseluruhan diri pribadi anak, mulai dari latihan-latihan amaliah sehari-hari
yang sesuai dengan ajaran agama, baik yang menyangkut hubungan manusia
dengan Tuhan, manusia dengan sesama maupun manusia dengan dirinya
sendiri.11
Dengan demikian jelas, bahwa pendidikan agama sangat penting
sekali untuk dibina dan tumbuhkembangkan pada anak. Karena pendidikan
agama adalah modal dasar (fundamen) bagi anak untuk melangkah ke dalam
hidupnya yang lebih nyata dikemudian hari. Atas dasar pendapat Zakiah
Daradjat penulis tertarik untuk mengkajinya dan penulis mengangkat
permasalahan tersebut menjadi judul skripsi: MENUMBUHKAN MINAT
ANAK TERHADAP PENDIDIKAN AGAMA ISLAM: STUDI
PEMIKIRAN ZAKIAH DARADJAT.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman serta kaburnya makna,
maka dalam skripsi ini, perlu diadakan arah dan penegasan beberapa istilah
pokok yang dipakai dalam penulisan skripsi yang berjudul “Menumbuhkan
Minat Anak terhadap Pendidikan Agama Islam: Studi Pemikiran Zakiah
10Fahruddin Muhammad ibn al-Umar ibn al-Husain ibnu ‘Aliy al-Famimy al-Bakry al-
Razi al-Syafi’i, Tafsir al-Kabir al-Mafatih al Ghaib, Jilid. XIII, (Baerut, Lebanon: Dar al Kutub al Ilmiah, 1991), hlm. 105.
11Zakiah Daradjat, op. cit., hlm. 107.
5
Daradjat”, yakni sebagai berikut:
1. Pendidikan agama Islam
Pendidikan agama Islam adalah usaha yang lebih khusus ditekankan
untuk mengembangkan fitrah keberagamaan subjek peserta didik agar
lebih mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran- ajaran
agama Islam.12 Jadi, pendidikan agama Islam adalah adalah usaha sadar
oleh pendidik kepada peserta didik untuk menanamkan nilai-nilai ajaran
Islam agar dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam.
2. Studi Pemikiran
Studi berarti pelajaran, penggunaan waktu dan pikiran, untuk
memperoleh pengetahuan, penyelidikan.13
Yang dimaksud dengan pemikiran adalah proses, cara, perbuatan
memikir; yaitu problem atau masalah yang memerlukan suatu
pemecahan.14
Jadi studi pemikiran maksudnya ialah pemikiran secara maksimal
untuk menelaah suatu permasalahan yang memerlukan suatu pemecahan.
3. Zakiah Daradjat
Zakiah Daradjat adalah tokoh pendidikan, psikologi dan kesehatan
mental. Beliau dilahirkan di Bukit Tinggi, Sumatera Barat pada 6
Nopember 1929. Dia lahir dari sepasang suami istri yang taat beragama.
Ayahnya bernama Haji Daradjat dan ibunya bernama Hajjah Rafiah.15
Dalam kajian ini, lebih memfokuskan pemikiran Zakiah Daradjat tentang
menumbuhkan anak terhadap pendidikan agama Islam dengan menelaah
karya-karyanya yang secara langsung memuat pemikiran tersebut.
Misalnya yaitu Ilmu Jiwa Agama, Membina Nilai-nilai Moral di
Indonesia, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental dan Ilmu Pendidikan
Islam.
12Ahmadi, Islam sebagai Paradigma Ilmu pendidikan, (Yogyakarta: Aditya Media,
1992), hlm. 20. 13W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1995), hlm. 965. 14Ibid., hlm. 873. 15Sumber : http://www.pdat.co.id.
6
Jadi, yang dimaksudkan menumbuhkan minat anak terhadap
pendidikan agama Islam dalam kajian ini adalah bagaimana menimbulkan
kecenderungan pendidikan agama Islam pada anak dengan memfokuskan
pada pemikiran Zakiah Daradjat yang telah ditulis dalam buku-bukunya, yaitu
Ilmu Jiwa Agama, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia, Peranan Agama
dalam Kesehatan Mental dan Ilmu Pendidikan Islam. Dengan kajian ini
diharapakan mengetahui pemikiran beliau tentang menumbuhkan pendidikan
agama pada anak, khususnya berkaitan dengan aspek ibadah dan akhlak.
C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang pemikiran di atas, maka fokus permasalahan dalam
skripsi ini adalah bagaimanakah pemikiran Zakiah Daradjat tentang
menumbuhkan minat anak terhadap pendidikan agama Islam?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan di atas, maka yang menjadi
tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah
konsep Zakiah Daradjat tentang menumbuhkan minat anak terhadap
pendidikan agama Islam.
2. Manfaat Penelitian
Nilai guna yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Secara metodologis, penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang
bernilai ilmiah bagi pengembangan pendidikan agama, lebih
khususnya Pendidikan Agama Islam (PAI).
b. Secara filosofis, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan rumusan
tentang menumbuhkembangkan minat anak terhadap pendidikan
agama, sehingga diharapkan dapat memberi kontribusi positif bagi
para pendidik anak, baik itu orang tua, guru dan institusi pendidikan.
7
c. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah
ilmu pengetahuan, pendidikan agama Islam khususnya.
E. Telaah Pustaka
Pada dasarnya urgensi dari adanya telaah pustaka adalah sebagai
bahan auto-kritik terhadap penelitian yang ada, baik mengenai kelebihan
maupun kekurangannya sekaligus sebagai bahan komparatif terhadap kajian
yang terdahulu. Di samping itu, telaah pustaka juga mempunyai andil yang
cukup besar dalam rangka memperoleh informasi secukupnya tentang teori-
teori yang ada kaitannya dengan judul yang digunakan untuk memperoleh
landasan teori ilmiah.16
Harus diakui, bahwa penelitian dan penulisan seputar tema-tema
pendidikan agama Islam telah banyak dilakukan. Meskipun demikian, secara
garis besar penulisan buku-buku tersebut masih belum banyak terfokus pada
kajian dan bidikannya. Oleh karenanya, dalam kajian ini sedikit banyak akan
memberikan kontribusi dan warna terhadap literatur yang sudah ada.
Penulis mengawali kajian dalam penelitian ini berangkat dari
pendidikan agama Islam, di mana di sana diingatkan bahwa pendidikan agama
Islam hendaknya ditanamkan pada anak sejak dini. Untuk lebih jelasnya,
penulisan buku-buku yang dimaksud akan dijabarkan sebagai berikut. Hal ini
untuk mengetahui posisi studi ini. Di antara sekian banyak penelitian yang
telah ada berdasarkan realitas. Tidak berlebihan kiranya penelitian yang akan
dilakukan ini benar-benar belum ada yang meneliti dan buku-buku tersebut
akan penulis paparkan sebagai berikut:
Pertama, skripsi Siti Sa’diyah yang berjudul “Pendidikan Agama pada
Anak dalam Perspektif Psikologi Agama menurut Zakiah Daradjat”. Di
dalamnya dijelaskan, bahwa pendidikan agama pada anak sangat dipengaruhi
oleh pendidikan agama yang dipengaruhi dari rumah. Secara otomatis, orang
tua sangat berperan dalam membina perkembangan pengetahuan agama pada
16Cik Hasan Bisri, Penuntun Penyusunan Rencana Penelitian dan Penulisan Skripsi
Bidang Ilmu Agama Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1979), hlm. 39.
8
anak. Oleh karena itu, orang tua harus memberikan pendidikan secara
instrinsik pada anaknya, terutama pada awal-awal kehadiran anak di dunia,
sebelum anak kenal dengan dunia lain. Karena pertumbuhan agama pada anak
sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang dilaluinya, terutama
pada masa pertumbuhan yang awal-awal mulai mengenal Tuhan melalui
orang tua dan lingkungan keluarganya, baik berupa perkataan, sikap, tindakan
perbuatan orang tuanya yang sedikit banyak sangat berpengaruh terhadap
perkembangan agama pada anak.
Kedua, skripsi Zainul Umam (2003) yang berjudul “Pendidikan
Mental pada Masa Anak. Dari hasil kajiannya, Umam menjelaskan bahwa
pendidikan mental pada anak sangat dipengaruhi oleh pendidikan agama di
rumah. Jadi secara otomatis, orang tua sangat berperan dalam membina
perkembangan kepribadian anak. Oleh karena itu, orang tua harus
memberikan pendidikan kepada anaknya, terutama pada awal kehadirannya di
dunia. Sehingga kebiasaan yang baik yang sesuai dengan ajaran agama yang
dibawa sejak kecil akan menjadi dasar dalam membentuk pribadi anak setelah
dewasa. Oleh karena itu, apabila kepribadiannya dipengaruhi oleh nilai-nilai
agama, maka akan terhindar dari perbuatan yang tidak baik.
Ketiga, Skripsi Maryamah Dinisilah yang berjudul “Dampak Upaya
Pembinaan Moral terhadap Perkembangan Jiwa Keagamaan Remaja Menurut
Prof. Dr. Zakiah Daradjat”. Dari hasil kajian yang dilakukan Maryamah
dijelaskan, bahwa pembinaan moral terhadap perkembangan jiwa keagamaan
remaja adalah sangat penting. Karena moral merupakan perbuatan yang
didasarkan pada ajaran agama dan unsur sosial budaya yang diakui sebagai
kebenaran dalam masyarakat yang dilakukan dengan penuh kesadaran pribadi
yang bersangkutan. Oleh karena itu, menurut Zakiah Daradjat, bahwa upaya
pembinaan moral terhadap remaja dilakukan dengan cara menanamkan nilai-
nilai moral ketika masih kanak-kanak, baik dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat, sehingga mampu menjadi pengendali ketika ia menjadi remaja
atau dewasa.
9
Keempat, Ilmu Jiwa Agama, buku ini ditulis oleh Zakiah Daradjat
yang terbit tahun 1996. Dalam buku tersebut dijelaskan, bahwa perkembangan
agama pada anak sangat ditentukan oleh pendidikan dan pengalaman yang
dilaluinya, terutama pada masa pertumbuhan yang pertama (masa anak) dari
umur 0-12 tahun. Seorang anak yang pada masa itu tidak mendapat
pendidikan agama dan tidak pula mempunyai pengalaman-pengalaman
keagamaan, maka nanti ia setelah dewasa akan cenderung kepada sikap
negatif terhadap agama.
Seyogyanya, agama masuk ke dalam pribadi anak bersamaan dengan
pertumbuhan pribadinya, yaitu sejak lahir, bukan lebih dari itu, sejak dalam
kandungan. Karena dalam pengamatan ahli, jiwa terhadap orang-orang yang
mengalami kesukaran kejiwaan, tampak bahwa keadaan dan sikap orang tua
ketika si anak dalam kandungan telah mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan jiwa si anak dikemudian hari.17
Kelima, Psikologi Anak dan Remaja Muslim. Buku ini ditulis oleh
Muhammad Jamaluddin Ali Mahfudz. Dalam buku tersebut dijelaskan, bahwa
pendidikan moral Islam yang diajarkan oleh Rasulullah saw. seyogyanya
ditanamkan pada anak sejak lahir, seperti seruan adzan ke telinga seorang
anak yang baru saja dilahirkan, padahal ia belum bisa mendengarkan.
Hikmahnya adalah upaya agar yang pertama kali didengar oleh telinga si anak
adalah kalimat yang mengatakan kebesaran Allah dan kesaksian Islam. Dari
itu merupakan manifestasi demi terwujudnya kebahagiaan si anak dan kedua
orang tua, baik di dunia dan di akhirat.18
Keenam, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia. Buku ini ditulis
oleh Zakiah Daradjat yang terbit tahun 1977. Dalam buku tersebut dijelaskan,
bahwa pendidikan moral itu tidak bisa lepas dari pendidikan agama.
Penanaman jiwa agama itu harus dilaksanakan sejak si anak lahir, misalnya
dalam agama Islam, setiap bayi yang lahir diadzankan. Ini berarti, bahwa
17Zakiah Daradjat, op. cit., hlm. 58-59. 18M. Jamaluddin Ali Mahfudz, Psikologi Anak dan Remaja Muslim, (Jakarta: Pustaka al-
Kautsar, t.th.), hlm. 125.
10
pengalaman pertama yang diterimanya diharapkan kalimah suci dari Tuhan.19
Karena itu, pendidikan pertama yang diterima oleh si anak dari orang tuanya
adalah pendidikan agama yang akan menjadi modal dasar dalam upaya
pembinaan mental dan moralnya bila dewasa nanti.
Berdasarkan realitas tersebut di atas, tidak berlebih-lebihan kiranya
penelitian yang akan penulis lakukan ini benar-benar belum ada yang
meneliti, terutama yang berkenaan dengan pendidikan agama, kaitannya bagi
anak. Sungguhpun demikian, posisi tulisan ini di antara karya-karya peneliti
yang telah mengkaji pemikiran Zakiah Daradjat (jika ada) jelas berbeda.
Karena secara spesifik, tulisan ini akan membahas secara intensif pemikiran
Zakiah Daradjat yang merupakan dialogis kritis (ijtihad) dalam konteks
persoalan kekinian, keleluasaan dan kedalaman pemikirannya merupakan
khazanah intelektual yang dapat menjadi inspirasi dan refleksi dalam
menjawab persoalan-persoalan mutakhir, khususnya bidang pendidikan agama
Islam.
F. Fokus Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tokoh, yang memfokuskan kajiannya
pada pemikiran Zakiah Daradjat tentang menumbuhkan minat anak terhadap
pendidikan agama Islam, khususnya yang menyangkut aspek ibadah dan
akhlak. Bagi Zakiah menumbuhkan minat anak terhadap pendidikan agama
Islam harus dilakukan sejak kecil dengan lebih menitikberatkan pada aspek
ibadah dan akhlak melalui metode pembiasaan dan latihan-latihan. Karena
dengan pembiasaan dan latihan-latihan ini akan membentuk sikap tertentu
pada anak yang menjadi bagian dari pribadinya, misalnya jujur, disiplin,
sopan dan lain sebagainya.
Mengingat penelitian ingin menggali pemikiran Zakiah Daradjat tentang
menumbuhkan minat anak terhadap pendidikan agama Islam, maka penulis
mengkajinya melalui karya-karya Zakiah Daradjat tentang tema tersebut.
19Zakiah Daradjat, op. cit., hlm. 20.
11
Buku-buku yang memberikan sumbangan dan secara langsung memiliki
relevansi dengan pokok permasalahan yang dikaji adalah sebagai berikut:
1. Ilmu Jiwa Agama, buku ini ditulis oleh Zakiah Daradjat yang terbit tahun
1996.
2. Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia. Buku ini ditulis oleh Zakiah
Daradjat yang terbit tahun 1977.
3. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental karya Zakiah Daradjat terbitan
Masagung tahun 1988.
G. Metodologi Penelitian
Penyusunan skripsi ini termasuk penelitian library research, yaitu untuk
mengumpulkan data teoritis sebagai penyajian ilmiah yang dilakukan dengan
memilih literatur yang berkaitan dengan penelitian.20 Metode ini digunakan
untuk menentukan literatur yang mempunyai hubungan dengan permasalahan
yang diteliti, di mana penulis membaca dan menelaahnya dari buku-buku
bacaan yang ada kaitannya dengan tema skripsi ini, yaitu tentang
menumbuhkan minat anak terhadap pendidikan agama Islam menurut Zakiah
Daradjat.
1. Jenis Penelitian
Jenis penlitian ini adalah intelektual biografis. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui kehidupan suatu tokoh dalam hubungannya dengan
masyarakat, sifat watak, pengaruh-pengaruh internal dan eksternal yang
membentuk pemikirannya.21 Oleh karena itu, kajian ini lebih
memfokuskan kajian terhadap pemikiran Zakiah Daradjat tentang
menumbuhkan minat anak terhadap pendidikan agama Islam.
2. Metode Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu:
20Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offsetm 2000), hlm. 9. 21Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 62.
12
a. Sumber primer
Sumber data primer yang dijadikan sumber rujukan dalam
menyusun skripsi ini adalah karya-karya Zakiah Daradjat, yaitu Ilmu
Jiwa Agama, Peranan Agama dalam Kesehatan Mental dan Ilmu
Pendidikan Islam.
b. Sumber sekunder
Sebagai sumber data sekunder, penulis mengambil karya
beberapa penulis yang relevan dengan subjek kajian. Buku-buku
sekunder yang digunakan antara lain: Membina Nilai-nilai Moral di
Indonesia karya Zakiah Daradjat, Psikologi Agama karya Jalaluddin,
Pembinaan Kehidupan Beragama Islam pada Anak karya Bakir Yusuf
Barmawi, Psikologi Belajar Agama: Perspektif Pendidikan Agama
Islam karya Syamsu Yusuf.
3. Metode Analisis Data
Pengolahan data penelitian yang sudah diperoleh dimaksudkan
sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa, sehingga
dapat dibaca (reliable) dan ditafsirkan (interpretable).22 Adapun dalam hal
ini, penulis menggunakan beberapa metode:
a. Metode content analisis
Content analisis adalah suatu metode studi dan analisis data
secara sistematis dan objektif tentang isi dari sebuah pesan suatu
komunikasi.23 Metode ini digunakan untuk mengetahui pesan gagasan
dan pemikiran Zakiah Daradjat tentang menumbuhkan minat anak
terhadap pendidikan agama Islam sehingga diketahui secara jelas arah
pemikiran beliau.
22Saefuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 123. 23Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yoggyakarta: Rakesarasin,
1996),.hlm. 49.
13
b. Metode deskriptif
Metode deskriptif adalah “metode untuk membuat pencandraan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta”.24 Dalam
hal ini, digunakan untuk memaparkan pemikiran Zakiah Daradjat
tentang menumbuhkan minat anak terhadap pendidikan agama Islam.
Adapun langkah yang ditempuh adalah menganalisis dan menyajikan
fakta-fakta secara sistematis, sehingga mudah untuk dipahami dan
disimpulkan.
Adapun analisis deskriptif ini bertujuan untuk memberikan
deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel
yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti dan tidak
dimaksudkan untuk pengujian hipotesis.25
4. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pendekatan psikologis
Anak adalah sosok yang masih kecil yang membutuhkan
bimbingan dan didikan orang lain. Anak dibekali dengan potensi
beragama. Oleh karena itu, potensi tersebut harus dikembangkan
agar sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
b. Pendekatan edukatif
Sebagai individu kecil yang memerlukan bimbingan dan
pendidikan, anak harus dididik agar dapat berkepribadian yang
mantap. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam pada anak tidak
akan dapat berjalan dengan baik tanpa peran serta orang tua. Orang
tua sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan
anak harus dapat memberikan pendidikan agama Islam bagi anak
24Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998),
hlm. 18. 25Saefuddin Azwar, op. cit., hlm. 126.
14
dengan sebaik-baiknya, sehingga anak terdorong untuk
mempelajari agama dengan baik.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah memahami dan mencerna masalah-masalah
yang akan dibahas, maka penulis akan menyajikan sistematika penelitian
sebagai berikut:
1. Bagian muka
Pada bagian ini, memuat halaman judul, persetujuan pembimbing,
pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, deklarasi dan
abstraksi.
2. Bagian isi
Bab I Pendahuluan. Bab satu merupakan gambaran secara global
arah kajian skripsi ini, yang meliputi: latar belakang masalah, penegasan
istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka,
fokus penelitian metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II merupakan landasan teori, yang menjelaskan Pendidikan
Agama Islam bagi Anak. Pada bab ini dibagi menjadi beberapa sub bab,
yang meliputi pengertian pendidikan agama Islam, tujuan pendidikan
agama Islam bagi Anak, faktor-faktor yang mempengaruhi minat anak
terhadap pendidikan agama Islam dan upaya menumbuhkan minat anak
terhadap pendidikan agama Islam.
Bab III adalah tinjauan umum terhadap pemikiran Zakiah Daradjat
tentang menumbuhkan minat anak terhadap pendidikan agama Islam.
Pembahasan bab ini difokuskan pada biografi Zakiah Daradjat, karya-
karya Zakiah Daradjat dan pemikiran Zakiah Daradjat tentang
menumbuhkan minat anak terhadap pendidikan agama Islam.
Bab IV merupakan bab analisis. Bab ini menganalisis terhadap
pemikiran Zakiah Daradjat tentang menumbuhkan minat anak terhadap
pendidikan agama Islam. Bab empat ini bagi menjadi dua sub bab. Sub
bab pertama menganalisis peran orang tua dalam menumbuhkan minat
15
anak terhadap pendidikan agama Islam. Sub bab kedua menganalisis
tentang cara menumbuhkan minat anak terhadap pendidikan agama Islam
menurut Zakiah Daradjat.
Bab V merupakan bab penutup, yang terdiri atas kesimpulan dari
keseluruhan isi skripsi, saran-saran, kata penutup, daftar pustaka dan
lampiran-lampiran serta biodata penulis.