109
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab atas berlangsungya proses pendidikan. Hal ini bertujuan untuk membantu anak- anak mengembangkan potensinya, agar mampu menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi. Melalui sekolah, siswa diharapkan menjadi terpelajar, terampil dalam meningkatkan wawasan dan kemampuannya, sehingga penuh percaya diri dan akhirnya menuju pada peningkatan kualitas hidup. Pendidikan di sekolah tidak bisa lepas dari kegiatan belajar mengajar, yang meliputi seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Belajar mengajar atau disebut juga pembelajaran adalah suatu kegiatan pendidikan yang mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi ini dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum kegiatan dilakukan. Dalam interaksi ini guru dengan sadar merencanakan kegiatan mengajarnya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sumber daya yang ada. 1 1 Ismail Sukardi, Model-Model Pembelajaran Moderen, (Palembang: Tunas gemilang Press, 2013), hlm. 11

Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertanggung jawab

atas berlangsungya proses pendidikan. Hal ini bertujuan untuk membantu anak-

anak mengembangkan potensinya, agar mampu menjalankan tugasnya sebagai

khalifah di muka bumi. Melalui sekolah, siswa diharapkan menjadi terpelajar,

terampil dalam meningkatkan wawasan dan kemampuannya, sehingga penuh

percaya diri dan akhirnya menuju pada peningkatan kualitas hidup. Pendidikan di

sekolah tidak bisa lepas dari kegiatan belajar mengajar, yang meliputi seluruh

aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh

kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Belajar mengajar atau

disebut juga pembelajaran adalah suatu kegiatan pendidikan yang mewarnai

interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Interaksi ini dilakukan,

diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum

kegiatan dilakukan.

Dalam interaksi ini guru dengan sadar merencanakan kegiatan

mengajarnya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sumber daya yang

ada.1

1 Ismail Sukardi, Model-Model Pembelajaran Moderen, (Palembang: Tunas gemilang Press,

2013), hlm. 11

Page 2: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

2

Mengenai belajar atau Pembelajaran dalam konsep Islam telah disebutkan

dalam Al-Qur’an surat An Nahl ayat 125

äí÷Š$# 4’ n<Î) È≅‹Î6 y™ y7În/u‘ Ïπyϑ õ3Ïtø:$$ Î/ Ïπsà Ïãöθyϑø9 $# uρ ÏπuΖ|¡ pt ø:$# ( Ο ßγ ø9 ω≈y_ uρ ÉL ©9$$ Î/ }‘ Ïδ ß |¡ôm r& 4 ¨βÎ) y7−/u‘ uθèδ ÞΟn=ôãr& yϑÎ/ ¨≅ |Ê tã Ï& Î#‹ Î6 y™ ( uθèδuρ ÞΟ n=ôãr& tωtGôγ ßϑ ø9 $$Î/ ∩⊇⊄∈∪

Artinya: “ serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q. S. An-Nahl : 125)2

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai

komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut

meliputi : tujuan, materi, metode, dan evaluasi.3 Keempat komponen

pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan

menentukan metode pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai

model atau teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola

pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian, efektivitas pembelajaran

2 Departemen Agama, Al- Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Maghfirah Pustaka, 2005), hlm.

421 3 Rusman, Model-Model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), (Jakarta:

Rajagrafindo Persada, 2012), hlm. 1

Page 3: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

3

terletak dipundak guru. Oleh karenanya, keberhasilan suatu proses pembelajaran

sangat ditentukan oleh kualitas dan kemampuan guru.4

Guru harus memiliki cara mengajar yang tepat agar siswa dapat belajar

dengan baik. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar

bergairah bagi siswa. Salah satu usaha yang tidak dapat ditinggalkan adalah

bagaimana memahami kedudukan metode mengajar sebagai salah satu

komponen untuk keberhasilan belajar mengajar.5

Metode mengajar adalah cara yang dipergunakan guru dalam

mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran.

Dengan demikian, seorang guru harus dapat memilih dan menentukan metode

yang sesuai dengan materi yang diajarkan.

Mengajar merupakan suatu aktivitas untuk mencoba menolong,

membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan

skill (keahlian), attitude (sikap), ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan),

dan knowleledge (pengetahuan).6

4 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

Kencana Prenadamedia Group, 2013), hlm. 52 5Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

1996), hlm. 82 6 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),

hlm. 32

Page 4: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

4

Dalam UU No 14 Tahun 2005 Pasal 10:

Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yaitu kompetensi

paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.7

Keempat kompetensi tersebut harus berkembang secara selaras dan

tumbuh terbina dalam kepribadian guru. Sehingga diharapkan dengan memiliki

empat kompetensi dasar tersebut seorang guru dapat mengerahkan segala

kemampuan dan keterampilannya dalam mengajar secara profesional dan efektif.

Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah

metode pembelajaran Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan. Metode

pembelajaran Tanya Jawab dengan Roda Keberuntungan adalah metode

pembelajaran berbentuk permainan yang digunakan untuk menambah motivasi

siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan Metode

Tanya Jawab dengan Roda Keberuntungan ini diharapkan dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran, dan keaktifan siswa, karena dalam pembelajaran ini

dituntut keterlibatan siswa secara intelektual dan emosional. Dalam proses

pembelajaran ini siswa dituntut untuk menguasai konsep/teori. Hal itu

disebabkan pada saat proses pembelajaran siswa harus mampu menjawab

pertanyaan yang telah disediakan oleh guru pada kartu-kartu yang diletakkan di

tengah-tengah siswa yang duduknya disusun membentuk lingkaran.

7 Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005, (Jakarta: Asa Mandiri, 2006), hlm. 7

Page 5: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

5

Berdasarkan observasi awal diketahui bahwa pembelajaran di SMP Seri

Tanjung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir belum memaksimalkan

variasi metode mengajar. Sebagian besar guru lebih sering menggunakan metode

yang biasa yaitu metode ceramah yang menoton dalam menjelaskan materi

pelajaran. Metode adalah salah satu strategi pembelajaran membantu siswa untuk

mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif serta menjadikan

belajar tidak terlupakan dan tidak membosankan. Pada proses belajar mengajar,

seorang pendidik hendaklah menggunakan metode yang efektif dan

menyenangkan disamping pendidik harus melakukan persiapan yang matang.

Sehingga pelajaran Pendidikan Agama Islam pada aspek Al-Qur’an bagi siswa

serta belajar Pendidikan Agama Islam terasa ringan dan menyenangkan.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul Penerapan Metode Pembelajaran Tanya - Jawab

Dalam Bentuk Roda Keberuntungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Seri Tanjung Kabupaten Ogan Ilir.

Page 6: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

6

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk menemukan berbagai permasalahan

yang memungkinkan muncul dari pokok masalah atau topik yang sedang akan

penulis bahas, maka dari itu masalah yang sudah teridentifikasi diantaranya:

1. Guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan metode yang

kurang efektif dan cenderung membuat siswa-siswi merasa bosan dalam

proses pembelajaran

2. Kurang aktifnya siswa-siswi dalam mengikuti mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (siswa lebih pasif)

3. Hasil belajar yang kurang maksimal, setelah dilakukan evaluasi oleh guru

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

C. Batasan Masalah

Sesuai dengan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

ditemukan serta untuk terarahnya penelitian ini maka diperlukan batasan masalah

pada persoalan yaitu: metode yang akan dicoba untuk diterapkan pada penelitian

ini adalah metode pembelajaran Tanya – Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan, untuk mata pelajarannya adalah mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam dengan materi tentang Iman Kepada Malaikat. Materi ini

terfokuskan pada siswa-siswi kelas VII di SMP Seri Tanjung Kecamatan Tanjung

Batu Kabupaten Ogan Ilir.

Page 7: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

7

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam Bentuk Roda

Keberuntungan pada Mata Pelajaran PAI di SMP Seri Tanjung Kabupaten

Ogan Ilir?

2. Apakah Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Metode Tanya Jawab

Dalam Bentuk Roda Keberuntungan Lebih Baik Daripada Siswa Yang Tidak

Diajarkan Dengan Metode Tanya Jawab Dalam Bentuk Roda Keberuntungan

Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Seri Tanjung Kabupaten Ogan Ilir?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana Penerapan Metode Tanya Jawab Dalam

Bentuk Roda Keberuntungan pada Mata Pelajaran PAI di SMP Seri

Tanjung Kabupaten Ogan Ilir.

b. Untuk mengetahui Apakah Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan

Dengan Metode Tanya Jawab Dalam Bentuk Roda Keberuntungan

Lebih Baik Daripada Siswa Yang Tidak Diajarkan Dengan Metode

Tanya Jawab Dalam Bentuk Roda Keberuntungan Pada Mata

Pelajaran PAI di SMP Seri Tanjung Kabupaten Ogan Ilir.

2. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis, untuk menjadi bahan informasi tentang penggunaan

metode pembelajaran Roda Keberutungan dalam proses pembelajaran

PAI dan dalam pengembangan khasanah ilmu pengetahuan. Sehingga

Page 8: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

8

metode pembelajaran ini mendapat perhatian yang serius di sekolah-

sekolah.

b. Secara praktis, untuk menjadi bahan perbaikan bagi para guru dalam

penggunaan metode mengajar, bagi penulis sendiri yaitu untuk

menambah wawasan ilmu pengetahuan, dan bagi pembaca untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dimasa yang akan datang.

F. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi kesalahpahaman yang keliru, maka penulis disini

akan menguraikan secara operasional tentang judul diatas, maka pengertiannya

adalah sebagai berikut:

Metode Tanya Jawab dengan Roda Keberutungan adalah metode

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sebuah lingkaran yang terbagi

menjadi beberapa sektor. Sektor-sektor tersebut merupakan pertanyaan-

pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa yang dicantumkan dalam bentuk

nomor tertentu pada sektor dalam lingkaran tersebut. Terdapat juga satu set kartu

sebanyak sector Roda Keberutungan yang tercantum nomor dan pertanyaan disisi

lainnya. Siswa memutar Roda Keberutungan tersebut, kemudian nomor yang

ditunjukkan anak panah pada Roda Keberuntungan adalah nomor pertanyaan

yang ada disisi kartu yang harus dijawab oleh siswa tersebut. Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan metode Tanya Jawab dengan Roda

Keberutungan ini menuntut siswa untuk selalu siap dan aktif dalam belajar.

Page 9: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

9

Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar.8 Maka yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil yang didapat

setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didalamnya terjadi interaksi

antara seorang guru dan peserta didik yang dapat dinyatakan dengan angka, huruf

atau kata-kata lainnya.

G. Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah uraian tentang hasil penelitian yang relavan dengan

penelitian yang sedang direncanakan. Selain itu juga untuk memberikan

gambaran atau batasan-batasan teori yang dipakai sebagai landasan penelitian.9

Rahmi, Yhance Hendra Diana yang berjudul Pengaruh Penerapan Model

Pembelajaran Roda Keberuntungan Terhadap Pemahaman Konsep Matematis

Siswa Kelas IX SMPN 3 Koto Baru Kab. Dharmasraya.10 Berdasarkan hasil

penelitian didapat meanscore uji pemahaman konsep siswa matematika atv kelas

eksperimen adalah 80,33 dan kelas kontrol adalah 68,73. Pengujian hipotesis

digunakan t -test dengan menggunakan software minitab, itu didapatkan P-value

(0.000) kurang dari α (0,05) sehingga hipotesis diterima dengan 95%.

Kesimpulan, pemahaman konsep siswa matematika dengan menggunakan

metode "Roda Keberutungan" lebih baik dari pemahaman konsep siswa tikar

8 Sudirman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2001), hlm. 99 9Kasinyo Harto dkk, Pedoman Penulisan Skripsi dan Karya Ilmiah, (Palembang: IAIN

Press, 2012), hlm 15 10

Rahmi, Yhance Hendra Diana , 2012, Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Roda Keberuntungan Terhadap Pemahaman Konsep Matematis Siswa Kelas IX SMPN 3 Koto Baru Kab. Dharmasraya.

Page 10: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

10

dengan menggunakan metode konvensional. Berdasarkan analisis data dari kuis

didapat yang telah meningkat pada pemahaman indikator konsep siswa

matematika untuk setiap pertemuan dengan menggunakan "Roda Keberutungan".

Alisa Silvia, Nurhadi dan Annika Maizeli yang berjudul Pengaruh

Penerapan Strategi Roda Keberuntungan Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa

Kelas VII SMPN 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.11 Penelitian ini bertujuan

untuk mengungkapkan pengaruh penerapan strategi Roda Keberuntungan

terhadap prestasi belajar siswa di Biologi kelas VII SMPN 1 Kinali Tahun Ajaran

2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang digunakan

kontrol- Kelompok Posttest Only Design. Populasi penelitian ini adalah semua

siswa di kelas VII SMPN 1 Kinali terdaftar di Tahun Akademik 2012/2013.

dengan menggunakan Teknik sampling random purposive, kelas VII1 dipilih

sebagai kelas eksperimen dan kelas VII 6 sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa setelah strategi diterapkan, skor rata-rata kelas eksperimen

lebih tinggi dari kontrol di mana skor untuk kelas eksperimen adalah 77,6 dan

kontrol satu adalah 68,0. Berdasarkan Hasil uji hipotesis disimpulkan bahwa

penggunaan strategi Roda Keberuntungan dapat meningkatkan siswa prestasi

belajar Biologi khususnya dalam topik Ekosistem di SMPN 1 Kinali Kabupaten

Pasaman Barat.

11Alisa Silvia, Nurhadi dan Annika Maizeli, 2012, Pengaruh Penerapan Strategi Roda

Keberuntungan Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII SMPN 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Page 11: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

11

Susanti telah melakukan penelitian dengan judul Strategi Roda

Keberuntungan Pada Materi Sistem Peredaran Darah Di SMPN 1 Kinali

Kabupaten Pasaman Barat.12 Nilai rata-rata siswa pada kelas kontrol 69,01. dan

nilai rata-rata pada kelas eksperimen 77,55. Berdasarkan hasil penelitian tersebut

diperoleh hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol.13

H. Kerangka Teori

Metode secara harfiah berarti cara. Metode berasal dari dua kata yaitu

meta dan hodos. Meta berarti melalui, dan hodos berarti jalan atau cara. Jadi,

metode artinya suatu jalan yang dilalui untuk mencapai suatu tujuan.14 Metode

berarti suatu cara kerja yang sitematik, dan umum.15 Metode juga didefinisikan

sebagai cara yang digunakan guru, yang dalam menjalankan fungsinya

merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.16

Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tanpa metode kegiatan belajar

mengajar tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Oleh karena

12

Susanti, 2011, Strategi Roda Keberuntungan Pada Materi Sistem Peredaran Darah Di SMPN 1 Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

13 Google, http://ejournal-s1.stkip-pgrisumbar.ac.id/index.php/biologi/article/view/1056/1047,

diambil tanggal 01-09-2014 jam 09:30 am 14M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 61 15 Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,

2011), hlm. 1 16 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang

Kreatif dan Efektif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 2

Page 12: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

12

itu, metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar haruslah efektif dan

efisien.

Roda Keberuntungan adalah model pembelajaran dengan menggunakan

alat peraga sebuah lingkaran yang terbagi menjadi beberapa sektor. Sektor-sektor

tersebut merupakan pertanyaan-pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa yang

dicantumkan dalam bentuk nomor tertentu pada sektor dalam lingkaran tersebut.

Dalam metode pembelajaran Tanya Jawab dengan Roda Keberuntungan

siswa memainkan permainan dengan diskusi singkat berlangsung antara guru dan

seluruh kelas. Jika guru sudah memutuskan bahwa siswa tersebut telah menjawab

dengan lengkap dan akurat, kartu diletakkan kembali menghadap ke atas dan

angka tersebut sekarang hangus. Jika jawaban tidak lengkap atau tidak benar

maka kartu dikembalikan lagi menghadap kebawah untuk orang lain yang

mencoba keberuntungannya.

Dari uraian di atas metode pembelajaran Tanya Jawab dengan Roda

Keberuntungan dalam penelitian ini adalah salah satu jenis pembelajaran yang

mengelompokkan siswa duduk membentuk lingkaran besar, kemudian menjawab

pertanyaan yang telah ditentukan.

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik dalam menyakinkan, menghayati Agama Islam, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk

Page 13: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

13

menghormati Agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama

dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.17

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk

menyiapkan siswa dalam menyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan

ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan /atau latihan.18

Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam ialah proses perubahan

tingkah laku yang terjadi pada individu setelah mendapatkan pengajaran atau

bimbingan sehingga dapat dengan mudah ia mengarahkan kehidupannya dimasa

yang akan datang. Tujuan Pendidikan Agama Islam ialah untuk mengarahkan

kepada setiap insan agar dapat menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan

akhirat.

Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Oleh karena itu,

sebelum menjelaskan konsep hasil belajar akan dijelaskan terlebih dahulu konsep

hasil dan konsep belajar. Hasil merupakan perolehan yang didapat oleh seseorang

setelah orang itu melakukan suatu kegiatan atau tindakan sesuai dengan tujuan

yang sudah ditetapkan.19 Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman

individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif,

17 Hamzah, Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII pada Mata

Pelajaran Al-Qur’an Hasdist di MTs Negeri 01 Palembang, (Palembang: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Fatah, 2008), hlm. 20

18 Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum), (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), hlm.8

19 Raslaini Asmiyati, Pengembangan Model-Model Pembelajaran PAI, (Yogyakarta:

Teras,2009), hlm. 72

Page 14: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

14

afektif, dan psikomotor.20 Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan

melalui pengalaman dan latihan.21

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.22 Belajar

merupakan proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari

tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil menjadi terampil, dan dari

kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan

maupun individu itu sendiri.23

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.24 Hasil belajar dalam penelitian ini maksudnya yaitu

nilai yang didapat siswa kelas VII. A SMP Seri Tanjung Kabupaten Ogan Ilir

sebelum penerapan metode pembelajaran Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan dengan materi tentang Iman Kepada Malaikat dan sesudah

penerapan metode pembelajaran Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan yang dilakukan oleh peneliti pada mata pelajaran PAI Tahun

Ajaran 2014-1015 Semester II (genap).

20 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 13 21 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 36 22 Slameto, Op. Cit., hlm. 2 23 Trianto, Op. Cit,.. hlm. 17 24

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2004),hlm. 22

Page 15: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

15

I. Variabel Penelitian

Didalam penelitian yang dilakukan ini menggunakan dua variabel, yaitu

variabel X dan variabel Y. Variabel X menjadi pengaruh, yaitu penggunaan

Metode Tanya Jawab dengan Roda Keberutungan dan variabel Y terpengaruh,

yaitu tingkat hasil belajar siswa di SMP Seri Tanjung Kabupaten Ogan Ilir. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan barikut ini :

Variabel X Variabel Y

J. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu persoalan

dan untuk membuktikan kebenaran maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha : Ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PAI antara kelas eksperimen yang diterapkan dengan Metode

Tanya Jawab dengan Roda Keberutungan dan kelas kontrol yang

diterapkan dengan Metode Ceramah.

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa pada

mata pelajaran PAI antara kelas eksperimen yang diterapkan dengan

Metode Tanya Jawab dengan Roda Keberutungan dan kelas kontrol

yang diterapkan dengan Metode Ceramah.

Penerapan Metode Tanya Jawab dengan Roda

Keberutungan

Hasil Belajar Siswa

Page 16: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

16

K. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field Research) yang

berbentuk eksperimen, Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu, penelitian ini ada kelas

yang diambil sebagai kelas perlakuan disebut kelas eksperimen dan kelas yang

satunya sebagai kelas perbandingan atau kelas kontrol. Dengan menggunakan

metode penelitian True Experimental design.25

Lokasi Penelitian adalah SMP Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu

Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatra Selatan. Mata Pelajaran yang diteliti

adalah Pendidikan Agama Islam. Subjek Penelitian adalah kelas VII semester 2

tahun 2014/2015 yang terdiri dari 80 siswa dengan rincian siswa laki-laki 49

orang dan perempuan 31 orang.

2. Design Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling

hubungan sebab-akibat dengan cara mengenakan kepada satu atau lebih

kelompok eksperimen satu atau lebih perlakuan dan membandingkan hasilnya

dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai kondisi perlakuan.26

25 Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 112 26 Sumadi Suryabrata. Metodologi Penelitian, Jakarta: Raja Grapindo Persada 2003), hlm. 88

Page 17: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

17

Penelitian ini merupakan rancangan Posttest-Only Control Design.27

Dalam rancangan ini suatu sekelompok subjek dikenakan perlakuan tertentu, lalu

setelah itu dilakukan pengukuran terhadap variabel tergantung. Adapun

kelompok yang dikenakan perlakuan yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

yang tidak dikenakan perlakuan yaitu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen

dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu, lalu kedua

kelompok itu dikenai pengukuran yang sama. Perbedaan yang timbul dianggap

bersumber dari variabel perlakuan.

Adapun desain penelitian ini menurut Sugiyono secara bagan sebagai

berikut:

Keterangan : E = Kelas Eksperimen

K= Kelas Kontrol

X = Perlakuan yang diberikan

O1 = Tes akhir dari kelas eksperimen dengan perakuan

O2 = Tes akhir dari kelas kontrol tanpa perlakuan

27 Sugiyono, Op.Cit., hlm. 112

E X O1

K O2

Page 18: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

18

3. Jenis dan sumber data

a. Jenis data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat dikelompokkan

menjadi dua jenis, yaitu:

1) Data Kuantitatif adalah data yang menggambarkan angka-

angka yaitu data hasil analisa penerapan metode Tanya Jawab

dengan Roda Keberuntungan pada mata pelajaran PAI untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Seri Tanjung

Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir.

2) Data kualitatif, adalah data yang bersifat uraian atau penjelasan

untuk mengetahui penerapan metode Tanya Jawab dengan

Roda Keberuntungan pada mata pelajaran PAI untuk

meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII SMP Seri Tanjung

Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir.

b. Sumber Data

1) Sumber data primer yaitu guru, dan siswa yang menjadi objek

penelitian

2) Sumber data sekunder yaitu yang bersifat penunjang dalam

penelitian ini, seperti lingkungan, sarana sekolah dan lain-lain.

Page 19: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

19

4. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Seri Tanjung Kabupaten

Ogan Ilir kelas VII-IX dengan jumlah keseluruhan adalah 206 siswa.

Tabel. I Daftar Jumlah Siswa SMP Seri Tanjung Tahun Pelajara 2014-2015

No. Kelas Jumlah

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 VII. A 16 11 27

2 VII. B 17 10 27

3 VII. C 16 10 26

4 VIII.A 29 8 37

5 VIII.B 24 8 32

6 IX. A 19 11 30

7 IX. B 16 11 27

Jumlah 137 69 206

Sumber : Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2014-2015

b. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Mengingat besarnya jumlah populasi dan keterbatasan waktu, biaya, serta

tenaga maka penarikan sampel yang peneliti gunakan adalah teknik

Page 20: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

20

Sampling Proposive. Teknik ini adalah teknik penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu. Kelas VII A dan VII B dijadikan sampel karena

kedua kelas tersebut diajarkan oleh guru yang sama.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel. II Sampel penelitian Siswa/i SMP Seri Tanjung Kabupaten Ogan Ilir

No. Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 VII-A 16 11 27

2 VII-B 17 10 27

Jumlah 54

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik, diantaranya:

a. Metode Eksperimen. Metode ini digunakan untuk mencari pengaruh

perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang

terkendalikan. Cara memperoleh datanya adalah penulis menerapkan

Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan pada kelas

yang telah ditentukan, yaitu kelas VII. A.

b. Metode Observasi. Metode ini dipergunakan untuk mendapatkan data

awal dengan cara pengamatan secara langsung ke tempat lokasi

penelitian seperti proses belajar mengajar di SMP Seri Tanjung

Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir. Cara memperoleh

Page 21: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

21

datanya adalah penulis mengadakan pengamatan secara langsung

didalam kelas tersebut. Observasi juga dilakukan terhadap peneliti

dengan bantuan guru mata pelajaran PAI. Observasi ini mengamati

tentang penerapan Metode Pembelajaran Tanya Jawab dalam bentuk

Roda Keberuntungan.

c. Wawancara. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk

memuat informasi-informasi yang mengenai proses pembelajaran

PAI di SMP Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan

Ilir.

d. Dokumentasi. Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data yang

objektif tentang: sejarah berdirinya SMP Seri Tanjung Kecamatan

Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir, letak geografis sekolah, struktur

sekolah, keadaan siswa dan guru serta keadaan sarana dan prasarana.

e. Metode Tes. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi

tentang hasil belajar siswa dengan cara memberikan serangkaian soal

kepada 54 orang siswa kelas VII.A dan VII.B di SMP Seri Tanjung.

Soal yang dibuat dalam bentuk pilihan ganda yang berjumlah 20 soal.

6. Teknik Analisis Data

1. Uji normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk melihat apakah kedua kelompok tersebut

berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan menggunkan rumus uji Chi –

kuadrat :

Page 22: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

22

Keterangan :

X2 = Harga Chi Kuadrat Oi = Frekuensi hasil penelitian Ei = Frekuensi yang diharapkan

Criteria pengujian jika X2 hitung < X2 (1- ), (k-3) maka berdistribusi normal

2. Uji homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua kelompok

mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok memiliki varians

yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen. Untuk menguji

kesamaan variant tersebut rumus yang digunakan :

Keterangan : = Variansi yang lebih besar

= Variansi yang kecil

3. Uji hipotesis

Untuk menganalisis data dalam penelitian ini maka penulis menggunakan

teknik analisis komparasional dengan menggunakan rumus Tes “t”. Rumus Tes

“t” digunakan untuk menguji kebenaran hipotesa nihil yang menyatakan bahwa

antara dua buah mean sampel yang diambil secara random dari populasi yang

sama, tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Rumus Tes “t” yang digunakan

Page 23: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

23

dalam penelitian ini adalah Tes “t” untuk dua sampel kecil yang saling

berhubungan.28 Untuk menggunakan rumus tersebut di atas harus melalui

langkah-langkah sebagai berikut:

a) Mencari D (difference = perbedaan) antara Skor Variabel I dan Variabel II

D = X Y

b) Menjumlahkan D, sehingga diperoleh

c) Mencari Mean dan Difference, dengan rumus:

MD

d) Menguadratkan D, setelah itu lalu dijumlahkan sehingga diperoleh ∑D²

e) Mencari Deviasi Standar dari Difference (SDD), dengan rumus:

SDD

f) Mencari Standar Error dari Mean of Difference, dengan rumus:

SEMD =

g) Mencari t0 dengan menggunakan rumus:

=

28 Anas Sudijono, Pengantar Statistik pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 305

Page 24: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

24

L. Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan penyajian isi skripsi ini maka dibutuhkan sistematika

pembahasan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN ; Bab ini terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan

kepustakaan, kerangka teori, definisi operasional, hipotesis

penelitian, metodologi penelitian,dan sistematika pembahasan.

BAB II : LANDASAN TEORI ; Bab ini terdiri dari pengertian metode

Tanya Jawab, pengertian metode pembelajaran Roda

Keberuntungan , pengertian Pendidikan Agama Islam, hakikat PAI,

pembelajaran PAI disekolah SMP , pengertian hasil belajar, tujuan

belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.

BAB III : GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN ; Bab ini

terdiri dari Sejarah Berdirinya SMP Seri Tanjung, Visi dan Misi,

Letak Geografis SMP Seri Tanjung, Kegiatan Pembelajaran di SMP

Seri Tanjung, Keadaan Guru dan Siswa, Sarana dan Prasarana

Pendidikan, Manajemen dan Personalia Sekolah, Struktur

Organisasi SMP Seri Tanjung

BAB IV : ANALISIS DATA ; Bab ini terdiri dari Penerapan Metode

Tanya-Jawab Dalam Bentuk Roda Keberuntungan Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PAI di

SMP Seri Tanjung Kabupaten Ogan Ilir.

Page 25: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

25

BAB V : PENUTUP ; Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran sebagai

paparan akhir hasil penelitian.

Page 26: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

26

BAB II

METODE TANYA JAWAB DALAM BENTUK RODA KEBERUNTUNGAN

DAN HASIL BELAJAR

A. Metode Tanya Jawab Dalam Bentuk Roda Keberuntungan

1. Pengertian Metode Tanya Jawab Dalam Bentuk Roda Keberuntungan

Dalam proses belajar mengajar, Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan dijadikan salah satu metode untuk menyampaikan materi

pelajaran dengan cara bertanya kepada siswa atau siswa bertanya kepada guru.

Adapun metode Tanya jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan ialah suatu

cara mengajar dimana seorang pendidik mengajukan beberapa pertanyaan kepada

peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau bacaan yang telah

mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.

Pendidik mengharapkan dari peserta didik jawaban yang tepat dan berdasarkan

fakta. Dalam tanya jawab, pertanyaan adakalanya dari peserta didik(dalam hal ini

pendidik atau peserta didik yang menjawab). Apabila peserta didik tidak

menjawabnya barulah pendidik memberikan jawabannya.29

Metode Tanya Jawab Dalam Bentuk Roda Keberuntungan adalah metode

pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sebuah lingkaran yang terbagi

menjadi beberapa sektor. Sektor-sektor tersebut merupakan pertanyaan-

29Ramayulis,Metodologi Pendidikan Agama Islam,(Jakarta:Kalam Mulia, 2012), hlm. 305

Page 27: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

27

pertanyaan yang akan dijawab oleh siswa yang dicantumkan dalam bentuk

nomor tertentu pada sektor dalam lingkaran tersebut.30

Menurut Alisya Silvia dkk, Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan adalah proses pembelajaran siswa harus mampu menjawab

pertanyaan yang telah disediakan oleh guru pada kartu-kartu yang diletakkan di

tengah-tengah siswa yang duduknya disusun membentuk lingkaran.31

Menurut Paul Ginnis Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan adalah satu set kartu pertanyaan sebanyak sektor Roda

Keberuntungan yang tercantum nomor yang berbentuk lingkaran. Siswa memutar

Roda Keberuntungan tersebut, kemudian nomor yang ditunjukkan anak panah

pada Roda Keberuntungan adalah nomor pertanyaan yang ada di sisi kartu yang

harus dijawab oleh siswa tersebut. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

dengan metode Roda Keberuntungan ini menuntut siswa untuk selalu siap dan

aktif dalam belajar.32

Dari uraian di atas dapat disimpulkan oleh penulis bahwa metode

pembelajaran Tanya Jawab dengan Roda Keberuntungan dalam penelitian ini

adalah salah satu jenis pembelajaran yang mengelompokkan siswa duduk

membentuk lingkaran besar, kemudian menjawab pertanyaan yang telah di

30

Rahmi dan Yhance Hendra Diana .2012. http://ejouenals1,pengaruh penerapan model roda keberuntungan/article/57-106-1-SM, diambil tanggal 01-09-2014 jam 09:00 am

31 Alisa Silvia, Nurhadi dan Annika Maizeli, 2012, Google , http://e journals1 .stkipp

grisumbar.ac.id /index. php/biologi/ article/view/1056/1047, diambil tanggal 01-09-2014 jam 09:30 am

32 Trik & Taktik Mengajar (Strategi Meningkatkan Pencapaian Pengajaran Di Kelas),

(Jakarta: PT.Indeks, 2008), hlm. 190 -191

Page 28: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

28

tentukan. Jika siswa yang besangkutan tidak bisa menjawab soal yang telah

ditentukan maka akan mendapatkan hukuman. Dalam hal ini siswa di ajarkan

untuk bersikap tanggung jawab dan jika siswa yang bisa menjawab pertanyaan,

maka siswa tersebut termasuk siswa yang beruntung. Ayat Al-Qur‘an tentang

keberuntungan adalah:

$ tΒuρ !$ yγ9¤) n=ムāω Î) tÏ% ©!$# (#ρ ç�y9 |¹ $tΒuρ !$ yγ8¤)n=ムāω Î) ρ èŒ >eá ym 5ΟŠÏàtã ∩⊂∈∪

Artinya : “Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada

orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada

orang-orang yang mempunyai Keberuntungan yang besar.” (Q.S

Fushilat : 35)33

2. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Tanya Jawab Roda Keberuntungan

Menurut Paul Ginnis langkah-langkah dalam melaksanakan metode

pembelajaran Roda Keberuntungan yaitu:

a. Buat satu set kartu sebanyak jumlah siswa di kelas dengan pertanyaan disatu sisi dan angka di belakangnya.

b. Buat “Roda Keberuntungan” dari karton. Bagi roda menjadi sektor-sektor sejumlah kartu pertanyaan dan beri angka pada sektor tersebut. Buat pemutar berupa anak panah dari karton dan paku pines. Hasil akhirnya nampak mirip roda “Twister”.

c. Siswa duduk membentuk lingkaran besar. Kartu disebar menghadap ke bawah menutupi lantai dengan angka yeng jelas terlihat.

d. Satu sukarelawan memulai dengan memutar roda/anak panah tersebut. Setelah angka ditunjukkan, siswa tersebut berdiri dan mengambil kartu sesuai dengan angka di roda dan menjawab pertanyaan yang ada.

e. Diskusi singkat berlangsung antara guru dan seluruh kelas. Jika guru sudah memutuskan bahwa siswa tersebut telah menjawab dengan lengkap dan

33

Departemen Agama, Op. Cit., hlm.383

Page 29: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

29

akurat, kartu diletakkan kembali menghadap ke atas dan angka tersebut sekarang hangus. Jika jawaban tidak lengkap atau tidak benar maka kartu dikembalikan lagi menghadap kebawah untuk orang lain yang mencoba keberuntungannya.

f. Roda diberikan untuk siswa selanjutnya. Siswa selanjutnya adalah siswa yang dipilih atau ditunjuk oleh siswa sebelumnya yang telah memutar Roda Keberuntungan dan menjawab pertanyaan. Jika siswa selanjutnya mendapat angka yang hangus, maka siswa tersebut harus memutar kembali roda keberuntungan untuk mendapatkan angka yang belum hangus.

g. Setelah semua kartu terbuka dan hangus, guru kemudian membahas semua pertanyaan dengan jelas dan catatan tertulis dibuat.

3. Kelebihan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan

Adapun kelebihan metode pembelajaran Roda Keberuntungan sebagai

berikut:

a. Kegiatan ini mendorong siswa yang enggan untuk ikut serta-mereka cenderung menerima pemilihan acak dari roda tersebut

b. Ini merupakan permainan dengan keunggulan yang menantang, seperti banyak game show di TV. Ini jelas yang familiar dan memotivasi bagi sebagian besar siswa.

c. Di tingkat lanjut, ini adalah persiapan ujian yang sangat bagus. d. Kegiaatan ini melatih pengingatan dan kecapatan berfikir.

4. Kekurangan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan

a. Sedikitnya waktu pembelajaran yang tersedia, sedangkan materi yang harus

diajarkan sangat banyak. b. Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu

memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu c. Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan

fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.34

34 Paul Ginnis, Op,.Cit. hlm. 191

Page 30: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

30

5. Tujuan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan

Menurut Hyman (Moedjiono dan Dimyati, membagi tujuan pemakaian metode tanya jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan sebagai berikut:

a. Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar pebaikan proses belajar mengajar

b. Membimbing usaha para siswa untuk memperoleh suatu keterampilan kognitif maupun sosial

c. Memberikan rasa aman pada siswa, melalui pertanyaan kepada seseorang siswa yang dapat dipastikan bisa menjawab pertanyaan

d. Mendorong siswa melakukan penemuan (Inquiry) dalam rangka memperjelas suatu masalah

e. Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi.35

Dari penjelasan kelebihan, kekurangan dan tujuan dari Metode tanya

jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan di atas dapat disimpulkan bahwa

Kelebihan dari metode ini siswa belajar tanggung jawab, siswa dilatih untuk

mengingat pelajaran dan kecepatan berfikir, serta dapat mempersiapkan ujian

yang sangat bagus, kekurangannya sedikit waktu yang tersedia. Metode ini

bertujuan untuk menstimulus anak didik berpikir dan membimbingnya dalam

mencapai kebenaran. Memberikan pengertian kepada seseorang dan

memancingnya dengan umpan pertanyaan telah dijelaskan dalam Al-Qur’an :

≅è% Ç yϑÏj9 ÞÚö‘ F{$# tΒuρ !$ yγŠ Ïù βÎ) óΟçFΖà2 šχθßϑn= ÷ès? ∩∇⊆∪ tβθ ä9θ à)u‹ y™ ¬! 4 ö≅ è% Ÿξsùr&

šχρã�©. x‹ s? ∩∇∈∪ ö≅ è% tΒ �>§‘ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9 $# Æìö7¡¡9 $# �>u‘ uρ ĸ ö�yè ø9 $# ËΛÏàyèø9 $# ∩∇∉∪

šχθä9θ à)u‹ y™ ¬! 4 ö≅è% Ÿξsùr& šχθà) −Gs? ∩∇∠∪

35 Moh. Moedjiono dan Dimyati, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Depdikbud, Ditjen

Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1992), hlm. 40

Page 31: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

31

Artinya : Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui ?. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat ?. Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar ?. Mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa ?(QS Al-Mu’minun : 84-87)36

Ayat di atas menjelaskan penerapan metode tanya jawab untuk menggiring

manusia ke arah kebenaran dengan menggunakan berpikir yang logis. Dalam

proses belajar mengajar, tanya jawab dijadikan salah satu metode untuk

menyampaikan materi pelajaran dengan cara guru bertanya kepada anak didik

atau sebaliknya.37

B. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Omar Mohammad At-Toumi Asy-Syaibani Mendefinisikan Pendidikan

Agama Islam adalah proses mengubah tinggkah laku individu pada kehidupan

pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya dengan cara pengajaran sebagai suatu

aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam

masyarakat.

Muhammad SA Ibrahimy (Bangladesh) mengemukakan pengertian

Pendidikan Agama Islam ialah suatu sistem pendidikan yang mememungkinkan

36

Departemen Agama, Op. Cit., hlm. 277 37

Fitri Oviyanti, Pengelolaan Pengajaran, Palembang: Rafah Press, 2009, hlm. 62

Page 32: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

32

seseorang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam,

sehingga mudah ia dalam membentuk hidupnya sesuai dengan ajaran Islam.38

Menurut Ahmad D. Marimba (dalam Umi Uhbiyat) pendidikan Islam

adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Agama Islam,

menuju terciptanya kepribadian utama menurut ukuran Islam.39

Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta

didik dalam menyakinkan, menghayati Agama Islam, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk

menghormati Agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama

dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.40

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan Pendidikan Agama

Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam

menyakini, memahami, menghayati dan menagamalkan ajaran Islam melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan /atau latihan. Pendidikan Agama Islam yang

pada hakikatnya merupakan sebuah proses itu, dalam pengembangannya juga

dimaksudkan sebagai rumpun mata pelajaran yang diajarkan disekolah maupun

perguruan tinggi. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam(PAI) dapat

dimaknai dalam dua pengertian; 1) sebagai sebuah proses penanaman ajaran

38 Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hlm.27 39 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), hlm.9 40 Hamzah, Upaya Guru PAI dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa Kelas VII pada Mata

Pelajaran Al-Qur’an Hasdist di MTs Negeri 01 Palembang, (Palembang: Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Fatah, 2008), hlm. 20

Page 33: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

33

agama islam, 2) sebagai bahan kajian yang menjadi materi dari proses

penanaman/pendidikan itu sendiri.

Firman Allah dalam surat Thoha : 114

’n?≈ yètG sù ª! $# à7Î=yϑø9 $# ‘,ysø9 $# 3 Ÿωuρ ö≅ yf÷ès? Èβ#uö� à)ø9 $$ Î/ ÏΒ È≅ ö6s% βr& # |Ó ø)ムš�ø‹ s9 Î) … çµã‹ ômuρ (

≅ è% uρ Éb>§‘ ’ÎΤ÷Š Η $ Vϑù= Ïã ∩⊇⊇⊆∪

Artinya:“Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan

janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum

disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah: "Ya

Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."(Q.S Thoha :

114)41

Dari firman diatas dijelaskan bahwa Nabi Muhammad s.a.w. dilarang

oleh Allah menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s.

selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad s.a.w. menghafal dan

memahami betul-betul ayat yang diturunkan itu. Begitupun manusia untuk

mendapatkan ilmu dengan ajaran-ajaran islam tidaklah mudah manusia harus

memperoleh pendidikan yaitu dengan Pendidikan Agama Islam. Dengan ajaran-

ajaran Agama Islam manusia akan lebih memahami, serta dapat mengamalkan

41 Departemen Agama RI , Al-Quran dan Terjemahan (Semarang: CV Toha Putra, 2004),

hlm. 255

Page 34: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

34

ajaran-ajaran agama islam yang telah diyakini dan menjadikannya sebagai

pandangan hidup di dunia dan di akhirat.

Pendidikan Agama Islam yang pada hakikatnya merupakan sebuah proses

itu, dalam pengembangannya juga dimaksud sebagai rumpun mata pelajaran

yang diajarkan di sekolah maupun perguruan tinggi. Dengan demikian,

Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dimaknai dalam dua pengertian;

1) Sebagai sebuah proses penanaman ajaran Agama Islam

2) Sebagai bahan kajian yang menjadi materi atau proses penanaman /

pendidikan itu sendiri.42

2. Karakteristik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Setiap Mata Pelajaran memiliki cirri khas atau karakteristik tertentu yang

dapat membedakan dengan mata pelajaran lainnya, tidak terkecuali mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dimaksudkan adalah sebagai berikut:

a. PAI merupakan rumpun mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran-ajaran

pokok(dasar) yang terdapat dalam agama Islam. Karena itulah PAI merupakan

bagian yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam. Ditinjau dari segi isinya,

PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi salah satu komponen, dan

tidak dapat dipisahkan dari rumpun mata pelajaran yang bertujuan

mengembangkan moral dan kepribadian peserta didik.

42 Akmal Hawi, Kompetensi Guru PAI, (Palembang: Raden Fatah Press, 2009), hlm. 25

Page 35: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

35

b. Tujuan PAI adalah untuk terbentuknya peserta didik yang beriman dan

bertaqwa kepada Allah SWT., berbudi pekerti yang luhur(berakhlak mulia),

memiliki pengetahuan tentang ajaran agama Islam dan mengamalkannya

dalam kehidupan sehari-hari, serta memiliki pengetahuan yang luas dan

mendalam tentang Islam sehingga memadai baik untuk kehidupan

bermasyarakat maupun untuk melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih

tinggi.

c. PAI bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama Islam, tetapi juga

untuk mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari(membangun etika sosial).

d. Pembelajaran PAI tidak hanya menekankan penguasaan kompetensi kognitif

saja, tetapi juga efektif dan psikomotoriknya.

e. Isi mata pelajaran PAI didasarkan dan dikembangkan dari ketentuan-

ketentuan yang ada dalam dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu Al-Qur’an

dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

f. Materi PAI dikembangkan dari tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu

aqidah, syari’ah dan akhlak.

g. Out Put program pembelajaran PAI di Sekolah/Madrasah adalah terbentuknya

peserta didik yang memiliki akhlak mulia(budi pekerti yang luhur) yang

merupakan misi utama dari diutusnya Nabi Muhammad SAW. di dunia ini.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Istilah “ tujuan” atau “sasarn” atau “maksud”, dalam bahasa arab

dinyatakan dengan istilah ghayat atau andaf atau maqasid. Sedangkan dalam

Page 36: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

36

bahasa inggris, istilah “tujuan” dinyatakan dengan “goal atau purpose atau

objective atau aim. Secara umum istilah- istilah itu mengandung pengertian yang

sama, yaitu perbuatan yang diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, atau arah,

maksud yang hendak dicapai melalui upaya atau aktivitas.

Dalam pendapat lain tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah

suatu usaha atau kegiatan selesai. Maka pendidik, karena merupakan suatu usaha

dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan,

tujuannya terhadap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda

berbentuk tetap dan statis, tetapi merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian

seseorang berkenan dengan berbagai aspek kehidupannya.

Kalau dilihat kembali pada pendidikan Islam, akan terlihat dengan jelas

sesuatu yang diharapkan terwujud setelah seseorang mengalami pendidikan

Islam secara keseluruhan, yakni kepribadian seseorang yang membuatnya

menjadi insan kamil atau manusia yang utuh secara rohani dan jasmani, dapat

hidup dan berkembang secara wajar dan normal karena takwanya kepada Allah

SWT. Ini mengandung arti bahwa pendidikan islam itu diharapkan menghasilkan

manusia yang berguna bagi diri dan masyarakatnya serta senang dan gemar

mengamalkannya, mengembangkan ajaran Islam dalam hubungan dengan Allah

dan dengan manusia sesamanya. Dapat mengambil manfaat yang semakin

meningkat dari alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia dan di akhirat

nanti.

Page 37: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

37

Jadi dapat disimpulkan tujuan Pendidikan Agama Islama bahwasanya,

Meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman siswa

terhadap ajaran islam sehingga menjadi manusia muslim yang bertakwa kepada

Allah swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Dalam surat Adz-Dzaariyaat ayat: 56

$ tΒ uρ àMø)n=yz £Ågø: $# }§Ρ M} $# uρ āωÎ) Èβρ߉ç7 ÷èu‹ Ï9 ∩∈∉∪

Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah- Ku.”(Q.S Adz-Dzaariyaat: 56)43

Dari firman Allah di atas bahwa jika manusia dalam kehidupan ini begitu

pendidikan harus memiliki tujuan yang sama dengan tujuan Pendidikan Islam

dengan tujuan penciptaan manusia. Pendidikan agama Islam yang hendak dicapai

oleh guru Agama khususnya agar dapat membimbing anak atau siswa kearah

nilai-nilai religius agar tumbuh berkembang menjadi siswa yang berbudi pekerti

yang luhur serta berakhlak mulia. Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam mengabdi

kepada Allah SWT dalam arti seluas-luasnya, sebagai pengabdian Allah yang

baik, tentunya harus memahami dan mentaati semua apa yang diperintahkan dan

dilarang Allah SWT, Hal ini biasa kita amalkan melalui ajaran Allah yang

tercantum lengkap di dalam Al-Qur’an.

43 Departemen Agama RI , Al-Quran dan Terjemahan (Semarang: CV Toha Putra, 2004)

Page 38: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

38

Dari tujuan tersebut di atas dapat ditarik beberapa dimensi yang hendak

ditingkatkan dan dicapai oleh kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam

yaitu:

a. Dimensi keimanan peserta didik terhadap ajaran Agama Islam

b. Dimensi pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan peserta

didik.

c. Dimensi penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan peserta didik

dalam menjalankan ajaran Agama Islam.

Dimensi pengalaman, dalam arti bagaimana ajaran yang telah diimani,

dipahami, dan dihayati atau diinternalisasikan oleh peserta didik itu mampu

menumbuhkan motivasi dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan atau

mentaati ajaran agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Serta

mengatualisasikannya dan merealisasikannya dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

Tujuan umum PAI terelaborasi untuk masing-masing satuan pendidikan

dan jenjangnya, serta kemudian dijabarkan menjadi standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh siswa.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam, baik sebagai proses penanaman keimanan dan

seterusnya maupun sebagai meteri(bahan ajar) memiliki fungsi yang jelas. Fungsi

Pendidikan Agama Islam dimaksud adalah sebagai berikut:

Page 39: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

39

a. Pengembangan

Fungsi PAI sebagai pengembagan adalah meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT. Yang telah ditanamkan dalam

lingkungan keluarga.

b. Penyaluran

Fungsi PAI sebagai penyaluran adalah untuk menyalurkan anak-anak

yang memiliki bakat khusus dibidang agama agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya

sendiri dan bagi orang lain.

c. Perbaikan

Fungsi PAI sebagai perbaikan adalah untuk memperbaiki kesalahan-

kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik

dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan

sehari-hari yang sebelumnya mungkin mereka peroleh melalu sumber-sumber

yang ada di lingkungan keluarga dan masyarakat.

d. Pencegahan

Fungsi PAI sebagai pencegahan adalah untuk menangkal hal-hal

negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan

dirinya dan menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia

seutuhnya,

e. Penyesuaian

Page 40: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

40

Fungsi PAI sebagai pencegahan adalah untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan

dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

f. Sumber nilai

Fungsi PAI sebagai sumber nilai adalah memberikan pedoman hidup

untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.44

Dalam surat Al- Qashash :77

Æ/ tG ö/ $#uρ !$yϑ‹ Ïù š�9 t?#u ª! $# u‘# ¤$!$# nοt� Åz Fψ $# ( Ÿωuρ š[Ψs? y7t7ŠÅÁtΡ š∅ ÏΒ $u‹ ÷Ρ ‘‰9$# (

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.”(Q.S Al-Qashash : 77)45

Dari firman Allah di atas bahwa jika manusia ingin mengetahui apa yang

telah diberikan Allah kepadanya maka carilah anugerah itu. Mencari anugerah

dan kebahagiaan di dunia tetapi tidak melupakan kebahagiaan yang di akhirat

nanti. Untuk mencari kebahagiaan keduanya tersebut manusia memerlukan

pendidikan yaitu Pendidikan Agama Islam karena dengan pendidikan Agama

Islam manusia akan mengetahui bagaimana memperoleh sumber nilai dari dunia

dan akhirat. Selain itu juga fungsi dari Pendidikan Agama Islam dapat

memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-

44

Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran (Implementasi Konsep, Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum), (Yogyakarta: Pustaka Felicha, 2013), hlm. 8-14

45 Departemen Agama, Op. Cit., hlm.315

Page 41: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

41

kelamahan manusia dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam

dalam kehidupan sehari-hari yang sebelumnya mungkin mereka peroleh melalui

sumber-sumber yang ada di lingkungan keluarga dan masyarakat.

5. Prinsip-prinsip pembelajaran PAI

Dalam kegiatan pembelajaran ada prinsip-prinsip yang harus diperhatikan

oleh guru sebelum melakukan proses pembelejaran, yaitu:

a. Berpusat pada peserta didik

Peserta didik dipandang sebagai makhluk Tuhan dengan fitrah yang

dimiliki, sebagai makhluk individu dan mkhluk sosial.

b. Belajar dengan melakukan

Melakukan aktivitas adalah bentuk pernyataan diri peserta didik.

c. Mengembangkan kecakapan sosial

Kegiatan pembelajaran tidak hanya mengoptimalkan kemampuan

individual peserta didik secara internal, melainkan juga mengasah kecakapan

peserta didik untuk membangun hubungan dengan pihak lain.

d. Mengembangkan fitrah berTuhan

Kegiatan pembelajaran hendaknya diarahkan pada pengasahan rasa

dan penghayatan agama sesuai dengan tingkatan usia peserta didik.

e. Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah

Tolak ukur kepandaian peserta didik banyak ditentukan oleh

kemampuannya untuk memecahkan masalah.

Page 42: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

42

f. Mengembangkan kreativitas peserta didik

Guru hendaknya berupaya memberikan kesempatan kepada peserta

didik untuk mengemukankan pendapatnya sebanyak mungkin.

g. Mengembangkan pemanfaatan ilmu dan teknologi

Agar peserta didik tidak gagap terhadap perkembangan ilmu dan

teknologi, guru hendaknya mengaitkan materi yang disampaikan dengan

kemajuan ilmu dan teknologi.

h. Menumbuhkan kesadaran sebagai warga Negara yang baik

Peserta didik juga bisa diajak untuk berdiskusi tentang cara

menumbuhkan semangat nasionalisme di kalangan masyarakat.

i. Belajar sepanjang hayat

Guru hendaknya mendorong peserta didik untuk terus mencari ilmu

dimanapun berada, tidak hanya di bangku sekolah(pendidikan formal) saja

tetapi juga di masyarakat (pendidikan non-formal) dan keluarga(pendidikan

informal).

j. Perpaduan kompetensi, kerjasama, dan solidaritas

Peserta didik perlu berkomunikasi, berkerjasama, dan

mengembangkan solidaritasnya.46

Dari penjelasan pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk

menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, mengimani,

46

Nazarudin Rahman, Ibid,. hlm.16-22

Page 43: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

43

bertakwa, berakhlak mulia, dan mangamalkan ajaran Islam yang sumber

utamanya dari al-Qur’an dan al-Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan, serta penggunaan pengalaman untuk menjadi siswa atau manusia yang

lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

C. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan bukan suatu hasil atau

tujuan.47 Pada hakikatnya belajar merupakan suatu proses yang dilalui oleh

individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik

sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan.

Tingkah laku mengalami perubahan menyangkut aspek kepribadian baik

perubahan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, kebiasaan, sikap, dan aspek

perilaku lainnya.48

Sejalan dengan proses pembelajaran ini sebenarnya sudah termuat di

dalam Al-Qur’an surat Al- Mujadalah ayat 11

$ pκš‰ r'̄≈ tƒ t Ï% ©!$# (# þθãΖ tΒ#u # sŒÎ) Ÿ≅ŠÏ% öΝ ä3s9 (#θßs¡¡ x2s? † Îû ħÎ=≈yfyϑ ø9 $# (#θßs|¡øù$$ sù Ëx |¡ø2tƒ ª!$# öΝ ä3s9 (

# sŒ Î)uρ Ÿ≅ŠÏ% (#ρâ“ à±Σ$# (#ρâ“ à±Σ$$ sù Æìsùö� tƒ ª! $# t Ï%©! $# (#θãΖ tΒ#u öΝä3Ζ ÏΒ t Ï%©!$# uρ (#θè?ρé& zΟù= Ïèø9 $# ;M≈y_u‘ yŠ 4 ª!$# uρ

$yϑ Î/ tβθè=yϑ ÷ès? ×��Î7 yz

Artinya : “ Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan

47 Oemar Hamalik, kurikulum dan pembelajaran, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), hlm. 36 48 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta: Kalam Mulia, 2008), hlm. 235

Page 44: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

44

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”49

Dari ayat tersebut telah terdapat anjuran untuk belajar, karena Allah telah

berfirman akan meninggikan derajat orang yang belajar dan berilmu pegetahuan.

Menurut Hintzman dalam buku Muhibbin syah belajar adalah perubahan

yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh

pengalaman yang mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.50 Jadi, dalam

pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut

baru dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.

Menurut R. Gagne belajar adalah suatu proses dimana organisme

perilakunya sebagai akibat pengalaman. Belajar dimaknai sebagai suatu proses

untuk memperolah motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan

tingkah laku.51

Belajar adalah berubahnya kemampuan seseorang untuk melihat, berpikir,

merasakan, mengerjakan sesuatu melalui berbagai pengalaman yang sebagian

bersifat perseptual, intelektual, emosional maupun motorik. Sementara itu dalam

pandangan psikologi, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

49

Departemen Agama, Op. Cit., hlm. 434 50 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009) , hlm. 65 51 Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Fajar

Interpratama Mandiri, 2013), hlm. 1

Page 45: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

45

sebagai hasil dan interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya.52

Menurut Burton dalam usman dan Setiawati yang dikutip Ahmad Susanto

belajar adalah sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya

interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan

lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan

lingkungannya.53

Sementara menurut Hamalik belajar adalah memodifikasi atau

memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning as the modificator or

strengthening of behavior through experiencing).54

Sejalan dengan pengertian diatas ramayulis juga mendefinisikan belajar

suatu proses perubahan terhadap tingkah laku individu yang diperoleh dari

pengalaman tertentu.55

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar

merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan sehari-hari yang mana

kegiatan tersebut dapat dialami oleh orang yang sedang belajar melalui

pengalaman beajar sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang terjadi

dalam diri seseorang.

52 W.S. Wenkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1986), hlm. 34 53 Ahmad Susanto., Op.Cit., hlm. 3 54 Ibid., hlm. 3-4 55 Ramayulis, Op.Cit., hlm. 237

Page 46: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

46

Nana Sudjana mengatakan hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.56 Seseorang

dapat dikatakan memiliki kemampuan belajar apabila ia telah memperoleh

pengalaman belajarnya.

Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar

maka akan terjadi perubahan tingkah laku orang tersebut misalnya dari tidak tahu

menjadi tahu. 57 Hasil belajar juga merupakan hal yang dapat dipandang dari dua

sisi yaitu dari sisi siswa dan sisi guru, dari sisi siswa hasil belajar adalah

merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik pada saat sebelum

belajar dan tingkat perkembangan mental tersebut dalam karakteristik hasil

belajar yang tidak hanya bermula dari ranah kognitif. Akan tetapi ranah

psikomotorik dan ranah afektif, sedangakan kalau dari sisi guru dari hasil

penerapan materi terwujudnya proses pembelajaran yang diinginkan oleh guru

tersebut agar mendapatkan suatu hasil yang memuaskan.58

Hasil belajar ialah terciptanya instruksional khusus dalam satu proses

belajar mengajar. Hasil dimaksudkan yaitu daya serap bahan pengajaran yang

diajarkan mencapai prestasi tinggi baik secara individual maupun kelompok.

56 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 1989, (Rosdakarya: bandung),

hlm. 22 57 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar,(Bandung: bumi Aksara, 2006), hlm. 250 58 Ibid., hlm. 251

Page 47: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

47

Selanjutnya perilaku yang ditegaskan dalam tujuan pengajaran/instruksional

khusus telah dicapai oleh siswa. Baik secara individual maupun kelompok.59

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu dari

segi siswa merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila

dibandingkan saat sebelum belajar dan dari segi guru merupakan saat

terselesainya bahan pelajaran.60

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah sesuatu yang diperoleh dalam usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang/

kelompok dalam pembelajaran. Setelah melakukan usaha dan setelah mengikuti

pembelajaran, maka akan didapat penilaian atau hasil belajar dari proses

pendidikan yang diikuti dalam jangka waktu tertentu.

2. Prinsip-Prinsip Belajar

1) Perhatian dan motivasi

2) Keaktifan

3) Keterlibatan langsung atau berpengalaman

4) Pengulangan

5) Kebalikan dan penguasaan

6) Perbedaan individu. 61

59 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Persada, 2008), hlm. 55 60 Ibid., hlm. 5 61 Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 42-

48

Page 48: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

48

3. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa

faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil diantaranya:

1) Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)

a) Kesehatan

Faktor kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap

kemampuan belajar. Bila seorang siswa selalu tidak sehat, sakit kepala,

demam, pilek, batuk dan lain-lain. Dapat mengakibatkan tidak

bersemangat untuk mengikuti proses pembelajaran, demikian pula halnya

kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan

pikiran, perasaan kecewa, karena konflik dengan seseorang, orang tua atau

karena sebab lainnya, ini dapat menggangu atau mengurangi semangat

untuk belajar. Dengan demikian, maka hasil belajar dapat tercapai apabila

kondisi fisik maupun mental sehat, sehat secara lahir maupun sehat secara

batin.

b) Intelegensi dan Bakat

Intelegensi adalah kemampuan atau daya serap otak dalam memahami

materi pengajaran yang diberikan, intelegensi juga merupakan kecakapan

dalam proses menerima apa yang diinformasikan khususnya dalam sebuah

proses akademik atau pendidikan. Sedangkan bakat adalah suatu dasar

atau cikal bakal potensi yang dibawa sejak lahir, bakat yang akan

mengarahkan dan membawa seseorang kepada yang ia sukai.

Page 49: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

49

c) Cara Belajar

Cara belajar juga mempengaruhi hasil belajar seseorang, belajar tanpa

memperoleh teknik dan faktor psikologis, dan ilmu kesehatan, akan

mmemperoleh hasil belajar yang kurang memuaskan.

d) Minat dan Motivasi

Minat dan motivasi merupakan dua aspek yang juga besar pengaruhnya

terhadap pencapaian hasil belajar. Minat timbul karena daya tarik dari luar

dan juga datang dari dalam (hati sanubari).

2) Faktor Eksternal

a. Keluarga

Keluarga adalah komunitas sosial terkecil yang terdiri atas ayah, ibu, dan

anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor keluarga

sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil belajar, karena

dengan adanya pengaruh orang tua dalam sebuah keluarga,maka anak-

anak akan lebih disiplin dan termotivasi dalam belajar.

b. Sekolah

Sekolah juga turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak, tetapi

kompetensi atau kualitas guru, metode pembelajaran, kurikulum yang

digunakan, fasilitas atau media pembelajaran, kondisi ruang atau kelas,

jumlah murid perkelas, tata tertib perpustakaan dan seluruh sarana dan

prasarana yang dimiliki sekolah, semuanya itu turut mempengaruhi

berhasil atau terciptanya prestasi belajar anak disekolah atau faktor

Page 50: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

50

sekolah merupakan faktor eksternal yang paling dominan yang

mempengaruhi keberhasilan siswa.

c. Masyarakat

Masyarakat dan kondisi masyarakat juga menentukan pencapaian hasil

belajar anak seperti lingkungan, tempat tinggal anak adalah orang-orang

yang berpendidikan terutama anak-anaknya rata-rata bersekolah tinggi dan

moralnya baik. Hal ini tentunya akan mendorong anak untuk lebih giat

belajar.

d. Lingkungan sekitar.62

Suatu proses belajar mengajar hasilnya akan tampak atau bagus tidak

terlepas dari aspek-aspek atau faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik

dari internal maupun eksternal, diantaranya adalah:

1) Rasa aman dan hidup yang layak

2) Kondisi belajar yang menyenangkan

3) Rasa ikut sertakan

4) Pelaksanaan yang wajar dan jujur

5) Rasa mampu

6) Pengakuan dan penghargaan

Dari uraian diatas tampak bahwa hasil bahwa hasil belajar lebih banyak

dipengaruhi dari faktor internal yaitu yang timbul dari dalam diri pribadi anak itu

sendiri.

62 Ibid., hlm. 55

Page 51: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

51

Menurut Wahyuni dalam buku singgih D. Gunarsa menyatakan bahwa

faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah:

a) Kecerdasan

b) Kepribadian

c) Memotivasi atau hasrat untuk berprestasi

(1) Lingkungan sekolah

(2) Lingkungan rumah

(3) Sikap masyarakat sekitar terhadap sekolah.63

Dari pendapat wahyuni diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

tidak hanya dipengaruhi dari faktor internal saja seperti kecerdasan dan

kepribadian tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal juga dimana faktor

eksternal itu meliputi lingkungan belajar yaitu sekolah, keluarga, dan

masyarakat.

Sedangkan menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar ada dua yaitu faktor internal dan eksternal:

A. Faktor-faktor internal diantaranya adalah

1. Jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh

2. Faktor psikologis yaitu faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,

kematangan dan kesiapan.

3. Faktor Kelelahan. 64

63 Piet A. Sahertian dan Frans Matahetu, Supervisi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional,

1986), hlm. 46

Page 52: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

52

B. Faktor- faktor eksternal

1. Faktor keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang

tua, dan latar belakang kebudayaan.

2. Faktor sekolah yaitu metode mengajar kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, displin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar

dan tugas rumah.

3. Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul

dan bentuk kehidupan masyarakat.65

Dalam surat An-Nahl ayat 78 dijelaskan bahwa:

!$#uρ Ν ä3y_t� ÷z r& .ÏiΒ ÈβθäÜ ç/ öΝä3 ÏF≈yγ̈Β é& Ÿω šχθ ßϑ n=÷è s? $\↔ ø‹ x© Ÿ≅yè y_uρ ãΝä3 s9 yìôϑ ¡¡9$# t�≈|Á ö/F{$#uρ nο y‰Ï↔ øùF{ $#uρ  

öΝä3 ª=yès9 šχρã� ä3 ô±s? ∩∠∇∪

Artinya : “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam

Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu

pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu

bersyukur.”(Q.S An-Nahl:78)66

64 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),

hlm 54-59 65 Ibid., hlm. 60-71 66

Departemen Agama, Op. Cit., hlm. 220

Page 53: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

53

Ayat diatas menjelaskan bahwa seorang anak telah dilahirkan oleh ibunya

dalam keadaan dia tidak mengetahui sedikitpun tentang sesuatu. Dalam keadaan

ini anak diibaratkan seperti kertas putih yang belum tercoret tinta sedikitpun.

Kemudian Allah membekalinya perangkat berupa indera-indera yang memiliki

potensi untuk memperoleh ilmu pengetahuan memberikan kepadanya nikmat

berupa nikmat pendengaran, penglihatan serta hati agar dia bisa bersyukur atas

apa yang diberikan dan dapat dipergunakan sesuai dengan anjuran-Nya.

4. Macam-macam Hasil Belajar

Hordwad Kingsley membagi tiga macam hasil belajar, yakni:

Keterampilan dan kebiasaan, Pengetahuan dan pengertian, Sikap dan cita-cita.

Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan

dalam kurikulum.

Sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yaitu: Informasi

verbal, Keterampilan intelektual, Strategi kognitif, Sikap, dan Keterampilan

motoris.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil

belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga

ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

1) Ranah Afektif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari

enam aspek, yakni

a. Tipe hasil belajar : Pengetahuan dan ingatan

Page 54: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

54

Tipe hasil belajar pengetahuan temasuk kognitif tingkat rendah yang

paling rendah. Namun tipe hasil belajar ini menjadi prasarat bagi tipe

hasil belajar berikutnya. Hafal menjadi prasarat bagi pemahaman.

b. Tipe hasil belajar: pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi daripada pengetahuan adalah

pemahaman. Misalnya menjelaskan dengan susunan kalimatnya

sendiri sesuatu yang dibaca atau didengarnya, memberi contoh lain

dari yang telah dicontohkan, atau menggunakan petunjuk penerapan

pada kasus lain.

c. Tipe hasil belajar: aplikasi

Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau

situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau

petunjuk teknis. Menerapkan abstraksi kedalam situasi baru disebut

aplikasi, mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan

berlalih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan.

d. Tipe hasil belajar: analisis

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur

atau bagian-bagain sehingga jelas hirarkinya dan atau susunannya

analisis merupakan kecakapan yang kompleks yang memanfaatkan

kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya.

e. Tipe hasil belajar: sintesis

Page 55: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

55

Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian kedalam bentuk

menyeluruh disebut sistesis. Berfikir berdasar pengetahuan hafalan,

berfikir pemahaman, berfikir aplikasi, dan berfikir analisis dapat

dipandang sebagai berfikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah

dari pada berfikir divergen. Berfikir sintesis adalah berfikir divergen.

Dalam berfikir divergen pemecahan atau jawabannya belum dapat

dipastikan.

f. Tipe hasil belajar: evaluasi

Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang

mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan,

metode, materi, dll.

2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima

aspek, yakni:

a. Reciving (Attending) atau penerimaan, yakni semacam kepekaan

dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada

siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll

b. Responding atau jawaban yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang

terhadap stimulus yang datang dari luar.

c. Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap

gejala atau stimulus tadi.

Page 56: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

56

d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai kedalam satu sistem

organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,

pemantapan, dan prioritas yang telah dimilikinya.

e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua

sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola

kepribadian dan tingkah lakunya.

3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemanapun bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni:

a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak disadari)

b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

c. Kemampuan perseptual, termasuk didalamnya membedakan visual,

membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.

d. Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan

ketepatan.

e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada

keterampilan yang kompleks.

f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive

seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. 67

5. Manfaat Hasil Belajar

Secara umum evaluasi hasil belajar banyak memiliki manfaat. Manfaat

tersebut sebagai berikut:

67 Nana Sudjana, Op.Cit., hlm 23-31

Page 57: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

57

a. Guru akan mengetahui siswa-siswi mana yang sudah menguasai bahan

pelajarannya.

b. Guru akan mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi

siswa.

c. Untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan apakah

seorang nakadapat dinaikan ke kelas yang lebih tinggi atau harus

mengulang.

d. Untuk membandingkan apakah prsestasi yang dicapai oleh anak-anak

sudah sesuai dengan kapasitasnya atau belum.

e. Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya intruksional.

f. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar dalam hal yang bisa

perbaikan untuk tujuan intruksional kegiatan belajar siswa, strategi belajar

guru dan lain-lain. 68

Adapun manfaat hasil belajar menurut W. James Podham dan Eva L. Baker

yaitu:

a. Penilaian ditunjukan guna mengetahui kelemahan-kelemahan siswa dalam

menguasai suatu kegiatan pengajaran sehingga dapat ditentukan cara untuk

mengatasinya.

b. Dasar menyusun laporan memajukan belajar siswa kepada para orang tuanya.

c. Guru akan mengetahui apakah metode yang diberikan sudah tepat atau belum

untuk siswa.

68 Sudjana, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: PT Indeks, 2009), hlm. 36

Page 58: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

58

d. Memudahkan guru mengadakan penilaian.69

Dari manfaat di atas dapat disimpulkan bahwa, manfaat dari hasil belajar

adalah untuk mengetahui batas kemampuan yang siswa miliki, dan mengetahui

sampai dimana pembelajaran siswa yang telah mereka tangkap dari proses

pembelajaran yang telah dilaksanakan guru dengan menggunakan metode-

metode strategi yang telah diterapkan.

Di bawah ini yang menjelaskan tentang manfaat evaluasi:

#‘¤) n=tG sù ãΠ yŠ# u ÏΒ ÏµÎn/ §‘ ;M≈ yϑÎ=x. z>$ tG sù ϵ ø‹ n=tã 4 … çµ̄Ρ Î) uθèδ Ü># §θ −G9$# ãΛÏm §�9 $# ∩⊂∠∪

Artinya: “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat[40] dari Tuhannya, Maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Baqarah: 37)

Jadi maksud ayat di atas, Allah swt. Dalam mengevaluasi hamba_Nya,

tanpa memandang formalitas (penampilan), tetapi memandang subtansi dibalik

tindakan hamba-hamba_Nya tersebut.

69 http:/primapsumantri.blogspot.com/2015/11/evaluasi-belajar-guilfor-structure=of. Diakses 12

Februari 2015

Page 59: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

59

BAB III

SETTING WILAYAH PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya SMP Seri Tanjung

SMP Seri Tanjung adalah salah satu lembaga pendidikan berstatus Yayasan

Pendidikan Seri Tanjung yang berada di desa Seri Tanjung Kecamatan Tanjung

Batu Kabupaten Ogan Ilir, sekolah ini merupakan salah satu dari beberapa sekolah

menengah pertama dengan basis sekolah umum yang berada dalam wilayah

kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir.

SMP Seri Tanjung ini didirikan pada tanggal 15 Oktober tahun 1965 oleh

pemuka masyarakat yang tinggal di desa Seri Tanjung. Sekolah ini didirikan

dilator belakangi oleh semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap

pendidikan di desa, sedangkan saat itu, untuk menyekolahkan anak-anaknya para

orang tua harus ke Indralaya dan jarak yang ditempuh cukup jauh, oleh karena itu

pemuka masyarakat yang berada di desa Seri Tanjung menganggap bahwa perlu

didirikan sekolah menengah pertama di desa Seri Tanjung.70

Adapun sejak berdirinya SMP Seri Tanjung telah beberapa kali terjadi

pergantian kepala sekolah, yaitu:

1. Tahun 1965 s.d 1966 : Drs. Ibrahim Zen

2. Tahun 1966 s.d 1967 : Jailani

3. Tahun 1967 s.d 1968 : Drs. Ibrahim Zen

4. Tahun 1968 s.d 2003 : Ahmad Kailani HM. Diah

70 Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014

Page 60: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

60

5. Tahun 2003 s.d Sekarang : Muhammad Munzirin. AK. S. Pd.71

Ketika awal berdiri sekolah ini, gedungnya terbuat dari papan dan kayu

serta atap rimba. Pada tahun 2003 sekolah ini mendapatkan dana bantuan dari

Diknas RI yang digunakan untuk pembangunan ruang belajar, sehingga sekolah ini

mengalami penambahan fisik bangunan yaitu bangunan 2 ruang kelas permanen.

Hak kepemilikan tanah merupakan tanah hibah(wakaf) dari masyarakat Seri

Tanjung dengan luas secara keseluruan sebesar 233.5 m.

Seiring berjalannya waktu, SMP Seri Tanjung mengalami kemajuan

dengan membangun ruang kelas permanen. Pada tahun 2004 membangun 1 ruang

kelas, kemudian pada tahun 2005 kembali membangun 2 ruang kelas, setelah itu

pada tahun 2009 membangun 1 kelas dan 1 ruang perpustakaan yang merupakan

bantuan dari pemerintahan pusat, dan sekarang masih ada yang semi permanen

yaitu 1 ruang uang digunakan untuk gudang.72

Terkait dengan banguan fisik sekolah di SMP Seri Tanjung sekarang ini,

dapat dikatakan sudah layak dipakai untuk sarana pendidikan. Hal ini sudah

dibuktikan pada perkembangan sarana dan prasarana mengajar yang semakin maju

dan berkembang. SMP Seri Tanjung mengguanakan kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dari Diknas Pendidikan, sejak adanya program Bantuan Operasional

Sekolah (BOS) sampai dengan sekarang ini membebaskan Sumbangan

Penyelengaraan Pendidikan (SPP) dan uang bangunan serta pungutan lainnya.

71

Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014 72

Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014

Page 61: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

61

Pola pendidikan di SMP Seri Tanjung tidak lagi bersifat tradisional tetapi

telah menerapkan system pendidikan yang disesuaikan Sistem Pendidikan

Nasional. Dalam hal ini SMP Seri Tanjung beranggapan bahwa dlam rangka

menghadapi arus globalisasi dan segala dampaknya terhadap dunia pendidikan,

artinya pendidikan memengang peranan penting dalam mendidik anak sehingga

nantinya disamping ilmu pengetahuan dan teknologi juga memiliki iman dan

berakhlak.73

B. Visi dan Misi

Walaupun mengalami perubahan fisik, tetapi SMP Seri Tanjung tidak

sedikitpun mengubah visinya.

1. Visi

Unggul Dalam Mutu, Berpijak pada Iman dan Taqwa

Oleh karena itu, sekolah ini menerapkan sistem terpadu antara pendidikan

umum dan agama.

2. Misi

a. Melaksanakan pembelajaran yang efektif guna peningkatan nilai ujian.

b. Mempersiapkan siswa-siswi ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

c. Melatih siswa-siswi berkomunikasi bahasa inggris

d. Meningkatkan pembinaan dan pelatihan siswa-siswi dalam

ekstrakurikuler, olahraga dan seni budaya.74

73

Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014 74

Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014

Page 62: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

62

C. Letak Geografis SMP Seri Tanjung

SMP Seri Tanjung terletak di jalan Merdeka KM 65 Dusun V Seri Tanjung

Kecamatan Tanjung Batu Kabubapten Ogan Ilir. SMP Seri Tanjung yang menjadi

objek penelitian ini berada di sekitar pemukiman masyarakat. Sekolah ini juga

terletak di daerah yang sangat strategis.

Luas tanah SMP Seri Tanjung adalah 3.513,5 M. SMP Seri Tanjung

berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan tanah kebun masyarakat.

Sebelah Selatan berbatasan dengan kebun cempedak.

Sebalah Barat berbatasan dengan kebun karet.

Sebelah Timur berbatasan dengan jalan raya.75

Melihat dari letak geografis SMP Seri Tanjung yang terletak pada tempat

yang strategis sehingga mudah dijangkau oleh siswa, baik yang berkendaraan

roda 2 dan roda 4. Dengan dikelilingi oelh kebun warga membuat keadaan

lingkungan sekolah nyaman dan tidak terganggu oleh lalu lintas kendaraan.76

D. Kegiatan Pembelajaran di SMP Seri Tanjung

Kegiatan pembelajaran yang mengaju pada kurikulum merupakan kegiatan

inti yang dilakukan di SMP Seri Tanjung, adapun kegiatan lain adalah kegiatan

Ekstrakurikuler dan bimbingan belajar.

75

Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014 76

Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014

Page 63: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

63

Kegiatan ekstrakurikuler ini bertujuan untuk menyalurkan minat dan bakat

siswa melalu wadah yang positif. Kegiatan ekstrakurikuler ini diadakan diluar jam

belajar yakni sepulang sekolah. Di SMP Seri Tanjung ada 9 (sembilan) dan 2 (dua)

bimbingan belajar, kegiatan ekstrakurikuler yang dapat menjadi pilihan bagi

siswanya. Setiap kegiatan dari masing-masing bidang diawasi oleh Pembina yang

berfungsi untuk mengontrol kegiatan tersebut.

Berikut ini beberapa kegiatan ekstrakurikuler dan bimbingan belajar yang

ada di SMP Seri Tanjung :

Tabel III Kegiatan Ekstrakurikuler dan Bimbingan Belajar di SMP Seri Tanjung

No. Jenis Kegiatan Hari

Pelaksanaan Waktu

Pelaksanaan Rutinitas Kegiatan

1 Pramuka Sabtu 13.00 1 x pertemuan 2 Rohis Jum’at 11.00 2 x pertemuan 3 Drum Band Kamis 13.00 1 x pertemuan 4 Kaligrafi Selasa 14.00 2 x pertemuan 5 Pidato B.Inggris Senin 13.00 1 x pertemuan 6 Ceramah Agama Jum’at 15.00 1 x pertemuan 7 Sepak Bola Rabu 15.00 1 x pertemuan 8 Bola Voly Rabu 15.00 1 x pertemuan 9 Bola Basket Rabu 15.00 1 x pertemuan 10 Bimbel MIPA Rabu 14.00 1 x pertemuan 11 Bimbel B.ing Senin 14.00 2 x pertemuan Sumber : Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014

Dari data di atas dapat di simpulakan bahwa kehiatan di SMP Seri Tanjung

merupakan kegiatan pembelajaran yang membuat kegiatan pembelajaran yang

membuat siswa sangat aktif dan bervariasi, sehingga tidak ada alasan bagi siswa

Page 64: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

64

bagi siswa untuk tidak mengikuti setiap kegiatan yang bertujuan untuk mengubah

ilmu pengetahuan.

E. Keadaan Guru dan Siswa

Guru dan siswa merupakan unsure yang pokok dalam melaksanakan

pendidikan dan pengajaran, di samping itu juga syarat yang meski dipenuhi dalam

melaksanakan pendidikan haruslah ada gedung sekolah tempat terjadinya proses

belajar mengajar. Guru adalah pendidik yang memberikan pembelajaran

danpendidikan siswa yang akan menerima pembelajaran danri pendidikan formal.

1. Guru

Guru atau yang sering disebut pendidik yaitu orang yang memikul

tanggung jawab untuk memberikan pendidikan dan pengajaran serta member

arahan psikolgis,pisiologis. Guru harus mempunyai syarat-syarat tertentu yang

ahrus dipenuhi, dalam undang-undang dasar pendidikan pengajaran di

sekolah, pada 15 menyebutkan : “ Syarat utama menjadi guru selain ijazah

dan syarat kesehatan jasmani dan rohani ialah sifat yang perlu untuk

memperoleh pendidikan atau pengajaran”.77

Adapun tenaga guru yang ada di SMP Seri Tanjung berdasarkan data

yang didapat di kantor SMP tersebut adalah semenjak 21 orang tenaga guru

yang terdiri dari 3 Guru Tetap Yayasan (GTY) dan 18 Guru Tidak Tetap

(GTT), dan untuk jelasnya dapat dilihat table dibawah ini:

77 Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014

Page 65: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

65

Tabel. IV Keadaan Guru SMP Seri Tanjung

No. Nama JK

Jabatan Status Guru Bidang Studi L P

1 Abdul Rozak v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY PJOK,

2 Adi v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah

Muatan Lokal Potensi Daerah,

3 Arkani v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY Matematika,

4 At Takwiir v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah

TIK/KKPI, Ilmu Pengetahuan Alam,

5 Aulia Rahmi v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY PKn,

6 Evin Sastra Dinata v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah TIK/KKPI,

7 Galant Remeo Castro v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY

Ilmu Pengetahuan Sosial,

8 Herlinah v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY Keterampilan,

9 Iswadi v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah Matematika,

10 Lindari v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY Bahasa Indonesia,

11 Muhammad Munzirin v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY

Pendidikan Agama Islam,

12 Munzil Kharis v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah Seni Budaya,

13 Nur Indah v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah

Ilmu Pengetahuan Alam,

14 Nurly v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY Bahasa Inggris,

15 Rahmat Ridho Kasmir v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah Bahasa Inggris,

16 Ruslaini v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah Bahasa Indonesia,

17 Santi v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY Bahasa Inggris,

18 Sulastri v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah

Ilmu Pengetahuan Alam,

19 Syarifatun Nuzul v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah

20 Vivin Efriyani v

Guru Mata Pelajaran

Guru Honor Sekolah

Pendidikan Agama Islam, Muatan Lokal Potensi

Page 66: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

66

Daerah,

21 Yuli Yanti v

Guru Mata Pelajaran GTY/PTY

Sumber : Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2014-2015

2. Siswa

Siswa atau murid biasanya disebut anak didik merupakan objek dari

proses belajar mengajar. Siswa SMP Seri Tanjung terbagi dalam tiga

tingkatan yaitu kelas VII, kelas VIII, kelas IX. Secara umum jumlah siswa-

siswi di SMP Seri Tanjung pada bulan Januari 2015 adalah 190 siswa yang

terhitung dari kelas VII sampai dengan kelas IX. Kondisi siswa sangat

beragam dan sesuai dengan dari kelas VII sampai dengan kelas IX. Namun

secara umum kondisi siswa SMP Seri Tanjung sama dengan kondisi siswa

pada umumnya. Siswa disini sebagian juga ada yang aktif sekali dan jika

sedang berlangsung proses pengajaran di kelas. Karekter siswa itu sebenarnya

merupakan adaptasi dari karakter lingkungan di mana siswa berada, baik

keluarga maupun lingkungan.78

Tabel. V Daftar Jumlah Siswa SMP Seri Tanjung Tahun Pelajara 2014-2015

No. Kelas Jumlah

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 VII. A 16 11 27

2 VII. B 17 10 27

3 VII. C 16 10 26

78

Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014

Page 67: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

67

4 VIII.A 29 8 37

5 VIII.B 24 8 32

6 IX. A 19 11 30

7 IX. B 16 11 27

Jumlah 137 69 206

Sumber : Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2014-2015

F. Sarana dan Prasarana Pendidikan

1. Fasilitas sekolah

a. Fasilitas gedung/ ruang belajar

Gedung untuk proses belajar mengajar yang terdiri dari 7 ruang

belajar, yang masing-masing kelas dilengkapi dengan fasilitas

penunjang lain seperti: bangku, meja murid, papan tulis, spidol

snowman, jam dinding, pengahapus, kotak smapah, papan kehadiran,

dan lain-lain.

b. Ruang guru

Ruang guru berada disebelah ruang baca (perpustakaan) luas

ruang guru secara keseluruan adalah 7 x 15 m.

c. Ruang kepala sekolah

Ruang kepala sekolah berada di sebelah ruang baca, ruangan ini

merupakan pusat jalannya aktivitas harian, di ruang ini dilengkapi

dengan berbagai macam perlengkapan, diantaranya computer, lemari

arsip, piala-piala dan peralatan kantor lainnya.

Page 68: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

68

d. Tata usaha

Ruang tata usaha berada di antara ruang kepala sekolah dan

ruang perpustakaan, luas ruang tata usaha adlah 7 x 10 m ruangan ini

merupakan sarana untuk membantu proses belajar mengajar, urusan

kesiswaaan, kepegawaian, peralatan sekolah, urusan infrastruktur

sekolah, dan keuangan.

e. Ruang keperpustakaan

Ruang perpustakaan terletak berdekatan dengan ruang Kepala

Sekolah dan Tata Usaha. Luas ruang keperpustakaan SMP Seri

Tanjung secara keseluruan adalah 7 x 15 m ruangan ini dilengkapi

dengan perlengkapan seperti lemari buku, meja pendek untuk siswa-

siswi membaca dan kursi-kursi tamu.

f. Mushollah

Ruangan ini untuk kegiatan keagamaan letaknya didepan

kantor atau ruangan perpustakaan, luas mushollah adalah 6 x 6 m.

g. WC dan kamar mandi

WC dan kamar mandi terletak diantara ruang kelas VIII.A dan

VIII.B

h. Halaman sekolah

Halaman sekolah yang berada di depan ruang gedung

digunakan untuk kegiatan upacara dan olahraga. Sedangkan halaman

Page 69: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

69

belakang juga di gunakan untuk kegiatan oelahraga seperti bola

basket, bola voly, dan sepak bola.

i. Ruang laboratorium

Terletak berdekatan dengan ruang kelas IX.B luas ruang

laborratorium SMP Seri Tanjung secara keseluruan adalah 7 x 10 m.

ruangan ini dilengkapi dengan perlengkapan seperti mikrosop dan alat-

alat laboratorium lainnya.

j. Ruang computer

Ruangan ini terletak berdekatan dengan ruang laboratorium,

yang berukuran 7 x 4 m, jumlah computer secara keseluruhan adlah 7

unit computer digunakan untuk siswa-siswi untuk latihan dan 1 unit

digunakan untuk perlengkapan administrasi sekolah.

k. Sarana olahraga

Di SMP Seri Tanjung terdapat beberapa sarana olahraga

diantaranya adalah lapangan basket, volley dan sepak takraw.

Jadi secara representif lingkungan dan kondisi objektif sekolah

ini tercermin dari aktivitas edukatif dan manajemen sekolah hingga

layak menjadi institusi pendidikan yang berjalan ideal.79

79 Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2013-2014

Page 70: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

70

G. Manajemen dan Personalia Sekolah

Untuk mendapat hasil yang baik dan proses edukatif bisa berjalan dengan

teratur, maka diperlukan manajemen dan pengelolaan sekolah yang baik pula.

Untuk efektifnya, fungsi-fungsi manajemen dan komponen manajemen juga

harus berjalan seimbang dan sistematis.

1. Prosedur Pemeliharaan Sekolah.

Prosedur penggunaaan fasilitas sekolah sepenuhnya dipegang oleh

guru-guru yang bertanggung jawab terhadap penggunaan fasilitas tersebut

yang diamanatkan oleh Kepala Sekolah. Dan untuk pemeliharaan

dibebankan kepada unsure sekolah termasuk guru-guru, pegawai dan yang

ada di SMP Seri Tanjung tanpa terkecuali.

2. Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah serangkaian aktifitas edukasi yang

berkaiatan dengan pengendalian, mengontrol, meningkatkan aktifitas

belajar mengajar untuk mencapai hasil yang baik dalam bidang pengajaran

dan pendidikan. Di dalam pengelolaan kelas tidak hanya mengutamakan

keberhasilan dan kerapian kelas saja, tetapi juga kehadiran dan

kedisiplinan siswa dalam belajar juga harus diperhatikan untuk mencapai

kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

3. Personalia sekolah

Salah satu unsure terpenting dalam proses pengajaran adalah

tersedianya personalia, baik kepala sekolah, guru dan pegawai. Tertib

Page 71: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

71

Administrasi SMP Seri Tanjung sudah berjalan dengan baik dari absensi

guru sampai kedisiplinan guru dan daftar piket guru sudah diterapkan,

sehingga proses belajar di SMP Seri Tanjung sudah berjalan dengan baik.

4. Pengelolaan keluarga

Pengelolan keluarga merupakan kegiatan pendidikan yang

berkaiatan dengan kewajiban (Administrasi) orang tua siswa terhadap

sekolah, misalnya uang pembangunan sarana dan prasarana, uang

pinjaman buku, kartu pelajar, kartu anggota perpustakaan dan atribut-

atribut pakaian sekolah.

Page 72: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

72

H. Struktur Organisasi SMP Seri Tanjung

Adapun struktur organisasi SMP Seri Tanjung adalah sebagai berikut:

Struktur Organisasi SMP Seri Tanjung Tahun Pelajaran 2014-2015

Sumber : Dokumentasi SMP Seri Tanjung Tahun 2014-2015

PEMILIK YAYASAN Muhammad Munzirin, S.Pd

KEPALA SEKOLAH Muhammad Munzirin, S.Pd

WAKA KESISWAAAN Abdul Rozak

GURU

WALI KELAS VII.C

WALI KELAS IX. B

WALI KELAS VIII.A

WALI KELAS VII. A

TATA USAHA, BENDAHARA,

PERPUSTAKAAN, LAB.

GURU BP/BK

WAKA KURIKULUM Herlinah, S.Pd.I

WALI KELAS

IX.A

SISWA

WALI KELAS VIII.B

WALI KELAS VII. B

WAKA SARANA DAN

PRASARANA

Ruslaini, S.Pd

Page 73: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

73

Dari skema di atas dapat disimpulkan bahwa SMP Seri Tanjung merupakan

yayasan yang secara struktur organisasi sangat lengkap dan mempunyai tugas

masing-masing dan setiap anggota mempunyai tugas masing-masing yang harus

dikerjakan.

Page 74: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

74

BAB IV

HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN TAN YA

JAWAB DALAM BENTUK RODA KEBERUNTUNGAN PADA SUB POKOK

BAHASAN MATERI IMAN KEPADA MALAIKAT

A. Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian yang peneliti lakukan ini merupakan penelitian eksperimen yang

menggunakan metode tes, untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam

penelitian. Metode Pembelajaran Tanya Jawab dengan Roda Keberuntungan

dalam penelitian ini sebagaimana yang dimaksudkan pada bab terdahulu adalah

salah satu jenis pembelajaran yang mengelompokkan siswa duduk membentuk

lingkaran besar, kemudian menjawab pertanyaan yang telah di tentukan yang ada

di belakang nomor (Dalam hal ini ada 10 nomor). Adapun lokasi penelitian adalah

SMP Seri Tanjung Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Provinsi

Sumatra Selatan. Mata Pelajaran yang diteliti adalah Pendidikan Agama Islam.

Subjek Penelitian adalah kelas VII semester 2 tahun 2014/2015 yang terdiri dari

80 siswa dengan rincian siswa laki-laki 49 orang dan perempuan 31 orang.

Dalam penelitian ini kelas yang dijadikan sampel adalah kelas VII A dan

VII B karena kedua kelas tersebut diajarkan oleh guru yang sama. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut:

Page 75: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

75

Tabel. VI Sampel penelitian Siswa/i SMP Seri Tanjung Kabupaten Ogan Ilir

No. Kelas Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 VII-A 16 11 27

2 VII-B 17 10 27

Jumlah 54

B. Pelaksanaan Belajar Mengajar Menggunakan Metode Tanya Jawab Dalam

Bentuk Roda Keberuntungan

Bab IV ini merupakan analisis yang berisikan beberapa masalah yang

diangkat dalam penelitian ini diantaranya hasil belajar siswa pada mata pelajaran

PAI. Penelitian yang dilakukan ini merupakan jenis penelitian penelitian lapangan

(Field Research) yang berbentuk eksperimen, Penelitian eksperimen adalah

penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu,

penelitian ini ada kelas yang diambil sebagai kelas perlakuan disebut kelas

eksperimen dan kelas yang satunya sebagai kelas perbandingan atau kelas kontrol.

Dengan menggunakan metode penelitian True Experimental design yang

menggunakan metode tes berupa soal post-test (20 soal pilihan ganda), untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian. Data dalam penelitian ini

adalah data yang diperoleh dari nilai siswa pada sub pokok bahasan materi Iman

Kepada Malaikat, pada kelompok kelas eksperimen yang menggunakan Metode

Page 76: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

76

Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan yaitu pada pelaksanaannya guru

menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan, guru membuat satu set

kartu sebanyak 10 pertanyaan disatu sisi dan angka di belakangnya, guru

memerintahkan siswa untuk membuat tempat duduk seperti lingkaran besar. Kartu

disebar mengahadap ke bawah menutupi lantai dengan angka yang jelas terlihat,

setelah itu satu sukarelawan yaitu siswa memulai dengan memutar roda/ kayu

yang telah disediakan, setelah angka ditunjukkan, siswa tersebut mengambil kartu

dan menjawab pertanyaan yang ada. Diskusi singkat berlangsung antara guru dan

murid kelas VII A. Jika guru sudah memutuskan bahwa siswa tersebut telah

menjawab dengan lengkap dan akurat, kartu diletakkan kembali menghadap ke

atas dan angka tersebut sekarang hangus. Jika jawaban tidak lengkap atau tidak

benar maka kartu dikembalikan lagi menghadap kebawah untuk orang lain yang

mencoba keberuntungannya, roda diberikan untuk siswa selanjutnya, setelah

semua kartu terbuka dan hangus, guru kemudian membahas semua pertanyaan

dengan jelas dan catatan tertulis dibuat. Adapun pada kelompok kelas kontrol yang

tidak menggunakan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan

tetapi menggunakan metode konvensional (ceramah) dalam proses penyampaian

pada materi Iman Kepada Malaikat. Penelitian ini dilakukan dengan tiga tahapan

yaitu, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

1. Tahap Perencanaan:

Tahap perencanaan yang dilakukan pada hari senin, tanggal 29 Maret

2015 pukul 09.00 WIB, peneliti melakukan observasi di SMP Seri Tanjung. Dari

Page 77: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

77

hasil observasi yang dilakukan maka kelas eksperimen yaitu kelas VII A yang

berjumlah 27 siswa dan kelas kontrol yaitu kelas VII B yang berjumlah 27 siswa.

Kemudian peneliti menemui Bapak Kepala Sekolah, dan diteruskan dengan guru

mata pelajaran PAI yaitu Bapak Adi dan berkonsultasi mengenai perangkat

pembelajaran yang akan digunakan seperti rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) dan lembar soal tes (post-test) yang telah dibuat oleh peneliti.

2. Tahap Pelaksanaan:

Tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan, peneliti melaksanakan

pembelajaran berdasarkan pada RPP yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan

pembelajaran dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan baik pada kelas

eksperimen yang menggunakan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan maupun pada kelas kontrol yang tidak menggunakan Metode

Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan.

Pertemuan pertama pada kelas Kontrol dilaksanakan pada hari Selasa, 7

April 2015 dari pukul 09.15 s/d 10.30 WIB. Dan pada kelas Eksperimen

dilaksanakan pukul 10.45 s/d 12.30 Pada pertemuan ini peneliti memperkenalkan

diri kepada siswa, mengkondisikan kelas, mengabsen siswa, menjelaskan tujuan

pembelajaran, menjelaskan materi Iman Kepada Malaikat. Setelah siswa selesai

mengerjakan soal peneliti mengakhiri kegiatan pembelajaran.

Pertemuan kedua pada kelas Kontrol dilaksanakan pada hari Selasa, 14

April 2015 dari pukul 09.15 s/d 10.30 dan pada kelas Eksperimen dilaksanakan

dari pukul 10.45 s/d 12.30. Pada pertemuan ini peneliti mengkondisikan kelas,

Page 78: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

78

mengabsen siswa, dan menjelaskan materi Iman Kepada Malaikat. Di kelas

eksperimen setelah pembahasan selesai, peneliti menggunakan Metode Tanya

Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan.

Adapun langkah-langkah metode ini ialah Guru menjelaskan materi

Pembelajaran yang akan di ajarkan kemudian guru memerintahkan siswa untuk

membuat tempat duduk seperti lingkaran besar. Kartu disebar mengahadap ke

bawah menutupi lantai dengan angka yang jelas terlihat, setelah itu satu

sukarelawan yaitu siswa memulai dengan memutar roda/ anak Panah yang telah

disediakan, selanjutnya angka ditunjukkan, siswa tersebut mengambil kartu dan

menjawab pertanyaan yang ada. Diskusi singkat berlangsung antara guru dan

murid kelas VII. Jika guru sudah memutuskan bahwa siswa tersebut telah

menjawab dengan lengkap dan akurat, kartu diletakkan kembali menghadap ke

atas dan angka tersebut sekarang hangus. Jika jawaban tidak lengkap atau tidak

benar maka kartu dikembalikan lagi menghadap kebawah untuk orang lain yang

mencoba keberuntungannya, roda pun diberikan untuk siswa selanjutnya, Setelah

semua kartu terbuka dan hangus, guru kemudian membahas semua pertanyaan

dengan jelas dan catatan tertulis dibuat. Kemudian di kelas kontrol peneliti

menyampaikan materi Iman Kepada Malaikat dengan menggunakan metode

ceramah. Setelah masing-masing telah di jelaskan materi pembelajaran tentang

Iman Kepada Malaikat peneliti memberikan soal post-test sebanyak 20 soal

mengenai materi yang telah dipelajari yaitu materi Iman Kepada Malaikat.

Page 79: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

79

C. Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Tanya Jawab Dalam Bentuk Roda

Keberuntungan Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Seri Tanjung

Untuk membuktikan apakah penerapan dengan menggunakan Metode

Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan dapat meningkatkan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui materi “ Iman Kepada

Malaikat” pada kelas VII di SMP Seri Tanjung dengan didukung oleh adanya

kelas kontrol yang berfungsi untuk mengontrol pembuktian peningkatan hasil

belajar dengan menggunakan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan maka diadakan perhitungan tes “t” untuk dua sampel kecil yang

satu sama lain saling berhubungan.

1. Hasil Tes Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

Berdasarkan skor hasil tes materi “Iman Kepada Malaikat” pada penerapan

Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan dalam meningkatkan

hasil belajar siswa yang terdiri dari 27 orang siswa kelas VII-A sebagai kelas

eksperimen dan 27 orang siswa kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Yang telah

diterapkan sebanyak dua kali pertemuan, yakni satu kali pertemuan proses

pembelajaran menyampaikan materi tentang Iman Kepada Malaikat dan

pertemuan kedua siswa menjawab soal pertanyaan 20 soal pilihan ganda. Sehingga

diperoleh data hasil belajar siswa sebagai berikut:

Page 80: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

80

Tabel. VII

Hasil Post Tes Kelas Eksperimen

NO NAMA Skor Hasil Belajar (X)

1. A. Aldi Wahyudi 90

2. Ahmad Rifaldo 95

3. Ahmad Riki 90

4. Ahmad Sutanto 90

5. Amelia Nasyria 80

6. Andri Muhammad Amin Gunawan 100

7. Ashral 100

8. Danil Jurandi 85

9. Devita Suciati 95

10. Dody Irawan 80

11. Esa Maulidah 85

12. Franky 85

13. Haditsa 80

14. Irmi Aryani 60

15. Jefriyadi 70

16. Liza Marselena 100

17. M. Amar Rizki 75

18. Muhammad Bagas 70

19. Nanda Meriska 75

20. Nurhaliza 100

21. Rahmad Razif 95

22. Renanda 65

23. Reski Gumilang 90

24. Sepriyadi 80

Page 81: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

81

25. Sepriyansah 85

26. Septiani Surya 65

27. Yuli Yana 85

Tabel. VIII

Hasil Post Tes Kelas Kontrol

NO NAMA Skor Hasil Belajar (Y) 1. A. Iskandar

60

2. Agung Saputra 75

3. Ahmad Riko

95

4. Aji Arya Kurniawan 60

5. Akbar Ivantra 60

6. Atika

60

7. Ayusti Restari

65

8. Beni Arfion

60

9. Chairul Faza

70

10. David Fahrezzih

85

11. Fira Ayu Ningtias

60

12. Halil Gifran

65

13. Lestiani

60

14. M. Diki Pratama

60

15. M. Imam

80

16. Muhammad Rizki Albar

60

17. Muhlisin

90

18. Mutia Mutma'innah 100

19. Nur Meisya Maulida 60

20. Rahmalia

75

21. Randi Hartono

70

Page 82: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

82

22. Rendi Saputra

65

23. Rhada Renanda Putri 60

24. Siti Baina Haliza

65

25. Wahyu Andika

65

26. Wahyu Saputra

80

27. Zarina Zuhila

65

Data mentah post test siswa kelas eksperimen :

90 95 90 90 80 100 100 85 95 80 85

85 80 60 70 100 75 70 75 100 95 65

90 80 85 65 85

Dari data di atas selanjutnya diklasifikasikan dalam tabel distribusi

frekuensi berikut :

Tabel. IX Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Eksperimen

Interval Nilai F X x ' fx' fx´ 2

100 – 104 4 102 + 4 + 16 64 95 – 99 3 96 + 3 + 9 27 90 – 94 4 92 + 2 + 8 16 85 – 89 5 86 + 1 + 5 5 80 – 84 4 82 0 0 0 75 – 79 2 76 – 1 – 2 2 70 – 74 2 72 – 2 – 4 8 65 – 69 2 66 – 3 – 6 18 60 – 64 1 62 – 4 – 4 16

Jumlah 27 22 156

M = M' + i

∑N

fx'

Page 83: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

83

= 82 + 4

27

22

= 82 + 4 (0,815 ) = 82 + 3,26

= 85,26

SD = i

= 4

= 4

= 4

= 4 = 4 x 2,849 = 11,396

Setelah diketahui mean skor dan standar deviasi post test kelompok

eksperimen maka selanjutnya adalah menetapkan kategori tinggi, sedang dan

rendah (TSR) adapun kategori tersebut adalah :

Tinggi = Mx + 1. SD = 85,26+ 1. (11,396) = 85,26 + 11,396 = 96,629 dibulatkan menjadi 97 keatas Sedang = Mx – 1. SD = 85,26 –1. (11,396) = 85,26 – 11,396 = 73,864 Dibulatkan menjadi 74

= Mx + 1. SD = 85,26 + 1. (11,396) = 85,26 + 11,396 = 96,629 dibulatkan 97

Jadi untuk kategori sedang antara 74 - 97

Page 84: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

84

Rendah = Mx – 1. SD = 85,26 –1. (11,396) = 85,26 – 11,396 = 73,864 Dibulatkan menjadi 74 kebawah

Dari data diatas selanjutnya dikelompokkan dalam tabel distribusi frekuensi relatif

berikut ini :

Tabel. X Frekuensi Relatif Hasil Post Test kelas Eksperimen

Hasil Post Test siswa untuk kelas eksperimen

Frekuensi (f)

Persentase (P)

Kelompok Skor T (Tinggi ) 97 keatas = (97 -100) 4 14,8 % S (Sedang) (74-97) 18 66,7 % R (Rendah) 74 kebawah 5 18,5 % 27 100%

Data mentah post test siswa kelas kontrol :

60 75 95 60 60 60 65 60 70 85 60

65 60 60 80 60 90 100 60 75 70 65

60 65 65 80 65

Dari data diatas selanjutnya dikalsifikasikan dalam tabel distribusi

frekuensi berikut :

Tabel. XI Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Kontrol

Interval Nilai F X x ' fx' fx´ 2

100 – 104 1 102 + 4 + 4 16 95 – 99 1 96 + 3 + 3 9 90 – 94 1 92 + 2 + 2 4 85 – 89 1 86 +1 +1 1 80 – 84 2 82 0 0 0 75 – 79 2 76 – 1 – 2 2

Page 85: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

85

70 – 74 2 72 – 2 – 4 8 65 – 69 6 66 – 3 – 16 54 60 – 64 11 62 – 4 – 44 176 Jumlah 27 – 58 270

M = M' + i

∑N

fx'

=82 + 4

−27

58

= 78,5 + 4 (- 2,148) = 82 + (- 8,592) = 73,408

SD = i

= 4

= 4

= 4

= 4

= 4 x 2,321 = 9,284

Setelah diketahui mean skor dan standar deviasi post test kelompok kelas

kontrol maka selanjutnya adalah menetapkan kategori tinggi, sedang dan rendah

(TSR) adapun kategori tersebut sebagai berikut :

Tinggi = Mx + 1. SD = 73,408 + 1. (9,284) = 73,408 + 9,284 = 82,692 dibulatkan menjadi 83 keatas

Sedang = Mx – 1. SD

Page 86: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

86

= 73,408 – 1. (9,284) = 73,408 – 9,284 = 64,124 dibulatkan menjadi 64

= Mx + 1. SD = 73,408 + 1. (9,284) = 73,408 + 9,284 = 82,692 dibulatkan menjadi 83 Jadi, kategori sedang antara 64 – 83

Rendah = Mx – 1. SD

= 73,408 – 1. (9,284) = 73,408 – 9,284 = 64,124 dibulatkan menjadi 64 kebawah

Dari data diatas selanjutnya dikelompokkan dalam tabel distribusi frekuensi

relatif berikut ini :

Tabel. XII Frekuensi Relatif Hasil Post Test Kelas Kontrol

Hasil Post Test siswa untuk kelas control Frekuensi

(f) Persentase

(P) Kelompok Skor T (Tinggi ) 83 keatas 4 15 % S (Sedang) (64 - 83) 12 44 % R (Rendah) 64 kebawah 11 41 % 27 100%

D. Pengaruh Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan

terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam Materi Iman Kepada Malaikat di SMP Seri Tanjung

Dalam bahasan ini peneliti akan membahas tentang pengaruh Metode

Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan terhadap hasil belajar pada

Page 87: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

87

materi Iman Kepada Malaikat. Untuk melihat pengaruh tersebut melalui uji

hipotesis, peneliti sebelumnya melakukan uji persyaratan.

1. Uji Persyaratan Analisis Data

a. Uji Normalitas atau Membuat Katagori

Uji Normalitas dilakukan untuk melihat apakah sampel berdistribusi

normal atau tidak, artinya bahwa frekuensi yang diobservasi dari distribusi

nilai-nilai yang sedang diselidiki normalitas distribusinya, tidak menyimpang

secara signifikan dari frekuensi teoritiknya.

1) Post Test Kelas Eksperimen

Data mentah post test siswa kelas eksperimen :

90 95 90 90 80 100 100 85 95 80 85

85 80 60 70 100 75 70 75 100 95 65

90 80 85 65 85

Dari data mentah post test siswa kelas eksperimen diatas selanjutnya

menentukan Range

a) Menentukan range (R) = H – L + 1

H = Nilai Tertinggi

L = Nilai terendah

R = H – L + 1 R = 100 – 60 + 1 = 41

b) Menentukan interval kelas

R = 10 sampai 20. Maka 41 = 10= I = 41 = 4,1 = 4

Page 88: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

88

I I 10

Jadi, interval kelasnya adalah 3 Dari data post test siswa kelas eksperimen

diatas selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensi berikut :

Tabel. XIII Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Eksperimen

Interval Nilai F X x ' fx' fx´ 2

97-100 4 98,5 + 5 20 100 93-96 3 94,5 + 4 12 48 89-92 4 90,5 + 3 12 36 85-88 5 86,5 + 2 10 20 81-84 0 82,5 +1 0 0 77-80 4 78,5 0 0 0 73-76 2 74,5 - 1 - 2 2 69-72 2 70,5 - 2 - 4 8 65-68 2 66,5 - 3 - 6 18 61-64 0 62,5 -4 0 0 57-60 1 58,5 -5 - 5 25

Jumlah 27 37 257

Dari tabel nilai post test siswa kelas eksperimen diatas pada materi Iman

Kepada Malaikat yaitu :

Σfx' = 37 i = 4 N = 27

Σfx2 = 257 M’ = 78,5

Dari tabel distribusi fkekuensi yang ada, selanjutnya peneliti melakukan

langkah berikutnya :

c) Menentukan Mean atau nilai rata-rata

Page 89: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

89

M = M' + i

∑N

fx'

= 78,5 + 4

27

37

= 78,5 + 4 (1,37 )

= 78,5 + 5,48 = 83,98

d) Menentukan Standar Deviasi

SD = i

SD = 4

= 4

= 4

= 4 = 4 x 2,76 = 11,04

e) Menentukan Varians

S2 = )1(

)( 2'2

−Σ−Σ

nn

fxfxn

S2 = )127(27

)37()257(27 2

−−

=

702

13696939−

= 7,93

f) Menentukan Interval Nilai Menjadi 6 SD

Menentukan interval nilai sepanjang distribusi data yang terbagi menjadi 6

SD, sebagaimana tertera di bawah ini :

Page 90: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

90

Mean + 1 SD = 83,98 + (1) (11,04) = 83,98 +11,04= 95,02 = 95

Mean + 2 SD = 83,98 + (2) (11,04) = 83,98 + 22,08= 106,06 = 106

Mean + 3 SD = 83,98 + (3) (11,04) = 83,98+ 33, 12 = 117,1 =117

Mean – 1 SD = 83,98 - (1) (11,04) = 83,98 – 11,04= 72,94= 73

Mean – 2 SD = 83,98 - (2) (11,04) = 83,98 – 22,08 = 61,9= 62

Mean – 3 SD = 83,98 – (3)(11,04) = 83,98 – 33,12 = 50,86 = 51

Dengan demikian, lebih lanjut dapat kita ketahui :

Mean + 3 SD Keatas = 117 Keatas = 0 %

Mean + 2 SD s.d Mean + 3 SD = 106 – 117 = 0 %

Mean + 1 SD s.d. Mean + 2 SD = 95 – 105 = 26 %

Mean s.d. Mean + 1 SD = 84 – 94 = 33 %

Mean -1 SD s.d. Mean = 73 –83 = 22 %

Mean -2 SD s.d Mean – 1 SD = 62 – 72 = 15 %

Mean – 3 SD s.d Mean – 2 SD = 51 – 61 = 4 %

Mean – 3 SD Kebawah = 51 Kebawah = 0 %

Page 91: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

91

Selanjutnya nilai tersebut dikelompokkan, maka diperoleh distribusi

sebagai berikut :

Tabel. XIV

Frekuensi yang Diobservasi dan Frekuensi teoritik

Post Test Kelas Eksperimen

Interval nilai setelah

distandarisasi

Frekuensi yang

diobservasi (fo) Frekuensi teoritis (ft)

113 keatas 0 27- (100% x 27) = 0

61 – 112 0 0

95 – 105 7 7,02

84 –94 9 8,91

73 –83 6 5,94

62 – 72 4 4,05

51 – 61 1 1,08

50 Kebawah 0 0

Total 27= N 27

g). Menguji hipotesis dengan tes “Kai Kuadrat”

Tabel . XV

Perhitungan untuk Memperoleh Harga Kai Kuadrat Interval nilai

setelah distandarisasi

(fo) (ft) (fo- ft) (fo- ft)2 (fo- ft)

2

(ft)

113 Keatas 0 0 0 0 0

106 –112 0 0 0 0 0

95 – 105 7 7,02 -0,02 0,0004 0,00005698

84 –94 9 8,91 0,09 0,0081 0,00090909

73 –83 6 5,94 0,06 0,0036 0,00060606

62 – 72 4 4,05 -0,05 0,0025 0,00061728

51 – 61 1 1,08 -0,08 0,0064 0,00592593

Page 92: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

92

50 Kebawah 0 0 0 0 0

Total 27 27 0,00811534=

X2

g) Memberikan Interpretasi

Dalam memberikan interpretasi terhadap nilai harga Kai Kuadrat tersebut,

kita hitung dahulu nilai df atau “derajat bebas”

df = ( r -1), jumlah lajur (r) yang kita miliki ada 6 buah, maka :

df = 6 - 1 = 5. Dengan df sebesar 5 diperoleh harga kai kuadrat pada tabel nilai kai

kuadrat sebagai berikut :

Pada taraf signifikansi 5 % = 11,070

Pada taraf signifikansi 1 % = 15, 086

11,070 > 0,00811534 < 15,086

Ternyata harga kai kuadrat hasil perhitungan jauh lebih kecil dari kai

kuadrat yang tertera pada tabel baik 5 % maupun 1% , dengan demikian hipotesis

nihil diterima. Artinya bahwa fekuensi yang diobservasi tidak menyimpang dari

frekuensi teoritik atau dapat dikatakan bahwa nilai post test siswa untuk kelas

eksperimen berdistribusi normal.

2) Post Test Kelas Kontrol

Data mentah post test siswa kelas kontrol :

60 75 95 60 60 60 65 60 70 85 60

65 60 60 80 60 90 100 60 75 70 65

60 65 65 80 65

Page 93: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

93

Dari data mentah post test siswa kelas kontrol diatas selanjutnya menentukan

Range

a) Menentukan range (R) = H – L + 1

H = Nilai Tertinggi

L = Nilai terendah

R = H – L + 1 R = 100 – 60 + 1 = 41

b) Menentukan interval kelas

R = 10 sampai 20. Maka 41 = 10= I = 41 = 4,1 =4 I I 10

Jadi, interval kelasnya adalah 4 Dari data post test siswa kelas kontrol

diatas selanjutnya dibuat tabel distribusi frekuensi berikut :

Tabel. XVI Distribusi Frekuensi Nilai Post Test Kelas Kontrol

Interval Nilai F X x ' fx' fx´ 2

97-100 1 98,5 + 5 5 25 93-96 1 94,5 + 4 4 16 89-92 1 90,5 + 3 3 9 85-88 1 86,5 + 2 2 4 81-84 0 82,5 +1 0 0 77-80 2 78,5 0 0 0 73-76 2 74,5 - 1 -2 4 69-72 2 70,5 - 2 -4 16 65-68 6 66,5 - 3 -18 324 61-64 0 62,5 - 4 0 0 57-60 11 58,5 -5 55 3025

Jumlah 27 - 65 3423

Page 94: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

94

Dari tabel nilai post test siswa kelas kontrol diatas pada materi Iman

Kepada Malaikat yaitu :

Σfx' = - 65 i = 4 N = 27

Σfx2 = 3423 M’ = 78,5

Dari tabel distribusi frekuensi yang ada, selanjutnya peneliti melakukan

langkah berikutnya :

c) Menentukan Mean atau nilai rata-rata

M = M' + i

∑N

fx'

=78,5 + 4

−27

65

= 78,5 + 4 (-2,407) = 78,5 + (- 9,628) = 68,872

d) Menentuka Standar Deviasi

SD = i

= 4

= 4

= 4

= 4

= 4 x 10,999 = 43,996

e) Menentukan Varians

Page 95: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

95

S2 = )1(

)( 2'2

−Σ−Σ

nn

fxfxn

S2 = )127(27

)65()3423(27 2

−−

=

702

422592421−

= 125,635

f) Menentukan Interval Nilai menjadi 6 SD

Menentukan interval nilai sepanjang distribusi data yang terbagi menjadi 6

SD, sebagaimana tertera di bawah ini :

Mean + 1 SD = 68,872 + (1)(43,996) = 68,872 +43,996 = 112,868 = 113

Mean + 2 SD = 68,872 + (2)( 43,996) = 68,872 + 87,992 = 156,864 = 157

Mean + 3 SD = 68,872 + (3) (43,996) = 68,872 + 131,988 = 200, 86 = 201

Mean – 1 SD = 68,872 – (1)( 43,996) = 68,872 – 43,996 = 24,876 = 25

Mean – 2 SD = 68,872 – (2)( 43,996) = 68,872 – 87,992 = – 19,12 = – 19

Mean – 3 SD = 68,872 – (3)(43,996) = 68,872 – 131,988 = – 63,116 = – 63

Dengan demikian, lebih lanjut dapat kita ketahui :

Mean + 3 SD keatas = 201 keatas =0 %

Mean + 2 SD s.d Mean + 3 SD = 157 – 200 = 0 %

Mean + 1 SD s.d. Mean + 2 SD = 113 – 156 = 0 %

Page 96: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

96

Mean s.d. Mean + 1 SD = 69 – 112 = 37 %

Mean -1 SD s.d. Mean = 25 – 68 = 63 %

Mean -2 SD s.d Mean – 1 SD = – 19 – 24 = 0 %

Mean – 2 SD s.d Mean – 3 SD = – 63 - –18 = 0 %

Mean – 3 SD kebawah = – 62 kebawah = 0 %

Selanjutnya nilai tersebut dikelompokkan, maka diperoleh distribusi sebagai

berikut :

Tabel. XVII

Frekuensi yang Diobservasi dan Frekuensi teoritik

Post Test Kelas Kontrol

Interval nilai setelah

distandarisasi

Frekuensi yang

diobservasi (fo) Frekuensi teoritis (ft)

201 Keatas 0 27 – (100 % –27) = 0

157 – 200 0 0

113 – 156 0 0

69 – 112 10 9,99

25 – 68 17 17,01

-19 – 24 0 0

-63 – -18 0 0

-62 kebawah 0 0

Total 27 = N 27

g) Menguji hipotesis dengan tes “Kai Kuadrat”

Tabel. XVIII

Page 97: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

97

Perhitungan untuk Memperoleh Harga Kai Kuadrat

Interval nilai

setelah distandarisasi

(fo) (ft) (fo- ft) (fo- ft)2 (fo- ft)

2

(ft)

201 Keatas 0 0 0 0 0

157 – 200 0 0 0 0 0

113 – 156 0 0 0 0 0

69 – 112 10 9,99 0,01 0,001 0,00001001

25 – 68 17 17,01 -0,01 0,001 0,00000588

-19 – 24 0 0 0 0 0

-63 – -18 0 0 0 0 0

-62 kebawah 0 0 0 0 0

Total 27 = N 27 0,00001589 = X2

h) Memberikan Interpretasi

Dalam memberikan interpretasi terhadap nilai harga Kai Kuadrat

tersebut, kita hitung dahulu nilai df atau “derajat bebas”

df = ( r -1), jumlah lajur (r) yang kita miliki ada 6 buah, maka :

df = 6 - 1 = 5. Dengan df sebesar 5 diperoleh harga kai kuadrat pada tabel

nilai kai kuadrat sebagai berikut :

Pada taraf signifikansi 5 % = 11,070

Pada taraf signifikansi 1 % = 15, 086

11,070 > 0,00001589 < 15,086

Ternyata harga kai kuadrat hasil perhitungan jauh lebih kecil dari kai

kuadrat yang tertera pada tabel baik 5 % maupun 1% , dengan demikian

Page 98: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

98

hipotesis nihil diterima. Artinya bahwa fekuensi yang diobservasi tidak

menyimpang dari frekuensi teoritik atau dapat dikatakan bahwa nilai post test

siswa untuk kelas kontrol berdistribusi normal.

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok mempunyai varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok

mempunyai varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen.

Untuk menguji kesamaan varians tersebut rumus yang digunakan ialah :

Varian kelas kontrol (sebagai dk pembilang)

Varian kelas eksperimen (sebagai dk penyebut)

1) Uji Homogenitas Data Post Test

= 15,843

2. Hasil Uji Hipotesis

Studi eksperimen yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menguji

kebenaran/ kepalsuan Hipotesis yang menyatakan bahwa dengan menggunakan

Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan, hasil belajar siswa lebih

baik daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan tanpa menggunakan Metode

Page 99: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

99

Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan, telah menetapkan 20 orang

siswa yang diajar menggunakan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan disebut Variabel X, dan 27 orang siswa yang diajar dengan tanpa

menggunakan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan disebut

variabel Y, sebagai sampel penelitian.

Untuk membuktikan apakah ada pengaruh yang signifikan antara

penerapan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan terhadap hasil

belajar siswa dan adakah perbedaan antara kelas eksperimen yang diterapkan

Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan dengan kelas kontrol

yang tanpa menggunakan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan, dengan didukung oleh adanya kelas kontrol yang berfungsi untuk

mengontrol pembuktian adanya perbedaan hasil belajar dengan menggunakan

Model Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan maka diadakan

perhitungan tes “t” untuk dua sampel kecil yang satu sama lain saling

berhubungan.

Berdasarkan skor hasil tes materi “Iman Kepada Malaikat” pada penerapan

Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan terhadap hasil belajar

siswa yang terdiri dari 27 orang siswa kelas VII-A sebagai kelas eksperimen dan

27 orang siswa kelas VII-B sebagai kelas kontrol. Yang telah diterapkan sebanyak

dua kali pertemuan, yakni pertemuan pertama yaitu proses pembelajaran

menyampaikan materi tentang Iman Kepada Malaikat dan pertemuan kedua siswa

Page 100: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

100

menjawab soal tes sebanyak 20 soal pilihan ganda. Sehingga diperoleh data hasil

belajar siswa yakni sebagai berikut :

Tabel. XIX

Hasil Post Tes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Skor Siswa Kelas Eksperimen yang Diajarkan Metode Tanya Jawab dalam

bentuk Roda Keberuntungan (X)

Skor Siswa Kelas Kontrol yang tanpa Diterapkan Metode Tanya Jawab dalam

bentuk Roda Keberuntungan (Y) 90 60

95 75

90 95

90 60

80 60

100 60

100 65

85 60

95 70

80 85

85 60

85 65

80 60

60 60

70 80

100 60

Page 101: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

101

75 90

70 100

75 60

100 75

95 70

65 65

90 60

80 65

85 65

65 80

85 65

Page 102: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

102

Permasalahan pertama dapat diajukan Hipotesis alternatif (Ha) dan

Hipotesis Nihilnya (Ho), sebagai berikut:

Ha : Ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PAI antara kelas eksperimen yang diterapkan dengan Metode

Tanya Jawab dengan Roda Keberutungan dan kelas kontrol yang tidak

diterapkan dengan Metode Tanya Jawab dengan Roda Keberutungan

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa pada

mata pelajaran PAI antara kelas eksperimen yang diterapkan dengan

Metode Tanya Jawab dengan Roda Keberutungan dan kelas kontrol

yang tidak diterapkan dengan Metode Tanya Jawab dengan Roda

Keberutungan.

Langkah berikutnya, melakukan perhitungan untuk memperoleh Mean dan

Standar Deviasi (SD) dengan bantuan tabel perhitungan di bawah ini :

Tabel. XX

Perhitungan untuk memperoleh Mean dan SD dari Data yang Tertera pada Tabel

No. Skor Post Test Hasil Belajar Siswa D = D2 =

Kelas Eksperimen(X) Kelas Kontrol (Y) ( X – Y) (X – Y) 2

1. 90 60 + 30 900

2. 95 75 +20 400

3. 90 95 -5 25

4. 90 60 + 30 900

Page 103: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

103

5. 80 60 +20 400

6. 100 60 +40 1600

7. 100 65 +35 900

8. 85 60 +25 625

9. 95 70 +25 625

10. 80 85 -5 25

11. 85 60 +25 625

12. 85 65 +20 400

13. 80 60 +20 400

14. 60 60 0 0

15. 70 80 -10 100

16. 100 60 - 40 1600

17. 75 90 -15 225

18. 70 100 -30 900

19. 75 60 +15 225

20. 100 75 +25 625

21. 95 70 +25 625

22. 65 65 0 0

23. 90 60 +30 900

24. 80 65 +15 225

25. 85 65 +20 400

26. 65 80 -15 225

Page 104: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

104

27. 85 65 +20 400

27=N _ _ 320 = ƩD 14275= ƩD2

Dari penjabaran tabel diatas telah diperoleh : Ʃ D = 230 dan Ʃ D2 =12150;

adapun N = 27. Dengan diperoleh Ʃ D dan Ʃ D2 itu, maka dapat kita ketahui

besarnya Deviasi Standar Perbedaan Skor antara Variabel X dan Variabel Y

(dalam hal ini SDD):

SDD

SDD

= 19,704

Dengan diperoleh SDD sebesar 19,43 itu, lebih lanjut dapat kita

perhitungkan Standar Error dari Mean Perbedaan Skor antara Variavel X dan

Variabel Y :

SEMD =

SEMD =

Page 105: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

105

=

=

= 3,864

Langkah berikutnya adalah mencari harga to dan menggunakan rumus:

=

MD telah kita ketahui yaitu = , sedangkan SEMD = 3,864 jadi:

=

= 3,067

Langkah berikutnya, kita berikan interpretasi terhadap to, dengan terlebih

dahulu memperhitungkan df atau db-nya: df atau db = N-1 = 27-1= 26. Dengan df

sebesar 26 kita berkonsultasi pada Tabel Nilai “t”, baik pada taraf signifikansi 5%

maupun pada taraf signifikansi 1%.

Ternyata dengan df sebesar 26 itu diperoleh harga kritik t atau tabel pada

ttabel signifikansi 5% sebesar 2.06; sedangkan pada taraf signifikansi 1% ttabel

diperoleh sebesar 2.78.

Dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam perhitungan

(to = 3,067) dan besarnya “t” yang tercantum pada Tabel Nilai t ( tt.ts 5% =2.06 Dan

tt.ts 1% = 2.78) maka dapat kita ketahui bahwa to adalah lebih besar daripada tt ;

yaitu:

2,06 < 3,067 > 2.78

Page 106: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

106

Karena to telah kita peroleh sebesar 3,067 ; sedangkan tt = 2.06 dan 2.78

maka to adalah lebih besar daripada tt, baik pada taraf signifikansi 5% maupun

pada taraf signifikansi 1%. Dengan demikian, Hipotesis Nihil yang diajukan di

depan ditolak, ini berarti dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan

antara skor hasil kelas eksperimen dengan skor kelas kontrol. Perbedaan ini

mengatakan bahwa adanya perbedaan hasil belajar yang diajarkan dengan

menggunakan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan di kelas

VII -A di SMP Seri Tanjung.

Page 107: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Seri Tanjung

dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Dalam penerapan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan

pada materi Iman Kepada Malaikat di SMP Seri Tanjnug berjalan dengan

lancar, peneliti menjelaskan materi dengan cara menggunakan Metode Tanya

Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan sehingga siswa aktif dalam proses

pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa sangat senang dan sangat

bersemangat mengikuti pembelajaran, siswa juga banyak yang bertanya dan

peneliti pun memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa sehingga pada

saat peneliti memberikan post-test siswa mampu menjawab soal dengan

mudah.

2. Sedangkan pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah, hanya

beberapa siswa yang aktif dan memperhatikan. Hal ini dikarenakan metode

ceramah selalu digunakan sehingga siswa bosan dan kurang menarik minat

belajar siswa sehingga banyak siswa yang kurang memahami materi dan

dalam mengisi soal post-test masih ada beberapa siswa yang kesulitan dalam

menjawab soal tersebut.

3. Dengan to telah kita peroleh sebesar 3,067 ; sedangkan tt = 2.06 dan 2.78 maka

to adalah lebih besar daripada tt, baik pada taraf signifikansi 5% maupun pada

Page 108: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

108

taraf signifikansi 1%. Dengan demikian, Hipotesis Nihil yang diajukan di

depan ditolak, ini berarti dapat dikatakan bahwa ada perbedaan yang

signifikan antara skor hasil kelas eksperimen dengan skor kelas kontrol.

Perbedaan ini mengatakan bahwa adanya perbedaan hasil belajar yang

diajarkan dengan menggunakan Metode Tanya Jawab dalam bentuk Roda

Keberuntungan di kelas VII -A di SMP Seri Tanjung.

B. SARAN

Setelah peneliti mengadakan penelitian tentang Penerapan Metode Tanya

Jawab dalam bentuk Roda Keberuntungan tehadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PAI materi Iman Kepada Malaikat kelas VII di SMP Seri Tanjung,

maka ada beberapa saran yang akan peneliti sampaikan yaitu :

1. Bagi guru, guru hendaknya dapat menggunakan strategi atau metode yang

tepat dan berbeda-beda dalam proses pembelajaran, sehingga dapat menarik

minat belajar siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa, siswa diharapkan dapat lebih disiplin pada saat guru menjelaskan

materi dan sebelum membahas materi ada baiknya siswa belajar terlebih

dahulu materi yang akan dipelajari.

3. Bagi sekolah, dengan adanya metode pembelajaran yang bervariasi ini

diharapkan nantinya dapat memotivasi guru dalam upaya meningkatkan

kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

4. Bagi peneliti, yang ingin mencoba kembali meneliti dengan menggunakan

metode pembelajaran ini hendaknya meninjau ulang kembali dan

Page 109: Bab 1, Bab 2, Bab 3, Bab 4, Bab 5 - eprints.radenfatah.ac.ideprints.radenfatah.ac.id/692/1/AULIA_TarPai.pdf · siswa sehingga siswa tidak jenuh dalam proses pembelajaran. Penerapan

109

memodifikasi langkah-langkah yang sudah dilakukan sehingga metode ini

bisa berhasil diterapkan pada sekolah yang ingin diteliti.