42
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk kegiatan pengalaman ilmu oleh mahasiswa kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum pendidikan tinggi, yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa program studi Strata Satu (S1). Kegiatan ini menjadi sangat penting karena salah satu poin pada Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan harapan agar kelak para lulusan Perguruan Tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan yang memadai dalam bidangnya masing- masing, mampu melakukan penelitian dan bersedia mengabdikan diri demi masyarakat pada umumnya. Untuk itu Universitas Nusa Nipa sebagai salah satu Universitas di daratan Flores pada Tahun 2015 ini kembali menjalankan amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan KKN PPM yang menitik beratkan pada pembelajaran pemberdayaan masyarakat yang nantinya dengan hasil atau keluaran 1 KKN – PPM 2015 KERIREA

Bab 1 KKN-PPM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KESEHATAN

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANGKuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan bagian dari penyelenggaraan pendidikan dalam bentuk kegiatan pengalaman ilmu oleh mahasiswa kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata dilaksanakan sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum pendidikan tinggi, yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa program studi Strata Satu (S1). Kegiatan ini menjadi sangat penting karena salah satu poin pada Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan harapan agar kelak para lulusan Perguruan Tinggi dapat menjadi manusia yang berilmu pengetahuan yang memadai dalam bidangnya masing-masing, mampu melakukan penelitian dan bersedia mengabdikan diri demi masyarakat pada umumnya.Untuk itu Universitas Nusa Nipa sebagai salah satu Universitas di daratan Flores pada Tahun 2015 ini kembali menjalankan amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan KKN PPM yang menitik beratkan pada pembelajaran pemberdayaan masyarakat yang nantinya dengan hasil atau keluaran adalah masyarakat yang mandiri. Dan pada tahun ini penentuan lokasi KKN PPM dilaksanakan pada Kecamatan Nangapanda, Kabupaten Ende. Dengan 23 Desa yang tersebar dari daerah pesisir hingga dataran tinggi, Kecamatan Nangapanda berada di sebelah selatan Kabupaten Ende dan salah satu desa diantaranya adalah Desa Karirea.Desa Kerirea merupakan salah satu desa terpencil yang berada di wilayah kecamatan Nangapanda kabupaten Ende. Daerahnya berbukit-bukit ,kali, tebing ,jurang.Desa Kerirea didirikan pada tahun 1966 yang merupakan pemekaran dari desa Ondorea. Sejak berdirinya Desa kerirea, telah melahirkan visi dan misi dari desa yang adalah terwujutnya masyarakat Desa kerirea yang bersatu, berkeadilan,sehat, cerdas dan bermartabat dengan berbasis pada latar belakang sejarah dan budaya melalaui sistem pemerintahan yang baik dan bersih.Potensi sumber daya alam yang paling menonjol untuk desa kerirea adalah hasil pertanian seperti kakao, kemiri. Dari potensi alam yang ada masyarakat dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari untuk hidup dan biaya pendidikan. Selain hasil alam di atas masyarakat desa kerirea mempunyai hubungan kekeluargaan yang sangat baik di antara warga tanpa memandang suku , budaya dan adat istiadat, budaya inilah yang membuat desa kerirea kaya akan seni budaya yang terwujud dalam beragam kesenian ( seni tari dan seni suara ).Keadaan sosial budaya, ekonomi masyrakat keramah tamahan masyarakat kerirea juga menjadi potensi masyarakat kerirea dalam membina hubungan antara warga masyarakat setempat maupun orang- orang pendatang yang mengunjungi desa tersebut. Dari perilaku ini sangat memungkinkan bahwa masyarakat setempat mudah menerima dan berpartisipasi atupun gotong royong dalam berbagai bentuk kegiatan umum baik kegiatan pemerintahan maupun kegiatan lokal lainnya, seperti kegiatan kerohanian, pendidikkan, kesehatan dan kegiatan lainnya dalam membangun masyarakat desa kerirea.Perkembangan pendidikan dan kesehatan masyarakat desa kerirea masih sangat jauh dari kategori sempurna walaupun dari segi fisik dusun- dusun yang tersebar di wilayah desa masing- masing telah memiliki sarana pendidikkan maupun sarana kesehatan dalam hal ini posyandu dan poskesdes. Kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikkan dan perilaku hidup sehat masih sangat rendah sehingga dengan kenyataan ini perlu adanya bantuan dan pendampingan yang memadai dari berbagai instansi dan kalangan tertentu, Untuk dapat memperbaharui keadaan yang masih tertinggal ini. Tingkat pendidikan masyarakat desa kerirea masih sangat rendah ini di buktikan dengan kurangnya lulusan tiap tahun minimal dari tingkat SD. Hal ini juga di sebabkan karena kurangnya motifasi sekolah dari keluarga, rendahnya perekonomian dan minimnya pengetahuan akan perkembangan teknologi.1.2 Profil Desa1.2.1 Sejarah pembentukan desaDesa Kerirea didirikan pada tahun 1966 yang merupakan pemekaran dari desa Ondorea dengan kepala desa yang pertama yang bernama Bapak Goris Ngeka.Pada masa itu luas wilayah desa Kerirea hanya 24,44 km. Karena waktu itu tidak ada periode jadi Bapak Goris Ngeka menjabat sampai dua periode dengan masa jabatan satu periode selama 8 tahun. Pada tahun 1977 pergantian pimpinan kepala desa yang bernama Bapak Hermanus Raga. Beliau menjabat selama satu periode sampai tahun 1985. Dari tahun 1986 terjadi pergantian pimpinan yaitu Bapak Yohanes Singga, beliau menjabat dua periode, Periode pertama 8 tahun sampai dengan tahun 1996 dan periode kedua sesuai dengan peraturan pemerintah satu periode hanya menduduki masa jabatan selama satu periode hanya 6 tahun sampai tahun. Pada masa jabatan Bapak Goris Ngeka sampai Bapak Yohanes Singga, Desa Kerirea berbatasan dengan Desa Kamubheka di bagian utara Kecamatan Maukaro, Sebelah Selatan Dengan Kelurahan Ndorurea, Sebelah Barat dengan Desa Tendarea, dan Sebelah Timur Berbatasan dengan desa Rapowawo. Pada Tahun 2002 pergantian pimpinan atas nama Bapak Andreas Odja, A. md. Beliau menjabat selama dua periode dari tahun 2002 sampai tahun 2013. Pada masa pimpinan Bapak Andreas Odja, terjadi pemekaran desa Kerirea didua tempat, Di dusun 1 RW Ndetufeo yaitu mekar menjadi desa Sanggaroro, yaitu terjadi pada tahun 2005 dan pada tahun 2011 ada pemekaran di dusun 3 RW Ndetuwaru masuk di desa Ururoro. Pada Tahun 2012 terjadi pemekaran lagi di dusun satu RW Rarajembu masuk di desa Jemburea. Pada tahun 2014 terjadi pergantian pimpinan kepala desa atas nama BapakUrbanus B. Karo, S. Pd, Beliau menjabat enam tahun dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2020.1.2.2 Letak, Luas Dan Batas WilayahDesa Kerirea terletak di sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kamubheka kecamatan Maukaro, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Jemburea, sebelahTimur berbatasan dengan dengan Desa Ururoro. Desa Kerirea terdiri dari 4 Dusun,4 RW dan 8 RT. Jumlah penduduk 728 jiwa, dengan jumlah laki-laki 325 jiwa dan perempuan berjumlah 403 jiwa, jumlah KK 183 yang berdomisili di desa Kerirea yang umumnya bermata pencaharian Petani. Penghasilan pada umumnya antara lain Kemiri, Coklat, dan kelapa. Tanaman Palawija yaitu Padi, Jagung, Ubi-ubian dengan pola tanaman tumpang sari.1.2.3 Pembagian WilayahNama DusunWilayah Dusun

Dusun AraweaRW 001RT 001 AraweaRT 002 Puumbindi

Dusun TandaRW 002RT 007 TandaRT 008 Worowitu

Dusun PaumereRW 003RT 005 PaumereRT 006 Paumere

Dusun WoropauRW 004RT 003 WoropauRT 004 Woropau

Tabel 1.1. Pembagian Wilayah1.2.4 Kondidi GeografisBerbukit dan lembah, dengan ketinggian dari permukaan laut 375 kaki, jarak tempuh dari kota kabupaten 41 km, dan dari kota kecamatan 13 km.1.2.5 Sarana Dan Prasarana TransportasiDesa Kerirea terdapat satu sekolah yaitu SDK St. Andreas Paumere.Sekolah tersebut didirikan tahun 1955. Terdapat juga satu Polindes Darurat,satu Kapela Darurat yang bernama Gunung Sinai Paumere, dan satu Kantor Desa Permanen. Desa Kerirea juga memiliki dua mata air yang pertama kelompok pemakai air Tanda terdiri dari 3 Dusun dengan pemakai 522 jiwa. Dan kelompok kedua pemakai air KPA Tanda terdiri dari satu dusun dengan pamakai 206 jiwa. Nama mata air KPA tanda Rhangi tanah gunung Watumanu dan yang kedua Mata air Naku Bhaju.Sarana jalan yang menghubungkan desa kerirea dan pusat kecamatan nangapanda total 13 km. Dan dari total tersebut ruas jalan yang telah di aspal sejauh 2 km yang dibangun pada tahun 2006. Ruas jalan sejauh 2 km tersebut dimulai dari pusat kecamatan Nangapanda sampai perbatasan desa Sanggaroro dan Kerirea. Pada akhir ruas jalan sepanjang 2 km tersebut terdapat sebuah kali , yang sampai dengan saat ini belum di bangun sarana penghubung (jembantan) pada ruas jalan tersebut . Lebar kali yang melintasi ruas jalan tersebut mencapai 32 m.Sisa ruas jalan dari tepi kali sampai ke desa kerirea sejauh 11 km. Dari 11 km ruas jalan tersebut sejauh 8,4 km sebelumnya telah dibangun rabat beton, namun sampai dengan saat ini kondisinya telah rusak akibat abrasi dan umur konstruksi rabat beton yang sudah tua. Kontruksi jalan rabat beton yang sebelumnya telah dibangun sepanjang 8,4 km tersebut tersebar pada beberapa titik tertentu dan sisanya sejauh 2,6 km adalah jalan tanah.1.2.6 Sarana dan Prasarana Sosial Ekonomi1. Keadaan Sosial BudayaDesa Kerirea merupakan salah satu desa di Kecamatan Nangapanda yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian/ berprofesi sebagai petani dan sebagian kecil berprofesi sebagai guru/PNS serta jasa lainnya.Untuk lebih jelas dapat kami tampil potensi rincian data- data potensi jumlah penduduk dan mata pencaharian masyarakat Desa Kerirea keadaan sampai dengan Maret 2015 antara lain sebagai berikut :Jumlah penduduk Desa Kerirea 728 jiwa, terdiri dari : Penduduk laki- laki:325 orang Penduduk Perempuan:403 orang Jumlah penduduk keseluruhan:728 orang Jumlah Kepala Keluarga:183 KKTingkat Pendidikan Masyarakat (keadaan s/d Maret 2015) : Tidak Tamat SD: 1583 orang Tamat SD: 635 orang Tamat SLTP: 221 orang Tamat SLTA: 7 9 orang Tamat Perguruan Tinggi (D3/ S1): 7 orangTingkat Kepemilikan Rumah dan Jamban Sehat : Jumlah Rumah permanen :24 buah Jumlah Rumah Semi Permanen:150 buah Jumlah Rumah Darurat:9 buah Jumlah KK yang MemilikiJamban sehat:83 KK Jumlah KK yang belum MemilikiJamban Sehat:100 KKTingkat Iman dan Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa : Katholik:728 jiwa Islam :- Kristen Protestan:- Hindu:- Budha: -2. Keadaan EkonomiMata pencaharian penduduk Desa Kerirea beragam seperti: Petani: 391orang Pedagang: 4 orang PNS: 5 orang Guru Honor: 9 orang Guru PNS: 4 orang Pegawai Swasta: 4 orang Tukang: 8 orang Sopir: 4 orang Jasa lainnya Lembaga Ekonomi Kelompok Tani Anggur Merah: 8 Kelompok Kelompok Tani: 6 kelompokSarana- sarana Lain Penunjang Ekonomi Keluarga Kios Sembako:4 buah Jalur Jalan Desa:13 Km1.2.7 Potensi Primadona DesaPrimadona Desa yang terdapat di desa kerirea yaitu Wisata Rohani dan Mata air Alami yang bernama Rhangi Tanah Gunung Watumanu.1.2.8 Kelemahan Dan Kekurangan DominanKelemahan dan Kekurangan yang terdapat di desa kerirea terdapat 2 kekurangan yaitu keadaan jalan yang tidak tersortir atau terawatt dengan baik, serta keadaan Polindes yang tidak terawat dengan baik.1.2.9 Peluang atau Target Pencapain MDGs di DesaMenurunkan Angka Kematian Anak dan Meningkatkan Kesehatan Ibu.

BAB IIRUMUSAN MASALAH

2.1. RUMUSAN MASALAHANDari hasil observasi dan kesepakatan dari kepala desa dan aparat desa lainnya serta masyarakat di utarakan beberapa masalah dan dengan mempertimbangkan waktu pelaksanaan KKN-PPM serta dilihat dari kemampuan mahasiswa untuk mengatasi masalah, maka dipilih beberapa masalah yang menjadi titik acuan dalam penyusunan program KKN-PPM : Bagamana cara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu dan anak pada masa kehamilan? Bagaimana cara mengupayakan agar keselamatan kesehatan ibu dan anak?

2.2 . TARGET DAN LUARAN1. MasyarakatAgar masyarakt dapat menyadari betapa pentingkan kesehatan ibu dan anak sertaMeningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat , keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, terutama melalui peningkatan peran ibu dan keluarganya.2. Para IbuMeningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan , sikap dan perilaku), dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, Posyandu dan sebagainya3. Pemerintah desaAgar bisa menfasilitasi sarana kesehatan agar para ibu ibu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan yang mudah terjangakau sehingga dapat mengurangi angka kematian ibu dan anak.4. PustuPuskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia.

BAB IIIMETODOLOGI

3.1 PELAKSANAAN PROGRAM KERJA KKN -PPM3.1.1 Strategi Dan Pendekatan Yang DigunakanDalam kegiatan KKN - PPM, setiap pelaksanaan mulai dari tatap muka bersama pemerintahan desa setempat sampai pada aksi atau pelaksanaan program, dikerjakan bersama-sama oleh anggota kelompok yang bersifat Interdisipliner. Strategi dan pendekatan dilalui dalam beberapa proses yakni;1. Proses pertama adalah tatap muka, anggota kelompok KKN bersama pemerintahan desa setempat, selanjutnya dalam tatap muka ini bersama pemerintahan desa membangun kerja sama dan menyusun perencanaan kerja yang berkaitan dengan keberlangsungan KKN - PPM.2. Proses kegiatan dengan melakukan observasi ke dusun-dusun yang tersebar dalam wilayah desa Nen Bura. Proses observasi ini sekaligus melakukan pendekatan kesetiap penduduk untuk untuk memotifasi masyarakat agar berpartisipasi dalam setiap bentuk kegiatan yang akan diselenggarakan.3. Dari hasil observasi, bersama masyarakat setempat merumuskan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi Masyarakat maupun pemerintahan desa sendiri.4. Masalah yang ditemukan dijadikan acuan dalam merumuskan program-program kerja.

Program-program kerja KKN - PPM tahaun akademik 2014/2015.1. Posyandu( bayi-balita)2. Penyuluhan Malaria, ISPA, ASI, Hipertensi dan Asam urat.3. Demonstrasi cuci tangan pakai sabun di sekolah.4. Penyuluhan tentang rumah sehat dan jamban sehat.5. Pembuatan atribut desa ( papa nama desa,dusun dan RT )6. Pengenalan dasar-dasar computer ke sekolah - sekolah dan pengenalan internet ke anak sekolah dan aparat desa.7. Demonstrasi pembuatan pupuk Organik dan perbanyakan tanaman kakao secara vegetatif.8. Penyuluhan tentang pengendalian hama PBK dengan mengunakan pupuk organik cair ( POC )9. Penyuluhan tentang pemiliharaan ikan air tawar.10. Demonstrasi pembuatan kolam ikan Nila dan Lele11. Publikasi Desa (papan informasi)12. Pembenahan administrasi desa dan sekolah13. Penyuluhan tentang pengelolaan anggaran keuangan rumah tangga.14. Demonstrasi dan peneguhan tentang cara belajar yang baik.Proses pelaksanaan program-program PPM1. Program-program penyuluhan dilaksanakan dengan mendatangi setiap dusun secara langsung. Dalam proses penyuluhan sasarannya adalah seluruh masyarakat dusun setempat yang hadir, dengan materi adalah beberapa program penyuluhan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi daerah setempat. Selain itu kunjungan kesekolah juga dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan, yang dibawakan beberapa program yang berkaitan dengan pendidikan.2. Program-program pembangunan secara fisik dilaksanakan berpusat di kantor desa Kerirea. Dalam proses pengerjaan melibatkan semua anggota kelompok dan partisipasi dari masyarakat desa setempat.3.1.2 Faktor Pendukung Dan Penghambat1. Pendukunga. Dukungan penuh dari pemerintahan desa setempat dan sebagian masyarakat, dukungan ini berupa tenaga dan dana.b. Kekompakan kelompok2. Penghambata. Rendahnya partisipasi masyarakatb. Topografi dan geografis setiap dusun yang cukup sulit dijangkau (berbukit-bukit dan lembah)c. Jalan dan transportasi yang tidak mendukung, jarak antara setiap dusun dengan ibu kota desa cukup jauh.d. Sarana dan prasarana listrik yang belum memadaie. Tidak adanya jaringan telekomunikasi.3.2 Metodologi Penelitian atau Penyelesain Masalah

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan4.1.1 Tinjauan Teoritis1. Kesehatan Ibu dan Anak (KIAa. Pengertian Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan masyarakat bidang KIA merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait kehamilan dan persalinan.Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap, dan prilaku) dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga.b. Tujuan kesehatan ibu dan anak Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah secara mandiri di dalam lingkungan keluarga serta di sekolah TK. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu menyusui. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu menyusui, bayi, dan anak balita. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehata ibu, balita, anak prasekolah, terutama melalaui peningkatan peran ibu dalam keluarga.2. Antenatal Carec. PengertianAntenatal care adalah pengawasan kehamilan untuk mengetahui kesehatan umum ibu, menegakan secara dini penyakit yang menyertai kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan resiko kehamilan (Manuaba, 2009).d. Tujuan Antenatal CareMenurut Sondakh (2009) ada beberapa tujuan pemeriksaan ibu hamil secara keseluruhan yaitu: Memantau kemajuan kehamilan untuk mamastikan kehamilan ibu dan tumbuh kembang janin. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu. Mengenali dan mengurangi secara dini adanya penyulit atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil termasuk riwayat penyakit secara umum dan pembedahan. Mempersiapkan persalinan cukup bulan dan persalinan yang aman dengan trauma seminimal mungkin. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan mempersiapkan ibu agar dapat memberikan air susu ibu (ASI) secara ekslusif. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin agar dapat tumbuh kembang secara normal. Mengurangi bayi lahir prematur, kelahiran mati dan kematiana neonatal. Mempersiapkan kesehatan yang optimal bagi janin.e. Manfaat Antenatal CareManfaat pemeriksaan kehamilan secara dini adalah untuk memperoleh gambaran dasar mengenai perubahan fisiologik yang terjadi selama kehamilan dan berbagai kelainan yang menyertai kehamilan secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya (Manuaba, 2009).f. Perubahan Psikologis Pada ibu hamil Trimester PertamaSegera setelah, konsepsi kadar hormon progesteron dan ertrogrn dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan timbulkan mual muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan besarnya payudara, bu merasa tiak sehat dan sering kali membenci kehamilannya, pada trimester pertama seorang ibu akan selau mencari tanda-tanda untuk lebh meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Trimester KeduaPada trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat, ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinng dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang, perut ibu belum teralu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban, ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat merasakan gerakan bayinya, dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya, banyak ibu terlepas dari rasa kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama. Trimester ketigaTrimester ketiga sering kali disebut periode menggu atau waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu, ini menyebabkan ibu meninggkatkankewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadi persalinan, ibu sering kali mersa khawatir atau kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. 3. Intranatal Carea. Pengertian Intranatal care adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin dari tubuh ibu ( Nugroho, 2011)Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Rukiyah, dkk (2012).b. Jenis - jenis persalinanMenurut Cara Persalinan Persalinan spontanBila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri Persalinan BuatanBila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar Persalinan anjuranBila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan rangsanganMenurut Umur kehamilan dan BB bayi AbortusPengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan BB < 500 gram Partus MaturusPengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu atau bayi dengan BB antara 500-999 gram Partus PrematurusPengeluaran buah kehamilan antara 28-37 minggu atau bayi dengan BB antara 1000-2499 gram Partus Maturus atau Partus AtermPengeluaran buah kehamilan antara 37-42 minggu atau bayi dengan BB antara 2500 gram atau lebih Partus Post Maturus atau Partus SerotinusPengeluaran buah kehamilan setelah kehamilan 42 mingguc. Tanda Persalinan Terjadinya His persalinan , His persalinan mempunyai sifat : Pinggang terasa sakit yang menjalar ke bagian depan Sifatnya teratur,interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks Makin beraktifitas ( jalan ) kekuatan makin bertambah Pengeluaran Lendir dan darah ( pembawa tanda ), Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan : Pendataran dan pembukaan Pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas Terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah Pengeluaran Cairan Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan pengeluaran cairan . Sebagian ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.d. Tahap-Tahap PersalinanPersalinan dibagi dalam 4 tahap/Kala yaitu : Kala I : Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap ( 10 cm ) proses ini terbgi dalam dua fase yeitu : Fase laten ( 8 jam ) serviks membuka sampai 3 cm Fase aktif ( 7 jam ) serviks membuka dari 3 sampai 10 cm, kontraksi lebih kuat dan sering selama fase aktif Kala II : dimulai dari pembukaan lengkap ( 10 cm ) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi Kala III : dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kala IV : dimulai saat lahirnya plasenta sampai dua jam pertama postpartum.4. Postnatal Carea. Pengertian Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kemablai seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung sekitar 6 minggu. akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali sebelum kehamilan dalam waktu 3 bulan. (Sarwono:2007,237) Masa nifas dimulai setelah partus selesai & berakhir kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Sarwono P. 2005: 237).b. Tujuan Postnatal Care Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati, merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu dan bayinya. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, menyususi, pemberian ASI dan imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat. Memberikan pelayanan keluarga berencanac. Tahapan Masa NifasMasa nifas dibagi menjadi 3 tahapan yaitu : Immediate Post partumImmediate post partum adalah masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam PP Early post partumEarly post partum adalah masa dari 24 jam PP dan berlangsung sampai 1 minggu PP. Late Post PartumLate post partum adalah masa dari 1 minggu PP dan berlangsung sampai 5 minggu PP.d. Perubahan-Perubahan Masa Nifas Involusi dan tempat plasentaInvolusi uterus adalah proses kembalinya alat kandungan atau uterus dan jalan lahir hingga mencapai keadaan sebelum hamil. Setelah plasenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya. Uterus secara berangsur-angsur menjadi seperti sebelum hamil. (Rustam M,1998 : 115).InvoluasiTFUBerat uterusDiameter bekas plasentaKeadaan cervix

Setelah plasenta lahirSepusat1000 gr12,5 cmLembek

1 mingguPertengahan pusat simpisis500 gr7,5 cmDapat dilalui 2 jari

2 mingguTak teraba350 gr5 cmDapat dimasuki 1 jari

6 mingguSebesar hamil 2 minggu50 gr2,5 cm

8 mingguNormal30 gr

Tabel Perubahan uterus setelah melahirkan

Tinggi fundus dan kontraksi uterusAkibat proses involusi TFU mengalami penurunan sampai keadaan sebelum hamil. Kontraksi keras pada uterus berarti baik, dan sebaliknya.Involusi uterusTFU

Hari ke-1Setinggi pusat

Hari ke-21-2 jari dibawah pusat

Hari ke-3Pertengahan simpisis

Hari ke-73 jari diatas simpisis

Hari ke-91 jari diatas simpisis

Hari ke-10 atau ke-12Tidak teraba dari luar

Tabel :Tinggi Fundus Uteri setelah melahirkan

4.1.2 Masalah masalah kesehatanSalah satu ukuran untuk menggambarkan pencapaian hasil pembangunan suatu negara termasuk pembangunan bidang kesehatan digunakan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Beberapa indikator IPM adalah kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Salah satu indikator kesehatan adalah umur harapan hidup sebagai ukuran pencapaian derajat kesehatan masyarakat. IPM negara Indonesia berada di peringkat 108 dari 177 negara di dunia, lebih rendah dari negara-negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Thailand.Komposisi penduduk Indonesia menurut kelompok umur, menunjukkan bahwa penduduk yag berusia muda (0-14 tahun) sebesar 26,6 %, usia produktif (15-64 tahun) sebesar 17,1 % (25-54 tahun) sebesar 42.3% , (55-64 tahun) sebesa 7.9% ( dan usia lanjut (> 65 tahun) sebesar 6,5 %. Dengan beban Tanggungan (Dependency Ratio) penduduk Indonesia pada tahun 2014 sebesar 51 %. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2007 sebesar 49,90%.Angka kematian Ibu/maternal bersama dengan Angka kematian Bayi senantiasa menjadi indikator keberhasilan sektor pembangunan kesehatan . AKI mengacu kepada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas. Hasil survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012, rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil SDKI 2007 yang mencapai 228 per 100 ribu..Angka kematian Bayi di Indonesia sebesar 34 per 1000 kelahiran hidup (BPS,2007). Angka ini sedikit menurun dibandingan dengan AKB tahun 2003 sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup. Program-programnya adalah penurunan AKB merujuk kepada jumlah bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian Balita (AKABA) menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. AKABA di Indonesia sebesar 44 per 1000 kelahiran hidup (BPS,2007)Situasi penyakit menular yang menimbulkan kesakitan pada Maternal, bayi dan anak yaitu Malaria, TB-Paru, HIV/AIDS, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), Kusta, Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), penyakit potensial wabah, Rabies, Filariasis, Frambusia dan Antraks.

4.2 HASIL Siklus proses yang memberikan masyarakat kesempatan untuk memahami kondisi mereka dan melakukan aksi dalam mengatasi masalah mereka ini disebut dengan pendekatan belajar dan melakukan aksi bersama secara partisipatif (Participatory Learning and Action -PLA). Pendekatan ini tidak hanya memfasilitasi masyarakat untuk menggali dan mengelola berbagai komponen, kekuatan-kekuatan dan perbedaan-perbedaan, sehingga setiap orang memiliki pandangan yang sama tentang penyelesaian masalah mereka, tetapi pendekatan ini juga merupakan proses mengorganisir masyarakat sehingga mereka mampu untuk berpikir dan menganalisa dan melakukan aksi untuk menyelesaikan masalah mereka. Ini adalah proses pemberdayaan masyarakat sehingga mereka mampu melakukan aksi untuk meningkatkan kondisi mereka. Jadi, ini merupakan proses dimana masyarakat merubah diri mereka secara individual dan secara kolektif dan mereka menggunakan kekuatan yang mereka miliki dari energi dan kekuatan mereka (Hartock, 1981). Didalam konteks pembentukan sistem kesiagaan, pertama-tama masyarakat perlu untuk memahami dan menganalisa kondisi kesehatan mereka saat ini, seperti kondisi kesehatan ibu; kesehatan bayi baru lahir, kesehatan bayi, pelayanan kesehatan, dan berbagai hubungan dan kekuasaan yang memperngaruhi kondisi tersebut agar mereka mampu untuk melakukan aksi guna memperbaiki kondisi tersebut berdasarkan analisa mereka tentang potensi yang mereka miliki. Untuk memfasilitasi mereka agar berpikir, menganalisa dan melakukan aksi, proses fasilitasi dan warga yang berperan melakukan fasilitasi sangat diperlukan. Selain itu, warga yang berperan memfasilitasi masyarakatnya membutuhkan pemahaman tidak hanya tentang konsep Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA tetapi juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan penggunaan metode dan alat-alat partisipatif. Jadi, pendekatan yang diaplikasikan dalam Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini akanmenentukan proses dan kegiatan berikutnya dalam keseluruhan proses Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini. Desa Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau dan mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa, kejadian bencana, kecelakaan dan lain-lain dengan memanfaatkan potensi setempat, secara gotong royong. Selain sebagai upaya untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada masyarakat, pengembangan Desa Siaga juga mencakup upaya peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat menghadapi masalah-masalah kesehatan, memandirikan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup bersih dan sehat. Inti dari kegiatan Desa Siaga adalah memberdayakan masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Memperhatikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan Desa Siaga tersebut, maka Pemberdayaan Masyarakat bidang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu komponen yang penting dalam pencapaian tujuan Desa Siaga dalam hal penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan1. Pelaksanaan KKN PPM UNIPA 2015 dengan berbagai strateginya telah memberikan mahasiswa pengalaman kepedulian dan pengalaman berempati kepada masyarakat,dimana Mahasiswa dan masyarakat Desa Kerirea, telah dapat mengindentifikasi beberapa permasalahan dan secara bersama- sama telah mengatasinya.2. Telah terjadi pertukaran pengalaman dan pengetahuan yang sinergis antara mahasiswa peserta KKN PPM UNIPA 2015 dan masyarakat Desa Kerirea.3. Tercipta kerja sama interdisipliner dalam situasi konkrit dilapangan, melalui berbagai kegiatan yang telah dijalankan selama kegiatan KKN-PPM didesa Kerirea.5.2 Saran1. Bagi Universitas Nusa Nipaa) Agar pelaksanaan KKN PPM UNIPA 2015 lebih efektif an efisien maka kedepan agar dipersiapkan lebih baik.b) Instrumen- instrumen observasi yang diperlukan untuk diagnosa potensi dan masalah dimasyarakat agar disiapkan dan disosialisasikan dengan lebih baik.c) Agar kedepan pelaksanaan KKN PPM UNIPA 2015 diperkaya dengan lebih banyak disiplin ilmu, sehingga kerja sama interdispliner memberikan pengalaman yang lebih baik dari aspek keilmuannya2. Bagi Aparat dan masyarakat Desa Kerireaa) Agar lebih memanfaatkan sarana dan prasarana yang telah disediakan dan lebih mengembangkan potensi SDM yang dimiliki, untuk memperbaiki kondisi perokonomianb) Lebih transparan dan hendaknya selalu tanggap terhadap perubahan yang timbul di masyarakat 3. Bagi rekan- rekan mahasiswa, janganlah pernah berhenti untuk selalu belajar dan belajar dalam rangka memperkaya wawasan dan pengalaman, karena perubahan akan selalu terjadi di masa- masa yang akan datang4. Bagi Dosen Pembimbing Lapangan, agar lebih sering berbaur dan bergabung bersama mahasiswa dan masyarakat dalam melakukan koreksi dan perbaikan- perbaikan selama pelaksanaan kegiatan KKN PPM UNIPA 2015.

27KKN PPM 2015 KERIREA