40
BAB I KONSEP DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN Perencanaan merupakan penyusunan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu perencanaan dapat disusun berdasarkan jangka waktu tertentu yaitu jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek; menurut luas jangkauannya yaitu perencanaan makro dan perencanaan mikro; perencanaan menurut wewenang pembuatnya yaitu sentralisasi dan desentralisasi; dan menurut telaahnya yaitu perencanaan strategis, perencanaan manjerial dan perencanaan opersional. Dalam membuat suatu perencanaan prinsip yang paling utama adalah harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran. 1

Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

BAB I

KONSEP DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN

Perencanaan merupakan penyusunan langkah-langkah kegiatan yang akan

dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu perencanaan

dapat disusun berdasarkan jangka waktu tertentu yaitu jangka panjang, jangka

menengah dan jangka pendek; menurut luas jangkauannya yaitu perencanaan

makro dan perencanaan mikro; perencanaan menurut wewenang pembuatnya

yaitu sentralisasi dan desentralisasi; dan menurut telaahnya yaitu perencanaan

strategis, perencanaan manjerial dan perencanaan opersional. Dalam membuat

suatu perencanaan prinsip yang paling utama adalah harus dapat dilaksanakan

dengan mudah dan tepat sasaran.

A. Pengertian, Ruang Lingkup, Tujuan dan Manfaat Perencanaan Pendidikan

1. Pengertian Perencanaan Pendidikan

a. Konsep Dasar Perencanaan

Menurut Ulbert Silalahi: Perencanaan merupakan kegiatan menetapkan

tujuan serta merumuskan dan mengatur pendayagunaan manusia, informasi,

1

Page 2: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

finansial, metode dan waktu untuk memaksimalisasi efisiensi dan efektivitas

penccapaian tujuan.1

Sedangkan William H. Newman dalam Abdul Majid: mengemukakan

bahwa "Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan.

Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan

penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program,

penentuan metode-metode dan prosedur tertentu dan penentuan kegiatan

berdasarkan jadwal sehari-hari."2

Dari pengertian di atas perencanan dapat diartikan kegiatan menentukan

tujuan serta merumuskan serta mengatur pendayaguanan sumber-sumber

daya: , informasi, finansial, metode dan waktu yang didikuti dengan

pengambilan keputusan serta penjelasannya tentang penccapaian tujuan,

penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan

prosedur tertentu dan penentuan jadwal pelaksanaan kegiatan.

Secara lebih luas perencanaan oleh Bintoro Tjokroamidjodjo di

defenisikan sebagai berikut:

1) Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses

mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2) Perencanaan adalah suatu cara bagaimana mencapai tujuan sebaik-

baiknya (maximum output) dengan sumber-sumber yang ada supaya lebih

efisien dan efektif.

3) Perencanaan adalah penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan

dilakukan, bagaimana, bilamana, dan oleh siapa.3

Hal yang hampir sama mengenai pengertian perencanaan dikemukan

oleh Lembaga Administrasi Negara sebagai berikut:

1 Ulbert Silalahi, 1996., Asas-aas Manajemen., Bandung: Mandar Maju, h.135-1362 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, Bandung: Remaja Rosdakarya., h.163 Bintoro Tjokroamidjodjo, 1982., Perencanan Pembangunan., Jakarta: Gunung Agung, h. 12

2

Page 3: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

1) Perencanaan dalam arti seluas-luasnya tidak lain adalah suatu proses

mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan

untunk mencapai suatu tujuan tertentu.

2) Perencanaan adalah proses penentuan tujuan, penentuan kegiatan, dan

penentuan aparat pelaksana kegiatan untuk mencapai tujuan.

3) Perencaan adalah usaha yang diorganisasikan dengan dasar perhitungan

untuk memajukan perkembangan tertentu.

Dari dua pengertian di atas dalam suatu perencanan terdapat 5 hal

pokok sebagai berikut:

1) Adanya tujuan yang hendak dicapai dari sesuatu yang direncanakan.

2) Adanya rangkaian kegiatan yang tersusun sistematis untuk mencapai

tujuan

3) Sumber daya manusia yang akan melaksankan rencana yang disusun

untuk mencapai tujuan.

4) Penetapan jangka waktu kapan rencana akan dilaksanakan.

5) Penterjemahan rencana ke dalam program yang kongkrit dan nyata serta

mudah diaplikasikan.

b. Konsep Dasr Pendidikan

Pendidikan berasal dari kata “pedagogi” yang berarti pendidikan dan

kata “pedagogia” yang berarti ilmu pendidikan yang berasal dari bahasa

Yunani. Pedagogia terdiri dari dua kata yaitu “Paedos” dan “Agoge” yang

berarti” saya mebimbing, memimpin anak.”4 Dari pengertian ini pendidikan

dapat diartikan: kegitaan sesorang dalam membimbing dan memimpin anak

menuju ke pertumbuhan dan perkembangan secara optimal agar dapat berdiri

semdiri dan bertanggung jawab.

Banyak rumusan pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli

diantaranya:

4 Tholib Kasan, 2005, Dasar-dasar Kependidikan, Jakarta: Studia Pers., h. 1

3

Page 4: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

1) John Dewey: pendidikan merupakan suatu proses pembentukan

kecakapan mendasar secara intelektual dan emosional sesama manusia.

2) JJ. Rouseau: Pendidikan merupakan pemberian bekal kepada kita apa yang

tidak kita butuhkan pada masa kanak-kanak, akan tetapi kita butuhkan pada

saat dewasa.

3) Langeveld; Pendidikan merupkan setiap usaha yang dilakukan untuk

mempengaruhi dan membimbing anak ke arah kedewasaan, agar anak

cekatan mnelaksanakan tugas hidupnya sendiri. Menurut Langeveld

pendidikan hanya berlangsung dalam suasana pergaulan antara orang yang

sudah dewasa (atau yang diciptakan orang dewasa seperti: sekolah, buku

model dan sebagainya) dengan orang yang belum dewasa yang diarahkan

untuk mencapai tujuan pendidikan.

4) Brubacher; Pendidikan merupakan proses timbal balik dari tiap individu

manusia dalam rangka penyesuaian dirinya dengan alam, dengan teman

dan dengan alam semesta.

5) Ki Hajar Dewantara: Pendidikan merupakan menuntun segala kodrat yang

terdapat dalam diri anak sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat

agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-

tingginya.

6) Zahara Idris: Pendidikan merupakan serangkaian interaksi yang bertujuan

antara manusia dewasa dengan anak didik secara tatap muka atau dengan

menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan perkembangan

potensi anak secara maksimal agar menjadi manusia dewasa.

7) Ahmad D. Marimba: Pendidikan merupakan pemberian bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

Dari pengertian-pengertian yang diuraikan di atas menurut Amir Daien

Indrakusuma terdapat hal-hal pokok yang harus terdapat dalam suatu rumusan

tentang pendidikan sebagai berikut:5

5 Amir Daien Indrakusuma, 1973., Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional

4

Page 5: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

1) Bahwa pendidikan itu tidak lain adalah merupakan suatu usaha manusia.

2) Bahwa usaha itu dilakukan dengan sengaja atau secara sadar.

3) Bahwa usahanya itu dilakukan oleh orang-orang yang merasa bertanggung

jawab kepada hari depan anak didiknya.

4) Bahwa usahnya berupa bantuan atau bimbingan rohani dan dilakukan

secara teratur dan sistematis.

5) Bahwa yang menjadi obyek pendidikan itu adalah anak/peserta didik yang

masih dalam pertumbuhan dan perkembangan atau masih memerlukan

pendidikan.

6) Bahwa batas/sasaran akhir pendidikan adalah tingkat dewasa atau

kedewasaan.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pendidikan merupakan usaha sadar oleh orang dewasa/pendidik untuk

membawa anak/peserta didik menuju kedewasaan melalui proses bimbingan

yang dilakukan secara teratrur dan sistematis.

Secara nasional pendidikan dirumuskan sebagai berikut : "Pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan susana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyrakat, bangsa dan negara.”6

c. Konsep Dasar Perencanaan Pdndidikan

Banyak konsep yang dikemukan oleh para ahli mengenai rumusan

perencanaan pendidikan sebagai berikut:

1. Guruge, Perencanaan pendidikan adalah proses mempersiapakan kegiatan

di masa depan dalam bidang pembaangunan pendidikan adalah tugas

perencana pendidikan.

6 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003, Op. Cit. pasal 1. ayat 1.

5

Page 6: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

2. Albert Waterston, perencanaan pendidikan adalah investasi pendidikan

yang dapat dijalankan dan kegiatan-kegiatan pembangunan lain yang

didasrkan ats pertimbangan ekonomi dan biaya serta keuntungan sosial.

3. Menurut Comb, perencanaan pendidikan merupakan aplikasi analsisi

rasional dan sitematik dalam proses pengembangan pendidikan yang

bertujuan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam

usahanya memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan (pendidikan) baik

tujuan yang berhubungan denan anak didik maupun masyrakat.

4. C.E. Beeby, perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat kemasa

depan dalam hal menentukan kebijaksanaan, prioritas dan biaya pendidikan

dengan mempertimbangkan kenyataaan-kenyataan yang ada dalam

kegiatan ekonomi, sodial dan politik untul pengmebangan potenmsi sistem

pendidikan nasional, memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang

dilayani oelh sitem tersebut.

5. Yusuf Enoch, perencanaan pendidikan merupakan suatu proses

penyusunan alternatif kebijaksanaan mengatasi masalah yang akan

dilaksanakan dlam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan

nasional dengan mempertimbagnakan kenyataan-kenyataan yang ada

dibidang sosial ekonomi, sodial budaya dan kebutuhan pembangunan

secara menyeluruh terhadap pendidikan nasional.

Dari beberapa pengertian di atas dalam perencanaan pendidikan terdapat

unsur-unsur sebgai berikut:

1. Merupakan analisis rasional dan sitematik yang didasrakan pada teori-teori;

radical, advocacy, transactive, synoptic dan incremental dan dengan

pengunaan model serta pendekatan; Social Demand, Human Capital

Investment, Man Power Planning , Cost Efectiveness, Rate of Return dan

pendekatan sistem.

2. Merupakan proses pembagunan dan pemngembangan pendidikan, dalam

arti perencanaan pendidikan dilakukan dalam rangka penyempurnaan dan

6

Page 7: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

reformasi pendidikan, yaitu berawal dari keadaan sekarang menuju pada

perkemabngan yang dicita-citakan secara terus menerus.

3. Merupakan kegiatan investasi di bidang pendidikan, perencanaan

pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang baru bisa dinimati

hasilnya pada tahun-tahun atau generasi yang kan datang.

4. Merupakan suatu proses penyusunan alternatif kebijaksanaan baik jangka

panjang, jangka menengah, jangka pendek; perencanan makro, meso

maupun mikro; perencaanaan strategik, manjerial, maupun opersaional;

perencanaan perbaikan atau pengembangan, serta perencanaan

partispatory.

5. Prinsip efektivitas dan efisiensi, dalam perencanaan pendidikaan sangat

memperhatikan aspek ekonomi dengan memperhatikan penggalian sumber-

sumber pembiayaan pendidikan, alokasi biaya, hubungan pendidikan

denan tenaa kerja, serta hubungan pengembangan pendidikan dengan

pertumbuhan ekonomi.

6. Kebutuhan dan tujuan peserta didik baik yang bersifat lokal kedaerahan,

nasional, regional maupun internasional dengan penekanan pada aspek

intrnal maupun kesternal sistem pendidikan yang dikembangkan.

Keberhasilan perencanaan pendidikan amat ditentukan oelh cara, sifat dan

proses pengmbilan keputusan yang dimabil para perencana pendidikan yang

didasarkan pada tujuan pembangunan nasional serta serta strategi dan

kebijakan operasional pendidikan serata cara pendekatan yang digunakan.

Dalam menentukan kebijakan mulai dari perencanaan sampai pelaskanaan

perlu meperhatikan, siapa yang memegang kekuasanaan merencanakan, siapa

yang dapt menentukan keputusan dalam perencanaan pendidikan serta faktot-

faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan.

2. Ruang Lingkup Perencanaan Pendidikan

7

Page 8: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

Menurut Jumberensjah Indar7 runag lingkup perencaaan pendidikan

meliputi:

a. Menyangkut teori dasar perencaaan pendidikan (the theoritical

foundation of educational planning).

b. Beberapa langkah penilaian daripada pelaksanaan perencanaan

pendidikan tersbut (to any assessment of the bases of the imflication of

educational planning).

c. Hubungan antara peencanaan pendidikan dengan sektor ekonomi,

hubungan ini demikian erat sehingga sering digunakan relevansi.

d. Menyangkut juga bentuk-bentuk pendekatan apakah man power

approach planning atau cost benefit analyasis, cost efectivines analytical

atau cost verhead analitycal, dan sebagainya. Kesemuanaya akan berarti

dampaknya satu dengan lain berbeda dan sebgainya.

e. Bagaimana memanfaatakan human resources (potensi manusia)

atau bagaimana manusia-mansuia yang terlibat dimanfaatakan semaksimal

mungkin dalam rumusan perencanaan pendidikan sehingga terdapat

relevansi dengan social demands (keinginan sosial) dan social needs

(kebutuhan sosial).

f. Juga memperhitungkan maslah-masalah seperti:

1) Arus siswa atau murid (perkembangan, partisipasi mudir, angka droup

outs, mengulang dsb).

2) Pembanguann fisik prasaranan (rehabilitasi, pemabangunan gedung

baru, pebaikan/pembongkaran gedung).

3) Masalah tujuan opendidikan (nasional, institusional, kurikuler,

intrucksional)

4) Modernisasi di segala bidang.

5) Peroses bel1ajar mengajar di sekolah.

6) Nilai budaya yan g berkembang di masyarakat.

7 H.M. Djumberansjah Indar, 1995, Perencanaan Pendidikan (Starategi dan Implementasinya), Surabaya: Karya Abditama, h 16-17

8

Page 9: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

7) Generasi muda.

8) Adat kbiasaan ya`1ng non e1konomi

9) Staratifikasi sosial..

Sedankgan meenurut Udin Syaifudin Saud8 ruang lingkup perencanaan

pendidikan meliputi:

a. Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikan sebelumnya

sebagai titik berangkat perencanaan.

b. Rumusan tentang tujuan umum perencanaan pendidikan yang merupakan

arah yag harus dapat dijadikan tumpu kegiatan perencanaan.

c. Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasi prioritas yang

ditetapkan.

d. Schedulling dalam arti mengatur menemukan dua aspek yaitu keseluruhan

progra, dan prioritas secara terartur dan cermat karena penjadwalan ini

secara makro mempunyai arti tersendiri yang amat strategik bagi

keseluruhan pelaksanaan perencanaan.

e. Implementasi remncana termasuk di dlamnya proses legalisasi dan

persiapan aparat pelaksanaan rencanapengesahan dimulainya suatu

kegiatan, monitoring dan controlling untuk membatasi kemungkinan yang

tidak terpuji yang dapat merupakan hambatan dalam proses pelaksanaan

rencana.

f. Evaluasi dan revisi yang merupakan kegiatan evaluasi untuk

menentukan tingkat keberhasilan dan kegiatan untuk mengadakan

penyesuaian-penyesuaian terhadap tuntutan baru yang berkembang.

3. Tujuan Perencanaan Pendidikan

Banyak tujuan yang hendak dicapai dari perencanaan pendidikan sebgai

berikut:

8 Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsuddin Makmun, 2005, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 26

9

Page 10: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

a. Menyajikan rancangan keputusan-keputusan atasan untuk disetujui pejabat

tingkat nasional yang berwenang.

b. Menyediakan pola kegiatan-kegiatan secara matang bagi berbagai

bidang/satuan kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan

kebijaksanaan.

c. Mencari kebenaran atas fakta-fakta yang diperoleh atau yang akan

disajikan agar dapat diterima oleh stake holder penddidikan.

d. Menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan dan diorientasikan

pada masa depan.

e. Meyakinkan secara logis dan rasional kepada stake holder pendidikan

terhadapa pendidikan.

4. Manfaat Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan merupakan suatu keharusan, karena banyak

manfaat yang dapat diperoleh yaitu:

a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi

setiap unsur yang terlibat dalam kegiatan.

c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru

maupun unsur murid pada lermbaga pendidikan.

d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga

setiap saat diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

e. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja

f. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.9

Disamping memilIki manfaat, perencaan pendidikan juga memiliki arti

yang sangat penting. Menurut Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin syamsudin

Makmun perencanaan memiliki arti penting sebagai berikut:

9 Abdul Majid, Op. Cit. h. 22

10

Page 11: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

a. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan

kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang

ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan.

b. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (forecasting)

terhadap hal-hal dalam masa pelakasanaan yang akan dilalui. Perkiraan

dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan

tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin

dihadapi. Perencanaan megusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi

sedini mungkin.

c. Perencanaan memberikan kesempatan untuk meilih berbagai alternatif

tentang cara terbaik ( the best alternatif) atau kesempatan untuk memilih

kombinasi cara yang terbaik (the best combination).

d. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-

urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan

usahanya.

e. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar

untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau

organisasi, termasuk pendidikan.10

B. Fungsi, Karakteristik dan Unsur Perencanaan Pendidikan

1. Fungsi Perencanaan Pendidikan

Fungsi perencanaan pendidikan sama seperti fungsi perencanaan pada

umumnya yaitu:

a. Sebagai pola dasar dan petunjuk dalam mengambil keputusan tentang

bagaimana mencapai tujuan dan jalan apa yang harus ditempuh untuk

mencapai tujuan tesebut.

b. Sebagai pedoman pelaksanaan dan pengendalian pelakasnaan

pendidikan.

10 Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun. Ibid.

11

Page 12: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

c. Menghindari dari pemborosan sumber-sumber daya baik sumber daya

manusia maupun sumber daya alam.

d. Sebagai alat bagi pengmebangan penjaminan kualitas pendidikan

e. Sebagai upaya untuk memenuhi dan mewujdukan akuntabilitas lembaga

pendidikan.

f. Mempersiapakan keputusan-keputusan atau alternatif-alternatif

kebijaksanaan untuk kegiatan masa depan dalam pembangunan

pendidikan.

2. Karakteristik Perencanaan Pendidikan

Menurut Banghart dan Trull dalam Harjanto bahwa terdapat beberapa

karakteristik perencanaan pendidikan yaitu:

a. Merupakan proses rasional, sebab berkaitan dengan tujuan sosial dan

konsep-konsepnya yang dirancang oleh banyak orang.

b. Merupakan konsep dinamik, sehingga dapat dan perlu dimodifikasi jika

informasi yang masuk mengharapkan demikian.

c. Perencanaan terdiri dari beberapa aktivitas, aktivitas itu banyak ragamnya,

namun dapat dikategorikan menjadi prosedur-prosedur dan pengaahan.

d. Perencanaan pendidikan berkaitan dengan pemilihan sumber dana,

sehingga harus mampu mengurangi pemborosan, duplikasi, salah

penggunaan dan salah dalam manajemennya.11

Sedangkan menurut Udin Syaefudin Saud perencanaan pendidikan

memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Suatu proses rasional, dikarakteristikkan sebagi

pengembangan yang terorganisasi dari kegiatan pemebalajran masyarakat.

2) Menyangkut tujaun sosial, cara dan tujuan, proses-proses dan kontrol.

3) Merupakan rancangan konseptual dimana kebijakan dan

tindakan dibuat oleh kelompok.

11Ibid. h.52

12

Page 13: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

4) Konsep dinamis yang menjamin suatu rencana dikonstruksikkan denan

lentur sehingga tindak mungkin terjadi enyimpangan.12

3. Unsur-unsur Perencanaan Pendidikan

Menurut Endang Soenarya13 unsur-unsur perencanaan pendidikan meliputi:

unsur kunatitatif, unsur kualitatif, unsur relvansi dan unsur efisiensi.

a. Unsur kuantiatif

Subtansi utama unsur kunatitatif dalam perencaaan pendidikan

adalah berkenaan dengan aspirasi dan permintaan masyarakat terhadap

pendidikan (social demand) . Berdasarkan unsur kuantitatif perencanaan

pendidikan dilakukan berdasarkan pendekatan permintaan masyarakat, dan

dilnjutkan dengan menggunakan pendekatan sistem dalam langkah-langkah

kegiatan berikutnya.

Contoh unsur kuantitatif berdasarkan pendekatan kebutuhan

masyarakaqt dalam perencanaan poendidikan ketika merencanakan bhawa

usia wjaib pendidikan dsar dimulai ketiak anak berumus 7 tahu, tetapi akibat

perkembangan masyarakat banyak orang tua yang menghendaki anaknya

masuk pendidikan dasar pada umur 6 tahun. Dan solusi yang diambil dalh

mnerima seluruh anak yang berumusr 7 tahun baru kemudian menerima

anak yang berumusr 6 tahun di kelas 1 Sekolah Dasar.

Unsurunsur kuantitatif yang perlu ndiperhatikan dalam perencanaan

pendidikan baik faktor internalk maupun faktor ekternal. Faktor internal

berkaitan dengan arus murid, jumlah stauan, jenis dan jenajng pendidikan,

kondisi sarana prasarana yang dimiliki, tingkat pemnfaaaak kualitas sumber

daya manusia, status kepemilikan tanah dan bangunan sataun pendidikan,

sumber pembiayaanm operasinal serta manajemen pendidikan.. Faktor

eksternal unsur kunbtitatif perencanaan pendidikan meliputi: kondisi

geografis, kondisi ekonomi.

12Ibid, h. .13 Endang Soenarya,

13

Page 14: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

Hasil proses perencanaan kuntitaf pendidikan direfleksikan dalam

bentuk daya tammopung jenis, jenjang dan satuan pendidikan dalam kurun

waktu tertentu serta sumber daya pendidikan yang terdiri atas: (1) jumlah

keperluan tenafga kependidikan sesuai dengan jenajng pendidikan dan

jenajng kelas; (2) jumlah gedung/ruangan kelas, perpustakaan, adminstrasi,

laboroatorium, kegaitan ekstrakurikuler yang disesuaikan dengan jenis dan

jenajng tingakt satuan pendidikan; (3) sumber belajar yang dibutuhkan baik

human maupun nun-human yang sesuai dengan jenjang, dan jenis satuan

pendidikan; (4) serta sumber-0sumber pembiayaan pendidikan dari DIPA

dan iuran Komite di sekolqah negeri dan SPP pada lembaga-lembaga

pendidikan swasta.

b. Unsur Kualitatif

Perencanaan kualitas pendidiakn berarti perencanan peningkatan

kemampuan pengetahuan, sikap serta keterampialn peserta didik. Diantara

ukuran keberhasilan dan kualtias suatu pendidkan adalah:

1) proses belajar mengajar

berjalan secara efektif, peserta didik mengalami proses pembelajran

yang bermakan, ditunjang oleh sumber daya pendidikan danditunjang

pula oleh lingkungan yng kondusif.

2) Dalam proses penddidikan,

peserta didik menunjukkan kemampuan prestasi belajar, mengetahui

sesuatu dan dapat melakukan secara fungsional serta hasil

pendidikanya sesuai dengan tuntutan lingkugnannya.14

Dengan demkian meencanakan kualitas pendidikan berari

merencanakan kulaitas prosese pmebelajaran dan kulaitas lulusan pada

jenis, jenjang dan satuan pendidikan tertentu.. Sedankan kulaitas proses

belajar mengajr sendiri ditentukan oleh kulaitas peserta disik, kualitas tenga

kependidkan, kulaitas sarana dan prsarana pendidikan serta kualitas

lingkungan.

14 Ibid. h. 99

14

Page 15: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

c. Unsur relevansi

Unsur relevansi dalam perencanaan pendidikan menekankan kepada

hubunngan antara pendidikan dengan tingkat perekmbangan dan

kemajuan serta perubahan yang terjadi di masyarakat dan kecendrungan-

kecendrungan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Dalam merencanakan pendidiakn haeus duperhartikan peregeseran

struktur ejkonomi masyarakata, pergeseran struktur ketenagakerjaan,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan lokasi

pemukiman serta pergesraan nilai-nilai sosial dan budaya. Program-

program pendidikan sitem pendidikan yang direncanakan harus disesuaikan

dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada aspek-aspek yang telah

disebuitkan.

Agar ada reelevansi dalam perencanaaan pendidikan dengan

perkembagnan masyarakat masukan-masukan yang berasala dari

lingkungan harus dinalisis secara sistematik dan diolah sebgai sumber data

dan informsi yang bisa dimnafaatakan dalam perencanaan pendidikan.

Pangkal tolak relevansi dalam perencanaan pendidikan adalah

bagaimana menkaitkan antara masa kini dengan masa yang akan datang.

Karenanaya perencanan pendidikan yang dibuat harus futuristik yaitu

mengatifasi kemungkinan perubahan dan kebutuhan di masa yang akan

datang. Dalam unsur relevansi perencanaan pendidikan harus

mengedapnkan mutu penddiikan yang dihasilakn yang dibutuhkan oelh

masyarakat. Karenanaya agar terdapat relevansi anatra perencanaan

pendidikan dengan pendidikan yang bermutu yang disesuiakan dengan

arah perkembangan masyarakat serta kebnutuhan masyarakat masukan

haurs diperhatikan keterkatannnya dengan lingkungan intrumental (tneaa

pendidik, program pendidikan, srana prsarana, baiya dan manajemen) serta

masukan liungkungan (lingkungan hidup, waktu, struktur ekonomi, struktur

ketangakerjaan sert IPTEKdalam perencanaan pendidikan/

15

Page 16: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

d. Unsur efisiensi

Unsur Efisiennsi dalam perencanaan dapat dilihat dari lingkup

internal maupun lingkup ekjternal. Lingkup intenal usbur efisiensi dalam

perencanaan penddidikan ditandai denan tinggibrendahny angka putus

sekolah serta tinggi rendahnya siswa yang mengulang atau tingggal kelas.

Putus sekolah dikaibtakan oleh faktor intenal maupun faktor

eksternal. Faktor intenal berkaitan dengan profesionalisme guru dalam

proses belajar mengajar: seperti kurang atau tidak efektifnya kegaitan

pembelajaran, kurangngya variasi mengajara guru yang mengakibatkan

kebosnan dalam diri siswa. Sedankan faktor eksternal yagn adapat

mengyebabkan pusuts sekolah antara lain; berkaitan dengan kemmapuan

orang tua/peerta didik membiaya pendidikan, nilai-nilai budaya yang berlaku

di masyarkat dan sebgainya.

Sedangkan aspek eksternal berkaitan dengan efektivitas manjemen

sistem pendidikan yang dikaibatkan oleh kelambanan dlam sistem

manajemen pendidikan yang membawa akibat kepada terjadinya

pemborosan pendayaagunaan dan pemanfaatan sumber-sumber daya

dalam sutu sistem pendidikan.

Kelambanan manjemen pmndidikan dikabatkan faktor-faktor:

p[rofesionalisme, mekanisme pengambilan keputuasaan, kuragn jelasanya

prosesdur dan tata kerja, metode yang ketinggalan jaman, kuragn

memadaia fasilitas dan biaya operasional, etos kerja, disiplin serta tanggung

jawab yang rendah.

Fkator lain yang ikut menyebabkan terjadinya ketidak efektifan dan

ketidak efisienan karena masukan lingkungan yang kurnag menunjang

seperti kondisi geografis, kemampuan ekonomi, teknologi yang ketinggaln

jaman, birokrasi, peraturan perundang-undangan yang ketat, kordinasi

adminsitrasi antar lembaga yang slaing tekait, serta birokrasi pendidikan.

16

Page 17: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

Agar tejadinya efketivitas dan efisiensi sistem pendidikan

memerlaukan perencanaan pendidikan yang terpadu yang dapt meamu dan

menggabungkan masukan intrumental maupun masukan lingkungan dalam

perencanaannya. Keterpaduan antara masukan instrumental dengan

masukan lingkungan dapaty meningkatakan eisiensi sistem manajemen

pendidikan dalam rangka menghasilakn lulusan yang bemutu serta memiliki

relevansi dengan tuntutan kebuthna masyarkat dengan mendayagunakan

sumber-sumber pendidikan secara efisien.

Sedangkan menurut Jusuf Enoch unsur-unsur perencanaan pendidikan

mepiputi:

a. Keadaan sekarnag (data dan informasi sebgai hasil potret atau

situasi sekarang)

b. Keadaan yang diharapkan yang akan dituju dan dicapai (sasaran)

c. Strategi pencapaian sasaran (langkah-lankgah, usaha, taktik atau cara) 15

4. Perencana Perencanaan Penndidikan

Perencana pendidikan bila dilihat dari tuga yang diemban adalah semua

petugas pendidikan mulai dari tingkat yang paling ats (perencana pada tingkat

pusat) sampai pda pendidikan sebagai pelaksana lapangan ayaitu Kepala

Sekolah dan guru. Secara lebih rinci berdasarakan ruang linkup dan tanggung

jkawab yang dibebankan petugas-petuga perencaan pendidikan dapat

dikategorikan sebgai berikut:

a. Petugas perencana pada tingkat pusat (national level: presiden, menteri

sekjen, dirjen, biro perencanaan).

b. Petugas perencana pada tingkat propinsi (regional level: kepala dinas,

kepala sub dinas/kepala seksi).

c. Petugas perencana pada tingkat kabupaten/kota (area level:, kepala dinas,

kepala sub dinas/kepala seksi).

15 Op. Cit., h. 3

17

Page 18: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

d. Petugas perencana pada tingkat sekolah (institusional level: Kepala sekolah

dan guru).16

Untuk dapat membuat perencanaan pendidikan dengan baik seorang

perencanan pendidikan harus mengetaui beberap hal sebgai berikut:

a. Permasalahan-permaslahan pembangunan dari suatu msyaakat yang

berkaitan dengan sumbersumber pembangunan yang dapat diusahakan

dengan orientasi ke masa depan.

b. Adanya tujuan atau sasran yang akan dicapai.

c. Adanya kebijakan, strategi dan cara untuk mncapai tujuan, dan pemilihan

alternatif nyang terbaik.

d. Penterjemahan dan penjabaran dalam program-program dan kegaitan

yang konkrit.17

Agar dapt melaksanakan tugasnya dengan baik perencana pendidikan

harus memiliki kemampuan dalam melakukan sjumlah kegiatan yang meliputi:

a. Menganalisis data pendidikan dan data lainnya yang

diperlukan dalam penyusunan rencana;

b. Menerjemahkan implikasi rencana ekonomi makro ke dalam sektor

pendidikan;

c. Menganalisis proyeksi tenaga kerja nasional untuk seterusnya dikaitkan

kepada lulsuan atau otput pendidikan menurut tingkat dan proggeram

studi;

d. Menggunakan rumus matematis dalam perhitungan-perhitungan, mislanya

memperkirakan kebutuhan jangka pendek, jangka sedang dan jangka

panjang secara kuatitatif;

e. Menterjemahkan kebijaksanaan dalam suatu rencana yang operasional;

f. Menjabarkan suatu rencana pembanugnan pendidikan ke dalam proyek-

proyek.18

16Jusuf Enoch, 1992, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h. 1217 18Jusuf Enoch, 1992, Ibid, h. 12

18

Page 19: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

Menurut Jumberennsyah Indar Seorang perencanan pendidikan juga

diharapkan dan dituntut untuk:

a. Mempunyai kemampuan dalam pengumpulan data diperlukan dalam

penysusunan rencan.

b. Mampu menganalisas data pendidikan ke dalam , menjadi bahan

informasi dan menjabarkan rencan ke dan program pendidikan

(perkiraan kebutuhan yang bersifat operasional).

c. Mampu menterjemahkan implikasi rencan ekonomi ke dalam sektor

pendidikan.

d. Memiliki pengetahuan dan mampu mengadakan analisas degna

mengugnakan rumsu-rumus statistik untuk memperhitungkan kebtuhan

dalam penyelengggaran pendidikan seperti perhitungan proyeksi

pendududk, tenaga kerja, output penddiikan dan sebgainya.

e. Mampu menterjemahkan kebijakn dan menjabarkan ke dalam rencan,

program dan proyek-proyek serta kegaitan-kegiatan dalam pendidikan.19

Disamping keahlian yang dituntut pada diri seorang perencana

pendidikan, karena dalam perencanaan pendidikan merupakan kegiatan

multidisiplimer dengan memperhatikan aspek: kependudukan, ekonomi,

keungan pemrintah, landasan kependidikan, statistik persekolah, linkgungan

sosial budaya serta aspek-aspek lainya baik secara langsung maupunsecara

tidak langsung mepnegaruhi perencanaan perencanaan pendidikan. Seroang

perencana pendidikan dalam merencanakan pendidikan harus mengadakan

konsultasi kepada para ahli yang mengusai bidang-bidnag tersebut serta

konsultan-konsultan pendidikan baik konsultan internal maupun konsultan

eksternal.

5. Model Perencanaan Pendidikan

19 Djumberemansyah Indar, Op. Cit. h. 26

19

Page 20: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

Beberapa model perencanaan dapat dikembangkan yang meliputi; (1)

model perencanaan komprehensif; (2) Model perencanaan target setting; (3)

model perencanaan costing (pembiyaaan) dan efektivitas biaya; (4) Model

PPBS (Planning, Programming, Budgeting, System).20

a. Model perencanaan komprehensif

Model perencanaan pendidikan konprehensif menekankan pada analisis

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem pdndidikan

secara keseluruhan untuk dijadikan patokan dalam penjabran rencana-

rencana pendidikan yang lebih spesifik kearah pencapaian tujuan yan lebih

luas.

b. Model perencanaan target setting

Model perencanaan pendidikan target setting menekankan pada proyeksi

ataupun perkitaan tingkat perkembangan dalam jangka waktu tertentu.

Model perencanaan pendidikan target setting dikembangkan model-model:

(1) model untuk analisis demografis dan proyeksi kependudukan; (2) model

proyeksi enrolmen (jumlkah siswa yang terdaftar) di sekolah; (3) model

untuk memproyeksikan kebutuhan tenaga kerja.

c. Model perencanaan costing (pembiyaaan) dan aefektivitas biaya

Model perencanaan pendidikan costing (pembiyaaan) dan aefektivitas biaya

menekankan pada analisis terhadap efektivitas dan efisiensi proyek-proyek

secara ekonomi. Dengan model ini dapat diketagui proyek-proyek yang

feasible dan dapat memberikan infomasi tentang perbandingan dinatara

proyek-proyek yang ada dan dapat dipilih alternatif terbaik dalam

memecahkan dna menanggulangi permaslahan-permasalahan yang

muncul dan dihadapi.

Model ini digunakan karaena pada dasrnya perencanaa pendidikan tidak

terlepas dari unsure pembiayaan. Dan diharapkan biaya-biaya yang telah

dikeluarkan baik pada saat perencanaan dan pada saat pelaksanaan akan

medatangkan keuntungan dalam kurun waktu tertentu yaitu tercapainya

20 Nanang Fatah, 2004, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdkarya, h. 50 -52

20

Page 21: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

peningkatan kualitas sumber daya manusia pendidikan itu sendiri maupun

kualitas sumber daya manusia yang dididik pada lembaga pendidikan.

d. Model PPBS (Planning, Programming, Budgeting, System)

Model perencanaan pendidikan PPBS (Planning, Programming, Budgeting,

System) diterjemahkan ke dalam bahasa Indoensia dengan SP4 (sistem

perencanaan, penyusunan program dan penganggaran). Menurut Mc.

Ashan PPBS (Planning, Programming, Budgeting, System) adalah suatu

pengorganisasin yang sistematis, anlitis dan informasi keuangan yang

terintegrasi ke dalam semua program yang direncanakan,

diimplementasikan, dan dievaluasi untuk menolong melakukan alokasi

sumber pendidikan termasuk pembiayaan.21 Kast dan Rosenzweig

mengemukakan bahwa PPBS merupakan suatu pendekatan yang

sistematik yang berusaha untuk menetapkan tujuan, mengembangkan

program-program untuk dicapai, menemukan besarnya biaya dan

alternative dan menggugnkan proses penganggaran yang merefleksikan

kegiatan program jangka panjang.22

Sifat esensial dari PPBS dikemukakn Jujun Surya Sumantri23 sebgai berikut:

a. Memperinci secara cermat dan menganalsisi secara sistematis terhadap

tujuan yang hendak dicapai.

b. Mencari alternative-alternatif yang relevan yang berbeda-beda untuk

mencapai tujuan.

c. Menggambarkan biaya total dari setiap alternative, baik biaya langsung

ataupun tidak langsung, biaya yang telah lewat ataupun biaya yang akan

datang , baik biaya yang berupa uang maupun biaya yang tidak berupa

uang.

d. Memberikan gambaran tentang efektivitas setiap alternative dan bagaimana

alaternatif mencapai tujuan.

21 Made Pidarta, Op. Cit. h. 14522 Nanang Fatah, Op. Cit. h. 5123 Ibid, h. 52

21

Page 22: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

e. Membandingkan dan menganalisis alaternatif tersebut, yaitu mencari

kombinasi yang memberikan efektivitas besar dari sumber yang ada dalam

pencapaian tujuan.

Adapun faktor-faktor yang ditekankan oleh para perencana pendidikan

dalam perencanaan pendidikan menggunakn model PPBS adalah sebngai

berikut:24

a. Berorintasi kepada output atau efektivitas. Usaha utmaa penyusunan

budget terarah kepada pencapaian tujuan program. Dana dialokasikan

semikian rupa dengan memperhitungkan hubungannya dengan sumber-

sumber yang lain yang secara bersama menyelesaiakan tugas secara

efektif.

b. Dana dialikasikan kepada setiap program yang akan dikerjakan yang telah

disusun secara analistis dan sitematis. Program utama atau proyek atau

seluruh kegiatan dianalsias dahulu secara sistmatis untuk emndapatakan

program-program yang spesifik. Baru kemudian dialokasikan kepada

program-program ini dengan mempertimbangkan kebutuhan, prioritas dan

kaitan antar program sendiri.

c. Pembiayaan bersifat terintegrasi. Unsure pembiyaan masuk dalam analisis

sistem menjadi satu dengan analisis program dan analisis sistem sistem

menjadi satu dengan analisis alat dan metode. Analsisi program. Analisisi\

data dan metode, dan analisis budget menjadi satu temuam membentuk

suatu lembaran kerja yang rapid an indah.

d. Alokasi dana diatur/disusun atas dasara realita. Alokasi dana tidak boleh

dilakukan atas dasar angan-angan belaka atau atas dasar pemerataan.

Melainkan harus dialkukan atas dasar kebtuhan nyata dan prioritas.

Misalkan alokasi anggaran yang diajukan masing-masing sub kegiatan

ekstra kurikuler di sekolah yang diodorkan masing-masing sub unit kurang

24 Made Pidarta, Op. Cit. h. 146-148

22

Page 23: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

memenuhi sasran. Sering terjadi mark up dan ketika dana ditutunkan tidak

termanfaatakan dengan bailk.

e. Pengalokasian dana dibuat sedmikian rupa sehingga dana dapat

dimanfaatkan secara efisien. Hal ini dapat diperpleh melalui studi empoiris

tersebut di atas, berdasrkan kebutuhan nyata, prioritas, dan dengan

menggabungkan kegiatan-kegiatan yang mirip menjadi kegiatan kelompok

yang dikerjakan bersama dengan alat dan metode yanbg sama.

Model perencanaan pendidikan PPBS dalam prosesnya data tentang biaya,

keuntungan serta kelayakan program dibuat selngkap mungkin, sehingga

pengambil keputusan dapat menentukan plihan program yang paling

menguntungkan. Model perencanaan pendidikan PPBS dapat digunakan

untuk perencanaan jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.

C. Hubungan antara Perencaaan Pendidikan dengan Manajemen

Pendidikan

Menurut Depdikbud manajemen pendidikan merupakan proses

perencanaan, pengorganiasian, memimpin, mengendalikan tenga pendidikan,

sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan penddikan, mencerdaskan

kehidupan bangsa, mengmebangkan manusia seutuhnya, yaitu mansuai yang

beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehtan jasmani dan rohani,

kepribadian yang amntap, mandiri serta bertanggung jawab kemasyaraktan dan

kebangsaan.25

Sedangkan perencanaan pendidikan adalah merupakan aplikasi analsisi

rasional dan sitematik dalam proses pengembangan pendidikan yang bertujuan

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pendidikan dalam usahanya memenuhi

kebutuhan dan mencapai tujuan (pendidikan) baik tujuan yang berhubungan

denan anak didik maupun masyarakat.

25 Sobaigo Atmodiwirio, 2000, Manajemen Pendidikan Indonesia, Jakarta Arddizya Jaya, h. 23

23

Page 24: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

Kerangka dasar manejemen termasuk di dlamnya manajemen pendidikan

terdiri dari: pandangan tentang manajemen sebagai (ilmu, kiat/seni dan profesi,

falsafah manajemen, teori-teori manajemen, prinsip-prinsip manajemen, fungsi-

fungsi manajemen, praktek manajerial, sumber-sumber daya pendidikan.

Perencanaan merupakanbgaian dari fungsi-fungsi manajemen yang

meliputi: perencaaan, pengorganisasian, pengarahan, kordinasi, kepemimpinan,

komunikasi serta pengawasan. Perencanaan pada manajemen pendidikan

merupakan kegiatan manajerial dam rangka melaksanakan fungsi manajemen

yaitu merancang pemberdayaan sumber-sumber daya yang ada pendidikan baik

manusia, sarana, biaya, teknologi dan informasi secara bermutu, efektif dan

efesiensi serta memiliki relevansi dan didasarkan atas kreativitas dalam

pelaksanaanya dalam rangka memenuhi tuntutan dan kebutuhan peserta didik

dan masyarakat akan pendidikan.

D. Efektivitas dan Hambatan dalam Perencanaan Pendidikan

1. Efektivitas Perencanaan Pendidikan

Menurut Wahyu Sumidjo26 suatu perencanaan pendidikan yang efektiv

apabila:

a. dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan what/which, when, where, how,

who.

b. Pragmatis, yaitu disertai dengan perhitungan-perhitungan konkret berdasar

asumsi-asumsi logis.

c. Operasional, ialah dapat dengan kemampuan yang ada,

d. Ambisius tetapi realsitik,

e. Berkelangsungan, ialah jika sesuatu dimulai maka terus dilaksanakan

sampai selesai.

f. Fleksibel, ialah sewaktu-waktu dapat diadakan penyesuaian asalkan

sedapat-dapatnya tidak mengurangi sasaran.

26 Wahyu Sumidjo, 1999, Strategi Perencanaan (Bahan Diklat SPAMA, Jakarta: Lembaga Adminstrasi Negara, h.5

24

Page 25: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

g. konprehensif

h. ada skala prioritas.

Sedangkan menurut Lembaga Adminstrasi Negara27 perencanaan yang

efekatif ditandai dengan.

a. Rencana harus mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan

b. Harus dibuat oleh orang yagn sudngguh-sungguh memahami tujuan

organisasi.

c. Harus dibuat orang yang mendalami teknik-teknik perencanaan.

d. Rencana harus disertai dengan perincian yang teliti. Harus segera diikuti

dengan “programming” berbagai kegiatan: metode kerja, tenaga, biaya,

target waktu, target hasil dan lain-lain.

e. Rencana tidak boleh lepas dari pemikiran pelaksanaan. Harus banyak

infoamasi dari orang-orang serta unit-unit yang nantinya akan bertanggung

jawab dalam pelaksanaan rencana.

f. Rencana harus sederhana, artinya: susunan renca harus sistematis,

prioritasnya jelas terlihat, bahasanya mudah dipahami.

g. Rencana harus luwes dalam menghadapi keadaaan-keadaan yang

dihadapi.

h. Terdapat tempat pengambilan resiko.

i. Harus meruapakn “forecasting” terhadap masa yang akan datang.

Selanjutnya Wahyu Sumidjo28 memaparkan efektivitas suatu perencanaan

sebagai berikut:

a. Perencanaan yang efektif diawali dengan perincian tujuan secara lengkap

danjelas. Tujuan yangkabur akan sulit dimengerti an oleh karenanya sulit

direncanakan. Agar efektif, maka tujuan-tujuan perlu dipilih yang mudah

dicapai dan berdasrakan skala prioritas.

b. Setelah tujuan ditetapkan maka langkah berikutnya adalah perumusan

kebijaksanan. Secara hariah kebijaksanaan berarti pedoman mengarahkan,

27 Lembaga Admnistrasi Negara RI, 1993, TekniK Perencanaan (Bahan Diklat Jarak jauh SEPALA), H. 928 Wahyusumindjo, Op. Cit. h. 6-7

25

Page 26: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

tetapi sekaligus membatasi tindakan-tindakan yang akan dilakukan. Maksud

daripada kebijaksanaan ialah memperhatikan dan menyesuaikan tindakan-

tindakan yang akan dilakukan dengan faktor-faktor lingkungan apabila

tujuan tercapai.

c. Langkah ketiga ialah analsisi dan penetapan cara dan sarana untuk

mecapai tujuan dalam kerangka kebijaksanaan yang telah dirumuskan.

Analisis perlu diperhatikan berbagai variabel dan alternative dan cara serta

sarana melaksanakan kebijaksanaan. Cara adalah prosesdur-prosedur,

baik yang dituangkan dalam peraturan-peraturan maupun dalam bentuk

intruksi-intruksi. Sedangkan sarana meliputi: organisasi, alat perlengkapan,

dana pembiyaan dan sebagainya.

d. Akhirnya langkah dalam perencanaan meliputi pula penentuan sistem

pengendalaian yang memungkinkan pengukuran dan perbandingan apa

yang harus dicapai dengan apa yang telah tercapai berdasarkan criteria

yang telah ditetapkan.

2. Hambatan-hambatan dalam Perencanaan Pendidikan

Hambatan-hambatan dalam perencanaan pendidikan meliputi: politik,

ekonomi dan waktu, hukum.29 Dismping kendala tersebut adalah kendala

berkaitan dengan pimpinan sebgai top manajer dan top leader serta

keterlibatan berbagai sumber daya manusia. Dan bila diuraikan sebagai

berikut:

a. Politik

Perencanaan pendidikan merupakan bagian dari kebijakan politik yang

diahsilkan dari proses plitisasi. Dan perencanaan pendidikan harus

mejabarkan hasil kebijakan nasional yang telah digariskan yangmerupakan

hasil tawar menawar dari kekuatan poltik yang ada baik di pemrintahan

maupun pada lembaga legislatif. Dan kebijakanb politik mendaulu kebijakan

dibidang pendidikan. Karena pada dasaranya kebijakan meruapakan

29 Udin Syaefudin Saadu, Op. Cit. h. 54

26

Page 27: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

serangkaian alternatif tindakan, dan perencanaan pendidiakan merupakn

suatu kebijakan yang dilakukan oleh tingkat adminsitrasi yagn lebih rendah

dari pemrintah puat.

Perencanaan pendidikan merupakan bagian dari permasalahan puublik.

Dan ketika elite politk merumuskan kebijakan publik pada sektor pendidikan

kurang mendapat perhatian dan kritik dari publik pemerhati, para pakar dan

pelaksanan pendidikan, maka kebiajkan yang dihasilkan cenderung kurang

memadai dan kutagn konfrehensif terhadap permasalahan-permasalhan

pendidikan yang sendang dihadapi serta tuntutunan terhadap kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi sert perkembangan masyarakat.

b. Ekonmi

Dari aspek ekonomi dalam perencanaan pendidikan melibatkan berbgai hali

dari berbagai bidang dan disiplin ilmu dengan dihadapkan pada

permaslahan ekonomi dan pembiayaan. Dalam perencanaan pendidikan

harus disesuaikan anggaran yang diperlukan dengan anggaran teredia

dalam mencapai tujuan pendidikan. Dan sering terjadi anggaran pendidikan

yang disediakan dengan anggaran yang dibtuhkan tidak seimbanga bahkan

jauh dari yang seharusnya yang disediakan.

c. Waktu

Dari aspek waktu perencanaan pendidikan masih sering terkendala

pemisahan antara perencanaanan jangak panjang yang bersifat strategis,,

menengah atau jangka pendek yang merupakan perencanaan rutin yang

bersifat tahunan.

d. Hukum

Dari aspek hukum menajdi kendala, karena nsering terjadi suatu kebijakan

pendidikan sudah diputuskan dalam Undang-undang dasar dan undan-

undang akan tetapi peraturan pelaksanaana yang bersifat teknik belum atau

lambat pembuataanya maulai dari peraturan pemerintah, kepurusan

presiden, peraturan menteri sampai pada keputusan menteri yang

27

Page 28: Bab 1 Konsep Dasar Perencanaan Pendidikan

merupakan penjabaran yang bersifat teknik dan operasional utnuk

melaksanakan Undang-udang Dasar maupun Undang-undamg.

e. Pimpinan

Pimpinan kadang memaksakan rencana sendiri untuk dijadikan rencana

organisasi atau satuan pendidikan. Pimpinan juga seri g tidak jelas dalam

emmberikan pengarahan rencana yang dibuat dan kakan dilaksanakan

f. Keterloibatan Banyak Sumber Daya Manusia

Dalam suatu perencanaan melibatkan banyak sumber daya manusia

dengan berbagai latar belakang disiplin ilmu, tingkat pengatahuan,

pengalaman keterlobatan dalam perencanaan serta latar belakngan budaya

yang berbeda. Sehingga sering mengakibatkan perbeddan pendapat dan

pandangan dan sulit menyatukan pendapat tentang skala prioritas yang

harus direncankan serta tahapan-tahapan serta langkah-langkah apa saja

yang harus direncanakan.

28