16
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan obat merupakan seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan obat, yang meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan, pengawasan mutu dan pemastian mutu sampai didapatkan obat untuk didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799 MENKES/PER/XII/2010 tentang industri farmasi). Industri farmasi harus membuat obat sesuai aturan CPOB agar sesuai dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum pada dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan konsumen, baik karena ketidaknyamanan, ketidakefisienan, maupun mutu obat yang substandar (Menkes RI, 2010). Pembinaan terhadap pengembangan industri farmasi dilakukan oleh Direktur Jenderal, sedangkan pengawasan dilakukan oleh Kepala Badan. Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Permenkes RI Nomor 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang industri farmasi dapat dikenakan sanksi administratif. Industri farmasi merupakan sub sektor dari sektor konsumsi. Sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbagi menjadi beberapa sub sektor, diantaranya yaitu farmasi, makanan dan minuman, rokok, dan juga kosmetik. Berikut merupakan data perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2016, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri

Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pembuatan

obat merupakan seluruh rangkaian kegiatan dalam menghasilkan obat, yang

meliputi pengadaan bahan awal dan bahan pengemas, produksi, pengemasan,

pengawasan mutu dan pemastian mutu sampai didapatkan obat untuk

didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan

obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan. (Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799 MENKES/PER/XII/2010 tentang

industri farmasi).

Industri farmasi harus membuat obat sesuai aturan CPOB agar sesuai

dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang tercantum pada

dokumen izin edar (registrasi) dan tidak menimbulkan risiko yang membahayakan

konsumen, baik karena ketidaknyamanan, ketidakefisienan, maupun mutu obat

yang substandar (Menkes RI, 2010).

Pembinaan terhadap pengembangan industri farmasi dilakukan oleh

Direktur Jenderal, sedangkan pengawasan dilakukan oleh Kepala Badan.

Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Permenkes RI Nomor

1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang industri farmasi dapat dikenakan sanksi

administratif.

Industri farmasi merupakan sub sektor dari sektor konsumsi. Sektor

konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbagi menjadi beberapa sub sektor,

diantaranya yaitu farmasi, makanan dan minuman, rokok, dan juga kosmetik.

Berikut merupakan data perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2016,

yaitu:

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

2

Tabel 1.1 Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI

No Kode Nama Perusahaan

1 DVLA Darya Varia Laboratoria Tbk

2 INAF Indofarma (Persero) Tbk

3 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk

4 KLBF Kalbe Farma Tbk

5 MERK Merck Indonesia Tbk

6 PYFA Pyridam Farma Tbk

7 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk

8 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk

9 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk

10 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk

Sumber: www.idx.co.id

Dari kesepuluh perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tersebut terdapat

enam perusahaan yang akan digambarkan pada penelitian pada penelitian ini,

keenam perusahaan tersebut adalah:

1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk.

PT. Darya Varia Laboratoria Tbk (DVLA) didirikan tanggal 30 April 1976

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahum 1976. Kantor pusat DVLA

berada di South Quarter, Tower C, Jalan R.A Kartini Kav.8, Jakarta 12430 dan

pabrik DVLA berada di Bogor.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DVLA

adalah bergerak dalam bidang manufaktur, perdagangan, jasa dan distribusi

produk-produk farmasi, produk-produk kimia yang berhubungan dengan farmasi,

dan perawatan kesehatan. Berikut adalah merek-merek yang dimiliki oleh DVLA

antara lain, yaitu Nature-E, Enervon-C, Decolgen, Neozep, Cetapain, Paracetamol

Infuse, dan Provida.

DVLA memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK Pada tanggal 12

Oktober 1994, untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) DVLA

kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

3

saham dengan penawaran Rp 6.200,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan

pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 11 Nopember 1994.

2. PT. Indofarma (Persero) Tbk

PT. Indofarma (Persero) Tbk (INAF) didirikan tanggal 02 Januari 1996

dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1983. Kantor pusat dan

pabrik INAF beralamat di Jalan Indofarma No. 1 Cibitung, Bekasi 17530 –

Indonesia.

Pada awalnya, INAF merupakan sebuah pabrik obat yang didirikan pada

tahun 1918 dengan nama pabrik Obat Manggarai. Pabrik Obat Manggarai ini

diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dan dikelola

oleh Departemen Kesehatan. Pada tahun 1979, nama pabrik obat ini diubah

menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan. Kemudian, berdasarkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP) No. 20 tahu 1981, pemerintah

menetapkan Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan diubah menjadi

Perseroan Umum Indonesia Farma (Perum Indofarma). Selanjutnya, status badan

hukum Perum Indofarma diubah menjadi Perusahaan (Persero) pada tahun 1996.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan INAF

adalah untuk menunjang dan melaksanakan kebijakan serta program Pemerintah

di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di

bidang farmasi, alat kesehatan, diagnostik, serta industri produk makanan.

Pada tanggal 30 Maret 2001, INAF memperoleh pernyataan efektif dari

Bapepam-LK melakukan Penawaran Umum Perdana Saham INAF (IPO) kepada

masyarakat sebanyak 596.875.000 saham seri B dengan nilai nominal Rp 100,-

per saham dengan penawaran Rp 250,- per saham. Kemudian pada tanggal 17

April 2001 saham-saham tersebut tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

4

3. PT. Merck Tbk

PT. Merck Tbk (dahulu PT Merck Indonesia) (MERK) didirikan 14

Oktober 1970 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1974. Kantor

pusat MERK berada di Jalan T.B. Simatupang No.8, Pasar Rebo, Jakarta Timur

1370-Indonesia.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MERK

adalah bergerak dalam bidang industri, perdagangan, jasa konsultasi manajemen,

jasa penyewaan kantor/properti dan layanan yang terkait dengan kegiatan usaha.

Kegiatan utama MERK saat ini adalah memasarkan produk-produk obat tanpa

resep dan obat peresepan, produk terapi yang berhubungan dengan kesuburan,

diabetes, neurologis dan kardiologis, dan menawarkan berbagai instrumen kimia

dan produk kimia untuk bio-riset, bio-produksi dan segmen-segmen terkait. Merk

utama yang dipasarkan MERK adalah Sangobion dan Neurobion.

MERK memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk

melakukan Penawaran Umum Perdana Saham MERK (IPO) pada tanggal 23 Juni

1981 pada masyarakat sebanyak 1.680.000 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp 1.900,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Juli 1981.

4. PT. Pyridam Farma Tbk

PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA) didirikan dengan nama PT Pyridam pada

tanggal 27 November 1977 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1977. PT. Pyridam Farma Tbk berkantor pusat di Ruko Villa Kebon Jeruk Blok

F3, Jalan Raya Kebon Jeruk, Jakarta 11530, sedangkan lokasi pabriknya

beralamat di Desa Cibodas, Pacet, Cianjur, Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PYFA

meliputi industri obat-obatan, plastik, alat-alat kesehatan, dan industri kimia

lainnya. Kegiatan usaha Pyridam Farma meliputi produksi dan pengembangan

obat-obatan (farmasi) serta perdagangan alat-alat kesehatan lainnya.

Pada tanggal 27 September 2001, PYFA memperoleh pernyataan efektif

dari Bapepam-LK melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PYFA (IPO)

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

5

kepada masyarakat sebanyak 120.000.000 dengan nilai nominal Rp 100,- per

saham dengan penawaran Rp 105,- per saham dan disertai Waran Seri I sebanyak

60.000.000. Kemudian pada tanggal 16 Oktober 2001 Saham dan Waran Seri I

tersebut tercatat pada Bursa Efek Indonesia (BEI).

5. PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk

PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk (SCPI) dahulu memiliki nama PT

Schering-Plough Indonesia Tbk didirikan dengan nama PT Essex Indonesia pada

07 Maret 1972 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada Januari 1975.

Kantor pusat SCPI berlokasi di Wisma BNI 46, Lt. 27 Jalan Jenderal Sudirman

Kav. 1, Jakarta 10220 dan pabrik berlokasi di Pandaan, Jawa Timur.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SCPI

meliputi pembuatan, pengembangan, pengemasan, dan memasarkan produk

farmasi untuk manusia dan hewan, produk kebersihan, kosmetik, keperluan rumah

tangga dan sejenisnya.

Pada tanggal 18 April 1990, SCPI memperoleh pernyataan efektif dari

Babepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham SCPI (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 3.600.000 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp 12.750,- per saham. Saham tersebut

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tangga 08 Juni 1990.

6. PT. Tempo Scan Pacific Tbk

PT. Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) didirikan di Indonesia pada tanggal

20 Mei 1970 dengan nama PT Scanchemie dan memulai kegiatan komersialnya

sejak tahun 1970. TSPC berkantor pusat di Tempo Scan Tower, Lantai 16, Jalan

H.R Rasuna Said Kav. 3-4, Jakarta 12950, sedangkan lokasi pabriknya terletak di

Cikarang, Jawa Barat.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan TSPC

bergerak dalam bidang usaha farmasi. Kegiatan usaha TSPC adalah farmasi (obat-

obatan), produk konsumen, kosmetika, dan distribusi. Produk-produk TSPC yang

telah dikenal masyarakat, diantaranya produk kesehatan (Bodrex, Hemaviton,

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

6

NEO rheumacyl, Oskadon, lpi Vitamin, Brodexin, Contrex, Contrexyn, Vidoran,

Zevit, dan Neo Hormoviton), obat resep dan rumah sakit (Hospira, SciClone, Alif,

Ericaf, Timoc, Triptagic, dan Trozyn) serta produk konsumen dan komestika

(Marina, My baby, Total Care, S.O.S antibakterial, Claudia, Dione Kids, Tamara,

Natural Honey dan Revlon).

TSPC memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK pada tanggal 24

mei 1994 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham TSPC (IPO)

kepada masyarakat sebanyak 17.500.000 dengan nilai nominal Rp 1.000,- per

saham dengan harga penawaran Rp 8.250,- per saham. Saham-saham tersebut

dicatatkan pada Bursa efek Indonesia (BEI) pada tanggal 17 Juni 1994.

1.2 Latar Belakang Penelitian

Globalisasi ekonomi terjadi pada era perdagangan bebas, yaitu suatu

perdagangan yang dilakukan antara suatu negara dengan negara lain tanpa

hambatan yang begitu berarti. Yafie (2003) mengatakan bahwa sebagian

pengamat menyebutkan bahwa globalisasi ekonomi adalah neoimperialisme,

walaupun tidak keseluruhan globalisasi ekonomi itu negatif.

Gejala globalisasi terjadi dalam kegiatan finansial, perdagangan, dan

produksi yang kemudian memengaruhi tata hubungan ekonomi antarbangsa.

Halwani (2005) mengatakan bahwa proses globalisasi tersebut telah

meningkatkan kadar hubungan saling ketergantungan antarnegara, bahkan hal

tersebut menimbulkan proses menyatunya ekonomi dunia, sehingga batas-batas

antarnegara dalam berbagai praktik dunia usaha atau bisnis seakan-akan dianggap

tidak berlaku lagi.

Industri di Indonesia menghadapi persaingan yang semakin berat dan luas

seiring semakin memasuki era globalisasi saat ini. Maka dari itu industri-industri

yang ada di Indonesia perlu untuk terus menerus memacu produktivitas tiap

sumberdayanya agar mampu bersaing secara global dan dapat menghasilkan

produk yang berkualitas. Indonesia tergolong negara dengan jumlah penduduk

yang banyak. Seiring dengan jumlah penduduk yang besar, tingkat konsumsi

masyarakat pun ikut meningkat. Besarnya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

7

dan jumlah penduduk yang banyak dikenal dunia sebagai target pasar potensial.

(dalam www.seputarforex.com diakses 23 September 2018)

Indonesia tidak hanya menjadi target pasar produk-produk luar negeri

yang potensial dengan melihat besarnya tingkat konsumsi masyarakat Indonesia

tersebut. Dengan demikian, Indonesia juga dapat dijadikan sebagai target investasi

oleh para investor. Pilihan investasi di sektor konsumsi dapat menjadi alternatif

lain isi portofolio ketika investasi di perusahaan sektor yang lainnya masih

menunjukkan pelemahan kinerja. (dalam www.seputarforex.com).

Sektor konsumsi di Bursa Efek Indonesia (BEI) terbagi menjadi beberapa

sub sektor, diantaranya yaitu farmasi, makanan dan minuman, rokok, dan juga

kosmetik. Menurut data IMS Health, pasar industri farmasi telah tumbuh 7,49%

hingga kuartal keempat 2016, pertumbuhan tersebut dinilai lebih tinggi

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 4,92%.

Dikarenakan tuntutan akan pengembangan serta peningkatan Science pada

industri farmasi untuk meningkatkan daya saing, menyebabkan pertumbuhan

industri farmasi dapat berkembang pesat. Industri farmasi dituntut untuk hi-tech.

Produk obat-obatan harus benar-benar memenuhi persyaratan berupa quality,

efficacy, dan juga safety. Dengan tidak hanya mengandalkan penjualan obat

semata, beberapa perusahaan farmasi dalam negeri telah mengalami pertumbuhan.

Terdapat beberapa perusahaan farmasi yang mengembangkan bisnis diluar obat,

seperti menjual produk vitamin atau obat herbal dan membangun klinik di daerah

pinggiran. (dalam www.pikiran-rakyat.com diakses 23 September 2018)

Salah satu faktor yang mendorong tumbuhnya industri farmasi adalah

meluasnya jangkauan kepesertaan dari BPJS Kesehatan atau Jaminan Kesehatan

Nasional (JKN) yang mencapai 175 juta anggota hingga Maret 2017, atau 66%

dari keseluruhan populasi penduduk Indonesia. Hal tersebut juga didukung oleh

komitmen pemerintah dengan menjadikan industri farmasi sebagai salah satu

industri prioritas di Indonesia. Salah satunya adalah dengan meluncurkan

Roadmap Industri Farmasi dan Alat Kesehatan pada akhir Februari 2017 lalu.

Semakin meluasnya jangkauan JKN kepada masyarakat Indonesia, berarti

semakin banyak masyarakat di Indonesia yang memiliki akses pada pelayanan

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

8

kesehatan. Hal tersebut akan ikut berkontribusi pada pertumbuhan konsumsi obat

dan perkembangan industri farmasi secara keseluruhan. (International

Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG), asosiasi perusahaan farmasi

Internasional yang beroperasi di Indonesia).

Tabel 1.2 Net Income Sub Sektor Farmasi

(dinyatakan dalam jutaan rupiah)

CODE 2012 2013 2014 2015 2016 GROWTH

DVLA 148.909 125.796 80.929 107.894 152.083 1%

INAF 42.385 (54.223) 1.165 6.566 (17.367) -20%

KAEF 205.763 215.642 236.531 265.549 265.549 7%

KLBF 1.775.098 1.970.452 2.122.677 2.057.694 2.350.884 7%

MERK 107.808 175.444 181.472 148.179 125.448 4%

PYFA 5.308 6.195 2.661 3.087 5.146 -1%

SCPI (17.996) (12.167) (62.461) 139.321 134.727 65%

TSPC 635.176 638.535 585.790 529.218 545.493 -4%

Sumber: Olahan Peneliti Berdasarkan Laporan Keuangan

Seperti kebanyakan perusahaan sektor konsumsi, operasional perusahaan

menjadi masalah penting untuk diselesaikan. Tercatat pada tabel 1.1 , laba bersih

pada perusahaan farmasi mengalami kenaikan dan penurunan. Terdapat beberapa

perusahaan farmasi yang sempat mengalami kerugian yaitu INAF dan SCPI.

Selain itu terdapat tiga perusahaan yang tercatat memiliki pertumbuhan Net

Income negatif pada periode tahun 2012-2016 yaitu INAF, PYFA dan TSPC

dengan masing-masing pertumbuhan Net Income yaitu sebesar -20%, -1% dan -

4% .

Seluruh perusahaan di era globalisasi dituntut untuk bekerja lebih efektif dan

efisien dalam meningkatkan prestasi perusahaan, hal tersebut diperlukan untuk

menciptakan kinerja keuangan yang baik. Berbagai macam industri di Indonesia

perlu mempertahankan dan meningkatkan keunggulan kompetitif yang dimiliki

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

9

dan berusaha memperbaiki kelemahan yang sedang menjadi masalah pada

perusahaannya masing-masing.

Berdasarkan deskripsi di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan

penelitian lebih mendalam tentang analisis laporan keuangan pada perusahaan

farmasi yang mengalami penurunan pada net income dan net profit margin.

Menurut Fahmi (2013) laporan keuangan diperlukan untuk mengukur hasil usaha

dan perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dan untuk mengetahui sudah

sejauh mana perusahaan tersebut mencapai tujuannya. Laporan keuangan pada

dasarnya merupakan hasil proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat

untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan

pihak-pihak yang memiliki kepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan

tersebut. Sehingga laporan keuangan memegang peranan yang luas dan penting

serta mempunyai suatu posisi yang mempengaruhi dalam proses pengambilan

keputusan.

Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan

dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi suatu

perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk

menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan

kinerja perusahaan pada masa akan datang.

Dengan melihat ketatnya persaingan perusahaan pada tiap industri yang

ada di Indonesia, banyak sekali kemungkinan buruk yang akan dialami oleh

perusahaan yang bersangkutan. Hal-hal terburuk tersebut bisa saja berujung pada

kebangkrutan sebuah perusahaan yang tidak dapat mengantisipasi dan

mengendalikan pengaruh dari sektor ekonomi yang saat ini sedang terjadi.

Dalam menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan, terdapat

beberapa metode analisis yang dapat digunakan, yaitu analisis Common Size

,analisis Rasio, analisis Du Pont, analisis Cross Section, analisis Time Series dan

Forecasting Data Keuangan. Analisis Du Pont sendiri adalah analisis yang dapat

digunakan untuk mempertajam analisis rasio dengan memisahkan profitabilitas

dengan pemanfaatan aset. Beberapa keunggulan analisis Du Pont menurut

Munawir (2011) adalah dapat digunakan untuk membandingkan efisiensi

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

10

penggunaan ekuitas pada perusahaan tertentu dengan perusahaan yang sejenis,

sehingga dapat diketahui apakah perusahaan tersebut berada dibawah, sama, atau

diatas rata-ratanya. Analisis Du Pont juga dapat digunakan untuk keperluan

kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan pada suatu perusahaan.

Dengan berbagai analisis yang dilakukan diharapkan dapat memprediksi

kelangsungan hidup suatu perusahaan. Disamping itu, informasi mengenai

kemungkinan kegagalan perusahaan akan melindungi kepentingan masyarakat

atau calon investor dari kemungkinan kerugian yang dapat dialami dan merupakan

alat yang digunakan untuk menilai kemampuan antisipasi dan adaptasi

perkembangan bisnis dan ekonomi. Untuk itu diperlukan suatu metode khusus

yang dapat memberikan penilaian serta memprediksi kemampuan financial

perusahaan di masa kini serta di masa mendatang.

Kemampuan memprediksi keuangan perusahaan di masa mendatang

diperlukan untuk memperkecil resiko terjadinya kebangkrutan pada suatu

perusahaan. Hal tersebut dapat diketahui dengan melakukan analisis kesehatan

keuangan yang dikenal dengan analisis diskriminan Altman yang merupakan

suatu model statistik yang dikembangkan oleh Altman yang kemudian berhasil

merumuskan rasio-rasio finansial terbaik dalam memprediksi terjadinya

kebangkrutan pada suatu perusahaan. Dari rasio-rasio tersebut kemudian

dirumuskan dalam Z-score kebangkrutan perusahaan, dimana perusahaan yang

sedang diteliti mendekati kebangkrutan atau menjauhi dari kebangkrutan di masa

mendatang.

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan kebangkrutan menurut Ashari

dalam Savitri (2014:8) meliputi:

1. Perubahan dalam keinginan pelanggan yang tidak diantisipasi oleh

perusahaan yang mengakibatkan pelanggan lari, sehingga terjadi

penurunan pendapatan.

2. Kesulitan bahan baku karena supplier tidak dapat memasok kembali

kebutuhan bahan baku yang digunakan untuk produksi.

3. Perlu mengantisipasi faktor debitur untuk menjaga agar debitur tidak

melakukan kecurangan dengan menimbun hutang.

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

11

4. Hubungan yang tidak harmonis dengan kreditur juga dapat berakibat fatal

terhadap kelangsungan hidup perusahaan.

5. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan untuk selalu

memperbaiki diri sehingga bisa bersaing dengan perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan pelanggan.

6. Kondisi perekonomian secara global juga perlu diantisipasi untuk

kelangsungan perusahaan.

Selain itu rendahnya harga produksi farmasi menekan pertumbuhan

industri farmasi. Ketua Umum Gabungan Perusahaan Farmasi F. Tirto Kusnady

mengatakan tren harga setiap kali tender terus menunjukkan penurunan. Hal

tersebut menyebabkan setiap perusahaan akan berusaha menekan harga agar bisa

terus bersaing. Berdasarkan data Badan Pusat Statistika (BPS), pertumbuhan

produksi industri besar tertinggi pada kuartal III/2016 adalah industri farmasi,

produk obat kimia dan obat tradisional naik 11,26%. (Industri.bisnis.com)

Menurut Hani (2015) kriteria yang digunakan untuk memprediksi

kebangkrutan perusahaan dengan model Altman adalah, perusahaan yang

mempunyai skor Z > 2,60 diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan

perusahaan yang mempunyai skor Z < 1,11 diklasifikasikan sebagai perusahaan

potensial bangkrut. Selanjutnya skor antara 1,11 sampai 2,60 diklasifikasikan

sebagi perusahaan pada daerah rawan bangkrut.

Di luar negeri, penelitian tentang perhitungan kesehatan keuangan di

industri farmasi India telah dilakukan oleh Christina dan Kartikeyan (2012)

dengan menggunakan metode Du Pont system. Christina dan Kartikeyan (2012)

membandingkan 3 perusahaan farmasi terbaik di India. Dari hasil penelitian

tersebut diketahui bahwa salah satu perusahaan farmasi yang diteliti memiliki

konsentrasi yang baik pada kinerja keuangan dengan mengurangi beban dan

biaya.

Di Indonesia sendiri penelitian tentang analisis laporan keuangan

menggunakan metode Du Pont system dan Altman Z-Score telah dilakukan oleh

Paleni (2015) yang melakukan penelitian pada Primer Koperasi Produsen Tahu

Tempe Indonesia (PRIMKOPTI) Mura Kota Lubuklinggau. Dari penelitian

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

12

tersebut menunjukkan bahwa laporan keuangan Primkoti selama tahun 2009,

2010, dan 2012 mengalami penurunan, ditandai dengan menurunnya hasil ROI.

Dan berdasarkan perolehan Altman Z-Score Primkoti pada tahun 2008 dinilai

sehat, tetapi pada tahun 2009, 2010, dan 2011 mengalami penurunan, dan

meningkat lagi pada tahun 2012.

Putra dan Ferlina (2015) telah membandingkan kinerja keuangan pada

BUMN dan BUMS menggunakan metode Du Pont system. Dalam penelitian

tersebut sektor yang diteliti adalah sektor konstruksi yang listing di Bursa Efek

Indonesia periode 2012-2013. Hasil penelitian yang dilakukan Putra dan Ferlina

(2015) tersebut menunjukkan bahwa BUMS memiliki NPM dan ROA yang lebih

baik sementara BUMN lebih baik pada TATO. Sehingga hasil ROE pada BUMS

lebih baik dibandingkan pada BUMN.

Dan penelitian ini mengambil perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) untuk diteliti. Untuk analisis dalam penelitian ini

menggunakan metode Du Pont system untuk mengukur kinerja perusahaan.

Sedangkan untuk menganalisis tingkat kesehatan keuangan perusahaan di masa

yang akan datang menggunakan metode Altman Z-score agar dapat dijadikan

early warning bagi perusahaan. Penggunaan dua alat ukur tersebut digunakan oleh

peneliti karena kedua metode tersebut sama-sama menggunakan rasio untuk

merumuskan ukuran kinerja dan kesehatan perusahaan yang diteliti.

Perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

akan diteliti adalah enam perusahaan farmasi yang tercatat memperoleh kerugian

net income dan/atau memperoleh growth yang bernilai negatif pada 4 kwartal

laporan keuangan tahun 2012-2016 dibandingkan perusahaan-perusahaan farmasi

lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keenam perusahaan tersebut

juga mampu menyajikan laporan keuangan secara teratur dan berkala yang dapat

diakses terbuka sehingga ketiga perusahaan farmasi tersebutlah yang dijadikan

objek pada penelitian ini.

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

13

1.3 Perumusan Masalah

Analisis laporan keuangan merupakan proses yang penuh pertimbangan

dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan hasil operasi suatu

perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan utama untuk

menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi dan

kinerja perusahaan pada masa akan datang.

Untuk analisis dalam penelitian ini menggunakan metode Du Pont system

untuk mengukur kinerja perusahaan. Sedangkan untuk menganalisis tingkat

kesehatan keuangan perusahaan di masa yang akan datang menggunakan metode

Altman Z-score. Menurut Gitman dan Zutter (2012) analisis Du Pont System

merupakan sistem yang dapat digunakan untuk membedah laporan keuangan

perusahaan dan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Menurut Sawir

(2005) Altman Z-Score merupakan suatu model yang digunakan untuk

memprediksi kebangkrutan perusahaan.

Berdasarkan fenomena dan latar belakang yang telah diuraikan mengenai

operasional perusahaan dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Dan tercatat

enam perusahaan memperoleh penurunan net income dan net profit margin, serta

memiliki pertumbuhan net income bernilai negatif pada 2 kwartal laporan

keungan tahun 2013-2014 dibandingkan perusahaan-perusahaan farmasi lain yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Keenam perusahaan tersebut adalah PT.

Darya Varia Laboratoria Tbk, PT. Indofarma (Persero) Tbk, PT. Merck Tbk, PT.

Pyridam Farma Tbk, PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, dan PT. Tempo Scan

Pacific Tbk. Sehingga berdasarkan paparan tersebut, penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja dan Kesehatan

Keuangan Perusahaan Pada Industri Farmasi Dengan Metode Du Pont

System dan Metode Alman Z- Score”.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

14

1. Bagaimana kinerja keuangan PT. Darya Varia Laboratoria Tbk, PT.

Indofarma (Persero) Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Pyridam Farma Tbk, PT.

Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, dan PT. Tempo Scan Pacific Tbk

periode 2012-2017 mengunakan metode Du Pont system?

2. Apakah rasio-rasio keuangan PT. Darya Varia Laboratoria Tbk, PT.

Indofarma (Persero) Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Pyridam Farma Tbk, PT.

Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, dan PT. Tempo Scan Pacific Tbk

periode 2012-2017 termasuk dalam kategori sehat, abu-abu, atau tidak

sehat menggunakan metode Altman Z-Score?

3. Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan dan kesehatan keuangan

perusahaan PT. Darya Varia Laboratoria Tbk, PT. Indofarma (Persero)

Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Pyridam Farma Tbk, PT. Merck Sharp Dohme

Pharma Tbk, dan PT. Tempo Scan Pacific Tbk pada masing-masing tahun

periode 2012-2017?

1.5 Tujuan Penelitian

1. Untuk menggambarkan kinerja keuangan PT. Darya Varia Laboratoria

Tbk, PT. Indofarma (Persero) Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Pyridam

Farma Tbk, PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, dan PT. Tempo

Scan Pacific Tbk periode 2012-2017.

2. Menganalisis rasio-rasio keuangan yang digunakan untuk

membedakan diantara PT. Darya Varia Laboratoria Tbk, PT.

Indofarma (Persero) Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Pyridam Farma Tbk,

PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, dan PT. Tempo Scan Pacific

Tbk periode 2012-2017 termasuk pada kelompok perusahaan sehat

atau tidak sehat.

3. Untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan dan kesehatan

keuangan perusahaan PT. Darya Varia Laboratoria Tbk, PT. Indofarma

(Persero) Tbk, PT. Merck Tbk, PT. Pyridam Farma Tbk, PT. Merck

Sharp Dohme Pharma Tbk, dan PT. Tempo Scan Pacific Tbk pada

masing-masing tahun periode 2012-2017.

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

15

1.6 Kegunaan Penelitian

1. Aspek Teoritis

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan, memperluas

wawasan tentang kinerja keuangan dan kesehatan perusahaan dan

meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan yang selama ini telah

didapatkan oleh peneliti selama masa perkuliahan.

2. Aspek Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam

menganalisis kinerja dan kesehatan keuangan PT. Darya Varia

Laboratoria Tbk, PT. Indofarma (Persero) Tbk, PT. Merck Tbk, PT.

Pyridam Farma Tbk, PT. Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, dan PT.

Tempo Scan Pacific Tbk periode 2012-2017.

b. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi cerminan kondisi

perusahaan yang dilihat oleh investor sebelum melakukan pembelian

portofolio saham ataupun investasi riil.

1.7 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang terarah dan

pembahasan tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah yang ada, maka

ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Objek penelitian ini adalah perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di

BEI.

2. Perusahaan memiliki laporan keuangan lengkap dari tahun 2012-2017.

3. Data keuangan merupakan data sekunder berupa laporan keuangan yang

diambil dari website BEI yaitu www.idx.co.id

4. Penelitian ini dilaksanakan kurang lebih pada bulan September 2018

sampai bulan Februari 2019.

1.8 Sistematika Penelitian

Penelitian ini disusun dalam lima bab dan setiap bab pada penelitian ini

terdiri dari beberapa sub bab. Adapun gambaran umum pada setiap bab adalah

sebagai berikut:

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian · didistribusikan. Fungsi industri farmasi adalah pembuatan obat dan/atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

16

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang informasi yang bersifat umum dan menyeluruh

secara sistematik, terdiri dari gambaran umum objek penelitian, latar

belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Bab ini berisi deskripsi teoritis variabel-variabel yang diteliti, literatur-

literatur yang berkaitan dengan penelitian, kerangka pemikiran, dan ruang

lingkup penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang karakteristik penelitian, variabel operasional,

tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi hasil dari penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian

tersebut berupa perhitungan dengan metode Du Pont dan Model Altman Z-

Score.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran atau rekomendasi

bagi perusahaan maupun penelitian selanjutnya.