25
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lamongan merupakan Kabupaten yang terkenal dengan produksi hasil laut (ikan, cumi, udang, dan lain sebagainya). Wilayah pesisir yang dimiliki Kabupaten Lamongan tersebut berpotensi hasil laut yang melimpah. Produksi ikan di Lamongan pada tahun 2015 mencapai rupiah 2.066.126.188.437,terdiri. Nilai produksi meliputi, dari daerah perairan umum sebesar rupiah 53.963.637, dari produksi perikanan tangkap menghasilkan rupiah 940.041.822.000, dan nilai produksi perikanan budidaya menghasilkan sebesar rupiah 1126.030.402.800. Produksi pada tahun 2015 naik tipis sebesar 4,23 persen dibandingkan 2014. Yakni dari 116.972,36 ton di tahun 2014 menjadi 121.915, 40 ton di sepanjang tahun 2015. Realisasi perikanan tersebut melebihi target sebersar 109.237,56 dengan rincian dari 72.346 ton perikanan laut, dari perairan umum 2.964,9 ton dan dari perikanan budidaya 46.609,9 1 . Dari keberhasilan produksi ikan dengan skala besar kususnya di bagian sektor perikanan laut, tidak dilupakan dengan adanya sektor peran pembudidaya ikan serta sektor nelayan. Aktivitas nelayan di Lamongan sudah lama di lakukan oleh masyarakat pesisir di Lamongan sampai sekarang kegiatan masih dilakukan secara turun temurun. Dengan memanfaatkan sumber daya laut, harapannya masyarakat pesisir dapat memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari-hari. Pantura (pantai utara) merupakan sebutan bagi masyarakat pesisir yang bertempatan di garis pantai utara. Jawa 1 http://kominfo.jatim prov.go.id/read/umum/lamongan-penghasil-perikanan-terbesar dijatim. Di akses pada tanggal 27 April 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lamongan merupakan Kabupaten yang terkenal dengan produksi hasil laut

(ikan, cumi, udang, dan lain sebagainya). Wilayah pesisir yang dimiliki

Kabupaten Lamongan tersebut berpotensi hasil laut yang melimpah. Produksi ikan

di Lamongan pada tahun 2015 mencapai rupiah 2.066.126.188.437,terdiri. Nilai

produksi meliputi, dari daerah perairan umum sebesar rupiah 53.963.637, dari

produksi perikanan tangkap menghasilkan rupiah 940.041.822.000, dan nilai

produksi perikanan budidaya menghasilkan sebesar rupiah 1126.030.402.800.

Produksi pada tahun 2015 naik tipis sebesar 4,23 persen dibandingkan 2014.

Yakni dari 116.972,36 ton di tahun 2014 menjadi 121.915, 40 ton di sepanjang

tahun 2015. Realisasi perikanan tersebut melebihi target sebersar 109.237,56

dengan rincian dari 72.346 ton perikanan laut, dari perairan umum 2.964,9 ton dan

dari perikanan budidaya 46.609,91. Dari keberhasilan produksi ikan dengan skala

besar kususnya di bagian sektor perikanan laut, tidak dilupakan dengan adanya

sektor peran pembudidaya ikan serta sektor nelayan.

Aktivitas nelayan di Lamongan sudah lama di lakukan oleh masyarakat pesisir

di Lamongan sampai sekarang kegiatan masih dilakukan secara turun temurun.

Dengan memanfaatkan sumber daya laut, harapannya masyarakat pesisir dapat

memenuhi kebutuhan kehidupannya sehari-hari. Pantura (pantai utara) merupakan

sebutan bagi masyarakat pesisir yang bertempatan di garis pantai utara. Jawa

1 http://kominfo.jatim prov.go.id/read/umum/lamongan-penghasil-perikanan-terbesar dijatim. Di

akses pada tanggal 27 April 2017

Page 2: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

2

Timur memiliki wilayah pantai utara kususnya di wilayah Keacamatan Paciran

Kabupaten Lamongan. Wilayah tersebut menyumbang di sektor produksi hasil

laut dengan sekala besar yang berpusat di lima lokasi sebagai tempat pelabuhan

ikan yaitu tempat pelelangan ikan di Desa Weru, kranji, Blimbing, Brondong, dan

yang paling barat Desa Lohgong.

Namun sangat disayangkan apa yang dimiliki sumber daya laut Lamongan

belum dapat dimanfaatkan secara efektif serta maksimal khususnya bagi

masyarakat nelayan. sehingga memunculkan permasalahan-permasalahan di

kehidupan masyarakat nelayan. Dengan bukti bahwa di bidang kelautan

merupakan sektor yang tertingal. Dilihat dari pemanfaatan sumber daya, teknologi

serta tingkat kemiskinan dan keterbelakangan nelayan dibandingkan sektor

lainnya yang disebabkan adanya persoalan yang bersifat struktural, terutama

kecenderungan pada berorentasi pada pertumbuhan ekonomi nonkelautan2.

Masyarakat nelayan Lamongan banyak mengunakan jaring cantrang (pukat

hela), jaring tersebut merupakan jaring yang khas dari Jawa timur yang memiliki

filosofi alat yang mampu memotori atau mengerakan ekonomi masyarakat secara

turun-temurun dari nenek moyang, jaring tersebut sudah lama ada dan di

praktekan sebagai penghasil ikan3. Namun akhir-akhir ini cantrang (pukat hela)

dipermasalahkan Pemerintah Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia.

Kementerian Kelautan dan Perikanan berpendapat bahwa pengunaan peralatan

tersebut sangat membahayakan kelangsungan hidup biota laut, pengunaan alat

jaring cantrang (pukat hela) yang berlebihan mengakibatkan ikan semakin langkah

2 Kusumaatanto, Tridoyo. 2003. Ocean Policy dalam Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi

Daerah. Jakarta : Pt Gramedia Pustaka Utama. Hlm 6 3 Diaolog dengan anggota RN (rukun nelayan) Kelurahan Blimbinng Kecamatan Paciran.

Page 3: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

3

dan penyebab terumbuh karang mati. Nelayan mengunakan jaring tersebut dengan

tujuan agar mendapatkan produksi ikan yang lebih besar (overfhising) akan

berimbas pada produksi hasil laut akan menurun. Hal tersebut membuat

pemerintah berinisiatif untuk melestarikan sumber daya alam agar tidak terancam

kepunahan disektor maritim. Insiatif tersebut berupa kebijakan Peraturan

Kementerian Kelautan dan perikanan.

Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomer 1 dan 2 Tahun 2015,

nomer 1 tentang larang penangkapan kepiting, rajungan, lobster yang sedang

bertelur dan nomer 2 tentang larangan penggunaan tentang larangan pengunaan

alat tangkap ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seint nets) untuk digunakan

dalam menangkap ikan. Peraturan yang nantinya akan di terapkan kepada

masyarakat nelayan seluruh Indonesia tersebut menuai pro dan kontra. Bahwa

peraturan baru Kementerian Kelautan dan Perikanan tersebut dinilai tidak

keberpihak kepada nelayan.

Menanggapi peraturan menteri kelautan tersebut nelayan merasa resah, dengan

data yang di dapat Dinas Perikanan dan Kelautan Lamongan, dari 8.000 peralatan

nelayan, 75 persennya jenis perahu yang dilarang Kementerian Kelautan dan

Perikanan4. Meskipun peraturan di anggap kontra nelayan akan ditetapkan dan

akan direalisasikan pada 1 Januari 2016 resmi di berlakukan pada nelayan seluruh

Indonesia. Namun pemerintah tidak serta merta langsung melarang secara frontal

dalam merealisasikan peraturan, pemerintah berusaha melakukan pendampingan

secara intensif kepada para penguna alat tangkap nelayan yang dilarang.

4 Hidayat, Marifka wahyu. Minggu 15 Februari 2015. Aturan Menteri Bisa Membunuh Nelayan

Lamongan. di akses m.tempo.co

Page 4: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

4

Meskipun peraturan menteri kelautan Nomer 02 Tahun 2015 merupakan

bentuk perhatian Pemerintah Kelautan dan Perikanan hanya prespektif ekologi

bertujuan untuk pelestarian ekositem laut. Disisi lain masyarakat masih menolak

Peraturan Menteri (permen) dengan alasan pandangan yang berbeda bahwa

peraturan tersebut dinilai sangat merugikan bagi nelayan.

Banyaknya masyarakat yang bekerja sebagai miyang (nelayan) kususnya di

wialayah pantura (pantai utara) Lamongan yang di wilayah Kecamatan Paciran.

Dengan bertempat tinggal yang tetap dan memiliki rasa senasib maka terjalinnya

sebuah ikatan pada nelayan dengan nelayan lainnya serta memiliki tujan yang

sama sehingga terciptanya suatu kelompok nelayan yaitu RN (rukun nelayan)

pada tahun 1994, Kelompok RN (Rukun Nelayan) merupakan kelompok yang

memiliki struktur organisasi dan dinaungi oleh HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh

Indonesia). Manusia dilihat dari segi alamiah memang tidak dapat berdiri sendiri

namun membutukan manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhan satu sama lain,

seperti halnya perkumpulan kelompok nelayan tersebut dengan tujuan untuk

saling membantu dan meningkatkan kekuatan solidaritas.

Persoalan terkait peraturan baru Peraturan Menteri kelautan Nomer 2 Tahun

2015 menjadi permasalahan baru oleh nelayan Jawa Timur khususnya nelayan

kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Nelayan

Lamongan yang tergabung kelompok RN (rukun nelayan) Kelurahan Blimbing

Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan melakukan kegiatan musyawarah

kolektif dengan jumlah sekitar kurang lebih 500 nelayan5 yang di ikuti nelayan

5 Informasi dari anggota RN (Rukun Nelayan) Kelurahan Blimbing

Page 5: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

5

Kelurahan Blimbing, Desa Kandangsemangkon, Desa Brondong yang

dilaksanakan di kantor Kelurahan Blimbing untuk membahas tentang peraturan

Kementeri Kelautan Nomer 2 Tahun 2015. Musyawarah dilakukan dengan tujuan

untuk menyatukan sebuah gagasan pikiran kelompok nelayan. Crene Crinton

dalam bukunya menulis No ideas, no sosial movement suatu ideologi, seperangkat

kepercayaan dan mitos, penting bagi suatu gerakan sosial. Suatu ideologi

menyediakan bagi manusia konsep-konseptentang tujuan-tujuan gerakan, rasional

dan keberadaannya tutuntutannya atas pengaturan sosial yang ada, dan rencana

aksinya6.

Peraturan baru memicu sebagian besar kelompok-kelompok nelayan untuk

melakukan penolakan peraturan yang dinilai kontra kepada nelayan, sehingga

munculnya gerakan sosial kelompok nelayan sebagai bentuk perlawanan, dengan

harapan agar mengevaluasi kembali peraturan peraturan Menteri Kelautan Nomer

02 Tahun 2015 untuk tidak hanya melihat dari segi ekologi tapi dari segi sosial

dan ekonomi harus diperhatikan.

Gerakan sosial merupakan suatu upaya yang kurang lebih keras dan

terorganisir yang dilakukan oleh orang-orang yang relatif besar jumlahnya, entah

menimbulkan perubahan atau untuk menentang. Menentang perubahan sosial

berarti mempertahankan status quo. Gerakan-gerakan sosial mendobrak jaringan

harapan-harapan yang lazim. Gerakan-gerakan sosial memiliki tatanan internal

6 Maran, Rafael Raga. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Hlm 70

Page 6: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

6

dan merupakan tindakan bertujuan. Potensi organisasi inilah yang memungkin

gerakan sosial dapat menentang institusi-institusi yang mapan7.

Penolakan nelayan terhadap peraturan menteri kelautan nomer 2 Tahun 2015

berujung dengan penolakan sebagai bentuk protes oleh paguyuban nelayan RN

(rukun nelayan) yang dihimpun oleh HNSI (Himpunan Nelayan Seluruh

Indonesia) dengan melakukan demontrasi yang secara kolektif oleh kelompok-

kelompok nelayan bertujuan untuk menemui langsung di gedung Kementerian

Kelautan dan Perikanan di Jakarta, dengan tujuan agar aspirasi terdengar oleh

Menteri Kelautan dan Perikanan secara langsung.

Sebagai bentuk perlawanan kelompok nelayan melakukan demontrasi

puncaknya di Jakarta dengan tujuan untuk menemui langsung Menteri Kelautan

dan Perikanan. Salah satunya adalah kelompok RN (Rukun Nelayan) di

Kelurahan Blimbing mengikuti partisipasi demontrasi di Jakarta. Kelompok

tersebut memiliki anggota kelompok kurang lebih 6000 nelayan yang terhimpun

kelompok rukun nelayan8 merupakan kelompok yang memiliki banyak anggota di

Lamongan.

Dalam peristiwa tersebut dapat menjadikan sebuah sejarah kelompok nelayan

dalam bentuk peristiwa perlawanan terhadap Pemerintah Kementerian Kelautan

dan Perikanan. Sehingga penulis tertarik dengan mengambil tema tentang

nelayan, yang berjudul “GERAKAN SOSIAL KELOMPOK NELAYAN

DALAM PENOLAKAN PERMEN-KP NOMER 2 TENTANG LARANGAN

PENGUNAAN ALAT TANGKAP IKAN PUKAT HELA (Trawls) DAN

7 Ibid. Maran, Rafael Raga. 2001. Hlm 66

8 Data RN (Rukun Nelayan) Kelurahan Blimbing

Page 7: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

7

PUKAT TARIK (Seint Nets) (Studi Pada Kelompok Nelayan Kelurahan di

Blimbing Kecamatan Paciran Kabupten Lamongan)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas oleh penulis dapat

disimpulkan bahwa rumusan masalah yaitu bagaimana bentuk-bentuk gerakan

sosial yang dilakukan oleh kelompok nelayan di Kelurahan Blimbing Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan dalam menolak PERMEN KP- Nomer 2 tentang

larangan pemakaian jaring pukat hela dan pukat tarik ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitihan ini adalah untuk mengetahui, memahami serta

mengedintifikasi bentu-bentuk gerakan sosial yang dilakukan oleh kelompok

nelayan di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan dalam

penolakan PERMEN KP- Nomer 2 tentang larangan pemakaian jaring pukat hela

dan pukat tarik.

1.4. Manfaat Penelitian

Sebuah penelithan akan lebih baik jika penelitian yang dilakukan memiliki

manfaat bagi kemaslahan umat. Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini

dapat dikelompokan menjadi dua yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis :

1. Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan kontribusi bagi

pengembangan konsep-konsep pada teori gerakan sosial. Selain itu

penelitian ini akan mampu memperkuat teori gerakan sosial yang

dikemukakan Neil J. Smelser teori perilaku kolektif

Page 8: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

8

b. Pada hasil penelitihan nantinya diharapkan memberikan sumbangsi

pemikiran, khususnya dalam bidang pembangunan melalui sektor

kelautan dan perikanan.

c. Penelitian ini dapat dijadikan sebuah refrensi maupun refleksi tentang

gerakan sosial nelayan, dalam mempertahankan hak-hak nelayan.

2. Praktis

a. Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya

khususnya bagi jurusan sosiologi yang nantinya yang akan meneliti

tentang gerakan sosial pada masyarakat.

b. Penelitian ini memberikan pemahaman agar pembaca mengetahui

bagaimana gerakan sosial terjadi di masyarakat nelayan khususnya di

Kecamatan Paciran yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.

c. Penelitian yang dilakukan tentang gerakan sosial harapannya

memberikan refrensi bagi kelompok nelayan khususnya di Kecamatan

Paciran, sehingga gerakan sosial yang dialakukakan tetap eksistensi, dan

memiliki tujuan yang pasti dalam mendapatkan yang benar-benar haknya

bagi nelayan.

1.5. Difinisi Konsep

1.5.1. Gerakan Sosial

Gerakan sosial (sosial movement) adalah aktivitas sosial berupa gerakan

maupun tindakan kelompok secara kolektif dengan melakukan perlawanan

sebagai bentuk protes terhadap kebijakan. Gerakan sosial dalam prespektif

Marxist identik dengan perjuangan kaum buruh untuk melakukan transformasi

Page 9: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

9

sosial yang lebih agaliter dan berkeadilan9. Sering kali gerakan sosial tersebut

karena dipicunya kebijakan-kebijakan yang mengebiri hak-hak pada

masyarakat, sehingga keadaaan masyarakat menjadi terpuruk.

1.5.2. Kelompok

Kelompok merupakan himpunan atau satu-kesatuan manusia yang hidup

bersama, hubungan tersebut antara lain yaitu menyangkut berkaitan dengan

timbal balik yang saling pengaruh-mempengaruhi satu sama lain dan juga

kesadaran hasrat untuk saling menolong. Sarat terjadinya kelompok adanya

kesadaran pada setiap anggota kelompok, adanya hubungan timbal balik antara

anggota, faktor yang dimilliki bersama menumbukan hubungan antar anggota

menjadi erat, berkaidah mempunyai pola perilaku, bersistem dan berproses10

.

Secara alamiah manusia tidak dapat hidup dengan sendiri, karena manusia

diciptakan sebagai mahluk yang sosial, Hal tersebut kelompok sangat di

butuhkan dalam kehidupan individu di masyarakat.

1.5.3. Nelayan

Nelayan merupakan pekerjaan masyarakat yang bertempatan di wilayah

pesisir atau pinggiran pantai, definisi nelayan mengacu pada pekerjaan, tempat

tinggal atau status pekerjaan11

. Menurut undang-undang 45 tahun 2009 pada

pasal 1 dikatakan bahwa ialah orang yang mata pencarian melakukan

penangkapan ikan. selain itu, nelayan juga didefinisikan sebagai suatu

kelompok yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan

9 Arifin, Syamsul. 2005. Ideologi Dan Praksis Gerakan Sosial Kaum Fundamentalis. UMM Press.

Hlm 65 10

Soekamto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Press. Hlm 101 11

Mulyadi, S. 2005. Ekonomi kelautan. Jakarta : PT. Raja Grafindo. hlm.171

Page 10: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

10

cara melakukan penangkapan atau budidaya. Mereka umumnya bertempat

tinggal di pinggir pantai, lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi12

.

menurut Ditjen Perikanan mendifinisikan nelayan sebagai orang yang secara

aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan (binatang air

lainya).

1.5.4. Kelompok Nelayan RN (Rukun Nelayan)

Merupakan nama kelompok nelayan yang beradah di Kabupaten Lamongan

khususnya di Kecamatan Paciran, dengan memiliki struktur organisasi dan

jaringan kelompok besar yang dihimpun oleh HNSI (Himpunan Nelayan

Seluruh I ndonesia)13

.

1.5.5. PERMEN KP- Nomer 2 Tahun 2015

Peraturan yang terkait pada penelitian adalah peraturan Menteri Kelautan

dan Perikanan Nomer 2 Tahun 2015 yaitu tentang berisi larangan pengunaan

jaring pukat hela dan pukat tarik, peraturan ini di buat oleh Menteri Susi

Pudjiastuti dengan prespektif ekologi untuk menglindungi ekosistem laut.

1.6. Metodologi Penelitian

1.6.1. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan penelitian ini dilakukan dengan mengunakan pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dilakukan pada

kondisi alamiah dengan berlandaskan pada paradigma post-positivisme, yang

lebih ditujukan untuk mengungkap makna dari pandangan subjek yang diteliti

12

Imron, Masyshuri. Jurnal Masyarakat dan Budaya. Volume 5 No.1 tahun 2003. Hlm. 63 13

Informasi dari anggota RN (Rukun Nelayan) Kelurahan Blimbing

Page 11: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

11

untuk mendapatkan pemahaman tentang fenomena yang diteliti secara luas,

menyeluruh dan mendalam14

.

Menurut Patton metode kualitatif adalah memahami fenomena yang sedang

terjadi secara ilmiah (natural) dalam keadaan-keadaan yang sedang terjadi

secara alamiah, konsep ini lebih menekankan pentingnya sifat data yang di

peroleh oleh penelitian kualitatif, yakni data ilmiah. Data ilmiah ini utamanya

diperoleh dari hasil ungkapan langsung dari subjek peneliti15

.

Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip di dalam buku Zuriah Nurul

mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif sebagai bentuk prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati. Sementara itu Krik dan Miller

memberikan pengertian penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu

penegetahuan sosial yang secara fundamental tergabung pada penngamatan

terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-

orang tersebut dalam bahasannya dan peristiwa16

.

Banyak penelitihan yang disebut sebagai kualitatif tetapi sebetulnya dapat

hanya deskriptif. Menurut Meleong ada sebelas karakteristik kualitatif : latar

alamiah, manusia sebagai alat, metode kualitatif, analisis data secara induktif,

teori dari dasar, deskriptif, lebih mementingkan proses dibandingkan hasil,

adanya batas yang ditentukan oleh fokus, adanya kriiteria khusus untuk ke

14

Rustanto, Bambang. 215. Penelitian Kualitatif Pekerjaan Sosial. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya. Hlm 8 15

Ahmad, Rumlan. 2014. Metodologi Penelitihan Kualitatif. Yogyakarta : Ar-ruzz Media. Hlm. 15 16

Zuriah, Nurul. 2009. Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Hlm. 92

Page 12: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

12

absahan data, desain yang bersifat sementara, hasil penelitihan dirundingkan

dan sepakati bersama17

.

Pengunaan metode pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dapat

dikatakan cukup relevan untuk mengambarkan permasalahan penelitian yang

diangkat. Persoalan mengenai gerakan sosial nelayan lamongan dalam

penolakan permen-kp nomer 2 tahun 2015 tentang larangan pengunaan alat

tangkap ikan pukat hela (trawls) dan pukat tarik (seint nets) dapat

didiskripsikan dengan utuh dengan mengunakan pendekatan kualitatif yang

mampu mengambarkan secara menyeluruh sesuai dengan fakta dan realitas.

1.6.2. Jenis Penelitian

Penelitihan yang akan dilakuakan tentang gerakan sosial kelompok nelayan

di Kelurahan Blimbing, jenis penelitihan yang digunakan adalah jenis

penelitihan kualitatif deskriptif. Menurut Whitney18

metode deskriptif adalah

merupakan pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Penelitian ini

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat dan tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan-

kegiatan, sikap-sikap, pandangan, serta protes-protes yang sedang berlangsung

dan pengaruh-pengaruh dalam suatu fenomena.

Metode kualitatif jenis deskriptif mempunyai ciri-ciri yaitu metode ini

adalah jenis penelitian deskriptif yang membuat gambaran mengenai situasi

atau kejadian sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data

17

Arikunto, Suharsimi.edisi revisi 2010. Prosedur Penelitihan “Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta

: Rineka Cipta. Hlm 21. 18

Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian “Suatu Tinjauan Teoritis &

Praksis”. Jogjakarta : Ar-ruzz Media. Hlm.201

Page 13: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

13

dasar belaka. Namun, dalam pengertian metode penelitian yang lebih luas,

penelitian deskriptif mencakup metode yang lebih luas di luar metode sejarah

dan metode eksperimental. Secara umum diberi “metode survei”. Dengan

mengumpulkan data metode ini mengunakan teknik wawancara, dengan

mengunakan schadule quesioner ataupun interview guide (wawancara

terstruktur)19

.

Penggunaan metode jenis deskriptif bertujuan agar dapat mengambarkan

situasi dan memahami secara mendalam tentang permasalahan yang dihadapi

oleh nelayan yaitu penerapan PERMEN-KP Nomer 2 tentang pemakaian jaring

pukat hela dan pukat tarik.

1.6.3. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran

Kabupaten Lamongan. Lokasi tersebut merupakan satu-satunya kelurahan di

wilayah kecamatan Paciran, dengan luas kurang lebih 250,4 Hektar permeter

persegi Kelurahan Blimbing merupakan wilayah dengan penduduk terbanyak

di Kecamatan Paciran, sampai dengan bulan februari 2013 penduduk tercatat

sebanyak 16.745 jiwa. Batas wilayah Kelurahan Blimbing ditetapkan dasar

hukum PP No.73 Tahun 2005 adalah sebagai berikut sebelah utara laut jawa,

sebelah selatan desa dadapan Kecamatan solokuro, sebelah timur, Desa

Kandang semangkon, sebelah barat Desa Brondong20

. Dengan kebanyakan

pekerjaan yang dilakukan mayoritas adalah nelayan. Alasan pemilihan lokasi

19

Ibid. Hlm.205 20

http//lamongan.go.id/paciran/Kelurahan-Blimbing. Di akses pada (7 Februari 2017 jam : 11.11)

Page 14: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

14

tersebut adalah karena di Kecamatan Paciran kelompok nelayan paling besar

(anggota) yaitu di Kelurahan Blimbing.

1.6.4. Teknik Penentuan Subjek Penelitian

Penentuan subjek penelitian menjadi salah satu hal yang paling penting

mengali data dan informasi permasalahan dalam penelitian yang diangkat.

Penentuan subjek yang tepat, memungkinkan diperoleh data dan informasi

yang valid serta akurat karena sbujek penelitian merupakan salah satu sumber

data yang pokok dalam penelitian kualitatif.

Penentuan subyek penelitian ini mengunakan metode porposive sampling

adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau

pengambilan sampel penelitian. bagaimana merancang tata cara pengambilan

sampel agar menjadi sampel yang representatif. Dengan tidak melupakan

faktor yang yang hatus dipertimbangkan dalam memperoleh sempel

representatif. Dengan tidak lupakan beberapa faktor yang harus

dipertimbangkan dalam memperoleh sampel yang representatif, penelitih

mengenal keseragaman dan ciri-ciri populasi. Dalam penelitian sosial, paling

tidak ada dua rancangan sampel penelitian, yaitu : Rancangan sampel,

mengundi sampel unit-unit populasi mengundi tabel bilangan random21

.

Porposive sampling ini dimaksud untuk menentukan informan-informan

yang memang mewakili sejumlah informasi yang dibutuhkan penelitian.

Informan yang ditentukan dengan Porposive sampling bukanlah informan-

informan yang mewakili populasi melainkan mewakili informasi. Banyaknya

21

Bugin, Burhan.2001. Metodologi Penelitian Sosial “Format-format Kuantitatif dan Kuantitatif”.

Surabaya : Airlangga University Press Hlm. 108-109

Page 15: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

15

orang belum tentu menunjukan bahwa banyaknya informasi. Biasanya orang-

orang yang menjadi pelaku peristiwa adalah yang memiliki pengalaman lebih

banyak22

.

Subjek penelitian yang dipilih adalah kelompok nelayan di Kelurahan

Blimbing. Karena subjek terlalu banyak maka ditentukan beberapa subjek

untuk mengali data dengan karakteristik:

a. Ketua Kelompok RN (rukun nelayan) pemilihan subjek penelitian

tersebut dikarenakan ada keterkaitannya dengan gerakan nelayan, karena

ketua merupakan ujung tombak pada kelompok RN (rukun nelayan).

Ketua kelompok RN (rukun nelayan) juga merupakan penghubung

dengan induk kelompok yakni kelompok HNSI (himpunan nelayan

seluruh indonesia) cabang Lamongan

b. Anggota pengurus kelompok rukun nelayan, juga dapat dijadikan subjek

dalam penelitian ini, karena pengurus sebagai koordinasi dan

memberikan informasi kepada anggota kelompok RN (rukun nelayan).

Tidak semua pengurus di jadikan subjek penelitian, namun peneliti

memilih 4 pengurus yang aktif di dalam kelompok RN (rukun nelayan)

c. Anggota Rukun Nelayan, yang aktif mengikuti kegiatan kelompok rukun

nelayan dalam mendukung gerakan dalam penolakan peraturan menteri

Kementrian Kelautan dan Perikanan. Kelompok RN memiliki banyak

anggota, maka dari sinilah peneliti memilih 5 anggota yang aktif dalam

kegiatan kelompok RN (rukun nelayan)

22

Ahmadi, Rulam. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif . Yogyakarta : Arruz Media. Hlm. 86

Page 16: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

16

1.6.5. Sumber Data

Sumber data merupakan hal yang paling utama dalam penelitian. Harapan

dari sumber data mampu dalam mewakili data-data yang nantinya di hasilkan.

Maka dari itu dalam penelitihan harus benar-benar mampu dalam memahami

sumber data yang di dapat, sebagai data penelitihan. Dalam menggali sumber

data penelitihan ini mengunakan 2 bentuk data yaitu data primer dan sekunder :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung tanpa

perantara atau melalui sumber-sumber lainnya. Data tersebut dapat

didapatkan secara langsung dengan mengunkan teknik pengumpulan data

yang telah ditentukan oleh peneliti. Penelitian yang mengunakan data

primer dapat melalui observasi secara langsung dengan mengikuti kegiatan

selama penelitian dengan tujuan agar mendapatkan data yang fakta.

Penelitian yang nantinya tentang gerakan sosial kelompok nelayan dalam

penolakan PERMEN-KP Nomer 71 Tahun 2016 tentang larangan

pengunaan alat tangkapmikan pukat tarik (trawls) dan pukat hela (saint

nets) di Kelurahan Blimbing Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan,

akan di lakukan observasi secara langsung dengan mengali informasi

melalui informan yang di tentukan oleh peneliti.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang

yang melakukan peneliti secara tidak lamgsung dari objek penelitian atau

merupakan data yang diperoleh melalui perantara media atau sumber-

Page 17: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

17

sumber lainya. Data ini digunakan untuk mendukung data utama yaitu data

primer, data sekunder dalam penelitian ini dapat berupa hasil dari penelitian

terdahulu, jurnal, buku, foto-foto, dan juga dokumen resmi seperti dokumen

dari pemerintah maaupun dokumen pribadi. Meskipun data ini merupakan

data sekunder namun data ini harus ada kaitannya dengan tema yang

diangkat yaitu gerakan sosial kelompok dalam penolakan maupun

perlawanan.

1.6.6. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Metode pengumpulan data kualitatif lainnya yang sangat sering

digunakan adalah observasi. Observasi merupakan metode pengumpulan

data yang paling tua yang digunakan sepanjang sejarah perkembangan ilmu

pengetahuan. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat

digunakan untuk memberikan kesimpulan atau diagnosis. Inti dari observasi

adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin di

pakai23

. Teknik ini secara langsung dimana peneliti berada di lingkungan

objek yang diteliti, observasi ini dilakukan untuk mengamati secara

mendalam pada judul penelitian yang diangkat.

Menurut S. Margono diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematis terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan

23

Herdiansyah. Haris. 2010. Metodologi Penelitihan kualitatif “Untuk Ilmu-ilmu Sosial”. Jakarta :

SalembaHumanika. Hlm 131

Page 18: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

18

dan pencatatan ini dilakukan terhadap objek ditempat terjadi atau

berlangsungnya peristiwa24

.

Observasi dalam penelitian ini, dilakukan dengan mengamati secara

langsung kepada subyek penelitian dan kondisi lapangan. Penelitian

mengamati kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan oleh kelompok rukun

nelayan Kelurahan Blimbing sesuai dengan kenyataan, kemudian

mendokumentasikan, dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan

perlawanan berupa tulisan. Adapun untuk data yang diperoleh dalam

observasi langsung ini, adalah data yang kongkrit dari subyek dan informan

penelitian. Selanjutnya data di olah dan hasilnya kemudian dibuat dalam

bentuk kata-kata dan tulisan.

Penelitian ini dilakukan dengan mengunakan observasi secara langsung

dimana peneliti berada bersama dengan objek yang diteliti atau dalam suatu

peristiwa tertentu. Observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk

mengamati aktifitas kelompok nelayan khususnya di Kelurahan Blimbing.

tujuan observasi ini untuk memperoleh data yang berkaitan dengan gerakan

apa saja dalam melakukan penolakan terhadap peraturan baru yang di buat

oleh KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan).

2. Wawancara

Befinisi dari wawancara menurut Meleong wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu, wawancara dilakukan dengan dua pihak yaitu

24

Op. Cit. Zuriah, Nurul. Hlm. 173

Page 19: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

19

pewawancara (intervier) yang mengajukan wawancara dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban tersebut25

.

Menurut Burhan Bugin ada tiga bentuk wawancara yaitu26

:

Pertama wawancara sistematik, wawancara yang dilakukan dengan

mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak

ditanyakan kepada responden.

Kedua wawancara terarah, dilaksanakan secara bebas, tetapi kebebasan

ini tetap tidak terlepas dari pokok permasalahan yang akan di tanyakan

kepada responden yang dan yang telah dipersiapkan sebelum wawancara.

Ketiga wawancara mendalam, merupakan wawancara yang dilakukan

dengan secara informal. Biasanya wawancara ini dilakukan digunakan

bersamaan dengan metode observasi partisipasi, dengan metode ini

biyasanya wawancara harus hidup bersama-sama dengan responden dalam

waktu yang relatif lama, dengan tujuan proses kehidupan responden dapat

diketahui dan bahkan wawancara ikut dengan responden.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti ini dilakukan untuk

mewancarahi subjek penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya untuk

menggali data. subjek yang dimaksud adalah kelompok Rukun Nelayan.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan tanya jawab sambil bertatap muka anatara pewancara dengan subjek

atau orang yang diwawancarai.

25

Op. Cit. Herdiansyah, Haris. 2010. Hlm 118 26

Op. Cit. Bugin, Burhan. Hlm 134-136

Page 20: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

20

Penelitian yang akan dilakukan di Kelurahan Blimbing Kecamatan

Paciran Kabupaten Lamongan tersebut untuk mengali data yang di perlukan

ini mengunakan wawancara sistematik, karena dalam ingatan pewawancara

berbeda maka diperlukannya dengan menulis pertanyaan-pertanyaan kepada

responden, disisi lain keuntungan dalam wawancara sistematik yaitu dapat

meminimalisir pada waktu. Namun jika pertanyaan yang disiapkan dalam

mengali data menuai jawaban yang sama, maka pertanyaan-pertanyaan akan

di rubah dan di sesuaikan sesampai data benar benar sampai data jenuh.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu metode kualitatif dengan melihat dan

menganalisis dokumen-dokumen yang di budat subjek sendiri atau orang

lain tentang subjek. Meleong mengemukakan dua bentuk bahan studi

dokumentasi yaitu dokumen pribadi dengan tujuan untuk mendapatkan atau

memperoleh sudut pandang yang orisinal dari kejadian biasanya berbentuk,

catatan harian, surat pribadi, auto biografi. Dokumen resmi dapat dibagi

menjadi dua yaitu internal, seperti berupah memo, catatan, pengumuman,

dan eksternal berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan lembaga

sosial, seperti majalah, koran dan lain sebagainya27

.

1.6.7. Teknik Analisa data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperolehh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi,

dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, manjabarkan kedalam

27

Op. Cit. Herdiansyah. Haris. Hlm 143-146

Page 21: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

21

unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola memilih mana yang

penting data yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga dapat

dipahami diri sendiri maupun oranglain.

Analisis data penelitihan kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat wawancara, peneliti melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah analisis belum

memuaskan, peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu

sampai mendapatkan data kridibel. Analisis data dalam penelitihan yang

diperkenalkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri daritahapan yaitu :

Gambar 1 : Komponen dalam analisis data (interactive model) Miles dan

Huberman28

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah data yang dipeoleh dari lapangan dengan jumlahnya

cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Semakin

lama pnelitih dilapangan, maka jumlah data akan makin banyak, kompleks

28

Sugiono. 2012. Metode Penelitihan Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D”.

Bandung : Alvabeta. Hlm. 338

Reduksi data

Penarikan

data Pengumpulan

data

Penyajian

data / Display

data

Page 22: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

22

dan rumit. Untuk itu segera dilakukan analisis data melalui reduksi data.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan membuang yang

tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direkduksi dan memberikan

gambaran yang jelas,dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data

selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (Penyajian Data)

Pada penelitihan kualitatif data yang sudah melalui tahap reduksi maka

langka selanjutnya adalah penyajian data, cara ini bisa dilakukan delam

bentuk uraian yang singkat, hubungan antara kategori, flowchart, dan

sejenisnya. Dengan mendisplay data, maka akan memudakan untuk

memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan

apa yang difahami.

3. Canclusion drawing / veeification (Kesimpulan)

Penarikan dan verifikasi, merupakan kesimpulan awal yang masih

bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang

kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan data yang dikemukakakan di tahap awal, didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitihan kembali kelapangan

memngumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan kredibilitas29

.

29

Ibid. Hlm. 335-345

Page 23: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

23

1.6.8. Uji Keabsahan Data

Objek penelitihan dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Hal

tersebut diutamakannya kebenaran data dari hasil penelitihan yang dilakukan,

Karena data merupakan hal yang pokok dalam penelitian.

Bermacam-macam cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan

terhadap data hasil peneltihan kualitatif anatara lain dilakukan dengan

perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dan penelitihan, triangulasi,

diskusi dengan sejawat, analisis kasus negatif, dan member check.

1. Perpanjangan Pengamatan

Dengan perpanjang pengamatan berarti penelitian kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui

maupun yang baru. Dengan perpanjangan pengamatan ini berarti hubungan

peneliti dengan narasumber akan semakin terbentuk raport, semakin akrab

(tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga

mempercayai sehinggat tidak ada informasiyang disembunyikan lagi.

2. Meningkatkan Kekuatan

Meningkatkan kekuatan berarti melakukan pengamatan lebih cermat dan

berkesinambungan. Dengan cara tersebut maka kepastian data dan urutan

peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis. Sebagai bekal

peneliti untuk meningkatkan kekuatan adalah dengan cara membaca

berbagai refrensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi yang

terkait dengan temuan yang diteliti.

Page 24: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

24

3. Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan

data dari sebagai sumber dengan cara, dan berbagi waktu. Dengan demikian

terdapat triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu.

a. Triangulasi Sumber untuk menguji kridibelitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Triangulasi Teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.

c. Triangulasi Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data

yang yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada

narasumber masih segar, belum ada masalah, akan memberikan data

valid sehingga menjadi data yang kridibel.

Uji keabsaahan data pada penelitan yang akan dilakukan yaitu

mengunakan data trianggulasi sebagai mengecek dan membandingkan

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh, sehingga data yang

didapat memiliki nilai kevalidtan.

4. Analisis Kasus Neagtif

Kasus negatif adalah kkasus yang tidak sesuai atau berbeda dengan hasil

peneltian hingga pada saat tertentu. Melakukan analisis kasus negatif berarti

peneliti mencari data yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data

yang telah ditentukan.

5. Mengunakan bahan refrensi

Page 25: BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakangeprints.umm.ac.id/44356/2/jiptummpp-gdl-ajimursida-50742... · 2019. 2. 18. · Manfaat penelitian yang ditulis pada penelitian ini dapat dikelompokan

25

Bahan refrensi disini adalah adanya pendukkung yang membuktikan data

yang telah ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh data wawancara perlu

didukung dengan adanya rekaman wawancara.

6. Mengadakan member chek

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

kepada data pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa

jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi

data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh pemberi data berarti data

yang di dapat merupakan data yang valid, sehingga semakin

kredibel/dipercaya, tetapi apabila data yang ditemukan peneliti dengan

berbagai penafsirannya tidak disepakati oleh pemberi data, maka peneliti

perlu melakukan diskusi dengan pemberi data, dan apabila perbedaannya

tajam, maka peneliti harus merubah temuannya, dan harus menyesuaikan

dengan apa yang diberikan oleh pemberi data30

.

Penelitian yang dilakukan, dalam uji keabsahan data diutamakan dengan

mengunakan triangalasi dan di dukung bahan dari berbagai refrensi. Dalam

tersebut pengunaan triangulasi di tekankan pada triangulasi sumber. Dengan

berasumsi bahwa data yang di kumpulkan dari sumber yang telah di peroleh

dengan jawaban berbeda, data dari beberapa sumber harus di pila-pila

sehingga menjadi data simpulan yang valid.

30

Ibid. Hlm. 363- 376