Upload
lenhan
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Bab 1 Pasal 1 menjelaskan bahwa
wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang ataupun
sekelompok orang dengan tujuan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan
rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata
yang dikunjungi dalam waktu sementara. Salah satu kota tujuan wisata di
Indonesia adalah Kota Bandung. Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kota Bandung tercatat sekitar 4 juta wisatawan yang datang ke Kota Bandung
selama tahun 2012. Salah satu pendukung industri pariwisata adalah industri
makanan dan minuman. Pada tahun 2009 sampai dengan 2013 tercatat
pertumbuhan industri makanan dan minuman di Indonesia mengalami
kenaikan setiap tahunnya.
2
Tabel 1.1
Persentase Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman
Skala besar dan kecil di Indonesia Tahun 2009-2013
Tahun Pertumbuhan (%)
2009 5,20%
2010 6,63%
2011 7,33%
2012 8,09%
2013 )* 5,18%
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung tahun 2013
(Sampai dengan kuartal II tahun2013)
Berdasarkan tabel 1.1 pertumbuhan industri makanan dan minuman di
Indonesia pada tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami kenaikan setiap
tahunnya. Hal ini menunjukan bahwa kondisi perekonomian, sosial serta
politik di Indonesia sangat baik untuk mengembangkan usaha. Persaingan di
industri makanan dan minuman di Indonesia cukup ketat dikarenakan adanya
inovasi produk yang disesuiakan dengan kebutuhan konsumen
Salah satu bagian dari industri makanan dan minuman adalah industri
jasa boga. Dimana di dalamnya terdapat restoran, rumah makan dan cafe.
Adapun definisi restoran menurut SK Menteri Pariwisata, pos dan
Telekomunikasi No. KM 73/PW 105/ MPPT-85 yang menjelaskan bahwa
restoran adalah salah satu jenis usaha di bidang jasa pangan yang bertempat di
sebagian atau seluruh bangunan yang permanen, dilengkapi dengan peralatan
3
dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan
penjualan makanan dan minuman untuk umum.
Pada saat ini banyak bermunculan restoran yang ada di Indonesia
khususnya Kota Bandung. Menurut Dinas Pariwisata Kota Bandung di tahun
2012 tercatat sekitar 591 restoran yang tersebar di Kota Bandung.
Tabel 1.2
Jumlah Restoran di Kota Bandung dari tahun2009-2012
Tahun Jumlah Restoran
2009 458
2010 561
2011 572
2012 591
Sumber : Dinas Pariwisata dan Ekonomi tahun 2012
Dari tabel diatas bisa dilihat yaitu pertumbuhan restoran di Kota
Bandung setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa
tingkat persaingan restoran di Kota Bandung cukup ketat. Oleh karena itu,
semakin banyak pengusaha yang berlomba-lomba untuk masuk ke dalam Industri
makanan dan minuman. Untuk menghadapi persaingan ini, para pelaku industri
makanan dan minuman semakin bersaing dengan menciptakan keunggulan
kompetitif yang berkesinambungan. Hal ini dilakukan agar perusahaan dapat
bertahan dan berkembang di masa yang akan datang.
4
Tabel 1.3
Data Pendapatan Mie Reman Selama Tahun 2013 (Dalam rupiah)
Bulan Pendapatan
Januari 222,779,020
Februari 180,879,041
Maret 198,263,052
April 215,461,352
Mei 146,454,649
Juni 181,377,450
Juli 134,267,553
Agustus 162,512,010
September 211,830,310
Oktober 219,515,309
November 230,562,012
Desember 237,663,214
Sumber: Perusahaan Mie Reman
Dari tabel diatas terlihat bahwa pendapatan Mie Reman pada tahun 2013
mengalami naik turun (fluktuasi) namun kecenderungannya mengalami kenaikan
dari bulan September sampai dengan Desember.
Mie Reman merupakan salah satu restoran yang menyajikan makanan
khas Jepang, awalnya berlokasi di Jl. Teuku Umar, sampai saat ini mempunyai
beberapa cabang yang berada di Jl Braga dan Jl H. Wasid. Berdasarkan hasil
tanya-jawab (wawancara) awal yang penulis lakukan terhadap 20 responden
konsumen yang datang dan melakukan pembelian pada produk Mie Reman
hampir dari seluruh responden menyatakan mereka berkunjung karena menurut
mereka Mie Reman lokasinya strategis serta pelayanannya pun baik. Namun, di
balik keunggulan-keunggulan diatas, sebagian besar konsumen mengeluhkan hal
yang berhubungan dengan suasana toko. Diantaranya, konsumen mengeluhkan
area parkir yang kurang luas, suhu di restoran yang kurang sejuk, dan tata letak
meja yang kurang rapih.
5
Dengan segala keunikan dan keunggulan, maka restoran Mie Reman perlu
membuat suasana belanja yang khas. Hal ini dilakukan untuk menimbulkan kesan
yang menarik bagi konsumen dan mempengaruhi konsumen untuk menikmati
hidangan di tempat itu. Menurut Utami dalam bukunya “Manajemen Ritel”,
(2008:168) menerangkan bahwa :
“Store atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi
visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk
merancang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk
mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang”.
Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa store atmosphere
merupakan faktor penting dalam mempengaruhi konsumen dalam melakukan
keputusan pembelian barang yang menjadi pertimbangan dalam melakukan
pembelian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP PROSES
KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RESTORAN MIE REMAN
BANDUNG.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah pokok yang telah di kemukakan dalam latar
belakang yaitu mengenai hubungan store atmosphere dengan proses keputusan
pembelian, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagimana tanggapan konsumen mengenai store atmosphere di restoran
Mie Reman Bandung.
2. Bagaimana proses keputusan pembelian konsumen di Restoran Mie
Reman Bandung.
6
3. Seberapa besar pengaruh store atmosphere terhadap proses keputusan
pembelian di restoran Mie Reman Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan
informasi yang memberikan gambaran tentang pelaksanaan store atmosphere
serta pengaruhnya terhadap proses keputusan pembelian konsumen pada restoran
Mie Reman Bandung. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mempelajari bagiamana tanggapan konsumen terhadap pelaksanaan
store atmosphere pada restoran Mie Reman Bandung.
2. Untuk mengetahui proses keputusan pembelian konsumen di restoran Mie
Reman Bandung.
3. Untuk mengetahui besarnya pengaruh store atmosphere di restoran Mie
Reman Bandung terhadap proses keputusan pembelian.
1.4 Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada restoran Mie Reman
Bandung, diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis
Agar dapat lebih memahami ilmu manajemen pemasaran khususnya
mengenai pengaruh store atmosphere terhadap proses keputusan
pembelian dan untuk mengetahui implementasi dari teori yang di dapat
7
selama masa perkuliahan dengan kenyataan yang terjadi di lapangan
tentang store atmosphere terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat lebih memberi manfaat berupa masukan
bagi perusahaan yaitu untuk membantu perusahaan guna menunjang
perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.
3. Bagi Kalangan Akademisi
Sebagai dokumentasi untuk melengkapi saran yang dibutuhkan dalam
penyediaan bahan studi bagi pihak-pihak yang membutuhkan untuk
mengetahui pengaruh store atmosphere terhadap proses keputusan
pembelian dan sebagai sarana perbandingan atau bahan masukan bagi
penelitian selanjutnya.
1.5 Kerangka Pemikiran
Dalam menghadapi persaingan bisnis industri kuliner, yang harus
dilakukan oleh perusahaan adalah memberikan sesuatu yang menarik konsumen
agar mau mengunjungi restoran, melakukan pembelian, merasa puas dan akhirnya
melakukan pembelian ulang. Salah satunya adalah dengan cara menampilkan
store atmosphere yang kreatif yang merupakan perpaduan unsur-unsur tampilan
di dalam maupun di luar toko dengan segala suasananya. Dengan hal itu,
diharapkan konsumen akan berkunjung dan tidak akan beralih pada pesaing.
Dalam upaya memuaskan kebutuhan pada suatu toko, konsumen tidak
hanya merespon terhadap produk yang ditawarkan, tetapi juga memberikan
responnya terhadap lingkungan tempat pembelian. Dimana menurut Kotler dalam
8
Mowen (2002:139) menggambarkan atmosphere sebagai usaha merancang
lingkungan membeli untuk menghasilkan pengaruh emosional kepada pembeli
untuk meningkatkan pembeliannya.
Utami (2008: 217) mamaparkan bahwa:
“atmosphere merupakan kombinasi dari karakteristik fisik, seperti
arsitektur, tata letak (display), pencahayaan, warna temperatur,
musik serta aroma yang bertujuan untuk merancang respon
emosional dan perspsi pelanggan dan untuk mempengaruhi
pelanggan dalam membeli produk.”
Store atmosphere memiliki elemen-elemen yang semuanya berpengaruh
terhadap suasana toko yang ingin diciptakan. Menurut Bermans dan Evan dalam
bukunya “Retail Management (strategic approach)” (2010:509). Elemen-elemen
store atmosphere dibagi ke dalam empat elemen, yaitu:
Gambar 1.1
Elemen-elemen Store atomsphere
Sumber: Berman and Evans dalam bukunya “Retailer Manajemen”
(2010:509)
Exterior
General
interior
Interior
display
Store layout
Store atmosphere
9
1. Exterior
Bagian depan toko merupakan keseluruhan physical exterior dari suatu
toko. Di dalamnya termasuk pintu masuk, jendela, teras, papan nama toko
dan konstruksi material lainnya. Terkadang konsumen menilai suatu toko
dari bagian eksteriornya.
2. General Interior
Perasaan konsumen dalam suatu toko dipengaruhi oleh general interior
dari toko tersebut, maka hendaknya dapat dibuat kesan yang nyaman dan
menyenangkan. Contohnya dengan dibuat ruang gerak yang cukup untuk
lalu lintas konsumen, penerangan yang baik, atap yang cukup tinggi dan
pajangan yang berwarna.
3. Store Layout
Merupakan rencana untuk menemukan lokasi tertentu dan pengaturan dari
peralatan barang dagangan di dalam toko, serta fasilitas toko.
4. Interior (Point of Puchased) Displays
Sangat menentukan bagi suasana toko, karena memberikan informasi
kepada konsumen. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan
penjualan dan laba toko, yang termasuk dalam interior displays adalah
poster dan tanda penunjuk lokasi.
Kepuasan store atmosphere yang dibuat oleh perusahaan dapat dijadikan
salah satu kegiatan pemasaran produknya untuk mengkomunikasikan store
atmosphere yang sesuai di mata konsumen. Dilihat dari elemen-elemen store
atmosphere (exterior, general interior, store layout dan interior displays).
10
Atmosfer yang dibuat oleh restoran Mie Reman Bandung merupakan salah satu
variabel yang berada di luar individu yang dapat berpengaruh dalam proses
pembelian.
Akibat adanya faktor yang mempengaruhi konsumen, maka keinginan
dan kebutuhan konsumen pun akan berubah, sehingga para pemasar akan sulit
menghadapi selera dan kebutuhan konsumen akan suatu produk. Untuk mencapai
keberhasilan, perusahaan harus melewati berbagai macam pengaruh yang
mempengaruhi konsumen dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana
konsumen melakukan keputusan pembelian.
Pengertian keputusan pembelian menurut Suharno (2010:96) adalah
sebagai berikut:
“Keputusan pembelian adalah tahap dimana pembeli telah
menentukan pilihannya dan melakukan pilihannya dengan
melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya ”.
Sebagai pemasar juga harus bisa mengidentifikasi siapa yang membuat
keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian dan langkah-langkah
dalam proses pembelian.
Menurut Kotler & Keller (2009:185) bahwa tahapan proses pembelian
suatu produk bila di gambarkan sebagai berikut:
11
Gambar 1.2
Proses Keputusan Pembelian
Sumber: Kotler & Keller, dalam bukunya “Manajemen Pemasaran” (2009:185)
1. Pengenalan Masalah
Tahap pertama proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali
permasalahan atau kebutuhan.
2. Pencarian Informasi
Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen tergerak untuk
mencari informasi tambahan, konsumen mungkin sekedar meningkatkan
perhatian atau mungkin pula mencari informasi secara aktif.
3. Pengevaluasian Alternatif
Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan
informasi untuk mengevaluasi berbagai merek alternatif di dalam
serangakaian pilihan.
4. Keputusan Pembelian
Tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan
pembelian produk.
5. Perilaku Setelah Pembelian
Tahap proses keputusan pembeli konsumen melakukan tindakan lebih
lanjut setelah pembelian berdasarkan pada kepuasan atau ketidakpuasan
mereka.
Pengenalan
maslah
Pencarian
informasi
Pengevaluasian
alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku setelah
pembelian
12
Proses diatas merupakan proses dari respon konsumen terhadap store
atmosphere yang nantinya akan melakukan pengunjungan ke restoran Mie Reman
Bandung. Berdasarkan kerangka pemikiran mengenai store atmosphere dan
proses keputusan pembelian diatas, maka diajukan paradigma penelitian yang
tertera pada gambar di bawah ini:
Gambar 1.3
Paradigma Penelitian
Kreativitas dan ketepatan dalam penataan toko dapat mempengaruhi
proses keputusan pembelian konsumen. Apabila restoran ditata dengan kreativitas
yang baik, interior displays yang tepat, desain bangunan yang menarik, serta
pemilihan warna dan pencahayaan yang pas, maka akan menciptakan suasana
yang tidak hanya akan memberikan nilai tambah bagi produk yang dijual tetapi
juga menciptakan suasana pembelian yang menyenangkan dan menarik perhatian
sehingga akan mempengaruhi dalam melakukan keputusan pembelian.
Store Atmosphere (X) Proses Keputusan Pembelian (Y)
- Exterior
- General Interior
- Store Layout
- Interior displays
- Pengenalan Masalah
- Pencarian Informasi
- Evaluasi Alternatif
- Keputusan Menbeli
- Perilaku sesudah
membeli
13
Penjelasan diatas maka store atmosphere berpengaruh terhadap
keputusan pembelian konsumen seperti yang dilakukan oleh Gilbert, yang dikutip
oleh Bob Foster (2008:61) menjelaskan bahwa:
“Atmosphere toko merupakan kombinasi dari pesan secara fisik
yang telah direncanakan, atmosphere toko dapat digambarkan
sebagai perubahan terhadap perancangan lingkungan pembelian
yang mengasilkan efek emosional khusus yang dapat menyababkan
konsumen melakukan tindakan pembelian”.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa store atmosphere yang
dilaksanakan dengan baik akan memberikan pengaruh terhadap keputusan
pembelian. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis membuat hipotesis sebagai
berikut:
Ho : store atmosphere tidak berpengaruh signifikan terhadap proses
keputusan pembelian pada restoran Mie Reman Bandung.
H1 : store atmosphere berpengaruh signifikan terhadap proses keputusan
pembelian pada restoran Mie Reman Bandung.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif dan metode
Verifikatif. Menurut Nazir (2011:54) dalam bukunya yang berjudul “Metode
Penelitian” metode penelitian adalah sebagai berikut :
“Metode deskriptif adalah metode dalam meneliti sekelompok
manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.
Sedangkan pengertian Metode verifikatif menurut Nazir (2011:74),
sebagai berikut :
14
“Metode Verifikatif dapat diartikan untuk menguji kebenaran
hipotesis yang juga berarti menguji kebenaran teori.”.
Disamping itu penulis dalam memperoleh data yang diperlukan
menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian lapangan (field research)
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dengan turun
langsung untuk meninjau dan meneliti ke perusahaan yang diteliti oleh
penulis serta melakukan :
a. Observasi
Yaitu pengamatan langsung pada perusahaan yang menjadi objek
penelitian dengan jalan mengamati objek penelitian tersebut guna
kelengkapan data dan memperoleh gambaran mengenai perusahaan
sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya.
b. Wawancara
Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan
langsung dengan pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga dapat
diperoleh keterangan dan data-data yang diperlukan.
c. Kuesioner
Data diperoleh dengan cara menyebarkan suatu daftar
pertanyaan/peryataan yang cukup terperinci dan lengkap tetang obyek
yang diteliti pada responden.
15
2. Penelitian pustaka (library research)
Dalam mengumpulkan data ini penelitian memperoleh data melalui
literatur yang sesuai dengan pokok-pokok masalah untuk mendapatkan
landasan teori sebagai dasar dalam melakukan penelitian.
1.7 Lokasi dan waktu penelitian
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini,
penulis melakukan penelitian di restoran Mie Reman yang berlokasi di Jalan
Braga No. 36 Bandung. Pelaksanaan penelitian ini di lakukan oleh penulis dari
bulan Oktober 2013 sampai dengan Januari 2014.