Upload
intan
View
18
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bolehh
Citation preview
Bab 1 pendahuluan
1.1 latar belakang
sejarah mikroskop
pentingnya mengetahui bidang pembelahan
mengetahui bidang pembelahan sangat penting tentunya bagi orang yang bekerja
dalam bidang ilmu biologi. Bahasa yang digunakan bidang pembelahan dalam ilmu
biologi berbeda tentunya dengan bahasa sehari-hari. Mengetahui bidang pembelahan
berguna saat kita bekerja di laboratorium maupun menuliskan laporan dan jurnal. Saat
melakukan percobaan atau berkeja di laboratorium bersama orang lain, kita dapat
mengerti apa yang dimaksud oleh orang lain mengenai bidang pembelahan, sehingga
tidak terjadi salah persepsi atau sebagainya. Selain itu juga berguna saat kita
menuliskannya dalam laporan maupun jurnal yang dapat dimengerti oleh orang dari
berbagai negara.
aplikasi pengamatan anatomi hewan invertebrata
Dalam praktikum ini dilakukan pengamatan anatomi pada udang, cumi-
cumi, jangkrik, dan cacing tanah yang keempat hewan ini sudah mewakili anatomi
organ hewan invertebrata secara umum. Pengamatan untuk mengetahui anatomi
hewan invertebrata perlu kita lakukan sebagai bentuk pembelajaran sehingga bila
suatu saat kita membutuhkan hewan percobaan kita sudah tahu hewan mana yang
sesuai dengan karakteristik yang kita inginkan. Selain itu juga saat hewan tersebut
menyerang atau menjadi hama kita sudah tau cara mengatasinya dan menghindari
bagian tubuh yang berbahaya melalui anatomi dan fisiologi hewan tersebut. Dengan
mengetahui anatomi hewan kita juga dapat membuat alat yang membantu kegiatan
sehari-hari dengan melihat karakteristik yang khas dari hewan tersebut.
Tujuan dari dilakukannya praktikum ini adalah:
1. Menentukan perbedaan mikroskop stereo dengan mikroskop cahaya
2. Menentukan cara menggunakan mikroskop dengan baik dan benar
3. Menentukan posisi anatomi dan bidang pembelahan pada hewan bipedal dan
quadripedal
4. Menentukan morfologi, lokasi dan nama-nama organ penyusun pada hewan
invertebrata yang memiliki kelompok arthropoda (jangkrik), crustacea (udang),
cacing (oligochaeta) dan cephaloda (cumi)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 mikroskop cahaya dan mikroskop stereo
2.2 posisi anatomi dan bidang pembelahan
Posisi tubuh tidak hanya dapat dideskripsikan seperti berdiri tegak dengan muka
menghadap depan, lengan di samping dengan telapak tangan menghadap depan, dan kaki
sedikit terbuka. Menurut Scalon & Sanders (2007), tubuh memiliki terminologi dari posisi
tubuh itu sendiri, diantaranya:
1. Superior yang berarti lebih tinggi, contohnya jantung superior dari hati.
2. Inferior yang berarti lebih rendah, contohnya hati inferior dari paru-paru
3. Anterior adalah bagian depan dari tubuh, contohnya dada adalah bagian anterior
tubuh
4. Posterior adalah kebalikan dari anterior yaitu bagian belakang, contohnya daerah
lumbar adalah posterior dali umbilical
5. Ventral yang mempunyai arti sama dengan anterior yaitu bagian depan
6. Dorsal adalah sinopsis dari kata posterior yang berarti bagian belakang.
7. Medial yang berarti di garis tengah.
8. Lateral yang berarti jauh dari garis tengah
9. Internal yang mempunyai arti bagian dalam
10. External yang berarti bagian luar
11. Superficial yang berati berada di permukaan
12. Deep yang mempunyai arti sama dengan internal yaitu bagian dalam
13. Central adalah bagian inti
14. Proximal yang berarti mendekati dengan pangkal
15. Distal yang memiliki arti kebalikan dari proksimal yaitu menjauhi pangkal
16. Parietal yang berarti menyinggung dinding rongga
17. Visceral yang memiliki arti menyinggung organ dalam sebuah rongga
Membelah atau membagi menjadi bagian tertentu dalam hal yang lebih spesifik
diperlukan pada saat menjelaskan bagian internal tubuh agar struktur partikular
mudah terlihat. Menurut Scalon & Sanders (2007), bidang tubuh adalah bidang datar
imajiner yang membagi menjadi dua bagian tubuh atau organ. Dalam bukunya,
disebutkan bahwa bidang pembelahan ada lima macam, yaitu:
1. Frontal section adalah sebuah bidang dari sisi ke sisi yang membagi tubuh
kedalam bagian depan dan belakang
2. Sagittal section adalah sebuah bidang dari depan sampai ke belakang yang
membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri.
3. Transverse section adalah sebuah bidang horisontal yang membagi tubuh
menjadi bagian atas dan bawah.
4. Cross section adalah bidang perpendikular dari axis yang panjang sebuah organ
5. Longitudinal section adalah bidang yang memanjang sepanjang axis dari sebuah
organ
2.3 anatomi hewan invertebrata (jangktik, udang, cumi-cumi, cacing)
Cacing tanah (Lumbricus terrestris) memiliki tubuh berbentuk silidris yang dapat
tumbuh sampai 12 inchi panjangnya dan memiliki diameter 3/8 dari panjang tersebut.
Cacing tanah memiliki kepala yang tidak jelas atau sulit membedakan antara kepala
dengan bagian belakang cacing tanah. Mulut cacing berada di depan pada bagian
tubuh, sedangkan anus berada di belakang bagian tubuh. Terdapat grandula yang
menggembung yaitu citelium yang berisi telur. Setae adalah baigan dari cacing tanah
yang disekret oleh sel spesial dan beberapa seta dapat dipindahkan di bagian lain oleh
otot internal. Selain mulut dan anus masih banyak bagian ekternal yang kecil yang
berada pada tubuh cacing tanah seperti lubang dorsal yang menghubungkan rongga
tubuh dan eksterior antar bagian tubuh, seminal reseptakel, oviduk, saluan sperma,
kulit luar, epidermis, otot sirkular, dan otot longitudinal. Dalam struktur internal
cacing memiliki dua tabung konsentrik, bagian luar dinding tubuh dan di dalamnya
terdapat alat pencernaan. Cacing tanah memiliki coelom yaitu ruang antara rongga
tubuh, dan seta yang membagi coelom menjadi bentuk kompartemen atau partisi-
partisi. Cacing tanah memiliki sistem pencernaan, organ-organ yang digunakan
dalam sistem tersebut seperti mulut, rongga mulut, faring, esofagus, hati, usus, dan
anus. (Storer & Usinger, 1961)
Cumi-cumi memiliki bentuk tubuh seperti kerucut pipih yang tertutupi oleh
mantel dan berhubungan dengan dua triangular posterior sirip. Kepalanya lebar dan
memiliki dua mata dan mulut yang terletak di tengah dikelilingi oleh sepuluh lengah
fleksibel dan ramping yang memiliki peghisap. Pen pada cumi-cumi berfungsi
mengeraskan tubuh, dan kartilago (tulang rawan) seperti material yang menutupi otot
dan mendukung tubuh. Kemudian sifon yang digunakan sebagai saluran tinta dan air.
Selain bagian luar cumi-cumi juga memiliki organ dalam diantarnya ovarium pada
betina, jantung, kantung tinta, insang, ginjal, perut, sistem jantung, kelenjar
pencernaan, seminal vesikel, testis pada jantan, cecum, rekttum, otak, dan rahang.
(Storer & Usinger, 1961)
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini terdapat dalam tabel 3.1.
Tabel 3. 1 Alat dan bahan yang digunakan pada percobaan
Alat Bahan
Mikroskop cahaya JangkrikMikroskop bedah (stereo) Udang
Gunting bedah CacingJarum pentul Cumi
Pinset Objek pengamatanJarum jara preparat
BakiPapan styrofoamSarung tangan
MaskerScapel
3.2 Cara Kerja (paragraf pasif)
3.2.1 Mikroskop cahaya
Langkah pertama yang dilakukan adalah lampu mikroskop dinyalakan terlebih dahulu. Kemudian preparat diletakkan di atas meja objek dan saat preparat diamati perbesaran lensa objektif yang digunakan adalah yang terkecil dahulu. Setelah itu lensa objektif diturunkan sampai dekat permukaan preparat tersebut. Saat preparat diamati melalui lensa okuler, lensa objektif secara perlahan dinaikkan dengan makrometer yang digerakkan. Jika bayangan preparat sudah terlihat, bayangan difokuskan dengan mikrometer.
3.2.2 mikroskop bedah (strereo)
Mikroskop strereo diletakkan berserta transformatornya, kemudian dihubungkan dengan sumber tegangan. Tombol on ditekan pada transfomator, voltase yang digunakan sesuai dengan transformator. Jika objek berupa preparat tipis digunakan cahaya dari bawah preparat, tetapi jika objek berupa benda padat digunakan cahaya dari atas preparat. Kemudian objek pengamatan diletakkan di atas papan preparat. Selanjutnya posisi lensa diatur agar mata dapat diamati melalui mikroskop dengan nyaman tanpa harus tegang memfokuskan mata pada bayangan. Sambil melihat melalui lensa, focus knob digunakan untuk mempertajam gambar hingga objek terlihat fokus.
3.2.3 pembedahan jangrik
Sebelum jangkrik dibedah, anatomi eksternal jangkrik diamati terlebih dahulu. Kemudian jangkrik ditempatkan dengan bagian dorsal menghadap ke atas. Setelah itu kaki-kaki jangkrik diputuskan dengan diputar atau menggunakan gunting. Selanjutnya segmen terakhir abdomen jangkrik disisipkan gunting bedah. Kemudian dari segmen terakhir abdomen hingga kepala sepanjang sisi dorsal dipotong eksoskeletonnya. Setelah dipotong, potongan dibuka dan ditahan dengan jarum pentul hingga anatomi internal jangkrik terlihat. Setelah anatomi internal jangktik terlihat kemudian diamati anatomi tersebut.
3.2.4 pembedahan udang
Sebelum udang dibedah, anatomi eksternal udang diamati terlebih dahulu. Kemudian jangkrik ditempatkan dengan bagian dorsal menghadap ke atas. Selanjutnya segmen terakhir abdomen udang disisipkan gunting bedah. Kemudian dari segmen terakhir abdomen hingga kepala sepanjang sisi dorsal dipotong eksoskeletonnya. Setelah dipotong, potongan dibuka dan ditahan dengan jarum pentul hingga anatomi internal udang terlihat. Setelah anatomi internal jangktik terlihat kemudian diamati anatomi tersebut.
3.2.5 pembedahan cumi-cumi
Sebelum cumi-cumi dibedah, anatomi eksternal cumi-cumi diamati terlebih dahulu. Kemudian cumi-cumi ditempatkan diatas papan styrofoam dengan bagian ventral menghadap ke atas. Setelah itu bagian posterior mantel dipotong yang lebih ventral dari sifon hingga bagian paling anterior secara lurus. Selanjutnya mantel yang telah dipotong dibuka dan ditahan menggunakan jarum pentul higga anatomi internal cumi-cumi terlihat. Setelah anatomi cumi-cumi terlihat, anatomi tersebut diamati.
3.2.6 pembedahan cacing tanah
Sebelum cacing tanah dibedah, anatomi eksternal cacing tanah diamati terlebih dahulu. Kemudian cacing tanah ditempatkan diatas papan styrofoam dengan bagian dorsal menghadap ke atas. Setelah itu bagian klitelum sekitar segmen ke-33 dipotong kecil. Dari potongan kecil tersebut bagian dorsal cacing tanah dipotong hingga segmen ke-1 (anterior). Dari potongan tersebut kemudian dibuka dan ditahan menggunakan jarum pentul hingga anatominya terlihat. Setelah terlihat, kemudian anatomi internal cacing tanah diamati.
BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 4. 1 Hasil pembedahan hewan invertebrata
Foto pengamatan Gambar literatur
4.2 pembahasan
Mikroskop cahaya dan mikroskop stereo meskipun sama-sama mikroskop tetapi memiliki perbedaan diantara keduannya. Karena dari segi fungsi dan objek pengamatanpun berbeda. Mikroskop cahaya digunakan untuk melihat objek kecil seperti sel yang diamati melalui sayatan tipis. Sedangkan mikroskop stereo digunakan untuk mengamati spesimen dalam bentuk tiga dimensi. Karena mikroskop cahaya digunakan untuk mengamati objek yang merupakan sayatan tipis mikroskop cahaya memiliki meja preparat dan penjepit. Meja preparat digunakan untuk meletakkan preparat atau objek yang akan diamati dan penjepit digunakan sebagai penjepit preparat agar preparat tidak bergeser sat dilakukannya pengamatan. Sedangkan mikroskop stereo tidak memiliki meja objek maupun penjepit
dikarena objek pengmatannya atau spesimennya dalam bentuk tiga dimensi. Sudah dijelaskan bahwa mikroskop stereo dapat digunakan untuk melihat benda kecil maupun besar tidak seperti mikroskop cahaya yang hanya bisa untuk pengamatan sayatan tipis, karena hal tersebut mikroskop stereo mempunyai dua sumber cahaya, yaitu sumber cahaya dari atas dan bawah. Sumber cahaya dari atas pada mikroskop stereo digunakan untuk melihat objek berupa preparat tipis dan sumber cahaya dari bawah digunakan untuk melihat objek berupa benda padat yang cahaya tidak dapat menumbusnya. Karena objek pengamatan mikroskop cahaya berupa sel maka perbesaran mikroskop cahaya maksimum 1000 kali, sedangkan mikroskop stereo hanya sampai 40 kali. Untuk mengatur perbesaran pada mikroskop cahaya digunakanlah revolver yang tidak dipunyai oleh mikroskop stereo. Mikroskop stereo juga tidak mempunyai diagfragma yang berfungsi untuk mengatur cahaya terpusat pada objekyang akan diamati.
Deskripsi struktur anatomi khas pada kelompok hewan yg dibedah
Jangkrik memiliki dua pasang sayap namu tiap pasangnya memiliki fungsi yang berbeda, sayap yang paling depan disebut fore wing yang digunakan jangkrik untuk mengerik atau mengeluarkan bunyi sedangkan sayap belakang digunakan jangkrik untuk terbang. Kemudian antena yang digunakan jangkrik untuk peraba dan pencium selain itu antena juga dapat digunakan untuk menemukan tempat-tempat makanan berada. Jangkrik mempunyai mata majemuk yang dapat membedakan warna. Selain mata majemuk jangkrik jungga mempunyai jumping foot yang digunakan jangkrik untuk melompat menghindari serangan atau mempercepat pergerakan. Pada proses perkawinan jangkrik dibantu oleh cercus yang bertindak sebagai alat kopulasi yang memiliki banyak sel sensorik. Saat perkawinan jangkrik betina akan meletakkan telur pada ovipositor. Jangkrik juga memiliki mulut yang
Cacing tanah memiliki clitelium yang berfungsi untuk proses reproduksi seperti transfer sperma. Pada bagian pertama segmen terdapat postomium yang memiliki sensor untuk mengganti fungsi lokomosim menggenggam substrat serta membantu saat kopulasi. Cacing tanah juga memiliki seta yang berfungsi …..
Tidak seperti antrophoda lain udang memiliki dua pasang antena, pada antena tersebut terdapat kemoreseptor untuk mendeteksi mendeteksi zat kimia. Berbeda dengan antenula yang lebih pendek, pada dasarnya antenula terdapat alat keseimbangan yang disebut statosista.
Hewan berikutnya adalah cumi, cumi memiliki pen yang tidak dimiliki hewan lain pen tersebut menggantikan fungsi tulang untuk menyokong atau menyangga tubuh cumi. Cumi juga memiliki sifon yang berupa saluran untuk mengeluarkan tinta dan air. Cumi memiliki delapan lengan yang berfungsi sebagai tanganuntuk mencari makan, sedangkan dua tentakel panjang untuk menangkap mangsa dengan cengkraman yang kuat serta berfungsi juga pada proses perkawinan. Cumi juga memiliki rahang yang keras didalam mulutnya fungsinya…..
Aplikasi melakukan pembedahan hewan invertebrata
Pembedahan pada hewan invertebrata penting dilakukan sebagai media pembelajaran dan pengetahuan. Kita perlu mengetahui anatomi hewan invertebrata baik dari eksternal maupun internal. Dengan begitu kita dapat membuat alat yang membantu kegiatan sehari-hari dengan melihat atau meniru karakteristik bagian tubuh dari hewan tersebut. Selain itu juga saat hewan tersebut menyerang atau menjadi hama kita sudah tau cara mengatasinya dan menghindari bagian tubuh yang berbahaya melalui anatomi dan fisiologi hewan tersebut. dari pembedahan hewan invertebrata kita dapat mengetahui bidang pembelahan secara bipedal maupun quadripedal yang dapat digunakan untuk praktikum maupun bekerja di laboratorium selanjutnya. Setelah dilakukannya pembedahan kita dapat membedakan mana jantan dan mana betina pada hewan tertentu. Selain itu kita juga dapat menggambarkan stuktur organ dalam maupun luar dari hewan yang sudah dibedah.
BAB V KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang sudah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Perbedaan mikroskop cahaya dengan mikroskop stereo adalah terletak pada meja
objek dan penjepit yang tidak ada pada mikroskop stereo, kemudian perbesaran
mikroskop cahaya maksimal 1000 kali sedangkan mikroskop stereo hanya 40 kali,
mikroskop stereo memiliki dua sumber cahaya dari atas dan bawah sedangkan
mikroskop cahaya hanya dari bawah, selain itu mikroskop cahaya memiliki
diaafragma untuk mengatur cahaya yang terpusat pada objek yang akan diamati,
mikroskop stereo juga tidak memiliki revolver lensa karena perbesarannya hanya 40
kali.
2. Menggunakan mikroskop dengan baik dan benar adalah menyalakan mikroskop
dengan sumber tegangan yang sesuai untuk mikroskop tersebut. Kemudian melihat
objek dari perbesaran terkecil terlebih dahulu dan menaikkan meja preparat dengan
makrometer untuk melihat objek dan memfokuskannya dengan mikrometer.
3. Posisi anatomi tubuh adalah seperti superior yang berarti lebih tinggi, inferior yang
berarti lebih rendah, anterior yang berarti bagian depan dari tubuh, posterior adalah
kebalikan dari anterior yaitu bagian belakang, ventral yang mempunyai arti sama
dengan anterior yaitu bagian depan, dorsal adalah sinopsis dari kata posterior yang
berarti bagian belakang, medial yang berarti di garis tengah, lateral yang berarti jauh
dari garis tengah, internal yang mempunyai arti bagian dalam, external yang berarti
bagian luar, superficial yang berati berada di permukaan, deep yang mempunyai arti
sama dengan internal, sentral adalah bagian inti, proximal yang berarti mendekati
dengan pangkal, distal yang memiliki arti kebalikan dari proksimal yaitu menjauhi
pangkal, parietal yang berarti menyinggung dinding rongga, dan visceral yang
memiliki arti menyinggung organ dalam sebuah rongga.
Kemudian bidang pembelahan pada hewan bipedal adalah pembelahan bidang pada
animal yang berkaki dua, kemudia pembelahan bidang quadripedal adalah
pembelahan pada hewan berkaki empat. Pembelahan pada tubuh ada lima jenis yaitu
frontal section yang membagi tubuh kedalam bagian depan dan belakang, Sagittal
section yang membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri, transverse section yang
membagi tubuh menjadi bagian atas dan bawah. cross section adalah bidang
perpendikular dari axis yang panjang sebuah organ, dan longitudinal section adalah
bidang yang memanjang sepanjang axis dari sebuah organ.
4. Menentukan morfologi, lokasi dan nama-nama organ penyusun pada hewan
invertebrata yang memiliki kelompok arthropoda (jangkrik), crustacea (udang), dan
cephaloda (cumi)
Anatomi eksternal arthropoda (jangkrik) pada bagian kepala terdapat mata majemuk,
labrum, dan antena, sedangkan pada bagian thorax terdapat prothorax, mesothorax,
metathorax, coxa, trochanter, tympanum, dan dua sayap (fore wing, hind wing) yang
melekat. Kemudian bagian paling belakang abdomen terdapat ovipositor, cercus, dan
spiracle. Kaki arthropoda (jangkrik) terbagi menjadi claw, tarsus, dan femur. Setelah
anatomi ekternal arthropoda memiliki organ organ dalam seperti esophagus, otot
kaki, thoracic ganglia, crop, gastric caecae, midgut, jaringan malphigi, usus, kelenjar
sensori, rectum, trachea, dan alat pencernaan.
Cephaloda (cumi-cumi) memiliki bagian tubuh eksternal diantaranya lengan, mata,
tentakel, pen, sifon, mulut, mantel, dan sirip. Selain bagian luar cumi-cumi juga
memiliki organ dalam diantarnya ovarium pada betina, jantung, kantung tinta,
insang, ginjal, perut, sistem jantung, kelenjar pencernaan, seminal vesikel, testis pada
jantan, cecum, rekttum, otak, dan rahang.
Udang (Crustacea) memiliki bagian ekternal anatomi diantaranya restrum, mata,
segmen abdominal, antena, maxili, subchela, chela, carpus, kaki, pleopods, uropods,
dan telson. Sedangkan bagian dalam udang (Crustacea) terdapat kelenjar hijau,
kelenjar pencernaan, perut pilorik, otot abdominal, jantung, testis pada jantan, ovary
pada betina, insang, gastric, dan usus.
Cacing (oligochaeta) memiliki bagian luar yaitu septum, seta, mulut, klitelium,
prostomiun, lubang kelamin betina, lekuk sperma, dan seminal reseptakel. Seangkan
bagian dalamnya adalah hati, pharing, septum, seminal reseptakel, prostomium,
jantung, kelenjar kalkiferous,pembuluh darah dorsal, usus, nephridium, typhlosloe,
dan tembolok.
DAFTAR PUSTAKA