9
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan wirausaha telah mulai berkembang. Terbukti dengan mulai bekembangnya usaha kreatif dari para wirausahawan untuk membuka lapangan kerja baru yang dapat menyerap tenaga kerja produktif. Para wirausahawan menggeluti usaha tidak sekedar ala kadarnya, akan tetapi dengan keberanian, kegigihan sehingga usahanya tumbuh. Pada masa sekarang ini usaha dibidang perikanan sudah banyak digeluti oleh para perintis usaha. Hal ini merupakan bahwa, ikan adalah sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Ikan yang tersedia di alam dengan cara penangkapan dan ditangkap secara terus-menerus maka akan menyebabkan terjadinya penurunan terhadap populasi ikan. Maka dari itu, hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan budidaya ikan. Salah satu wirausaha yang disoroti dalam laporan ini adalah usaha budidaya ikan lele yang diberi nama Usaha Karya Mandiri. Usaha ini dibangun oleh seorang bapak, beliau bernama Iwan. Beliau mengawali usaha budidaya ikannya dengan memanfaatkan lahan bekas tambang timah yang ada di Desa Pedindang Bangka Tengah. Lahan tersebut ketika ditambang menghasilkan timah yang berlimpah, namun dengan adanya kegiatan tambang timah secara terus-menerus maka timah tersebut habis. Akhirnya, bapak Iwan mulai memikirkan ide baru untuk memanfaatkan lahan bekas tambang timah tersebut, dan akhirnya beliau memilih untuk membuka tambak budidaya ikan lele. Hingga saat ini, usaha beliau telah berkembang hingga berskala regional. 1.2 Tujuan Tujuan dilakukan wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi langsung dari pemilik usaha mengenai usahanya.

Bab 1 Pendahuluan (Bag Kartika)

  • Upload
    ajie

  • View
    223

  • Download
    6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: Bab 1 Pendahuluan (Bag Kartika)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 

Kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan kegiatan wirausaha telah mulai berkembang. Terbukti dengan mulai bekembangnya usaha kreatif dari para wirausahawan untuk membuka lapangan kerja baru yang dapat menyerap tenaga kerja produktif. Para wirausahawan menggeluti usaha tidak sekedar ala kadarnya, akan tetapi dengan keberanian, kegigihan sehingga usahanya tumbuh.

Pada masa sekarang ini usaha dibidang perikanan sudah banyak digeluti oleh para perintis usaha. Hal ini merupakan bahwa, ikan adalah sumber protein hewani yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Ikan yang tersedia di alam dengan cara penangkapan dan ditangkap secara terus-menerus maka akan menyebabkan terjadinya penurunan terhadap populasi ikan. Maka dari itu, hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan budidaya ikan.

Salah satu wirausaha yang disoroti dalam laporan ini adalah usaha budidaya ikan lele yang diberi nama Usaha Karya Mandiri. Usaha ini dibangun oleh seorang bapak, beliau bernama Iwan. Beliau mengawali usaha budidaya ikannya dengan memanfaatkan lahan bekas tambang timah yang ada di Desa Pedindang Bangka Tengah. Lahan tersebut ketika ditambang menghasilkan timah yang berlimpah, namun dengan adanya kegiatan tambang timah secara terus-menerus maka timah tersebut habis. Akhirnya, bapak Iwan mulai memikirkan ide baru untuk memanfaatkan lahan bekas tambang timah tersebut, dan akhirnya beliau memilih untuk membuka tambak budidaya ikan lele. Hingga saat ini, usaha beliau telah berkembang hingga berskala regional.

1.2 TujuanTujuan dilakukan wawancara ini adalah untuk mendapatkan informasi langsung dari

pemilik usaha mengenai usahanya.

1.3 ManfaatManfaat dilakukan wawancara ini adalah mengetahui dan memperoleh gambaran

serta dorongan dalam memulai kegiatan usaha khususnya usaha dibidang perikanan.

2. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 27 november 2015 , pukul 15.00-16.30 WIB . Di “KARYA MANDIRI” Pedindang kabupaten Bangka Tengah.

2.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah

Page 2: Bab 1 Pendahuluan (Bag Kartika)

Sepeda motor sebagai alat transportasi ke tempat tujuan Handphone sebagai alat perekam pembicaraan saat wawancara

2.3 Prosedur

Pemilihan tempat

Pergi ketempat tujuan “KARYA MANIRI”

Proses wawancara

Hasil wawancara

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Narasumber yang diwawancarai adalah Bapak Iwan Kribo yang merupakan seorang pembudidaya ikan (lele, nila, dan patin) di Pedindang, Bangka Tengah. Bapak Iwan mengaku sudah sejak tahun 2007 usaha budidaya ini dilakukan dengan mengawalinya pada kegiatan pembesaran lele. Berbagai kendala dan hambatan dalam memulai kegiatan budidaya telah dilaluinya seiring dengan perkembangan usahanya hingga saat ini, seperti lahan yang akan dimanfaatkan, modal, bantuan tenaga ahli/pegawai, pengendalian internal, kualitas produk, kiat-kiat bertahan terhadap tekanan sosial, ekonomi, bahkan cuaca yang mempengaruhi proses produksi, hingga metode pemasaran dan cara menjaga loyalitas pegawai dan pelanggan. Pada makalah ini akan jelaskan secara poin per poin hasil wawancara yang telah dilakukan dengan narasumber.

3.1 Business Plan dan Planning BusinessBapak Iwan menceritakan mengenai awal mula terbentuknya usaha budidaya

“Karya Mandiri” ini dengan ide memanfaatkan kolong bekas kapal keruk dalam kegiatan penambangan timah. Sebelum dimanfaatkan menjadi lahan budidaya, lokasi tambak yang digunakan saat ini merupakan lahan yang terbengkalai akibat kegiatan penambangan yang terhenti. Penambangan terhenti dikarenakan kandungan timah yang ada pada lahan tersebut sudah habis ditambang dan hanya menyisakan sebuah kolong besar dengan luas kurang lebih 2km lalu ditinggalkan begitu saja. Melihat peluang tersebut, masyarakat Pedindang termasuk Bapak Iwan merencanakan untuk melakukan pembagian lahan dengan tujuan untuk direklamasi dan dimanfaatkan (jangka panjang).

Bapak Iwan mengaku dengan tenaga manual ia menimbun kembali kerukan ke dalam lubang galian tersebut guna meratakan lahan tersebut kebentuk aslinya, akan tetapi hanya sebagian lahan yang benar-benar kokoh tertimbun dan dapat digunakan sebagai akses jalan dilahan tersebut, selebihnya masih berupa genangan air yang kedalamannya lebih dari 3

Page 3: Bab 1 Pendahuluan (Bag Kartika)

meter. Setelah melakukan berbagai macam alternatif untuk mengkondusifkan kembali lahan tersebut, Bapak Iwan memulai usahanya pada kegiatan pembesaran lele dan membuat beberapa keramba jaring tancap (KJT) dengan modal seadanya. Seiring berjalannya waktu, dilihat bahwa kegiatan pembesaran ini berjalan cukup baik dan keuntungan yang diperoleh sedikit demi sedikit telah terkumpul Bapak Iwan mulai membuat beberapa KJT tambahan, KJA, rumah jaga apung, serta pondok tempat pembenihan dan pendederan. Kegiatan budidaya “Karya Mandiri” pun berkembang dan telah memelihara benih ikan hasil pemijahan sendiri, dan karena alasan keamanan kegiatan pemijahan dilakukan di lokasi yang berbeda yaitu di rumah Bapak Iwan sendiri.

3.2 Bantuan tenaga ahli/pegawai dan Pengendalian InternalBapak Iwan merekrut pegawai pada tahun 2007 dengan jumlah pegawai mencapai

8 orang, akan tetapi beberapa pegawai mengajukan diri untuk membuka usaha budidaya sendiri, dengan persetujuan dan pengawasan Bapak Iwan maka beberapa pegawai tersebut saat ini sudah memiliki usaha budidaya pribadi. Jumlah pegawai Bapak Iwan yang bertahan hingga saat ini adalah 3 orang yang juga menyepakati merk dagang usaha mereka yaitu “Karya Mandiri”. Meskipun begitu, loyalitas, ketekunan, insiatif dan keahlian para pegawai ini mampu membantu “Karya Mandiri” tetap berjaya sampai detik ini. hal tersebut terbukti dengan lancarnya produksi ikan dimusim kering (panas).

Bapak Iwan mengaku, hal-hal yang sangat rawan bagi para pembudidaya ikan adalah mengenai pakan, kualitas air, dan juga jumlah ikan yang memijah dalam kondisi dipuncak musim. Untungnya, sumber air yang ada pada kolong ini berasal dari mata air yang terus mengalir sehingga pasang-surut tertinggi hanya sekitar 20-30 cm, sehingga kualitas air yang digunakan tetap terjaga. Pakan yang merupakan salahsatu penentu kualitas ikan (bobot, kesehatan dll) terutama pada kegiatan pembenihan dan pendederan juga dianggap bukan suatu masalah yang besar bagi tim “Karya Mandiri” ini, karena setelah sekian lama menekuni bidang ini para pegawai juga telah terbiasa dalam hal “mencari cacing”.

“Mencari cacing” merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh para pegawai Bapak Iwan setiap harinya untuk memenuhi kebutuhan pakan alami benih, di berbagai lokasi “bernutrisi” (kaya akan bahan organik dimana cacing tubifex mampu hidup dan berkembang). Inisiatif, kepedulian, dan rasa kekeluargaan yang tinggimembuat para pegawai ini termotivasi untuk bangun pagi dan mulai melaksanakan kegiatan rutin, mulai dari mencuci bak pembenihan, menggiling pakan, memberi pakan ikan, mencari cacing, dan packing untuk pelanggan yang memesan benih maupun ukuran konsumsi di tambak ini. Kerjasama seperti ini membuat kegiatan produksi berjalan lancar, pasokan pakan alami terpenuhi, mempertahankan baiknya kualitas produk, setiap order terselesaikan dan juga menigkatkan penghasilan yang diperoleh.

Ada hal unik yang diterapkan Bapak Iwan dalam menjaga loyalitas pegawainya yaitu dengan sistem “tanpa gaji”. Bapak Iwan mempertimbangkan mengenai ketidakpastian jumlah ikan yang memijah, jumlah benih dan ikan yang akan dipelihara, jumlah pesanan, dan juga jumlah pakan yang dibutuhkan setiap harinya. Ia berpikir akan merasa tidak nyaman apabila mematok nilai penghasilan pegawai sementara ketidakpastian tersebut tetap berjalan, misalnya dengan gaji sekian produksi bulan ini meningkat sehingga tidak sesuai antara tenaga yang dikeluarkan dan penghasilan yang diterima dan begitu sebaliknya. Alasan lain adalah, Bapak Iwan mempertimbangkan mengenai keluarga pegawai. Ia merasa bahwa kebutuhan

Page 4: Bab 1 Pendahuluan (Bag Kartika)

rumah tangga itu penting dan tidak dapat menunggu hingga bulan depan, Bapak Iwan juga selalu mengajarkan paham “tanpa hutang” pada pegawainya agar kehidupan yang dijalani lebih tenang dan tidak menambah beban pikiran. Oleh karena itu, Bapak Iwan menerapkan sistem bagi hasil kepada para pegawainya dalam setiap penjualan sehingga dalam sehari setidaknya para pegawai tetap memiliki uang saku untuk menghadapi pengeluaran tak terduga. Sistem tersebut juga cederung membuat tali kekeluargaan tim “Karya Mandiri” tetap kokoh serta mendorong semangat, inisiatif, motivasi dan profesionalisme para pegawai dalam bekerja.

Kiat lain yang diterapkan Bapak Iwan dalam menjaga loyalitas pegawainya adalah dengan memberi THR pada hari raya, ikut membantu masalah apapun yang dihadapi pegawainya baik secara ekonomi, tenaga, dan psikis. Bapak Iwan juga tidak menjaga jarak antara dirinya dan pegawainya sebagai bos dan pegawai, sebaliknya Bapak Iwan memposisikan diri sebagai teman, keluarga dan sahabat, hal tersebut terlihat dari tawa canda mereka yang luwes, tidak ada suasana canggung sedikitpun. Dengan kata lain, Bapak Iwan memberlakukan motivasi positif terhadap pegawainya, karena menurutnya keikhlasan dan kepercayaan akan membuahkan hasil yang lebih baik karena tanpa mereka “Karya Mandiri” belum tentu bisa “seperti ini” (sukses).

Hubungan kekeluargaan tersebut membuat Bapak Iwan memberikan kepercayaan penuh terhadap pegawainya dalam setiap unit pekerjaan. Meskipun begitu sebagai pengendalian internal dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, Bapak Iwan tetap memegang peran penting dalam masalah order produk. Jadi, setiap pesanan dan transaksi yang akan dilakukan harus melalui Bapak Iwan sehingga cash flow pendapatan dan pengeluaran lebih terkontrol dan lebih jelas pencatatannya.

3.3Daya Saing dan Daya Juang

Persaingan merupakan hal biasa ditemukan dalam dunia bisnis, namun menurut Bapak Iwan tidak ada yang namanya saingan di “Karya Mandiri”. Hal ini dikarenakan Bapak Iwan menganggap bahwa tekanan sosial (fitnah, iri, dll) merupakan hal yang “kotor” untuk dilakukan mengingat bahwa objek yang dituju adalah produk yang dihasilkan pembudidaya, sehingga akan lebih baik jika “bersaing” hanya dalam ruang lingkup produk (kualitas, kuantitas, customer, dll) bukan merambah ke hal-hal sosial lainnya. Bapak Iwan juga tidak segan-segan membantu pembudidaya lain yang kurang giat dalam hal publikasi/pemasaran untuk membantu menjual produknya tanpa mengambil untung dari penjualan tersebut. Oleh karena itu, Bapak Iwan menganggap tidak ada yang namanya saingan karena suatu hari nanti kita pasti akan membutuhkan bantuan orang lain dalam hal apapun. Hal lain yang lebih penting menurutnya adalah jika produk yang dihasilkan berkualitas baik maka wajar jika orang menganggap bahwa kita merupakan saingan mereka, jadi sudah seharusnya untuk lebih fokus terhadap usaha yang dilakoni dibandingkan usaha orang lain.

Hal-hal yang seperti itu justru membuat Bapak Iwan lebih mampu bertahan dan berdaya juang yang tinggi, salahsatunya yaitu lebih giat dalam meningkatkan kualitas dan pemasaran. Pemasaran yang dilakukan oleh tim “Karya Mandiri” ini hanya sebatas “dari mulut ke mulut” yaitu melalui informasi dari pelanggan yang sudah percaya dan merasa puas dengan produk dan pelayanan yang diterima kepada orang lain yang sedang mencari situs

Page 5: Bab 1 Pendahuluan (Bag Kartika)

untuk berlangganan. Setelah mendapat kepercayaan dengan membuktikan kualitas dan pelayanan yang baik, Bapak Iwan juga memiliki kiat khusus untuk membuat pelanggan bertahan.

Bapak Iwan mengaku tidak segan-segan untuk memberikan “bonus” kepada para pembelinya. Misalnya dalam pemesanan 10 ribu benih lele maka jumlah yang akan di packing para pegawai bisa mencapai 11-12 ribu benih untuk mengantisipasi kematian benih dalam proses tranportasi, sehingga benih yang dipesan tetap dalam kisaran jumlah pesanan. Dengan kiat seperti itu tidak sedikit pembeli yang memutuskan untuk berlangganan di “Karya Mandiri”. Selain itu, tim “Karya Mandiri” juga menunjukkan pelayanan yang baik seperti keramahan pegawai dan juga peminjaman tabung oksigen ataupun indukan kepada relasi-relasinya. Poin-poin itulah yang selalu dipegang dan diterapkan oleh Bapak Iwan di “Karya Mandiri” hingga saat ini, sehingga berbagai hambatan dalam usahanya dapat dilalui dengan baik.

3.4 Prestasi Yang Telah Dicapai“Karya Mandiri” telah meraih berbagai penghargaan dan tropi sebagai bentuk

prestasi yang telah dicapai mulai dari tahun 2010-2015, seperti tropi pemenang pembibitan dalam lomba antar POKDAKAN, piagam CBIB (Cara Berbudidaya Ikan yang Baik), dan masih banyak pengahargaan lainnya yang ia abadikan dirumahnya. Bahkan, kabarnya “Karya Mandiri” juga akan mendapat piagam penghargaan CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik) tahun depan.

4. PENUTUP

4.1Kesimpulan

Usaha budidaya “Karya Mandiri” dapat dikatakan usaha yang sukses. Dalam usaha budidaya “Karya Mandiri” rencana bisnis (business plan) yang dipakai adalah bisnis jangka panjang, merencanakan kelanjutan bisnis (planning business) dengan bekerjasama dengan pegawainya. Usaha ini bersifat kekeluargaan namun profesional, mengandalkan kepercayaan dan motivasi positif untuk loyalitas pegawai, serta pelayanan ramah dan sistem “bonus” bagi para pelanggannya.

4.2 Saran

Sebaiknya dilakukan kembali wawancara kepada narasumber dengan memfokuskan topik wawancara ke analisis usaha dan perhitungan laba rugi dari usaha yang dijalankan. Sebagai informasi bagi pembaca yang ingin membuka usaha budidaya sendiri, sehingga dapat termotivasi dan mendapat bayangan usaha yang tidak adsurb lagi. Kemudian sebaiknya lebih ditingkatkan kembali prestasi dengan mengikuti event-event yang diselenggarakan pemerintah untuk para pembudidaya bagi tim “Karya Mandiri”, mulai mengajukan nama “Karya Mandiri” sebagai usaha yang terlindung badan hukum agar lebih mudah mendapatkan bantuan dan informasi-informasi penting lainnya dari pemerintah dan juga lebih mempersiapkan diri untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) sehingga dipertahankan semangat, daya saing, dan daya juang yang telah dimiliki.

Page 6: Bab 1 Pendahuluan (Bag Kartika)

5. DAFTAR PUSTAKA

http://dianeffst11.web.unair.ac.id/artikel_detail116139UmumLaporan%20Wawancara%20Pengusaha%20Sukses.html. Diakses pada pukul 08.30 Wib, 29 November 2015.

http://kwrausahaan.blogspot.co.id/2015/05/laporan-wawancara-dengan-seorang.html.Diakses pada pukul 08.55 Wib, 29 November 2015.

LAMPIRAN