86
1 BAB 15 PENGUAT OPERASIONAL Komponen individual seperti 2N3904 BJT dan 2N5459 FET diklasifikasikan sebagai komponen diskrit. Suatu komponen diskrit bercirikan tiap selubung hanya terdiri satu komponen. Contohnya ketika membeli 2N3904, komponen ini adalah komponen tunggal yang ditempatkan didalam selubungnya. Selama bertahun-tahun akhirnya teknologi pembuatan telah dibuat dapat memproduksi seluruh sirkuit hanya dalam satu buah material konduktor. Jenis dari rangkaian ini adalah rangkaian yang ditempatkan dalam satu pembungkus, hal ini yang disebut dengan integrated circuit atau IC. IC pada rangkaian sederhananya terdiri dari beberapa komponen aktif/pasif, sedangkan pada rangkaian kompleks IC terdiri dari ratusan komponen aktif/pasif dari ribuan komponen. Keuntungan dari IC yaitu berhubungan dengan seluruh operasi didalamnya dan harga pembuatannya yang murah. Operasi rangkaian yang menggunakan ratusan komponen diskret dapat ditangani hanya dengan satu buah IC. Hal ini membuat rangkaian mudah dirancang dan mudah ditangani bila ada masalah pada rangkaian. Selain itu harga IC lebih murah dibanding harga komponen diskrit. Hal ini membuat biaya pembuatan sistem elektronik menjadi lebih murah. Dalam buku ini tidak akan mungkin untuk membahas seluruh tipe IC yang ada. Dengan pembelajaran elektronika yang lebih lanjut lagi akan dikenalkan tipe IC yang lebih banyak lagi. Dalam buku ini hanya akan berkonsentrasi dalam penggunaan IC linier, penguat operasional (op-amp). Disini akan didiskusikan prinsip kerja dan aplikasi sederhana dari penggunaan op-amp, termasuk troubleshoot penguat operasional. 15.1 GAMBARAN PENGUAT OPERASIONAL Penguat operasional (op-amp) adalah penguat dc dengan gain tinggi yang memiliki masukan impedansi yang tinggi dan keluaran impedansi yang rendah.

Bab 15 Penguat Operasional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 15 Penguat Operasional

1

BAB 15 PENGUAT OPERASIONAL

Komponen individual seperti 2N3904 BJT dan 2N5459 FET diklasifikasikan

sebagai komponen diskrit. Suatu komponen diskrit bercirikan tiap selubung hanya

terdiri satu komponen. Contohnya ketika membeli 2N3904, komponen ini adalah

komponen tunggal yang ditempatkan didalam selubungnya.

Selama bertahun-tahun akhirnya teknologi pembuatan telah dibuat dapat

memproduksi seluruh sirkuit hanya dalam satu buah material konduktor. Jenis

dari rangkaian ini adalah rangkaian yang ditempatkan dalam satu pembungkus,

hal ini yang disebut dengan integrated circuit atau IC. IC pada rangkaian

sederhananya terdiri dari beberapa komponen aktif/pasif, sedangkan pada

rangkaian kompleks IC terdiri dari ratusan komponen aktif/pasif dari ribuan

komponen.

Keuntungan dari IC yaitu berhubungan dengan seluruh operasi didalamnya

dan harga pembuatannya yang murah. Operasi rangkaian yang menggunakan

ratusan komponen diskret dapat ditangani hanya dengan satu buah IC. Hal ini

membuat rangkaian mudah dirancang dan mudah ditangani bila ada masalah pada

rangkaian. Selain itu harga IC lebih murah dibanding harga komponen diskrit. Hal

ini membuat biaya pembuatan sistem elektronik menjadi lebih murah.

Dalam buku ini tidak akan mungkin untuk membahas seluruh tipe IC yang

ada. Dengan pembelajaran elektronika yang lebih lanjut lagi akan dikenalkan tipe

IC yang lebih banyak lagi. Dalam buku ini hanya akan berkonsentrasi dalam

penggunaan IC linier, penguat operasional (op-amp). Disini akan didiskusikan

prinsip kerja dan aplikasi sederhana dari penggunaan op-amp, termasuk

troubleshoot penguat operasional.

15.1 GAMBARAN PENGUAT OPERASIONAL

Penguat operasional (op-amp) adalah penguat dc dengan gain tinggi yang

memiliki masukan impedansi yang tinggi dan keluaran impedansi yang rendah.

Page 2: Bab 15 Penguat Operasional

2

Rangkaian internal 741, simbol skematis, dan pin diagram 741 ditunjukkan dalam

Gambar 15.1.

Perhatikan gambar rangkaian! Bagaimana cara troubleshoot rangkaian

tersebut? Untungnya rangkaian 741 semuanya berisi komponen tunggal. Karena

semuanya berisi komponen tunggal maka yang harus diperhatikan adalah

hubungan masukan dan keluaran serta karakteristik dari komponen. Rangkaian

internal 741 tidak dapat diperbaiki, sehingga kompleksitas 741 tidak menjadi

masalah.

Terdapat dua sinyal input pada penguat operasional, yaitu membalik

(inverting) dan tak membalik (non inverting). Biasanya masukan dari penguat

(amplifier ) akan dimasukan ke salah satu jenis input tadi. Sedangkan yang

lainnya digunakan untuk mengontrol karakteristik operasi komponen. Pin input

mana yang akan digunakan sebagai input aktif bergantung terhadap penggunaan

op-amp tersebut.

Komponen diskret adalah komponen yang ditempatkan dalam selubung

individual, dimana dalam satu pembungkus terdapat satu komponen.

Integrated Circuit (IC) adalah komponen tunggal yang terdiri dari

beberapa komponen aktif dan komponen pasif, semua komponen tersebut

dibangun dalam sebuah silikon.

Operatinal Amplifier (op-amp) adalah high-gain dc amplifier yang

memiliki impedansi input yang tinggi dan memiliki impedansi output yang

rendah.

Page 3: Bab 15 Penguat Operasional

3

Gambar 15.1. Op-amp A 741. (Sumber : Fairchild, divisi National

Semiconductor)

Gambar 15.1 (a) Diagram skematik 741

Gambar 15.1 (b) Simbol rangkaian 741

Gambar 15.1 (c) Tampak atas chip 741 di dalam 8-pin-dual-in-line

Penguat operasional memiliki dua masukan input tegangan, yang

dilambangkan dengan +V dan –V. Dua masukan ini akan terhubung ke dua jalur,

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15.2. Cara pertama yaitu memiliki nilai +V

Page 4: Bab 15 Penguat Operasional

4

dan -V yang diatur pada tegangan yang sama dengan polaritas berkebalikan,

seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15.2a. Cara lain nya adalah menyediakan

supply tegangan tunggal untuk satu pin supply, sedangkan yang lain di-ground-

kan. Hubungan ini ditunjukkan pada Gambar 15.2b dan c. Jenis kabel yang

digunakan dari dari kedua pin tersebut bergantung pada aplikasi yang akan

digunakan. Pin offset null (Gambar 15.1) akan dibahas pada bagian terakhir bab

ini.

Gambar 15.2 Tegangan Masukan Op-amp

Pengenalan IC

Ratusan jenis op-amp diproduksi oleh berbagai macam pabrik. Banyak op-amp

yang dapat diidentifikasi dengan menggunakan seven-character code ID.

Contohnya ditunjukkan pada gambar 15.3. Prefix digunakan untuk

mengidentifikasi manufaktur tertentu. Daftar dari jenis prefix yang paling banyak

digunakan ditampilkan pada Tabel 15.1. Kode designator melambangkan dua

hal, yaitu :

1. Tiga digit nomor melambangkan tipe op-amp

2. Huruf terakhir melambangkan jangkauan suhu operasi.

Contoh dari penggunaan kode suhu yang sering digunakan ditunjukkan pada

Tabel 15.2. Kode designator digunakan tidak hanya untuk menentukan tipe op-

amp, namun juga digunakan untuk untuk menentukan op-amp mana yang dapat

digantikan oleh yang lainnya. Poin ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian

troubleshoot rangkaian op-amp. Suffix dalam code ID melambangkan tipe

Page 5: Bab 15 Penguat Operasional

5

selubung luar op-amp yang digunakan. Kode suffix yang paling banyak digunakan

ditunjukkan pada Tabel 15.3.

Gambar 15.3 Kode ID Op-Amp

Tabel 15.1 Prefix Manufaktur

Tabel 15.2 Kode Temperatur

Tabel 15.3 Kode Suffix

Designator Code adalah kode IC yang menunjukkan jenis dari rangkaian dan suhu

operasi rangkaian tersebut.

Page 6: Bab 15 Penguat Operasional

6

Selubung Penguat Operasional

Op-amp tersedia dalam selubung dual-in-line (DIP), metal cans, dan surface-

mount package (SMPs). Selubung DIP dan selubung metal cans diilustrasikan

pada Gambar 15.4. Metal cans (tipe TO-5) tersedia dalam 8,10, atau 12 lead. DIP

pada op-amp biasanya memiliki 8 atau 14 pin seperti yang ditunjukkan pada

gambar. Dari tiga jenis selubung yang digunakan tadi, DIP paling banyak

digunakan.

Gambar 15.4 Selubung op-amp (sumber : Prentice Hall)

Perlu diingat bahwa jenis dari selubung sangat penting dalam memilih penguat

operasional mana yang akan diganti.

Page 7: Bab 15 Penguat Operasional

7

15.2 GAMBARAN OPERASI PENGUAT OPERASIONAL

Input dari op-amp adalah penguat diferensial. Penguat diferensial membedakan

antara input dan . Hal ini dapat dilihat pada Gambar 15.5. Perlu diingat

bahwa penguat melihat input sebagai perbedaan tegangan diantara dua input

tegangan. Rumusnya sebagai berikut :

(15.1)

Dimana = perbedaan tegangan yang akan dikuatkan

= tegangan yang dimasukan ke dalam input pembalik (inverting)

= tegangan yang dimasukan ke dalam input tak membalik (noniverting)

Penting untuk mengingat bahwa op-amp menguatkan perbedaan terminal

tegangan input.

Keluaran dari amplifier yang dihasilkan bergantung terhadap beberapa

faktor, yaitu :

1. Gain dari amplifier.

2. Hubungan polaritas antara dan .

3. Nilai dari tegangan masukan, +V dan –V.

faktor-faktor tersebut akan dibahas lebih jelas lagi pada bagian selanjutnya.

Gain Penguat Operasional

Nilai maksimum gain op-amp dilihat dari gain open-loop, AOL. Nilai dari AOL

pada umumnya lebih besar dari 10,000. Contohnya op-amp Fairchild µA741

memiliki gain open-loop 200,000.

Penguat Diferensial adalah rangkaian yang menguatkan perbedaan tegangan

antara dua input tegangan.

Page 8: Bab 15 Penguat Operasional

8

Gambar 15.5

Gambar 15.6 Feedback path Op-Amp

Dikatakan open-loop bila rangkaian tidak memiliki feedback path dari

output ke input op-amp. Feedback path adalah hubungan yang digunakan untuk

mengumpan bagian sinyal output untuk kembali lagi ke sinyal input. Rangkaian

op-amp biasanya terdiri dari satu feedback path atau lebih. Dalam Gambar 15.6,

rangkaian terdiri dari Rf yang merupakan feedback path. Ketika bagian dari sinyal

output dikembalikan ke sinyal input, seluruh nilai gain dari op-amp menjadi

berkurang. Dalam beberapa jenis rangkaian akan ditunjukkan bagaimana

menentukan gain dari tiap rangkaian. Sementara itu yang perlu diingat adalah:

1. Gain maksimum yang dihasilkan oleh op-amp adalah AOL (biasanya

10,000 atau lebih besar)

2. Nilai gain op-amp yang sebenarnya akan berkurang ketika feedback path

negatif ditambahkan diantara input dan output

Nilai gain op-amp yang tinggi adalah keuntungan dari op-amp bila

dibandingkan transistor BJT dan FET. Nilai dari Av mendekati 200,000 sangat

tidak mungkin dimiliki oleh komponen diskrit.

Page 9: Bab 15 Penguat Operasional

9

Polaritas Input/Output

Hubungan polaritas antara dan akan ditentukan apabila tegangan output op-

amp bergerak ke arah +V atau –V. Jika lebih negatif dari maka tegangan

output op-amp akan bergerak menuju +V. Hal ini digambarkan pada Gambar

15.7a. Jika lebih positif dari maka tegangan output op-amp akan bergerak

menuju –V. Hal ini digambarkan pada Gambar 15.7b. Perlu diperhatikan

hubungan antara polaritas tegangan output dengan input dalam simbol skematik.

Pada Gambar 15.7a simbol polaritas dan sesuai dengan tanda polaritas pada

simbol skematik, dan output nya positif. Pada Gambar 15.7b tanda polaritas untuk

dan tidak sesuai dengan tanda polaritas pada simbol skematik, dan output nya

negatif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan polaritas input/output op-

amp :

Ketika tegangan input sesuai dengan tanda polaritas dalam simbol

skematik, tegangan output nya positif. Ketika tidak sesuai maka output nya

negatif.

Hal ini digambarkan lebih jelas lagi pada Gambar 15.8

Gambar 15.7 Polaritas input Op-Amp

Gain Tegangan loop-terbuka, AOL : Gain maksimum yang dimungkinkan dari

sebuah Op-Amp

Page 10: Bab 15 Penguat Operasional

10

Gambar 15.8 Hubungan Polaritas Input/Output

Perlu diingat bahwa polaritas output ditentukan oleh hubungan polaritas

antara dan , bukan dengan polaritas yang terhubung ke ground. Contohnya

terdapat pada rangkaian (a) dan (c) pada Gambar 15.8. Dalam kasus ini lebih

negatif (polaritas tegangan sesuai dengan simbol polaritas), dan output nya

adalah positif. Tidak masalah nilai input postif atau negatif, yang dilihat hanya

negatif terhadap . Jika dilihat dalam rangkaian (b) dan (d), nilai lebih positif

terhdap (polaritas tegangan tidak cocok dengan simbol polaritas), sehingga

output nya negatif. Sekali lagi dan menentukan polaritas output.

Sekarang kita liat pada rangkaian (e). Pada rangkaian ini input

noninverting (+) di ground. Ketika lebih positif daripada ground, polaritas

tegangan tidak sesuai dengan simbol, maka output nya negatif. Ketika nilai

Inverting input adalah input op-amp yang menghasilkan beda fase 180 ketika

digunakan sebagai sinyal input

Noniverting input adalah input op-amp yang tidak menghasilkan

pergeseran/beda fase pada tegangan output ketika digunakan sebagai sinyal input.

Page 11: Bab 15 Penguat Operasional

11

lebih positif dari ground , polaritas tegangan sesuai dengan simbol, maka output

nya positif. Pada rangkaian ini beda fase yang terjadi antara input dan output op-

amp adalah 180. Oleh karena itu syarat noniverting diterapkan. Jika kita

menerapkan nalar yang sama pada rangkaian (f), maka akan terlihat kenapa input

dikatakan sebagai noninverting.

Terdapat cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan polaritas

tegangan output dari tegangan input yang diberkan. Dapat diingat pada persamaan

(15.1) dapat diketahui nilai perbedaan tegangan input adalah :

Ketika hasil dari persamaan diatas positif, maka output op-amp akan bernilai

positif. Ketika hasil dari persamaan diatas negatif, maka output nya akan bernilai

negatif. Hal ini digambarkan pada Contoh 15.1.

CONTOH 15.1

Tentukan polaritas tegangan output rangkaian (a) dan (b) pada Gambar 15.8

menggunakan persamaan (15.1).

Solusi: Untuk rangkaian (a)

Karena bernilai positif maka output op-amp akan bernilai positif. Untuk

rangkaian (b),

Page 12: Bab 15 Penguat Operasional

12

Karena bernilai negatif maka output op-amp akan bernilai negatif.

SOAL LATIHAN 15.1

Dengan menggunakan persamaan (15.1), tentukan nilai polaritas tegangan output

untuk rangkaian (c) dan (d) pada Gambar 15.8

Jika dibandingkan, polaritas yang didapatkan dengan persamaan diatas. Hasil

yang didapat pada contoh 15.1 sama seperti yang diterapkan pada persamaan 15.1.

Dalam menentukan polaritas menggunakan analisis kecocokan antara

polaritas tegangan dengan tanda polaritas pada simbol skematik (metode

observasi) memang lebih sulit bila dibandingkan dengan menggunakan persamaan

15.1. Menentukan polaritas dengan persamaan 15.1 terasa lebih mudah. Alasan

mengapa digunakan dua metode dalam menentukan polaritas yaitu karena tiap

metode lebih mudah digunakan dalam keadaan tertentu yang berbeda. Ketika

menganalisa diagram skematik rangkaian op-amp, maka akan lebih mudah

menganalisis dengan menggunakan analisis matematis (persamaan 15.1). Ketika

akan men-troubleshooting rangkaian op-amp menggunakan osiloskop maka akan

lebih mudah menganalisis menggunakan metode observasi. Metode ini lebih

mudah digunakan karena kita tidak perlu mencari besarnya nilai tegangan yang

tepat. Kita hanya cukup menentukan hubungan polaritas pada input, lalu kita

dapat mengobservasi polaritas tegangan outputnya.

Dari poin diatas kita dapat dengan mudah menyelesaikan persoalan tanpa

perlu memperhitungkan efek dari nilai output +V dan –V pada op-amp. Seperti

yang telah dijelaskan sebelumnya, masukan pin dapat diatur menjadi nilai yang

berbeda-beda. Sekarang akan dilihat efek dari +V dan –V pada tegangan output

op-amp.

Page 13: Bab 15 Penguat Operasional

13

Tegangan Masukan

Tegangan masukan (+V dan –V) menentukan limit swing tegangan output. Gain

atau kekuatan sinyal input, serta output yang tidak dapat mencapai nilai kurang

dari +V atau –V tidak menjadi masalah. Contohnya dengan menghitung rangkaian

yang ditunjukkan pada Gambar 15.9. Rangkaian (a) memiliki tegangan masukan

15 V. Dengan menganggap output dapat membuat transisi penuh antara +V dan

–V, output tidak menjadi lebih positif dari +15 V atau lebih negatif dari -15 V.

Untuk rangkaian (b), nilai output akan dibatasi hingga +5 V pada transisi postif

dan -5 V transisi negatif. Output pada rangkaian (c) akan membatasi pada +10 V

dan ground, sementara itu output pada rangkaian (d) akan membatasi pada ground

dan -10V.

Gambar 15.9 Tegangan Masukan Op-Amp

Dalam praktik nya tegangan puncak output tidak akan mencapai +V atau –

V. Alasannya yaitu karena jatuh tegangan yang terjadi antara komponen tegangan

output pada rangkaian op-amp. (seperti yang dijelaskan pada Gambar 15.a).

Limit sesungguhnya pada Vout bergantung pada op-amp yang digunakan

dan nilai resistansi bebannya. Untuk contohnya dapat dilihat pada daftar

spesifikasi op-amp µA741 dibawah ini :

Page 14: Bab 15 Penguat Operasional

14

Untuk op-amp ini, dengan sumber tegangan 15 V, output nya akan

dibatasi menjadi 14 V jika nilai resistornya 10 kΩ atau lebih, dan outputnya

menjadi 13 V jika nilai resistornya antara 2 sampai 10 kΩ. Perlu diingat bahwa

14 V menampilkan tegangan puncak (peak to peak) 28 V dan 13 V

menampilkan tegangan puncak 26 V.

Apa yang akan terjadi jika nilai resistansi beban kurang dari 2 kΩ? Daftar

spesifikasi dari µA741 terdiri dari grafik yang menunjukkan tegangan output

maksimum sebagai fungsi dari resistansi beban. Grafik ini ditunjukkan pada

Gambar 15.10. Perlu diingat bahwa tegangan outputnya adalah tegangan puncak.

Dari kurva tersebut juga didapatkan tegangan masukan sebesar 15 V. Tegangan

output maksimum yang diberikan resistansi beban dapat ditentukan dengan

mencari besarnya nilai hambatan tersebut pada sumbu x dan menentukan nilai

yang sesuai dari tegangan output maksimum. Contohnya, resistansi beban 200 Ω

akan membatasi tegangan output puncak menjadi 10 V atau 5 V.

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana caranya menentukan

maksimum swing output ketika sumber tegangan diatur menjadi lebih dari 15

V?

Gambar 15.10 Tegangan output sebagai fungsi resistansi beban

Page 15: Bab 15 Penguat Operasional

15

Gambar 15.11 Tegangan output sebagai fungsi tegangan masukan

Grafik dari swing tegangan output dengan tegangan input µA741 ditunjukkan

pada Gambar 15.11. Seperti yang dapat dilihat dari gambar tersebut, tegangan

output maksimum bertambah seiring bertambahnya nilai tegangan input. Biasanya

tabel berikut dapat digunakan dalam pemakaian 741 :

Contohnya, dengan menghitung rangkaian pada Gambar 15.12. Tegangan

masukan sebesar 10 V dan terdapat ground. Jika nilai RL adalah 10 kΩ atau lebih,

maka maksimum swing output bernilai dari +9 V hingga +1 V. Jika resistansi

beban bernilai antara 2 sampai 10 kΩ, maka swing tegangan output bernilai dari

+8 hingga +2 V.

Putting It All Together

Kita telah menghitung faktor dari gain hubungan polaritas V2-V1, resistansi beban,

dan tegangan masukan pada operasi op-amp. Pada bagian ini akan dibahas

contoh-contoh dari faktor-faktor tersebut. Pada tiap contoh, nilai gain diasumsikan

menjadi nilai yang paling mudah. Pada bab selanjutnya akan ditunjukkan

bagaimana caranya menentukan nilai gain dari tiap rangkaian

Page 16: Bab 15 Penguat Operasional

16

Gambar 15.12

CONTOH 15.2

Gambar 15.13

Tentukan nilai tegangan puncak output pada rangkaian yang ditunjukkan Gambar

15.3. Tentukan juga nilai output maksimum pada op-amp. Diasumsikan nilai gain

150.

Solusi : Karena input noninverting di-ground-kan, nilai dari adalah 0 V.

Perbedaan tegangannya sebagai berikut

Dengan mengubah tegangan puncak input dari 50 m Vpk menjadi 100 m Vpp,

tegangan pucak output dihitung sebagai berikut

Page 17: Bab 15 Penguat Operasional

17

m Vpp)

Vpp

Karena resistansi bebannya sebesar 10Ω, dapat ditentukan nilai maksimum output

puncak yang mungkin menggunakan petunjuk yang digunakan pada 741 yang

telah dibahas sebelumnya. Oleh karena itu, nilai puncak maksimum positif dan

negatif sebagai berikut

(maksimum)

dan

(maksimum)

LATIHAN SOAL 15.2

Rangkaian op-amp memiliki nilai sebagai berikut: = 12 V, = -12 V,

20 m Vpk, V (ground), dan 140 V. Tentukan nilai rangkaian

CONTOH 15.3

Tentukan nilai maksimum untuk rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar

15.14. Asumsikan nilai gain amplifier sebesar 200.

Page 18: Bab 15 Penguat Operasional

18

Gambar 15.4

Solusi: Langkah pertama yang digunakan untuk menentukan nilai maksimal

tegangan output yang mungkin. Resistansi beban sebesar 2 hingga 10 kΩ, nilai

puncak output dapat dihitung sebagai berikut,

(maksimum)

dan

(maksimum)

Nilai maksimum dari tegangan output puncak akan dibedakan menjadi dua nilai, 8

V. Dengan membagi nilai ini dengan gain maka nilai puncak yang

diperbolehkan sebagai berikut :

mVPP

LATIHAN SOAL 15.3

Page 19: Bab 15 Penguat Operasional

19

Tentukan nilai maksimum tegangan input puncak yang diperbolehkan untuk

amplifier yang digambarkan pada Latihan Soal 15-2. Asumsikan nilai resistansi

beban sebesar 20 kΩ

CONTOH 15.4

Tentukan nilai maksimum output puncak pada rangkaian gambar 15.15. Tentukan

juga nilai maksimum . Asumsikan jika nilai gain amplifier sebesar 121

Gambar 15.15

Solusi : Karena resistansi beban kurang dari 2 kΩ, maka pastikan dulu jika swing

tegangan output tidak dibatasi oleh beban. Lihatlah grafik pada Gambar 15.10.

Maksimum swing tegangan output yang mungkin dengan besar beban 1.5 kΩ

yaitu sebesar 26 Vpp, atau ± 13 Vpk. Karena tegangan masukan dibawah nilai ini,

maka dapat diasumsikan beban tidak akan memberikan efek terhadap swing

tegangan output. Dengan demikian dapat ditentukan nilai output maksimal

menggunakan aturan untuk beban dibawah 10 kΩ.

(maksimum)

dan

(maksimum)

Page 20: Bab 15 Penguat Operasional

20

Dan nilai maksimum Vpp sebesar 4 V. Dengan menggunakan nilai ini, nilai

maksimum input Vpp dihitung sebagai berikut

mVPP

LATIHAN SOAL 15.4

Tentukan nilai tegangan input puncak yang mungkin pada amplifier yang

digambarkan pada Latihan Soal 15.2. Asumsikan resistansi beban pada rangkaian

sebesar 1 kΩ. Gunakan kurva yang terdapat pada Gambar 15.10 untuk

menentukan efek dari resistansi beban pada limit tegangan output op-amp.

Secara kebetulan, pada rangkaian Gambar 15.15 input dimasukkan ke

terminal noninverting, sementara itu rangkaian pada Gamabr 15.13 dan 15.14

memiliki input yang dimasukkan ke terminal inverting. Perbedaan utama pada

rangkaian yang terdapat pada Gambar 15.15 dan dua rangkaiannya lagi yaitu tidak

adanya beda fase tegangan dari input terhadap output. Rangkaian pada Gambar

15.13 dan Gambar 15.14 keduanya memiliki beda fase tegangan sebesar 180° dari

input terhadap output.

Poin lain yang didapat yaitu konfigurasi rangkaian ditunjukkan pada

Gambar 15.13 dan 15.14 adalah jenis op-amp common-emitter. Rangkaian ini

memiliki komponen lebih sedikit jika dibandingkan dengan penguat bias pembagi

tegangan. Hal ini adalah salah satu keuntungan lain menggunakan rangkaian op-

amp dibanding rangkaian komponen diskrit. Rangkaian op-amp hanya

membutuhkan komponen eksternal untuk mengerjakan operasi yang diinginkan.

Page 21: Bab 15 Penguat Operasional

21

15.3 PENGUAT DIFERENSIAL DAN SPESIFIKASI OP-AMP

Dioda, BJT, dan FET semuanya memiliki parameter dan karakteristik yang

mempengaruhi cara kerjanya. Pada op-amp tidak terdapat pengecualian. Oleh

karena itu parameter dan karakteristik pada op-amp tidak perlu diperhatikan lagi,

sehingga dapat dipelajari konsep dasar cara kerja op-amp tanpa mempelajari detail

dari op-amp.

Untuk memahami beberapa karakteristik op-amp, diperlukan untuk

memahami operasi dari rangkaian input. Rangkaian input ini dikendalikan oleh

input inverting dan noninverting, yang disebut penguat diferensial. Pada bagian

ini akan diperlihatkan operasi dari penguat diferensial dan selanjutnya akan

dipelajari karakteristik op-amp yang paling umum digunakan.

Penguat Diferensial Dasar

Penguat diferensial adalah rangkaian yang menerima dua input dan

menghasilkan output yang sesuai dengan perbedaan nilai inputnya. Penguat

diferensial dasar ditunjukkan pada Gambar 15.16. Perlu diingat bahwa input yang

masuk ke Q2 dinamakan noniverting input (NI), dan input yang masuk ke Q1

dinamakan inverting input (I).

Idelanya, Q1 dan Q2 memiliki karakteristik yang hampir sama. Karena

keduanya merupakan silikon tunggal. Transistor pada gambar rangkaian tersebut

juga memiliki karakteristik yang sama. Pada rangkaian tersebut kedua hambatan

pada emitter bernilai sama. Sementara itu kedua input di-ground-kan. Seperti yang

ditunjukkan Gambar 15.16 :

(15.2)

Penguat Diferensial adalah rangkaian input pada op-amp yang

dikendalikan oleh input inverting dan noninverting. Rangkaian ini menghasilkan

output yang sesuai dengan perbedaan inputnya.

Page 22: Bab 15 Penguat Operasional

22

Gambar 15.16 Rangkaian Dasar Penguat Diferensial

Catatan : Ground yang terhubung pada gambar diatas tidak ada hubungannya dengan

pembahasan kali ini, Basis pada transistor bisa terhubung atau tidak terhubung ke ground.

Karena kedua arus emitter melawati RE,

(15.3)

dimana

(15.4)

Dengan mengasumsikan arus basis diabaikan,

dan

Ketika kedua arus kolektor dan kedua hambatan kolektor bernilai sama, maka

Page 23: Bab 15 Penguat Operasional

23

(15.5)

dan karena , maka tegangan output dari penguat diferensial juga 0 V

.

Sekarang perhatikan hal yang terjadi jika memasukkan sinyal ke dalam

input inverting yang ditunjukkan pada gambar 15.17a. Ketika input berubah

menjadi positif, arus yang melewati Q1 bertambah. Dengan menganggap nilai

konstan, pertambahan menyebabkan berkurang. Pertambahan

menyebabkan jatuh tegangan yang menyebabkan bertambah dan

berkurang. Disaat yang sama, pengurangan pada menyebabkan jatuh tegangan

pada sehingga menurun, dan bertambah. Dengan menganggap sinyal

output (Vout ) diambil dari output 1 (dengan output 2 sebagai referensi), maka

dapat ditentukan pergantian output menjadi negatif seperti yang ditunjukkan pada

gambar.

Gambar 15.17 (a) Inverting Input. (b) Noninverting input

Ketika input pada Gambar 15.17a menjadi negatif, berkurang dan

bertambah. Pada kejadian ini arus menyebabkan bertambah dan

berkurang. Perubahan ini menyebabkan nilai Vout bertambah, seperti yang

Page 24: Bab 15 Penguat Operasional

24

ditunjukkan pada gambar. Oleh karena itu beda fase antara tegangan output dan

tegangan input sebesar 180°.

Pada gambar 15.17b, input positif menyebabkan bertambah dan

berkurang . Seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya, perubahan ini

menyebabkan nilai output 1 yang dihasilkan menjadi positif. Negatif input yang

masuk menyebabkan berkurang dan bertambah. Perubahan ini

menyebabkan output 1 berubah menjadi negatif. Oleh karena itu, tegangan input

dan output pada kasus ini menjadi sefase.

Mode Operasi

Berikut ini merupakan 3 model dasar untuk penguat diferensial :

1. Single-ended mode. Penguat diferensial beroperasi dengan Single-ended

mode yaitu ketika sinyal aktif dimasukkan hanya ke dalam satu input,

seperti yang ditunjukkan Gambar 15.17. Sinyal inaktif dihubung secara

langsung ke ground melalui resistor. Berdasarkan dari jenis input yang

aktif, penguat diklasifikasikan menjadi inverting amplifier (Gambar

15.17b) dan noninverting amplifier (Gambar 15.17b).

2. Differential mode. Untuk operasi diferensial, dua sinyal aktif dimasukkan

ke penguat. Besarnya nilai dan polaritas output melambangkan hubungan

antara dua input, yang digambarkan pada bab sebelumnya.

3. Common-mode operation terjadi ketika dua sinyal yang dimasukkan ke

penguat diferensial memiliki amplitudo, frekuensi, dan fase yang sama.

Pada jenis ini, ketika diukur antara output 1 dan output 2 , nilai output nya

bernilai nol. Output pada Q1 dan Q2 akan mebatalkan aksi inverting Q1 dan

aksi noniverting Q2. Keuntungan dari output jenis ini yaitu tidak ada noise

atau sinyal yang tidak diinginkan yang mucul pada input penguat dan

output penguat. Sinyal yang tidak diinginkan pada output penguat akan

menyebabkan distorsi. (Hal ini akan dibahas lebih mendalam lagi pada

bagian ini.)

Page 25: Bab 15 Penguat Operasional

25

Gambar 15.18

Gambar 15.19 Menambahkan sebuah tegangan input offset

Tegangan Offset Output

Walaupun berbagai transistor yang terdapat pada penguat diferensial

hampir sama, namun ada beberapa perbedaan pada karakteristiknya. Salah satunya

adalah perbedaan yang ditemukan pada nilai yang terdapat pada dua transistor

tersebut. Ketika , ketidakseimbangan tersebut menyebabkan penguat

diferensial menghasilkan tegangan offset output. Kondisi ini digambarkan pada

Gambar 15.18. Perlu diingat jika input op-amp di-ground-kan, maka output nya

merupakan tegangan yang terukur. Tegangan ini mengakibatkan

ketidakseimbangan pada penguat diferensial, yang menyebabkan tidak ada

transistor yang menyalurkan arus.

Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan

tegangan offset output. Salah satunya yaitu dengan cara memasukkan tegangan

offset input, , diantara terminal input op-amp, seperti yang ditunjukkan Gambar

Page 26: Bab 15 Penguat Operasional

26

15.19. Nilai dari akan menghilangkan nilai dari tegangan offset output seperti

pada persamaan berikut :

(15.6)

Cara lain yang digunakan untuk menghilangkan tegangan offset output

yaitu dengan menghubungkan pin offset null op-amp seperti yang ditunjukkan

pada Gambar 15.20. Ketika off null digunakan, daya dimasukkan pada rangkaian

dan potensiometer akan bertambah untuk menghilangkan offset output.

Gambar 15.1 menunjukkan bahwa pin offset null terhubung (secara tidak

langsung) ke input penguat diferensial. Ketika penambahan tersebut sesuai,

rangkaian offset null akan membetulkan ketidakseimbangan pada penguat

diferensial yang menyebabkan output op-amp bernilai 0 V. Seperti yang akan

dibahas selanjutnya, pin offset null jarang digunakan. Dalam beberapa aplikasi

operasi kritis pada op-amp tidak diperlukan. Dalam aplikasi lain, terdapat

berbagai macam cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan tegangan offset

output.

Gambar 15.20 Hubungan offset null pada op-amp 741

Tegangan Offset Output : Tegangan yang mungkin muncul pada output sebuah

Op-Amp; disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam penguat diferensial

Tegangan Offset Input : Tegangan yang diberikan di antara input terminal untuk

menghilangkan tegangan offset output

Page 27: Bab 15 Penguat Operasional

27

Arus Offset Input

Ketika tegangan offset output pada op-amp dihilangkan (seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 15.19 atau 15.20), terdapat perbedaan yang sangat tipis

antara arus ke noniverting input dan arus ke inverting input dan .

Perbedaan ini disebut arus offset input, yang disebabkan ketidakcocokan antara

nilai beta transistor pada op-amp. Perlu diingat bahwa tidak ada cara untuk

memprediksi mana arus input yang akan lebih besar ketika tegangan offset output

dihilangkan.

Arus Input Bias

Input yang masuk ke op-amp memerlukan beberapa arus yang dibiaskan

untuk BJT pada penguat diferensial. Nilai average quiescent untuk arus dc biasing

digambarkan oleh sinyal input dari op-amp yang disebut rating arus input bias.

Untuk µA741, rating nya berkisar antara 80 nA (rata-rata) hingga 500 nA

(maksimum). Hal ini berarti sinyal input op-amp digambarkan antara 80 nA

hingga 500 nA dari rangkaian luar ketika tidak ada sinyal aktif yang dimasukkan

ke dalam perangkat.

Faktanya kedua transistor pada penguat diferensial memerlukan arus input

biasing sesuai aturan berikut : Op-amp tidak akan menghasilkan output yang

diinginkan jika kedua input nya terbuka. Contohnya yaitu pada rangkaian Gambar

15.21. Input noniverting seperti yang ditunjukkan pada gambar, antara op-amp

dan ground terbuka. Rangkaian yang terbuka ini tidak mengizinkan arus biasing

dc yang dibutuhkan beroperasi pada penguat diferensial. (Transistor yang

berhubungan dengan inverting input akan bekerja, namun tidak berasosiasi

dengan noninverting input). Karena penguat diferensial tidak akan bekerja, maka

seluruh rangkaian op-amp juga tidak akan bekerja. Oleh karena itu jalur arus input

bias harus tersedia untuk kedua input op-amp.

Page 28: Bab 15 Penguat Operasional

28

Common-Mode Rejection Ratio (CMMR)

Sinyal common-mode identik dengan sinyal yang muncul secara serentak

pada dua input op-amp. Contohnya yaitu dua sinyal common-mode yang

ditunjukkan pada Gambar 15.22.

Gambar 15.21 Input yang terbuka membuat op-amp tidak bekerja

Gambar 15.22 Sinyal Common-mode

Jika dua sinyal terjadi disaat yang bersamaan dan memiliki amplitudo

yang sama, op-amp yang baik tidak akan menanggapi sinyal tersebut. Ingatlah

bahwa op-amp dirancang untuk merespon dua sinyal input yang berbeda. Jika

tidak terdapat perbedaan pada dua sinyal input yang masuk, maka op-amp tidak

akan menghasilkan output.

Arus offset input adalah perbedaan kecil pada arus input yang disebabkan

perbedaan pada rating beta transistor.

Arus input bias adalah Nilai rata-rata quiescent dari arus dc biasing yang

terlihat pada sinyal input op-amp

Page 29: Bab 15 Penguat Operasional

29

Ukuran kemampuan op-amp untuk mengabaikan sinyal common-mode

disebut common-mode rejection ratio (CMRR). Secara teknis CMRR

merupakan rasio dari differential-mode gain terhadap common-mode gain.

Contohnya, mari mengasumsikan jika op-amp pada Gambar 15.22 memeiliki

differential-mode tegangan 1500. Selain itu diasumsikan juga op-amp memiliki

gain common-mode 0,01. Rasio common-mode rejection dari op-amp akan

ditentukan sebagai berikut :

CMRR = 1500 : 0,01

= 150,000 :1

Angka ini menunjukkan bahwa gain menyediakan perbedaan antara input

sebesar 150,000 kali sebesar gain yang dihasilkan pada kedua sinyal common-

mode.

Kemampuan op-amp untuk menolak sinyal common-mode merupakan hal

yang penting. Sinyal common-mode biasanya disebut sebagai sinyal yang tidak

diinginkan, yang disebabkan oleh gangguan luar. Contohnya yaitu sinyal RF yang

diambil oleh input op-amp akan dianggap sebagai sinyal yang tidak diinginkan.

Common-mode rejection ratio yang dihasilkan oleh op-amp biasanya

dalam satuan decibels atau dB. Contohnya, op-amp µA741 memiliki rasio

common-mode rejection 70 dB. Ini berarti sinyal diferensial input akan memiliki

gain paling kecil sebesar 3163 kali sebesar gain pada sinyal common-mode.

Common-mode signals : Sinyal identik yang muncul secara terus-menerus pada

kedua input Op-Amp

Common-mode rejection ratio (CMRR) : Perbandingan antara gain diferensial dan

gain common-mode

Sinyal common-mode terkadang dianggap sebagai sinyal yang tidak diinginkan

Page 30: Bab 15 Penguat Operasional

30

Rasio Power Supply Rejection

Rasio power supply rejection adalah rating yang menunjukkan seberapa

banyak output dari op-amp yang akan berubah ketika tegangan masukan berubah.

µA741 memilki power supply rejection maksimum sebesar 150 µV/V. Hal in

berarti tegangan dc output dari op-amp akan diubah tidak lebih besar dari 150 µV

ketika tegangan power supply berubah sebesar 1 V. Jika tegangan masukan op-

amp berubah sebesar 3 V, maka tegangan dc output akan berubah tidak lebih

besar dari 3 x 150 µV = 450 µV.

Arus Output Short-Circuit

Bagian dalam op-amp dilindungi dari arus yang berlebihan akibat hubung

singkat. Rating arus output short-circuit dari op-amp yaitu sebesar nilai arus

output maksimum ketika beban dihubung singkat. Untuk µA741 ratingnya sebesar

25 mA. Oleh karena itu pada beban 0 , arus output dari op-amp tidak akan lebih

dari 25 mA. Ingatlah bahwa proteksi hubung singkat (short circuit) dilakukan oleh

R9 dan R10 (seperti yang ditunjukkan pada Gambar 15.1) pada op-amp 741.

Rating hubung singkat membantu untuk menjelaskan kenapa tegangan

output dari op-amp turun ketika resistansi beban berkurang. Contohnya seperti

rangkaian pada Gambar 15.23. Resistansi beban sebesar 50 Ω. Anggaplah op-amp

memiliki arus output maksimum 25 mA, maka nilai maksimum tegangan pada

beban sebagai berikut :

Rasio Power Supply Rejection : Rasio perubahan tegangan output dan perubahan

tegangan input

Arus Output Short-Circuit : Arus output maksimum dari sebuah Op-Amp

Page 31: Bab 15 Penguat Operasional

31

Dapat diketahui bahwa hasilnya kurang dari masukan V yang

membatasi tegangan output. Kapan saja digunakan resistansi beban yang nilainya

kurang dari resistansi output op-amp, nilai dari arus hubung singkat akan

menurunkan nilai tegangan output maksimum.

Gambar 15.23

Slew Rate

Slew rate pada op-amp merupakan suatu ukuran seberapa cepat tegangan

output dapat berubah terhadap tegangan input. Slew rate pada µA741 sebesar 0,5

V/µs. Hal ini berarti output dari op-amp dapat berubah sebesar 0,5 V tiap

detiknya. Karena frekuesi berhubungan dengan waktu, maka slew rate dapat

digunakan untuk menentukan nilai frekuensi kerja maksimum op-amp.

(15.7)

Slew rate adalah seberapa cepat tegangan output op-amp dapat berubah.

Lab Reference : slew rate op-amp dihitung pada Latihan 33.

Page 32: Bab 15 Penguat Operasional

32

CONTOH 15.5

Tentukan frekuensi maksimum operasi rangkaian pada Gambar 15.24

Gambar 15.24

Solusi : Nilai tegangan output puncak untuk rangkaian ini yaitu sekitar 8 V.

Dengan menggunakan nilai ini sebagai pada persamaan (15.7), frekuensi

maksimum operasi pada amplifier dihitung sebagai berikut

LATIHAN SOAL 15.5

Op-amp dengan slew rate 0.4 V/µs memiliki output 10 Vpk. Tentukan frekuensi

maksimum operasi untuk komponen tersebut.

Page 33: Bab 15 Penguat Operasional

33

CONTOH 15.6

Amplifier pada Gambar 15.24 digunakan untuk menguatkan sinyal input terhadap

tegangan puncak output 100 mV. Berapakah frekuensi maksimum operasinya?

Solusi : Dengan menggunakan 100 mV sebagai tegangan puncak output,

dihitung seperti berikut

LATIHAN SOAL 15.6

Nilai tegangan puncak output op-amp pada Latihan Soal 15.5 dikurangi menjadi 2

Vpk. Tentukan frekuensi maksimum operasinya.

Contoh 15.5 dan 15.6 memperlihatkan bagaimana op-amp dapat bekerja

pada frekuensi yang lebih tinggi ketika menggunakan sinyal yang kecil dibanding

menggunakan sinyal yang besar.

Efek dari kerja op-amp ketika beroperasi pada nilai diatas dapat

dilihat pada Gambar 15.25. Gambar ini menunjukkan distorsi yang disebabkan

sinyal output op-amp. Dalam kedua kasus tersebut terlihat bahwa input berubah

pada rate yang lebih tinggi dari nilai yang bisa ditangani op-amp. Ketika hal ini

terjadi, output dari op-amp berubah lebih lambat dibandingkan input op-amp, dan

hasilnya yaitu munculnya distorsi. Distorsi dapat dihilangkan dengan cara

Page 34: Bab 15 Penguat Operasional

34

mengurangi frekuensi input dengan menggunakan op-amp yang memiliki

kapatibilitas frekuensi yang lebih tinggi. Distorsi dapat dihilangkan dengan cara

mengurangi besar tegangan puncak pada output op-amp. Jika nilai gain dikurangi,

maka tegangan puncak pada output juga berkurang. Seperti yang ditunjukkan

Gambar 15.6, pengurangan nilai tegangan puncak output mengakibatkan nilai

frekuensi kerja op-amp lebih tinggi.

Resistansi Input/Output

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, op-amp biasanya memiliki

resistansi input yang tinggi dan resistansi output yang rendah. Masing-masing

nilai untuk µA741 sebesar 2 MΩ dan 75 Ω. Resistansi input yang tinggi dan

resistansi output yang rendah pada op-amp hampir sama dengan karakteristik

tegangan ideal amplifier, yaitu resistansi input yang tak terhingga dan resistansi

output yang bernilai nol.

Gambar 15.25. Distorsi slew-rate

Page 35: Bab 15 Penguat Operasional

35

Gambar 15.26 Kurva performa op-amp µA741

(Sumber : Fairchild, divisi National Semiconductor)

Page 36: Bab 15 Penguat Operasional

36

Putting It All Together

Telah ditunjukkan beberapa karakteristik operasi op-amp pada bagian ini.

Sekarang akan dibahas bagaimana hal-hal tersebut berhubungan satu sama

lainnya. Seperti yang terlihat pada Gambar 15.26. Karakteristik dasar op-amp

tidak bergantung satu sama lainnya. Table 15.4 diperoleh berdasarkan Gambar

15.26. Seperti yang terbaca pada penjelasan tiap karakteristik, menunjuk kembali

ke grafik untuk memverifikasi komponen. Grafik memberikan acuan yang

diberikan pada tanda kurung setelah kalimat.

Kalimat berikut akan menjelaskan sebab dan akibat pada grafik 741 :

1. Tegangan masukan bertambah, maka :

Gain tegangan open-loop bertambah

Kemungkinan swing tegangan output bertambah

Konsumsi komponen daya berubah

Variasi arus offset input sangat sedikit

2. Frekuensi bertambah, maka :

Mengurangi swing tegangan output (f>10 kHz)

Mengurangi gain tegangan open-loop

Mengurangi resistansi input (f>10 kHz)

Menambah resistansi output (f>100 kHz)

3. Ambient temperature bertambah, maka :

Arus bias input berkurang

Resistansi input bertambah

Output arus hubung singkat berkurang

Sebab dan akibat diatas dapat menjadi acuan ketika akan merancang

rangkaian di lab atau akan men-troubleshooting op-amp.

Page 37: Bab 15 Penguat Operasional

37

Tabel 15.4 Karakteristik Op-amp

Gambar 15.27 Daftar Spesifikasi µA741

(Sumber : Fairchild, divisi National Semiconductor)

Page 38: Bab 15 Penguat Operasional

38

Karakteristik Op-Amp yang Lain

Gambar 15.27 menunjukkan karakteristik dari µA741. Seperti yang dapat

dilihat spesifikasi, tiap baris diatas berisi tentang karakteristik yang telah dibahas

sebelumnya. Sekarang akan dibahas empat karakteristik tambahan yang terdapat

pada daftar diatas.

Tegangan input menandakan nilai maksimum yang dapat diterima op-amp

tanpa merusak komponen dalam penguat diferensial. Nilai minimum µA741

adalah 12 V. Jika kedua input dikendalikan diluar nilai ini, maka penguat

menjadi rusak.

Nilai gain tegangan yang besar adalah nilai gain tegangan pada op-amp.

Nilai dari AOL untuk µA741 biasanya sekitar 200,000. Hal ini sesuai dengan

kalimat sebelumnya bahwa op-amp memiliki kapabilitas gain tegangan yang

sangat tinggi.

Arus masukan menandakan arus quiescent yang terlihat pada supply daya.

Ketika µA741 tidak memiliki sinyal input, maka supply daya maksimalnya

sebesar 2,8 mA dari +V dan –V.

Konsumsi daya menandakan jumlah daya yang hilang ketika quiescent

state. Rating daya yang hilang µA741 memiliki nilai maksimum 85 mW.

Terdapat dua rating yang belum tercakup, yaitu bandwidth dan respon

transien. Bandwidth telah dibahas pada Bab 14. Respon transien akan dibahas

Page 39: Bab 15 Penguat Operasional

39

pada Bab 19. Pada bagian selanjutnya akan dibahas dua rangkaian operasi dasar

op-amp, yaitu penguat inverting dan penguat noninverting.

15.4 PENGUAT INVERTING

Dari banyak contoh yang telah dibahas, kita menggunakan rangkaian op-

amp yang menggunakan satu input resistor (Ri) dan satu resistor feedback (Rf).

Amplifier ini merupakan rangkaian dasar amplifier, dimana op-amp ekuivalen

dengan rangkaian common-emitter dan common-source. Operasi dari inverting

amplifier ditunjukkan pada gambar 15.28.

Gambar 15.28 Operasi Amplifier Inverting

Amplifier inverting : Rangkaian Op-Amp yang menghasilkan sinyal yang

memiliki beda fase 180˚

Lab Reference : Operasi dari penguat inverting ditunjukkan pada Latihan 29

Page 40: Bab 15 Penguat Operasional

40

Kunci dari operasi penguat inverting terletak pada perbedaan input nya.

Input ini ditunjukkan pada Gambar 15.28. Dengan menganggap dua transistor

bersesuaian, maka nilai dan akan bernilai hampir sama. dan akan

berbeda beberapa milivolt saja.

Sekarang mari mengidealkan rangkaian diferensial. Disini akan

diasumsikan dan bernilai sama. Sekarang lihatlah pada Gambar 15.28. Jika

tegangan antara dua input bernilai sama, dan noniverting input di ground, maka

noniverting input juga di ground. Virtual ground ini disebabkan nilai dan

yang hampir sama besarnya, dan noninverting input yang di ground.

Dengan input op-amp pada virtual ground, maka total tegangan input akan

ditentukan melalui Ri. Total tegangan output dapat ditentukan melalui Rf.

Hubungan ini ditunjukkan oleh Gambar 15.28b.

Ketika muncul pada resistor feedback maka nilainya dapat ditentukan

sebagai berikut : (15.8)

Karena muncul pada resistor input, nilainya dapat ditentukan sebagai berikut :

(15.9)

Karena op-amp memiliki impedansi input yang sangat tinggi, op-amp memiliki

arus input yang bernilai hampir nol (seperti yang ditunjukkan Gambar 15.28c).

Oleh karena itu , dan persamaan 15.8 dapat ditulis sebagai berikut :

(15.10)

Gain tegangan (Av) dari perbandingan tegangan output dan tegangan input,

dengan rumus :

Page 41: Bab 15 Penguat Operasional

41

Karena dan , maka persamaan diatas dapat ditulis :

atau

(15.11)

Untuk penguat inverting, untuk menentukan gain dapat diperoleh hanya

dengan cara membagi nilai dengan nilai . Pada Bab sebelumnya dibahas

darimana asal nilai gain didapatkan. Pada tiap kasus, nilai dari kurang lebih

sama dengan nilai .

Catatan : Nilai dari untuk inverting amplifier biasanya ditulis sebagai

nilai negatif untuk menandakan pergeseran fase 180˚

Lab Reference: Hubungan nilai resistor dengan nilai gain tegangan yang

ditunjukkan pada Latihan 29

Open-loop voltage gain adalah gain op-amp yang tidak memiliki

feedback path

Closed-loop voltage gain ) adalah gain op-amp yang memiliki

feedback path, nilainya selalu lebih rendah dari

Pertimbangan praktik : Gain dari inverting amplifier ditentukan dari rasio

terhadap . Nilai lebih diinginkan karena akan menghasilkan gain tegangan

yang tinggi. Namun dengan menurunkan nilai dapat menurunkan nilai

impedans input. Oleh karena itu, menaikkan nilai gain tegangan biasanya dengan

cara menaikkan nilai .

Page 42: Bab 15 Penguat Operasional

42

Sekarang akan dibahas rangkaian dasar op-amp. Gain tegangan open-loop

pada op-amp adalah gain yang diukur ketika tidak ada feedback path

(hubungan fisik) antara output dan input rangkaian. Ketika terdapat feedback path,

seperti hubungan pada penguat inverting, mengakibatkan timbulnya gain

tegangan closed-loop, .

Impedansi Input Amplifier

Ketika op-amp memiliki nilai impedansi input yang sangat tinggi, maka

penguat inverting tidak memilikinya. Alasannya dapat dilihat pada Gambar 15.28.

Pada gambar ini ditunjukkan sumber tegangan menganggap resistansi input (

menuju virtual ground. Oleh karena itu, impedansi input amplifier dapat

ditentukan sebagai berikut :

(15.12)

Nilai dari selalu lebih kecil dari impedansi input op-amp. Oleh karena

itu, seluruh impedansi input dari penguat inverting juga akan bernilai lebih rendah

dari impedansi input op-amp.

Impedansi Output Amplifier

Perhatikanlah rangkaian pada Gambar 15.29, terlihat bahwa impedansi

output inverting amplifier merupakan rangkaian paralel dari dan impedansi

output op-amp itu sendiri. Karena nilai lebih besar dari , maka impedansi

output diasumsikan sama dengan nilai rating op-amp.

Page 43: Bab 15 Penguat Operasional

43

Gambar 15.29

Penguat CMRR

Pada bagian terakhir ini, common-mode rejection ratio (CMRR) dari op-

amp ditetapkan sebagai rasio diferensial gain terhadap common-mode gain

( ). Ketika diferensial gain pada inverting amplifier ( ) jauh lebih kecil dari

diferensial gain op-amp ), CMRR dikatakan sebagai rasio dari closed-loop

gain terhadap common-mode gain. Dengan rumus,

(15.13)

dimana closed-loop gain pada inverting amplifier

common-mode gain pada op-amp

Common-mode gain (ACM) adalah gain pada penguat diferensial yang

menghasilkan sinyal common-mode

Pertimbangan praktik : Kebanyakan dari op-amp tidak menyediakan nilai

dari gain common-mode (ACM). Rata-rata hanya menyediakan daftar nilai dari

AOL dan CMRR. Dalam kasus ini nilai dari ACM dapat dihitung dengan cara

Jika CMRR dalam besaran desibel (dB), maka harus diubah dulu menjadi

standar numerik sebelum menggunakan persamaan diatas. Untuk mengubah

CMRR ke bentuk standar digunakan

Page 44: Bab 15 Penguat Operasional

44

Walaupun CMRR dari inverting amplifier akan bernilai lebih rendah dari

op-amp tersebut, namun dalam beberapa kasus nilai CMRR amplifier akan lebih

tinggi daripada nilai CMRR pada op-amp. Hal ini digambarkan pada contoh

selanjutnya.

Analisis Penguat Inverting

Analisis yang lengkap dari penguat inverting meliputi penentuan nilai dari

, , , , . Analisis yang lengkap mengenai penguat inverting

digambarkan pada Contoh 15.7.

CONTOH 15.7

Tunjukkan analisis yang lengkap dari rangkaian pada Gambar 15.30

Solusi : Pertama, gain tegangan rangkaian terbuka ( pada rangkaian dihitung

sebagai berikut

Impedansi input pada rangkaian dihitung sebagi berikut

Gambar 15.30

Page 45: Bab 15 Penguat Operasional

45

Impedansi output rangkaian lebih rendah dari impedansi output op-amp, 80 Ω

(maksimum)

Nilai CMRR dihitung sebagai berikut

Untuk menghitung frekuensi operasi dari inverting amplifier maka perlu

ditentukan nilai tegangan puncak output nya. Dengan nilai VPP dan

, tegangan puncak output sebagai berikut

Oleh karena itu tegangan puncak output sebesar 5 Vpk, dan frekuensi maksimum

operasi dihitung sebagai berikut

Page 46: Bab 15 Penguat Operasional

46

LATIHAN SOAL 15.7

Sebuah op-amp memiliki parameter sebagai berikut: ,

, MΩ, MΩ dan slew rate V/µs. Op-amp

digunakan dalam sebuah inverting amplifier dengan tegangan masukan ± 12 Vdc

dan mVpp, kΩ, dan kΩ. Tunjukkan analisis lengkap

untuk rangkaian tersebut.

Konfigurasi Penguat Inverting yang Lainnya

Pada bagian ini kita telah membahas penguat inverting yang paling

sederhana. Ketika menghitung gain, impedansi input, dan impedansi output maka

akan memvariasikan konfigurasi yang berbeda, sedangkan perhitungan dan

tidak. Berbagai macam penguat inverting memiliki pergeseran fase

tegangan input 180° terhadap output.

15.5 PENGUAT NONINVERTING

Penguat noninverting biasanya mempunyai karakteristik yang sama

dengan penguat inverting, kecuali dalam dua hal berikut :

1. Penguat noninverting memiliki impedansi input rangkaian yang lebih

besar

2. Penguat noninverting tidak menghasilkan pergeseran fase tegangan input

180° terhadap output. Oleh karena itu, sinyal input dan outputnya sefase.

Rangkaian dasar penguat noninverting ditunjukkan pada Gambar 15.31.

Perlu diingat bahwa input dimasukkan ke input noninverting op-amp, dan

resistansi input dimasukkan ke ground.

Karena sinyal input dimasukkan ke terminal noninverting, gain pada

rangkaian ini harus dihitung dengan cara yang berbeda. Anggaplah dan

Page 47: Bab 15 Penguat Operasional

47

arus yang melewati dan bernilai sama. Karena dan , maka

hubungannya sebagai berikut :

(15.14)

Gambar 15.31 Noniverting Amplifier

Perlu diingat bahwa hal ini berbeda dengan hubungan pada penguat inverting

dengan ground input (+) yang menyebutkan bahwa . ditentukan

melalui dan dapat ditentukan sebagai berikut :

Penguat noninverting yaitu rangkaian op-amp tanpa adanya beda fase

Lab Reference : Operasi dari penguat noninverting ditunjukkan pada

Latihan 30

Karena tegangan yang melewati sama dengan perbedaan antara dan

dan , maka arus yang melewati resistor sebagai berikut :

Page 48: Bab 15 Penguat Operasional

48

(15.15)

dan

Sekarang dapat digunakan persamaan berikut untuk menentukan

atau

(15.16)

dimana adalah gain tegangan closed-loop pada amplifier. Oleh karena itu,

gain penguat noninverting akan selalu bernilai lebih besar 1 dari gain penguat

inverting. Misal penguat inverting memiliki gain 150, maka penguat noninverting

akan memiliki gain 151.

Impedansi Input dan Output Penguat

Karena sinyal input dimasukkan secara langsung menuju op-amp, penguat

noninverting memiliki impedansi input yang sangat tinggi. Dalam kenyataan,

kehadiran jaringan feedback menyebabkan impedansi input amplifier lebih besar

dari biasanya.

Page 49: Bab 15 Penguat Operasional

49

Impedansi output dari penguat noninverting hampir sama dengan

impedansi output yang terjadi dengan penguat inverting.

Gain impedansi input yang besar dan impedansi output yang sangat rendah

pada penguat noninverting membuat rangkaian tersebut cocok untuk menjadi

buffer. Buffer (seperti emitter follower dan source follower) dapat disebut sebagai

rangkaian yang dapat digunakan untuk mencocokan sumber impedansi yang

tinggi terhadap impedansi beban yang rendah. Penguat noninverting juga dapat

menjadi rangkaian buffer, perbedaan utamanya yaitu penguat noninverting dasar

mampu memiliki nilai gain yang tinggi, sementara itu emitter follower dan source

follower (buffer) memiliki nilai gain yang kurang dari 1.

Analisis Penguat Noninverting

Analisis yang lengkap dari penguat noninverting hampir sama dengan

penguat inverting. Nilai dari , , dan didapatkan dengan

persamaan yang sama seperti persamaan yang digunakan pada penguat inverting.

Nilai dari dan dihitung menggunakan persamaan yang telah ditunjukkan

pada bagian ini. Analisis yang lebih lengkap dari penguat noninverting

digambarkan pada Contoh 15.8

CONTOH 15.8

Tunjukkan analisis lengkap untuk noninverting amplifier pada Gambar 15.32

Gambar 15.32

Page 50: Bab 15 Penguat Operasional

50

Solusi : Gain tegangan rangkaian tertutup ( pada rangkaian dihitung sebagai

berikut

Impedansi input rangkaian minimal 1 MΩ dan impedansi output dari rangkaian

sekitar 80 Ω

Nilai CMRR dihitung sebagai berikut

Untuk menentukan nilai dari maka perlu ditentukan nilai tegangan puncak

output amplifier. Tegangan puncak output dihitung sebagai berikut

Tegangan puncak output akan menjadi setengah dari nilai ini, 5,5 Vpk. Dengan

menggunakan nilai ini dan slew rate yang ditunjukkan pada gambar, nilai dari

dihitung sebagai berikut

Page 51: Bab 15 Penguat Operasional

51

LATIHAN SOAL 15.8

Rangkaian yang terdapat pada Latihan Soal 15.7 dibuat menjadi noninverting

amplifier. Tunjukkan analisis lengkapnya.

Nilai rangkaian dan parameter op-amp yang digunakan pada Contoh 15.7

sama dengan persamaan yang digunakan pada Contoh 15.8. Hasil yang didapat

pada dua contoh tadi dirangkum sebagai berikut :

Seperti yang dapat dilihat dari tabel diatas, penguat noninverting memiliki

nilai impedansi input, , dan yang sedikit lebih besar. Sedangkan

penguat inverting memiliki frekuensi operasi yang sedikit lebih besar. Hal ini

diakibatkan oleh perbandingan tegangan puncak output penguat noninverting.

Gambar 15.33 merangkum tentang operasi penguat inverting dan penguat

noninverting.

Voltage Follower

Jika dan dihilangkan pada penguat noninverting, maka akan terdapat

voltage follower. Rangkaian ini yaitu rangkaian op-amp yang emitter follower

Page 52: Bab 15 Penguat Operasional

52

dan source follower nya ekuivalen, seperti yang ditunjukkan Gambar 15.34.

Karakteristik emitter follower dan source follower sebagai berikut :

1. Nilai tinggi dan nilai rendah

2. bernilai sekitar 1

3. Sinyal input dan output sefase

Karakteristik 1 dan 3 dilakukan dengan menggunakan konfigurasi

rangkaian penguat noninverting. Gain tegangan untuk voltage follower dihitung

sebagai berikut : (asumsikan )

Voltage Follower : Ekivalen dari Op-Amp dari emitter follower dan source

follower

Page 53: Bab 15 Penguat Operasional

53

Gambar 15.33

Nilai dari , , dan pada voltage follower dihitung dengan

menggunakan persamaan yang sama yaitu persamaan yang digunakan pada

penguat noninverting. Karena pada voltage follower , maka nilai CMRR

:

(15.17)

Seperti yang telah ditunjukkan pada contoh 15.9, voltage follower adalah

rangkaian op-amp yang paling mudah untuk dianalisis.

Lab Reference : Operasi dari voltage follower ditunjukkan pada Latihan 31

Page 54: Bab 15 Penguat Operasional

54

Gambar 15.34 Voltage Follower

CONTOH 15.9

Tunjukkan analisis lengkap untuk voltage follower pada Gambar 15.35.

Gambar 15.35

Solusi : Untuk voltage follower,

Nilai dari dan yaitu 1 MΩ dan 80 Ω. Nilai CMRR rangkaian dihitung

sebagai berikut

Page 55: Bab 15 Penguat Operasional

55

Karena nilai , . Oleh karena itu tegangan ouput puncak yaitu

setengah dari 6 Vpp, atau 3 Vpk. dihitung sebagai berikut

LATIHAN SOAL 15.9

Op-amp pada Latihan Soal 15.7 digunakan sebagai voltage follower dengan

tegangan masukan ± 14 V dan Vpp input nya sebesar 12 Vpp. Tunjukkan analisis

lengkapnya.

Seperti yang terlihat pada contoh diatas, voltage follower memiliki nilai

dan yang lebih rendah dan frekuensi maksimum operasi yang lebih

besar bila dibandingkan penguat inverting pada umumnya.

15.6 Trouble Shooting Rangkaian Dasar Op-Amp

Dari sudut pandang teknisi, rangkaian Op-Amp adalah mimpi yang

menjadi nyata. Rangkaian dasar Op-Amp hanya memiliki tiga atau empat

komponen yang bisa menjadi cacat, dan tiap kecacatan memiliki gejala yang

berbeda. Sebagai contoh, gunakan rangkaian yang terlihat pada gambar 15.36.

Page 56: Bab 15 Penguat Operasional

56

Jika resistor beban, sinyal input, dan suplai tegangan semua dianggap dalam

keadaan yang baik, maka hanya ada empat komponen yang dapat menyebabkan

kecacatan: , , , dan Op-Amp itu sendiri.

Gambar 15.36

Mari kita lihat apa yang terjadi jika salah satu resistor rusak.

terbuka

Saat resistor umpan-balik terbuka, seluruh loop umpan-balik akan secara

efektif dihilangkan dari rangkaian. Ini menyebabkan gain amplifier meningkat

dari menuju ke gain tegangan dari loop terbuka, . Sekarang perhatikan

apa yang akan terjadi pada rangkaian pada gambar 15.36. Nilai pada

rangkaian tersebut adalah 300. Nilai untuk adalah 200000. Dengan

gain meningkat menuju , maka output akan mencoba untuk mencapai angka

V, yang mana mustahil untuk dicapai. Hasil kerja dari rangkaian dapat

dilihat pada gambar 15.37.

Gambar 15.37a memperlihatkan output yang normal dari rangkaian pada

gambar 15.36. Seperti yang dapat kita lihat, sinyal yang sangat baik, sinyal sinus

yang tidak terpotong. Gelombang yang dapat dilihat pada gambar 15.37b adalah

hasil dari yang terbuka. Gain dari amplifier menjadi sangat besar sehingga

Page 57: Bab 15 Penguat Operasional

57

gelombang output terpotong pada kedua sisi baik pada sisi positif maupun negatif.

Gelombang output macam ini adalah biasa untuk loop umpan-balik terbuka.

Gambar 15.37 Efek dari terbuka pada output amplifier inverting

terbuka

Kecacatan ini adalah salah satu yang menarik. Anda akan berpikir bahwa

yang terbuka jelas akan memblokir sinyal input, sehingga outputnya akan

menjadi 0 V. Meskipun begitu, mungkin bukan ini masalahnya. Mari kita lihat

rangkaian yang anda miliki saat terbuka. Rangkaian ini dapat dilihat pada

gambar 15.38.

Gambar 15.38

Referensi Lab : Kesalahan-kesalahan pada amplifier inverting dan non-inverting

didemonstrasikan pada Latihan 29 dan 30

Page 58: Bab 15 Penguat Operasional

58

Sekarang kita akan menganggap bahwa untuk sesaat output pada rangkaian ini

setara dengan +V pada saat terbuka. Berikut hal yang dapat terjadi:

1. Sebuah sinyal positif akan diumpan-balik ke input inverting dari output

melewati .

2. Input inverting positif akan menyebabkan output pada amplifier menjadi

negative menuju –V

3. Sebuah sinyal negatif akan diumpan-balik ke input inverting dari output.

4. Karena input inverting menjadi negatif, output menjadi positif kembali. Ini

membuat amplifier kembali menuju langkah 1.

Proses ini terulang terus-menerus, menyebabkan amplifier menghasilkan sinyal

output ac tanpa ada sinyal input. Sinyal ini akan bernilai milivolt yang itupun

sangat rendah. Tidak disangka, memang ada rangkaian yang didesain untuk

bekerja dengan gaya kerja seperti yang dideskripsikan diatas. Rangkaian tersebut,

disebut osilator, dibahas pada Bab 18.

terbuka

Jika terbuka, output pada Op-Amp akan diseimbangkan dari

keadaan normalnya oleh jumlah tegangan offset nya dikalikan gain loop tertutup

dari rangkaian tersebut, . Satu hasil yang mungkin terjadi karena

terbuka dapat dilihat di dalam foto pada gambar 15.39.

Op-Amp diseimbangkan di arah positif atau negatif tergantung pada

rangkaian itu sendiri. Ingat, jika output menuju keadaan dc yang berada diatas

atau dibawah nilai output yang wajar saat tidak ada input sinyal, berarti

mungkin dalam keadaan terbuka atau butuh untuk disesuaikan.

Page 59: Bab 15 Penguat Operasional

59

Apa yang terjadi jika keadaan Op-Amp buruk?

Jawaban dari pertanyaan ini tergantung pada apa yang salah/rusak pada

Op-Amp. Jika anda melihat kembali ke gambar 15.1, anda akan melihat bahwa

ada banyak komponen di dalam sebuah Op-Amp yang bisa saja rusak.

Cara paling baik untuk menentukan bahwa sebuah Op-Amp itu cacat

adalah memastikan bahwa seluruh komponennya dalam keadaan baik. Jika

seluruh resistor di dalam amplifier dalam keadaan baik dan seluruh suplai

tegangan sesuai apa yang seharusnya, dan amplifier masih tidak dapat bekerja,

berarti Op-Amp adalah inti dari permasalahannya dan harus segera diganti.

Substitusi Komponen : Op-Amp yang paling umum tersedia di hampir seluruh

toko elektronik yang ada. Jika sebuah Op-Amp cacat, maka dengan mudah dapat

diganti dengan ekivalennya dari pabrik manapun. Op-Amp ekivalen akan

memiliki selubung, kode desain, dan kode suffix yang sama.

Gambar 15.39 Efek dari

resistor offset terbuka pada

output amplifier inverting

Gambar 15.40

Page 60: Bab 15 Penguat Operasional

60

Bekerja menggunakan IC

IC sering dipasang dalam rangkaian dengan menggunakan socket IC,

seperti yang ditunjukkan pada gambar 15.40. Socket ini digunakan untuk

mempermudah anda melepas dan mengganti IC.

Saat digunakan socket IC, sebuah masalah dapat muncul. Terkadang pada

sebuah IC dapat muncul lapisan karat di kaki-kakinya. Jika pengkaratan ini sudah

cukup parah, pengkaratan ini dapat menyebabkan rangkaian memiliki output yang

tidak menentu. Rangkaian mungkin bekerja pada satu menit awal tapi tidak pada

menit berikutnya. Saat hal ini terjadi, lepas IC dari socketnya dan bersihkan kaki-

kaki IC dan socketnya dengan pembersih khusus. Hal ini akan menyelesaikan

masalah.

Satu poin lagi: Saat anda mengganti IC, pastikan bahwa anda

memasangnya pada rangkaian dengan benar. Anda dapat dengan sangat mudah

memasang IC secara terbalik jika anda tidak memperhatikan ketentuannya. Jika

anda memasang IC pada socket secara terbalik dan mengalirkan daya pada

rangkaian, sudah pasti anda harus mengganti IC dengan yang baru.

15.7 Tanggapan Frekuensi pada Op-Amp

Anda sudah diperkenalkan dengan beberapa perhitungan mengenai

frekuensi yang berhubungan dengan Op-Amp. Kita lihat kembali, beberapa hal

berikut adalah poin-poin utama yang berhubungan dengan tanggapan frekuensi

pada Op-Amp:

1. Slew rate dari sebuah Op-Amp adalah pengukuran dari seberapa cepat

tegangan output dapat berubah, diukur dalam volt per mikrodetik (V/ ).

2. Nilai maksimum frekuensi operasi sebuah Op-Amp adalah

Page 61: Bab 15 Penguat Operasional

61

3. Jika nilai maksimum frekuensi output dari sebuah Op-Amp sudah

terlampaui, hasilnya adalah gelombang output yang terdistorsi.

4. Meningkatkan frekuensi operasi dari sebuah Op-Amp melebihi poin

tertentu akan menyebabkan:

a. Mengurangi nilai maksimum tegangan swing

b. Mengurangi gain tegangan loop-terbuka

Pada bagian ini akan dilihat dengan lebih seksama bagaimana frekuensi

mempengaruhi kerja sebuah Op-Amp.

Frekuensi versus Gain

Gain dari sebuah Op-Amp akan terus stabil dari 0 Hz hingga mencapai

frekuensi cutoff atas . Kemudian gain akan turun menuju ke rating standar

20dB/decade. Karakteristik operasi direpresentasikan oleh Bode Plot pada gambar

15.41. Op-Amp adalah amplifier dc, maka Op-Amp akan menunjukkan nilai

tengah gain tegangan pada 0 Hz. Frekuensi operasi meningkat dimulai dari 0 Hz,

dan akan sampai di titik dimana gain nya akan mulai drop. Drop dalam gain ini

dikarenakan oleh nilai kapasitans internal.

Seperti semua rangkaian lainnya, adalah frekuensi cutoff atas untuk Op-

Amp. Saat frekuensi ini tercapai, gain dari Op-Amp ini akan mengalami drop

sebanyak 3 dB. Karena frekuensi akan terus meningkat, gain dari Op-Amp ini

juga akan terus mengalami drop dengan rating 20 dB/dekade. Jadi, meningkatkan

frekuensi operasi berarti menurunkan gain pada komponen.

Jangan lupa: Bode plot tidak selalu menunjukkan penurunan 3dB pada .

Page 62: Bab 15 Penguat Operasional

62

Ada cara lain untuk meilhat hubungan antara frekuensi dan gain; yaitu,

menurunkan gain dari sebuah Op-Amp akan meningkatkan frekuensi operasi

maksimal. Hal ini dapat terlihat jelas pada Bode Plot pada gambar 15.42. Plot ini

merepresentasikan karakteristik dari Op-Amp .

Gain tegangan maksimum pada Bode Plot terlihat sebanding dengan gain

tegangan loop-terbuka dari komponen, .

Gambar 15.41 Tanggapan frekuensi pada Op-Amp

Gambar 15.42

Page 63: Bab 15 Penguat Operasional

63

Untuk Op-Amp ini, bernilai tepat 106 dB (200000). Jika ingin

dioperasikan sehingga sama dengan nilai maksimum yang

dimungkinkan, frekuensi operasi dibatasi hingga 10 Hz. Jika melebihi angka ini,

Gain maksimum dari Op-Amp ini akan drop lebih dari 3 dB, dan alat tersebut

akan dianggap sudah melebihi frekuensi cutoff.

Sekarang, bagaimana jika digunakan feedback path sehingga gain loop-

tertutup pada amplifier bernilai 63 dB? Berapa frekuensi operasi maksimum

sekarang? Gambar 15.42 menunjukkan bahwa nilai = 63 dB memiliki nilai

yang bersesuaian = 1 kHz. Dengan kata lain, dengan menurunkan gain dari

amplifier, nilai ditingkatkan, begitu juga bandwidth dari alat tersebut. Jika terus

diturunkan hingga mencapai angka 43 dB, meningkat hingga 10 kHz,

begitu juga bandwidth dari amplifier tersebut. Faktanya, setiap kali terjadi

penurunan nilai sebesar 20 dB, bandwith dari amplifier meningkat satu

dekade. Pada akhirnya, sebuah titik tercapai saat nilai = 0 dB (unity).

Frekuensi yang bersesuaian dengan nilai ini disebut . Untuk Op-Amp

, bernilai sebesar 1 MHz, seperti yang dapat dilihat pada gambar

15.42.

Berdasarkan pada fakta bahwa gain dan bandwidth berbanding terbalik,

dapat dibuat pernyataan sebagai berikut:

1. Makin tinggi gain sebuah Op-Amp, maka makin sempit bandwidthnya.

2. Makin rendah gain sebuah Op-Amp, maka makin lebar bandwidthnya.

Gain–bandwidth product adalah nilai konstan yang besarnya sama dengan

frekuensi unity gain pada op-amp. Hasil dari dan bandwidth nilainya akan

sama dengan nilai konstan tersebut

Page 64: Bab 15 Penguat Operasional

64

Jadi, Op-Amp memiliki sesuatu yang disebut dengan pertukaran gain-bandwith.

Jika diinginkan bandwidth yang lebar, Op-Amp harus disetting untuk gain yang

lebih rendah. Jika diinginkan gain yang tinggi, Op-Amp harus disetting untuk

bandwidth yang lebih sempit.

Gain-Bandwidth Product

Kegunaan pada Op-Amp yang telah diberikan di atas disebut gain-

bandwidth product. Gain-bandwidth product dapat digunakan untuk menemukan:

1. Nilai maksimum untuk nilai yang diberikan

2. Nilai untuk nilai yang diberikan

Sebagai contoh, dicari nilai saat = 45 dB atau dicari nilai yang

memungkinkan untuk nilai sebesar 200 kHz. Gain-bandwidth product dapat

digunakan untuk menyelesaikan kedua masalah tersebut.

Gain-bandwith product selalu sama dengan nilai untuk Op-Amp.

Rumusnya:

(15.18)

Pada semua frekuensi, hasil perkalian dari dan harus sama dengan

dari Op-Amp. Sebagai contoh, kembali pada gambar 15.42. Terlihat = 1

MHz untuk Op-Amp . Pada 10 Hz,

Pada 100 Hz,

Page 65: Bab 15 Penguat Operasional

65

Pada 1 kHz,

dan seterusnya. Dengan menyusun kembali persamaan (15.18), dapat digunakan

rumus:

(15.19)

dan

(15.20)

CONTOH 15.10

Op-Amp LM318 memiliki gain-bandwidth product sebesar 15 MHz. Tentukan

bandwidth dari Op-Amp tersebut saat = 500, dan nilai maksimum

tercapai saat = 200 kHz.

Solusi: Saat = 500, nilai ditentukan dengan

Page 66: Bab 15 Penguat Operasional

66

Karena Op-Amp memiliki kemampuan untuk menjadi amplifier dc , maka

Saat = 200 kHz, nilai maksimum ditentukan dengan

SOAL LATIHAN 15.10

Sebuah Op-Amp memiliki gain-bandwidth product sebesar 25 MHz. Berapa besar

bandwidth dari alat saat = 200?

Hal terbaik dari penggunaan gain-bandwidth product adalah dimungkinkannya

penyelesaian untuk berbagai macam permasalahan gain-bandwidth tanpa harus

menggunakan Bode Plot.

CONTOH 15.11

Dibuat sebuah amplifier dengan besar = 500 dan BW = 80 kHz. Bisakah Op-

Amp digunakan?

Page 67: Bab 15 Penguat Operasional

67

Solusi : Op-Amp memiliki = 1 MHz. Sedangkan, hasil dari

harus kurang dari atau sama dengan nilai ini. Dengan kata lain, jika

lebih besar dari , maka Op-Amp tidak dapat digunakan. Dalam kasus ini,

Karena nilai ini lebih besar dari rating Op-Amp , maka Op-

Amp tidak dapat digunakan.

SOAL LATIHAN 15.11

Dibuat sebuah amplifier dengan besar = 52 dB dan BW = 10 kHz. Tersedia

sebuah Op-Amp dengan gain-bandwidth product sebesar 5 MHz. Tentukan

apakah Op-Amp tersebut dapat digunakan atau tidak.

Kapasitans Internal Op-Amp

Jika dilihat kembali ke diagram internal sebuah Op-Amp (Gambar

15.1), terlihat bahwa rangkaian memiliki sebuah kapasitor kompensasi internal,

. Kapasitor ini digunakan untuk meningkatkan tanggapan frekuensi internal

dari alat, membatasi frekuensi operasi tinggi pada komponen.

Saat frekuensi meningkat, reaktans pada menurun. Dengan penurunan

reaktans ini, kapasitor semakin bertindak seperti short circuit. Akhirnya, sebuah

titik tercapai pada saat sirkuit internal Op-Amp terhubung singkat, secara efektif

Page 68: Bab 15 Penguat Operasional

68

menurunkan gain dari amplifier menuju unity. Frekuensi ini tidak lain disebut

dengan dari alat.

Menentukan nilai

Nilai dari sebuah Op-Amp dapat ditentukan dengan banyak cara.

Beberapa dokumen spesifikasi Op-Amp memberikan list rating . Beberapa

yang lain hanya memberikan list rating bandwidth. Sebagai contoh, dokumen

spesifikasi untuk Op-Amp (Gambar 15.27) memberikan list rating

bandwidth sebesar 1 MHz. Untuk alat ini, 1 MHz adalah .

Jika kurva operasi dari sebuah Op-Amp tersedia, maka kurva gain

tegangan dan frekuensi operasi dapat digunakan untuk menentukan nilai .

Sebagai contoh, lihat pada kurva untuk Op-Amp seperti yang dapat dilihat

pada Gambar 15.43. Dengan mengambil sembarang nilai frekuensi dan

mengalikannya dengan nilai gain tegangan, akan didapatkan nilai . Dari

kurva pada gambar 15.43, dapat dihitung nilai

Nilai f = 100 kHz dan = 10 didapatkan dari kurva.

Gambar 15.43

Page 69: Bab 15 Penguat Operasional

69

Nilai dari sebuah Op-Amp dapat dicari dengan menggunakan

prosedur berikut:

1. Set sebuah inverting amplifier dengan gain loop-tertutup sebesar 100.

(digunakan angka ini karena mudah dibuat dengan nilai resistor = 100

kΩ dan = 1kΩ)

2. Berikan input sinyal pada amplifier dan tingkatkan frekuensi operasi

hingga tercapai; yaitu, pada saat output tegangan puncak ke puncak

mengalami drop hingga 0,707 dikalikan nilai tengahnya.

3. Ambil nilai yang sudah dicari dan masukkan dalam perhitungan:

Perhitungan ini hanyalah bentuk lain dari perhitungan (15.18) yang

mengasumsikan gain tegangan = 100.

Satu Poin Akhir

Seperti yang dapat dilihat, perhitungan bandwidth untuk Op-Amp lebih

mudah ketimbang perhitungan untuk amplifier BJT maupun FET. Ini adalah salah

satu keunggulan yang dimiliki rangkaian Op-Amp ketimbang amplifier-amplifier

diskret.

15.8 Umpan-Balik Negatif

Seperti yang sudah diketahui, umpan-balik adalah keadaan yang

mendeskripsikan suatu proses untuk menyediakan jalur sinyal dari output kembali

ke input. Sebagai contoh, lihat rangkaian Op-Amp pada Gambar 15.44. Resistor

umpan-balik ( ) yang digunakan pada setiap amplifier seperti yang terlihat pada

Page 70: Bab 15 Penguat Operasional

70

gambar menyediakan jalur sinyal dari output kembali ke input. Efek yang dimiliki

umpan-balik terhadap operasi pada rangkaian tergantung pada beberapa faktor,

seperti yang akan dibahas pada bagian ini.

Gambar 15.44

Feedback negatif adalah sinyal feedback yang memiliki beda fase 180° dengan

sinyal input.

Feedback positif adalah sinyal feedback yang sefase dengan sinyal input.

Osilator adalah rangkaian yang dapat mengkonversi dc ke ac

Page 71: Bab 15 Penguat Operasional

71

Umpan-Balik Negatif Versus Positif

Umpan-balik secara umum diklasifikasikan sebagai umpan-balik negatif

atau umpan-balik positif. Umpan-balik negatif memberikan sinyal umpan-balik

yang berbeda fase 180˚ dengan sinyal inputnya. Salah satu cara untuk

mendapatkan umpan-balik negative diilustrasikan pada Gambar 15.45a. Pada

rangkaian yang sudah diperlihatkan, amplifier memberikan tegangan yang

berbeda fase 180˚, tetapi jaringan umpan-balik tidak. Hasilnya adalah total

tegangan berbeda fase di sekitar loop sebesar 180˚, dan sinyal umpan-balik

berbeda fase dengan sinyal input. Hasil yang sama dapat dicapai dengan

menggunakan amplifier dengan beda fase 0˚ dan jaringan feedback dengan beda

fase 180˚, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 15.45b.

Umpan-balik positif memberikan sinyal umpan-balik yang berfase sama

dengan input rangkaian. Salah satu cara untuk mendapatkan umpan-balik positif

direpresentasikan pada Gambar 15.46a. Dalam kasus ini, masing-masing amplifier

dan jaringan umpan-balik memberikan tegangan berbeda fase 180˚ pada loop. Hal

ini menghasilkan total tegangan berbeda fase 360˚ (atau 0˚), dan sinyal umpan-

balik berfase sama dengan input rangkaian. Hasil yang sama dapat dicapai dengan

menggunakan konfigurasi rangkaian seperti pada gambar 15.46b. Dalam semua

kasus, umpan-balik dan sinyal input berfase sama.

Umpan-balik positif digunakan dalam amplifier khusus yang disebut

sebagai osilator. Osilator adalah sebuah rangkaian yang mengkonversikan sinyal

dc menjadi output sinus (atau menjadi bentuk output yang lain). Pengoperasian

dan pengaplikasian osilator akan dibahas pada Bab 18. Dalam bagian ini, akan

dikonsentrasikan pada efek umpan-balik negatif terhadap operasi amplifier.

Page 72: Bab 15 Penguat Operasional

72

Gambar 15.45 Langkah mendapatkan Umpan-balik Negatif

Tegangan versus Arus Umpan-balik

Umpan-balik negatif dapat dibagi menjadi 2 jenis: tegangan umpan-balik

dan arus umpan-balik. Kedua konfigurasi umpan-balik ini dapat direpresentasikan

seperti yang dapat dilihat pada Gambar 15.47. Saat tegangan umpan-balik

digunakan, input dari jaringan umpan-balik di-paralel-kan dengan beban.

Sehingga, input dari jaringan umpan-balik sama dengan tegangan output dari

amplifier. Output dari jaringan umpan-balik adalah tegangan yang sudah direduksi

yang berbeda fase 180° dengan tegangan input dari amplifier.

Saat arus umpan-balik digunakan, input ke jaringan umpan-balik di-seri-

kan dengan beban, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 15.47b. Seperti yang

dapat dilihat, sebagian dari sumber arus menembus amplifier melewati jaringan

umpan-balik. Sehingga, input arus amplifier direduksi.

Page 73: Bab 15 Penguat Operasional

73

Mengapa digunakan dua jenis umpan-balik negatif yang berbeda? Seperti

yang dapat dilihat pada tabel, efek dari tegangan umpan-balik negatif secara

signifikan berbeda dengan arus umpan-balik negatif.

Gambar 15.46 Langkah mendapatkan Umpan-balik positif

Dari kedua jenis umpan-balik negatif, tegangan umpan-balik negatif

adalah yang paling sering digunakan. Untuk alasan ini, bagian ini akan membahas

dengan lengkap umpan-balik jenis ini. Setiap kali ada pembahasan mengenai

umpan-balik negatif, berarti sebenarnya yang dibahas adalah tegangan umpan-

balik negatif. Efek dari arus umpan-balik negatif akan dibahas seperlunya pada

bagian akhir.

Page 74: Bab 15 Penguat Operasional

74

Operasi Amplifier Inverting

Resistor umpan-balik ( ) dalam inverting amplifier membentuk jaringan

umpan-balik negatif. Ketika jaringan umpan-balik negatif ini terhubung ke sebuah

Op-Amp, terjadi penurunan gain tegangan dan peningkatan pada operating

bandwidth. Poin ini diilustrasikan pada Gambar 15.48.

Gambar 15.48a menunjukkan sebuah inverting amplifier tanpa jalur

umpan-balik. Tanpa jalur umpan-balik, gain tegangan dari rangkaian sama dengan

gain tegangan loop-terbuka ( ) dari Op-Amp. Dalam kasus ini, = =

200000. Dengan rating sebesar 3 MHz, bandwidth dari rangkaian dapat

dihitung dengan

Gambar 15.47 Tegangan versus arus umpan-balik

Page 75: Bab 15 Penguat Operasional

75

Gambar 15.48

Pada saat jalur umpan-balik negatif ditambahkan ke Op-Amp (seperti yang dapat

dilihat pada Gambar 15.48b), gain tegangan dan bandwidth dari rangkaian dapat

dihitung dengan

Page 76: Bab 15 Penguat Operasional

76

Gambar 15.49

Seperti yang dapat dilihat, penambahan jalur umpan-balik negatif memiliki akibat:

Penurunan gain tegangan

Peningkatan bandwidth

Page 77: Bab 15 Penguat Operasional

77

Perubahan ini secara lebih lanjut diilustrasikan dalam Gambar 15.48c. Seperti

yang dapat dilihat, kurva tanggapan frekuensi untuk rangkaian pada gambar

15.48b menunjukkan bahwa rangkaian memiliki gain tegangan yang lebih rendah

dan bandwidth yang lebih lebar dibandingkan dengan rangkaian pada gambar

15.48a. Hal ini selalu terjadi jika umpan-balik negatif digunakan.

Operasi Amplifier Non-Inverting

Dalam hal gain tegangan dan bandwidth, umpan-balik negatif memiliki

efek yang sama untuk operasi pada amplifier non-inverting maupun pada

amplifier inverting. Hal ini diilustrasikan dengan rangkaian, kalkulasi, dan kurva

tanggapan frekuensi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 15.49.

Analisis Matematis

Sekarang setelah diperlihatkan bagaimana umpan-balik negatif

mempengaruhi gain tegangan dan operating bandwidth dari sebuah Op-Amp,

berikutnya adalah analisis matematis-nya. Untuk bahasan ini, akan ditunjukkan

rangkaian seperti yang dapat dilihat pada Gambar 15.50.

Pertama, dianggap amplifier umpan-balik sebagai pasangan nilai

gain. Amplifier itu sendiri diperlihatkan sebagai gain tegangan, didefinisikan

dengan

Page 78: Bab 15 Penguat Operasional

78

Gambar 15.50

(15.21)

dimana = selisih tegangan pada input inverting dan non-inverting dari sebuah

Op-Amp

Disini adalah parameter Op-Amp dan tidak harus sama dengan keseluruhan

gain dari amplifier umpan-balik.

Jaringan umpan-balik direpresentasikan sebagai atenuasi, α. Catat bahwa

huruf romawi α sering digunakan untuk merepresentasikan drop tegangan

dan/atau daya. Penggunaan α disini tidak sama dengan rasio arus kolektor-emitor

yang dibahas pada awal bagian.

Faktor atenuasi dari jaringan umpan-balik didapatkan dari

(15.22)

Catat bahwa nilai akan selalu kurang dari . Untuk alasan ini, selalu

bernilai kurang dari 1.

Page 79: Bab 15 Penguat Operasional

79

Seperti pada amplifier lainnya, gain efektif dari amplifier umpan-balik

didapatkan dari

(15.23)

Dalam apendiks D, digunakan persamaan (15.21),(15.22), dan (15.23) untuk

menghasilkan persamaan berikut

(15.24)

Dimana = gain efektif dari amplifier tegangan umpan-balik

= gain tegangan loop-terbuka dari amplifier (gain tegangan yang

dimana amplifier akan menunjukkan tanda pada saat tidak ada jalur umpan-balik

tersedia)

Catat bahwa persamaan (15.24) diaplikasikan pada amplifier umpan-balik diskret

begitu juga pada Op-Amp. Untuk amplifier inverting (atau non-inverting),

persamaan (15.24) sering ditulis

(15.25)

Faktor atenuasi adalah rasio tegangan feedback terhadap tegangan output.

Nilai selalu kurang dari 1.

Faktor feedback adalah nilai yang digunakan untuk menghitung

impedans pada feedback amplifier.

Page 80: Bab 15 Penguat Operasional

80

Seperti yang dapat dilihat, nilai yang terlihat di dalam penyebut pada

persamaan (15.25), , muncul di hampir seluruh amplifier umpan-balik

yang diberikan. Untuk mempermudah, nilai ini akan disebut sebagai faktor

umpan-balik untuk amplifier yang diberikan. Dalam kebanyakan kasus, gain dari

rangkaian dan nilai impedans (begitu juga frekuensi cutoff dan bandwidth)

berubah dari nilai loop-terbuka dikarenakan oleh faktor umpan-balik pada

rangkaian. Dengan kata lain, faktor di mana sebuah kenaikan atau penurunan

karakteristik rangkaian sama dengan faktor umpan balik dari rangkaian. Contoh

15.12 mendemonstrasikan efek dari faktor umpan-balik pada gain tegangan dari

sebuah amplifier inverting.

CONTOH 15.12

Sebuah amplifier inverting pada Gambar 15.51 menggunakan Op-Amp dengan

rating . Dianggap rangkaian ini memiliki nilai = 0.005,

tentukan nilai .

Solusi : Menggunakan nilai dan yang tersedia, gain tegangan loop-

terbuka ditentukan dengan

Gambar 15.51

Page 81: Bab 15 Penguat Operasional

81

SOAL LATIHAN 15.12

Sebuah amplifier seperti pada Gambar 15.51 memiliki nilai = 200000 dan

= 0,01. Tentukan nilai untuk rangkaian tersebut.

Nilai (dalam persamaan 15.24) selalu lebih besar dari 1. Untuk

alasan ini, dapat dikira-kira gain tegangan loop-tertutup dari amplifier umpan-

balik dengan

(15.26)

Atau

(15.27)

untuk amplifier inverting (atau non-inverting).

Persamaan (15.27) penting karena persamaan itu menunjukkan bagaimana

kita bisa menghitung nilai untuk sebuah amplifier inverting atau non-inverting.

Pertama, nilai ditemukan dengan persamaan yang disediakan di awal Bab.

Kemudian nilai didapatkan dengan

(15.28)

Begitu nilai dari sudah diketahui, dapat dihitung faktor umpan-balik untuk

rangkaian. Faktor umpan-balik kemudian digunakan dalam perhitungan impedansi

rangkaian, seperti yang diperlihatkan pada akhir bagian ini. Contoh 15.13

mendemonstrasikan prosedur untuk menghitung nilai dari faktor umpan-balik

untuk amplifier non-inverting.

Page 82: Bab 15 Penguat Operasional

82

CONTOH 15.13

Hitung nilai faktor umpan-balik dari amplifier non-inverting yang dapat dilihat

pada Gambar 15.52

Solusi : Menggunakan hubungan seperti yang sudah dijelaskan pada awal

bab, gain tegangan loop-tertutup ditentukan dengan

Gambar 15.52

Kemudian, menggunakan nilai = 150000 dan = 81, faktor atenuasi ( )

pada rangkaian ditentukan dengan

Terakhir, faktor umpan-balik dari rangkaian ditentukan dengan

Page 83: Bab 15 Penguat Operasional

83

SOAL LATIHAN 15.13

Sebuah amplifier inverting memiliki nilai : = 220 dan = 2 . Op-Amp

pada rangkaian memiliki rating = 180000. Hitung faktor umpan-balik pada

rangkaian.

Efek dari Umpan-Balik Negatif pada Nilai Impedansi Rangkaian

Nilai input dan output impedans untuk amplifier inverting dan non-

inverting dihitung seperti yang dapat dilihat pada Gambar 15.53. Untuk amplifier

inverting, adanya virtual ground pada input inverting menyebabkan impedansi

input amplifier menjadi tepat sama dengan nilai dari resistor input ( ). Poin ini

sudah dibahas pada awal bab.

Untuk amplifier non-inverting, adanya sinyal umpan-balik pada input

inverting mereduksi input beda tegangan ( ), dan juga jumlah arus yang dapat

diserap dari sumber. Karena

Page 84: Bab 15 Penguat Operasional

84

Gambar 15.53

Maka reduksi pada arus sumber menyebabkan peningkatan efektif dalam

impedansi input amplifier. Besarnya peningkatan impedansi input sama dengan

faktor umpan-balik dari rangkaian. Pada rumus,

(15.29)

Dimana = impedansi input ke amplifier non-inverting

= impedansi input dari Op-Amp

Seperti yang diperlihatkan contoh di bawah, impedansi input ke amplifier non-

inverting lebih besar secara signifikan ketimbang impedansi input dari Op-Amp.

CONTOH 15.14

Kembali pada amplifier non-inverting pada Gambar 15.53b. Anggaplah Op-Amp

memiliki rating = 5 M dan = 180000. Jika = 1.2 dan = 180

, berapakah nilai impedansi input amplifier?

Solusi : Pertama dicari nilai faktor atenuasi. Menggunakan metode yang

dijabarkan pada awal bab, ditentukan nilai gain tegangan loop-tertutup sebesar

151. Kemudian,

Kemudian, menggunakan = 0.0066, nilai faktor umpan-balik ditentukan

dengan

Page 85: Bab 15 Penguat Operasional

85

Kemudian, impedansi input amplifier ditemukan dengan

SOAL LATIHAN 15.14

Sebuah Op-Amp memiliki rating: = 2 M dan = 200000. Op-Amp

tersebut digunakan dalam sebuah amplifier non-inverting dengan nilai = 220

dan = 1 . Hitung nilai impedansi input amplifier.

Seperti yang dapat dilihat, penambahan pada jaringan umpan-balik

menyebabkan amplifier non-inverting menjadi memiliki impedansi input yang

sangat tinggi. Ini adalah keuntungan karena impedansi input amplifier hampir

tidak memiliki beban dalam rangkaian sumbernya.

Umpan-balik negatif tidak hanya meningkatkan impedansi input dari Op-

Amp, namun juga mengurangi impedans output dari Op-Amp. Besarnya

yang tereduksi juga ditentukan oleh faktor umpan-balik pada rangkaian. Pada

rumus,

(15.30)

Dimana = impedans output pada amplifier

= impedans output dari Op-Amp

Page 86: Bab 15 Penguat Operasional

86

Contoh di bawah mendemonstrasikan efek dari umpan-balik negatif pada

impedans output dari amplifier non-inverting.

CONTOH 15.15

Kembali pada contoh 15.14. Jika Op-Amp memiliki rating = 80 ,

berapakah nilai output impedans amplifier?

Solusi : Pada contoh 15.14, nilai faktor umpan-balik memiliki nilai 1189.

Menggunakan nilai ini dan output impedans rated pada Op-Amp, output impedans

dari amplifier non-inverting ditentukan dengan

SOAL LATIHAN 15.15

Kembali pada latihan 15.14. Jika Op-Amp memiliki rating = 75 ,

berapakah nilai output impedans pada amplifier?

Seperti yang dapat dilihat, jaringan umpan-balik sangat mengurangi impedans

output efektif dari sebuah Op-Amp. Ini juga salah satu keuntungan dari

penggunaan umpan-balik negatif. Dengan impedans output yang lebih rendah,

rangkaian menjadi lebih cocok untuk bekerja dengan beban berimpedans rendah.

Jika kembali pada Gambar 15.53, terlihat bahwa penggunaan dari umpan-balik

negatif memiliki efek yang sama pada amplifier inverting sama seperti amplifier

non-inverting.