Upload
nisatriana
View
212
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Hipertensi adalah
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Definsi hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah
apabila tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg atau tekanan diastol lebih dari 90
mmHg. Hipertensi adalah tingginya tekanan darah arteri berbagai kriteria untuk
ambang batasnya, berkisar dari sistol 140 mmHg dan diastol 90 mmHg hingga
setingga sistol 200 mHg dan diastol 110 mmHg.3,4.
2.2 Klasifikasi
Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut WHO4
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)
Optimal <120 <80Normal <130 <85Tingkat 1 (Hipertensi Ringan) 140-159 90-99Sub Grup ; Perbatasan 140-149 90-94Tingkat 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 100-109Tingkat 3 (Hipertensi Berat) ≥180 ≥110Hipertensi Sistol Terisolasi ≥140 <90
Tabel 2. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII2
KategoriSistol
(mmHg)Dan/atau
Diastol (mmHg)
Normal <120 Dan <80Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89Hipertensi Tahap 1 140-159 Atau 90-99Hipertensi Tahap 2 ≥160 Atau ≥100
4
stresJumlah nefron berkurang
Asupan garam berlebih
obeitas Bahan-bahan yang berasal dari endotel
Perubahan genetik
5
Klasifikasi hipertensi hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia5
KategoriSistol
(mmHg)Dan/atau
Diastol (mmHg)
Normal <120 Dan <80Pre Hipertensi 120-139 Atau 80-89Hipertensi Tahap 1 140-159 Atau 90-99Hipertensi Tahap 2 ≥160 Atau ≥100Hipertensi sistol terisolasi ≥140 Dan <90
2.3 Etiologi
Penyebab Hipertensi terdiri dari:2,4
a. Hipertensi Primer (Essensial Hypertension)
Adalah suatu peningkatan persisten tekanan arteri yang dihasilkan oleh
ketidakteraturan mekanisme kontrol homeostatik normal. Hipertensi ini
tidak diketahui penyebabnya dan mencakup ±90% dari kasus hipertensi.
b. Hipertensi Sekunder
Diketahui penyebabnya ±90% dari kasus hipertensi, seperti: renal
disease; penyakit endokrin; tumor ginjal (pleokromositoma); hipertensi pada
kehamilan.
2.4 Patofisiologi
Hipertensi tidak lepas hubungannya dengan pembuluh darah, volume
dararh, jantung, yang mana kita ketahui bahwa tekanan darah itu sendiri adalah
curah jantung dikalikan dengan tahanan perifer, yang kedua hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh faktor lain seperti asuapan garam berlebih, stres, perubahan
genetis, dan obesitas.2
Kontriksi vena
Hipertrofi strukturalPreload meningkat
Kontraktilitas meningkat
TEKANAN DARAH = CURAHAN JANTUNG X TAHANAN PERIFER
Penurunan permukaan filtrasi
Retensi natrium ginjal
Kontriksi fungsional
hiperinsulinemia
Aktivitas berlebih saraf simpatis
Renin angiotensin berlebih
Perubahan membran sel
Meningkatnya vol. cairan
6
Hipertensi = Peningkatan CJ dan/atau Peningkatan TP
Gambar 1. Patofisiologi hipertensi2
2.5 Manifestasi Klinis
a. Asimptomatis, tidak ada keluhan (berbahaya)
b. Simptomatis, ada keluhan yang menunjukan kerusakan vaskuler dengan
manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah tersebut, misalnya: nyeri kepala yang menjalar sampai
kekuduk; pandangan kabur, mata berkunang-kunang; jantung berdebar-
debar; badan terasa lemah; dan perubahan emosi (mudah marah).
2.6 Faktor Resiko
Berikut orang yag memiliki resiko tinggi mendapatkan hipertensi, antara
lain:
Aouto Regulasi
7
a. Riwayat hipertensi dikeluarga
b. Riwayat hiperlipidemia dikeluarga
c. Riwayat DM
d. Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol
e. Pola makan
f. Obesitas
g. Usia lanjut (> 45 tahun)
h. Kepribadian, stress
i. Jenis kelamin
j. Minum obat-obatan (kortikosteroid, adrenalin)
k. Intensitas olahraga
2.7 Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Lab. Darah (darah rutin, glukosa darah puasa, kolesterol total serum,
kolesterol LDL dan HDL serum, trigliserida, asam urat serum, Hb, Ht)
Fungsi ginjal: urin lengkap (urinalisis), ureum, kreatinin dan BUN
C reactif protein
b. Foto Rontgen
Kemungkinan ditemukan pembesaran jantung atau aorta yang lebar
c. EKG
Kemungkinan ada pembesaran ventrikel kiri, pembesaran atrium kiri,
adanya penyakit jantung/aritmia
d. Ekokardiogram
Tampak penebalandinding ventrikel
e. USG
USG Karotis dan femoral.
f. Funduskopi
2.8 Komplikasi
8
Hipertensi dapat menimbulkan gangguan pada organ-organ lain dalam
tubuh kita yang mana bila gangguan ataupun kerusakan itu berlanjut dapat
meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada pasien. Seperti:
a. Otak
Stroke (hemoragik, non hemoragik)
Encelopati (defisit neurologi)
b. Jantung
Infark miokard
Cardiomegali
c. Mata
Penglihatan (mata kabur)
d. Fungsi ginjal
Gagal ginjal
2.9 Penatalaksanaan
Pengobatan hipertensi biasanya ditujukan untuk mencegah terjadinya
morbiditas dan mortalitas akibat tekanan darah tinggi. Terapi farmakologi untuk
hipertensi ringan dan sedang dilakukan secara monoterapi dengan salah satu dari
obat-obat dibawah ini:
a. Diuretik
b. β-bloker
c. Penghambat ACE
d. Antagonis kalsium
e. α-bloker (termasuk α-β-bloker)
Antihipertensi lainnya, yakni vasodilator langsung, adrenolitik sentral (α2-
agonis) dan penghambat saraf adrenergik, tidak digunakan untuk monoterapi
tahap pertama, tetapi hanya antihipertensi tambahan. Jika respon kurang atau
parsial, akan dilakukan penambahan obat ke-2 dari golongan lain sedangkan jika
respon kecil, dilakukan penggantian jenis obat.
Pilihan obat bagi masing-masing penderita bergantung pada:
a. Efek samping metabolik dan subyektif yang ditimbulkan
9
b. Adanya penyakit lain yang mungkin diperbaiki atau diperburuk oleh anti
hipertensi yang dipilih
c. Adanya pemberian obat lain yang mungkin berinteraksi dengan anti hipertensi
yang diberikan dan (biaya pengobatan).
Penatalaksanaan pada pasien hipertensi memiliki dua terapi. 2
a. Terapi non farmakologi, terdiri dari:
Menghentikan rokok
Menurunkan bb
Menghentikan minum alkohol
Latihan fisik
Menurunkan asupan garam
Meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak
b. Terapi farmakologi
Deuretika
Terutama golongan Thiazid (thiaz) atau aldosteron antagonis (aldo anc)
Beta bloker (BB)
Calcium chanel blocker atau calcium antagonis (CCB)
Angiotensin converting tension inhibitor
Angiotensin converting enzim inhibitor
Angiotensin II reseptor blocker atau AT1 Receptor Antagonis Blocker