8
21 BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain penelitian. 2.1 Bahan Sediaan obat uji yang digunakan adalah kapsul yang mengandung 250 mg ekstrak rimpang jahe merah dan 250 mg ekstrak buah mengkudu. Jahe merah yang digunakan berusia empat bulan dan berasal dari Pangalengan sedangkan buah mengkudu yang digunakan adalah buah yang hampir masak, berasal dari Purwakarta. Morfologi rimpang jahe merah dan buah mengkudu terdapat pada Lampiran A sedangkan hasil pemeriksaan karakteristik dan penapisan fitokimia simplisia dan ekstrak terdapat pada Lampiran B dan Lampiran C. 2.2 Subjek Uji Subjek uji adalah penderita TB paru yang berobat di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Bandung dan di Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita merupakan subjek uji “Efektivitas Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. var. sunti Val.) dengan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) sebagai Obat Komplementer Penanganan Tuberkulosis” yang dilakukan oleh Surialaga (2006). Subjek uji yang ikut serta dalam penelitian ini menandatangani Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent) seperti yang terdapat pada Lampiran F. Kriteria inklusi adalah sebagai berikut: a. Penderita dengan diagnosis TB paru baru secara klinis melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik. b. Pemeriksaan secara mikroskopis terhadap 3 spesimen dahak SPS menunjukkan sedikitnya dua dari tiga spesimen hasilnya BTA positif. Selain itu, hasil rontgen dada menunjukkan gambaran TB aktif.

BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 2.1 …digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdl-einfebrina-27612-3... · Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 2.1 …digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdl-einfebrina-27612-3... · Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita

21

BAB 2

BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai sediaan obat uji, subjek uji dan disain

penelitian.

2.1 Bahan

Sediaan obat uji yang digunakan adalah kapsul yang mengandung 250 mg ekstrak

rimpang jahe merah dan 250 mg ekstrak buah mengkudu. Jahe merah yang

digunakan berusia empat bulan dan berasal dari Pangalengan sedangkan buah

mengkudu yang digunakan adalah buah yang hampir masak, berasal dari

Purwakarta. Morfologi rimpang jahe merah dan buah mengkudu terdapat pada

Lampiran A sedangkan hasil pemeriksaan karakteristik dan penapisan fitokimia

simplisia dan ekstrak terdapat pada Lampiran B dan Lampiran C.

2.2 Subjek Uji

Subjek uji adalah penderita TB paru yang berobat di Balai Kesehatan Paru

Masyarakat (BKPM) Bandung dan di Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu

Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita merupakan subjek

uji “Efektivitas Kombinasi Ekstrak Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale

Rosc. var. sunti Val.) dengan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.)

sebagai Obat Komplementer Penanganan Tuberkulosis” yang dilakukan oleh

Surialaga (2006). Subjek uji yang ikut serta dalam penelitian ini menandatangani

Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed

Consent) seperti yang terdapat pada Lampiran F.

Kriteria inklusi adalah sebagai berikut:

a. Penderita dengan diagnosis TB paru baru secara klinis melalui anamnesis dan

pemeriksaan fisik.

b. Pemeriksaan secara mikroskopis terhadap 3 spesimen dahak SPS

menunjukkan sedikitnya dua dari tiga spesimen hasilnya BTA positif. Selain

itu, hasil rontgen dada menunjukkan gambaran TB aktif.

Page 2: BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 2.1 …digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdl-einfebrina-27612-3... · Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita

22

c. Laki-laki atau perempuan, berusia 18-55 tahun.

d. Melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium -Hb, leukosit, laju

endap darah, trombosit, glukosa darah, faal hati (SGOT, SGPT), dan faal

ginjal (kreatinin)- tidak ditemukan penyakit lain pada penderita.

e. Bersedia mengikuti penelitian ini dengan menandatangani informed consent.

Kriteria eksklusi adalah sebagai berikut:

a. Penderita dengan TB ekstra paru

b. Penderita penyakit diabetes melitus dan penyakit lain berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik dan laboratorium

c. Wanita hamil dan menyusui

d. Penderita yang menggunakan obat imunomodulator

2.3 Disain Penelitian

Penelitian ini merupakan uji klinis untuk membandingkan efek dua dosis

kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu dengan plasebo.

Penelitian dilakukan dengan pengelompokan subjek secara acak, pengamatan

tersamar ganda dan placebo controlled.

Parameter yang diamati yaitu berat badan, keadaan umum, gejala klinis, kadar

hemoglobin (Hb), jumlah leukosit dan trombosit, laju endap darah (LED), apus

dahak BTA, SGOT, SGPT, kadar gula darah dan kreatinin, PT, serta APTT.

Uji klinis dilaksanakan setelah dilakukan pengkajian oleh Komite Etik Penelitian

Kesehatan serta memperoleh rekomendasi kelayakan etik penelitian (ethical

clearance). Ethical clearance dapat dilihat pada Lampiran E.

2.3.1 Tempat Penelitian

Pemilihan subjek uji dan pemeriksaan radiologis dilakukan di Balai Kesehatan

Paru Masyarakat (BKPM) Bandung dan di Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu

Bandung sedangkan pemeriksaan spesimen dahak secara mikroskopis dan

pemeriksaan laboratorium dilakukan di Balai Kesehatan Paru Masyarakat

Page 3: BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 2.1 …digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdl-einfebrina-27612-3... · Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita

23

(BKPM) Bandung, Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung dan di

Laboratorium Patologi Klinik RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung.

2.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak bulan Agustus 2006 sampai dengan bulan Juli 2007.

2.3.3 Tata Cara Penelitian

Semua penderita mendapat terapi dengan regimen pengobatan selama 6 bulan

yaitu 2 bulan fase intensif dengan pemberian rifampisin, INH, etambutol, dan

pirazinamid ditambah vitamin B6 setiap hari (2RHEZ). Dilanjutkan dengan fase

lanjutan selama 4 bulan dengan pemberian rifampisin dan INH yang diberikan 3

kali dalam seminggu (4R3H3).

Obat antituberkulosis yang diberikan untuk penderita ini sesuai dengan paduan

obat antituberkulosis jangka pendek Program Nasional Pemberantasan TB Paru

kategori I yaitu pada fase intensif diberikan 450 mg rifampisin, 300 mg INH, 750

mg etambutol, dan 1500 mg pirazinamid setiap hari selama 2 bulan. Kemudian

fase lanjutan diberikan 450 mg rifampisin dan 600 mg INH, 3 kali dalam

seminggu selama 4 bulan.

Penderita yang memenuhi kriteria inklusi dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:

- Kelompok I (kelompok dosis I), selain mendapat OAT penderita diberi

kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu (1:1) dengan

dosis 1 g sehari, setiap hari selama 2 bulan, dilanjutkan 3 kali dalam seminggu

dengan dosis yang sama selama 4 bulan.

- Kelompok II (kelompok dosis II), selain mendapat OAT penderita diberi

kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dan buah mengkudu (1:1) dengan

dosis 0,5 g sehari, setiap hari selama 2 bulan, dilanjutkan 3 kali dalam

seminggu dengan dosis yang sama selama 4 bulan.

- Kelompok III (kelompok plasebo), selain mendapat OAT penderita diberi

plasebo satu kali sehari selama 2 bulan, dilanjutkan 3 kali dalam seminggu

selama 4 bulan.

Page 4: BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 2.1 …digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdl-einfebrina-27612-3... · Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita

24

Untuk menghindari interaksi antara obat uji dengan obat standar (OAT), diberikan

interval waktu selama 2 jam antara pemberian obat uji dengan obat standar.

Penderita yang diteliti pada penelitian ini sudah menjalani pemeriksaan:

- Klinis yang terdiri dari anamnesis meliputi gejala (scoring system: batuk,

batuk berdahak, batuk darah, sesak, panas badan, kurang nafsu makan) dan

pemeriksaan fisik (skor Karnofsky, berat badan).

- Pemeriksaan laboratorium yang meliputi Hb, leukosit, laju endap darah,

trombosit, glukosa darah, fungsi hati (SGOT, SGPT), fungsi ginjal (kreatinin),

dan waktu pembekuan darah (PT, APTT).

- Pemeriksaan spesimen dahak BTA tiga kali untuk diagnostik.

- Foto toraks PA (Postero Anterior)

- Kultur BTA

Semua subjek uji dievaluasi dengan cara sebagai berikut:

- Dilakukan pemantauan secara intensif setiap dua minggu selama dua bulan

(fase intensif). Obat diminum di depan pengawas minum obat yaitu seorang

anggota keluarga atau teman yang tinggal serumah.

- Semua penderita menjalani pemeriksaan rutin sebanyak satu kali setiap dua

minggu pada fase intensif dan selanjutnya setiap satu bulan sampai akhir bulan

keenam (fase lanjutan).

- Pemeriksaan dilakukan oleh dokter dan petugas Balai Kesehatan Paru

Masyarakat (BKPM) dan Rumah Sakit Paru Dr. H.A. Rotinsulu Bandung.

- Anamnesis dan pemeriksaan fisik dilakukan pada setiap kunjungan yang

mencakup keluhan, adanya adverse events, dan pengukuran berat badan

selama dua bulan (fase intensif) dilanjutkan setiap bulan sampai akhir bulan

keenam (fase lanjutan).

- Pemeriksaan bakteriologis spesimen dahak ulang secara mikroskopis

dilakukan pada minggu ke-2, ke-4, ke-6, ke-8, ke-20 dan ke-24.

- Pemeriksaan laboratorium yang meliputi Hb, leukosit, laju endap darah,

trombosit, glukosa darah, SGOT, SGPT, kreatinin, PT dan APTT dilakukan

pada minggu ke-8 dan ke-24.

Page 5: BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 2.1 …digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdl-einfebrina-27612-3... · Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita

25

Tabel 2.1. Pemeriksaan Subjek Uji Selama Fase Intensif dan Lanjutan

Pemeriksaan terhadap Subjek Uji pada Minggu ke- Jenis Pemeriksaan 0 2 4 6 8 12 16 20 24

Anamnesis √ √ √ √ √ √ √ √ √ Pemeriksaan fisik √ √ √ √ √ √ √ √ √ Dahak BTA 3x √ √ √ √ √ √ √ Pemeriksaan laboratorium √ √ √ Foto rontgen √ √ √ Adverse events √ √ √ √ √ √ √ √ √ Komplikasi √ √ √ √ √ √ √ √ √

2.3.4 Batasan Operasional

a. TB Paru

TB paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk

pleura (selaput paru).

b. Kategori I

Kategori I adalah kategori pengobatan TB dimana penderitanya merupakan

penderita dengan:

- kasus baru TB paru BTA positif,

- kasus baru TB paru BTA negatif dengan kelainan luas di paru,

- kasus baru TB ekstra paru berat.

Penderita kategori I pada fase intensif selama 2 bulan mendapat Isoniazid (H),

Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) dan Etambutol (E) disingkat 2HRZE dan

pada fase lanjutan sebanyak 3 kali seminggu selama 4 bulan mendapat

Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) disingkat 4H3R3.

c. Penderita TB Paru Kasus Baru

Penderita TB paru kasus baru adalah penderita TB paru yang belum pernah

diobati dengan OAT.

d. TB Paru BTA Positif

TB paru BTA positif ditentukan berdasarkan hasil penelitian spesimen dahak

dimana sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS memiliki hasil BTA

Page 6: BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 2.1 …digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdl-einfebrina-27612-3... · Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita

26

positif atau 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada

menunjukkan gambaran TB aktif.

e. Fase intensif

Fase intensif adalah fase awal ketika penderita TB mendapat OAT setiap hari

selama 2 bulan dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya kekebalan

terhadap semua OAT terutama rifampisin.

f. Fase lanjutan

Fase lanjutan adalah fase setelah fase intensif dimana penderita mendapat

jenis obat lebih sedikit dalam jangka waktu yang lebih lama. Fase ini penting

untuk membunuh kuman persisten (dorman) sehingga mencegah terjadinya

kekambuhan.

g. Pemeriksaan sediaan dahak BTA

Pemeriksaan sediaan dahak BTA adalah pemeriksaan mikroskopis apus dahak

BTA dengan pengambilan spesimen dilakukan 3 kali dalam 2 hari kunjungan

yang berurutan yaitu dahak sewaktu (S) ketika penderita pertama kali datang,

dahak pagi (P) yang dikumpulkan pagi di rumah pada pagi hari kedua segera

setelah bangun tidur, dan dahak sewaktu (S) yang dikumpulkan pada hari

kedua saat penderita menyerahkan dahak pagi. Pembuatan apus dahak

dilakukan dengan metode Ziehl Neelsen sedangkan pembacaan hasil

pemeriksaan sediaan dahak dilakukan dengan menggunakan skala

International Union Againts Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD).

h. Pemeriksaan biakan

Pemeriksaan biakan adalah pemeriksaan spesimen dahak yang dibiakkan

dengan media Ogawa 3%. Pembacaan dilakukan setiap minggu. Koloni

tersangka yang merupakan koloni BTA berwarna kuning, permukaan kering

dan rapuh, bagian pinggir tepi tidak rata. Hasil dinyatakan negatif bila tidak

ada pertumbuhan dalam 8 minggu.

i. Diagnosis TB paru pada orang dewasa

Diagnosis TB paru pada orang dewasa dapat ditegakkan dengan ditemukannya

BTA pada pemeriksaan dahak secara mikroskopis. Hasil pemeriksaan

dinyatakan positif apabila sedikitnya dua dari tiga spesimen SPS BTA

hasilnya positif. Apabila hanya satu spesimen yang positif perlu diadakan

Page 7: BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 2.1 …digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdl-einfebrina-27612-3... · Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita

27

pemeriksaan lebih lanjut yaitu foto rontgen dada atau pemeriksaan dahak SPS

diulang.

- Jika hasil rontgen mendukung TB, maka penderita didiagnosis sebagai

penderita TB BTA positif.

- Jika hasil rontgen tidak mendukung TB, maka pemeriksaan dahak SPS

diulangi.

Apabila fasilitas memungkinkan, maka dapat dilakukan pemeriksaan lain,

misalnya biakan.

Apabila ketiga spesimen dahak hasilnya negatif, diberikan antibiotik spektrum

luas (misalnya kotrimoksazol atau amoksisilin) selama 1-2 minggu. Bila tidak

ada perubahan, namun gejala klinis tetap mencurigakan TB, pemeriksaan

dahak SPS diulangi.

- Jika hasil SPS positif, didiagnosis sebagai penderita TB BTA positif

- Jika hasil SPS tetap negatif, lakukan pemeriksaan foto rontgen dada, untuk

mendukung diagnosis TB

• Bila hasil rontgen mendukung TB, didiagnosis sebagai penderita TB

BTA negatif rontgen positif

• Bila hasil rontgen tidak mendukung TB, penderita tersebut bukan TB.

j. Sembuh

Penderita dinyatakan sembuh bila penderita telah menyelesaikan pengobatan

secara lengkap dan pemeriksaan ulang dahak (follow up) paling sedikit dua

kali berturut-turut hasilnya negatif (yaitu pada akhir pengobatan dan/atau

sebulan sebelum akhir pengobatan dan pada satu pemeriksaan follow up

sebelumnya).

2.3.5 Metode Analisis Data

Penelitian ini memerlukan analisis statistik yang dapat menguji efektivitas

pemberian kombinasi ekstrak rimpang jahe merah dengan ekstrak buah mengkudu

sebagai obat penunjang pada penanganan TB paru BTA positif. Analisis statistik

yang digunakan adalah uji statistik parametrik (uji t) dan nonparametrik (Mann-

Whitney, Kruskal Wallis, dan Friedman). Semua pengerjaan analisis data

menggunakan program SPSS versi 14.

Page 8: BAB 2 BAHAN, SUBJEK, DAN METODE PENELITIAN 2.1 …digilib.itb.ac.id/files/disk1/553/jbptitbpp-gdl-einfebrina-27612-3... · Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Sebagian penderita

28

2.3.6 Alur Penelitian

Alur penelitian adalah sebagai berikut:

Penderita baru yang berobat ke BKPM dan

R.S. Paru dr. Rotinsulu Bandung

Tidak Memenuhi kriteria Penderita inklusi? diekslusi

Ya

Informed consent

Pembagian kelompok

Tiap minggu Anamnesis ke-0, 2, 4, 6, 8, Pemeriksaan fisik 12, 16, 20, dan 24 Pemeriksaan berat badan Pemeriksaan sediaan dahak BTA 3x

Tiap minggu Pemeriksaan laboratorium ke-0, 8, dan 24 Foto toraks

Tiap minggu Pemberian OAT dan obat uji ke-0, 2, 4, 6, 8 untuk 2 atau 4 minggu 12, 16, dan 20

Analisis

Hasil