25
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : Media elektronik Wawancara dengan narasumber terkait Survei terhadap target audience Wawancara dengan orangtua penderita disleksia 2.2 Data Umum Disleksia (Inggris: dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam melakukan aktivitas membaca dan menulis. Kata disleksia berasal dari bahasa Yunani δυς- dys- ("kesulitan untuk") dan λέξις lexis ("huruf" atau "leksikal"). Pada umumnya keterbatasan ini hanya ditujukan pada kesulitan seseorang dalam membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam perkembangan kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan juga daya sensorik pada indera perasa. Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak. Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai Aleksia. Selain memengaruhi kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditengarai juga memengaruhi kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya. Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai penderita. Disleksia tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah

BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

  • Upload
    vanmien

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

3

BAB 2

DATA DAN ANALISA

2.1 Data dan Literatur

Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini

berasal dari :

• Media elektronik

• Wawancara dengan narasumber terkait

• Survei terhadap target audience

• Wawancara dengan orangtua penderita disleksia

2.2 Data Umum

Disleksia (Inggris: dyslexia) adalah sebuah kondisi ketidakmampuan belajar

pada seseorang yang disebabkan oleh kesulitan pada orang tersebut dalam

melakukan aktivitas membaca dan menulis.

Kata disleksia berasal dari bahasa Yunani δυς- dys- ("kesulitan untuk") dan

λέξις lexis ("huruf" atau "leksikal").

Pada umumnya keterbatasan ini hanya ditujukan pada kesulitan seseorang dalam

membaca dan menulis, akan tetapi tidak terbatas dalam perkembangan

kemampuan standar yang lain seperti kecerdasan, kemampuan menganalisa dan

juga daya sensorik pada indera perasa.

Terminologi disleksia juga digunakan untuk merujuk kepada kehilangan

kemampuan membaca pada seseorang dikarenakan akibat kerusakan pada otak.

Disleksia pada tipe ini sering disebut sebagai Aleksia. Selain memengaruhi

kemampuan membaca dan menulis, disleksia juga ditengarai juga memengaruhi

kemampuan berbicara pada beberapa pengidapnya.

Penderita disleksia secara fisik tidak akan terlihat sebagai penderita. Disleksia

tidak hanya terbatas pada ketidakmampuan seseorang untuk menyusun atau

membaca kalimat dalam urutan terbalik tetapi juga dalam berbagai macam

urutan, termasuk dari atas ke bawah, kiri dan kanan, dan sulit menerima perintah

Page 2: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

4

yang seharusnya dilanjutkan ke memori pada otak. Hal ini yang sering

menyebabkan penderita disleksia dianggap tidak konsentrasi dalam beberapa

hal. Dalam kasus lain, ditemukan pula bahwa penderita tidak dapat menjawab

pertanyaan yang seperti uraian, panjang lebar.

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas (2012). Disleksia. Retrieved

September 4, 2012 from http://id.wikipedia.org/wiki/Disleksia.

Intelegensia Tinggi

Dokter spesialis anak-konsultan saraf anak, Purboyo Solek, mengatakan, anak

disleksia sangat berpotensi untuk menjadi besar ketika dewasa nanti. Anak

dengan disleksia memiliki intelegensia di atas rata-rata hingga tinggi. Hal itu

yang membedakan anak dengan kesulitan belajar spesifik seperti disleksia

dengan kesulitan belajar umumnya. ”Berbeda dengan anak dengan kesulitan

belajar yang tingkat intelegensianya di bawah normal, seperti epilepsi lena

atipikal, hiperaktif, down syndrome, dan sejumlah kasus autis. Disleksia sering

kali dicampuradukkan dengan gangguan belajar lainnya,” ujar Purboyo.

Riyani T. Bondan, Ketua Asosiasi Disleksia Indonesia, mengungkapkan, di

dunia, 10 hingga 15 persen anak sekolah menyandang disleksia. Dengan jumlah

anak sekolah di Indonesia sekitar 50 juta, diperkirakan lima juta di antaranya

mengalami disleksia. ”Tanpa penanganan tepat, negara rugi lantaran orang yang

sebetulnya intelegensinya tinggi jadi kesulitan mengembangkan potensinya,”

ujarnya.

Tipe Disleksia

Ada dua tipe disleksia, yaitu developmental dyslexia (bawaan sejak lahir) dan

aquired dyslexia (didapat karena gangguan atau perubahan cara otak kiri

membaca).

Developmental dyslexsia diderita sepanjang hidup pasien dan biasanya bersifat

genetik. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa penyakit ini berkaitan dengan

disfungsi daerah abu-abu pada otak. Disfungsi tersebut berhubungan dengan

perubahan konektivitas di area fonologis (membaca). Beberapa tanda-tanda awal

Page 3: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

5

disleksia bawaan adalah telat berbicara, artikulasi tidak jelas dan terbalik-balik,

kesulitan mempelajari bentuk dan bunyi huruf-huruf, bingung antara konsep

ruang dan waktu, serta kesulitan mencerna instruksi verbal, cepat, dan berurutan.

Pada usia sekolah, umumnya penderita disleksia dapat mengalami keuslitan

menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang

alat tulis dengan baik, dan kesulitan dalam menerima.

“Disleksia itu menurut penelitian sekitar 70 persen merupakan keturunan.

Namun, sisanya 30 persen, berarti ada faktor lain di luar genetis yang hingga

saat ini belum diketahui apa itu penyebabnya. Selain karena keturunan, acquired

dyslexia itu awalnya individu normal, tetapi menjelang dewasa mengalami

cedera otak sebelah kiri dan bisa menyebabkannya menjadi disleksia,” kata

Kristiantini dalam Seminar Nasional Disleksia, Sabtu (31/7/2010) di Jakarta.

Di Indonesia sendiri, dikabarkan bahwa Nirina Zubir adalah salah seorang

penyandang dyslexia, namun hal itu tidak menghambatnya untuk mempelajari

berbagai bahasa dari Inggris, Cina, Jepang, hingga Korea. Terbukti bahwa

dyslexia bukanlah suatu hambatan, melainkan suatu “keistimewaan” yang unik.

Tokoh-tokoh internasional yang terkenal yang diketahui mempunyai disfungsi

disleksia adalah Tom Cruise, Orlando Bloom, Whoopi Goldberg, Lee Kuan

Yew, dan Vanessa Amorosi. Mereka orang-orang yang mengalami kesulitan

mengolah kata yang ternyata dalam prosesnya, mereka menjadi “luar biasa”

karena tidak menyerah begitu saja pada keadaan.

Berbasis Neurologis

Ketua Pelaksana Harian Asosiasi Disleksia Indonesia dr Kristiantini Dewi, Sp

A, menjelaskan, disleksia merupakan kelainan dengan dasar kelainan

neurobiologis dan ditandai dengan kesulitan dalam mengenali kata dengan tepat

atau akurat dalam pengejaan dan dalam kemampuan mengode simbol.

Sejumlah ahli juga mendefinisikan disleksia sebagai suatu kondisi pemrosesan

input atau informasi yang berbeda (dari anak normal) yang sering kali ditandai

dengan kesulitan dalam membaca yang dapat memengaruhi area kognisi, seperti

Page 4: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

6

daya ingat, kecepatan pemrosesan input, kemampuan pengaturan waktu, aspek

koordinasi, dan pengendalian gerak. Dapat juga terjadi kesulitan visual dan

fonologis, dan biasanya terdapat perbedaan kemampuan di berbagai aspek

perkembangan.

Masalah yang juga bisa mengikuti penyandang disleksia di antaranya

konsentrasi, daya ingat jangka pendek (cepat lupa dengan instruksi).

“Penyandang disleksia juga mengalami masalah dalam pengorganisasian.

Mereka cenderung tidak teratur. Misalnya, memakai sepatu tetapi lupa memakai

kaus kaki. Masalah lainnya, kesulitan dalam penyusunan atau pengurutan, entah

itu hari, angka, atau huruf,” papar Kristiantini yang juga seorang dokter anak.

Identifikasi Penderita Disleksia

Kristiantini menyebutkan ada beberapa tanda awal disleksia bawaan. Tanda-

tanda itu, antara lain, telat berbicara. Pada umur dua tahun, misalnya, anak baru

dapat mengucapkan satu atau dua patah kata. Anak juga sering bingung atau

tertukar antara kiri dan kanan. Gejala lainnya ialah artikulasi tidak jelas dan

terbalik-balik. ”Kata kulkas, misalnya menjadi kalkus,” ujar Kristiantini.

Beranjak di usia sekolah, kesulitan makin dirasakan lantaran anak mulai dituntut

membaca, menulis, dan berhitung. Anak kesulitan mempelajari huruf, baik

bentuk maupun bunyinya. Beberapa huruf sering kali tertukar, seperti ”b” dan

”d”, ”h” dan ”a”, serta ”t” dan ”j”. ”Pada awal anak belajar membaca, huruf

tertukar kadang terjadi. Namun, pada anak dengan disleksia, kesulitan itu terus

berlanjut,” ujarnya. Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf

menjadi kata, kesulitan membaca, kesulitan memegang alat tulis dengan baik,

dan kesulitan dalam rima.

Pertanda lainnya ialah bingung konsep ruang dan waktu serta kesulitan

mencerna serta mengikuti beberapa instruksi yang disampaikan secara verbal,

cepat, dan berurutan. ”Jika ada tiga perintah yang diucapkan secara cepat,

kemungkinan hanya perintah terakhir yang diingat,” ujarnya.

Page 5: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

7

Gangguan itu sering ditemukan bersama dengan gangguan pemusatan perhatian

atau konsentrasi, kesulitan matematika dan keterampilan motorik, seperti masih

tumpah ketika menyendok makanan walaupun sudah di kelas I atau II SD.

Menurut Kristiantini, identifikasi disleksia sebaiknya sedari dini sehingga anak

dapat dilatih cara belajar yang tepat dan sesuai kebutuhannya. Jika terlambat,

prestasi akademis terus turun, anak kesulitan dalam ujian, mendapat stigma

negatif, diganggu (bullying), serta kesulitan dalam kehidupan sehari-hari yang

berhubungan dengan membaca dan menulis.

Indira Permanasari (2012). Mereka (Tetap) Anak Pintar... Retrieved September 4,

2012 from http://nasional.kompas.com/read/2010/08/24/11200242/.

2.3 Data Literatur

Disleksia terjadi pada 5 sampai 10 persen dari seluru anak di dunia. Gangguan

belajar jenis ini ditemukan pertama kali pada akhir abad sembilan bela, ketika

itu ia disebut dengan istilah ‘world blindness’--buta huruf. Data yang cukup bisa

dipercaya sampai saat ini menunjukkan bahwa penyebab disleksia adalah faktor

genetis, yaitu diturunkan oleh salah satu atau kedua orangtua anak yang

menderitanya Bukti ini didapatkan dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap

anak kembar identik.

Apabila salah satu dari anak kembar tersebut diketahui menderita disleksia,

maka kemungkinan saudara kembarnya mengidap jenis gangguan belajar ini

juga bisa mencapai 85 sampai 100 persen. Pnelitian-penelitian lainnya juga

menunjukkan bahwa disleksia memiliki keterkaitan dengan hubungan keluarga

atau pertalian darah.

Apabila seorang anak menderita disleksia, ada kemungkinan sekitar 40%

saudara kandungnya juga mengalami kondisi yang sama. Begitu juga ketika

salah satu orangtua mengalami masalah disleksia, terdapat kemungkinan antara

25 sampai 50 persen bagi mereka untuk mewariskan gangguan belajar tersebut

kepada anak-anaknya.

Page 6: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

8

James Le Fanu (2008). Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologi Anak.

Jogjakarta: Think Jogjakarta.

2.4 Data Narasumber

Menurut hasil wawancara dengan narasumber Vica Tjen, Specialized Teacher &

Certified Graphologist Irlen Dyslexia Center Jakarta, umumnya, disleksia akan

terlihat saat anak memasuki bangku Sekolah Dasar, dimana pada usia itu anak-

anak biasanya sudah bisa membaca dengan cukup baik, sementara anak

penyandang disleksia belum bisa. Sangat disayangkan, masih banyak orangtua

dan pendidik maupun lembaga pendidikannya sendiri yang belum tahu akan

masalah ini, sehingga mereka menganggap anak disleksia sebagai anak yang

malas atau kurang pandai. Padahal, disleksia sama sekali tidak mempengaruhi

atau dipengaruhi oleh tingkat intelegensi anak tersebut.

Jenis-jenis Visual Distortion atau penglihatan yang muncul dari anak disleksia

adalah:

1. Rivers: Huruf tampak sulit dibaca karena kehilangan jarak/spasi antar kata

satu dengan yang lainnya.

Gambar 1.

Efek Distortion Rivers.

2. Halo: Huruf tampak double dan saling menimpa, seperti berbayang.

Gambar 2.

Efek Distortion Halo.

Page 7: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

9

3. Blurry: Mirip dengan Halo, akan tetapi blurry kadang-kadang bisa tampak

jelas seperti mata normal.

Gambar 3.

Efek Distortion Blurry.

4. Shaky: Huruf tampak bergerak menari-nari di tempat, bergoyang-goyang ke

kiri dan kanan.

Gambar 4.

Efek Distortion Shaky.

5. Wash Out: Huruf seolah-olah tampak seperti tulisan yang kena air atau

seperti kertas yang habis tercuci (huruf tampak meleleh).

Gambar 5.

Efek Distortion Wash Out.

6. Swirl: Huruf tampak seperti seolah-olah tersedot ke tengah.

Page 8: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

10

Gambar 6.

Efek Distortion Swirl.

7. Seesaw: Huruf tampak seperti berlari-lari ke atas dan ke bawah atau

berloncatan.

Gambar 7.

Efek Distortion Seesaw.

Tipe disleksia yang paling umum adalah 4 Visual Distortion teratas. Tiga

lainnya merupakan tipe Visual Distortion yang cukup jarang ditemukan. Selain

itu, sebenarnya masih banyak lagi jenis penglihatan disleksia, seperti huruf yang

tampak berlari-lari bahkan sampai keluar dari kertas. Maka dari itu, memang

tampaknya disleksia merupakan suatu kelainan yang spesifik, tapi sebenarnya

tidak juga karena masalah penglihatan tiap penderita disleksia sendiri

bermacam-macam.

Anak-anak penyandang disleksia dengan tipe pembelajar jenis apapun, baik tipe

kinestetik (pembelajar yang kuat jika dia banyak bergerak/learning by doing),

auditorik (pembelajar yang kuat dalam hal mendengar), maupun visual, tetap

bergantung pada visual dalam pembelajarannya. Karena dia membutuhkan

peragaan, gambar, dan visual untuk menunjang kesulitannya karena disleksia.

Disleksia tidak akan sembuh dan dimiliki seumur hidup. Namun itupun menjadi

keuntungan mereka, karena penyandang disleksia memiliki sifat yang ekstrim:

antara ekstrim positif atau ekstrim negatif. Biasanya, saat dewasa mereka

Page 9: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

11

menjadi orang yang sukses seperti businessman atau ilmuwan. Contoh sifat

ekstrimyang positif adalah Albert Einstein.

Penyebab Disleksia

Penyebab terjadinya disleksia pada dasarnya adalah ketidakmampuan magnosel,

salah satu sel dalam otak (bukan dalam mata), untuk berkembang dengan

sempurna sehingga apa yang ditangkap oleh mata dan dicoding oleh otak tidak

dapat menjadi suatu simbol yang tepat. Terdapat 2 jalur yang dijalankan ketika

membaca, yaitu jalur cepat dan jalur lambat, dimana jalur lambat adalah

menghubungkan huruf per huruf sedangkan jalur cepat adalah membaca

langsung kata per kata atau kalimat perkalimat. Tugas magnosel inilah yang

mengimbangi dan menghubungkan kedua jalur tersebut sehingga dapat

menerjemahkan suatu simbol atau kalimat dengan baik. Akan tetapi jika

magnosel ini tidak mampu menerjemahkannya dengan baik, terjadilah blurry,

halo, rivers, dan berbagai Visual Distortion tadi.

Tiap cahaya memiliki kuat gelombang yang berbeda-beda. Dan gelombang

cahaya fluorescent light yang berlebihan itulah yang mengganggu otak anak

disleksia. Orang lain mungkin tidak merasakannya karena gelombang tersebut

tidak terproses secara kasat mata melainkan di dalam otak, akan tetapi bagi anak

disleksia yang memiliki light sensitivity, fluorescent light tampak seperti ratusan

kali flicker/kedipan, yang menyebabkan otak mereka tidak kuat menatap begitu

lama cahaya tersebut atau menahan begitu banyak beban di otak, dimana hal ini

disebut overloaded stimulus. Prosesnya adalah fluorescent light pada ruangan

memantul pada kertas putih yang dibaca dan masuk ke dalam otak anak

disleksia, dan hal inilah yang membuat otak mereka overloaded.

Contoh overloaded stimulus penderita disleksia lain adalah kalau mereka

mendengarkan music rock & roll yang begitu kuat, ke bar, atau diskotik, mereka

akan sangat pusing, karena mereka punya sensistivitas terhadap suara yang

sangat tinggi. Ada pula yang jika melihat sesuatu dengan sangat kontras seperti

hitam dan putih, stimulus yang masuk pun juga sangat banyak, menyebabkan

magnosel dalam otak mereka tidak mampu untuk mengimbangi dan terjadilah

Page 10: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

12

overloaded stimulus juga. Jadi, kemampuan mereka mengelola dan menerima

seberapa banyak jumlah stimulus perharinya itu berbeda.

Mayoritas penderita disleksia adalah anak laki-laki. Perempuan terlahir

cenderung multi-tasking, sehingga paling tidak lebih mampu menahan banyak

stimulus yang masuk. Stimulus pun terjadi saat berada di satu kelas, ketika

terjadi begitu banyak kejadian dalam satu waktu yang sama. Contohnya, ada

yang mengetuk-ngetuk meja, ada yang mengobrol dan bercanda, ada yang pergi

izin ke toilet, dan sebagainya, itu semua termasuk stimulus yang membuat

manusia harus multi-tasking karena melihat dan mendengar begitu banyak hal

dalam waktu yang sama.

Ditambah lagi, kini ada banyak bilingual-family, yang menggunakan 2 bahasa

dalam percakapan mereka sehari-hari sehingga semakin tidak terorganisir dan

menyebabkan kebingungan pada penderita disleksia.

Maka dari itulah, jika otak anak disleksia terlalu diaktivasi hanya untuk kegiatan

membaca, dampak yang terjadi adalah :

1. Untuk anak laki-laki jadi nakal, hyper-active dan uncontrollable, karena

terlalu banyak yang bekerja dalam otak mereka.

2. Untuk anak perempuan jadi dinilai malas, karena dengan kondisi otak seperti

ini, mereka sudah sangat lelah dan lebih suka tidur saja. Kondisi otak ini

setara dengan kondisi otak yang digunakan orang pada umumnya untuk

bekerja selama 12 jam.

3. Mereka sering dinilai guru sering melamun di kelas, karena begitu padat

aktivitas otaknya sehingga mereka tidak sanggup lagi mendengarkan apa

yang diajarkan gurunya, yang mengakibatkan mereka kesulitan untuk

memorizing. Misalnya, jika diberi instruksi untuk mengerjakan 5 halaman,

untuk halaman pertama mereka mungkin bisa melakukannya, tapi untuk

halaman selanjutnya mereka sudah lupa atau tidak paham lagi harus

mengerjakan apa.

Selain itu, yang lebih disayangkan lagi adalah banyaknya penderita disleksia

yang masih salah didiagnosis, yakni dianggap sebagai anak yang ADHD

(Attention Deficit Hyperactive Disorder) atau butuh obat-obatan penenang dan

psikotrapika. Padahal dengan obat-obatan yang demikian hanya membuat

Page 11: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

13

mereka menjadi stone, seperti efek habis menggunakan obat-obatan terlarang.

Memang mereka menjadi lebih tenang, tapi tidak berarti mereka lebih fokus

belajar juga, karena memang bukan itu masalah utamanya.

Berdasarkan pembagiannya, disleksia secara umum dapat disebabkan oleh 3 hal:

1. Genetik/keturunan. Mayoritas disleksia memang disebabkan oleh genetik.

2. Lingkungan: asupan gizi yang buruk maupun overloaded stimulus yang

mampu menyebabkan anak menjadi stres, jatuh atau terluka saat kecil, yang

melukai bagian otak yang bekerja untuk menulis dan membaca, atau

perkembangan otak yang belum sempurna saat masih di dalam janin.

Deteksi Disleksia

Salah satu cara mendeteksi disleksia pada anak yang paling mudah adalah

apabila anak tersebut secara verbal tergolong mampu berbicara dengan baik dan

pintar, baik dari opini keluarga, kerabat dekat, maupun orang-orang yang baru

sekali bertemu dengannya, namun kepintaran itu tidak sebanding dengan nilai

akademisnya di sekolah (pada nilai rapornya). Bahkan, nilai rapornya bisa jadi

sangat buruk, yang biasanya akibatnya dianggap pemalas atau kurang berusaha

oleh guru maupun orangtua.

Ciri-ciri secara umum lainnya yang dapat dengan mudah ditemukan pada anak

disleksia adalah:

1. Adanya kemungkinan lebih cepat dan mudahnya belajar menggunakan

visual (dan ini mungkin banyak ditemukan pada orang-orang yang bergelut

di dunia desain).

2. Kesulitan untuk menulis dan menyalin dari papan tulis di sekolah.

3. Mempunyai tulisan tangan yang buruk.

4. Ada pula yang mungkin bisa membaca dan penglihatannya terhadap huruf

tidak berbayang sama sekali (dan penderita disleksia seperti ini cukup

banyak). Mereka memahami kata per kata dan bahkan kalimat per kalimat,

namun tidak mampu memahami inti bacaan atau tidak mampu mengambil

ide paragraf dari bacaan itu. Jika otak manusia normal untuk membaca,

Page 12: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

14

memahami, dan menghapal mungkin butuh 1 jam, otak penderita disleksia

ini butuh sampai 2-5 jam.

Penderita disleksia seperti ini yang sudah di-screening oleh Irlen Dyslexia

Center--yang mampu membaca namun memiliki kesulitan pemahaman akan

apa yang mereka baca, biasanya memiliki hardworker personality. Pada

saat masih kecil penderita tidak akan mengerti bahwa mereka berbeda

karena mereka menyandang disleksia, yang mereka tahu hanya mengapa

orang lain mampu membaca dan mereka tidak. Sehingga selama mereka

bertumbuh, mereka pun mendorong diri mereka sekeras mungkin dengan

keyakinan kalau orang lain bisa maka saya pun harus bisa.

Jadi, penderita disleksia jenis ini, walaupun mereka tumbuh dengan

ketidaktahuan bahwa mereka menyandang disleksia, mereka tetap akan

bertumbuh dengan baik seperti anak-anak lainnya walau mungkin nilai

akademisnya kurang.

5. Seringkali menghindari aktivitas membaca.

6. Lebih memilih orang lain membacakan bukunya untuk mereka.

7. Lemah dalam pengejaan huruf.

8. Memiliki IQ yang tinggi namun ternyata secara akademik tidak sebanding

dengan IQ-nya.

9. Kesulitan untuk konsentrasi dan memusatkan perhatiannya terhadap

pembelajaran secara general. Mungkin kalau terhadap sesuatu yang dia

sukai tidak menjadi masalah, tapi secara general dia kurang mampu fokus.

10. Kecenderungan untuk melamun.

11. Seringkali ceroboh, misalnya kesulitan menangkap bola saat bermain bola

(tidak mempunyai kemampuan psikologi parsial: melihat dan memprediksi

jarak dan ruang). Penderita sudah memprediksikan jarak yang tepat untuk

menangkapnya, akan tetapi ternyata bola jatuh di jarak yang berbeda dari

yang ia prediksikan.

12. Menumpahkan air saat minum (karena masalah psikologi parsial itu).

13. Kecenderungan melihat sesuatu yang berbentuk 3 dimensi menjadi 2

dimensi, sehingga suka menabrak tangga.

14. Kesulitan untuk mengorganisir, baik secara hal-hal fisik, maupun dalam

penulisan. Mereka cenderung berantakan dan kurang bisa merapikan

ruangannya sendiri. Kalaupun bisa, mereka seringkali lupa barang A atau B

Page 13: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

15

mereka letakkan dimana. Kalau ruangan mereka terlihat rapi, rapi hanya

sekedar rapi bukan karena dikelompokkan. Mereka kesulitan untuk

mengelompokkan barang. Mereka juga tidak mampu mengorganisir kalimat

saat dituangkan ke dalam tulisan, walau secara verbal mereka mampu

menjelaskan dengan baik.

Sayangnya, masih banyak orang yang belum tahu masalah disleksia ini, baik

dari pihak orangtua maupun pendidiknya sendiri, yang masih menggunakan cara

didik atau metode pengajaran yang masih konservatif dan jarang di-update.

Selain itu, masih banyak pula keluarga yang tidak berpendidikan atau

berlatarpendidikan rendah. Sehingga cara pikir mereka pun konservatif dan tidak

dikembangkan: jika nilai anak kurang bagus.

2.5 Data Pendukung

Mengajarkan Anak Dyslexia Keterampilan Hidup Sehari-hari

Setidaknya ada 6 area, diluar baca-tulis-hitung yang harus dikuasai agar ia tidak

menjadi begitu “berbeda” dengan lingkungannya, yaitu :

1. Konsep Waktu

Sebagian besar penderita dyslexia mengalami masalah waktu ini. Saat masih

kecil, mereka terlihat tidak bisa memenuhi harapan orangtua dan guru,

tetapi ketika dewasa hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh pada

hubungan sosialnya. Ada 4 hal yang menjadi fokus utama dalam konsep

waktu ini, yaitu:

a. Membaca Jam

Hampir semua anak dyslexia mengalami kesulitan saat harus membaca

jam, tetapi apabila dilakukan dengan pendekatan yang tepat maka

mereka pun bisa menguasai kemampuan ini. Sebagian orang

mengatakan mengapa harus bersusah payah mengajarkan jam yang

konvensional, berikan saja jam digital pada mereka. Dalam masyarakat

kita penggunaan jam biasa masih sangat umum digunakan, dan apabila

Page 14: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

16

mereka tidak bisa membaca jam di depan banyak orang tentu saja akan

menjadi hal yang sangat memalukan dan nantinya akan berdampak

pada self concept-nya. Selain itu bila anak disleksia membaca pada jam

digital misalnya 9:50, mereka tidak akan memahami maknanya apa,

jadi konsep waktunya sendiri justru malah tidak terpelajari. Oleh karena

itu penting untuk mengajarkan materi membaca jam ini, yang di

sebagian daerah materi ini sudah masuk ke dalam kurikulum sekolah.

Ada beberapa tahapan penting yang harus diperhatikan saat

mengajarkan jam ini yaitu :

o Tahap awal yang harus dilakukan adalah mengecek apakah mereka

sudah menguasai konsep angka dan jumlah. Apabila belum, konsep

ini merupakan dasar yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum

memulai belajar jam, karena dalam jam terdapat angka 1-12,

begitupula dalam konsep menit, terdapat angka 1-60.

o Ajarkan bahwa ada 60 menit dalam 1 jam.

o Kita biasa mengucapkan istilah jam tujuh kurang 10 (06.50) atau

lima lebih seperempat (05.15) bahkan pengucapan jam setengah

dua (01.30), kita bisa menyampaikannya secara otomatis, tapi tidak

begitu bagi anak-anak dyslexia. Hal ini bisa menjadi sesuatu yang

sangat membingungkan, oleh karena itu penting sekali untuk

mengajarkan istilah-istilah tersebut satu demi satu.

o Gunakan jam asli atau jam buatan yang menyerupai aslinya, karena

dengan memberi kesempatan pada anak untuk mengetahui dan

meraba tekstur dari jam akan sangat membantu proses pemahaman

itu sendiri. Teknik multisensory sangat penting disini.

o Perkenalkan ada 2 jarum, yang menunjukkan jam dan menit.

Apabila menggunakan jam yang dibuat sendiri, akan lebih baik

apabila tampilan jarum jam nya dibuat berbeda antara menit dan

jam dengan penggunaan warna ataupun tekstur yang berbeda

seperti penambahan butiran pasir pada jarum menit, dan lain-lain.

o Tunjukkan pada mereka mengenai pergerakan jarum jam tersebut,

beri kesempatan pada mereka untuk melakukannya beberapa kali.

o Jelaskan mengenai sistem angka pada jam, ada 2 sistem yaitu jam

dan menit. Ini biasanya yang membuat belajar jam menjadi sangat

Page 15: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

17

susah bagi sebagian orang. Sistem pertama adalah jam, ada angka

1-12 untuk menunjukkan jam. Perkenalkan juga penggunaan angka

13-24 untuk menunjukkan waktu siang sampai malam hari, seperti

jam 20.00. Sistem yang kedua adalah menit, perkenalkan bahwa

satu perubahan gerakan angka pada jarum menit berarti 5 menit,

setelah itu baru masuk pada kelipatannya. Intinya adalah buat

sekongkrit mungkin.

o Gunakan games saat mengajarkan konsep waktu ini, agar anak-

anak bisa menikmati proses belajarnya.

b. Ekspresi Bahasa Waktu

Harus diketahui juga apakah mereka mengetahui konsep waktu yang

lain, yang juga sangat penting bagi kehidupan sehari-hari terutama

dalam percakapan dengan orang lain, yaitu istilah kemarin, besok,

dulu, sekarang, nanti, lama, sebentar karena anak-anak dyslexia juga

mengalami kesulitan dalam penggunaan istilah-istilah ini.

c. Bagaimana Agar Dapat Tepat Waktu

Sebagian besar dari kita mempunyai naluri untuk memperkirakan jam

berapa sekarang atau lama sebentarnya sebuah acara walaupun tidak

melihat jam. Tidak begitu dengan anak-anak dyslexia, mereka tidak

mempunyai naluri ini, sehingga seringkali waktu terus berlalu dan

mereka benar-benar tidak menyadarinya. Hal ini tentu saja akan

menimbulkan banyak masalah, saat masih kecil mereka sering pulang

ke rumah tidak tepat waktu, ketika dewasa mereka akan datang pada

sebuah janji dimana orang lain sudah meninggalkannya. Cap sebagai

orang yang tidak bertanggungjawab sangat mungkin terjadi. Sehingga

mengatasi hal ini sejak dini dirasa sangat perlu, dengan men-

setting alarm atau mengingatkannya seperti, “Kamu harus pulang ke

rumah saat sudah mulai terdengar adzan ya.” Hal ini akan sangat

membantu mereka untuk memahami “time limit.”

Page 16: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

18

d. Bagaimana Agar Tidak Membuang Waktu

Secara ekstrim anak-anak dyslexia tidak bisa merasakan lamanya satu

jam dengan beberapa menit saja. Ini disebabkan karena mereka sangat

berfokus pada apa yang sedang mereka kerjakan sampai tidak bisa

merasakan lamanya waktu. Ini yang sering membuat para orangtua

kesal, karena mereka biasanya berpakaian sangat lama, minum susu

harus diingatkan terus, asyik menonton televisi padahal harus pergi

sekolah, sehingga akhirnya mereka sering datang terlambat ke sekolah.

Untuk mengatasinya, harus dimunculkan keinginannya untuk berubah

terlebih dahulu dan biasanya setelah didiskusikan coping datang dari

mereka sendiri, dengan memberikan usulan seperti saat berpakaian

harus cepat atau bila ingin sedikit lebih santai maka harus bangun lebih

pagi.

2. Konsep Uang

Meskipun hampir semua anak-anak dyslexia mengalami kesulitan dalm

konsep waktu, tetapi tidak demikian dalam konsep uang, hanya beberapa

saja yang mengalami kesulitan. Ada 2 hal penting dalam konsep uang ini,

yaitu:

a. Menghitung Uang

Saat disediakan di sebelah kiri 2 uang 500an dan di sebelah kanan 5 uang

100an kemudian ditanyakan mana yang nilanya lebih besar, mereka pasti

akan mengalami kesulitan. Dalam belajar uang, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan, seperti:

o Cek pemahaman mereka mengenai konsep angka dan jumlah, apabila

belum memahami betul, jangan dulu mengajarinya tentang uang, ini

tentu saja akan membuat mereka semakin bingung.

o Cek apakah mereka bisa mengidentifikasi nilai dari setiap bentuk

uang yang diperlihatkan dari uang kertas sampai uang koin. Lakukan

pengecekan ini dalam area private dan nyaman, jangan sampai

ketidaktahuannya membuat mereka malu dan malah menurunkan self

esteemnya.

Page 17: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

19

o Gunakan uang asli atau yang bentuknya benar-benar mirip dengan

aslinya saat mulai belajar konsep uang.

o Minta untuk menukar bentuknya, tapi nilainya sama, seperti uang

kertas 500, ditukar dengan uang koin 100 sebanyak lima buah.

o Berikan banyak kesempatan agar mereka bisa belajar menggunakan

uang, terutama dalam setting nyata, seperti lakukan simulasi toko

dimana setiap barang-barang yang disediakan ada harganya dan

mereka diminta untuk membeli barang-barang tertentu dan tentu saja

mereka harus menghitung berapa uang yang harus dikeluarkan dan

berapa kembaliannya. Ini akan membuat mereka merasa nyaman

dalam menggunakan uang.

b. Penggunaan Bank

Ini adalah keterampilan yang tidak terlalu sulit untuk dikuasai, tapi

memang harus mulai diajarkan. Yang harus dikenalkan pertama kali

adalah bentuk-bentuk form yang tersedia, seperti cek, slip penyetoran

atau slip pengambilan. Apabila memungkinkan gunakan yang asli

sebagai latihan. Seperti yang terjadi di sebuah sekolah, ada pengajaran

tentang bank ini, selain itu setiap murid akan diberikan gaji setiap bulan

dengan menggunakan uang yang khusus dipakai di sekolah itu. Apabila

ingin mendapatkan uang lebih maka mereka harus belajar lebih keras lagi.

Uang yang didapat bisa digunakan untuk membeli barang-barang yang

diinginkan. Walaupun benda-benda dan uangnya bukan asli tetapi

mereka sangat menikmati kegiatan belajar seperti ini.

3. Mengingat Detail-detail yang Penting

Salah satu bagian dari kelemahan gaya belajar anak-anak dyslexia adalah:

1. Rote Auditory Memory (hafalan), terutama untuk kata-kata yang tidak

terlalu bermakna

2. Sequencing skills (keterampilan mengurutkan)

Dua kelemahan inilah yang membuat anak-anak dyslexia susah untuk

belajar nama-nama hari, bulan dan mengingat nomor teleponnya.

Beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengatasi hal ini adalah :

Page 18: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

20

o Hubungkan masing-masing hari dengan kegiatan yang dilakukan

oleh anak. Misalnya hari senin adalah hari pertama dia pergi ke

sekolah setiap minggunya, atau selasa adalah kelas robot nya.

Buatlah tabel beserta gambarnya, sehingga mereka bisa mengingat

bahwa setiap ada kelas robot berarti hari selasa, dan lain-lain.

Untuk setiap anak pasti berbeda-beda karena akan sangat

tergantung dari jenis kegiatannya.

o Buatlah agar mereka familiar dengan nama-nama hari tersebut

misalnya dengan menceritakan sejarah pemberian nama-nama hari

tersebut.

o Setelah mereka familiar dengan nama hari, mulailah masuk pada

sequencing yaitu dengan diberikan pertanyaan seperti “Kalau

sesudah hari rabu hari apa ya? Atau sebelum hari rabu hari apa?”

Gunakan tabel hari dan kegiatan di atas.

Untuk mengajarkan bulan, tahapannya sama seperti di atas. Penting untuk

menghubungkan setiap bulan dengan peristiwa penting di dalamnya.

Misalnya untuk mengingat bulan Februari, hubungkan dengan hari

Valentine atau untuk mengingat bulan Desember hubungkan dengan Hari

Ibu, dan lain-lain.

Hal penting lainnya adalah mengingat nomor telepon. Yang bisa kita

lakukan adalah memberikan beberapa pertanyaan kepada mereka seperti

berapa nomor telepon yang ingin kamu ingat? Nomor telepon siapa saja

yang ingin kamu ingat? Apa kamu ingin mengingat nomor telepon ibumu,

jadi kamu bisa menghubunginya ketika kamu membutuhkannya?

Bagaimana caranya agar kamu bisa mengingatnya? Haruskah kamu

membawa buku telpon? Arahkan agar mereka sendiri yang menemukan

strategi yang tepat yang bisa mereka gunakan untuk mengatasi hal tersebut.

Page 19: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

21

4. Terbiasa Dengan Tulisan-tulisan di Lingkungan

Tidak bisa kita pungkiri di lingkungan kita terdapat banyak sekali tulisan

dan angka, contoh pentingnya seperti pada kalender, katalog, menu, koran,

panduan acara televisi, dll. Yang bisa dilakukan terhadap hal ini adalah :

o Latih mereka untuk bisa menggunakan benda-benda tersebut, gunakan

yang asli

o Bahas bagian-bagian dari setiap benda tersebut, seperti saat membaca

koran, dimana kita bisa mendapatkan info tentang acara televisi, dll.

o Gunakan dalam simulasi pretend play, setting mereka sedang berada di

restoran dan mereka harus membaca menu untuk memilih jenis makanan

dan minuman yang mereka inginkan. Mereka juga bisa sekalian diminta

untuk menghitung berapa yang harus dibayar beserta pajak dan tip nya,

kemudian kembaliannya berapa. Bisa sekalian belajar konsep uang juga.

o Minta mereka untuk membuat kalender yang akan dipajang di kelas, atau

membuat menu yang akan digunakan di cafetaria sekolah. Hal ini akan

membuat mereka lebih familiar dengan benda-benda tersebut.

5. Menyimpan Barang-barang Pada Tempatnya

Hal yang sering dikeluhkan oleh para orangtua yang mempunyai anak

dyslexia adalah bahwa mereka sering sekali kehilangan barang, buku

sekolahnya yang hilang saat berpindah ruang kelas, pensil yang sudah

berapa kali ganti, buku PR, dan lain-lain.

Mengetahui bagaimana perasaan anak tentang hal ini adalah hal pertama

yang harus dilakukan. Akan sangat bagus apabila mereka mengatakan

merasa tidak nyaman dengan seringnya kehilangan barang-barang tersebut,

sehingga mereka bisa termotivasi untuk berubah. Tetapi apabila mereka

merasa tidak ada masalah, katakan apa yang kita lihat dengan cara tidak

menghakimi mereka, seperti “Saya memperhatikan kamu kemarin tidak

membawa pensil dan kehilangan sweater saat istirahat.” Katakan juga jika

dia ingin merubah hal ini nanti, dia harus mengatakannya kepada kita dan

tentu saja kita akan sangat senang membantunya.

Page 20: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

22

Apabila mereka ingin mencoba untuk berubah maka pilihlah perilaku mana

yang ingin sekali diubah, tentunya dengan mendiskusikan terlebih dahulu

dengan mereka. Pilihlah hanya satu perilaku misalnya menyimpan buku PR

di rak yang telah disediakan, ikuti prosesnya, kalau perlu buat chart. Sangat

penting untuk merayakan keberhasilannya menyimpan benda-benda pada

tempatnya. Jika dia gagal, katakan kita mengerti bahwa ini sangat susah

baginya, tetapi jangan pernah menyerah dan harus tetap berusaha. Setelah

selesai satu perilaku tambahkan lagi yang lainnya, tapi tetap tanyakan

terlebih dahulu mana yang mau dipilihnya.

6. Area Masalah Spesifik Lainnya

Beberapa area ini bisa menimbulkan pengalaman yang sangat memalukan

bagi anak-anak dyslexia, seperti :

• Pesta

Banyak hal bisa terjadi dalam pesta, saat banyak orang berkumpul.

Seperti ketika mereka diberi kado dan yang memberi kado memintanya

untuk membacakan kartunya keras-keras, padahal mereka mengalami

kesulitan dalam hal ini, tentu saja akan menjadi sebuah pengalaman

yang sangat memalukan.

• Games

Banyak games yang membutuhkan kemampuan baca, mengeja, dan

matematika seperti scrabble, monopoli, dll

• Mengenalkan Orang

Mengingat ataupun mengucapkan nama orang merupakan hal yang

susah untuk anak-anak dyslexia. Mengucapkan nama orang dengan

salah tentu akan membuat orang lain marah.

Beberapa hal yang bisa dillakukan untuk mengatasi hal tersebut di atas

adalah :

• Untuk mengingat nama orang, hubungkan nama yang tidak familiar ini

dengan sesuatu yang bermakna atau menghubungkan dengan nama

teman yang sudah familiar kita dengar.

Page 21: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

23

• Ajak mereka untuk mau bercerita tentang kesulitannya pada temannya

yang bisa dipercaya. Apabila dalam satu kelompok, mungkin bisa

bercerita pada ketua kelompoknya. Hal ini tentu saja sangat berguna,

agar teman-teman yang lain bisa mengerti kelemahan mereka yang

tentunya bisa mengurangi hal-hal memalukan yang mungkin akan

terjadi.

• Buatlah daftar games dan aktivitas yang bisa dilakukan dan membuat

mereka nyaman, ajak mereka untuk aktif mengikuti kegiatan-kegiatan

tersebut. Dengan begitu orang lain tidak akan begitu memperhatikan

bahwa mereka menghindari beberapa aktivitas yang lain.

(Pipik) Team Indigrow (2010). Mengajarkan Anak Dyslexia Keterampilan

Hidup Sehari-hari. Retrieved January 20, 2010 from

http://indigrow.wordpress.com/category/specific-learning-disability.

2.6 Data Kompetitor

2.6.1 Dyslexia oleh Gavin Reid

Gambar 8. Buku Dyslexia oleh Gavin Reid.

Ini edisi ketiga dari buku populer Gavin Reid

untuk para guru secara general yang telah

sepenuhnya direvisi dan ditambah dengan

seluruh materi tambahan untuk memperkuat

hubungan antara teori dan praktek.

Disleksia adalah gambaran yang komprehensif tentang lapangan,

menyediakan lebih dari sekedar perbaikan cepat untuk kesulitan langsung

dengan memperkenalkan dasar bukti untuk mengapa pendekatan tertentu

mungkin efektif. Topik meliputi membaca, mengeja, menulis kreatif,

kemampuan belajar, diferensiasi, identifikasi disleksia, gaya belajar

Page 22: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

24

individu, peran orang tua, dan kebijakan untuk disleksia. Sebuah bagian

penutup memberikan informasi tentang dukungan tambahan dan sumber

daya untuk digunakan oleh guru. Sepanjang buku ini menekankan bahwa

pendekatan yang cocok untuk siswa dengan disleksia juga akan

menguntungkan seluruh kelas, dengan memberdayakan mereka untuk

menjadi guru yang lebih baik.

2.6.2 Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologi Anak

Gambar 9. Buku Deteksi Dini Masalah Psikologi

Anak oleh James Le Fanu.

Tak satu pun orangtua di muka bumi ini yang

mengharapkan anak-anaknya tumbuh secara

abnormal. Namun tidak semua anak bisa tumbuh

dan besar sesuai harapan orangtuanya. Ada yang secara fisik tumbuh

normal, namun secara psikologis mengalami gangguan-gangguan. Ada

beragam masalah psikologi yang lazim diderita anak-anak dalam masa

pertumbuhannya, baik yang tampak sepele atau pun berat. Apa pun

bentuknya, jangan sekali-kali mengabaikan masalah-masalah psikologi

anak-anak Anda, karena resikonya sama dengan mempertaruhkan

kecemerlangan masa depan anak-anak Anda tercinta.

Di antara masalah-masalah psikologi anak yang harus dikenali para

orangtua adalah:

• Gangguan belajar membaca (disleksia)

• Gangguan belajar menulis (disgrafia)

• Gangguan belajar mengeja (disortografia)

• Gangguan belajar matematika (diskalkulia)

• Gangguan konsentrasi dan hiperaktivitas (Attention Deficit

Hyperactivity Disorder)

Page 23: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

25

• Sifat pemalu yang berlebihan

• Autisme (gangguan dalam mengakses informasi pancaindera)

• Separation anxiety/social anxiety (takut atau minder bersosialisasi)

• Phobia (ketakutan berlebihan yang tidak beralasan)

• Generalized anxiety (kecemasan umum yang berlebihan)

• Severe psychiatric illness (penyakit psikologis akut)

• Hyperthyroidism dan hypothyroidism

Buku ini menyajikan ulasan dan gambaran yang sangat gamblang dan

menyeluruh tentang serba-serbi masalah-masalah psikologi anak.

Diharapkan, dengan adanya pemahaman dari para orangtua tentang

gangguan-gangguan perkembangan psikologi anak ini, maka para orangtua

akan mampu melakukan deteksi dini, mengenali dan kemudian

menemukan solusi terapinya, baik sekedar pada tingkat awal di rumah atau

pun melalui konsultasi dengan para ahli psikologi anak.

2.6.3 The Psychology Book

Gambar 10. Buku The Psychology Book.

Menjelaskan lebih dari 100 ide-ide

inovatif di lapangan, The Psychology

Book menggunakan teks dan grafis yang

mudah dicerna dan menyenangkan untuk

dibaca. Elemen grafis dan ilustrasi sangat menunjang untuk menjelaskan

dasar-dasar teoritis dan eksperimental kompleks psikologi.

Dari akar filosofis melalui behaviorisme, psikoterapi, dan psikologi

perkembangan, The Psychology Book menjelaskan banyak ide penting dari

psikolog tersohor dengan sangat baik sehingga dapat dinikmati remaja

sampai dewasa.

Page 24: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

26

2.7 Data Target

2.7.1 Psikografi

a. Personality

• Wawasan luas/open-minded

• Menilai sesuatu dari banyak sudut pandang

b. Behaviour

• Orang yang ingin selalu cari tahu

• Mempunyai pemikiran yang kritis

• Suka menonton televisi

• Suka membaca

• Suka bepergian (hangout /jalan-jalan)

• Suka mengoleksi buku

• Fashionable

2.7.2 Demografi

Gender : Pria – Wanita

Usia : 21 - 35 tahun

Kewarganegaraan : Indonesia

Pekerjaan : Businessman, Businesswoman, Sarjana Muda, Ibu

Rumah Tangga, dan Mahasiswa Tingkat Akhir

Jenis Kelamin : Laki-laki & Perempuan

Kelas sosial : A-B

2.7.3 Geografi

Domisili: Seluruh wilayah di kota-kota besar Indonesia.

Page 25: BAB 2 DATA DAN ANALISA - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2... · Anak dengan disleksia juga kesulitan menggabungkan huruf menjadi kata, kesulitan

27

2.8 Analisa SWOT

Strength

• Belum ada buku yang membahas disleksia dengan spesifik dalam Bahasa

Indonesia, dimana orangtua penderita seringkali jadi malas mencari info lebih

dalam dari buku-buku yang sudah ada, lantaran dalam Bahasa Inggris dan

dengan layout yang kurang menarik pula.

• Menyajikan materi yang terbilang cukup berat/serius (tentang penyakit)

dengan layout yang menarik dan tidak membosankan seperti buku kesehatan

pada umumnya, dengan tambahan foto maupun ilustrasi.

Weakness

• Bahasa yang digunakan untuk buku untuk masyarakat yang awam akan

masalah ini mungkin masih terbilang agak berat dan cukup ilmiah.

Opportunities

• Meningkatnya sedikit kesadaran generasi zaman sekarang akan desain,

sehingga memungkinkan untuk menarik minat baca masyarakat jika desain

sebuah buku tentang sebuah penyakit tampak menarik.

• Merupakan buku pertama yang membahas disleksia dalam Bahasa Indonesia.

Threats

• Kemungkinan yang mencari buku mengenai dyslexia hanya orangtua

penderita atau penderita sendiri, karena masih kurangnya pengetahuan atau

kepedulian masyarakat mengenai topik di luar yang mereka butuhkan/sukai.