Upload
dinar-rachmawan-putra
View
3
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
AUDIT
Citation preview
BAB 2 HUBUNGAN-2 DASAR DAN STANDAR AUDITING
Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan hubungan-hubungan dasar antara teori, konsep, standar dan prosedur audit.
2. Menjelaskan sepuluh standar auditing dalam perspektif praktis.
HUBUNGAN DASAR
Teori auditing
Teori dapat diartikan sebagai kumpulan ide-ide yang membentuk atau bagian dari pengetahuan
atau sebagai a body of knowledge. Suatu pengetahuan tanpa dasar teori sulit berkembang apalagi
diterapkan, karena teori biasanya untuk dipraktikkan agar lebih bermanfaat.
Pengetahuan eksakta lebih banyak didukung oleh teori normatif artinya berkembang sebagaimana
yang seharusnya terjadi. Sedangkan pengetahuan sosial, termasuk auditing (akuntansi pada
umumnya) lebih banyak dipengaruhi oleh teori deskriptif, yang sesungguhnya terjadi pada praktik
lapangan. Secara praktis auditing lebih cepat berubah dibanding teori auditnya sendiri.
Konsep Dasar
Konsep dasar merupakan hal yang mendasari terbentuk bidang tertentu. Dalam hal ini auditing,
mempunyai lima konsep dasar, yaitu :
1. Pembuktian (evidence matter)
Konsep evidence matter, bahwa pembuktian dalam audit harus diinterpretasikan secara
obyektif. Secara kulaitas bukti tidak sekedar hitam diatas putih, tapi harus dianalisi lebih jauh.
Misalnya, bukti pembelian 1 unit sepeda motor Honda Supra th.99 dari pihak kedua (second)
seharga Rp.15.000.000,- (harga baru pada saat itu Rp.10.000.000,-). Pembuktian tidak cukup
mempelajari bukti transaksi jual beli Honda tersebut.
2. Kehati-hatian dalam audit (due audit care)
Dalam audit harus menerapkan konsep kehati-hatian, menyangkut luasnya pemeriksaan dan
kecermatan dan keahlian auditor.
3. Penyajian yang wajar (fair presentation)
Penyajian yang wajar menyangkut 3 aspek :
1. Ketepatan akuntansi (prinsip, metode dan penyajian laporan)
2. Pengungkapan yang cukup memadai (adequate disclosure)
3. Kewajiban pemeriksaan (kewajiban auditor untuk melindung pembaca laporan)
4. Indepence (kebebasan/independen)
Pengauditan hal 13
Kebebasan auditor dalam melaksanakan audit. Independence in fact, independence in
apperance dan independence in competence)
5. Etika perilaku (Ethical conduct)
Ketaatan auditor (secara individu) terhadap kode etik profesi. Salah satunya menyangkut
keharusan auditor menjaga independesi.
Exception Gap
Terdapat perbedaan harapan antara tujuan sebenarnya dari auditing dengan yang sesungguhnya
secara nyata menjadi harapan masyarakat pengguna jasa auditing. Ini akibat dari pesatnya
perkembangan kebutuhan terhadap jasa audit itu sendiri. Exception gap merupakan perbedaan
esensi antara auditing praktis (harapan masyarakat) dengan teoritis. Masyarakat menghendaki
auditor dapat mengungkap kecurangan dan penyelewengan dan bahkan menuntut kewajaran
laporan keuangan setelah diaudit menjadi tanggungjawab auditor. Hal ini secara teoritis dan jika
diamati secara metodologis tidak akan mungkin karena banyak faktor dan alsannya.
Umumnya pengguna jasa audit banyak mengharapkan bahwa audit :
1. dilaksanakan dengan kompetensi, integritas, independen dan obyektif.
2. mampu mendeteksi salah saji material akibat ketidakberesan atau kekeliruan.
3. mampu mencegah laporan keuangan yang menyesatkan akibat kecurangan dan adanya
pelanggaran hukum.
4. mengungkap ketidakmampuan kelangsungan hidup perusahaan, dll.
Perbedaan tersebut menjadi bahan koreksi profesi akuntan publik dengan meningkatkan
profesionalisme, kode etik dan perbaikan teknik pelaksanaan audit termasuk penyempurnaan
terhadap standar auditing.
SPAP DAN STANDAR AUDITING
Ikatan Akuntan Indonesi menerbitkan standar sebagai pedoman setiap penugasan kepada Akuntan
Publik, baik penugasan yang terkait dengan laporan keuangan maupun tidak.
Standar-standar dimaksud termuat dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang
diterbitkan dan mulai berlaku sejak Agustus 1994. Secara histors SPAP sendiri merupakan adopsi
dari standar akuntan publik USA.
SPAP terdiri dari 4 (empat) standar profesional, yaitu :
1. Standar Auditing
2. Standar Atestasi
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review
4. Pedoman Audit Industri Khusus
Pengauditan hal 14
Standar Auditing
Standar auditing (SA) merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing
terdiri dari 10 standar dan dirinci dalm bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan
demikian PSA merupakan penjabaran dari masing-masing standar auditing. PSA berisi ketentuan
atau pedoman utama yang harus diikuti (dipatuhi) oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan
penugasan audit.
Kepatuhan terhadap PSA bersifat wajib (mandatory) bagi IAI Akuntan Publik. Termasuk dalam
PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) yang merupakan interpretasi resmi
dari IAI. Penerapan IPSA juga bersifat wajib.
Standar Atestasi
Standar atestasi (SAT) memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang
mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan
historis maupun tingkat keyakinan yang lebih rendah dalam jasa non-audit.
Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalm bentuk Pernyataan Standar Atestasi
(PSAT). Dengan demikian PSAT merupakan penjabaran dari masing-masing standar atestasi.
Termasuk dalam PSAT adalah Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT) yang merupakan
interpretasi / penafsiran resmi dari IAI. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi IAI yang praktek
sebagai Akuntan Publik sehingga pelaksanannya bersifat wajib.
Standar Jasa Akuntansi dan Review
Standar jasa akuntansi dan review (SAR) memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa
akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. SAR dirinci dalam bentuk Pernyataan
Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). Termasuk dalam PSAT adalah Interpretasi
Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT) yang merupakan interpretasi / penafsiran resmi dari IAI.
Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi IAI yang praktek sebagai Akuntan Publik sehingga
pelaksanannya bersifat wajib.
Pedoman Audit Industri Khusus
Beberapa industri memiliki operasi yang unik yang berdampak terhadap berbagai transaksi yang
dicatat dalam catatan akuntansi, maka auditor memerlukan pedoman untuk melakukan audit
terhadap industri tertentu. Hal ini dimaksudkan agar auditor memiliki kemampuan untuk
menafsirkan dengan baik informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan dalam lingkungan
industri tertentu, sehingga auditor dapat mempertimbangkan dengan baik keunikan bisnis industri
tertentu yang berdampak terhadap asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan
yang diaudit.
Pengauditan hal 15
Hubungan Standar Atestasi dan Standar Auditing
Audit atas laporan keuangan yang disusun sesuai SAK merupakan salah satu jasa atestasi yang
dapat dilakukan auditor (KAP, umumnya disebut auditing). Penugasan lain dapat juga dimintakan
pada auditor (KAP) untuk memberikan tingkat keyakinan dibawah tingkat keyakinan (opini) audit
laporan keuangan, misalnya memberikan pernyataan tertulis atas kepatuhan nasabah bank terhadap
aspek-aspek perjanjian kredit.
Jadi standar atestasi merupakan pedoman umum semua jenis penugasan atestasi baik untuk opini
laporan keuangan historis, pernyataan atas laporan keuangan prospektif, dan penugasan atestasi
lainnya.
Sepuluh Standar Auditing
Standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok standar, yaitu :
Standar umum, terdiri dari tiga standar yang mengatur tentang kualifikasi auditornya. Standar
pekerjaan lapangan, terdiri dari tiga standar yang mengatur tentang kualifikasi pekerjaan lapangan
yang harus dilakukan auditor. Standar pelaporan, terdiri dari empat standar yang mengatur tentang
kualifikasi laporan audit yang diterbitkan.
Hubungan antara Standar Atestasi dengan Standar Auditing
Kesepuluh standar untuk audit laporan keuangan terdiri :
Pengauditan hal 16
Standar Atestasi
Standar Atestasi
Pemeriksaan(Examination) atasLaporan Keuangan
Prospektif
Tipe PenugasanAtestasi Lain
Standar Auditing
Audit atas LaporanKeuangan Historis
Standar untukPrakiraan dan
Proyeksi Keuangan
Standar Umum
1. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis
cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus
dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran
profesionalnya dengan cermat dan seksama.
Standar Pekerjaan Lapangan
1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan
pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan auditan.
Standar Pelaporan
1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum.
2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara
konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungan
dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan audit.
4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat
secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal
yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggungjawab
yang dipikulnya.
Pengauditan hal 17
Hirarkhi Standar Auditing
Standar Auditing
Standar Umum
Standar Pekerjaan Lapangan
Standar Pelaporan
1. Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai
2. Independensi dalam sikap mental
3. Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama
4. Perencanaan dan supervisi audit
5. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern
6. Bukti audit yang cukup dan kompeten
7. Pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
8. Pernyataan mengenai ketidak- konsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum
9. Pengungkapan infor matif dalam laporan keuangan
10.Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan dasar teori dalam auditing.
2. Jelaskan yang dimaksud exception gap.
3. Jelaskan singkat tentang SPAP, SA, PSA dan IPSA
4. Jelaskan manfaat keberadaan standar auditing
5. Sebutkan 3 kelompok standar auditing dan sepuluh standar auditing sesuai kelompoknya
masing-masing.
Pengauditan hal 18
PernyataanStandarAuditing
PernyataanStandarAuditing
PernyataanStandarAuditing
Landasan Operasional
Landasan Konseptual