9
BAB 2 HUBUNGAN- 2 DASAR DAN STANDAR AUDITING Tujuan Instruksional Khusus Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan hubungan-hubungan dasar antara teori, konsep, standar dan prosedur audit. 2. Menjelaskan sepuluh standar auditing dalam perspektif praktis. HUBUNGAN DASAR Teori auditing Teori dapat diartikan sebagai kumpulan ide-ide yang membentuk atau bagian dari pengetahuan atau sebagai a body of knowledge. Suatu pengetahuan tanpa dasar teori sulit berkembang apalagi diterapkan, karena teori biasanya untuk dipraktikkan agar lebih bermanfaat. Pengetahuan eksakta lebih banyak didukung oleh teori normatif artinya berkembang sebagaimana yang seharusnya terjadi. Sedangkan pengetahuan sosial, termasuk auditing (akuntansi pada umumnya) lebih banyak dipengaruhi oleh teori deskriptif, yang sesungguhnya terjadi pada praktik lapangan. Secara praktis auditing lebih cepat berubah dibanding teori auditnya sendiri. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan hal yang mendasari terbentuk bidang tertentu. Dalam hal ini auditing, mempunyai lima konsep dasar, yaitu : 1. Pembuktian (evidence matter) Konsep evidence matter, bahwa pembuktian dalam audit harus diinterpretasikan secara obyektif. Secara kulaitas bukti tidak sekedar hitam diatas putih, tapi harus dianalisi lebih jauh. Pengauditan hal 13

Bab 2-Hubungan2 Dasar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

AUDIT

Citation preview

Page 1: Bab 2-Hubungan2 Dasar

BAB 2 HUBUNGAN-2 DASAR DAN STANDAR AUDITING

Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa dapat :

1. Menjelaskan hubungan-hubungan dasar antara teori, konsep, standar dan prosedur audit.

2. Menjelaskan sepuluh standar auditing dalam perspektif praktis.

HUBUNGAN DASAR

Teori auditing

Teori dapat diartikan sebagai kumpulan ide-ide yang membentuk atau bagian dari pengetahuan

atau sebagai a body of knowledge. Suatu pengetahuan tanpa dasar teori sulit berkembang apalagi

diterapkan, karena teori biasanya untuk dipraktikkan agar lebih bermanfaat.

Pengetahuan eksakta lebih banyak didukung oleh teori normatif artinya berkembang sebagaimana

yang seharusnya terjadi. Sedangkan pengetahuan sosial, termasuk auditing (akuntansi pada

umumnya) lebih banyak dipengaruhi oleh teori deskriptif, yang sesungguhnya terjadi pada praktik

lapangan. Secara praktis auditing lebih cepat berubah dibanding teori auditnya sendiri.

Konsep Dasar

Konsep dasar merupakan hal yang mendasari terbentuk bidang tertentu. Dalam hal ini auditing,

mempunyai lima konsep dasar, yaitu :

1. Pembuktian (evidence matter)

Konsep evidence matter, bahwa pembuktian dalam audit harus diinterpretasikan secara

obyektif. Secara kulaitas bukti tidak sekedar hitam diatas putih, tapi harus dianalisi lebih jauh.

Misalnya, bukti pembelian 1 unit sepeda motor Honda Supra th.99 dari pihak kedua (second)

seharga Rp.15.000.000,- (harga baru pada saat itu Rp.10.000.000,-). Pembuktian tidak cukup

mempelajari bukti transaksi jual beli Honda tersebut.

2. Kehati-hatian dalam audit (due audit care)

Dalam audit harus menerapkan konsep kehati-hatian, menyangkut luasnya pemeriksaan dan

kecermatan dan keahlian auditor.

3. Penyajian yang wajar (fair presentation)

Penyajian yang wajar menyangkut 3 aspek :

1. Ketepatan akuntansi (prinsip, metode dan penyajian laporan)

2. Pengungkapan yang cukup memadai (adequate disclosure)

3. Kewajiban pemeriksaan (kewajiban auditor untuk melindung pembaca laporan)

4. Indepence (kebebasan/independen)

Pengauditan hal 13

Page 2: Bab 2-Hubungan2 Dasar

Kebebasan auditor dalam melaksanakan audit. Independence in fact, independence in

apperance dan independence in competence)

5. Etika perilaku (Ethical conduct)

Ketaatan auditor (secara individu) terhadap kode etik profesi. Salah satunya menyangkut

keharusan auditor menjaga independesi.

Exception Gap

Terdapat perbedaan harapan antara tujuan sebenarnya dari auditing dengan yang sesungguhnya

secara nyata menjadi harapan masyarakat pengguna jasa auditing. Ini akibat dari pesatnya

perkembangan kebutuhan terhadap jasa audit itu sendiri. Exception gap merupakan perbedaan

esensi antara auditing praktis (harapan masyarakat) dengan teoritis. Masyarakat menghendaki

auditor dapat mengungkap kecurangan dan penyelewengan dan bahkan menuntut kewajaran

laporan keuangan setelah diaudit menjadi tanggungjawab auditor. Hal ini secara teoritis dan jika

diamati secara metodologis tidak akan mungkin karena banyak faktor dan alsannya.

Umumnya pengguna jasa audit banyak mengharapkan bahwa audit :

1. dilaksanakan dengan kompetensi, integritas, independen dan obyektif.

2. mampu mendeteksi salah saji material akibat ketidakberesan atau kekeliruan.

3. mampu mencegah laporan keuangan yang menyesatkan akibat kecurangan dan adanya

pelanggaran hukum.

4. mengungkap ketidakmampuan kelangsungan hidup perusahaan, dll.

Perbedaan tersebut menjadi bahan koreksi profesi akuntan publik dengan meningkatkan

profesionalisme, kode etik dan perbaikan teknik pelaksanaan audit termasuk penyempurnaan

terhadap standar auditing.

SPAP DAN STANDAR AUDITING

Ikatan Akuntan Indonesi menerbitkan standar sebagai pedoman setiap penugasan kepada Akuntan

Publik, baik penugasan yang terkait dengan laporan keuangan maupun tidak.

Standar-standar dimaksud termuat dalam buku Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang

diterbitkan dan mulai berlaku sejak Agustus 1994. Secara histors SPAP sendiri merupakan adopsi

dari standar akuntan publik USA.

SPAP terdiri dari 4 (empat) standar profesional, yaitu :

1. Standar Auditing

2. Standar Atestasi

3. Standar Jasa Akuntansi dan Review

4. Pedoman Audit Industri Khusus

Pengauditan hal 14

Page 3: Bab 2-Hubungan2 Dasar

Standar Auditing

Standar auditing (SA) merupakan pedoman audit atas laporan keuangan historis. Standar auditing

terdiri dari 10 standar dan dirinci dalm bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA). Dengan

demikian PSA merupakan penjabaran dari masing-masing standar auditing. PSA berisi ketentuan

atau pedoman utama yang harus diikuti (dipatuhi) oleh Akuntan Publik dalam melaksanakan

penugasan audit.

Kepatuhan terhadap PSA bersifat wajib (mandatory) bagi IAI Akuntan Publik. Termasuk dalam

PSA adalah Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) yang merupakan interpretasi resmi

dari IAI. Penerapan IPSA juga bersifat wajib.

Standar Atestasi

Standar atestasi (SAT) memberikan rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan publik yang

mencakup tingkat keyakinan tertinggi yang diberikan dalam jasa audit atas laporan keuangan

historis maupun tingkat keyakinan yang lebih rendah dalam jasa non-audit.

Standar atestasi terdiri dari 11 standar dan dirinci dalm bentuk Pernyataan Standar Atestasi

(PSAT). Dengan demikian PSAT merupakan penjabaran dari masing-masing standar atestasi.

Termasuk dalam PSAT adalah Interpretasi Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT) yang merupakan

interpretasi / penafsiran resmi dari IAI. Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi IAI yang praktek

sebagai Akuntan Publik sehingga pelaksanannya bersifat wajib.

Standar Jasa Akuntansi dan Review

Standar jasa akuntansi dan review (SAR) memberikan rerangka untuk fungsi non-atestasi bagi jasa

akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan review. SAR dirinci dalam bentuk Pernyataan

Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR). Termasuk dalam PSAT adalah Interpretasi

Pernyataan Standar Atestasi (IPSAT) yang merupakan interpretasi / penafsiran resmi dari IAI.

Tafsiran resmi ini bersifat mengikat bagi IAI yang praktek sebagai Akuntan Publik sehingga

pelaksanannya bersifat wajib.

Pedoman Audit Industri Khusus

Beberapa industri memiliki operasi yang unik yang berdampak terhadap berbagai transaksi yang

dicatat dalam catatan akuntansi, maka auditor memerlukan pedoman untuk melakukan audit

terhadap industri tertentu. Hal ini dimaksudkan agar auditor memiliki kemampuan untuk

menafsirkan dengan baik informasi keuangan yang disajikan oleh perusahaan dalam lingkungan

industri tertentu, sehingga auditor dapat mempertimbangkan dengan baik keunikan bisnis industri

tertentu yang berdampak terhadap asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan

yang diaudit.

Pengauditan hal 15

Page 4: Bab 2-Hubungan2 Dasar

Hubungan Standar Atestasi dan Standar Auditing

Audit atas laporan keuangan yang disusun sesuai SAK merupakan salah satu jasa atestasi yang

dapat dilakukan auditor (KAP, umumnya disebut auditing). Penugasan lain dapat juga dimintakan

pada auditor (KAP) untuk memberikan tingkat keyakinan dibawah tingkat keyakinan (opini) audit

laporan keuangan, misalnya memberikan pernyataan tertulis atas kepatuhan nasabah bank terhadap

aspek-aspek perjanjian kredit.

Jadi standar atestasi merupakan pedoman umum semua jenis penugasan atestasi baik untuk opini

laporan keuangan historis, pernyataan atas laporan keuangan prospektif, dan penugasan atestasi

lainnya.

Sepuluh Standar Auditing

Standar auditing dibagi menjadi tiga kelompok standar, yaitu :

Standar umum, terdiri dari tiga standar yang mengatur tentang kualifikasi auditornya. Standar

pekerjaan lapangan, terdiri dari tiga standar yang mengatur tentang kualifikasi pekerjaan lapangan

yang harus dilakukan auditor. Standar pelaporan, terdiri dari empat standar yang mengatur tentang

kualifikasi laporan audit yang diterbitkan.

Hubungan antara Standar Atestasi dengan Standar Auditing

Kesepuluh standar untuk audit laporan keuangan terdiri :

Pengauditan hal 16

Standar Atestasi

Standar Atestasi

Pemeriksaan(Examination) atasLaporan Keuangan

Prospektif

Tipe PenugasanAtestasi Lain

Standar Auditing

Audit atas LaporanKeuangan Historis

Standar untukPrakiraan dan

Proyeksi Keuangan

Page 5: Bab 2-Hubungan2 Dasar

Standar Umum

1. Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis

cukup sebagai auditor.

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap mental harus

dipertahankan oleh auditor.

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran

profesionalnya dengan cermat dan seksama.

Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi

dengan semestinya.

2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan

pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas

laporan keuangan auditan.

Standar Pelaporan

1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara

konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam hubungan

dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali

dinyatakan lain dalam laporan audit.

4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara

keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat

secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal

yang nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan auditor harus memuat

petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada, dan tingkat tanggungjawab

yang dipikulnya.

Pengauditan hal 17

Page 6: Bab 2-Hubungan2 Dasar

Hirarkhi Standar Auditing

Standar Auditing

Standar Umum

Standar Pekerjaan Lapangan

Standar Pelaporan

1. Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai

2. Independensi dalam sikap mental

3. Kemahiran profesional dengan cermat dan seksama

4. Perencanaan dan supervisi audit

5. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern

6. Bukti audit yang cukup dan kompeten

7. Pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum

8. Pernyataan mengenai ketidak- konsistenan penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum

9. Pengungkapan infor matif dalam laporan keuangan

10.Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan

LATIHAN SOAL

1. Jelaskan dasar teori dalam auditing.

2. Jelaskan yang dimaksud exception gap.

3. Jelaskan singkat tentang SPAP, SA, PSA dan IPSA

4. Jelaskan manfaat keberadaan standar auditing

5. Sebutkan 3 kelompok standar auditing dan sepuluh standar auditing sesuai kelompoknya

masing-masing.

Pengauditan hal 18

PernyataanStandarAuditing

PernyataanStandarAuditing

PernyataanStandarAuditing

Landasan Operasional

Landasan Konseptual