24
11 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya Pada program kali ini penulis berkesempatan untuk membuat karya akhir yaitu sebuah perjalanan hemat yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan budget banyak. Perjalanan ini termasuk dalam features perjalanan (traveloque). Pembuat karya dan tim mempunyai alasan mengapa features perjalanan dirasa cocok untuk mendeskripsikan program ini, karena program features perjalanan ini membahas tentang tempat popular yang ada di Jakarta, di mulai dari wisata alam atau museum, kuliner, dan hal lainnya yang dirasa cocok sesuai dengan ide awal pembuat karya dan tim ingin realisasikan. Dalam memproduksi sebuah features itu lebih mengutamakan unsur hiburan. Berikut merupakan beberapa perbandingan dengan program sebelumnnya yaitu : Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnnya No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan Program yang Dibuat 1. Nikmatnya Dunia (SCTV) Nikmatnya Dunia tayang 21 Februari 2007. Program kuliner semi petualangan ini mengungkap berbagai keunikan makanan khas berbagai daerah di Nusantara, termasuk cara penyajian dan tempat berjualan. Program "Jalan-Jalan Hits" ini memiliki perbedaan, yaitu program ini menampilkan tempat wisata dan kuliner popular dan fenomenal yang ada di wilayah Indonesia. 2 Wisata Malam (Trans 7) Sebuah program traveling yang mengajak penonton untuk menelusuri tempat wisata dan tempat bersejarah khususnya Sama-sama program perjalanan. Tetapi dalam program “Jalan-Jalan Hits” lebih mengedepankan sistem

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Tugas Karya Akhir atau Program

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

11

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Tugas Karya Akhir atau Program Sebelumnya

Pada program kali ini penulis berkesempatan untuk membuat karya akhir

yaitu sebuah perjalanan hemat yang bisa dilakukan tanpa harus mengeluarkan budget

banyak. Perjalanan ini termasuk dalam features perjalanan (traveloque). Pembuat

karya dan tim mempunyai alasan mengapa features perjalanan dirasa cocok untuk

mendeskripsikan program ini, karena program features perjalanan ini membahas

tentang tempat popular yang ada di Jakarta, di mulai dari wisata alam atau museum,

kuliner, dan hal lainnya yang dirasa cocok sesuai dengan ide awal pembuat karya dan

tim ingin realisasikan.

Dalam memproduksi sebuah features itu lebih mengutamakan unsur hiburan.

Berikut merupakan beberapa perbandingan dengan program sebelumnnya yaitu :

Tabel 2.1 Perbandingan dengan Program Sebelumnnya

No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan

Program yang Dibuat

1. Nikmatnya Dunia

(SCTV)

Nikmatnya Dunia tayang

21 Februari 2007.

Program kuliner semi

petualangan ini

mengungkap berbagai

keunikan makanan khas

berbagai daerah di

Nusantara, termasuk cara

penyajian dan tempat

berjualan.

Program "Jalan-Jalan

Hits" ini memiliki

perbedaan, yaitu

program ini

menampilkan tempat

wisata dan kuliner

popular dan fenomenal

yang ada di wilayah

Indonesia.

2 Wisata Malam

(Trans 7)

Sebuah program traveling

yang mengajak penonton

untuk menelusuri tempat

wisata dan tempat

bersejarah khususnya

Sama-sama program

perjalanan. Tetapi dalam

program “Jalan-Jalan

Hits” lebih

mengedepankan sistem

12

No Judul Program Isi Program Perbedaan dengan

Program yang Dibuat

di malam hari low budget/ hemat tapi

tetap bisa eksis pergi

kemana saja.

2.2 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Proses Pembuatan Tugas

Akhir

2.2.1 Konsep Tahapan Produksi

Konsep produksi televisi bukan sebuah pekerjaan individual

melainkan pekerjaan tim. Apabila sebuah program televisi dapat dimengerti

maknanya, menghibur, dan pemirsa puas menyaksikannya, maka apresiasi

kesuksesan yang harus diberikan kepada tim produksi yang bekerja, bukan

kepada seseorang diantaranya saja. Di dalam sebuah produksi televisi pasti

akan mengalami sebuah proses mulai dari praproduksi, produksi, hingga

pasca produksi.

A. Pra Produksi Menurut Herbert Zettl dalam bukunya yang berjudul

“Television Production Handbook, Tenth Edition” tahapan sebuah

praproduksi program televisi susunannya adalah sebagai berikut :

1. Preproduction Planning: From Idea to Script

a. Ide Program

Seluruh jenis program televisi yang akan disajikan kepada

audience harus diawali dengan ide atau konsep. Mengolah sebuah

ide atau konsep bukanlah pekerjaan yag mudah. Sebuah ide harus

unik dan menarik sesuai dengan keinginan audience televisi

(target audiens). Sebuah ide harus dikelompokkan kemudian ide

tersebut harus ditungkan ke dalam bentuk tulisan (naskah).

b. Evaluasi Ide

Mengevaluasi ide merupakan sebuah bagian penting dari proses

preproduction. Sebuah ide harus dilihat kembali apakah ide

tersebut bernilai atau ide tersebut sudah sesuai dengan budgeting,

waktu, dan fasilitas yang dibutuhkan saat proses produksi telah

dimulai. Ide harus memiliki perbedaan dengan program yang telah

13

ada sebelumnya. Ide yang bernilai merupakan ide yang dapat

membuat para audience belajar, melakukan, dan merasakan ketika

menonton program yang dihasilkan dari ide tersebut. Zettl

mengemukakan The Effect to Cause Production Model yang

merupakan sebuah metode untuk melihat langsung keterkaitan

antara ide yang sudah ada dan apa yang diharapkan bisa terjadi

pada audiens yang dituju. Production model tersebut dapat dilihat

dalam skema sebagai berikut :

Gambar 2.1 The effect to Cause Production Model

c. Proposal Program

Setelah ide telah ditetapkan dan jelas maka tahap selanjutnya

adalah menuangkan ke dalam proposal. Proposal program

televisi minimun harus memiliki beberapa informasi penting

yang akan memudahkan pada saat melakukan presentasi dan

pengertian bagi yang berkepentingan terhadap program

tersebut. Adapun beberapa komponen yang terdapat dalam

program proposal produksi televisi adalah sebagai berikut:

1. Program Title: Judul program harus singkat dan mudah

diingat.

2. Program Objective: Penjelasan secara singkat, akurat, dan

efektif mengapa program acara harus diproduksi, makna

dan mafaat apakah yang akan didapat ketika ketika audiens

menyaksikan program tersebut.

IDE Pesan yang di

sampaikan

kepada target

audiens.

Produksi

Pesan yang

disampaikan.

14

3. Target Audiens: Menetapkan sasaran audiens apakah untuk

anak kecil, remaja, orang tua, atau dewasa.

4. Show Format: Menentukan format program apakah akan

memproduksi format baru, meneruskan program berseri,

atau program tahunan yang sudah pasti.

5. Show Treatment: Narasi singkat tentang program yang

akan diproduksi. Di dalamnya termasuk paparan cerita

dalam bentuk storyboard, angle, serta kebutuhan grafis

program tersebut.

6. Production method: Penjelasan mengenai alat, lokasi, waktu

yang akan digunakan saat proses produksi.

7. Tentative Budget: Menetapkan biaya produksi yang

mengacu pada data terakhir dari sewa peralatan produksi

dan honor kru produksi yang dibutuhkan.

d. Mempersiapkan Budget biaya bukan hanya untuk naskah,

pengisi acara, kru produksi, sewa peralatan, dan pasca produksi

yang dibutuhkan melainkan juga biaya properti yang telah

digunakan, konsumsi, dan sewa lokasi shooting.

e. Menulis Naskah Produser naskah bertugas dalam

menerjemahkan ide yang telah ditetapkan. Seorang director

atau pengarah acara yang akan bertugas memvisualisasikan

naskah tersebut dalam bentuk video dan audio.

2. Pre Production Planning: Coordination

Mempelajari dengan cermat elemen produksi seperti kru, studio,

lokasi shooting, dan perlengkapan lainnya dengan buget yang ada,

waktu yang tersedia dan proses pelaksanaan produksi. Setelah

semuanya sudah diyakini benar, maka tahapan selanjutnya yaitu, -

Mengumpulkan kru produksi - Menyiapkan peralatan shooting,

kostum, dan properti yang dibutuhkan - Menetapkan jadwal

produksi - Menyelesaikan masalah perizinan - Publikasi dan

Promosi.

15

3. Pelaksanaan

Pada tahap persiapan ini,semua tim harus mempersiapkan segala

sesuatu yang butuhkan sebelum shooting atau proses pengambilan

gambar berlangsung. baik dari segi peralatan, operasional

dilapangan,dan lain sebagainya. Namun tak lepas dari itu semua,

terdapat dua hal penting yang harus dipersiapkan,yaitu Breakdown

dan Shooting Script.

a. Breakdown

Merupakan sebuah tabel kegiatan yang berisi tentang jadwal

kegiatan shooting berlangsung dan lengkap dengan penanggung

jawab,dan properti apa saja yang dibutuhkan,serta tanggal dan

jam kegiatan dilaksanakan.

Breakdown berfungsi sebagai panduan untuk mempermudah

setiap tim produksi memahami dan mengerti akan apa saja

yang harus ia kerjakan dan ia persiapkan,sehingga dengan

adanya breakdown ini pekerjaan akan lebih terarah dan berjalan

rapi karena sudah ada susunan kegiatan yang sudah diatur.

b. Shooting Script

Shoting script memiliki sedikit kesamaan dengan breakdown,

hanya saja pada shooting script hanya berisi kumpulan dari

setiap shine, yang telah dikelompokkan berdasarkan lokasi

shootingnya. Hal ini bertujuan untuk mempermudah proses

pengambilan gambar sehingga tidak rumit dan berpindah

pindah.

Disamping itu, di dalam shooting script juga berisi tentang

instruksi-instuksi angel/sudut pengambilan gambar yang

diselaraskan dengan alur cerita /naskah.

B. Produksi

Yang telah dituangkan ke dalam shooting script berdasarkan

naskah yang ditulis, di sinilah ujung penentu baik tidaknya sebuah

produksi dilihat dari proses produksi tersebut. Maka peran produser

dan semua tim sangat menunjang dalam penyelesaian suatu produksi

program/siaran. (Zettl, 2009).

16

C. Pasca Produksi

Pasca produksi merupakan tahapan akhir dari sebuah produksi

program televisi. Zettl mengungkapkan, Pasca produksi adalah video

dan audio editing. Pada tahap ini seorang Editor memegang peranan

penting di dalam menghasilkan sebuah tayangan televisi yang baik,

informatif dan juga menarik. Tugas Editor menggabungkan beberapa

shot tunggal menjadi satu rangkaian cerita yang dipahami oleh

penonton. (Zettl, 2009).

Setelah seluruh materi yang akan digunakan selesai dipindahkan,

barulah proses editing dapat dilakukan.

2.2.2 Konsep Tahapan Editing

Editing adalah suatu proses mengatur dan menyusun rangkaian shot

menjadi sebuah scene, rangkaian scene menjadi sebuah sequence, rangkaian

sequence menjadi suatu cerita yang utuh. Tujuan dasar dari proses editing

adalah menyajikan suatu cerita dengan jelas kepada penonton. (Nugroho,

2014)

Sebelum memulai editing hendaknya seorang editor memahami ide

keseluruhan cerita yang akan disajikan :

1) Tema dasar cerita

2) Plot/alur ceritanya

3) Apa yang diharapkan dari penonton untuk ikut merasakan dan

mengalaminya (tujuan komunikasi)

4) Memilih apa yang penting dan membuang apa yang tidak penting

dalam hubungan keseluruhan cerita

5) Apa pesan utama dari program

6) Siapa audience-nya.

Dengan kata lain, penonton tidak merasakan bahwa program yang

disaksikan adalah potongan-potongan sambung. Editing sangat berkaitan

erat dengan hasil gambar yang baik akan membantu seorang editor

menyusun shot-shot secara mudah dan baik pula. (Nugroho, 2014)

Pengertian editing televisi adalah proses menyusun, memanipulasi,

dan merangkai ulang rekaman video (master tape) menjadi suatu

rangkaian cerita yang baru (sesuai naskah) dengan memberikan

17

penambahan tulisan, gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti dan

dapat dinikmati pemirsa. Profesi yang bertugas melakukan kegiatan

penyutingan gambar (editing televisi) disebut seorang editor. Editor

berasal dari bahasa latin e’ditus yang berarti “untuk mengemukakan”.

Stanley Kubrick mengatakan bahwa proses penyuntingan adalah

tahapan dari sebuah produksi yang unik di dalam motion pictures. Semua

aspek di dalam pembuatan film terdapat keunikan tersendiri karena

memiliki beberapa unsur seperti fotografi, arah seni, penulisan, dan

keserasian bunyi yang direkam menjadi kesatuan yang saling mendukung.

Dan penyutingan adalah cara memproses itu semua menjadi unik untuk

memfilmkan atau menjadi sebuah film yang utuh. (Fachruddin, 2012).

Penyuntingan gambar pada dasarnya harus memiliki tujuan yang

pasti. Tujuan tersebut yang nantinya mengatur atau membawa seorang

penyunting gambar ke sebuah hasil yang baik. Adapun tujuan

penyuntingan gambar, sebagai berikut (Fachruddin, 2012) :

1. Menghilangkan audio dan footage atau klip yang tidak diinginkan.

2. Memilih audio dan footage yang terbaik.

3. Menghasilkan sebuah alur cerita.

4. Menambahkan efek, graphic, dan music.

5. Merubah gaya, ritme, dan mood dari video,

6. Melihat video dari sudut pandang tertentu.

2.2.3 Fungsi Dasar Editing

Zettl mengungkapkan, ada 3 fungsi dasar editing antara lain:

Combine, Trim, dan Build (Zettl, 2009) :

1. Menggabungkan (combine)

Pada dasarnya, editing mempunyai persoalan tentang

menggabungkan atau menyatukan shot to shot, sehingga tercapai suatu

cerita yang logis dan selaras dari bahan yang diambil. Proses

penggabungan untuk memperoleh kontinuitas gambar ini merupakan

suatu kreativitas seni tersendiri, faktor pengalaman, dasar acuan, isi

pesan yang disampaikan akan mempengaruhi nilai kreativitas pada

proses penggabungan gambar.

18

2. Memotong (trim)

Trimming atau memotong merupakan salah satu dari pekerjaan

Editor dalam memotong bahan yang ada untuk membuat video tape

akhir sesuai penempatan waktu yang tepat atau meng-cut off beberapa

gambar yang dianggap tidak logis.

3. Merancang (build)

Merancang sebuah cerita merupakan hal yang paling sulit. Seorang

Editor harus merancang sebuah cerita dari shot to shot dengan baik.

Dalam merancang sebuah cerita, Editor tidak boleh asal memilih

beberapa shot serta menggabungkannya dalam sequence, tetapi harus

mengambil beberapa shot dan transisi yang efektif untuk merancang

atau membuat cerita menjadi cerita utuh.

2.2.4 Proses Editing

Editing terbagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Editing Linier

Proses editing ini menggunakan sistem perekaman/ penyusunan

gambar yang berurutan (linear), jadi urutan gambar yang diinginkan

sesuai dengan urutan pada naskah, mulai dari A s/d Z harus diedit

secara alphabets. (Fachruddin, 2012).

Editing Linier pada dasarnya adalah memilih gambar dari satu tape

dan menyalin gambar tersebut kedalam urutan tertentu ke tape lain.

Prinsip operasional dari editing ini adalah menyalin. Rekaman yang

sudah diambil bekerja pada prinsip dasar yang sama, satu atau beberapa

VTR memutar secara berulang kali bagian-bagian rekaman itu dengan

rekaman asli, dan VTR lain mencatat pada pita sendiri bahan yang

dipilih dari rekaman asli. (Zettl, 2011).

Editing linear melibatkan "dubbing" atau menyalin rekaman master

untuk rekaman lain dalam berurutan. Proses ini bekerja dengan baik

untuk editor sampai klien ingin adannya perubahan yang signifikan

yang akan dibuat di tengah tape. Dengan pita linear, yang biasanya

berarti bahwa seluruh proyek telah menjadi sepenuhnya kembali diedit:

ini sangat memakan waktu. Linear editing analog juga tidak bekerja

dengan baik, jika beberapa generasi (salinan dari salinan) dari rekaman

19

itu dibuat, karena setiap salinan itu akan mempunyai kualitas gambar

yang semakin memburuk. Sistem linear umumnya terdiri dari "pemain"

dan "recorder" bersama dengan konsol kontrol. Rekaman ditempatkan

ke pemain dan kemudian diedit ke perekam. Meskipun beberapa

segmen industri televisi masih menggunakan linear editing, tetapi

sebagian besar pemrograman saat ini diedit pada nonlinear Editor.

(Millerson and Owens, 2009)

2. Editing Nonlinier

Editing nonlinier (juga sering disebut random access/ acak) mirip

seperti bekerja dengan menggunakan word processor, dimana kita dapat

dengan mudah memindahkan, menghapus serta menduplikasi data-data.

Nonlinier editing adalah proses penyusunan gambar yang dilakukan

secara tidak berurutan (random/ acak), penyusunan gambar bisa dimulai

dari pertengahan suatu program acara, kemudian awal dari suatu

program acara tersebut dan seterusnya hingga program tersebut selesai.

Editing jenis ini sesuai dengan namanya nonlinier, dapat melakukan

penyusunan gambar-gambar secara random/ acak, tidak harus disusun

berurutan, tetapi pada akhir proses harus diurutkan kembali sesuai

dengan alur cerita dari naskahnya.

Hal ini dapat dilakukan karena proses penyusunan gambar-gambar

hanya dengan memindahkan suatu clip ke tempat yang diinginkan

(click and drag), sedang proses perekamannya dilakukan setelah

rangkaian clip tadi tersusun secara alphabets menurut tuntutan cerita

dari naskahnya. Software editing nonlinier sangat beragam, diantaranya

adalah Adobe Primer, Pinacle, Avid, Velocity, dan masih banyak lagi

jenis peralatan editing nonlinier yang diggunakan tergantung kebutuhan

dari pemakai itu sendiri. (Fachruddin, 2012).

Semua sistem editing nonlinear pada dasarnya, komputer yang

menyimpan video digital dan informasi audio pada hardrive

berkapasitas tinggi. Selain computer dan hardrive berkapasitas tinggi,

atau perangkat digital yang memegang rekaman asli (hardrive eksternal

atau server), sebuah audio mixer kecil, monitor besar yang

20

menampilkan preview editing, dan monitor kedua yang menampilkan

urutan untuk diedit. ( Zettl, 2011).

Hampir semua video dan program televisi yang diedit

menggunakan editor nonlinear. Editing nonlinier adalah proses di mana

video recorder yang didigitalkan (disalin) ke komputer. Kemudian

rekaman bisa diatur ulang, dan memiliki efek khusus yang ditambahkan

dengan audio dan grafis dapat disesuaikan dengan menggunakan

software editing. Editing nonlinier membuatnya sangat mudah untuk

membuat perubahan seperti memindahkan klip sekitar sampai klien

senang dan puas dengan hasilnya. Hard disk dan kartu memori kamera

telah memungkinkan editor untuk memulai editing jauh lebih cepat,

karena mereka tidak perlu untuk mendigitalkan semua rekaman. Sistem

nonlinier membutuhkan biaya yang tidak besar, sedangkan sistem linear

editing profesional membutuhkan biaya yang besar. Setelah proyek

selesai diedit, data output dapat disimpan ke media apa pun yang

diinginkan: tape, internet, ipod, cd, dvd, dan lain-lain. (Millerson dan

Owens, 2009).

Nonlinear editing dilakukan dengan menggunakan komputer yang

dilengkapi dengan video capture card (matrox, pinnacle, canopus, dll).

(Nugroho, 2014).

2.2.5 Editing Offline dan Editing Online

Nonlinier editing memiliki dua proses, yakni offline editing dan online

editing (Fachruddin, 2012) :

1. Editing Offline (Nonlinier)

- Pada tahap ini, proses capturing dilakukan dengan data rate yang

rendah, yakni di bawah 4.000 Kbps. Dengan data rate yang rendah

maka hardisk dapat menampung banyak gambar, walaupun dengan

kualitas yang rendah (low quality picture).

- Pada tahap ini belum dilakukan proses sound mixing, titling, serta

compositing pada suatu program acara. Hasil dari editing pada

tahap ini masih merupakan editing kasar (rough cut).

- Tujuan editing pada tahap ini adalah untuk memperoleh edit

decision list (EDL) yang berupa data time code, deskripsi shot dan

21

lain-lain yang akan digunakan pada tahapan selanjutnya (online

editing).

2. Editing Online (Nonlinier)

- Sinyal audio-video yang berasal dari original tape/ master tape

akan direkamkan ke dalam hardisk sesuai dengan data yang ada

pada EDL (edit decision list). Pada proses ini, capturing dilakukan

dengan data rate yang tinggi sesuai dengan kualitas hasil shooting,

yakni di atas 5.000 Kbps (high quality picture).

- Pada tahap ini baru dilakukan sound mixing, picture manipulating/

compositing, dan titling sehingga hasil dari tahapan ini merupakan

suatu program acara yang siap disiarkan.

Pada kesempatan kali ini, pembuat karya memiliki jobdesc

sebagai editor. Dimana dalam proses pengeditannya menggunakan

sistem editing nonlinier karena saat melakukan proses editing ini

pembuat karya memilih secara acak gambar yang akan di edit sehingga

nantinya akan menjadi suatu keutuhan cerita. Pengeditan nonlinier ini

menggunakan Laptop ASUS A53SV dengan softwarenya yaitu Adobe

Premiere Pro CS6, Adobe After Effects, dan Adobe Photoshop.

2.2.6 Model-model Editing

Model editing ini memudahkan pada saat perubahan atau pergantian

audio/ video tanpa harus mengulang pekerjaan dari awal, hanya insert saja.

Adapun model editing tersebut yaitu (Fachruddin, 2012) :

1. Assamble Mode

Proses penyambungan gambar dan suara secara bersamaan dengan

disertai terbentuknya control track yang baru atau dengan istilah lain

type yang kita putuskan dalam editing dengan maksud merekam

seluruh mode yang ada (video, audio, time code) secara bersamaan.

2. Insert Mode

Sebelumnya, kaset yang digunakan harus sudah berisi data (gamabr

hasil editing). Pengertian insert adalah menyisipkan secara terpisah;

gambar saja, suara saja, atau gambar dan suara tanpa disertai

22

terbentuknya control track yang baru (menggunakan control track

yang lama).

2.2.7 Konsep Editing

Program acara perjalanan atau traveloque memiliki konsep editing

agar dapat membuat audience dapat menikmati acara ini :

- Fun

1. Dalam The Accelerated Learning Handbook, Meier mengartikan kata

“fun” yaitu bangkitnya minat atau pembangunan suasana, adanya

keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, dan nilai yang

membahagiakan. Itu semua adalah kegembiraan dalam melahirkan

sesuatu yang baru. Dan penciptaan kegembiraan ini jauh lebih penting

ketimbang segala teknik.

(https://books.google.co.id/books?id=k_2TAwAAQBAJ&pg=PA215&

lpg=PA215&dq=arti+kata+fun+atau+kegembiraan&source=bl&ots=Y

R-Jib52jI&sig=G-DXhu_i2N0B6JERw-

K_oDUE1IE&hl=en&sa=X&ved=0CC4Q6AEwA2oVChMInozT4Z2

PxgIVCqq8Ch2ZugCZ#v=onepage&q=arti%20kata%20fun%20atau%

20kegembiraan&f=false diakses 9 Juni 2015, 20:14).

Dari pengertian tersebut jika digabungkan dengan konsep

editing yang akan dibuat. Di mana nantinya konsep fun ini digunakan

sebagai pembangun suasana untuk menarik audience. Menarik

audience disini dengan memasukan lagu-lagu yang baru ke dalam

program acara perjalanan atau traveloque yang akan dibuat.

- Modern

Pendekatan modernis untuk editing sering sengaja mengganggu

kontinuitas spasial dan temporal antara pengambilan gambar dan

meminta perhatian pada proses editing. Pendekatan modernis untuk

editing sering fokus pada kualitas abstrak, dan elemen desain dalam

dan di antara tembakan, seperti persamaan dan perbedaan dalam

bentuk, warna, gerakan, dan tekstur. (Kindem, 2001). Konsep modern

yang di anggap sesuai adalah adanya sesuatu yang baru seperti teknik

23

editing yang memasukan beberapa perbedaan bentuk model frame

dalam satu screen.

2.2.8 Jenis Cutting atau Transisi

Seorang penyunting gambar dalam melakukan pekerjaannya akan

selalu dihadapkan pada dua hal : pertama, durasi gambar versi edit yang

dibatasi dan durasi proses edit yang juga dibatasi, yaitu oleh deadline, dimana

hasil pekerjaan editor harus siap untuk ditayangkan. Bebarapa jenis transisi :

1. Cut

Perpindahan antara gambar yang satu dengan gambar yang lain secara

mendadak atau tanpa adanya transisi, oleh karena itu perlu diperhatikan

komposisi serta kontinuitasnya dari gambar yang akan digabungkan atau

dihubungkan. Cut dimaksudkan untuk memberikan penjelasan dan

pengembangan dari suatu kejadian. Penjelasan berati mempertunjukan

kepada penonton suatu kejadian yang sejelas-jelasnya.

Jenis penyambungan Cut :

a. Jump Cut : Suatu pergantian shot dimana kesinambungan waktunya

terputus karena lompatan dari shot yang lain berbeda waktunya.

b. Cut In : Insert suatu yang disisipkan pada shot utama dengan maksud

untuk mewujudkan detai dari shot utama.

c. Cut Away : Shot action yang menunjukan atau menggambarkan

reaksi terhadap shot utama atau shot lain yang bisa dimasukan sebagai

selingan.

d. Cutting on Action : Cutting antara dua buah shot yang mengandung

sebuah subjek yang sama, dipilih pada saat terdapat pergerakan

(duduk, berdiri, dll)

e. Cutting by Rhythm : Teknik perpindahan gambar berdasarkan tempo

dan beat dari ketukan, birama, suara music ataupun sound effect yang

terpadu dalam setiap objek. (Naratama, 2004)

2. Dissolve

Sebuah transisi yang serentak menampilkan fade in/ fade out, satu

adegan atau gambar akan memudar pada saat yang bersamaan bahwa

24

gambar lain memudar dan digantinya salah satu gambar tersebut

(Kindem, 2001). Pergantian antara gambar yang satu dengan gambar yang

lain secara perlahan-lahan (tanpa blank). Teknik ini dipergunakan sebagai

suatu hubungan yang halus dari suatu action, pergantian tempat dan

waktu, menyatakan hubungan yang erat antara dua buah gambar, dan

untuk membuat transisi yang halus dan menarik dari long shot ke close

up atau dari close up ke long shot yang tidak mungkin dilakukan dengan

cutting.

3. Fade

Sebuah cutting transition yang sederhana untuk menyambungkan

antara gambar yang satu dengan gambar yang lainnya. Fade dibagi

menjadi dua jenis, yaitu fade in dan fade out :

- Fade In adalah suatu shot atau visual yang bermula dari keadaan gelap

kemudian secara perlahan muncul gambar (visual) hingga normal.

- Fade Out adalah dari gambar terang (normal) berangsur secara

perlahan menjadi gelap.

Fade dapat juga digunakan untuk memisahkan berbagai unit cerita.

Fade dapat digunakan untuk menunjukan beralihnya ke setting

lain. Fade harus digunakan secara hati-hati, karena dapat menimbulkan

kesan terpotong-potong. Fade hanya boleh digunakan pada awal dan

akhir gambar, kecuali materi subjek yang terpisah-pisah tempatnya.

4. Wipe

Fungsi wipe sebenarnya sama dengan fungsi dissolve. Wipe adalah

efek optik antara dua gambar dimana gambar kedua mulai di bagian luar

layar dan menghapus gambar pertama sampai dengan garis yang masih

terlihat dan pada akhirnya menutupi gambar pertama. (Fachruddin, 2012)

2.2.9 Konsep Grafis

Pada tahap ini akan diberikan sentuhan efek grafis yang modern

dengan menambahkan title atau judul dan tema untuk memperjelas. Hal ini

merupakan berbagai bentuk huruf yang menemani ilustrasi dan gambar aksi

25

hidup atau disajikan teks iklan tertulis pada editing untuk memperjelas apa

yang ini ditunjukan. (Kindem, 2001). Jenis grafis yang dipakai :

2.2.9.1 Split Screem or Shared Screen

Split screen or shared screen merupakan sebuah tampilan

yang dapat membuat grafis dalam sebuah video menjadi berbeda.

Split screen or shared screen adalah sebuah gambar yang diisi dengan

porsi yang sama dengan gambar lainnya yang disebut shared screen.

Saat frame terbagi menjadi dua sisi yang sejajar oleh kedua gambar

tersebut ini disebut sebuah split screen.

2.2.9.2 Timelapse

Timelapse adalah pengembangan dari bidang fotografi yang

menjadikan sekumpulan foto yang diambil dalam periode tertentu

menjadi sebuah klip video pendek. Periode pemotretan umumnya

berdurasi lama, bisa hingga berjam-jam, sedangkan timing

pengambilan foto bisa dibuat berkala setiap beberapa detik hingga

menit, tergantung kebutuhan. Obyek yang difoto biasanya adalah

obyek yang punya gerakan sangat lambat, seperti gerakan awan,

matahari, bulan, bintang dan sebagainya. Meski begitu timelapse

boleh juga dipakai untuk merekam gerakan yang lebih cepat seperti

manusia yang berjalan, meski nanti hasilnya gerakan manusia itu akan

tampak sangat cepat. Tujuan dari timelapse adalah dimana gerakan

yang sangat lambat direkam dan ditampilkan dalam laju yang

dipercepat untuk diamati gerakannya.

2.2.9.3 Montage

Montage adalah urutan gambar yang mengalir, menyatu, atau

kadang dipotong dari yang satu ke yang lainnya. Digunakan untuk

memperlihatkan peningkatan atau pembalikan waktu terhadap

perubahan lokasi. (Fachruddin, 2012).

26

2.2.10 Konsep Warna

Warna adalah faktor yang sangat penting dalam komunikasi visual.

Warna dapat memberikan dampak psikologis, sugesti dan suasana bagi yang

melihatnya. Dengan demikian warna sangatlah penting kedudukannya dalam

sebuah desain grafis.

Melesetnya pewarnaan sering terjadi pada pembuatan desain dengan

komputer. Hal ini disebabkan terkadang warna yang terlihat pada layar

monitor berbeda ketika dicetak. Untuk aplikasi cetak biasanya hanya dipakai

gabungan warna CMYK, sedangkan di layar monitor menggunakan RGB,

HLS, Hexadesimal dan lain-lain. Berikut adalah sistem atau model warna,

antara lain:

- RGB (Red Greed Blue)

- CMYK (Cyan Magenta Yellow Black)

- HLS (Hue Lightness Saturation)

- LAB Color -Lightness A (green-red axis) B (blue-yellow axis)

- RGB Hexadecimal: misal: #FF0000

- Dalam kebutuhan cetak dan printing, warna yang dipakai adalah sistem

atau model CMYK, sedangkan untuk tampil di layar monitor (web,

wallpaper, game, video) warna yang biasa digunakan adalah RGB dan

RGB Hexadecimal.

Karena banyaknya warna, maka untuk memudahkan mendapatkan

warna yang sesuai dan disepakati. Dibuat standar warna seperti Pantone,

DIC, Toyo, Trumatch dan lain-lain. Hal ini berfungsi untuk menyamakan

persepsi warna dengan menggunakan kode angka.

2.2.10.1 Kombinasi Warna

Warna merupakan unsur yang sangat penting dalam Desain

Grafis. Warna memegang peranan penting dalam Desain Grafis.

Dalam pelajaran Pengertian Warna dapat diartikan sebagai adalah

sebuah spektrum tertentu yang terdapat di dalam cahaya yang

sempurna / putih. Dalam dunia desain, Warna bisa berarti pantulan

tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di

permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan

27

dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan

menghasilkan sensasi mirip warna merah.

Warna bisa dikelompokkan menjadi beberapa Kelompok

Warna yaitu :

1. Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki

kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna

primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga

komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi tepat

sama.

2. Warna kontras atau komplementer, adalah warna yang berkesan

berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan

dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga)

terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tetapi tidak

menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan

menolah nilai ataupun kemurnian warna. Contoh warna kontras

adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu dan biru dengan

jingga.

3. Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah

lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga

kuning. Warna ini menjadi simbol, riang, semangat, marah dsb.

Warna panas mengesankan jarak yang dekat.

4. Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah

lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu.

Warna ini menjadi simbol kelembutan, sejuk, nyaman dsb. Warna

dingin mengesankan jarak yang jauh.

Warna Primer

Warna primer menurut teori warna pigmen dari Brewster

adalah warna-warna dasar. Warna-warna lain dibentuk dari kombinasi

warna-warna primer. Pada awalnya, manusia mengira bahwa warna

primer tersusun atas warna Merah, Kuning, dan Hijau. Namun dalam

penelitian lebih lanjut, dikatakan tiga warna primer adalah: Merah

(seperti darah), Biru (seperti langit atau laut), Kuning (seperti kuning

telur)

28

Ini kemudian dikenal sebagai warna pigmen primer yang

dipakai dalam dunia seni rupa. Campuran dua warna primer

menghasilkan warna sekunder. Campuran warna sekunder dengan

warna primer menghasilkan warna tertier.

Warna Sekunder

Adalah warna yang dihasilkan dari campuran dua warna

primer dalam sebuah ruang warna. Contohnya seperti di bawah ini.

Dalam peralatan Grafis, terdapat tiga warna primer cahaya: (R = Red)

merah, (G = Green) hijau, (B = Blue) biru atau yang lebih kita kenal

dengan RGB yang bila digabungkan dalam komposisi tertentu akan

menghasilkan berbagai macam warna. Misalnya pencampuran 100%

merah, 0% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi

warna magenta. Di dalam komputer kita juga mengenal berbagai

warna untuk kebutuhan desain Website maupun Grafis dengan kode

bilangan Hexadecimal.

Berikut ini campuran warna RGB yang nantinya membentuk

warna baru:

Merah+Hijau = Kuning

Merah+Biru = Magenta

Hijau+Biru = Cyan

Pada prinsipnya teori untuk pigmen seharusnya bisa diterapkan untuk

warna cat juga. Tetapi cat yang mula-mula dipakai, pencampurannya

dilakukan jauh sebelum adanya ilmu pengetahuan warna modern, dan

karena pigmen yang tersedia pada masa itu juga terbatas. Khususnya

warna pigmen cyan dan magenta alami sulit didapat, oleh karena itu

dipakai warna biru dan merah. Dengan demikian sampai saat ini

secara luas diajarkan bahwa merah, kuning dan biru adalah warna

primer sedangkan jingga/orange, hijau dan ungu adalah warna

sekunder.

Mengingat pentingnya warna maka mari kita mengetahui arti - arti

warna dalam Desain Grafis / Disain Logo :

- Kuning : Matahari, Cahaya, Kejayaan dan Keluhuran Budi.

29

- Merah : Api, Semangat dan Keberanian, Bahaya, Keamanan,

Waspada.

- Biru : Kejujuran, ketekunan, dan pandangan yang luas,

kedamaian, ketenangan, kepercayaan kepada diri

sendiri, keseimbangan, semangat batin.

- Hijau : Uang, Keberuntungan, Menarik Perhatian,

Keindahan, Menyejukkan

- Putih : Lambang Kesucian dan Kejujuran, Kesopanan

- Orange : Optimisme dan dinamika

- Hitam : Berwibawa, Elegan, Maskulin

(http://www.ilmugrafis.com/artikel.php?page=pengertian-arti-

warna/ diakses 12 Juni 2015, 22:36).

2.2.11 Konsep Tata Suara

2.2.11.1 Musik

Dalam Program feature ini musik yang akan di gunakan adalah

sebuah alunan musik yang akan menyempurnakan pencitraan dari

suatu gambaran suasana dimana audio akan melengkapinya. Musik

dalam produksi sebuah film atau acara merupakan proses pemberian

suara pada adegan-adegan khusus sehingga menimbulkan kesan yang

romantis, dramatis, mengerikan, menakutkan bahkan kekacauan.

Pemberian musik biasanya dilakukan pada waktu gambar-gambar

hasil shot digabungkan atau pada waktu proses editing dilaksanakan.

Musik-musik yang ditampilkan biasanya berupa lagu dan bisa juga

musik instrumental. Fungsi musik dalam film adalah menutupi

adegan-adegan yang dianggap kurang baik, juga berfungsi

mempertegas suasana yang terjadi, misalnya untuk film horor pada

adegan tertentu dipakai musik yang mencekam atau menakutkan

tujuannya agar penonton terbawa arus sugesti terhadap film yang

ditontonnya. Pada adegan pertengkaran atau kejar-kejaran diberi

musik yang cepat atau musik cadas agar suasana terlihat lebih meriah

dan dinamis. Dalam memasukan musik harus peka terhadap gambar-

gambar film yang akan dipegangnya, dan tahu betul alur cerita dan

karakter dari cerita tersebut sehingga musik yang ditampilkan tidak

30

sebaliknya yang menyebabkan film tersebut terlihat dingin dan

monoton.

(http://teguh212.weblog.esaunggul.ac.id/2012/03/11/sang-kreator-

dibalik-sebuah-layar-film/ di akses 12 Juni 2015, 23:58).

2.3 Pengertian Features Perjalanan (Traveloque)

Features adalah suatu program berita yang menampilkan berita-berita ringan

misalnya informasi mengenai tempat makan yang enak atau tempat liburan yang

menarik. Pengertian “menarik” di sini adalah informasi yang lucu, unik, aneh,

menimbulkan kekaguman, dan sebagainya. (Morissan, 2008).

Features yang mengajak pemirsa televisi untuk mengenali lebih jelas tentang

suatu kegiatan perjalanan wisata yang dinilai memiliki daya tarik karena objeknya

yang popular, budayanya yang eksotik, masyarakatnya yang bersahabat dan biaya

yang terjangkau. Sesuai dengan namanya, features perjalanan merupakan kisah

perjalnan jurnalis atau seseorang beserta kelompoknya ke objek wisata, yang detail

memerinci seluruh persiapan yang dibutuhkan dengan konsekuensi yang diperoleh

dari sejumlah biaya.

Alokasi waktu yang diberikan untuk features travelling setiap stasiun televisi

sangat banyak dan beragam, karena respons pemirsa yang sangat antusias. Dana

besar pun dipertaruhkan untuk memilih host (artis terkenal) agar mengantar program

tersebut secara khusus. Host bukan saja sebagai pembawa acara, narrator atau

penutur kisah tetapi sekaligus juga pemain atau bintangnya. Karena si-host ikut

bermalam di tenda, pergi ke hutan, naik kendaraan rongsokan, dan lain sebagainya.

Lokasi liputannya pun menantang bahkan fantastik, selain jauh di luar negeri

terkadang medannya berat tetapi gambar yang berhasil ditayangkan sangat

execelence.

Tayangan ini mengajak pemirsa berekreasi mengunjungi berbagai tempat

wisata yang popular ataupun belum dikenal tetapi sangat indah, sehingga pemirsa

tanpa hharus keluar rumah serasa bertamasya, menambah cakrawala

pengetahuannya, kepedulian terhadap lingkungan semakin tajam, dan kecintaan

terhadap alam semakin kuat. (Fachruddin, 2012).

Features Perjalanan adalah feature yang biasanya ditulis oleh pelaku

perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak langsung. Tulisan ini

mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan

31

yang dirasakan selama perjalanan itu. Feature yang mengajak pembaca, pendengar,

atau pemirsa untuk mengenali lebih dekat tentang suatu kegiatan atau tempat-tempat

yang di nilai memiliki daya tarik tertentu. Dalam Feature jenis ini, subjektifitas

penulis sangat menonjol dengan sudut pandang “aku” atau “kami”. Misalnya, tentang

perjalanan menunaikan ibadah haji. (Syamsul, 2009)

2.4 Jenis-Jenis Features Televisi

Di antara format acara televisi, feature merupakan suatu program yang sering

sekali di tonton masyarakat. Karena sifatnya yang menghibur dan menarik. Program

feature televisi dibagi kedalam beberapa jenis program yaitu (Fachruddin, 2012) :

1. Features Kepribadian (Profil)

2. Features Sejarah

3. Features Petualangan

4. Features Musiman

5. Features Interpretatif

6. Features Kiat (Petunjuk Praktis)

7. Features Ilmiah (Science)

8. Features Perjalanan (Traveloque)

9. Features Kuliner

10. Features Minat Insani

2.5 Teori atau Konsep yang Menjadi Kaitan antara Tugas Karya Akhir

dengan Penontonnya

2.5.1 Teori Hiburan

Pada buku Mass Communication: A Sociological Perspective, Charles

Wright mengidentifikasi empat fungsi klasik media, yaitu :

1. Pengetahuan

2. Hiburan

3. Kepentingan sosial

4. Pelarian

Program Jalan-Jalan Hits termasuk kepada fungsi media massa

sebagai hiburan. Dalam bukunya, Morissan mengatakan bahwa kebutuhan

dasar lainnya pada manusia adalah hiburan dan orang mencari hiburan salah

32

satunya kepada media massa. Hiburan dapat diperoleh menurut beberapa

bentuk yaitu :

1. Stimulasi atau pencarian untuk mengurangi rasa bosan atau

melepaskan diri dari kegiatan rutin.

2. Relaksasi atau santai yang merupakan bentuk pelarian dari tekanan dan

masalah.

3. Pelepasan emosi dari perasaan dan energi terpendam. (Morissan,2008)

Teori hiburan adalah mencari pemahaman mengenai apa yang

dilakukan oleh konten media hiburan kepada kita – sering kali tanpa kita

sadari. Ahli teori hiburan berasumsi bahwa kebanyakan dari kita tidak cukup

berpikir mengenai konten sehingga memiliki pemahaman yang berguna

mengenai konten media tersebut. ( Barran & Davis, 2010)

2.5.2 Teori Dramatugy

Alur dari sebuah cerita memiliki kesamaan dalam setiap masanya.

Rata-rata setiap cerita masih menggunakan teori yang terdapat dalam teori

dramaturgy klasik. Komposisi dari teknik drama adalah :

1. Exposition ( eksposisi) : dimana menetapkan konteks yang akan

menentukan tindakan selanjutnya yang terjadi.

2. Point of attack ( titik serangan ) : titik dimana mulai mencapai tahap

krisis.

3. Rising Action ( meningkatkan aksi ) : semakin banyak konflik dan

pendalaman masalah

4. Climax ( klimaks ) : permasalahan yang utama atau titik balik

5. Falling action and resolution ( menjatuhkan tindakan agar mendapat

solusi ) : pahlawan dalam cerita mendapat solusi atas masalahnya baik

itu menang ataupun kalah. (Zettl, 2009)

33

Gambar 2.1 Teknik Dramatugy

Program Jalan-Jalan Hits mengambil teori ini karena memiliki

kesamaan dalam alur yang akan dipakai. Namun, dalam program Jalan-

Jalan Hits, konflik yang akan ditampilkan tidak akan seperti program

drama yang berlebihan.

2.5.3 Teori Komunikasi Massa

Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-

pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) melalui alat-alat yang

bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film (Cangara, 2011).

Media massa juga dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan

untuk menyampaikan pesan dari komunikator ke komunikan menyusul

seperti apa komunikasi yang ingin disampaikan. Menurut Bungin (2008)

media massa merupakan institusi yang berperan sebagai agent of change,

yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Secara umum, media massa

diartikan sebagai alat komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara

serempak dan cepat kepada audiens dalam jumlah yang luas dan heterogen

(Nurudin, 2004).

34