Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Forecasting (Peramalan)
Peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi peristiwa-peristiwa masa depan.
Peramalan memerlukan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke
masa depan dengan beberapa bentuk model matematis. Tujuan utama peramalan
adalah membuat estimasi yang terbaik di tengah ketidakpastian. Ramalan yang
baik sangat penting dalam seluruh aspek bisnis; ramalan hanyalah ekspetasi
permintaan produk sampai permintaan aktual diketahui. Ramalan permintaan
mengarahkan keputusan dalam banyak bidang. Ramalan produk berpengaruh
terhadap tiga fungsi:
a. Sumber Daya Manusia
Jumlah karyawan yang akan dipekerjakan, diberhentikan, dan dilatih
bergantung pada permintaan produk yang akan diantisipasi.
b. Kapasitas
Kapasitas dipersiapkan sesuai perkiraan ramalan.
c. Manajemen Rantai-Suplai
Hubungan dengan pemasok yang baik dan keunggulan kerja yang
terjamin untuk bahan baku dan suku cadang tergantung pada ramalan yang
akurat.
16
Metode peramalan kuantitatif model seri waktu memprediksi berdasarkan
asumsi bahwa masa depan adalah fungsi dari masa lalu. Metode peramalan
kuantitatif model seri kausal: Regresi linear dan model kausal bergabung menjadi
model variabel atau hubungan yang bisa mempengaruhi jumlah yang sedang
diramal.
Delapan tahap sistem peramalan:
1. Menentukan penggunaan peramlan itu.
2. Memilih hal-hal yang akan diramalkan.
3. Menetukan horizon waktunya.
4. Memilih model permalannya.
5. Mengumpulkan data yang dibutuhkan.
6. Menentukan model peramalan yang tepat.
7. Membuat ramalan.
8. Menentukan hasilnya.
Kriteria peramalan yang baik adalah:
1. Akurasi
Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan kebiasaan dan
kekonsistensian peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila
peramalan tersebut terlalu tinggi atau terlalu rendah dibandingkan dengan
kenyataan yang sebenarnya terjadi.
17
2. Biaya
Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah
tergantung dari jumlah item yang diramalkan, lamanya periode
peramalan,dan metode peramalan yang dipakai.
3. Kemudahan
Pengguna metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan
mudah diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Dalam membuat peramalan atau menerapkan hasil suatu peramalan, maka ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1. Peramalan pasti mengandung kesalahan,artinya peramal hanya bisa
mengrangi ketidak pastian yang akan terjadi tetapi tidak dapat menghilangkan
ketidak pastian tersebut.
2. Peramalan seharusnya memberikan informasi tentang berapa ukuran
kesalahan.artinya karena peramalan pasti mengandung kesalahan, maka
adalah penting bagi peramal untuk menginformasikan seberapa besar kesalaha
yang mungkin terjadi.
3. Peramalan jangka pendek lebih akurat dibandingkan peramalan jangka
panjang
18
Ada 4 ukuran akurasi yang biasa digunakan , yaitu :
1. Rata rata deviasi mutlak (MAD)
MAD merupakan rata rata kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa
memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan kenyataannya.
2. Rata rata kuadrat kesalahan (MSE)
MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan
pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan.
3. Rata rata kesalahan peramalan (MFE)
MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil peramalan
selama periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah.
4. Rata rata persentase kesalahan absolut (MAPE)
MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif peramalan.
2.1.1 Pola Data
Pola data dapat dibedakan menjadi empat jenis siklis dan trend,
diantaranya:
1. Pola horisontal (H) terjadi bilamana nilai data berfluktuasi di
sekitar nilai rata-rata yang konstan. (Deret seperti itu ”stasioner”
terhadap nilai rata-ratanya.) Suatu produk yang penjualannya tidak
meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk jenis ini.
Demikian pula, suatu keadaan pengendalian mutu yang
19
menyangkut pengambilan contoh dari suatu proses produksi
berkelanjutan yang secara teoritis tidak mengalami perubahan juga
termasuk jenis ini.
2. Pola musiman (S) terjadi bilamana suatu deret dipengaruhi oleh
faktor musiman (misalnya kuartalan tahun tertentu, bulanan, atau
hari-hari pada mingu tertentu). Penjualan dari produk seperti
minuman ringan, es krim, dan bahan bakar pemanas ruangan
semuanya menunjukkan jenis pola ini.
3. Pola siklis (C) terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi
ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus
bisnis. Penjualan produk seperti mobil, baja, dan peralatan utama
lainnya menunjukkan jenis pola ini.
4. Pola trend (T) terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan
sekuler jangka panjang dalam data. Penjualan banyak perusahaan,
produk bruto nasional (GNP) dan berbagai indikator bisnis atau
ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend selama perubahannya
sepanjang waktu.
2.1.2 Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial
Dalam penjelasan berikut diberikan tiga metode pemulusan
eksponensial yang terdiri atas tunggal, tunggal dengan pendekatan adaptif
dan ganda. Metode pemulusan eksponensial merupakan metode yang
20
menunjukkan pembobotan menurun secara eksponensial terhadap nilai
pengamatan yang lebih tua.
2.1.2.1 Pemulusan Eksponensial Tunggal
Kasus yang paling sederhana dari pemulusan (smoothing)
eksponensial tunggal (SES) memiliki persamaan sebagai berikut:
ttt FXF )1(1 αα −+=+
Persamaan ini merupakan bentuk umum yang digunakan dalam
menghitunga ramalan dengan metode pemulusan eksponensial.
Metode ini banyak mengurangi masalah penyimpanan data, karena
tidak perlu lagi menyimpan semua data historis atau sebagian
daripadanya (seperti dalam kasus rata-rata bergerak). Agaknya hanya
pengamatan terakhir, ramalan terakhir, dan suatu nilai α yang harus
disimpan. Secara sederhana persamaan diatas dapat dituliskan
menjadi:
( )tttt FXFF −+=+ α1
atau
( )ttt eFF α+=+1
Dimana, et adalah kesalahan ramalan (nilai sebenarnya
dikurangi ramalan) untuk periode t. Dari dua bentuk 1+tF ini dapat
dilihat bahwa ramalan yang dihasilkan dari SES secara sederhana
21
merupakan ramalan yang lalu ditambah suatu penyesuaian untuk galat
yang terjadi pada ramalan terakhir. Dalam bentuk ini terbukti bahwa
jika α mempunyai nilai mendekati 1, maka ramalan yang baru akan
mencakup penyesuaian kesalahan yang besar pada ramalan
sebelumnya. Sebaliknya jika α mendekati 0, maka ramalan yang baru
akan mencakup penyesuaian yang sangat kecil.Jadi, pengaruh besar
kecilnya α benar-benar analog (dalam arah yang berlawanan) dengan
pengaruh memasukkan jumlah pengamatan yang kecil atau besar pada
perhitungan rata-rata bergerak.Perlu juga diperhatikan bahwa
pemulusan eksponensial tunggal akan selalu mengikuti setiap trend
dalam data yang sebenarnya, karena yang dapat dilakukannya tidak
lebih darimengatur ramalan mendatang dengan suatu presentase dari
kesalahan yang terakhir.
Persamaan diatas mengandung prinsip dasar dari umpan balik
(feedback) yang negatif, karena persamaan ini berperan sebagai proses
kontrol yang dilakukan oleh alat otomatis seperti termostat, pilot
otomatis, dan sebagainya. Galat ramalan masa lalu dipakai untuk
mengoreksi ramalan mendatang pada arah yang berlawanan dengan
kesalahan tersebut. Penyesuaian tersebut tetap berlangsung sampai
kesalahannya dikoreksi. Prinsip ini sama dengan prinsip alat
pengendali otomatis yang mengarah kepada kesetimbangan begitu
22
terjadi penyimpangan (galat). Prinsip ini, yang tampaknya sederhana,
memainkan peranan yang sangat penting dalam peramalan. Jika
digunakan secara tepat, prinsip ini dapat digunakan untuk
mengembangkan suatu proses mengatur diri sendiri (self-adjusting
process) yang dapat mengoreksi kesalahan peramalan secara otomatis.
Walaupun pemulusan eksponensial ini sederhana, namun
metode ini pun mempunyai masalah. Salah satunya adalah dalam
menemukan nilai α yang optimal.
2.1.2.2 Pemulusan Eksponensial Adaptif
Pemulusan eksponensial adaptif adalah suatu metode yang
mirip dengan pemulusan eksponensial tunggal dimana terdapat sedikit
perbedaan dengan metode eksponensial dasar. Pada eksponensial
adaptif, ada perubahan nilai α (alpha) mengikuti deret waktu untuk
mengadaptasikan dengan karakteristik data. Meskipun demikian, ada
beberapa kendala dalam menggunakan metode ini untuk data-data
yang bersifat teoritis. Dikarenakan metode ini sangat cocok untuk jenis
peramalan dimana data tersebar secara acak, ataupun untuk data yang
memiliki siklus dalam periode yang pendek.
Rumus dari pemulusan eksponensial adaptif adalah :
ttttt fyf )1(1 αα −+=+
23
Dimana nilai 1+tf adalah hasil peramalan untuk perode t+1 dan
nilai αt adalah parameter untuk adaptif yang berubah setiap waktu.
Sedangkan rumus untuk nilai parameter adaptif adalah :
t
tt M
A=α
( )( ) 1
1
11
−
−
−+=
−+=
ttt
ttt
MeMAeAφφ
φφ
et adalah hasil error peramalan pada periode t (et = yt - ft), dan
φ adalah suatu konstanta dimana nilainya sebesar 0.2 untuk pilihan
yang paling tepat.
2.1.2.3 Double Exponential Smoothing
Dasar pemikiran dari pemulusan eksponensial linear dari
Brown adalah serupa dengan rata-rata bergerak linier. Persamaan yang
dipakai ialah :
)1()1(. −−+=′ ttt SXS αα
)1()1('. −′′−+=′′ ttt SSS αα
ttt SSa ′′−′= .2
24
)(1
ttt SSb ′′−′−
=α
α
mbaF ttmt .+=+
Dengan inisialisasi awal : 1XSS tt =′′=′
2.1.3 Linear Regression
Model asosiatif bergantung kepada pengenalan variabel yang dapat
dikaitkan dan dapat digunakan untuk meramalkan nilai variabel yang menjadi
perhatian kita. Metode utama yang dikenal dan digunakan secara luas dalam
metode ini adalah regresi. Berikut adalah rumus-rumus regresi linear
sederhana tt bay += dengan :
22 )( ttnyttynb
Σ−ΣΣΣ−Σ
=
tbya −=
Di mana : y = nilai peramalan
a = konstanta y
b = nilai kemiringan
n = jumlah data
t = indeks penunjuk waktu (dimulai dari 1
dan terus berlanjut untuk periode yang diramalkan)
25
2.2 Konsep Manajemen
Pengelolaan suatu badan usaha dilaksanakan oleh sejumlah personel yang
tergabung dalam salah satu dari tiga kelompok:
1. Kelompok manajemen operasi, yang terdirid dari para mandor dan penyelia
(supervisor);
2. Kelompok manajemen menengah, yang meliputi kepala bagian, manajer
divisi, dan manajer cabang;
3. Kelompok manajemen eksekutif, yang mencakup direktur utama, wakil
dirut eksekutif, dan para eksekutif yang menangani berbagai fungsi seperti
pemasaran, pembelian, perekayasaan (engineering), pabrikasi/pengolahan
(manufacturing), keuangan, dan akuntansi. Manajemen eksekutif terutama
berurusan dengan keputusan jangka pendek.
Salah satu masalah utama yang dihadapi manajemen adalah penggunaan
modal perusahaan secara efektif. Modal ini ditanamkan dalam sejumlah fasilitas
produksi seperti bangunan pabrik, perkakas, peralatan, dan juga dalam modal
berputar, atau aktiva lancar. Penggunaan modal ini diatur berdasarkan rencana
manajemen untuk jangka pendek dan jangka panjang.
Konsep manajemen dapat diuraikan dengan fase seperti ”mengambil
keputusan, memberi perintah, menetapkan kebijakan, memberi pekerjaan dan
imbalan, serta mempekerjakan orang-orang untuk melaksanakan kebijakan
tersebut.” Manajemen menentukan tujuan dan berusaha mencapainya dengan
26
memadukan pengetahuan dan keahliannya dengan keterampilan dan pengalaman
para karyawannya. Agar tujuan ini tercapai, manajemen harus efektif dalam
melaksanakan fungsi-fungsi dasar, yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), dan pengendalian (controlling). Perencanaan dan
pengorganisasian merupakan fungsi dasar manajemen eksekutif, sementara
pengendalian membutuhkan peran-peran segenap tingkatan tim manajemen.
Secara teoritis perencanaan dipisahkan dari pengendalian. Sejalan dengan itu,
kerangka waktu juga dibagi ke dalam sejumlah periode operasi yang berbeda.
Akan tetapi kita harus selalu ingat bahwa pembagian ini sengaja dilakukan untuk
mempermudah analisis dan untuk manajemen operasi serta tidak mencerminkan
pola dinamis yang ditempuh suatu badan usaha dalam perkembangannya.
Kenyataan yang dihadapi manajemen menunjukkan bahwa perencanaan dan
pengendalian tidak dapat dipisahkan, keduanya membentuk proses yang jalin-
menjalin; dan kerangka waktu, seperti periode jangka pendek dan panjang, tidak
bisa dibedakan secara jelas. Rencana disusun untuk masa kini dan masa-masa
mendatang, tindakan yang terkendali dilaksanakan, umpan balik diperoleh dari
operasi, rencana disesuaikan, dan demikian terjadi berulang-ulang.
2.3 Konsep Biaya
Akuntansi biaya biasanya hanya dianggap berlaku untuk operasi pabrikasi.
Namun, dalam dunia ekonomi dewasa ini, setiap jenis organisasi ari berbagai
ukuran dapat mengambil manfaat dari penggunaan konsep dan teknik akuntansi
27
biaya. Sebagai contoh, prinsip-prinsip akuntansi biaya dapat dipakai di lembaga
keuangan, perusahaan angkutan (maskapai penerbangan, jawatan kereta api,
perusahaan bis), gereja, sekolah, perguruan tinggi, universitas, dan badan-badan
pemerintah, demikian pula di dalam kegiatan non-produksi pada perusahaan
pabrikasi/manufaktur. Meskipun dalam buku ini masing-masing penerapan
akuntansi biaya ini tidak dibahas secara mendalam, namun hal itu akan
disinggung jika berkaitan dengan pembahasan.
Konsep dan istilah-istilah biaya telah dikembangkan selaras dengan
kebutuhan para akuntan, ekonom, dan insinyur. Para akuntan telah
mendefinisikan biaya sebagai ”suatu nilai tukar, prasyarat, atau pengorbanan yang
dilakukan guna memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan, prasyarat atau
pengorbanan tersebut pada tanggal perolehan dinyatakan dengan pengurangan kas
atau aktiva lainnya pada saat ini atau di masa mendatang.”
Istilah ”biaya” (cost) acapkali digunakan dalam arti yang sama dengan istilah
”beban” (expense). Namun, ”beban” dapat didefenisikan sebagai arus keluar
barang dan jasa, yang akan dibebankan pada/ditandingkan (matced) dengan
pendapatan (revenue) untuk menentukan laba (income), atau:
... pengurangan aktiva netto akibat digunakannya jasa-jasa ekonomis untuk menciptakan
pendapatan atau karena pengenaan pajak oleh badan-badan pemerintah. Beban dihitung
menurut jumlah penggunaan aktiva dan pertambahan kewajiban yang berkaitan dengan
produksi dan pengiriman barang serta pemberian jasa ... dalam arti yang terluas, beban
mencakup semua ”biaya yang telah habis pakai (expired) yang dapat dikurangkan dari
pendapatan.
28
Bila istilah ”biaya” digunakan secara khusus, maka sebaiknya digabungkan
dengan suatu petunjuk tertentu seperti biaya langsung, utama (prime), konversi,
tidak langsung, tetap, variabel, terkendali (controllable), produk, periode,
gabungan (joint), taksiran, standar, tertanam (sunk), tunai (out-of-pocket). Setiap
modifikasi mengandung atribut tertentu yang penting dalam mengukur biaya yang
dapat dicatat, dan diakumulasikan guna menentukan biaya persediaan, membuat
laporan keuangan, dan merencanakan serta mengendalikan biaya. Akuntansi yang
terlibat dalam perencanaan penganalisisan dan pengambilan keputusan juga harus
bekerja dengan biaya masa depan (future), penggantian (replacement), semu
(imuted), diferensial, atau biaya kesempatan (opportunity), yang tidak satupun
tercatat dalam pembukuan perusahaan.
2.4 Pengelompokkan Biaya
Pengelompokkan biaya diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang
dapat membantu manajemen dalam mencapai tujuan. Pengelompokkan ini
didasarkan pada hubungan antara biaya dengan:
1. Produk
2. Volume Produksi
3. Departemen Pabrikasi
4. Periode Akuntansi
29
2.4.1 Biaya Dalam Hubungannya Dengan Produk
Proses pengelompokkan biaya dan bahan dapat dimulai dengan
mengkaitkan biaya pada operasi perusahaan. Dalam perusahaan
pabrikasi, biaya operasi total terdiri dari (1) biaya pabrikasi, dan
(beban komersial).
2.4.2 Biaya Pabrikasi
Biaya pabrikasi atau sering juga disebut biaya produksi atau biaya
pabrik (factory cost) adalah jumlah dari tiga unsur biaya yaitu bahan
langsung, pekerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan langsung dan
pekerja langsung dapat digabungkan ke dalam kelompok biaya utama
(prime cost). Upah pekerja langsung dan overhead pabrik dapat
digabung ke dalam kelompok biaya konversi (conversion cost), yang
mencerminkan biaya pengubahan bahan langsung menjadi bahan jadi.
(Harap dicatat bahwa istilah bahan, pekerja, dan overhead pabrik yang
digunakan selalu merujuk kepada biayanya. Sehingga jika dikatakan
bahwa pekerja ditambah $100, maka yang dimaksud adalah upah
pekerja)
Bahan langsung (direct materials) adalah semua bahan yang
membentuk bagian integral dari barang jadi dan yang dapat
dimasukkan langsung dalam kalkulasi biaya produk. Contoh bahan
langsung adalah kayu untuk membuat peralatan mebel dan minyak
30
mentah untuk membuat bensin. Pertimbangan utama dalah
mengelompokkan bahan ke dalam bahan langsung adalah kemudahan
penelusuran proses pengubahan bahan tersebut sampai menjadi barang
jadi. Sebagai contoh, paku untuk membuat peralatan mebel tak pelak
lagi merupakan bagian dari barang jadi, namun agar perhitungan biaya
mebel tersebut bisa dilakukan secara cepat, bahan ini dapat
diklasifikasikan sebagai bahan tidak langsung.
Pekerja atau tenaga kerja langsung (direct labor) adalah karyawan
yang dikerahkan untuk mengubah bahan langsung menjadi barang
jadi. Biaya untuk ini meliputi gaji para karyawan yang dapat
dibebankan kepada produk tertentu.
Overhead pabrik (factory overhead) - yang juga disebut overhead
pabrikasi atau ”beban” pabrik - dapat didefinisikan sebagai biaya dari
bahan tidak langsung, pekerja tidak langsung, dan semua biaya
pabrikasi lainnya yang tidak dapat dibebankan langsung ke produk
tertentu. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa overhead pabrik
mencakup semua biaya pabrikasi kecuali bahan langsung dan pekerja
langsung.
Bahan tidak langsung (indirect materials) adalah bahan-bahan
yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk, tetapi
pemakaiannya sedemikian kecil atau sedemikian rumit sehingga tidak
31
dapat dianggap sebagai bahan langsung. Bahan-bahan seperti minyak
pelumas, minyak gemuk, lap pembersih, da sikat termasuk dalam
perbekalan pabrik (factory supplies) yang merupakan bahan tidak
langsung yang diperlukan untuk menjaga agar lokasi kerja dan mesin-
mesin tetap dalam kondisi siap pakai dan aman.
Pekerja tidak langsung (indirect labor) dapat didefinisikan sebagai
para karyawan yang dikerahkan dan tidak secara langsung
mempengaruhi pembuatan atau pembentukan barang jadi. Biaya
pekerja tidak langsung meliputi gaji dari para penyelia (supervisor),
klerk gudang, dan pekerja lain yang bertugas dalam kerja
pemeliharaan yang tidak secara langsung berkaitan dengan produksi.
2.4.3 Beban Komersial
Beban komersial dibagi ke dalam dua kelompok besar (1) beban
pemasaran (distribusi dan penjualan), dan (2) beban administrasi
(umum dan administratif). Beban pemasaran dimulai pada saat biaya
pabrik berakhir, yaitu pada saat proses pabrikasi diselesaikan dan
barang-barang sudah dalam kondisi siap untuk dijual. Beban ini
meliputi beban penjualan dan beban pengiriman. Beban administrasi
meliputi beban yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan
organisasi. Beberapa dari beban ini, seperti gaji wakil dirut seringkali
dialokasikan ke biaya pabrikasi dan beban pemasaran.
32
2.4.4 Biaya Dalam Hubungannya dengan Volume Produksi
Beberapa jenis biaya bervariasi langsung dengan perubahan
volume produksi atau keluaran, sedang biaya lainnya relatif tidak
berubah (fixed). Manajemen harus memperhatikan kecenderungan
biaya yang bervariasi dengan keluaran jika mereka ingin
merencanakan suatu strategi perencanaan yang baik dan
mengendalikan biaya dengan berhasil.
2.4.5 Biaya Variabel
Secara umum biaya variabel mempunyai ciri-ciri berikut: (1)
perubahan jumlah total dalam proporsi yang sama dengan perubahan
volume, (2) biaya per unit relatif konstan meskipun volume berubah
dalam rentang (range) yang relevan, (3) dapat dibebankan kepada
departemen operasi dengan cukup mudah dan tepat, dan (4) dapat
dikendalikan oleh seorang kepala departemen tertentu. Biaya yang
mempunyai ciri-ciri ini umumnya meliputi bahan langsung dan
pekerja langsung. Beberapa overhead pabrik dan biaya non pabrik
juga termasuk dalam kategori biaya variabel. Daftar berikut ini
menunjukkan sejumlah biaya overhead yang biasanya dklasifikasikan
sebagai biaya variabel.
33
Tabel 2.1 Overhead Pabrik Variabel
Perbekalan (supplies) Biaya penerimaan barang
Bahan bakar Pengangkutan dalam pabrik
Sumber tenaga Royalty
Perkakas kecil Biaya komunikasi
Beban kerusakan, limbah, dan
pemanfaatan kembali Upah lembur
2.4.6 Biaya Tetap
Ciri-ciri biaya tetap adalah: (1) jumlah keseluruhan yang tetap
dalam rentang (range) keluaran yang relevan, (2) penurunan biaya per
unit bila voluma bertambah dalam rentang yang relevan, (3) dapat
dibebankan kepada departemen-departemen berdasarkan keputusan
manajemen atau menurut metode alokasi biaya, dan (4) tanggung
jawab pengendalian lebih banyak dipikul oleh manajemen eksekutif
daripada oleh penyelia operasi. Biaya overhead berikut ini biasanya
diklasifikasikan sebagai biaya tetap:
Tabel 2.2 Overhead Pabrik Tetap
Gaji eksekutif produksi Gaji satpam dan pesuruh pabrik
Penyusutan Pemeliharaan dan reparasi
Pajak bumi dan bangunan Bangunan dan tanahnya
Amortisasi paten Sewa
Asuransi-aktiva tetap dan kewajiban
34
Biaya tetap bisa dianggap sebagai biaya yang timbul karena
”berada” dalam bisnis sementara variabel merupakan biaya karena
menjalankan bisnis. Dalam beberapa kasus, tindakan manajemen dapat
menentukan apakah suatu biaya dikelompokkan sebagai biaya tetap
atau biaya variabel. Sebagai contoh, jika sebuah truk disewa dengan
tarif berdasarkan jarak tempuh (km), maka biayanya adalah variabel.
Tetapi jika truk tersebut dibeli dan disusutkan dengan metode
penyusutan garis lurus, maka biayanya adalah tetap.
2.4.7 Biaya Semivariabel
Beberapa biaya mengandung unsur-unsur tetap dan variabel. Biaya
semivariabel ini mencakup suatu jumlah yang sebagian tetap dalam
rentang keluaran yang relevan, dan bagian lainnya bervariasi
sebanding dengan perubahan jumlah keluaran. Misalnya, biaya listrik
yang digunakan untuk penerangan cenderung menjadi biaya tetap
karena berapapun jumlah keluaran yang dihasilkan, penerangan akan
tetap diperlukan oleh pabrik yang sedang beroperasi. Sebaliknya,
tenaga listrik yang digunakan sebagai sumber daya untuk
mengoperasikan peralatan akan bervariasi sesuai dengan pemakaian
peralatan tersebut. Contoh lain dari biaya overhead semivariabel
adalah sebagai berikut:
35
Tabel 2.3 Overhead Pabrik Semivariabel
Kepenyeliaan (Supervisi) Pemeliharaan dan reparasi mesin dan
peralatan pabrik
Pemeriksaan Asuransi kerugian
Jasa departemen penggajian Asuransi kesehatan dan kecelakaan
Jasa departemen personalia Pajak penghasilan
Jasa administrasi pabrik Beban hubungan industrial
Jasa pengelolaan bahan dan persediaan Pemanasan, penerangan, dan sumber tenaga
Jasa departemen biaya
Untuk tujuan analitis, semua biaya pabrikasi dan non-pabrikasi
harus diklasifikasikan sebagai biaya tetap atau biaya variabel. Oleh
karena itu, biaya semivariabel harus dibagi ke dalam komponen tetap
dan variabel.
2.4.8 Biaya Dalam Hubungannya dengan Departemen Pabrikasi
Untuk tujuan administratif, perusahaan dapat dibagi ke dalam
sejumlah departemen, segmen, atau fungsi. Pembagian sebuah pabrik
menjadi beberapa departemen, pusat biaya atau himpunan biaya (costs
pool) juga menjadi dasar untuk mengelompokkan, dan
mengakumulasikan biaya-biaya produk serta menetapkan tanggung
jawab atas pengendalian biaya. Jika sebuah produk melewati suatu
departemen atau pusat biaya, produk tersebut akan dibebani dengan
36
biaya bahan langsung, pekerja langsung, dan bagian overhead pabrik
dari departemen itu.
Untuk mencapai tingkat pengendalian yang paling tinggi, para
manajer departemen harus berperan serta dalam pengembangan
anggaran bagi departemen atau pusat biaya mereka. Anggaran seperti
itu harus secara jelas mengidentifikasikan biaya yang menjadi
tanggung jawab dari manajer tersebut dan dapat membantunya dalam
mengambil keputusan. Pada akhir suatu periode pelaporan, efisiensi
departemen tersebut dan keberhasilan manajer dalam mengendalikan
biaya dapat diukur dengan membandingkan biaya aktual terhadap
anggaran.
Departemen-departemen dalam sebuah pabrik umumnya dapat
digolongkan ke dalam 2 kategori, yaitu departemen produksi dan
departemen jasa. Dalam departemen produksi, operasi secara manual
maupun dengan menggunakan mesin, seperti membentuk dan merakit,
dilaksanakan lanhsung terhadap produk atau bagian-bagiannya. Biaya
yang dikeluarkan departemen semacam ini akan dibebankan kepada
produk tersebut. Apabila beberapa mesin dari jenis yang berbeda
melaksanakan operasi kerja atas sebuah produk di dalam satu
departemen, maka ketetapatan biaya produk dapat ditingkatkan dengan
membagi departemen tersebut ke dalam pusat-pusat biaya.
37
Departemen jasa memberikan pelayanan / jasa yang bermanfaat
bagi departemen lainnya. Pada umumnya, jasa ini bermanfaat bagi
deparemen produksi ataupun departemen jasa lainnya. Kendati
departemen jasa tidak terlibat langsung dengan proses produksi,
namun biayanya merupakan bagian dari total overhead pabrik dan
karena itu harus dimasukkan dalam biaya produk. Departemen jasa
yang lazim terdapat dalam banyak perusahaan industri meliputi
pemeliharaan, pembayaran gaji, akuntansi biaya, pemrosesan data, dan
penyediaan makanan.
2.4.9 Bahan Langsung dan Tidak Langsung Departemen
Dalam hubungannya dengan bahan dan pekerja, istilah ”langsung:
mengandung makna biaya yang dapat dibebankan secara langsung
kepada suatu produk. Di lain pihak overhead pabrik dianggap ”tidak
langsung dalam kaitannya dengan produk tersebut. Namun istilah
”langsung” dan ”tidak langsung” dapat juga digunakan dalam
hubungannya dengan pembebanan biaya overhead kepada departemen
pabrikasi dan dalam pembebanan beban (expense) kepada departemen-
departemen dalam organisasi non-pabrikasi. Jika beban yang berasal
dari suatu departemen dapat dengan segera diidentifikasikan terhadap
departemen tersebut, maka beban tesebut disebut sebagai beban
departemen langsung. Jika suatu beban dipikul bersama oleh beberapa
38
departemen lainnya yang mengambil manfaat dari terjadinya beban
tesebut, maka beban tersebut dinamakan beban tidak langsung atau
biaya bersama (common cost). Sewa gedung dan penyusutan gedung
merupakan contoh dari beban tidak langsung yang dialokasikan
kepada sejumlah departemen.
Beban departemen jasa juga merupakan beban tidak langsung bagi
departemen lainnya. Bila semua beban departemen jasa telah
dialokasikan, maka overhead departemen produksi akan terdiri dari
beban departemen langsung dan tidak langsung dari departemen itu
sendiri, ditambah dengan bagian beban dari departemen jasa.
2.4.10 Biaya Bersama dan Biaya Gabungan
Biaya bersama (common cost) adalah biaya yang berasal dari
penggunaan fasilitas atau jasa oleh dua operasi atau lebih. Biaya
bersama pada umumnya timbul dalam organisasi yang mempunyai
banyak departemen atau segmen. Makin banyak segmentasi pada
organisasi tersebut, makin besar kecenderungan biaya untuk menjadi
biaya bersama. Sebagai contoh, gaju wakil dirut pemasaran bukan
merupakan biaya bersama jika segmen tersebut melaksanakan semua
fungsi pemasaran. Tetapi jika segmen tersebut hanya menekankan
pemasaran di daerah sebelah tenggara, maka gaju wakil dirut tersebut
merupakan biaya bersama bagi daerah atau wilayah tersebut.
39
Biaya gabungan (joint cost) terjadi bila proses produksi pasti akan
menghasilkan lebih dari satu jenis produk. Industri pengepakan
daging, industri perminyakan, dan industri minuman keras merupakan
contoh yang baik dari produksi yang melibatkan biaya gabungan.
Dalam industri seperti itu, biaya gabungan hanya dialokasikan pada
produk gabungan melalui pertimbangan praktis. Oleh karena itu, data
yang dihasilkan dari alokasi biaya gabungan harus dianalisis secara
berhati-hati.
2.4.11 Biaya dalam Hubungannya dengan Periode Akuntansi
Biaya dapat dikelompokkan sebagai belanja barang modal (capital
expenditure) atau sebagai pengeluaran pendapatan (revenue
expenditure). Belanja barang modal yang juga disebut sebagai
pengeluran modal dimaksudkan untuk menghasilkan manfaat dalam
periode-periode mendatang dan dicatat sebagai aktiva. Pengeluaran
pendapatan memberi manfaat dalam periode berjalan dan dicatat
sebagai biaya. Namun pada akhirnya, belanja barang modal yang
dianggap sebagai aktiva tadi akan masuk dalam arus biaya bila
digunakan atau bila habis masa manfaatnya.
Pembedaan antara belanja barang modal dan pengeluaran
pendapatan merupakan suatu hal yang esensial dalam membandingkan
(matching) biaya dengan pendapatan secara tepat dan untuk mengukur
40
laba periodik secara akurat. Meskipun demikian, pembedaan yang
tepat antara kedua kelompok tersebut tidak selalu mungkin. Dalam
banyak hal upaya pembedaan tersebut tergantung pada sikap
manajemen terhadap pengeluaran semacam itu dan pada sifat operasi
perusahaan. Besarnya pengeluaran dan jumlah catatan terinci yang
diperlukan juga merupakan faktor yang mempengaruhi usaha
pembedaan antara kedua kelompok biaya tersebut.
2.5 Pengertian Linear
Pada dasarnya persamaan linear merupakan hubungan antara beberapa
variabel tak gayut (Variabel Independen) dengan sebuah variabel gayut (Variabel
Dependen); dimana : Apabila dilakukan penambahan yang sama di satu pihak,
maka akan menimbulkan efek yang konstan bagi pihak lainnya. Atau ada
pendapat praktis yang mengatakan bahwa persamaan linear adalah suatu bentuk
persamaan yang bila digambarkan pada grafik akan berbentuk garis lurus.
Tetapi hubungan beberapa faktor dalam ilmu Ekonomi dan ilmu Sosial
lainnya banyak sekali yang bersifat tidak linear. Karena itu, bila akan
menggunakan teknik Linear Programming, hubungan-hubungan yang tidak linear
akan disubsitusikan potongan-potongannya sehingga menghasilkan suatu
hubungan yang linear.
41
2.6 Pandangan Umum Terhadap Linear Programming
Linear Programming mulai diperkenalkan dan dipakai sekitar tiga puluh
tahun yang lalu. Semula teknik ini dipakai untuk merencanakan dan memecahkan
masalah logistik pada Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF). Teknik ini
kemudian berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Saat ini Linear
Programming dipergunakan oleh berbagai pihak seperti ilmiawan dan para
pengusaha ataupun teknokrat. Lingkup pemakaiannya pun bertambah luas sampai
kepada pemecahan masalah produksi, alokasi sumber-sumber, transportasi,
pembebanan mesin, dan sebagainya.
Perkembangan yang pesat dalam dunia teknologi juga bermanfaat bagi Linear
Programming. Masalah optimalisasi yang menggunakan banyak variabel
sekarang dapat dikerjakan dengan bantuan komputer. Manfaat yang diperoleh
dengan menggunakan komputer tentu saja selain didapatkan hasil lebih yang
sempurna dan benar; juga waktu yang diperlukan sangat singkat.
Linear Programming adalah suatu teknik matematika dalam menentukan
alokasi sumber-sumber untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi Linear
Programming berhubungan dengan masalah memaksimumkan atau
meminimumkan suatu fungsi linear yang disajikan dalam ketidak samaan linear.
Didalam penggunaan teknik ini, didapati kesulitan antara lain:
• Kesulitan dalam menetapkan suatu sasaran yang spesifik. Apakah maksimasi
laba atau minimasi biaya. Kadang-kadang tujuan seseorang atau suatu
42
organisasi berubah-ubah untuk suatu jangka waktu tertentu. Untuk jangka
pendek mungkin suatu organisasi (perusahaan). Tetapi untuk jangka panjang
panjang ia bertujuan maksimasi laba, sehingga diperlukan perhitungan-
perhitungan yang berbeda.
• Kadang-kadang sekalipun telah ditentukan tujuan yang spesifik, sukar
diketahui faktor-faktor pembatas secara pasti dan tepat. Padahal faktor
pembatas ini memegang peranan penting dalam penggunaan teknik Linear
Programming.
• Kadang-kadang sekalipun sudah ditentukan tujuan yang spesifik dan faktor-
faktor pembatas yang akan dipakai dalam perhitungan, namun faktor-faktor
pembatas itu tidak diekspresikan sebagai ketidaksamaan linear.
• Banyaknya variabel-variabel yang tidak terhingga, kadang-kadang
menyulitkan pemakai teknik ini untuk memilih variabel mana yang relevan
(relevant variable)
2.7 Persoalan Optimasi dan Persoalan Programming
Untuk keperluan pembangunan, pemerintah memerlukan barang-barang
modal yang harus diimpor dengan menggunakan devisa. Devisa diperoleh melalui
ekspor. Bagaimana cara menentukan produksi barang ekspor, khususnya barang-
barang pertanian agar dapat diperoleh jumlah devisa yang maksimum? Di dalam
menentukan produksi barang-barang ekspor tersebut pemerintah menghadapi
beberapa pembatasan misalnya tersedianya tanah yang cocok untuk menanam
43
sejenis tanaman ekspor tertentu, tersedianya bibit, tersedianya pupuk, tersedianya
air, tersedianya tenaga kerja, besarnya permintaan barang ekspor tersebut, dan
lain sebagainya.
Pemilik perusahaan yang mempunyai beberapa jenis bahan mentah ingin
menentukan besarnya produksi dari beberapa jenis barang agar diperoleh suatu
hasil penjualan yang maksimum. Didalam memproduksi barang-barang tersebut,
pemilik perusahaan di hadapkan kepada tersedianya bahan mentah yang terbatas,
waktu penggunaan mesin yang terbatas, ruangan gudang untuk menyimpan
barang yang terbatas serta pembatasan lainnya.
Direktur pemasaran suatu perusahaan akan mengangkut suatu jenis barang
tertentu (minyak, pupuk, semen, beras, telur, dsb) dari beberapa tempat asal
(pabrik, pusat produksi) ke beberapa tempat tujuan (pasar, tempat proyek, dll).
Didalam mengangkut barang tersebut harus diatur sedemikian rupa sehingga
jumlah biaya transportasi minimum dengan memperhatikan bahwa suplai barang
tersebut dari setiap tempat asal terbatas, sedangkan permintaan barang dari setiap
tempat tujuan harus memenuhi sejumlah tertentu.
Tiga contoh persoalan tersebut yaitu memperoleh jumlah devisa yang
maksimum, jumlah hasil penjualan yang maksimum, dan jumlah biaya
pengangkutan yang minimum dengan memperhatikan pembatasan-pembatasan
yang ada disebut persoalan optimasi (optimization problems).
44
Pada dasarnya persoalan optimisasi adalah persoalan untuk membuat nilai
suatu fungsi beberapa variabel menjadi maksimum atau minimum dengan
memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada. Biasanya pembatasan-
pembatasan tersebut meliputi tenaga kerja (man), uang (money), material yang
merupakan input serta waktu ruang.
Persoalan Programming, pada dasarnya berkenaan dengan penentuan alokasi
yang optimal dari sumber-sumber yang langka (limited resources) untuk
memenuhi suatu tujuan (objective). Misalnya bagaimana mengkombinasikan
beberapa sumber yang serba terbatas seperti tenaga kerja, material, mesin, tanah,
pupuk, air, sehingga diperoleh output yang maksimal.
Persoalan Linear Programming ialah suatu persoalan untuk menentukan
besarnya masing-masing nilai variabel sedemikian rupa sehingga nilai fungsi
tujuan yang linier menjadi optimum (minimum atau maksimum) dengan
memperhatikan pembatasan-pembatasan yang ada yaitu pembatasan mengenai
inputnya. Pembatasan-pembatasan ini pun harus dinyatakan dalam ketidaksamaan
yang linier (linear inequalities).
Suatu persoalan dapat dikatakan persoalan Linear Programming apabila
memenuhi hal-hal berikut:
1. Tujuan (objective) yang akan dicapai harus dapat dinyatakan dalam bentuk
fungsi linear. Fungsi ini disebut fungsi tujuan (objective function).
45
2. Harus ada alternatif pemecahan. Pemecahan yang membuat nilai fungsi tujuan
optimum (laba yang maksimum, biaya yang minimum, dsb) yang harus
dipilih.
3. Sumber-sumber tersedia dalam jumlah yang terbatas (bahan mentah terbatas,
modal terbatas, ruangan untuk menyimpan barang terbatas, dlsb).
Pembatasan-pembatasan harus dinyatakan di dalam ketidaksamaan yang linier
(linear inequality)
Pada dasarnya persoalan Linear Programming dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Cari x1, x2, ..., xj, ..., xn
Sehingga Z = c1x1 + c2x2 + ... + cjxj + ... + cnxn = OPTIMUM
(maksimum atau minimum)
Dengan Persamaan = a11x11 + a12x12 + ... + aijxj + ... + a1nxn < = > h1
= a21x1 + a22x2 + ... + a2jxi + ... + a2nxn < = > ha
= a11x1 + a12x2 + ... + aijxj + ... + ainxn < = > hi
= am1x1 + am2x2 + ... + amjxj + ... + amnxn < = > hm
xj ≥ 0, j = 1, 2, ..., n
Keterangan:
Ada n macam barang yang akan diproduksi, masing-masing sebesar x1, x2, ...,
xj, ..., xn.
xj = banyaknya produksi barang yang ke j, j = 1, 2, ..., n
46
cj = harga per satuan barang ke j, disebut ”price”.
Ada m macam barang mentah, masing-masing tersedia h1, h2, hi, ..., hm.
hi = banyaknya barang mentah ke i, i = 1, 2, ..., m.
aij = banyaknya bahan mentah ke i yang dipergunakan untuk memproduksi 1
satuan barang ke j.
xj unit memerlukan aijxj unit bahan mentah i.
Interpretasi mengenai aij, cj, dan hi sangat tergantung kepada interpretasi dari
pada xj.
2.8 Penyusunan Model Linear Programming Minimasi Total Biaya
Linear Programming dapat digunakan sebagai alat perencanaan agregat.
Asumsi utama model program linear dalam perencanaan agregat adalah biaya-
biaya variabel-variabel ini linear dan variabel-variabel tersebut dapat berbentuk
bilangan riil. Asumsi ini seringkali menyebabkan model linear programming
kurang realistik jika diterapkan. Misalnya asumsi kondisi ketiadaan stock akan
berbanding lurus dengan jumlah ketiadaan stock. Asumsi ini secara logis kurang
dapat diterima. Jika kekurangan produk amat rendah, ketidakpuasan pelanggan
lebih sedikit. Jika kekurangan produk amat besar, konsumen akan mencari
pemasok lain dan biaya yang ditimbulkan tak terhingga besarnya. Asumsi kedua
menyebutkan variabel berbentuk bilangan riil, sementara itu pada kenyataannya
nilai variabel-variabel tersebut ialah bilangan bulat.
47
Tujuan formulasi linear programming adalah meminimasi biaya total yang
berbentuk linear terhadap kendala-kendala linear. Formulasinya dapat
digambarkan dalam bentuk :
Min Z = ∑ =
T
t 1Ap,t Pt + Ar,t Rt + Ao,t Ot + Ai,t It + As,t St + AH,t Ht + Al,t Lt
S/T :
It – St = It-1 – St-1 + Pt - Ft
Rt = Rt-1 + Ht - Lt
Ot - Ut = KPt - Rt
Pt, Rt, Ot, It, St, Ht, Lt, Ut ≥ 0, untuk nilai t = 1, 2, 3, ...... , T
2.9 Fuzzy Linear Programming
Salah satu contoh model linear programming klasik, adalah:
Maksimumkan:
f(x) = cTx
Dengan batasan:
Ax ≤ b
X ≥ 0
Dengan c, x Є Rn, b Є Rm, A Є Rmxn (7.1)
Atau
Minimumkan :
f(x) = cTx
48
Dengan batasan:
Ax ≥ b
X ≥ 0
Dengan c, x Є Rn, b Є Rm, A Є Rmxn (7.2)
A, b, dan c adalah bilangan-bilangan crisp, tanda ≤ pada kasus maksimasi dan
tanda ≥ pada kasus minimasi juga bermakna crisp, demikian juga perintah
”maksimumkan” atau ”minimumkan” merupakan bentuk imperatif tegas.
Jika diasumsikan bahwa keputusan linear programming akan dibuat pada
lingkungan fuzzy, maka bentuk (7.1) dan (7.2) akan mengalami sedikit perubahan,
yaitu:
1. Bentuk imperatif pada fungsi obyektif tidak lagi benar-benar ”maksimum”
atau ”minimum”, karena adanya beberapa hal yang perlu mendapat
pertimbangan dalam suatu sistem.
2. Tanda ≤ (pada batasan) dalam kasus maksimasi dan tanda ≥ (pada batasan)
dalam kasus minimasi tidak lagi bermakna crisp secara matematis, namun
sedikit mengalami pelanggaran makna. Hal ini juga disebabkan karena adanya
beberapa yang perlu dipertimbangkan dalam sistem yang mengakibatkan
batasan tidak dapat didekati secara tegas.
Pada fuzzy linear programming, akan dicari suatu nilai z yang merupakan
fungsi obyektif yang akan dioptimasikan sedemikian hingga tunduk pada batasan-
batasan yang dimodelkan dengan menggunakan himpunan fuzzy.
49
Sehingga untuk kasus maksimasi (7.1) akan diperoleh:
Tentukan x sedemikian hingga:
cTx ≈≥ z
Ax ≈≤ b
x ≥ 0 (7.3)
Dengan tanda ’≈≤ ’ merupakan bentuk fuzzy dari ’≤’ yang menginterpretasikan
’pada dasarnya kurang dari atau sama dengan’. Demikian pula, tanda ’≈≥ ’
merupakan bentuk fuzzy dari ’≥’ yang menginterpretasikan ’pada dasarnya lebih
dari atau sama dengan’. Untuk kasus minimasi (7.2) akan diperoleh:
Tentukan x sedemikian hingga:
cTx ≈≤ z
Ax ≈≥ b
x ≥ 0 (7.4)
Kedua bentuk (7.3) dan (7.4) dapat dibawa ke suatu bentuk (7.5), yaitu:
Bx ≈≤ d
x ≥ 0 (7.5)
dengan:
B = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−Ac
; dan
50
d = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−bz
; untuk kasus maksimasi
atau
B = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛− Ac
; dan
d = ⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛− bz
; untuk kasus minimasi
Tiap-tiap baris/batasan (0, 1, 2, ..., m) akan direpresentasikan dengan sebuah
himpunan fuzzy, dengan fungsi keanggotaan pada himpunan ke-i adalah µi[Bix].
Fungsi keanggotaan untuk model ’keputusan’ himpunan fuzzy dapat dinyatakan
sebagai:
µD[x] = min {µi[Bix]} (7.6)
Tentu saja diharapkan, kita akan mendapatkan solusi terbaik, yaitu suatu
solusi dengan nilai keanggotaan yang paling besar, dengan demikian solusi
sebenarnya adalah:
[ ] [ ]}{min
0max
0max
xBix
Bx iixD µµ
≥=
≥ (7.7)
Dari sini terlihat bahwa µi[Bix]=0 jika batasan ke-i benar-benar dilanggar.
Sebaliknya µi[Bix]=1 jika batasan ke-i benar-benar dipatuhi (sama halnya dengan
batasan bernilai tegas). Nilai µi[Bix] akan naik secara monoton pada selang [0,1],
yaitu:
51
⎪⎩
⎪⎨
⎧
+≥+≤≤
≤∈=
iii
iiii
ii
ii
pdxBjikapdxBdjika
dxBjikaxB
;0];1,0[
;1][µ
i = 0, 1, 2, ..., m (7.8)
2.10 Metode Simplex
Metode simplex merupakan suatu cara yang lazim dipakai untuk
menentukan kombinasi yang optimal lebih dari 2 variabel. Objective function
dinyatakan sama seperti halnya pada metode grafik; yakni ditandai dengan z.
Secara lengkap ditulis :
Z = p1 X1 + p2 X2
Tidak demikian halnya dengan constraints yang berlaku, dalam metode
grafik garis batas daripada solution space langsung dapat digambar dengan
merubah bentuk ketidaksamaan menjadi bentuk persamaan begitu saja. Dalam
metode simplex, untuk merubah ketidaksamaan menjadi persamaan perlu
dimasukkan unsur ”slack variable” atau ”surplus variable” . Di sebelah kiri
tanda harus ditambah dengan slack variable apabila tanda ketidaksamaan
berupa ≤. Sebaliknya bila tanda ketidaksamaan berupa ≥ maka disebelah kiri
tanda harus dikurangi dengan surplus variable. Baik slack maupun surplus
variable sama-sama diberi tanda S.
52
Umpamanya :
a. 3x + 4y + 2z ≤ 120
Menjadi : 3x + 4y + 2z + S = 120
b. 3x + 4y + 2z ≥ 120
Menjadi : 3x + 4y + 2z – S = 120
Sehingga secara umum, constraints ditulis sebagai berikut :
a11x1 + a12x2 + ... + aijxj + ... + a1nxn + S1 = b1
a21x1 + a22x2 + ... + a2jxi + ... + a2nxn + S2 = b2
a11x1 + a12x2 + ... + aijxj + ... + ainxn + S3 = b3
am-1x1 + am-2x2 + ... + am-jxj + ... + am-nxn + Sm = bm
Atau :
i
n
jjij bxa =∑
=1
Dimana : i = 1, 2, 3, ....... , m
Dalam mencari kobinasi variable sehingga optimal, akan disusun tabel-tabel
matriks setiap langkah. Bentuk umum tabel matriks metode simplex adalah
sebagai berikut:
53
Tabel 2.4 Tabel Matriks Metode Simplex
Program Objective Cj var
Qty
p1
x1
p2
x2
...
...
pn
xn
O
S1
O
S2
...
...
O
Sn
S1
S2
S3
Sn
zj
cj-zj
Main Body Identity
Keterangan:
1. Baris cj (Objective Row)
Adalah baris yang merupakan transformasi daripada objective
function. Umpama:
Objective Function : 3x1 + 2x2 + 4x3 = z
Maka baris cj akan menjadi :
cj 3 2 4 0 0 0
Tiga kolom paling kanan berisikan angka nol, karena merupakan
slack variable yang adalah bilangan ”semu”.
54
2. Baris Variabel (Variable Row):
Adalah baris yang berisikan variabel-variabel yang dikombinasikan,
termasuk slack variable. Umpama variabel yang dikombinasikan adalah
x1, x2, dan x3. Maka baris ini akan menjadi :
Variabel x1 x2 x3 S1 S2 S3
3. Baris zj :
Adalah baris yang berisikan jumlah hasil kali antara objective dengan
seluruh baris diatasnya.
4. Baris cj-zj (Net Evaluation Row) :
Merupakan baris yang berisi hasil pengurangan (selisih) antara baris cj
dengan baris zj.
5. Kolom Program :
Kolom yang berisi variabel-veriabel yang akan dikombinasikan.
Umpama: variabel itu adalah x1, x2, dan x3 dengan slack variable S1, S2,
S3. Pada langkah pertama, kolom ini diisi dengan S1, S2, dan S3 karena
variabel ini merupakan variabel semu, sehingga harus dihilangkan
terlebih dahulu.
6. Kolom Objective :
Merupakan kolom yang berisi objective function. Pada langkah
pertama karena kolom program berisi S1, S2, dan S3 maka kolom
objective berisi angka nol.
55
7. Kolom Quantity :
Kolom yang berisi batasan kapasitas tampak pada constraints. Cth :
Constraint 1 : 10,7 x1 + 5 x2 + 2 x3 ≤ 2.075
2 : 5,4 x1 + 10 x2 + 4 x3 ≤ 2.210
3 : 0,7 x1 + x2 + 2 x3 ≤ 445
Maka kolom quantity akan diisi dengan angka-angka: 2.075, 2.210, dan
445.
8. Mainbody :
Bidang yang berisi koefisien-koefisien variabel dalam constraint.
9. Identity :
Bidang yang berisi koefisien-koefisien slack atau surplus variabel.
Dalam menggunakan metode simplex, pada dasarnya dapat dipakai
pedoman langkah-langkah yang telah disusun sebagai berikut:
1. Tentukan objective function yang akan dicapai.
2. Identifikasi batasan-batasan (constraint) dalam bentuk ketidaksamaan.
3. Rubah bentuk ketidaksamaan menjadi bentuk persamaan dengan
memasukkan unsur slack maupun surplus variabel.
4. Formulasikan objective function dan constraint ke dalam matriks.
5. Tentukan kolom kunci (key column). Kolom kunci ditentukan dengan
memilih nilai baris cj-zj yang positif terbesar.
56
6. Tentukan baris kunci (key row). Baris kunci ditentukan dengan memilih
nilai terendah daripada kolom nilai ganti (replacement column). Kolom nilai
ganti mulai ada pada langkah kedua.
7. Tentukan nomor kunci (key number). Nomor kunci ditentukan dengan
melihat perpotongan antara dua baris kunci dengan kolom kunci.
8. Mengadakan transformasi baris kunci, dengan membagi semua angka-angka
pada baris kunci dengan nomor kunci.
9. Mengadakan transformasi baris-baris lain; dengan cara mengurangi angka-
angka pada baris lama dengan hasil kali antara angka-angka pada baris
kunci dengan fixed ratio.
Fixed Ratio dapat dicari sebagai berikut:
Fixed Ratio = kunciNomor
kuncikolompadaangka
Sehingga baris-baris baru dicari sebagai berikut:
barubaris
ratiofixed
xkuncibaris
lamabaris
=⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛−⎟⎟
⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
10. Apabila angka-angka pada baris cj-zj sudah tidak ada yang positif lagi, maka
kombinasi yang dicari sudah optimum.