35
BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Data 2.1.1 Animasi Animasi merupakan gambar, lukisan, atau ilustrasi yang dibuat dalam bentuk frame by frame. Biasanya gambar dalam setiap frame hanya memiliki sedikit perbedaan atau perubahan. Hal ini bertujuan agar gambar-gambar tersebut dapat menciptakan suatu ilusi pergerakkan terhadap suatu karakter atau benda yang ada di dalam gambar tersebut. Ide dari sebuah animasi itu sendiri sudah ada sejak lama. Lebih dari sekitar 35.000 tahun yang lalu, banyak terdapat lukisan-lukisan yang di gambar pada dinding gua. Lukisan tersebut kebanyakan merupakan gambaran hewan-hewan yang memiliki empat kaki yang di gambar beberapa kali untuk memperlihatkan adanya pergerakkan pada hewan tersebut. Pada tahun 1600 sebelum masehi, Pharaoh Rameses II Mesir membangun sebuah kuil untuk dipersembahkan kepada Dewi Isis. Kuil itu memiliki sekitar 110 pilar, pada pilar- pilar tersebut terdapat lukisan yang menggambarkan Dewi Isis yang posisinya berubah secara progresif dalam setiap lukisan. Bagi orang-orang yang berkuda melewati pilar-pilar tesebut dapat melihat Dewi Isis sedang bergerak. Pada tahun 1640, percobaan pertama dilakukan untuk memproyeksikan sebuah gambar pada dinding oleh Athonasius Kircher dengan karyanya yang berjudul “Magic Lantern”. Kircher menggambar setiap figur pada beberapa bagian pecahan kaca yang dipasang pada peralatannya dan diproyeksikan ke dinding. Kemudian dia menggerakkannya dengan senar dari atas. Karya ini memperlihatkan kepala seorang pria yang sedang tertidur dan seekor tikus. Pria tersebut membuka dan menutup mulutnya, saat mulutnya terbuka si tikus berlari masuk ke dalam. Pada tahun 1824, Peter Mark Roget menemukan atau menemukan kembali (dikarenakan pada masa lalu dasar prinsip ini sebenarnya sudah ada) sebuah prinsip penting yaitu, “The Persistence of Vision”. Prinsip ini bertumpu pada fakta bahwa mata kita dapat mempertahankan citra dari pengelihatan kita selama beberapa saat. 3

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

BAB 2

LANDASAN PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Data

2.1.1 Animasi

Animasi merupakan gambar, lukisan, atau ilustrasi yang dibuat dalam bentuk

frame by frame. Biasanya gambar dalam setiap frame hanya memiliki sedikit

perbedaan atau perubahan. Hal ini bertujuan agar gambar-gambar tersebut dapat

menciptakan suatu ilusi pergerakkan terhadap suatu karakter atau benda yang ada di

dalam gambar tersebut. Ide dari sebuah animasi itu sendiri sudah ada sejak lama.

Lebih dari sekitar 35.000 tahun yang lalu, banyak terdapat lukisan-lukisan

yang di gambar pada dinding gua. Lukisan tersebut kebanyakan merupakan

gambaran hewan-hewan yang memiliki empat kaki yang di gambar beberapa kali

untuk memperlihatkan adanya pergerakkan pada hewan tersebut. Pada tahun 1600

sebelum masehi, Pharaoh Rameses II Mesir membangun sebuah kuil untuk

dipersembahkan kepada Dewi Isis. Kuil itu memiliki sekitar 110 pilar, pada pilar-

pilar tersebut terdapat lukisan yang menggambarkan Dewi Isis yang posisinya

berubah secara progresif dalam setiap lukisan. Bagi orang-orang yang berkuda

melewati pilar-pilar tesebut dapat melihat Dewi Isis sedang bergerak.

Pada tahun 1640, percobaan pertama dilakukan untuk memproyeksikan

sebuah gambar pada dinding oleh Athonasius Kircher dengan karyanya yang

berjudul “Magic Lantern”. Kircher menggambar setiap figur pada beberapa bagian

pecahan kaca yang dipasang pada peralatannya dan diproyeksikan ke dinding.

Kemudian dia menggerakkannya dengan senar dari atas. Karya ini memperlihatkan

kepala seorang pria yang sedang tertidur dan seekor tikus. Pria tersebut membuka

dan menutup mulutnya, saat mulutnya terbuka si tikus berlari masuk ke dalam.

Pada tahun 1824, Peter Mark Roget menemukan atau menemukan kembali

(dikarenakan pada masa lalu dasar prinsip ini sebenarnya sudah ada) sebuah prinsip

penting yaitu, “The Persistence of Vision”. Prinsip ini bertumpu pada fakta bahwa

mata kita dapat mempertahankan citra dari pengelihatan kita selama beberapa saat.

3

Page 2: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Jika hal ini tidak terjadi, kita tidak akan bisa mampu melihat sebuah ilusi yang tidak

terputus yang diciptakan oleh sebuah gambar-gambar berseri. Jika begitu, maka film

atau animasi tidak akan pernah ada. Dari prinsip Roget, banyak melahirkan berbagai

macam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope, Praxinoscope,

dan Flipper Book.

Penemu Praxinoscope (1877), ilmuwan Prancis bernama Charles Emile

Reynaud, juga menciptakan sebuah sistem berskala besar yang disebut “Theatre

Optique” (1888), yang bisa mengambil strip foto atau gambar kemudian

diproyeksikan pada layar. Dia mendemonstrasikan sistemnya pada tahun 1892 untuk

Paris’ Musee Grevin – yang menjadikan system ini yang pertama kali

memproyeksikan sebuah film animasi kartun berupa Pantomimes Lumineuses dalam

3 film pendek yang telah diproduksinya. Film tersebut antara lain “Pauvre Pierrot”

(Poor Pete), “Le Clown et Ses Chiens” (The Clown and His Dogs), “Un Bon Bock”

(A Good Beer).

Pada tahun 1896, Kartunis dari surat kabar New York, James Stuart

Blackton mewawancarai Thomas Edison yang sedang bereksperimen dengan

gambar bergerak. Karena kagum dengan kecepatan menggambar Blackton, Thomas

Edison memintanya untuk menggambar dalam bentuk seri. Kemudian, James Stuart

Blackton menghasilkan sebuah karya dengan judul “Humorous Phases of Funny

Faces” (1906) yang merupakan sebuah animasi pertama yang dibuat dengan

mengkombinasikan gambar dan fotografi.

Beberapa tahun kemudian Emile Cohl membuat dan mempertunjukan film

animasi pertamanya di Follies Bergeres, Paris. Karyanya bercerita tentang seorang

gadis, pasangan kekasih yang cemburu dan seorang polisi. Kemudian, pada tahun

1911, Winsor McCay, pencipta dari komik strip popular yang berjudul “Little Nemo

in Slumberland” merupakan orang pertama yang mencoba mengembangkan animasi

menjadi sebuah bentuk seni. Terinspirasi dari anaknya yang membawakan sebuah

flip book, Ia membuat sebanyak 4000 gambar pergerakan “Little Nemo” yang

ditayangkan di Hammerstein’s teater di New York. Sebagai eksperimen, Ia membuat

animasi berjudul “How a Mosquito Operates” yang diterima secara antusias.

Pada tahun 1914, McCay menggambar “Gertie the Dinosaur”, animasi ini

merupakan animasi pertama yang karakternya memiliki kepribadian secara

4

Page 3: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

individual. Dalam animasi ini memberikan sensasi seolah Gertie benar-benar hidup.

McCay juga membuat animasi yang dramatis dengan karyanya yang berjudul “The

Sinking of The Lusitania” pada tahun 1918. Karya ini merupakan sebuah propaganda

perang. Dibutuhkan waktu sekitar 2 tahun dalam proses pembuatannya dan

membutuhkan 25.000 gambar.

Pada tahun 1919, merupakan kemunculan pertama “Felix the Cat” yang

merupakan animasi tanpa suara. Kemudian pada tahun 1928, kemunculan Mickey

Mouse pertama kali oleh Walt Disney dalam “Steamboat Willie” yang menjadi

kartun pertama dengan suara yang disinkronasikan. Setelah itu, Disney melanjutkan

dengan karya yang berjudul “The Skeleton Dance” yang merupakan animasi

pertama dengan musical score yang benar pada setiap adegan di dalamnya. Pada

1932, Disney meluncurkan “Flowers and Trees” yang menjadi kartun pertama

dengan full colour. Beberapa tahun kemudian, Disney meluncurkan “Snow White

and the Seven Dwarfs” dengan durasi sekitar 83 menit, menjadikan animasi ini

animasi pertama yang terpanjang dan mengangkat gambar kartun ketingkat sebuah

karya seni. Animasi ini juga melahirkan masa “Golden Age” dari dunia animasi.

Disney juga menghasilkan beberapa karya seperti “Pinocchio” , “Dumbo, Bambi,

and Fantasia”, “Silly Symphonies”, dan juga animasi pendek dari Donald Duck dan

Mickey Mouse.

Tahun 1990an merupakan masa lahirnya animasi-animasi yang dibuat dengan

komputer. Miramar Production menghasilkan beberapa karya animasi CGI

mereka, antara lain “The Mind's Eye” (1991), “Beyond the Mind's Eye” (1992),

termasuk klip dari “The Lawnmower Man” (1992), “The Gate to the Mind's Eye”

(1994), “Odyssey into the Mind's Eye” (1996). Pada tahun 1991, Studio Pixar

(dengan direktur John Lasseter) dan Disney, membuat sebuah film animasi

terpanjang pertam dengan menggunakan komputer secara keseluruhan. “Toy Story”

(1995), debut film animasi Pixar pertama yang visualnya secara keseluruhan

dihasilkan dengan menggunakan komputer, menciptakan sebuah dunia 3D dengan

lighting, shading, dan tekstur, termasuk dengan karakter-karakter dari film tersebut

yang ikut membuat film animasi ini realistis.

5

Page 4: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

2.1.2 Animasi Indonesia

Indonesia juga memiliki sejarah animasi sendiri, banyak ditemukan lukisan-

lukisan tentang perburuan hewan di dalam gua-gua. Wayang juga termasuk dari

bagian lahirnya animasi di Indonesia. Pada tahun 1955, seniman bernama Dukut

Hendronoto (Pak Ook) dikirimkan oleh Presiden Soekarno ke Walt Disney, karena

kecintaannya terhadap seni, Presiden Soekarno mengirimkan Pak Ook untuk

mempelajari tentang animasi. Kemudian, setelah kembali dari Walt Disney, Pak Ook

menghasilkan suatu karya animasi pertama di Indonesia yang berjudul “Si Doel”

yang pada awalnya animasi ini ditujukan untuk kepentingan politik. Namun, saat ini

sudah banyak animasi buatan lokal yang ditayangkan untuk hiburan baik dalam

bentuk 2D maupun 3D.

2.1.3 Drama

Drama merupakan bentuk dari suatu cerita yang didalamnya berisi tentang

konflik antara diri sendiri, dengan orang lain, atau dengan lingkungan. Film yang

dramatis mampu menunjukkan sifat manusia yang terbaik maupun terburuk. Tema

drama sering mengangkat berbagai masalah kehidupan menjadi sebuah cerita.

(Sumber: AMC Networks, Inc. (2015). Drama Films. 4 Februari 2015 dari http://www.filmsite.org/dramafilms.html)

2.1.4 Fantasi

Fantasi adalah sebuah genre fiksi yang berkaitan dengan dunia mistis,

supernatural, dan sihir, serta sesuatu yang tidak masuk di akal manuasia. Banyak dari

cerita atau karya-karya yang mengandung fantasi mengambil tempat di dunia

imajinasi, dimana sihir dan makhluk-makhluk magis menjadi suatu hal yang lazim

dan dapat diterima.

(Sumber: AMC Networks, Inc. (2015). Fantasy Films. 4 Februari 2015 dari http://www.filmsite.org/fantasyfilms.html)

6

Page 5: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

2.1.5 Cerita

Seorang pria bernama Belumppakaant yang merupakan pemuda pecinta alam

sedang berjalan-jalan di dalam hutan. Tiba-tiba dari kejauhan ia mendengar sebuah

tembakkan. Kemudian, ia menemukan seekor burung Enggang yang terluka akibat

dari tembakan seorang pemburu. Namun, pemburu itu sempat kabur kemudian

Belumppakaant pun menyelamatkan burung Enggang itu dan membawanya ke

sebuah pondok yang kecil jauh di dalam hutan.

Ia berniat merawat burung Enggang itu hingga burung itu sembuh. Tetapi,

pada malam hari pemburu itu kembali dengan rasa kekesalannya pemburu tersebut

membakar sekitar pondok Belumppakaant. Belumppakaant sadar dari tidurnya dan

mencoba menyelamatkan diri. Ia berlari keluar dari pondok, saat dipertengahan jalan

ia sadar bahwa ia melupakan burung Enggang yang ada di dalam pondoknya.

Meskipun ia menyadari akan bahaya yang ada disekitarnya jika ia kembali

menyelamatkan burung tersebut, pada akhirnya Belumppakaant tetap kembali. Tetapi

dalam perjalanan kembali, dari kejauhan ia melihat si pemburu yang juga ingin

mengambil burung Enggang itu. Mereka berdua pun memperebutkan burung tersebut

dan Belumppakaant mendorong pemburu hingga terjatuh dari tangga pondoknya,

pada akhirnya ia berhasil mendapatkan burung Enggang. Saat berlari untuk

menyelamatkan diri, Belumppakaant tertimpa ranting besar sebuah pohon yang

terjatuh tepat di atasnya. Ia pun tidak bisa bangkit dan tak sadarkan diri. Sesuatu

terjadi saat Belumppakaant tak sadarkan diri, ia merasa dirinya berada di alam lain.

Ia seperti berada di suatu tempat yang tenang, hutan disekelilingnya terlihat indah.

Kemudian, ia melihat seekor burung Enggang. Ia menyadari burung Enggang

tersebut adalah burung yang telah ia selamatkan. Ketika itu juga, burung Enggang

tersebut berubah menjadi seorang Wanita yang menyambutnya masuk kedalam

sebuah cahaya, Belumppakaant menyadari bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia

ini lagi.

Setelah kejadian kebakaran tadi, hutan pun menjadi hening. Tiba-tiba,

pemburu tadi terbangun lagi. Kebakaran itu hanya berupa kebakaran kecil dan

keadaan hutan lembab, sehingga api tidak sempat merambat dan membakar habis

hutan. Kemudian, pemburu tadi berjalan mendekati mayat Belummppakaant dan

7

Page 6: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Enggang yang tergeletak di tanah tak bernyawa. Ia pun membawa burung Enggang

yang sudah tidak bernyawa itu pergi.

2.1.6 Studi Existing

2.1.6.1 Karakter

Animasi pendek ini memiliki 4 karakter, yaitu seekor burung

Enggang, kemudian wanita yang merupakan wujud manusia dari

burung Enggang itu sendiri, seorang pemuda pecinta alam bernama

Belumppakaant, dan yang terakhir adalah seorang pemburu.

a. Burung Enggang

Penulis memilih burung Enggang sebagai salah satu

karakter di dalam animasi ini. Karena, burung Enggang

merupakan salah satu hewan yang saat ini terancam punah di

Kalimantan. Burung ini dianggap sebagai simbol dunia atas dan

memiliki kekuatan sihir, selain itu menyimbolkan kesucian dan

kesetiaan. Burung Enggang juga banyak digunakan sebagai

simbol-simbol oleh masyarakat di sana, terutama paruh dan

bulunya yang dijadikan sebagai simbol pejuang. Tetapi, banyak

orang yang tidak bertanggung jawab, yang memburu hanya untuk

mengambil paruh dari burung Enggang yang termasuk langka ini

dan dijual hanya untuk kepentingannya sendiri. Banyak orang-

orang yang tidak mengetahui betapa pentingnya burung Enggang.

Burung Enggang ini memiliki peran sebagai penyebar benih-benih

di hutan. Dengan berkurangnya burung Enggang, maka dapat

mempengaruhi perkembangan hutan di Kalimantan yang menjadi

habitat berbagai satwa, dan juga sumber penghidupan masyarakat

di sekitar. Burung Enggang juga merupakan makhluk yang setia

terhadap pasangan hidupnya. Sehingga, jika membunuh satu saja

burung Enggang sama dengan membunuh pasangannya.

8

Page 7: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Gambar 2.1 High on Hornbills

(Sumber: http://www.nwf.org/news-and-magazines/national-

wildlife/birds/archives/2009/hornbills.aspx)

b. Karakter Wanita

Untuk karakter wanita, penulis ingin menggambarkan karakter

seperti dewi yang anggun, bijaksana, dan berwibawa. Terlihat

memiliki kekuatan tetapi penuh rasa cinta dan kasih sayang.

Karakter wanita ini merupakan wujud manusia dari burung

Enggang.

Gambar 2.2 Warrior Princess of Borneo

(Sumber: http://www.puteri-indonesia.com/pi/2014/estelita-liana-bawa-

pulang-gelar-best-national-costume-miss-supranational-2014.html)

9

Page 8: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Gambar 2.3 Stamens of Light

(Sumber:http://carlosortega.prosite.com/150824/2766963/portfoli

o/stamens-of-light)

c. Karakter Pemuda

Dalam animasi pendek ini, karakter utamanya adalah seorang

pemuda pecinta alam bernama Belumppakaant yang berjuang

untuk menyelamatkan makhluk hidup yang terancam. Pemuda ini

memiliki sifat penyayang, baik hati, tangguh, dan rela berkorban.

Gambar 2.4 3 Random Dudes

(Sumber:http://carlosortega.prosite.com/150824/1502690/portfoli

o/3-random-dudes)

10

Page 9: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Gambar 2.5 Pemuda Pecinta Alam

(Sumber: http://pemulacommunity.blogspot.com/2014/03/pemula-

community-komunitas-pemuda.html)

d. Karakter Pemburu

Karakter pemburu dalam animasi pendek ini adalah pemburu

burung Enggang yang rakus, keji, tidak memiliki perasaan. Hanya

mementingkan dirinya sendiri. Ia akan melakukan apa saja untuk

mendapatkan yang diinginkannya. Ia memburu burung Enggang

untuk di ambil paruhnya dan di jual dengan harga mahal.

Gambar 2.6 Pemburu Burung Enggang

(Sumber: http://m.tribunnews.com/nasional/2014/10/18/banjir-hujatan-

untuk-foto-pemburu-satwa-langka-ini-di-media-sosial)

11

Page 10: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

2.1.6.2 Setting

Dalam animasi pendek ini akan menggunakan hutan tropis sebagai

setting tempatnya, selain itu juga ada sebuah pondok kecil berupa

lamin. Untuk setting hutan akan dibagi menjadi 3 suasana, yang

pertama penulis akan menunjukkan suasana hutan yang suram, yang

kedua hutan yang sedang terbakar, yang ketiga merupakan hutan yang

tampak seperti mimpi atau dreamy, hutan ini memberikan suasana

yang menenangkan dan terlihat indah. Kemudian, rumah lamin disini

akan dibuat hanya berbentuk seperti pondok kecil yang merupakan

tempat tinggal sementara karakter pemuda.

Gambar 2.7 Dark Jungle 2

(Sumber:http://www.conceptart.org/forums/showthread.php?137074-

LOST-the-game-concept-art-update-17-August-Page-4)

12 13

Page 11: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Gambar 2.8 Burning peat swamps in Kalimantan, Borneo

(Sumber:http://www.esa.int/spaceinimages/Images/2003/07/Burning_peat_

swamps_in_Kalimantan_Borneo)

Gambar 2.9 Jungle at Night

(Sumber:http://www.jamirblanco.cgsociety.org/art/digital-maya-environments-

vray-nature-zbrush-fantasy-speedtree-jungle-mudbox-matte-painting-3d-

environment-at-night-1174113)

Gambar 2.10 Rumah Lamin

(Sumber:http://pemandangan.fotoindonesia.com/9968/lamin-beberapa-

sub-suku-dayak.html)

14

Page 12: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Gambar 2.11 Jungle Venture Concept

(Sumber:http://zureul.deviantart.com/art/Jungle-Venture-Concept-42037911)

Gambar 2.12 Pondok Pak Degos di Tengah Hutan Nate Batu

(Sumber: https://stanislausr.wordpress.com/2009/06/07/mencari-ikan-dengan-tuba-dayak-randau-ketapang-kalbar/)

15

Page 13: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

2.1.6.2.1 Hutan Kalimantan

Gambar 2.13 Tentang Hutan Kalimantan

(Sumber: http://www.profauna.net/id/kampanye-hutan/hutan-kalimantan/tentang-hutan-kalimantan#.Vcxy4SaqpBd)

Menurut sebuah artikel yang ditulis oleh Mery Utami

yang berjudul Indonesia, Negara Biodiversitas Terbesar

Dunia, menjelaskan bahwa Indonesia adalah Negara yang

memiliki pesona alam yang menarik dan kaya akan hasil

alamnya. Hutan yang ada di Indonesia termasuk hutan hujan

tropis, karena semua jenis flora dan fauna dapat di temui di

dalamnya.

Hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatra, Pulau

Kalimantan, dan Pulau Irian Jaya. Yang menjadi ciri khas dari

hutan hujan tropis ini terlihat dari macam-macam jenis

pohonnya, serta bentuknya. Karena seperti yang kita ketahui,

pohon-pohon yang ada di hutan hujan tropis memiliki bentuk

yang sangat tinggi, besar bahkan ada pohon yang tingginya

mencapai 60 meter. Fungsi pohon untuk menyokong

kehidupan hewan-hewan di dalam hutan.

(Sumber: Mary Utami. (2013). Indonesia, Negara Biodiversitas Terbesar Dunia. 13 Agustus 2015 dari http://meryhendro.blogspot.com/)

16

Page 14: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

2.1.7 Data Pembanding

Dalam bagian ini, penulis akan memberikan contoh-contoh animasi yang

memiliki tema dan genre yang sejenis dengan animasi pendek ini sebagai data

pembanding dalam pembuatan animasi ini.

a. A Fox Tale

Animasi pendek ini menceritakan tentang dua orang pemuda

bersaudara yang sedang berburu. Kemudian, mereka menemukan seekor

rubah lalu mencoba menjebak rubah tersebut dengan sebuah apel. Tetapi,

rubah tersebut tidak terpancing oleh jebakan mereka. Tanpa sepengetahuan

mereka, rubah tersebut berubah menjadi seorang wanita cantik. Pada

akhirnya, kedua pemuda bersaudara tersebut berkelahi untuk memperebutkan

wanita tersebut. Dan si wanita rubah tersebut berhasil menyelamatkan diri.

Gambar 2.14 Fox

(Sumber: https://www.flickr.com/photos/afoxtalemovie/7724542646/)

Gambar 2.15 Two Brothers

(Sumber:http://webneel.com/webneel/blog/11-beautiful-3d-animations-and-short-

films-your-inspriation)

17

Page 15: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

b. Baobab

Animasi ini mengisahkan tentang kehidupan seekor monyet yang

menjaga dan merawat sebuah pohon. Namun, tiba-tiba datang orang-orang

yang merusak. Monyet itu dibunuh dan pohon itu pun ditebang.

Gambar 2.16 Baobab Animation

(Sumber: http://www.fubiz.net/en/2013/07/04/baobab-animation/)

Gambar 2.17 Baobab

(Sumber: http://www.fubiz.net/en/2013/07/04/baobab-animation/)

c. Descendants

Animasi pendek berdurasi 14 menit ini menceritakan tentang keinginan

untuk dapat mencapai sesuatu yang tidak dapat dicapai dan tentang fakta

bahwa sesuatu yang baik itu dapat berkembang dari sesuatu yang jahat.

18

Page 16: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Gambar 2.18 Descendants

(Sumber: http://www.binaryalchemy.de/schoenberger/2007/descendants03.jpg)

Gambar 2.19 Main Character of Descendants

(Sumber: http://www.binaryalchemy.de/schoenberger/2007/descendants04.jpg)

2.1.8 Survei

2.1.8.1 Hasil Survei

Dalam rencana pembuatan animasi pendek ini, penulis melakukan

survey secara online melalui www.surveymonkey.com dengan jumlah

partisipan survey sebanyak 60 orang. Berikut merupakan bentuk

pertanyaan dalam survey dan data yang didapatkan dari survey

tersebut:

19

Page 17: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

1. Apa jenis kelamin Anda?

Tabel 2.1

2. Berapakah usia Anda?

Tabel 2.2

3. Apakah Anda tahu tentang burung Enggang yang ada di

Kalimantan?

Tabel 2.3

Jawaban Responden

Laki-laki 45.00% 27

Perempuan 55.00% 33

Total

60

Jawaban Responden

13-16 5.08% 3

17-21 55.93% 33

22-30 35.59% 21

>30 3.39% 2

Total

59

Jawaban Responden

Ya 58.33% 35

Tidak 41.67% 25

Total

60

20

Page 18: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

4. Apakah Anda tahu bahwa populasi burung Enggang di

Kalimantan hampir punah?

Tabel 2.4

5. Menurut Anda, Apakah yang menjadi penyebab berkurangnya

populasi burung Enggang Kalimantan?

Tabel 2.5

6. Pernahkah Anda melihat sebuah tayangan yang

memperingatkan Anda tentang pentingnya menjaga kelestarian

alam dan keseimbangan lingkungan?

Tabel 2.6

Jawaban Responden

Ya 51.67% 31

Tidak 48.33% 29

Total

60

Jawaban Responden

Perburuan 10.00% 6

Illegal Logging 8.33% 5

Pertambangan Batu Bara 1.67% 1

Perkebunan Kelapa Sawit 0.00% 0

Semua menyebabkan berkurangnya

populasi burung Enggang 80.00% 48

Total

60

Jawaban Responden

Ya 81.67% 49

Tidak 18.33% 11

Total

60

21

Page 19: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

7. Apakah Anda pernah menonton film animasi?

Tabel 2.7

8. Pernahkah Anda melihat suatu animasi lokal yang diangkat

dari permasalahan lingkungan?

Tabel 2.8

9. Jika ada sebuah Animasi yang diangkat dari permasalahan ini,

dalam bentuk apakah yang akan membuat Anda tertarik untuk

menonton?

Tabel 2.9

Jawaban Responden

Ya 100.00% 60

Tidak 0.00% 0

Total

60

Jawaban Responden

Ya 60.00% 36

Tidak 40.00% 24

Total

60

Jawaban Responden

Film Animasi Pendek 52.54% 31

Iklan Layanan Masyarakat 18.64% 11

Edukasi 18.64% 11

Dokumenter 10.17% 6

Total

59

22

Page 20: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

10. Jika permasalahan ini diangkat menjadi sebuah film animasi

pendek yang digabungkan dengan genre Fantasi, apakah anda

tertarik untuk menontonnya?

Tabel 2.10

2.1.8.2 Analisa Hasil Survey

Melihat dari data-data hasil survey tersebut di atas, penulis dapat

menganalisa dan mengambil kesimpulan sebagai berikut:

• Pertanyaan 1-2

Dari data yang ada, dapat terlihat bahwa jumlah partisipan

dalam survey ini tidak jauh berbeda antara partisipan laki-laki dan

perempuan dengan usia partisipan yang dapat disimpulkan paling

banyak antara 17 hingga 30 tahun.

• Pertanyaan 3-5

Dalam 3 pertanyaan ini fokus kepada pengetahuan tentang

burung Enggang oleh partisipan. Hasil survey menunjukkan

bahwa walaupun perbedaannya tidak begitu jauh atau hampir

sama, banyak partisipan yang sudah mengetahui dan menyadari

bahwa burung Enggang Kalimantan saat ini sudah termasuk

langka. Tetapi, untuk penyebab kelangkaan dari burung Enggang

ini pada bagian jawaban perkebunan kelapa sawit tidak ada yang

memilih dibandingkan jawaban lainnya, padahal perkebunan

kelapa sawit juga termasuk yang paling besar peranannya dalam

menyebabkan kelangkaan burung Enggang selain dari perburuan

terhadap Enggang. Karena, proyek ini menghancurkan habitat asli

Jawaban Responden

Ya 70.00% 42

Tidak 6.67% 4

Mungkin 23.33% 14

Total

60

23

Page 21: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

dengan cara pembakaran hutan salah satunya. Namun, survey juga

menunjukkan sekitar 80% dari partisipan menyetujui bahwa

semua hal tersebut di atas menyebabkan berkurangnya populasi

dari burung Enggang.

• Pertanyaan 6

Hasil pertanyaan ini menunjukkan bahwa sudah banyak orang-

orang yang melihat sebuah tayangan yang memperingatkan

tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan keseimbangan

lingkungan, walaupun masih ada sekitar 18% dari partisipan yang

belum pernah melihat tayangan seperti itu.

• Pertanyaan 7-10

Dari jawaban hasil survey keempat pertanyaan ini, dapat

disimpulkan bahwa semua partisipan sudah pernah menonton

suatu tayangan animasi dan 60% dari partisipan sudah pernah

melihat tayangan animasi lokal yang diambil dari

permasalahan lingkungan. Survey ini juga menunjukkan

bahwa kebanyakan orang lebih tertarik untuk menonton

sebuah Animasi Pendek daripada jenis yang lainnya.

Kemudian, ada sekitar 70% partisipan yang bersedia untuk

menonton bila permasalahan ini diangkat menjadi sebuah film

animasi pendek dengan genre fantasi. Selain itu, ada 23%

yang mungkin tertarik untuk menonton. Jika masalah ini

diangkat menjadi sebuah Animasi Pendek maka tidak hanya

berfungsi sebagai hiburan tapi juga dapat memberikan

pelajaran, pengetahuan, maupun kesadaran tentang lingkungan

bagi orang-orang yang menontonnya.

24

Page 22: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

2.2 Tinjauan Teori

2.2.1 Teori Cerita

Dalam buku yang berjudul Inspired 3D Short Film Production karya Jeremy

Cantor, dan Pepe Valencia, Cerita merupakan salah satu unsur yang paling penting

dalam kesuksesan suatu film animasi pendek. Definisi yang sederhana dari cerita

adalah menggambarkan atau mengisahkan kembali suatu kejadian atau peristiwa.

Dalam sebuah cerita terdapat 3 komponen yang penting, yaitu alur cerita, karakter,

dan setting atau tempat kejadian dari cerita tersebut, dapat juga diindikasikan dengan

musim, waktu, dan keadaan cuaca.

2.2.1.1 Cerpen

Cerpen atau cerita pendek, merupakan bentuk dari cerita yang

biasanya hanya memiliki satu topik permasalahan yang dialami oleh

tokoh utama di dalamnya. Alur dari cerpen dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Alur maju, jalan cerita sesuai dengan waktu kejadian.

2. Alur mundur, jalan cerita biasanya dimulai dengan klimaks yang

kemudian memperlihatkan apa penyebab konflik tersebut dapat

terjadi dengan kembali ke awal cerita dalam bentuk flashback.

3. Alur campuran, jalan ceritanya tidak menentu. Terkadang bisa

maju sesuai dengan urutan waktu kejadian, namun tiba-tiba bisa

berubah ke alur mundur.

Alur melalui beberapa tahap:

1. Pengantar, pembuka awal cerita yang memeperlihatkan

dimana, kapan, dan apa yang terjadi di suatu cerita.

2. Munculnya masalah, permasalahan yang dimiliki oleh tokoh

dalam cerita mulai terlihat.

3. Klimaks, puncak dari permasalahan yang dihadapi oleh tokoh

dalam cerita.

4. Antiklimaks, ketegangan permasalahan yang dimiliki tokoh di

dalam cerita mulai berkurang.

25

Page 23: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

5. Penyelesaian masalah, permasalahan yang dimiliki tokoh

utama telah terselesaikan.

(Sumber: Ristri, W. (2014). Kitab Lengkap Puisi, Prosa, dan Pantun Lama. Yograkarta: Saufa.)

2.2.2 Teori Prinsip Animasi

Menurut Webster, C. (2012). Dalam bukunya yang berjudul Action Analysis

for Animators, dengan menggunakan prinsip animasi, animator dapat membuat setiap

gerakan suatu karakter atau benda apapun yang dibuat bergerak menjadi terlihat lebih

menarik dan bergerak sebagaimana mestinya.

12 prinsip-prinsip animasi dari animator Disney antara lain:

1. Timing

Timing atau pengaturan waktu yang perlu diperhatikan dalam animasi

adalah bukan pengaturan waktu yang baik tetapi pengaturan waktu yang

tepat. Misalnya pengaturan waktu pada animasi yang natural tidak sama

dengan pengaturan waktu dalam animasi kartun, dan tidak akan sama juga

dengan animasi komedi.

Dalam animasi, pengaturan waktu atau timing dibagi menjadi tiga jenis:

• Pacing

• Phrasing

• Animation timing

2. Secondary action

Secondary action atau gerakan sekunder dalam animasi adalah gerakan

yang terjadi akibat gerakan primer dan juga dapat menjadi gerakan

pembantu untuk melengkapi gerakan primer agar lebih dinamis.

3. Slow in and slow out

Slow in and slow out berkaitan dengan jarak antara frame. Dalam suatu

gerakan biasanya ada variasi kecepatan dalam gerakan tersebut sehingga

gerakannya menjadi terlihat natural.

26

Page 24: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

4. Straight-ahead action and pose-to-pose

Straight-ahead action and pose-to-pose, merupakan dua cara yang

digunakan untuk membuat gerakan animasi. Straight-ahead action,

menggerakan animasi dari awal suatu kegiatan dan bergerak secara

progresif hingga akhir dari kegiatan tersebut. Sedangkan pose-to-pose,

menggerakan dengan cara membuat gerakan inti dari suatu kegiatan

berupa pose-pose yangn kemudia nantinya diberikan gerakan perantara.

5. Squash and stretch

Squash and stretch, mendeskripsikan gerakan dari suatu benda terhadap

suatu tekanan. Setiap benda memiliki tingkat fleksibilitas tertentu.

6. Anticipation

Anticipation, gerakan yang mengawali gerakan dari tindakan yang akan

dilakukan. Misalnya, pada gerakan melompat biasanya diawali dengan

lutut kaki yang ditekuk terlebih dahulu sebelum melompat.

7. Staging

Staging, penempatan bagaiman cara suatu tindakan dipresentasikan agar

dapat dimengerti oleh penonton.

8. Follow-thourgh and overlapping action

Follow-thourgh, adalah gerakan suatu benda yang mengikuti gerakan

benda utama secara bersamaan, misalnya rambut yang bergerak megikuti

kepala. Overlapping action, merupakan gerakan yang menyusul gerakan

utama dikarenakan setiap bagian dari suatu figur dapat bergerak dengan

kecepatan yang berbeda dan dalam waktu yang berbeda pula.

9. Arcs

Arcs, biasanya ada objek yang bergerak dalam garis linear atau lurus

seperti benda-benda mekanik, robot, dan sejenisnya. Tapi, untuk

pergerakan pada benda organik gerakan tersebut tidak akan terlihat

natural. Oleh sebab itu, ada gerakan yang dibuat dengan arc agar gerakan

yang dibuat terlihat natural dan halus.

27

Page 25: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

10. Exaggeration

Exaggeration, atau gerakan yang dilebih-lebihkan biasanya animator akan

menggunakan prinsip ini untuk membuat efek visual yang jelas maupun

untuk membuat suatu gerakan animasi dapat lebih terbaca bagi audien.

11. Solid drawing

Solid drawing dapat membantu gerakan dan timing dari suatu animasi.

Dalam animasi 2D hal ini sangat diperlukan.

12. Appeal

Appeal memiliki relasi dengan bagaimana penyampaian suatu animasi

dapat diterima dengan baik oleh audien dan karakter didalamnya dapat

menarik perhatian dari audien baik dengan desainnya maupun dengan

personalitas yang dimiliki karakter tersebut.

(Sumber: Webster, C. (2012). Action Analysis for Animators. Waltham: Focal Press.)

2.2.3 Teori Warna

Menurut Anne, D. Dalam bukunya yang berjudul Color Basic Panduan

Dasar Warna untuk Desainer & Industri Grafika, warna adalah spektrum gelombang

elektromagnetik yang terdapat di dalam cahaya putih, dapat diartikan juga sebagai

pantulan cahaya dari suatu benda yang dipengaruh oleh pigmen benda tersebut.

Unsur warna antara lain berasal dari cahaya, objek, dan pengamat. Warna dibagi

menjadi 3 bagian yang disebut dengan lingkar warna, yaitu:

1. Warna Primer, merupakan warna asli atau yang utama, warna ini terdiri

dari warna merah, kuning, dan biru.

2. Warna Sekunder, warna yang dapat dihasilkan dengan

mengkombinasikan warna-warna primer, terdiri dari warna oranye hasil

pencampuran warna merah dan kuning, kemudian warna hijau yang

merupakan hasil dari penggabungan warna kuning dan biru, serta warna

ungu yang didapatkan dari kombinasi warna biru dan merah.

3. Warna Tersier, warna yang dihasilkan dari kombinasi warna primer dan

sekunder.

28

Page 26: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Dari ketiga lingkar warna tersebut di atas, warna juga dapat dibagi menjadi 2 bagian

lagi, yaitu warna hanngat, dan warna dingin.

Warna juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu:

• Hue, yaitu warna itu sendiri.

• Saturation, yang merupakan tinggi rendahnya intensitas suatu warna.

• Lightness, merupakan ukuran dari gelap terangnya suatu warna.

Setiap warna memiliki sifat dan makna tertentu yang dapat mempengaruhi psikolog

bagi yang melihatnya. Berikut adalah warna-warna dan sifatnya:

1. Biru, warna ini dapat memberikan ketenangan dan kesejukan yang juga

mampu menambah konsentrasi. Warna ini juga bisa berarti kebenaran,

kontemplatif, damai, intelegensi tinggi, dan meditatif. Namun, warna ini

juga dapat melambangkan emosional, egosentris, dan racun.

2. Hijau, memberikan kesan alami dan sehat. Selain itu, warna hijau juga

melambangkan keberuntungan, toleran, harmonis, stabil, sensitif, dan

formal. Sisi negatif dari warna hijau adalah pahit.

3. Kuning, berarti terang dan kehangatan. Warna kuning juga memiliki sisi

positif yaitu segar, cepat, jujur, adil, tajam, cerdas. Kemudian untuk sisi

negatifnya adalah sinis, kritis, tidak eksklusif.

4. Ungu, berarti agung dan keindahan. Sifat positif dari ungu adalah

spiritual, mistis, artistik, dan personal. Sedangkan sifat negatifnya adalah

angkuh sombong dan diktator

5. Oranye, kreatif dan optimis. Sisi positifnya melambangkan persahabatan,

dinamis, keakraban, kreatif, dan muda. Negatifnya adalah dominan dan

arogan.

6. Merah, penuh energi dan panas. Melambangkan pemimpin, gairah, kuat,

cerah, dan hidup. Selain itu juga melambangkan panas, bahaya, emosi

yang meledak, agresig, dan brutal.

7. Coklat, alami. Warna yang menyimbolkan stabilitas.

8. Hitam, keabadian dan keanggunan. Hitam juga menyimbolkan kekuatan,

magis, idealis, fokus, dan kreativitas. Bagian negatifnya adalah merusak,

menekan, superior.

29

Page 27: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

9. Putih, bersih dan murni. Warna ini juga melambangkan

kesucian,kejujuran, polos, bersih, kesederhanaan. Tetapi warna ini

terkesan monoton dan kaku.

Anne, D. (2007). Color Basic Panduan Dasar Warna untuk Desainer & Industri Grafika.

(Edisi 1). Jakarta: Link & Match Graphic.

2.2.3.1 Classic Color Schemes

• Analogous Color Scheme

Gambar 2.20 Analogous

(Sumber: http://www.color-wheel-pro.com/color-schemes.html)

Skema warna ini menggunakan warna yang berdekatan satu sama

lain dalam color wheel. Salah satu warna digunakan sebagai

warna yang dominan dan warna lain digunakan untuk

memperkaya skema.

• Complementary Color Scheme

Gambar 2.21 Complementary

(Sumber: http://www.color-wheel-pro.com/color-schemes.html)

Skema warna ini dibuat dari warna yang berseberangan dalam

color wheel. Skema ini paling baik digunakan saat meletakkan

30

Page 28: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

warna hangat berlawanan dengan warna dingin. Skema ini dapat

menghasilkan kontras yang tinggi.

• Split Complementary Color Scheme

'

Gambar 2.22 Split Complementary

(Sumber: http://www.color-wheel-pro.com/color-schemes.html)

Skema ini adalah variasi dari skema komplementer. Warna ini

memberikan kontras yang tinggi tanpa efek tensi yang keras

seperti skema komplementer.

• Triadic Color Scheme

Gambar 2.23 Triadic

(Sumber: http://www.color-wheel-pro.com/color-schemes.html)

Skema warna triadic menggunakan 3 warna hasil dari pembagian

warna dengan jarak yang sama dalam color wheel. Skema ini tidak

terlihat sekontras skema komplementer, tetapi lebih memiliki

harmoni dan keseimbangan.

31

Page 29: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

• Tetradic Color Scheme

Gambar 2.24 Tetradic

(Sumber: http://www.color-wheel-pro.com/color-schemes.html)

Skema warna ini merupakan skema warna yang paling kaya,

karena skema ini menggunakan 4 warna yang saling

berseberangan. Dapat di sebut juga dengan double

complementary.

(Sumber: http://www.color-wheel-pro.com/color-schemes.html)

2.2.4 Teori Sinematografi

Menurut Gabriel Moura dalam sebuah artikel pada website Elements of

Cinema, dengan adanya sinematografi dapat membangkitkan berbagai emosi seperti

kegembiraan, kesedihan, ketakutan, dan humor. Shot, angles, dan camera movements

yang dikombinasikan dengan pengaturan lighting dapat menciptakan suasana yang

dapat membangkitkan emosi merupakan esensial dari sinematografi. Salah satu

konsep teknik dari sinematografi adalah Depth of Field. Daerah didepan kamera

yang terlihat tajam didalam frame dan rentang fokus yang dapat diterima dalam suatu

shot merupakan bentuk dari Depth of Field. Teknik ini biasanya digunakan untuk

mengatur fokus dalam frame dari suatu shot.

2.2.4.1 Camera moves

Camera moves atau gerakan kamera juga termasuk unsur

terpenting yang perlu diperhatikan. Berikut beberapa teknik dalam

pergerakan kamera:

32

Page 30: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

1. Pan, kamera ditujukan ke arah samping kiri maupun kanan

tetapi kamera itu sendiri tidak berpindah tempat, biasanya

dipasang pada tripod.

2. Tilt, kamera ditujukan ke arah atas dan bawah, tetapi kamera

tidak berpindah tempat atau dipasang pada tripod.

3. Dolly, teknik ini menggerakan kamera ke arah depan maupun

belakang, kamera berpindah tempat.

4. Track, hampir sama dengan teknik dolly yang membedakan

adalah kamera mengikuti objek dengan menyamping dan

sejajar.

5. Pedestal, teknik ini mirip dengan teknik tilt . Namun, yang

membedakan adalah kamera tidak hanya mengarah ke atas

atau bawah, tetapi benar-benar bergerak naik dan turun.

6. Zoom, kamera tetap diposisi yang sama tetapi lensa bergerak

memperbesar dan memperkecil ukuran subjek.

7. Dolly counter zoom, adalah teknik yang masih jarang

digunakan. Teknik ini menggabungkan dolly dengan zoom.

(Sumber: Gabriel Moura. Camera Moves. 17 Maret 2015 dari http://www.elementsofcinema.com/cinematography/camera-moves.html)

2.2.4.2 Shot Size

Shot Size dapat juga dimaksud dengan types of shot atau tipe-

tipe shot. Teknik ini dapat membantu untuk memanipulasi dan

mengarahkan pandangan penonton dalam sebuah film. Berikut tipe-

tipe shot:

1. Wide/Long Shot, biasanya digunakan untuk memperlihatkan

keadaan lingkungan disekitar subjek.

2. Establishing Shot, teknik ini digunakan untuk

memperkenalkan lokasi yang baru. Biasanya hanya digunakan

sekilas saja.

3. Master Shot, teknik ini sebenarnya hampir sama dengan

Establishing Shot, yang membedakan adalah teknik ini

memiliki durasi yang lebih panjang.

33

Page 31: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

4. Full Shot, memperlihatkan karakter dari kepala hingga kaki

tanpa terlalu banyak menunjukan keadaan disekitarnya.

5. Medium Shot, posisi pengambilan gambar diantara full shot

dan close-up. Biasanya frame bisa diambil dari atas lutut

sampai kepala atau dari atas pinggang hingga kepala. Hindari

memotong frame pada bagian lutut, pinggang, dan siku.

6. Close-up Shot, pengambilan gambar jaraknya dekat dengan

subjek. Biasanya digunakan untuk memperlihatkan ekspresi.

7. Extreme Close-up Shot, digunakan untuk menggambil gambar

dari sesuatu yang terlewatkan dalam shot yang lain.

(Sumber: Gabriel Moura. Camera Moves. 17 Maret 2015 dari http://www.elementsofcinema.com/cinematography/camera-moves.html)

2.2.4.3 Teori komposisi

1. Negative Space, merupakan daerah kosong di antara dan di sekitar

objek yang ada di dalam gambar. Digunakan untuk

memperlihatkan bentuk dan ukuran dengan lebih efektif.

(Sumber: Pete Williams. (2015). Understanding and Using “Negative Space”

in Photography. 17 Maret 2015 dari http://www.photographymad.com/pages/view/understanding-and-using-

negative space-in-photography)

2. Rule of Third, merupakan salah satu teknik fotografi dengan

membagi frame menggunakan 2 garis horizontal dan 2 garis

vertikal yang seimbang. Kemudian, benda yang paling penting di

dalam frame dapat ditempatkan pada garis tersebut maupun tepat

pada titik pertemuan garis. Teknik ini paling banyak digunakan

untuk meningkatkan komposisi dan keseimbangan pada gambar.

(Sumber: Pete Williams. (2015). Rule of Thirds. 17 Maret 2015 dari http://www.photographymad.com/pages/view/rule-of-thirds)

3. Symmetrical Rule, teknik yang membagi frame menjadi dua

bagian yang seimbang.

34

Page 32: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

(Sumber: Pete Williams. (2015). 10 Top Photography Composition Rules. 17 Maret 2015 dari http://www.photographymad.com/pages/view/10-top-

photography-composition-rules)

4. Golden Ratio, teknik desain komposisi yang berdasarkan dengan

rasio dari 1 sampai 1.618. teknik ini dapat menciptakan komposisi

yang kuat.

(Sumber: Apogee Photo Magazine, LLC. (1995-2015). How to Use Golden Ratio to Improve Your Photography. 17 Maret 2015 dari

http://www.apogeephoto.com/may2014/how-to-use-the-golden-ratio-to-improve-your-photography.shtml)

2.2.5 Teori Prinsip Editing

Menurut Gabriel Moura dalam artikelnya yang berjudul Principles of

Editing, jika penulis skenario dan sutradara merupakan storyteller pertama dan kedua

dalam sebuah film, maka editor merupakan orang ketiga. Editor hanya diberikan

footage dengan jumlah yang terbatas. Dengan demikian, seorang editor dapat

membangun kembali atau mendekonstruksi suatu narasi dari sudut pandangnya

dengan teknik-teknik yang digunakannya pada saat proses editing.

(Sumber: Gabriel Moura. Principles of Editing. 17 Maret 2015 dari http://www.elementsofcinema.com/editing/EDITING.html)

2.2.5.1 Parallel Editing

Parallel editing atau dapat disebut juga dengan cross cutting

merupakan sebuah teknik editing yang menggunakan dua atau lebih

scenes yang terjadi secara bersamaan dengan lokasi yang berbeda

secara bergantian. Biasanya, pada akhir adegan akan berujung pada

satu lokasi yang sama, dimana pihak-pihak terkait berhadapan satu

sama lain.

(Sumber: Gabriel Moura. Parallel Editing. 17 Maret 2015 dari http://www.elementsofcinema.com/editing/parallel_editing.html)

2.2.5.2 Tipe Transisi

Dalam editing film, transisi merujuk kepada bagaimana

sebuah shot berganti ke shot yang lain. Setiap tipe transisi dapat

memberikan emosi yang berbeda. Tipe transisi antara lain, yaitu:

35

Page 33: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

1. Cut, merupakan jenis transisi yang paling dasar dan paling

banyak digunakan dalam film. Transisi ini menggantikan satu

shot dengan shot yang lain dengan seketika.

2. Fade in, transisi yang terjadi saat warna solid digantikan

dengan gambar secara bertahap. Biasanya digunakan pada

permulaan suatu film.

3. Fade out, merupakan transisi yang terjadi saat suatu gambar

digantikan dengan warna yang solid secara bertahap. Biasanya

digunakan untuk menutup sebuah film.

4. Dissolve, dikenal juga dengan overlapping yang merupakan

jenis transisi yang terjadi ketika suatu shot digantikan dengan

shot yang lain secara bertahap. Biasanya digunakan untuk

menandakan berlalunya waktu.

(Sumber: Gabriel Moura. Principles of Editing. 17 Maret 2015 dari http://www.elementsofcinema.com/editing/EDITING.html)

2.2.6 Teori Komunikasi

Komunikasi merupakan proses penyampain pesan dari satu pihak dengan

pihak lain agar dapat terhubung dengan lingkungan maupun orang lain. Komponen

komunikasi, yaitu:

1. Komunikator, pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain

2. Pesan, isi atau maksud yang ingin disampaikan oleh pihak satu dengan pihak

lainnya

3. Saluran, merupakan media yang digunakan dalam penyampaian pesan

4. Komunikate, adalah pihak penerima pesan

5. Umpan balik, tanggapan yang diberikan oleh pihak penerima terhadap pihak

yang mengirimkan pesan

6. Protokol, aturan yang disepakati oleh para pelaku komunikasi

Proses komunikasi dapat terjadi secara lisan atau verbal. Namun, apa bila tidak

terjadi komunikasi secara verbal, komunikasi masih dapat dilakukan dengan

menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum,

menggelengkan kepala, atau mengangkat bahu (Komala, Lukiati. (2009). Ilmu

36

Page 34: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

Komunikasi: Perspektif, Proses, Konteks). Bandung: Widya Padjadjaran. Proses

komunikasi ini disebut dengan komunikasi non-verbal.

2.2.7 Teori Semiotika

Menurut Charles Sanders Pierce, memberikan penjelasan tentang teori

semiotika bahwa, manusia hanya dapat berkomunikasi melalui sarana tanda, baik

berupa isyarat atau gerakan. Berdasarkan jenisnya, tanda dapat digolongkan menjadi

sebagai berikut:

1. Ikon :

Perwakilan yang mirip atau memiliki ciri-ciri yang sama terhadap objek yang

dimaksud. Ikon cenderung menyederhanakan bentuk sekaligus tetap

mempertahankan hal yang esensial dari bentuk tersebut.

2. Indeks :

Tanda yang mempunyai hubungan sebab-akibat dengan objek yang

diwakilinya. Biasanya dapat berupa bukti atau peninggalan yang

berhubungan dengan kejadian atau objek tersebut.

3. Simbol :

Tanda berdasarkan kesepakatan, peraturan atau konvensi bersama. Simbol

muncul akibat kebutuhan manusia dalam aspek komunikasi massal

(Sumber: Heri, K. (2012). Perancangan Komunikasi Visual Film Pendek Animasi “Keripik Sukun Mbok Darmi”. Skripsi S1. Desain komunikasi Visual, Animasi, Universitas Bina Nusantara, Jakarta.)

Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi dalam teori

komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-

tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar

tanda-tanda itu sendiri. (Littlejohn, 2009 : 53).

(Sumber: Arif Budi Prasetya. (2015). Semiotik: Simbol, Tanda, dan Konstruksi Makna. 13 Agustus 2015 dari. http://arifbudi.lecture.ub.ac.id/2014/03/semiotik-simbol-tanda-dan-konstruksi-makna/)

37

Page 35: BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN 2.1 Tinjauan Datalibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02240-DS Bab2001.pdfmacam alat optik, seperti Thaumatrope, Phenakistoscope, Zoetrope,

2.3 Analisa

Dari hasil data-data yang telah dikumpulkan oleh penulis, animasi ini akan

dibuat dalam bentuk 3D. Kemudian, pada bagian awal animasi akan menggunakan

warna-warna yang suram dan gelap. Hal ini bertujuan untuk mewakilkan dan

memberikan kesan bahwa hutan Kalimantan terancam keberadaannya dan rusak.

Setelah itu, penulis akan menggunakan warna hangat/warm color pada saat hutan

terbakar. Untuk setting selanjutnya akan menggunakan cool color dan warna yang

berkesan dreamy, mistis, tapi indah.

2.3.1 Faktor Pendukung

• Saat ini film animasi pendek yang diangkat dari permasalahan lingkungan

masih sedikit, kebanyakan biasanya dibuat dalam bentuk animasi iklan

layanan masyarakat.

• Minat masyarakat terhadap animasi lokal semakin meningkat karena

masyarakat mulai sadar dengan persaingan animasi lokal dengan negara-

negara lain.

2.3.2 Faktor Penghambat

• Proses dalam pembuatan animasi pendek ini diberikan waktu yang sangat

terbatas.

• Penyampaian animasi pendek agar maknanya dapat diterima oleh audien.

38