Upload
voanh
View
262
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB 2
LANDASAN TEORI
1.1 Informasi
Pengertian Informasi menurut Tata Sutabri (2012:29) Informasi adalah data
yang telah diklasifikasi atau diinterpretasi untuk digunakan dalam proses
pengambilan keputusan. Sistem pengolahan informasi mengolah data menjadi
informasi atau lebih tepatnya mengolah data dari bentuk tak berguna menjadi
berguna bagi penerimanya.
Pengertian Informasi menurut Undang-undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (2013:2) Informasi adalah satu atau sekumpulan data elektronik,
termasuk tetapi tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,
Electronic Data Interchange (EDI) , surat elektronik (Electronic Mail), telegram,
teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode Akses, simbol, atau
perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang
yang mampu memahaminya.
Pengertian Informasi Deni Darmawan (2012:2) Informasi dapat dikatakan
sebagai sejumlah data yang sudah diolah atau diproses melalui prosedur pengolahan
data dalam rangka menguji tingkat kebenaranya, keterpakaianya sesuai dengan
kebutuhan.
1.2 Sistem
Pengertian sistem menurut Tata Sutabri (2012:9) Sistem adalah suatu
kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variable yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
Pengertian sistem menurut Undang-undang Informasi dan Transaksi
Elektronik (2013:3) Sistem adalah serangkaian perangkat dan prosedur elektronik
yang berfungsi mempersiapkan, mengumpulkan, mengolah, menganalisa,
menyimpan, menampilkan, mengumumkan, mengirimkan, dan/atau menyebarkan
informasi elektronik.
1.3 Sistem Informasi
Pengertian sistem Informasi Tata Sutabri (2012:46) Sistem Informasi adalah
Suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial
dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada
pihak luar tertentu dengan laporan – laporan yang diperlukan.
Pengertian sitem informasi menurut Undang-undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (2013:27) Sistem Informasi secara teknis dan manajemen
sebenarnya adalah perwujudan penerapan produk teknologi informasi ke dalam
suatu bentuk organisasi dan manajemen sesuai dengan karakteristik kebutuhan
pada organisasi tersebut dan sesuai dengan tujuan peruntukannya. Pada sisi yang
lain, sistem informasi secara teknis dan fungsional adalah keterpaduan sistem
antara manusia dan mesin yang mencakup komponen perangkat keras,
perangkat lunak, prosedur, sumber daya manusia, dan substansi informasi yang
dalam pemanfaatannya mencakup fungsi input, process, output, storage, dan
communication.
1.4 Manajemen
(Tri Dessi, 2013) Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker
Follet, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin
mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)
secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
1.5 Tata Persuratan
(Tri Dessi, 2013) Surat merupakan sarana komunikasi dalam bentuk tulisan,
apapun medianya.Tata persuratan merupakan tahap penciptaan dalam daur hidup
Arsip. Kegiatan tata persuratan menyangkut materi yang lingkupnya esensial dalam
komunikasi kedinasan yang meliputi penentuan jenis surat, sifat, format surat yang
menampung bentuk redaksional serta penggunaan sarana pengamanan surat, serta
kewenangan penandatanganan. Pembakuan elemen-eleman dalam tata peraturan
tersebut apabila dilaksanakan dengan benar dan konsisten maka efisiensi dan
efektifitas dalam rangka menciptakan tata persuratan yang berdaya guna dan berhasil
guna dapat diwujudkan.
Pada dasarnya persuratan pada organisasi dibagi menjadi 2 yaitu pembuatan
surat dan penerima surat. Pembuatan surat dilakukan pada suatu organisasi dengan
alur dan tujuan yang sudah ditentukan dan diatur. Pada organisasi juga dilakukan
pencatatan surat yang masuk maupun surat yang keluar. Surat berdasarkan jenis
dibagi menjadi 2 antara lain surat internal dan surat eksternal. Surat internal adalah
surat yang dibuat oleh pegawai organisasi dan ditujukan kepada pegawai lain yang
berada masi satu organisasi dengan tujuan tertentu, seperti notadinas, surat keputusan
dan memorandum. Surat eksternal adalah surat yang dibuat oleh pegawai organisasi
ditujukan kepada pegawai dari organisasi lain dengan tujuan tertentu, seperti surat
dinas. Proses penerimaan surat dilakukan dengan mencatat surat yang masuk, surat
internal maupun surat eksternal tergantung pada alur pada suatu organisai.
1.6 Object-Oriented Analysis and Design (OOA)
Metode perancangan yang digunakan adalah Object-Oriented Analysis
(Satzinger, 2010), yaitu analisis yang mendefinisikan obyek yang saling
berhubungan di dalam sistem dan menampilkan interaksi dari pengguna. Metode
UML dapat digunakan dalam analisis OOA.
1.7 Unified Modeling Language (UML)
UML merupakan singkatan dari Unified Modelling Language adalah
sekumpulan pemodelan konvensi yang digunakan untuk menentukan atau
menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek.
UML digunakan sebagai standar penulisan kelas-kelas dalam bahasa pemograman
yang spesifik, skema database dan komponen-komponen yang diperlukan dalam
membuat sistem.
1.8 Use Case Diagram
Menurut Satzinger (2010) usecase diagram adalah model diagram UML yang
digunakan untuk menggambarkan permintaan fungsional sebuah sistem. Usecase
menggambarkan “siapa” dan “apa” dalam lingkungan sistem. Pada usecase diagram
aktor tidak selalu sama dengan sumber dari peristiwa dalam event table dikarenakan
aktor adalah pengguna yang berinteraksi langsung dengan sistem dimana sistem
harus memberikan respon.
Komponen-komponen usecase diagram adalah:
- Actor
Pengguna yang berinteraksi dengan sistem secara langsung untuk memberikan
inputan pada sistem atau menerima informasi dari sistem.
- Usecase
Kegiatan atau proses yang dilakukan antara aktor dan sistem.
- Line
Garis yang menghubungkan aktor dengan usecase.
1.9 Use Case Description
Menurut Satzinger (2010), usecase description merupakan sebuah deskripsi
yang menjelaskan proses usecase secara detail, rinci dan lengkap. Usecase memiliki
tahapan dalam menggambarkan bisnis proses.
Komponen usecase description adalah:
- Usecase Name, nama dari usecase.
- Scenario, proses/kegiatan dalam usecase.
- Triggering Event, pemicu terjadinya event.
- Brief Description, informasi mengenai event yang terjadi.
- Actors, siapa yang melakukan proses.
- Related Usecase, hubungan antar usecase.
- Stakeholder, pengguna luar yang berhubungan dengan event.
- Precondition, kondisi sebelum event terjadi.
- Pracondition, kondisi sesudah event terjadi.
- Flow of Event, aliran interaksi antara aktor dan sistem.
- Expection condition, kondisi tambahan yang membutuhkan penjelasan rinci.
1.10 Activity Diagram
Activity Diagram (Satzinger, 2010) adalah gambaran mengenai aliran kerja
yang terjadi dalam bentuk diagram.Diagram ini digambarkan dimulai dengan sebuah
bulatan hitam kecil yang disebut sebagai awal kegiatan kemudian dilanjutkan dengan
kegiatan/activity yang dilakukan yang digambarkan dengan suatu elips dan
dihubungkan dengan konektor berupa tanda panah yang menunjukkan arah dari
kegiatan. Kegiatan diakhiri dengan bulatan hitam kecil yang dilingkari yang
merupakan akhir dari kegiatan.
1.11 Class Diagram
Class Diagram(Pelawi, Dewan) adalah sebuah model grafikal yang digunakan
di dalam pendekatan object oriented untuk menunjukkan class-class yang ada di
dalam system. Class diagram (Satzinger, 2010) digunakan untuk menggambarkan
obyek kelas dari suatu system. Class terdiri darinama class, attribute dari class dan
digambarkan dalam bentuk persegi panjang yang dibagi menjadi dua bagian yaitu
bagian judul dan atribut.
Selain itu didalam class diagram dari setiap kelasnya diberikan beberapa hak akses
khusus yang masing masing hak akses nya mempunyai peran yang berbeda dalam
fungsinya. Berikut merupakan macam macam dari hak akses yang ada dalam class
diagram.
Berikut tiga pokok area class diagram :
- Class name merupakan hal-hal mendasar pada suatu objek, atau dapat
dikatakan penamaan dari sebuah obyek.
- Atribut merupakan sebuah karakteristik data yang dimiliki suatu objek
dalam kelas. Contohnya adalah : name: String [1] = "Untitled" {readOnly}.
- Operasi merupakan sebuah fungsi atau transformasi yang mungkin dapat
diaplikasikan kedalam sebuah objek dalam kelas. Misalkan suatu objek
dalam kelas dari manusia adalah memiliki fungsi seperti tersenyum, marah,
makan, minum, dan sebagainya.
1.12 Lotus Domino
Lotus Domino adalah sebuah perangkat lunak yang dikombinasikan untuk
kepentingan bisnis. Lotus domino dikembangkan oleh IBM untuk hosting dari
aplikasi penting, email dari persuahaan, alur kerja, serta memberikan penyediaan
keamanan untuk informasi bisnis yang penting. Lotus domino dapat digunakan
sebagai server WEB/sebagai server aplikasi untuk aplikasi Lotus Notes. Lotus
domino menggunakan database yang berorientasikan dokumen yang biasanya
disebut dengan fasilitas penyimpanan catatan untuk mengelola data seperti dokumen
teks dan file dokumen lainnya. Dari database tersebut merupakan sebuah komponen
utama dari arsitektur domino. Sedangkan untuk layanan intinya yang termasuk
sebagai fungsi server adalah web,database,email,aplikasi, dan direktori. Produk lotus
domino dirilis bersamaan dengan versi produk dari klien lotus notes yang sama,
berikut merupakan produk dari lotus domino :
- Collaboration Express
- Enterprise Server
- Messaging Express
- Messaging Server
- Utility Express
- Utility Server
- Access for Microsoft Outlook
- Administrator Client
- Document Manager
- Everyplace
- IBM Lotus iNotes
- Lite Mode
- Ultralite Mode
- Unified Communications
- Lotus Notes Traveler
1.13 Aplikasi Berbasis Web
Menurut Henderson (2006:1) aplikasi berbasis web adalah sebuah aplikasi
yang memiliki arsitektur tertentu untuk menampilkan data kepada pengguna dengan
memanfaatkan teknologi web. Aplikasi berbasis web berbeda dengan website secara
umum, website adalah kumpulan halaman yang menampilkan data statis. Sedangkan
aplikasi berbasis web menghasilkan halaman sesuai permintaan pengguna secara
dinamis. Halaman yang ditampilkan kepada pengguna merupakan output dari
mekanisme pada arsitektur aplikasi berbasis web.
1.14 Model SDLC(System Development Life Cycle)
Apa itu SDLC(System Development Life Cycle) merupakan sebuah siklus
yang digunakan untuk membangun sebuah system dan memberikannya kepada
pengguna melalui beberapa tahapan khusus yaitu diantaranya tahapan perencanaan
dari system, analisa dari system yang akan dibangun, perancangan dan implementasi
dari system dengan cara memahami system yang akan dibangun dengan calon
penggunanya agar nantinya system yang dibangun tersebut dapat digunakan
pengguna dengan mudah.
1.14.1 Tahapan SDLC (System Development Life Cycle)
Model dari SDLC memiliki 5 tahapan sebagai berikut.
1. Perencanaan System, pada tahapan ini sebelum melakukan perencanaan
system terlebih dahulu kita harus mengetahui mengenai konsep dari
system yang nantinya akan dibangun serta permasalahan yang ada untuk
nantinya diselesaikan dengan pembangunan system ini. Apakah system
yang baru ini nantinya realistis dalam masalah pembiayaan,waktu, serta
perbedaan dengan system yang ada sekarang.
2. Analisa system merupakan tahapan dimana akan dilakukannya analisa
system sebagai berikut :
a. Melakukan studi literature untuk menemukan suatu kasus yang bisa
ditangani oleh system yang nanti nya akan dibangun.
b. Brainstorming dalam tim pengembang mengenai kasus mana yang
paling tepat dimodelkan dengan system nantinya.
c. Mengklasifikasikan masalah, peluang, dan solusi yang nantinya akan
mungkin diterapkan untuk kasus tersebut.
d. Analisa kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan pada system
dengan membuat batasan masalah didalam system tersebut
e. Mendefinisakan secara detail mengenai kebutuhan system yang ingin
dibangun nantinya.
3. Design system yang merupakan proses perancangan dari system yang
akan dibangun baik dari sisi secara design layout atau tampilan dari segi
nilai artistic ataupun estetikanya atau dapat dilihat dari segi teknis seperti
dari database yang dirancang atau dibangun dan aplikasi atau fasilitas
yang menjadikan bagian dari hasil analisa sebelumnya.
4. Implementation system yaitu proses development dimana proses
mengimplementasi design yang telah dibuat. Didalam tahapan ini system
akan mencoba di implementasikan sesuai dengan keadaannya adapun
biasanya tahapan dari proses implementasi tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Pembuatan skema database sesuai dengan skema rancangan yang
diinginkan.
b. Pembuatan aplikasi berdasarkan design dari system yang dibuat dari
tahapan sebelumnya.
c. Pengujian dan perbaikan aplikasi(debugging) setelah dilakukannya
proses implementasi.
5. Pemeliharaan system yang dilakukan oleh admin untuk menjaga agar
system tetap berada dalam performa terbaiknya dan juga untuk menjaga
agar system beroperasi secara benar melalui kemampuan system dalam
mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan.
1.14.2 Kelebihan SDLC(System Development Life Cycle)
Berikut merupakan kelebihan-kelebihan dari metode SDLC :
1. Didalam SDLC menyediakan tahapan dimana system dapat digunakan
sebagai pedoman untuk mengembangkan system ke arah yang lebih baik
lagi.
2. Pada SDLC akan memberikan sebuah hasil dari system yang lebih baik,
karena system tersebut dilakukan analisis dan dirancang secara
keseluruhan sebelum nantinya dilakukan implementasi untuk melihat
sejauh mana system yang dibangun tersebut dapat dengan mudah
dimengerti oleh penggunanya dan dapat berkomunikasi dengan baik dan
sebagaimana mestinya.
1.14.3 Kekurangan SDLC(System Development Life Cycle)
Berikut merupakan kekurangan-kekurangan dari metode SDLC :
1. System SDLC hanya menyediakan step by step nya saja tetapi tidak
menyediakan metodolgi (berupa cara atau alat alat) untuk
mengembangkan system. Biasanya system SDLC harus lah digabungkan
dengan metodologi yang ada, seperti contohnya adalah metodologi
pengembangan system terstruktur.
2. Hasil dari system SDLC sangat tergantung pada tahapan analisis yang
dilakukannya, sehingga jika nantinya terdapat kesalahan pada tahapan
analisis maka secara otomatis akan terbawa pada setiap tahapannya,
sehingga hal tersebut membuat system kurang berjalan sempurna karena
terjadinya kesalahan analisa.
3. Dalam tahap pengembangan system SDLC membutuhkan waktu yang
relative lama, hal itu karena system nantinya harus dikembangkan terlebih
dahulu sampai semua nya selesai pada setiap tahapan tahapan yang
dilakukan.
4. Dalam segi pengembangan menggunakan biaya investasi relative lebih
besar dengan metode lainnya.
5. Hasil dari system SDLC tidak fleksibel untuk dimodifikasi, itu karena
perlunya dilakukan analisa kembali jika nantinya akan dilakukn
modifikasi.
1.14.4 Pengembangan SDLC(System Development Life Cycle)
Pengembangan sebuah SDLC(Sytem Development Life Cycle) merupakan
sebuah proses yang biasa dilakukan oleh seorang analis system untuk
mengembangkan system informasi, termasuk meliputi pada
persyaratan,validasi,pelatihan hingga mencakup dan stakeholder-stakeholder yang
ikut terjun langsung menggunakan system tersebut. Nantinya setiap SDLC yang
dibangun dalam sebuah system harus lah menghasilkan sebuah system yang sangat
berkualitas tinggi yang mampu untuk memenuhi semua kebutuhan yang melampaui
ekspektasi dari pelanggan, serta system tersebut dapat bekerja secara efisien dan
efektif dalam infrastruktur teknologi. Dari perkembangan system tersebut para ahli
mempunyai pendapat tersendiri mengenai bagaimana dan apa yang dimaksut
pengembangan system sdlc tersebut, berikut merupakan pendapat para ahli mengenai
pengembangan terhadap system SDLC :
- “Taylor(2004)” menjelaskan dalam manajemen sebuah proyek
pengembangan system SDLC mencakup semua dari kegiatan dari proyek
tersebut. Sedangkan untuk pengembangan system siklus hidup berfokus
pada persyaratan mewujudkan produk dari pengembangan yang telah
disepakati antara analis system dengan steakholder-steakholder yang
bersangkutan.
- “Elliot & Strachan & Radford (2004)” pengembangan system SDLC
meliputi jenis metodologi yang nantinya akan digunakan untuk
menggambarkan proses dari membangun system informasi tersebut, serta
nantinya akan diperlukan pengembangan system informasi dalam cara
yang sangat disengaja, terstruktur dan metodis.
Pengembangan dalam system ini menyediakan sebuah kerangka kerja
desainer system dan pengembang untuk mengikuti rangkaian dari setiap kegiatan
pembangunan dari system informasi tersebut. Kegiatan ini meliputi dari satu set
langkah-langkah atau sebuah fase dimana setiap tahapan dari proses SDLC
menggunakan hasil yang sebelumnya. Pengembangan dari system SDLC memiliki
beberapa model didalamnya model model tersebut memiliki fungsi dan karakteristik
masing masing, berikut merupakan model model dari SDLC :
1. Model Waterfall meripakan sebuah model pengembangan system yang
biasa sering digunakan. Dalam model pengembangan ini mempunyai sifat
linear yang dari tahap awal pengembangan dari system yaitu tahap
perencanaan, sedangkan tahap akhir pengembangan system yaitu tahap
pemeliharaan, dan tahapan berikutnya tidak akan dilaksanakan sebelum
tahapan tahapan diatas selesai dilaksanakan dan tidak akan bisa dilakukan
pengulangan ke tahap sebelumnya. Berikut merupakan gambaran dari
tahapan waterfall :
Gambar 2.1 Pengembangan SDLC 1
Dalam model ini mempunyai beberapa kelebihan serta kekurangan,
kelebihan ketika menggunakan metode ini adalah sebagai berikut :
- Proses menjadi lebih teratur karena semua terjadwal dengan rapi.
- Jadwal menjadi lebih menentu sehingga pembuatan proyek menjadi
lebih jelas dan bisa dijadikan patokan kapan proyek tersebut akan
berakhir.
- Proses yang mudah dipahami dan sangat jelas.
- Mudah dalam pengelolaan proyek.
- Kondisi requirement jelas.
Sedangkan kekurangan-kekurangan ketika menggunakan metode ini
adalah sebagai berikut :
- Metode waterfall mempunyai sifat yang kaku, dalam artinya karena
tidak mudah tanggap dalam menanggapi segala perubahan.
- Membutuhkan daftar kebutuhan yang lengkap diawal.
- Proses pengembangan relative lama, itu terjadi karena tahap
selanjutnya bisa dilakukan jika tahap sebelumnya telah selesai
dikerjakan.
2. Model Iterasi merupakan model dari pengembangan system yang
mempunyai sifat dinamis dalam artinya setiap tahapan yang ada pada
proses pengembangan system ini dapat diulang jika terdapat kesalahan
ataupun kekurangan pada saat pengerjaannya. System ini dibentuk dengan
cara setiap tahapan pengembangan system dapat dikerjakan berupa
ringkasan dan tidak lengkap, tetapi pada akhir pengembangan dari system
akan didapatkan system yang lengkap sesuai dengan apa yang
direncanakan.
3. Model Rapid Application Development (RAD) yang merupakan sebuah
model pengembangan yang melakukan beberapa penyesuaian terhadap
SDLC pada beberapa bagian sehingga proses tersebut membuat lebih
cepat nya untuk sampai pada tangan pengguna system. Metodologi RAD
ini biasa digunakan untuk mensyaratkan beberapa teknik dan alat-alat
khusus agar nantinya proses yang berjalan akan lebih cepat sehingga
waktu akan lebih efisien. Seperti contohnya adalah melakukan sesi Join
Application Development (JAD), penggunaan alat alat Computer Aided
Sofware Engineering (CASE Tools). Berikut merupakan gambaran dari
model RAD :
Gambar 2.2 Metode RAD 1
Sedangkan dalam tahapan pada model ini terdapat beberapa kelebihan
serta kekurangannya, berikut merupakan kelebihan serta kekurangan pada
tahapan model ini :
Kelebihan RAD
- Pengembangan yang relative cepat.
- Adanya prototype.
- Pengurangan penulisan kode yang kompleks, itu dikarenakan reuse
code yang sudah ada.
Kelemahan RAD
- Tidak relevan ketika model ini digunakan pada skala proyek yang
cukup besar.
- Dalam tahapan ini diperlukan untuk komitmen yang kuat antara
pengembang dengan consumer.
- Pada model proyek ini membutuhkan sumber daya yang besar untuk
skala proyek yang besar pula.
4. Model Prototyping merupakan sebuah model dari pengembangan system
yang mempunyai proses iterative dalam cara pengembangan system,
dimana requirement diubah ke dalam system yang bekerja secara terus
menerus sehingga diperbaiki melalui kerjasama antara user dan analis.
Prototype ini juga biasanya dibangun melalui beberapa tool
pengembangan system untuk menyederhanakan dari proses yang di
inginkan. Berikut merupakan model dari prototyping :
Gambar 2.3 Model Prototyping 1