68
8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi merupakan hal yang berperan penting bagi perusahaan dalam menjalankan bisnisnya. Pengertian sistem informasi beserta tujuan dari sistem informasi akan dijelaskan pada sub-sub bab berikut ini. 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi O’Brien (2008: 5) mendefinisikan sistem informasi sebagai “kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.” Pengertian sistem informasi menurut Hall (2013: 5) “The information system is the set of formal procedures by which data are collected, processed into information, and distributed to users.”, dimana maksud dari sistem informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna. Sistem informasi yang diambil dari Gelinas dan Dull (2008: 13) adalah sistem rancangan manusia yang secara umum terdiri dari komponen yang berbasis komputer dan manual komponen yang dibuat untuk mengumpulkan, menyimpan, dan mengolah untuk menghasilkan output informasi yang berguna bagi user. Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sebuah kombinasi dari berbagai komponen dan prosedur yang mengumpulkan, menyimpan, memproses menjadi infromasi, dan mengirimkan informasi tersebut kepada pengguna untuk mendukung proses pengambilan keputusan perusahaan. 2.1.2 Tujuan Sistem Informasi Tiga tujuan dasar dari sistem informasi menurut Hall (2013: 5) yaitu: 1. Untuk mendukung fungsi pengawasan dari manajemen. Pengawasan mengacu kepada tanggung jawab manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan secara tepat.

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

  • Upload
    letruc

  • View
    230

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

8

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan hal yang berperan penting bagi perusahaan dalam

menjalankan bisnisnya. Pengertian sistem informasi beserta tujuan dari sistem

informasi akan dijelaskan pada sub-sub bab berikut ini.

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi

O’Brien (2008: 5) mendefinisikan sistem informasi sebagai “kombinasi

teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi,

dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan

informasi dalam sebuah organisasi.”

Pengertian sistem informasi menurut Hall (2013: 5) “The information

system is the set of formal procedures by which data are collected, processed

into information, and distributed to users.”, dimana maksud dari sistem

informasi adalah serangkaian prosedur formal dimana data dikumpulkan,

diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pengguna.

Sistem informasi yang diambil dari Gelinas dan Dull (2008: 13) adalah

sistem rancangan manusia yang secara umum terdiri dari komponen yang

berbasis komputer dan manual komponen yang dibuat untuk mengumpulkan,

menyimpan, dan mengolah untuk menghasilkan output informasi yang berguna

bagi user.

Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan sebuah

kombinasi dari berbagai komponen dan prosedur yang mengumpulkan,

menyimpan, memproses menjadi infromasi, dan mengirimkan informasi

tersebut kepada pengguna untuk mendukung proses pengambilan keputusan

perusahaan.

2.1.2 Tujuan Sistem Informasi

Tiga tujuan dasar dari sistem informasi menurut Hall (2013: 5) yaitu:

1. Untuk mendukung fungsi pengawasan dari manajemen. Pengawasan

mengacu kepada tanggung jawab manajemen untuk mengelola sumber

daya perusahaan secara tepat.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

9

2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi

menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak manajer dalam

pengambilan keputusan.

3. Untuk mendukung operasi sehari-hari perusahaan. Sistem informasi

menyediakan informasi kepada pegawai operasional untuk membantu

mereka melaksanakan tugas mereka sehari-hari secara efektif dan efisien.

2.2 Sistem informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi merupakan bagian daripada sistem informasi

perusahaan yang memiliki kegunaan, komponen yang mendukungnya, serta siklus dari

sistem informasi akuntansi. Ira Setiawati (2007: 51) mengungkapkan bahwa sistem

informasi akuntansi meliputi pemanfaatan teknologi informasi untuk menyediakan

informasi bagi para pengguna melalui pengolahan data.

2.2.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Beberapa ahli dari berbagai literatur mendefinisikan sistem informasi

akuntansi sebagai berikut:

Sistem informasi akuntansi menurut Gelinas dan Dull (2008: 14) adalah

“Accounting information system (AIS) is a specialized subsystem of the IS. The

purpose of this separate AIS was to collect, process, and report information

related to the financial aspects of business events.” Artinya sistem informasi

akuntansi merupakan subsistem yang terspesialisasi dari sistem informasi yang

bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang

berhubungan dengan aspek-aspek keuangan dari kegiatan-kegiatan bisnis.

Considine, Parkes, Olesen, Blount, dan Speer (2012: 12) menjelaskan

“Accounting Information System is the application of technology to the

capturing, verifying, storing, sorting, and reporting of data relating to an

organisation’s activities.” Berarti sistem informasi akuntansi adalah teknologi

aplikasi yang menangkap, memverifikasi, menyimpan, mengurutkan, dan

melaporkan data yang saling berkaitan dengan aktivitas organisasi.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem

Informasi Akuntansi adalah sistem informasi berbasis komputer yang

mengumpulkan, memverifikasi, memproses, menyimpan, mengurutkan, dan

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

10

melaporkan data keuangan dari proses bisnis perusahaan yang berguna untuk

mendukung pengambilan keputusan.

2.2.2 Kegunaan Sistem Informasi Akuntansi

M. Slamet menerjemahkan kegunaan sistem informasi akuntansi

menurut Jones dan Rama (2008: 6-7), yaitu:

1. Membuat laporan yang berisi informasi yang dibutuhkan oleh pihak

eksternal perusahaan seperti para investor, kreditur, dinas pajak, badan-

badan pemerintah, dan yang lainnya.

2. Membantu para manajer dalam menjalankan aktivitas operasional yang

rutin dilakukan dalam suatu siklus operasi perusahaan.

3. Mendukung pengambilan keputusan pada semua tingkat manajemen dalam

perusahaan, baik yang dilakukan secara rutin maupun tidak.

4. Membantu dalam membuat suatu perencanaan dan juga dalam melakukan

pengendalian terhadap setiap aktivitas yang dilakukan.

5. Melaksanakan pengendalian internal, yang mencakup aturan-aturan,

kebijakan-kebijakan, prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk

melindungi aset perusahaan dari kerugian dan menjaga keakuratan data

keuangan perusahaan.

2.2.3 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat enam komponen yang membentuk sistem informasi akuntansi

menurut Romney dan Steinbart (2006: 6) yaitu:

1. People (orang), yang mengoperasikan system dan melakukan berbagai

fungsi.

2. Procedures and instruction (prosedur dan instruksi), baik manual dan

otomatis meliputi pengumpulan, pemrosesan dan penyimpanan data

mengenai kegiatan organisasi.

3. Data (data), mengenai proses bisnis organisasi meliputi semua data

transaksi yang terjadi mengenai proses bisnis organisasi.

4. Software (perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses data

organisasi.

5. Information technology infrastructure (infrastruktur teknologi informasi),

meliputi komputer, peralatan lainnya dan peralatan komunikasi jaringan

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

11

yang digunakan untuk mengumpilkan, menyimpan, memproses data, serta

mengirimkan data dan informasi.

6. Internal controls and security measures (pengendalian internal dan sistem

keamanan), yang menjaga keamanan data di dalam sistem.

2.2.4 Karakteristik Informasi

Hall (2013: 12) menjelaskan bahwa suatu informasi dikatakan berguna

atau bermanfaat bagi pemakainya jika memenuhi kriteria berikut:

1. Relevan (Relevance)

Isi sebuah laporan atau dokumen harus melayani suatu tujuan yaitu

memenuhi kebutuhan pengguna informasi. Dengan demikian laporan atau

dokumen yang bersangkutan dapat mendukung keputusan manajer.

2. Tepat Waktu (Timeliness)

Umur informasi merupakan factor yang kritikal dalam menentukan

kegunaannya. Informasi harus tidak lebih tua dari periode waktu tindakan

yang didukungnya.

3. Akurat (Accuracy)

Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Materialitas

merupakan suatu konsep yang sulit dikualifikasikan dan tidak memiliki

nilai yang absolut.

4. Lengkap (Completeness)

Tidak boleh ada bagian dari informasi yang esensial bagi pengambilan

keputusan atau pelaksanaan tugas yang hilang.

5. Rangkuman (Summarization)

Informasi harus diagregasikan agar sesuai dengan kebutuhaan user.

6. Umpan Balik (Feedback)

Merupakan pesan output yang dikirimkan kembali kepada sistem sebagai

sumber daya data. Sebagai contoh adalah laporan status persediaan sebagai

tanda kepada bagian persediaan bahwa jumlah persediaan berada di bawah

batas minimum.

2.2.5 Siklus Transaksi Pada Sistem Informasi Akuntansi

Siklus pemrosesan transaksi pada sistem didefinisikan oleh Romney

dan Steinbart (2006: 29) sebagai suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

12

perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian,

produksi, hingga penjualan barang dan jasa. Siklus transaksi pada perusahaan

dapat dibagi kedalam lima subsistem, yaitu:

1. Siklus Pendapatan (Revenue cycle), yang terdiri dari transaksi penjualan

barang dan jasa untuk pada akhirnya menerima sejumlah uang.

2. Siklus Pengeluaran (Expenditure cycle), yang terdiri dari transaksi

pembelian barang untuk dijual kembali atau bahan baku yang digunakan

untuk memproduksi barang yang pada akhirnya akan mengeluarkan

sejumlah uang.

3. Siklus Penggajian / Sumber Daya Manusia (Human Resource / Payroll

cycle), yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan dan

pembayaran atas tenaga kerja.

4. Siklus Produksi (Production cycle), yang terdiri dari peristiwa yang

berhubungan dengan pengubahan bahan mentah menjadi barang jadi yang

siap dipasarkan.

5. Siklus Pembiayaan (Financing cycle), yang terdiri dari transaksi dimana

perusahaan menjual bagian dari perusahaan kepada investor, perusahaan

meminjam sejumlah uang, dan membayar sejumlah dividen serta bunga

pinjaman kepada investor.

2.3 Teori-teori Produksi

Proses produksi merupakan proses inti dari perusahaan manufaktur untuk

menghasilkan barang yang nantinya akan dipasarkan ke masyarakat. Sebelum

melakukan proses produksi, perlu adanya perencanaan dan pengendalian atas produksi

agar perusahaan dapat mengelola harga pokok produksi seminimal mungkin.

2.3.1 Pengertian Produksi

Produksi merupakan suatu kumpulan orang, peralatan, dan aturan-

aturan yang dikelola sedemikian rupa untuk melaksanakan operasi-operasi

manufaktur dalam sebuah pabrik. Groover (2005: 1)

Hall (2013: 15) menjelaskan bahwa aktivitas produksi terjadi di dalam

siklus pengkonversian bahan baku, tenaga kerja, dan aktiva tetap yang

digunakan untuk membuat suatu barang jadi. Terdapat dua kelompok aktivitas

produksi, yaitu:

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

13

1. Aktivitas utama manufaktur. Terdiri dari aktivitas membentuk dan merakit

bahan baku menjadi barang jadi.

2. Aktivitas pendukung produksi. Aktivitas ini untuk memastikan bahwa

aktivitas utama manufaktur berjalan secara efektif dan efisien.

Jadi dapat disimpulkan bahwa produksi merupakan proses mengubah

bahan baku, tenaga kerja dengan menggunakan peralatan, aturan-aturan dalam

rangka untuk menghasilkan barang jadi.

2.3.2 Perencanaan dan Pengendalian Produksi (Production Planning and

Control)

2.3.2.1 Pengertian Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Perencanaan dan Pengendalian Produksi menurut Nasution

(2003: 14) merupakan usaha-usaha manajemen untuk merencanakan

dasar-dasar daripada proses produksi dan aliran bahan, sehingga

menghasilkan produk yang dibutuhkan pada waktunya dengan biaya

yang seminim mungkin dan mengatur serta menganalisa mengenai

pengorganisasian dan pengkoordinasian bahan-bahan, mesin-mesin dan

peralatan, tenaga manusia dan tindakan-tindakan lain yang

dibutuhkan.”

Pada dasarnya proses perencanaan produksi menurut Nasution

(2003: 13) dapat dikemukakan melalui 4 langkah utama yaitu:

1. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan perencanaan

produksi. Misalnya ramalan penjualan, produksi periode yang lalu

masih kurang dan harus diproduksi dan permintaan produk pada

titik waktu tertentu.

2. Mengembangkan data yang relevan menjadi informasi yang teratur.

3. Menentukan kapasitas produksi berdasarkan sumber daya yang

dimiliki perusahaan.

4. Melakukan partnership meeting yang dihadiri oleh para manajer

yang berhubungan dengan produksi.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

14

2.3.2.2 Peranan Perencanaan dan Pengendalian Produksi

Perencanaan dan pengendalian berperan dalam produksi

menurut Nasution (2003: 14-15) untuk mengkoordinasikan kegiatan

dari bagian-bagian yang langsung atau tidak langsung dalam

berproduksi, merencanakan, menjadwalkan, dan mengendalikan

kegiatan produksi dari mulai tahapan bahan baku, proses sampai output

yang dihasilkan berupa barang secara efektif dan efisien.”

2.3.3 Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi menurut Hansen & Mowen yang diterjemahkan

oleh Deny Arnos Kwary (2009: 60) mencerminkan total biaya barang yang

diselesaikan selama periode yang berjalan. Biaya yang dibebankan pada

barang yang telah selesai hanya biaya manufaktur yang terdiri dari biaya bahan

langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.

2.3.4 Fungsi Harga Pokok Produksi

Menurut Mulyadi (2005: 65) informasi harga pokok produksi yang

dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk:

1. Menentukan Harga Jual Produk

Biaya produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan

informasi biaya produksi per satuan produk. Dalam penetapan harga jual

produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi yang

dipertimbangkan disamping informasi biaya lain serta informasi nonbiaya.

2. Memantau Realisasi Biaya Produksi

Jika rencana produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan untuk

dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi yang

sesungguhnya dikeluarkan di dalam pelaksanaan rencana produksi tersebut.

Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk mengumpulkan

informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu

untuk memantau apakah proses produksi mengkonsumsi total biaya

produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya.

3. Menghitung Laba atau Rugi Bruto Periode Tertentu

Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran perusahaan

dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto atau

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

15

mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi biaya

produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk dalam perode

tertentu.

4. Menentukan Harga Pokok Persediaan Produk Jadi dan Produk Dalam

Proses Disajikan dalam Neraca

Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggungjawaban

keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan keuangan berupa

neraca dan laporan laba rugi. Di dalam neraca, manajemen harus

menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan harga pokok produk

yang pada tanggal neraca masih dalam proses.

2.3.5 Sistem Perhitungan Harga Pokok

Menurut Witjaksono (2006: 25), “Sistem perhitungan harga pokok

membahas mengenai tata cara atau metode penyajian informasi biaya produk

dan jasa berdasarkan informasi dari sistem akumulasi biaya dan sistem biaya.”

Secara garis besar terdapat 2 macam alternative sistem perhitungan harga

pokok, yakni:

1. Sistem Perhitungan Harga Pokok Penuh (Full Costing / Absorption

Costing)

Di dalam sistem perhitungan harga pokok penuh, seluruh biaya produksi

variabel dan biaya produksi tetap dibebankan ke produk.

2. Sistem Perhitungan Harga Pokok Variabel (Variabel Costing)

Di dalam sistem perhitugan harga pokok variabel, hanya biaya produksi

variabel saja yang dibebankan ke produk.

2.4 Sistem Produksi

Kegiatan produksi suatu perusahaan tidak terlepas dari penggunaan sistem

yang mendukung proses produksi. Terdapat beberapa jenis sistem produksi dan jenis-

jenis proses manufkatur serta dokumen-dokumen yang digunakan terkait dengan

produksi yang akan dijelaskan berikut ini.

2.4.1 Pengertian Sistem Produksi

Menurut Nasution (2003: 2), “sistem produksi merupakan kumpulan

dari subsistem-subsistem yang saling berinteraksi dengan tujuan

mentransformasi input produksi menjadi output produksi.”

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

16

Gambar 2.1: Input-output sistem produksi

Sumber: Nasution (2003: 2)

Menurut Askin & Goldberg (2006: 19), “The set of resources and

procedures involved in converting raw material into products and delivering

them to customers defined the production system.” Berarti sistem produksi

adalah suatu set sumber daya dan prosedur yang terlibat dalam mengkonversi

bahan baku menjadi produk dan memberikannya kepada pelanggan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem produksi adalah suatu set sistem

yang terdiri dari sub-sub sistem yangn saling terintegrasi untuk mengolah ayau

mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi yang akan didistribusikan

kepada para pelanggan.

2.4.2 Jenis Sistem Produksi

Menurut Nasution (2003: 3), sistem produksi menurut proses

menghasilkan output dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Proses Produksi Kontinyu (Continuous Process)

Proses kontinyu t6idak memerlukan waktu set up yang lama karena proses

ini memproduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama.

2. Proses Produksi Terputus (Intermittent Process/Discrete System)

Proses terputus memerlukan waktu total set up yang lebih lama karena

proses ini memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan,

sehingga adanya pergantian jenis barang yang diproduksi akan

membutuhkan kegiatan set up yang berbeda.

Menurut Nasution (2003: 4), karakteristik dari proses produksi yang

terus menerus (continuous process) yaitu:

1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang besar dengan variasi

yang sangat sedikit dan sudah distandarisasikan.

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

17

2. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem atau cara penyusunan

peralatan berdasarkan urutan pengerjaan dari produk yang dihasilkan.

3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-

mesin yang bersifat khusus untuk menghasilkan produk tersebut, yang

dikenal dengan nama special purpose machine.

4. Oleh karena mesin-mesin bersifat khusus dan biasanya semi otomatis,

maka pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan kecil

sekali, sehingga operatornya tidak perlu mempunyai keahlian / ketrampilan

yang tinggi untuk pengerjaan produk tersebut.

5. Apabila terjadi salah satu mesin / peralatan terhenti / rusak, maka seluruh

proses produksi akan terhenti.

6. Oleh karena itu, mesin-mesinnya bersifat khusus dan variasi dari

produknya kecil maka job structure-nya sedikit dan jumlah tenaga kerjanya

tidak perlu banyak.

7. Peersediaan bahan baku dan bahan dalam proses adalah lebih rendah

dibandingkan dengan proses produksi terputus.

8. Oleh karena mesin-mesin yang dipakai bersifat khusus, maka proses seperti

ini membutuhkan ahli pemeliharaan yang mempunyai pengetahuan dan

pengalaman yang banyak.

9. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang

menggunakan tenaga mesin seperti ban berjalan (conveyor).

Menurut Nasution (2003: 9), karakteristik dari proses yang terputus

(intermittent process) adalah:

1. Biasanya produk yang dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil dengan

variasi yang sangat besar dan didasarkan atas pesanan.

2. Proses seperti ini biasanya menggunakan sistem, atau cara penyusunan

peralatan yang berdasarkan atas fungsi dalam proses produksi, dimana

peralatan yang sama, dikelompokkan pada tempat yang sama, yang disebut

dengan process layout atau departementalisasi berdasarkan peralatan.

3. Mesin-mesin yang dipakai dalam proses produksi seperti ini adalah mesin-

mesin yang bersifat umum yang dapat digunakan untuk menghasilkan

bermacam-macam produk dengan variasi yang hamper sama.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

18

4. Pengaruh individual operator terhadap produk yang dihasilkan sangat

besar, sehingga operatornya perlu mempunyai keahlian atau ketrampilan

yang tinggi dalam pengerjaan produk tersebut.

5. Proses produksi tidak akan mudah terhenti walaupun terjadi kerusakan atau

terhentinya salah satu mesin atau perlatan.

6. Karena mesin-mesinnya bersifat umum dan variasi dari produknya besar,

maka terdapat pekerjaan yang bermacam-macam, sehingga pengawasannya

lebih sulit.

7. Persediaan bahan baku biasanya lebih tinggi, karena tidak dapat ditentukan

pesanan apa yang akan dipesan oleh pembeli dan juga persediaan bahan

dalam proses akan lebih tinggi dibandingkan proses kontinyu, karena

prosesnya terputus-putus/terhenti-henti.

8. Biasanya bahan-bahan dipindahkan dengan peralatan handling yang

bersifat fleksibel (varied path equipment) dengan menggunakan tenaga

manusia seperti kereta dorong atau forklift.

9. Sering dilakukan pemindahan bahan yang bolak-balik sehingga perlu

adanya ruangan gerak (aisle) yang besar dan ruangan tempat bahan-bahan

dalam proses (work in process) yang besar.

2.4.3 Jenis-jenis Proses Manufaktur

Menurut Hansen & Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos

Kwary (2009: 306-307), dalam perusahaan dengan sistem proses, maka unit-

unit produksi umumnya melalui setiap departemen atau proses. Dalam setiap

departemen, bahan baku, tenaga kerja, dan overhead mungkin dibutuhkan. Saat

penyelsaian proses tertentu, barang setengah jadi dipindahkan ke departemen

berikutnya. Setelah melewati departemen terakhir, barang selesai diproduksi.

Berikut adalah jenis-jenis proses manufaktur:

1. Proses berurutan (sequential processing), yaitu pola pemrosesan dengan

unit yang melewati dari suatu proses ke proses lainnya dalam serangkaian

susunan.

Gambar 2.2: Proses Manufaktur Berurutan

Sumber: Hansen & Mowen (2009: 306)

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

19

2. Proses paralel (parallel processing), yaitu pola pemrosesan dengan dua

atau lebih proses berurutan yang disyaratkan untuk menghasilkan sebuah

barang jadi.

Gambar 2.3: Proses Manufaktur Paralel

Sumber: Hansen & Mowen (2009: 307)

2.4.4 Dokumen-dokumen yang terkait dengan Produksi

Menurut Mulyadi (2010: 413), dokumentasi yang digunakan untuk

sistem produksi pada perusahaan terbagi menjadi beberapa dokumen, yaitu:

1. Surat Order Produksi

Dokumen ini merupaka surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen

produksi untuk ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan

produksi untuk memproduksi sebuah produksi, dimana berisi spesifikasi

kegiatan apa saja yang harus dilakukan, berapa jumlah yang harus

diproduksi, dan jangka waktu produksi.

Gambar 2.4: Surat Order Produksi

Sumber: Mulyadi (2010: 414)

2. Daftar Kebutuhan Bahan

Merupakan dokumen yang berisi daftar jenis dan kuantitas bahan baku

yang diperlukan untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat

order produksi.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

20

Gambar 2.5: Daftar kebutuhan Bahan Baku

Sumber: Mulyadi (2010: 415)

3. Daftar Kegiatan Produksi

Dokumen ini berisi daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang

diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order

produksi.

Gambar 2.6: Daftar Kegiatan Produksi

Sumber: Mulyadi (2010: 416)

4. Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

Merupakan dokumen yang digunakan oleh bagian produksi untuk meminta

bahan baku kepada bagian gudang untuk memproduksi produk yang

tercantum dalam surat order produksi.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

21

Gambar 2.7: Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

Sumber: Mulyadi (2010: 417)

5. Bukti Pengembalian Barang Gudang

Dokumen ini merupakan formulir untuk mengembalikan bahan baku ke

bagian gudang karena terdapat sisa bahan baku dalam produksi atau karena

bahan baku terseebut tidak dapat dipakai dalam produksi.

Gambar 2.8: Bukti Pengembalian Barang Gudang

Sumber: Mulyadi (2010: 418)

6. Kartu Jam Kerja

Dokumen yang merupakan kartu untuk mencatat jam tenaga kerja langsung

yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat

order produksi.

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

22

7. Laporan Produk Selesai

Laporan produk selesai dibuat oleh bagian produksi untuk

menginformasikan selesainya produksi pesanan tertentu kepada bagian

perencanaan dan pengawasan produksi, bagian gudang, bagian penjualan,

bagian akuntansi persediaan, dan bagian akuntansi biaya.

Gambar 2.9: Laporan Produk Selesai

Sumber: Mulyadi (2010: 419)

Menurut Romney dan Steinbart (2006: 471), dokumentasi yang

digunakan untuk siklus produksi pada perusahaan terbagi menjadi beberapa

dokumen, yaitu:

1. Dokumen kebutuhan bahan (Bill of Materials)

Merupakan dokumen yang mendeskripsikan kode part, deskripsi part, dan

kuantitas dari masing-masing part yang digunakan untuk menyelesaikan

setiap unit produk.

Gambar 2.10: Bill of Materials

Sumber: Hall (2013: 305)

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

23

2. Formulir Permintaan Bahan Baku (Materials Requisition Form)

Merupakan formulir yang berisi permintaan spesifikasi tipe part dan

kuantitas part yang dikeluarkan dari gudang untuk digunakan di tempat

produksi.

Gambar 2.11: Material Requisition

Sumber: Romney dan Steinbart (2006: 465)

3. Surat Permintaan Produksi (Production Order Form)

Merupakan surat yang mengotorisasi kegiatan produksi suatu part menjadi

sebuah produk, dimana berisi kegiatan apa saja yang harus dilakukan,

berapa jumlah yang harus diproduksi, dan lokasi dimana part tersebut

harus dikirimkan.

Gambar 2.12: Production Order

Sumber: Romney dan Steinbart (2006: 464)

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

24

4. Kartu Perpindahan Barang (Move Tickets)

Merupakan kartu yang mengidentifikasikan part yang dikirim menuju

lokasi yang dituju dan waktu pengiriman part tersebut.

Gambar 2.13: Move Ticket

Sumber: Romney dan Steinbart (2006: 465)

Menurut Garrison, Norren, dan Brewer (2010: 92), selain dokumen-

dokumen di atas ada beberapa dokumen pendukung lainnya, yaitu:

1. Formulir Permintaan Bahan Baku (Materials Requisition Form)

Merupakan formulir yang berisi permintaan spesifikasi tipe part dan kuantitas

part, harga per unit, dan total biaya yang dikeluarkan dari gudang untuk

digunakan di tempat produksi.

Gambar 2.14: Material Requisition Form

Sumber: Garrison, Norren, dan Brewer (2010: 92)

2. Kartu Biaya (Job Cost Sheet)

Merupakan dokumen yang dipersiapkan untuk setiap pekerjaan yang akan

dilaksanakan. Berisi data part, tenaga kerja, dan overhead yang dibebankan

ke setiap pesanan yang diterima.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

25

Gambar 2.15: Job Cost Sheet

Sumber: Garrison, Norren, dan Brewer (2010: 92)

3. Kartu Jam Kerja (Time Ticket)

Merupakan dokumen yang berisi ringkasan aktivitas tenaga kerja setiap

jamnya. Dokumen ini digunakan sebagai dasar untuk memasukkan biaya

tenaga kerja ke dalam pencatatan akuntansi.

Gambar 2.16: Employee Time Ticket

Sumber: Garrison, Norren, dan Brewer (2010: 93)

2.5 Biaya

Kegiatan produksi yang dilakukan perusaahaan tidak terlepas dari biaya yang

harus dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk. Berikut ini adalah penjelasan

mengenai biaya dan pengelompokan biaya, serta sistem perhitungan biaya.

2.5.1 Pengertian Biaya

Pengertian biaya menurut Mursyidi (2010: 213) adalah “suatu

pengorbanan yang dapat mengurangi kas atau harta lainnya untuk mencapai

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

26

tujuan, baik yang dapat dibebankan pada saat ini maupun pada saat yang akan

datang.”

Menurut Hansen & Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos

Kwary (2009: 47), “biaya adalah kas atau setara kas yang dikorbankan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau

di masa depan bagi organisasi.”

Menurut Carter & Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006: 29),

“akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai nilai tukar, pengeluaran atau

pengorbanan untuk memperoleh manfaat. Dalam akuntansi keuangan,

pengeluaran atau pengorbanan pada saat akuisisi diwakili oleh penyusutan saat

ini atau di masa yang akan datang dalam bentuk kas atau aktiva lain.”

Menurut Horngren, Datar, dan Foster (2009: 53), “Accountants define

cost as a resource sacrificed or forgone to achieve a specific objective. A cost

(such as direct materials or advertising) is usually measured as the monetary

amount that must be paid to acquire goods or services.” Yang dapat diartikan

bahwa akuntan mendefinisikan biaya sebagai suatu sumber yang dikorbankan

untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Biaya (seperti bahan baku langsung

atau periklanan) biasanya diukur sebagai jumlah moneter yang harus dibayar

untuk memperoleh barang atau jasa.

Dapat disimpulkan bahwa biaya adalah nilai tukar berupa kas atau

setara kas yang dikorbankan untuk memperoleh barang atau jasa yang

diharapkan dapat memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi

organisasi untuk mencapai tujuannya.

2.5.2 Klasifikasi Umum Biaya

Menurut Garrison, Norren, dan Brewer (2010: 36), terdapat beberapa

klasifikasi umum biaya yang meliputi: klasifikasi biaya menurut fungsi pokok

perusahaan, konsep akuntansi keuangan, isi Laporan Keuangan, prediksi

perilaku biaya, pembebanan biaya ke obyek biaya, dan pembuatan keputusan.

Andre Henri Slat (2013: 111) juga menyatakan bahwa dalam penentuan

harga pokok produksi harus diperhatikan unsur-unsur biaya yang termasuk ke

dalamnya, dan mengalokasikan unsur-unsur biaya tersebut secara tepat,

sehingga dapat menggambarkan pengorbanan sumber ekonomi yang

sesungguhnya.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

27

2.5.2.1 Klasifikasi biaya menurut Fungsi Pokok Perusahaan

Garrison & Noreen (2010: 36) juga menyatakan bahwa

beberapa perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam

dua kategori besar:

1. Biaya Produksi

Perusahaan manufaktur membagi biaya produksi ke dalam tiga

kategori:

a. Bahan Langsung (Direct Material)

Merupakan bahan yang digunakan untuk menghasilkan produk

jadi. Bahan baku berkaitan dengan semua jenis bahan yang

digunakan dalam pembuatan produk jadi;dan produk jadi suatu

perusahaan dapat menjadi bahan baku bagi perusahaan yang

lainnya. Bahan langsung adalah bahan yang menjadi bagian tak

terpisahkan dari produk jadi, dan dapat ditelusuri secara fisik

dan mudah ke produk tersebut.

b. Tenaga kerja langsung (Direct Labor)

Istilah tenaga kerja langsung (Direct Labor) digunakan untuk

biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri dengan mudah ke

produk jadi. Tenaga kerja langsung biasanya disebut juga

tenaga kerja manual (touch labor) karena tenaga kerja langsung

melakukan kerja tangan atas produk pada saat produksi. Biaya

tenaga kerja misalnya adalah tenaga kerja bagian perakitan

seperti halnya biaya untuk tukang kayu, tukang batu, dan

operator mesin. Biaya tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri

secara fisik dalam pembuatan produk disebut tenaga kerja tidak

langsung dan diperlakukan sebagai bagian biaya overhead

pabrik.

c. Biaya overhead pabrik (Manufacturing Overhead)

Biaya ini mencakup seluruh biaya produksi yang tidak termasuk

dalam bahan langsung dan tenaga kerja langsung. Biaya

overhead pabrik termasuk bahan tidak langsung, tenaga kerja

tidak langsung, pemeliharaan dan perbaikan peralatan produksi,

listrik dan penerangan, pajak properti, depresiasi, asuransi

fasilitas-fasilitas produksi, dan lain-lainnya. Hanya biaya-biaya

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

28

yang berkaitan dengan operasi pabrik yang termasuk kategori

biaya overhead produksi.

Biaya overhead pabrik ditambah dengan biaya tenaga kerja

disebut biaya konversi (conversion cost). Istilah tersebut

muncul dari fakta bahwa biaya tenaga kerja langsung dan biaya

overhead pabrik terjadi dalam proses konversi dari bahan baku

menjadi produk jadi. Gabungan antara biaya tenaga kerja

langsung dengan bahan langsung disebut biaya utama (prime

cost).

2. Biaya Nonproduksi

Umumnya, biaya nonproduksi dibagi menjadi dua yaitu:

a. Biaya pemasaran atau penjualan

Meliputi semua biaya yang diperlukan untuk menangani

pesanan konsumen dan memperoleh produk atau jasa untuk

disampaikan kepada konsumen. Biaya-biaya tersebut disebut

pemerolehan pesanan (ordergetting) dan pemenuhan pesanan

(order-filling). Biaya pemasaran meliputi pengiklanan,

pengiriman, perjalanan dalam rangka penjualan, komisi

penjualan, gaji untuk bagian penjualan, dan biaya penyimpanan

(gudang) produk jadi.

b. Biaya administrasi

Meliputi pengeluaran eksekutif, organisasional, dan

klerikal yang berkaitan dengan manajemen umum organisasi.

Contoh dari biaya administrasi ini adalah gaji eksekutif,

akuntansi umum, kesekretariatan, humas, dan biaya sejenis

yang terkait dengan administrasi umum organisasi secara

keseluruhan.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

29

Gambar 2.17 Ringkasan Terminologi Biaya

Sumber: Garrison & Noreen (2010: 40)

2.5.2.2 Klasifikasi biaya menurut Konsep Akuntansi Keuangan

Garrison & Noreen (2010: 38) mengklasifikasikan biaya

menjadi:

1. Biaya Produk (product cost)

Biaya produk mencakup semua biaya yang terkait dengan

pemerolehan atau pembuatan suatu produk. Dalam kasus produk

manufaktur, biaya-biaya ini terdiri atas bahan langsung, tenaga

kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya produk dianggap

“melekat” pada unit produk pada saat barang dibeli atau diproduksi,

dan biaya tersebut tetap melekat pada barang yang kemudian

menjadi persediaan yang menunggu untuk dijual.

2. Biaya Periodik (period cost)

Biaya periodik adalah semua biaya yang tidak termasuk

dalam biaya produk. Biaya-biaya ini dicatat sebagai beban di

laporan laba rugi pada periode saat biaya tersebut terjadi dengan

menggunakan peraturan akuntansi akrual. Biaya periodek tidak

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

30

termasuk biaya pembelian maupun produksi barang. Contoh biaya

periodik adalah komisi penjualan, sewa kantor, dan seluruh beban

penjualan dan administrasi. Biaya periodik akan dimasukkan ke

laporan laba rugi sebagai beban pada periode terjadinya.

2.5.2.3 Klasifikasi biaya dalam Laporan Keuangan

Pencatatan akuntansi untuk perusahaan manufaktur menurut

Garrison & Noreen (2010: 41) yaitu:

1. Neraca

Perusahaan dagang hanya memiliki satu jenis persediaan barang

yang dibeli dari pemasok yang dimiliki sampai barang tersebut

dijual ke konsumen. Sebaliknya dalam perusahaan manufaktur

terdapat tiga jenis persediaan yaitu bahan baku, barang dalam

proses, dan barang jadi.

2. Laporan Laba Rugi

Perhitungan Harga Pokok Penjualan pada perusahaan manufaktur

dan perusahaan dagang sedikit berbeda karena faktor

persediaannya.

Harga Pokok

Penjualan (HPP

Perusahaan Dagang)

= Persediaan Awal + Pembelian -

Persediaan Akhir

Harga Pokok Penjualan

(HPP Perusahaan

Manufaktur)

=

Persediaan Awal Barang Jadi + Harga

Pokok Produksi - Persediaan Akhir

Barang Jadi

2.5.2.4 Klasifikasi biaya untuk Memprediksi Perilaku Biaya

Menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006:

58) perilaku biaya umumnya dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Biaya Tetap

Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak

berubah saat aktivitas bisnis meningkat atau menurun. Misalnya

overhead pabrik memasukkan item seperti supervisi, penyusutan,

sewa, asuransi properti, pajak properti.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

31

2. Biaya Variabel

Biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang secara total

meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam

aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan

dalam aktivitas. Biaya variabel termasuk biaya bahan baku

langsung, tenaga kerja langsung, beberapa perlengkapan, beberapa

tenaga kerja tidak langsung, alat-alat kecil, pengerjaan ulang, dan

unit-unit yang rusak. Biaya variabel biasanya dapat

diidentifikasikan langsung dengan aktivitas yang menimbulkan

biaya.

3. Biaya Semivariabel

Biaya semivariabel didefinisikan sebagai biaya yang

memperlihatkan baik karakteristik-karakteristik dari biaya tetap

maupun biaya variabel. Contoh biaya tersebut adalah biaya listrik,

air, gas, bensin, batu bara, perlengkapan, pemeliharaan, beberapa

tenaga kerja tidak langsung, asuransi jiwa kelompok untuk

karyawan, biaya pensiun, pajak penghasilan, biaya perjalanan dinas,

dan biaya hiburan.

2.5.2.5 Klasifikasi biaya untuk Pembebanan Biaya ke Obyek Biaya

Menurut Horngren, Datar, dan Foster yang diterjemahkan oleh

Desi Adhariani (2005: 35), penelurusan atau pelacakan biaya serta

pengalokasian biaya terbagi menjadi:

1. Biaya langsung

Biaya langsung suatu obyek biaya terkait dengan suatu obyek biaya

dan dapat dilacak ke obyek biaya tertentu dengan cara yang layak

secara ekonomi (biaya efektifitas). Istilah biaya terlacak (cost

tracing) digunakan untuk menggambarkan pembebanan biaya

langsung atas suatu obyek biaya.

2. Biaya tidak langsung

Biaya tidak langsung suatu obyek biaya berkaitan dengan suatu

obyek biaya namun tidak dapat dilacak ke obyek biaya tertentu

dengan cara yang layak secara ekonomis (biaya efektifitas). Istilah

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

32

alokasi biaya (cost allocation) digunakan untuk menggambarkan

pembebanan biaya tidak langsung pada suatu obyek biaya.

2.5.2.6 Klasifikasi biaya untuk Pembuatan Keputusan

Garrison & Noreen (2010: 52) mendefinisikan klasifikasi biaya

yang digunakan untuk mengambil keputusan yaitu:

1. Biaya Diferensial (differential cost)

Keputusan melibatkan proses pemilihan dari berbagai alternatif

yang ada. Setiap alternatif memiliki konsekuensi biaya dan manfaat

yang harus dibandingkan dengan biaya dan manfaat yang akan

diperoleh dari alternatif lain yang tersedia. Perbedaan biaya antara

dua alternatif disebut biaya diferensial. Perbedaaan penghasilan

anatara dua alternatif disebut pendapatan diferensial.

Biaya diferensial disebut juga biaya inkremental (incremental cost

), meskipun secara teknis yang dimaksud biaya inkremental

berkaitan dengan kenaikan biaya yang terjadi karena perubahan dari

suatu alternatif ke alternatif lainnya, sedangkan penurunan biaya

sering disebut biaya dekremental (decremental cost).

2. Biaya Kesempatan (opportunity cost)

Biaya kesempatan atau biaya peluang adalah manfaat potensial

yang akan hilang bila salah satu alternatif telah dipilih dari

sejumlah alternatif yang tersedia. Biaya kesempatan tidak selalu

dicatat dalam catatan akuntansi organisasi, tetapi merupakan biaya

yang harus selalu dipertimbangkan dalam setiap pengambilan

keputusan. Setiap alternatif biaya memiliki biaya kesempatan yang

melekat padanya.

3. Biaya Tertanam (sunk cost)

Biaya tertanam adalah biaya yang telah terjadi dan tidak dapat

diubah oleh keputusan apa pun yang dibuat saat ini atau pun masa

yang akan datang. Biaya tertanam bukanlah biaya diferensial, oleh

karenanya biaya tertanam dapat diabaikan dalam pembuatan

keputusan.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

33

2.5.3 Sistem Perhitungan Biaya

Menurut Carter dan Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006: 155),

tujuan penting dari sistem perhitungan biaya manapun adalah untuk

menentukan biaya dari barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Sistem perhitungan biaya sebaiknya ekonomis untuk dioperasikan dan

membebankan sejumlah biaya ke setiap produk sedemikian rupa sehingga

merefleksikan biaya dari sumber daya yang digunakan untuk memproduksi

produk tersebut. Ada dua sistem akumulasi biaya, yaitu:

1. Sistem Perhitungan Biaya berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) (2006:

127).

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (Job Order

Costing atau Job Costing), biaya produksi diakumulasikan untuk setiap

pesanan (job) yang terpisah; suatu pesanan adalah output yang

diidentifikasikan untuk memenuhi pesanan pelanggan tertentu atau untuk

mengisi kembali suatu item dari persediaan. Untuk menghitung biaya

berdasarkan pesanan secara efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan

secara terpisah. Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan

sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus ada perbedaan penting dalam

biaya per unit suatu pesanan dengan pesanan lain.

2. Sistem Perhitungan Biaya berdasarkan Proses (Process Costing) (2006:

156).

Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan proses, bahan baku,

tenaga kerja, dan overhead pabrik dibebankan ke pusat biaya. Biaya yang

dibebankan ke setiap unit ditentukan dengan membagi total biaya yang

dibebankan ke pusat biaya dengan total unit yang diproduksi. Pusat biaya

biasanya adalah departemen, tetapi bisa juga pusat pemrosesan dalam satu

departemen. Persyaratan utama adalah semua produk yang diproduksi

dalam suatu pusat biaya selama suatu periode harus sama dalam hal sumber

daya yang dikonsumsi; bila tidak, perhitungan biaya berdasarkan proses

dapat mendistorsi biaya produk.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

34

2.6 Job Order Costing

Salah satu sistem perhitungan biaya yang akan dibahas dalam penelitian ini

adalah sistem perhitungan biaya berdasarkan pesanan (job order costing) yang

meliputi pengertian, karakteristik, manfaat, serta tahapan perhitungan job order

costing.

2.6.1 Pengertian Job Order Costing System

Menurut Hansen & Mowen yang diterjemahkan oleh Deny Arnos

Kwary (2009: 290), Job Order Costing merupakan suatu sistem perhitungan

biaya yang memungkinkan biaya dikumpulkan dan dibebankan ke dalam unit

produksi untuk setiap pekerjaan.

Menurut Carter & Usry yang diterjemahkan oleh Krista (2006: 127)

mengemukakan bahwa Job Order Costing merupakan metode perhitungan

biaya yang mengakumulasikan biaya untuk setiap pesanan, setiap batch, setiap

lot, atau setiap pesanan pelanggan.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Job

Order Costing melakukan akumulasi biaya- biaya berdasarkan pekerjaan yang

terpisah dan berbeda berdasarkan pesanan, dimana untuk menghimpun biaya-

biaya tersebut dilakukan dengan memisahkan secara cermat biaya dari suatu

pekerjaan spesifik dari biaya-biaya pekerjaan lainnya.

Gambar 2.18: Arus Dokumen dalam Sistem Perhitungan Biaya

Berdasarkan Pesanan

Sumber: Garrison & Noreen (2010: 99)

2.6.2 Karakteristik Job Order Costing System

Menurut Mulyadi (2005: 38), karakteristik perusahaan yang

menggunakan job order costing adalah sebagai berikut :

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

35

1. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan

spesifikasi pemesanan.

2. Biaya produksi digolongkan berdasarkan hubungannya dengan produk

menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

3. Biaya produksi langsung terdiri biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja

langsung.

4. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai beban pokok produksi

pesanan tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi.

5. Beban pokok produksi per unit dihitung pada saat pesanan selesai

diproduksi dengan cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan

untuk pesanan tersebut dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dalam

pesanan yang bersangkutan.

Menurut Blocher et al. yang diterjemahkan Susty Ambariani (2001:

553) menyebutkan, perbedaan karakteristik antara sistem biaya berdasarkan

pesanan dengan sistem biaya berdasarkan proses adalah:

Tabel 2.1 Perbedaan Job Order Costing dengan Process Costing

Sumber: Blocher et al. (2001: 553)

Sistem Biaya Pesanan Sistem Biaya Proses

Biaya produksi diakumulasikan

berdasarkan biaya yang dikeluarkan

Biaya produksi diakumulasikan

berdasarkan proses atau departemen

Produk dan jasa berbeda-beda Produk dan jasa homogen diproduksi

secara massal

Biaya per unit dihitung dengan cara

membagi biaya pesanan total dengan

unit produk atau jasa yang diproduksi.

Penghitungan biaya per unit dilakukan

pada saat pesanan telah selesai

Biaya per unit dihitung dengan cara

membagi biaya proses total dalam

suatu periode dengan unit produk dan

jasa yang dihasilkan. Perhitungan

biaya per unit dilakukan pada setiap

akhir periode.

2.6.3 Tahapan Job Order Costing System

Langkah – langkah dalam perhitungan job order costing menurut

Syenny Sutikno (2012) yaitu:

1. Identifikasi pekerjaan yang dipilih sebagai obyek biaya

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

36

Agar rincian dari perhitungan biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan

pekerjaan yang dilakukan, maka harus diidentifikasi pekerjaan sesuai

dengan obyek biaya.

2. Identifikasi biaya langsung pekerjaan

Dalam mengidentifikasi biaya manufaktur, yang dikategorikan menjadi

biaya manufaktur langsung yaitu bahan baku langsung dan tenaga kerja

manufaktur langsung.

3. Pilih dasar alokasi biaya yang digunakan untuk mengalokasikan biaya tidak

langsung ke pekerjaan

Biaya manufaktur tidak langsung adalah biaya – biaya yang diperlukan

untuk menjalankan suatu pekerjaan namun tidak dapat dilacak langsung ke

pekerjaan tertentu.

4. Identifikasi biaya tidak langsung yang terkait dengan setiap dasar alokasi

biaya

Alokasi tunggal berdasarkan jam kerja tenaga manufaktur langsung dapat

digunakan untuk mengalokasikan biaya manufaktur tidak langsung bagi

produk.

5. Hitung tarif per unit dari setiap dasar alokasi biaya yang digunakan untuk

mengalokasikan biaya tidak langsung ke pekerjaan.

Untuk setiap cost pool, tarif biaya tidak langsung (indirect cost rate)

dihitung dengan cara membagi biaya overhead total dalam pool biaya

(yang ditentukan pada langkah 4) dengan kuantitas total dari dasar alokasi

biaya (yang ditentukan pada langkah 3), untuk perhitungannya dapat dilihat

di bawah ini.

Tarif biaya tidak

langsung aktual =

Biaya total aktual dalam cost pool biaya tidak langsung

Total kuantitas aktual dari dasar alokasi biaya

6. Hitung biaya tidak langsung yang dialokasikan ke pekerjaan

Biaya tidak langsung dari suatu pekerjaan dihitung dengan mengalihkan

kuantitas aktual dari setiap dasar alokasi biaya (satu dasar alokasi untuk

setiap pool) yang terkait dengan pekerjaan itu dengan tarif biaya tidak

langsung dari setiap dasar alokasi biaya (yang dihitung pada langkah 5).

7. Hitung biaya total pekerjaan dengan menambahkan seluruh biaya langsung

dan tidak langsung yang dibebankan ke pekerjaan.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

37

Seluruh biaya yang terkait seperti manufaktur langsung yang meliputi

bahan baku langsung dan tenaga kerja manufaktur langsung, serta biaya

manufaktur tidak langsung.

2.6.4 Prosedur Pencatatan Pada Job Order Costing

Dalam Job Order Costing, perkiraan buku besar umum barang dalam

proses ditunjang oleh perkiraan buku besar pembantu biaya pesanan,di mana

catatan terpisah menunjukkan rincian biaya setiap pesanan yang ada dalam

proses produksi. Rincian tersebut dicatat dalam kartu biaya pesanan (Job

Order Cost Sheet), yang dapat berbentuk kertas/manual atau

elektronik/terotomatisasi. Job Order Cost Sheet merupakan catatan yang

penting dalam Job Order Costing System. Job Order Cost Sheet ini berfungsi

sebagai rekening pembantu yang digunakan untuk mengumpulkan biaya

produksi tiap pesanan produk. Job Order Costing System harus memiliki

kemampuan untuk mengidentifikasi jumlah bahan baku langsung, tenaga kerja

langsung, dan overhead yang dikonsumsi oleh setiap pekerjaan. Dokumentasi

dan prosedur dibutuhkan untuk mengaitkan input manufaktur yang digunakan

oleh suatu pekerjaan, dengan pekerjaan itu sendiri. Kebutuhan ini dipenuhi

melalui penggunaan lembar formulir bahan baku langsung, kartu jam kerja

untuk tenaga kerja langsung, dan dokumen sumber untuk penggerak aktivitas

lainnya yang mungkin digunakan dalam pembebanan overhead.

2.6.4.1 Pencatatan Biaya Bahan Baku

a. Pembelian Bahan Baku

Saat bahan baku diterima, akun bahan baku didebet (sedangkan

pada sistem periodik, yang didebet adalah akun pembelian).

Kuantitas dan harga per unit dari setiap pembelian dicatat dalam

kartu catatan bahan baku. Satu kartu digunakan untuk setiap jenis

bahan baku. Ayat jurnalnya adalah:

Persediaan Bahan baku xxx

Utang usaha xxx

b. Penggunaan Bahan Baku

Biaya bahan baku langsung dibebankan ke pekerjaan dengan

menggunakan dokumen sumber yang disebut Formulir permintaan

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

38

bahan baku (Materials Requisitions). Formulir ini mencatat jenis,

jumlah, dan harga per unit bahan yang dikeluarkan dari gudang dan

yang paling penting nomor pekerjaan. Dengan menggunakan

formulir ini, departemen akuntansi biaya dapat mencatat biaya

bahan baku langsung ke dalam kartu biaya pesanan. Apabila sistem

akuntansinya terotamatisasi, penjurnalan ini langsung masuk ke

dalam data pada terminal komputer, dengan menggunakan formulir

permintaan bahan baku sebagai dokumen sumber. Program

komputer selanjutnya memasukkan biaya bahan baku langsung

tersebut ke dalam catatan setiap pekerjaan. Sebagai tambahan untuk

penyediaan informasi penting pada pembebanan biaya bahan baku

langsung ke pekerjaan, formulir permintaan bahan baku juga

memilki item dari data lain, seperti nomor permintaan, tanggal dan

tanda tangan. Data-data ini bermanfaat untuk melakukan

pengendalian atas persediaan bahan baku langsung. Tanda tangan

misalnya, memindahkan tanggung jawab bahan baku dari gudang,

kepada orang yang menerima bahan baku, biasanya supervisor

produksi.

Pencatatan pemakaian bahan baku dilakukan dengan mendebit

rekening barang dalam proses dan mengkredit rekening persediaan

bahan baku atas dasar dokumen bukti permintaan dan pengeluaran

barang gudang. Ayat Jurnalnya adalah :

2.6.4.2 Pencatatan Biaya Tenaga Kerja

Dalam Job Order Costing harus dipisahkan antara upah tenaga

kerja langsung dengan upah tenaga kerja tidak langsung. Alat yang

digunakan untuk membebankan biaya tenaga kerja langsung ke setiap

pesanan adalah dokumen sumber yang disbut dengan Kartu Jam Kerja.

Setiap hari, pegawai perusahaan mengisi kartu jam kerja yang

mengidentifikasi nama, tingkat gaji, dan jam kerja tiap pekerjaan. Kartu

jam kerja ini dikumpulkan dan dikirim ke departemen akuntansi biaya,

yang menggunakan informasi tersebut untuk mencatat biaya tenaga

Barang dalam proses - biaya bahan baku xxx

Utang usaha xxx

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

39

kerja langsung ke pekerjaan tertentu. Kartu jam kerja digunakan hanya

untuk tenaga kerja langsung. Oleh karena tenaga kerja tidak langsung

ada di semua pekerjaan, biayanya termasuk overhead dan dialokasikan

dengan menggunakan satu atau lebih tarif overhead yang telah

dianggarkan. Upah tenaga kerja langsung dicatat dengan mendebit

rekening barang dalam proses, dan dicatat pula dalam dalam kartu

harga pokok pesanan yang bersangkutan. Upah tenaga kerja tidak

langsung, dicatat dengan mendebit rekening biaya overhead pabrik

sesungguhnya. Pencatatan biaya tenaga kerja dilakukan melalui 3,

yaitu:

1. Pencatatan biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan

Atas dasar daftar gaji dan upah yang dibuat, jurnal untuk mencatat

biaya tenaga kerja yang terutang oleh perusahaan adalah sebagai

berikut:

Gaji dan upah xxx

Utang gaji dan upah xxx

2. Pencatatan distribusi biaya tenaga kerja

Kebanyakan perusahaan mendistribusikan biaya tenaga kerja secara

bulanan, kartu jam kerja karyawan diurutkan berdasarkan pesanan,

datanya dimasukkan ke dalam kartu biaya pesanan, dan dicatat

dengan menggunakan ayat jurnal sebagai berikut:

Barang dalam proses – biaya upah langsung xxx

Biaya upah tidak langsung xxx

Beban gaji xxx

3. Pencatatan Pembayaran Gaji dan upah

Pembayaran gaji dan upah yang terutang dicatat dengan jurnal

berikut:

Utang gaji dan upah xxx

Kas xxx

2.6.4.3 Pencatatan Biaya Overhead pabrik

Pencatatan biaya overhead pabrik dibagi menjadi dua:

pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

40

berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan pencatatan biaya

overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Di dalam Job Order

Costing, produk dibebani biaya overhead pabrik dengan menggunakan

tarif yang ditentukan di muka. Tarif biaya overhead pabrik ini dihitung

berdasarkan angka anggaran biaya overhead pabrik.

Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan

tarif adalah:

Barang dalam proses xxx

Biaya overhead pabrik yang dibebankan xxx

Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

terjadi, misalnya pada parusahaan terdapat penyusutan mesin dan

asuransi pabrik yang sudah jatuh tempo untuk bulan tersebut, maka

jurnalnya adalah:

Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya

xxx

Akumulasi depresiasi mesin xxx

Asuransi dibayar dimuka xxx

2.6.4.4 Pencatatan Harga pokok produk Jadi

Pesanan yang telah selesai diproduksi ditransfer ke bagian

gudang oleh bagian produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai

diproduksi ini dapat dihitung dari informasi biaya yang dikumpulkan

dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Jurnal untuk

mencatat harga pokok produk jadi tersebut adalah sebagai berikut:

Persediaan Produk jadi xxx

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja langsung xxx

Biaya overhead pabrik xxx

2.6.4.5 Pencatatan harga pokok produk dalam proses

Pada akhir periode kemungkinan terdapat pesanan yang belum

selesai diproduksi. Biaya yang telah dikeluarkan untuk pesanan tersebut

dapat dilihat dalam kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

41

Jurnal untuk mencatat harga pokok produk dalam proses adalah sebagai

berikut:

Persediaan Produk Dalam Proses xxx

Biaya bahan baku xxx

Biaya tenaga kerja xxx

Biaya overhead pabrik xxx

2.6.4.6 Pencatatan harga pokok produk yang dijual

Harga pokok produk yang diserahkan kepada pemesan dicatat

dalam rekening harga pokok penjualan dan rekening persediaan produk

jadi. Jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang diserahkan

kepada pemesan adalah sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan xxx

Persediaan produk jadi xxx

2.6.4.7 Pencatatan Pendapatan penjualan Produk

Pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk kepada

pemesan dicatat dengan mendebit rekening piutang dagang dan

mengkredit rekening hasil penjualan. Jurnal yang dibuat untuk

mencatat piutang pemesan adalah sebagai berikut:

2.7 Laporan Biaya Produksi

Setiap biaya yang dikeluarkan untuk produksi akan dihitung dan dirangkum ke

dalam sebuah bentuk laporan biaya produksi yang memberikan informasi bagi pihak

manajemen untuk mendukung pengambilan keputusan.

Laporan produksi menurut Hansen & Mowen yang diterjemahkan oleh Deny

Arnos Kwary (2009: 308) adalah “dokumen yang meringkas aktivitas manufaktur

yang terjadi di suatu departemen dalam periode tertentu. Laporan produksi berisi

informasi biaya-biaya yang ditambahkan dalam departemen itu sendiri, seperti bahan

baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead.” Adapun laporan produksi

terbagi menjadi dua bagian yaitu:

1. Bagian informasi unit, yang memiliki dua sub bagian utama yaitu:

a. Unit untuk diperhitungkan

Piutang dagang xxx

Hasil Penjualan xxx

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

42

b. Unit yang telah dihitung

2. Bagian informasi biaya, yang memiliki dua sub bagian utama yaitu:

a. Biaya untuk diperhitungkan

b. Biaya yang telah dihitung

2.8 Sistem Pengendalian Internal

Dalam menjalankan suatu proses produksi, perusahaan menggunakan

pengendalian internal untuk memastikan proses tersebut berjalan sesuai dengan

prosedur yang berlaku dan mencegah terjadinya penyimpangan. Pada sub-sub bab

berikut ini akan dibahas mengenai pengertian, tujuan, dan komponen-komponen

terkait pengendalian internal yang ada.

2.8.1 Pengertian Pengendalian Internal

Gelinas dan Dull (2008: 216) dalam Committee of Sponsoring

Organization (COSO) mendefinisikan pengendalian internal sebagai suatu

proses yang dipengaruh oleh dewan direksi, manajemen, dan pihak personal

lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan jaminan atau

keyakinan yang memadai terkait dengan pencapaian tujuan seperti efektivitas

dana efisiensi operasi, kehandalan laporan keuangan, dan ketaatan dengan

peraturan yang berlaku.

2.8.2 Tujuan Sistem Pengendalian Internal

Adapun tujuan dari pengendalian internal menurut Romney dan

Steinbart (2006: 96) adalah sebagai berikut:

1. Menjaga asset, termasuk mencegah atau mendeteksi, secara regular,

perolehan, penggunaan, atau pembuangan material yang tidak terotorisasi

dari asset perubahan.

2. Memelihara catatan dalam detil yang cukup untuk secara akurat dan sesuai

menggambarkan asset perusahaan.

3. Menyediakan informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

4. Menyediakan kepastian bahwa laporan keuangan dipersiapkan sesuai

dengan GAAP.

5. Meningkatkan efisiensi operasional termasuk memastikan penerimaan dan

pengeluaran perusahaan dibuat sesuai dengan otorisasi manajer dan

direktur.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

43

6. Meningkatkan kedisiplinan terhadap kebijakan manjerial yang telah

ditetapkan.

2.8.3 Komponen-komponen Pengendalian Internal

Terdapat lima komponen yang berhubungan dengan pengendalian

internal menurut Jones dan Rama (2008: 134) yang diterjemahkan oleh M.

Slamet Wibowo, yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Berkaitan dengan faktor-faktor umum yang menetapkan sifat organisasi

dan memengaruhi kesadaran karyawannya terhadap pengendalian. Faktor-

faktor ini meliputi integritas, nilai etika, filosofi manajemen, dan gaya

operasi manajemen. Juga meliputi cara manajemen memberikan wewenang

dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan karyawannya, serta

perhatian dan arahan yang diberikan oleh dewan direksi.

2. Penilaian Resiko (Risk Assesment)

Merupakan proses identifikasi dan analisis terhadap resiko yang dapat

mengganggu pencapaian sasaran pengendalian internal.

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

Merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi

untuk menghadapi resiko-resiko yang mungkin terjadi. Adapun aktivitas

pengendalian meliputi:

a. Penelaahan kinerja (Performance review)

Yaitu kegiatan yang berhubungan dengan analisis terhadap kinerja,

dengan cara membandingkan hasil yang didapat dengan anggaran,

standar perhitungan, dan data pada periode sebelumnya.

b. Pemisahan tugas (Segregation of duties)

Mencakup pembebanan tanggung jawab untuk melakukan otorisasi

transaksi, pelaksanaan transaksi, mencatat transaksi, dan pemeliharaan

aset kepada karyawan yang berbeda-beda

c. Pengendalian aplikasi (Application control)

Berhubungan dengan pengendalian yang diterapkan dalam aplikasi

sistem informasi akuntansi.

d. Pengendalian umum (General control)

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

44

Adalah pengendalian umum yang berkaitan dengan banyak aplikasi.

Sebagai contoh, pengendalian yang membatasi akses ke komputer,

peranti lunak, dan data perusahaan. Pengendalian umum juga

mencakup pengendalian atas proses pengembangan dan pemeliharaan

peranti lunak aplikasi.

4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Sistem informasi yang dimiliki perusahaan merupakan kumpulan dari

prosedur (baik otomatis maupun manual) dan pencatatan yang dibuat untuk

memulai, mencatat, memproses, dan melaporkan kejadian atas proses-

proses entitas. Komunikasi meliputi penyediaan pemahaman mengenai

peran dan tanggung jawab individu.

5. Pengawasan (Monitoring)

Manajemen harus mengawasi pengendalian internal untuk memastikan

bahawa pengendalian organisasi berfungsi sebagaimana dimaksudkan.

2.8.4 Pengendalian pada proses produksi

Sebuah siklus produksi perlu dilakukan adanya pengendalian. Van Der

Bij, Hans & Jeroen H.W. Van Ekert (2010 : 676) mengungkapkan bahwa

“Production control system comprises a system of tasks, methods, and means,

which an organisation uses to agree and maintain the availability of products

to the expectations of the internal or external customer with respect to time,

quantity, and place.”, dimana perusahaan mengelola produk terbaik yang

dihasilkan demi pelanggannya melalui sistem pengendalian produksi yang

memiliki metode, sistem kerja, dan batasan terkait produksi tersebut.

Hall (2013: 313) juga menjabarkan pengendalian yang berkaitan

dengan siklus produksi meliputi:

1. Transaksi yang Terotorisasi (Transaction Authorization)

Transaksi yang terotorisasi pada siklus produksi meliputi:

a. Pada perusahaan manufaktur, perencanaan dan pengendalian produksi

(production planning and control) mengotorisasi kegiatan produksi

dengan mengeluarkan surat permintaan kerja (work order). Dokumen

ini berisi berapa banyak produksi yang akan dilakukan dimana

merupakan selisih dari banyaknya produk yang diminta berdasarkan

ramalan penjualan dengan jumlah finished good yang ada.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

45

b. Kartu perpindahan (Move tiket) ditandatangani oleh setiap supervisor

dari setiap departemen untuk setiap aktivitas dan perpindahan dari

produk.

c. Permintaan bahan baku (material requisition) diotorisasi oleh bagian

penyimpanan untuk dikeluarkan dari gudang penyimpanan dan

dikirimkan ke tempat produksi.

2. Pemisahan Tugas (Segregation of Duties)

Salah satu tujuan dari prosedur pengendalian ini adalah untuk memisahkan

tugas dari transaksi yang terotorisasi dan proses transaksi. Tujuan lain

adalah untuk memisahkan pencatatan dan yang memegang asset.

3. Supervisi (Supervision)

Prosedur supervise berikut terkait dengan siklus produksi:

a. Supervisor yang berasa di tempat produksi mengawasi pemakaian

bahan baku yang digunakan di proses produksi. Ini dilakukan untuk

memastikan bahwa semua bahan baku yang dikeluarkan dari gudang

digunakan dalam produksi dan meminimalisir pemborosan bahan baku.

Kartu jam kerja (time cards) karyawan dan kartu kerja (job tickets) juga

harus diperiksa untuk akurasi.

4. Kontrol Akses (Access Control)

Siklus produksi memungkinkan akses secara langsung maupun tidak

langsung.

a. Akses secara langsung ke asset

1) Perusahaan cenderung membatasi hak akses ke dalam area sensitif

seperti gudang, tempak produksi, dan gudang penyimpanan finished

good. Cara mengontrolnya seperti adanya identifikasi tanda

pengenal, petugas keamanan, alat pengintaian, dan berbagai sensor

elektronik dan alarm.

2) Pemakaian standard cost menyediakan sebuah akses kontrol.

Dengan menspesifikasikan jumlah bahan baku dan tenaga kerja

untuk setiap produk, perusahaan membatasi akses yang tidak

terotorisasi

b. Akses tidak langsung ke aset

Di dalam siklus produksi, dokumen-dokumen penting termasuk

permintaan bahan baku, kartu jam kerja karyawan. Metode

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

46

pengendalian ini juga mendukung adanya audit untuk pemakaian

dokumen secara berurutan.

5. Pencatatan Akuntansi (Accounting Records)

Tujuan dari teknik pengendalian ini adalah untuk menghasilkan rekam

jejak audit untuk setiap transaksi, termasuk pemakaian surat permintaan

kerja (work order), cost sheet, kartu perpindahan (move tickets), kartu kerja

(job tickets), permintaan bahan baku (material requisition), work in process

file, dan finished good inventory file. Dengan menggunakan penomoran

dokumen secara berurutan dan mereferensikannya dengan pencatatan work

in process, perusahaan dapat melacak setiap finished good yang di produksi

ke bahan baku yang digunakannya.

6. Verifikasi secara Independen (Independent Verification)

Langkah verifikasi dalam siklus produksi meliputi:

a. Akuntansi biaya merekonsiliasi pemakaian bahan baku dan tenaga

kerja yang dilihat dari permintaan bahan baku (material requisition dan

kartu kerja (job tickets).

b. Departemen general ledger juga mempunyai fungsi verifikasi penting

dengan memeriksa total perpindahan produk dari work in process

menjadi finished goods. Ini dilakukan dengan merekonsiliasi jurnal

voucher dari akuntansi biaya dengan merangkum buku besar pembantu

persediaan.

c. Internal dan external auditor secara periodik memverifikasi bahan baku

dan finished goods yang ada di tangan dengan perhitungan secara fisik.

Membandingkan kuantitas aktual persediaan dengan pencatatan

persediaan dan membuat penyesuaian (adjustments) atas pencatatan.

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

47

Gambar 2.19: Summary of Conversion Cycle Controls

Sumber: Hall (2013: 314)

2.9 Analisis dan Perancangan Berorientasi Obyek

Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 60) object oriented analysis

mendefinisikan semua tipe obyek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan

menunjukkan apa saja interaksi pengguna yang dibutuhkan untuk menyelesaikan

tugas-tugas tersebut. Object oriented design mendefinisikan semua tipe obyek yang

dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan orang-orang dan alat-alat didalam sistem

serta menunjukkan bagaimana obyek-obyek tersebut berinteraksi untuk menyelesaikan

tugas dan menyempurnakan definisi dari masing-masing obyek agar dapat

diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan tertentu.

2.9.1 Konsep Pengembangan Sistem

Dalam suatu pengembangan sistem diperlukan panduan dalam

mengembangkan sistem dengan memerlukan metode-metode tertentu, dimana

metode pengembangan sistem tersebut menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

(2005: 47) merupakan suatu acuan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

setiap aktivitas dalam pengembangan sistem, di antaranya termasuk models,

tools, dan teknik-teknik tertentu lainnya. Definisi Models dalam hal ini adalah

perumpamaan dari suatu aspek yang ada di dalam dunia nyata, sedangkan tools

merupakan perangkat lunak pendukung dalam pembuatan model atau

komponen lain yang dibutuhkan dalam suatu proyek.

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

48

2.9.1.1 Unified Modeling Language (UML)

Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 48) mendefinisikan

Unified Modeling Language sebagai seperangkat model konstruksi dan

notasi yang dibentuk dalam pengembangan berorientasi obyek. Model

yang dicakup dalam metode pengembangan sistem adalah

perumpamaan input, output, proses, data, obyek, interaksi antar obyek,

lokasi, jaringan, dan peralatan.

Adapun model komponen sistem yang menggunakan Unified

Modeling Language terdiri dari tujuh diagram, yaitu:

1. Use Case diagram

2. Class diagram

3. Activity diagram

4. Sequence diagram

5. Communication diagram

6. Package diagram

7. Deployment diagram

2.9.1.2 Unified Process (UP) sebagai Metode Pengembangan Sistem

Salah satu metode yang digunakan dalam pengembangan sistem

adalah Unified Process (UP), yang merupakan sebuah metode

pengembangan sistem berorientasi obyek. Metode ini sudah menjadi

salah satu metode yang banyak digunakan dalam pengembangan sistem

berorientasi obyek.

Perancangan Unified Process (UP), Unifief Modeling Language

(UML) models, tools, dan teknik-teknik bermanfaat untuk memperkuat

contoh praktik terbaik dari banyak metode yang digunakan dalam

pengembangan sistem, seperti:

1. Pengembangan secara iteratif

2. Penjabaran dan pengelolaan system requirements

3. Pengunaan arsitektur komponen

4. Pembuatan model visual

5. Verifikasi kualitas

6. Pengendalian perubahan

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

49

UP memperkenalkan pendekatan baru untuk siklus hidup

pengembangan sistem yang menggabungkan perulangan (iterations)

dan tahapan (phases) yang disebut siklus hidup UP (UP life cycle). UP

mendefinisikan empat tahapan siklus hidup yaitu: inception,

elaboration, construction, dan transition.

Gambar 2.20: UP Disciplines

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 264)

1. Business Modeling

Tujuan utama dari business modeling discipline adalah untuk

memahami dan mengkomunikasikan sifat dasar dari lingkungan

bisnis dimana sistem tersebut akan dibuat. Analis harus memahami

masalah saat ini dan perbaikan yang memungkinkan dari sistem

yang baru. Tiga aktivitas utama dalam business modeling:

a. Memahami lingkungan bisnis

b. Membuat system vision

c. Membuat business models

2. Requirements

Tujuan utama dari requirements discipline adalah untuk memahami

dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan persyaratan proses

dari sistem yang baru. Aktivitas yang termasuk dalam requirements

discipline adalah:

a. Mengumpulkan informasi secara detil

b. Mendefinisikan kebutuhan / persyaratan fungsional

c. Mendefinisikan kebutuhan / persyaratan non fungsional

d. Memprioritaskan kebutuhan

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

50

e. Membangun user interface dialogs

f. Mengevaluasi kebutuhan dengan users

3. Design

Tujuan dari design discipline adalah untuk merancang sistem solusi

berdasarkan kebutuhan yang telah didefinisikan sebelumnya. High-

level design terdiri dari membangun struktur arsitektural untuk

komponen software, databases, user interface, dan lingkungan

operasional. Low-level design memerlukan pembangunan detailed

classes, methods, dan struktur yang dibutuhkan dalam

pembangunan software. Enam aktivitas utama dalam design

discipline:

a. Merancang support service architecture dan deployment

environment,

b. Merancang arsitektur software

c. Merancang use case realizations

d. Merancang database

e. Merancang system and user interfaces

f. Merancang keamanan sistem dan kontrol

4. Implementation

Implementation discipline merupakan tahap mengimplementasikan

sistem yang telah dirancang terdiri dari aktivitas membangun

komponen software, memperoleh komponen software, dan

mengintegrasikan komponen software.

5. Testing

Pada tahap ini melakukan proses pengecekan atu pengetesan

terhadap sistem yang telah diimplementasikan. Terdiri dari unit

testing, integration testing, usability testing, dan user acceptance

testing.

6. Deployment

Deployment discipline mengacu kepada aktivitas yang dibutuhkan

agar sistem berjalan secara operasional. Terdiri dari aktivitas:

memeperoleh hardware dan software sistem, package and install

komponen, melatih user, dan convert and initialize data.

7. Project management

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

51

8. Configuration and change management

9. Environment

2.9.2 Konsep Object Oriented

Terdapat tiga pendekatan berorientasi obyek meninjau sistem informasi

sebagai kumpulan dari obyek-obyek yang saling berinteraksi menurut

Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 60), yaitu:

1. Object-Oriented Analysis (OOA) mendefinisikan semua tipe obyek yang

melakukan suatu pekerjaan dalam sistem dan menunjukkan interaksi apa

saja yang dibutuhkan pengguna untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan

tersebut.

2. Object-Oriented Design (OOD) mempunyai peran mengkomunikasikan

semua tipe obyek yang dibutuhkan dengan orang-orang dan perangkat di

dalam sistem untuk menunjukan interaksi obyek-obyek dalam

menyelesaikan pekerjaan dan memperbaiki definisi setiap tipe obyek,

sehingga dapat diimplementasikan dengan bahasa atau lingkungan yang

spesifik.

3. Object-Oriented Programming (OOP) yang berisi pernyataan tertulis

berupa bahasa pemrograman untuk mendefinisikan setiap tipe obyek yang

ada di dalam sistem, termasuk pesan-pesan yang dikirim antar obyek.

2.10 Modeling and Requirement Disciplines

2.10.1 Requirements Discipline

2.10.1.1 System Requirements

System requirements menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

(2005: 130) merupakan syarat yang dibutuhkan user dan fungsi yang

harus ada di dalam suatu sistem. Secara umum, system requirements

terbagi ke dalam dua kategori, yaitu:

1. Functional Requirement

Meliputi semua aktivitas yang harus ditangani oleh sistem atau

fungsi-fungsi yang harus ada di dalam sistem.

2. Nonfunctional Requirement

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

52

Meliputi karakteristik sistem selain aktivitas yang harus ada pada

sistem. Nonfunctional requirement terbagi menjadi 5 bagian,

yaitu:

a. Technical requirement

Mencakup karakteristik operasional terkait dengan lingkungan

organisasi, hardware, dan software.

b. Performance requirement

Mencakup karakteristik operasional terkait dengan

pengukuran beban kerja, seperti waktu respon.

c. Usability requirement

Mencakup karakteristik operasional terkait dengan users,

seperti user interface, prosedur kerja, bantuan online, dan

dokumentasi.

d. Reliability requirement

Mencakup karakteristik operasional terkait dengan

ketergantungan suatu sistem, pencatatan semua event,

pemrosesan kesalahan, serta deteksi dan perbaikan kesalahan.

e. Security requirement

Mencakup pembagian akses setiap user pada fungsi-fungsi

yang ada di dalam sistem.

2.10.1.2 Activity Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 144), activity

diagram merupakan diagram alur kerja sederhana yang

menggambarkan aktivitas dari user (atau sistem) yang berbeda-beda,

pihak yang melakukan tiap aktivitas, dan aliran yang berurutan dari

aktivitas-aktivitas tersebut. Adapun beberapa simbol yang digunakan

dalam mendesain activity diagram, yaitu:

1. Swimlane

Merupakan suatu bentuk persegi yang merepresentasikan

aktivitas-aktivitas yang diselesaikan setiap agen.

2. Synchronization bar

Merupakan notasi yang berfungsi memisahkan (split) atau

menyatukan (join) urutan jalur aktivitas .

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

53

3. Starting activity (Pseudo)

Merupakan notasi yang menunjukkan dimulainya suatu aktivitas.

4. Transition arrow

Merupakan notasi berupa anak panah yang mendeskripsikan arah

perpindahan dari suatu aktivitas.

5. Activity

Merupakan notasi yang mendeskripsikan aktivitas-aktivitas.

6. Ending Activity (Pseudo)

Merupakan notasi yang menunjukkan diakhirinya suatu aktivitas.

7. Decision Activity

Merupakan notasi yang mendeskripsikan kondisi dari suatu

aktivitas.

Gambar 2.21: Activity Diagram Symbols

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 145)

Gambar 2.22: Activity Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 146)

2.10.2 Use Case and Domain Classes

2.10.2.1 Event Table

Event menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 167)

adalah sesuatu yang terjadi pada waktu dan tempat tertentu yang

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

54

dapat digambarkan dan berharga untuk diingat. Event terbagi dalam 3

tipe, yaitu:

1. External event

Event yang terjadi diluar sistem, biasanya dimulai oleh external

agent. External agent adalah orang atau unit organisasi yang

menyediakan atau menerima data dari sistem, tetapi belum tentu

mereka adalah pengguna sistem. Contoh dari external event

adalah “pelanggan melakukan pemesanan”. Pelanggan

menggambarkan external agent, dan melakukan pemesanan

adalah kegiatan yang mempengaruhi sistem.

2. Temporal event

Event yang terjadi akibat dari tercapainya suatu titik waktu

tertentu. Sistem akan menghasilkan output yang dibutuhkan tanpa

harus diperintah. Dengan kata lain, external agent tidak membuat

permintaan, tetapi sistem harus menghasilkan informasi atau

output yang dibutuhkan ketika informasi tersebut dibutuhkan.

Contoh dari temporal event adalah sistem penjualan yang

menghasilkan laporan penjualan bulanan, dengan event berupa

“saat untuk menghasilkan laporan penjualan.”

3. State event

Event yang terjadi ketika sesuatu terjadi di dalam sistem sehingga

memicu adanya kebutuhan untuk pemrosesan. Sebagai contoh,

jika stok persediaan berada dibawah reorder point, maka state

event yang dihasilkan dapat berupa “telah mencapai reorder

point.”'

Dalam pengembangan sistem, event-event yang ada di dalam

sistem perlu diketahui dalam rangka merespon permintaan pengguna.

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 174), event table

merupakan katalog dari use case yang mendaftar event-event ke

dalam baris-baris dan informasi mengenai setiap event ke dalam

kolom-kolom. Informasi yang ditampilkan dalam event table terdiri

dari:

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

55

1. Event: peristiwa yang menyebabkan sistem melakukan sesuatu.

2. Trigger: sinyal yang memberitahu sistem bahwa peristiwa telah

terjadi karena adanya data yang harus diproses atau karena

suatu titik waktu tertentu.

3. Source: pihak external agent memberikan data ke dalam sistem.

4. Use Case: apa yang dilakukan sistem ketika peristiwa terjadi.

5. Response: output yang dihasilkan sistem.

6. Destination: external agent menerima data dari sistem.

Gambar 2.23: Event Table

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 175)

2.10.2.2 Domain Model Class Diagram

Domain model class diagram menurut Satzinger, Jackson, dan

Burd (2005: 184) adalah sebuah diagram UML yang

merepresentasikan semua pekerjaan user, kelas-kelas problem

domain, atribut, serta hubungan antar kelas.

Dalam suatu class diagram, sebuah class digambarkan

berbentuk kotak. Kotak tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu pada

bagian atas diberi nama kelas, pada bagian tengah diberi atribut-

atribut dari kelas, dan pada bagian bawah diberi method. Hubungan

atau asosiasi antar class digambarkan dengan garis penghubung antar

class.

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

56

Gambar 2.24: UML Domain Class Symbol with names and attributes

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 185)

Gambar 2.25: Domain Model Class Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 187)

Hubungan antar class yang digambarkan dengan garis

penghubung disebut multiplicity of association, yang dapat dibedakan

menjadi enam jenis dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 2.26: Multiplicity of Association

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 186)

Dalam class diagram, Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:

189) menjelaskan apabila terdapat karakteristik class yang sama

digunakan hierarki yang berguna untuk menyusun class dimulai dari

karakteristik umum sampai dengan khusus. Class yang memiliki

karakteristik umum dikenal sebagai superclass, sedangkan class yang

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

57

memiliki karakteristik khusus dikenal sebagai subclass. Adapun

penurunan karakteristik atau inheritance dapat diterapkan apabila

karakteristik suatu superclass dimiliki oleh suatu subclass.

Ada dua hierarki dalam notasi class diagram, yaitu:

1. Generalization/specialization notation

Generalization adalah pengelompokan hal-hal dengan jenis yang

sama, contohnya ada banyak jenis kendaraan seperti mobil,

motor, sepeda, pesawat, dan sebagainya. Sedangkan

specialization adalah pengkategorian jenis-jenis hal yang berbeda,

sebagai contoh jenis khusus dari mobil adalah mobil sport, sedan,

jeep, dan sebagainya.

Generalization/specialization hierarchy digunakan untuk

mengurutkan hal-hal umum menjadi khusus.

Gambar 2.27: Generalization/Specialization Hierarchy

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 190)

2. Whole-part hierarchy notation

Whole-part hierarchies menggambarkan hubungan keterkaitan

antara sebuah obyek dengan komponennya. Ada dua jenis whole-

part hierarchies, yaitu:

a. Aggregation

Aggregation digunakan untuk menggambarkan sebuah

hubungan antara agregat (keseluruhan) dan komponennya

(bagian-bagian) dimana bagian-bagian tersebut dapat berdiri

sendiri secara terpisah.

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

58

Gambar 2.28: Whole-part Hierarchy (Aggregation)

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 192)

b. Composition

Composition digunakan untuk menggambarkan hubungan

keterikatan yang lebih kuat, dimana tiap-tiap bagian tidak

dapat berdiri sendiri secara terpisah.

Gambar 2.29: Whole-part Hierarchy (Composition)

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 193)

2.10.3 Use Case Modeling and Detailed Requirements

2.10.3.1 Use Case

Use case menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 166)

adalah aktivitas yang dilakukan oleh sistem berupa respon terhadap

permintaan pengguna. Use case merepresentasikan pendekatan visual

yang dapat digunakan dalam proses pemodelan dalam pengembangan

sistem.

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

59

Gambar 2.30: Use Case Notation

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 215)

Gambar 2.31: Use Case Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 216)

Penggambaran use case diagram menggunakan beberapa

simbol atau lambang untuk melambangkan setiap pengguna dan hal-

hal yang dilakukan sistem untuk merespon permintaan pengguna atas

sistem.

2.10.3.2 Use Case Description

Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 220) menjelaskan Use

Case Description sebagai penjelasan secara terperinci mengenai

proses dari suatu use case. Perbedaan Use Case Description terbagi

menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Brief Description

Penggunaan brief description diperuntukkan bagi use case yang

sangat sederhana dan sistem yang dikembangkan berskala kecil.

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

60

Gambar 2.32: Brief Description Use Case

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 221)

2. Intermediate Description

Merupakan pengembangan dari brief description untuk

menggambarkan aliran aktivitas internal dari sebuah use case.

Penggunaan eksepsi atau exception dapat didokumentansi bila

dibutuhkan.

Gambar 2.33: Intermediate Description Use Case

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 222)

3. Fully Developed Description

Merupakan metode formal yang dapat digunakan dalam

mendokumentasikan suatu use case.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

61

Gambar 2.34: Fully Developed Description Use Case

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 223)

2.10.3.3 System Sequence Diagram

System Sequence diagram menurut Satzinger, Jackson, dan

Burd (2005: 226) adalah suatu diagram yang menggambarkan

interaksi antara sistem dengan dunia luar yang direpresentsikan oleh

actor. Sistem itu sendiri diperlakukan sebagai object tunggal yang

dinamakan dengan :System. System sequence diagram digunakan

untuk mendokumentasikan masukan dan keluaran sistem untuk use

case tunggal atau scenario.

Penggunaan notasi dalam sequence diagram terdiri dari:

1. Lifeline

Merupakan garis vertikal yang dibentuk untuk menunjukkan

waktu hidup dari sebuah obyek.

2. Object

Merupakan simbol yang merepresentasikan pengguna sistem atau

sistem yang telah terotomatisasi.

3. Input message

Merupakan garis horizontal yang menunjukkan pesan masuk dari

pengguna.

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

62

4. Output message

Merupakan garis putus-putus horizontal yang menunjukkan hasil

dari pesan yang dimasukkan oleh pengguna.

Gambar 2.35: System Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 229)

Gambar 2.36: System Sequence Diagram for Repeating message

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 229)

2.11 Design Discipline

2.11.1 Design Activities and Environment

2.11.1.1 Deployment Environment

Deployment environment mempunyai komponen hardware,

software, dan networking yang membuat suatu sistem dapat berjalan.

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

63

Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 270) membagi deployment

environment tersebut terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Single Computer Architecture

Merupakan sistem komputer yang menjalankan software secara

tunggal. Adapun sistem informai yang dijalankan pada arsitektur

ini mudah dirancang, dibangun, dioperasikan dan dikelola.

Gambar 2.37: Single Computer Architecture

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 271)

2. Multitier Computer Architecture

Merupakan tipe arsitektur yang mengeksekusi suatu proses dalam

beberapa komputer. Arsitektur ini terbagi menjadi dua bagian,

yaitu :

a. Clustered Architecture

Merupakan arsitektur yang menggunakan beberapa computer

dengan model dan produksi yang sama.

Gambar 2.38: Clustered Architecture

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 271)

b. Multicomputer Architecture

Merupakan arsitektur yang menggunakan beberapa computer

dengan spesifikasi yang berbeda-beda.

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

64

Gambar 2.39: Multicomputer Architecture

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 271)

Deployment architecture terbagi menjadi dua bagian menurut

Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 272), yaitu:

1. Centralized Architecture

Merupakan arsitektur yang mendeskripsikan penyebaran sistem

komputer pada suatu lokasi. Arsitektur ini umumnya digunakan

untuk proses aplikasi berskala besar, seperti real-time application.

2. Distributed Architecture

Merupakan arsitektur yang mendeskripsikan penyebaran sistem

komputer pada beberapa lokasi dengan menggunakan jaringan

komputer.

2.11.1.2 Software Architecture

Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 277) membagi software

architecture ke dalam dua bagian, yaitu:

1. Client/server architecture

Arsitektur ini membagi software ke dalam dua bagian, yaitu client

dan server. Server berfungsi sebagai alat untuk mengolah sumber

informasi, sedangkan client berfungsi sebagai alat untuk

berkomunikasi dengan server untuk memenuhi permintaan

sumber daya.

2. Three-layer client/server architecture

Arsitektur ini merupakan pengembangan dari arsitektur

client/server yang terbagi menjadi 3 lapisan, yaitu:

a. Data layer

Merupakan lapisan untuk mengatur penyimpanan data pada

suatu database.

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

65

b. Business logic layer

Merupakan lapisan yang mengimplementasikan aturan dan

prosedur dari suatu proses bisnis.

c. View layer

Merupakan lapisan yang menerima input dan menampilkan

output sebagai hasil dari proses yang berjalan.

Gambar 2.40: Three-layer architecture

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 280)

2.11.2 Use Case Realization: The Design Discipline within UP Iterations

2.11.2.1 Design Class Diagram

Design Class Diagram digunakan untuk merepresentasikan

software classes yang termasuk ke dalam sistem baru. Lebih

menunjukkan mengenai rancangan aktual dari software. Design Class

Diagram mempunyai methods yang menggambarkan apa yang

dilakukan obyek dari class.

Gambar 2.41: Design Class Notation

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 304)

Format yang digunakan untuk menentukan masing-masing atribut

adalah:

1. Attribute visibility: visibility menunjukkan apakah object lain

dapat mengakses attribute secara langsung atau tidak. Tanda +

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

66

(plus) mengindikasikan attribute dapat terlihat atau bersifat

public, dan tanda – (minus) menandakan bahwa attribute tidak

dapat terlihat atau bersifat private.

2. Attribute name

3. Type-expression: dapat berupa character, string, integer,

number, currency, atau date.

4. Initial value

5. Property: ditempatkan dalam kurung kurawal. Contoh: {key}.

Format yang digunakan dalam method list:

1. Method visibility

2. Method name

3. Type-expression: tipe dari return parameter dari method.

4. Method parameter list: argumen yang masuk.

Gambar 2.42: Domain Model Class Diagram and Design Class Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 305)

2.11.2.2 First-Cut Design Class Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005 : 309), First-cut

class diagram adalah perkembangan dari domain class diagram

melalui dua tahap, yaitu dengan mendeskripsikan atribut dengan tipe

dan nilai awal dan menambahkan navigation visibility arrows, yang

merupakan arah untuk menunjukkan kemampuan suatu obyek yang

dapat berinteraksi dengan obyek lain.

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

67

Gambar 2.43: First-cut class diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 311)

Dalam proses mendesain, penggunaan navigation visibility

terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Attribute navigation visibility

Terbentuk ketika class mempunyai atribut yang mereferensikan

obyek lain.

Gambar 2.44: Attribute Navigation Visibility

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 307)

2. Parameter navigation visibility

Terbentuk ketika class sesuai dengan parameter yang

mereferensikan obyek lain. Parameter tersebut diteruskan melalui

method call.

Beberapa petunjuk mengenai penetapan navigation visibility adalah:

1. Hubungan One-to-many yang menandakan adanya

superior/subordinate relationship. Nagivasi berarah dari superior

ke subordinate. Contohnya: dari Order ke OrderItem.

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

68

2. Mandatory relationships, dimana obyek di suatu class tidak dapat

berdiri tanpa obyek dari class lain. Navigasi berarah dari

independen class ke dependen class. Contohnya: dari Customer

ke Order.

3. Saat suatu obyek membutuhkan informasi dari obyek lain, maka

panah navigasi mengarah kepada obyek yang membutuhkan

informasi.

4. Navigation arrows mungkin mengarah kepada dua arah.

2.11.2.3 Completed Three-Layer Design Sequence Diagram

Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 325), completed

three-layer design sequence diagram merupakan pengembangan dari

first-cut sequence diagram dengan menambahkan data access layer.

Gambar 2.45: Completed Three-Layer Design Sequence Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 325)

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

69

2.11.2.4 Updated Design Class Diagram

Pengembangan design class diagram menurut Satzinger,

Jackson, dan Burd (2005: 337) dapat dilakukan pada setiap layer,

dimana dalam view dan data access layer dilakukan penentuan

beberapa class baru. Pada domain layer, class baru yang ditambahkan

berfungsi sebagai use case controller.

Penambahan method untuk setiap class dalam updated class

diagram dapat dilakukan, dimana method tersebut terdiri dari 3 jenis,

yaitu:

1. Constructor methods

Merupakan method yang membentuk instance dari suatu obyek.

2. Data get and set methods

Merupakan method yang mengambil dan mengubah nilai atribut.

3. Use case specific methods

Merupakan method yang mewakili use case yang ada.

Gambar 2.46: Updated Design Class Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 340)

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

70

2.11.2.5 Package Diagram

Package diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd

(2005: 339) merupakan diagram yang mengasosiasikan class-class

dari suatu kelompok yang terkait. Di dalam diagram tersebut terbagi

menjadi tiga layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access

layer.

Package yang digunakan dalam diagram ini digambarkan

dengan persegi panjang, sedangkan hubungan antar package

digambarkan dengan anak panah bergaris putus-putus (dashed

arrow), yang mewakili dependency relationship. Buntut panah

terhubung dengan dependent package, sedangkan kepala panah

terhubung dengan independent package. Dependency relationship

sendiri menggambarkan suatu hubungan antar elemen dalam package

diagram, dimana jika terjadi perubahan pada suatu elemen (elemen

yang independent), maka elemen lainnya (elemen yang dependent)

juga dapat berubah.

Gambar 2.47: Package Diagram

Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2005: 341)

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

71

2.11.3 Designing the User Interface Layer

2.11.3.1 User Interface

User interface Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2005:

442) pada dasarnya memiliki input dan output serta melibatkan

pengguna sistem secara langsung. Aspek-aspek yang terkait dengan

user interface meliputi semua hal yang digunakan pengguna saat

menggunakan sistem tersebut, baik dari segi fisik, persepsi, maupun

konseptual. Berikut adalah penjelasan aspek-aspek tersebut:

1. Aspek fisik

Meliputi perangkat-perangkat yang dapat disentuh oleh pengguna

seperti keyboard, mouse, touch screen, dan lain sebagainya.

2. Aspek persepsi

Meliputi hal-hal yang dapat dicakup oleh indera manusia seperti

penglihatan (garis, angka, kata-kata, bentuk), pendengaran (suara

notifikasi dari sistem), atau penyentuhan oleh pengguna

(menggunakan mouse untuk mengakses tombol-tombol di layar).

3. Aspek konseptual

Meliputi hal-hal yang diketahui pengguna mengenai penggunaan

sistem, operasi yang dapat dilaksanakan, serta prosedur yang

diikuti agar operasi yang dilakukan berjalan dengan baik.

Beberapa organisasi pengembangan sistem menggunakan

interface design standards, yaitu aturan dan prinsip-prinsip umum

yang harus diikuti dalam mengembangkan sistem. Standar

perancangan membantu untuk memastikan bahwa semua user

interface berjalan dengan baik dan semua sistem yang dikembangkan

oleh organisasi memiliki rasa dan tampilan yang sama.

Delapan prinsip yang dapat diterapkan pada interactive system

yang disebut dengan “Eight Golden Rules” menurut Ben

Shneiderman yaitu:

1. Usahakan untuk konsisten (strive for consistency).

Sistem harus konsisten dalam menentukan nama dan letak menu

items, ukuran dan bentuk icon, urutan tugas, serta bagaimana

informasi diatur dalam suatu form.

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

72

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut (enable

frequent users to use shortcuts).

Shortcut digunakan untuk mengurangi jumlah interaksi untuk

tugas yang dijalankan, sehingga pengguna dapat menghemat

waktu. Selain itu, perancang harus menyediakan fasilitas macro

bagi pengguna untuk membuat shortcut mereka sendiri.

3. Memberikan umpan balik yang informatif (offer informative

feedback).

Umpan balik yang berupa konfirmasi dari sistem sangat penting

bagi pengguna sistem, terutama bagi mereka yang bekerja dengan

menggunakan sistem sepanjang hari. Contohnya, ketika pengguna

ingin menghapus suatu data makan akan muncul dialog box untuk

memastikan apakah pengguna sudah yakin data tersebut benar-

benar ingin dihapus atau tidak. Akan tetapi, sebaiknya sistem juga

tidak memperlambat pekerjaan pengguna sistem dengan

menampilkan terlalu banyak dialog box, dimana pengguna harus

merespon tiap dialog box.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan penutupan (design dialogs

to yield closure).

Untuk setiap dialog dengan sistem harus diorganisasikan dengan

urutan yang jelas, yaitu dari awal, tengah, dan akhir agar

pengguna dapat mempersiapkan dirinya untuk fokus ke tindakan

berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana (offer simple

error handling).

Saat sistem menemukan sebuah kesalahan, pesan kesalahan harus

menegaskan secara spesifik apa yang salah dan menjelaskan

bagaimana cara untuk menanganinya. Pesan kesalahan juga tidak

boleh menghakimi pengguna. Selain itu sistem harus bisa

mengatasi kesalahan dengan mudah, contohnya jika pengguna

memasukkan ID pelanggan yang salah, maka sistem akan

memberitahukan kepada pengguna dan meletakkan kursor pada

textbox ID pelanggan yang berisi angka yang telah dimasukkan

sebelumnya dan siap untuk diubah.

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

73

6. Memungkinkan untuk kembali ke tindakan sebelumnya dengan

mudah (permit easy reversal of actions).

Salah satu cara untuk menghindari kesalahan, sebagaimana user

menyadari telah melakukan kesalahan, user dapat membatalkan

tindakan yang sedang dijalankan dan kembali ke tindakan

sebelumya.

7. Mendukung tempat pengendalian internal (support internal locus

of control).

Sistem harus membuat user merasa bahwa mereka yang

memutuskan apa yang harus dilakukan dan bukan sistem yang

mengontrol mereka.

8. Mengurangi muatan memori jangka pendek (reducing short-term

memory load). Rancangan yang terlalu rumit dan terlalu

banyaknya form dapat menjadi beban bagi ingatan pengguna.

2.12 Perancangan Basis Data

Menurut Conolly dan Begg (2010: 15) basis data merupakan suatu kumpulan

data yang berhubungan secara logis yang dipakai bersama, dan deskripsi dari data

tersebut dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi suatu organisasi.

Menurut Conolly dan Begg (2010, p354) ERD adalah penggambaran dari

sebuah kebutuhan penyimpanan data dengan cara kerja dari suatu perusahaan atau

organisasi tersebut yang bebas dari ambiguitas. ERD digunakan untuk

mengidentifikasikan dan menjelaskan tentang hubungan antara data yang akan

disimpan, diolah dan diubah untuk mendukung aktifitas bisnis suatu organisasi

Komponen-komponen yang digunakan antara lain sebagai berikut :

a. Entity Set

Pada Entity Relationship Diagram (ERD) digambarkan dengan sebuah bentuk

persegi panjang. Entity set merupakan simbol utama dari ERD. Entity adalah suatu

obyek yang ada dalam suatu sistem nyata maupun abstrak dimana data tersimpan

dan diberi nama dengan kata benda. Entity set adalah kumpulan entity yang

sejenis. Secara umum entity set dapat dikelompokkan dalam beberapa kelas, yaitu:

obyek, agen dan kejadian-kejadian yang ada di dalam sistem.

b. Relationship Set

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

74

Pada Entity Relationship Diagram (ERD) setiap relationship set digambarkan

dengan sebuah bentuk belah ketupat, dengan garis yang menghubungkan satu

entity dengan entity lain yang terkait. Relationship set menunjukkan hubungan

alamiah yang terjadi pada entity. Relationship set adalah kumpulan relationship

yang sejenis. Pada umumnya relationship set diberi nama dengan kata kerja.

c. Attribute

Secara umum attribute adalah sifat atau karakteristik dari setiap entity maupun

relationship yang menyediakan penjelasan detail tentang entity atau relationship

tersebut, sehingga sering dikatakan adalah elemen data dari entity dan relationship.

d. Cardinality

Cardinality adalah tingkat hubungan antara entitas dan dilihat dari segi kejadian

atau banyak tidaknya hubungan yang terjadi antara entity pada ERD. Ada tiga

kemungkinan tingkat hubungan yang ada, yaitu:

a. One To One (1:1)

Terjadi bila suatu entitas hanya memiliki sebuah hubungan dengan entitas

lainnya dan hubungan dinyatakan satu pada satu kejadian.

Gambar 2.48: Contoh One-to One Relationship

b. One To Many atau Many To One (1:M, M;1)

Terjadi apabila sebuah entitas memiliki banyak hubungan dengan entitas lain

atau sebaliknya.

Gambar 2.49: Contoh One-to Many Relationship

c. Many To Many (M:N)

Terjadi apabila dua buah entitas memiliki banyak hubungan.

Gambar 2.50: Contoh Many-to Many Relationship

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-00898-AKSI... · BAB 2 LANDASAN TEORI ... 13 1. Aktivitas utama ... Harga pokok produksi

75

2.13 Kerangka Berpikir

Dalam menentukan langkah-langkah penelitian, maka dibuat kerangka berpikir

dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 2.51: Kerangka Berpikir