32
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi 2.1.1 Pengertian Evaluasi Menurut Umar (2005, p36), Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaiaan itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh. 2.1.2 Jenis-Jenis Evaluasi Menurut Arens, Elder & Beasley (2003,p19-20), terdapat 3 (tiga) jenis evaluasi yang dapat dibedakan dan dipahami, atas penjelesan menurut adalah sebagai berikut: 1. Evaluasi Operasional Adalah tinjauan atas bagian-bagian tertentu dari prosedur, serta metode-metode operasional dan efektivitas dari prosedur serta metode-metode tersebut. Dimana pada suatu saat suatu evaluasi operasional selesai dilaksanakan, maka pihak manajemen pada umumnya mengharapkan sejumlah rekomendasi , maupun saran, yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan operasional perusahaan. 2. Evaluasi Kepatuhan Adalah bertujuan untuk menentukan apakah klien (Evaluating), telah mengikuti prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. Dimana

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

  • Upload
    vannga

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

 

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Evaluasi

2.1.1 Pengertian Evaluasi

Menurut Umar (2005, p36), Evaluasi adalah suatu proses untuk menyediakan

informasi tentang sejauh mana kegiatan tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan

pencapaiaan itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih

diantara keduanya serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan

dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh.

2.1.2 Jenis-Jenis Evaluasi

Menurut Arens, Elder & Beasley (2003,p19-20), terdapat 3 (tiga) jenis evaluasi

yang dapat dibedakan dan dipahami, atas penjelesan menurut adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi Operasional

Adalah tinjauan atas bagian-bagian tertentu dari prosedur, serta metode-metode

operasional dan efektivitas dari prosedur serta metode-metode tersebut. Dimana pada

suatu saat suatu evaluasi operasional selesai dilaksanakan, maka pihak manajemen pada

umumnya mengharapkan sejumlah rekomendasi , maupun saran, yang bertujuan untuk

meningkatkan kegiatan operasional perusahaan.

2. Evaluasi Kepatuhan

Adalah bertujuan untuk menentukan apakah klien (Evaluating), telah mengikuti

prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi. Dimana

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

 

 

 

temuan evaluasi kepatuhan umumnya disampaikan pada seseorang di dalam unit

organisasi yang dievaluasi, dari pada disampaikan pada suatu lingkup pengguna yang

lebih luas.

3. Evaluasi atas Laporan Keuangan

Adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk menentukan, apakah seluruh lapongan

atau informasi yang diuji, telah dinyatakan sesuai dengan criteria tertentu. Dimana

criteria tersebut adalah merupakan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku

umum.

2.1.3 Prosedur Evaluasi

Menurut Umar (2005,p38), Evaluasi pada umumnya memiliki tahapan-

tahapannya sendiri. Berikut penjelasan salah satu tahapan evaluasi yang umumnya

digunakan

1. Menentukan apa yang akan dievaluasi

Dalam bisnis, apa saja yang dapat dievaluasi, dapat mengacu pada program kerja

perusahaan. Di sana banyak terdapat aspek-aspek yang kiranya dapat dan perlu

dievaluasi. Tetapi biasanya yang diprioritaskan untuk dievaluasi adalah hal-hal yang

menjadi key-succesess factor nya.

2. Merancang (desain) kegiatan evaluasi

Sebelum evaluasi dilakukan, tentukan terlebih dahulu desain evaluasinya agar

data apa saja yang dibutuhkan, tahapan-tahapan kerja apa saja yang dilalui, siapa saja

yang akan dilibatkan, serta apa saja yang akan dihasilkan menjadi jelas.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

 

 

 

3. Pengumpulan data

Berdasarkan desain apa yang telah disiapkan, pengumpulan data dapat dilakukan

secara efektif dan efisien, yaitu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang berlaku dan

sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

4. Pengolahan dan analisis data

Setelah data terkumpul, data tersebut diolah untuk dikelompokkan agar mudah

dianalisis dengan menggunakan alat-alat analisis yang sesuai, sehingga dapat

menghasilkan fakta yang dapat dipercaya. Selanjutnya, dibandingkan antara fakta dan

harapan/rencana untuk menghasilkan gap. Besar gap yang akan sesuai dengan tolok

ukur tertentu sebagai hasil evaluasinya.

5. Pelaporan hasil evaluasi

Agar hasil evaluasi dapat dimanfaatkan bagi pihak-pihak yang berkepentingan,

hendaknya hasil evaluasi didokumentasikan secara tertulis dan diinformasikan baik

secara lisan maupun tulisan.

6. Tindak lanjut evaluasi

Evaluasi merupakan salah satu bagian dari fungsi manajemen. Oleh karena itu,

hasil evaluasi hendaknya dimanfaatkan oleh manajemen untuk mengambil keputusan

dalam rangka mengatasi masalah manajemen baik di tingkat strategi maupun di tingkat

implementasi strategi.

2.2 Informasi

2.2.1 Kualitas Informasi

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

10 

 

 

 

Menurut Gelinas dan Dull (2010, p21), kualitas informasi terdiri dari tujuh

kriteria antara lain :

a. Effectiveness: deals with the information being relevant and pertinent to the

business process as well as being delivered in a timely, correct, consistent, and

usable manner.

b. Efficiency : concerns the provision of information through the optimal (most

productive and economical) use of resources.

c. Confidentiality : concerns the protection of sensitive information from

unauthorized disclosure.

d. Integrity : relates to the accuracy and completeness of information as well as to

its validity in accordance with business values and expectations.

e. Availability : relates to information being available when required by the

business process now and in the future. It also concerns the safeguarding of

necessary resources and associated capabilities.

f. Compliance : deals with complying with the laws, regulations , and contractual

arrangements to which the business process is subject, that is, externally

imposed business criteria, as well as internal policies.

g. Reliability : relates to the provision of appropriate information for management

to operate the entity and exercise its fiduciary and governance responsibilities.

Berdasarkan kualitas informasi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa informasi yang

berkualitas memiliki kriteria-kriteria yaitu : efektifitas (harus relevan), efisiensi (tepat

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

11 

 

 

 

guna), konfidensialitas (memiliki perlindungan data), integritas (akurat), availibilitas

(ketersediaan data), kepatuhan dan realibilitas (kehandalan).

2.3 Sistem Informasi

2.3.1 Pengertian Sistem Informasi

Menurut Gelinas dan Dull (2010, p12 ), An information system is a man made

system generally consists of an integrated set of computer-based components and

manual components establish to collect ,store ,and manage data and to provide output

information to users.

Menurut O`Brien (2008, p7), “information system can be any organized

combination of people,hardware,sotware,communication networks and data resources

that collect,transform,disseminates information in a organization.”

Menurut Gondodiyoto (2007, p.112), menyatakan bahwa sistem informasi masih

dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen-elemen/sumberdaya dan jaringan prosedur

yang saling berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hierarki tertentu

dan bertujuan untuk mengolah data menjadi informasi.

Dari beberapa pengertian sistem informasi diatas, maka ditarik kesimpulan

bahwa sistem informasi adalah suatu kesatuan berbagai komponen yang diproses untuk

menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam mencapai sasaran dan

tujuannya.

2.4. Database

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

12 

 

 

 

2.4.1 Pengertian Database

Menurut Connoly dan Begg (2005, p15), database adalah kumpulan dari data

yang saling berhubungan secara logical dan menjelaskan data tersebut, dirancang untuk

memenuhi kebutuhan informasi perusahaan

Menurut Inmon (2005, p493), database adalah kumpulan dari data yang saling

berhubungan yang disimpan berdasarkan skema.

Dapat disimpulkan bahwa database adalah sekumpulan dari data yang dimiliki

perusahaan yang berhubungan secara logical dan disimpan berdasarkan skema yang

dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi perusahaan.

2.5 Evaluasi Pengendalian Sistem Informasi

2.5.1 Pengertian Evaluasi Pengendalian Sistem Informasi

Menurut Hari Setiabudi et.al (2010, p971), Evaluasi Pengendalian Sistem

Informasi merupakan suatu proses untuk menyediakan informasi mengenai hasil

penilaian atas permasalahan yang ditemukan untuk melakukan pencegahan,

pendeteksian, atau perbaikan kelemahan terhadap serangkaian komponen-komponen

yang bekerja sama untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan dan mendistribusikan

informasi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu.

2.5.2 Tahapan Evaluasi Pengendalian Sistem Informasi

Berikut adalah tahapan evaluasi pengendalian sistem informasi (Hari Setiabudi

et.al, 2010, p971) :

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

13 

 

 

 

1. Langkah-langkah dalam melakukan evaluasi sistem informasi adalah

merencanakan evaluasi, mengevaluasi bukti-bukti pendukung, dan

mengkomunikasikan hasil evaluasi. Tujuan perencanaan evaluasi adalah untuk

menetapkan mengapa, bagaimana, kapan, dan oleh siapa proses evaluasi akan

dilaksanakan. Langkah-langkah dalam perencanaan audit adalah: (1) menetapkan

ruang lingkup dan tujuan evaluasi; (2) mengorganisir tim pengevaluasi; (3)

mengembangkan pengetahuan tentang operasional bisnis; (4) mengidentifikasi

faktor risiko; (5) menyiapkan program audit; (6) mengumpulkan bukti-bukti

pendukung.

2. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan bukti-bukti pendukung antara

lain: (1) observasi, mengamati kegiatan operasional; (2) mereview dokumentasi;

(3) berdiskusi dengan para karyawan mengenai pekerjaan mereka dan bagaimana

untuk melaksanakan prosedur tertentu; (4) kuisioner untuk mengumpulkan data

mengenai sistem; (5) pemeriksaan fisik terhadap jumlah dan kondisi tangible

asset. Dalam mengevaluasi bukti-bukti pendukung, auditor mengevaluasi bukti

pendukung yang dikumpulkan dengan dasar tujuan evaluasi dan memutuskan

apakah bukti tersebut mendukung kesimpulan atau tidak. Auditor juga menilai

kualitas pengendalian internal, menilai reliabilitas informasi yang didapat,

menilai kinerja operasi, menentukan kebutuhan untuk menambah bukti,

menentukan faktor risiko, menentukan faktor materialitas, dan

mendokumentasikan temuan-temuan. Tahapan terakhir yaitu

mengkomunikasikan hasil evaluasi. Tim evaluasi menyiapkan laporan tertulis

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

14 

 

 

 

yang meringkas temuan-temuan dan rekomendasi dengan referensi untuk

mendukung bukti hasil evaluasi dalam lembar kerja. Laporan ini disajikan untuk

manajemen dan pihak lain yang terkait.

2.6 Pengiriman

2.6.1 Istilah-istilah Penting Terkait Pengiriman

Menurut Yunarto (2006), menjelaskan beberapa istilah penting yang berkaitan

dengan pengiriman, yaitu :

a. Shipping/Shipment adalah pengiriman barang yang melibatkan shiper, penyedia

jasa, consignee, dan armada pengakutan mitra bisnis penyedia jasa pengiriman

barang.

b. Shipping Instruction (SI) adalah surat perintah pengiriman barang yang diberikan

oleh shipper kepada pihak penyedia jasa pengiriman barang.

c. Shipper adalah pelanggan retail atau korporat yang memanfaatkan jasa layanan

pengiriman barang.

d. Consignee adalah penerima barang dari shipper melalui penyedia jasa layanan

pengiriman barang.

e. Agent adalah pihak penyedia jasa layanan pengiriman barang yang bertanggung

jawab atas pengiriman barang berangkat dari bandara atas pelabuhan untuk

selanjutnya dikirimkan kepada consignee.

f. Notify Party adalah pihak yang bertanggung jawab atas penerimaan barang.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

15 

 

 

 

g. Airway Bill adalah surat tanda bukti pengiriman barang dengan tanda nomor

tertentu yang telah disetujui oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang dan

armada pengangkutan udara mitra bisnisnya. Airway Bill dikenal juga sebagai

Surat Muatan Udara.

h. Bill of Lading adalah surat tanda bukti pengiriman barang yang dibuat oleh pihak

PT. Tiki Jalur Nugraha Ekakurir dan dikirim ke pihak agent dan shipper.

i. Tracking adalah kegiatan menampilkan informasi barang shipper melalui suatu

media tertentu. Tujuannya adalah memberikan status informasi pengiriman

barang yang dibutuhkan oleh shipper mengenai kirimannya. Kegiatan tracking

ini dilakukan oleh shipper, bukan oleh pihak penyedia jasa pengiriman barang :

pihak penyedia jasa hanya menyediakan status informasi yang dibutuhkan oleh

shipper.

j. Invoice adalah surat tagihan jasa pengiriman barang yang dikeluarkan oleh pihak

penyedia jasa pengiriman barang kepada shipper.

2.7 Audit Sistem Informasi

2.7.1 Pengertian Audit Sistem Informasi

Menurut Gondodiyoto (2007, p443), Audit Sistem informasi dimaksudkan untuk

mengevaluasi tingkat kesesuaian antara sistem informasi dengan prosedur bisnis

(business processes) perusahaan (kebutuhan pengguna, user needs), untuk mengetahui

apakah suatu sistem informasi telah didesain dan diimplementasikan secara efektif,

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

16 

 

 

 

efisien dan ekonomis, memiliki mekanisme kepengamanan aset, serta menjamin

integritas data yang memadai.

Menurut Rommey dan Steinbart (2006, p783), information systems audit reviews

the general and application controls of an accounting information system(AIS) to assess

its compliance with internal control policies and procedures and its effectiveness in

safeguarding assets.

Menurut pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Audit Sistem

Informasi adalah suatu proses mengumpulkan dan mengevaluasi bukti-bukti untuk

mengetahui apakah sistem aplikasi sudah menerapkan pengendalian internal yang

memadai agar dapat dilindungi dengan baik dan terhindar dari penyalahgunaan.

2.7.2 Prosedur Audit Sistem Informasi

According to Cannon (2011, p137), the audit program policy informs everyone

that the overall auditing program is important. We use standards as a uniform rule of

measurement, and each standard is supported by a set of procedures. The audit program

is run in the same manner as an ISO 9001 quality management program. Every auditor

needs to ensure that the following procedures are in the toolkit:

a) Audit planning; b) Scheduling audits; c) Assuring competence of auditors and audit

team leaders; d) Selecting appropriate audit teams; e) Assigning roles and

responsibilities; f) Conducting audits; g) Maintaining audit program records; h)

Monitoring performance and effectiveness; i) Complaint tracking; j) Reporting to top

management an overall achievement.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

17 

 

 

 

Diterjemahkan menjadi, kebijakan program audit menginformasikan kepada

semua orang bahwa program audit secara keseluruhan adalah penting. Kami

menggunakan standar sebagai aturan pengukuran yang seragam, dan masing-masing

standar didukung oleh satu set prosedur. Program audit dijalankan dengan cara yang

sama sebagai program manajemen mutu ISO 9001. Setiap auditor harus memastikan

bahwa prosedur-prosedur berikut ini terdapat dalam toolkit :

a) Perencanaan Audit; b) Penjadwalan audit; c) Menjamin kompetensi auditor dan

pemimpin tim audit; d) Memilih tim audit yang sesuai; e) Menetapkan peran dan

tanggung jawab; f) Melakukan audit; g) Mempertahankan catatan program audit; h)

Pemantauan kinerja dan efektivitas; i) Pengaduan pelacakan; j) Melaporkan kepada

manajemen puncak atas keseluruhan prestasi.

2.7.3. Standar Audit Sistem Informasi

Adapun standar profesional untuk audit sistem informasi yang berdasarkan pada

ISACA (Information Sistem Audit and Control Association) standards (2010, p9-24)

adalah :

1. Audit Charter

Purpose, Responbility, Authority, and Accountability. Diterjemahkan menjadi,

tujuan, tanggung jawab, otoritas, dan akuntabilitas dari fungsi audit sistem

informasi lebih tepat bila didokumentasikan dalam suatu surat perjanjian. Surat

perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan yang tepat diorganisasi.

2. Independency

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

18 

 

 

 

a. Profesional Independence

Dalam permasalahan yang berkaitan dengan audit, auditor sistem informasi

harus bersikap independen dalam tingkah laku dan tindakannya.

b. Organizational Relationship

Fungsi audit sistem informasi berada independen dari area yang diaudit untuk

mencapai tujuan objectivitas dari suatu proses audit.

3. Professional Ethics and Standard

a. Code Of Profesional Ethics

Auditor sistem informasi harus menghormati dan mentaati etika professional

dalam melakukan tugas audit.

b. Due Professional Care

Auditor sistem informasi harus melakukan ketelitian professional yang

seharusnya, termasuk ketaatan standard audit professional yang dapat dipakai

dalam melakukan tugas audit.

4. Professional Competence

Auditor sistem informasi harus mampu secara professional, memiliki

kemampuan dan keahlian untuk melakukan tugas audit. Auditor sistem informasi

harus memelihara kompetensi professional melalui pendidikan dan pelatihan

lanjut professional yang tepat.

5. Audit Planning

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

19 

 

 

 

Auditor sistem informasi harus merencanakan ulasan sistem informasi

untuk menempatkan tujuan audit dan untuk melengkapi hokum yang berlaku dan

standard professional audit.

6. Performance of Audit Work

a. Supervision

Staf dari sistem informasi harus diawasi untuk menyediakan jaminan yang

cukup bahwa tujuan audit telah dijalankan dan standar professional auditing

dapat dipengaruhi.

b. Evidence

Selama masa pekerjaan audit, auditor sistem informasi harus mendapatkan

bukti yang tepat, dapat dipercaya, relevan dan berguna untuk mencapai

tujuan objektif dari suatu audit. Penemuan dan kesimpulan audit harus

didukung dengan analisa dan intreprestrasi yang tepat atas bukti tersebut.

c. Documentation

Proses Audit harus didokumentasikan,menggambarkan pelaksanaan kerja

audit, dan bukti yang mendukung penemuan dan kesimpulan auditor sistem

informasi.

7. Reporting

Auditor sistem informasi harus menyediakan laporan dalam bentuk yang

tepat dalam penyelesaian tugas audit. Laporan audit harus mengidentifikasikan

perusahaan, penerima yang dimaksud, dan setiap pembatasannya pada

distribusinya. Laporan audit yang berupa lingkup, tujuan, periode audit, dan

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

20 

 

 

 

lingkungan dan rekomendasi, kualifikasi atau batasan lingkup yang harus

dihormati oleh auditor sistem informasi dalam audit. Auditor sistem informasi

harus memiliki bukti yang cukup dan tepat untuk mendukung hasil yang

dilaporkan. Ketika dikeluarkan, laporan auditor sistem informasi harus

ditandatangani, diberi tanggal, dan didistribusikan berdasarkan bentuk piagam

audit atau surat perjanjian.

8. Follow Up Activities

Setelah melaporkan penemuan dan simpulan, auditor sistem informasi

harus meminta dan mengevaluasi informasi yang sesuai untuk menyimpulkan

apakah tindakan yang tepat telah dilakukan oleh manajemen secara tepat waktu.

9. Irregularities and Ilegal Acts

a. Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit untuk mengurangi resiko pada

tingkat yang rendah, auditor sistem informasi harus mempertimbangkan

resiko irregularities and illegal act, dengan memahami perusahaan dan

lingkungannya secara pengendalian internal perolehan bukti audit yang

cukup dan tepat.

b. Auditor sistem informasi harus merancang dan melaksanakan prosedur untuk

menguji pengendalian internal yang tepat dan resiko pengendalian simpangan

manajemen.

c. Jika sistem informasi telah mengidentifikasikan, irregularities and illegal act

yang melibatkan manajemen atau karyawan yang memiliki role penting

dalam pengendalian internal, auditor sistem informasi harus

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

21 

 

 

 

mengkomunikasikan tepat waktu untuk orang-orang yang bertanggung jawab

terhadap governance.

d. Auditor sistem informasi harus mengdokumentasikan semua komunikasi,

perencanaan, hasil, evaluasi, dan kesimpulan yang berhubungan dengan

irregularities and illegal act.

10. IT Governance

Auditor sistem informasi harus meninjau dan menilai fungsi sistem

informasi sesuai dengan visi, misi, nilai, tujuan dan strategi perusahaan. Juga

menilai keefektifan sumber daya informasi dan pelaksanaan proses manajemen,

pemenuhan keabsahan, kualitas lingkungan dan informasi, serta kebutuhan

pengendalian keamanan. Selain itu dinilai pula lingkungan pengendalian dan

resiko dalam lingkungan sistem informasi.

11. Use of Risk Assesment in Audit Planning

Auditor sistem informasi harus menggunakan teknik atau pendekatan

penilaian resiko yang tepat dalam pengembangan rencana audit sistem informasi

secara keseluruhan, dan menentukan prioritas pembagian sumber daya audit

sistem informasi secara efektif.

12. Audit Materiality

Auditor sistem informasi harus mempertimbangkan audit secara material

dan hubungannnya dengan resiko audit menentukan sifat, waktu, dan isi dari

proses audit.

13. Using the Work of Other Experts

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

22 

 

 

 

Auditor sistem informasi harus mempertimbangkan penggunaan ahli lain

dalam melakukan audit.

14. Audit Evidence

Auditor sistem informasi harus memperoleh bukti yang cukup dan tepat

untuk membuat kesimpulan yang beralasan sebagai dasar dari hasil audit.

2.7.4 Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan Audit Sistem Informasi menurut Gondodiyoto, (2007, p474), yaitu :

1. Pengamanan Aset.

Aset informasi suatu perusahaan seperti perangkat keras (hardware), perangkat

lunak (software), sumber daya manusia, file/data dan fasilitas lain harus dijaga

dengan sistem pengendalian intern yang baik agar tidak terjadi penyalahgunaan aset

perusahaan. Dengan demikian sistem pengamanan aset merupakan suatu hal yang

sangat penting harus dipenuhi oleh perusahaan.

2. Efektifitas Sistem.

Efektifitas sistem informasi perusahaan memiliki peranan penting dalam proses

pengambilan keputusan. Suatu sistem informasi dapat dikatakan efektif bila sistem

informasi tersebut sudah dirancang dengan bener (doing the right thing), telah sesuai

dengan kebutuhan user. Informasi yang dibutuhkan oleh para manajer dapat

dipenuhi dengan baik.

3. Efisiensi Sistem.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

23 

 

 

 

Efsiensi menjadi sangat penting ketika sumber daya kapasitasnya terbatas. Jika

cara kerja dari sistem aplikasi komputer menurun maka pihak manajemen harus

mengevaluasi apakah efisiensi sistem masih memadai atau harus menambah sumber

daya, karena suatu sistem dikatakan efesien jika sistem informasi dapat memenuhi

kebutuhan user dengan sumber daya informasi yang minimal. Cara sistem kerja

benar (doing thing right).

4. Ketersediaan (availibility).

Berhubungan dengan ketersediaan dukungan/layanan teknologi informasi (TI).

TI hendaknya dapat mendukung secara continue terhadap proses bisnis (kegiatan

perusahaan). Makin sering terjadi gangguan (System Down) maka berarti tingkat

ketersediaan sistem rendah.

5. Kerahasiaan (confidentiality).

Fokusnya ialah pada proteksi terhadap informasi dan supaya terlindungi dari

akses dari pihak-pihak tidak berwenang.

6. Kehandalan (Realibility).

Berhubungan dengan kesesuaian dan keakuratan bagi manajemen dalam

pengelolaan organisasi,pelaporan dan petanggungjawaban.

7. Menjaga Integritas Data.

Integritas data (data integrity) adalah salah satu konsep dasar dari sistem

informasi data memiliki atribut-atribut seperti : kelengkapan,kebenaran,keakuratan.

2.7.5 Tinjauan Penting dalam Audit SI/TI

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

24 

 

 

 

Menurut Sarno (2009, p28-29), Adapun elemen utama dari aktivitas peninjauan yang

dilakukan dalam Audit SI/TI dapat diklasifikasikan ke dalam tinjauan penting berikut :

a. Tinjauan terkait dengan fisik dan lingkungan, yakni : hal-hal yang terkait dengan

keamanan fisik, suplai sumber daya, temperatur, kontrol kelembaban dan faktor

lingkungan lain.

b. Tinjauan administrasi sistem, yaitu mencakup tinjauan keamanan sistem operasi,

sistem manajemen database, seluruh prosedur administrasi sistem dan

pelaksanaannya.

c. Tinjauan perangkat lunak, perangkat lunak yang dimaksud merupakan aplikasi

bisnis yang dapat berupa sistem berbasis web untuk pemrosesan permintaan

pelanggan hingga Entreprise Resource Planing (ERP) yang kini menjadi inti dari

proses bisnis di perusahaan. Tinjauan terhadap perangkat lunak tersebut juga

mencakup kontrol akses dan otorisasi ke dalam sistem, validasi dan penanganan

kesalahan termasuk pengecualian dalam sistem serta aliran proses bisnis dalam

perangkat lunak beserta kontrol secara manual dan prosedur penggunaannya.

Sebagai tambahan, tinjauan juga perlu dilakukan terhadap siklus hidup

pengembangan sistem.

d. Tinjauan keamanan jaringan yang mencakup tinjauan jaringan internal dan

eksternal yang terhubung dengan sistem, batasan tingkat keamanan, tinjauan

terhadap firewall, daftar kontrol akses router, port scaning serta pendeteksian

akan gangguan maupun ancaman terhadap sistem.

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

25 

 

 

 

e. Tinjauan kontinuitas bisnis dengan memastikan ketersediaan prosedur backup

dan penyimpanan, dokumentasi dari prosedur tersebut serta dokumentasi

pemulihan bencana/kontinuitas bisnis yang dimiliki.

f. Tinjauan integritas data yang bertujuan untuk memastikan ketelitian data yang

beroperasi sehingga dilakukan verifikasi kecukupan kontrol dan dampak dari

kurangnya kontrol yang ditetapkan

2.7.6 Laporan Audit

2.7.6.1 Struktur Laporan Audit

Menurut Sarno (2009, p167), Secara umum laporan audit akan berisikan struktur

pembahasan sebagai berikut :

a. Pendahuluan, termasuk pernyataan tujuan dan area yang akan diaudit,periode

cakupan audit serta pernyataan umum dari sifat dasar dan cakupan prosedur audit

yang diuji selama proses audit.

b. Batasan terhadap pelaksanaan audit SI/TI.

c. Syarat atau kualifikasi pengaudit SI/TI yang sesuai dengan ketentuan atau

standar pengaudit. Hal tersebut akan mungkin menetapkan bahwa kontrol atau

prosedur yang ditemukan sudah cukup atau masih kurang memenuhi

standar.Keseimbangan laporan audit seharusnya mendukung kesimpulan dan

bukti secara keseluruhan yang terkumpul seharusnya menyediakan dukungan

pada level yang lebih tinggi.

d. Pernyataan panduan audit SI/TI yang diikuti selama aktivitas audit dilaksanakan.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

26 

 

 

 

e. Detil temuan audit dan rekomendasi serta keputusan apakah memasukkan atau

tidak memasukkan temuan kedalam laporan audit.Hal tersebut bergantung pada

panduan yang disediakan oleh manajemen tingkat yang lebih tinggi.

f. Keanekaragaman temuan yang beberapa diantaranya bersifat penting.

Kesimpulan keseluruhan dari pengaudit SI/TI dan pendapat dari kecukupan

kontrol dan prosedur yang diuji selama audit.

2.7.6.2 Dokumentasi Laporan Audit SI/TI

Menurut Sarno (2009, p168), Dokumentasi laporan audit SI/TI seharusnya berisikan :

a. Perencanaan dan persiapan audit SI/TI yang mencakup ruang lingkup dan tujuan

audit (scope dan objective).

b. Kondisi sistem informasi.

c. Program audit SI/TI yang dilakukan.

d. Langkah audit SI/TI yang dilakukan dan bukti (evidence) audit SI/TI yang

dikumpulkan.

e. Temuan audit (findings) dan tingkat kedewasaan proses TI.

f. Kesimpulan dari hasil temuan.

g. Laporan – laporan lain terkait sebagai hasil dari pekerjaan audit SI/TI.

h. Tinjauan pengawas berupa rekomendasi untuk perbaikan berkelanjutan.

2.7.7 Fungsi Internal Auditor

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

27 

 

 

 

Menurut Basalamah dalam Hunton et al., (2011, p17), seorang auditor TI

sebaiknya mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut:

1. Mengevaluasi pengendalian atas aplikasi-aplikasi tertentu, yang mencakup analisis

terhadap resiko dan pengendalian atas aplikasi-aplikasi seperti e-business, sistem

perencanaan sumberdaya perusahaan (enterprise resource planning atau ERP) atau

program-program lainnya.

2. Memberikan asersi (assurance) atas proses-proses tertentu, seperti audit dengan

prosedur-prosedur tertentu yang disepakati bersama dengan auditan mengenai

lingkup asersi.

3. Memberikan asersi atas aktivitas pengolahan data pihak ketiga, dengan tujuan untuk

memberikan asersi bagi pihak lain yang memerlukan informasi mengenai aktivitas

pengolahan data yang dilakukan oleh pihak ketiga tersebut.

4. Pengujian penetrasi, yaitu upaya untuk mengakses sumberdaya informasi guna

menemukan kelemahan-kelemahan yang ada dalam pengolahan data tersebut.

5. Memberikan dukungan atas pekerjaan audit keuangan, yang mencakup evaluasi atas

resiko dan pengendalian TI yang dapat mempengaruhi keandalan sistem pelaporan

keuangan.

6. Mencari kecurangan yang berbasis TI, yaitu menginvestigasi catatan-catatan

komputer dalam investigasi kecurangan.

2.8 COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

2.8.1 Pengertian COBIT

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

28 

 

 

 

Menurut Gondodiyoto, (2007, p276), COBIT adalah sekumpulan dokumentasi best

practice untuk IT governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan

manajemen, untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan

masalah-masalah teknis TI. COBIT bermanfaat bagi auditor,IT users, manager yaitu:

1. Bagi Auditor, karena merupakan teknik yang dapat membantu dalam identifikasi

IT control issues.

2. Bagi IT users, karena memperoleh keyakinan atas kehandalan sistem aplikasi yang

dipergunakan.

3. Bagi Manager, memperoleh manfaat dalam keputusan investasi di bidand TI serta

infrastrukturnya, menyusun strategic IT plan, menentukan information architecture,

dan keputusan atas procurement (pengadaan/pembelian) mesin.

Menurut Cascarino (2007, p188) “Control Objectives for information and related

technology (COBIT) is one of the most widely accepted models of the IT governance and

control utilized to manage risks and implement controls within an IT enviroment in

order to achieve business objectives. COBIT was introduced to meld existing IT

standards and best practices into one comprehensive structure designed to achieve

international accepted governance standards. COBIT utilized a framework of domains

and processes to create a logical structure of IT activities in a manner that can be

easily subject to managerial control”.

Menurut Hari Setiabudi et.al (2010, p971), CobIT adalah sekumpulan dokumentasi

best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, pengguna (user), dan

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

29 

 

 

 

manajemen untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan

masalah-masalah teknis TI. CobIT bermanfaat bagi auditor karena merupakan teknik

yang dapat membantu dalam identifikasi IT control issues. CobIT berguna para IT user

karena memperoleh keyakinan atas kehandalan sistem aplikasi yang dipergunakan.

Sedangkan para manajer memperoleh manfaat dalam keputusan investasi di bidang TI

serta infrastrukturnya, menyusun strategic IT plan, menentukan informasi arsitektur, dan

keputusan atas procurement (pengadaan/pembelian) mesin.

Berdasarkan beberapa pengertian COBIT diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

COBIT adalah Suatu kumpulan dokumentasi best practices yang dapat membantu para

auditor, pengguna dan manajemen dalam melakukan pengelolaan terhadap TI

perusahaan untuk mengatasi resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah

teknis TI.

2.8.2 COBIT Benefits and Resources

Menurut IT Governance Institute (2007), The benefits of implementing COBIT as a

governance framework over IT include.

1. Better alignment, based on a bussines focus.

2. A view, understandable to management, of what IT does.

3. Clear ownership and responsibilities,based on a common language.

4. General acceptability with third parties and regulators.

5. Shared understanding amongst all stakeholders, based on a common language.

6. Fulfillment of the COSO requirement for the IT control environment.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

30 

 

 

 

Berdasarkan manfaat COBIT diatas, maka dapat disimpulkan bahwa COBIT

memiliki beberapa manfaat sebagai kerangka tata kelola TI yaitu : Keselarasan yang

lebih baik berdasarkan pada fokus bisnis, Pandangan yang dapat dimengerti untuk

manajemen dari apa yang TI lakukan, Kepemilikan dan tanggung jawab yang jelas

berdasarkan pada bahasa umum yang digunakan, Dapat diterima oleh pihak ketiga dan

pengatur, Pemahaman bersama di antara semua pemegang kepentingan berdasarkan

bahasa yang umum, Pemenuhan persyaratan COSO untuk lingkungan pengendalian TI.

2.8.3 Sasaran COBIT

Menurut ISACA, COBIT terutama ditujukan untuk manajemen, pengguna bisnis

TI dan auditor. Gunanya, bisnis dan konsultan TI dapat memberikan manajemen dengan

saran pada kontrol dan tata kelola manajemen layanan IT professional.

According to Brand and Boonen (2008, p23), the main target groups are

described in the following paragraphs :

a. Managers

Within organizations managers are the ones that hold execute responsibility for

operation of the operation of the enterprise. They need information in order to order

to control the internal operations and to direct business processes. IT is an integral

part of business operations. COBIT can help both business and IT managers to

balance risk and control investment in an often unpredictable IT environment.

b. End-Users

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

31 

 

 

 

Most organizations realize that having the right IT services is the responsibility of

the business process owner. This is even the case when delivery of IT services is

delegated to internal or external service providers. COBIT offers a framework to

obtain assurance on the security and controls of IT services provided by internal or

external parties.

c. Auditors

In order to provide independent assurance of the quality and applicability of

controls, organizations employ auditors. Often an audit committee at the board or

Top Management Level directs auditing. COBIT helps auditors to structure and

substantite their opinions and provide advice to management on how to improve

internal controls.

d. Business and IT Consultants

New frameworks and methods, e.g. on IT governance often originate outside the

enterprise. Business and IT consultants can bring this knowledge into the enterprise

and thus provide advice to business and IT management on improving IT

governance.

e. IT Service Management Professionals

In the IT service management community, Information Technology Infrastructure

Library (ITIL) is the dominant framework. COBIT helps to further improve IT

service management by providing a framework that covers the complete lifecycle of

IT systems and services.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

32 

 

 

 

Berdasarkan sasaran COBIT diatas, maka dapat disimpulkan bahwa COBIT

memiliki sasaran dalam pengimplementasiannya yang ditujukan kepada : Manajer,

Pengguna Akhir, Auditor, Konsultan TI dan Bisnis dan Manajemen Profesional

untuk layanan TI.

2.8.4 Framework COBIT

Menurut Gondodiyoto, (2007, p.281), COBIT framework mencakup tujuan

pengendalian yang terdiri dari 4 domain yaitu:

1. Perencanaan & Organisasi (Planning & Organization)

Yaitu mencakup pembahasan tentang identifikasi dan strategi investasi TI yang

memberikan yang terbaik untuk mendukung pencapaian tujuan bisnis. Selanjutnya

identifikasi dan visi strategi perlu direncanakan, dikomunikasikan, dan diatur

pelaksanaannya (dari berbagai perspektif).

2. Perolehan dan Implementasi (Aquisition and Implementation)

Yaitu untuk merealisasikan strategi TI, perlu diatur kebutuhan TI, diidentifikasi,

dikembangkan, atau diimplementasikan secara terpadu dalam proses bisnis

perusahaan.

3. Penyerahan dan Pendukung (Delivery and Support)

Domain ini lebih dipusatkan pada ukuran tentang aspek dukungan TI terhadap

kegiatan operasional bisnis (tingkat jasa layanan TI actual atau service level) dan

aspek urutan (prioritas implementasi dan untuk pelatihannya).

4. Memantau dan Evaluasi (Monitor and Evaluate)

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

33 

 

 

 

Yaitu semua proses TI yang perlu dinilai secara berkala agar kualitas dan tujuan

dukungan TI tercapai, dan kelengkapannya berdasarkan pada syarat kontrol internal

yang baik.

Tabel 2.1 Domain & High level Controls COBIT

COBIT Domains High Level Objectives

1. Plan and

Organize

1. Define a strategic IT Plan and direction

2. Define the information architecture

3. Define technological direction

4. Define IT processes, organization and relationship

5. Manage the IT Investment

6. Communicate management aim and direction

7. Manage IT human resources

8. Manage Quality

9. Assess and manage IT risks

10. Manage projects

2. Acquire and

implement

1. Identify automated solutions

2. Acquire and maintain application software

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

34 

 

 

 

3. Acquire and maintain technology infrastructure

4. Enable operation and use

5. Procure IT resource

6. Manage Changes

7. Install and accredit solution and changes

3. Deliver and

support

1. Define and manage service levels

2. Manage third-party services

3. Manage performance and capacity

4. Ensure continous service

5. Ensure systems security

6. Identify and allocate costs

7. Educate and train users

8. Manage service desk and incidents

9. Manage the configuration

10. Manage problems

11. Manage data

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

35 

 

 

 

Sumber : Gondodiyoto (2007, p282)

12. Manage the physical environment

13. Manage operation

4. Monitor and

evaluate

1. Monitor and evaluate IT process

2. Monitor and evaluate internal control

3. Ensure regulatory compliance

4. Provide IT Governance

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

36 

 

 

 

Gambar 2.1 COBIT Processes Defined Within The Four Domain

Sumber : ITGI-COBIT 4.1th edition (2007, p26)

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

37 

 

 

 

2.8.5 Kerangka Kerja COBIT

Menurut Gondodiyoto, (2007, p.279-280), Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa

arahan (guidelines), yaitu :

a. Control Objectives terdiri dari 4 tujuan pengendalian tingkat-tingkat (high-level

control objectives) yang tercermin dalam 4 domain, yaitu : planning &

organization, acquisition & implementation, delivery & support, dan monitoring.

b. Audit Guidelines, berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian rinci (detailed

control objectives) untuk membantu para auditor dalam memberikan

management assurance dan atau saran perbaikan.

c. Management Guidelines, berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik,

mengenai apa saja yang mesti dilakukan.

COBIT Framework memasukkan juga hal-hal berikut ini :

1. Maturity Models.

Untuk memetakan status maturity proses-proses TI (dalam skala 0-5)

dibandingkan dengan “The best in the class in the industry” dan juga

International best practices.

2. Critical Success Factors (CSFs).

Arahan implementasi bagi manajemen agar dapat melakukan kontrol atas proses

TI.

3. Key Goal Indicators (KGIs).

Kinerja proses-proses TI yang berhubungan dengan business requirements.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Evaluasi - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00342-ka 2.pdf · Surat perjanjian tersebut harus disetujui oleh suatu tingkatan

38 

 

 

 

4. Key Performance Indicators (KPIs).

Kinerja proses-proses TI sehubungan dengan process goals.