18
9 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber daya yang tersedia untuk manajemen, bagaimana sumber dana diperoleh, dan bagaimana sumber daya tersebut digunakan (Reilly, 2003). Laporan keuangan menjadi informasi yang berguna, seperti melalui analisis laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan, perubahan posisi keuangan, dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang diperlukan investor terdiri atas neraca, laporan rugi-laba, dan laporan arus kas. Tujuan dari penyajian laporan keuangan (Kieso, 2006): a. Untuk membantu investor, kreditor, dan pengguna lain yang telah ada sekarang maupun yang potensial dalam membuat keputusan rasional tentang investasi, kredit, dan lain lain. b. Untuk membantu investor, kreditor, dan pengguna lain yang telah ada sekarang maupun yang potensial dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian mengenai penerimaan kas di masa mendatang dalam bentuk dividen atau bunga, serta hasil dari penjualan, redemption, ataupun jatuh tempo dari sekuritas dan pinjaman. c. Memberi gambaran tentang sumber daya ekonomi dari perusahaan, klaim atas sumber daya tersebut serta pengaruh dari transaksi dan kejadian- kejadian yang dapat mengubah sumber daya dan klaim tersebut. Informasi dari laporan keuangan dapat digunakan untuk menghitung rasio dan analisis aktivitas bisnis, perencanaan, pembiayaan, investasi, dan operasi pusahaan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi pendapatan perusahaan, serta arus kas. Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

  • Upload
    buithuy

  • View
    219

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

9 Universitas Indonesia

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai sumber daya yang

tersedia untuk manajemen, bagaimana sumber dana diperoleh, dan bagaimana

sumber daya tersebut digunakan (Reilly, 2003). Laporan keuangan menjadi

informasi yang berguna, seperti melalui analisis laporan keuangan yang dihasilkan

oleh perusahaan dapat memberikan informasi tentang posisi keuangan perusahaan,

perubahan posisi keuangan, dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan yang

diperlukan investor terdiri atas neraca, laporan rugi-laba, dan laporan arus kas.

Tujuan dari penyajian laporan keuangan (Kieso, 2006):

a. Untuk membantu investor, kreditor, dan pengguna lain yang telah ada

sekarang maupun yang potensial dalam membuat keputusan rasional

tentang investasi, kredit, dan lain lain.

b. Untuk membantu investor, kreditor, dan pengguna lain yang telah ada

sekarang maupun yang potensial dalam menilai jumlah, waktu, dan

ketidakpastian mengenai penerimaan kas di masa mendatang dalam bentuk

dividen atau bunga, serta hasil dari penjualan, redemption, ataupun jatuh

tempo dari sekuritas dan pinjaman.

c. Memberi gambaran tentang sumber daya ekonomi dari perusahaan, klaim

atas sumber daya tersebut serta pengaruh dari transaksi dan kejadian-

kejadian yang dapat mengubah sumber daya dan klaim tersebut.

Informasi dari laporan keuangan dapat digunakan untuk menghitung rasio

dan analisis aktivitas bisnis, perencanaan, pembiayaan, investasi, dan operasi

pusahaan untuk menentukan faktor yang mempengaruhi pendapatan perusahaan,

serta arus kas.

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

10

2.1.2 Analisis Rasio Keuangan

Analisis menggunakan rasio keuangan untuk melihat hubungan antara

nilai individu dalam laporan keuangan. Rasio keuangan ini bukan hanya untuk

satu perusahaan saja, melainkan dibandingkan dengan faktor lain seperti

makroekonomi, kondisi industri, pesaing diantara industri, dan kinerja masa lalu.

Analisis rasio keuangan dibagi dalam 5 kategori yang akan membantu analis

dalam memahami karakteristik ekonomi yang penting dalam perusahaan (Reilly,

2003):

1. Common size analysis

Menganalisis laporan keuangan seperti neraca dan laporan rugi-laba

dengan melakukan presentase setiap elemen terhadap total aset dan total

penjualan pada tahun tertentu sehingga analis dapat mengetahui bagaimana

struktur dari pembiayaan perusahaan.

2. Internal liquidity (solvency)

Rasio likuiditas mengindikasikan kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka pendeknya. Semakin likuid semakin kecil risikonya.

Perhitungan dapat dilakukan dengan rumus: current ratio, quick aset ratio,

working capital, atau analisis cash flow.

3. Evaluating operating performance

Rasio ini mengidentifikasikan seberapa baik manajemen

mengoperasikan bisnisnya. Rasio ini terbagi atas operating efficiency &

operating profitability.

4. Risk analysis

Total risiko perusahaan terdiri dari dua komponen internal, yaitu risiko

bisnis dan risiko finansial. Risiko bisnis merupakan ketidakpastian pendapatan

yang disebabkan karena fluktuasi penjualan dan laba operasi perusahaan,

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

11

sedangkan risiko finansial berupa ketidakpastian ROE karena perusahaan

menggunakan hutang dalam pembiayaannya.

Risiko lain yang ditanggung perusahaan yaitu external liquidity risk,

yaitu risiko perusahaan untuk dapat membeli/menjual aset dengan cepat dan

sedikit terjadinya perubahan harga. Dipengaruhi oleh price earning ratio dan

price to book value. Rasio itu semakin rendah semakin kecil risiko yang

dihadapi, karena adanya undervalue valuasi harga saham.

5. Growth analysis

Nilai suatu perusahaan tergantung dari pertumbuhan pendapatan, arus

kas, dan dividen di masa yang akan datang. Ada dua faktor yang

mempengaruhi, antara lain besarnya sumber daya yang ditahan kembali untuk

investasi dan besarnya ROE.

Berdasarkan Reilly (2003) pula, dinyatakan bahwa dalam pasar yang

efisien seharusnya terdapat hubungan antara variabel risiko internal perusahaan

dengan ukuran risiko pasar seperti beta. Jadi, analisis laporan keuangan berupa

rasio-rasio keuangan dapat digunakan untuk memperkirakan risiko sistematis

suatu aset.

2.2 Risiko

2.2.1 Pengertian Risiko

Capital Market Theory menjelaskan perilaku investor dalam melakukan

pengambilan keputusan berinvestasi. Investor akan mempertimbangkan dua faktor

penting dalam mengambil keputusan berinvestasi, yaitu besarnya imbal hasil yang

diharapkan (expected return) dan risiko. Oleh karena itu konsep risiko tidak

terlepas kaitannya dengan imbal hasil (return). Pengertian imbal hasil itu sendiri

merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor di masa depan

atas investasinya di masa sekarang.

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

12

Berdasarkan pengertian imbal hasil (return), bahwa imbal hasil (return)

suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari investasi dengan cara menghitung

selisih harga saham periode berjalan dengan periode sebelumnya dengan

mengabaikan dividen, maka dapat ditulis rumus (Ross et al., 2003) :

1

1

t

ttt p

ppR (2.1)

Perhitungan di atas menurut Brooks, merupakan jenis metode perhitungan

imbal hasil (return) sebagai simple returns. Metode selanjutnya yaitu continuosly

compounded returns. Adapun formula perhitungannya adalah sebagai berikut:

1

lnt

tt p

pr (2.2)

Dimana:

rt = Continuosly compounded returns pada periode t

pt = Harga saham pada periode t

pt-1 = Harga saham pada periode t-1

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, investor selalu mengharapkan tingkat

imbal hasil yang sesuai atas setiap risiko investasi yang dihadapinya. Risiko

adalah ketidakpastian mengenai tingkat pengembalian di masa yang akan datang

(Bodie et al., 2007). Menurut Reilly et al. (2003) risiko dapat diartikan bahwa

risiko merupakan ketidakpastian atas investasi yang akan diperoleh terhadap

imbal hasil yang diharapkan. Sedangkan Sharpe (1999) menyatakan “Risk is the

think for measuring of actual return deviation to expected return”. Jones (2000)

mendefinisikan “Risk is defined as the change that actual return on an investment

will be different from the expected return” . Jadi, risiko merupakan perubahan

dimana imbal hasil yang terjadi dari investasi akan berbeda-beda terhadap imbal

hasil yang diharapkan.

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

13

Menurut Scott et al. (2000), risiko adalah penyimpangan yang terjadi

antara actual return dengan imbal hasil yang diharapkan sebelumnya (expected

return). Keown et al. (2002) mendefinisikan risiko adalah munculnya variabilitas

yang berhubungan dengan penerimaan atau arus pendapatan yang diharapkan.

Jadi, risiko dari sudut pandang investasi merupakan trade off untuk imbal hasil

yang diharapkan (expected return). Jika ingin memperoleh tingkat pengembalian

yang lebih tinggi maka risiko yang diterima akan juga lebih besar.

Pengukuran risiko dibutuhkan sebagai tolak ukur untuk memahami

signifikansi dari kerugian yang akan ditimbulkan oleh terealisirnya suatu risiko,

baik secara individual maupun portfolio. Menurut Ross et al (2005) : “ The

variance and its square root, the standard deviation, are the most commonly used

measure of volatility”. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa

untuk menghitung besarnya risiko digunakan perhitungan varians dan standar

deviasi. Varians merupakan rata-rata kuadrat selisih antara actual return dengan

imbal hasil (return) rata-rata. Sedangkan standar deviasi merupakan akar dari

varians. Risiko dinyatakan dalam standar deviasi yang dapat dihitung dengan cara

sebagai berikut:

n

iii rPrr

1

2 )()( (2.3)

Dimana:

σ = standar deviasi (simpangan)

ri = kemungkinan imbal hasil pada saat i

r = imbal hasil yang diharapkan

P(ri) = kemungkinan imbal hasil i akan terjadi

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

14

2.2.2 Jenis-jenis Risiko

Berdasarkan sifat dapat didiversifikasikan atau tidak dapat didiversifikasi,

risiko investasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu (1) risiko sistematis (systematic

risk), yang tidak dapat didiversifikasikan, dan (2) risiko tidak sistematis

(unsystematic risk, yang dapat didiversifikasikan).

1. Risiko Sistematis (Beta)

Risiko sistematis atau risiko yang tidak dapat didiversifikasi disebut

juga dengan risiko pasar. Risiko ini berkaitan dengan kondisi yang terjadi di

pasar secara umum, misalnya perubahan dalam perekonomian secara makro,

risiko tingkat bunga, risiko politik, risiko inflasi, risiko nilai tukar dan risiko

pasar. Risiko ini mempengaruhi semua perusahaan dan karenanya tidak bisa

dihilangkan dengan diversifikasi.

Parameter yang digunakan dalam mengukur risiko ini adalah beta.

Pengertian beta menurut Jones (2000) yaitu suatu ukuran volatilitas, atau suatu

risiko sistematis relatif, dimana pengertian volatilitas adalah sebagai fluktuasi

dari imbal hasil (return) suatu sekuritas dalam suatu periode tertentu. Jika

fluktuasi imbal hasil (return) sekuritas secara statistik mengikuti fluktuasi

imbal hasil (return) pasar, maka beta dari sekuritas tersebut bernilai 1.

Misalnya apabila return pasar naik sebesar 5%, maka investor akan

mengharapkan kenaikan return sekuritasnya sebesar 5% pula. Berdasarkan

pengertian menurut Scott et al. (2000) serta Ross et al. (2003), dapat

disimpulkan bahwa beta adalah pengukur volatilitas suatu risiko sistematis

pada sekuritas. Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan titik estimasi yang

menggunakan data historis maupun estimasi secara subjektif. Beta historis

dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (imbal

hasil (return) sekuritas dan imbal hasil (return) pasar).

Secara matematis menurut Bodie et al.(2007), beta dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

15

β =

22 XXN

YXXYN (2.4)

Dimana:

X = Imbal hasil (return) pasar (Rm)

Y = Imbal hasil (return) saham (Ri)

N = Jumlah data

β = Beta saham

Atau dapat dinyatakan dengan rumus (Ross et al.; 2005)

2,

m

mii

Cov

(2.5)

Dimana:

β = Beta saham

Covi,m = Covarian antara saham i dengan pasar

σ2= Varians pasar

2. Risiko Tidak Sistematis

Risiko tidak sistematik merupakan risiko yang berpengaruh khusus

pada sebuah aset tunggal atau sebuah aset kelompok kecil. Risiko tidak

sistematis dipengaruhi oleh faktor mikro yang terdapat pada perusahaan

atau industri tertentu, sehingga risiko ini hanya mempengaruhi perusahaan

itu saja. Risiko tidak sistematis ini bisa diminimumkan dengan melakukan

diversifikasi.

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

16

Sementara itu, berdasarkan Reilly (2003), investor dihadapkan kepada

lima jenis sumber risiko fundamental sebagai berikut:

1. Risiko bisnis

Risiko bisnis merupakan ketidakpastian arus pendapatan yang muncul

karena kondisi bisnis perusahaan. Semakin fluktuatif pendapatan yang masuk

ke perusahaan berarti semakin fluktuatif pula arus pendapatan yang diterima

investor.

2. Risiko keuangan

Risiko keuangan merupakan ketidakpastian yang muncul dari cara

perusahaan mendanai kegiatannya. Pendanaan perusahaan bisa berasal dari

penerbitan ekuitas atau penerbitan utang. Jika perusahaan menggunakan utang

sebagai salah satu sumber pendanaan, maka perusahaan harus mendahulukan

pembayaran bunga kepada kreditor daripada menghasilkan pendapatan untuk

pemegang saham, dan akhirnya ketidakpastian imbal hasil pemegang saham

akan meningkat.

3. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas merupakan ketidakpastian yang muncul saat investor

merubah sekuritasnya menjadi kas, yang akan digunakan untuk konsumsi saat

ini atau investasi lainnya. Semakin cepat dan mudah suatu asset diubah

menjadi kas, berarti aset itu semakin likuid. Penilaian likuiditas tersebut terdiri

atas berapa lama waktu yang diperlukan untuk merubah aset menjadi kas serta

seberapa besar kepastian akan harga yang diperoleh.

4. Risiko nilai tukar

Risiko nilai tukar merupakan ketidakpastian yang muncul ketika

investor memiliki aset yang didominasi dengan mata uang yang berbeda

dengan mata uang investor. Fluktuasi nilai tukar akan menimbulkan

ketidakpastian pada pendapatan yang akan diperoleh investor.

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

17

5. Risiko negara (keadaan politik)

Risiko negara (keadaan politik) merupakan ketidakpastian yang

muncul karena terjadinya perubahan besar pada kondisi ekonomi dan politik

suatu negara.

Selanjutnya, penelitian ini fokus pada risiko yang tidak dapat

didiversifikasi (systematic risk). Seperti dikutip pada Reilly (2003), banyak studi

yang meneliti hubungan antara risiko sistematis dan variabel akuntansi. Penulis

studi tersebut, terutama Thompson (1976), secara umum menyimpulkan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara ukuran risiko pasar dengan ukuran

risiko fundamental yang berasal dari data akuntansi. Selain itu, berdasarkan

Subramanyam (2004), elemen-elemen dari risiko sistematis antara lain:

a. Risiko ekonomi (Economic risk)

Risiko yang disebabkan dari lingkungan operasional pusahaan, seperti:

fluktuasi dalam aktivitas bisnis, capital market risk dan purchasing power

risk. Risiko bisnis merupakan risiko yang terjadi karena ketidakpastian

kemampuan pusahaan memperoleh tingkat pengembalian investasinya,

terjadi karena adanya perubahan faktor biaya dan pendapatan perusahaan.

Faktor tersebut berubah karena persaingan, product mix, dan kemampuan

manajemen.

b. Risiko keuangan (Financial risk)

Risiko ini terjadi karena struktur finanasial perusahaan dalam

mengkombinasikan hutang dan ekuitas.

c. Risiko akuntansi (Accounting risk)

Merupakan risiko yang terjadi karena penggunaan metode akuntansi, yang

pada gilirannya dapat mempengaruhi hasil akhir perhitungan pendapatan

(laba) perusahaan. Penggunaan metode akuntansi yang berbeda (dalam

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

18

lingkup SAK) juga tidak memberikan jaminan konsistensi dan

komparibilitas bila dibandingkan dengan perusahaan lain.

Sementara itu, menurut Rosenberg dan Guy (dikutip dari Bodie, et al

2007), untuk memperkirakan pengukuran beta perlu memperhatikan beberapa

variabel sebagai berikut:

a. Variance of earnings

b. Variance of Cash Flow

c. Growth in EPS

d. Market capitalization

e. Debt to Total asset ratio

f. Dividend yearly

2.3 Studi Literatur Mengenai Risiko Pasar

2.3.1 Teori Portofolio (Portofolio Theory) oleh Markowitz

Markowitz (1952) menerbitkan artikel tentang teori portofolio. Esensi

alokasi portofolio yang rasional tercakup dalam frase “don’t put all your eggs in

one basket”. Markowitz menunjukkan bahwa variance portofolio akan turun

secara asimtotik mendekati covariance-nya. Dengan kata lain, variance sekuritas

individunya dapat didiversifikasikan, tetapi covariance-nya tidak dapat

didiversifikasikan. Dengan demikian setiap penambahan sekuritas akan

mengurangi risiko portofolio tersebut. Berikut ini merupakan gambar dari

penurunan risiko portofolio.

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

19

Gambar 2.1 Penurunan Risiko Portofolio Secara Asymtotic

Sumber : Ross, Westerfield, dan Jaffe (2005)

Gambar di atas dapat dituliskan dalam persamaan matematis sebagai

berikut:

Total individual risk (var)=portfolio risk (cov) + unsystematic risk (var-cov) (2.6)

Variance merupakan ukuran variabilitas imbal hasil saham individu.

Namun, karena satu saham tidak bisa dilepaskan dari hubungannya dengan saham

lainnya, maka muncul konsep covariance dan correlation yang melihat hubungan

antar saham-saham tersebut. Variance portofolio dapat ditulis dalam persamaan

matematis sebagai berikut (untuk kasus portofolio yang terdiri dari dua jenis aset):

Var = XA2 σA

2 + 2 XA XB ρA,B σA σB + XB2 σB

2 (2.7)

Dimana:

XA = proporsi aset A pada portofolio

σA = standar deviasi aset A

XB = proporsi asset B pada portofolio

σB = standar deviasi aset B

ρA,B = korelasi antara aset A dan aset B

Variance of portofolio’s return

Covariance

Number of securities

Diversifiable risk, unique risk, or unsystematic risk

Portofolio risk, market risk, or systematic risk

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

20

Korelasi antara satu aset dangan aset lainnya berkisar dari angka +1

sampai -1. Jika korelasi antar aset tersebut +1 atau korelasi positif sempurna

(perfect positive correlation), maka imbal hasil aset-aset tersebut lebih tinggi dari

pada imbal hasil rata-rata pada saat yang bersamaan, dan akan lebih rendah dari

imbal hasil rata-rata pada saat yang sama pula. Tanda positif menunjukkan

pergerakan imbal hasil aset-aset tersebut yang searah. Jika korelasi antar aset-aset

tersebut -1 atau korelasi negatif sempurna (perfect negative correlation), maka

imbal hasil suatu aset akan lebih tinggi dari pada imbal hasil rata-rata sedangkan

aset lainnya akan lebih rendah dari imbal hasil rata-rata. Tanda negatif

menunjukkan arah pergerakan imbal hasil aset-aset tersebut yang berlawanan

arah. Sedangkan jika korelasi antar aset-aset tersebut nol, berarti pergerakan imbal

hasil suatu asset tidak memiliki keeratan hubungan pada pergerakan imbal hasil

aset lainnya.

Dalam menyusun sebuah portofolio, korelasi antar aset harus diperhatikan.

Selama korelasi antar aset tersebut kecil dari 1, maka standar deviasi (risiko)

portofolionya akan lebih kecil dari rata-rata tertimbang standar deviasi (risiko)

individual asetnya. Melalui diversifikasi portofolio ini diharapkan investor dapat

mendiversifikasikan risiko tidak sistematisnya dan hanya menghadapi risiko

sistematis saja. Sehingga diversifikasi portofolio dapat dijadikan strategi bagi

investor untuk memperkecil risiko yang dihadapi.

2.3.2 CAPM (Capital Asset Pricing Model )

Teori harga pasar aset (Capital Asset Pricing Model) dikembangkan

pertama kali pada tahun 1960 oleh William F Sharpe, Lintner dan Mossin. CAPM

merupakan suatu model yang menghubungkan tingkat pengembalian yang

diharapkan dari suatu aset yang berisiko dengan risiko sistematis dari aset tersebut

pada kondisi pasar yang seimbang.

Penjelasan CAPM oleh Sharpe dan Lintner mengasumsikan adanya

lending dan borrowing pada tingkat bunga risk free rate. Berdasarkan hal

tersebut, maka imbal hasil yang diharapkan (expected return) dari aset i akan

diperoleh sebagai berikut:

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

21

E(Ri) = Rf + βi, (E[Rm] - Rf ) (2.7)

Dimana:

E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari sekuritas i yang

mengandung risiko

Rf = Tingkat pengembalian bebas risiko

E[Rm] = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari portofolio pasar.

βi = Risiko sistematis yang tidak bisa terdiversifikasi dari sekuritas i

Berdasarkan CAPM, tingkat pengembalian dari aset memiliki hubungan

yang linier terhadap covariance imbal hasil (returns)-nya pada return pasar

(market returns). CAPM mengasumsikan bahwa aset dengan risiko sistematis

(systematic risk) yang lebih besar akan menghasilkan imbal hasil (return) yang

lebih besar pula, dibandingkan dengan aset yang risiko sistematis-nya lebih kecil.

Oleh karena itu, apabila investor memiliki saham dengan risiko sistematis

(systematic risk) sama dengan pasar, maka koefisien beta adalah 1, lalu imbal

hasil yang diharapkan (expected return) adalah sama dengan imbal hasil pasar

(market return). Jika koefisien beta adalah 0, maka imbal hasil yang diharapkan

(expected return) akan sama dengan imbal hasil bebas risiko (risk free rate

return).

Dalam CAPM dinyatakan bahwa semakin tinggi risiko beta saham yang

ditolerir investor maka semakin tinggi tingkat pengembalian saham yang

diinginkannya. Bila beta tersebut dikaitkan dengan pengelompokkan saham

bahwa saham yang memiliki beta diatas satu adalah saham yang berisiko tinggi

dan saham yang memiliki beta dibawah satu disebut saham berisiko rendah, maka

investor sebaiknya membeli saham yang memiliki beta di atas satu ketika pasar

sedang mengalami kenaikan dan membeli saham beta dibawah satu ketika pasar

sedang mengalami penurunan.

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

22

2.3.3 Model Indeks Tunggal (Single Indeks Model) atau Market Model

Untuk mengiplementasikan CAPM, digunakanlah bentuk index model

dengan mengunakan realized return. Single index model, yang juga dinamakan

market model dikembangkan oleh Sharpe, yang merupakan pengembangan model

yang dikemukakan oleh Markowitz. Model Markowitz dan single-index model,

keduanya adalah model portofolio untuk meminimumkan varian. Perbedaan kedua

model pada rumus yang digunakan untuk menentukan varian portofolio. Model

Markowitz rumusnya diasumsikan untuk kondisi sangat sempurna, sedangkan

single-index model diasumsikan terdapat sisa saham yang tidak berkorelasi

sempurna.

Sebagai salah satu alternatif, single-index model dapat digunakan untuk

perkiraan imbal hasil (return) berbagai sekuritas individual maupun portofolio.

Model ini didasarkan atas asumsi bahwa hasil pengembalian suatu sekuritas

maupun portofolio dapat ditunjukkan sebagai suatu fungsi linier dari imbal hasil

indeks pasar. Model ini berdasarkan pada asumsi bahwa imbal hasil (return)

beberapa sekuritas atau portofolio dapat ditunjukkan sebagai fungsi linier dari

indeks imbal hasil (return) pasar. Contohnya Indeks Harga Saham Gabungan di

Bursa Efek Jakarta ; S&P Index.

Secara aljabar, model single-index ditunjukkan sebagai berikut

titMiit rri ,, (2.8)

Dimana:

rit = return sekuritas i pada periode waktu

rM,t = return pasar pada periode waktu t

αi = konstanta yang diukur dari return Sekuritas i yang tidak

dihubungkan atau dipengaruhi oleh return pasar.

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

23

βi = beta, ukuran sensitifitas dari return sekuritas terhadap

perubahan return pasar.

εi,t = tingkat kesalahan (error) merupakan bagian dari return

sekuritas yang diabaikan αi dan βi.

Jadi, model indeks tunggal didasarkan pengamatan bahwa harga dari suatu

sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus, dapat

diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika

indeks harga saham naik. Hal tersebut menyarankan bahwa return dari sekuritas

mungkin berkorelasi karena adanya reaksi umum terhadap perubahan nilai pasar.

Model indeks tunggal pun membagi dua sumber risiko dari return sekuritas

menjadi risiko sistematis, yaitu risiko yang timbul secara makroekonomi dan

risiko yang unik dari sekuritas.

2.4 Penelitian Sebelumnya Mengenai Pengaruh Ukuran Risiko Berdasarkan

Akuntansi terhadap Risiko Sistematis

Beaver, Kettler dan Scholes (1970) dan Beaver dan Manengold (1975)

menyimpulkan bahwa terdapat beberapa indikator atau ukuran risiko berdasarkan

akuntansi yang memiliki pengaruh terhadap beta sebagai risiko pasar. Sementara

itu, penelitian yang dilakukan oleh Abdelghany (2005) menyimpulkan bahwa

ukuran risiko berdasarkan akuntansi memiliki pengaruh terhadap risiko pasar

pada perusahaan yang terdaftar di NYSE. Hasil-hasil penelitian sebelumnya, yang

akan dijelaskan lebih lanjut, akan membantu memahami faktor atau variabel

apakah yang dapat mempengaruhi risiko sistematis (beta).

BKS (1970) melakukan pengujian empiris tentang penggunaaan laporan

keuangan dalam membantu investor menilai risiko sistematis. Variabel yang diuji

adalah dividend payout, yang diharapkan memiliki hubungan negatif dengan beta,

pertumbuhan aset yang diharapkan mempunyai hubungan positif, leverage yang

diprediksikan mempunyai hubungan positif, serta likuiditas dan ukuran

perusahaan yang diharapkan memiliki hubungan negatif dengan beta. Sedangkan

variabilitas laba dan beta akuntansi diprediksi mempunyai hubungan positif

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

24

dengan beta. Sampel penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di NYSE periode

1947-1965 sebanyak 307 perusahaan, dan pengolahan regresi berganda dilakukan

dengan metode cross-sectional. Perhitungan beta menggunakan data saham

perusahaan individual dan juga membentuk portfolio saham. Hasil penelitian

menunjukan model akhir yang terbentuk dalam menunjukkan hubungan antara

variabel akuntansi dan beta terdiri atas tiga variabel, yang secara statistik

signifikan , yaitu dividend payout, leverage, dan variabilitas laba.

Farrelly, Ferris dan Reichenstein (1985) menginvestigasi apakah informasi

laporan keuangan dapat merefleksikan mengenai risiko pasar dari perusahaan

yang bersangkutan, dengan menggunakan tujuh variabel akuntansi yang sama

seperti penelitian BKS. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 25

saham yang widely-held dan widely-recognized di Amerika pada tahun 1981.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa laporan keuangan setidaknya secara

implisit mampu memberikan informasi mengenai risiko pasar saham perusahaan.

Current ratio, variabilitas laba, dan dividend payout menghasilkan pengaruh

statistik yang signifikan dengan beta. Namun, tidak seperti penelitian sebelumnya,

current ratio menunjukkan hubungan yang positif. Begitu pula dengan total aset

menunjukkan hubungan positif dengan beta, yaitu tidak sesuai dengan perkiraan

awal, serta beta akuntansi juga menunjukkan hubungan negatif dengan beta.

Sementara itu, Abdelghany (2005) juga melakukan replikasi penelitian

yang sebelumnya dilakukan oleh BKS (1970), dengan menggunakan ketujuh

variabel akuntansi yang sama. Sampel penelitian adalah 323 perusahaan yang

terdaftar di NYSE, dengan tujuan memeriksa hubungan antara risiko pasar dan

indikator risiko berdasarkan akuntansi untuk menentukan variabel akuntansi mana

yang dapat diumumkan sebagai pengganti dari risiko pasar, apabila tidak terdapat

data pasar, untuk memenuhi persyaratan SEC. Penelitian tersebut menunjukkan

hasil yang agak berbeda dengan yang dilakukan oleh BKS (1970), di mana

terdapat 4 variabel yang secara statistik signifikan mempengaruhi beta sebagai

risiko pasar, yaitu total aset, current ratio sebagai ukuran likuiditas, dividend

payout, dan variabel pertumbuhan. Sedangkan leverage dan variabilitas laba yang

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

25

dalam penelitian BKS (1975) signifikan ternyata tidak menunjukkan hasil yang

serupa pada penelitian Abdelghany (2005).

Young et al (1991) juga melakukan perluasan studi yang telah dilakukan

BKS (1970) mengenai hubungan pengukuran ukuran risiko berdasarkan akuntansi

dengan risiko sistematis. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa variabel

ukuran risiko akuntansi dapat menjadi alat yang berguna bagi investor dalam

menilai risiko saham serta memiliki kemampuan memprediksi beta di masa depan.

Faff, Brooks, dan Kee (1997) melakukan pengujian empiris tentang hubungan

financial leverage dengan risiko sistematis, pengujian dilakukan menggunakan

348 perusahaan dari berbagai industri yang diperoleh dari CRSP database dengan

pendekatan time series. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa leverage

mempunyai hubungan signifikan terhadap beta saham.

Di Indonesia, Tandelilin (1997) berusaha mengidentifikasi faktor-faktor

yang mempengaruhi beta dengan menggunakan variabel fundamental dan

makroekonomi. Sampel penelitian adalah perusahaan yang tidak tergolong

perusahaan finansial di BEJ dari periode 1990-1994. Jumlah observasi adalah 60

perusahaan. Variabel fundamental yang digunakan adalah 20 rasio keuangan yang

dikelompokkan menjadi rasio likuiditas, leverage, aktivitas, profitabilitas, dan

rasio pasar modal. Variabel fundamental secara bersama-sama signifikan

berpengaruh terhadap beta saham. Variabel Quick ratio, CL/TA, LD/TA,

Sales/net worth turnover, GPM, NPM, dan total aset memiliki pengaruh

signifikan terhadap beta saham.

Raharjo, Rodioni, dan Heryanto (2004) meneliti rasio keuangan yang

mempengaruhi beta saham dengan menggunakan 33 saham perusahaan

manufaktur di BEJ periode 2001-2003. Rasio keuangan yang digunakan adalah

likuiditas, financial leverage, operating leverage, dan pertumbuhan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa hanya financial leverage dan operating leverage

yang secara statistik signifikan berpengaruh terhadap beta saham

Penelitian mengenai beta saham di Indonesia juga dilakukan oleh Gudono

dan Nurhayati (2001) yang melakukan pengujian terhadap hubungan faktor

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian ...lontar.ui.ac.id/file?file=digital/126943-6624-Analisis pengaruh... · 2.2.1 Pengertian Risiko ... risiko investasi dapat

Universitas Indonesia

26

fundamental dengan beta. Penelitian mereka menggunakan variabel yang sama

dengan BKS. Sampel penelitian adalah 55 perusahaan teraktif pada tahun 1995.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang memiliki pengaruh signifikan

dengan beta hanyalah variabel pertumbuhan.

Berdasarkan penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa data

akuntansi memiliki hubungan dan pengaruh pada beta saham. Untuk itu,

penelitian ini berusaha menganalisis kembali mengenai pengaruh variabel

berdasarkan indikator atau ukuran risiko berdasarkan akuntansi terhadap risiko

pasar, yang direfleksikan oleh beta sebagai risiko sistematis saham.

Analisis pengaruh..., Winda Kusumajati, FE UI, 2009