27
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menentukan keputusan mereka untuk membeli atau tidak membeli sebuah produk.konsumen mendapat rangsangan-rangsangan dari luar, kemudian memprosesnya menjadi sebuah keputusan atas pemilihan produk tertentu. Hal-hal yang mempengaruhinya: a. Faktor Kebudayaan b. Faktor Sosial c. Faktor Pribadi d. Faktor Psikologis 2.2 Klasifikasi Studi Kuesioner Studi Kuesioner dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah tersusun rapi dan akan ditanyakan pada responden. Kuesioner dapat dibagi menjadi: a. Structured – Non Disguised b. Non Structured – Non Disguised c. Non Structured – Disguised d. Structured – Disguised

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00521-SK-Bab 2.…memberikan start awal yang lebih baik dan kesempatan yang lebih besar

Embed Size (px)

Citation preview

7

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menentukan keputusan mereka untuk membeli atau

tidak membeli sebuah produk.konsumen mendapat rangsangan-rangsangan dari

luar, kemudian memprosesnya menjadi sebuah keputusan atas pemilihan produk

tertentu. Hal-hal yang mempengaruhinya:

a. Faktor Kebudayaan

b. Faktor Sosial

c. Faktor Pribadi

d. Faktor Psikologis

2.2 Klasifikasi Studi Kuesioner

Studi Kuesioner dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang

telah tersusun rapi dan akan ditanyakan pada responden. Kuesioner dapat dibagi

menjadi:

a. Structured – Non Disguised

b. Non Structured – Non Disguised

c. Non Structured – Disguised

d. Structured – Disguised

8

2.3 Peran Riset Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan Manajerial

Keputusan yang dapat diperoleh dari riset pemasaran sangat beragam,

mulai dari Brand Positioning sampai cara menyusun produk di rak toko. Peran

riset pemasaran dapat dilihat dari tiap tahapan proses perencanaan pasar yang

terjadi secara sekuensial, yaitu:

a. Situation Analysis

Dalam tahap ini, peran riset sebagian besar adalah menentukan pasar

dengan segala karakteristiknya, serta tren pasar dilihat dari beberapa segi

seperti hukum, politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Kata kunci dalam tahap

ini adalah masalah, kesempatan, dan karakteristik pasar.

b. Strategy Development

Seluruh aspek usaha memiliki strategi, baik dalam beroperasi maupun

menjual produk. Penentuan strategi ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman

perusahaan di masa lalu, keadaan sekarang, dan tujuan yang ingin dicapai

perusahaan tersebut di masa datang. Riset pemasaran yang menyangkut posisi

perusahaan sekarang di pasar menyediakan hampir seluruh informasi diatas.

Selain itu, riset juga menyediakan informasi untuk menjawab 3 pertanyaan

manajerial yang akan merumuskan strategi perusahaan kedepan: Produk apa

yang akan kita sediakan? Bagaimana kita menghadapi persaingan? Apa tolak

ukur kita untuk kesuksesan? Kata kunci dalam tahap ini adalah produk,

pesaing, positioning, tolak ukur.

c. Marketing Program Development

Dalam pemasaran rencana atau program yang sesuai dan tersusun baik

memberikan start awal yang lebih baik dan kesempatan yang lebih besar untuk

9

merebut pasar dibanding pesaing yang tidak menggunakannya. Beberapa

informasi yang diharapkan manajerial untuk didapat dari riset pemasaran untuk

menyusun suatu rencana pemasaran sebagai berikut:

• Segmentasi pasar : target segmen, geografis.

• Produk : fasilitas/fitur, tampilan luar, product positioning.

• Distribusi : tipe penjual/reseller, insentif.

• Periklanan dan promosi : alokasi dana, pendekatan yang digunakan.

• Harga : tingkat harga, fluktuasi, harga promosi/program tertentu.

• Merek : asosiasi merek dengan pelanggan, kesetiaan terhadap merek.

• Kepuasan Pelanggan : tolak ukur, respon terhadap komplain.

d. Implementation

Dalam tahap ini riset pemasaran ditujukan untuk melakukan pengukuran

parameter-parameter keberhasilan suatu produk sesuai tolak ukur yang telah

dibuat, kemudian memberi informasi kepada manajerial apakah rencana yang

ada telah cukup, kurang atau perlu perubahan. Kata kunci dalam tahap ini

adalah pengukuran, pembandingan.

2.4 Proses Riset Pemasaran

Seluruh riset pemasaran diawali dengan penelitian awal yang yang pada

intinya akan dilakukan cost benefit analysis yang akan menentukan patut tidaknya

dilakukan riset itu sendiri. Setelah informasi awal ini lolos, barulah desain riset

dan cara analisa dibuat, kemudian riset dilakukan. Tahap-tahapannya secara

lengkap dijelaskan berikut :

10

a. Menentukan tujuan riset

Tujuan riset meliputi perumusan sebuah masalah atau kesempatan yang

ada, yang diikuti dengan analisa awal mengenai masalah atau kesempatan

tersebut, sehingga rumusan tujuan sebuah riset adalah ‘bagaimana mengatasi

masalah ini’ atau ‘bagaimana mengambil kesempatan ini’. Ditahap ini

ditentukan pula siapa saja yang akan membutuhkan informasi yang didapat

melalui riset.

b. Menentukan hasil yang diharapkan dari riset

Perbedaan utama hasil dari tujuan diatas adalah bahwa hasil adalah

rumusan spesifik informasi apa saja yang ingin diperoleh dari riset. Tahap ini

melingkupi penentuan hipotesa awal kemudian membuat ruang lingkup riset.

c. Memperkirakan nilai informasi yang ingin dicari

Dengan tujuan dan hasil yang ingin diperoleh dari tahapan diatas,

selanjutnya adalah memperkirakan apakah hasil yang diperoleh akan lebih

besar manfaatnya daripada biayanya (Cost Benefit Analysis). Riset tidak akan

dilanjutkan bila biayanya lebih besar daripada manfaatnya. Berikut Diagram

Proses Riset Pemasaran:

11

Gambar 2.1 Diagram Proses Riset Pemasaran.

2.5 Desain Riset Pemasaran

Desain riset adalah pembuatan kerangka kerja yang digunakan untuk

mengatur sebuah riset untuk mencapai tujuannya. Membuat desain riset

membutuhkan banyak keputusan yang saling berhubungan sehingga cukup rumit,

12

sehingga umumnya yang dilakukan adalah menggunakan format pendekatan riset

yang ada, yaitu:

a. Exploratory research

Digunakan ketika produk tidak ada atau belum ada, yang ada hanya

masalah atau kesempatan. Sehingga tujuan utama yang didukung dalam

exploratory research adalah karakteristik masalah atau kesempatan yang ada,

serta macam-macam solusi yang ada dan mungkin untuknya.

b. Descriptive research

Digunakan dalam riset yang mengutamakan mencari informasi tentang

karakteristik pasar yang ada. Descriptive research dapat memiliki hipotesis dan

dapat juga tidak.

c. Causal research

Digunakan ketika tujuan sebuah riset adalah membuktikan bahwa satu atau

lebih hipotesis adalah penyebab dari suatu masalah atau membangkitkan

kesempatan tertentu, sehingga dalam desainnya riset jenis ini mengutamakan

hubungan sebab-akibat.

Dapat digunakan lebih dari satu pendekatan dalam riset pemasaran

tergantung dari jenis masalah yang ingin diatasi/kesempatan yang ingin diraih.

Misal, meneliti bagaimana menjawab kebutuhan pasar akan produk kesehatan

tertentu akan membutuhkan pendekatan exploratory yang lalu diikuti dengan

riset dengan pendekatan descriptive.

13

2.6 Strategi Riset dan Implementasi

Strategi riset dan implementasi mengikuti pemilihan pendekatan riset yang

diperoleh. Terdiri dari :

a. Pengukuran

Proses menerjemahkan (dan mungkin memecah-mecahkan) tujuan-tujuan

riset menjadi pertanyaan-pertanyaan yang terukur jawabannya.

b. Rencana Sampling

Rencana sampling meliputi bagaimana sampel diperoleh dari total populasi

yang akan diteliti. Salah satu pendekatannya adalah dengan probabilitas

sampling, sehingga setiap anggota populasi punya kesempatan yang sama

untuk menjadi anggota sampel. Selain itu juga meliputi besar sampel.

c. Antisipasi hasil Analisis

Menyelidiki terlebih dahulu hasil apa saja yang diinginkan saat analisis

akan membantu dalam mendaftar variabel apa saja yang akan kita butuhkan.

Dengan ini, data yang lengkap dan penghematan waktu dapat diperoleh.

d. Analisa Nilai terhadap Biaya dan Waktu

Analisa bahwa riset yang dilakukan layak, dengan kata lain lebih besar

manfaat daripada biaya atau waktu yang dibutuhkan.

2.7 Mengevaluasi dan Memilih Pasar Sasaran

Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus

memperhatikan dua faktor: daya tarik segmen secara keseluruhan serta tujuan dan

sumber daya perusahaan. Apakah calon segmen memiliki karakteristik yang secara

umum membuatnya menarik, sepertiukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala

14

ekonomis, risiko yang rendah? Apakah investasi disegmen tersebut masuk akal

dengan memperhatikan tujuan dan sumber daya perusahaan? Beberapa segmen

yang menarik mungkin dilepas karena mereka tidak berkaitan dengan tujuan

jangka panjang perusahaan, atau segmen tersebut harus dilepas jika perusahaan

kekurangan satu atau lebih kompetisi yang dibutuhkan untuk menawarkan nilai

yang unggul.

Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang berbeda, perusahaan dapat

mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran:

a. Konsentrasi segmen tunggal

Perusahaan memilih untuk berkosentrasi pada segmen tunggal.

b. Spesialisasi selektif

Perusahaan memilih sejumlah segmen yang dianggap menarik dan

memadai, serta berpotensi untuk menghasilkan uang.

c. Spesialisasi produk

Perusahaan lebih fokus untuk menghasilkan produk tertentu yang dapat

dijual ke beberapa segmen, contoh perusahaan manufaktur ,menjual mikroskop

ke lab. Universitas dan lab. Pemerintah.

d. Spesialisasi pasar

Perusahaan melayani berbagai kebutuhan dari suatu pelanggan tertentu

contoh: suatu perusahaan menjual berbagai macam produk kepada lab.

Universitas yang terdiri dari mikroskop, labu kimia dan osiloskop.

e. Cakupan seluruh pasar

Perusahaan melayani semua kelompok pelanggan dengan menyediakan

semua produk yang mungkin mereka butuhkan.

15

2.8 Pengertian Data

Menurut McLeod yang dikutip dari buku Umar (2003, p83), data dari

sudut ilmu sistem informasi adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif

belum dapat dimanfaatkan bagi pemakai. Oleh karena itu, data harus diolah

terlebih dahulu.

Menurut Supranto (2003, p2), data berarti sesuatu yang diketahui atau

dianggap. Dengan demikian data dapat memberikan gambaran tentang sesuatu

keadaan atau persoalan.

Adapun persyaratan data yang baik, antara lain :

a. Objektif

Data yang objektif berarti bahwa data harus sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya (as it is).

b. Representatif

Data harus mewakili objek yang akan diamati.

c. Kesalahan baku kecil

Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik (mempunyai tingkat ketelitian

yang tinggi) apabila kesalahan bakunya kecil.

d. Tepat waktu

Apabila data yang akan digunakan untuk melakukan pengendalian atau

evaluasi, maka syarat tepat waktu ini penting sekali agar sempat dilakukan

penyesuaian atau koreksi seperlunya kalau ada kesalahan atau penyimpangan

yang terjadi di dalam implementasi atau perencanaan.

16

e. Relevan

Data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang

akan dipecahkan.

2.8.1 Jenis-jenis Data

Menurut Supranto (2003, p20-21), data dapat dibagi-bagi antara lain

sebagai berikut :

a. Berdasarkan sifatnya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

• Data kualitatif

Merupakan data yang tidak berbentuk angka.

• Data kuantitatif

Merupakan data yang berbentuk angka.

b. Berdasarkan sumbernya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

• Data internal

Merupakan data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan

keadaan organisasi tersebut.

• Data eksternal

Merupakan data dari luar suatu organisai yang dapat menggambarkan

faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi.

c. Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

• Data primer

Adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi

atau perorangan langsung melalui objeknya.

17

• Data sekunder

Adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah

dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk

publikasi.

d. Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :

• Data cross section

Adalah data yang dikumpulkan suatu waktu tertentu untuk

menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tertentu.

• Data berkala (time series)

Adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat

perkembangan suatu kegiatan atau kejadian selama periode tersebut.

2.8.2 Metode – Metode Dalam Pengumpulan Data

Pada dasarnya ada tiga jenis pengumpulan data dalam riset yaitu:

Metode pengumpulan data dengan jalan mencatat seluruh elemen yang

menjadi objek penelitian. Kumpulan dari seluruh elemen tersebut dinamakan

polulasi atau universe.

Metode pengumpulan data dengan jalan mencatat sebagian kecil dari

populasi atau dengan perkataan lain mencatat sample saja, metode ini biasanya

disebut dengan sampling.

Metode pengumpulan data dengan jalan mengambil beberapa elemen saja

atau hanya satu elemen, dan sering tidak jelas populasinya, kemudian masing –

18

masing elemen diselidiki secara mendalam. Metode ini disebut dengan studi kasus

atau case study.

2.9 SPSS (Statistical Product and Service Solutions)

Menurut Alhasin (2003, p1), SPSS adalah salah satu program olah data

statistik yang paling banyak diminati oleh para peneliti.

Menurut Triton (2005, p15), SPSS adalah salah satu piranti lunak (software)

yang dikhususkan untuk analisis statistik.

Sejarah SPSS seperti yang dikutip dari buku Triton (2005, p1), dimulai

pada tahun 1968. Ketika itu tiga orang mahasiswa Stanford University membuat

dan mengoperasikan SPSS pada komputer mainframe. Selanjutnya, secara

konsisten SPSS mengalami perkembangan hingga pada tahun 1984 muncul

pertama kali SPSS dengan versi Personal Computer (PC) dengan nama SPSS /

PC+, versi ini masih menggunakan sistem operasi berbasis under DOS.

Popularitas sistem operasi Windows pada era awal 1990-an ikut berpengaruh

terhadap perkembangan versi terbaru SPSS, hingga lahirlah SPSS versi Windows

pertama kali pada tahun 1992.

2.10 Pengujian Validitas

Menurut Umar (2003, p101, p103-109), validitas adalah pernyataan sampai

sejauh mana data yang ditampung pada kuesioner dapat mengukur apa yang dapat

diukur.

Jika peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, kuesioner

yang disusun hanya mengukur apa yang ingin diukur.

19

Jenis-jenis validitas :

a. Validitas konstruksi

Untuk menguji validitas konstruksi, peneliti harus menguraikan hingga

jelas konstruksi atau kerangkanya. Untuk mencari kerangka konsep dapat

ditempuh dengan berbagai cara. Berikut ini ada tiga cara yang lazim dipakai :

• Mencari definisi-definisi konsep yang jelas dan cukup operasional yang

dikemukakan oleh para ahli tertulis dalam literatur.

• Apabila definisi konsep yang diukur tidak diperbolehkan dari literatur,

peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut.

• Jika ternyata pendapat para ahli pun tidak ditemukan, maka peneliti dapat

menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden

atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden.

b. Validitas isi

Validitas isi adalah suatu pengukuran untuk mengetahui sejauh mana isi

alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek

kerangka konsep.

c. Validitas eksternal

Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara

mengkorelasikan alat pengukur baru dengan tolak ukur eksternal, berupa alat

ukur yang sudah valid.

d. Validitas prediktif

Validitas prediktif adalah validitas yang digunakan untuk memprediksi apa

yang akan terjadi di masa yang akan datang.

20

Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah :

a. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau instrumen tersebut valid.

b. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau instrumen tersebut tidak valid.

2.11 Pengujian Reliabilitas

Menurut Umar (2003, p101, p114-129), reliabilitas adalah istilah yang

dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten

apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali.

Ada cukup banyak teknik untuk mengukur reliabilitas, tetapi hanya enam

macam pengukuran yang cukup penting dalam rangka bisnis. Teknik-teknik

pengukuran reliabilitas tersebut sebagai berikut :

a. Teknik test-retest (pengukuran ulang)

Dilakukan dengan cara meminta responden yang sama untuk menjawab

semua pertanyaan dalam alat pengukur sebanyak dua kali.

b. Teknik Spearman-Brown

Syarat penggunaan teknik ini adalah :

Bentuk pertanyaan hanya terdiri dari atas dua pilihan jawaban, misalnya

Ya diisi dengan 1 dan Tidak diisi dengan 0.

Jumlah butir pertanyaan harus genap, agar dapat dibelah.

Antara belahan pertama dengan belahan kedua harus seimbang.

c. Teknik K-R 20 dari Kuder dan Richardson

Untuk memakai teknik ini, syaratnya adalah :

Bentuk pertanyaan hanya terdiri dari atas dua pilihan jawaban, misalnya

Ya diisi dengan 1 dan Tidak diisi dengan 0.

21

Jumlah butir pertanyaan ganjil, oleh karena itu tidak dapat dibelah.

d. Teknik K-R 21 dari Kuder dan Richardson

Teknik ini hampir sama dengan teknik K-R 20, hanya yang dibutuhkan

variabel varian, bukan variabel p dan q.

e. Teknik dari Cronbach

Teknik ini adalah teknik untuk mencari reliabilitas yang rentangannya

antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 10-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5

atau 1-7 dan seterusnya.

f. Teknik Femandes untuk pengamatan (observasi)

Metode pengamatan atau observasi dilakukan oleh pengamatan terhadap

suatu benda. Untuk benda diam, sasaran dapat diambil lagi sewaktu-waktu jika

diperlukan, sedangkan benda bergerak membutuhkan alat bantu seperti

rekaman video yang dapat menunjukkan proses yang diamati.

2.12 Statistik

Menurut Sugiyono (2004, p142), statistik digunakan untuk teknik analisis

data dalam penelitian kuantitatif. Terdapat dua macam statistik yang digunakan

untuk analisis data dalam penelitian, yaitu :

1. Statistik deskriptif

Adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil

sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya.

22

2. Statistik inferensial (sering disebut statistik induktif atau statistik probabilitas)

Adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan

hasilnya diberlakukan untuk populasi.

Statistik inferensial dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :

1. Statistik parametrik

Penggunaan statistik parametrik jika data penelitian diukur dengan skala

interval dan skala ratio dan asumsi bahwa distribusi data populasi yang

digunakan untuk memilih sampel penelitian adalah normal.

2. Statistik non-parametrik

Digunakan jika data penelitian diukur dengan skala nominal dan skala

ordinal, sehingga tidak memerlukan asumsi data populasi yang didistribusikan

normal.

2.13 Skala Pengukuran

Menurut Sugiyono (2004, p84), skala pengukuran adalah kesepakatan yang

digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada

dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran

akan menghasilkan data kuantitatif.

Menurut Umar (2003, p95-97), skala pengukuran dapat dibagi menjadi

empat jenis, yaitu :

a. Skala nominal

Skala nominal adalah skala yang paling sederhana, dimana angka yang

diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori

23

tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi angka tersebut hanya sekedar kode

maupun label.

b. Skala ordinal

Skala ordinal adalah skala yang mengurutkan data dari tingkat yang paling

rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya, dengan tidak

memperhatikan interval data tersebut. Angka-angka hasil pengurutan ini

bersifat ordinal.

c. Skala interval

Skala interval adalah skala yang sama dengan skala ordinal, tetapi jarak

antar data harus memiliki interval yang relatif sama.

d. Skala ratio

Skala ratio adalah skala yang mencakup tiga skala sebelumnya (skala

nominal, skala ordinal, dan skala interval), ditambah dengan sifat lain yaitu

bahwa ukuran ini mempunyai nilai nol mutlak sehingga nilai-nilai pada skala

dapat diperbandingkan, misalnya dalam bentuk perkalian dan pembagian.

Angka pada skala ini merupakan ukuran yang sebenarnya dari data kuantitatif.

2.14 Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto (1996, p115), populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian.

Menurut Umar (2003, p136), populasi adalah kumpulan elemen yang

mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang

sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

24

Menurut Sugiyono (2004, p72), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Menurut Arikunto (1996, p117), sampel adalah sebagian atau wakil

populasi yang diteliti.

Menurut Sugiyono (2004, p73), sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Menurut Umar (2004, p137-142), teknik sampling yang umum dipakai

dalam penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1. Pengambilan sampel probabilitas atau acak

Metode pemilihan sampel, dimana setiap anggota populasi mempunyai

peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Ada beberapa cara

pengambilan sampel dari metode ini, antara lain :

a. Cara acak sederhana (simple random sampling)

Ada dua cara dari teknik pengambilan sampel ini, antara lain :

Cara undian

Cara ini digunakan dengan memberi nomor-nomor pada seluruh

anggota populasi, lalu secara acak dipilih nomor sesuai dengan

banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan. Pengambilan sampel

dengan cara ini ada dua macam. Pertama, pengambilan sampel tanpa

pengembalian, berarti nilai probabilitas tidak konstan. Kedua,

mengembalikan sampel yang terpilih sehingga nilai probabilitas

menjadi konstan.

Cara sistematis atau ordinal

25

Teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang dan teknik

dimana pemilihan anggota sampel dilakukan secara terlebih dahulu

dimulai dengan pemilihan secara acak untuk data pertama. Sedangkan

data berikutnya menggunakan interval tertentu.

b. Cara stratifikasi (stratified random sampling)

Suatu populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik

tertentu dikelompokkan dalam beberapa sub-populasi, sehingga tiap kelompok

akan memiliki anggota sampel yang relatif homogen. Lalu dari tiap sub-

populasi ini secara acak diambil anggota sampelnya. Dasar penentuan strata

bisa secara geografis atau dengan cara lainnya.

c. Cara kluster (cluster sampling)

Cara ini mirip dengan cara stratifikasi. Bedanya, jika stratifikasi

menghasilkan sub-populasi yang unsur-unsurnya homogen, maka dengan cara

kluster unsur-unsurnya menjadi heterogen. Selanjutnya dari masing-masing

kluster dipilih sampel secara acak sebanyak yang dibutuhkan.

2. Pengambilan sampel non-probabilitas atau non-acak

Dengan cara ini, semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang

sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berikut ini adalah lima macam

teknik sampling yang non-probabilitas :

a. Cara keputusan (judgement / purposive sampling)

Teknik ini dipakai pada saat kita ingin mengetahui pendapat karyawan

tentang produk yang akan dibuat dan lebih cocok dipakai pada saat tahap

awal studi eksploratif.

b. Cara dipermudah (convenience sampling)

26

Sampel yang nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling murah

dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih

siapa saja yang mereka temui.

c. Cara kuota (quota sampling)

Pada dasarnya, quota sampling sama dengan judgement sampling ada dua

tahap. Tahap pertama adalah tahap dimana peneliti merumuskan kategori

control atau kuota dari populasi yang akan ditelitinya. Tahap kedua adalah

penentukan bagaimana sampel akan diambil.

d. Cara bola salju (snowball sampling)

Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian

sampel ini disuruh memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi,

begitu seterusnya sehingga jumlah sampel menjadi semakin banyak.

e. Area sampling

Pada prinsipnya, cara ini menggunakan “perwakilan bertingkat”. Populasi

dibagi atas beberapa bagian populasi, dimana bagian populasi ini dapat

dibagi-bagi lagi.

Rumus Slovin

Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui

maupun tidak diketahui jumlahnya.

Rumus :

2.1 eNNn

+=

Keterangan :

n - ukuran sampel

27

N - ukuran populasi

e - kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan pengambilan sampel

yang dapat ditolerir (misalnya 2%)

Tabel 2.1 Ukuran Sampel untuk Batas-batas Kesalahan Dan Jumlah Populasi Yang

Ditetapkan

Batas Kesalahan N Populasi

1% 5% 10%

2800 537 310 247

5.000 586 326 257

10.000 622 336 263

20.000 642 342 267

40.000 563 345 269

100.000 659 347 270

200.000 661 347 270

500.000 663 348 270

750.000 663 348 271

900.000 663 348 271

1000.000 663 348 271

∞ 664 349 272

(Sumber : Sugiyono p81)

28

2.15 Program Pemasaran Secara Luas

Tugas pemasaran adalah menysun program atau rencara pemasaran untuk

mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Program pemasaran terdiri dari

sejumlah keputusan tentang bauran alat-alat pemasaran yang digunakan. Menurut

Philip Kotler (2005,p17), bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang

digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar

sasaran. McCharty mengklasifikasi alat-alat itu menjadi empat kelompok yang

luas disebut empat P pemasaran:

Produk artinya kombinasi sejumlah barang dan jasa yang ditawarkan

kepada pasar sasaran.

Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk

memperoleh produk.

Distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk mudah didapatkan

konsumen sasarannya.

Promosi artinya aktivitas menyebarkan keunggulan produk serta

membujuk pelanggan untuk membeli.

Strategi bauran pemasaran disusun untuk mencapai tujuan pemasaran,

yang dalamnya mencakup hal-hal berikut:

a. Produk dan jasa yang dihasilkan

b. Berapa harga produk/jasa yang akan dijual kepada konsumen

c. Bagaimana strategi promosi yang dapat meningkatkan penghargaan atas

produk atau jasa yang dihasilkan ditengah-tengah persaingan.

d. Bagaimana perindustrian produk atau jasa tersebut.

29

Empat P menggambarkan pandangan penjual tentang alat-alat pemasaran

yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pebeli

masing-masing alat pemasaran harus dirancang supaya dapat memberikan manfaat

bagi pelanggan. Robert Lauterborn mengemukakan bahwa empat P penjual

berpasangan dengan empat C pelanggan:

a. Customer Solution

b. Customer Cost

c. Convenience

d. Communication

Yang menjadi pemenang adalah perusahaan yang dapat memenuhi

kebutuhan pelanggan dengan hemat dan nyaman serta komunikasi yang efektif.

2.16 Tahapan-tahapan dalam Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data, tahapan- tahapan yang digunakan sebagai

berikut:

Kuisioner

Tujuan dari menggunakan kuisioner adalah:

a. Untuk memperoleh informasi yang akurat dari responden. Informasi yang

akurat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan yang tepat.

b. Untuk memberikan struktur yang teratur dalam wawancara sehingga

wawancara berjalan lancar dan teratur. Struktur yang penting dalam

melakukan survei adalah semua responden diberikan pertanyaan yang sama.

c. Memberikan format standar dalam pencatatan fakta, komentar, dan sikap.

d. Untuk memudahkan pengolahan data dalam membuat analisis jawaban.

30

Untuk pengadaan kuisioner, data langsung dikumpulkan melalui survey

kepada masyarakat yang menjadi sasaran dengan sistem keamanan kendaraan,

dengan cara menyebarkan daftar kuisioner, berikutnya hasil dari data-data yang

telah dikumpulkan dijadikan sebagai bahan analisis dalam mengukur tingkat

ketertarikan didalam masyarakat dengan produk system keamanan kendaraan.

Kuisioner merupakan salah satu fondasi pasar, akan tetapi kuesioner bukan

sekedar pertanyaan saja, kuisioner dapat digunakan sebagai sarana untuk

melakukan wawancara dengan orang-orang, tujuan dari satu kuisioner adalah

untuk memberikan kerangka dimana pewawancara dapat mencatat hasil

pertanyaan dengan teratur, tanpa kuisioner wawancara tidak akan tertata rapi.

Berikutnya pada bagian analisis data menggunakan kuisioner yang telah diisi

sebagai sarana untuk membuat analisis jawabannya. Jadi kuisioner tidak dapat

berdiri sendiri, kuisioner merupakan alat bantu dalam mengumpulkan data

wawancara, namun pada saat merancang kuisioner periset harus memberikan

batasan-batasan agar data yang diterima menjadi akurat. Contoh pertanyaan:

berapa banyak yang diwawancarai? Siapa saja yang akan diwawancarai?

Bagaimana wawancara dilakukan? Dan sebagainya.

Ada delapan pedoman dalam menyusun wawancara:

• Pikirkan sasaran survei

• Pikirkan bagaimana wawancara dilakukan

• Pikirkan pengetahuan dan kepentingan responden

• Pikirkan kata pengantar

• Pikirkan urutan pertanyaan yang tepat

31

• Pikirkan tipe pertanyaannya

• Pikirkan jawaban yang mungkin saat memikirkan pertanyaan

• Pikirkan bagaimana data akan diolah

Wawancara

Wawancara pribadi dapat dikelompokkan menjadi: Wawancara individu

dan wawancara group. Wawancara individu dilakukan dengan berbincang-bincang

dengan orang-orang dirumah atau dikantor mereka, dijalan, dipusat perbelanjaan,

oleh karena itu wawancara dapat digunakan secara fleksibel. Pewawancara yang

terlatih dapat menarik perhatian peserta untuk jangka waktu yang cukup panjang

dan dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan sulit. Mereka dapat menjalankan

wawancara, membahas, dan menggali isu-isu sejalan dengan perkembangan situasi.

Mereka dapat menunjukkan langsung produk yang aktual, periklanan, atau

kemasan serta mengamati reaksi dan perilaku. Hampir semua kasus wawancara

personal dapat dilakukan dengan cukup cepat.

2.17 Pengertian dari GSM

GSM atau Global System of Mobile Communication merupakan standar

jaringan telekomunikasi seluler yang paling luas digunakan di dunia (Wikipedia,

Global System of Mobile Communications). Jaringan seluler berarti telepon

genggam melakukan pengecekan terhadap keberadaan sel di area jangkauan

handphone tersebut, yang terkoneksi dengan sel – sel lain dan jaringan utamanya

untuk melakukan telekomunikasi satu sama lain. Jaringan GSM bergerak pada 4

jangkauan frekuensi yang berbeda. Namun kebanyakan jaringan yang digunakan

32

GSM beroperasi pada frekuensi 900 MHz atau 1800 MHz. Pada beberapa daerah

di Amerika termasuk United State dan Canada menggunakan frekuensi 850 MHz

dan 1900 MHz dikarenakan frekuensi 900 dan 1800 MHz telah digunakan.

2.17.1 Lokalisasi Dengan GSM

Lokalisasi adalah proses penentuan lokasi sebuah telepon seluler

berdasarkan lokasi sel GSM terdekatnya (Wikipedia, GSM localization). Beberapa

metode lokalisasi menggunakan jaringan GSM:

a. Cell Identification

Hanya menggunakan penentuan lokasi ponsel dengan menentukan lokasi

BTS yang menerimanya. Keakuratan metode ini mencapai 100 meter di daerah

padat seperti kota dan hingga radius 32 Km di daerah jarang seperti pedesaan.

b. Enhanced Cell Identification

Metode Cell Identification untuk mendapatkan akurasi hingga radius 550

meter di daerah jarang seperti pedesaan.

c. TOA (Time of Arrival)

Melakukan kalkulasi perbedaan waktu sinyal dikirim dengan sinyal

diterima oleh BTS, menghasilkan jarak ponsel dari BTS.

d. AOA (Angle of Arrival)

Melakukan kalkulasi derajat datang sinyal untuk menghasilkan arah ponsel

dari BTS.

e. E-OTD

Sama dengan TOA hanya saja kalkulasi dilakukan oleh ponsel.

33

f. Cell Broadcast

Memberitahukan pada semua ponsel dalam jangkauan BTS lokasi mereka.

g. Assisted GPS

Metode penentuan lokasi berbasis GPS yang dibantu dengan GSM untuk

mempercepat penentuan lokasi yang akurat karena kesalahan GPS yang dapat

terjadi karena atmosfer dan lokasi geografis yang tidak mendukung lokalisasi

GPS.

2.17.2 Sistem Keamanan Mobil Berbasis GSM

Sistem keamanan mobil berbasis GSM adalah sistem keamanan yang

menggunakan jaringan GSM untuk melakukan pelaporan status mobil, kontrol

mobil dan sistem secara jarak jauh, dan / atau melakukan pelacakan lokasi mobil

dengan jaringan GSM.