Upload
doandiep
View
213
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen menentukan keputusan mereka untuk membeli atau
tidak membeli sebuah produk.konsumen mendapat rangsangan-rangsangan dari
luar, kemudian memprosesnya menjadi sebuah keputusan atas pemilihan produk
tertentu. Hal-hal yang mempengaruhinya:
a. Faktor Kebudayaan
b. Faktor Sosial
c. Faktor Pribadi
d. Faktor Psikologis
2.2 Klasifikasi Studi Kuesioner
Studi Kuesioner dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
telah tersusun rapi dan akan ditanyakan pada responden. Kuesioner dapat dibagi
menjadi:
a. Structured – Non Disguised
b. Non Structured – Non Disguised
c. Non Structured – Disguised
d. Structured – Disguised
8
2.3 Peran Riset Pemasaran dalam Pengambilan Keputusan Manajerial
Keputusan yang dapat diperoleh dari riset pemasaran sangat beragam,
mulai dari Brand Positioning sampai cara menyusun produk di rak toko. Peran
riset pemasaran dapat dilihat dari tiap tahapan proses perencanaan pasar yang
terjadi secara sekuensial, yaitu:
a. Situation Analysis
Dalam tahap ini, peran riset sebagian besar adalah menentukan pasar
dengan segala karakteristiknya, serta tren pasar dilihat dari beberapa segi
seperti hukum, politik, ekonomi, sosial dan teknologi. Kata kunci dalam tahap
ini adalah masalah, kesempatan, dan karakteristik pasar.
b. Strategy Development
Seluruh aspek usaha memiliki strategi, baik dalam beroperasi maupun
menjual produk. Penentuan strategi ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman
perusahaan di masa lalu, keadaan sekarang, dan tujuan yang ingin dicapai
perusahaan tersebut di masa datang. Riset pemasaran yang menyangkut posisi
perusahaan sekarang di pasar menyediakan hampir seluruh informasi diatas.
Selain itu, riset juga menyediakan informasi untuk menjawab 3 pertanyaan
manajerial yang akan merumuskan strategi perusahaan kedepan: Produk apa
yang akan kita sediakan? Bagaimana kita menghadapi persaingan? Apa tolak
ukur kita untuk kesuksesan? Kata kunci dalam tahap ini adalah produk,
pesaing, positioning, tolak ukur.
c. Marketing Program Development
Dalam pemasaran rencana atau program yang sesuai dan tersusun baik
memberikan start awal yang lebih baik dan kesempatan yang lebih besar untuk
9
merebut pasar dibanding pesaing yang tidak menggunakannya. Beberapa
informasi yang diharapkan manajerial untuk didapat dari riset pemasaran untuk
menyusun suatu rencana pemasaran sebagai berikut:
• Segmentasi pasar : target segmen, geografis.
• Produk : fasilitas/fitur, tampilan luar, product positioning.
• Distribusi : tipe penjual/reseller, insentif.
• Periklanan dan promosi : alokasi dana, pendekatan yang digunakan.
• Harga : tingkat harga, fluktuasi, harga promosi/program tertentu.
• Merek : asosiasi merek dengan pelanggan, kesetiaan terhadap merek.
• Kepuasan Pelanggan : tolak ukur, respon terhadap komplain.
d. Implementation
Dalam tahap ini riset pemasaran ditujukan untuk melakukan pengukuran
parameter-parameter keberhasilan suatu produk sesuai tolak ukur yang telah
dibuat, kemudian memberi informasi kepada manajerial apakah rencana yang
ada telah cukup, kurang atau perlu perubahan. Kata kunci dalam tahap ini
adalah pengukuran, pembandingan.
2.4 Proses Riset Pemasaran
Seluruh riset pemasaran diawali dengan penelitian awal yang yang pada
intinya akan dilakukan cost benefit analysis yang akan menentukan patut tidaknya
dilakukan riset itu sendiri. Setelah informasi awal ini lolos, barulah desain riset
dan cara analisa dibuat, kemudian riset dilakukan. Tahap-tahapannya secara
lengkap dijelaskan berikut :
10
a. Menentukan tujuan riset
Tujuan riset meliputi perumusan sebuah masalah atau kesempatan yang
ada, yang diikuti dengan analisa awal mengenai masalah atau kesempatan
tersebut, sehingga rumusan tujuan sebuah riset adalah ‘bagaimana mengatasi
masalah ini’ atau ‘bagaimana mengambil kesempatan ini’. Ditahap ini
ditentukan pula siapa saja yang akan membutuhkan informasi yang didapat
melalui riset.
b. Menentukan hasil yang diharapkan dari riset
Perbedaan utama hasil dari tujuan diatas adalah bahwa hasil adalah
rumusan spesifik informasi apa saja yang ingin diperoleh dari riset. Tahap ini
melingkupi penentuan hipotesa awal kemudian membuat ruang lingkup riset.
c. Memperkirakan nilai informasi yang ingin dicari
Dengan tujuan dan hasil yang ingin diperoleh dari tahapan diatas,
selanjutnya adalah memperkirakan apakah hasil yang diperoleh akan lebih
besar manfaatnya daripada biayanya (Cost Benefit Analysis). Riset tidak akan
dilanjutkan bila biayanya lebih besar daripada manfaatnya. Berikut Diagram
Proses Riset Pemasaran:
11
Gambar 2.1 Diagram Proses Riset Pemasaran.
2.5 Desain Riset Pemasaran
Desain riset adalah pembuatan kerangka kerja yang digunakan untuk
mengatur sebuah riset untuk mencapai tujuannya. Membuat desain riset
membutuhkan banyak keputusan yang saling berhubungan sehingga cukup rumit,
12
sehingga umumnya yang dilakukan adalah menggunakan format pendekatan riset
yang ada, yaitu:
a. Exploratory research
Digunakan ketika produk tidak ada atau belum ada, yang ada hanya
masalah atau kesempatan. Sehingga tujuan utama yang didukung dalam
exploratory research adalah karakteristik masalah atau kesempatan yang ada,
serta macam-macam solusi yang ada dan mungkin untuknya.
b. Descriptive research
Digunakan dalam riset yang mengutamakan mencari informasi tentang
karakteristik pasar yang ada. Descriptive research dapat memiliki hipotesis dan
dapat juga tidak.
c. Causal research
Digunakan ketika tujuan sebuah riset adalah membuktikan bahwa satu atau
lebih hipotesis adalah penyebab dari suatu masalah atau membangkitkan
kesempatan tertentu, sehingga dalam desainnya riset jenis ini mengutamakan
hubungan sebab-akibat.
Dapat digunakan lebih dari satu pendekatan dalam riset pemasaran
tergantung dari jenis masalah yang ingin diatasi/kesempatan yang ingin diraih.
Misal, meneliti bagaimana menjawab kebutuhan pasar akan produk kesehatan
tertentu akan membutuhkan pendekatan exploratory yang lalu diikuti dengan
riset dengan pendekatan descriptive.
13
2.6 Strategi Riset dan Implementasi
Strategi riset dan implementasi mengikuti pemilihan pendekatan riset yang
diperoleh. Terdiri dari :
a. Pengukuran
Proses menerjemahkan (dan mungkin memecah-mecahkan) tujuan-tujuan
riset menjadi pertanyaan-pertanyaan yang terukur jawabannya.
b. Rencana Sampling
Rencana sampling meliputi bagaimana sampel diperoleh dari total populasi
yang akan diteliti. Salah satu pendekatannya adalah dengan probabilitas
sampling, sehingga setiap anggota populasi punya kesempatan yang sama
untuk menjadi anggota sampel. Selain itu juga meliputi besar sampel.
c. Antisipasi hasil Analisis
Menyelidiki terlebih dahulu hasil apa saja yang diinginkan saat analisis
akan membantu dalam mendaftar variabel apa saja yang akan kita butuhkan.
Dengan ini, data yang lengkap dan penghematan waktu dapat diperoleh.
d. Analisa Nilai terhadap Biaya dan Waktu
Analisa bahwa riset yang dilakukan layak, dengan kata lain lebih besar
manfaat daripada biaya atau waktu yang dibutuhkan.
2.7 Mengevaluasi dan Memilih Pasar Sasaran
Dalam mengevaluasi segmen pasar yang berbeda, perusahaan harus
memperhatikan dua faktor: daya tarik segmen secara keseluruhan serta tujuan dan
sumber daya perusahaan. Apakah calon segmen memiliki karakteristik yang secara
umum membuatnya menarik, sepertiukuran, pertumbuhan, profitabilitas, skala
14
ekonomis, risiko yang rendah? Apakah investasi disegmen tersebut masuk akal
dengan memperhatikan tujuan dan sumber daya perusahaan? Beberapa segmen
yang menarik mungkin dilepas karena mereka tidak berkaitan dengan tujuan
jangka panjang perusahaan, atau segmen tersebut harus dilepas jika perusahaan
kekurangan satu atau lebih kompetisi yang dibutuhkan untuk menawarkan nilai
yang unggul.
Setelah mengevaluasi segmen-segmen yang berbeda, perusahaan dapat
mempertimbangkan lima pola pemilihan pasar sasaran:
a. Konsentrasi segmen tunggal
Perusahaan memilih untuk berkosentrasi pada segmen tunggal.
b. Spesialisasi selektif
Perusahaan memilih sejumlah segmen yang dianggap menarik dan
memadai, serta berpotensi untuk menghasilkan uang.
c. Spesialisasi produk
Perusahaan lebih fokus untuk menghasilkan produk tertentu yang dapat
dijual ke beberapa segmen, contoh perusahaan manufaktur ,menjual mikroskop
ke lab. Universitas dan lab. Pemerintah.
d. Spesialisasi pasar
Perusahaan melayani berbagai kebutuhan dari suatu pelanggan tertentu
contoh: suatu perusahaan menjual berbagai macam produk kepada lab.
Universitas yang terdiri dari mikroskop, labu kimia dan osiloskop.
e. Cakupan seluruh pasar
Perusahaan melayani semua kelompok pelanggan dengan menyediakan
semua produk yang mungkin mereka butuhkan.
15
2.8 Pengertian Data
Menurut McLeod yang dikutip dari buku Umar (2003, p83), data dari
sudut ilmu sistem informasi adalah suatu fakta dan angka yang secara relatif
belum dapat dimanfaatkan bagi pemakai. Oleh karena itu, data harus diolah
terlebih dahulu.
Menurut Supranto (2003, p2), data berarti sesuatu yang diketahui atau
dianggap. Dengan demikian data dapat memberikan gambaran tentang sesuatu
keadaan atau persoalan.
Adapun persyaratan data yang baik, antara lain :
a. Objektif
Data yang objektif berarti bahwa data harus sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya (as it is).
b. Representatif
Data harus mewakili objek yang akan diamati.
c. Kesalahan baku kecil
Suatu perkiraan (estimate) dikatakan baik (mempunyai tingkat ketelitian
yang tinggi) apabila kesalahan bakunya kecil.
d. Tepat waktu
Apabila data yang akan digunakan untuk melakukan pengendalian atau
evaluasi, maka syarat tepat waktu ini penting sekali agar sempat dilakukan
penyesuaian atau koreksi seperlunya kalau ada kesalahan atau penyimpangan
yang terjadi di dalam implementasi atau perencanaan.
16
e. Relevan
Data yang dikumpulkan harus ada hubungannya dengan masalah yang
akan dipecahkan.
2.8.1 Jenis-jenis Data
Menurut Supranto (2003, p20-21), data dapat dibagi-bagi antara lain
sebagai berikut :
a. Berdasarkan sifatnya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :
• Data kualitatif
Merupakan data yang tidak berbentuk angka.
• Data kuantitatif
Merupakan data yang berbentuk angka.
b. Berdasarkan sumbernya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :
• Data internal
Merupakan data dari dalam suatu organisasi yang menggambarkan
keadaan organisasi tersebut.
• Data eksternal
Merupakan data dari luar suatu organisai yang dapat menggambarkan
faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi hasil kerja suatu organisasi.
c. Berdasarkan cara memperolehnya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :
• Data primer
Adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi
atau perorangan langsung melalui objeknya.
17
• Data sekunder
Adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk
publikasi.
d. Berdasarkan waktu pengumpulannya, data dapat dibagi menjadi dua yaitu :
• Data cross section
Adalah data yang dikumpulkan suatu waktu tertentu untuk
menggambarkan keadaan dan kegiatan pada waktu tertentu.
• Data berkala (time series)
Adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk melihat
perkembangan suatu kegiatan atau kejadian selama periode tersebut.
2.8.2 Metode – Metode Dalam Pengumpulan Data
Pada dasarnya ada tiga jenis pengumpulan data dalam riset yaitu:
Metode pengumpulan data dengan jalan mencatat seluruh elemen yang
menjadi objek penelitian. Kumpulan dari seluruh elemen tersebut dinamakan
polulasi atau universe.
Metode pengumpulan data dengan jalan mencatat sebagian kecil dari
populasi atau dengan perkataan lain mencatat sample saja, metode ini biasanya
disebut dengan sampling.
Metode pengumpulan data dengan jalan mengambil beberapa elemen saja
atau hanya satu elemen, dan sering tidak jelas populasinya, kemudian masing –
18
masing elemen diselidiki secara mendalam. Metode ini disebut dengan studi kasus
atau case study.
2.9 SPSS (Statistical Product and Service Solutions)
Menurut Alhasin (2003, p1), SPSS adalah salah satu program olah data
statistik yang paling banyak diminati oleh para peneliti.
Menurut Triton (2005, p15), SPSS adalah salah satu piranti lunak (software)
yang dikhususkan untuk analisis statistik.
Sejarah SPSS seperti yang dikutip dari buku Triton (2005, p1), dimulai
pada tahun 1968. Ketika itu tiga orang mahasiswa Stanford University membuat
dan mengoperasikan SPSS pada komputer mainframe. Selanjutnya, secara
konsisten SPSS mengalami perkembangan hingga pada tahun 1984 muncul
pertama kali SPSS dengan versi Personal Computer (PC) dengan nama SPSS /
PC+, versi ini masih menggunakan sistem operasi berbasis under DOS.
Popularitas sistem operasi Windows pada era awal 1990-an ikut berpengaruh
terhadap perkembangan versi terbaru SPSS, hingga lahirlah SPSS versi Windows
pertama kali pada tahun 1992.
2.10 Pengujian Validitas
Menurut Umar (2003, p101, p103-109), validitas adalah pernyataan sampai
sejauh mana data yang ditampung pada kuesioner dapat mengukur apa yang dapat
diukur.
Jika peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, kuesioner
yang disusun hanya mengukur apa yang ingin diukur.
19
Jenis-jenis validitas :
a. Validitas konstruksi
Untuk menguji validitas konstruksi, peneliti harus menguraikan hingga
jelas konstruksi atau kerangkanya. Untuk mencari kerangka konsep dapat
ditempuh dengan berbagai cara. Berikut ini ada tiga cara yang lazim dipakai :
• Mencari definisi-definisi konsep yang jelas dan cukup operasional yang
dikemukakan oleh para ahli tertulis dalam literatur.
• Apabila definisi konsep yang diukur tidak diperbolehkan dari literatur,
peneliti harus mendefinisikan sendiri konsep tersebut.
• Jika ternyata pendapat para ahli pun tidak ditemukan, maka peneliti dapat
menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden
atau orang-orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden.
b. Validitas isi
Validitas isi adalah suatu pengukuran untuk mengetahui sejauh mana isi
alat pengukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek
kerangka konsep.
c. Validitas eksternal
Validitas eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara
mengkorelasikan alat pengukur baru dengan tolak ukur eksternal, berupa alat
ukur yang sudah valid.
d. Validitas prediktif
Validitas prediktif adalah validitas yang digunakan untuk memprediksi apa
yang akan terjadi di masa yang akan datang.
20
Dasar pengambilan keputusan pada uji validitas ini adalah :
a. Jika r hitung > r tabel, maka butir atau instrumen tersebut valid.
b. Jika r hitung < r tabel, maka butir atau instrumen tersebut tidak valid.
2.11 Pengujian Reliabilitas
Menurut Umar (2003, p101, p114-129), reliabilitas adalah istilah yang
dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten
apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali.
Ada cukup banyak teknik untuk mengukur reliabilitas, tetapi hanya enam
macam pengukuran yang cukup penting dalam rangka bisnis. Teknik-teknik
pengukuran reliabilitas tersebut sebagai berikut :
a. Teknik test-retest (pengukuran ulang)
Dilakukan dengan cara meminta responden yang sama untuk menjawab
semua pertanyaan dalam alat pengukur sebanyak dua kali.
b. Teknik Spearman-Brown
Syarat penggunaan teknik ini adalah :
Bentuk pertanyaan hanya terdiri dari atas dua pilihan jawaban, misalnya
Ya diisi dengan 1 dan Tidak diisi dengan 0.
Jumlah butir pertanyaan harus genap, agar dapat dibelah.
Antara belahan pertama dengan belahan kedua harus seimbang.
c. Teknik K-R 20 dari Kuder dan Richardson
Untuk memakai teknik ini, syaratnya adalah :
Bentuk pertanyaan hanya terdiri dari atas dua pilihan jawaban, misalnya
Ya diisi dengan 1 dan Tidak diisi dengan 0.
21
Jumlah butir pertanyaan ganjil, oleh karena itu tidak dapat dibelah.
d. Teknik K-R 21 dari Kuder dan Richardson
Teknik ini hampir sama dengan teknik K-R 20, hanya yang dibutuhkan
variabel varian, bukan variabel p dan q.
e. Teknik dari Cronbach
Teknik ini adalah teknik untuk mencari reliabilitas yang rentangannya
antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 10-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5
atau 1-7 dan seterusnya.
f. Teknik Femandes untuk pengamatan (observasi)
Metode pengamatan atau observasi dilakukan oleh pengamatan terhadap
suatu benda. Untuk benda diam, sasaran dapat diambil lagi sewaktu-waktu jika
diperlukan, sedangkan benda bergerak membutuhkan alat bantu seperti
rekaman video yang dapat menunjukkan proses yang diamati.
2.12 Statistik
Menurut Sugiyono (2004, p142), statistik digunakan untuk teknik analisis
data dalam penelitian kuantitatif. Terdapat dua macam statistik yang digunakan
untuk analisis data dalam penelitian, yaitu :
1. Statistik deskriptif
Adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil
sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya.
22
2. Statistik inferensial (sering disebut statistik induktif atau statistik probabilitas)
Adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi.
Statistik inferensial dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Statistik parametrik
Penggunaan statistik parametrik jika data penelitian diukur dengan skala
interval dan skala ratio dan asumsi bahwa distribusi data populasi yang
digunakan untuk memilih sampel penelitian adalah normal.
2. Statistik non-parametrik
Digunakan jika data penelitian diukur dengan skala nominal dan skala
ordinal, sehingga tidak memerlukan asumsi data populasi yang didistribusikan
normal.
2.13 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2004, p84), skala pengukuran adalah kesepakatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada
dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif.
Menurut Umar (2003, p95-97), skala pengukuran dapat dibagi menjadi
empat jenis, yaitu :
a. Skala nominal
Skala nominal adalah skala yang paling sederhana, dimana angka yang
diberikan kepada suatu kategori tidak menggambarkan kedudukan kategori
23
tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi angka tersebut hanya sekedar kode
maupun label.
b. Skala ordinal
Skala ordinal adalah skala yang mengurutkan data dari tingkat yang paling
rendah ke tingkat yang paling tinggi atau sebaliknya, dengan tidak
memperhatikan interval data tersebut. Angka-angka hasil pengurutan ini
bersifat ordinal.
c. Skala interval
Skala interval adalah skala yang sama dengan skala ordinal, tetapi jarak
antar data harus memiliki interval yang relatif sama.
d. Skala ratio
Skala ratio adalah skala yang mencakup tiga skala sebelumnya (skala
nominal, skala ordinal, dan skala interval), ditambah dengan sifat lain yaitu
bahwa ukuran ini mempunyai nilai nol mutlak sehingga nilai-nilai pada skala
dapat diperbandingkan, misalnya dalam bentuk perkalian dan pembagian.
Angka pada skala ini merupakan ukuran yang sebenarnya dari data kuantitatif.
2.14 Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (1996, p115), populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian.
Menurut Umar (2003, p136), populasi adalah kumpulan elemen yang
mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan mempunyai kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
24
Menurut Sugiyono (2004, p72), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Arikunto (1996, p117), sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2004, p73), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Menurut Umar (2004, p137-142), teknik sampling yang umum dipakai
dalam penelitian dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Pengambilan sampel probabilitas atau acak
Metode pemilihan sampel, dimana setiap anggota populasi mempunyai
peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Ada beberapa cara
pengambilan sampel dari metode ini, antara lain :
a. Cara acak sederhana (simple random sampling)
Ada dua cara dari teknik pengambilan sampel ini, antara lain :
Cara undian
Cara ini digunakan dengan memberi nomor-nomor pada seluruh
anggota populasi, lalu secara acak dipilih nomor sesuai dengan
banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan. Pengambilan sampel
dengan cara ini ada dua macam. Pertama, pengambilan sampel tanpa
pengembalian, berarti nilai probabilitas tidak konstan. Kedua,
mengembalikan sampel yang terpilih sehingga nilai probabilitas
menjadi konstan.
Cara sistematis atau ordinal
25
Teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang dan teknik
dimana pemilihan anggota sampel dilakukan secara terlebih dahulu
dimulai dengan pemilihan secara acak untuk data pertama. Sedangkan
data berikutnya menggunakan interval tertentu.
b. Cara stratifikasi (stratified random sampling)
Suatu populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik
tertentu dikelompokkan dalam beberapa sub-populasi, sehingga tiap kelompok
akan memiliki anggota sampel yang relatif homogen. Lalu dari tiap sub-
populasi ini secara acak diambil anggota sampelnya. Dasar penentuan strata
bisa secara geografis atau dengan cara lainnya.
c. Cara kluster (cluster sampling)
Cara ini mirip dengan cara stratifikasi. Bedanya, jika stratifikasi
menghasilkan sub-populasi yang unsur-unsurnya homogen, maka dengan cara
kluster unsur-unsurnya menjadi heterogen. Selanjutnya dari masing-masing
kluster dipilih sampel secara acak sebanyak yang dibutuhkan.
2. Pengambilan sampel non-probabilitas atau non-acak
Dengan cara ini, semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Berikut ini adalah lima macam
teknik sampling yang non-probabilitas :
a. Cara keputusan (judgement / purposive sampling)
Teknik ini dipakai pada saat kita ingin mengetahui pendapat karyawan
tentang produk yang akan dibuat dan lebih cocok dipakai pada saat tahap
awal studi eksploratif.
b. Cara dipermudah (convenience sampling)
26
Sampel yang nyaris tidak dapat diandalkan, tetapi biasanya paling murah
dan cepat dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih
siapa saja yang mereka temui.
c. Cara kuota (quota sampling)
Pada dasarnya, quota sampling sama dengan judgement sampling ada dua
tahap. Tahap pertama adalah tahap dimana peneliti merumuskan kategori
control atau kuota dari populasi yang akan ditelitinya. Tahap kedua adalah
penentukan bagaimana sampel akan diambil.
d. Cara bola salju (snowball sampling)
Teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
sampel ini disuruh memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi,
begitu seterusnya sehingga jumlah sampel menjadi semakin banyak.
e. Area sampling
Pada prinsipnya, cara ini menggunakan “perwakilan bertingkat”. Populasi
dibagi atas beberapa bagian populasi, dimana bagian populasi ini dapat
dibagi-bagi lagi.
Rumus Slovin
Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui
maupun tidak diketahui jumlahnya.
Rumus :
2.1 eNNn
+=
Keterangan :
n - ukuran sampel
27
N - ukuran populasi
e - kelonggaran ketidaktelitian, karena kesalahan pengambilan sampel
yang dapat ditolerir (misalnya 2%)
Tabel 2.1 Ukuran Sampel untuk Batas-batas Kesalahan Dan Jumlah Populasi Yang
Ditetapkan
Batas Kesalahan N Populasi
1% 5% 10%
2800 537 310 247
5.000 586 326 257
10.000 622 336 263
20.000 642 342 267
40.000 563 345 269
100.000 659 347 270
200.000 661 347 270
500.000 663 348 270
750.000 663 348 271
900.000 663 348 271
1000.000 663 348 271
∞ 664 349 272
(Sumber : Sugiyono p81)
28
2.15 Program Pemasaran Secara Luas
Tugas pemasaran adalah menysun program atau rencara pemasaran untuk
mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Program pemasaran terdiri dari
sejumlah keputusan tentang bauran alat-alat pemasaran yang digunakan. Menurut
Philip Kotler (2005,p17), bauran pemasaran adalah seperangkat alat yang
digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan pemasarannya dipasar
sasaran. McCharty mengklasifikasi alat-alat itu menjadi empat kelompok yang
luas disebut empat P pemasaran:
Produk artinya kombinasi sejumlah barang dan jasa yang ditawarkan
kepada pasar sasaran.
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh produk.
Distribusi meliputi aktivitas perusahaan agar produk mudah didapatkan
konsumen sasarannya.
Promosi artinya aktivitas menyebarkan keunggulan produk serta
membujuk pelanggan untuk membeli.
Strategi bauran pemasaran disusun untuk mencapai tujuan pemasaran,
yang dalamnya mencakup hal-hal berikut:
a. Produk dan jasa yang dihasilkan
b. Berapa harga produk/jasa yang akan dijual kepada konsumen
c. Bagaimana strategi promosi yang dapat meningkatkan penghargaan atas
produk atau jasa yang dihasilkan ditengah-tengah persaingan.
d. Bagaimana perindustrian produk atau jasa tersebut.
29
Empat P menggambarkan pandangan penjual tentang alat-alat pemasaran
yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. Dari sudut pandang pebeli
masing-masing alat pemasaran harus dirancang supaya dapat memberikan manfaat
bagi pelanggan. Robert Lauterborn mengemukakan bahwa empat P penjual
berpasangan dengan empat C pelanggan:
a. Customer Solution
b. Customer Cost
c. Convenience
d. Communication
Yang menjadi pemenang adalah perusahaan yang dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan hemat dan nyaman serta komunikasi yang efektif.
2.16 Tahapan-tahapan dalam Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, tahapan- tahapan yang digunakan sebagai
berikut:
Kuisioner
Tujuan dari menggunakan kuisioner adalah:
a. Untuk memperoleh informasi yang akurat dari responden. Informasi yang
akurat diperoleh dengan mengajukan pertanyaan yang tepat.
b. Untuk memberikan struktur yang teratur dalam wawancara sehingga
wawancara berjalan lancar dan teratur. Struktur yang penting dalam
melakukan survei adalah semua responden diberikan pertanyaan yang sama.
c. Memberikan format standar dalam pencatatan fakta, komentar, dan sikap.
d. Untuk memudahkan pengolahan data dalam membuat analisis jawaban.
30
Untuk pengadaan kuisioner, data langsung dikumpulkan melalui survey
kepada masyarakat yang menjadi sasaran dengan sistem keamanan kendaraan,
dengan cara menyebarkan daftar kuisioner, berikutnya hasil dari data-data yang
telah dikumpulkan dijadikan sebagai bahan analisis dalam mengukur tingkat
ketertarikan didalam masyarakat dengan produk system keamanan kendaraan.
Kuisioner merupakan salah satu fondasi pasar, akan tetapi kuesioner bukan
sekedar pertanyaan saja, kuisioner dapat digunakan sebagai sarana untuk
melakukan wawancara dengan orang-orang, tujuan dari satu kuisioner adalah
untuk memberikan kerangka dimana pewawancara dapat mencatat hasil
pertanyaan dengan teratur, tanpa kuisioner wawancara tidak akan tertata rapi.
Berikutnya pada bagian analisis data menggunakan kuisioner yang telah diisi
sebagai sarana untuk membuat analisis jawabannya. Jadi kuisioner tidak dapat
berdiri sendiri, kuisioner merupakan alat bantu dalam mengumpulkan data
wawancara, namun pada saat merancang kuisioner periset harus memberikan
batasan-batasan agar data yang diterima menjadi akurat. Contoh pertanyaan:
berapa banyak yang diwawancarai? Siapa saja yang akan diwawancarai?
Bagaimana wawancara dilakukan? Dan sebagainya.
Ada delapan pedoman dalam menyusun wawancara:
• Pikirkan sasaran survei
• Pikirkan bagaimana wawancara dilakukan
• Pikirkan pengetahuan dan kepentingan responden
• Pikirkan kata pengantar
• Pikirkan urutan pertanyaan yang tepat
31
• Pikirkan tipe pertanyaannya
• Pikirkan jawaban yang mungkin saat memikirkan pertanyaan
• Pikirkan bagaimana data akan diolah
Wawancara
Wawancara pribadi dapat dikelompokkan menjadi: Wawancara individu
dan wawancara group. Wawancara individu dilakukan dengan berbincang-bincang
dengan orang-orang dirumah atau dikantor mereka, dijalan, dipusat perbelanjaan,
oleh karena itu wawancara dapat digunakan secara fleksibel. Pewawancara yang
terlatih dapat menarik perhatian peserta untuk jangka waktu yang cukup panjang
dan dapat menjelaskan pertanyaan-pertanyaan sulit. Mereka dapat menjalankan
wawancara, membahas, dan menggali isu-isu sejalan dengan perkembangan situasi.
Mereka dapat menunjukkan langsung produk yang aktual, periklanan, atau
kemasan serta mengamati reaksi dan perilaku. Hampir semua kasus wawancara
personal dapat dilakukan dengan cukup cepat.
2.17 Pengertian dari GSM
GSM atau Global System of Mobile Communication merupakan standar
jaringan telekomunikasi seluler yang paling luas digunakan di dunia (Wikipedia,
Global System of Mobile Communications). Jaringan seluler berarti telepon
genggam melakukan pengecekan terhadap keberadaan sel di area jangkauan
handphone tersebut, yang terkoneksi dengan sel – sel lain dan jaringan utamanya
untuk melakukan telekomunikasi satu sama lain. Jaringan GSM bergerak pada 4
jangkauan frekuensi yang berbeda. Namun kebanyakan jaringan yang digunakan
32
GSM beroperasi pada frekuensi 900 MHz atau 1800 MHz. Pada beberapa daerah
di Amerika termasuk United State dan Canada menggunakan frekuensi 850 MHz
dan 1900 MHz dikarenakan frekuensi 900 dan 1800 MHz telah digunakan.
2.17.1 Lokalisasi Dengan GSM
Lokalisasi adalah proses penentuan lokasi sebuah telepon seluler
berdasarkan lokasi sel GSM terdekatnya (Wikipedia, GSM localization). Beberapa
metode lokalisasi menggunakan jaringan GSM:
a. Cell Identification
Hanya menggunakan penentuan lokasi ponsel dengan menentukan lokasi
BTS yang menerimanya. Keakuratan metode ini mencapai 100 meter di daerah
padat seperti kota dan hingga radius 32 Km di daerah jarang seperti pedesaan.
b. Enhanced Cell Identification
Metode Cell Identification untuk mendapatkan akurasi hingga radius 550
meter di daerah jarang seperti pedesaan.
c. TOA (Time of Arrival)
Melakukan kalkulasi perbedaan waktu sinyal dikirim dengan sinyal
diterima oleh BTS, menghasilkan jarak ponsel dari BTS.
d. AOA (Angle of Arrival)
Melakukan kalkulasi derajat datang sinyal untuk menghasilkan arah ponsel
dari BTS.
e. E-OTD
Sama dengan TOA hanya saja kalkulasi dilakukan oleh ponsel.
33
f. Cell Broadcast
Memberitahukan pada semua ponsel dalam jangkauan BTS lokasi mereka.
g. Assisted GPS
Metode penentuan lokasi berbasis GPS yang dibantu dengan GSM untuk
mempercepat penentuan lokasi yang akurat karena kesalahan GPS yang dapat
terjadi karena atmosfer dan lokasi geografis yang tidak mendukung lokalisasi
GPS.
2.17.2 Sistem Keamanan Mobil Berbasis GSM
Sistem keamanan mobil berbasis GSM adalah sistem keamanan yang
menggunakan jaringan GSM untuk melakukan pelaporan status mobil, kontrol
mobil dan sistem secara jarak jauh, dan / atau melakukan pelacakan lokasi mobil
dengan jaringan GSM.