28
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 PERENCANAAN KAPASITAS 2.1.1 Definisi Kapasitas Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk keluaran (output) per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat dari tiga perspektif agar lebih jelas, yaitu: kapasitas Desain: Menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal di mana tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak atau cacat, perawatan hanya yang rutin, dsb. kapasitas Efektif: Menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas desain. kapasitas Aktual: Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh fasilitas produksi. Kapasitas actual sedapat mungkin harus diusahakan sama dengan kapasitas efektif. Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas berusaha untuk mengintegrasikan factor factor produksi untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 PERENCANAAN KAPASITAS

2.1.1 Definisi Kapasitas

Kapasitas adalah kemampuan pembatas dari unit produksi untuk

berproduksi dalam waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dalam bentuk

keluaran (output) per satuan waktu. Pengertian kapasitas ini harus dilihat

dari tiga perspektif agar lebih jelas, yaitu:

• kapasitas Desain: Menunjukkan output maksimum pada kondisi ideal di

mana tidak terdapat konflik penjadwalan, tidak ada produk yang rusak

atau cacat, perawatan hanya yang rutin, dsb.

• kapasitas Efektif: Menunjukkan output maksimum pada tingkat operasi

tertentu. Pada umumnya kapasitas efektif lebih rendah dari pada kapasitas

desain.

• kapasitas Aktual: Menunjukkan output nyata yang dapat dihasilkan oleh

fasilitas produksi. Kapasitas actual sedapat mungkin harus diusahakan

sama dengan kapasitas efektif.

Dalam kaitannya dengan definisi di atas maka perencanaan kapasitas

berusaha untuk mengintegrasikan factor – factor produksi untuk

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

8  

meminimasi ongkos fasilitas produksi. Dengan kata lain, keputusan –

keputusan yang menyangkut kapasitas produksi harus mempertimbangkan

factor – factor ekonomis fasilitas produksi tersebut, termasuk di dalamnya

efisiensi dan utilisasinya.

2.1.2 Ukuran Kapasitas

Apabila satu output homogen, satuan kapasitasnya jelas. Misalnya,

ssebagai satuan output pabrik mobil menggunakan jumlah mobil, pabrik bir

menggunakan jumlah krat botol bir, dan pembangkit listrik tenaga nuklir

menggunakan megawatt listrik.

Kalau satuan output itu berbeda – beda, biasanya digunakanlah ukuran

pembats pada kemampuan peralatannya sebagai ukuran kapasitas.

2.1.3 Proses Perencanaan Kapasitas

Proses dalam perencanaan kapasitas dapat diringkaskan sebagai

berikut :

• Memperkirakan permintaan di masa depan, termasuk dampak dari

teknologi, persaingan dan lainnya.

• Menjabarkan perkiraan itu dalam kebutuhan kapasitas fisik.

• Menyusun pilihan rencana kapasitas yang berhubungan dengan kebutuhan

itu.

• Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana.

• Meninjau resiko dan pengaruh strategi pada pilihan rencana

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

9  

• memutuskan rencana pelaksanaan

2.1.4 Perhitungan Ketersedian Kapasitas

Rumus yang biasanya digunakan untuk menghitung ketersediaan

kapasitas ialah :

Kapasitas tersedia = Waktu tersedia + Efisiensi + Utilisasi

Kenyataannya, kapasitas ialah suatu bilangan acak. Jam kerja dapat

dianggap konstan, misalnya 40 jam per minggu walau tingkat efisiensi dan

utulisasi dapat dianggap acak. Utilisasi merupakan variable acak karena

sebuah mesin dapat saja idle karena rusak, atau karena pekerjaan absent,

atau karena tidak ada pekerjaan yang dilakukan. Efisiensi adalah bilangan

acak karena kita tidak dapat menyamaratakan keecepatan kerja satu pekerja

dengan pekerja lainnya. Tingkat efisiensi akan sangat tergantung pada

keahlian / keterampilan pekerjanya.

Tingkat utilisasi tidak mudah dihitung. Dua variabel yang secara

implisit ada di dalam tingkat utilisasi, yaitu idle akibat kegiatan perawatan

dan idle akibat pekerja absen. Idealnya ttingkat absensi dan kerusakan

mesin adalah nol, tetapi praktis hal ini tidak mungkin terjadi. Untuk itu

perlu disadari bahwa besaran kapasitas tidak mungkin dinyatakan dalam

satuan absolut / mutlak, tetapi hanya merupakan nilai perkiraan saja.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

10  

2.1.5 Strategi Pemenuhan Kapasitas

Tindakan atau strategi untuk memenuhi kekurangan kapasitas, dapat

berupa penyesuaian rencana produksi, penambahan mesin atau subkontrak

yang masing –masing memiliki kelebihan / kelemahan sendir – sendiri :

Dalam jangka pendek, kebutuhan kapasitas mungkin saja dapat

dipenuhi dengan peningkatan jumlah tenaga kerja. Produksi dikendalikan

dengan merekrut tenaga kerja baru sesuai kebutuhan.

Selain dengan meningkatkan jumlah tenaga kerja, sering pula

digunakan strategi variasi jam kerja, misalnya lembur. Kecepatan produksi

diatur dengan menggunakan lembur. Biaya langsung akibat lembur dapat

diketahui dengan pasti, tetapi seringkali dibatasi oleh peraturan ketenaga

kerjaan. Variasi lainnya ialah penambahan shift kerja sehingga untuk satu

lintas produksi yang sama kapasitas dapat ditingkatkan sebesar dua atau tiga

kali lipat sesuai jumlah shift.

Cara lain yang sering ditempuh ialah subkontrak, yaitu dengan

menggunakan jasa subkontraktor. Biaya yang timbul sebagai akibat

subkontrak ini ialah perbedaan harga satua produk antara subkontraktor

dengan harga satuan perusahaan.

Alternatif pembelian mesin merupakan alternatif terakhir yang dapat

dipilih seorang perencana produksi. Alternatif ini akan memberikan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

11  

peningkatan kapasitas yang paling tinggi, tetapi seringkali dibatasi oleh

ketersediaan mesin tersebut serta waktu pengadaan yang lama, sehingga

tidak dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan kapasitas mendesak.

2.2 Peralatan Produksi

2.2.1 Definisi Peralatan Produksi

Pada umumnya peralatan produksi ditujukan bagi peningkatan

produktivitas buruh dalam rangka memperbanyak produk, baik dari segi

variasinya maupun jumlahnya untuk memenuhi. kebutuhan manusia.

Peralatan produksi akan mencakup berbagai sarana yang digunakan dalam

proses produksi, yang berupa mesin atau jenis-jenis perkakas lain yang

dipergunakan untuk melakukan pekerjaan dalam mengerjakan produk atau

bagian-bagian produk.

Adapun jenis-jenis mesin yang digunakan dalam proses produksi

terdiri dari mesin yang bersifat umum atau mesin serba guna (General

Purpose Machines). Mesin serba guna ini yaitu mesin yang dibuat untuk

mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang

produk atau bagian produk. Mesin yang bersifat khusus (special purpose

machines) yaitu mesin-mesin yang direncanakan untuk mngerjakan satu

atau beberapa jenis kegiatan yang sama.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

12  

2.2.2 Kriteria Pemilihan Alat Produksi

Alasan diadakannya pembelian peralatan antara lain: peralatan baru

diperlukan untuk memproduksi produk dan jasa lebih hanya volume

penjualan yang terus meningkat, peralatan yang ada telah usang, dan

peralatan yang ada telah memasuki masa aus serta harus diganti. Untuk

memutuskan membeli peralatan baru maka perlu dilaksanakan survei

terlebih dahulu, yang dilakukan melalui dua tahap, yaitu: pertama tahap

pemakaian (penyaringan teknologi) yang meliputi kapasitas, kedua

perhitungan biaya atau analisis ekonomi yang akan menentukan sejumlah

alternatif teknis yang dipilih.

2.3 Studi Kelayakan Proyek

Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk

mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan

penilaian tersebut mencakup berbagai aspek dan membutuhkan pertimbangan

tertentu untuk memutuskannya. Selain untuk menilai layak atau tidaknya proyek

tersebut, studi kelayakan ini juga bertujuan untuk mempelajari kelangsungan dari

proyek yang akan dijalankan. Mungkin saja proyek yang dinilai itu ternyata

layak, tetapi bisa saja kelangsungan dari proyek tersebut ternyata kurang

memuaskan, atau jauh dari harapan.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

13  

2.4 Aspek Pasar

Mengkaji aspek pasar berfungsi menghubungkan manajemen suatu

informasi dengan pasar yang bersangkutan melalui informasi. Selanjutnya

informasi ini digunakan untuk mengidentifikasi kesempatan dan permasalahan

yang berkaitan dengan pasar dan pemasaran. Dengan demikian diharapkan dapat

meningkatkan kualitas keputusan – keputusan yang akan diambil.

Meskipun aspek pasar secara keseluruhan mencakup lingkup yang amat

luas, tetapi untuk studi kelayakan suatu usulan proyek dengan tujuan

menghasilkan produk tertentu umumnya membatasi penekanan kepada analisis

masalah – masalah berikut:

1. Prakiraan penawaran dan permintaan

2. Pangsa Pasar

3. Strategi pamasaran

Bagi usulan proyek, terutama yang bersifat komersial, mengkaji aspek pasar

harus dimulai paling awal karena ada tidaknya pasar yang cukup menarik dari

produk yang dihasilkan atau servis yang ditawarkan merupakan faktor pokok

dalam menentukan keputusan proyek. Untuk membuat analisis yang berhubungan

dengan 3 hal diatas diperlukan data-ata serta informasi mengenai beberapa hal

berikut.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

14  

2.4.1 Penawaran dan Permintaan

• Perincian Permintaan

Permintaan produk dapat dirinci menjadi:

1. Area.

Dibagi menjadi area yang kemudian dikaji potensi daya serapnya.

2. Spesifikasi produk.

Dibedakan atas berbagai tingkat spesifikasi, model yang bermutu

tinggi, sedang atau normal.

• Permintaan Masa Depan dan Saat Ini

Permintaan saat ini sering dapat dikumpulkan dari satatan statistik.

Sedangkan untuk masa yang akan datang perlu diadakan peramalan

dengan menggunakan berbagai variabel yang didasarkan pada informasi

saat ini.

• Penawaran

Dalam hal penawaran produk yang perlu diamati adalah:

1. penawaran saat ini dan potensi dimasa datang;

2. kapasitas produksi terpasang;

3. impor ataukah produk domestik.

• Konsumen

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

15  

Informasi perihal konsumen menyangkut maslah demografi dan

sosiologi yang dapat ditelusuri dari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

berikut: siapakah mereka, umurnya, jumlahnya, pekerjaannya dan lain-

lain.

1. Mengapa mereka membeli: keperluan mutlak, motivasi, menaikan

pandangan sosial dan lain-lain.

2. Di mana mereka membeli: distributor, pengecer, dan lain-lain.

3. Kapan mereka membeli: musiman, atau terus menerus.

• Kebijakan, Peraturan dan Perencanaan Pemerintah

Perencanaan, kebijakan, dan peraturan pemerintah amat besar

pengaruhnya terhadap penawaran dan permintaan produk hasil proyek

serta menjangkau aspek yang amat luas seperti:

1. perencanaan nasional yang berkaitan dengan pembangunan fisilitas

dan prasarana produksi;

2. peraturan pengendalian impor-ekspor;

3. kebijakan dan peraturan aspek finansial;

4. pajak dan bea masuk;

5. kebijakan pemakaian produk dan sumber-sumber domestik;

6. rangsangan ekspor;

7. pemberian subsidi dan lain-lain.

2.4.2 Pangsa Pasar dan Persaingan

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

16  

Dalam hal ini yang perlu dikaji meliputi:

• Pangsa Pasar

1. Menentukan sasaran pangsa pasar yang ingin diraih.

2. Upaya penetrasi pasar.

3. Komposisi marketing mix.

• Persaingan

Dalam hal ini perlu perhatian berikut.

1. Monopoli, setengah monopoli, persaingan bebas.

2. Identifikasi perusahaan pesaing, beberapa besarnya, bagaimana kinerja

pesaing, serta strategisnya.

3. Produk yang dihasilkan jumlah serta kualifikasinya.

4. Kemungkinan adanya subsitusi produk.

• Harga

Penentuan harga besar pengaruhnya terhadap pangsa pasar dan

persaingan. Dalam masalah harga yang perlu diperhatikan adalah:

1. struktur dan beberapa sasaran total harga;

2. berapa besar tingkat harga produk sejenis;

3. bagaimana tanggapan terhadap fluktuasi harga dan pesaing;

4. adakah harga berubah berdasarkan musiman.

2.4.3 Strategi Pemasaran

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

17  

• Promosi

Lingkup yang diteliti meliputi:

1. luas dan lingkup jangkauan.

2. metode yang dipakai (advertensi, hadiah dan lain-lain)

• Distribusi

Ini meliputi pengkajian terhadap::

1. cara distribusi (eceran, grosir, dan lain-lain).

2. metode transportasi.

3. pembungkusan.

Setelah pengumpulan data dan informasi mengenai segala sesuatu

yang diutarakan di atas dianggap cukup, maka dilakukan analisis dan

peramalan untuk akhirnya disusun sebagai suatu laporan kepada manajemen

sebagai masukan guna pengambilan keputusan.

2.5 Aspek Teknis

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkaitan dengan proses

pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut

dibangun. Pengkajian aspek teknis di dalam studi kelayakan bertujuan untuk

memberikan batasan dan parameter teknis yang berkaitan dengan perwujudan

fisik proyek. Selain itu aspek teknis sangat berpengaruh terhadap perkiraan biaya

dan jadwal dari proyek.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

18  

2.5.1 Letak Lokasi

Penetapan lokasi industri merupakan hal yang sangat penting dalam

proses perancangan pembuatan industri itu sendiri.

Ada beberapa hal utama yang harus diperhatikan dalam penentuan

lokasi industri yaitu identifikasi daerah, lokasi atau site, dan faktor

pendukung atau penunjang.

Hal-hal yang berkaitan dengan identifikasi daerah adalah faktor-faktor

sumber bahan baku, area pemasaran dan tersedianya tenaga kerja. Suatu

industri memerlukan bahan baku yang nantinya akan diproses menjadi

produk, untuk sampai ke area industri bahan baku tersebut perlu diangkut

dari sumbernya. Dan setiap perusahaan industri akan berusaha menjaga agar

suplai bahan baku tersebut dapat berkesinambungan, dengan harga yang

layak dan transportasi rendah. Oleh karena itu, salah satu pertimbangan

dalam memilih lokasi industri adalah dekat dengan sumber bahan baku.

Berbagai macam industri juga banyak yang memilih tempat fasilitas

produksinya di dekat area pemasaran, dengan tujuan untuk memperpendek

jaringan distribusi produk sehingga cepat sampai ke tangan konsumen.

Untuk ketersediaan tenaga kerja juga menjadi hal yang sangat penting

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

19  

karena tenaga kerja inilah yang nantinya akan mengoperasikan fasilitas-

fasilitas produksi dari industri tersebut.

Faktor lokasi atau site berkaitan dengan sarana penghubung, listrik,

transportasi, dan jarak dengan pusat kegiatan kota. Dengan

mempertimbangkan hal tersebut, maka timbul kecenderungan dalam

memilih lokasi, yaitu mengarah ke pinggir kota, daerah indstri eksklusif,

dan resource based.

• Proyek-proyek pembangunan industri yang cenderung memilih lokasi

pinggiran kota biasanya dikarenakan oleh harga tanah yang umumnya

lebih rendah dan upah untuk tenaga kerja yang cenderung juga lebih

rendah.

• Daerah industri eksklusif adalah suatu daerah yang disiapkan oleh pihak

pemerintah atau swasta untuk menampung fasilitas-fasilitas produksi yang

akan didirikan. Di daerah ini pada umumnya disediakan infrastruktur dan

keperluan utility untuk menunjang kegiatan industri tersebut.

• Untuk industri yang bersifat resource based yaitu mengarah ke

penggunaan resource yang tersedia seperti kekayaan alam, maka industri

ini cenderung memilih lokasi yang dekat dengan sumber daya yang

bersangkutan.

Faktor pendukung atau penunjang seperti penyediaan air, listrik dan

pembuangan limbah juga memiliki peranan penting dalam penentuan lokasi

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

20  

industri. Jika semakin dekat dengan sumber penunjang tersebut akan dapat

mengurangi biaya pertama investasi, seperti pada halnya dekat dengan

sumber bahan baku.

2.5.2 Kapasitas Produksi

Ukuran besar dari kapasitas produksi merupakan hal yang penting

sebagai masukan perhitungan aspek finansial dan aspek ekonomi pada studi

kelayakan proyek. Kapasitas produksi tersebut juga nantinya akan

memberikan batasan yang dapat ditampung oleh alat atau fasilitas produksi.

Oleh karena itu, dalam menentukan kapasitas bahan mentah dan ongkos

produksi sebelum sampai kepada penentuan angka kapasitas, dalam

kalangan industri dibedakan antara kapasitas desain dengan kapasitas

efektif.

Kapasitas desain adalah maksimum output yang dapat dicapai oleh

suatu fasilitas produksi menurut perhitungan rancangan dari desain

engineering. Sedangkan kapasitas efektif adalah ukuran kapasitas output

setelah memasukkan parameter-parameter seperti faktor service,

maintenance, dan kondisi-kondisi lainnya yang dihadapi ketika fasilitas

produksi terebut beroperasi.

Perencanaan kapasitas produksi meliputi pertimbangan jangka waktu

dari proyek, bisa jangka panjang ataupun jangka pendek. Untuk jangka

panjang berhubungan dengan tingkat perkiraan produksi jangka panjang,

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

21  

sedangkan untuk jangka pendek memperhitungkan perubahan produksi

sewaktu-waktu seperti fluktuasi permintaan pasar, ketersediaan bahan

mentah atau raw material, dan lain-lain.

2.5.3 Teknologi

Untuk memilih teknologi industri yang tepat, harus dilakukan analisa

terhadap kebutuhan produksi. Sekali keputusan tentang pemilihan teknologi

tersebut dipastikan, maka keputusan tersebut akan berpengaruh terhadap

penentuan denah lokasi, peralatan penunjang, jenis perawatan dan perbaikan

yang nantinya akan dibutuhkan beserta proyeksi biayanya dan lain-lain.

2.6 Aspek Finansial

Untuk menanamkan investasi yang layak bagi sebuah proyek, maka perlu

dilakukan studi kelayakan yang berkaitan dengan aspek finansial. Pada aspek

finansial ini dilakukan analisis untuk mengetahui berapa besarnya investasi yang

diperlukan, selain itu kebutuhan akan modal operasional kerja juga menjadi salah

satu pertimbangan yang penting. Pada aspek ini juga mengkaji tentang pengaruh

indikator ekonomi makro terhadap kelayakan keuangan proyek, baik itu aliran kas

masuk maupun aliran kas keluar, dan salah satu dari indikator tersebut adalah

inflasi.

2.6.1 Investasi

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

22  

Investasi adalah suatu kebutuhan modal yang nantinya akan

digunakan untuk menjalankan suatu proyek atau mendirikan bidang usaha

tertentu. Istilah modal tersebut mengacu pada kekayaan dalam bentuk uang,

ataupun barang yang dapat digunakan untuk menghasilkan lebih banyak

kekayaan. Tujuan ditanamkannya suatu investasi adalah untuk memperoleh

manfaat dimasa mendatang baik itu berupa manfaat keuangan maupun

bukan keuangan ataupun kedua-duanya.

2.6.2 Aliran Kas

Aliran kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan

yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukan aliran

masuk dan keluar uang tunai (kas) perusahaan (Iman Soeharto, 1999, p407).

Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi

menjadi tiga kelompok (Iman Soeharto, 1999, p408), yaitu:

• Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan

dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi.

• Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas

yang berkaitan dengan operasional proyek.

• Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang

berkaitan dengan nilai sisa proyek seperti sisa modal kerja, nilai sisa

proyek yaitu penjualan peralatan proyek.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

23  

Dalam menyusun aliran kas proyek diperlukan untuk memperhatikan

hal-hal berikut:

• Prinsip Aliran Kas

Yaitu dengan menyusun aliran kas masuk dan aliran kas keluar

secara sistematis.

• Aliran Kas Inkremental (Incremental)

Adalah aliran kas proyek apabila hanya memperhitungkan arus dana

masuk dan keluar yang terdapat kaitannya dengan proyek yang

bersangkutan.

• Aliran Kas Diperhitungkan Setelah Pajak

Adalah keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya investasi di

perhitungkan setelah kewajiban pajak.

• Incidental Effect

Dengan memperhitungkan pengaruh diadakannya proyek baru atau

proyek yang akan dijalankan terhadap laba perusahaan.

• Opportunity Cost

Yaitu kemungkinan memperoleh tingkat keuntungan yang diterima

dari penggunaan alternatif terbaik suatu asset.

• Bunga Utang

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

24  

Untuk mengevaluasi kelayakan proyek, dipisahkan antara keputusan

investasi dengan keputusan pendanaan.

2.6.3 Depresiasi

Depresiasi pada dasarnya adalah penurunan nilai suatu properti atau

aset karena waktu pemakaian, dan dampak yang ditimbulkan dari depresiasi

ini adalah pengurangan jumlah penghasilan yang dikenakan pajak dan

penurunan kemampuan fungsi kerja aset tersebut (I Nyoman Pujawan, 2003,

186).

Salah satu metode yang digunakan untuk menghitung depresiasi

adalah metode garis lurus atau straight line method. Pada metode ini

memberikan kemungkinan untuk menyusutkan nilai suatu aset pada laju

konstan selama periode penyusutan berlangsung.

AD =

Keterangan:

AD = Arus depresiasi

P = Biaya awal atau nilai investasi

S = Nilai sisa

n = Usia ekonomis

2.6.4 Inflasi

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

25  

Adalah kenaikan harga-harga barang, jasa, atau faktor-faktor

penunjang produksi secara umum dan meluas. Dengan adanya inflasi

tersebut maka daya beli uang akan semakin rendah dari waktu ke waktu.

Secara umum inflasi terbagi atas tiga kategori yang berbeda, yaitu inflasi

yang diakibatkan permintaan, inflasi yang diakibatkan oleh dorongan

ongkos dan inflasi struktural.

• Inflasi karena tekanan permintaan terjadi karena terlalu banyak uang untuk

jumlah barang yang sedikit, dengan kata lain penawaran tidak mampu

memenuhi permintaan sehingga harga-harga barang akan naik.

• Untuk inflasi yang diakibatkan oleh dorongan ongkos terjadi karena

naiknya ongkos-ongkos yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau

jasa, seperti naiknya ongkos pekerja.

• Sedangkan untuk struktural terjadi karena pergeseran permintaan dari satu

produk industri ke produk industri lainnya.

2.7 Konsep Analisa Ekonomi Teknik

Secara umum analisis ekonomi teknik bisa dikatakan sebagai analisis

ekonomi dari investasi teknik, dan untuk menganalisis investasi teknik ini

membutuhkan pengetahuan tentang aspek teknis serta aspek kinerja ekonomi.

Terdapat dua sudut pandang yang berbeda dalam pengambilan keputusan pada

ekonomi teknik, yaitu sudut pandang ekuntansi dan sudut pandang ekonomi

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

26  

teknik. Sudut pandang akuntan lebih berkaitan kepada penyajian dan analisa

performansi keuangan yang telah terjadi pada periode yang telah lewat,

sedangkan sudut pandang ekonomi teknik akan banyak terlibat dalam proses

estimasi aliran kas masa mendatang dan juga memberikan gambaran tentang

kemungkinan-kemungkinan yang akan dihadapi seandainya variabel-variabel

pengambilan keputusan berubah dari satu kondisi ke kondisi lain.

2.7.1 Klasifikasi Dan Struktur Biaya Produksi

Agar bisa melakukan analisa dan evaluasi altrnatif-alternatif yang

berkaitan dengan suatu proyek, maka diperlukan kemampuan untuk bisa

mengidentifikasikan jenis dan macam-macam biaya yang diperlukan atau

yang akan dikeluarkan.

Biaya awal (first cost) adalah biaya yang harus dikeluarkan pada awal

sebelum kegiatan produksi diselenggarakan. Biaya awal ini cenderung besar

dan memiliki nilai strategis yang mencakup dimensi waktu jangka panjang

(long-term). Untuk memperoleh kembali biaya tersebut bisa dilakukan

melalui biaya penyusutan yang besarnya akan tergantung pada metode

perhitungan depresiasi yang diterapkan. Biaya awal dikeluarkan hanya

sekali saja untuk setiap aset yang ditamankan. Sedangkan biaya operasional

adalah biaya yang harus dikeluarkan secara rutin untuk mendukung proses

industri.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

27  

Biaya langsung adalah biaya yang dikeluarkan karena terkait secara

langsung dengan suatu proses produksi tertentu atau hasil dari output

produksi. Sedangkan untuk biaya tidak langsung adalah biaya yang

dikeluarkan tetapi biaya tersebut tidak terkait atau tidak diidentifikasikan

dengan proses produksi ataupun output dari produk.

Biaya tetap adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan dan jumlah biaya

tersebut tidak berubah atau tetap tanpa terkait oleh besar kecilnya proses

produksi. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan dan

besar kecilnya biaya tersebut terpengaruh oleh proses produksi.

2.7.2 Minimum Attractive Rate of Return (MARR)

Adalah suatu nilai minimal dari tingkat pengembalian bunga yang

diinginkan oleh investor. Dengan kata lain apabila suatu investasi

menghasilkan bunga atau tingkat pengembalian yang lebih kecil dari

MARR ini maka investasi tersebut dinilai tidak ekonomis atau tidak layak

untuk dikerjakan.

Ada beberapa cara yang disarankan untuk menetapkan besarnya

MARR, yaitu:

• Tambahkan suatu persentase tetap pada ongkos modal (cost of capital)

perusahaan.

• Nilai rata-rata tingkat pengembalian selama 5 tahun yang lalu digunakan

sebagai MARR tahun sekarang.

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

28  

• Gunakan MARR yang berbeda untuk perencanaan yang berbeda dari

investasi awal.

• Gunakan MARR yang berbeda pada investasi baru dan investasi yang

berupa proyek perbaikan ongkos.

• Gunakan rata-rata tingkat pengembalian modal para pemilik saham untuk

semua perusahaan pada kelompok industri yang sama.

Besarnya MARR dipengaruhi oleh ketersediaan modal, ketersediaan

kesempatan investasi, kondisi bisnis, tingkat inflasi, ongkos modal

perusahaan, peraturan pajak, peraturan pemerintah, tingkat keberanian

menanggung resiko bagi pengambil keputusan, tingkat resiko atau

ketidakpastian yang dihadapi dan berbagai hal lainnya.

2.7.3 Metode Payback Period

Adalah suatu metode analisa kelayakan investasi untuk menilai

persoalan kelayakan investasi tersebut menurut jangka waktu pemilihan

modal yang diinvestasikan, dan biasanya dinyatakan dalam satuan tahun

untuk pengembalian investasi tersebut. Ada dua macam acuan yang

digunakan untuk menghitung jangka waktu pengembalian investasi tersebut,

yaitu metode arus kumulatif dan metode arus rata-rata.

Metode arus kumulatif digunakan jika aliran kas proyek tidak seragam

atau berubah-ubah. Dalam hal ini digunakan rumus sebagai berikut.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

29  

Payback Period =

Keterangan:

Cf = Biaya pertama

An = Aliran kas pada tahun n

n = Tahun pengembalian ditambah 1

Sedangkan metode arus rata-rata digunakan jika aliran kas proyek

sama besarnya dari tahun ke tahun selama usia ekonomis proyek. Dan untuk

perhitungan rumusnya adalah sebagai berikut.

Payback Period =

Keterangan:

Cf = Biaya pertama

A = Aliran kas bersih (neto) per tahun

Untuk kriteria kelayakan dari metode ini adalah:

• Proyek dikatakan layak jika jangka waktu pengembalian investasi lebih

pendek dari umur ekonomis proyek.

• Proyek dikatakan tidak layak jika jangka waktu pengembalian investasi

lebih lama dari umur ekonomis proyek.

2.7.4 Metode Present Value (PV)

Adalah suatu metode kelayakan investasi yang menyelaraskan nilai

yang akan datang menjadi nilai sekarang dengan melalui pemotongan aliran

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

30  

kas menggunakan faktor pengurang (diskonto) pada tingkat biaya modal

tertentu yang diperhitungkan. Apabila aliran kas tidak seragam dari periode

ke periode berikutnya, maka digunakan rumus berikut untuk

menghitungnya.

PVt = At (1 + i)-t

Keterangan:

PVt = Nilai sekarang dari aliran kas periode ke -t

At = Aliran kas nominal pada periode ke -t

i = Tingkat bunga yang diperhitungkan

t = Periode 1,2,…, n

Sedangkan perhitungan untuk nilai sekarang total adalah sebagai

berikut.

TPV =

Keterangan:

TPV = Nilai sekarang total

= Nilai Sekarang aliran kas A setiap periode ke -t

Lalu untuk perhitungan net present value (NPV) adalah sebagai

berikut.

NPV = -Io + TPV

Keterangan:

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

31  

NPV = Net present value

Io = Nilai sekarang investasi inisial

TPV = Nilai sekarang total

Kriteria kelayakan dari metode net present value (NPV) ini adalah

sebagai berikut.

• Proyek layak jika net present value bertanda positif (NPV > 0)

• Proyek tidak layak jika net present value bertanda negatif (NPV < 0)

Kelebihan dari metode net present value ini adalah sebagai berikut.

• Memasukkan faktor nilai waktu dari uang.

• Mempertimbangkan semua aliran kas proyek.

• Mengukur besaran absolute dan bukan relatif, sehingga mudah mengikuti

kontribusinya terhadap usaha peningkatan kekayaan perusahaan atau

pemegang saham.

2.7.5 Metode Profitability Index (PI)

Profitability index (PI) merupakan variasi lain dari kriteria NPV yang

menunjukkan kemampuan mendatangkan laba per satuan nilai investasi.

PI =

Keterangan:

PI = Profitability index

TPV = Nilai sekarang arus masuk total

Io = Nilai sekarang pengeluaran investasi inisial

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

32  

Karakteristik untuk metode ini adalah.

• Proyek dapat dikatakan layak jika profitability index lebih besar dari 1

(PI>1).

• Proyek dikategorikan tidak layak jika profitability index lebih kecil dari 1

(P<1).

Sedangkan kelebihan dari metode ini adalah.

• Memperhitungkan nilai waktu dari uang atau aliran kas.

• Mempertimbangkan seluruh aliran kas selama usia ekonomis proyek.

• Memperhitungkan nilai sisa proyek.

• Menyajikan data surplus aliran kas terhadap nilai investasi inisial. Jika

hasil bagi NPV dengan Io positif, maka dinilai surplus dan sebaliknya.

2.7.6 Metode Internal Rate Of Return (IRR)

Adalah suatu metode perhitungan aliran pengembalian internal

dengan menghitung jumlah NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran

kas keluar dalam waktu tertentu.

Keterangan:

(C)t = Aliran kas masuk pada tahun t

(Co)t = Aliran kas keluar pada tahun t

i = Arus pengembalian (diskon)

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

33  

n = Tahun

Karena aliran kas keluar proyek umumnya merupakan biaya pertama

(Cf) maka persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi:

Sementara itu untuk mendapatkan nilai IRR dengan menggunakan

rumus interpolasi sebagai berikut.

IRR =

Keterangan:

p% = Persen tingkat bunga yang lebih kecil daripada perkiraan IRR

q% = Persen tingkat bunga yang lebih besar daripada IRR

Δ1 = Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi

dengan masa pemulihan modal.

Δ2 = Faktor diskon kumulatif untuk p% pada n yang sesuai dikurangi

dengan faktor diskon kumulatif untuk q% pada n yang sesuai.

Kriteria kelayakan untuk metode IRR ini adalah dengan

membandingkan antara hasil i dari IRR dengan i dari MARR. Apabila i IRR

lebih besar atau sama dengan i MARR, maka proyek tersebut dapat

diterima, atau layak, namun jika tidak maka proyek tersebut kemungkinan

tidak layak untuk dijalankan.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-1-00736-tias 2.pdf · Komposisi marketing mix. • Persaingan Dalam hal ini perlu perhatian berikut. 1. Monopoli,

34  

2.8 Bank Indonesia (BI) Rate

BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance

kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada

publik.

BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat

Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang

dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas (liquidity management)

di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan

suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/ N). Pergerakan di suku

bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga

deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

(http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/BI+Rate/Penjelasan+BI+Rate/)