23
17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Supply Chain Management 2.1.1 Pengertian Supply Chain Management Menurut Mc Leod, Raymond, & George (2008 : 33), Supply chain merupakan jalur yang memfasilitasi aliran sumber daya fisik dari pemasok kepada perusahaan dan selanjutnya kepada pelanggan. Dan supply chain management merupakan proses dimana aliran sumber yang melalui rantai pasokan harus dikelola untuk memastikan bahwa aliran tersebut terjadi dengan cara yang tepat waktu dan efisien. Menurut Schroeder (2000) dalam Rangkuti, Fredy (2004:55), Pengertian rantai pasokan (supply chain) tentunya berbeda dengan manajemen rantai pasokan (supply chain management). Supply chain merupakan urutan dari suatu proses bisnis dan informasi terhadap suatu produk atau jasa, mulai dari pemasok menuju kegiatan manufaktur sampe ke kegiatan distribusi ke pengguna akhir. Sedangkan supply chain management merupakan sebuah perencanaan , desain, dan pengendalian terhadap aliran informasi dan materi yang terdapat pada supply chain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang efisien saat ini dan untuk masa yang akan datang. Menurut Suyanto ( 2007 : 191), supply chain management merupakan proses integrasi praktik manajemen dan teknologi informasi untuk mengoptimalkan aliran informasi serta produk diantara proses – proses dan partner bisnis dalam sebuah supply chain yang merupakan jaringan proses bisnis dan interrelasi diantara bisnis – bisnis yang diperlukan untuk membangun, menjual, serta mengirimkan produk sampai kepada pelanggan akhir. Sedangkan menurut Heizer & Render (2004) dalam Siagian, Yolanda (2005:7), supply chain management merupakan kegiatan pengelolaan dengan tujuan untuk memperoleh bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses atau barang setengah jadi dan barang jadi kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi.

BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

  • Upload
    lelien

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

17

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Supply Chain Management

2.1.1 Pengertian Supply Chain Management

Menurut Mc Leod, Raymond, & George (2008 : 33), Supply chain

merupakan jalur yang memfasilitasi aliran sumber daya fisik dari pemasok

kepada perusahaan dan selanjutnya kepada pelanggan. Dan supply chain

management merupakan proses dimana aliran sumber yang melalui rantai

pasokan harus dikelola untuk memastikan bahwa aliran tersebut terjadi

dengan cara yang tepat waktu dan efisien.

Menurut Schroeder (2000) dalam Rangkuti, Fredy (2004:55),

Pengertian rantai pasokan (supply chain) tentunya berbeda dengan

manajemen rantai pasokan (supply chain management). Supply chain

merupakan urutan dari suatu proses bisnis dan informasi terhadap suatu

produk atau jasa, mulai dari pemasok menuju kegiatan manufaktur sampe

ke kegiatan distribusi ke pengguna akhir. Sedangkan supply chain

management merupakan sebuah perencanaan , desain, dan pengendalian

terhadap aliran informasi dan materi yang terdapat pada supply chain

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang

efisien saat ini dan untuk masa yang akan datang.

Menurut Suyanto ( 2007 : 191), supply chain management merupakan

proses integrasi praktik manajemen dan teknologi informasi untuk

mengoptimalkan aliran informasi serta produk diantara proses – proses dan

partner bisnis dalam sebuah supply chain yang merupakan jaringan proses

bisnis dan interrelasi diantara bisnis – bisnis yang diperlukan untuk

membangun, menjual, serta mengirimkan produk sampai kepada pelanggan

akhir.

Sedangkan menurut Heizer & Render (2004) dalam Siagian, Yolanda

(2005:7), supply chain management merupakan kegiatan pengelolaan

dengan tujuan untuk memperoleh bahan mentah tersebut menjadi barang

dalam proses atau barang setengah jadi dan barang jadi kemudian

mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

18

Selanjutnya menurut Heizer & Render (2011: 4 - 7), supply chain

management merupakan integrasi aktivitas pengadaaan bahan dan

pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi, dan produk akhir,

serta pengiriman hingga ke pelanggan. Manajemen rantai pasokan terdiri

atas aktivitas untuk menentukan penyedia transportasi, transfer uang secara

kredit dan tunai, pemasok, distributor, utang dan piutang usaha,

pergudangan dan persediaan, pemenuhan pesanan, dan berbagi informasi

pelanggan, prediksi, dan produksi. Rantai pasokan mendapatkan perhatian

yang cukup besar karena rantai pasokan adalah bagian integral dari strategi

perusahaan dan merupakan aktivitas yang paling mahal di hampir setiap

perusahaan. Bagi perusahaan manufaktur, dan jasa, biaya rantai pasokan

sebagai persentasi penjualan yang memiliki proporsi yang besar. Oleh

karena itu strategi yang efektif sangat diperlukan. Rantai pasokan

memberikan peluang besar untuk mengurangi biaya dan meningkatkan

keuntungan.

Menurut Mc Leod, Raymond, & George (2008 : 33), Manajemen rantai

pasokan hanya salah satu aspek dari sistem perencanaan sumber daya

perusahaan, namun memainkan peranan yang sangat penting dalam operasi.

Manajemen rantai pasokan terdiri atas aktivitas – aktivitas berikut ini:

• Memprediksi permintaan pelanggan

• Membuat jadwal produksi

• Mempersiapkan jaringan transportasi

• Melakukan pemesanan persediaan pengganti dari pemasok

• Menerima persediaan dari pemasok

• Mengelola persediaan bahan mentah, barang dalam proses, ataupun

barang jadi

• Melakukan produksi

• Melakukan transportasi sumber daya kepada pelanggan

• Melacak aliran sumber daya mulai dari pemasok, di dalam

perusahaan, serta kepada pelanggan.

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

19

Menurut Rangkuti (2004 : 57), Supply chain management akan efektif

apabila :

a. Pemasok beserta pelanggan bekerja sama dengan berbagi dan

mengomunikasikan informasi antara satu sama lain.

b. Pemasok dan pelanggan mempunyai tujuan yang sama

c. Terdapatnya kepercayaan antara pemasok dan pelanggan.

d. Pemasok dan pelanggan perlu bersama – sama berpatisipasi dalam

mendesain rantai pasokan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sertamemudahkan komunikasi serta arus informasi.

Kesimpulannya, supply chain akan menjadi efektif apabila terdapat

adanya informasi, komunikasi, kerjasama, dan kepercayaan.

2.1.2 Pemain Utama Dalam Supply Chain Management

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2006 : 6 - 8), Supply chain

terdiri dari beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-

perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama yaitu :

1. Suppliers

2. Manufacturer

3. Distribution

4. Retail Outlets

5. Customers

Chain 1: Suppliers

Jaringan bermula dari suppliers, yang merupakan sumber yang

menyediakan bahan pertama. Mata rantai penyaluran barang akan

dimulai dari bagian ini. Bahan pertama ini bisa beruba bahan baku,

bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku

cadang, dan sebagainya. Sumber pertama ini dimanakan supplier.

Dalam artinya yang murni, ini termasuk juga suppliers’suppliers atau

sub-suppliers. Jumlah suppliers berkemungkinan banyak atau sedikit,

tetapi suppliers seringkali berjumlah banyak sekali. Inilah merupakan

mata rantai yang pertama.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

20

Chain 1 – 2 : Suppliers -> Manufacturer

Rantai pertama dihubungkan ke rantai kedua, yaitu manufacturer

atau plaints atau assembler atau fabricator atau bentuk lainnya yang

memiliki pekerjaan untuk membuat, memfabrikasi, mengasembling,

merakit, mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing).

Bentuk yang bermacam – macam tadi disebut sebagai manufacture.

Hubungan dengan mata rantai pertama sudah mempunyai potensi

untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventori bahan baku, bahan

setengah jadi, dan bahan jadi yang berada dipihak suppliers,

manufacturer, dan tempat transit merupakan target untuk penghematan

ini. Pada rantai ini tidak jarang penghematan sebesar 40 % - 60%,

bahkan lebih dapat diperoleh dari inventory carrying cost.Misalnya

dengan menggunakan konsep supplier partnering maka penghematan

ini dapat diperoleh.

Chain 1 – 2 – 3 : Suppliers -> Manufacturer -> Distribution

Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah harus

disalurkan kepada pelanggan. Walaupun tersedia banyak cara untuk

menyaluran barang ke pelanggan dimana pada umumnya ialah melalui

distributor dan biasanya ditempuh oleh sebagian besar supply chain.

Barang dari pabrik melalui gudang pabrik disalurkan ke gudang

distributor atau pedagang besar atau wholesaler dalam jumlah besar,

dan pada waktunya nanti pedagang besar menyalurkan dalam jumlah

yang lebih kecil kepada pengecer.

Chain 1 – 2 – 3 – 4 : Suppliers -> Manufacturer -> Distribution ->

Retail Outlets

Pedagang besar biasanya memiliki fasilitas gudang sendiri atau

dapat juga menyewa dari pihak lain. Gudang yang dimiliki

dipergunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke

pihak pengecer. Disini ada kesempatan untuk memperoleh

penghematan dalam bentukjumlah inventories dan biaya gudang yaitu

dengan cara melakukan desain kembali pola – pola pengiriman barang

baik dimulai dari gudang manufacturer maupu ke toko pengecer (

retail outlets). Walaupun terdapat beberapa pabrik yang langsung

menjual barang hasil produksinya kepada pelanggan, namun

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

21

jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti

diatas.

Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 : Suppliers -> Manufacturer -> Distribution ->

Retail Outlets -> Customers

Para pengecer atau retailers ini kemudian menawarkan barangnya

langsung kepada para pelanggan atau pembeli atau pengguna barang

tersebut. Yang termasuk outlets adalah toko, warung, toko serba ada,

pasar swalayan, mal, dan sebagainya,yang merupakan pembeli akhir

Walaupun secara fisik dapat dikatakan bahwa ini merupakan mata

rantai yang terakhir, namun masih ada satu mata rantai lagi yaitu dari

pembeli ( yang mendatangi retail outlet) ke real customers atau real

user. Hal ini dikarenakan pembeli belum tentu pengguna

sesungguhnya. Mata rantai supply baru benar – benar berhenti setelah

barang yang bersangkutan tiba pada pemakai langsung (pemakai yang

sebenarnya) barang atau jasa tersebut.

2.1.3 Ruang Lingkup Supply Chain Management

Menurut Siagian (2005 :6), ruang lingkup supply chain management

meliputi,

1. Supply chain mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi

barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ketangan

konsumen termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran

informasi merupakan rangkaian dari rantai pasokan.

2. Rantai pasokan merupakan sebagai suatu sistem tempat organisasi

menyalurkan barang produksi dan jasa kepada para pelanggannya.

Rantai pasokan perlu saling mendukung diantara organisasi yang

saling berhubungan sehingga kegiatan pengadaan dan penyaluran

bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar.

Misi mereka pun menjadi sama, yaitu mendapatkan produk atau jasa

pada plaza yang tepat, tepat waktu, keingginan yang beragam hingga

menciptakan kontribusi terbaik bagi perusahaan.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

22

Menurut Rangkuti (2004 : 56), supply chain management pada

lingkungan global perlu memenuhi syarat berikut :

a. Fleksibel untuk menghadapi perubahan yang terjadi secara tiba – tiba

terhadap ketersediaan barang, distribusi atau pengiriman, ataupun

masalah impor termasuk perubahan kurs.

b. Mampu menggunakan teknologi transmisi dan komputer terbaru

untuk memanajemen pengiriman bahan dan barang jadi.

c. Mempunyai sumber daya manusia yang mampu benar - benar

mengerti tentang kewajiban dan tugasnya, perdagangan, pengiriman,

budaya, serta masalah social politik.

2.1.4 Keuntungan Supply Chain Management

Menurut Indrajit dan Djokopranoto (2006 : 4), keuntungan –

keuntungan supply chain management yaitu

1. Meminimalisasi inventory barang dengan berbagai cara

- Inventory adalah bagian yang paling besar dari asset

perusahaan, yang berkisar antara 30% - 40%

- Sedangkan biaya untuk penyimpanan barang ( inventory

carrying cost) berkisar antara 20% - 40% dari nilai barang yang

disimpan

- Oleh karena itu, usaha dan cara perlu dikembangkan untuk

menentukan penimbunan barang di dalam gudang, sehingga

biaya dapat ditekan menjadi sedikit mungkin.

2. Menjamin kelancaran penyediaan barang

- Kelancaran barang yang perlu dijamin yaitu dimulai dari

barang dari pabrik pemproduksi, supplier, perusahaan sendiri,

wholesaler, retailer, sampai kepada final customers.

- Jadi, rangkaian perjalanan dari bahan baku hingga menjadi

barang jadi dan diterima oleh konsumen akhir merupakan suatu

mata rantai yang panjang (chain) yang perlu dikelola dengan

baik.

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

23

3. Menjamin mutu

- Mutu barang jadi (finished product) ditentukan tidak hanya dari

proses produksi barang tersebut, melainkan juga oleh mutu

bahan mentahnya serta mutu keamanan dalam pengirimannya.

- Jaminan mutu juga merupakan serangkaian mata rantai panjang

yang perlu dikelola dengan baik.

2.1.5 Perencanaan Supply Chain Management

Menurut Siagian (2005 : 23 - 27), perencaanaa supply chain

management terdiri dari tingkatan perencanaan, luasnya daerah

perencanaan, tujuan pelayanan konsumen, strategi fasilitas lokasi,

keputusan persediaan¸ dan terakhir yaitu strategi transportasi.

a. Tingkatan Perencanaan

Perencanaan supply chain management bertujuan untuk

menjawab pertanyaan tentang what, when, dan how. Hal tersebut

berlangsung pada tiga tingkatan, yang terdiri dari strategis, taktikal,

dan operasional. Perencanaan stategis yaitu sebagai rencana jangka

panjang, logistik yang membutuh waktu lebih dari satu tahun.

Perencanaan ini biasanya berhubungan dengan kebijakan –

kebijakan pada perusahaan dalam menjalankan perusahaan.

Perencanaan taktis merupakan perencanaan logistik jangka

menengah, biasanya berlaku pada jangka waktu menengah yang

kurang dari satu tahun. Perencanaan operasional, berorientasi pada

kegiatan operasional logistik sehari – hari. Oleh karena itu

perencanaan operasional memiliki jangka waktunya sangat pendek,

bahkan bisa direncanakan secara harian atau jam.

Setiap tingkatan perencanaan memiliki perspektif yang berbeda.

Perencanaa strategis bersifat umum, karena data yang dikumpulkan

untuk membuat perencanaan tersebut sering kali diperoleh dari data

yang tidak lengkap dan akurat. Sedangkan perencanaan operasional

harus bersifat pasti, Hal ini dikarenakan perencanaan operasional

menggambarkan kegiatan logistik per kegiatan dimana hal ini

sangat mempengaruhi pekerjaan logistik secara terperinci.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

24

b. Luasnya Daerah Perencanaan

Kegiatan logistik menyangkut empat keputusan yang terdiri dari

1. Tingkat layanan ke pelanggan.

2. Lokasi fasilitas logistik yang berkaitan dengan

menentukan strategi logistik hingga dapat berjalan lancar,

dan menjamin akan mendapatkan stok.

3. Keputusan persediaan berkaitan dengan persediaan yang

dipunyai oleh kecukupan stok barang.

4. Keputusan transportasi berkaitan dengan menentukan

model transportasi yang akan digunakan. Hubungan

keempat masalah tersebut dapat digambarkan dalam

segitiga pengambilan keputusan logistiky yaitu sebagai

berikut.

Sumber : Siagian (2005 : 24)

c. Tujuan Pelayanan Konsumen

Faktor tujuan pelayan konsumen sangat berbeda dengan faktor

lainnya. Usaha untuk memenuhi pelayanan konsumen sangat

membutuhkan “seni”. Pada tingkat pelayanan jasa yang rendah

pemusatan eprsediaan dapat dilakukan di beberapa tempat. Sehingga

mengakibatkan biaya menjadi lebih mahal. Namun pada usaha

dengan pelayanan jasa yang tinggi maka akan terjadi sebaliknya.

Gambar 2. 1 Segitiga Pengambilan Keputusan Logistik

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

25

d. Strategi Fasilitas Lokasi

Perencanaan logistik terhadap fasilitas lokasi, sangat tergantung

pada posisi geografis dari tempat penyimpanan dan tempat sumber

daya. Menetapkan jumlah, lokasi, besarnya fasilitas, dan menentukan

pasar yang dituju adalah cara penentuan produk yang tepat untuk

dipasarkan. Menentukan biaya rendah atau mendapatkna keuntungan

maksimal adalah tujuan dari perencanaan strategi fasilitas lokasi.

e. Keputusan Persediaan

Keputusan persediaan menunjukan tata cara bagimana persediaan

diatur. Kebijakan yang diambil perusahaan biasanya mempengaruhi

keputusan fasilitas lokasi, untuk itu kebijakan ini digolongkan

sebagai strategi logistik.

Menurut Heizer & Render (2011: 10 - 11), perusahaan harus

memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam rangka memperoleh

barang dan jasa dari luar. Strategi pertama yaitu pendekatan bernegosiasi

dengan banyak pemasok dan membandingkan satu pemasok dengan

pemasok lain. Strategi kedua yaitu melakukan pengembangan hubungan

kemitraan untuk jangka panjang dengan sedikit pemasok untuk

memuaskan pelanggan. Strategi ketiga yaitu integrasi vertikal yang berarti

perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan integrasi balik secara

vertical dengan benar benar membeli pemasok tersebut. Kemudian strategi

keempat yaitu kombinasi sedikit pemasok dengan integrasi vertikal dimana

pemasok menjadi bagian dari kesatuan perusahaan. Strategi ini disebut

keiretsu. Strategi kelima yaitu mengembangkan perusahaan mayadengan

menggunakan para pemasok sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Heizer & Render (2011: 17 - 21), Peluang untuk manajamen

yang efektif dalam rantai pasokan meliputi sepuluh hal berikut:

1. Daya “Tarikan yang Akurat”

Hasilkan data tarikan yang akurat dengan cara berbagi

informasi point of sales (POS), sehingga setiap anggota rantai

pasokan dapat melakukan penjadwalan secara efektif, serta

pemesanan yang dibantu computer. Hal ini berdampak pada

penggunaan sistem POS yang mengumpulkan data penjualan,

selanjutnya menyesuaikan data bagi faktor – faktor pasar,

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

26

persediaan yang ada, dan sisa pesanan. Kemudian, pesanan

bersih dikirim secara langsung kepada pemasok yang memiliki

tanggung jawab menjaga persediaan barang jadi tersebut.

2. Pengurangan ukuran lot

Mengurangi ukuran lot dengan manajemen agresif meliputi

membuat pengiriman ekonomis yang kurang dari lot muatan truk,

memberikan potongan harga berdasarkan pada volume tahunan

total, bukan pada ukuran pengiriman masing – masing, serta

mengurangi ongkos pemesanan dengan teknik tertentu seperti

pesanan tetap dan berbagai bentuk pembelian secara elektronik.

3. Kontrol Pengisian Ulang Satu Tahap.

Kontrol pengisian ulang satu tahap menunjuk pada satu

anggota dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk

mengawasi serta mengatur persediaan dalam rantai pasokan

berdasarkan pada “tarikan” dari pelanggan. Pendekatan ini akan

menghilangkan informasi yang menyimpang dan berbagai

prediksi yang menciptakan efek bullwhip.

4. Persediaan yang Dikelola Vendor.

Persediaaan yang dikelola vendor berarti penggunaaan

pemasok lokal (umumnya distributor) bertujuan untuk menjaga

persediaan bagi produsen ataupun pedagang eceran . Pemasok

langsung mengirim pada bagian penggunaan atau pembeli dan

bukan pada tempat pengerimaan atau gudang, bila pemasok dapat

menjaga stok persediaan untuk berbagai pelanggan yang

menggunakan produk yang sama atau sedikit berbeda.

5. Blanket Order.

Blanket Order merupakan pesanaan yang belum dipenuhi

dengan suatu vendor. Blanket order merupakan sebuah kontrak

untuk membeli barang tertentu dari vendor, dan bukan

merupakan suatu otoritas untuk mengirim barang apapun.

Pengiriman hanya dapat dilakukan setelah diterima sebuah

dokumen tertentu yang terdapat beberapa daftar pengiriman yang

telah disetujui bersama.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

27

6. Standarisai.

Departmen pembelian harus melakukan upaya khusus dalam

menaikan tingkat standarisasi. Alih alih memperoleh berbagai

komponen yang serupa denga label, pewarnaan ,pengemasan,

atau bahkan spesifikasi teknik sedikit yang berbeda, bagian

pembelian mencoba mendapatkan komponen yang distandarisasi.

7. Penangguhan

Penangguhan bersifat menunda modifikasi atau penyesuaian

apa pun produk atau menjaganya tetap generikselama mungkin.

Konsepnya yaitu meminimalkan variasi internal dan

memaksimalkan variasi eksternal.

8. Drop Shipping dan Pengemasan Khusus

Drop shipping merupakan aktivitas di mana pemasok

melakukan pengiriman langsung kepada konsumen, alih – alih

kepada penjual, sehingga berdampak pada penghematan waktu

dan biaya pengiriman ulang. Ukuran penghematan biaya yang

lain termasuk pada penggunaan kemasan khusus, label, serta

penempatan label dan barcode yang optimal pada peti kemas.

Lokasi terakhir sampai departemen dan jumlah unit di setiap peti

kemas untuk pengiriman juga bisa ditandai. Penghematan yang

besar bisa diperoleh dengan teknik manajemen seperti ini.

Sebagian teknik ini dapat menciptakan manfaaat bagi pedagang

grosir dan eceran melalui pengurangan biaya penyusutan (barang

hilang, rusak, atau dicuri) dan biaya penanganan.

9. Fasilitas Pass Through

Fasilitas pass through merupakan sebuah pusat distribusi

dimana barang – barang ditahan. Fungsinya bukan sebagai

daerah penimbunan, tetapi berfungsi sebagai pusat pengiriman.

Fasilitas pass through sering dijalankan oleh vendor logistik serta

dengan menggunakan teknologi dan sistem otomatis untuk

mengirimkan pesanan.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

28

10. Perakitan Saluran.

Perakitan saluran merupakan sebuah variasi dari fasilitas pass

through. Perakitan saluran mengirimkan modul dan masing –

masing komponen kepada distributor, alih – alih produk jadi.

Selanjutnya distributor melakukan pemasangan, menguji, dan

mengirimkanya. Perakitan saluran memberikan perlakukan

kepada distributor lebih sebagai rekanan produsen dari pada

sebagai distributor. Teknik ini terbukti sukses dalam industri

yang memiliki produk yang cepat mengalami perubahan.

Persediaan barang dikurangi melalui strategi ini karena dibuat

untuk prediksi yang lebih singkat dan akurat. Dampaknya yaitu

respon pasar menjadi meningkat dengan investasi yang menurun

(suatu kombinasi yang baik).

2.1.6 Indikator Supply Chain Management

Menurut Li et al.(2006) dalam Suharto dan Devie (2013:4) , rantai

pasok yang terintegrasi terdapat proses-proses berikut ini:

1. Strategic Supplier Partnership

Strategic supplier partnership merupakan suatu hubungan

jangka panjang antara perusahaan dengan suppliernya. Hal ini

dilakukan untuk meningkatkan strategi dan kemampuan

operasional perusahaan pemasok dalam berpartisipasi terhadap

perusahaan yang mempunyai tujuan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Strategi ini berfokus pada melakukan perencanaan

bersama dan pemecahan masalah bersama antara perusahaan dan

supplier. Dengan strategi bermitra dengan supplier, maka

perusahaan berkemungkinan untuk dapat bekerja secara efektif

dengan beberapa supplier yang bersedia berbagi tanggung jawab

untuk menciptakan serta mengsukseskan suatu produk

(Gunasekaran (2001) dalam Suharto dan Devie, 2013:4).

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

29

2. Customer Relationship

Customer relationship merupakan sekumpulan praktek yang

memiliki tujuan untuk mengelolah keluhan pelanggan, membangun

hubungan baik dalam jangka panjang dengan pelanggan, dan serta

meningkatkan kepuasan pelanggan. Perusahaan yang mempunyai

pelanggan yang memiliki komitmen dalam membangun hubungan,

maka hal ini adalah suatu keuntungan bagi perusahaan tersebut.

Terdapatnya hubungan yang baik dengan pelanggan, maka akan

memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan defirensiasi

produknya terhadap pesaingnya, dapat meningkatkan loyalitas

pelanggan, dan menciptakan value kepada pelanggan (Claycomb et

al. (1999) dalam Suharto dan Devie, 2013:4).

3. Information Sharing

Menurut Monczka RM, et al. (2008) dalam Suharto dan Devie

(2013:4), information sharing mengacu pada sejauh mana

informasi penting dikomunikasikan terhadap mitra usaha

perusahaan. Berbagi informasi antar mitra usaha dapat berupa

taktik strategi, kondisi pasar secar umum, dan informasi mengenai

pelangaan. Dengan saling melakukan pertukaran informasi antar

anggota dalam Supply chain maka informasi tersebut dapat

digunakan sebagai sumber keunggulan bersaing.

2.2 Keunggulan Bersaing

2.2.1 Pengertian Keunggulan Bersaing

Menurut Soeryanto (2010: 362), keunggulan bersaing adalah keungulan

atas pesaing yang didapatkan dengan cara menawarkan kepada pembeli

nilai yang lebih tinggi, atau melalui harga yang lebih rendah atau pun

dengan menawarkan manfaat yang lebih besar untuk membenarkan

penawaran harga yang lebih tinggi.

Sedangkan menurut Rangkuti ( 2006 : 18), keunggulan bersaing

merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan output yang lebih

superior dibandingkan dengan yang dihasilkan oleh pesaing atau dapat

diartikan sebagai kemampuan untuk menghasilkan output yang relatif lebih

murah dari pada produk sejenis yang dihasilkan oleh pesaing.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

30

Menurut Indrajit dan Djokoropranoto (2006 : 29), sumber dari

keunggulan kompetitif yaitu pertama pada kemampuan perusahaan untuk

membedakan dirinya di depan mata konsumen dari pesaingnya (value

advantage), dan kedua yaitu bekerja dengan biaya rendah, atau dengan

kata lain memperoleh laba yang lebih tinggi.

Menurut Porter (1980) dalam Siagian, Yolanda (2005:20) , keunggulan

bersaing dapat diperoleh dari:

1. Diferensiasi adalah menciptakan atau membuat produk yang unik

dan berbeda atau minimal lebih baik dari produk yang sudah ada.

2. Kepeloporan biaya adalah meminimalkan biaya tetapi tanpa

mengurangi nilai produk. Hal ini dapat dilakukan dengan cara

melakukan inovasi pada proses, mendesain produk dengan tepat,

dan mengurangi biaya manufaktur.

3. Respon yang cepat ditandai oleh sifat fleksibel, reliabel, cepat

tanggap terhadap perubahan – perubahan. seperti, Pizza Hut di

Indonesia selalu menjanjikan hidangannya akan tersedia tepat 15

menit setelah pemesanan.

2.2.2 Elemen – Elemen Keunggulan Bersaing

Menurut Rangkuti (2006: 38 – 40), Tiga elemen penting yang

dibutuhkan untuk memiliki keunggulan bersaing :

1. Potensi Keunggulan Bersaing

Berbagai perusahaan tentunya memiliki potensi sumberdaya

yang berbeda antara satu dengan yang lain. Potensi sumber daya

yang dimiliki perusahaan mencakup keahlian yang dimiliki oleh

para manajer atau karyawan, kemampuan pengelola perusahaan,

fasilitas yang dimiliki, dan sebagainya. Semakin tinggi kualitas

potensi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, maka akan

semakin mudah perusahaan memilih dan mengimplementasikan

rencana strategisnya. Rencana strategis yang dapat

diimplementasikan tersebut seperti kemampuan produksi yang

tinggi, jaringan distribusi yang kuat , kemampuan pemasaran yang

ditunjang oleh tim penjualan yang kuat. Perusahaan juga perlu

mempunyai kemampuan pengendalian yang sangat baik berkaitan

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

31

dengan kemampuan melakukan pengawasan serta kemampuan

menganalisis jalannya bisnis secara keseluruhan.

2. Posisi Keunggulan Bersaing

Posisi keunggulan bersaing diperoleh dari kepemimpinan

dalam bidang biaya (cost leadership) atau diferensiasi. Sehingga

pelanggan akan mendapatkan keuntungan dari nilai yang diperoleh

yang berartiharga yang dibayar oleh pelanggan sesuai dengan

kualitas produk yang mereka peroleh. Biaya produksi yang relatif

rendah mampu membuat perusahaan untuk menjual dengan harga

yang relatif murah dibandingkan dengan harga jual yang

ditawarkan oleh pesaing. Faktor penting dalam menentukan posisi

keunggulan bersaing ini yaitu menentukan kapan, dimana, dan

bagaimana kita dapat bersaing.

3. Kinerja yang dihasilkan

Apabila semua potensi dan posisi keunggulan bersaing yang

perusahaan miliki, perusahaan gunakan secara optimal, maka

pelanggan akan memperoleh keuntungan dari harga produk yang

relatif murah serta mendapatkan kualitas produk yang sesuai

dengan harapan. Kemudian, semua ini akan berdampak pada

meningkatnya tingkat kepuasan, loyalitas, market share, serta

meningkatnya tingkat profitabilitas perusahaan.

2.2.3 Indikator Keunggulan Bersaing

Pengukuran keunggulan bersaing perusahaan dengan menggunakan

indicator : price, quality, delivery dependability,product innovation, dan

time to market.

1. Price

Price merupakan suatu pengorbanan ekonomi yang

dilakukan pelanggan untuk memperoleh manfaat dari

penggunaan barang ataupun jasa. Keunggulan daya saing dapat

didapatkan ketika setiap perusahaan memiliki kemampuan untuk

menyajikan setiap proses dalam operasi bisnisnyadengan secara

lebih baik dalam menghasilkan barang dan jasa dengan kualitas

tinggi dengan harga yang bersaing.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

32

2. Quality

Quality menjadi fokus utama dalam perusahaan yang

merupakan salah satu kebijakan penting untuk meningkatkan

daya saing sebuah produk. Sehingga kualitas produk merupakan

suatu usaha untuk memenuhi atau bahkan melebihi harapan

pelanggan dengan suatu produk tersebut memiliki kualitas yang

sesuai standar yang telah ditetapkan. Kualitas juga merupakan

kondisi yang selalu berubah. Hal ini dikarenakan selera atau

harapan konsumen pada suatu produk selalu berubah.

3. Delivery Dependability

Delivery dependability digunakan untuk memoniroti bagian

pengiriman produk ke konsumen dengan tepat waktu,

pengiriman barang lengkap, serta berkualitas. (Harrison dan Van

Hoek, 2008).

Waktu pengiriman bisa menjadi suatu sumber keunggulan

kompetitif bagi perusahaan. Ketika perusahaan mampu untuk

mengurangi waktu pengiriman pesanan konsumen atau

mengurangi waktu penyediaan jasa kepada konsumen

(Stonebrake dan Leong (1994) dalam Suharto dan Devie, 2013 :

3)

4. Product Innovation

Menurut Amabile (1996) dalam Suharto dan Devie (2013 :

3), inovasi merupakan suatu konsep yang lebih luas yang

membahas penerapan gagasan, produk atau proses yang baru.

Inovasi adalah hasil dari gagasan kreatif yang dimiliki

perusahaan. Sehingga perusahaan diharapkan untuk membentuk

pemikiran-pemikiran baru dalam rangka menghadapi pesaing

maupun pelanggan dengan berbagai macam permintaan yang

ada. Strategi Inovasi produk / pengembangan produk baru yang

efektif menjadi penentu keberhasilan dan kelangsungan hidup

suatu perusahaan. Pengembangan produk baru memerlukan

usaha, waktu, serta kemampuan termasuk besarnya resiko dan

biaya kegagalan. Namun bila inovasi produk yang dilakukan

dapat mendapatkan hasil positif dan dapat merambah pangsa

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

33

pasa, maka hal tersebut merupakan suatu keuntungan besar bagi

perusahaan.

Menurut Cooper (2000) dalam Suharto dan Devie (2013 : 3),

keunggulan produk baru sangat penting dalam era global yang

sangat bersaing ini. Keunggulan tersebut tidak terlepas dari

pengembangan produk inovasi yang dihasilkan hingga akan

mempunyai keunggulan dipasar yang selanjutnya akan menang

dalam persaingan.

5. Time to Market

Time to market adalah sejauh mana sebuah organisasi

mampu memperkenalkan produk baru yang lebih cepat daripada

pesaing - pesaing lainnya (Vessey (1991) dalam Suharto dan

Devie,2013:3).

Kemudian menurut Holweg (2005), dalam Suharto dan

Devie (2013 : 3), time to market merupakan dimensi yang

penting dari keunggulan bersaing.

Ketika perusahaan mampu meluncurkan produk barunya

lebih cepat dibandingkan dengan pesaing, maka hal ini

memungkinkan organisasi mampu merebut pangsa pasar

terlebih dahulu bahkan mampu memimpin pasar dan akan

menghasilkan laba yang lebih tinggi. (Li et. al (2006) dalam

Suharto dan Devie, 2013 : 2 - 3).

2.3 Kinerja Perusahaan

2.3.1 Pengertian Kinerja Perusahaan

Menurut Sobandi ( 2006 : 176) Kinerja ( performance) adalah sesuatu

yang telah dicapai oleh organisasi dalam jangka waktu tertentu, baik yang

terkait dengan input, output, outcome, benefit, maupun impact.

2.3.2. Penilaian Kinerja

2.3.2.1 Pengertian Penilaian Kinerja

Menurut Rudianto ( 2013 : 311), penilaian kinerja adalah

penentuan secara periodic efektivitas operasioal suatu organisasi,

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

34

bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard

dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.

2.3.2.2 Tujuan Penilaian Kinerja

Menurut Rudianto ( 2013 : 311), tujuan utama penilain kinerja

adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran

organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah

ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang

diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen

atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

2.3.2.3 Manfaat Penilaian Kinerja

Menurut Rudianto (2013 : 311), manfaat dari penilaian kerja

yaitu :

1. Mengelolah operasi organisasi secara efektif dan efisien

melalui memotivasi karyawan secara maksimum;

2. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan

dengan karyawan misalnya promosi, transfer, dan

pemberhentian;

3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan

karyawan dan juga untuk menyediakan kriteria seleksi dan

evaluasi program pelatihan karyawan;

4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan berkaitan dengan

bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka;

5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan.

2.3.3 Indikator Kinerja Perusahaan

Pengukuran kinerja perusahaan yang digunakan dalam penelitian

empiris yaitu kinerja keuangan, kinerja operasional, dan kinerja berbasis

pasar.

1. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan biasanya dinilai dengan menggunakan

pengukuran berbasis data keuangan atau data akuntansi.

Pengukuran berbasis kinerja keuangan memakai tingkat

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

35

pengembalian atas penjualan, profitabilitas, pertumbuhan

penjualan, perbaikan produktivitas kerja, serta perbaikan biaya

produksi untuk mengukur kinerja keuangan

2. Kinerja Operasional

Selain mengukur kinerja perusahaan berdasarkan kinerja

keuangan, penting pula untuk mengukur berdasarkan kinerja non-

keuangan.. Kinerja non-keuangan ini juga dikenal sebagai kinerja

operasional dimana aspek-aspeknya mampu mengukur kinerja

ketika informasi yang tersedia terkait dengan peluang sudah ada,

namun belum terealisasi secara keuangan (Carton, 2004) dalam

Suharto dan Devie, 2013 : 3).

Kinerja operasional dapat diukur dengan menggunakan

pengukuran misalanya market share, peluncuran produk baru,

kualitas, efektivitas pemasaran, dan kepuasan pelanggan (Carton,

& Hofer (2006) dalam Suharto dan Devie, 2013 : 3).

3. Kinerja Berbasis Pasar

Kinerja berbasis pasar secara keseluruhan akan ikut

dipengaruhi ketika pasar mengetahui bahwa informasi mengenai

operasional perusahaan yaitu yang tidak termasuk dalam hasil

kinerja keuangan. Ukuran kinerja berbasis pasar ini mecakup

tingkat pengembalian pada pemegang saham, market value added

serta keuntungan tahunan (Carton, 2004 dalam Suharto dan Devie,

2013 : 3).

Dalam penelitian ini pengukuran kinerja perusahaan akan

diwakili dengan kinerja keuangan dan kinerja operasional. Kinerja

berbasis pasar diikutsertakan dalam pengujian kinerja perusahaan

dalam penelitian ini. (Jahanshahi et. al ( 2012 ) dalam Suharto dan

Devie, 2013 : 3).

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

36

2.4 Kerangka Berpikir

Uma Sekaran (1992) dalam Sugiyono (2012 : 93), kerangka berpikir adalah

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting..93

Kemudian menurut Sugiyono (2012 : 93 – 94), kerangka berpikir dalam

suatu penelitian harus dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut

mempunyai dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah

variabel atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti yaitu selain

mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing – masing variabel, kemudian

argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.

Kerangka berpikir yang baik tentunya akan menjelaskan secara teoritis

pertautan antar variabel yang akan diteliti. Sehingga secara teoritis perlu

dijelaskan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada

variabel moderator dan intervening, maka kemudian perlu dijelaskan, mengapa

variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Kemudian pertautan antar variabel

dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap

penyusunan paradigma penelitian perlu didasarkan pada kerangka berpikir

(Sugiyono, 2012: 93 – 94) .

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

37

Dalam penelitian ini, kerangka berpikir digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 2 Kerangka Pemikiran

Sumber : Penulis (2015)

Identifikasi Variable Masalah

Riset Fenomena Masalah

Identifikasi Konsep Supply Chain Management

Identifikasi Konsep

Keunggulan Bersaing

Identifikasi Konsep Kinerja

Perusahaan

Analisis Data

Kesimpulan dan Saran

Pengumpulan Data

Hasil

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan

38

Kerangka pemikiran pada gambar diatas dapat dirincikan bahwa kerangka

pemikiran dimulai dengan riset fenomena masalah. Setelah masalah tersebut

ditemukan, dan diputuskan untuk diteliti oleh peneliti, maka peneliti melakukan

identifikasi variabel pada masalah tersebut. Peneliti pun menemukan tiga variabel

yang akan diteliti pada variabel tersebut, yaitu Supply chain management,

Keunggulan Bersaing, dan Kinerja Perusahaan. Tiga variabel ini merupakan

variabel laten yang diukur melalui variabel manifes. Variabel Supply chain

Managemet diukur dengan 3 variabel manifes yaitu Strategic Supplier Partner,

Customer Relationship, dan Information Shaing. Keunggulan bersaing diukur

dengan 5 variabel manifes yang terdiri dari Price, Quality, Delivery

Dependability, Product Inovation, dan Time to Market. Kemudian Kinerja

Perusahaan diukur dengan 2 variabel manifest yang terdiri dari Kinerja

Keuangan, dan Kinerja Operasional. Masing – masing varibel tersebut

selanjutnya diidentifikasi konsepnya. Setelah itu, pengumpulan data pun

dilakukan. Data – data yang diperlukan berkaitan dengan variabel – variabel pada

penelitian ini yang diperlukan untuk dianalisis. Setelah hasil dari analisis

diperoleh, maka peneliti pun dapat menggunakannya untuk mengambil suatu

keputusan, dan memberikan saran

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI · ... dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ... bahan baku dan produk akhir terintegrasi secara baik dan benar. ... besarnya fasilitas, dan menentukan