Upload
vophuc
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Sistem
2.1.1. Definisi Sistem
Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:
1. Menurut Shelly & Rossenblat (2012), sistem adalah serangkaian
komponen yang saling berhubungan yang menghasilkan hasil tertentu. 2.
2. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012), sistem adalah kumpulan
komponen sistem yang berhubungan dan berfungsi secara bersama untuk
mencapai hasil akhir.
3. Menurut O’Brien (2013), sistem merupakan sekelompok komponen yang
saling berhubungan untuk bekerja secara bersama-sama demi mencapai
tujuan bersama dengan suatu inputan serta menghasilkan output dalam
suatu proses transformasi yang kontinu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah serangkaian komponen
dan elemen dan saling terhubung yang digabungkan menjadi satu untuk
mengolah input (masukan) menjadi output dalam satu proses yang kontinu
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.1.2. Karakteristik Sistem
Sulindawati & Fathoni, (2010), komponen atau karakteristik sistem
adalah bagian yang membentuk sebuah sistem, diantaranya:
1. Komponen Sistem, yang merupakan dapat berupa sub sistem yang saling
bekerja sama,
2. Lingkungan luar, merupakan tempat dimana bagian eksternal sistem yang
dapat mempengaruhinya.
3. Tujuan, setiap sistem memiliki tujuan dan tujuan inilah yang menjadi
motivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak
6
terkendali. Tentu tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain
berbeda.
4. Masukan, adalah sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya
menjadi bahan untuk diproses. Masukan tersebut dapat berupa hal-hal
yang tampak fisik (bahan mentah) atau yang tidak tampak (jasa).
5. Proses/pengolahan, adalah bagian yang melakukan perubahan dari
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai (informasi)
atau yang tidak berguna (limbah).
6. Keluaran, adalah hasil dari proses. Pada sistem informasi berupa informasi
atau laporan, dan sebagainya.
7. Batas, adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem. Batas disini
menentukan konfigurasi, ruang lingkup atau kemampuan sistem. Batas
juga dapat diubah atau dimodifikasi sehingga dapat merubah perilaku
sistem.
8. Penghubung sistem, penghubung sistem dimana menghubungkan antar
bagian sub sistem.
2.2. Informasi
2.2.1. Definisi Informasi
Menurut Stair & Reynold (2012), menjelaskan bahwa informasi
adalah kumpulan fakta terorganisir dan diolah sehingga mereka memiliki nilai
tambahan di luar nilai fakta individu.
Menurut Valacich & Schiender (2014), data yang bisa di bentuk
(format), dikelola atau diolah menjadi sesuatu yang berguna sehingga dapat
mendefinisikan realita yang ada dan dapat membantu menjawab pertanyaan
seperti siapa, apa, dimana dan kapan. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya
informasi itu adalah sebuah data yang di olah sedemikian rupa sehingga
menjadi berguna bagi penerima informasi dalam pengambilan keputusan.
7
2.3. Sistem Informasi
2.3.1. Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan
aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi
dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang
sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik,
data dan teknologi.
2.4. Jenis Data
2.4.1. Pendahuluan
Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Data
dapat berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian dianalisis
dalam bentuk kategori-kategori.
2.4.2. Tipe-tipe Data
Berdasarkan dari jenisnya, data kualitatif dapat dibedakan sebagai
data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
Data primer berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui
wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam
penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti Jonathan
Sarwono (2006).
2. Data Sekunder
Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat
diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau
mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah
diolah peneliti sebelumnya, termasuk:
Data teks: dokumen, surat-surat, pengumuman
Data gambar: foto, animasi, billboard
Data suara: hasil rekaman
Kombinasi teks, gambar dan suara: film, video, iklan.
8
2.4.3. Jenis-Jenis Ukuran
Menurut Moh. Nazir (2006:114) menyatakan secara umum terdapat
empat jenis ukuran, yaitu:
2.4.3.1. Ukuran Nominal
Ukuran nominal adalah ukuran yang paling sederhana,
dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai
label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa Moh. Nazir
(2006:114).
2.4.3.2. Ukuran Ordinal
Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-
angka tersebut mengandung pengertian tingkatan Moh. Nazir
(2006:114).
2.4.3.3. Ukuran Interval
Ukuran interval adalah suatu pemberian angka kepada set
dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah
satu sifat lain, yaitu jarak yang sama Moh. Nazir (2006:115). Pada
pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau
sifat objek yang diukur.
Ukuran interval dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑖 = 𝑅𝑘
Keterangan:
k = jumlah interval kelas
R = range
i = besar interval kelas
2.4.3.4. Ukuran Rasio
Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran
(nominal, ordinal, dan interval), ditambah dengan satu sifat lain, yaitu
9
ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek
yang diukur Moh. Nazir (2006:116).
2.5. Metode Pengumpulan Data
Ada dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian
Sugiyono (2013), yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data.
Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara. Bila dilihat dari sumber
datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pengumpulan data
dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu seperti berikut:
2.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan, ada hubungan antara metode
mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan Moh.
Nazir (2013). Secara umum, metode pengumpulan data dapat dilakukan
sebagai berikut:
2.5.1.1. Observasi langsung
Pengumpulan data dengan cara observasi langsung atau
dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut Moh. Nazir (2013).
2.5.1.2. Wawancara
Wawancara atau interview adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide Moh. Nazir
(2013).
2.5.1.3. Kuisioner
Kuisioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis
berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan
merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji
10
hipotesis Moh. Nazir (2013). Kuisioner harus mempunyai center
perhatian, yaitu masalah yang ingin dipecahkan. Tiap pertanyaan
harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Dalam
memperoleh keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin
dipecahkan tadi, maka secara umum isi dari kuesioner dapat berupa:
Pertanyaan tentang fakta
Pertanyaan tentang opini adalah
Pertanyaan tentang persepsi diri
2.5.1.4. Metode Proyektif
Metode proyektif merupakan teknik pengumpulan data
didasarkan pada sifat manusia untuk memproyeksikan nilai-nilai,
keinginan, kebutuhan ataupun sikapnya ke dalam perilaku, ataupun
objek diluar manusia itu sendiri Moh. Nazir (2013). Menurut Frank
(1939) pemberi nama metode proyektif adalah melibatkan presentase
dari suatu situasi sebagai akibat dari stimulus yang dipilih sedemikian
rupa, sebab hal itu mempunyai arti bagi subjek, bukan apa yang
dipikirkan mempunyai arti oleh subjek yang memberikannya.
2.5.2. Populasi dan Sampel
Sugiyono (2013) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terisi atas objek atau subjek yang menjadi kualitas dan
berkarakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Sugiyono (2013) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Besaran sampel
dari penelitian ini dirumuskan dengan menggunakan teori Slovin, yang
dirumuskan sebagai berikut:
𝑛 = 𝑁1 + 𝑁 𝑒2
Keterangan:
n = ukuran sampel
11
N = ukuran populasi
e = presentase kelonggaran (toleransi), pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir (e = 0,15).
2.5.3. Teknik Sampling
Sampling adalah proses untuk mengadakan estimasi dan menguji
hipotesis tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan-
keterangan yang diperoleh dari sampel Moh. Nazir (2013). Adapun
pembagian sampling mula-mula dari C.W. Churchman, yaitu desain sampling
tetap (fixed sampling design), yang direpresentasikan pada Gambar 2.1
Pembagian Sampling Mula-mula sebagai berikut:
Gambar 2.1 Pembagian Sampling Mula-mula
1. Sampel tanpa batasan (unrestricted random sample)
Sampel ditarik secara langsung dari populasi. Unrestricted random
sample dibagi atas dua, yaitu:
1. Simple random sampling
Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Cara ini dipakai jika
anggota populasi dianggap homogen. Tujuan yang ingin dicapai
dengan cara adalah agar dapat melakukan pengamatan dan
12
pemeriksaan pada sebagian anggota populasi dimana dapat ditarik
kesimpulan secara umum.
2. Sistematic sample
Penarikan sampel berdasarkan unit dari populasi yang telah diberi
nomor dan diurutkan yang ditentukan secara sistematis.
2. Sampel dengan batasan-batasan (restricted random sample)
Sampel ditarik dari populasi yang telah dikelompokkan lebih dahulu.
Mula-mula populasi dibagi atas kelompok atau subsampel. Sampel ditarik
dari masing-masing kelompok tersebut ataupun ditarik dari beberapa buah
subpopulasi. Restricted sample dapat dibagi menjadi:
3. Multiple stage sample
Sampel ditarik dari kelompok populasi, tetapi tidak semua anggota
kelompok populasi menjadi anggota sampel, hanya sebagian dari
anggota subpopulasi menjadi anggota sampel.
4. Stratified sample
Populasi dibagi dalam kelompok yang homogen atau dalam strata,
anggota sampel ditarik dari setiap strata.
5. Cluster sample
Populasi dibagi dahulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster.
Anggota subpopulasi tiap cluster tidak perlu homogen, beberapa
cluster dipilih dulu sebagai sampel.
6. Stratified cluster sample
Sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified sampling
dan cluster sampling.
2.6. Skala Pengukuran
2.6.1. Skala Bogardus
Skala Bogardus adalah skala untuk mengukur jarak sosial yang
dikembangkan oleh Emory S. Bogardus. Jarak sosial yang dimaksud adalah
derajat pengertian atau kekariban sebagai ciri hubungan sosial secara umum,
yang kontinumnya terdiri atas “sangat dekat”, “dekat”, “indifferent”, “benci”,
sampai kepada “menolak” Moh. Nazir (2006:288).
13
2.6.2. Skala Sosiometrik
Skala sosiometrik juga digunakan untuk mengukur jarak sosial.
Metode yang dikembangkan oleh J.L. Moreno dan Helen H. Jennings,
digunakan untuk mengukur penerimaan dan penolakan, baik antar individu
dalam kelompok kecila atau perorangan dengan suatu kelompok Moh. Nazir
(2006:291).
2.6.3. Skala Penilaian (Rating Scales)
Skala penilaian, terdapat penilai yang memberi angka pada suatu
kontinum dimana individu atau objek akan ditempatkan. Penilai biasanya
terdiri pada beberapa orang dan mengetahui bidang yang dinilainya Moh.
Nazir (2006:293).
2.6.4. Skala Thurstone
Dikemukakan L.L. Thurstone dari metode psikofisikal dengan tujuan
untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri atau kriteria tertentu. Skala
Thurstone disusun dalam interval yang mendekati sama besar Moh. Nazir
(2006:295).
2.6.5. Skala Likert
Skala pengukuran yang dikembangkan Rensis Likert. Skala Likert
hanya berupa item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk
menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat membuat ranking,
tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih
buruk dari responden lainnya di dalam skala (Moh. Nazir, 2006:297).
2.6.6. Skala Guttman
Skala ini dikembangkan oleh Louis Guttman yang merupakan skala
kumulatif dan dapat ditujukan untuk mengukur satu dimensi saja sesuai
keinginan dari suatu variabel yang multidimensi sehingga skala ini termasuk
mempunyai sifat unidimensional (Moh. Nazir, 2006:299).
14
2.6.7. Skala Perbedaan Semantik
Skala yang dikembangkan oleh Osgood, Suci, dan Tannenbaum untuk
mengukur pengertian suatu objek atau konsep oleh seseorang. Responden
diminta untuk menilai suatu konsep atau objek dalam suatu skala bipolar
dengan tujuh buah titik. Skala bipolar adalah skala yang berlawanan, seperti
baik-buruk, cepat-lambar, dan sebagainya.
2.7. Model Analisis Kualitatif
2.7.1. Analisis Deskriptif
Sugiyono (2013) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi.
2.7.2. Analisis Domain
Jonathan, Sarwono (2006:240) mengatakan bahwa analisis domain
berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian
yang bersifat secara menyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di
tingkat permukaan mengenai domain tertentu atau kategori-kategori
konseptual.
2.8. Use Case Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007), use case diagram digunakan untuk
menggambarkan relasi antara sistem dan sistem eksternal dan user, dengan kasus
yang disesuaikan dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Use case diagram
merupakan metode yang cocok digunakan untuk menggambarkan interaksi yang
jelas antara sistem dengan pengguna.
Use Case menurut Martin Fowler (2005 : 141) adalah teknik untuk merekam
persyaratan fungsional sebuah sistem. Use Case mendeskripsikan interaksi tipikal
antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah
narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Use Case Diagram
15
menampilkan aktor mana yang menggunakan use case mana, use case mana yang
memasukkan use case lain dan hubungan antara aktor dan use case.
1. Actor adalah abstraksi atau pemisahan user atau sistem lain yang
berinteraksi dengan target sistem atau dengan kata lain actor adalah
orang atau sistem lain yang melaksanakan sistem.
2. Use case adalah mendeskripsikan fungsi dari sebuah sistem dilihat dari
sudut pandang pengguna.
3. Relationship adalah relasi antar sistem dan sistem atau user dan sistem
digambarkan dengan sebuah garis diantara keduanya. Arti relasi yang
digambarkan dan apa yang mereka. Ada beberapa macam relasi, antara
lain associations, extends, dan uses.
o Associations
Associations adalah sebuah relasi antara seorang actor dengan
sebuah use case di mana terjadi interaksi antar mereka.
o Extends
Extends bertujuan untuk menyederhanakan use case dengan
fungsionalitas yang kompleks.
o Uses (or include)
Uses bertujuan untuk mengurangi redundansi di antara dua use case
atau lebih dengan menggabungkan langkah-langkah yang sama
tersebut.
16
Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram
2.8.1. Use Case Description
2.8.1.1. Brief Description
Menurut Satzinger (2015:121), use case description
merupakan deskripsi yang mencatat mengenai detil pemrosesan dari
suatu use case. Use case memiliki urutan yang lengkap dari tahapan-
tahapan untuk menyelesaikan bisnis proses.
Scenario atau use case instance merupakan suatu kumpulan
unik dari aktivitas internal di dalam use case yang menggambarkan
langkah unik sepanjang use case.
Gambar 2.3 Brief Description
17
2.8.1.2. Fully Developed Description
Menurut Satzinger (2015:122), fully developed description
merupakan metode yang paling formal mendokumentasikan sebuah
use case. Meskipun memerlukan waktu lebih untuk mengerjakan,
jenis dari use case description ini dapat meningkatkan kemungkinan
akan pemahaman mengenai proses bisnis.
Gambar 2.4 Fully Developed Description
2.9. Activity Diagram
Menurut Whitten dan Bentley (2007), activity diagram merupakan gambaran
dari alur yang berurutan dari aktivitas usecase atau proses bisnis. Activity Diagram
juga bisa dipakai untuk memodelkan berbagai aksi yang dilakukan saat sebuah
operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari aksi tersebut. Dari diagram ini, kita
18
dapat melihat bagaimana aktivitas dalam suatu sistem, dari mulai hingga saat sistem
berakhir.
Activity diagram dibentuk oleh beberapa notasi, antara lain initial node,
actions, flow, decision, merge, fork, join, dan activity final, dan terkadang digunakan
swimlane untuk mempartisi aksi yang terjadi berdasarkan pelaku.
1. Initial node
Initial node berupa lingkaran penuh yang menggambarkan titik mulai
suatu proses.
2. Actions
Actions adalah notasi segi empat bersudut tumpul yang menggambarkan
langkah-langkah yang terjadi.
3. Flow
Flow (alur) merupakan panah dalam diagram yang mengindikasikan alur
antar actions.
4. Decision
Decision memiliki bentuk seperti wajik dengan satu alur masuk dan dua
atau lebih alur keluar, alur keluar ditentukan dengan kondisi tertentu.
5. Merge
Merge adalah wajik dengan dua atau lebih alur masuk dan satu alur
keluar untuk menggabungkan alur yang sebelumnya terpisah oleh
decision.
6. Fork
Fork adalah bar hitam dengan satu alur masuk dan dua atau lebih alur
keluar, aksi di bawah percabangan dapat terjadi dalam urutan apapun
atau bahkan secara bersamaan.
7. Join
Join adalah bar hitam dengan dua atau lebih alur masuk dan satu alur
keluar untuk menyatukan lagi alur aksi yang dipisahkan oleh fork.
8. Activity Final
Activity final berbentuk lingkaran penuh dengan satu lingkaran di luarnya
untuk menggambarkan titik akhir proses.