16
5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem 2.1.1. Definisi Sistem Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli: 1. Menurut Shelly & Rossenblat (2012), sistem adalah serangkaian komponen yang saling berhubungan yang menghasilkan hasil tertentu. 2. 2. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012), sistem adalah kumpulan komponen sistem yang berhubungan dan berfungsi secara bersama untuk mencapai hasil akhir. 3. Menurut OBrien (2013), sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan untuk bekerja secara bersama-sama demi mencapai tujuan bersama dengan suatu inputan serta menghasilkan output dalam suatu proses transformasi yang kontinu. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah serangkaian komponen dan elemen dan saling terhubung yang digabungkan menjadi satu untuk mengolah input (masukan) menjadi output dalam satu proses yang kontinu untuk mencapai tujuan tertentu. 2.1.2. Karakteristik Sistem Sulindawati & Fathoni, (2010), komponen atau karakteristik sistem adalah bagian yang membentuk sebuah sistem, diantaranya: 1. Komponen Sistem, yang merupakan dapat berupa sub sistem yang saling bekerja sama, 2. Lingkungan luar, merupakan tempat dimana bagian eksternal sistem yang dapat mempengaruhinya. 3. Tujuan, setiap sistem memiliki tujuan dan tujuan inilah yang menjadi motivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak

BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II MUHAMMAD NAHROWI.pdfseperti siapa, apa, dimana dan kapan. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya

  • Upload
    vophuc

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

5

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem

2.1.1. Definisi Sistem

Berikut pengertian dan definisi sistem menurut beberapa ahli:

1. Menurut Shelly & Rossenblat (2012), sistem adalah serangkaian

komponen yang saling berhubungan yang menghasilkan hasil tertentu. 2.

2. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012), sistem adalah kumpulan

komponen sistem yang berhubungan dan berfungsi secara bersama untuk

mencapai hasil akhir.

3. Menurut O’Brien (2013), sistem merupakan sekelompok komponen yang

saling berhubungan untuk bekerja secara bersama-sama demi mencapai

tujuan bersama dengan suatu inputan serta menghasilkan output dalam

suatu proses transformasi yang kontinu.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah serangkaian komponen

dan elemen dan saling terhubung yang digabungkan menjadi satu untuk

mengolah input (masukan) menjadi output dalam satu proses yang kontinu

untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.2. Karakteristik Sistem

Sulindawati & Fathoni, (2010), komponen atau karakteristik sistem

adalah bagian yang membentuk sebuah sistem, diantaranya:

1. Komponen Sistem, yang merupakan dapat berupa sub sistem yang saling

bekerja sama,

2. Lingkungan luar, merupakan tempat dimana bagian eksternal sistem yang

dapat mempengaruhinya.

3. Tujuan, setiap sistem memiliki tujuan dan tujuan inilah yang menjadi

motivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tidak

6

terkendali. Tentu tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain

berbeda.

4. Masukan, adalah sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan selanjutnya

menjadi bahan untuk diproses. Masukan tersebut dapat berupa hal-hal

yang tampak fisik (bahan mentah) atau yang tidak tampak (jasa).

5. Proses/pengolahan, adalah bagian yang melakukan perubahan dari

masukan menjadi keluaran yang berguna dan lebih bernilai (informasi)

atau yang tidak berguna (limbah).

6. Keluaran, adalah hasil dari proses. Pada sistem informasi berupa informasi

atau laporan, dan sebagainya.

7. Batas, adalah pemisah antara sistem dan daerah luar sistem. Batas disini

menentukan konfigurasi, ruang lingkup atau kemampuan sistem. Batas

juga dapat diubah atau dimodifikasi sehingga dapat merubah perilaku

sistem.

8. Penghubung sistem, penghubung sistem dimana menghubungkan antar

bagian sub sistem.

2.2. Informasi

2.2.1. Definisi Informasi

Menurut Stair & Reynold (2012), menjelaskan bahwa informasi

adalah kumpulan fakta terorganisir dan diolah sehingga mereka memiliki nilai

tambahan di luar nilai fakta individu.

Menurut Valacich & Schiender (2014), data yang bisa di bentuk

(format), dikelola atau diolah menjadi sesuatu yang berguna sehingga dapat

mendefinisikan realita yang ada dan dapat membantu menjawab pertanyaan

seperti siapa, apa, dimana dan kapan. Jadi dapat disimpulkan bahwasanya

informasi itu adalah sebuah data yang di olah sedemikian rupa sehingga

menjadi berguna bagi penerima informasi dalam pengambilan keputusan.

7

2.3. Sistem Informasi

2.3.1. Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi informasi dan

aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu untuk mendukung operasi

dan manajemen. Dalam arti yang sangat luas, istilah sistem informasi yang

sering digunakan merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik,

data dan teknologi.

2.4. Jenis Data

2.4.1. Pendahuluan

Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif bukan angka. Data

dapat berupa gejala-gejala, kejadian dan peristiwa yang kemudian dianalisis

dalam bentuk kategori-kategori.

2.4.2. Tipe-tipe Data

Berdasarkan dari jenisnya, data kualitatif dapat dibedakan sebagai

data primer dan data sekunder:

1. Data Primer

Data primer berupa teks hasil wawancara dan diperoleh melalui

wawancara dengan informan yang sedang dijadikan sampel dalam

penelitiannya. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti Jonathan

Sarwono (2006).

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat

diperoleh oleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau

mendengarkan. Data ini biasanya berasal dari data primer yang sudah

diolah peneliti sebelumnya, termasuk:

Data teks: dokumen, surat-surat, pengumuman

Data gambar: foto, animasi, billboard

Data suara: hasil rekaman

Kombinasi teks, gambar dan suara: film, video, iklan.

8

2.4.3. Jenis-Jenis Ukuran

Menurut Moh. Nazir (2006:114) menyatakan secara umum terdapat

empat jenis ukuran, yaitu:

2.4.3.1. Ukuran Nominal

Ukuran nominal adalah ukuran yang paling sederhana,

dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai

label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa Moh. Nazir

(2006:114).

2.4.3.2. Ukuran Ordinal

Ukuran ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-

angka tersebut mengandung pengertian tingkatan Moh. Nazir

(2006:114).

2.4.3.3. Ukuran Interval

Ukuran interval adalah suatu pemberian angka kepada set

dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah

satu sifat lain, yaitu jarak yang sama Moh. Nazir (2006:115). Pada

pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau

sifat objek yang diukur.

Ukuran interval dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑖 = 𝑅𝑘

Keterangan:

k = jumlah interval kelas

R = range

i = besar interval kelas

2.4.3.4. Ukuran Rasio

Ukuran rasio adalah ukuran yang mencakup semua ukuran

(nominal, ordinal, dan interval), ditambah dengan satu sifat lain, yaitu

9

ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek

yang diukur Moh. Nazir (2006:116).

2.5. Metode Pengumpulan Data

Ada dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian

Sugiyono (2013), yaitu kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai cara. Bila dilihat dari sumber

datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Pengumpulan data

dapat dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik tertentu seperti berikut:

2.5.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk

memperoleh data yang diperlukan, ada hubungan antara metode

mengumpulkan data dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan Moh.

Nazir (2013). Secara umum, metode pengumpulan data dapat dilakukan

sebagai berikut:

2.5.1.1. Observasi langsung

Pengumpulan data dengan cara observasi langsung atau

dengan pengamatan langsung adalah cara pengambilan data dengan

menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk

keperluan tersebut Moh. Nazir (2013).

2.5.1.2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan responden dengan

menggunakan alat yang dinamakan interview guide Moh. Nazir

(2013).

2.5.1.3. Kuisioner

Kuisioner adalah sebuah set pertanyaan yang secara logis

berhubungan dengan masalah penelitian, dan tiap pertanyaan

merupakan jawaban-jawaban yang mempunyai makna dalam menguji

10

hipotesis Moh. Nazir (2013). Kuisioner harus mempunyai center

perhatian, yaitu masalah yang ingin dipecahkan. Tiap pertanyaan

harus merupakan bagian dari hipotesis yang ingin diuji. Dalam

memperoleh keterangan yang berkisar pada masalah yang ingin

dipecahkan tadi, maka secara umum isi dari kuesioner dapat berupa:

Pertanyaan tentang fakta

Pertanyaan tentang opini adalah

Pertanyaan tentang persepsi diri

2.5.1.4. Metode Proyektif

Metode proyektif merupakan teknik pengumpulan data

didasarkan pada sifat manusia untuk memproyeksikan nilai-nilai,

keinginan, kebutuhan ataupun sikapnya ke dalam perilaku, ataupun

objek diluar manusia itu sendiri Moh. Nazir (2013). Menurut Frank

(1939) pemberi nama metode proyektif adalah melibatkan presentase

dari suatu situasi sebagai akibat dari stimulus yang dipilih sedemikian

rupa, sebab hal itu mempunyai arti bagi subjek, bukan apa yang

dipikirkan mempunyai arti oleh subjek yang memberikannya.

2.5.2. Populasi dan Sampel

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terisi atas objek atau subjek yang menjadi kualitas dan

berkarakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Sugiyono (2013) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Besaran sampel

dari penelitian ini dirumuskan dengan menggunakan teori Slovin, yang

dirumuskan sebagai berikut:

𝑛 = 𝑁1 + 𝑁 𝑒2

Keterangan:

n = ukuran sampel

11

N = ukuran populasi

e = presentase kelonggaran (toleransi), pengambilan sampel yang masih dapat

ditolerir (e = 0,15).

2.5.3. Teknik Sampling

Sampling adalah proses untuk mengadakan estimasi dan menguji

hipotesis tentang parameter populasi dengan menggunakan keterangan-

keterangan yang diperoleh dari sampel Moh. Nazir (2013). Adapun

pembagian sampling mula-mula dari C.W. Churchman, yaitu desain sampling

tetap (fixed sampling design), yang direpresentasikan pada Gambar 2.1

Pembagian Sampling Mula-mula sebagai berikut:

Gambar 2.1 Pembagian Sampling Mula-mula

1. Sampel tanpa batasan (unrestricted random sample)

Sampel ditarik secara langsung dari populasi. Unrestricted random

sample dibagi atas dua, yaitu:

1. Simple random sampling

Pengambilan sampel dilakukan secara acak. Cara ini dipakai jika

anggota populasi dianggap homogen. Tujuan yang ingin dicapai

dengan cara adalah agar dapat melakukan pengamatan dan

12

pemeriksaan pada sebagian anggota populasi dimana dapat ditarik

kesimpulan secara umum.

2. Sistematic sample

Penarikan sampel berdasarkan unit dari populasi yang telah diberi

nomor dan diurutkan yang ditentukan secara sistematis.

2. Sampel dengan batasan-batasan (restricted random sample)

Sampel ditarik dari populasi yang telah dikelompokkan lebih dahulu.

Mula-mula populasi dibagi atas kelompok atau subsampel. Sampel ditarik

dari masing-masing kelompok tersebut ataupun ditarik dari beberapa buah

subpopulasi. Restricted sample dapat dibagi menjadi:

3. Multiple stage sample

Sampel ditarik dari kelompok populasi, tetapi tidak semua anggota

kelompok populasi menjadi anggota sampel, hanya sebagian dari

anggota subpopulasi menjadi anggota sampel.

4. Stratified sample

Populasi dibagi dalam kelompok yang homogen atau dalam strata,

anggota sampel ditarik dari setiap strata.

5. Cluster sample

Populasi dibagi dahulu atas kelompok berdasarkan area atau cluster.

Anggota subpopulasi tiap cluster tidak perlu homogen, beberapa

cluster dipilih dulu sebagai sampel.

6. Stratified cluster sample

Sampel ditarik dengan teknik kombinasi antara stratified sampling

dan cluster sampling.

2.6. Skala Pengukuran

2.6.1. Skala Bogardus

Skala Bogardus adalah skala untuk mengukur jarak sosial yang

dikembangkan oleh Emory S. Bogardus. Jarak sosial yang dimaksud adalah

derajat pengertian atau kekariban sebagai ciri hubungan sosial secara umum,

yang kontinumnya terdiri atas “sangat dekat”, “dekat”, “indifferent”, “benci”,

sampai kepada “menolak” Moh. Nazir (2006:288).

13

2.6.2. Skala Sosiometrik

Skala sosiometrik juga digunakan untuk mengukur jarak sosial.

Metode yang dikembangkan oleh J.L. Moreno dan Helen H. Jennings,

digunakan untuk mengukur penerimaan dan penolakan, baik antar individu

dalam kelompok kecila atau perorangan dengan suatu kelompok Moh. Nazir

(2006:291).

2.6.3. Skala Penilaian (Rating Scales)

Skala penilaian, terdapat penilai yang memberi angka pada suatu

kontinum dimana individu atau objek akan ditempatkan. Penilai biasanya

terdiri pada beberapa orang dan mengetahui bidang yang dinilainya Moh.

Nazir (2006:293).

2.6.4. Skala Thurstone

Dikemukakan L.L. Thurstone dari metode psikofisikal dengan tujuan

untuk mengurutkan responden berdasarkan ciri atau kriteria tertentu. Skala

Thurstone disusun dalam interval yang mendekati sama besar Moh. Nazir

(2006:295).

2.6.5. Skala Likert

Skala pengukuran yang dikembangkan Rensis Likert. Skala Likert

hanya berupa item yang secara pasti baik dan secara pasti buruk

menggunakan ukuran ordinal, karenanya hanya dapat membuat ranking,

tetapi tidak dapat diketahui berapa kali satu responden lebih baik atau lebih

buruk dari responden lainnya di dalam skala (Moh. Nazir, 2006:297).

2.6.6. Skala Guttman

Skala ini dikembangkan oleh Louis Guttman yang merupakan skala

kumulatif dan dapat ditujukan untuk mengukur satu dimensi saja sesuai

keinginan dari suatu variabel yang multidimensi sehingga skala ini termasuk

mempunyai sifat unidimensional (Moh. Nazir, 2006:299).

14

2.6.7. Skala Perbedaan Semantik

Skala yang dikembangkan oleh Osgood, Suci, dan Tannenbaum untuk

mengukur pengertian suatu objek atau konsep oleh seseorang. Responden

diminta untuk menilai suatu konsep atau objek dalam suatu skala bipolar

dengan tujuh buah titik. Skala bipolar adalah skala yang berlawanan, seperti

baik-buruk, cepat-lambar, dan sebagainya.

2.7. Model Analisis Kualitatif

2.7.1. Analisis Deskriptif

Sugiyono (2013) menyatakan bahwa statistik deskriptif adalah

statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul

sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi.

2.7.2. Analisis Domain

Jonathan, Sarwono (2006:240) mengatakan bahwa analisis domain

berguna untuk mencari dan memperoleh gambaran umum atau pengertian

yang bersifat secara menyeluruh. Hasil yang diharapkan ialah pengertian di

tingkat permukaan mengenai domain tertentu atau kategori-kategori

konseptual.

2.8. Use Case Diagram

Menurut Whitten dan Bentley (2007), use case diagram digunakan untuk

menggambarkan relasi antara sistem dan sistem eksternal dan user, dengan kasus

yang disesuaikan dengan langkah-langkah yang telah ditentukan. Use case diagram

merupakan metode yang cocok digunakan untuk menggambarkan interaksi yang

jelas antara sistem dengan pengguna.

Use Case menurut Martin Fowler (2005 : 141) adalah teknik untuk merekam

persyaratan fungsional sebuah sistem. Use Case mendeskripsikan interaksi tipikal

antara para pengguna sistem dengan sistem itu sendiri, dengan memberi sebuah

narasi tentang bagaimana sistem tersebut digunakan. Use Case Diagram

15

menampilkan aktor mana yang menggunakan use case mana, use case mana yang

memasukkan use case lain dan hubungan antara aktor dan use case.

1. Actor adalah abstraksi atau pemisahan user atau sistem lain yang

berinteraksi dengan target sistem atau dengan kata lain actor adalah

orang atau sistem lain yang melaksanakan sistem.

2. Use case adalah mendeskripsikan fungsi dari sebuah sistem dilihat dari

sudut pandang pengguna.

3. Relationship adalah relasi antar sistem dan sistem atau user dan sistem

digambarkan dengan sebuah garis diantara keduanya. Arti relasi yang

digambarkan dan apa yang mereka. Ada beberapa macam relasi, antara

lain associations, extends, dan uses.

o Associations

Associations adalah sebuah relasi antara seorang actor dengan

sebuah use case di mana terjadi interaksi antar mereka.

o Extends

Extends bertujuan untuk menyederhanakan use case dengan

fungsionalitas yang kompleks.

o Uses (or include)

Uses bertujuan untuk mengurangi redundansi di antara dua use case

atau lebih dengan menggabungkan langkah-langkah yang sama

tersebut.

16

Gambar 2.2 Contoh Use Case Diagram

2.8.1. Use Case Description

2.8.1.1. Brief Description

Menurut Satzinger (2015:121), use case description

merupakan deskripsi yang mencatat mengenai detil pemrosesan dari

suatu use case. Use case memiliki urutan yang lengkap dari tahapan-

tahapan untuk menyelesaikan bisnis proses.

Scenario atau use case instance merupakan suatu kumpulan

unik dari aktivitas internal di dalam use case yang menggambarkan

langkah unik sepanjang use case.

Gambar 2.3 Brief Description

17

2.8.1.2. Fully Developed Description

Menurut Satzinger (2015:122), fully developed description

merupakan metode yang paling formal mendokumentasikan sebuah

use case. Meskipun memerlukan waktu lebih untuk mengerjakan,

jenis dari use case description ini dapat meningkatkan kemungkinan

akan pemahaman mengenai proses bisnis.

Gambar 2.4 Fully Developed Description

2.9. Activity Diagram

Menurut Whitten dan Bentley (2007), activity diagram merupakan gambaran

dari alur yang berurutan dari aktivitas usecase atau proses bisnis. Activity Diagram

juga bisa dipakai untuk memodelkan berbagai aksi yang dilakukan saat sebuah

operasi dieksekusi, dan memodelkan hasil dari aksi tersebut. Dari diagram ini, kita

18

dapat melihat bagaimana aktivitas dalam suatu sistem, dari mulai hingga saat sistem

berakhir.

Activity diagram dibentuk oleh beberapa notasi, antara lain initial node,

actions, flow, decision, merge, fork, join, dan activity final, dan terkadang digunakan

swimlane untuk mempartisi aksi yang terjadi berdasarkan pelaku.

1. Initial node

Initial node berupa lingkaran penuh yang menggambarkan titik mulai

suatu proses.

2. Actions

Actions adalah notasi segi empat bersudut tumpul yang menggambarkan

langkah-langkah yang terjadi.

3. Flow

Flow (alur) merupakan panah dalam diagram yang mengindikasikan alur

antar actions.

4. Decision

Decision memiliki bentuk seperti wajik dengan satu alur masuk dan dua

atau lebih alur keluar, alur keluar ditentukan dengan kondisi tertentu.

5. Merge

Merge adalah wajik dengan dua atau lebih alur masuk dan satu alur

keluar untuk menggabungkan alur yang sebelumnya terpisah oleh

decision.

6. Fork

Fork adalah bar hitam dengan satu alur masuk dan dua atau lebih alur

keluar, aksi di bawah percabangan dapat terjadi dalam urutan apapun

atau bahkan secara bersamaan.

7. Join

Join adalah bar hitam dengan dua atau lebih alur masuk dan satu alur

keluar untuk menyatukan lagi alur aksi yang dipisahkan oleh fork.

8. Activity Final

Activity final berbentuk lingkaran penuh dengan satu lingkaran di luarnya

untuk menggambarkan titik akhir proses.

19

Gambar 2.5 Contoh Activity Diagram

20