Upload
hoanghanh
View
223
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Umum
Penulis mendapatkan inspirasi yang didapatkan dari beberapa referensi berupa
media buku, e-book,video animasi dan juga melakukan wawancara dengan salah satu
peserta festival short animation movie.
2.1.1 Penelitian wawancara
2.1.2.1 Latar Belakang Penelitian
Penelitian yang penulis lakukan terhadap motivasi seorang director
sekaligus animator, Firman Widyasmara dilatarbelakangi oleh keinginan penulis
untuk melihat nilai-nilai kesuksesan yang dipegang oleh seorang terhadap
pengembangan dan pembuatan animasi pendek. Sudut pandang yang sangat
menarik pastinya dapat dianalisa dari sisi peserta dan director yang dapat
menguatkan nilai-nilai animasi pendek yang dibuat penulis. Penelitian yang
penulis lakukan menggunakan metode wawancara pertanyaan-pertanyaan yang
penulis arahkan lebih banyak dalam mengupas film pendek “Little Tree Little Me”
karya Firman Widyasmara, terutama dalam pandangannya mengenai animasi
pendek.
2.1.2.2 Hasil Analisa
Pada tanggal 7 Oktober 2013, penulis melakukan wawancara dengan nara
sumber. Beliau adalah seorang yang sudah sukses dimata kami sebagai seorang director
sekaligus animator dengan berbagai aktivitasnya dari sebagai praktisi di bidangnya
dengan membuka studionya sendiri hingga sebagai pengajar animasi 2d dan stop motion.
4
Dimulai dari hal yang sangat sederhana yang melatar belakangi profesinya
sekarang ini sebagai seorang psikologdirector dan animator. Alasan Beliau memilih
masuk ke dunia animasi adalah karena ingin me-realisasikan ide-ide (pengalaman)
beliau untuk di tunjukkan ke semua orang. Alasan beliau membuat film “Little Tree
Little me” berasal dari masa lalu beliau melihat pohon kecil diantara pohon-pohon besar.
Tetapi beliau juga mengumpulkan pengalaman teman-temannya, yang kemudian di
jadikan satu cerita. Kesulitan yang sering terjadi dalam masa pembuatan film tersebut,
adalah merombak atau membenarkan cerita, agar lebih menarik dan pas dalam gaya
penceritaan berupa narasi. Beliau selalu menganggap lokal konten yang dimasukkan
kedalam ceritanya, bukan hanya adanya unsur-unsur seperti batik atau motif wayang,
tetapi lokal konten yang menarik adalah unsur slice of life (pengalaman pribadi)
dilingkungan kita tinggal yang dituangkan kedalam cerita. Beliau lebih tertarik dalam
film pendek, karena beliau lebih bisa menunjukkan idealis pribadi yang di tuangkan
kedalam cerita, sehingga tidak ada batasan-batasan tertentu untuk membuat cerita.
Animasi bagus tidak hanya karena teknologi yang maju ( seperti 3D), tetapi unsur cerita
adalah hal yang utama. Beliau lebih memilih teknologi 2D dan stop motion.
2.1.3 Depresi
Depresi adalah gangguan mental yang setiap orang berpeluang mengalaminya.
Banyak dari kita kebingungan untuk membedakan antara depresi, stress dan kesedihan.
Belum lagi membedakan beberapa jenis dari depresi, misalnya unipolar depression,
biological depression, manic depression, seasonal affective disorder, dysthymia, dan
lainnya. Ada begitu banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang
depresi. Sekarang saatnya kita mengetahui apa itu depresi, dengan tujuan
memudahkahkan seseorang atau diri anda ketika mengalami depresi.
Ada beberapa definisi depresi menurut para ahli, mari kita simak :
Menurut Rice PL (1992), depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional
berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan
5
berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah
perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan.
Menurut Kusumanto (1981) depresi adalah suatu perasaan kesedihan yang
psikopatologis, yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan kegembiraan,
berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah lelah yang
sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja, dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat
merupakan suatu gejala, atau kumpulan gejala (sindroma).
Menurut Kartono (2002) depresi adalah kemuraman hati (kepedihan, kesenduan,
keburaman perasaan) yang patologis sifatnya. Biasanya timbul oleh; rasa inferior, sakit
hati yang dalam, penyalahan diri sendiri dan trauma psikis. Jika depresi itu psikotis
sifatnya, maka ia disebut melankholi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa depresi
adalah gangguan mood, kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh
proses mental (berpikir, berperasaan dan berperilaku) seseorang, muncul perasaan tidak
berdaya dan kehilangan harapan¸yang disertai perasaan sedih, kehilangan minat dan
kegembiraan, berkurangnya energi yang menuju kepada meningkatnya keadaan mudah
lelah yang sangat nyata dan berkurangnya aktivitas.
Beberapa ahli juga memberikan penjelasan mengenai penyebab depresi. Menurut
Kaplan dalam Tarigan (2003) Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab dapat
dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana ketiga faktor
tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya
1. Faktor Biologi
Dalam penelitian biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua
neurotransmitter yang paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Beberapa
peneliti juga menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik dan sistem
limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus.
2. Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan dalam perkembangan gangguan
mood adalah genetik. Pada penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat,
pada anak kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
6
3. Faktor Psikososial
Mungkin faktor inilah yang banyak diteliti oleh ahli psikologi. Faktor psikososial yang
memyebabkan terjadinya depresi antara lain;
Peristiwa kehidupan dan stress lingkungan : suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa
peristiwa atau kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering mendahului
episode gangguan mood.
Faktor kepribadian Premorbid : Tidak ada satu kepribadian atau bentuk kepribadian
yang khusus sebagai predisposisi terhadap depresi. Semua orang dengan ciri kepribadian
manapun dapat mengalami depresi, walaupun tipetipe kepribadian seperti oral dependen,
obsesi kompulsif, histerik mempunyai risiko yang besar mengalami depresi
dibandingkan dengan lainnya.
Faktor Psikoanalitik dan Psikodinamik : Freud menyatakan suatu hubungan antara
kehilangan objek dan melankoli. Ia menyatakan bahwa kemarahan pasien depresi
diarahkan kepada diri sendiri karena mengidentifikasikan terhadap objek yang hilang.
Freud percaya bahwa introjeksi merupakan suatu cara ego untuk melepaskan diri
terhadap objek yang hilang. depresi sebagai suatu efek yang dapat melakukan sesuatu
terhadap agresi yang diarahkan kedalam dirinya. Apabila pasien depresi menyadari
bahwa mereka tidak hidup sesuai dengan yang dicita-citakannya, akan mengakibatkan
mereka putus asa.
Ketidakberdayaan yang dipelajari: Didalam percobaan, dimana binatang secara
berulang-ulang dihadapkan dengan kejutan listrik yang tidak dapat dihindarinya,
binatang tersebut akhirnya menyerah dan tidak mencoba sama sekali untuk menghindari
kejutan selanjutnya. Mereka belajar bahwa mereka tidak berdaya.
Teori Kognitif: Beck menunjukkan perhatian gangguan kognitif pada depresi Asikal
H.S. dalam Tarigan (2003) Dia mengidentifikasikan 3 pola kognitif utama pada depresi
yang disebut sebagai triad kognitif, yaitu : a) Pandangan negatif terhadap masa depan, b)
Pandangan negatif terhadap diri sendiri, individu menganggap dirinya tak mampu,
bodoh, pemalas, tidak berharga, c) Pandangan negatif terhadap pengalaman hidup.
Meyer berpendapat bahwa depresi adalah reaksi seseorang terhadap pengalaman hidup.
7
Penyebab depresi adalah faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial. Dimana
ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Individu yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik &
sosial yang khas. Beberapa orang memperlihatkan gejala yang minim, beberapa orang
lainnya lebih banyak. Tinggi rendahnya gejala bervariasi pada individu dan juga
bervariasi dari waktu ke waktu. Berikut ini beberapa gejala dari depresi :
Terus menerus merasa sedih, cemas, atau suasana hati yang kosong
Perasaan putus asa dan pesimis. Perasaan bersalah, tidak berdaya dan tidak berharga.
Kehilangan minat atau kesenangan dalam hobi dan kegiatan yang pernah dinikmati.
Penurunan energi dan mudah kelelahan. Kesuultan berkonsentrasi, mengingat, atau
membuat keputusan. Insomnia, pagi hari terbangun, atau tidur berlebihan. Nafsu makan
berkurang bahkan sangat berlebihan. Penurunan berat badan bahkan penambahan berat
badan secara drastis. Selalu berpikir kematian atau bunuh diri, percobaan bunuh diri
Gelisah dan mudah tersinggung Terus menerus mengalami gejala fisik yang tidak respon
terhadap pengobatan, seperti sakit kepala, gangguan pencernaan, dan sakit kronis Pada
umumnya gejala depresi antara lain murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah
marah dan tersinggung, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi dan
menurunnya daya tahan.
(sumber:http://www.duniapsikologi.com/depresi-pengertian-penyebab-dan-gejalanya)
2.1.4 Studi Existing
Selain data-data, penulis mengumpulkan film animasi, guna untuk memperdalam
pengerjaan animasi yang sedang dilakukan.
2.1.5 Studi Bentuk
Untuk Studi bentuk, penulis menganalisa bentuk karakter Curious George &
Space Battleship Yamato
8
Gambar 2.1 Curious George
(sumber: www.wskg.org dan www.movie-wallpaper.net )
Gambar 2.2 Space Battleship Yamato 1981
( Sumber: www.woanime.tv dan www.twitchfilm.com )
2.1.6 Studi Visual
Visual merupakan unsur penting dalam animasi, untuk menimbulkan suasana
yang mendukung cerita dan karakter. Untuk visual, penulis melakukan studi visual
terhadap film pendek Beyond the Cloud dan Ponyo .
10
Gambar 2.4.b Ponyo
( sumber: data pribadi )
2.1.7 Data Referensi
2.1.7.1 Karakter
Gambar 2.5 Curious George
(sumber: today.com dan cartoonbrew.com)
11
Gambar 2.6 Space Battleship Yamato 1981
( sumber: gallery.minitokyo.net dan www.filmbuffonline.com )
2.1.7.2 Film
Gambar 2.7 Ponyo
( sumber: data pribadi )
2.1.8 Data Pembanding
2.1.8.1 Dalam Negeri
Untuk pembanding industri film pendek daam negeri masih jarang produk-
produk Indonesia yang berkualitas. Adapula hal-hal yang memacu keinginan untuk
membuat animasi yaitu dari festival Hello Motion. Pada tahun 2010 Marsol menjadi
pemenang, ada juga Hebring yang menjuarai INAICTA pada tahun 2007, da nada juga
Lakon Animasi yang membuat “Pada Suatu Ketika” yang sangat menonjol sisi dari
Indonesia pada tempatnya.
12
Gambar 2.8 Animasi dalam negeri
(Sumber: olestherummer.blogspot.com dan hebring.telkomspeedy.com)
2.1.8.2 Luar Negeri
Untuk luar negeri yang paling menonjol adalah animasi-animasi pendek dari
Pixar.Pixar menyisipkan short animation tersebut di film layar lebar dan juga Blur
Studio yang memberikan animasi dan cerita yang menarik.
Gambar 2.9 Animasi Luar Negeri
(Sumber: movie.disney.com dan themovieblog.com)
13
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Landasan Teori
2.2.1.1 Teori Prinsip Dasar Animasi
Ke-12 prinsip animasi diperlukan dalam menciptakan animasi yang hidup.
Dalam short animation DEMI DIA, prinsip yang paling banyak dipergunakan adalah
Exaggeration, staging, Timing and Spacing, appeal untuk menyampaikan sifat dan
action/tindakan karakter. Untuk pengertian lebih mendalam, adalah sebagai berikut :
1. Staging
Pada prinsip staging, penerapan yang dilakukan adalah memunculkan adegan
lingkungan yang baik dan mendukung keseluruhan cerita DEMI DIA ini, agar dapat
memvisualkan keseluruhan adegan secara efisien
2. Timing and Spacing
Pada prinsip Timing and Spacing, penerapan yang dilakukan adalah menentukan waktu
gerakan yang pas, utuk menambahkan karakteristik sebuah karakter yang minim dialog,
melainkan tindakan.
3. Appeal
Pada prinsip Appeal, hal yang dilakukan adalah menyampaikan komunikasi yang
dynamic dan menarik untuk dilihat audiens.
4. Exaggeration
Pada prinsip Exaggeration, penerapan yang dilakukan adalah membuat gerakan animasi
2d menjadi lebih, sehingga unsur aksi karakter terlihat lebih jelas.
(sumber: http://dasardasaranimasi1b.blogspot.com/ )
2.2.1.2 Teori Karakter Desain
Pengertian animasi karakter adalah suatu teknik penggambaran dan
pengolahan karakter baik berupa 2 dimensi maupun 3 dimensi sehingga peran/karakter
14
yang dibuat seolah-olah hidup dan mempunyai sifat penokohan. Untuk membuat
karakter tampak seolah-olah hidup, penulis membutuhkan animasi yang sesuai dengan
sifat dan karakteristik yang sesuai.
Sebelum memulai pekerjaan untuk membuat sebuah animasi, penulis melakukan
beberapa hal yang harus dilakukan terlebih dahulu guna untuk melihat animasi seperti
apa yang ingin dibuat dan dengan cerita apa. Hal ini tentunya perlu dilakukan suatu riset
sebelum pra produksi.Adapun riset yang dilakukan penulis diantaranya adalah:
1. Menentukan tema cerita dan tujuan cerita
2. Membuat sinopsis dan skrip
3. Memunculkan karakter, sifat, dan ciri yang sesuai dengan sinopsis yang telah
dibuat
4. Pengumpulan dokumentasi, termasuk setting, props, dan lokasi.
Dalam desain karakter sendiri terdapat beberapa langkah dasar dalam mendesain
karakter :
1. Mengenalkan standart karakter ( Breakdown Character)
Menampilkan atau membuat gambar dengan berbagai tampilan
a. Tampak Depan
b. Tampak Samping
c. Tampak Belakang
d. Tampak tiga perempat
2. Mengenalkan tokoh karakter dalam berbagai sudut pandang (angle)
a. Pandangan mata Burung ( bird eye angle)
b. Pandangan mata cacing ( worm angle)
2.2.1.3 Semiotika
15
Pengertian semiotika secara terminologis adalah ilmu yang mempelajari
sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.
Seluruh aktifitas manusia dalam keseharian selalu diliputi berbagai kejadian-kejadian
yang secara langsung atau tidak langsung, disadari atau tak-sadar, memiliki potensi
makna yang terkadang luas nilainya jika dipandang dari sudut-sudut yang dapat
mengembangkan suatu objek pada kaitan-kaitan yang mengindikasikan suatu pesan atau
tanda tertentu. Simbol muncul akibat kebutuhan manusia dalam aspek komunikasi
massal
Macam-macam Semiotika :
1. Semiotik Analitik
Semiotik analitik adalah semiotik yang menganalisis sistem tanda.
2. Semiotik Deskriptif
Semiotik deskriptif adalah semiotk yang memperhatikan sistem tanda yang dapat kita
alami sekarang, meskipun ada tanda yang sejak dahulu tetap seperti yang disaksikan
sekarang.
3. Semiotik Faunal (Zoo semiotic)
Semiotik Faunal adalah semiotik yang khusus memperhatikan sistem tanda yang
dihasilkan oleh hewan, misalnya aungan srigala menandakan adanya serigala di tempat
aungan terdengar.
4. Semiotik Kultural
Semiotik kultural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang berlaku
dalam kebudayaan masyarakat tertentu.
5. Semiotik Naratif
Semiotik Naratif adalah semiotik yang menelaah sistem tanda dalam narasi yang
berwujud mitos dan cerita lisan (Folkkore)
6. Semiotik Natural
Semiotik natural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan
oleh alam. Misalnya cuaca yang mendung menandakan akan terjadinya hujan.
7. Semiotik Normatif
Semiotik normatif adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang di buat oleh
manusia yang berwujud norma-norma, misalnya rambu-rambu lalu lintas.
16
8. Semiotik Sosial
Semiotik sosial adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang dihasilkan
oleh manusia yang berupa lambang.
9. Semiotik Struktural
Semiotik struktural adalah semiotik yang khusus menelaah sistem tanda yang
dimanifestasikan melalui struktur bahasa.
( sumber : http://bahasa.kompasiana.com/2012/04/13/analisa-semiotika-454097.html,
2013, 12.00 )
2.2.1.4 Limited Animation
Limited animation, yaitu sebuah proses membuat animasi kartun dengan
pendekatan kepada non realistik karakter. Pada tahun 1930-an dan 1940-an merupakan
jaman dimana Walt Disney membuat animasi atau film-film kartun dengan
mensimulasikannya pada dunia nyata dan sangat detail pada tiap frame-nya. “Limited”
animation menggunakan pendekatan kepada simbol-simbol, seni, dan gerakan-gerakan
yang terbatas untuk membuat efek-efek. Hal ini akan banyak mengurangi biaya. Contoh
film-film yang menggunakan gaya animasi Limited Animation seperti; Yellow
Submarine, Chuck Jones, The Dot and The Line, Sponge Bob dan lain sebagainya. Pada
proses pembuatannya memungkinkan untuk menduplikasi gerakan. Sebagai contoh
standar televisi PAL dengan 1 detik terdapat 25 frame dapat dipenuhi dengan 8 atau 12
gambar dengan membuat duplikasi. Akibatnya gambar akan sedikit terlihat patah-patah
namun hal tersebut dapat dimaklumi dengan pandangan mata biasa pada tayangan
televisi. Studio yang pertama kali membuat dengan serius jenis animasi ini adalah studio
animasi Gerald McBoing-Boing dan memperoleh Oscar. Sejak tahun 1950-an banyak
studio-studio animasi di Amerika menerapkan gaya animasi “Limited Animation”.
(sumber: http://multimedianimasi.blogspot.com/2010/07/gaya-dan-teknik-animasi.html)
2.2.1.5 Rotoscoping
17
Rotoscoping, merupakan sebuah teknik pembuatan animasi dimana pergerakan
di-capture frame demi frame dari gerakan nyata (live action movement). Sebuah live
film dimainkan dan diproyeksikan ke dalam sebuah area transparan kemudian oleh
animator di-trace dan digambar satu per satu setiap gambar yang muncul di area
tersebut. Teknik ini dikenalkan oleh Max Fleischer yang menggunakannya dalam film
serinya berjudul ”Out of the Inkwell” sekitar tahun 1914 bersama saudaranya Dave
Fleischer dengan mengenakan pakaian badut untuk membuat karakter Koko the Clown.
Pada perkembangannya teknik rotoscope ini dikembangkan menjadi teknik bluescreen
yang dikenal sekarang. Namun dalam beberapa kasus dimana terjadi ketidaksempurnaan
teknik bluescreen, teknik rotoscope digunakan untuk menyempurnakannya.
(sumber: http://multimedianimasi.blogspot.com/2010/07/gaya-dan-teknik-animasi.html)
2.2.1.6 Analisis SWOT
Strength, animasi yang mengangkat cerita kisah tentang bangkit dari keputus
asaan saat ini masih memiliki ketertarikan cerita yang kuat sampai saat ini, dengan pesan
moral yang berguna untuk masyarakat..
Weakness, visual dalam animasi ini masih memiliki kekurangan yang terkadang
masih belum bisa menggambarkan cerita dengan baik.
Opportunity, kisah dalam animasi ini sangat sederhana dan mudah dicerna
bahkan untuk penonton awam sekali pun.
Threat, masyarakat lebih menyukai cerita yang sederhana dan entertaint, karena
majoritas masyarakat hanya menyukai animasi yang mudah dimengerti dan terdapat
pesan moral.