25
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Pemisah Barang Sistem pemisah barang yang masih digunakan saat pada pengiriman barang masih menggunakan sistem pemisah manual yang dimana pegawai menseleksi setiap barang satu persatu, penulis juga dapat jumpai sistem pengiriman barang yang menggunakan komputerisasi seperti sistem barcode semua sistem memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, seperti sistem barcode yang mempunyai keterbatasan jarak dalam scanning, dan proses seleksi yang cukup lama jika menggunakan sumberdaya manusia. Sebab itu perancangan sistem pemisah barang modern yang dapat mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut dianggap sudah mulai dibutuhkan pada saat. Sebuah sistem individual yang dapat bekerja tanpa sebuah personal computer, mudah di aplikasikan. 2.2. Radio Frequency Identification (RFID) Radio Frequency identification (RFID) adalah proses identifikasi suatu objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. Frekuensi radio digunakan untuk membaca informasi dari sebuah device kecil yang disebut RFID tag atau transponder (transmitter responder) dan untuk selanjutnya disingkat menjadi ID tag. ID tag akan mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari device yang compatible, yaitu RFID reader.

BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/ringkasanind/2011-2-00272-ka ringkasan001.pdfmendapatkan perhatian adalah tag pasif tidak dihalangi oleh objek logam

Embed Size (px)

Citation preview

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Sistem Pemisah Barang

Sistem pemisah barang yang masih digunakan saat pada pengiriman barang

masih menggunakan sistem pemisah manual yang dimana pegawai menseleksi setiap

barang satu persatu, penulis juga dapat jumpai sistem pengiriman barang yang

menggunakan komputerisasi seperti sistem barcode semua sistem memiliki kelebihan

dan kekurangan masing-masing, seperti sistem barcode yang mempunyai keterbatasan

jarak dalam scanning, dan proses seleksi yang cukup lama jika menggunakan

sumberdaya manusia. Sebab itu perancangan sistem pemisah barang modern yang dapat

mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut dianggap sudah mulai dibutuhkan pada saat.

Sebuah sistem individual yang dapat bekerja tanpa sebuah personal computer, mudah di

aplikasikan.

2.2. Radio Frequency Identification (RFID)

Radio Frequency identification (RFID) adalah proses identifikasi suatu objek

dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. Frekuensi radio digunakan untuk

membaca informasi dari sebuah device kecil yang disebut RFID tag atau transponder

(transmitter responder) dan untuk selanjutnya disingkat menjadi ID tag. ID tag akan

mengenali diri sendiri ketika mendeteksi sinyal dari device yang compatible, yaitu RFID

reader.

Tabel 2.1. Tabel Perbandingan RFID dan Barcode

Barcode RFID

Kondisi baca Line of sight(LOS) Non-los

Posisi baca Vertikal atau horizontal

dengan toleransi tertentu

Bebas, segala kondisi

memenuhi

Kecepatan baca Relative(2-5 detik) <100 milidetik per item

Jarak baca maksimum ±7cm

±30cm(pendek), ±3m

(menenah), ± 10M(jauh)

Kapasitas memori Kecil Hingga 64KB atau lebih

Proses pembacaan Pemrosesan satu per satu Banyak barang per proses

Kondisi buruk

(debu,air)

Merusak label barcode,

pembaca error

Tidak berpengaruh

Kemudahan duplikasi Mudah Hampir mustahil

Kemampuan Read only Read and Write

Pada Tabel 2.1 RFID lebih reliable dalam proses pembacaan karena dalam

proses pembacaan bebas dengan segala kondisi. Dalam hal ini barang tidak perlu

membuat design box untuk tempat RFID agar dapat terbaca. RFID lebih tahan terhadap

kondisi seperti kotoran kimiawi debu dan lainnya dalam pembacaannya. Ukuran sangat

kecil ( untuk jenis pasif RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana.

2.2.1. TAG & Reader RFID

Reader RFID adalah device yang dibuat dari rangkaian elektronika tersusun

menjadi sel-sel. Beberapa sel menyimpan data read only, misalnya serial number yang

unik yang disimpan pada saat tag tersebut diproduksi. Sel lain pada RFID mungkin juga

dapat ditulis dan dibaca secara berulang. Kontak antara ID tag dengan readernya

dilakukan dengan pengiriman gelombang elektromagnetik.

Keunggulan utama RFID adalah pada aspek efisiensi dan kenyamanan dapat

diuraikan sebagai berikut:

• ID tag mampu diidentifikasi secara bersamaan, tanpa harus berada dalam

jarak dekat.

• ID tag mampu diidentifikasi menembus berbagai objek seperti kertas,

plastic dan kayu (wireless data capture) dalam jarak ± 30 Cm

Berdasarkan catu daya tag, RFID dapat digolongkan menjadi

Tag aktif: yaitu tag yang catu dayanya diperoleh dari baterai, sehingga akan

mengurangi daya yang diperlukan oleh pembaca RFID dan tag dapat

mengirimkan informasi dalam jarak yang lebih jauh.(Winda, 2009)

Kelemahan dari tipe tag ini adalah harga yang mahal dan ukuranny yang lebih

besar karena lebih komplek. Semakin banyak fungsi yang dapat dilakukan oleh

ID tag maka rangkaian akan semakin komplek dan ukuran akan semakin besar.

Tag pasif: yaitu tag yang catu daya diperoleh dari medan yang dihasilkan oleh

pembaca RFID rangkaianya lebih sederhana, harganya jauh lebih murah,

ukurannya lebih kecil, dan lebih ringan kelemahannya adalah tag hanya dapat

mengirimkan informasi dalam jarak yang dekat dan pembaca RFID harus

menyediakan daya tambahan untuk ID tag.(Winda 2009) Pada sistem RFID

biasanya tag atau atau transponder ditempelkan pada suatu object. Setiap tag

dapat membawa informasi yang unik, diantaranya, serial number, model, warna,

tempat perakitan, dan data lain. Pada sistem RFID tag atau transponder

ditempelkan pada suatu object.

2.2.2. Jenis-jenis Frekuensi Yang Digunakan RFID

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam RFID adalah frekuensi kerja dari

sistem RFID adalah frekuensi yang digunakan untuk komunikasi wireless antara reaer

RFID dengan ID tag. Ada beberapa band frekuensi yang digunakan untuk sistem RFID

pemilihan dari frekuensi kerja sistem sistem RFID akan mempengaruhi jarak

komunikasi, interferensi dengan frekuensi sistem radio lain, kecepatan komunikasi data

dan ukuran antenna untuk frekuensi yang rendah umumnya digunakan tag pasif

frekuensi kerjanya bekisar antara 13,56 MHz, dan untuk frekuensi tinggi digunakan tag

aktif frekuensi kerja dari tag pasif bekisar antara 125KHz-145KHz.

Pada frekuensi rendah, tag pasif tidak dapat mentransmisikan data dengan jarak

yang jauh dikarenakan keterbatasan daya yang diperoleh dari medan elektromagnetik,

akan tetapi komunikasi tetap dapat dilakukan tanpa kontak langsung hal yang perlu

mendapatkan perhatian adalah tag pasif tidak dihalangi oleh objek logam.

Pada frekuensi tinggi, jarak komunikasi antara tag aktif dengan RFID reader

dapat lebih jauh, tetapi masih terbatas oleh daya yang ada sinyal elektromagnetik pada

frekuensi tinggi juga mendapatkan pelemahan (atenuasi) ketika tag tertutupi oleh es atau

air. Pada kondisi terburuk, tag yang tertutup oleh logam tidak terdeteksi oleh pembaca

RFID seperti yang dikutip dari penelitian denagn judul analisa dan perancangan tracking

sistem dengan RFID pada pt. ekasari lorena ekspress.(Erwin, 2010)

2.2.3. Regulasi Dan Standarisasi RFID

Sampai saat ini belum ada lembaga atau badan dunia yang mengatur mengenai

penggunaan frekuensi pada RFID, setiap negara dapat membuat peraturan sendiri

mengenai hal ini. Badan-badan utama yang tugasnya member alokasi frekuensi untuk

RFID adalah sebagai berikut

• Amerika Serikat : Federal Communication Commission (FCC)

• Kanada : Department Of Communication (DOC)

• Eropa : ERO, CEPT dan ETSI

• Jepang : Ministry of Public Management, Home affairs, Post

and Telecommunication (MPHPT)

• China : Ministry of information industry

• Australia : Australian communication authority

• New zealand : Ministry of economic Development

Frekuensi rendah (125 – 134 KHz dan 140 – 148.5 KHz) dan frekuensi tinggi (

13.56 MHz) dari RFID tag dapat digunakan secara global tanpa lisensi. Frekuensi ultra

tinggi ( UHF 868 MHz – 928 MHz), tidak boleh digunakan secara global karena belum

ada standar global yang mengaturnya. Regulasi juga ada pada sisi kesehatan dan isu

lingkungan. Sebagai contoh, di eropa, regulasi dari waste electrical dan electronic

equipment menyatakan bahwa ID tag tidak boleh dibuang. Hal tersebut berarti bahwa

jika suatu kemasan kosong mau dibuang, maka ID tag-nya harus dilepas terlebih dahulu.

Berikut beberapa standar yang dibuat dan mengandung seputar teknologi RFID,

yaitu:

• ISO 10536

• ISO 14443

• ISO 15693

2.3. Mikrokontroler AVR

2.3.1. Penjelasan Mikrokontroler AVR

AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang beredar di pasaran saat ini.

AVR merupakan mikrokontroler Reduced Instruction Set Computer (RISC) yang

berbasiskan arsitektur harvad dimana program dan data disimpan secara terpisah. Alat-

alat yang berbasiskan arsitektur harvad menyimpan program pada memori yang

volatile. Hal tersebut sangat cocok untuk diterapkan pada embedded system (sistem

digital), karena memori yang menyimpan program terlindungi dari spike-spike tegangan

yang terjadi karena ketidakstabilan dan factor-faktor lingkungan yang mungkin saja

dapat merusak program yang tersimpan.

2.4. Liquid Crystal Display (LCD)

2.4.1. Penjelasan dan jenis-jenis LCD

Liquid Crystal Display (LCD) adalah suatu jenis media tampilan yang

menggunakan Kristal cair sebagai penampil utama. LCD terdiri dari lapisan-lapisan

cairan Kristal diantara dua pelat kaca. Film transparan yang dapat menghantarkan listrik

atau back plane, diletakan pada lembaran belakang kaca. Bagian transparan dari film

yang dapat menghantarkan arus listrik pada bagian luar dari karakter yang diinginkan

dilapiskan pada pelat bagian depan. Pada saat terdapat tegangan antara segmen dan back

plane, bagian yang berarus listrik ini mengubah transmisi cahaya melalui daerah

dibawah segmen film.

Gambar 2.2 LCD 16x2

2.5. Relay

Relay merupakan rangkaian yang bersifat elektronis sederhana dan tersusun oleh:

• Saklar.

• Medan electromagnet (kawat koil).

• Poros besi.

Cara kerja komponen ini dimulai pada saat mengalirnya arus listrik melalui koil, lalu

membuat medan magnet sekitarnya merubah posisi saklar sehingga menghasilkan arus

listrik yang lebih besar.

2.6. Pneumatic

Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara

yang dimanfaatkan untuk menghasilkan suatu kerja disebut dengan sistem pneumatic

dalam penerapannya, sistem pneumatic banyak digunakan sebagai sistem automasi.

Kelebihan dan kerugian sistem pneumatic pada table 2.3.

Ada beberapa kelebihan dalam penggunaan sistem pneumatic, sebagai berikut:

Tabel 2.3. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Sistem Pneumatic

Kelebihan Sistem Pneumatic Kekurangan Sistem Pneumatic

Fluida kerja mudah didapat dan

ditransfer.

Gangguan suara yang bising.

Dapat disimpan dengan baik. Gaya yang ditrasfer terbatas.

Penurunan tekanan relatif lebih kecil

dibandingkan dengan sistem hidrolik.

Dapat terjadi pengembunan.

Aman terhadap kebakaran.

Media control (udara) tak terbatas.

Cepat/responsive (dibandingkan

hidrolik).

Dapat bertahan lebih baik terhadap

keadaan-keadaan kerja tertentu.

Memiliki beberapa tekanan kerja

sesuai dengan kebutuhan pemakaian (1

sampai 15 bar).

2.7. Silinder pneumatic

Silinder pneumatic merupakan actuator yang memiliki pergerakan maju (Extend)

dan mundur (Retract) dengan bantuan angin. Actuator adalah bagian keluaran untuk

mengubah energy suplai menjadi energy kerja yang dimanfaatkan, sinyal keluaran

dikontrol oleh sistem control dan akuator bertanggung jawab pada sinyal control melalui

elemen control terakhir.

Jenis-jenis silinder yang digunakan yaitu:

� Silinder Kerja Tunggal (Cylinder Single Acting)

Konstruksi cylinder kerja tunggal adalah cylinder yang memiliki 1

buah saluran yang di gunakan untuk mendorong batang piston sehingga

cylinder bergerak maju, sedangkan untuk mengembalikan posisi

cylinder atau menggerakan cylinder untuk mundur menggunbakan gaya

pegas pengembali yang di lilitkan pada batang piston.

Gambar 2.2 Silinder Kerja Tunggal

� Silinder Kerja Ganda (Cylinder Double Acting)

Konstruksi silinder kerja ganda adalah sama dengan silinder kerja

tunggal, tetapi tidak mempunyai pegas pengembali. silinder kerja ganda

mempunyai dua saluran (saluran masukan dan saluran pembuangan).

cylinder terdiri dari tabung silinder dan penutupnya, piston dengan seal,

batang piston, bantalan, ring pengikis dan bagian penyambungan.

Keuntungan silinder kerja ganda dapat dibebani pada kedua arah

gerakan batang pistonnya. Ini memungkinkan pemasangannya lebih

fleksibel. Gaya yang diberikan pada batang piston gerakan keluar lebih

besar daripada gerakan masuk.

Gambar 2.5 Silinder Kerja Ganda

2.8. Katup Pneumatic

Katup pneumatic adalah perlengkapan pengontrol ataupun pengatur, baik untuk

mulai, berhenti pada arah aliran angin. Katup pneumatic dapat dikategorikan

berdasarkan kerjanya sebagai berikut yaitu:

� Katup tunggal (Single Valve)

Katup tunggal perlu dikendalikan oleh satu sinyal untuk berubah dari satu

kondisi ke kondisi lainnya. Tanpa adanya sinyal dari luar, pegas pada salah satu

sisinya akan memaksa katup bekerja pada kondisi normal. Kondisi kerja katup

baru akan berubah apabila aktuator yang berada pada sisi yang berlawanan

dengan pegas bekerja

Gambar 2.6 Simbol Single Valve

� Katup Ganda (Double Valve)

katup ganda perlu di kendalika oleh dua sinyal untuk merubah dari satu kondisi

dan mengembalikannya pada kondisi awal. Jika ada sinyal yang berasal dari

wilayah A maka katup akan bekerja untuk wilayah kerja A sedangkan jika

sinyal berasal dari wilayah B maka katup akan bekerja untuk wilayah B, jika

pada kondisi B katup tidak mendapatkan sinyal dari wilayah manapun maka

katup akan tetap berada di B.

Gambar 2.7 Simbol Double Valve

2.9. Motor AC

Sebuah motor AC digerakkan oleh sebuah arus bolak-balik (AC) dan terdiri dari

dua bagian dasar yaitu:

• Sebuah stator yang diam memiliki lilitan (koil) yang disuplai arus AC untuk

menghasilkan medan magnet berputar.

• Sebuah rotor di bagian dalam yang disambungkan ke poros keluaran yang

diberi torsi putar oleh medan magnet yang berputar.

Ada dua jenis motor AC, tergantung pada tipe rotor yang digunakan:

• Motor sinkron (serempak), yang berputar persis sesuai dengan frekuensi

yang disuplai atau sepersekian kali dari frekuansi suplainya. Medan magnet

pada rotor dihasilkan dari arus yang dilalukan melalui slip ring atau sebuat

magnet permanen.

• Motor induksi, yang berputar lebih lambat dari frekuensi yang disuplai.

Medan magnet pada rotor dari motor jenis ini dihasilkan dengan sebuah arus

induksi.

Gambar 2.8 Bagian Dalam Motor AC

Bila sumber listrik tiga phase ada, maka pada umumnya motor induksi

AC tiga phase digunakan, khusunya untuk motor bertenaga besar. Perbedaan

phase pada listrik tiga-phase memberikan medan elektromagnetik berputar pada

motor. Melalui induksti elektromagnetik, medan magnet berputar melalui bagian

dalam inti stator, kecepatan yang dihasilkan tergantung pada jumlah kutub stator

dan frekuensi sumbar daya. Rotor pada motor induksi berputar lebih lambat dari

kecepatan sinkron hal ini dikarenakan motor induksi memiliki nilai slip yang

membuat perbedaan antara kecepatan sinkron dan kecepatan kerja. Ada dua jenis

rotor yang digunakan pada motor induksi yaitu:

1. Rotor sangkar (squirrelcage rotor).

2. Rotor belitan (wound rotor).

2.9.1. Rotor Sangkar

Rotor sangkar atau squirrelcage rotor rotor yang terdiri dari penghantar

tembaga yang dipasangkan pada inti yang solid dengan tepi yang di hubungkan

seperti sangkar tupai, rotor jenis ini memiliki kecepatan yang konstan.

Rotor sangkar tersusun oleh sebuah ring pada ujung-ujung rotor, dengan

batang-batang penghubung ring sepanjang rotor. Biasanya coran alumunium atau

tembaga di antara lapisan besi dari rotor, dan biasanya hanya ring-ring ujungnya

yang nampak. Motor dengan efisiensi tinggi biasanya menggunakan tembaga cor

untuk mengurangi tahanan pada rotor. Dalam pengoperasian, motor sangkar

dapat dilihat sebagai sebuah transformer dengan sebuah putaran sekunder - bila

rotor tidak berputar serempak dengan medan magnet, arus rotor yang tinggi

diinduksinkan, arus rotor yang besar memagnetkan rotor dan berinteraksi dengan

medan magnet stator untuk membawa rotor pada keserempakan dengan medan

stator. Sebuah motor sangkar tanpa beban pada kecepatan serempak akan

mengkonsumsi daya listrik hanya untuk menjaga kecepatan rotor melawan

gesekan dan kehilangan tahanan. Saat beban mekanis meningkat menyebabkan

adanya beban elektrik dimana beban elektrik berhubungan erat dengan beban

mekanis. Hal mirip dengan sebuah transformer, di mana beban listrik primer

berhubungan dengan beban listrik sekunder.Untuk menjaga arus induksi pada

sangkar dari pembalikan ke supplai, sangkar biasanya dibuat dengan batang-

batang primer. Beberapa contoh penggunaan motor sangkar adalah pada mesin

cuci, mesin pencucu piring, kipas angin, dsb.

Gambar 2.9 Rotor Sangkar

2.9.2. Rotor Belitan

Rotor belitan banyak di gunakan untuk industri dalam skala besar, rotor ini di

perlukan jika diperlukan kecepatan bervariasi. Pada rotor belitan, rotor memiliki jumlah

kutub yang sama dengan stator dan belitannya dibut dari kawat, dihubungkan ke slip

rings pada poros. Sikat karbon menghubungkan slip ring ke sebuah kontroller eksternal

seperti sebuah resister variabel yang memungkinkan perubahan tingkat slip motor,

sehingga kecepatan motor pun akan berubah tanpa harus inverter speed control. Dengan

penambahan ring tahanan maka motor akan bergerak semakin lambat dan menaikkan

torsi start yang tinggi. (Anonym,2008).

2.10. Inverter Speed Control

Inverter merupakan suatu peralatan yang dapat digunakan untuk

mengkonversikan sumber daya 3 phasa to 1 phasa dengan frekuensi yang dapat

disesuaikan. Keuntungan pemakaian inverter adalah mempunyai beberapa pola untuk

hubungan tegangan dan frekuensi, mempunyai fasilitas penunjukan nilai frekuensi,

memiliki batas akselerasi dan deklarasi yag dapat diatur secara bebas, kompak serta

sistem lebih aman.

Gambar 2.10 Inverter Speed Control

2.11. Gear (Roda Gigi)

Roda gigi adalah roda silindris bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan

gerak dan daya dari sebuah poros berputar ke poros berputar yang lain. Gigi roda

penggerak terletak secara akurat antara gigi roda gigi yang digerakkan . Gigi penggerak

mendorong gigi yang digerakkan dengan gaya tegak lurus jari-jari roda gigi. Terdapat

keuntungan dan kerugian penggunaan penggerak roda gigi dibandingkan dengan

penggerak sabuk, tali dan rantai.

Keuntungan dari menggunakan roda gigi adalah :

1. Menstransmisi rasio kecepatan yang tepat.

2. Dapat digunakan untuk memindahkan daya yang besar.

3. Mempunyai efisiensi tinggi (power lost per gear set sekitar 0,5 %tergantung

faktor penyelesaian gigi dan pelumasan).

4. Layout yang kompak.

Kerugian dari menggunakan roda gigi adalah :

1. Manufaktur roda gigi membutuhkan peralatan dan perlengkapan khusus

2. Kesalahan pada pemotongan gigi dapat menyebabkan getaran dan noise

selama pengoperasian. (Yenny, 2010).

Roda gigi dibedakan menjadi beberapa jenis yang di gunakan berdasarkan

fungsinya:

1. Spur.

2. Internal gear.

3. Helical gear.

4. Double helical gear.

5. Bevel gear.

6. Roda gigi hypoid.

7. Crown gear.

8. Worm gear.

9. Roda gigi non-sirkular.

10. Pinion.

11. Elipstik.

2.12. Rantai

Rantai adalah elemen transmisi daya yang tersusun sebagai sebuah deretan

penghubung dengan sambungan pena, ini memungkinkan transmisi gaya tarik yang

besar dan fleksibel. Pemilihan untuk menggunakan rantai didasarkan pada beberapa

keuntungan dibandingkan dengan penggerak tali atau sabuk antara lain :

1. Tidak ada slip selama pergerakan rantai, sehingga diperoleh kecepatan rasio yang

sempurna.

2. Penggerak rantai dapat digunakan ketika jarak antar poros kecil.

3. Mempunyai efisiensi transmisi yang tinggi (>98%).

4. Memberikan pembebanan lebih kecil pada poros.

5. Mempunyai kemampuan pergerakan transmisi ke beberapa poros hanya dengan

satu rantai.

Kerugian dari menggunakan rantai adalah :

1. Ongkos produksi rantai relatif tinggi

2. Penggerak rantai membutuhkan pengikatan yang kuat dan perawatan yang hati-

hati

3. Mempunyai fluktuasi kecepatan khususnya ketika terlalu renggang selama

pengoperasian. (Yenny, 2010)

2.13 Belt Conveyor

Belt conveyor digunakan untuk menghantarkan material angkut. Material angkut

dikirimkan bersama dengan material lain yang tercampur selama proses pengiriman.

Material angkut memiliki karakteristik yang berbeda, sebagian diantaranya berbentuk

halus dan sebagian lainnya berbentuk kasar. Bentuk luar dari material tersebut memiliki

pengaruh yang besar dalam mendesain conveyor. Oleh sebab itu, awalnya sangat

dibutuhkan pemahaman dan pengertian tentang sifat-sifat asli dari material angkut yang

akan dikirim. Pengetahuan ini dapat membantu dalam mendesain conveyor yang tepat ,

ekonomis dan optimal dengan minimal masalah dalam pengoperasian. Beberapa

informasi penting tentang material angkut yang perlu diketahui dalam perhitungan

desain conveyor, antara lain :

a. Ukuran lump, grain dan powder.

b. Distribusi lump, grain, dan powder (%).

c. Densitas material angkut (berat volume) (t/m3).

d. Angle of repose (keadaan standstill material setelah penjatuhan).

e. Angle of surcharge (sudut ketika material pada keadaan istirahat selama

pergerakan conveyor).

f. Moisture content (%).

g. Temperature (°C).

h. Karakteristik khusus : kekerasan, debu, kelekatan, racun, bubuk,

kerapuhan.

i. Kondisi yang dibutuhkan selama diangkut.

j. Nama material yang dibawa.

2.14 Sensor

Sensor adalah transduser yang di gunakan untuk mengubah besaran mekanis,

magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Ada beberapa jenis

sensor yang banyak di gunakan dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

1. Sensor Cahaya.

2. Sensor Suhu.

3. Sensor capasitive.

4. Sensor Beban.

5. Sensor Inductive.

6. Sensor photoelectric

2.14.1. Photoelectric Proximity Sensor

Photoelectric proximity sensor adalah salah satu jenis sensor yang di gunakan

untuk mendeteksi ada atau tidaknya suatu obyek dengan menggunakan cahaya

inframerah sebagai pemancar dan photolistrik sebagai penerima. Jenis photoelectric

proximity semsor terdiri dari 3 buah fungsi yaitu:

1. Menentang langsung.

2. Retroflective

3. Menyebar (sensing).

Gambar 2.11 Photoelectric Proximity Sensor

2.15 Komunikasi Data Serial

Dalam komunikasi data serial, data yang di kirimkan akan berbentuk pulsa listrik

yang dialirkan seara continue yang di sebut bit. Data yang di kirimkan antar device

secara serial akan di kirimkan per satu bit (bit per bit), secara berurutan, dimana device

yang bertindak sebagai penerima pun akan menerima data tersebut sacara per bit.

Secara umum komunikasi data serial memiliki 3 buah metode pengiriman data

yaitu:

1. Simplex adalah data yang di kirimkan hanya dapat di lakukan satu arah.

2. Half duplex adalah data yang dikirimkan secara 2 arah, tetapi pengiriman

data harus di lakukan secara bergantian.

3. Full duplex adalah data yang dikirimkan di lakuakan secara 2 arah tanpa

harus bergantian dalam mengirim datanya.

Terdapat 2 metode dalam komunikasi data serial yaitu transmisi asinkronous dan

transmisi sinkronous.

2.15.1. Transmisi Asinkronous

Pada transmisi asikron pengiriman data memiliki start bit dan stop bit, pada

trsnsmisi ini setiap byte data akan di pecah menjadi karakter bit yang di indentifikasikan

sebagai bit awalan dan bit akhiran.

Pada trasmisi asinkron bit awalan dan bit akhiran tidak membawa data tetapi

hanya menunjukan bahwa data akan di kirim dan data sudah dikirim. Pada setiap byte

pengiriman data secara asikronous memiliki 10 bit dengan perincian bit sebagai berikut:

• 1 bit awalan.

• 1 bit akhiran.

• 7 bit data.

• 1 bit parity (berada di bit ke delapan).

Kecepatan trsnmisi data yang dinyatakan dalam baudrate. Pada komunikasi

Serial asinkronous terdapat 4 buah mode yang dapat di terapkan yaitu:

1. RS – 232

2. RS – 422

3. RS – 423

4. RS – 485

Tabel 2.12 Perbandingan Antar Mode Komunikasi Serial.

Keterangan RS - 232 RS – 422 RS - 432 RS - 485

Max. Jumlah Pengirim 1 1 1 32

Max. Jumlah Penerima 1 10 10 32

Jarak 15 M 1200 M 1200 M 1200 M

Contoh komunikasi data serial yang menggunakan transmisi asinkronous adalah

Universal Serial Bus (USB).

2.15.2. Transmisi Sinkronous

Pada transmisi sinkronous 2 buah device akan melakukan sinkronisasi clock

terlebih dahulu, clock pada penerima di jalankan secara countinue dan di lock agar

memiliki clock yang sama dengan yang di terima pengirim.

Pada transmisi sinkronous, data dikrim tanpa adanya gap sehingga memerlukan

buffering yang baik pada pengirim dan penerima, sehingga memerlukan biaya yang

lebih untuk penerapannya. Contoh penggunaan transmisi sinkronous adalah penggunaan

kabel Ethernet

Network Topology Point - to -

Point Multidrop Multidrop Multipoint

Kec. Pengiriman data max

(12 M) 20 Kbps 100 Kbps 10 Mbps 35 Mbps

Kec. Pengiriman data max

(1200 M) 1 Kbps 1 Kbps 100 Kbps 100 Kbps

Max slew rate 30 V/µs Adjustable n/a n/a

2.16 VB.NET

VB.NET merupakan peranti lunak yang digunakan untuk pengembangan yang

begarak diatas sistem .NET framework yang isinya sekumpulan class atau function

yang siap pakai.

• Beberapa keuntungan penggunaan VB.NET yaitu:

• Secara default lebih mudah untuk di gunakan

• Class sudah interoperable denagn bahasa lain berbasis .NET

2.17 Microsoft SQL Server

Microsoft SQL Server adalah sebuah Sistem Manajemen Basis Data

Relasional (RDBMS) produk Microsoft, Microsoft SQL Server dapat

berkomunikasi menggunakan protokol Tabular Data Stream (TDS), Microsoft

SQL Server juga mendukung Open Database Connectivity(ODBC), dan driver

JDBC yang digunakan khusus untuk bahasa pemrograman Java.

Beberapa keuntungan Microsoft SQL Server yaitu:

• SP.

Microsoft SQL Server memiliki layanan SP dimana Microsoft

SQL Server dapat melakukan pengirimana data secara bersamaan

sehingga mengurangi network traffic.

• Trigger.

Microsoft SQL Server memiliki layanan trigger dimana membuat

aplikasi yang sedang kami jalankan tidak terasa kalau program

usdha selesai di jalankan.

• Cursor.

Microsoft SQL Server memiliki layanan Cursor yaitu membuat

mapping record terhadap tabel yang sednag di proses

6