Upload
others
View
24
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jeruk Lemon (Citrus Limon)
2.1.1 Deskripsi Jeruk lemon
Jeruk lemon adalah tumbuhan berbunga anggota marga Citrus dari
suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk pohon dengan
buah yang berdaging dengan rasa asam yang segar, meskipun banyak di
antaranya yang memiliki rasa manis. Rasa asam berasal dari kandungan
asam sitrat yang memang terkandung pada semua anggotanya. Lemon
adalah salah satu dari 16 spesies yang berbeda dalam genus Citrus dari
keluarga tanaman Rutaceae. Citrus limon adalah spesies jeruk ketiga yang
paling penting setelah orange dan mandarin, dengan produksi total lebih
dari 4,4 juta ton selama musim 2001/2002 (Marwanto, 2014).
Perkembangan jeruk lemon di Indonesia sangat pesat menurut data
dari kementrian pertanian produksi buah jeruk lemon mencapai sampai 30
ton perbulan pada tahun 2016 di pulau jawa (Kementrian Pertania,2016)
2.1.2 Klasifikasi jeruk lemon
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak kelas : Rosidae
6
Ordo : Sapindales
Famili : Rutaceae
Marga : Citrus
Jenis : Citrus limon (L)
(Indriani et al, 2015)
2.1.3 Morfologi jeruk lemon
Buah lemon berbentuk seperti bola yang tertekan dengan panjang
5-8 cm, memiliki ketebalan kulit 0,5-0,7 cm dan memiliki bunga berwarna
merah muda, majemuk, tepi daun yang dapat dijumpai bergerigi.
Rantingnya tidak berduri dan tangkai daunnya selebar 1-1,5 mm. Buah
lemon yang baik berwarna kuning tua, padat dan berdaging tebal dengan
permukaan kulit mengkilap dan rata (Mulyanto, 2016).
http://www.saponiesaponi.it/wp-
content/uploads/2013/02/limoni-300x199.jpg
Gambar 2.1. Buah lemon
(Citrus limon)
7
2.1.4 Kandungan dan manfaat jeruk lemon
Lemon merupakan buah yang tersedia setiap tahun, namun
produksinya ketika musim semi dan musim panas. Lemon (citrus limon)
mengandung vitamin C yang tinggi, sumber serat dan mengandung
bioflavonoid yang beraktivitas sebagai antiiflamasi, antioksidan yang
membantu mencegah penyakit kanker (Ifora et al, 2016)
2.1.5 Kulit Jeruk Lemon
Kulit jeruk lemon memiliki kandungan flavonoid yang merupakan
antioksidan dan golongan fenol yang banyak ditemukan di dalam sayuran,
buah-buahan, kulit pohon, akar, bunga, dan teh. Flavonoid dapat
mencegah kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Kandungan
flavonoid dalam jeruk lemon adalah hesperidin, jeruk lemon yang masih
muda dan berwarna hijau mengandung banyak sekali hesperidin yang
diisolasi dari kulitnya. Pada jeruk yang sudah matang hesperidin dapat
ditemukan pada lapisan dalam kulit jeruk dan membran segmen,
sedangkan konsentrasi terendah dapat ditemukan pada vesikel jus dan biji
(Anshori et al,2017).
Kulit jeruk lemon juga memiliki kandungan d-limonene dan
vitamin C. D-limonene merupakan suatu flavoniod yang terkandung
didalam kulit jeruk lemon, menurut data Code of Federal Regulation as
denerally recognized as safe (GRAS) menyebutkan d-Limonene memiliki
toksisitas yang rendah sehingga aman dikonsumsi. (Jidong, 2007).
8
2.2 Hesperidin
Hesperidin merupakan flavonoid utama yang terkandung di dalam
buah jeruk, pada buah jeruk muda didapatakan kandungan hesperidin
mencapai >14% berat bersihnya. Hesperidin tersusun dari susunan
molekuler C18H34O15 dan berbentuk seperti jarum tipis panjang berwarna
kuning pucat, hesperidin tidak memiliki bau dan rasa yang khas.
Hesperidin merupakan suatu glikosida flavon terdiri dari hesperitin suatu
aglycone flavon dan rutinosa yang mudah karut dalam cairan alkali
(Haryanto et al, 2013).
Proses absorbsi hesperidin terjadi di distal usus halus dan usus
besar. Hesperidin dalam bentuk glikosida mengalami proses hidrolisis
oleh bakteri usus besar menjadi bentuk aglycone yaitu hesperitin, yang
kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah dala bentuk glukuronida dan
sulphoglukuronida (Kanaze et al, 2007).
2.3 Kolesterol
Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam yang di produksi
oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh. Kolesterol yang berlebihan dalam
darah akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan
otak. Darah mengandung kolesterol, dimana 80% kolesterol darah tersebut
diproduksi oleh tubuh sendiri dan hanya 20% yang berasal dari makanan.
Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL (High Density
Lipoprotein) dan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) (Malaeny, 2017).
9
2.4 Metabolisme lipoprotein
2.4.1 Jalur Eksogen
Dalam makanan, lipid yang terbanyak yaitu trigliserida serta
sejumlah kecil fosfolipid, kolesterol, dan ester kolesterol. Selain dari
makanan, kolesterol juga berasal dari hati. Lipid dalam usus yang berasal
dari makanan disebut lipid eksogen. Dalam lambung, lipid mengalami
emulsifikasi oleh empedu menjadi partikel lebih kecil sehingga enzim
pencernaan dapat bekerja. Trigliserida dihidrolisis di dalam usus oleh
lipase pankreas dan lipase usus menjadi asam lemak bebas dan
monogliserida. Bersama empedu, asam lemak bebas dan monogliserol
dalam bentuk miselus masuk ke brush border enterosit untuk diabsorbsi.
Empedu dilepas kembali untuk didaur ulang dalam proses pengangkutan.
Dalam enterosit, asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi
trigliserida, sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi
kolesterol ester keduanya bersama dengan fosfolipid dan apoprotein B-48
akan membentuk lipoprotein yang disebut kilomikron nascent.
Kilomikron diakumulasi di apparatus Golgi dan disekresi ke sisi lateral
enterosit, masuk ke saluran limf dan akhirnya melalui duktus torasikus
akan masuk ke dalam aliran darah. Kilomikron nascent memiliki apoB-
48, apoA-1, apoA-IV, dan mendapat apoC-II dan apoE dari HDL di
kelenjar limf dan darah. Trigliserida dalam kilomikron akan di hidrolisis
oleh enzim lipoprotein lipase (LPL, diaktifkan oleh apoC-II) yang berasal
dari endotel kapiler di jaringan adiposa, jantung, serta otot rangka, dan
melepaskan asam lemak bebas (free fatty acid, FFA). Asam lemak bebas
10
yang dilepaskan diambil oleh miosit dan adiposit, dioksidasi untuk
menghasilkan energi atau diesterifikasi dan disimpan sebagai trigliserida
dalam jaringan adi-posa. Bila asam lemak bebas terdapat dalam jumlah
besar, sebagian akan diambil oleh hati menjadi bahan pembentuk
trigliserida. Kilomikron yang kehilangan sebagian besar trigliserida akan
menjadi kilomikron remnan yang mengandung kolesterol ester dan akan
dibawa menuju hati dengan melalui ligan apo-E.
Remnan kilomikron kaya akan kolesterol ester, dan merupakan
komponen lipid utama pada lesi aterosklerosis, yang dapat masuk ke
subendotel dan selanjutnya difagositosis oleh makrofag. Remnan
kilomikron dibersihkan dari plasma oleh reseptor lipoprotein dan
akhirnya diambil dan didegradasi oleh hepatosit. Pembersihan plasma
termasuk sekuestrasi dalam celah Disse oleh heparan sulfat proteo-
glikan, keterlibatan lipoprotein lipase dalam proses lebih lanjut dan
mengikat sel permukaan, dan internalisasi yang dimediasi oleh heparan
sulfat proteoglikan. (Jim, 2013).
2.4.2 Jalur Endogen
Deposit lipid dalam hepatosit dimetabolisme menjadi trigliserida
dan kolesterol ester. Packaging trigliserida hati dengan komponen lain
VLDL nascent dimediasi o-leh enzim microsomal triglyceride transfer
protein (MTP). Trigliserida dan fosfolipid yang digunakan untuk
pembentukan VLDL disintesis dalam retikulum endoplasma, selanjutnya
masuk ke aparatus Golgi, menyatu dengan permukaan lumen hepato-sit,
11
melepaskan VLDL ke celah Disse, dan masuk ke kapiler jaringan adiposa
dan otot sebagai lipoprotein VLDL nascent dengan apoB-100.
Lipoprotein VLDL terdiri dari 85-90% lipid (55% trigliserida, 20%
kolesterol, 15% fosfolipid) dan 10-15% protein. Apoprotein apoB-100
merupakan bentuk hepatik dari apoB. Selain itu, VLDL juga berisi
apoE dan apoCs yang didapat dari HDL dalam sirkulasi. Trigliserida
VLDL akan dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) dan hepatic
lipase (HL) menjadi asam lemak bebas. Lipoprotein VLDL dikonversi ke
IDL yang hanya mengandung apoB dan apoE. Lipoprotein IDL dapat
diambil oleh reseptor LDL (LRP, low density lipoprotein receptor-
related proteins) di hati. Lipoprotein IDL dengan apoE normal
dihidrolisis oleh LPL dan HL menjadi LDL. Lipoprotein LDL
merupakan lipo-protein yang paling banyak mengandung kolesterol dan
merupakan produk akhir dari hidrolisis VLDL yang dimediasi lipase.
Sekitar 70% kolesterol plasma total terda-pat di dalam LDL. Lipoprotein
LDL terdiri dari 75% lipid (35% kolesterol ester, 10% kolesterol bebas,
10% trigliserida, 20% fosfolipid) dan 25% protein. Sebagian kolesterol
LDL akan dibawa ke hati dan jaringan steroidogenik lainnya seperti
kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai reseptor
kolesterol-LDL, dimediasi oleh apoB-100. Lipoprotein LDL didegradasi
di hepatosit dan akan melepaskan kolesterol yang digunakan untuk
biosintesis VLDL dan sintesis membran atau menjadi prekursor
biosintesis asam empedu. Asam empedu dan kolesterol bebas dibawa ke
kantong empedu. Sebagian kecil kolesterol-LDL masuk ke subendotel,
12
mengalami oksidasi, ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SR-A) makro-
fag, dan difagositosis oleh makrofag yang akan menjadi sel busa (foam
cell). Makin banyak kadar kolesterol-LDL dalam plas-ma, maka makin
banyak yang akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh makrofag.
Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari kadar kolesterol
yang terkandung dalam LDL. (Jim, 2013)
.
Gambar 2.2. Jalur metabolisme kolesterol melalui 2 jalur yang
berbeda yaitu Jalur Eksogen dan jalur endogen. Jalur eksogen
menyerap lemak bebas di dalam tubuh dalam bentuk kilomikron
renmant ke dalam hepar dan di ubah menjadi bentuk VLDL,
sedangkan jalur endogen VLDL dikonversiakn menjadi IDL dan
LDL kemudian mentransportkannya ke reseptor-reseptor yang
terdapat di dalam sel.(Jim,2013)
13
2.5 Hiperkolesterol
Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolisme yang
terjadi secara primer atau sekunder akibat berbagai penyakit yang dapat
berkontribusi terhadap berbagai jenis penyakit, khususnya penyakit
kardiovaskuler. Hiperkolesterolemia berhubungan erat dengan
hiperlipidemia dan hiperlipoproteinemia. Hiperkolesterolemia dapat terjadi
akibat kelainan kadar lipoprotein dalam darah yang dalam jangka panjang
mempercepat kejadian arteriosklerosis dan hipertensi yang bermanifestasi
dalam berbagai penyakit kardiovaskuler ( Bantas et all, 2012)
2.6 Patogenesis hiperkolestrol
Hiperkolesterolemia adalah keadaan peningkatan kadar kolesterol
total (>240mg/dL) dan kadar kolesterol LDL saat puasa (Rader DJ et all,
2012), hiperkolesterolemia dapat dibedakan menjadi 3 derajat yaitu
hiperkolesterolemia ringan (kadar kolesterrol LDL 130-159 mg/dL),
sedang (160-219 mg/dL) dan berat (>220 mg/dL).
Faktor yang mempengaruhi hiperkolesterol yaitu:
a) Asupan lemak jenuh dan kolesterol yang tinggi
Terdapat 3 jenis asam lemak jenuh yang memiliki sifat
hiperkolesterolemik yaitu asam larutan (C12:0) yang banyak
terdapat pada makanan yang berasal dari hewan, asam miristat
(C14:0) terutama pada lemak mentega, minyak kelapa, minyak
kelapa sawit dan asam palmitat (C16:0) yang juga bisa di temukan
pada minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Mengkonsumsi
14
makanan yang mengandung tinggi kolesterol memiliki hubungan
positif dengan meningkatnya kadar kolesterol total dan kadar kol-
LDL. (Gropher SS et all, 2009; Krummel DA 2008; Modern
Nutrition in Health and Diseas 2006).
b) Penuaan
Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi penurunan ambilan
partikel LDL dari sirkulasi akibat penurunan efisiensi kerja
reseptor LDL. (Modern Nutrition in Health and Diseas, 2006)
c) Obesitas
Obesitas dapat menyebabkan hiperkolesterolemia, dikarenakan
adanya sintesis very low density lipoprotein (VLDL) di hepar.
(Modern Nutrition in Health and Diseas, 2006)
d) Faktor genetik
Faktor genetik dapat mempengaruhi kadar kol-LDLD plasma
melalui pengaturan sintesis apo B-100, partikel LDL, reseptor LDL
dan ambilan partikel LDL oelh hepar. (Modern Nutrition in Health
and Diseas, 2006)
e) Hormon esterogen
Hormon esterogen berperan dalam menstimulasi sintesisi reseptor
LDL, penurunan kadar esterogen serigkali menyebabkan
peningkatan kadar kol-LDL pada masa pascamenopause. (Modern
Nutrition in Health and Diseas, 2006)
15
2.7 Minyak Goreng deep frying
Pada umumnya masyarakat Indonesia menyukai makanan goregan
terutama yang proses penggorengannya secara deep frying, makanan
yang digoreng dengan cara deep frying akan terasa renyah dan gurih.
Proses deep frying adalah metode penggorengan yang menggunakan
minyak goreng dalam jumlag besar disertai proses pemanasan berulang
dengan suhu tinggi. (Raharjo et al, 2015)
Penggunaan minyak goreng berulang-ulang dengan pemanasan
tinggi beserta kontak oksigen akan mangakibatkan minyak mengalami
kenaikan asam lemak bebas. Peningkatan asam lemak bebas dalam tubuh
akan mengakibatkan peningkatan inflamation systemic yang ditandai
dengan munculnya interleukin-6 dan protein C-reaktif yang berdampak
pada gagal jantung dan kematian. Selain meningkatkan asam lemak
bebas, pemanasan berulang juga dapat meningkatkan asam lemak trans
yang dapat mengakibatkan peningkatan kolesterol LDL, menurunkan
kolesterol HDL dan meningkatkan rasio total kolesterol. (Ilmi et al,
2015)
2.7.1 Minyak deep frying terhadap hiperkolesterol
Minyak jelantah yang diperoleh dari proses penggorengan dengan
cara deep frying yaitu menggoreng dengan minyak dalam jumlah banyak
secara berulang-ulang dan dengan suhu yang tinggi akan mempercepat
terjadinya destruksi minyak yang mengakibatkan terjadi perubahan
struktur kimia asam lemak tidak jenuh menjadi asam lemak jenuh trans.
16
Kondisi tersebut dapat meningkatkan kadar trigliserida, kadar LDL,
kadar total kolesterol serta menurunkan kadar HDL serum.
Meningkatnya kadar asam lemak jenuh trans (Trans-saturated fatty
acids) pada minyak jelantah dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
kadar kolesterol total serum. Asam lemak jenuh trans dapat
menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas enzim acyl-CoA:cholesterol
acyltransferase (ACAT) di hepar sehingga terjadi penurunan proses
esterifikasi dari kolesterol bebas menjadi ester-kolesteril yang dapat
meningkatan akumulasi kolesterol bebas dan pada akhirnya
meningkatkan kadar kolesterol total dalam serum (Raharjo et al, 2015).
2.8 Mekanisme hesperidin sebagai antihiperkolesterol
Hesperidin memiliki efek antihiperkolesterolemia, dengan jalan
menurunkan kadar koleserol dalam darah sama seperti obat statin yang
menghambat enzim HMGCoA reduktase. Dimana enzim HMGCoA
reduktase berperan dalam mengkatalis HMGCoA menjadi mevalonat yang
hasil akhirnya akan menjadi kolesterol. (Mayes & Botham,2012;Haryanto
et al, 2013)
Hesperidin juga mempunyai efek meningkatkan transkripsi gen
reseptor LDL. Pada kondisi hiperkolesterolemia dimana terdapat
peningkatan kolesterol dalam darah, hiperkolesterol akan menurunkan
transkripsi gen reseptor LDL yang diikuti dengan penurunan ambilan
partikel LDL oleh sel. (Lagor dan Millar, 2010)
17
Hiperkolesterolemia yang disebabkan oleh induksi minyak goreng
deep frying menyebabkan terjadinya penurunan aktivitas enzim acyl-
CoA:cholesterol acyltransferase (ACAT) di hepar sehingga terjadi
penurunan proses esterifikasi dari kolesterol bebas menjadi ester-kolesteril
sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol bebas (Raharjo et al, 2015).
Hesperidin berperan meningkatkan aktivitas enzim acyl-CoA:cholesterol
acyltransferase (ACAT) sehingga kolesterol bebas di dalam darah menjadi
ester-koliesteril dan dapat masuk kedalam hepar untuk disintesis
(Haryanto et al, 2013).