21
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum triangulare) 2.1.1. Taksonomi Divisi : Magnoliophyta Class : Magnoliopsida Sub-Class : Caryophyllidae Ordo : Caryophyllales Famili : Portulacaceae Genus : Talinum Spesies : Talinum triangulare (Jacq.) Willd. (Steenis, 2008) (Andarwulan et al, 2012) Gambar 2.1. Daun Ginseng Jawa 2.1.2. Morfologi Ginseng jawa ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat, kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropis. Di Jawa tumbuh pada ketinggian 5 - 1.250 m dpl. Ada tahunan,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum triangulare)

2.1.1. Taksonomi

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Sub-Class : Caryophyllidae

Ordo : Caryophyllales

Famili : Portulacaceae

Genus : Talinum

Spesies : Talinum triangulare (Jacq.) Willd. (Steenis, 2008)

(Andarwulan et al, 2012)

Gambar 2.1. Daun Ginseng Jawa

2.1.2. Morfologi

Ginseng jawa ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman obat,

kadang ditemukan tumbuh liar. Tumbuhan ini berasal dari Amerika

tropis. Di Jawa tumbuh pada ketinggian 5 - 1.250 m dpl. Ada tahunan,

Page 2: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

6

tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang di bagian bawah dan

pangkalnya mengeras. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai

pendek, bundar telur sungsang, tepi rata, ujung dan pangkal runcing,

panjang 3 - 10 cm, lebar 1,5 - 5 cm. Perbungaan majemuk dalam malai

di ujung tangkai, berbentuk anak payung menggarpu yang mekar di sore

hari, warnanya merah ungu. Buahnya buah kotak, diameter 3 mm, bijinya

kecil, hitatn, bulat gepeng (Andarwulan et al., 2012).

2.1.3. Kandungan

Ginseng jawa (Talinum triangulare) merupakan salah satu

tumbuhan berkhasiat obat. Daun ini mengandung senyawa flavonoid,

alkaloid, saponin, dan tannin (Andarwulan et al, 2010). Jenis flavonoid

juga diketahui dalam penelitian terdahulu oleh Andarwulan (2012) yaitu

quersetin, kaempferol, antosianin, asam klorogenat, asam kafeat dan

asam ferulat. Daun ginseng jawa (Talinum triangulare) mengandung

flavonoid yang 90% adalah kaempferol (Aja et al., 2010). Kaempferol

diketahui memiliki beberapa aktivitas farmakologis, seperti antioksidan,

antimikroba, anti inflamasi, anti-kanker, neuroprotective, antidiabetik,

analgesic, dan anti alergi (Calderón-Montaño, 2011). Beberapa hasil dari

penelitian terdahulu menunjukkan bahwa konsumsi makanan kaya

kaempferol menurunkan resiko beberapa penyakit termasuk penyakit

kardiovaskuler (Suchal et al., 2016). Alkaloid mempunyai efek dalam

bidang kesehatan berupa pemicu sistem saraf, menaikkan tekanan darah

(He et al, 2016). Saponin dapat mengurangi resiko hiperkolesterolemia

karena kemampuannya dalam mengikat kolesterol (Song et al., 2016).

Page 3: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

7

Tabel 2.1. Kandungan Fitokimia Daun Ginseng Jawa

Nama Fitokimia Kering (mg/100 mg) Basah (mg/100 mg)

Flavonoid 69,8 ± 4,42 58,33 ± 9,00

Alkaloid 55,56 ± 5,00 13,89 ± 5,00

Saponin 1,48 ± 0,20 1,37 ± 0,60

Tannin 1,44 ± 0,73 1,09 ± 0,26

(Aja et al., 2010).

Tabel 2.2. Kandungan Antioksidan Daun Ginseng Jawa

Komponen zat Kandungan per 100 gr

Total Fenol 64,64 mg

Quersetin 0,41 mg

Kaemferol 3,52 mg

Antosianin 0,22 mg

Asam Klorogenat 0,38 mg

Asam Kafeat 0,41 mg

Asam Ferulat 0,09 mg

(Andarwulan et al., 2012)

Kandungan total fenol dalam daun ginseng jawa adalah 64,64 mg dengan

kaemferol sebagai fenol paling dominan dengan kadar 3,52 mg

(Andarwulan et al, 2012).

2.2. Antioksidan

Antioksidan adalah senyawa pemberi elektron (electron donor) atau

reduktan. Antioksidan dapat didefinisikan sebagai suatu zat yang dapat

menghambat atau memperlambat proses oksidasi. Oksidasi adalah jenis reaksi

kimia yang melibatkan pengikatan oksigen, pelepasan hidrogen atau pelepasan

electron. Proses oksidasi adalah peristiwa alami yang terjadi di alam dan dapat

terjadi dimana-mana, tak terkecuali di dalam tubuh kita. Dalam pengertian

kimia, antioksidan adalah senyawa-senyawa pemberi electron, tetapi dalam arti

biologis pengertian antioksidan lebih luas lagi, bersifat lipofilik, sehingga dapat

berperan pada membrane sel untuk mencegah peroksidase lipid (Suwandi,

2012).

2.2.1 Flavonoid

Flavonoid merupakan salah satu jenis komponen yang terkandung

dalam tanaman, dan dapat ditemukan pada semua tanaman vaskuler.

Page 4: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

8

Flavonoid adalah komponen yang mempunyai berat molekul rendah, dan

pada dasarnya merupakan phenylbenzopyrones (phenylchromones)

dengan berbagai variasi pada struktur dasarnya, yaitu tiga cincin utama

yang saling melekat. Struktur dasar ini terdiri dari dua cincin benzene (A

dan B) yang dihubungkan melalui cincin heterosiklik piran atau piron

(dengan ikatan ganda) yang disebut cincin “C” dan struktur dasar

flavonoid adalah rangkaian cincin karbon C6C3C6 (Park, 2016).

(Park, 2016)

Gambar 2.2. Struktur kimia flavonoid.

Senyawa-senyawa flavonoid adalah senyawa-senyawa polifenol

yang mempunyai 15 atom karbon, terdiri dari dua cincin benzene yang

dihubungkan menjadi satu oleh rantai linier yang terdiri dari tiga atom

karbon. Senyawa-senyawa flavonoida adalah senyawa 1,3 diaril propana,

senyawa isoflavonoida adalah 1,1 diaril propana. Istilah flavonoida

deiberikan pada suatu golongan besar senyawa yang berasal dari

kelompok senyawa yang paling umum, yaitu senyawa flavon; suatu

jembatan oksigen terdapat diantara cincin A dalam kedudukan orto, dan

atom karbon benzil yang terletak disebelah cincin B. Senyawa

heterosiklik ini, pada tingkat oksidasi yang berbeda terdapat dalam

Page 5: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

9

kebanyakan tumbuhan. Flavon adalah bentuk yang mempunyai cincin C

dengan tingkat oksidasi paling rendah dan dianggap sebagai struktur

induk dalam nomenklatur kelompok senyawa-senyawa ini (Hutauruk,

2010). Flavonoid termasuk senyawa fenolik alam yang potensial sebagai

antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat. Senyawa-senyawa

ini dapat ditemukan pada batang, daun, bunga dan buah (Csepregi et al,

2013).

2.2.2. Saponin

Saponin adalah fitokimia, terutama ditemukan di tanaman, yang

menunjukkan karakteristik berbusa dan terdiri dari polisiklik aglycone

melekat satu atau lebih rantai samping gula. Bagian dari aglycone, yang

juga disebut sapogenin, berupa steroid (C27) atau triterpen (C30).

Kemampuan berbusa saponin disebabkan oleh kombinasi dari hidrofobik

(larut dalam lemak) sapogenin dan hidrofilik (larut dalam air) bagian

gula. Saponin secara khas memiliki rasa pahit dan beberapa diketahui

menjadi racun (Majinda, 2012).

Jumlah rantai sakarida melekat pada sapogenins (aglycone) dapat

bervariasi seperti dapat panjang setiap rantai. Sakarida yang rantai

panjang, sejauh ini, bervariasi dari 1 sampai 11 residu gula, dengan

nomor 2-5 yang paling sering ditemui dengan kedua linear dan rantai

bercabang. Semua saponin memiliki penempelan setidaknya satu rantai

gula aglycone dan dapat digambarkan sebagai mono, di, atau

tridesmosidic tergantung pada jumlah rantai sakarida yang melekat

aglycone tersebut. Pada rantai tunggal, biasanya melekat pada C-3 dari

Page 6: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

10

aglycone, sehingga didapatkanmonodesmosidic saponin, sementara dua

rantai gula, sering melekat melalui linkage eter pada C-3, dan satu

melalui ester linkage (asil glikosida) di C-28 (triterpen saponin) atau

linkage eter pada C-26 (furostanol saponin). Saponin Tridesmosidic

memiliki tiga rantai gula dan biasanya jarang terjadi, meskipun jumlah

ini baru-baru ini dilaporkan dalam, antara lain, astragalus spesies

(Fabaceae), Chenopodium quinoa (Amaranthaceae) dan Solidago virga-

aurea (Compositae) (Majinda, 2012).

2.3. Profil Lipid

Lipid adalah setiap kelompok heterogen lemak dan substansi serupa

lemak, termasuk asam lemak, lemak netral, lilin, dan steroid, yang bersifat larut

dalam air dan larut dalam pelarut nonpolar. Lipid, yang mudah disimpan dalam

tubuh, berfungsi sebagai sumber bahan bakar, merupakan bahan yang

terpenting dalam struktur sel dan mempunyai fungsi biologik yang lain

(Dorland, 2012).

Di samping asam lemak bebas, ada empat kelompok utama lipoprotein

yang telah diidentifikasi; keempat kelompok lipoprotein ini mempunyai makna

yang penting secara fisiologis dan untuk diagnosis klinis. Keempat kelompok

ini adalah (1) kilomikron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus;

(2) lipoprotein dengan densitas yang sangat rendah atau very low density

lipoprotein (VLDL atau pre-β-lipoprotein) yang berasal dari hati untuk

mengeluarkan triasilgliserol; (3) lipoprotein dengan densitas rendah atau low

density lipoprotein (LDL atau β-lipoprotein) yang memperlihatkan tahap akhir

di dalam katabolisme VLDL; dan (4) lipoprotein dengan densitas tinggi atau

Page 7: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

11

high density lipoprotein (HDL atau α-lipoprotein) yang terlibat dalam

metabolisme VLDL dan kilomikron serta pengangkutan kolesterol.

Triasilgliserol merupakan unsur lipid yang dominan pada kilomikron dan

VLDL, sedangkan kolesterol dan fosfolipid masing-masing dominan pada

LDL dan HDL (Murray, 2014).

Perubahan patologis kadar keempat lipoprotein tersebut menyebabkan

dislipidemia. Dislipidemia merupakan kelainan metabolisme lipid yang

ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.

Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total

(≥240mg/dl), kolesterol LDL (≥160mg/dl), kenaikan kadar trigliserida

(≥200mg/dl) serta penurunan kadar HDL (<40mg/dl). Klasifikasi rentang

fraksi lipid dapat dilihat pada tabel 2 (Jacobson, 2014).

2.3.1. Jenis Lipid

2.3.1.1. Kolesterol Total

Kolesterol total adalah alkohol steroid yang strukturnya

mempunyai inti siklo-pentano-perhidro-fenanten. Dalam tubuh

manusia, sterol ini merupakan kunci yang memperantai

berbagai biosintesis sterol antara lain asam empedu, hormon

adrenokortikal. Dalam tubuh manusia kolesterol terdapat dalam

bentuk tidak teresterifikasi dan dalam bentuk kolesterol ester.

Dalam keadaan normal dua pertiga kolesterol total plasma

terdapat dalam bentuk ester. Sekitar 60-75% kolesterol di

angkut oleh LDL dan dalam jumlah lebih sedikit tetapi sangat

bermakna (15-25%) diangkut oleh HDL (Hall, 2012).

Page 8: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

12

2.3.1.2. High Density Lipoprotein (HDL)

HDL terbentuk dari protein dan lipid. Apolipoprotein A-1

(Apo A-1) merupakan komponen utama yang menentukan

bentuk HDL. Kemudian HDL disekresi oleh hepatosit sebagai

lipoprotein small cholesterol yang mengandung apoprotein

A,C, dan E. Lalu komponen permukaan remnant kilomikron dan

VLDL dalam plasma dipindahkan ke HDL selama proses

lipolisis. HDL membawa kelebihan kolesterol dari sel perifer ke

hati, melindungi LDL oksidasi, menghambat ekspresi molekul

adhesi dalam sel endotel, mencegah pergerakan monosit ke arah

dinding pembuluh darah (Hall, 2012).

2.3.1.3. Low Density Lipoprotein (LDL)

Partikel LDL adalah produk akhir dari cascade VLDL-

IDL(Intermediate Density Lipoprotein) -LDL. LDL adalah

kolesterol utama berhubungan dengan lipoprotein plasma dan

setiap partikel LDL ini mengandung molekul Apo-B. Partikel

LDL berperan utama dalam proses terjadinya aterosklerosis.

Reseptor LDL yang ada di dalam hati akan mengikat LDL yang

berasal dari sirkulasi. Terikatnya LDL oleh reseptor LDL ini

penting dalam hal pengkontrolan kolesterol darah, di samping

itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak LDL.

Melalui jalur ini (scavenger pathway), molekul LDL dioksidasi,

sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah

(Hall, 2012).

Page 9: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

13

2.3.1.4. Trigliserida

Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang

terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Dari

sudut ilmu kimia, trigliserida merupakan substansi yang terdiri

dari gliserol yang mengikat gugus asam lemak. Trigliserida

berfungsi sebagai sumber dan cadangan energi utama dalam

tubuh dan disimpan dalam jaringan adiposa. Dalam keadaan

normal, simpanan trigliserida cukup untuk memenuhi

kebutuhan energi selama dua bulan (Sherwood, 2010).

2.4. Metabolisme Lipid

Lipid darah diangkut dengan 2 cara yaitu jalur eksogen dan endogen:

1. Jalur Eksogen: Trigliserida dan kolesterol yang berasal dari makanan dalam

usus berbentuk kilomikron, akan diangkut dalam saluran limfe melalui

duktus thorasikus menuju ke darah. Trigliserid dalam kilomikron

mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase pada permukaan sel endotel

membentuk asam lemak dan kilomikron remnan. Kolesterol juga dapat

disintesis dari asetat dibawah pengaruh enzim HMG Co A reduktase yang

menjadi aktif jika terdapat kekurangan kolestrol endogen. Asupan kolesterol

dari darah juga diatur oleh jumlah reseptor LDL yang terdapat pada

permukaan sel hati (Murray, 2014).

2. Jalur Endogen

Trigliserid dan kolesterol yang disintesis oleh hati diangkut secara

endogen dalam bentuk VLDL kaya trigliserid dan mengalami hidrolisis

dalam sirkulasi oleh lipoprotein lipase yang juga menghidrolisis

Page 10: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

14

kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil yaitu IDL dan

LDL. LDL mengalami katabolisme melalui reseptor LDL yang terdapat

pada permukaaan sel hati dan jalur non reseptor. Jalur katabolisme

reseptor dapat ditekan oleh produksi kolesterol endogen.

Kenaikan kadar kolesterol kira-kira 25 mg/dl yang juga tergantung

umur. Di Amerika, rata-rata kenaikan 18 kg berat badan pada usia 25-50

tahun, kenaikan berat badan ini diikuti dengan kadar kolesterol yang

meningkat.

(Sudoyo, 2014)

Gambar 2.3. Jalur Eksogen dan Endogen

Pada jalur eksogen, kolesterol diambil dari makanan yang masuk ke

saluran cerna untuk selanjutnya diubah ke dalam bentuk kilomikron dan

diangkut ke hepar. Sedangkan jalur endogen, kolesterol yang sudah

disintesis di hepar akan dihidrolisis oleh lipoprotein lipase menjadi IDL

dan LDL (Sudoyo, 2014).

Page 11: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

15

3. Lipogenesis

Lipogenesis adalah pembentukan lemak (perubahan dari bahan

makanan bukan lemak menjadi lemak tubuh). Proses lipogenesis berkenaan

dengan konversi glukosa dan zat antara (piruvat, laktat, dan asetil-KoA)

menjadi lemak, merupakan fase anabolik. Status gizi organisme dan

jaringan adalah faktor utama yang mengendalikan lipogenesis. Sintesis

asam lemak rantai panjang dikendalikan oleh modifikasi alosterik, kovalen

enzim, perubahan perubahan dalam kecepatan sistesis dan degradasi enzim.

Reaksi yang membatasi kecepatan dalam lipogenik adalah langkah asetil-

KoA karboksilase. Molekul asetil-KoA berantai panjang menghambat

asetil-KoA karboksilase dengan bersaing dengan aktivator sitrat (Murray,

2014).

(Murray, 2014).

Gambar 2.4. Skema Lipogenesis.

Pembentukan lipid ini berasal dari konversi glukosa dan zat

perantara (piruvat, laktat dan asetil-KoA) dan berlangsung di matriks

mitokondria. Hasil akhir dari proses ini yaitu terbentuknya asam

lemak (fatty acids).

Page 12: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

16

4. Lipolisis

Lipolisis adalah dekomposisi atau pemecahan lemak. Karbohidrat

dikonversi menjadi trigliserol sebelum dipakai sebagai energi. Trigliserid

lipoprotein dalam kilomikron atau VLDL tidak dapat diambil oleh jaringan

tetapi harus lebih dahulu mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase untuk

membentuk asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak yang dibebaskan

diambil oleh jaringan menjadi asetil-KoA dan re-esterifikasi dengan gliserol

menjadi trigliserid. Keseimbangan dalam aktifitas lipolisis dan esterifikasi

menentukan kecepatan pelepasan asam lemak bebas. Lipolisis dipengaruhi

oleh faktor-faktor lipotropik (metionin,kolin,betain) dan bila terjadi

defisiensi menyebabkan trigliserid menumpuk cenderung terbentuknya

fatty liver (Murray, 2014).

(Murray, 2014).

Gambar 2.5. Skema Lipolisis

Pemecahan lemak atau lipolisis ini melibatkan pemecahan asam lemak menjadi

asetil-KoA dan re-esterifikasi dengan gliserol menjadi trigliserid. Dari proses ini

juga akan didapatkan reaksi samping kolesterolo-genesis, steroid-genesis dan

ketogenesis (Murray, 2014).

Page 13: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

17

2.5. Hiperkolesterolemia

2.5.1. Definisi

Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana meningkatnya

konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi nilai normal (Hall,

2012). Hiperkolesterolemia didefinisikan sebagai kadar kolesterol

plasma yang melebihi ambang batas normal. Kadar kolesterol total

yang normal dalam plasma orang dewasa adalah sebesar 120 sampai

200 mg/dl. Keadaan hiperkolesterolemia terjadi bila konsentrasi

kolesterol total ≥ 240 mg/dl, LDL ≥ 160 mg/dl, dan trigliserida ≥ 150

mg/dl (Jellinger et al., 2012).

Hiperkolesterolemia dapat merupakan hiperkolesterol familial

atau dapat disebabkan karena konsumsi kolesterol tinggi. Menurut

Prawitasari dkk. (2011), hiperkolesterolemia familial (HF) merupakan

kelainan genetik tersering penyebab terjadinya aterosklerosis.

Hiperkolesterol terutama fraksi LDL, adalah faktor terpenting

terbentuknya aterosklerosis (Rao et al., 2015).

2.5.2. Patofisiologi

Kolesterol adalah sterol terbanyak yang ada di dalam tubuh,

bentuknya dapat sebagai kolesterol bebas ataupun terikat pada asam

lemak sebagai kolesterilester. Umumnya kolesterol dalam darah dan

limfe terlihat sebagai kolesterilester sedangkan dalam sel-sel darah otot,

hepar, dan jaringan lain dalam bentuk bebas. Struktur kimia dasar dari

kolesterol adalah berupa steroid. Senyawa kolesterol ini disintesis

dalam banyak jaringan dari asetil-KoA dan akhirnya dikeluarkan dari

Page 14: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

18

tubuh melalui empedu sebagai garam kolesterol atau empedu (Jellinger

et al., 2012).

Patofisiologi terjadinya hiperkolesterolemia adalah lemak yang

berasal dari makanan akan mengalami proses pencernaan di dalam usus

menjadi asam lemak bebas, trigliserid, fosfolipid dan kolesterol.

Kemudian diserap ke dalam bentuk kilomikron. Sisa pemecahan

kilomikron beredar menuju hati dan dipilah-pilih menjadi kolesterol.

Sebagian kolesterol ini dibuang ke empedu sebagai asam empedu dan

sebagian lagi bersama-sama dengan trigliserida akan bersekutu dengan

protein tertentu (apoprotein) dan membentuk Very Low Density

Lipoprotein (VLDL), yang selanjutnya dipecah oleh ensim lipoprotein

menjadi Intermediet Density Lipoprotein. (IDL) yang tidak bisa

bertahan 2-6 jam karena langsung akan diubah menjadi Low Density

Lipoprotein (LDL) (Aguilar, 2014).

2.5.3. Faktor Penyebab dan Faktor Resiko

Faktor-faktor yang memicu terjadinya hiperkolesterolemia, antara lain:

a. Faktor genetik

Hiperkolesterolemia cenderung terjadi dalam keluarga, mendukung

bahwa hal itu mungkin memiliki suatu penyebab genetic. Dalam dunia

medis hiperkolesterolemia yang diturunkan sebagai HF. HF merupakan

penyakit genetik yang diturunkan secara dominan autosomal

(kromosom yang bukan untuk reproduksi) dalam sel manusia.

Departemen Biokimia dan Biomolekuler Universitas Queensland,

Brisbane, Australia meneliti bahwa penyebab penyakit ini adalah

Page 15: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

19

adanya mutasi yang terjadi pada reseptor kolesterol LDL. Reseptor LDL

berfungsi untuk mempertahankan homeostasis kolesterol (Barbara et al,

2015).

b. Faktor pola makan

Junk food telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat di

Indonesia. Junk food banyak mengandung sodium, lemak jenuh dan

kolesterol. Terlalu banyak konsumsi sodium menyebabkan tekanan

darah tinggi dan dapat berpengaruh munculnya gangguan penyakit

jantung (Junior, 2016). Lemak jenuh berbahaya bagi tubuh karena

merangsang hati untuk memproduksi banyak kolesterol. Kolesterol yang

mengendap lama-kelamaan akan menghambat aliran darah dan oksigen

sehingga mengganggu metabolisme sel otot jantung (Csonka et al, 2015).

c. Faktor obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan yang dihasilkan dari makan

terlalu banyak dan aktifitas terlalu sedikit. Obesitas merupakan hasil

interaksi kompleks antara faktor-faktor genetik, perilaku dan

lingkungan, menyebabkan ketidakseimbangan antara asupan dan

pengeluaran energi. Orang dengan obesitas maka di dalam tubuhnya

cenderung akan banyak timbunan lemak yang berlebih, dan timbunan

lemak yang ada di dalam tubuh akan menyebabkan penyempitan pada

pembuluh darah (Loffredo et al, 2010).

d. Faktor kebiasaan merokok.

Seorang perokok memiliki kadar HDL yang rendah dan kadar LDL

yang tinggi. Bahan dasar rokok mengandung zat-zat kimia yang

Page 16: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

20

berbahaya bagi kesehatan. Terdapat lebih kurang 4.000 jenis bahan

kima, 40 persen di antaranya beracun. Bahan kimia yang paling

berbahaya terutama nikotin, tar, hidrokarbon, karbon monoksida, dan

logam berat dalam asap rokok. Nikotin dalam rokok dapat mempercepat

proses penyempitan dan penyumbatan pembuluh darah. Penyumbatan

dan penyempitan ini bisa terjadi pada pembuluh darah koroner, yang

bertugas membawa oksigen ke jantung. Selain memperburuk profil

lemak atau kolesterol darah, rokok juga dapat meningkatkan tekanan

darah dan nadi (Najafipour, 2012).

e. Kurang keteraturan berolahraga

Aktifitas yang efektif yang dapat menurunkan kadar kolesterol yaitu

berupa olahraga yang teratur yang dilakukan minimal tiga kali seminggu

masing- masing dengan lama waktu antara kurang lebih 45 menit.

Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang melibatkan otot-otot

besar tubuh seperti paha, lengan atas serta pinggul, seperti senam,

aerobik, jalan kaki, berenang, jogging, atau bersepeda (Menafoglio,

2015).

f. Faktor stress

Dalam sebuah penelitian menunjukkan orang yang stress 1,5x lebih

besar mendapatkan resiko PJK daripada orang yang tidak stress, karena

dengan adanya stress terjadi peningkatan kadar kolesterol darah dan

tekanan darah dalam tubuh (Cohen, 2015).

2.5.4. Klasifikasi

Page 17: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

21

Keadaan hiperkolesterolemia terjadi bila konsentrasi kolesterol

total ≥ 240 mg/dl, LDL ≥ 160 mg/dl, dan trigliserida ≥ 200 mg/dl. Bila

kadar kolesterol darah berkisar antara 200-239 mg/dl, tetapi tidak ada

faktor risiko PJK lainnya, maka biasanya tidak perlu penanggulangan

yang serius. Akan tetapi bila dengan kadar tersebut didapatkan PJK atau

2 faktor risiko PJK lainnya, maka perlu pengobatan yang intensif seperti

halnya penderita dengan kadar kolesterol yang tinggi atau >240 mg/dl

(Jacobson et al, 2014).

Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan

trigliserida dalam mg/dl dapat dilihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3. Klasifikasi Kolesterol Total, LDL, HDL, Trigliserida

(NCEP ATP III, 2002).

2.6. Terapi

2.6.1. Statin

Dalam 10 tahun terakhir ini di seluruh dunia, inhibitor 3‐hidroksi‐3‐

metilglutaril koenzim A reduktase—biasa disebut sebagai STATIN—

Profil Lipid Interpretasi

Kolesterol Total

<200 Optimal

200-239 Borderline

≥240 Tinggi

Kolesterol LDL

<100 Optimal

100-129 Mendekati optimal

130-159 Borderline

160-189 Tinggi

≥190 Sangat Tinggi

Kolesterol HDL

<40 Rendah

≥60 Tinggi

Trigliserida

<150 Optimal

150-199 Borderline

200-499 Tinggi

≥500 Sangat Tinggi

Page 18: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

22

menjadi obat yang paling banyak diresepkan sebagai obat penurun kadar

lipid. Obat golongan ini memblok secara parsial reaksi konversi 3‐

hidroksi‐3‐metilglutaril koenzim A menjadi asam mevalonat (Miller,

2011).

Peningkatan yang sifatnya minor pada kadar enzim hati sering

dijumpai pada 5 bulan pertama terapi statin yang biasanya akan

sembuh/normal kembali dengan sendirinya. Peningkatan yang bermakna

terjadi pada 2% pasien pada awal terapi tergantung pada dosis statin yang

digunakan, dan akan normal kembali jika dosis statin diturunkan anatau

dihentikan (Miller, 2011).

Efek samping lain yang dijumpai pada 5% pasien adalah miopati ,

muncul sebagai gejala nyeri pada otot dan persendian tanpa adanya

perubahan kadar kreatin kinase (CK). Miopati yang parah

(rhaddomiolisis fatal) dialami oleh 0,2% pasien, disertai dengan

peningkatan CK (10 kali batas atas kadar normal, CK normal adalah 10‐

150 IU/L), dan dalam hal ini penggunaan statin harus segera dihentikan.

Jika CK berkisar antara 3‐10 kali batas atas normal, statin tetap

dilanjutkan tetapi CK harus terus dipantau sampai diketahui apakah

keadaan membaik atau memburuk (sehingga memerlukan penghentian

statin) (Lee, 2013).

2.7. Mekanisme Kerja Antioksidan Sebagai Anti Hiperkolesterolemia

Flavonoid merupakan salah satu contoh senyawa antioksidan yang ada

pada daun ginseng jawa. Flavonoid ini dapat berfungsi sebagai senyawa yang

dapat meningkatkan HDL dan juga dikatakan mampu menaikkan densitas dari

Page 19: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

23

reseptor LDL di liver dan mengikat apolipoprotein B (Gabriela, 2013). Selain

itu, menurut studi yang dilakukan bahwa flavonoid bekerja menurunkan kadar

4 kolesterol dari dalam darah dengan menghambat kerja enzim 3 metilglutaril

koenzim-A reduktase (HMG Co-A reduktase). Flavonoid juga dapat

menurunkan penyerapan kolesterol dan asam empedu serta dapat

meningkatkan aktivitas reseptor kolesterol LDL (Sekhon, 2012). Flavonoid

sebagai inhibitor kompetitif berikatan dengan HMG-CoA reduktase yang

membuat asam melanovat (senyawa biosintesis kolesterol) tidak akan

terbentuk sehingga pembentukan kolesterol dalam hati menjadi terhambat

(Sekhon, 2012). Selain itu, flavonoid dalam bentuk quersetin memiliki

mekanisme yang serupa dengan simvastatin dalam menurunkan kadar Low

Density Lipoprotein (LDL) darah pada tikus putih (An,2013). Mekanisme kerja

senyawa antioksidan tersebut dalam menurunkan kadar kolesterol total dan

trigliserida darah bekerja dengan cara meningkatkan aktivitas Lecithin

Cholesterol Acyl Taransferase (LCAT). LCAT merupakan enzim yang dapat

mengkonversi kolesterol bebas menjadi ester kolesterol yang lebih hidrofobik,

sehingga ester kolesterol dapat berikatan dengan partikel inti lipoprotein untuk

membentuk HDL baru. Hal ini akan meningkatkan kadar HDL serum.

Kandungan aktif lain yang didapatkan di daun ginseng jawa ini yaitu

saponin. Saponin sebagai antioksidan memiliki mekanisme hipolipidemia

melalui penurunan sintesis kolesterol dengan cara menghambat aktivitas

HMG-coA reductase dan peningkatan ekskresi asam empedu. Saponin juga

mengubah absorbsi kolesterol dan asam empedu dengan menginterupsi formasi

Page 20: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

24

misel, sehingga kolesterol tidak dapat diabsorbsi (Setyaningrum & Inandha,

2014).

2.8. Tikus

Lebih dari 90% dari semua hewan uji yang digunakan di dalam berbagai

penelitian adalah binatang pengerat, terutama mencit (Mus musculus L.) dan

tikus (Rattus norvegicus L.). Hal ini disebabkan karena secara genetik, manusia

dan kedua hewan uji tersebut mempunyai banyak sekali kemiripan. Terdapat

beberapa galur tikus yang sering digunakan dalam penelitian. Galur-galur

tersebut antara lain : Wistar, Sprague-Dawley, Long Evans, dan Holdzman.

Jenis mencit dan tikus yang paling umum digunakan adalah jenis albino galur

Sprague Dawley dan galur Wistar (Wolfenshon dan Lloyd, 2013).

Tabel 2.4. Data Fisiologis Tikus Putih (Rattus novergicus).

(Krinke, 2010)

Menurut Krinke (2010) klasifikasi Tikus putih (Rattus norvegicus) adalah:

Kingdom : Animalia

Nilai Fisiologis Kadar

Berat tikus dewasa Jantan 450-520 gram

Betina 250-300 gram

Kebutuhan makan 5-10g/100g berat badan

Kebutuhan minum 10ml/100g berat badan

Jangka hidup 3-4 tahun

Temperatur rektal 36oC - 40oC

Detak jantung 250-450 kali/menit

Tekanan darah

Sistol

Diastol

84-134 mmHg

60 mmHg

Laju pernafasan 70-115 kali/meint

Serum protein 5.6 – 7.6 g/dl

Albumin 3.8 – 4.8 g/dl

Globulin 1.8 – 3 g/dl

Glukosa 50 – 135 mg/dl

Nitrogen urea darah 15 – 21 mg/dl

Kreatinin 0.2 – 0.8 mg/dl

Total bilirubin 0.2 – 0.55 mg/dl

Kolesterol 40 – 130 mg/dl

Page 21: BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daun Ginseng Jawa (Talinum …eprints.umm.ac.id/40933/3/jiptummpp-gdl-hendrianno-48807... · 2018. 11. 27. · 6 tegak, tinggi 30 - 60 cm, batang bercabang

25

Divisi : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Rodentia

Famili : Muridae

Subfamili : Murinae

Genus : Rattus

Spesies : Rattus norvegicus L.

Tikus putih atau yang lebih dikenal dengan tikus albino ini lebih banyak

dipilih karena tikus yang dilahirkan dari perkawinan antara tikus albino jantan

dan betina mempunyai tingkat kemiripan genetis yang besar, yaitu 98%,

meskipun sudah lebih dari 20 generasi. Bahkan setelah terjadi perkawinan

tertutup di antara tikus albino ini, mereka masih mempunyai kemiripan genetis

yang sangat besar yaitu 99,5%. Hal inilah yang menyebabkan mereka

dikatakan hampir menyerupai hewan hasil klon.

(Krinke, 2010).

Gambar 2.6. Tikus Putih (Rattus norvegicus strain wistar)