Upload
winda-fricilia-oktarina
View
12
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tinjauan pustaka ikakom
Citation preview
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Urolitiasis ialah terbentuknya batu di dalam
saluran kemih (Sjamsuhidajat, 2011) termasuk di ginjal dan
kandung kemih (Pearle, 2011). Penyakit batu ginjal
merupakan salah satu penyakit system saluran kemih
yang paling sering dijumpai (Halim, 2011).
2.2. Etiologi
Komposisi batu yang ditemukan pada seseorang perlu ditentukan karena
komposisi batu dipakai sebagai landasan untuk menelusuri etiologi penyakit batu saluran
kemih. Analisis batu dapat dilakukan secara kimiawi, yaitu cara kualitatif dan kuantitatif
dengan metode kromatografik dan autoanalisis. Cara lain adalah cara optik dengan
diseksi mikroskopik binokuler dengan mikroskop petrografik. Juga ada cara instrumental
melalui kristalografi radiografik, spektroskopi inframerah, termoanalitik, dan mikroskopi
elektron. Kristalografi radiografik merupakan cara yang dianggap paling baik ditinjau
dari segi kesederhanaannya dan ketepatannya.
Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah dari jenis urat, asam
urat, oksalat, folat, sistin, dan xantin. Batu oksalat kalsium kebanyakan merupakan batu
idiopatik; diantaranya berkaitan dengan sindrom alkali atau kelebihan vitamin D. Batu
fosfat dan kalsium (hidroksiapatit) kadang disebabkan hiperkalsiurian (tanpa
hiperkalsemia). Batu fosfat amonium magnesium didapatkan pada infeksi kronik yang
disebabkan oleh bakteria yang menghasilkan urease sehingga urin menjadi alkali karena
pemecahan ureum. Batu asam urat disebabkan oleh hiperuremia pada artritis urika. Batu
urat pada anak terbentuk karena pH urin rendah.
Jaringan abnormal atau mati seperti pada nefrosis papila di ginjal dan benda asing
mudah menjadi nidus dan inti batu. Batu idiopatik disebabkan oleh pengaruh berbagai
faktor misalnya, batu urat pada anak di negara yang sedang berkembang. Faktor yang
memegang peranan kausal adalah dehidrasi dan gastroenteritis. Faktor ini mengakibatkan
oliguria dengan urin yang mengandung kadar asam tinggi urin dan ikatan kimia lain.
Faktor lain ialah imobilisasi lama pada penderita cedera dengan fraktur multipel atau
paraplegia yang menyebabkan dekalsifikasi tulang dengan peningkatan ekskresi kalsium
dan statis sehingga presipitasi batu mudah terjadi. Pada sebagian kecil penderita batu
kemih didapatkan kelainan kausal yang menyebabkan ekskresi kelebihan bahan dasar
batu seperti apa yang terjadi pada hiperparatiroidisme, hiperoksaluria, artritis urika, dan
sistinuria.
2.3. Teori Pembentukan Batu
Teori inti (nucleus) : kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan
kristal pada urin yang sudah mengalami supersaturasi.
Teori matriks : matriks oganik yang berasal dari serum atau protein-protein urin
membeikan kemungkinan pengendapan kristal.
Teori Inhibitor kristalisasi : beberapa substansi dalam urin menghambat terjadinya
kristalisasi, konsentrasi yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan
terjadinya kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi itu bergantug
pada pH urin, keuatan ion, konsentrasi cairan, dan pembentukan kompleks. Batu
kalsium dapat disebabkan oleh : hiperkalsiuria absorptive dan hiperkalsiuria renalis.
Batu oksalat dapat diseabkan oleh : primer autosomal resesif, ingesti-inhalasi; vitamin
C, ethylene glycol, methoxyflurane, anestesi., hiperokslouria enternik. Batu asam urat
disebabkan oleh; makanan yang banyak mengandung purin, pemberian sitostatik pada
pengobatan neoplasma, dehidrasi kronis, tiazid, lasix, salisilat.(Kapita Selekta, 2001)
2.4. Gambaran Klinis
Tanda dan gejala penyakit batu saluran kemih ditentukan oleh letaknya, besarnya,
dan morfologinya. Walaupun demikian, penyakit ini mempunyai tanda umum, yaitu
hematuria, baik hematuria nyata maupun mikroskopik. Selain itu, bila disertai infeksi
saluran kemih, dapat juga ditemukan kelainan endapan urin, bahkan mungkin demam
ataupun sistemik lain.
Batu Pelvis Ginjal
Batu pielum didapatkan dalam bentuk sederhana sehingga hanya
menempati bagian pelvis, tetapi dapat juga tumbuh mengikuti bentuk susunan
pelviokaliks sehingga bercabang menyerupai tanduk rusa. Kadang batu hanya
terdapat di satu kaliks. Batu oelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai
dengan gejala berat. Umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat
konstruksi aliran kemih dan infeksi. Nyeri di daerah pinggang dapat dalam bentuk
pegal ingga kolik atau nyeri terus menerus dan hebat karena adanya pielonefrosis.
Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai
mungkin terabanya ginjal yang membesar akibat adanya hidronefrosis. Nyeri
dapat berupa nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada sisi ginjal yang
terkena. Sesuai dengan gangguan yang terjadi, batu ginjal yang terletak di pelvis
dapat menyebabkan terjadinya hidronefrosis, sedangkan batu kaliks pada
umumnya tidak memberikan gejala fisik.
Batu Ureter
Anatomi ureter mempunyai beberapa tempat penyempitan yang
memungkinkan batu ureter terhenti. Karena peristaltis, akan terjadi gejala kolik,
yakni nyeri yang hilang timbul disertai perasaan mual dengan atau tanpa muntah
dengan nyeri alih khas. Selama batu bertahan di tempat yang menyumbat, selama
itu kolik akan berulang-ulang sampai batu bergeser dan memberi kesempatan
pada air kemih untuk lewat.
Batu ureter mungkin dapat lewat sampaike kandung kemih dan kemudan
keluar bersama kemih. Batu ureter juga bias sampai ke kandung kemih dan
berupa nidus menjadi batu kandung kemih yang besar. Batu juga bias tetap
tinggal di ureter sambil menyumbat dan menyebabkan obstruksi kronik dengan
hidroureter yang mungkin asimtomatik. Tidak jarang terjadi hematuria yang
didahului dengan serangan kolik. Bila keadaan obstruksi terus berlangsung,
kelanjutan dari kelainan yang terjadi dapat berupa hidronefrosis dengan atau tanpa
pielonefrosis sehingga menimbulkan gambaran infeksi umum.
Batu Kandung Kemih
Hal ini terjadi karena batu menghalangi aliran kemih akibat penutupan
leher kandung kemih, aliran yang mula-mula lancer secara tiba-tiba akan terhenti
dan menetes disertai nyeri. Pada anak, nyeri menyebabkan anak yang
bersangkutan menarik penisnya sehingga tidak jarang dilihat penis yang agak
panjang. Bila pada sakit tersebut penderita berubah posisi, suatu saat air kemih
akan dapat keluar karena letak batu yang berpindah. Bila selanjutnya terjadi
infeksi yang sekunder, selain nyeri, sewaktu miksi juga akan terdapat nyeri
suprapubik.
Batu Prostat
Pada umumnya batu prostat juga berasal dari kemih yang secara retrograd
terdorong ke dalam saluran prostat dan mengendap yang akhirnya menjadi batu
yang kecil. Pada umumnya batu prostat tidak menimbulkan gejala sama sekali
karena tidak menyebabkan pasase kemih.
Batu Uretra
Batu uretra umumnya merupakan batu yang berasal dari ureter atau
kandung kemih yang oleh aliran kemih sewaktu miksi terbawa ke uretra, tetapi
menyangkut di tempat yang agak lebar. Tempat uretra yang agak lebar ini adalah
di pars prostatika, bagian permulaan pars bulbosa, dan di fosa navikular. Bukan
tidak mungkin ditemukan ditempat lain. Gejala yang ditimbulkan umumnya miksi
yang tiba-tiba terhenti, menetes, dan nyeri. Penyulitnya dapat berupa terjadinya
diverticulum, abses, fistel proksimal, dan uremia karena obstruksi urin.
(Sjamsuhidajat, 2011)
2.5. Diagnosis
Selain pemeriksaan melalui anamneis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan
diagnosis, penyakit batu perlu ditunjang dengan pemeriksaan radiologic, laboratorium
dan penunjang lain untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih,
infeksi, dan gangguan faal ginjal. Secara radiologic, batu dapat radiopak atau radiolusen.
Sifat radiopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat diduga
jenis batu yang dihadapi. Gambaran radiolusen umumnya adalah batu jenis asam urat
murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk menduga
adanya batu saluran kemih bila diambil foto dua arah. Pada keadaan yang istimewa tidak
jarang batu terletak didepan bayangan sehingga dapat luput dari pengamatan. Oleh karena
itu, foto polos sering perlu ditambah dengan foto intravenous pielografi (IVP). Pada batu
yang radiolusen, foto dengan bantuan kontra akan menyebabkan terdapatnya defek
pengisian pada tempat batu sehingga memberi gambaran kosong pada daerah batu.satu ha
yang perlu diperhatikan dalam pengambilan foto dengan menggunakan kontras di ginjal
adalah fungsi fisioogis ginjal masih baik, karena jika tidak, kontras tidak dapat
menghasilkan gambaran batu. Jika hal ini terjadi, maka harus dilakukan pielografi
retrograde dengan pemasangan kateter ureter melalui sistoskop pada ureter ginjal yang
tidak dapat berfungsi untuk memasukkan kontras.
Pemeriksaan laboratorium juga penting dilakukan agar mengetahui kandungan
pembentuk batu, menentukan fungsi ginjal, dan menunjang adanya batu di saluran kemih.
Peeriksaan renogram dilakukan untuk menentukan faal kedua ginjal secara terpisah pada
batu ginjal bilateral atau bila kedua ureter tersumbat total. Cara ini dipakai untuk
memastikan ginjal yang masih mempunyai sisa faal yang cukup sebagai dasar untuk
melakukan tindakan bedah pada ginjal yang sakit. Pemeriksaan USG dapat dilakukan
untuk melihat semua jenis batu, baik yang radiolusen maupun radiopak. Selain itu, dapat
ditentukan ruang dan lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai untuk
menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah tertinggalnya batu.
2.6. Diagnosis Banding
Kolik ginjal dan ureter dapat disertai dengan akibat yang lebih lanjut, misalnya
distensi usus dan pionefrosis dengan demam. Oleh karena itu, jika dicurigai terjadi kolik
ureter maupun ginjal, khususnya yang kanan, perlu dipertimbangkan kolik saluran cerna,
kandung empedu, atau apendisitis akut. Selain itu pada perempuan perlu dipertimbangkan
kemungkinan adneksitis. Diagnosis banding dengan tumor saluran kemih dapat muncul
jika gejala nyeri kolik tidak ada, namun gambaran hidoefrosis, hematuria, pada rectal
touché hasilnya positif.
2.7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan batu saluran kemih harus tunta sehingga bukan hanya
mengeluarkan batu saja, tetapi haru disertai dengan terapi penyembuhan penyakit batu
atau paling sedikit dengan terapi pencegahan. Hal ini karena batu sendiri hanya
merupakan gejala penyakit batu sehingga pengeluaran batu dengan cara apapun bukan
selalu terapi yang sempurna. Pengeluaran batu saluran kemih dikelurkan jika
mengganggu fisiologis proses berkemih, jika tidak, maka diharapkan batu dapat keluar
sendiri seiring dengan aliran urin. Beberapa indikasi pengangkatan batu saluran kemih:
obstruksi saluran kemih, infeksi, nyei menetap atau nyeri berulang, batu yang
menyebabkan infeksi atau obstruksi, batu metabolic yang tumbuh cepat.
Terapi Medis dan Simtomatik
Terapi simtomatik dilakukan untuk mengurangi rasa sakit yang luar biasa
terjadi pada penderita batu saluran kemih, pilihan pertama yang
direkomendasikan adalah OAINS (diklofenak, indometasin, atau ibuprofen),
pilihan kedua dapat diberikan hydromorphine, pentazocine, dan tramadol.
Pemberian air minm yang banyak kepada pasien dan mungkin dapat ditambahkan
diuretic dapat membantu keluarnya batu (Guidelines on Urolithiasis, 2012).
Pelarutan
Jenis batu yang dapat dilarutkan adalah batu yang terbuat dari asam urat.
Batu ini hanya dapat terbentuk pada keadaan pH urin yang asam (6,2) sehingga
dengan pemberian natrium bikarbonatdisertai makanan alkalis, batu asam urat
diharapkan dapat larut. Lebih baik jika dibantu dengan allopurinol untuk
menurunkan kadar asam urat dalam darah.
Batu struvit tidak dapat dilarutkan, namun dapat dicegah pembesarannya
bila diberikan pengobatan dengan pengasaman kemih dan pemberian antiurease.
Bila terdapat kuman, harus dibasmi. Akan tetaoi, infeksi pada urolitiasis sukar
dibasmi karena kuman berada dalam batu yang tidak pernah dapat dicapai oleh
antibotik.
Solutin G merupakan obat yang dapat diberikan langsung ke batu di
kandung kemih, tetapi biasanya pelaksanaannya sukar.
Litotripsi
Pemecahan batu atau litotrpsi adalah metode pengeluaran batu tanpa
tindakan bedah. Metode ini jika digunakan untuk menghancuran batu kandung
kemih adalah dengan cara batu dipecahkan menggunakan litotriptor secara
mekanis menggunakan sistoskop atau dengan memakai gelombang
elektrohidrolik atau ultrasonic. Untuk batu ureter, digunakan ureteroskop dan batu
dapat dihancurkan memakai gelombang ultrasonic, elektrohidrolik, atau sinar
laser. Untuk batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan
untuk membawa transduser melalui sonde ke batu yang ada di ginjal, cara ini
disebut nefrolitotripsi perkutan.
Metode pemecahan batu
saat ini yang populer adalah ESWL
(Extracoporeal Shock Wave
Lithotripsy). Gelombang kejut
dialirkan melalui air ke tubuh dan
dipusatkan di batu yang akan
dipecahkan. Batu dapat dipastikan
letaknya dengan bantuan rontgen atau USG. Batu akan hancur berkeping keping
dan keluar bersama kemih. Meskipun metode ESWL terkesan mutakhir, namun
bila terdapat saluran kemih misalnya stenosis yang akan menghalangi keluarnya
batu yang telah dipecahkan, tindakan ESWL tidak akan bermanfaat.
Pembedahan
Terapi bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat gelombang
kejut, atau bia cara non edah tidak berhasil. Beberapa indikasi harus dipenuhi
sebelum melakukan tindakan bedah. Batu ginjal yang terlertak di kaliks, selain
oleh indikasi umum perlu dilakukan tindakan bedah bila terdapat hidrokaliks.
Batu sering harus dikeluarkan melalui nefrolitotomi yang tidak mudah karena
biasanya batu bersembunyi di dalam kaliks. Batu pelvis pun perlu tindakan bedah
jika sudah menyebabkan hidronefrosis, infeksi, atau nyeri yang hebat.
Bila batu ureter ukuran < 40 mm terdapat pada bagian sepertiga proksimal
ureter makan 80% akan keluar sendiri, jika bau ada di sepertiga distal ureter maka
90% akan keluar bersama urin. Namun, patokan ini hanya dapat digunakan jika
tidak terdapat gangguan, infeksi dan atau komplikasi.
Batu kandung kemih selalu menyebabkan gangguan miksi yang hebat
sehingga perlu dilakukan tindakan pengeluarannya. Litotriptor hanya dapat
menghancurkan ukuran batu 3 mm ke bawah.
2.8. Penyulit atau Komplikasi
Komplikasi batu saluran kemih biasanya obstruksi, infeksi sekunder, dan iritasi
yang berkepanjangan pada urotelium yang dapat menyebabkan tumbuhnya keganasan
yang sering berupa karsinoma epidermoid. Sebagai akibat obstruksi, khususnya di ginjal
atau ureter, dapat terjadi hidronefrosis dan kemudian berlanjut dengan atau tanpa
pionefrosis yang berakhir dengan kegagalan faal ginjal yang terkena. Bila terjadi pada
kedua ginjal, akan timbul uremia karena gagal ginjal total. Hal yang sama dapat juga
terjadi akibat batu kandung kemih, lebih-lebih bila batu tersebut membesar sehingga juga
mengganggu aliran kemih dari kedua orifisium ureter.
Khusus pada batu uretra, dapat terjadi diverticulum uretra. Bila obstruksi
berlangsung lama, dapat terjadi ekstravasasi kemih dan terbentuklah fistula yang terletak
proksimal dari batu ureter.
2.10. Prognosa
Prognosa baik, jika ditangani secara cepat dan tepat. Namun jika terlambat
menangani maka akan timbu komplikasi yang akan mempersulit proses penyembuhan.
2.11. Pencegahan
Untuk mencegah pembentukan kristal fosfat ammonium magnesium, semua batu
yang ada dalam saluran kemih harus dihilangkan karena kuman B. proteus bukan saja
berada dalam urin, tapi juga terdapat dalam batu yang tidak dapat dicapai antibiotic.
Meskipun begitu, pencegahan terbentuknya batu di saluran kemih adalah perbanyak
minum air putih, seimbang makanan antara serat, dan buah yang mengandung banyak air.
Pekerjaan seseorang juga biasanya mendukung terjadinya batu saluran kemih. Jadi hidup
sehat adalah pencegahan utama.