109
32 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI 3.1 Gambaran Umum Studi Kasus Pendataan bahan baku yang masuk ke gudang dengan benar dan penempatan pada posisi yang tepat menjadi rantai proses yang harus dijalankan dengan baik. Kesalahan pendataan bahan baku akan mengakibatkan kesalahan pada proses bisnis berikutnya mulai dari pencarian bahan baku yang tidak tepat, kesalahan produksi, hingga kerusakan bahan baku tersebut. Masalah-masalah yang menjadi studi kasus ini akan dibahas lebih lanjut. Proses yang berjalan dengan benar akan menjadi harapan dari setiap perusahaan. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang dengan pesat, hal tersebut tidak sulit untuk diwujudkan. Untuk itulah penerapan aplikasi dengan RFID yang akan memberikan layanan dengan efektifitas dan efisiensi yang lebih baik. Teknologi RFID akan membantu dalam proses bisnis di gudang mulai dari pemberian tag RFID pada bahan baku, hingga ke pencarian bahan baku yang lebih cepat. Ini didukung dengan menggunakan Reader RFID yang mengirimkan sinyal radio untuk membaca tag RFID tersebut. Teknologi RFID semakin berkembang dan akan menggantikan penggunaan barcode ataupun label manual. Ini dikarenakan oleh sistem pada RFID yang menggunakan frekuensi radio dan tingkat keamanan yang lebih baik. Pada studi kasus ini pembuatan aplikasi dengan RFID akan memecahkan permasalahan proses bisnis yang sedang berjalan saat ini pada perusahaan PT. Galunggung Indosteel Perkasa.

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI 3.1 Gambaran …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2008-1-00061-IF Bab 3.pdftermasuk dalam posisi leader dalam pangsa pasar. Jumlah karyawan PT. Galunggung

  • Upload
    buithu

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

32

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SOLUSI

3.1 Gambaran Umum Studi Kasus

Pendataan bahan baku yang masuk ke gudang dengan benar dan penempatan

pada posisi yang tepat menjadi rantai proses yang harus dijalankan dengan baik.

Kesalahan pendataan bahan baku akan mengakibatkan kesalahan pada proses bisnis

berikutnya mulai dari pencarian bahan baku yang tidak tepat, kesalahan produksi, hingga

kerusakan bahan baku tersebut. Masalah-masalah yang menjadi studi kasus ini akan

dibahas lebih lanjut.

Proses yang berjalan dengan benar akan menjadi harapan dari setiap

perusahaan. Dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang dengan pesat, hal

tersebut tidak sulit untuk diwujudkan. Untuk itulah penerapan aplikasi dengan RFID

yang akan memberikan layanan dengan efektifitas dan efisiensi yang lebih baik.

Teknologi RFID akan membantu dalam proses bisnis di gudang mulai dari pemberian

tag RFID pada bahan baku, hingga ke pencarian bahan baku yang lebih cepat. Ini

didukung dengan menggunakan Reader RFID yang mengirimkan sinyal radio untuk

membaca tag RFID tersebut.

Teknologi RFID semakin berkembang dan akan menggantikan penggunaan

barcode ataupun label manual. Ini dikarenakan oleh sistem pada RFID yang

menggunakan frekuensi radio dan tingkat keamanan yang lebih baik. Pada studi kasus

ini pembuatan aplikasi dengan RFID akan memecahkan permasalahan proses bisnis

yang sedang berjalan saat ini pada perusahaan PT. Galunggung Indosteel Perkasa.

33

3.1.1 Sejarah dan Perkembangan Studi Kasus

PT. Galunggung Indosteel Perkasa berdiri pada tahun 1990, dimana sudah 18

tahun berkecimpung dalam usaha produksi baut. PT. Galunggung Indosteel Perkasa

termasuk dalam posisi leader dalam pangsa pasar. Jumlah karyawan PT. Galunggung

Indosteel Perkasa adalah 306 orang. PT. Galunggung Indosteel Perkasa tidak memiliki

cabang.

Bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan baut adalah Coil. Coil yang

dibutuhkan untuk pembuatan baut dengan tipe dan jenis tertentu. Target pengguna dari

produk baut adalah otomotif, furniture yang berada di daerah Jabotabek.

Para pesaing PT. Galunggung Indosteel Perkasa adalah PT. Garuda Katalindo,

PT. GMS, PT. Hikari, PT. Megawaja. Kelebihan dari para pesaing tersebut adalah telah

memiliki pengalaman lebih banyak dan langsung berhubungan secara langsung dengan

klien. PT. Galunggung Indosteel Perkasa berhubungan secara tidak langsung dengan

klien, PT. Galunggung Indosteel Perkasa menerima pemesanan baut dari distributor,

kemudian distributor yang melanjutkan ke klien. Untuk menghadapi para pesaing

tersebut PT. Galunggung Indosteel Perkasa mulai menjalankan kualitas mutu dengan

standard ISO.

Produksi baut dilakukan setelah adanya pemesanan. Bahan baku dicek terlebih

dahulu apakah masih tersedia sesuai dengan kebutuhan produksi. Jika bahan baku tidak

mencukupi atau tidak ada maka dilakukan pemesanan pada supplier. Untuk stok bahan

baku tidak banyak dikarenakan bahan baku cepat berkarat sehingga tidak dapat

digunakan untuk produksi.

Dalam memasarkan produk PT. Galunggung Indosteel Perkasa memiliki divisi

pemasaran dengan jumlah karyawan 3 orang. PT. Galunggung Indosteel Perkasa

34

mendapatkan pelanggan baru melalui komunikasi telepon. PT. Galunggung Indosteel

Perkasa memiliki domain website dengan nama domain ginsagroup.com. Untuk saat ini

website PT. Galunggung Indosteel Perkasa masih dalam tahap pembuatan, dan nama

domain tersebut digunakan untuk e-mail.

3.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi adalah suatu hal yang sama penting dalam rangka

menjalankan usaha agar tujuan perusahaan dapat tercapai:

35

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Perusahaan

36

3.2 Analisis Permasalahan

3.2.1 Analisis Proses Bisnis Berjalan Pada Studi Kasus

Melalui pengamatan lapangan yang dilakukan pada PT. Galunggung Indosteel

Perkasa, maka berikut ini adalah tabel proses bisnis yang berjalan:

Tabel 3.1 Daftar Proses Bisnis Dalam Studi Kasus

No. Nama Proses Input Proses Output 1 Proses pemesanan

bahan baku Dokumen permintaan bahan baku dari bagian produksi

Staff inventori memesan bahan baku sesuai dengan jumlah pesanan baut dari klien

Dokumen pemesanan bahan baku

2 Proses penerimaan bahan baku

Coils dan tools 1) Staff inventori menerima bahan baku dari supplier 2) Membandingkan dokumen penerimaan bahan baku & dokumen pemesanan bahan baku 3) Staff inventori memeriksa bahan baku sesuai dengan pemesanan 4) Staff inventori mendata bahan baku dalam dokumen 5) Staff inventori memberikan label kepada bahan baku 6) Mencari tempat yang kosong untuk meletakkan bahan baku 7) Meletakkan bahan baku sesuai dengan tempatnya

Dokumen penerimaan bahan baku

3 Proses produksi baut

Coils dan tools 1) Staff produksi mengalokasi sejumlah bahan baku untuk produksi 2) Staff Inventori menerima permintaan bahan baku untuk produksi 3) Staff inventori mencari dan mengambilkan bahan baku untuk produksi 4) Staff inventori update data yang ada di dalam database 5) Staff produksi menerima bahan baku 6) Staff produksi memproduksi baut

- Dokumen produksi, - Dokumen pengembalian bahan baku, - Baut hasil produksi

4 Proses produksi lanjutan

Baut 1) Baut dikelompokkan sesuai dengan pesanan

- Dokumen pengiriman barang,

37

No. Nama Proses Input Proses Output 2) Baut dikirim ke pabrik lain untuk diproses lebih lanjut 3) Proses Hardening untuk mengeraskan baut sesuai kegunaannya, misalnya untuk otomotif 4) Proses Coloring yaitu pewarnaan baut dan mencegah karat pada baut 5) Baut diterima kembali 6) Staff produksi mengecek dokumen pengiriman barang & dokumen pengembalian barang

- Dokumen pengembalian barang - Dokumen penerimaan barang - Baut hasil produksi lanjutan

5 Proses distribusi barang

Baut 1) Pengecekkan baut apakah sudah sesuai dengan standart kualitas 2) Baut di pack dan dimasukkan ke dalam kardus sesuai dengan pesanan 3) Staff distribusi mendistribusikan baut ke klien

- Dokumen pengecekkan kualitas baut - Dokumen pengeluaran barang - Dokumen tanda terima barang - Baut yang siap dipasarkan

Proses pemesanan bahan baku yang dilakukan oleh staff inventori ini terjadi

apabila terdapat pemesanan pembuatan baut. Bahan baku yang dipesan sesuai dengan

kebutuhan bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat baut jenis tertentu. Dari proses

pemesanan bahan baku ini terdapat dokumen permintaan bahan baku dari bagian

produksi serta dokumen pemesanan bahan baku pada supplier.

Setelah pemesanan bahan baku, dalam kurun waktu antara 1 sampai dengan 3

bulan bahan baku akan tiba. Bahan baku dicek oleh staff inventori apakah bahan baku

yang ada sesuai dengan pemesanan yang dilakukan di awal. Jika bahan baku sesuai

dengan pesanan, maka bahan baku akan diberi label sesuai dengan data bahan baku

tersebut dan akan ditempatkan di gudang sesuai dengan tipe bahan baku tersebut. Jika

bahan baku tidak sesuai dengan pesanan, maka bahan baku akan dipisahkan yang

38

kemudian akan dikembalikan kepada supplier. Dari proses penerimaan bahan baku ini

terdapat dokumen penerimaan bahan baku.

Pada proses produksi baut, staff produksi mengalokasikan sejumlah bahan baku

yang dibutuhkan untuk produksi baut sesuai pesanan. Untuk baut yang telah selesai

diproduksi akan diproses lebih lanjut di outsource. Proses di outsource yaitu proses

produksi baut untuk di hardening maupun di coloring. Dalam hal ini hardening

ditujukan untuk mengeraskan baut misalnya baut yang digunakan untuk otomotif harus

lebih kuat dan kokoh. Coloring yaitu pemberian warna pada baut yang mencirikan baut

tertentu. Dari proses pengiriman barang ke outsource terdapat dokumen pengiriman

barang. Setelah baut selesai diproses di outsource, baut akan dikembalikan. Dari

pengembalian baut ini terdapat dokumen pengembalian barang dari outsource serta

dokumen penerimaan barang dari staff produksi.

Setelah baut-baut selesai diproduksi dan ada yang diproses pada outsource.

Baut siap untuk dikirimkan ke klien. Pendistribusian baut ini dilakukan oleh staff

distribusi setelah melalui pengepakan baut dan pengecekan kualitas baut.

Pendistribusian baut ini terdapat dokumen pengeluaran barang dan dokumen penerimaan

barang dari klien.

39

Berikut tabel daftar proses bisnis dan aktor dari proses bisnis tersebut :

Tabel 3.2 Daftar Proses Bisnis dan Aktornya

No. Nama Proses Aktor Dokumen 1 Proses pemesanan bahan baku Staff inventori - Dokumen permintaan bahan baku dari

bagian produksi - Dokumen pemesanan bahan baku

2 Proses penerimaan bahan baku

Staff inventori - Dokumen penerimaan bahan baku

3 Proses produksi baut Staff produksi - Dokumen produksi Staff inventori - Dokumen pengembalian bahan baku 4 Proses produksi lanjutan Staff produksi

Outsource - Dokumen pengiriman barang - Dokumen pengembalian barang - Dokumen penerimaan barang

5 Proses distribusi barang Staff produksi Staff distribusi

- Dokumen pengecekkan kualitas baut - Dokumen pengeluaran barang

klien - Dokumen tanda terima barang

Dari proses bisnis yang dilakukan oleh aktor-aktor tersebut terdapat dokumen-

dokumen. Dokumen-dokumen tersebut menunjang operasional dan pendataan

perusahan.

Berikut ini Diagram Aliran Data (DAD) dari proses bisnis yang sedang berjalan:

1. Proses Pemesanan Bahan Baku

Untuk proses pemesanan bahan baku diawali dari adanya permintaan

produksi sejumlah baut sehingga membutuhkan bahan baku. Bahan baku

dipesan ke supplier sesuai dengan kebutuhan. Supplier menerima pemesanan

bahan baku dan akan mengirimkan bahan baku dalam kurun waktu dari 1

sampai dengan 3 bulan. Dari proses ini menghasilkan dokumen permintaan

bahan baku dari bagian produksi dan dokumen pemesanan bahan baku.

40

Proses Pemesanan Bahan Baku

Memesan bahan baku

Dokumen pemesanan bahan

baku

End

Start

Dokumen permintaan bahan baku dari bagian

produksi

Menerima permintaan bahan baku

Bagian Inventori Perusahaan Bahan Baku

Gambar 3.2 DAD Proses Pemesanan Bahan Baku

41

2. Proses Penerimaan Bahan Baku

Bahan baku dikirim oleh supplier dan diterima oleh Staff inventori. Staff

inventori membandingkan dokumen penerimaan bahan baku dengan dokumen

pemesanan bahan baku, kemudian mengecek bahan baku yang diterima apakah

sesuai dengan pemesanan.

Jika bahan baku yang dipesan sesuai dengan pemesanan, bahan baku

diberi label sesuai dengan data bahan baku kemudian ditempatkan ke gudang

sesuai dengan tipe bahan baku tersebut. Data bahan baku kemudian diupdate ke

dalam database.

Jika bahan baku yang dipesan tidak sesuai dengan pemesanan, maka

bahan baku dipisahkan di tempat sementara kemudian bahan baku

dikembalikan ke supplier.

42

Gambar 3.3 DAD Proses Penerimaan Bahan Baku

43

3. Proses Produksi Baut

Bagian produksi mengalokasikan bahan baku yang ada untuk diproduksi.

Bagian produksi akan mengeluarkan dokumen produksi. Bagian inventori yang

menerima dokumen tersebut akan mencari dan mengambilkan bahan baku

sesuai dengan permintaan dan mengupdate data dalam database.

44

Mengalokasi bahan baku

untuk produksi

Proses Produksi Mur

Start

Menerima permintaan bahan baku

untuk produksi

Menerima bahan baku

Produksi mur

End

Dokumen produksi

Update data yang ada di

dalam database

Habis terpakai

Bagian InventoriBagian Produksi

Mencari dan mengambilkan bahan baku

untuk produksi

Keterangan : Pencarian dan pengambilan bahan baku yang tidak tepat akan membuang –buang waktu, biaya dan ada bahan baku yang tidak teridentifikasi lagi.

Gambar 3.4 Proses Produksi Baut

45

4. Proses Produksi Lanjutan

Proses produksi lanjutan pada baut yaitu proses pemberian warna pada

baut , proses treaming dan proses pengerasan baut. Proses pengerasan baut

digunakan untuk otomotif dikarenakan pada otomotif butuh baut yang lebih

kokoh. Pemberian warna pada baut ditujukan untuk membedakan jenis-jenis

baut. Proses produksi lanjutan ini dilakukan di outsource. Setelah selesai

diproses baut dikirim kembali dan staff produksi mengecek dokumen

pengiriman baut dengan dokumen penerimaan baut.

46

Gambar 3.5 DAD Proses Produksi Lanjutan

47

5. Proses Distribusi

Proses distribusi dilakukan setelah staff produksi mengecek kualitas baut

dan pengepakan baut ke dalam kardus sesuai dengan pesanan. Setelah

pengepakan baut ke dalam kardus, baut didistribusikan ke klien. Dari proses ini

terdapat dokumen pengecekan kualitas baut, dokumen pengeluaran barang, dan

dokumen tanda terima barang.

48

Gambar 3.6 DAD Proses Distribusi

49

Permasalahan utama yang menjadi ruang lingkup studi kasus dari proses bisnis

berjalan saat ini adalah pada proses pemesanan bahan baku dan proses produksi.

Masalah pada proses pemesanan bahan baku adalah kesalahan pendataan bahan baku

dan penempatan bahan baku yang tidak teratur. Masalah pada proses produksi adalah

kesalahan pengambilan bahan baku untuk proses produksi.

Kesalahan pendataan bahan baku terjadi akibat kelalaian dari staff inventori.

Bahan baku didata secara manual dengan pemberian label pada bahan baku. Label dapat

menjadi rusak mengakibatkan bahan baku yang ada menjadi sulit untuk dideteksi.

Kesulitan pendeteksian bahan baku terjadi juga akibat dari penempatan bahan baku yang

tidak teratur, staff inventori menjadi sulit mencari letak bahan baku.

Kesalahan pengambilan bahan baku untuk diproduksi merupakan akibat dari

masalah diatas yaitu kesalahan pendataan dan penempatan bahan baku yang tidak

teratur. Bahan baku diberi label yang tidak sesuai serta tidak pada tempatnya. Bahan

baku dicari dengan membaca label pada bahan baku. Pembacaan secara manual ini

memiliki tingkat kesalahan yang relatif tinggi, disamping label rusak sehingga tidak

diketahui jenis bahan baku tersebut, pencarian secara manual akan menghabiskan waktu

yang lebih banyak. Kesalahan pengambilan bahan baku mengakibatkan kerugian yang

besar karena bahan baku yang sudah lama ada di gudang tidak digunakan akan menjadi

rusak (berkarat).

Proses pemesanan bahan baku yang sudah ada di gudang mengakibatkan

kerugian karena bahan baku dipesan lagi. Bahan baku dipesan lagi yang diakibatkan dari

hal diatas yaitu kesalahan pendataan bahan baku, label yang menjadi rusak, serta

kesalahan pengambilan bahan baku untuk produksi. Bahan baku sejenis akan mengalami

penumpukan sehingga bahan baku yang lama akan menjadi rusak.

50

Berikut ini adalah tabel permasalahan yang ada pada proses bisnis yang sedang berjalan:

Tabel 3.3 Permasalahan Pada Proses Bisnis

No. Nama Proses Masalah Verifikasi Studi Literatur 1. Proses pemesanan

bahan baku - Masalah 1 : Kesalahan pendataan bahan baku Merupakan akibat kelalaian staff inventori, disamping itu label yang rusak menyebabkan bahan baku tidak dapat dikenali datanya. Kesalahan pendataan dapat menyebabkan kerugian dimana bahan baku menjadi berkarat (rusak) sehingga tidak dapat digunakan lagi. - Masalah 2 : Penempatan bahan baku yang tidak teratur Penempatan bahan baku yang kurang teratur sehingga konsep FIFO tidak berjalan semestinya akibatnya pencarian bahan baku menjadi sulit.

Mengurangi proses pemindahan bahan (bahan baku handling). Untuk merubah bahan baku menjadi produksi jadi, maka hal ini akan memerlukan aktivitas pemindahan (movement) sekurang-kurangnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi yaitu : bahan baku, orang / pekerja, atau mesin dan peralatan produksi, bahan baku akan lebih sering dipindahkan dibandingkan dengan dua elemen dasar produksi lainnya. Pada beberapa kasus biaya untuk proses pemindahan bahan ini bisa mencapai 30% sampai 90% dari total biaya produksi dengan mengingat pemindahan bahan yang sedemikian besarnya, maka mereka yang bertanggung jawab usaha perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan desainnya pada usaha-usaha memindahkan aktivitas-aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung. Hal ini dilakukan dengan beberapa alasan seperti :

1. Biaya pemindahan bahan disamping cukup besar pengeluarannya juga akan terus ada dari tahun ke tahun selama proses produksi berlangsung.

2. Biaya pemindahan dengan mudah akan dapat dihitung dimana biaya ini akan proporsional dengan jarak pemindahan bahan yang harus ditempuh dan pengukuran jarak pemindahan bahan ini dapat dianalisa dengan memperhatikan tata letak semua fasilitas produksi yang ada dari pabrik.

Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran. Bahan baku yang menunggu, gerakan perpindahan yang tidak perlu, serta banyak perpotongan (intersection) dari lintasan yang ada akan menyebabkan kesimpang-siuran

51

No. Nama Proses Masalah Verifikasi Studi Literatur yang akhirnya akan membawa kearah kemacetan. Dengan memakai bahan baku secara langsung dan secepatnya; serta menjaganya selalu bergerak, maka labour cost akan dapat dikurangi sekitar 40% dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi problema kesimpang-siuran dan kemacetan didalam aktivitas pemindahan bahan. FIFO (First In First Out) ini adalah suatu metode pemberian harga barang persediaan sedemikian rupa sehingga barang yang dikeluarkan terlebih dahulu diberi harga dengan harga perolehan yang paling lama. Metode ini berkembang dari anggapan bahwa barang yang paling dulu datang atau paling dulu diterima di gudang akan paling lebih dulu pula dikeluarkan dari gudang. Hal ini penting, terlebih untuk barang yang mudah rusak atau yang mempunyai masa laku terbatas. Dalam perhitungan barang persediaan jenis bahan mentah, hal ini sangat penting untuk menentukan perhitungan biaya bahan baku (biaya produksi langsung). Untuk perhitungan barang persediaan jenis MRO (Bahan baku Maintenance Repair Operational), akan mempengaruhi juga biaya yang dibebankan pada bagian teknik atau bagian pemeliharaan, yang akan menjadi bagian dari biaya operasional juga (biaya produksi tidak langsung), pada gilirannya kaan mempengaruhi perhitungan biaya produksi secara keseluruhan. Baik perhitungan biaya produksi langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi perhitungan keuntungan.

2 Proses produksi - Kesalahan pengambilan bahan baku untuk kebutuhan produksi.. Pengecekan bahan baku yang dibutuhkan secara manual dengan membaca label mempunyai tingkat kesalahan yang relatif,

Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas bahan baku ataupun produk jadi. Tata letak yang direncanakan dengan baik akan dapat

52

No. Nama Proses Masalah Verifikasi Studi Literatur Misalnya untuk bahan baku yang masuk duluan tidak dipakai lebih dahulu sehingga bila ada kerusakan bahan baku tersebut tidak dapat retur ke supplier (melebihi waktu retur yang diberikan), disamping itu bahan baku yang lama bisa rusak (karatan).

mengurangi kerusakan-kerusakan yang biasa terjadi pada bahan baku maupun produk jadi. Getaran-getaran, debu, panas, dan lain-lainnya dapat secara mudah merusak kualitas bahan baku ataupun produk yang dihasilkan.

3 Proses pemesanan bahan baku

- Bahan baku letaknya tidak terdeteksi Mengakibatkan bahan baku dipesan lagi padahal bahan baku masih ada di inventori.

Dengan RFID dapat mendeteksi letak bahan baku yang diletakkan, karena dari awal peletakan posisi telah disimpan dalam tag RFID dengan data posisi, tanggal masuk barang.

53

3.2.2 Analisis Kuesioner dan Wawancara Pada Studi Kasus

Setelah melakukan pengamatan lapangan yang telah dilakukan di PT.

Galunggung Indosteel Perkasa didapat masalah-masalah seperti yang telah dibahas pada

sub bab 3.2.1. Permasalahan-permasalahan pada proses bisnis yang sedang berjalan

tersebut dianalisis berdasarkan masalah utama serta masalah yang menjadi ruang

lingkup studi kasus ini.

Untuk mendukung hasil pengamatan lapangan tersebut di atas, maka dilakukan

wawancara. Wawancara dilakukan berdasarkan analisis dan pengamatan lapangan yang

didapat pada Tabel 3.1 Daftar Proses Bisnis Dalam Studi Kasus dan telah diuraikan

masalah utama dari studi kasus ini.

Analisis permasalahan dari studi kasus ini dapat mengakibatkan kerugian bahan

baku dan waktu. Untuk mempertegas analisis tersebut dilakukan wawancara pada staff

manager inventori perusahaan karena staff tersebut mengetahui secara jelas dan rinci

proses bisnis pada perusahaan serta dapat memberikan data-data atau informasi yang

dibutuhkan.

Berikut tabel yang berisi pertanyaan-pertanyaan wawancara :

Tabel 3.4 Draft Wawancara

Nama : Andi Jabatan : Manager inventori Tanggal Wawancara : 24 September 2007 Jam Wawancara : 10.00 WIB Tempat : PT. Galunggung Indosteel Perkasa Daftar Pertanyaan :

i. Menggunakan sistem FIFO atau LIFO ? Apakah sistem tersebut berjalan dengan baik ? ii. Apakah pencarian bahan baku yang tepat untuk diproduksi sudah berjalan dengan baik ? iii. Bagaimana cara pengkodean bahan baku ? iv. Dengan pengkodean label seperti itu apakah ada kendala ? v. Apakah terjadi kerusakanan pada label ? vi. Bagaimana dengan pendataan bahan baku ? vii. Apakah penempatan bahan baku di gudang sudah teratur ? Pencarian bahan baku mudah ?

54

viii. Berapakah estimasi waktu yang dibutuhkan untuk pencarian bahan baku ? ix. Berapakah maksimal tumpukan bahan baku ?

Dari wawancara tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Konsep FIFO belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Masih terjadi

penumpukan bahan baku di gudang, dan terdapat bahan baku yang menjadi

rusak tidak terpakai. Hal ini menyebabkan oleh rusaknya label pada bahan

baku, bahan baku yang tidak terdeteksi keberadaanya.

2. Pencarian bahan baku untuk diproduksi terjadi kesalahan karena kelalaian staff

inventori.

3. Kendala pada label manual seperti itu adalah label yang lepas (hilang) sehingga

bahan baku atau tools menjadi tidak dikenali. Kendala lainnya adalah staff

inventori salah mendata bahan baku (pemberian label yang salah pada bahan

baku).

4. Kerusakan pada label juga terjadi karena label hanya terbuat dari kertas dan

dikaitkan pada bahan baku.

5. Pendataan bahan baku masih secara manual, dengan mengecek bahan baku

yang tersedia dengan bahan baku yang telah digunakan untuk produksi.

Pencatatan masih dalam dokumen.

6. Penempatan bahan baku di gudang hanya sesuai dengan tipe bahan baku

tersebut. Terkadang tidak diketahui letak bahan baku karena bisa saja bahan

baku tersebut labelnya rusak sehingga tidak dikenali ataupun staff inventori

yang tidak mencari dengan benar bahan baku yang tepat karena letak bahan

baku yang terkadang sulit untuk dideteksi keberadaannya.

55

7. Penumpukan bahan baku di gudang dapat terjadi dikarenakan pemesanan

bahan baku sejenis.

8. Waktu yang diperlukan untuk mencari suatu bahan baku di gudang kira-kira

50-60 menit. Tetapi bahan baku yang digunakan ini belum tentu bahan baku

yang datangnya pertama. Diusahakan agar mendapatkan bahan baku yang

pertama kali datang namun di lapangan agak sulit karena lokasi bahan baku

yang tidak terdata.

9. Maksimal tumpukan bahan baku adalah delapan.

Berikut ini adalah tabel evaluasi hasil wawancara terhadap permasalahan:

Tabel 3.5 Evaluasi Hasil Wawancara dan Kuesioner Terhadap Permasalahan

No. Permasalahan Yang Muncul

Target Pengguna Yang Mengalami Permasalahan

Evaluasi Dari :

1. Lokasi serta penempatan bahan baku untuk memaksimalkan konsep FIFO.

Staff inventori Sistem yang digunakan FIFO atau LIFO ?

2. Label yang lepas atau hilang.

Staff inventori Cara pengkodean bahan baku seperti apa ?

3. Label yang rusak. Staff inventori Apakah ada kendala menggunakan pengkodean label seperti itu ?

3. Tidak terdeteksi letak bahan baku.

Staff inventori Apakah penempatan bahan baku pada gudang sudah teratur ?

4. Kesalahan dalam pengambilan bahan baku untuk proses produksi

Staff produksi Apakah pencarian bahan baku mudah ?

5. Terjadi penumpukan bahan baku di gudang dan bahan baku menjadi rusak karena tidak digunakan dalam waktu yang lama.

Staff inventori Apakah terjadi kerusakan pada bahan baku ?

56

Berikut ini adalah tabel Evaluasi hasil wawancara terhadap solusi dari permasalahan:

Tabel 3.6 Evaluasi Hasil Wawancara dan Kuesioner Terhadap Solusi

No. Target Pengguna Informasi/Data/Fungsi Yang Diperlukan

Value Yang Diharapkan Mengapa Mau Kembali Menggunakan Solusi

1. Staff inventori a. Sistem yang sedang berjalan saat ini ? b. Pelabelan seperti apa, dicatat manual ke dokumen atau terdapat database ? c. Teknik pencarian bahan baku oleh staff inventori ? d. Dokumen-dokumen seperti dokumen penerimaan barang, dokumen pemesanan barang, dan dokumen-dokumen lainnya. e. Data-data bahan baku misalnya harga bahan baku, jenis-jenis bahan baku, dll.

a. Konsep FIFO dapat berjalan baik. b. Label yang sering lepas digantikan dengan RFID card yang lebih awet. c. Bahan baku akan dapat dilacak karena telah tersimpan datanya. d. Penumpukan bahan baku tidak terjadi karena data bahan baku telah tersimpan dalam database dan dapat dicari dengan RFID handheld.

Meninjau dari masalah-masalah yang ada, kesalahan pengambilan bahan baku ataupaun bahan baku yang rusak dapat merugikan. Setelah pembelian bahan baku, barang akan disimpan dalam gudang kemudian tidak terlacak dan berarti itu uang mati karena bisa dibayangkan uang tersebut bila di taruh di bank dan bisa dibungakan.

2. Staff produksi a. Teknik pencarian bahan baku oleh staff produksi ?

a. Bahan baku dapat dicari dengan waktu yang lebih cepat dan tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan bahan baku.

Kesalahan pengambilan bahan baku akan merugikan. Efisiensi waktu juga efisiensi bahan baku.

57

Permasalahan utama adalah pendataan bahan baku yang tidak tepat,

penempatan bahan baku yang tidak teratur, pencarian bahan baku yang tidak tepat

hingga penumpukan bahan baku di gudang. Dari pendataan bahan baku yang tidak tepat

akan berakibat ke proses bisnis selanjutnya. Bahan baku yang digunakan untuk proses

produksi menjadi tidak benar. Penempatan bahan baku yang tidak teratur akan

mengakibatkan staff inventori sulit untuk mendeteksi letak bahan baku sehingga bahan

baku akan menumpuk di gudang dan menjadi rusak, juga akan memesan bahan baku

yang sejenis karena sebelumnya tidak diketahui apakah bahan baku tersebut masih

tersedia atau tidak. Masalah-masalah tersebut dapat mengakibatkan kerugian bahan baku

dan waktu.

Solusi yang dibutuhkan adalah bagaimana memecahkan permasalahan-

permasalahan di atas. Mulai dari permasalahan penerimaan bahan baku, pendataan

bahan baku, peletakan bahan baku di gudang, pencarian bahan baku yang tepat hingga

bahan baku yang akan digunakan untuk proses produksi. Dalam memecahkan

permasalahan-permasalahan di atas, solusi menggunakan penerapan RFID pada sistem

yang akan dibangun. RFID akan mengefisiensikan waktu dan mempermudah dalam

pendataan barang dan pencarian barang tentunya dengan didukung oleh aplikasi yang

ada dan staff yang mengikuti prosedur dengan benar.

3.2.3 Identifikasi Permasalahan

Dengan memperhatikan hasil pengamatan lapangan dan wawancara yang telah

dilakukan terdapat permasalahan-permasalahan seperti terdapat pada Tabel 3.3

Permasalahan Pada Proses Bisnis, maka berikut adalah rangkuman permasalahan yang

dihadapi:

58

Tabel 3.7 Rangkuman Permasalahan Dalam Studi Kasus

No Permasalahan Yang Diidentifikasi Sumber Identifikasi Permasalahan

Verifikasi Dengan Landasan Teori

1. Kesalahan pendataan bahan baku: - Akibat kelalaian staff inventori, disamping itu label yang rusak menyebabkan bahan baku tidak dapat dikenali datanya. - Kesalahan pendataan dapat menyebabkan kerugian dimana bahan baku menjadi berkarat (rusak) sehingga tidak dapat digunakan lagi.

2. Penempatan bahan baku yang tidak teratur: - Mengakibatkan konsep FIFO tidak berjalan semestinya akibatnya pencarian bahan baku menjadi sulit.

3. Bahan baku yang tidak terdeteksi: - Keberadaannya.Merupakan akibat dari beberapa masalah diatas.

Permasalahan didapat dari wawancara dengan Manager inventori PT. Galunggung Indosteel Perkasa, dan melalui pengamatan lapangan dimana setelah ditinjau di lapangan penyusunan bahan baku di gudang tidak teratur.

Mengurangi proses pemindahan bahan (bahan baku handling) Untuk merubah bahan menjadi produksi jadi, maka hal ini akan memerlukan aktivitas pemindahan (movement) sekurang-kurangnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi yaitu : bahan baku, orang / pekerja, atau mesin dan perlatan produksi, bahan baku akan lebih sering dipindahkan dibandingkan dengan dua elemen dasar produksi lainnya. Pada beberapa kasus maka biaya untuk proses pemindahan bahan ini bisa mencapai 30% sampai 90% dari total biaya produksi dengan mengingat pemindahan bahan yang sedemikian besarnya, maka mereka yang bertanggung jawab usaha perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan desainnya pada usaha-usaha memindahkan aktivitas-aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung. Hal ini dilakukan dengan beberapa alasan seperti: 1. Biaya pemindahan bahan disamping cukup besar pengeluarannya

juga akan terus ada dari tahun ke tahun selama proses produksi berlangsung.

2. Biaya pemindahan dengan mudah akan dapat dihitung dimana biaya ini akan proporsional dengan jarak pemindahan bahan yang harus ditempuh dan pengukuran jarak pemindahan bahan ini dapat dianalisa dengan memperhatikan tata letak semua fasilitas produksi yang ada dari pabrik.

Mengurangi kemacetan dan kesimpang-siuran Bahan baku yang menunggu, gerakan perpindahan yang tidak perlu, sera banyak perpotongan (intersection) dari lintasan yang ada akan menyebabkan kesimpang-siuran yang akhirnya akan membawa kearah kemacetan. Dengan memakai bahan baku secara langsung dan secepatnya; serta menjaganya selalu bergerak, maka labour cost akan dapat dikurangi sekitar 40% dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi problema kesimpang-siuran dan kemacetan didalam

59

No Permasalahan Yang Diidentifikasi Sumber Identifikasi Permasalahan

Verifikasi Dengan Landasan Teori

aktivitas pemindahan bahan. FIFO (First In First Out) Ini adalah suatu metode pemberian harga barang persediaan sedemikian rupa sehingga barang yang dikeluarkan terlebih dahulu diberi harga dengan harga perolehan yang paling lama. Metode ini berkembang dari anggapan bahwa barang yang paling dulu datang atau paling dulu diterima di gudang akan paling lebih dulu pula dikeluarkan dari gudang. Hal ini penting, terlebih untuk barang yang mudah rusak atau yang mempunyai masa laku terbatas. Dalam perhitungan barang persediaan jenis bahan mentah, hal ini sangat penting untuk menentukan perhitungan biaya bahan baku (biaya produksi langsung). Untuk perhitungan barang persediaan jenis MRO (Bahan baku Maintenance Repair Operational), akan mempengaruhi juga biaya yang dibebankan pada bagian teknik atau bagian pemeliharaan, yang akan menjadi bagian dari biaya operasional juga (biaya produksi tidak langsung), pada gilirannya kaan mempengaruhi perhitungan biaya produksi secara keseluruhan. Baik perhitungan biaya produksi langsung maupun tak langsung akan mempengaruhi perhitungan keuntungan perusahaan.

60

Dari tabel 3.7 tersebut dapat diidentifikasi beberapa permasalahan. Masalah-

masalah tersebut mulai dari pendataan bahan baku yang masuk ke gudang hingga ke

bahan baku yang dicari untuk digunakan pada proses produksi. Dari kesalahan

pendataan bahan baku akan mengakibatkan permasalahan selanjutnya. Kelalaian staff

juga menjadi sumber permasalahan.

3.3 Analisis Pemecahan Masalah

Dengan memperhatikan rangkuman permasalahan yang ada pada tabel 3.7.

Rangkuman permasalahan dan berdasarkan hasil wawancara, maka diperlukan suatu

solusi untuk menghadapi permasalahan yang ada. Berikut adalah tabel Rangkuman

solusi untuk permasalahan.

Tabel 3.8 Rangkuman Solusi Untuk Permasalahan Studi Kasus

No. Permasalahan Yang Diidentifikasi Solusi Untuk Permasalahan Verifikasi Dengan Landasan Teori

1. Kesalahan pendataan bahan baku: - Akibat kelalaian staff inventori, disamping itu label yang rusak menyebabkan bahan baku tidak dapat dikenali datanya. - Kesalahan pendataan dapat menyebabkan kerugian dimana bahan baku menjadi berkarat (rusak) sehingga tidak dapat digunakan lagi.

2. Penempatan bahan baku yang tidak teratur: - Mengakibatkan konsep FIFO tidak berjalan semestinya akibatnya pencarian bahan baku menjadi sulit.

3. Bahan baku yang tidak terdeteksi: - Keberadaannya.Merupakan akibat dari beberapa masalah diatas.

Dengan menggunakan RFID dapat diindentifikasi bahan baku apa yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi kesalahan pengambilan bahan baku, selain itu penyusunan bahan baku di gudang lebih baik. Jika terjadi kesalahan informasi akan merugikan, contoh : kesalahan pengecekan bahan baku yang ternyata ada tetapi tidak terdeteksi, maka akan merugikan. Dengan menggunakan men-tag card RFID pada RFID reader apakah bahan baku yang akan diambil itu benar, disamping dapat diketahui letak bahan baku.

Dengan implementasi RFID dapat mendeteksi barang-barang yang telah diberi tag RFID. Tag RFID ini akan menyimpan data-data barang sehingga dapat dilacak keberadaanya dengan mudah.

Dari permasalahan-permasalahan diatas dibutuhkan suatu solusi. Solusi yang

digunakan adalah dengan membangun sistem yang diimplementasikan dengan RFID.

61

Setiap bahan baku yang masuk ke gudang telah diberi RFID card yang telah diisikan

data dari bahan baku tersebut serta lokasi penempatan bahan baku.

Analisis mengapa harus menggunakan sistem RFID, dilihat dari beberapa sudut

pandang berikut ini:

1. Waktu

Waktu yang dibutuhkan Tag RFID berjenis ISO 14443 untuk menyampaikan

data adalah kurang dari 120 milidetik. Waktu yang sangat cepat bila

dibandingkan dengan barcode yang membutuhkan waktu 2-5 detik untuk

mentransmisikan datanya.

2. Media

Semua media bisa dilalui oleh RFID, karena transmisi data yang Tag RFID

lakukan menggunakan media elektromagnetik, sehingga RFID bisa melewati

benda cair dan padat sekalipun. RFID tidak terpengaruhi oleh keadaan sekitar

seperti cuaca buruk (hujan, bersalju, panas), daerah berdebu, atau kotoran

lainnya.

3. Jarak

Jarak yang bisa Tag RFID berjenis ISO 14443 toleransi untuk metransmisikan

data adalah antara 6-10 centimeter, dibandingkan dengan barcode yang hanya

bisa dibaca dari jarak ± 7 cm. Kemampuan RFID yang bisa dibaca dari jarak

yang cukup jauh ini sangat bermanfaat terlebih lagi dalam masalah inventori

dimana bahan baku dengan berat besar sangatlah sulit untuk dipindah-

pindahkan.

4. Posisi Membaca Data

62

Dengan menggunakan RFID tidak diperlukan lagi posisi yang tepat untuk

membaca data, karena RFID menggunakan gelombang elektromagnet sehingga

cukup didekatkan saja dengan reader RFID dan tidak seperti barcode yang

menggunakan gelombang optik dimana dibutuhkan sisi khusus untuk membaca

kode barcode.

5. Biaya

Tag RFID pasif memiliki harga yang lebih murah untuk diproduksi dan tidak

bergantung pada baterai. Tag RFID yang banyak beredar adalah Tag RFID

yang sifatnya pasif. Pada Tahun 2004 harga Tag RFID pasif sekitar USD$

0.40. Diprediksi dalam waktu 6-8 tahun kedepan harga Tag RFID pasif USD$

0.10.

6. Keakuratan Data

Jumlah data yang bisa disimpan dalam Tag RFID adalah sampai sebesar 1

Kilobyte, cukup besar dibandingkan data yang bisa dibaca dari barcode.

Dengan jumlah data yang bisa disimpan lebih besar maka data yang dihasilkan

akan lebih akurat.

7. Tingkat Keamanan

Pada sistem RFID pada umumnya, setiap Tag RFID membawa informasi unik

diantaranya adalah nomor seri, model, tempat perakitan, sehingga Tag RFID

ini tidak mungkin ada yang sama dan sulit untuk diduplikasi.

8. Daur Ulang

Memori Tag RFID dibagi dalam beberapa sel-sel. Beberapa sel ada yang

bersifat Read Only untuk nomor seri dan sel lainnya dapat dibaca dan ditulis

63

berulang-ulang, sehingga Tag RFID yang sudah terpakai bisa didaur ulang

untuk keperluan lainnya.

Berikut gambar model konseptual dari solusi yang dibangun:

1. Proses Penerimaan Bahan Baku

1/24/2008

Proses Penerimaan Bahan Baku

5. Inventori Staff

1. SupplierMenurunkanbahan baku

2. InventoryDiperiksa

kualitasnya

Physical Flow Data Flow

6. Input data

8. Tulis data ke Tag RFID

Yang nantinya akanDitempelkan pada

Bahan baku

7. Simpan data kedalam

Data Base Server

Sistem RFID

3. Quality Assurance

4. Mengecek bahanBaku sesuai denganPesanan atau tidak

9. Fork LiftMembawa bahan baku

Yang sudah ditempelkanTag RFID

Ke dalam gudang

10. WarehouseTempat menyimpan

Bahan baku

Gambar 3.7 Model Konseptual Proses Pernerimaan Bahan Baku

64

Keterangan Gambar:

Saat bahan baku datang, bagian inventori akan menerima bahan baku yang

datang. Bagian inventori akan mengeluarkan dokumen penerimaan bahan baku. Bagian

inventori membandingkan dokumen penerimaan barang dan dokumen pemesanan bahan

baku apakah sama atau tidak, kemudian memeriksa bahan baku yang datang apakah

sesuai dengan pesanan. Bila bahan baku tidak sesuai dengan pesanan, maka bahan baku

tersebut akan dipindahkan ke tempat sementara untuk dikembalikan. Bila bahan baku

sesuai dengan pesanan maka bagian inventori akan mendata bahan baku yang datang,

kemudian memberi label kepada bahan baku menggunakan tag RFID. Operator

menggunakan komputer untuk melihat tempat yang masih kosong kemudian meletakan

bahan baku sesuai dengan tempatnya. Bagian inventori mengupdate data yang ada di

dalam database.

65

2. Proses Produksi Baut

Gambar 3.8 Model Konseptual Proses Produksi Baut

66

Keterangan Gambar:

Bagian produksi mengalokasikan bahan baku yang ada untuk diproduksi.

Bagian produksi akan mengeluarkan dokumen produksi. Bagian inventori yang

menerima dokumen tersebut akan mencari dan mengambilkan bahan baku sesuai dengan

permintaan dan mengupdate data dalam database. Setelah mendapatkan bahan baku,

bagian produksi melepaskan tag RFID dari bahan baku dan memproses bahan baku

lebih lanjut.

3. Proses RFID

Gambar 3.9 Model Konseptual Proses RFID

67

Keterangan Gambar:

1. Tag RFID dikosongkan datanya kemudian diisikan data seperti tanggal, idCoil,

berat, dll.

2. Tag RFID yang sudah diisi oleh data-data dipasangkan pada bahan baku.

Untuk satu coil bahan baku memiliki satu tag RFID.

3. Data bahan baku yang baru datang dimasukkan ke dalam database.

4. Bahan baku yang sudah dipasangkan Tag RFID disimpan di dalam warehouse.

5. Tempat bahan baku telah dibagi dalam tempat-tempat yang disimpan di dalam

database, dan dapat dibantu ditemukan menggunakan HandHeld RFID untuk

di dalam warehouse.

6. Bahan baku yang sudah ditemukan dibawa dengan forklift ke bagian produksi.

7. Staff inventori melepaskan Tag RFID untuk digunakan kembali oleh bahan

baku lainnya.

8. Staff inventori mengudate database bahwa jumlah bahan baku sudah

berkurang.

9. Bahan baku sudah siap untuk diproduksi menjadi baut.

68

Tabel berikut merupakan analisis tujuan dari solusi yang akan dibangun:

Tabel 3.9 Tujuan Dari Solusi Yang Akan Dibangun

No. Tujuan Solusi Ditujukan Untuk

Informasi/Data/Fungsi Yang Akan Diberikan Kepada Aktor

Keuntungan Bagi Pengguna

1. Dengan menggunakan RFID dapat diindentifikasi bahan baku apa yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi kesalahan pengambilan bahan baku, selain itu penyusunan bahan baku di gudang lebih baik. Jika terjadi kesalahan informasi akan merugikan, contoh : kesalahan pengecekan bahan baku yang ternyata ada tetapi tidak terdeteksi, maka akan merugikan. Dengan RFID dapat di tag terlebih dahulu pada RFID reader apakah bahan baku yang akan diambil itu benar, disamping dapat diketahui posisi bahan baku.

Staff bagian penerimaan bahan baku atau staff inventori.

- Lokasi penempatan bahan baku. Dari handheld reader ataupun layar yang dipasang di area gudang, dapat diketahui informasi letak bahan baku yang dicari dengan menggunakan fungsi search ataupun melihat letak tipe bahan baku secara keseluruhan pada layar. Pencarian akan bahan baku yang diinginkan menjadi lebih mudah bagi staff inventori dan staff produksi. - Tanggal penerimaan bahan baku Dengan diketahuinya tanggal penerimaan bahan baku, maka staff produksi dapat mencari bahan baku mana yang harus digunakan terlebih dahulu untuk proses produksi, yaitu bahan baku yang datang pertama kali untuk mencegah bahan baku (Coils) menjadi rusak (berkarat).

Keuntungan dari solusi: - Keakuratan dalam pengambilan bahan baku untuk diproduksi dapat menghemat dana karena mengurangi bahan baku yang menjadi rusak karena tertimbun kelamaan dalam gudang. Mengurangi kesalahan pada staff produksi dalam memilih bahan baku yang akan digunakan, karena telah tercatat datanya secara lengkap pada RFID card yang ada ditiap bahan baku. - Keakuratan pengambilan bahan baku untuk diproduksi juga dapat menghemat waktu untuk melakukan produksi, sehingga produktivitas perusahaan bisa bertambah. - Posisi yang benar juga dicatat dalam tag RFID, sehingga pencarian lebih mudah dan penempatan pada posisi yang benar oleh staff inventori.

2. - Kesalahan pengambilan bahan baku. Pengecekan bahan baku yang dibutuhkan secara manual dengan membaca label mempunyai tingkat kesalahan yang relatif tinggi, Misalnya untuk bahan baku yang masuk duluan tidak dipakai lebih dahulu sehingga bila ada kerusakan bahan baku tersebut tidak dapat retur ke supplier (melebihi waktu retur yang diberikan), disamping itu bahan baku yang lama bisa

Ditujukan untuk staff inventori dan staff produksi.

Informasi yang akan diberikan : - Pencarian bahan baku dengan fungsi search pada aplikasi dapat diketahui secara cepat karena posisi dari bahan baku juga dicatat. - Kesalahan pengambilan bahan baku dapat diketahui jika ada bahan baku yang keluar dari area antenna jangkauan RFID.

Keuntungan : - Kesalahan pengambilan bahan baku akan berkurang dengan bantuan staff inventori maupun staff produksi yang mengikuti prosedur dengan benar. - Pencarian akan lebih cepat dan akurat.

69

No. Tujuan Solusi Ditujukan Untuk

Informasi/Data/Fungsi Yang Akan Diberikan Kepada Aktor

Keuntungan Bagi Pengguna

rusak (karatan). 3. - bahan baku letaknya tidak terdeteksi

Mengakibatkan bahan baku dipesan lagi padahal bahan baku masih ada di inventori.

Staff inventori, staff produksi.

Informasi yang akan diberikan : - Letak bahan baku dan jumlah baku berdasarkan tipe tertentu dapat diketahui secara menyeluruh. - Tanggal masuk bahan baku juga dapat diketahui.

Keuntungan : - Tidak adanya kesalahan dalam pemesanan bahan baku yang telah ada di inventori sehingga tidak dilakukan pemesanan lagi.

70

Dari tabel 3.9 di atas dapat dilihat solusi dari permasalahan-permasalahan.

Fokus solusi dari permasalahan adalah mulai dari bahan baku yang masuk ke gudang

didata dengan benar, diberi RFID card pada bahan baku, kemudian ditempatkan di posisi

yang tepat. Data-data bahan baku tersimpan dalam database. Perancangan Solusi

Dengan memperhatikan permasalahan-permasalahan di atas, maka dibutuhkan

solusi. Perancangan solusi yang dibangun ditujukan untuk memecahkan masalah yang

telah diidentifikasikan melalui analisis pada sub bab 3.2 dan mencapai tujuan pada sub

bab 3.3.

Permasalahan-permasalahan tersebut mengakibatkan kerugian bahan baku dan

waktu. Bahan baku menjadi rusak tidak dapat digunakan akan merugikan secara

finansial, serta pencarian bahan baku dengan penempatan yang tidak sesuai akan

membutuhkan waktu yang relatif lama.

Solusi yang dirancang ditujukan untuk memecahkan setiap permasalahan yang

menjadi fokus dari studi kasus ini. Permasalahan telah dianalisis melalui pengamatan

lapangan dan dipertegas melalui wawancara.

3.3.1 Perancangan Proses Bisnis Diusulkan Pada Solusi

Solusi dari permasalahan dapat dilihat pada Tabel 3.9. Proses bisnis baru untuk

mengatasi permasalahan yang ada terletak pada pemberian label pada saat bahan baku

diterima oleh staff inventori. RFID card diisi data-data dari bahan baku kemudian

dilekatkan ke bahan baku tersebut. Proses berikutnya adalah pencarian bahan baku yang

tepat dimana dengan menggunakan aplikasi dapat dicari bahan baku yang diinginkan

ataupun dengan menggunakan handheld reader di bagian inventori dapat mendeteksi

bahan baku yang tepat. Solusi ini akan mempermudah pencarian bahan baku sehingga

71

kesalahan pengambilan bahan baku untuk produksi akan diminimalisasi. Proses bisnis

selanjutnya adalah pengambilan bahan baku untuk diproduksi. Bahan baku yang telah

dicari untuk digunakan pada proses produksi akan dilepaskan tag RFID nya dan

dikosongkan isi datanya sehingga dapat digunakan kembali untuk bahan baku yang lain.

72

Berikut adalah tabel proses bisnis untuk solusi permasalahan:

Tabel 3.10 Proses Bisnis Untuk Mewujudkan Tujuan dari Solusi

No. Tujuan Solusi Proses-Proses Bisnis Yang Akan Digunakan Untuk Mewujudkan Tujuan

Fungsi/Menu dan Informasi Yang Akan Terdapat Dalam Proses Bisnis Tersebut

1. Dengan menggunakan RFID dapat diindentifikasi bahan baku apa yang dibutuhkan sehingga tidak terjadi kesalahan pengambilan bahan baku, selain itu penyusunan bahan baku di gudang lebih baik. Jika terjadi kesalahan informasi akan merugikan, contoh : kesalahan pengecekan bahan baku yang ternyata ada tetapi tidak terdeteksi, maka akan merugikan. Dengan RFID dapat di tag terlebih dahulu pada RFID reader apakah bahan baku yang akan diambil itu benar, disamping dapat diketahui posisi bahan baku.

Proses 1 : Proses Pemesanan bahan baku Pemesanan bahan baku pada supplier sampai dengan proses penerimaan bahan baku. Input : dokumen permintaan bahan baku dari bagian produksi. Proses : pemesanan bahan baku. Output : Dokumen pemesanan bahan baku.

Proses 1 : Menu yang ada dalam proses bisnis : - Menu Login untuk authentifikasi user yang berhak masuk ke aplikasi - Menu Penerimaan Bahan Baku untuk menginput data-data bahan baku.

2. - Kesalahan pengambilan bahan baku untuk kebutuhan produksi. Pengecekan bahan baku yang dibutuhkan secara manual dengan membaca label mempunyai tingkat kesalahan yang relatif, Misalnya untuk bahan baku yang masuk duluan tidak dipakai lebih dahulu sehingga bila ada kerusakan bahan baku tersebut tidak dapat retur ke supplier (melebihi waktu retur yang diberikan), disamping itu bahan baku yang lama bisa rusak (karatan).

Proses 2 : Proses penerimaan bahan baku Proses penerimaan bahan baku oleh staff inventori mulai dari penerimaan bahan baku, pengecekan bahan baku hingga ke update database atau pengembalian bahan baku yang tidak sesuai. Input : Penerimaan bahan baku (dokumen penerimaan bahan baku). Proses : - Pengecekan bahan baku apakah sesuai dengan dokumen pemesanan bahan baku.

Proses 2 : Menu yang ada dalam proses bisnis : - Menu Penerimaan Bahan Baku untuk menginput data bahan baku. - Input data bahan baku pada tag RFID.

73

No. Tujuan Solusi Proses-Proses Bisnis Yang Akan Digunakan Untuk Mewujudkan Tujuan

Fungsi/Menu dan Informasi Yang Akan Terdapat Dalam Proses Bisnis Tersebut

- Pemberian tag RFID pada bahan baku. Sebelumnya tag RFID telah diisikan data yang sesuai dengan informasi pada bahan baku. Output : - Jika sesuai bahan baku yang diterima dengan yang diorder update database inventori, kemudian bahan baku diletakkan di posisi yang sesuai. - Jika tidak sesuai kembalikan bahan baku.

3 - Masalah 1 : bahan baku letaknya tidak terdeteksi Mengakibatkan bahan baku dipesan lagi padahal bahan baku masih ada di inventori

Proses 3 : Proses produksi Baut. Proses ini mulai dari alokasi bahan baku, permintaan bahan baku untuk diproduksi, kemudian memproduksi bahan baku hingga pengembalian bahan baku jika terdapat sisa bahan baku. Input : Menerima permintaan bahan baku dari staff produksi. Proses : Proses produksi bahan baku sesuai dengan bahan baku yang diinginkan. Output : Baut yang telah jadi

Menu yang ada pada proses bisnis ini : - Menu search untuk pencarian bahan baku yang masih tersedia di gudang. - Menu Pengeluaran Bahan Baku untuk meng-update database bahwa bahan baku sudah digunakan untuk proses produksi.

74

Berikut Diagram Aliran Data (DAD) dari proses bisnis baru:

1. Proses Pemesanan Bahan Baku

Proses Pemesanan Bahan Baku

Memesan bahan baku

Dokumen pemesanan bahan

baku

End

Start

Dokumen permintaan bahan baku dari bagian

produksi

Menerima permintaan bahan baku

Bagian Inventori Perusahaan Bahan Baku

Gambar 3.10 DAD Proses Pemesanan Bahan Baku

75

Keterangan Gambar:

Saat bagian produksi akan memproduksi baut dan bahan baku yang tersedia

tidak mencukupi, maka bagian produksi akan mengeluarkan dokumen permintaan bahan

baku. Bagian inventori yang menerima dokumen tersebut kemudian melakukan proses

pemesanan bahan baku. Setelah itu bagian inventori akan mengeluarkan dokumen

pemesanan bahan baku yang nantinya akan diserahkan kepada supplier bahan baku.

Supplier bahan baku nantinya akan memproses lebih lanjut permintaan bahan baku.

76

2. Proses Penerimaan Bahan Baku

Gambar 3.11 DAD Proses Pemesanan Bahan Baku

77

Keterangan Gambar:

Saat bahan baku datang, bagian inventori akan menerima bahan baku yang

datang. Bagian inventori akan mengeluarkan dokumen penerimaan bahan baku. Bagian

inventori membandingkan dokumen penerimaan barang dan dokumen pemesanan bahan

baku apakah sama atau tidak, kemudian memeriksa bahan baku yang datang apakah

sesuai dengan pesanan. Bila bahan baku tidak sesuai dengan pesanan, maka bahan baku

tersebut akan dipindahkan ke tempat sementara untuk dikembalikan. Bila bahan baku

sesuai dengan pesanan maka bagian inventori akan mendata bahan baku yang datang,

kemudian memberi tag RFID kepada bahan baku. Operator menggunakan komputer

untuk melihat tempat yang masih kosong kemudian meletakan bahan baku sesuai

dengan tempatnya. Bagian inventori mengupdate data yang ada di dalam database.

78

3. Proses Produksi Baut

Gambar 3.12 DAD Proses Pemesanan Baut

79

Keterangan Gambar:

Bagian produksi mengalokasikan bahan baku yang ada untuk diproduksi.

Bagian produksi akan mengeluarkan dokumen produksi. Bagian inventori yang

menerima dokumen tersebut akan mencari dan mengambilkan bahan baku sesuai dengan

permintaan dan mengupdate data dalam database. Setelah mendapatkan bahan baku,

bagian produksi melepaskan tag RFID dari bahan baku dan memproses bahan baku

lebih lanjut. Bahan baku sekali dipakai harus habis jika ternyata memang ada sisa maka

sisa bahan baku tersebut harus dihabiskan. Setelah itu tag RFID akan didaur ulang untuk

dipakai bagian lain atau bahan baku yang lain.

80

4. Proses Produksi Lanjutan

Gambar 3.13 DAD Proses Produksi Lanjutan

81

Keterangan Gambar:

Baut dikelompokkan sesuai dengan pesanan. Bagian produksi mengeluarkan

dokumen pengiriman barang. Baut tersebut akan dikirimkan untuk proses lanjutan.

Proses lanjutan bisa berupa hardening Baut, treaming Baut, coloring Baut, tergantung

pada pesanan. Outsource akan mengeluarkan dokumen pengembalian barang. Bagian

produksi akan menerima kembali Baut yang sudah mengalami proses lanjutan,

kemudian mengecek dokumen pengiriman apakah sama dengan dokumen pengembalian

barang. Bagian produksi akan mengeluarkan dokumen penerimaan barang.

82

5. Proses Distribusi Barang

Gambar 3.14 DAD Proses Distribusi Barang

83

Keterangan Gambar:

Pengecekkan barang apakah sudah sesuai dengan kualitas yang sudah

ditetapkan. Bagian produksi akan mengeluarkan dokumen pengecekan kualitas Baut.

Kemudian mengepak Baut-Baut ke dalam kardus sesuai dengan pesanan pelanggan.

Bagian produksi membuat dokumen pengeluaran barang. Bagian distribusi akan

mendistribusikan Baut tersebut kepada pelanggan. Pelanggan akan memberikan

dokumen penerimaan barang sebagai bukti bahwa barang sudah sampai pada tujuan.

3.3.2 Perancangan Struktur Fungsi/Menu Pada Solusi

Untuk memenuhi sistem pada proses bisnis baru, aplikasi yang dirancang akan

mempunyai beberapa menu. Menu-menu pada aplikasi akan digabungkan dengan

penggunaan RFID. RFID akan digunakan pada proses bisnis baru sesuai yang telah

dijelaskan pada solusi sebelumnya.

Adapun menu atau fungsi yang ada pada aplikasi yang akan dibangun adalah sebagai

berikut:

1. Login, merupakan halaman login bagi user.

2. Menu pilihan, merupakan halaman menu utama.

Menu main terdiri dari:

a. Menu Ubah Password, merupakan halaman bagi pengguna untuk merubah

password.

b. Menu Transaksi Penerimaan Bahan Baku, merupakan halaman bagi

pengguna untuk mendata bahan baku yang masuk.

c. Menu Transaksi Pengeluaran Bahan Baku, merupakan halaman bagi

pengguna untuk mendata bahan baku yang keluar.

84

d. Menu Pencarian, merupakan halaman bagi pengguna untuk mencari bahan

baku yang tersedia di gudang.

e. Menu Logout, merupakan menu bagi user untuk menutup menu utama dan

kembali ke menu login.

f. Menu Exit, untuk keluar dari aplikasi.

3. Menu Database, merupakan halaman menu admin untuk memanipulasi data.

Menu Database terdiri dari:

a. Menu Karyawan, merupakan halaman bagi pengguna untuk menampilkan

data karyawan dan mengentri data karyawan yang baru.

b. Menu Jenis Bahan Baku, merupakan halaman bagi pengguna untuk

menampilkan data jenis bahan baku dan mengentri data jenis bahan baku

yang baru.

c. Menu Bahan Baku, merupakan halaman bagi pengguna untuk

menampilkan data bahan baku dan mengentri data bahan baku yang baru.

d. Menu Supplier, merupakan halaman bagi pengguna untuk menampilkan

data supplier dan mengentri data supplier yang baru.

e. Menu Tempat, merupakan halaman bagi pengguna untuk menampilkan

data tempat bahan baku dan mengentri data tempat bahan baku yang baru.

4. Menu Report, merupakan halaman untuk menampilkan report data bahan baku

yang masuk ke gudang, report stock bahan baku yang masih tersedia di

gudang, dan report data bahan baku yang telah digunakan untuk proses

produksi.

85

Berikut adalah tabel Fungsi/Menu serta pengguna aplikasi:

Tabel 3.10 Fungsi/Menu vs Pengguna

No. Fungsi/Menu Aplikasi

Aktor dan Hak Akses Yang Akan Menggunakan Fungsi/Menu Tersebut

Data Yang Akan Dientri, Proses Yang Akan Dilakukan atau Informasi Yang Akan Dihasilkan oleh Fungsi/Menu Terhadap Aktor

Hak akses untuk admin adalah: a. membaca informasi b. meng-update data c. menghapus data d. membuat data baru

a. Data entri: Data yang akan dientri adalah data karyawan, data supplier, data bahan baku, data jenis bahan baku, data tempat. b. Proses yang dilakukan: - Entri data bahan baku yang baru ke database dan ke RFID card. - Update database. - Hapus data master. - Membaca informasi data bahan baku. c. Informasi yang dihasilkan: - Data dari database. - Report data bahan baku yang masuk, data stock bahan baku, dan data bahan baku yang keluar.

1. Login untuk authentifikasi user yang berhak masuk ke aplikasi.

Hak akses untuk pengguna biasa adalah: a. membaca informasi b. meng-update data c. menghapus data d. membuat data baru

a. Data entri: Data yang akan dientri adalah data bahan baku. b. Proses yang dilakukan: - Entri data bahan baku yang baru ke database dan ke RFID card. - Update database (password). - Membaca informasi data bahan baku. c. Informasi yang dihasilkan: - Data bahan baku.

86

No. Fungsi/Menu Aplikasi

Aktor dan Hak Akses Yang Akan Menggunakan Fungsi/Menu Tersebut

Data Yang Akan Dientri, Proses Yang Akan Dilakukan atau Informasi Yang Akan Dihasilkan oleh Fungsi/Menu Terhadap Aktor

Hak akses untuk admin adalah: a. membaca informasi b. mengupdate data c. menghapus data d. membuat data baru

a. Data entri: Data yang akan dientri adalah data karyawan, data supplier, data bahan baku, data jenis bahan baku, data tempat. b. Proses yang dilakukan: - Entri data bahan baku yang baru ke database dan ke RFID card. - Update database. - Hapus data master. - Membaca informasi data bahan baku. c. Informasi yang dihasilkan: - Data dari database. - Report data bahan baku yang masuk, data stock bahan baku, dan data bahan baku yang keluar.

2. Menu Pilihan terdiri dari: - Menu Ubah Password - Menu Penerimaan Bahan Baku - Menu Pengeluaran Bahan Baku - Menu Pencarian - Menu Logout - Menu Exit

Hak akses untuk pengguna biasa adalah: a. membaca informasi b. mengupdate data c. menghapus data d. membuat data baru

a. Data Entri: data-data yang akan dientri adalah data bahan baku. b. Proses yang dilakukan: - Entri data bahan baku yang baru ke database dan ke RFID card. - Update database (password). - Membaca informasi data bahan baku. c. Informasi yang dihasilkan: - Data bahan baku.bahan baku, dan data bahan baku yang keluar.

3

Menu Database terdiri dari: - Menu Karyawan - Menu Jenis Bahan Baku - Menu Bahan Baku - Menu Supplier - Menu Tempat

Hak akses untuk admin adalah: a. membaca informasi b. mengupdate data c. menghapus data d. membuat data baru

a. Data Entri: Data yang akan dientri adalah data karyawan, data supplier, data bahan baku, data jenis bahan baku, data tempat. b. Proses yang dilakukan: - Entri data bahan baku yang baru ke database dan ke RFID card. - Update database. - Hapus data master. - Membaca informasi data bahan baku.

87

No. Fungsi/Menu Aplikasi

Aktor dan Hak Akses Yang Akan Menggunakan Fungsi/Menu Tersebut

Data Yang Akan Dientri, Proses Yang Akan Dilakukan atau Informasi Yang Akan Dihasilkan oleh Fungsi/Menu Terhadap Aktor

c. Informasi yang dihasilkan: - Data dari database.

4. Menu Report terdiri dari: - Report data bahan baku yang masuk ke gudang - Report stock bahan baku di gudang - Report data bahan baku yang keluar

Hak akses untuk admin adalah : a. membuat report

a. Data Entri: Data yang akan dientri adalah periode waktu untuk report. b. Proses yang dilakukan: - Menampilkan report sesuai dengan periode. c. Informasi yang dihasilkan: - Report data bahan baku yang masuk, data stock bahan baku, dan data bahan baku yang keluar.

88

3.3.3 Perancangan Layar (Storyboard) Pada Solusi

Rancangan layar yang dibuat disesuaikan dengan:

1. Menu yang ada pada aplikasi.

2. Kebutuhan yang diperlukan dalam proses bisnis.

3. Menu yang mendukung pemecahan solusi.

89

Berikut adalah tabel fungsi atau menu yang akan ada pada aplikasi:

Tabel 3.11 Fungsi/Menu vs Layar (Storyboard)

No. Fungsi/Menu Aplikasi

Digunakan Pada Proses Bisnis Baru

Nama Layar (Storyboard)

1. Login Authentifikasi untuk masuk ke aplikasi.

1a. Layar Login: Layar ini digunakan untuk authentifikasi password, dimana hanya user yang diijinkan untuk dapat mengakses ke aplikasi.

2. Pilihan Layar Pilihan yang terdiri menu: - Menu Ubah Password - Menu Penerimaan Bahan Baku - Menu Pengeluaran Bahan Baku - Menu Pencarian - Menu Logout Menu Exit

2a. Layar Ubah Password: Layar ini digunakan untuk merubah password. 2b. Layar TrPenerimaan: Layar ini digunakan untuk mendata bahan baku yang masuk ke gudang. 2c. Layar TrPengeluaran: Layar ini digunakan untuk mendata bahan baku yang digunakan untuk proses produksi. 2d. Layar Pencarian: Layar ini digunakan untuk mencari data bahan baku yang tersedia di gudang.

3. Database Layar Database terdiri dari menu: - Menu Karyawan - Menu Jenis Bahan Baku - Menu Bahan Baku - Menu Supplier - Menu Tempat

3a. Layar Karyawan: Layar ini digunakan untuk menampilkan data karyawan dan mengentri data karyawan yang baru. 3b. Layar Jenis Bahan Baku: Layar ini digunakan untuk menampilkan data jenis bahan baku dan mengentri data jenis bahan baku yang baru. 3c. Layar Bahan Baku: Layar ini digunakan untuk menampilkan data bahan baku dan mengentri data bahan baku yang baru. 3d. Layar Supplier: Layar ini digunakan untuk menampilkan data supplier dan mengentri data supplier yang baru. 3e. Layar Tempat: Layar ini digunakan untuk menampilkan data tempat bahan baku dan mengentri data tempat bahan

90

No. Fungsi/Menu Aplikasi

Digunakan Pada Proses Bisnis Baru

Nama Layar (Storyboard)

baku yang baru. 4. Report Layar Report terdiri dari :

- Report data bahan baku yang masuk ke gudang. - Report stock bahan baku. - Report data bahan baku yang keluar dari gudang.

4a. Layar Report data bahan baku yang masuk ke gudang. 4b. Layar Report stock bahan baku. 4c. Layar Report data bahan baku yang keluar dari gudang.

91

Berikut adalah rancangan layar dari aplikasi:

1. Rancangan Layar Login

Gambar 3.15 Rancangan Layar Login

Login untuk admin dan user dengan memasukkan username dan

password. Jika username dan password tidak terdaftar dalam database maka

tidak dapat login, jika terdaftar akan masuk ke main menu. User dapat

menekan tombol ‘exit’ untuk keluar dari aplikasi.

2. Rancangan Layar Main Menu

Main FormPilihan Database Report

Gambar 3.16 Rancangan Layar Main Menu

92

Layar main menu terdiri dari menu pilihan, menu database, dan menu

report. Menu pilihan dipilih untuk transaksi pendataan bahan baku yang

masuk, data bahan baku yang keluar, mencari bahan baku, merubah password

pengguna dan keluar dari aplikasi.

Menu database dan menu report hanya ada untuk pengguna berstatus

admin. Untuk merubah database master dapat memilih meu database. Untuk

membuat report dapat memilih menu report.

3. Rancangan Layar Penerimaan Bahan baku

Gambar 3.17 Rancangan Layar Penerimaan Bahan baku

Form ini menampilkan data penerimaan bahan baku yang tersimpan

dalam tabel HistoryCoil. Untuk menambah data bahan baku,

IdTrPenerimaanBahan baku akan otomatis terisi, pengguna menginput tanggal

masuk dan nama supplier kemudian menekan tombol ‘tambah’. Setelah

menekan tombol ‘tambah’ akan ditampilkan Layar Tag Bahan baku. Untuk

menghapus data, pilih data yang akan dihapus kemudian tekan tombol ‘hapus’.

93

4. Rancangan Layar Detail Penerimaan Bahan baku

Gambar 3.18 Rancangan Layar Detail Penerimaan Bahan baku

Form ini ada setelah menambah data pada Layar Penerimaan Bahan baku.

Form ini untuk mengisi data bahan baku dalam RFID Card, untuk jenis dapat

dipilih, ukuran dan berat diisi oleh pengguna. Setelah selesai menginput data

tekan tombol ‘Input’, kemudian form ini akan tertutup dan kembali ke form

penerimaan bahan baku.

94

5. Rancangan Layar Pengeluaran Bahan baku

Gambar 3.19 Rancangan Layar Pengeluaran Bahan baku

Data dari form pengeluaran bahan baku dibaca dari RFID card bahan

baku. Pengecekan terlebih dahulu kartu terpasang atau tidak terpasang. Tombol

‘print’ digunakan untuk mencetak data bahan baku yang telah keluar. WOE

adalah Bahan baku disusun dalam tumpukan, satu tumpukan terdiri dari 8 coil.

Untuk berat dalam satuan kilogram. Work Order Execution (WOE) yang

dipakai untuk surat penugasan dalam produksi baut.

95

6. Rancangan Layar Jenis Bahan baku

Gambar 3.20 Rancangan Layar Jenis Bahan Baku

Form ini menampilkan data yang terdapat pada MsJenisBahan baku.

Terdapat navigasi untuk melihat data yang terdapat di tabel MsJenisBahan

baku. Untuk menambah data, tekan tombol ‘add new’ pada navigasi dan secara

otomatis akan membuatkan IdJenisBahan baku yang baru, pengguna mengisi

JenisBahan baku kemudian tekan tombol ‘save’. Untuk menghapus data, pilih

terlebih dahulu data yang akan dihapus kemudian tekan tombol ‘delete’. Untuk

mengubah data, ubah data yang ada kemudian tekan tombol ‘save’.

96

7. Rancangan Layar Data Karyawan

Gambar 3.21 Rancangan Layar Data Karyawan

Form ini menampilkan data yang terdapat pada MsKaryawan. Terdapat

navigasi untuk melihat data yang terdapat di tabel MsKaryawan. Untuk

menambah data, tekan tombol ‘add new’ pada navigasi dan secara otomatis

akan membuatkan IdKaryawan yang baru, pengguna mengisi nama karyawan,

alamat karyawan, telp karyawan, password, dan role kemudian tekan tombol

‘Save’. Untuk menghapus data, pilih terlebih dahulu data yang akan dihapus

kemudian tekan tombol ‘delete’. Untuk mengubah data, ubah data yang ada

kemudian tekan tombol ‘save’.

97

8. Rancangan Layar Supplier

Gambar 3.22 Rancangan Layar Data Supplier

Form ini menampilkan data yang terdapat pada MsSupplier. Terdapat

navigasi untuk melihat data yang terdapat di tabel MsSupplier. Untuk

menambah data, tekan tombol ‘add new’ pada navigasi dan secara otomatis

akan membuatkan IdSupplier yang baru, pengguna mengisi nama supplier,

alamat supplier dan telp supplier kemudian tekan tombol ‘save’. Untuk

menghapus data, pilih terlebih dahulu data yang akan dihapus kemudian tekan

tombol ‘delete’. Untuk mengubah data, ubah data yang ada kemudian tekan

tombol ‘save’.

98

9. Rancangan Layar Bahan Baku

Gambar 3.23 Rancangan Layar Bahan Baku

Form ini menampilkan data yang terdapat pada MsBahan baku. Terdapat

navigasi untuk melihat data yang terdapat di tabel MsBahan baku. Untuk

menambah data, tekan tombol ‘add new’ pada navigasi dan secara otomatis

akan membuatkan IdBahan baku yang baru, pengguna mengisi idjenisbahan

baku, dan ukuran kemudian tekan tombol ‘Save’. Untuk menghapus data, pilih

terlebih dahulu data yang akan dihapus kemudian tekan tombol ‘delete’. Untuk

mengubah data, ubah data yang ada kemudian tekan tombol ‘save’. Untuk

ukuran dalam satuan milimeter.

99

10. Rancangan Layar Tempat

Gambar 3.24 Rancangan Layar Tempat

Form ini menampilkan data yang terdapat pada MsTempat. Terdapat

navigasi untuk melihat data yang terdapat di tabel MsTempat. Untuk

menambah data, tekan tombol ‘add new’ pada navigasi, pengguna mengisi

IdTempat dan nama tempat kemudian tekan tombol ‘Save’. Untuk menghapus

data, pilih terlebih dahulu data yang akan dihapus kemudian tekan tombol

‘delete’. Untuk mengubah data, ubah data yang ada kemudian tekan tombol

‘save’.

100

11. Rancangan Layar Merubah Password

Gambar 3.25 Rancangan Layar Merubah Password

Form ini digunakan untuk merubah password dengan cara menginput

password lama pengguna, kemudian input password baru, lalu input sekali lagi

password baru. Setelah itu tekan tombol ‘save’. Jika password lama salah,

maka tidak berhasil untuk merubah password, jika password baru dan ulangi

password baru tidak sama maka tidak berhasil merubah password. Password

berhasil dirubah jika password lama terisi dengan benar, password baru dan

ulangi password baru sama.

12. Rancangan Layar Periode

Gambar 3.26 Rancangan Layar Periode

Form ini untuk memilih periode awal dan periode akhir untuk

menampilkan report. Tekan tombol ‘view’ untuk menampilkan report.

101

13. Rancangan Layar Form Report

Gambar 3.27 Rancangan Layar Form Report

Form ini menampilkan report berdasarkan pilihan report bahan baku

yang masuk ke gudang, report stock bahan baku di gudang, dan report bahan

baku yang keluar.

14. Rancangan Layar Pencarian

Gambar 3.28 Rancangan Layar Pencarian

102

Form ini menampilkan data bahan baku yang tersimpan dalam database.

User memilih berdasarkan jenis, supplier, dan ukuran bahan baku. Terdapat

tombol cari untuk menampilkan hasil yang user sudah masukkan.

15. Rancangan Layar Handheld

Gambar 3.29 Rancangan Layar Handheld

Rancangan Layar Handheld ini digunakan pada saat mencari bahan baku

di gudang. User dapat memasukkan id yang dicari pada handheld, kemudian

men-scan bahan baku yang telah diberi tag RFID.

16. Menu Logout

Menu untuk logout terdapat pada Layar Main Menu dengan mengklik

menu pilihan akan muncul submenu Logout. Ketika mengklik submenu Logout

maka akan kembali ke Layar Login.

103

17. Menu Exit

Menu untuk exit terdapat pada Layar Main Menu dengan mengklik menu

pilihan akan muncul submenu Exit. Ketika mengklik submenu Exit maka akan

langsung keluar dari aplikasi.

3.3.4 Perancangan Basis Data Pada Solusi

Berdasarkan dari fungsi pada proses bisnis baru, data entry dan informasi yang

akan ditampilkan pada rancangan proses bisnis baru dan layar aplikasi diusulkan, maka

pada tahapan ini akan dirancang basis data yang akan digunakan pada aplikasi.

Rancangan tabel-tabel pada aplikasi ini akan diimplementasikan dengan

menggunakan database engine : Microsoft SQL Server versi yang digunakan adalah

versi 2005. Basis data terdiri dari 9 tabel yaitu tabel HistoryCoil, MsJenisBahanBaku,

MsKaryawan, MsBahanBaku, MsSupplier, MsTempat, TrPenerimaanBahanBaku, dan

TrPengeluaranBahanBaku.

Berikut adalah tabel penjelasan basis data yang digunakan:

Tabel 3.12 Definisi Tabel MsJenisBahanBaku

Deskripsi : Tabel ini digunakan untuk menyimpan data jenis bahan baku. Tabel ini

akan digunakan di dalam informasi jenis bahan baku dalam aplikasi.

Primary Key : IdJenisBahanBaku

No. Nama Field Tipe Data Keterangan 1. IdJenisBahanBaku Varchar(5) PK, not null 2. JenisBahanBaku Varchar(15) Nama jenis bahan baku

Tabel 3.13 Contoh Isi Data MsJenisBahanBaku

No. IdJenisBahanBaku JenisBahanBaku 1. JM001 18A 2. JM002 8A

104

Tabel 3.14 Definisi Tabel MsKaryawan

Deskripsi : Tabel ini digunakan untuk menyimpan data karyawan. Tabel ini akan

digunakan di dalam informasi karyawan dalam aplikasi.

Primary Key : IdKaryawan

No. Nama Field Tipe Data Keterangan 1. IdKaryawan Varchar(5) PK, not null 2. NamaKaryawan Varchar(30) Nama karyawan 3. AlamatKaryawan Varchar(50) Alamat karyawan 4. TelpKaryawan Varchar(15) Telepon karyawan 5. Password Varchar(40) Password masing-masing karyawan

untuk login ke aplikasi 6. Role int Status karyawan untuk manipulasi data

dalam aplikasi

Tabel 3.15 Contoh Isi Data MsKaryawan

No. IdKaryawan NamaKaryawan AlamatKaryawan TelpKaryawan Password Role 1. KY001 Rudi Jl. Anggrek Cakra 5687493 1aw2df6 1 2. KY002 Jerry Jl. K.H. Syahdan 5348391 122sdf1 2

Tabel 3.16 Definisi Tabel MsBahanBaku

Deskripsi : Tabel ini digunakan untuk menyimpan data Bahan baku bahan baku.

Tabel ini akan digunakan di dalam informasi bahan baku dalam

aplikasi.

Primary Key : IdBahanBaku

No. Nama Field Tipe Data Keterangan 1. IdBahanBaku Varchar(5) PK, not null 2. IdJenisBahanBaku Varchar(5) FK 3. Ukuran Numeric(18,2) Ukuran dari bahan baku bahan baku

Tabel 3.17 Contoh Isi Data MsBahanBaku

No. IdBahanBaku IdJenisBahanBaku Ukuran 1. MT001 JM001 2.45 2. MT002 JM002 2.33

Tabel 3.18 Definisi Tabel MsSupplier

Deskripsi : Tabel ini digunakan untuk menyimpan data supplier. Tabel ini akan

105

digunakan di dalam informasi supplier dalam aplikasi.

Primary Key : IdSupplier

No. Nama Field Tipe Data Keterangan 1. IdSupplier Varchar(5) PK, not null 2. NamaSupplier Varchar(30) Nama supplier 3. AlamatSupplier Varchar(50) Alamat supplier 4. TelpSupplier Varchar(15) Telepon supplier

Tabel 3.19 Contoh Isi Data MsSupplier

No. IdSupplier NamaSupplier AlamatSupplier TelpSupplier 1. SP001 PT. GMS Jl. Serang Raya 5546334 2. SP002 PT. Garuda K. Jl. Balaraja Km 7 5454532

Tabel 3.20 Definisi Tabel MsTempat

Deskripsi : Tabel ini digunakan untuk menyimpan data lokasi penempatan bahan

baku. Tabel ini akan digunakan di dalam informasi tempat dalam

aplikasi.

Primary Key : IdTempat

Tabel 3.21 Contoh Isi Data MsTempat

No. IdTempat NamaTempat 1. A1 Gudang A 2. B1 Gudang B

No. Nama Field Tipe Data Keterangan 1. IdTempat Varchar(5) PK, not null 2. NamaTempat Varchar(50) Nama tempat

106

Tabel 3.22 Definisi Tabel TrPenerimaanBahanBaku

Deskripsi : Tabel ini digunakan untuk menyimpan data transaksi bahan baku yang

masuk ke gudang. Tabel ini akan digunakan di dalam informasi

penerimaan bahan baku dalam aplikasi.

Primary Key : IdPenerimaanBahanBaku

No. Nama Field Tipe Data Keterangan 1. IdPenerimaanBahanBaku Varchar(5) PK, not null 2. IdSupplier Varchar(5) FK 3. IdKaryawan Varchar(5) FK 4. Tanggal Datetime Tanggal penerimaan bahan baku

Tabel 3.23 Contoh Isi Data TrPenerimaanBahanBaku

No. IdPenerimaanBahanBaku IdSupplier IdKaryawan Tanggal 1. PM001 SP001 KY001 1/2/2007 10:34:00AM 2. PM002 SP002 KY002 1/18/2007 12:00:00AM

Tabel 3.24 Definisi Tabel TrPengeluaranBahanBaku

Deskripsi : Tabel ini digunakan untuk menyimpan data transaksi bahan baku yang

digunakan untuk proses produksi. Tabel ini akan digunakan di dalam

informasi bahan baku yang keluar dalam aplikasi.

Primary Key : IdPengeluaranBahanBaku

No. Nama Field Tipe Data Keterangan 1. IdPengeluaranBahanBaku Varchar(5) PK, not null 2. IdBahanBaku Varchar(5) FK 3. IdKaryawan Varchar(5) FK 4. Tanggal Datetime Tanggal pengeluaran bahan baku 5. WOE Varchar(50) Nomor perintah kerja

Tabel 3.25 Contoh Isi Data TrPengeluaranBahanBaku

No. IdPengeluaranBahanBaku IdBahanBaku IdKaryawan Tanggal WOE 1. PL001 MT001 KY001 3/2/2007 12:33:00AM WO334 2. PL002 MT002 KY002 3/6/2007 11:14:00AM WO212

107

Tabel 3.26 Definisi Tabel HistoryBahanBaku

Deskripsi : Tabel ini digunakan untuk menyimpan data bahan baku secara lengkap

beserta tanggal masuk dan tanggal keluar. Tabel ini akan digunakan di

dalam informasi bahan baku yang masuk dan keluar dalam aplikasi.

Primary Key : IdCoil

No. Nama Field Tipe Data Keterangan 1. IdCoil Numeric(18,0) PK, not null 2. IdBahanBaku Varchar(5) FK 3. IdTempat Varchar(5) FK 4. Berat Numeric(18,2) Berat bahan baku 5. Tanggal Masuk Datetime Tanggal masuk bahan baku 6. Tanggal Keluar Datetime Tanggal keluar bahan baku 7 IdPenerimaanBahanBaku Varchar(5) FK

Tabel 3.27 Contoh Isi Data HistoryBahanBaku

No. IdCoil IdBahanBaku

IdTempat

Berat Tanggal Masuk

Tanggal Keluar

IdPenerimaanBahanBaku

1. 1 MT001 A1 200 1/2/2007 10:34:00AM

3/2/2007 12:33:00AM

PM001

2. 2 MT002 B1 250 1/18/2007 12:00:00AM

3/6/2007 11:14:00AM

PM002

Berikut ini merupakan diagram yang menggambarkan keterhubungan antar tabel-tabel

yang telah didefinisikan di atas:

108

Gambar 3.30 Diagram Relasi Antar Tabel

Berikut ini merupakan pemetaan antara tabel-tabel yang digunakan dengan layar pada

aplikasi diusulkan:

Tabel 3.28 Pemetaan Tabel dengan Layar

No. Nama Layar (Storyboard) Tabel Yang Digunakan Pada Layar Tersebut 1. Layar Login Tabel MsKaryawan 2. Layar Ubah Password Tabel MsKaryawan 3. Layar TrPenerimaan Tabel TrPenerimaaanBahanbaku

Tabel HistoryCoil Tabel MsKaryawan Tabel MsBahan baku Tabel MsJenisBahan baku Tabel MsTempat

4. Layar TrPengeluaran Tabel TrPengeluaranBahanbaku Tabel HistoryCoil Tabel MsKaryawan Tabel MsBahan baku Tabel MsJenisBahan baku Tabel MsTempat

5. Layar Pencarian Tabel HistoryCoil Tabel TrPenerimaanBahanbaku Tabel MsBahan baku

6. Layar Karyawan Tabel MsKaryawan

109

No. Nama Layar (Storyboard) Tabel Yang Digunakan Pada Layar Tersebut 7. Layar Jenis Bahan baku Tabel MsJenisBahanbaku 8. Layar Bahan baku Tabel MsBahanbaku 9. Layar Supplier Tabel MsSupplier 10. Layar Tempat Tabel MsTempat 11. Layar Periode Tabel HistroyCoil 12. Layar Report Bahan baku yang

masuk ke gudang Tabel MsBahanbaku Tabel MsJenisBahanbaku Tabel HistroyCoil Tabel TrPenerimaanBahanbaku Tabel MsKaryawan Tabel MsTempat Tabel MsSupplier

13. Layar Report Stock Bahan baku Tabel MsBahan baku Tabel MsJenisBahan baku Tabel HistroyCoil Tabel TrPenerimaanBahanbaku Tabel MsKaryawan Tabel MsTempat Tabel MsSupplier

14. Layar Report Bahan baku yang keluar dari gudang

Tabel MsBahan baku Tabel MsJenisBahan baku Tabel HistroyCoil Tabel TrPengeluaranBahan baku Tabel MsKaryawan Tabel MsTempat Tabel MsSupplier

110

3.4 Perancangan UML

3.4.1 Use Case Diagram

Perancangan UML untuk sistem aplikasi inventori ini menggunakan UML versi

1.3, dan piranti lunak yang digunakan untuk pengembangan UML menggunakan

Microsoft Visio 2000. Perancangan UML yang dilakukan meliputi Use Case Diagram,

Activity Diagram, Class Diagram, dan Sequence Diagram.

Use Case Diagram di bawah memberikan gambaran mengenai sistem aplikasi

inventori dari sudut pandang user yaitu karyawan berupa admin dan non-admin, dimana

user dapat memilih menu yang diperlukan untuk transaksi penerimaan bahan baku,

pengeluaran bahan baku, merubah data dalam database, hingga merubah password user

dan membuat laporan mengenai bahan yang masuk ke gudang, tersimpan di gudang, dan

bahan baku yang digunakan untuk proses produksi.

111

Gambar 3.31 Use case diagram

Dokumentasi Use Case

Use Case Login

Deskripsi : Use Case ini menggambarkan user dalam memasukkan

data karyawan berupa username dan password yang akan

mengakses ke aplikasi.

Aktor : User

Extends Use Case : -

Langkah-langkah :

Awal USE CASE

112

1. User membuka aplikasi inventori (di sistem client).

2. Window login akan ditampilkan dan user harus memasukkan username dan

password untuk dapat masuk ke menu inventori.

If username dan password yang dimasukkan benar.

3. Aplikasi inventori tampil dengan beberapa pilihan menu.

Akhir USE CASE

113

Activity Diagram untuk Use Case Login

Gambar 3.32 Activity Diagram untuk Use Case Login

Use Case Transaksi Penerimaan Bahan Baku

Deskripsi : Use Case ini menggambarkan user dalam memasukkan

data-data bahan baku yang masuk ke gudang.

Aktor : User

Extends Use Case : -

Langkah-langkah :

Awal USE CASE

1. User membuka aplikasi inventori (di sistem client).

114

2. Window login akan ditampilkan dan user harus memasukkan username dan

password untuk dapat masuk ke menu inventori.

If username dan password yang dimasukkan benar.

3. Aplikasi inventori tampil dengan beberapa pilihan menu.

While user tidak memilih menu Exit.

4. User memilih menu transaksi penerimaan bahan baku.

5. User memasukkan data bahan baku.

6. User mengisi data bahan baku ke dalam kartu RFID dengan cara men-tag kartu

RFID ke reader RFID.

7. User berhasil menginput data bahan baku ke kartu RFID dan database

penerimaan bahan baku.

End While

8. User menutup aplikasi inventori.

Akhir USE CASE

115

Activity Diagram untuk Use Case Penerimaan Bahan Baku

Gambar 3.33 Activity Diagram untuk Use Case Penerimaan Bahan Baku

Use Case Transaksi Pengeluaran Bahan Baku

Deskripsi : Use Case ini menggambarkan user dalam memasukkan

data-data bahan baku yang akan digunakan untuk proses

produksi.

Aktor : User

Extends Use Case : tag bahan baku.

Langkah-langkah :

Awal USE CASE

1. User membuka aplikasi inventori (di sistem client).

116

2. Window login akan ditampilkan dan user harus memasukkan username dan

password untuk dapat masuk ke menu inventori.

If username dan password yang dimasukkan benar.

3. Aplikasi inventori tampil dengan beberapa pilihan menu.

While user tidak memilih menu Exit.

4. User memilih menu transaksi pengeluaran bahan baku.

5. User memasukkan data bahan baku.

6. User men-tag kartu RFID ke reader RFID dan mengosongkan data dalam kartu

RFID.

7. User berhasil menginput data bahan baku ke database pengeluaran bahan baku.

End While

8. User menutup aplikasi inventori.

Akhir USE CASE

117

Activity Diagram untuk Use Case Pengeluaran Bahan Baku

Gambar 3.34 Activity Diagram untuk Use Case Pengeluaran Bahan Baku

Use Case Change Password

Deskripsi : Use Case ini menggambarkan user dalam mengubah

passwordnya.

Aktor : User

Extends Use Case : -

Langkah-langkah :

Awal USE CASE

1. User membuka aplikasi inventori (di sistem client).

118

2. Window login akan ditampilkan dan user harus memasukkan username dan

password untuk dapat masuk ke menu inventori.

If username dan password yang dimasukkan benar.

3. Aplikasi inventori tampil dengan beberapa pilihan menu.

While user tidak memilih menu Exit.

4. User memilih menu mengubah password.

5. User memasukkan password lama, password baru, dan mengulangi

memasukkan password baru.

6. User berhasil melakukan perubahan password.

End While

7. User menutup aplikasi inventori.

Akhir USE CASE

119

Activity Diagram untuk Use Case Change Password

Gambar 3.35 Activity Diagram untuk Use Case Change Password

120

Use Case Search

Deskripsi : Use Case ini menggambarkan user dalam mencari data

bahan baku sesuai yang dibutuhkan.

Aktor : User

Extends Use Case : -

Langkah-langkah :

Awal USE CASE

1. User membuka aplikasi inventori (di sistem client).

2. Window login akan ditampilkan dan user harus memasukkan username dan

password untuk dapat masuk ke menu inventori.

If username dan password yang dimasukkan benar.

3. Aplikasi inventori tampil dengan beberapa pilihan menu.

While user tidak memilih menu Exit.

4. User memilih menu search.

5. User memasukkan tipe bahan baku yang dicari.

6. Aplikasi menampilkan data bahan baku yang dicari.

End While

7. User menutup aplikasi inventori.

Akhir USE CASE

121

Activity Diagram untuk Use Case Search

Gambar 3.36 Activity Diagram untuk Use Case Search

Use Case Modify Data

Deskripsi : Use Case ini menggambarkan user dalam mengubah atau

memanipulasi data dalam database inventori.

Aktor : User

Extends Use Case : -

Langkah-langkah :

Awal USE CASE

1. User membuka aplikasi inventori (di sistem client).

122

2. Window login akan ditampilkan dan user harus memasukkan username dan

password untuk dapat masuk ke menu inventori.

If username dan password yang dimasukkan benar.

3. Aplikasi inventori tampil dengan beberapa pilihan menu.

While user tidak memilih menu Exit.

4. User memilih menu modify data.

5. Menu modify data terdiri dari beberapa pilihan menu yaitu data bahan baku,

data karyawan, data tempat, dan data supplier.

6. User memasukkan data yang akan ditambahkan atau diubah.

7. Aplikasi menampilkan data yang tersimpan dalam database.

End While

8. User menutup aplikasi inventori.

Akhir USE CASE

123

Activity Diagram untuk Use Case Modify Data

Gambar 3.37 Activity Diagram untuk Use Case Modify Data

Use Case Report Data Bahan Baku

Deskripsi : Use Case ini menggambarkan user dalam membuat

laporan mengenai bahan baku.

Aktor : User

Extends Use Case : -

Langkah-langkah :

Awal USE CASE

1. User membuka aplikasi inventori (di sistem client).

124

2. Window login akan ditampilkan dan user harus memasukkan username dan

password untuk dapat masuk ke menu inventori.

If username dan password yang dimasukkan benar.

3. Aplikasi inventori tampil dengan beberapa pilihan menu.

While user tidak memilih menu Exit.

4. User memilih menu report data bahan baku.

5. Menu report data bahan baku terdiri dari beberapa pilihan menu yaitu laporan

data bahan baku yang masuk ke gudang, data bahan baku yang tersimpan di

gudang, dan data bahan baku yang digunakan untuk proses produksi.

6. User memasukkan periode laporan yang akan dibuat..

7. Aplikasi menampilkan laporan berdasarkan periode yang dimasukkan.

End While

8. User menutup aplikasi inventori.

Akhir USE CASE

125

Activity Diagram untuk Use Case Report Bahan Baku

Gambar 3.38 Activity Diagram untuk Use Case Report Bahan Baku

126

3.4.2 Class Diagram

User menggunakan aplikasi inventori untuk memasukkan data, menghapus data,

meng-update data, dan membuat laporan. Data yang dimanipulasi tersimpan dalam

database inventori. Berikut adalah class diagram dari sistem aplikasi inventori:

Gambar 3.39 Class Diagram

127

3.4.3 Sequence Diagram

Sequence Diagram untuk Use Case Login

Gambar 3.40 Sequence Diagram untuk Use Case Login

Skenario:

1. User membuka aplikasi dan akan ditampilkan window login.

2. User memasukkan username dan password.

3. Username dan password dilakukan pengecekan pada tabel Karyawan.

4. Aplikasi menampilkan menu pada aplikasi.

128

Sequence Diagram untuk Use Case Change Password

Gambar 3.41 Sequence Diagram untuk Use Case Change Password

Skenario:

1. User memilih menu Change Password.

2. User memasukkan password lama, password baru, dan mengulangi memasukkan

password baru.

3. Aplikasi memberikan response bahwa password berhasil dirubah.

129

Sequence Diagram untuk Use Case Modify Data

Gambar 3.42 Sequence Diagram untuk Use Case Modify Data

Skenario:

1. User memilih menu Modfiy data.

2. Modify data terdiri dari perubahan data pada tabel karyawan, bahan baku, dan

supplier.

3. User memasukkan data yang akan diinput atau dirubah, kemudian menekan

tombol ‘save’

4. Aplikasi memberikan response bahwa data berhasil dirubah.

130

Sequence Diagram untuk Use Case Report Bahan Baku

Gambar 3.43 Sequence Diagram untuk Use Case Report Bahan Baku

Skenario:

1. User memilih menu Report Bahan baku.

2. Report bahan baku terdiri dari report bahan baku yang diterima, yang tersimpan

di gudang, dan report bahan baku yang keluar untuk proses produksi.

3. User memilih periode awal dan akhir untuk menampilkan report.

4. Aplikasi memberikan response dengan menampilkan report yang dipilih

berdasarkan periode.

131

Sequence Diagram untuk Use Case Search

Gambar 3.44 Sequence Diagram untuk Use Case Search

Skenario:

1. User memilih menu search.

2. User memasukkan tipe bahan baku yang dicari.

3. Aplikasi menampilkan data bahan baku sesuai tipe bahan baku yang dicari.

132

Sequence Diagram untuk Use Case Penerimaan Bahan Baku

Gambar 3.45 Sequence Diagram untuk Use Case Penerimaan Bahan Baku

Skenario:

1. User memilih menu penerimaan bahan baku.

2. Aplikasi membuka window penerimaan bahan baku dan mengecek data pada

kartu RFID.

133

3. User memasukkan data bahan baku pada window penerimaan bahan baku dan

window history bahan baku.

4. User menekan tombol save dan aplikasi akan memasukkan data bahan baku ke

dalam kartu RFID.

134

Sequence Diagram untuk Use Case Pengeluaran Bahan Baku

Gambar 3.46 Sequence Diagram untuk Use Case Pengeluaran Bahan Baku

Skenario:

1. User memilih menu pengeluaran bahan baku.

2. Aplikasi membuka window pengeluaran bahan baku dan mengecek data pada

kartu RFID.

135

3. User memasukkan data bahan baku pada window pengeluaran bahan baku dan

window history bahan baku.

4. User menekan tombol save dan aplikasi akan menghapus data bahan baku dari

kartu RFID.

3.5 Perancangan Spesifikasi Proses

3.5.1 Pseudocode Untuk Proses Penerimaan Bahan Baku

BtnInput_Click

BEGIN

IF size and weight IS NOT NULL OR size and weight IS A NUMBER

THEN

BEGIN

ConnectToRFID

ScanRFIDCard

GetPosition

WHILE COUNT(Position) > 8

BEGIN

GetNextPosition

END

IF RFIDCardDetected THEN

BEGIN

WriteToRFIDCard

UpdateToDatabase

UpdateList

136

END

CloseConnectionFromRFID

END

END

BtnErase_Click

BEGIN

IF ListIsSelected THEN

BEGIN

DeleteFromList

DeleteFromDatabase

END

END

BtnPrint_Click

BEGIN

IF List IS NOT NULL THEN

BEGIN

ShowReportPenerimaan

END

END

3.5.2 Pseudocode Untuk Proses Pengeluaran Bahan Baku

OnLoad

BEGIN

137

ConnectToRFID

ScanRFIDCard

IF RFIDCardDetected THEN

BEGIN

ReadFromRFID

FillToTextField

END

CloseConnectionFromRFID

END

BtnPrint_Click

BEGIN

IF WOE is not Null THEN

BEGIN

UpdateDatabase

ShowReportPengeluaran

END

END

3.5.3 Pseudocode Untuk Proses Login

BtnLogin_Click

BEGIN

IF Username and Password IS NOT NULL THEN

BEGIN

138

ReadDatabase

IF Username and Password IS EXISTS THEN

BEGIN

LoginSuccess

END

END

END

BtnExit_Click

BEGIN

ExitApplication

END

3.5.4 Pseudocode Untuk Proses Change Password

BtnSubmit_Click

BEGIN

IF OldPassword IS NOT NULL AND NewPassword IS NOT NULL

AND ReTypePassword IS NOT NULL THEN

BEGIN

ReadDatabase

IF OldPassword IS EXISTS THEN

BEGIN

IF NewPassword AND ReTypePassword is Equals THEN

BEGIN

139

ChangePasswordSuccess

END

END

END

END

3.5.5 Pseudocode Untuk Proses Search

BtnSearch_Click

BEGIN

IF ukuran IS NOT NULL AND ukuran IS A NUMBER THEN

ReadDatabase

ShowResult

END

3.5.6 Pseudocode Untuk Proses Report Data Bahan Baku

BtnShow_Click

BEGIN

ShowReport

END

140

3.5.7 Pseudocode Untuk Proses Modify Data

AddClick

BEGIN

EmptyField

END

Save

BEGIN

UpdateDatabase

END