Upload
vonhi
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
24
Bab 3
Analisis Data
Dalam bab ini penulis akan menganalisa komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai
bahasa sasaran dan manga「クレヨンしんちゃん」Vol.32 sebagai bahasa sumber
karangan Yoshito Usui. Penulis akan menganalis penerjemahan makna figuratif dari tiga
unsurnya yaitu metonimia, sinekdok dan metafora.
3.1 Analisis Makna Metonimia
Seperti yang dikatakan pada bab 2, dalam penerjemahan makna, terdapat makna
primer dan makna sekunder. Di dalam makna sekunder terdapat makna figuratif.
Metonimia adalah makna figuratif yang melibatkan asosiasi. Dengan kata lain, dapat
disimpulkan bahwa metonimia adalah penamaan terhadap suatu benda dengan
menggunakan nama yang sudah terkenal atau melekat pada suatu benda.
Dalam bahasa Jepang disebut kanyu (換喩か ん ゆ
).
換喩か ん ゆ
.Metonymie と言う語は名辞の入れ替えあるいは変更、別の名辞に変わ
る名辞を意味する。|この意味ではこの文彩はほかのすべての転義法を包含ほうがん
する。なぜならすべての転義法において語はその本来の意味では受け取られ
ず、ほかの語によっても表現されうるような観念を呼び起こすからだ。(Nouchi, 2003:72)
Terjemahannya: Yang disebut metonimia adalah istilah penggantian atau perubahan, mengartikan
istilah satu dengan istilah lain. Artinya istilah tersebut akan mengandung makna figuratif secara keseluruhan. Kata lain yang digunakan bukanlah kata asli, tapi kata lain digunakan untuk mengekspresikan artinya.
25
Situasi 1
Semenjak terdapat lubang pada dinding yang membatasi kamar Yonro, tetangga
sebelah dengan kamar Keluarga Nohara, jatah makan kel. Nohara semakin berkurang.
Hal ini terjadi karena, Yonro pun ikut diberikan jatah makanan oleh keluarga Nohara,.
Bukan hanya itu saja, bahkan sampai giliran menonton televisipun Yonro juga ikut
ambil bagian. Sampai suatu saat Hiroshi, kepala keluarga Nohara merasa bahwa jatah
makannya akhir-akhir ini berkurang, dan Misae mengatakan:
TSu:
しかたないでしょう家族が多いんだから (Yoshito, 2001:23)
TSa:
Apa boleh buat, keluarganya banyak (Yoshito, 2001:26 )
Tabel 3.1a
Analisis Makna Metonimia Situasi 1
Metonimia Maknanya
TSu : 家族が多い
TSa : keluarganya banyak
Jumlah anggota keluarganya yang banyak
Analisis:
Teks di atas adalah contoh majas metonimia. Kata yang menunjukkan bahwa teks di
atas menunjukkan makna metonimia adalah pada kata ‘keluarganya’ ↔berarti
‘家族’.
26
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (yang setelah ini akan disingkat KBBI)
(2002:536) menjelaskan bahwa kata ‘keluarga’ memiliki beberapa arti:
1. adalah Ibu dan Bapak beserta anak-anaknya.
2. orang se-isi rumah.
3. satuan kekerabatan yang mendasar dalam masyarakat.
Senada dengan KBBI, Shinmura (1998:509) mengemukakan arti keluarga adalah
「家族: 夫婦の配偶関係や親子。兄弟などの血緑関係によって結ばれた親族関
係を期礎にして成立する子集団社会構成の基本単位」yang dapat diterjemahkan
menjadi ‘Keluarga adalah hubungan suami istri dan orangtua anak. Kakak adik yang
berlandaskan hubungan darah, dsb yang terikat dalam hubungan kekerabatan
Fundamental dari masyarakat terdiri dari anak-anak Yang melengkapi dan
membangun fondasi dalam bermasyarakat.’
Seperti yang dijelaskan oleh Larson (1989:122), ada juga makna figuratif yang
berdasarkan hubungan logis. Hubungan logis merupakan hubungan pendukung-INDUK
non-kronologis yang selalu terdapat konsep atau gagasan sebab akibat (Larson,
1989:323). Larson memberi contoh makna figuratif yang berdasarkan hubungan logis: ‘I
listen to Bach’ (Larson, 1998:122). Di sini terdapat hubungan logis karena Bach adalah
seorang pengarang musik, tapi ‘Bach’ disini tidak diartikan sebagai seorang pengarang
musik, tapi lebih berasosiasi pada ‘musik’. Pada contoh di atas, ‘Bach’ memiliki makna
figuratif untuk mewakili musik yang dikarang olehnya.
Ada beberapa pembagian dalam hubungan logis, dan menurut penulis dari contoh di
atas, termasuk hubungan dasar-kesimpulan. Hubungan dasar-kesimpulan menjawab
pertanyaan ‘kenyataan apa yang merupakan dasar kesimpulan itu?’. Hubungan antara
27
dasar dan kesimpulan dapat dinyatakan dengan kata ‘oleh karena itu, maka, pasti, saya
berkesimpulan bahwa, kesimpulannya yaitu’ di antara kedua preposisi itu (Larson,
1989:329).
contoh :
‘I listen to Bach’ (Larson, 1998:122).
Dasar Bach
Kesimpulan (saya berkesimpulan bahwa) ‘Bach’ di atas adalah lagu
yang dikarang oleh Bach (karena Bach adalah seorang pengarang
musik).
Sama sepertti kata ‘keluarganya banyak’ ↔ ‘家族が多いん’ pada teks di atas, kata
‘keluarganya’ dan ‘家族’mewakili anggota keluarga yang terdapat dalam keluarga
tersebut, bukan keluarganya secara harafiah, karena jika diartikan secara harafiah, akan
bermakna terdapat lebih dari satu keluarga. Jadi yang ’banyak’ adalah anggota keluarga,
bukan keluarga.
Dalam maknanya, kata ‘keluarganya banyak’ tidak diartikan terdapat lebih dari satu
keluarga, tapi hanya satu keluarga saja. Kata ‘keluarga’ di sini lebih berasosiasi pada
anggota keluarga yang terdapat di dalamnya, orang seisi rumah yang terdapat di
dalamnya. Jadi yang banyak adalah ‘anggota keluarga yang terdapat di dalamnya’ kata
‘keluarga’ di sini merupakan makna figuratif yang berasosiasi pada kata ‘keluarga’ yaitu
orang seisi rumah, suami istri dan orangtua anak, kakak adik yang berlandaskan
hubungan darah, dan sebagainya yang terikat dalam hubungan kekerabatan.
Jadi makna metonimia’家族が多い’ dan ‘ keluarganya banyak’ pada teks dalam
manga adalah jumlah anggota keluarga yang terdapat dalam keluarga Nohara.
28
Dihubungkan dengan ‘hubungan logis’ dasar-kesimpulan :
Dasar keluarganya banyak
Kesimpulan (penulis berkesimpulan bahwa) anggota keluarganya banyak.
Tabel 3.1b
Makna metonimia Situasi 1
metonimia Maknanya
Secara harafiah kata ‘keluarga’ dalam KBBI dan Shinmura
adalah hubungan kekerabatan yang memiliki hubungan darah
TSu : ‘家族が多いん’
Tsa : ‘keluarganya
banyak’ Frase ‘keluarganya banyak’ merupakan makna metonimia
yang memiliki hubungan logis dasar-kesimpulan yang
berasosiasi pada anggota keluarga yang terdapat di dalamnya.
Situasi 2
Pada hari sebelumnya, apartemen tempat keluarga Nohara tinggal dikunjungi oleh
banyak orang, diantaranya kakek nenek dari Akita dan kakek nenek dari Kyushu yang
datang untuk menginap. Kemudian pada keesokan harinya, setelah kakek nenek dari
Akita dan dari Kyushu pulang, keluarga Nohara mendapat kiriman tanda terimakasih
dari kakek nenek yang datang menginap. Lalu Misae merespon kiriman tanda
terimakasih yang diterima:
Tsu :
九州の実家からも地元の野菜がとどいたわ (Yoshito, 2001:30).
29
Tsa :
Wah dapat kiriman dari Kyushu juga. (Yoshito, 2001:33).
Tabel 3.2a.
Analisis Makna Metonimia Situasi 2
Metonimia Maknanya
Tsu : 九州の実家からも地元の野菜がとどいたわ
Tsa : Wah dapat kiriman dari Kyushu juga.
Kakek nenek yang tinggal di
Kyushu
Analisis:
Yang menjadi makna metonimia adalah ‘九州の実家から’ ↔ ‘dari Kyushu’.
Kalimat ‘‘九州の実家からも地元の野菜がとどいたわ’ dapat diartikan dalam bahasa
Indonesia menjadi ‘dapat kiriman sayuran dari rumah di Kyushu juga’ sedikit berbeda
dari komik terjemahan, tapi memiliki inti yang sama, yaitu ‘mendapat kiriman dari
Kyushu’.
Pada bahasa tertentu, kadang tidak mempunyai padanan bahasa yang sebanding
dengan bahasa lain. Contohnya nama kota bisa digunakan untuk merujuk pada
penduduknya (Larson, 1989:118).
Pada contoh di atas Kyushu adalah nama kota di Jepang. Karena Kyushu adalah
nama tempat, jadi tidak mungkin ‘Kyushu’ bisa mengirimkan barang. Dalam hal ini
yang mengirimkan barang adalah kakek-nenek yang tinggal di Kyushu. Karena kakek
dan nenek tinggal di Kyushu, inilah yang menimbulkan makna figuratif yang berasosiasi
pada nama tempat. Sama seperti bahasa Indonesia, teks aslinya menggunakan kata ‘実
家’ yang jika diartikan, menjadi ‘rumah orang tua’ (Nelson, 2006: 318). Jadi ‘九州の実
30
家’ berarti ‘rumah orang tua yang berada di Kyushu’. Frase ‘九州の実家’ di sini tidak
diartikan sebagai rumah ‘orang tua di Kyushu’ tetapi lebih berasosiasi pada keluarga
yang tinggal di dalamnya. Makna metonimia ini bisa saja dihilangkan dengan
menerjemahkan makna sebenarnya menjadi ‘mendapat kiriman dari kakek nenek yang
tinggal di Kyushu’. Tapi ini adalah gaya bahasa, dengan adanya variasi, akan membuat
bahasa semakin menarik.
Makna metonimia yang terdapat pada kalimat ‘九州の実家からも地元の野菜がと
どいたわ’ dan ’Wah, dapat kiriman dari Kyushu juga.’ Adalah kakek nenek yang
tinggal di Kyushu. Kalimat di atas merupakan salah satu bentuk metonimia yang
menggunakan nama kota untuk merujuk pada penduduknya. Menurut penulis makna
metonimia ini merupakan makna yang berdasarkan hubungan spasial.
Hubungan spasial adalah hubungan yang berkenaan dengan ruang (Larson, 1989:117).
Disini, kata satu menggantikan kata yang lain, tetapi bukan sinonim, karena’実家’
bukan sinonim dari 九州. Tapi ’実家’ berasosiasi pada kakek nenek yang tinggal di 九
州.
Tabel 3.2b.
Makna Metonimia Hubungan Spasial
Metonimia Maknanya
Secara harafiah, Kyushu adalah nama kota di Jepang. TSu : 九州の実家から
Tsa : ‘dari Kyushu’ Frase ’kiriman dari Kyushu’ mengandung makna metonimia
hubungan spasial yang memiliki makna metonimia hubungan
spasial yang berasosiasi pada kakek nenek yang tinggal di
Kyushu.
31
Situasi 3
Di apartemen tempat keluarga Nohara tinggal, terdapat dua orang detektif yang
sedang menyamar. Mereka sedang mengintai kriminal pengedar obat-obatan terlarang.
Yang sedang mereka intai adalah seorang gadis yang bernama Lisa Aspirin. Mereka
mengintai Lisa karena target mereka adalah teman laki-laki Lisa, yaitu Steroid Mazuo.
Lisa sendiri berprofesi sebagai model. Suatu hari ketika sedang mengintai Lisa, Oda,
salah satu detektif yang menyamar, mengatakan:
TSu :
リサ・アスピリン職業がモデルというだけあってさすがにきれいっスね
(Yoshito, 2001:90)
TSa :
Lisa aspirin profesinya model, dia memang cantik sekali. (Yoshito, 2001:93)
Tabel 3.3a.
Analisis Makna Metonimia Situasi 3
Metonimia Maknanya
Tsu : リサ・アスピリン職業がモデルというだけあって
さすがにきれいっスね
TSa : Lisa aspirin profesinya model, dia memang cantik
sekali.
’Wajahnya’ yang cantik.
32
Analisis:
Makna metonimia pada teks di atas adalah kata ‘cantik’ ↔ ‘きれい’. Merupakan
makna figuratif yang berdasarkan hubungan atribut. Seperti yang ditulis pada bab 2,
atribut juga dapat digunakan untuk objek yang mempunyai atribut itu, atau sebuah objek
yang dapat digunakan untuk sifat yang disimbolkan. Larson memberikan contoh:
‘The arm of the law reached out to all corners of the country’ (Larson, 1998:122)
Makna harafiahnya ‘lengan hukum itu dapat mencapai seluruh sudut negara’ dimana
arm ↔ ‘lengan’ digunakan sebagai simbol otoritas.
Objek di sini adalah Lisa, kata ‘cantik’ adalah simbol yang menggambarkan keadaan
seorang bernama Lisa. Menurut KBBI (2002:193) arti cantik adalah elok, molek (wajah,
muka perempuan). Wajah adalah atribut yang digunakan sebagai simbol yang
menggambarkan kecantikan Lisa. Sesuai dengan KBBI, cantik berkonotasi pada wajah,
yang merupakan symbol kecantikan. Dalam teks dikatakan ‘dia memang cantik sekali’
padahal cantik menggambarkan wajah saja, bukan seseorang secara keseluruhan.
Pengarang menggunakan kata ‘dia memang cantik sekali’, kata ‘dia’ berarti makna
‘cantik’ berasosiasi pada diri Lisa, padahal makna ‘cantik’ hanya untuk wajah saja.
Dalam bahasa Jepang pun demikian, ‘‘きれい ’’ digunakan sebagai atribut untuk
menggambarkan Lisa、‘リサ・アスピリン職業がモデルというだけあってさすが
にきれいっスね’. Kalimat tersebut merupakan makna atribut yang berasosiasi dengan
merujuk pada diri Lisa, karena ‘きれい’ berasosiasi pada wajah (顔) dan ‘cantik’ adalah
makna metonimia yang menyimbolkan kecantikan, karena kata ‘cantik’ dapat saja
diartikan ‘gadis yang cantik’.
33
Tabel 3.3b.
Makna Metonimia Hubungan Atribut
Metonimia maknanya
Secara harafiah, kata ’cantik’ hanya berkonotasi
pada wajah saja.
TSu : リサ・アスピリン, きれい
Tsa : dia memang cantik sekali
Frase di samping merupakan makna metonimia
hubungan atribut, dan kata ’cantik’
menyimbolkan kecantikan Lisa.
3.2 Analisis Makna Sinekdok
Sinekdok adalah makna figuratif yang berdasarkan hubungan bagian-keseluruhan,
yaitu bagian atau objek yang digunakan untuk mewakili keseluruhan objek itu (Larson,
1989:118).
Dalam bahasa Jepang disebut sinekdok disebut teiyu (提喩).
提喩は簡単に言えば「x は y の一種いっしゅ
である」を原理とする転義法である。し
かしながらこの転義法は「x は y の部分である」を原理する換喩か ん ゆ
と混同こんどう
され
てきた (Nouchi, 2003:200). 一言で言えば、提喩においては「小さなあるもの」を「大きなもの」ととっ
たり、「大きなるもの」を「小さなるもの」ととったりする (Nouchi, 2003:201).
Terjemahannya: Secara singkat, sinekdok dapat di katakan (x adalah sama dengan y) mengandung
makna figurative yang mengubah arti yang sebenarnya menjadi arti yang lain. Walaupun demikian, makna figuratif ini (x adalah bagian dari y).
Pendeknya, sinekdok memiliki arti (hal yang kecil) diwakili oleh (hal yang besar), (hal yang besar) diwakili oleh (hal yang lebih kecil).
34
Situasi 1 Di apartemen tempat keluarga Nohara tinggal, ada dua orang detektif dari divisi
narkoba yang sedang menyamar dan mengintai, namun keluarga Nohara mengira bahwa
mereka adalah ayah dan anak yang bernama Nigaria Kyosuke dan Oda Kyuchi. Suatu
hari mereka bertengkar dan Oda mengatakan bahwa Kyosuke adalah orang tua yang
cerewet. Lalu Kyosuke mengatakan dalam hati:
TSu:
オレは若いやつから見たらうるさいじじいなのか (Yoshito, 2001:83)
TSa:
Apakah aku dianggap sebagai orangtua cerewet oleh anak anak muda? (Yoshito,
2001:86)
Tabel 3.4a
Analisis Makna Sinekdok Situasi 1
Sinekdok
Makna
TSu:
オレは若いやつから見たらうるさいじじいなのか
TSa:
Apakah aku dianggap sebagai orangtua cerewet oleh anak
anak muda?
Kata ‘anak-anak muda’ dan ’若いやつ’ merujuk pada Oda.
35
Analisis:
Kata yang menunjukkan bahwa kalimat di atas memiliki makna sinekdok adalah kata
‘anak-anak muda’ ↔ ’若いやつ’. Dalam KBBI (1995:36) anak muda adalah orang
yang masih muda; pemuda. Menurut Shinmura (1998:2865) 若者 adalah 年若い人,若人。
若衆わかしゅ
. Kemudian kata 「やつ」 adalah kata ganti nama orang yang merupakan persona
pronomina yang merupakan meishi, seperti yang dikatakan oleh Masuoka dan Takubo
(1993:33) meishi adalah:
日本語の名詞は「人名詞」「もの名詞」「事態名詞」「場所名詞」「方向
名詞」「時間名詞」という基本的な意味はんちゅうにわけて考えることが
できる。
Terjemahan : Nomina dalam bahasa Jepang dapat dikelompokkan berdasarkan artinya, yaitu hitomeishi (nomina orang), monomeishi (nomina benda), jitaimeishi (nomina situasi), bashomeishi (nomina tempat), houkoumeishi (nomina arah), jikanmeishi (nomina waktu).
Pronomina dalam bahasa Jepang sering dikenal dengan sebutan daimeishi. Sama
halnya dengan meishi, daimeishi yang merupakan bagian atau salah satu jenis dari kelas
kata meishi memiliki arti yang sama dengan meishi, yaitu kata kata yang menunjukan
sesuatu secara langsung tanpa menyebutkan nama orang, benda, barang, perkara, arah,
tempat, dan sebagainya (Sudjianto dan Dahidi, 2004:160). Kemudian menurut Tanaka
(1990:81), pengertian daimeishi adalah:
人や事物の名を言う代わり、それらを直接に指して言う言葉を代名詞とい
います。代名詞には人指し示す人称代名詞と事物の場所.方向を指し示す
指示代名詞とがあります。 Terjemahan :
Yang disebut daimeishi adalah kata yang menunjukan secara langsung penggantian kata manusia dan benda. Dalam daimeishi yang menunjukan manusia disebut
36
ninsho daimeishi (kata ganti orang) dan yang menunjukan tempat benda, arah ada yang menyebutnya dengan shiji daimeishi (kata ganti tunjuk).
Daimeishi juga mempunyai beberapa jenis, dan menurut penulis, kata 「やつ」
termasuk enshoo yang dipakai oleh lawan bicara saat menunjukkan benda atau orang
yang jauh, baik dari pembicara maupun lawan bicara. Contoh enshoo adalah ‘ano kata,
aitsu, kare, anokatagata, anokatatachi, karera.’ (Sudjianto dan Dahidi, 2004:160).
Dalam terjemahannya, kata 「やつ」 tidak di terjemahkan karena keterbatasan jenis
persona pronomina di dalam kosa kata bahasa Indonesia.
Sebenarnya pada cerita di atas, yang dimaksud hanya Oda saja. Tetapi pengarang
menggunakan kata yang bermakna secara keseluruhan yaitu ‘anak-anak muda’ dan
‘若いやつ’. Oda memang masih muda, Oda merupakan bagian dari ‘anak-anak muda’
dan ’若いやつ ’. Dalam kalimat ini jelas bahwa Oda adalah sebagian Objek yang
digambarkan secara keseluruhan objek. Jadi yang memiliki makna sinekdok dari kata
‘anak-anak muda’ dan ’若いやつ’ adalah Oda saja, dan bukan seluruh anak muda.
Tabel 3.4b
Makna Sinekdok Situasi 1
sinekdok maknanya
Secara harafiah, ‘anak-anak muda’ adalah orang-orang
yang masih muda.
TSu : ‘若いやつ’
TSa : ‘anak-anak muda’
Frase di samping memiliki makna yang merujuk pada Oda
saja, tapi diwakilkan dengan kata yang lebih luas.
37
Situasi 2
Ini merupakan lanjutan dari situasi pada ’Analisis Sinekdok 1’, bahwa Kyosuke dan
Oda sedang bertengkar, kemudian Nohara Hiroshi dan seorang tetangganya yang
bernama Susan datang untuk menghibur. Lalu Hiroshi mengajak Kyosuke untuk minum
sake, padahal Kyosuke tidak bisa minum minuman beralkohol. Lalu Kyosuke berkata:
TSu :
いや。。オレ酒は一滴も飲めないんだ (Yoshito, 2001:84).
TSa :
Saya tidak bisa minum sake walau setetes pun (Yoshito, 2001:87).
Tabel 3.5a.
Analisis Makna Sinekdok Situasi 2
Sinekdok Makna
TSu :
いや。。オレ酒は一滴も飲めないんだ
TSa :
Saya tidak bisa minum sake walau setetes pun
Minuman beralkohol
Analisis :
Yang akan penulis analisis adalah makna dari kata ‘sake’, yang dikenal sebagai
minuman beralkohol. Sebenarnya makna sebenarnya dari kata ‘sake’ adalah:
1. 米と麴で醸造した、日本特有のアルコール含有飲料 (Shinmura 1998:1062). Terjemahannya:
38
Beras dan ragi yang didestilasi. Merupakan minuman karakteristik Jepang yang mengandung alkohol.
2. アルコール分を含み飲むと酔よ
う飲料いんりょう
の総称そうしょう
(Shinmura 1998:1062). Terjemahannya: Minuman yang umumnya mengandung alkohol yang jika diminum akan membuat mabuk Sedangkan menurut KBBI (2002:980) ‘sake’ memiliki arti:
1. Arak Jepang, dibuat dari beras yang beragi, biasanya disajikan panas-panas
2. Zat cair aromatik, berwarna kuning, rasanya enak dan disenangi, kadar etanol 13-
14% dan kadar gula 0.9%.
Kemudian dalam KBBI (1995:27) mengatakan bahwa alkohol adalah merupakan unsur
ramuan yang memabukkan dalam kebanyakan minuman keras.
Seperti arti yang dijelaskan di atas, bahwa sebenarnya arti ‘sake’ sendiri adalah
minuman yang mengandung alkohol, yang jumlahnya tentunya lebih dari satu di dunia
ini. Akan tetapi, ketika mendengar kata ‘sake’ maka yang terlintas di pikiran kita
adalah arak jepang. Jadi pada kata ‘sake’ di atas memiliki makna Sinekdok karena ‘sake’
pada dasarnya memiliki arti minuman yang mengandung alkohol yang berarti memiliki
makna keseluruhan, tapi diwakili oleh arti ‘sake’ yang memiliki arti ‘arak Jepang’ yang
kebanyakan terlintas di pikiran orang, yang merupakan makna sebagian.
Tabel 3.5b.
Makna Sinekdok Situasi 2
sinekdok maknanya
Secara harafiah, arti ‘sake’ adalah minuman yang mengandung
alkohol.
TSu : 酒
TSa : sake Dari situasi di atas, ‘sake’ adalah arak Jepang, dimana arak
Jepang juga merupakan salah satu minuman beralkohol. Ini
berarti sake diwakilkan secara lebih sempit dari makna yang
sebenarnya.
39
Situasi 3
Seperti yang diceritakan pada situasi ‘Analisis Makna Sinekdok Situasi 1’, di
aparteman tempat keluarga Nohara tinggal, ada dua orang detektif dari divisi narkoba
yang sedang mengintai apartemen Lisa, dimana lisa adalah pacar Steroid Masuo yang
merupakan tersangka pengedar obat-obatan terlarang. Lisa adalah seorang model, yang
baru saja pulang dari luar negri, pada saat jalan menuju apartemennya, roda salah satu
koper yang dibawanya rusak, kemudian datanglah Shinchan yang membantu Lisa
mendorong kopernya. Setelah sampai di apartemen, lisa mengajak Shinchan ke
apartemennya untuk minum teh sebagai rasa terimakasih, tapi Shincan mengatakan:
TSu:
いけません、若い娘さんのお部屋に見知らぬ男があがりこむなんて(Yoshito,
2001:87)
TSa:
Tidak boleh, kamar perempuan muda tidak boleh dimasuki laki-laki tidak dikenal
(Yoshito, 2001:90)
Analisis:
Pada teks di atas terdapat dua buah makna sinekdok yang masing-masing merujuk
pada dua orang. Kata [‘若い娘さん’ ↔ ‘perempuan muda’] dan [‘見知らぬ男’ ↔
‘laki-laki tidak dikenal’]. Makna sinekdok ini akan penulis bahas satu persatu.
1. Kata [‘若い娘さん’ dan ‘perempuan muda’] adalah makna yang merujuk
pada Lisa. Kata ‘娘さん’ merupakan kata ganti nama orang yang disebut
ninshoo daimeishi. Seperti yang dijelaskan pada ‘analisis makna sinekdok 1’
terdapat beberapa jenis daimeishi. Dalam kata ‘娘さん’ merujuk pada orang
40
ke-3 tapi mempunyai makna orang ke-2. Yang mengatakan ‘若い娘さん’
adalah Shinchan, dan ‘若い娘さん’ sendiri adalah orang yang diajak bicara
oleh Shinchan. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sudjianto dan
Dahidi (2004:161) Kata ‘娘さん’ merupakan kata pengganti yang disebut
taishoo, yang dipakai oleh pembicara pada saat menunjukkan lawan bicara
atau sesuatu yang berhubungan dengan lawan bicara. Contoh Taishoo adalah
‘anata, kimi, omae, kisama, anaagata, kimitachi (Sudjianto dan Dahidi
2004:160).
Lawan bicara Shinchan adalah Lisa, tapi Shinchan menggunakan kata yang
bermakna keseluruhan yaitu ‘若い娘さん’ untuk menggambarkan Lisa. Sebenarnya
yang disebut ‘若い娘さん’ tentu saja ada banyak orang, tetapi yang dimaksud Shinchan
adalah Lisa saja. Lisa masih muda, dan merupakan sebagian saja dari ‘若い娘さん’ atau
‘perempuan muda’. Teks di atas merupakan sinekdok yang memiliki makna sebagian
yang diwakilkan secara keseluruhan.
Tabel 3.6a.
Analisis Makna Sinekdok Situasi 3.1
Sinekdok Makna
Tsu : 若い娘さん
TSa : perempuan muda
Merujuk pada Lisa
2. Makna sinekdok yang kedua terdapat pada kata ’見知らぬ男’ dan ‘laki-laki
tidak dikenal’. Kata tersebut tidak lain adalah kata yang digunakan oleh
41
Shinchan untuk menyebut dirinya. Dalam ninshoo daimeshi kata yang
digunakan untuk menyebut diri sendiri atau sesuatu yang berhubungan
dengan diri sendiri adalah jishoo (Sudjianto dan Dahidi 2004:161). Contoh
jishoo ‘watashi, watakushi, boku, ore, wareware, watashitachi, bokura,
oretachi’ (Sudjianto dan Dahidi 2004:160).
Tentu saja banyak laki-laki yang tidak Lisa kenal, contohnya saja Shinchan, tapi untuk
menggambarkan dirinya, ia menggunakan kata ’見知らぬ男’ , ‘laki-laki tidak dikenal’
yang memiliki makna secara keseluruhan yang mewakili sebagian. Oleh karena itu, teks
di atas merupakan contoh sinekdok.
Tabel 3.6b.
Analisis Makna Sinekdok Situasi 3.2
Sinekdok Makna
TSu : 見知らぬ男
TSa : laki-laki tidak dikenal
Merujuk pada Shinchan (menyebut dirinya
sendiri)
Tabel 3.7.
Makna Sinekdok Situasi 3
sinekdok makna
Teks di samping adalah kata secara harafiah, tetapi; 1. TSu : 若い娘さん
Tsa : perempuan muda
2. TSu : 見知らぬ男
TSa : laki-laki tidak dikenal
Keduanya memiliki makna yang merujuk pada Lisa
(teks 1) yang diwakilkan dengan kata yang lebih luas,
kemudian (teks 2) merujuk pada Shinchan.
(Shinchan mnggambarkan dirinya dengan kata yang
memiliki makna yang lebih luas).
42
Situasi 4
Masih bercerita tentang dua orang detektif kantor polisi Town dari divisi narkoba
yang sedang melakukan pengintaian. Suatu hari datang dua orang petugas dari kantor
pusat pemerintah divisi narkoba, yang tentu saja jabatannya lebih tinggi dari Kyosuke
dan Oda. Mereka memandang rendah Kyosuke dan Oda, bisa dilihat dari teks yang
berbunyi:
TSu :
ま この程度のカンタンな仕事はタウン署が適任だったな (Yoshito, 2001:94).
TSa :
Yah, pekerjaan enteng seperti ini sih cocok untuk kantor polisi town (Yoshito,
2001:97).
Analisis:
Dari teks di atas, terasa bahwa orang-orang dari kantor pusat pemerintah divisi
narkoba, yang jabatannya lebih tinggi, ’memandang rendah’ Kyosuke dan Oda.
Kata ’memandang’ dalam KBBI (1996) dalam Tamara (2007:26) memiliki arti (1)
melihat dan memperhatikan (biasanya arah dan jaraknya tetap), (2) menganggap;
memperlakukan (sebagai) (3) memperdulikan; memperhatikan (akan), (4) menyegani;
menghargai. Dan ’memandang rendah’ berarti dapat disimpulkan menjadi tidak
menanggap dan tidak menghargai.
Sebenarnya kata ’ タウン署’ ↔ ‘kantor polisi town’ pada situasi di atas, memiliki
dua buah makna, yaitu metonimia dan Sinekdok.
43
Petama, menurut penulis kata ’タウン署’ dan ‘kantor polisi town’ memiliki makna
metonimia yang berdasarkan hubungan spasial. Kata ’タウン署’ dan ‘kantor polisi
town’ adalah nama tempat, di artikan sebagai orang-orang yang bekerja di dalamnya,
tetapi itu bukan sinonim. Kata ’タウン署’ dan ‘kantor polisi town’ merupakan kata
yang memiliki makna figuratif yang merujuk pada orang-orang yang bekerja di ’タウン
署 ’ dan ‘kantor polisi town’. Makna metonimia kadang kala menggunakan nama
tempat untuk mewakili orang-orang yang terdapat di dalamnya.
Tabel 3.8a.
Analisis Makna Sinekdok Situasi 4.1
Tsu : タウン署
Tsa : kantor polisi town
Teks di samping merupakan makna
metonimia hubungan spasial yang
berasosiasi pada orang-orang yang bekerja
di dalamnya.
Kedua, ketika sudah mendapat makna metonimianya yang berarti orang-orang yang
bekerja di dalamnya, maka kata ‘タウン署’ dan ‘kantor polisi town’ menjadi makna
sinekdok yang memiliki makna bagian-keseluruhan. Karena maksud sebenarnya dari
kata タウン署’ dan ‘kantor polisi town’ berdasarkan situasi yang digambarkan di atas
adalah Kyosuke dan Oda saja.
Tabel 3.8b.
Analisis Makna Sinekdok Situasi 4.2
TSu : タウン署
Tsa : kantor polisi town
Dari makna metonimia yang
berarti ’orang-orang yang bekerja di
dalamnya’ kata ’kantor polisi Town’
merujuk pada Kyosuke dan Oda saja.
44
Maka kata タウン署’ dan ‘kantor polisi town’ memiliki makna keseluruhan yang
mewakili Kyosuke dan Oda, dimana Kyosuke dan Oda adalah sebagian dari orang-orang
yang bekerja di kantor polisi town. Kata kata タウン署’ dan ‘kantor polisi town’
memiliki makna keseluruhan, dan ’ Kyosuke dan Oda’ merupakan makna sebagian.
Jelas terdapat makna sinekdok hubungan bagian-keseluruhan.
Tabel 3.8c.
Makna Sinekdok Situasi 4
タウン署’ dan ‘kantor polisi town’
makna metonimia, hubungan spasial
orang-orang yang bekerja di kantor polisi town
makna sinekdok, hubungan bagian-keseluruhan
Kyosuke dan Oda
Situasi 5
Lisa adalah seorang gadis cantik yang berprofesi sebagai model. Shinchan, walaupun
masih kecil, tetapi bisa dibilang genit dan suka pada gadis-gadis cantik. Pada suatu hari,
Shinchan sedang menunggu Lisa di depan apartemennya, kemudian Lisa keluar dan
Shinchan kemudian menanyakan Lisa mau kemana, dan Shinchan pun ikut pergi
dengannya. Di tengah jalan, Shinchan bertanya pada Lisa, apakah ada orang yang Lisa
suka, dan Lisa menjawab bahwa Shinchan lah orang yang Lisa suka, kemudian Shinchan
merespon:
TSu:
45
子供をからかっちゃいけませんぜ (Yoshito, 2001:97).
TSa:
Jangan suka menggoda anak kecil (Yoshito, 2001:100).
Tabel 3.9a.
Analisis Makna Sinekdok Situasi 5
Sinekdok Makna
TSu:
子供をからかっちゃいけませんぜ
TSa:
Jangan suka menggoda anak kecil
Merujuk pada Shinchan (menyebut dirinya
sendiri)
Analisis:
Kata yang memiliki makna sinekdok pada teks di atas adalah kata ‘子供’ dan ‘anak
kecil’. Yang dimaksud dari kata ‘子供’ dan ‘anak kecil’ adalah Shinchan sendiri. Di
sini, Shinchan menggunakan persona pronomina lain yang menggambarkan dirinya,
karena seharusnya bisa saja dalam teks ditulis ‘オラをからかっちゃいけませんぜ’。
(dalam manga aslinya, Shinchan mengggunakan kata ‘オラ’ untuk menyebut dirinya.).
dan dalam terjemahan bahasa Indonesia mungkin bisa diterjemahkan menjadi ‘Jangan
suka menggodaku’. Seperti yang dikatakan Sudjianto dan Dahidi (2004:161), kata yang
digunakan untuk menyebut diri sendiri atau sesuatau yang berhubungan dengan diri
46
sendiri adalah jishoo. Contoh jishoo ‘watashi, watakushi, boku, ore, wareware,
watashitachi, bokura, oretachi’ (Sudjianto dan Dahidi 2004:160).
Kembali pada makna sinekdok, pada teks di atas, makna sinekdok tedapat pada
kata ’ 子供’ dan ‘anak kecil’dan ‘anak kecil’. ’ 子供’ dan ‘anak kecil’ disini merujuk
pada Shinchan saja. Shinchan memang masih kecil, masih duduk di bangku Taman
Kanak-kanak. Jadi Shinchan adalah bagian dari ‘anak kecil’ (sebagian dari objek) tapi
dalam teks, untuk meggambarkan dirinya, pengarang menggunakan kata ’ 子供 ’
dimana ’ 子供’ merupakan makna keseluruhan yang hanya merujuk pada Shinchan. Di
sini terlihat jelas makna sinekdok hubungan bagian-keseluruhan, sebagian objek yang
diwakili oleh keseluruhan objek.
Tabel 3.9b
Makna Sinekdok Situasi 5
Sinekdok Makna
Pada teks di samping ’子供 ’ memang
berarti anak-anak atau anak kecil secara
harafiah.
TSu : 子供
TSa : anak kecil
Makna yang terdapat di dalam teks adalah
merujuk pada Shinchan saja, yang
menggunakan kata yang memiliki makna
yang lebih luas untuk mewakili dirinya.
Situasi 6
Misae, sedang sibuk memasak, lalu karena Shinchan lebih tua dari Himawari, maka
Shinchan disuruh untuk memperhatikan (menjaga) Himawari, lalu Shinchan melihat
47
Himawari sedang bermain-main, menghabiskan tisu, lalu Shinchan memanggil
mamanya, dan Shinchan dipuji karena telah memberi tahu Misae, kemudian Shinchan
menjawab:
TSu:
オラこーゆームダな事する人間て許せないタイプだから (Yoshito, 2001:104)
TSa:`
Saya tidak bisa membiarkan orang memboroskan barang seperti ini (Yoshito,
2001:107)
Tabel 3.10a.
Analisis Makna Sinekdok Situasi 6
Sinekdok Maknanya
TSu:
オラこーゆームダな事する人間て許せないタイプだから
TSa:
Saya tidak bisa membiarkan orang memboroskan barang seperti ini
Merujuk pada
Himawari
Analisis:
Kata kata ‘人間’ ↔ ‘orang’ pada teks di atas sebenarnya merupakan kata ganti
penunjuk orang ke-3, karena pada situasi di atas, orang pertama dan kedua adalah
Shinchan dan Misae. Kata ganti orang ke-3 dalam bahasa Jepang adalah yang sesuai
dengan situasi di atas adalah enshoo. Seperti yang dijelaskan pada analisa sebelumnya,
enshoo dipakai oleh lawan bicara saat menunjukkan benda atau orang yang jauh, baik
48
dari pembicara maupun lawan bicara (dalam situasinya, Himawari berada jauh baik dari
Shinchan maupun Misae). Contoh enshoo ‘ano kata, aitsu, kare, anokatagata,
anokatatachi, karera.’ (Sudjianto dan Dahidi, 2004:160).
Kata yang menunjukkan makna sinekdok pada teks di atas adalah kata ‘人間’ dan
‘orang’. Kata tersebut merujuk pada Himawari, dan lebih diperjelas dengan kata ‘ムダ
な事する人間て’ ↔ ‘orang memboroskan barang’ yang menggambarkan situasi dan
hal yang dilakukan oleh Himawari, karena pada saat itu, Himawari sedang bermain-main
tisu yang merupakan hal ‘memboroskan barang’. Kemudian kata kata ‘人間 ’ dan
‘orang’ yang merujuk pada Himawari, merupakan Sinekdok hubungan bagian-
keseluruhan, dimana yang memiliki makna keseluruhan adalah kata ‘人間’ dan ‘orang’,
sedangkan yang memiliki makna sebagian adalah Himawari.
Tabel 3.10b.
Makna Sinekdok Situasi 6
sinekdok Makna
Secara harafiah ’人間’ berarti orang, manusia TSu : 人間
TSa : orang Kata’人間 ’ sebenarnya hanya merujuk pada Himawari saja,
tetapi Himawari diwakilkan dengan kata yang memiliki makna
lebih luas.
49
Situasi 7
Suatu hari Shinchan sedang bermain sebagai monster yang ingin menghancurkan
mainan berbentuk gedung. Shinchan sudah menyusun mainan balok yang menyerupai
sebuah gedung, tapi kemudian tiba-tiba datang Himawari dan menghancurkan mainan
balok yang telah disusun oleh Shinchan, kemudian Shinchan berlari menghampiri
Himawari. Karena kaget, Himawari kehilangan keseimbangan dan jatuh dengan muka
yang membentur lantai. Kemudian Himawaripun menangis dan datanglah orang tua
Shinchan. Mereka tidak tahu bahwa Himawari menangis karena terbentur lantai, lalu
Hiroshi menasehati Shinchan dengan mengatakan:
TSu:
弱い者いじめてなんてサイテーだよ (Yoshito, 2001:112)
TSa:
Tidak pantas menjahati yang lebih lemah (Yoshito, 2001:115)
Tabel 3.11a.
Analisis Makna Sinekdok Situasi 7
Sinekdok Makna
TSu:
弱い者いじめてなんてサイテーだよ
TSa:
Tidak pantas menjahati yang lebih lemah
Merujuk pada Himawari
50
Analisis:
Kata yang memiliki makna sinekdok pada teks di atas adalah kata ‘弱い者’ ↔ ‘lebih
lemah’. Lagi-lagi yang memiliki makna sinekdok pada teks di atas adalah kata
pengganti orang, dan kali ini pun kata pengganti adalah kata pengganti orang ke-3. Bisa
dilihat dari situasi di atas bahwa yang menjadi orang ke-3 adalah Himawari. Seperti
yang telah dijelaskan pada analisis sebelumnya, kata ganti orang ke-3 dalam bahasa
Jepang adalah yang sesuai dengan situasi di atas adalah enshoo.
Himawari pada situasi di atas, digambarkan sebgai ‘弱い者’ dan memang Himawari
masih lebih kecil dari Shinchan, secara tenaga memang Shinchan lebih kuat dari
Himawari. Tetapi dalam menasehati Shinchan, Hiroshi menggambarkan Himawari
sebagai keseluruhan anak yang lebih lemah dari pada Shinchan. Padahal yang kata ’弱い
者’ dan ‘lebih lemah’ adalah tidak lain merujuk pada Himawari. Sebenarnya bisa saja
menghilangkan makna sinekdok dengan langsung menggunakan objek secara langsung
dengan mengatakan ‘妹いじめてなんてサイテーだよ’ atau dalam bahasa
Indonesia dapat diterjemahkan menjadi ‘Tidak pantas menjahati adikmu’. Tetapi inilah
yang menjadi poin menarik dalam bahasa, terdapat variasi dan tidak membuat bosan.
Pada kutipan di atas, Himawari yang digambarkan dengan kata ‘弱い者 ’ jelas
memiliki makna sinekdok. Kata ‘‘ 弱 い 者 ’ adalah kata yang memiliki makna
keseluruhan untuk mewakili Himawari yang memiliki makna sebagian. Selain itu secara
makna, kata tersebut merupakan sinekdok hubungan bagian-keseluruhan, dimana kata
yang memiliki makna sebagian diwakili oleh makna keseluruhan.
51
Tabel 3.11b.
Makna Sinekdok Situasi 7
sinekdok makna
Secara harafiah, ’ 弱い者 ’ 力が少ない、強くない
(Shinmura 1998:2768)
TSu : 弱い者
TSa : lebih lemah
‘弱い者 ’ hanya merujuk pada Himawari, tetapi seperti
makna sinekdok lainnya yang diwakilkan dengan kata yang
memiliki makna lebih luas.
3.3 Analisis Makna Metafora
Metafora adalah majas perbandingan yang sering ditemukan dalam banyak bahasa.
Simile juga merupakan majas perbandingan, dan sangat mirip dengan metafora. Simile
niasanya menggunakan kata-kata ‘seperti, bagaikan, ibarat, bak, sebagai, umpama,
laksana, dan serupa’. Metafora tidak menggunakan kata ‘seperti’ atau :’bagikan’ tetapi
juga merupakan perbandingan yang dapat ditulis kembali sebagi simile (Larson,
1989:259).
Metafora biasanya mudah dikenal, baik dalam teks tertulis maupun dalam situasi,
karena ada hal lain dalam konteks itu berhubungan dengan citra yang digunakan. Namun
tidak semua metafora dan simile dapat diartikan dengan mudah. Karena itu jika
diterjemahkan secara harafiah, kata perkata, akan terjadi salah pengertian (Larson,
1989:263).
52
Dalam bahasa Jepang, metafora disebut inyu(隠喩).
隠喩とは類似性に基づく「目立て」である。言い換えれば「-を。。。として
見る」と言うことだ (野内の う ち
2003:17)。 Terjemahannya: Yang disebut metafora adalah mengganti kata berdasarkan titik kemiripan. Dengan
kata lain, bisa dikatakan (x dibandingkan sebagai y). Untuk memilah makna yang terdapat di dalamnya, penulis menggunakan cara
menganalisis yang diterangkan oleh Larson (1989:260), yaitu memilah topik, citra dan
titik kemiripan, kemudian ditambahkan dengan segitiga makna yang di jelaskan oleh
Ogden dan Richard seperti yang dijelaskan dalam bab 2.
Situasi 1
Masao, teman Shinchan menyukai Aichan, tetapi tampaknya Aichan tidak menyukai
Masao, dan Masao sering dipermainkan dan diperintah-perintah oleh Aichan, walaupun
begitu Masao tidak bisa menolaknya. Dan Kazao pun berkata:
TSu:
マサオくん!!目を覚ませよ (Yoshito, 2001:40)
TSa:
Masao!! Buka matamu (Yoshito, 2001:43)
Analisis:
Pada kalimat ‘Masao!! Buka matamu’ ↔ ’マサオくん!!目を覚ませよ ’,
memiliki makna sebagai metafora. Memang tidak terlihat secara jelas, karena tidak ada
53
yang diperbandingkan, tapi akan penulis bahas dengan memilah makna yang terdapat di
dalamnya
Pada situasi di atas, Kazao memerintahkan Masao untuk membuka matanya, yang
berarti bahwa Masao mungkin sedang memejamkan matanya. Tetapi pada keadaan
sebenarnya Masao tidak sedang memejamkan matanya, atau sedang tidur, sampai Kazao
mengatakan ‘Buka matamu’. Untuk memilah makna yang terdapat di dalamnya, penulis
menggunakan cara menganalisis yang diterangkan oleh Larson (1989:260). Yaitu
memilah topik, citra dan titik kemiripan, kemudian ditambahkan dengan segitiga makna
yang di jelaskan oleh Ogden dan Richard seperti yang dijelaskan dalam bab 2.
Topik : Masao.
Citra : seperti sedang memejamkan matanya atau seperti orang yang sedang
memejamkan matanya.
Titik kemiripan : tidak bisa melihat keadaan yang sedang terjadi.
Dengan segitiga makna Ogden dan Richard:
Diagram 3.1 Segitiga Makna Ogden dan Richard Situasi 1
Masao tidak sedang memejamkan matanya, tetapi dia dibandingkan dengan keadaan
yang sedang memejamkan matanya, seperti orang yang sedang memjamkan mata, yang
Orang yang sedang memejamkan matanya
Tidak bisa melihat (kenyataan)
Masao
54
tidak bisa melihat apa-apa. Dalam konteks keadaan Masao, memiliki makna bahwa dia
tidak bisa melihat bahwa sebenarnya Ai-chan hanya mempermainkannya saja.
Kemudian untuk memperkuat metafora diatas, Kazao menambahkan sebuah
Peribahasa yang berhubungan pada keadaan Masao yaitu ‘恋に盲目’ yang dalam TSa
diartikan ‘menjadi buta karena cinta’.
Peribahasa dalam bahasa Jepang adalah Kotowaza (諺). Menurut Kaneko (1996)
dalam Gunawan (2007:9) mengatakan:
ことわざは、民衆がその実際生活の体験の中から、人間や人生に対する批
評として生み出したものであり、また逆に、人間や人生を批評する場合に
も用いられるものである。 Terjemahannya:
Peribahasa merupakan suatu benda yang berasal dari pengalaman hidup masyarakat yang menyatakan kritik terhadap manusia dan kehidupannya, dan sebaliknya peribahasa itu juga digunakan untuk mengkritik manusia dan kehidupannya.
Kemudian menurut Hidayat (2004) dalam Gunawan (2007:11) pengertian peribahasa:
1. Peribahasa merupakan kelompok kata atau kalimat yang tepat susunannya dan biasanya mengisahkan maksud tertentu.
2. peribahasa merupakan ungkapan atau kalimat-kalimat ringkasan dan padat yang berisi perbandingan, perumpamaan, nasehat, prinsip hidup aturan tingkah laku.
Pada peribahasa yang diungkapkan oleh Kazao ‘恋に盲目’, memiliki makna bahwa
cinta diumpamakan den gan kata ‘buta’. Buta menurut KBBI (2002:182) memiliki arti
tidak dapat melihat karena rusak matanya, kemudian ’ 盲 ’ menurut Shinmura
(1998:2633) 〔1〕目の見えないこと(mata yang tidak bisa melihat). Makna ‘恋に
盲目’ mengartikan bahwa cinta memiliki kekuatan yang sangat besar yang sanggup
membuat seseorang seperti di dalam kegelapan, tidak tahu arah dan menjadi buta bahkan
menjadi aneh (Gunawan 2007:36)
55
Jadi pada kalimat ‘マサオくん!!目を覚ませよ’ dan ‘Masao!! Buka matamu’
pada situasi yang digambarkan di atas, terdapat makna metafora yang terselubung yang
jika tidak terdapat situasi untuk menggambarkannya, maka akan sulit untuk mengetahui
makna sebenarnya.
Tabel 3.12.
Analisis Makna Metafora Situsasi 1
Metafora Makna
TSu:
マサオくん!!目を覚ませよ
TSa:
Masao!! Buka matamu
Masao tidak bisa melihat kenyataan yang ada
Situasi 2
Suatu hari di TK Aksi tempat Shincan bersekolah, Ibu guru Matsuzaka sedang
membereskan ruang kantor. Pada saat membereskan ruang kantor, Ibu guru Matsuzaka
membuang ‘cup noodle’ yang ditinggalkan Ibu guru Akeo, karena mengira bahwa sudah
tidak akan dimakan lagi, padahal dalam cup noodle itu masih terdapat kuah mie-nya, dan
Ibu Akeo sengaja pergi membeli nasi untuk dimakan beserta dengan kuah mie-ya. Tapi
karena sudah di buang oleh Ibu Matsuzaka, Ibu Akeo menjadi marah dan menjadi lebih
marah lagi ketika Ibu Matsuzaka mengatakan bahwa mencampur kuah cup noodle
dengan nasi adalah hal yang aneh, maka Ibu Akeo membalas dengan mengatakan:
TSu:
へ。。閉店後のスーパーのおそうざい (Yoshito, 2001:53)
56
TSa:
Dasar sayuran di toko yang sudah tutup (Yoshito, 2001:56)
Tetapi kemudian ketika Ibu Matsuzaka membelikan cup noodle sebagai rasa minta maaf,
Ibu Akeo juga meminta maaf dan mengatakan bahwa Ibu Matsuzaka bukanlah ‘sayuran
di toko yang sudah tutup’ melainkan:
TSu:
閉店後百貨店の高級デパト品です (Yoshito, 2001:55)
TSa:
Ibu matsuzaka adalah 'barang bermerek di department store yang sudah tutup’
(Yoshito, 2001:58)
Analisis :
Pada teks di atas jelas merupakan sebuah metafora, karena seseorang dibandingkan
dengan sesuatu yang lain. Metafora di atas adalah buatan sang pengarang sendiri, dan
jika tidak mengerti makna dan kesamaan dengan subjek yang terdapat dalam metafora
tersebut, maka akan sulit mendapat makna yang ingin disampaikan oleh pengarang. Oleh
karena itu teks di atas akan penulis analisa untuk mendapatkan makna yang ingin
disampaikan oleh pengarang. Untuk menganalisis makna metafora pada teks di atas,
penulis akan menggunakan metode yang sama dalam menganalisis ‘metafora situasi (1)’.
Kedua metafora di atas ditujukan kepada Ibu guru Matsuzaka, dan sebenarnya
memiliki makna yang sama, tapi memiliki nuansa yang berbeda. Pada metafora pertama
dikatakan ‘閉店後のスーパーのおそうざい’ dan terjemahannya ‘sayuran di toko
yang sudah tutup’. Ibu Matsuzaka bukan sayuran dan juga tidak bersinonim dengan
57
sayuran, tapi Ia dibandingkan dengan ‘sayuran di toko yang sudah tutup’. Maknanya
dapat dilihat dari kelanjutan percakapan dengan Ibu Yoshinaga. Brikut adalah kutipan
dari Ibu Yoshinaga:
Tsu:
‘「売れ残り」ってゆう意味かしら。。?’ (Yoshito, 2001:53)
TSa :
‘mungkin maksudnya ‘tidak laku dijual’’ (Yoshito, 2001:56)
Berikut analisis makna dengan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Larson
(1989:260):
Topik : Ibu guru Matsuzaka
Citra : sayuran di toko yang sudah tutup dan barang bermerek di department store yang
sudah tutup
Titik kemiripan : tidak laku, belum ada yang mau (belum punya pacar).
Dengan segitiga makna Ogden dan Richard :
Diagram 3.2 Segitiga Makna Ogden dan Richard Situasi 2
Sayuran atau barang bermerek yang tidak laku di jual
Belum ada yang mau (tidak punya pacar)
Ibu guru Matsuzaka
58
Melihat dari yang dikatakan oleh Ibu Yoshinaga, maknanya menjadi sedikit lebih
jelas, yaitu ‘tidak laku dijual’. Itupun menurut penulis, memiliki makna yaitu ‘tidak
punya pacar’, karena pada kenyataan di dalam komiknya, Ibu Matsuzaka juga belum
mempunyai pacar, dan bisa dikatakan ‘tidak laku’ seperti perbandingan di atas. Karena
diibaratkan barang yang tidak laku dijual, juga berarti tidak ada yang mau. Dalam
bahasa Indonesia sehari-hari pun, kata ‘tidak laku’ dalam bahasa anak muda memiliki
makna tidak punya pacar. Dan mungkin pengarang juga ingin memberikan makna
bahwa Ibu Matsuzaka belum memiliki pacar, melalui perbandingan seperti teks di atas.
Pada metafora yang kedua, dikatakan bahwa Ibu Matsuzaka adalah ‘ 閉店後百貨店
の高級デパト品です’ dan 'barang bermerek di department store yang sudah
tutup’, menurut penulis, sebenarnya memiliki makna yang sama, hanya saja nuansanya
yang berbeda. Pada metafora pertama, situasinya Ibu Akeo sedang marah, dan biasanya
ketika sedang marah, seseorang menjelekkan orang lain. Tetapi pada metafora kedua,
keadaanya lebih tenang karena Ibu Matsuzaka meminta maaf dengan mengganti mie
yang dibuangnya. Bisa dilihat bahwa Ibu Matsuzaka dibandingkan dengan ‘barang
bermerek’ yang tentu saja level dan harganyanya lebih tinggi dari pada ‘sayuran’. Tapi
tetap saja memiliki makna tidak laku. Karena diibaratkan dengan ‘departmen store’ yang
sudah tutup.
59
Tabel 3.13.
Analisis Makna Metafora Situasi 2
Metafora Makna
TSu:
へ。。閉店後のスーパーのおそうざい
TSa:
Dasar sayuran di toko yang sudah tutup
Tidak laku (tidak punya pacar)
TSu:
閉店後百貨店の高級デパト品です
TSa:
Ibu Matsuzaka adalah 'barang bermerek di
department store yang sudah tutup’
Tidak laku (tidak punya pacar)
(tetapi berbeda nuansa dari
metafora pertama)
Situasi 3
Suatu hari Shinchan dan Himawari sedang berada di rumah sendirian, Misae sedang
pergi ke luar, dan sudah waktunya makan siang, tetapi Misae juga masih belum kembali
karena di tengah jalan bertemu dengan orang lain, lalu mengobrol sampai lupa waktu.
Shincahan dan Himawari sudah kelaparan, akhirnya Shinchan pun mencari makanan.
Dan ketika melihat isi kulkas yang hampir kosong Shinchan pun mengatakan:
Tsu :
ここも不景気 (Yoshito, 2001: 72)
TSa :
Disini juga resesi (Yoshito, 2001: 75)
Analisis:
60
Pada teks di atas, untuk menggambarkan keadaan dalam kulkas, Shinchan
menggunakan kata ‘不景気’ dan ‘resesi’. Kata ‘不景気’ menurut Nelson (2006:40)
memiliki arti saat-saat sulit, depresi, kesuraman, resesi. ‘不景気’ memiliki kata dasar
‘景気’ yang menurut Shinmura (1998:814) memiliki arti :
1.様子(keadaan) ;けはい(indikasi) ;景況(situasi). 2.売買。取引などの経済活動の状況。(situasi kegiatan ekonomi seperti
transaksi dan pernjualan.)
Kemudian ‘不景気’ menurut Shinmura (1998:2323):
1.(物事の)繁昌はんじょう
しないこと。
2.(Depression)経済活動の一般的沈滞ちんたい
状態。物価賃金ちんぎん
の不落、生産の
全般的縮 小しゅくしょう
、矢業の増大ぞうだい
などを伴ともな
う不況。 Terjemahannya :
1. (hal-hal) tidak makmur 2. (penurunan) keadaan dimana pergerakan ekonomi tidak mendapat kemajuan.
Harga barang dan pendapatan menurun. Keseluruhan produksi mengalami pengurangan, resesi industri dan perusahaan.
Kemudian dalam KBBI (2002:951), resesi adalah kelemahan dalam kegiatan dagang,
industri, dsb (seolah-olah terhenti) ; menurunnya (mundurnya, berkurangnya) kegiatan
dagang (industri).
Analisis menurut teori yang dikemukakan Larson:
Topik : keadaan isi kulkas
Citra : resesi
Titik kesamaan: mengalami kemunduran, kekurangan, penururnan
Dengan segitiga makna Ogden dan Richard :
61
Diagram 3.3 Segitiga Makna Ogden dan Richard Situasi 3
Jadi keadaan kulkas pada situasi di atas, digambarkan oleh Shinchan sebagai keadaan
yang penuh kekurangan, karena keadaan isi kulkas memang hampir kosong. Di sini
Shinchan menggunakan metafora dengan menggunakan kata ‘不景気’ yang merupakan
istilah dalam bahasa ekonomi. Mungkin Shinchan mengetahui arti dari ‘不景気 ’
tersebut, karena ayahnya bekerja sebagai pegawai, yang merasakan dampak dari resesi.
Mungkin juga berhubungan dengan gaji yang diterima ayahnya berkurang, sehingga
uang yang diberikan pada ibu juga berkurang, sehingga barang-barang kebutuhan sehari-
hari menjadi berkurang akibat resesi, sehingga Shinchan membandingkan keadaan
dalam kulkas dengan keadaan dunia ekonomi, menggunakan kata ‘不景気’.
Tabel 3.14.
Analisis Makna Metafora Situasi 3
Metafora Makna
Tsu :
ここも不景気
TSa :
Disini juga resesi
Keadaan isi kulkas yang dibandingkan dengan
istilah perekonomian yang mengalami
kemunduran, pengurangan dan penurunan
Resesi, ‘不景気’ Isi dalam kulkas yang mengalami penuruan, kekurangan
Keadaan dalam kulkas