Upload
ngoxuyen
View
222
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
43
BAB 3
ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
3.1.1 Sejarah Umum PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
Sejarah Adhi Karya dimulai dari 45 tahun yang lalu, ketika Menteri
Pekerjaan Umum melalui Surat Keputusannya tertanggal 11 Maret 1960
memutuskan untuk menetapkan suatu perusahaan konstruksi dalam rangka
mempercepat pengembangan di Indonesia. Pada tahun berikutnya, Adhi Karya
berubah menjadi Pn Adhi Karya secara hukum, berdasarkan keputusan pemerintah
No 65 tahun 1961. Pada tahun yang sama, sebuah perusahaan yang dulunya
merupakan perusahaan konstruksi Belanda telah dinasionalisasikan dan dimerger
dalam Pn Adhi Karya.
Perusahaan melalui beberapa amandemen, dan yang terakhir dilakukan
dalam rapat pemegang saham umum pada tanggal 17 November 2003 dan telah
dibuat Surat Keputusan Menteri menjadi perusahaan milik pemerintah no. Kep-
289/Mbu/2003 tertanggal 17 November 2003. Amandemen dibuat dalam rangka
memfasilitasi publik dan mengakibatkan nama perusahaan diubah menjadi PT
Adhi Karya ( Persero) Tbk dan telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak
Azasi Manusia Republik Indonesia melalui Keputusan No.C28630 HT.01.04.
TH.2003 tertanggal 8 Desember 2003, Decree of Amendment No.50 tertanggal 19
May 2004.
44
3.1.2 Bidang Usaha Perusahaan
Sesuai dengan visi dan misi yang baru, perusahaan akan memusatkan
dirinya pada pengembangan dua pilar aktivitas bisnis utama dan untuk masuk
sektor investasi, yakni:
Pilar Utama
a. Perancangan Bangunan Sipil Publik
• Irigasi
• Jalan Dan Jembatan
• Listrik
• Pelabuhan
b. Bangunan
• Bangunan bertingkat, mencakup hotel, kantor, dan lain lain
• Bangunan prasarana, mencakup rumah sakit, sekolah, dan lain lain
• Bangunan komersil
• Kompleks dan perumahan
• Pabrikasi dan industri
c. Elektrik Dan mekanis
• Transmisi energi dan stasiun utama.
• Mekanik dan sentral elektrik untuk membangun dan industri.
• Otomatisasi bangunan.
• Pembangkit tenaga listrik.
• Sistem ventilasi, sistem suara.
• Radio, Telekomunikasi, dan instrumentasi.
45
• Pemasangan pipa.
d. Perdagangan
Aktivitas pengadaan material bangunan, peralatan konstruksi, dan
pengadaan barang impor untuk untuk mendukung aktivitas konstruksi
perusahaan.
Pilar kedua
Pengembangan bisnis di rancang-bangun (Pengadaan Rancang-Bangun
Dan Construction/Epc), dimana perusahaan menyediakan desain, perencanaan,
perolehan, dan jasa konstruksi. Perusahaan membagi bisnisnya menjadi lima
aktivitas bisnis, juga beberapa bisnis lain, seperti PT Adhi Reality, terlibat dalam
konstruksi bangunan kantor, kawasan industri, perumahan, membangun
manajemen, dan pengawasan area.
Perusahaan membagi aktivitas bisnisnya ke dalam 5 divisi, 9 cabang, 1
anak cabang, yang berada di bawah manajemen perusahaan dan 2 perusahaan joint
venture. Untuk lebih fokus dalam dua bisnis, perusahaan mendivestasi anak
perusahaan tersebut. Di masa datang, perusahaan juga akan mengembangkan
bisnis investasi infrastruktur.
46
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
PT. Adhi Karya Tbk memiliki sebuah visi yaitu untuk menjadi lebih dipilih
sebagai mitra dalam konstruksi, rancang-bangun, dan bisnis investasi. Sedangkan
misi PT. Adhi Karya Tbk adalah:
• Memberikan keuntungan untuk pemegang saham.
• Memuaskan kebutuhan pelanggan dengan kualitas produk dan jasa yang
dapat dipercaya.
• Menyediakan karyawan dengan lingkungan kerja yang aman, menghasilkan
kesuksesan, dan kesempatan untuk membangun karier secara profesisional.
• Memperkuat posisi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. di dalam pasar domestik
melalui jaringan yang kuat dalam area yang berpotensi dan memasuki pasaan
dunia.
• Memperkuat posisi kepemimpinan PT Adhi Karya (Persero) Tbk. di dalam
area infrastruktur dan konstruksi bangunan, mulai untuk menciptakan suatu
posisi yang kuat dalam area rancang-bangun yang dipusatkan pada industri
spesifik, sebaik untuk masuk sektor investasi di dalam area infrastruktur dan
properti selektif dan dimana pun yang mungkin..
• Tingkatkan kemampuan dan kompetifitas dari sumber daya manusia,
menekankan pada pengembangan superior technical, dan manajemen proyek
ahli.
• Di dalam suatu cara konsisten bekerja keras untuk mencapai sukses untuk PT
Adhi Karya ( Persero) Tbk. ROE masing-masing tahun sedikitnya 5% di atas
Harga Hak kekayaan (Cost of Equity).
47
3.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Pada bagian sub bab berikut akan dijelaskan mengenai struktur organisasi
yang terdapat dalam PT. Adhi Karya beserta tugas dan wewenang masing-masing
bagian dalam perusahaan.
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
Adapun tugas dan wewenang dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi
diatas adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
Tugas dan Wewenang:
• Menetapkan kebijakan-kebijakan yang berlaku dalam perusahaan
48
• Mengawasi jalannya perusahaan agar sesuai dengan yang telah
direncanakan
• Mengambil keputusan untuk segala sesuatu hal yang berhubungan
dengan perusahaan
• Mewakili perusahaan baik didalam dan diluar pengadilan
2. Direktur 1
Tugas dan Wewenang:
• Bertanggung jawab tehadap kantor-kantor cabang yang berada di wilayah
Indonesia bagian Barat dari wilyah Sumatra, jawa barat dan sampai
dengan Bandung.
• Mengawasi kinerja biro pembinaan produksi, anak perusahaan dan joint
venture
• Mengambil keputusan untuk segala sesuatu hal yang berhubungan
dengan biro pembinaan produksi
3. Direktur 2
Tugas dan Wewenang:
• Mengawasi kinerja HRD division dan Development division.
• Bertanggung jawab tehadap kantor-kantor cabang yang berada di wilayah
Semarang , Kalimantan, dan sampai dengan Irian Jaya
• Memberikan keputusan sehubung dengan rencana pengembangan market
perusahaan.
49
• Mengambil keputusan untuk segala sesuatu hal yang berhubungan
dengan HRD division dan Development division
4. Direktur 3
Tugas dan Wewenang:
• Mengawasi kinerja marketing division
• Bertanggung jawab terhadap proses pemasaran dan SDM perusahaan
• Mengawasi dan memutuskan perlu atau tidaknya promosi dan pemasaran
jasa baru.
• Membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan strategi
marketing
5. Direktur 4
Tugas dan Wewenang:
• Mengawasi kinerja Finance division, Corporate Secretary, dan Non
structural
• Memeriksa laporan keuangan, administrasi, dan laporan pajak perusahaan
• Memeriksa surat-surat perjanjian yang dibuat Corporate Secretary
• Mengambil keputusan untuk segala sesuatu hal yang berhubungan
dengan Finance division, Corporate Secretary,dan Non structural
50
6. SPI / Internal auditor
Tugas dan Wewenang:
• Melaksanakan Internal Audit mengenai efektivitas sistem dan operasi
dalam konteks menjamin performa aktivitas bisnis dalam arah menuju
pencapaian target perusahaan sesuai dengan Good Corporate Governance
(GCG).
• Memberikankan laporan dan rekomendasi atas hasil audit sejalan dengan
peningkatan berkelanjutan dalam performa perusahaan.
• memberikan laporan audit langsung kepada direktur utama
7. Badan Kesisteman dan Pengembangan Usaha
Tugas dan Wewenang:
• Melakukan pengembangan teknologi yang digunakan perusahaan dan
pemeliharaan system yang sedang digunakan sekarang
• Mengganti system yang lama dengan system yang baru dengan
persetujuan dari Director 1.
• Pemeliharaan sistem jaringan LAN
8. Biro Pembinaan Produksi
Tugas dan Wewenang: • Mempelajari laporan keseluruhan produksi dan melaporkan ke Direktur 1
untuk di teruskan ke vendor.
51
9. Biro SDM dan Umum
Tugas dan Wewenang: • Menerima, menyeleksi, dan memberhentikan karyawan atas permintaan
masing-masing divisi
• Mengatur tata tertib (disiplin) umum yang harus dipatuhi oleh semua
karyawan di dalam departemennya
• Memberikan laporan mengenai kinerja karyawan perusahaan
• Melakukan interview atau wawancara kerja terhadap calon karyawan
10. Biro Pengembangan Pasar
Tugas dan Wewenang: • Melakukan promosi dan pemasaran jasa
• Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran produksi
• Memberi masukan yang berhubungan dengan strategi marketing selama
di lapangan
• Menyelenggarakan semua kegiatan penelitian dan pengembangan
pemasaran
11. Sekretariat Perusahaan
Tugas dan Wewenang: • Mengatur perjanjian dengan pihak-pihak yang ingin bekerja sama dengan
perusahaan
• Memberikan support untuk tugas-tugas dari Director 4 dan President
Director
• Membuat laporan mingguan dan bulanan mengenai transaksi perusahaan
52
• Membuat surat-surat perjanjian yang berhubungan dengan kepentingan
perusahaan
12. Biro Keuangan
Tugas dan Wewenang: • Bertanggung jawab atas pengeluaran keuangan perusahaan yang
menyangkut pada kebijaksanaan penggunaan dana atas segala kegiatan
usaha
• Bertanggung jawab untuk memberi informasi keuangan dan hasil
produksi.
• Mengatur pengalokasian dan penggunaan dana
3.2 Analisis Sistem yang Sedang Berjalan
3.2.1 Gambaran Umum Jaringan PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
Bagian berikut akan menjelaskan mengenai gambaran jaringan perusahaan
saat ini secara umum dengan tujuan agar pembaca dapat mengetahui secara umum
bagaimana struktur jaringan dalam PT. Adhi Karya, sebelum membahas lebih
dalam mengenai permasalahan dan solusi yang diusulkan.
Pada dasarnya, jaringan Local Area Network (LAN) pada PT. Adhi Karya
terbagi menjadi dua lantai, dimana jaringan tersebut menggunakan topologi STAR
dan terhubung ke internet melalui suatu proxy server pada ruangan server
perusahaan lalu melewati router. Sistem operasi jaringan yang berlaku saat ini
dalam PT. Adhi Karya adalah sistem operasi client-server. Dimana semua
komputer yang bertindak sebagai workstation dihubungkan melalui beberapa
53
switch dan protokol jaringan yang digunakan untuk mengaturnya adalah TCP/IP.
Sedangkan untuk tipe Network Interface Card (NIC) yang digunakan, PT. Adhi
Karya memakai tipe PCI dengan kecepatan 10/100 Mbps.
Komunikasi data antara kantor pusat dan cabang-cabang PT. Adhi Karya di
Jakarta dikirimkan melalui koneksi internet ADSL, dimana merupakan teknologi
broadband yang murah, mudah dan menggunakan saluran telepon biasa dengan
kecepatan 512 kbps. Sedangkan untuk beberapa cabang di daerah masih
menggunakan koneksi internet dial-up. Koneksi internet di kantor pusat PT. Adhi
Karya terbagi atas 2 (dua) saluran ADSL (2 x 512 kbps) dengan ketentuan :
a. Kebutuhan Internet Sharing
• Koneksi Internet Penuh
Dimana user dapat mengakses penuh
• Koneksi Internet Berjadwal
Dimana user hanya dapat mengakses pada jam-jam tertentu
• Koneksi Internet E-mail
Dimana user hanya dapat mengakses E-mail
b. Kebutuhan Kiriman Data
Dalam kebutuhan penyampaian laporan dari Cabang/Divisi mengirim data ke
kantor pusat.
54
3.2.2 IP Addressing
Pada bagian berikut ini akan dijelaskan mengenai IP Addressing yang ada
pada PT. Adhi Karya, dimana dijelaskan mengenai penggunaan IP address dan
tipe-tipe IP apa saja yang digunakan, serta konfigurasi IP yang digunakan dalam
system jaringan.
Pada jaringan PT. Adhi Karya terdapat aturan IP Addresing, agar jaringan
yang ada terlihat rapi, dan mudah untuk dikontrol. PT. Adhi Karya memiliki 2
macam IP address yaitu private dan public IP address. Alamat IP private dipakai
untuk jaringan di dalam perusahaannya, sedangkan IP public adalah IP address
milik ISP yang disewakan kepada PT. Adhi Karya, yang digunakan untuk
memakai akses Internet. IP public yang diperoleh dari ISP adalah
203.130.197.xxx.
IP address yang digunakan sekarang pada jaringan PT. Adhi Karya adalah IP
address kelas C, karena banyaknya host yang ada tidaklah terlalu besar. Dengan
konfigurasi ini, dapat diperoleh 2 juta network dengan masing-masing network
memiliki 256 IP address. Range IP dari 192.0.0.xxx – 223.225.225.xxx
IP address yang berlaku dalam jaringan PT. Adhi Karya saat ini adalah
192.168.xxx.yyy, dimana ‘xxx’ menunjukkan kode unit kerja dan ‘yyy’
menunjukkan ip dari computer (router/switch) itu sendiri. Contoh :
192.168.10.11
xxx = 10 = menunjukkan lingkungan di kantor pusat
yyy = 11 = menunjukkan alamat server Istiqal di kantor pusat.
55
3.2.3 Topologi Jaringan PT. Adhi Karya Tbk
Pada gambar 3.2 dapat dilihat struktur logical jaringan yang ada pada
kantor pusat PT. Adhi Karya, dimana terdapat divisi-divisi pada kantor pusat yang
saling terhubung ke server perusahaan melalui beberapa switch. Dan ada beberapa
server yang terhubung ke internet melalui router.
Data
INFRASTRUKTURJARINGAN KANTOR PUSAT
ADHI KARYA (Persero) Tbk
SPI SDM BIN SAR
CEO ASSDIR KEU/SETPER IT/PP
Internet
RouterRouter
Patch panel
ProxyData baseFTP PORTAL
Switch
SwitchSwitchSwitch
Switch SwitchSwitchSwitch
Gambar 3.2 Struktur jaringan logical PT.Adhi Karya (Persero) Tbk.
56
Untuk menjalankan proses bisnisnya, PT. Adhi Karya menggunakan jaringan
WAN sebagai berikut :
Router
Database Server
Main Switch
Router
Local Area Network
Switch
Database Server
Main Switch
Internet
ADSL
ADSL
ADSL
ADSL
ADSL
FiberOptic
DIVISI KONSTRUKSI 1
DIVISI KONSTRUKSI 2
DIVISI KONSTRUKSI 3
DIVISI JASA NIAGA
DIVISIPEREKAYASAAN
TOPOLOGI WANPT. ADHI KARYA (Persero) Tbk.
Database Server
Main SwitchRouter
Local Area Network
Switch
Database Server
Main SwitchRouter
Local Area Network
Switch
Database Server
Main SwitchRouter
Local Area Network
Switch
Local Area Network
Switch
Local Area Network
Proxy ServerDatabase Server
FTP Server
Mail Server
Main Switch
Switch
Router
KANTOR PUSAT
Database Server
Main Switch
Cabang-Cabang diDaerah
Local Area Network
Switch
Dial-Up
Modem
Router
Main SwitchADSL
Gambar 3.3 Topologi WAN pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk. saat ini
Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.3 diatas, kantor pusat terhubung
dengan kantor divisinya yang berada di Jakarta dengan menggunakan koneksi
ADSL dan fiber optic. Sedangkan koneksi untuk cabang-cabang yang berada di
daerah masih menggunakan koneksi Dial-up. PT. Adhi Karya memiliki sepuluh
kantor cabang yang tersebar di sepuluh propinsi, karena keterbatasan tempat maka
57
pada topologi ini hanya digambarkan sebuah struktur jaringan untuk mewakili
cabang-cabang tersebut.
3.2.4 Penggunaan FTP pada perusahaan.
Berikut adalah tampilan layar FTP yang digunakan pada perusahaan tempat
dilakukannya studi kasus. Disini dapat dilihat bahwa perusahaan menggunakan
LeapFTP 2.7.1 untuk mengakses FTP. dimana pada kolom sebelah kiri
menunjukan data data komputer klien dan disebelah kanan menunjukan data pada
server FTP, untuk mengirim data ke FTP, client cukup melakukan drag and drop
seperti pada windows explorer. Data-data yang dikirimkan biasanya bersifat
umum, seperti data laporan transaksi dan data laporan keuangan. Untuk data-data
perusahaan yang bersifat rahasia atau penting biasanya dikirimkan melalui pos atau
kurir.
Terlihat pada gambar 3.2 di bagian kanan, terdapat banyak folder, masing-
masing folder tersebut mewakili tiap cabang dari PT. Adhi Karya. File-file yang
berhubungan dengan suatu cabang akan diletakkan pada folder cabang yang
bersangkutan, sehingga jika pengguna ingin mengakses informasi mengenai suatu
cabang dan divisi akan lebih mudah .
58
Gambar 3.4 Layar tampilan FTP perusahaan
3.2.5 Analisis Proses Bisnis
Sekarang ini PT. Adhi Karya telah mengintegrasikan penggunaan jaringan
komputer dan internet untuk mendukung kebutuhan akan akses informasi dalam
proses bisnisnya. Penggunaan jaringan komputer digunakan untuk
menghubungkan komputer di masing-masing kantor cabang, sedangkan
penggunaan internet untuk akses informasi hanya dilakukan sebatas pada
penggunaan e-mail dan penggunaan File Tranfer Protokol untuk mengakses
informasi transaksi perusahaan. Adapun proses bisnis yang dilakukan oleh PT.
Adhi Karya adalah sebagai berikut :
59
a. Sistem Pemasaran Proyek Bisnis
Keputusan
Cabang danDivisi Kantor Pusat
AnalisisProposal
Bisnis
Tahap PraQualifikasi
PenolakanProposal
Bisnis
Pengiriman info proyekdan proposal bisnis
mempertimbangkanproposal yang diajukan
Pengumumanpenolakan proposal
Tender
Keputusan
Ditolak
kontrak
Info penolakan tender
Diterima
Pelaksanaankontrak
Ditolak
Diterima
menunggukeputusan
tender
mengikutipelaksanaan
mengelola infoproyek
Gambar 3.5 Sistem Pemasaran Proyek Bisnis
60
Keterangan :
1. Info proyek atau proposal bisnis yang berada pada kantor cabang dan
divisi dikirimkan ke kantor pusat melalui jaringan internet. Koneksi
antar kantor pusat dan kantor cabang dapat berupa koneksi ADSL,
Dial-up, atau Fiber Optic, tergantung pada koneksi yang digunakan
oleh cabang atau divisi tersebut.
2. Setelah proposal atau info proyek dikirimkan, pada kantor pusat
proposal tersebut akan dianalisis untuk mempertimbangkan persetujuan
transaksi bisnis tersebut. Pada tahap ini analisa dilakukan dengan dua
cara. Pertama-tama akan dilakukan analisa prospektif dimana dilakukan
analisa teradap kelayakan proyek, kemampuan, lokasi, dan ekonomi.
Tahap kedua dengan analisa probabilitas yang menganalisa klien,
perusahaan pesaing dan konsultan.
3. Setelah didapat keputusan, jika proposal diterima, maka dilakukan
tahap pra kualifikasi (PQ) dimana akan ditentukan kelayakan
perusahaan untuk mengikuti tender. Jika proposal ditolak, maka kantor
pusat akan mengirimkan pengumuman penolakan proposal bisnis yang
telah diajukan ke kantor cabang.
4. Jika pemenang tender telah diputuskan dan perusahaan berhasil
memenangkan tender, maka akan dilanjutkan dengan penetapan kontrak
dengan pihak klien. Jika tender ditolak, maka kantor pusat akan
menyampaikan pengumuman penolakan tender kepada kantor cabang.
5. Setelah kontrak ditandatangani, maka dilanjutkan dengan tahap proses
pelaksanaan produksi.
61
b. Sistem Pelaksanaan Produksi
Pemeliharaan
Selesai P1
Pelaksanaan
Perencanaan
Pendanaan
PerencanaanKeuangan
PerencanaanSDM
End
Start
Adaperubahan ?
ya
tidak
Gambar 3.6 Sistem Pelaksanaan Produksi
Keterangan :
1. Proses produksi dimulai dengan perencanaan dimana dalam tahap ini
akan dilakukan penjadwalan proyek, metode yang digunakan, dan lain-
lain.
2. Setelah tahap perencanaan selesai, maka dilanjutkan dengan tahap
pelaksanaan proyek. Apabila dalam pengerjaan proyek terdapat
perubahan maka dilakukan perencanaan kembali.
3. Setelah proyek selesai dikerjakan maka akan dilakukan masa
pemeliharaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam kontrak. Bila masa
pemeliharaan selesai maka berakhir juga pengerjaan proyek
62
3.3 Analisis Permasalahan
Dengan melihat latar belakang dari studi kasus yang dipilih dalam
penyusunan skripsi ini, serta didasarkan pada hasil analisis sistem yang berjalan pada
saat ini, dimana kebutuhan akan resource sharing yang sangat tinggi untuk
menunjang kelancaran bisnis perusahaan maka dapat disimpulkan beberapa masalah
yang dihadapi oleh studi kasus, yaitu:
1. Transfer data yang kurang aman
Sekarang ini sistem yang dipakai untuk menghubungkan cabang cabang
masih menggunakan FTP, data-data yang dikirimkan melalui FTP merupakan
data-data yang tidak bersifat rahasia, seperti pengumuman perusahaan, laporan
pembelian dan penjualan, dan lain-lain, sedangkan data-data yang diperlukan
untuk tender yang bersifat rahasia dikirimkan melalui pos, atau kurir karena
mereka menganggap transfer data FTP kurang aman.
2. Tidak adanya jalur koneksi cadangan (backup line)
Sistem yang menghubungkan kantor pusat dan kantor cabang pada PT.
Adhi Karya saat ini tidak memiliki jalur koneksi cadangan (backup line),
sehingga jika terjadi gangguan koneksi pada line utama, maka hubungan
dengan kantor cabang akan terputus. Hal ini tentunya akan mengganggu
kelancaran pengiriman data antar kantor pusat dan cabang-cabangnya yang
berada di daerah.
63
3.4 Usulan Pemecahan Masalah
Bagi perusahaan seperti PT Adhi Karya yang memiliki kantor cabang
operasional di berbagai tempat tersebut, tentunya bukan merupakan suatu hal yang
mudah untuk dapat mengintegrasikan sistem komunikasi mereka secara internal.
Salah satu tools atau media yang dianggap sudah menjadi satu kebutuhan
wajib untuk mendukung mekanisme komunikasi baik secara internal ataupun
eksternal bagi kalangan dunia bisnis adalah penggunaan teknologi Internet ataupun
intranet. Penggunaan kedua teknologi ini secara umum misalnya kegiatan akses
informasi melalui e-mail dan intranet perusahaan dari berbagai lokasi dimanapun
dan kapanpun karyawan berada.
Tanpa fasilitas Remote Access tentunya keputusan-keputusan bisnis yang
dibutuhkan tersebut sangat sulit untuk didapatkan. Untuk mengatasi situasi bisnis
seperti itu, ada satu cara yang saat ini sudah mulai banyak diadopsi dan diterapkan
oleh berbagai perusahaan yang disebut dengan Secure Remote Access yang akan
menjamin kegiatan akses informasi secara aman dan efektif melalui suatu jaringan
komunikasi yaitu VPN (Virtual Private Network).
Pengusulan VPN sebagai pengganti FTP untuk pengembangan jaringan
perusahaan dimasa mendatang karena dengan penggunaan VPN, perusahaan tidak
perlu mengubah struktrur jaringan lokal yang sudah ada dan biaya untuk
pengimplementasiannya juga tidak besar, serta dapat memanfaatkan teknologi yang
digunakan FTP sebelumnya yaitu internet. Selain itu VPN juga dianggap lebih aman
daripada FTP karena adanya fitur enkripsi pada VPN. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada pertimbangan yang diberikan dibagian selanjutnya. Sedangkan untuk
64
mengatasi masalah pada kemungkinan gagalnya koneksi pada line utama, maka
diusulkan suatu backup line menggunakan koneksi dial-up.
Pengusulan perancangan suatu jaringan antar cabang berbasis VPN pada
perusahaan yang bersangkutan juga didasarkan pada beberapa pertimbangan antara
lain:
1. Infrastruktur perusahaan
Infrastruktur perusahaan saat ini sudah mendukung adanya penggunaan
VPN, dengan sedikit penyesuaian dan penambahan peralatan jaringan maka
dapat dibuat sebuah jaringan VPN bagi perusahaan. Perancangan jaringan
berbasis VPN ini juga disertai dengan keinginan perusahaan untuk
mengembangkan sistem sekarang menjadi suatu sistem jaringan VPN.
2. Peningkatan performa perusahaan
Dengan adanya koneksi jaringan antar cabang yang terus terhubung,
maka data informasi perusahaan baik itu data transaksi, data mengenai klien,
laporan keuangan dan data-data penting lainnya akan terus ter-update. Hal ini
akan memberikan gambaran kepada pihak manajemen perusahaan untuk
mengetahui kondisi performa perusahaan setiap saat. Dengan demikian, pihak
manajemen perusahaan akan dapat mengambil keputusan yang tepat yang
dapat mendukung dalam peningkatan performa perusahaan.
3. Biaya implementasi yang murah
VPN memiliki biaya implementasi yang lebih murah daripada solusi
tradisional, yang didasarkan pada Leased Line, Frame Relay, ATM, atau ISDN.
Ini disebabkan VPN menghapuskan kebutuhan akan koneksi long-distance dan
65
menggantikannya dengan koneksi lokal suatu jaringan pengangkut, ISP, atau
Point Of Presence (POP).
4. Pengurangan biaya manajemen dan staff
Dengan mengurangi biaya-biaya telekomunikasi yang long-distance,
VPN juga mengurangi biaya-biaya operasi jaringan berbasis WAN adalah
merupakan suatu hal yang pantas dipertimbangkan. Sebagai tambahan, suatu
organisasi dapat mengurangi keseluruhan biaya dari jaringan jika peralatan yang
digunakan dalam WAN digunakan pada VPN dan diatur oleh ISP. Alasan
dibelakang ongkos operasi yang lebih murah diterangkan oleh fakta bahwa
organisasi tidak harus mempekerjakan banyak staff networking terlatih dan
mahal jika VPN diatur oleh organisasinya sendiri.
5. Konektifitas yang lebih baik
VPN membuat internet seakan akan menjadi intranet. Karena Internet
bisa diakses dimana saja, baik di kantor cabang, rumah, bahkan di jalan (mobile)
bisa dengan mudah terhubung ke intranet perusahaan.
6. Keamanan Transaksi
VPN menggunakan teknologi tunneling untuk mentransmisi data melalui
jaringan publik yang tidak aman, sehingga transaksi data dapat berjalan dengan
aman. Sebagai tambahan terhadap penggunaan teknologi tunneling, VPN juga
menggunakan ukuran keamanan yang luas, seperti enkripsi, authentifikasi, dan
otorisasi untuk memastikan keselamatan, kerahasiaan, dan integritas data yang
ditransmisikan. Sebagai hasilnya, VPN menawarkan suatu keamanan transaksi
yang terjamin.
66
7. Penggunaan bandwidth yang efektif
Dalam kasus konektifitas internet yang menggunakan leased-lines,
kadang bandwidth disia-siakan oleh ketidakhadiran dari suatu koneksi internet
aktif. Pada sisi lain, VPN menciptakan logical tunnel untuk mentransmisi data
saat dan manakala diperlukan. Sebagai hasilnya, bandwidth hanya digunakan
hanya ketika ada suatu koneksi internet aktif. Oleh karena itu, akan lebih sedikit
bandwidth yang tersia-siakan.