68
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Industri Batulicin BAB GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN 3.1 Kondisi Fisik 3.1.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten dari 13 kabupaten/kota yang berada dibagian tenggara Propinsi Kalimantan Selatan dimana letaknya persis di ujung selatan pulau Kalimantan, memiliki luas ±5.066,96 km 2 (506.696 ha) atau sekitar 13,56% dari luas Propinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis terletak antara 2°52’ ~ 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ ~ 116°04’ Bujur Timur. Kabupaten Tanah Bumbu memiliki batasan administrasi sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Kabupaten Kotabaru 2. Sebelah Selatan : Laut Jawa 3. Sebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut 4. Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang Bintang, Simpang Bab 3 | 1 3

Bab 3 Gambaran Umum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Gambaran Proyek

Citation preview

Page 1: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

BABGAMBARAN UMUM WILAYAH

PERENCANAAN

3.1 Kondisi Fisik

3.1.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi

Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten dari 13 kabupaten/kota

yang berada dibagian tenggara Propinsi Kalimantan Selatan dimana letaknya

persis di ujung selatan pulau Kalimantan, memiliki luas ±5.066,96 km2 (506.696

ha) atau sekitar 13,56% dari luas Propinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis

terletak antara 2°52’ ~ 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ ~ 116°04’ Bujur Timur.

Kabupaten Tanah Bumbu memiliki batasan administrasi sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Kabupaten Kotabaru

2. Sebelah Selatan : Laut Jawa

3. Sebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut

4. Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru

Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu

Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang

Bintang, Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang

terakhir disebutkan adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005

lalu.

Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 31,76

persen dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan Kecamatan

Kuranji memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,42 Km2 atau hanya 2,18

persen dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut – turut dari kecamatan

terluas setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan Hilir, Sungai Loban,

Simpang Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.

Bab 3 | 1

3

Page 2: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Tabel 3. 1 Luas Wilayah Berdasarkan

Kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu

No Kecamatan Luas Wilayah

(Km2) Persentase (%)

1 Kusan Hilir 401,54 7,922 Sungai Loban 358,41 7,073 Satui 876,58 17,304 Angsana 151,54 2,995 Kusan Hulu 1.609,39 31,766 Kuranji 110,24 2,187 Batulicin 127,71 2,528 Karang Bintang 118,02 2,339 Simpang Empat 302,32 5,97

10 Mantewe 1.011,21 19,96Jumlah 5.066,96 100,00

Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun

Gambar 3.1Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Tanah Bambu

Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun

Bab 3 | 2

7.92 7.07

17.3

2.9931.762.18

2.52

2.33

5.97

19.96

Kusan Hilir Sungai Loban Satui Angsana

Kusan Hulu Kuranji Batulicin Karang Bintang

Simpang Empat Mantewe

Page 3: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

3.1.2 Topografi

Topografi wilayah Kabupaten Tanah Bumbu terdiri atas daerah pantai, dataran

rendah, dan perbukitan. Dataran rendah (termasuk mangrove dan rawa) seluas

43%, dataran tinggi 19,25%, pegunungan 31,20% serta wilayah perairan

termasuk sungai 5,55%. Berdasarkan data SRTM (2005), untuk wilayah pesisir

dominan berada pada kelas ketinggian < 25 m (dpl/diatas permukaan laut),

kecuali Kecamatan Simpang Empat dan Satui, akan tetapi wilayahnya jauh

menjorok ke darat. Daerah dataran tinggi di Kecamatan Satui merupakan jalur

barisan Pegunungan Meratus dengan ketinggian di atas 100 – 550 m dpl.

Bentuk profil kedalaman (batimetri) di wilayah Tanah Bumbu terdiri dari dua

bentuk yakni di bagian barat (perairan Selat Laut) dan bagian selatan yang

berhadapan dengan Laut Jawa. Pada perairan Selat Laut, menunjukkan di

daerah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu lebih curam terutama dari Pulau

Suwangi sampai ke muara Selat Laut, jika dibandingkan dengan kedalaman di

pesisir Pulau Laut (Kabupaten Kotabaru), akan tetapi di perairan ini banyak

terbentuk delta sebagai akibat sedimentasi. Kedalaman di perairan Selat Laut

maksimal 11 m.

Kondisi profil kedalaman di muara Selat Laut (terutama Tanjung Petang)

menunjukkan lebih dalam dan curam (>2o), dimana kedalaman 10 m hanya

berjarak ±100 m dari garis pantai dan kedalaman maksimum mencapai 20 m,

hal ini disebabkan karena pengaruh gelombang dan arus yang sangat besar di

daerah ini, sehingga menyebabkan sedimen jauh terbawa ke daerah lain.

Profil kedalaman di bagian selatan lebih beragam, dimana pada kedalaman 5 m

berkisar pada jarak 1 – 5 km dan kedalaman 10 m pada jarak 6 – 16 km. Ini

menunjukkan pengaruh gelombang sangat berpengaruh di daerah ini terutama

pada musim timur (angin dominan dari arah tenggara).

Proses perubahan garis pantai dan kedalaman sangat tergantung oleh dinamika

hidrooseanografi baik dari laut maupun dari darat yang melalui aliran sungai.

Akibat proses ini, sehingga profil kedalaman di perairan ini tidak beraturan, di

mana banyak terdapat sand dune (gumuk pasir) yang tidak beraturan sebagai

akibat pengaruh gelombang dan arus pasut baik dari sungai maupun laut. Selain

itu profil batimetri juga sangat dipengaruhi oleh pola sebaran sedimen dari laut

Bab 3 | 3

Page 4: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

maupun daratan yang menyebabkan adanya sedimentasi yang mengendap pada

daerah0daerah tenang (pada daerah dengan kecepatan arus sangat lemah).

Bentuk kontur kedalaman dan garis pantai pada daerah ini sering berubah0ubah,

akibat proses sedimentasi maupun abrasi pada setiap perubahan musim.

Adanya pohon mangrove dengan ketebalan yang sangat besar di sepanjang

pantai, cukup besar pengaruhnya dalam meredam gelombang maupun

kecepatan arus. Mangrove tersebut sebagai perangkap sedimen, dengan hal ini

akan menyebabkan sedimentasi yang cukup besar terutama di Pulau Tampakan

dan sekitarnya.

3.1.3 Kemiringan

Kondisi kemiringan lereng di Kabupaten Tanah Bumbu menurut kelas kemiringan

dari permukaan laut yaitu kemiringan lebih dari 40 % memiliki luas yang paling

sedikit yaitu 197,16 Ha, sedangkan kemiringan dari 002% adalah 362.764,08 Ha

dengan kelas kemiringan memiliki luas yang paling tinggi.

Tabel 3. 2 Luas Kabupaten Tanah Bumbu Menurut Kelas Kemiringan

No

Kecamatan>

40%0 0 2%

15 0 25%

2 0 15%25 0 40%

Grand Total

1Kec. Angsana

18.040,70

18.040,70

2Kec. Batulicin

11.039,68

11.039,68

3 Kec. Karang Bintang

21.486,89

558,66 22.045,55

4Kec. Kuranji

16.948,31

16.948,31

5Kec. Kusan Iilir

25.139,04

25.139,04

6Kec. Kusan Ulu 59,10

78.714,06

22.356,06

38.091,64

6.203,69

145.424,55

7Kec. Mantewe

133,36

51.983,87

11.282,81

28.197,35

1.884,54

93.481,93

8Kec. Satui 3,18

86.148,10

5.109,93

11.791,19

1.019,03

104.071,43

9 Kec. Simpang Empat

1,5228.100,3

81.591,6

88.226,6

7506,29 38.426,54

10

Kec. Sungai Loban

25.163,05

25.163,05

Grand Total197,1

6362.764,

0840.340,

4886.865,

519.613,5

5499.780,7

8

Bab 3 | 4

Page 5: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Menurut ketinggian dari permukaan laut, daerah dengan ketinggian lebih dari

250100 m merupakan daerah terluas yaitu seluas ± 207.712 Ha. Sedangkan

daerah dengan ketinggian lebih dari 1.000 m seluas ±20 Ha. Terdapat dua buah

gunung yang ketinggiannya mencapai lebih dari 1.000 m yaitu Gunung Walungin

dan Gunung Kandis masing-masing ketinggiannya 1.184 m dan 1.170 m, dengan

jumlah gunung seluruhnya 15 buah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3. 3 Luas Kabupaten Tanah Bumbu Menurut Ketinggian

No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase1 0 0 7 m 5.983 1,192 >. 7 – 25 m 131.718 26,313 >. 250100 m 207.712 41,484 >. 100 – 500 m 153.612 30,685 >. 500 – 1.000 m 1.650 0,336 >.1.000 20 0,004

Jumlah 506.696 100,00Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

3.1.4 Jenis Tanah

Struktur geologi di wilayah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu didominasi oleh

Aluvial terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lumpur yang terdapat sebagai

endapan sungai, rawa dan pantai, kemudian sebagian formasi Berai dan formasi

Tanjung. Untuk ke arah darat sudah beragam seperti formasi Dahor, formasi

Warukin, formasi Pamaluan, formasi Manunggal, Anggota Paau Manunggal,

formasi Pitap, anggota Haruyan, Batuan Ultramatik dan Batuan Malihan.

Berdasarkan jenis tanah sebagian besar merupakan jenis tanah Komplek PMK

Laterit Lithosol Lathos dan Gambut dan untuk ke arah darat sebagian berupa

Rendzina, Lithosol, Lathosol dan Podsolik Kedalaman efektif tanah sebagian

besar adalah kedalaman >90 cm, yang menunjukkan tidak terdapatnya masalah

bagi pertumbuhan perakaran tanaman. Tekstur tanah terdiri dari tekstur halus

dan tekstur sedang. Tekstur halus yakni lempung liat, lempung liat berpasir, liat

Bab 3 | 5

Page 6: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

dan gambut sedangkan tekstur sedang yaitu lempung, lempung berdebu dan

debu.

Terdapat hubungan yang erat antara tanah dan sifat0sifat serta penyebarannya

dengan ”landform” dan iklim. Hal ini karena berkaitan dengan sifat batuan atau

litologi serta iklim dalam proses pembentukan land form dan pelapukan batuan

dan bahan induk tanah.(Desaunettism Tahun 1977). Jenis dan sifat tanah

sangat tergantung pada faktor0faktor pembentuk tanah seperti suhu, iklim, bahan

induk, dan waktu. Jenis tanah di Kabupaten Tanah Bumbu didominasi oleh jenis

tanah PMKL dengan luas 161.028 Ha (31,78%). Berdasarkan hasil analisa Peta

RePPRoT (1988), tinjauan lapangan oleh konsultan (data primer) dan hasil studi

sebelumnya (data sekunder), jenis tanah di Kab. Tanah Bumbu secara garis

besar terdiri dari 5 jenis tanah yaitu tanah PMKL, KPMK, Alluvial, Latosol, PMK.

1. Jenis Tanah PMKL terdapat di semua kecamatan dengan luas 132.516,21

hektar;

2. Jenis tanah KPMK terdapat di Kecamatan Satui dan Kecamatan Kusan

Hulu dengan luas 127.651,83 hektar;

3. Jenis tanah aluvial terdapat di semua kecamatan dengan luas 99.437,05;

4. Jenis Tanah Latosol terdapat di Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan

Satui, Kecamatan Kusan Hilir, Kecamatan Batulicin, Kecamatan Simpang

Empat dan Kecamatan Kusan Hulu dengan luas 80.327,01 hektar;

5. Jenis tanah PMK terdapat di Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan

Batulicin, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Kusan Hulu dan

Kecamatan Mantewe denga luas 66.763,92 hektar.

3.1.5 Hidrogeologi

Kajian kualitas air di wilayah perairan Kabupaten Tanah Bumbu meliputi

pengukuran secara insitu dan analisis laboratorium. Pengukuran secara insitu

meliputi suhu, salinitas, DO, pH dan kecerahan, sedangkan analisis laboratorium

meliputi TSS, BOD5, COD, H2S, PO4, NH3, NO2, NO3 dan logam berat (Cd, Pb,

Cr, Cu, Zn dan As). Sedangkan untuk analisis biologi perairan seperti plankton

dan bentos. Jumlah sampel pengukuran kualitas air secara insitu sebanyak 40

Bab 3 | 6

Page 7: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

stasiun, sedangkan sampel laboratorium sebanyak 14 sampel yang diambil

secara keterwakilan dari wilayah studi. Selain itu juga dilakukan pengukuran 3

lokasi keterwakilan tambak.

1. Suhu Perairan

Hasil pengukuran suhu disekitar perairan lokasi studi menunjukkan nilai

perbedaan yang signifikan yaitu 27 oC – 30.5 oC. Kisaran suhu tersebut

merupakan akibat dari kedalaman perairan yang maksimal hanya

mencapai puluhan meter. Perairan di lokasi studi merupakan perairan laut

dangkal yang proses pemanasannya lebih banyak dari penyerapan sinar

matahari secara langsung (insolation). Suhu air laut cenderung untuk

relatif panas sampai pada kedalaman 200 meter dan kemudian terbentuk

lapisan termoklin (Hutabarat, 1994). Selanjutnya Asmawi (1986)

menjelaskan bahwa suhu diperairan dangkal lebih besar dari pada perairan

laut dalam karena mengalami banyak pergoncangan yang disebabkan oleh

angin dan dinamika oseanografi fisika yang di bangkitkan oleh angin.

Fenomena0fenomena seperti ini marupakan fakta yang terjadi pada daerah

lokasi studi. Kisaran suhu tersebut masih dalam kondisi normal untuk

perairan Indonesia.

Besarnya suhu yang berkisar antara 27 oC – 30,5 oC di perairan lokasi studi

sangat sesuai untuk kegiatan perikanan baik perikanan tangkap maupun

budidaya. Suhu yang sesuai merupakan faktor pendukung peningkatan

proses metabolisme atau pertukaran zat dari makhluk0makhluk hidup.

Proses pertumbuhan dan nafsu makan ikan juga sangat dipengaruhi oleh

suhu. Everhart (1993) dalam Asmawi (1986) mengatakan bahwa proses

pencernaan makanan yang dilakukan oleh ikan berjalan sangat lambat

pada suhu yang rendah, sebaliknya lebih cepat pada perairan yang lebih

hangat. Namun demikian semakin tinggi suhu suatu perairan, semakin

cepat pula perairan tersebut mengalami kejenuhan akan oksigen akibat

pertukaran zat terhadap kadar oksigen terlarut di dalam air.

2. Kecerahan

Bab 3 | 7

Page 8: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Kecerahan perairan di sekitar lokasi studi rata0rata dibawah atau sama

dengan <50% (maksimal hanya 0,6 m), hal ini disebabkan banyaknya

aliran sungai di daerah ini yang membawa substrat sedimen tersuspensi

(lumpur) dari muara sungai, sehingga menyebabkan air keruh. Selain itu

faktor lainnya adalah tingginya gelombang di lokasi studi juga

mempengaruhi tingkat kecerahan, di mana gelombang dapat mengaduk

substrat dasar perairan, sehingga substrat dasar perairan (sedimen halus)

akan teraduk dan naik ke permukaan.

Kecerahan merupakan tingkat intensitas cahaya matahari yang menembus

suatu perairan, sehingga hal ini sangat dipengaruhi oleh kekeruhan.

Pengamatan visual yang dilakukan terhadap substrat dasar daerah lokasi

penelitian menunjukkan bahwa batu karang dan pasir merupakan substrat

dasar yang dominan. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa kekeruhan yang

terjadi bukan disebabkan oleh partikel tersuspensi melainkan disebabkan

oleh warna air dan jasad0jasad renik. Air yang tidak terlampau jernih dan

tidak terlampau keruh baik untuk kehidupan ikan. Kekeruhan yang tinggi

dari suatu perairan dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi

terhambat. Hal ini disebabkan karena terganggunya proses pernapasan

ikan dan proses fotosintesa di perairan tersebut.

3. Salinitas

Distribusi salinitas di perairan lokasi studi berkisar antara 15 ppm – 30

ppm. Kisaran tersebut menunjukkan bahwa fenomena salinitas yang

terdapat di daerah ini berada dalam kisaran yang cukup tinggi. Hal tersebut

terutama disebabkan oleh kondisi topografi perairan yang dangkal

sehingga proses penguapan air laut sangat mempengaruhi konsentrasi

kadar salinitas (garam). Selain itu kadar salinitas yang rendah dapat juga

disebabkan oleh debit air tawar yang asalnya dari sungai. Kadar salinitas di

perairan Selat Laut dari hasil pengukuran 15 – 24,5 ppm, hal ini sebagai

pengaruh banyaknya masukkan air sungai yang bersalinitas rendah,

sedangkan di perairan bagian selatan, kadar salinitasnya lebih tinggi > 20

ppm, kadar salinitas rendah umumnya di daerah muara, sedangkan yang

jauh dari sungai kadar salinitasnya lebih tinggi. Hal ini sebagai akibat

Bab 3 | 8

Page 9: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

pengaruh masukkan massa air dari Laut Jawa dengan kadar salinitas yang

lebih tinggi.

Untuk mengembangkan budidaya laut di lokasi studi, terutama di daerah

tambak perlu mendapat perhatian, karena di daerah ini kadar salinitasnya

cukup rendah (<20 ppm). Jika melihat kondisi tambak yang ada, sebagian

besar tidak difungsikan lagi kemungkinan akibat kualitas air ini.

Berdasarkan kisaran salinitas tersebut, untuk pengembangan budidaya

ikan (20 – 26 ppm cukup sesuai dan 27 – 32 ppm kategori sesuai) dan

rumput laut (> 22 ppm kategori sesuai) masih dalam kisaran normal untuk

pertumbuhan ikan dan rumput laut. Proses metabolisme terutama di dalam

osmoregulasi dengan tekanan osmotik pada ikan dapat berlangsung

dengan baik karena didukung oleh transpotrasi zat0zat makanan dalam

darah dan sistem pencernaan yang tidak mengalami gangguan (Al Qadri

1999).

3.1.6 Rawan Bencana

Kawasan rawan bencana yang tersebar di Kabupaten Tanah Bumbu terbagi

dalam dua jenis, yaitu gerakan tanah dan banjir. Terjadinya rawan bencana alam

di wilayah studi sangat berpeluang dalam menghambat laju pembangunan dan

pada upaya perlindungan hasil0hasil pembangunan.

1. Longsor

Longsor sangat dipengaruhi oleh sifat kestabilan lereng. Sifat kestabilan

lereng ini ditentukan oleh inklinasi sudut lereng, kohesi atau antar batuan,

dan gerakan yang mampu menahan longsoran. Beberapa akibat yang

dihasilkan dari adanya gerakan tanah antara lain berbagai bentuk

morfologi, meningkatkan sifat erosi suatu wilayah, serta mengurangi

kesuburan tanah.

2. Banjir

Banjir merupakan jenis bencana alam yang paling dikenal, bahkan banjir

menjadi bencana alam yang hadir secara rutin dalam kehidupan

masyarakat sepanjang masa. Banjir terjadi dapat pula disebabkan tidak

Bab 3 | 9

Page 10: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

hanya oleh hujan lebat, tetapi akibat perubahan permukaan bumi seperti

pertanian dan kegiatan pertanian lainnya.

Banjir pada daratan dapat berlangsung mendadak dengan arus air yang

deras, umumnya banjir ini berlangsung dalam jangka waktu yang pendek

dan mempunyai volume yang besar, banjir ini diakibatkan hujan lebat.

Banjir daratan lainnya akibat aliran sungai yang meluap, jenis banjir ini

umumnya banjir genangan dengan kecepatan aliran lambat, banjir ini

umumnya memakan waktu yang lama mengingat air yang menggenangi

relatif tidak bergerak cepat.

Berdasarkan data genangan banjir dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya

Air Kabupaten Tanah Bumbu, daerah0daerah yang sering menjadi daerah

genangan banjir umumnya terdapat pada daerah yang mempunyai

morfologi datar dan ketinggian rendah.

3. Geologi Bencana

Kawasan bencana yang diakibatkan oleh gerakan tanah yang

menimbulkan gempa bumi bersumber dari patahan/sesar. Jalur patahan

naik terdapat di wilayah Kecamatan Simpang Empat dan sekitarnya,

sedangkan jalur patahan geser jurus berada di wilayah utara Kab. Tanah

Bumbu. Untuk sinklin (lembah) banyak terdapat di sekitar Kecamatan

Batulicin, dan untuk antiklin (pegunungan) berada di sekitar Batulicin,

Simpang Empat dan Mantewe. Sementara untuk daerah rawan banjir

berada di daerah Pagatan.

4. Gelombang Tinggi dan Angin Kencang (Badai)

Pengendalian dan penanggulangan terhadap adanya potensi angin

kencang/badai/putting beliung antara lain dapat dilakukan dengan

memperhatikan kondisi dan struktur bangunan. Untuk daerah pantai

terbuka yang terdapat di wilayah Selat Laut dan sebagian wilayah selatan

dengan kondisi pantai bersubstrat berlumpur, upaya mitigasi dapat

dilakukan dengan pembuatan jalur hijau seperti penanaman mangrove

yang merupakan pilihan alternatif secara alamiah yang dapat dilakukan.

Pengendalian dan penanggulangan terhadap adanya potensi gelombang

tinggi dapat ditempuh dengan dua cara yaitu hard structure dan soft

Bab 3 | 10

Page 11: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

structure. Hard structure dapat dilakukan dengan reklamasi pantai seperti

pambuatan tanggul, breaking water (pemecah ombak) pembuatan jetty dan

sebagainya. Soft structure antara lain adalah penanaman mangrove pada

daerah pantai yang memungkinkan. Alternatif lainnya adalah mematuhi

aturan sempadan pantai dan melestarikan terumbu karang.

5. Perubahan Iklim

Dampak adanya pemanasan global disamping menyebabkan perubahan

iklim juga menyebabkan kenaikan muka laut. Dampak turunan yang dapat

diakibatkan oleh pemanasan global ini seperti abrasi, sedimentasi, angin

puting beliung, banjir pasang/ROB, intrusi air laut dan sebagainya. Hasil

analisis iklim selama 10 tahun terakhir di wilayah pesisir Kalimantan

Selatan menunjukkan kecenderungan perubahan ekstrim atas rerata

temperatur maksimal dan minimal, perubahan kecepatan angin maksimum,

sulitnya memprediksi musim hujan dan kemarau.

Bab 3 | 11

Page 12: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Bab 3 | 12

Page 13: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Gambar 3.2Peta Topografi

Bab 3 | 13

Page 14: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Gambar 3.3Peta Kemiringan

Bab 3 | 14

Page 15: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

3.2 Pola Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Bumbu dibedakan menjadi lahan

terbangun dan tidak terbangun, kondisi penggunaan lahan di Kabupaten Tanah

Bumbu lebih didominasi oleh lahan tidak terbangun, termasuk lahan tidur. untuk

permukiman, pertambangan, lahan sawah, tanah kering/tegalan, kebun

campuran/perkebunan, hutan serta semak/belukar/alang0alang.

Di Kabupaten Tanah Bumbu penggunaan lahan tersebut mencapai ± 506.696 Ha

(data tahun 2003), lahan yang digunakan sebagai lahan hutan tercatat paling

luas yaitu sekitar ± 454.011,75 Ha, berikutnya digunakan untuk kebun yang

mencapai ± 84.807,45 Ha. Penggunaan lahan terkecil adalah untuk perairan

darat (rawa dan kolam) mencapai ± 125 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 3. 4 Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanah Bumbu

No

Penggunaan Lahan Luas (Ha) Lokasi

1 Permukiman 6.129,87Pusat Kecamatan dan sepanjang jalan utama

2 Hutan 454.011,75 Bagian Utara dan Barat Laut3 Kebun 84.807,45 Tersebar

4 Sawah 9.187,79Karang Bintang, Sungai Loban, Kuranji, Kusan Hilir, Batulicin, Simpang Empat, Kusan Hulu.

5 Sawah Tadah Hujan 32,47 Kuranji, Kusan Hulu6 Danau 12,32 Mantewe, Kusan Hulu7 Ladang 78.244,9 Tersebar

8Semak belukar, padang rumput

134.756,37 Semua Kecamatan

9 Rawa 2.198,54Karang Bintang, Satui, Simpang Empat, batulicin, Angsana, Kusan Hulu,Kusan Hilir

10 Lain0lain 1.189,82Angsana, Satui, Kusan Hulu, Simpang Empat

Jumlah 506.696,00Sumber : Kab Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2011

Adapun berdasarkan versi data dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten

Tanah Bumbu Tahun 2009, untuk penggunaan peruntukan luas hutan sebesar

319.470 Ha, sedangkan luas yang paling kecil untuk peruntukan lahan tanah

terbuka sebesar 98 Ha. Hanya 19,56 persen atau 99.111 Ha saja yang sudah

dimanfaatkan untuk pertanian sawah, ladang dan perkebunan. Penduduk

Bab 3 | 15

Page 16: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Kabupaten Tanah Bumbu menempati 7.831 Ha yang digunakan sebagai

pemukiman, selebihnya digunakan untuk pertambangan, perairan darat, padang

rumput dan tanah terbuka .

Tabel 3. 5 Penggunaan Lahan Menurut Penggunaan Tanah Tahun

2009

No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Presentase (%)1. Permukiman Perkotaan dan Kampung 7.833 1,552. Industri 820 0,163. Pertambangan 1.600 0,324. Sawah 14.600 2,885. Pertanian Tanah Kering 1.810 0,366. Kebun Campuran 40.321 7,967. Perkebunan 42.380 8,368. Padang (Semak, Alang, Rumput) 65.439 12,919. Hutan 319.470 63,05

10. Perairan Darat 932 0,1811. Tanah Terbuka 98 0,0212. Lain 0 lain 11.700 2,31

Tanah Bumbu 506.696 100 Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Bab 3 | 16

Page 17: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Gambar 3.4Peta Penggunaan Lahan Tahun 2009

Bab 3 | 17

Page 18: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

3.3 Profil Kependudukan

3.3.1 Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten

Tanah Bumbu sebanyak 267.929 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan.

Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Simpang

Empat, Satui, dan Kusan Hilir dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan

Simpang Empat berjumlah 67.090 jiwa atau sebesar 25,35% dari jumlah

penduduk yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu. Kecamatan dengan jumlah

penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Kuranji dengan jumlah

penduduknya sebanyak 7.588 jiwa atau hanya sebesar 2,82% dari keseluruhan

jumlah penduduk Kabupaten.

Tabel 3. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan Menurut Jenis

Kelamin di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010

No

KecamatanLaki0Laki

(jiwa)Perempuan

(jiwa)Penduduk

(jiwa)Distribusi

(%)1 Kusan Hilir 21.605 21.224 42.829 15,992 Sungai Loban 9.744 9.123 18.867 7,043 Satui 26.028 23.224 49.252 18,384 Angsana 8.558 7.789 16.347 6,105 Kusan Hulu 9.864 9.046 18.910 7,066 Kuranji 3.953 3.605 7.558 2,827 Batulicin 6.924 6.506 13.430 5,018 Karang Bintang 8.365 7.529 15.894 5,939 Simpang Empat 35.689 32.220 67.909 25,35

10 Mantewe 8.956 7.977 16.933 6,32Jumlah 139.686 128.243 267.929 100

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan perbandingan

antara jumlah penduduk dengan luas wilayah perencanaan. Kecamatan yang

memiliki kepadatan yang cukup besar adalah Kecamatan Simpang Empat dan

Kecamatan Karang Bintang, dengan rata0rata kepadatan penduduknya sebesar

225 jiwa/km2 untuk kecamatan yang memiliki kepadatan cukup rendah adalah

Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Mantewe, rata0rata kepadatan

penduduknya sebesar 12017 jiwa/km2 .

Bab 3 | 18

Page 19: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Tabel 3. 7 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010

No KecamatanPenduduk (jiwa) Luas

(Km2)Kepadatan(Jiwa/Km2)

1 Kusan Hilir 42.829 401,54 1072 Sungai Loban 18.867 358,41 533 Satui 49.252 876,58 564 Angsana 16.347 151,54 1085 Kusan Hulu 18.910 1.609,39 126 Kuranji 7.558 110,24 697 Batulicin 13.430 127,71 1058 Karang Bintang 15.894 118,02 1359 Simpang Empat 67.909 302,32 22510 Mantewe 16.933 1.011,21 17

Jumlah 267.929 5.066,96 53Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Tabel 3. 8 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010

No KecamatanLuas (Km2)

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)2006 2007 2008 2009 2010

1 Kusan Hilir 401,54 98 101 126 131 1072 Sungai Loban 358,41 48 48 65 63 533 Satui 876,58 39 40 55 54 564 Kusan Hulu 1.609,39 10 10 16 16 125 Batulicin 127,71 86 92 120 118 105

6Simpang Empat

302,32 191 195 203 220 225

7Karang Bintang

118,03 137 140 189 188 135

8 Mantewe 1.011,21 18 18 26 26 179 Kuranji 110,24 62 64 78 87 69

10 Angsana 151,54 87 89 137 132 108Jumlah 5.066,97 45 46 60 61 53

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu rata0rata sebesar 4,92

% per tahun. Berdasarkan angka pertumbuhan penduduk total tersebut, jika

dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk wilayah kecamatan,

diperoleh angka perbandingan yang signifikan, artinya di beberapa wilayah

kecamatan diperoleh tingkat pertumbuhan penduduknya rendah seperti di

Kecamatan Karang bintang dan Mantewe, sedangkan di beberapa wilayah

kecamatan yang lain tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi untuk

Bab 3 | 19

Page 20: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

ukuran Kabupaten Tanah Bumbu berada di Kecamatan Kusan Hulu, Satui,

Angsana, dan Batulicin. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 9 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010

No KecamatanTahun

2006 2007 2008 2009 20101 Kusan Hilir 39.471 40.675 50.634 52.768 42.8292 Sungai Loban 17.061 17.286 23.313 22.705 18.8573 Satui 34.214 34.783 48.209 47.537 49.2524 Kusan Hulu 16.277 16.588 25.489 25.715 18.9105 Batulicin 10.988 11.753 15.290 15.099 13.4306 Simpang Empat 57.821 58.837 61.505 66.607 67.9097 Karang Bintang 16.171 16.532 22.361 22.179 15.8948 Mantewe 17.917 18.219 25.951 26.747 16.9339 Kuranji 6.861 7.106 8.651 9.605 7.558

10 Angsana 13.236 13.547 20.734 20.024 16.347Jumlah 230.017 235.326 302.137 308.986 267.919

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Gambar 3.5Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Tanah

Bumbu Tahun 2005-2010 (%)

2006 2007 2008 2009 20100

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

Kusan Hilir Sungai Loban Satui Kusan Hulu Batulicin

Simpang Empat Karang Bintang Mantewe Kuranji Angsana

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Bab 3 | 20

Page 21: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

3.3.2 Struktur Penduduk

1. Penduduk berdasarkan sektor usaha

Penduduk menurut lapangan usaha di Kabupaten Tanah Bumbu yang

paling mendominasi adalah sektor usaha primer yaitu pertanian,

pertambangan dan penggalian sebesar 40.840 jiwa sedangkan untuk

sektor usaha tersier perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa0jasa

menduduki urutan ke dua terbesar yaitu sebesar 35.185 jiwa sisanya

bekerja bidang sekunder yaitu pada industri, listrik, gas dan kontruksi

sebesar 18.777 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 10 Jumlah Penduduk Menurut Sektor Usaha

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010 (Jiwa)

No Sektor UsahaJenis Kelamin

JumlahLaki0laki Perempuan

1 Primer : Pertanian, Pertambangan dan Penggalian 29.117 11.723 40.840

2 Sekunder : Industri, Listrik, Gas, air dakn konstruksi 15.458 3.319 18.777

3Tersier: Perdagangan, Angkutan, keuangan dan jasa0jasa

21.587 13.598 35.185

Tanah Bumbu 66.162 28.640 94.802Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

2. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Untuk penempatan pencari kerja yang terdaftar menurut tingkat pendidikan

dan jenis kelamin yang paling banyak lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat

Atas pada Tahun 2009 sebesar 534 jiwa dan sarjana mudasebesar 454

jiwa meningkat dari tahun tahun sebelumnya.

Tabel 3. 11 Jumlah Penduduk Menurut Sektor Usaha

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010 (Jiwa)

No Tingkat Pendidikan Laki0laki Perempuan Jumlah1 Tidak Tamat Sekolah Dasar 6 0 62 Sekolah Dasar 5 0 53 SLTP 5 2 74 SLTA 365 169 5345 Sarjana Muda 133 217 3506 Sarjana Muda 231 223 454

Jumlah 745 611 1.356Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Bab 3 | 21

Page 22: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

3.4 Kondisi Fasilitas

3.4.1 Fasilitas Pendidikan

Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Tanah Bumbu sampai Tahun 2007 hingga

Tahun 2010 telah tersedia Sekolah Dasar (SD) Negeri dan swasta sebanyak 194

unit sedangkan Tahun 2010 sebanyak 188 unit, Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Negeri dan swasta Tahun 2010 sebanyak 55 unit, Sekolah Menengah

Atas (SMA) Tahun 2012 sebanyak 12 unit dan Sekolah Menengah kejuruan

(SMK) negeri dan swasta Tahun 2010 sebanyak 11 unit.

Perbandingan Jumlah fasilitas pendidikan agama di Kabupaten Tanah Bumbu

pada Tahun 2010 terjadi peningkatan antara lain di Madrasah Ibtidaiyah Negeri

dan swasta Tahun 2010 12 unit, Madrasah Tsanawiah Negeri dan swasta Tahun

2010 sebanyak 22 unit demikian juga untuk Madrasah Aliyah Negeri dan swasta

Tahun 2010 sebanyak 10 unit.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 12 Jumlah Fasilitas Pendidikan Berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010

No.

KecamatanTingkat Pendidikan

SD SMP SMA SMKN S N S N S N S

1 Kusan Hilir 35 1 11 1 1 1 1 02 Sungai Loban 19 2 5 0 1 0 1 03 Satui 21 5 8 1 1 1 1 04 Angsana 10 1 3 1 1 0 0 05 Kusan Hulu 17 6 4 0 1 0 0 06 Kuranji 7 0 2 0 0 1 0 07 Batulicin 7 1 2 1 0 0 0 38 Karang Bintang 11 0 3 0 0 1 0 19 Simpang Empat 20 5 2 2 1 1 2 2

10 Mantewe 17 3 9 0 1 0 0 0Jumlah 164 24 49 6 7 5 5 6

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Bab 3 | 22

Page 23: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

3.4.2 Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan wilayah di Kabupaten Tanah Bumbu telah tersedia ± 11unit

Puskesmas Tahun 2010 sebanyak 14 unit terjadi peningkatan 3 puskesmas

dalam kurun waktu 4 Tahun yang didukung 42 Tahun 2010 sebanyak 21 unit

Puskesmas Pembantu, Posyandu Tahun 2010 sebanyak 176 unit , puskesmas

keliling tahun 2010 sebanyak 12 unit dan Apotek Tahun 2010 sebanyak 11 unit.

Kecamatan Simpang Empat memiliki Rumah Sakit Bersalin 1 unit, dan prasarana

kesehatan lainnya tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.

Tabel 3. 13 Jumlah Fasilitas Kesehata n Berdasarkan Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010

No KecamatanJenis Fasilitas

Puskesmas PustuPosyand

uPuskesmas Keliling Apotek

1 Kusan Hilir 2 3 34 1 2

2 Sungai Loban 1 2 19 1 0

3 Satui 1 10 26 1 1

4 Angsana 1 2 10 1 0

5 Kusan Hulu 2 0 21 1 0

6 Kuranji 1 0 6 1 0

7 Batulicin 1 2 7 1 1

8 Karang Bintang 2 2 15 2 0

9 Simpang Empat 2 0 25 2 7

10 Mantewe 1 0 13 1 0

Jumlah 14 21 176 12 11Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

3.4.3 Fasilitas Peribadatan

Sebagian besar penduduk Kabupaten Tanah Bumbu beragama Islam, dan

selebihnya adalah Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Sarana peribadatan yang

ada di Kabupaten Tanah Bumbu antara lain 242 unit Masjid, 433 unit

Musholla/Langgar, 4unit Gereja, dan 35unit Pura. Lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut.

Bab 3 | 23

Page 24: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Tabel 3. 14 Jumlah Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Kecamatan di

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010

No

KecamatanFasilitas Peribadatan

Mesjid Longgar/MusholaGerej

aPura Wihara

1 Angsana 26 35 0 0 02 Simpang Empat 22 56 2 0 03 Batulicin 9 9 0 0 04 Karang Bintang 16 58 0 8 05 Kuranji 9 16 0 4 06 Kusan Hilir 45 46 0 0 07 Kusan Hulu 23 40 0 1 08 Memtewe 30 73 0 0 09 Satui 36 62 2 2 0

10 Sungai Loban 26 38 0 20 0Jumlah 242 433 4 35 0

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

3.4.4 Fasilitas Perdagangan dan Jasa

1. Perdagangan

Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi, dan

Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tanah Bumbu selama tahun 2010 telah

menerbitkan 580 Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dan 541 Surat Izin

Usaha Perdagangan (SIUP).Terdapat 24 pasar yang tercatat pada Dinas

Tata Bangunan, Pasar dan Kebersihan Kabupaten Tanah Bumbu. Delapan

di antaranya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, 13 adalah pasar

tradisional yang dikelola swasta dan 2 (dua) pasar swasta yang tersebar di

10 (sepuluh) kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada berikut.

Tabel 3. 15 Jumlah Fasilitas Pasar Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten

Tanah Bumbu Tahun 2010

No. Kecamatan

Jenis Pasar

JumlahPasar Modern Pasar Pemerintah

Pasar Rakyat /

TradisionalPasar Kilat

1 Kusan Hilir 0 1 1 1 32 Sungai Loban 0 1 1 0 23 Satui 0 1 0 0 14 Angsana 0 1 1 0 25 Kusan Hulu 0 2 2 0 4

Bab 3 | 24

Page 25: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

6 Kuranji 0 0 1 0 17 Batulicin 0 1 0 0 18 Karang Bintang 0 0 2 0 29 Simpang Empat 0 1 3 1 5

10 Mantewe 0 0 4 0 4Tanah Bumbu 0 8 14 2 24

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Tabel 3. 16 Lokasi dan Status Pengelolaan Pasar Tahun 2010

No. Nama PasarLokasi Pasar

Status PasarDesa Kecamatan

1 Pusat Niaga Bersujud Kampung Baru Simpang Empat Pasar Pemerintah2 Bamega Pura Sungai Danau Satui Pasar Pemerintah3 Raya Bersujud Batuah Kusan Hilir Pasar Pemerintah4 Angsana Karang Indah Angsana Pasar Pemerintah5 Teluk Kepayang Teluk Kepayang Kusan Hulu Pasar Desa6 Ampera Tung. Pangeran Simpang Empat Pasar Swasta7 Sabtu Tung. Pangeran Simpang Empat Pasar Desa8 Harian Simpang Sejahtera Simpang Empat Pasar Swasta9 Batulicin Batulicin Batulicin Pasar Pemerintah10 Sungai Loban Sari Mulya Sungai Loban Pasar Pemerintah11 Sebamban Baru Sebamban Baru Sungai Loban Pasar Desa12 Karang Bintang Karang Bintang Karang Bintang Pasar Desa13 Blok A Manunggal Karang Bintang Pasar Desa14 42 Dalam Suka Damai Mantewe Pasar Desa15 42 Luar Mantewe Mantewe Pasar Desa16 Bunati Bunati Angsana Pasar Desa17 Banjar Sari Banjar sari Angsana Pasar Desa18 Binawara Binawara Kusan Hulu Pasar Desa19 Ringkit Karang Mulya Kusan Hulu Pasar Desa20 Emil Baru Emil Baru Mantewe Pasar Desa21 Desa Tujuh Wonorejo Kusan Hulu Pasar Desa22 Sepakat Sepakat Mantewe Pasar Desa23 Pasar Baru Pasar Baru Kusan Hilir Pasar Desa

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

2. Jasa

Sarana jasa yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu berupa hotel, bank

umum, BPR, penginapan/wisma, dan koperasi. Diantara kelima sarana

jasa tersebut, sarana jasa yang paling banyak ditemukan di Kabupaten

Tanah Bumbu adalah sarana jasa berupa koperasi dengan jumlah

keseluruhan 209 unit dan sudah tersebar di seluruh kecamatan

KabupatenTanah Bumbu. Sementara sarana jasa yang paling sedikit

jumlahnya adalah sarana jasa berupa SPBU yang hanya berjumlah 12 unit.

Bab 3 | 25

Page 26: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Dilihat dari ketersediaan jenis sarana jasa dimasing-masing kecamatan,

Kecamatan Kuranji merupakan kecamatan yang masing-masing hanya

memiliki 1 (satu) jenis sarana jasa, yaitu sarana jasa berupa koperasi.

Akomodasi adalah tempat orang menginap untuk sementara waktu.

Akomodasi yang dicatat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten

Tanah Bumbu adalah hotel, penginapan, wisma dan pondok. Fasilitas

akomodasi yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu mayoritas berlokasi

di Kecamatan Simpang Empat, Satui dan Kusan Hilir. Di antara 42

akomodasi yang terdaftar, ada 6 (enam) hotel kelas bintang yaitu Hotel

Surya, Ebony, Friendship, Putri Duyung Resort, Grand Central dan Satui

Adygraha.

Dengan adanya fasilitas akomodasi yang tersedia, sangat mendukung bagi

kepariwisataan di Kabupaten Tanah Bumbu. Akomodasi menjadi tempat

penginapan bagi wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini. Di Kabupaten

Tanah Bumbu sendiri terdapat banyak jenis objek wisata, di antaranya

objek wisata alam berupa pantai Pagatan dan pantai Bunati, objek wisata

alam seperti Cek Dam dan pondok Lesehan, serta objek wisata budaya

seperti Mapparentasi dan makam Pangeran Muhammad Nafis.

Tabel 3. 17 Jumlah Fasilitas Jasa Akomodasi Berdasarkan Kecamatan

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010

No. KecamatanHotel Penginapa

nSPBU

Koperasi PrimerBintang Melati

1 Kusan Hilir 1 0 8 1 132 Sungai Loban 0 0 0 2 173 Satui 1 6 7 2 564 Angsana 0 0 0 1 125 Kusan Hulu 0 0 0 1 116 Kuranji 0 0 0 0 37 Batulicin 3 1 0 2 178 Simpang Empat 1 11 3 3 549 Karang Bintang 0 0 0 0 1110 Mantewe 0 0 0 0 15

Tanah Bumbu 6 18 18 12 209Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Bab 3 | 26

Page 27: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Tabel 3. 18 Jumlah Fasilitas Perbankan

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010

No. Nama Bank Lokasi Kecamatan Kepemilikan1. Bank Rakyat Indonesia (BRI)

a. Kantor Cabang Simpang Empat Pemerintah (BUMN)

b. Kantor UnitSimpang Empat, Satui, Kusan Hilir, Sei Loban

Pemerintah (BUMN)

2. Bank Negara Indonesia (BNI) 46 Simpang Empat Pemerintah (BUMN)

3.Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalsel

Simpang Empat, Satui,Kusan Hilir

Pemerintah Derah

4. Bank Mandiri Simpang Empat Pemerintah (BUMN)5. Bank Syariah Mandiri Simpang Empat Swasta6. Bank Danamon Simpang Empat Swasta7. Bank Mega Simpang Empat Swasta8. Bank Tabungan Negara (BTN) Simpang Empat Pemerintah (BUMN)

Jumlah Bank 14 unitSumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

3.5 Kondisi Utilitas

3.5.1 Sistem Drainase

Kondisi sistem drainase di Kabupaten Tanah Bumbu sangat bervariasi dan

sebagian besar masih memanfaatkan sungai yang melintasi daerah permukiman.

Prasarana lingkungan saluran drainase di Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari:

saluran primer (saluran alam seperti sungai yangadadi sekitar kota/pusat-pusat

kecamatan); saluran sekunder (saluran buatan berukuran besar, seperti irigasi);

saluran tersier dan kuarter (saluran buatan, seperti drainase jalan, permukiman,

saluran irigasi cacing).

Saluran drainase sekunder dan tersier pada umumnya sudah mengalami

kerusakan, tidak terawat, banyak sampah sehingga air tidak dapat mengalir

(tergenang). selain itu terdapat juga beberapa daerah permukiman yang

dibangun di atas saluran drainase dan sempadan sungai. Hal ini juga dapat

mengakibatkan tidak berfungsinya drainase sebagai penyalur air sehingga pada

saat musim hujan air yang tidak tertampung drainase meluap dan menimbulkan

banjir.

Saluran drainase yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu yang merupakan saluran

primer yaitu Sungai Cengal dan Sungai Batulicin yang juga berkaitan erat

dengan saluran drainase air hujan di Kota Batulicin, sedangkan saluran drainase

Bab 3 | 27

Page 28: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

sekunder berupa irigasi. Sedangkan saluran drainase tersier Kabupaten Tanah

Bumbu belum disemua lingkungan perumahan ada dan disekitar jalan-jalan

yang ada di setiap Kecamatan.

Di Kota Batulicin sistem drainase pada umumnya mengikuti pola jaringan jalan,

dimana arah aliran dari sebelah barat menuju timur mengikuti kemiringan lahan.

Sebagian saluran drainase yangada masih terbuat dari konstruksi tanah,

sedangkan saluran dengan konstruksi beton/bata tertutup masih terbatas pada

daerah pusat kota terutama sekitar terminaldan pertokoan/pasar. Hanya

beberapa jalan utama yang dilengkapi dengan streetinlet. Pada beberapa ruas

jalan saluran drainase kurang terpelihara dan banyak tersumbat oleh sampah

yang menimbun di sekitar saluran. Hal ini sangat mengganggu kapasitas dan

fungsi saluran di musim hujan.

3.5.2 Sistem Prasarana Air Bersih

Pemakaian air bersih merupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi

penduduk secara rutin guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Baik

buruknya pelayanan air bersih akan sangat bergantung pada ketersediaan bahan

baku air untuk pengolahan lebih lanjut. Hingga saat ini sumber bahan baku air

yang tersedia untuk diolah dan dijadikan air bersih, pada umumnya diambil dari

sumber Mata Air dan tadah air hujan. Sistem penyediaan air bersih di wilayah

Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari sistem perpipaan dari PDAM dan non-

perpipaan. Sistem perpipaan melayani bagian wilayah perkotaan. Sistem

penyediaan air bersih di Kabupaten Tanah Bumbu dilayani oleh PDAM Tanah

Bumbu dan hanya sebagian kecil wilayah yang terlayani. Seiring dengan

meningkatnya kebutuhan air bersih, PDAM menyalurkan kebutuhan air bersih

masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu melalui tiga IKK (IKK Pagatan, Batulicin

dan Sei Danau). Jumlah pelanggan PDAM Tahun 2010 adalah 4.943 pelanggan

dengan presentase 8,40 %

Kondisi yang sama dengan tren pelanggan PLN, jumlah pelanggan air bersih dari

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Bumbu selama Tahun

2010 mengalami peningkatan. Di bulan Januari tercatat ada 4.012 pelanggan

Bab 3 | 28

Page 29: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

PDAM dan terus mengalami penurunan sampai bulan Desember menjadi 4.943

pelanggan.

Tabel 3. 19 Jumlah Pelanggan PDAM Berdasarkan Kecamatan

No.

Kecamatan Pelanggan AktifPelanggan Tidak

AktifPresentase KK Terlayani

1 Kusan Hilir 1.652 11 16,372 Sungai Loban 0 0 03 Satui 817 28 8,574 Angsana 0 0 05 Kusan Hulu 0 0 06 Kuranji 0 0 07 Batulicin 150 20 4,978 Simpang Empat 2.187 113 17,849 Karang Bintang 137 0 3,21

10 Mantewe 0 0 0Tanah Bumbu 4.943 172 8,4

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Jumlah pelanggan PDAM yang paling mendominasi yaitu jenis konsumen Non

Niaga A dengan penjualan 921.615 M3 dan pelanngan yang sedikit menggunkan

pelangan PDAM yaitu jenis konsumen industri kecil dengan penjualan 799 m3.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabell berikut.

Tabel 3. 20 Jumlah Pelanggan PDAM dan Volume yang Terjual Menurut

Jenis Konsumen Tahun 2010

No. Jenis Konsumen PelangganPenjualan

(M3)1 Kran Umum 14 15.3652 Sosial 48 20.9763 Non Niaga A 3642 921.6154 Niaga Umum Kecil 783 248.7275 Niaga Umum Besar 405 108.9166 Non Niaga C 42 91.0787 Industri Kecil 4 7998 Industri Besar 5 1.8829 Niaga Pelabuhan 0 0

Jumlah 4.943 1.409.358Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Jaringan air bersih di Kabupaten Tanah Bumbu antara lain: :

1. Sumber mata air (SMA) meliputi : Sungai Martapura di Kabupaten Banjar,

Sungai Cengal di Kabupaten Kotabaru, Sungai Cantung di Kabupaten

Bab 3 | 29

Page 30: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Kotabaru, Sungai Sungai Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu, Sungai

Kusan di Kabupaten Tanah Bumbu), Sungai Satui di Kabupaten Tanah

Bumbu, Negara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan), Tapin di Kabupaten

Tapin;

2. Saluran air baku (SAB) nasional meliputi : SAB PDAM Bandarmasih di

Kota Banjarmasin, Intan di Kabupaten Banjar, Tapin di Kabupaten Tapin,

Hulu Sungai Selatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai

Tengah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara di

Kabupaten Hulu Sungai Utara, Balangan di Kabupaten Balangan, Tabalong

di Kabupaten Tabalong, Tanah Bumbu di Kabupaten Tanah Bumbu,

Kotabaru di Kabupaten Kotabaru, Tanah Laut di Kabupaten Tanah Laut,

Barito Kuala di Kabupaten Barito Kuala;

3. Jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air baku industri untuk

mendukung kawasan industri yang bersifat strategis yaitu sungai Barito,

Sungai Martapura, Sungai Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu.

4. Jaringan air baku untuk kebutuhan air minum, yaitu jaringan air baku

adalah Waduk Riam Kanan di Kabupaten Banjar, Sungai Batulicin di

Kabupaten Tanah Bumbu untuk keperluan kawasan perkotaan.

Adapun secara sebaran masing-masing kecamatan , sistem jaringan air minum

di Kabupaten Tanah Bumbu memiliki beberapa sumber pelayanan seperti: :

1. Pelayanan air minum dengan menggunakan PDAM terdapat di Kecamatan

Kusan Hilir, karang Bintang, Simpang Empat, Batulicin, Satui

2. Pelayanan air minum dengan menggunakan mata air terdapat di

Kecamatan Simpang Empat;

3. Pelayanan air minum dengan menggunakan sumur bor terdapat di seluruh

kecamatan.

3.5.3 Sistem Prasarana Air Limbah

Air limbah secara umum terbagi kedalam dua kelompok, yaitu limbah domestik

dan limbah industri. Air limbah domestik atau dari kegiatan rumah tangga ini ada

dua macam, pertama adalah air limbah bekas mandi dan cuci, kedua adalah

limbah kakus atau human waste. Air limbah yang dominan dewasa ini adalah air

Bab 3 | 30

Page 31: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

limbah domestik, yang terdiri atas air limbah bekas cuci dan mandi, serta air

limbah faecal atau tinja. Untuk air limbah bekas cuci dan mandi akan

dibuang/disalurkan ke saluran-saluran yang ada di sekitar perumahan; untuk

waktu yang akan datang perlu dikelola agar tidak langsung dialirkan ke saluran

alam, tetapi ditampung terlebih dahulu dalam tempat resapan. Sementara untuk

limbah faecal diterapkan teknologi tangki septik (septic tank) secara individual

rumah ataupun secara komunal terbatas pada komplek-komplek perumahan

yang terencana. Pada saat ini Kabupaten Tanah Bumbu belum memiliki instalasi

pengolahan limbah tinja (IPLT).

Besarnya timbulan air limbah bergantung dari banyaknya jumlah penduduk,

semakin banyak penduduk semakin besar timbulan air limbah yang dihasilkan.

Berdasarkan jumlah penduduk tahun 2007, besarnya timbulan air kotor/limbah

yang dihasilkan adalah 35.837.712 liter/org/hari. Asumsi yang dihasilkan untuk

menghitung besarnya timbulan air limbah adalah 20% (0,2) dari air bersih yang

dibutuhkan setiap orang.Untuk lebih jelasnya banyaknya air limbah yang

dihasilkan oleh penduduk setiap kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 21 Timbulan Air Limbah Per Kecamatan di Kabupaten Tanah

Bumbu Tahun 2010

No KecamatanJumlah

Penduduk(Jiwa)

Air Bersih120ltr/org/hr

AirKotor20% Air Bersih

1 Kusan Hilir 42.829 5.139.480 1.027.8962 Sungai Loban 18.867 2.264.040 452.8083 Satui 49.252 5.910.240 1.182.0484 Angsana 16.347 1.961.640 392.3285 Kusan Hulu 18.910 2.269.200 453.840

6 Kuranji 7.558 906.960 181.392

7 Batulicin 13.430 1.611.600 322.3208 Karang Bintang 15.894 1.907.280 381.4569 Simpang Empat 67.909 8.149.080 1.629.816

10 Mantewe 16.933 2.031.960 406.392Jumlah 267.929 32.151.480 6.430.296

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Bab 3 | 31

Page 32: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

3.5.4 Sistem Persampahan

Sesuai dengan Undang-undang No.18 tahun 2008, yang menyatakan bahwa

masalah pengelolaan sanitasi pada umumnya termasuk pengelolaan

persampahan pada khususnya, merupakan masalah yang telah dilimpahkan

pada Pemerintah Daerah. Sampah merupakan suatu sisa dari berbagai kegitan

yang dilakukan oleh penduduk pada suatu wilayah. Sampah tidak dapat

dihindarkan dari kegiatan penduduk, tetapi hal yang lebih penting adalah

bagaimana pengelolaan sampah tersebut dilakukan sehingga tidak mengganggu

kesehatan dan kebersihan. Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua

cara, yaitu:

1. Pengumpulan sampah dilakukan langsung oleh penduduk, kemudian

sampah tersebut dibakar, ditimbun, atau dibuang langsung ke tempat

sampah.

2. Pembuangan sampah dikumpulkan di tempat sampah di pekarangan

rumah, lalu diangkut oleh petugas sampah ke TPS. Selanjutnya dari tempat

pembuangan sampah sementara diangkut dan dibuang pada lokasi

TPA/TPSA.

Penanganan sampah dapat dilakukan dengan cara:

1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai

dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;

2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari

sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat

pengolahan sampah terpadu;

3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari

tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan

sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;

4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah

sampah;

5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau

residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.

Bab 3 | 32

Page 33: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Sampah Kabupaten Tanah Bumbu berasal dari berbagai sumber seperti dari

perumahan, pasar, rumah sakit, tempat-tempat umum, dan industri. Sampah

organik dan rumah tangga mendominasi komposisi sampah yang dihasilkan di

Kabupaten Tanah Bumbu.

Selain dari partisipasi masyarakat di Kabupaten yang besar dalam pengelolaan

sampah, saat ini TPA yang ada masih mampu menampung sampah yang ada.

Daerah pelayanan kebersihan dari Dinas Kimpraswil Kabupaten Tanah Bumbu

sampai saat ini belum melayani seluruh wilayahnya. Bagi wilayah kependudukan

yang belum terlayani oleh Dinas Kimpraswil Kabupaten Tanah Bumbu, maka

umumnya penduduk membersihkan sampah dengan cara menimbun dan

membakar sampah

Tabel 3. 22 Sistem Pengelolaan Sampah

Untuk penanganan sampah di Kabupaten Tanah Bumbu, bentuk pengelolaan

sampah yang dilaksanakan oleh dinas meliputi penyapuan jalan utama,

pertokoan, pembersihan saluran-saluran di sepanjang jalan utama, dan

penanganan sebagian permukiman. Pelayanan yang dilakukan untuk daerah

Bab 3 | 33

Sumber Sampah Pewadahan Pengumpulan Pemindahan Pengangkutan Pembuangan

Akhir

Permukiman

Perkantoran

Perdagangan

Industri/Pabrik

Jalan

Semi Komunal

Individual

Individual

Komunal Individual

Komunal

Individual

Tempat

Sampah Kontainer

Bak Sampah Gerobak

Sampah Gerobak

Sampah Gerobak

Sampah

Gerobak Sampah

Transfer Depo Kontainer/TPS

Transfer Depo

Truk

Dump Truck

TPA

Page 34: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

permukiman hanya meliputi pengangkutan dan pembuangan akhir, dimana

pengumpulan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat.

Sistem jaringan persampahan, yaitu:

1. Pengelolaan sampah di kelola oleh Kabupaten Dinas Tata Bangunan

Kebersihan dan Pasar Kabupaten Tanah Bumbu;

2. Penyediaan fasilitas pemilahan sampah pada kawasan permukiman,

kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum,

fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan

sampah dengan menerapkan prinsip 3 R;

3. Keberadaan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah terdapat di

Kecamatan Simpang Empat .

4. Pengembangan lokasi Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST)

terdapat di seluruh kawasan perkotaan pada setiap kecamatan, meliputi :

Kecamatan Satui, Kecamatan Khusan Hilir dan Simpang Empat.

3.5.5 Sistem Jaringan Listrik

Selama Tahun 2010 setiap bulannya pelanggan listrik PLN selalu meningkat.

Pada bulan Januari jumlah pelanggan listrik sebanyak 34.653pelanggan

meningkat hingga mencapai 40.336 pelanggan pada akhir Desember 2010. Ini

disebabkan banyaknya permintaan pemasangan / instalasi listrik baru pada

rumah dan atau bangunan. Namun demikian ternyata di Kabupaten Tanah

Bumbu masih sering terjadi pemadaman bergilir. Hal ini disebabkan pasokan

daya yang tersedia tidak mencukupi permintaan listrik di masyarakat. Padahal

permintaan instalasi listrik diperkirakan masih akan bertambah seiring pula

pertambahan jumlah rumahtangga.

Jumlah pelanggan PLN terbanyak ada di Kecamatan Simpang Empat, yakni

sebanyak 9.806 pelanggan. Sedangkan di Kecamatan Kuranji hanya terdapat

1.009 pelanggan. Jika dilihat dari jenisnya, maka pelanggan PLN terbanyak

adalah dari rumahtangga yang mencapai 36.717 pelanggan, selebihnya adalah

untuk usaha sebanyak 2.396 pelanggan, 1.216 untuk sosial dan 7 adalah

pelanggan industri.

Bab 3 | 34

Page 35: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Tabel 3. 23 Jumlah Pelanggan PLN Berdasarkan Kecamatan

No. Kecamatan Pelanggan AktifPelanggan Tidak Aktif

Presentase KK Terlayani

1 Kusan Hilir 1.652 11 16,372 Sungai Loban 0 0 03 Satui 817 28 8,574 Angsana 0 0 05 Kusan Hulu 0 0 06 Kuranji 0 0 07 Batulicin 150 20 4,978 Simpang Empat 2.187 113 17,849 Karang Bintang 137 0 3,2110 Mantewe 0 0 0

Tanah Bumbu 4.943 172 51Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Jumlah pelanggan PLN yang paling banyak menggunkan listrik jenis tarif rumah

tangga daya tersambung 28.650.750 VA dengan KWH terjual 57.425.230 KwH.

Jumlah Pelanggan Industri dibandingkan dengan jenis tarif yang lain yang paling

sedikit yaitu daya tampung 259.900 VA dan KwH terjual 790.814 KwH

Tabel 3. 24 Jumlah Pelangga PLN Daya Bersaing dan KWH Terjual

Menurut Jenis Tarif Tahun 2010

No. Jenis TarifJumlah

Pelanggan

Daya Tersambung

KWH Terjual

(VA) (KwH)1 Rumah Tangga 36.717 28.650.750 57.425.2302 Usaha 2.396 6.976.900 13.296.8403 Industri 7 259.900 790.8144 Sosial 1.216 2.782.845 8.104.715

Jumlah 40.336 38.670.395 79.617.599Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Meningkatnya pembangunan terutama industri, maka permintaan tenaga listrik

juga menjadi meningkat oleh sebab itu uapaya memenuhi kebutuhan listrik perlu

mendapat perhatian dengan memanfaatkan bahan mineral sebagai sumber

utama yang dapat menghasilkan energi listrik.

Sumber listrik di Kabupaten Tanah Bumbu dilayani oleh 3 buah PLTD, yaitu:

1. PLTD Pagatan 850 kw (Kec. Kusan Hilir)

Bab 3 | 35

Page 36: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

2. PLTD Lasung 40 kw (Kec. Kuranji)

3. PLTD Sei Danau (Kec. Sungai Loban)

Untuk keberadaan jaringan transmisi tenaga listrik pada Gardu Induk (GI) di

Kabupaten Tanah Bumbu masih menggunakan Gardu Induk di Batulicin yakni G.I

Batulicin. Sedangkan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)/SUTET yang

melintasi Kabupaten Tanah Bumbu merupakan bagian dari Sistem Batulicin.

3.5.6 Prasarana Telekomunikasi

Kebutuhan akan telekomunikasi dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan

dengan peningkatan laju pembangunan. Pelayanan sistem komunikasi di

Kabupaten Tanah Bumbu dilayani oleh sistem prasarana pos dan

telekomunikasi. Pengelolaan sektor pos dilakukan oleh PT Pos Indonesia,

sedangkan pengelolaan sektor telekomunikasi dilakukan oleh PT. Telkom

Kabupaten Tanah Bumbu.

Bentuk pelayanan PT .Pos Indonesia di Kabupaten Tanah Bumbu adalah dalam

bentuk Kantor Pos dan Pos Keliling beserta jaringannya untuk menjangkau

seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu. Sedangkan PT.

Telkom memberikan pelayanan dalam bentuk jaringan telepon yang terdiri dari

telepon rumah, telepon umum, dan warung telekomunikasi/kios telepon.

Pengiriman surat melaui pos di Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, berdasarkan

data Tahun 2010 tercatan sebanyak ± 39.182 pucuk surat kilat khusus, ± 2.267

pucuk surat biasa, ± 2.839 pucuk surat kilat dan 5 pucuk surat tercatat.

PT. TELKOM Batulicin mencatat jumlah pelanggan telepon rumah yang terdaftar

di area sentral Batulicin sebanyak 79 dan di area sentral Pagatan sebanyak

41pelanggan. Jumlah pelanggan di area sentral Satui dicatat oleh PT Telkom

Pelaihari yaitu sebanyak 61 pelanggan.

Untuk mendukung perkembangan Telekomunikasi di Kabupaten Tanah Bumbu

PT. Telkom telah melakukan pembangunan yaitu dengan memperlancar arus

informasi serta memperluas jangkauan jasa telekomunikasi ke seluruh pelosok

daerah. Tuujuannya adalah untuk meningkatakan kemampuan, efisiensi dan

keandalan dalam memberi jasa telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat

dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Bab 3 | 36

Page 37: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Sistem jaringan telekomunikasi terdiri dari sistem jaringan kabel dan sistem

jaringan nirkabel. Sistem jaringan nirkabel berupa pengembangan menara

telekomunikasi yang meliputi seluruh kecamatan dengan penggunaan tower

bersama.

Tabel 3. 25 Jumlah Telepon Rumah Menurut Kantor Sentral Tahun 2010

No.

Kantor SentralJumlah

Pelanggan1 Batulicin] 792 Pagatan 413 Satui 16

Jumlah 1362009 5.310

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

3.5.7 Sistem Prasarana Irigasi

Jaringan saluran irigasi nasional, terdiri dari saluran irigasi primer di Kabupaten

Tanah Bumbu berada di Daerah Irigasi (D.I) Batulicin. Daerah irigasi rawa di di

Kecamatan Kusan Hilir dengan rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan

jaringan irigasi yang ada dan pengembangan daerah irigasi teknis dan

sederhana yang diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan dan

pengolahan lahan pertanian berkelanjutan dengan membatasi konversi alih

fungsi sawah irigasi teknis dan setengah teknis menjadi kegiatan budidaya

lainnya.

3.6 Sistem Prasarana Transportasi

3.6.1 Jaringan Jalan

Panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010 adalah ± 1.425.490 m,

dengan rincian ± 118.000 m merupakan Jalan Propinsi dan ± 1.306.690 m

merupakan Jalan Kabupaten.

Tabel 3. 26 Panjang Jalan Menurut Status Jalan Tahun 2009 (m)

Bab 3 | 37

Page 38: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

No. Jenis KonsumenStatus Jalan

JumlahNasional Provinsi Kabupaten

1 Kran Umum 0 26.250 101.160 127.4102 Sosial 0 26.150 195.100 221.2503 Non Niaga A 0 21.850 116.100 137.9504 Niaga Umum Kecil 0 14.200 170.150 184.3505 Niaga Umum Besar 0 0 126.080 126.0806 Non Niaga C 0 0 126.400 126.4007 Industri Kecil 24,51 6.500 48.720 55.2208 Industri Besar 45,08 23.850 111.380 135.2309 Niaga Pelabuhan 0 0 133.300 133.300

Jumlah 0 0 178.300 178.30069,59 118.800 1.306.690 1.425.490

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

3.6.2 Kondisi Jalan

Keadaan Tahun 2010, jalan yang diaspal sepanjang 384,368 km; jalan kerikil

sepanjang 618,452 km dan jalan tanah sepanjang 423,210 km. Dari keseluruhan

panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu, 300,123 km berkondisi baik; 368,995

km berkondisi sedang, 462,602 km berkondisi rusak dan 294,31 km berkondisi

rusak berat. Jalan dengan kondisi rusak berat terpanjang adalah berstatus jalan

kabupaten sepanjang 264,510 km. Jika dipersentasekan maka jalan rusak dan

rusak yang melintasi Kabupaten Tanah Bumbu adalah sebesar 53,08 persen.

Dengan melihat keadaan seperti ini, sudah selayaknya di masa mendatang

pembenahan di bidang infrastruktur jalan menjadi prioritas. Diharapkan dengan

baiknya jalan akan memperlancar aktifitas perekonomian baik hubungan

Banjarmasin sebagai pusat perekonomian Propinsi Kalimantan Selatan dengan

Batulicin, maupun antara Batulicin sebagai pusat perekonomian Kabupaten

Tanah Bumbu dengan kecamatan lainnya.

Jika jalan dipisahkan oleh sungai atau aliran air lainnya maka untuk

menghubungkan jalan tersebut diperlukan jembatan. Pulau Kalimantan dikenal

dengan banyaknya sungai, sehingga tidak heran di Kabupaten Tanah Bumbu ini

terdapat banyak jembatan, yang mencapai 622 buah. Dari jumlah itu, ada

sebanyak 73 jembatan dengan konstruksi beton, 11 jembatan besi, 227 jembatan

kayu serta 311 jembatan selain ketiga jenis tersebut. Jumlah jembatan terbanyak

Bab 3 | 38

Page 39: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

terpasang di Kecamatan Satui dengan jumlah 112 buah jembatan. Sebaliknya

Kecamatan Batulicin hanya memiliki 26 buah jembatan.

Tabel 3. 27 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Tahun

2010 (m)

No.

KecamatanJenis Permukaan Jalan

JumlahAspal Kerikil Tanah

1 Kusan Hilir 51.910 41.950 7.300 101.1602 Sungai Loban 43.279 63.021 88.800 195.1003 Satui 33.600 27.600 54.900 116.1004 Angsana 22.685 46.865 100.600 170.1505 Kusan Hulu 15.926 81.874 28.280 126.0806 Kuranji 0 43.750 82.650 126.4007 Batulicin 26.756 18.204 4.300 49.2608 Simpang Empat 66.697 40.553 4.130 111.380

9 Karang Bintang 10.900101.10

021.300 133.300

10 Mantewe 16.300144.55

017.450 178.300

Tanah Bumbu 288.053609.46

7409.710 1.307.230

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

3.6.3 Jaringan Jalan Nasional

Jaringan jalan nasional di Provinsi Kalimantan Selatan sampai dengan Tahun

2009 adalah sepanjang 877,44 km dan dalam kondisi baik pada Kabupaten

Tanah Bumbu sebagaimana terlihat pada berikut.

Tabel 3. 28 Jaringan Jalan Nasional di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun

2009

No. Nomor Ruas Nama RuasPanjang

Ruas1 036 Pagatan – Batulicin 25,50

2 039 1Kintap - Ds. Sungai Cuka (Bts.Kab. Tanah Bumbu)

22,00

3 039 2Ds. Sungai Cuka (Bts.Kab. Tanah Bumbu) – Sebamban

47,40

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Bab 3 | 39

Page 40: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Selain jalan nasional tersebut di atas juga diusulkan rencana tambahan ruas

jalan nasional sepanjang 241,63 km sehingga seluruh panjang nasional 1.119,07

km sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 29 Usulan Rencana Tambahan Ruas Jalan Nasional Kabupaten

Tanah Bumbu

No. Nomor Ruas Nama RuasPanjang

Ruas1 048 Batulicin – Lumpangi 135,552 051 Liang Anggang – Trisakti 22,503 051 11 K Jl. Sutoyo S. (Banjarmasin) 3,794 051 12 K Jl. R. Suprapto (Banjarmasin) 0,965 064 Margasari – Marabahan 23,706 066 Handil Bakti – KM 17 26,307 015 3 Pelaihari – Gunung Kayangan 38 003 3 Mataraman – Sungai Ulin 16,009 001 17 K Jl. Belitung (Banjarmasin) 2,83

10 001 20 K Jl. Gatot Subroto – Banua Hanyar – Bundaran Kayu Tangi

7,00

Jumlah rencana tambahan ruas jalan nasional 241,63Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Tabel 3. 30 Fungsi dan Kelas Jalan Nasional di Kabupaten Tanah Bumbu

Tahun 2009

No RuasFungsi/Status

PanjangTotal (km) Kelas Jalan

1 Pagatan - Batulicin K-1 N 24,51 III A2 Batulicin - Sei Kupang K-1 N 45,08 III B

Total Jalan Nasional 864,07Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

3.6.4 Jaringan Jalan Provinsi

Jaringan jalan provinsi adalah sepanjang 703,22 km yang terdiri dari jaringan

jalan kolektor K-2 sepanjang 614,91 km yang terbagi atas ruas Pulau Laut :

Berangas - Kotabaru - Sebelimbing - Mekar Putih, Marabahan - Anjir Pasar,

Trisakti – Lianganggang, Banjarmasin – Martapura, Banjarbaru - Bati – Bati,

Rantau - Muara Muning - Margasari - Banua Anyar, Kandangan - Pd. Batung -

Lumpangi - Loksado – Batulicin, Kandangan - Balimau - Mr. Muning,

Kandangan - Negara - Tumbakan Banyu, Amuntai - Lampihong – Paringin,

Tanjung – Dahai, Pelaihari – Takisung sedangkan jaringan jalan kolektor K-3

Bab 3 | 40

Page 41: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

sepanjang 88,31 km yang terbagi dari ruas Pelaihari – Batakan dan Tanjung –

Muara Uya sebagaimana terlihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 31 Jaringan Jalan Provinsi di Kabupaten Tanah Bumbu (Jalan

Kolektor Primer/K-2 dan K-3)

No. No. Ruas Nama RuasPanjang Ruas

(km)vii. Kandangan - Pd. Batung - Lumpangi - Loksado – Batulicin 173,16

1 018.11K Jl. Antasari (Kandangan ) 0,302 018.12K Jl. Sutoyo (Kandangan) 0,303 018.13K Jl. Hasan Basri (Kandangan) 1,204 018 Kandangan - Pd Batung 4,125 044 Padang Batung - Lumpangi - Loksado 31,746 048 Lumpangi - Batu Licin 135,50

Panjang Ruas Jalan Provinsi (K-2) + (K-3) 703,22Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

3.6.5 Jaringan Jalan Provinsi

Jaringan Jalan Kabupaten di dalam Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari :

1. Arteri sekunder akses jalan lingkar Batulicin meliputi Sepunggur - gunung

Tinggi - Kersik Putih, batulicin, sarigadung, sungai dua

2. Arteri sekunder akses jalan lingkar satui meliputi Sungai Cuka – Makmur

Mulya – Sungai Danau – Sinar Bulan;

3. Kolektor primer meliputi Sepunggur – Saring Sungai Bumbu – Saring

Sungai Binjai – Pulau Tanjung Salim muran – Harapan Jaya.

4. Kolektor primer meliputi Salimuran-Pulau Salak;

5. Kolektor primer meliputi Salimuran – Baru Telang;

6. Kolektor primer meliputi Harapan Jaya – Ringkit – Kuranji.

3.7 Kondisi Sarana Transportasi

3.7.1 Angkutan Umum

Angkutan umum yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari angkutan

umum paratransit (non trayek) dan angkutan umum masstransit (trayek). Adalah

sebagai berikut:

Bab 3 | 41

Page 42: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

1. Ojeg

Selain angkutan umum, ojeg sangat berperan penting dalam memenuhi

kebutuhan masyarakat di Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Jumlah ojeg

yang terdapat di Kecamatan Batulicin adalah tertinggi di Kabupaten Tanah

Bumbu.Hal ini berarti bahwa kepemilikan kendaraan pribadi sangat rendah.

Penduduk di Kecamatan Batulicin menggunakan jasa pelayanan ojeg

dalam melakukan rutinitasnya, karena tidak semua desa terjangkau oleh

angkutan umum. Bagi penduduk desa-desa yang tidak terlayanai angkutan

umum, mereka harus rela mengeluarkan ongkos yang relatif lebih besar

dibandingkan dengan penduduk yang menggunakan angkutan umum.

2. Angkutan Umum

Alat transportasi yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu adalah

angkutan umum berupa bus dengan trayek yang berbeda-beda. Berikut

adalah banyaknya trayek angkutan umum bus yang beroperasi di

Kabupaten Tanah Bumbu.

Tabel 3. 32 Jumlah Trayek AKDP di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2009

No.Urut

KodeTraye

kLintasan Trayek

Plafon Bus UmumYang Dialokasikan

Realisasi

BerjadwalTidak

BerjadwalBerjadwal

TidakBerjadwal

1 AK. 12 B. Masin (KM. 6) - Batulicin, PP. 50 300 42 253

2 AK. 20 Barabai - Martapura (Cempaka) - Batulicin,PP. 30 300 - 201

3 AK. 50 Batu Licin - Tarjun, PP. - 50 - -4 AK. 51 Batu Licin - Serongga, PP. - 50 - -5 AK. 52 Batu Licin - Sungai Kupang,

PP.- 50 - -

6 AK. 53 Batu Licin - Gunung Batu Besar, PP.

- 50 - -

7 AK. 54 Batu Licin - Sengayam, PP. - 50 - 28 AK. 55 Batu Licin - Sei Durian, PP. - 50 - 39 AK. 56 Batu Licin - Hampang, PP. - 50 - -

10 AK. 57 Batu Licin - Pantai, PP. - 50 - -11 AK. 58 Batu Licin - Bakau, PP. - 50 - -12 AK. 59 Batu Licin - Tanjung Batu, PP. - 50 - -13 AK. 60 Batu Licin - Tanjung

Samalantakan, PP.- 50 - -

14 AK. 61 Batu Licin - Sampanahan, PP. - 50 - -

Bab 3 | 42

Page 43: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

No.Urut

KodeTraye

k Lintasan Trayek

Plafon Bus UmumYang Dialokasikan

Realisasi

BerjadwalTidak

BerjadwalBerjadwal

TidakBerjadwal

15 AK. 62 Batu Licin - Geronggang, PP. - 50 - -16 AK. 63 B. Masin (KM. 6) - Kelampayan,

PP.- 50 - -

Jumlah 311 7.127 65 2.757Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Selain trayek AKDP tersebut peralihan antar moda dilayani dengan angkota kota

maupun angkutan pedesaan. Pelayanan angkutan umum angkutan kota dan

angkutan perdesaan di Kabupaten Tanah Bumbu belum mencakup seluruh

kecamatan. rata-rata kapasitas angkutan umum 14-15 orang per satu mobil.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 33 Jumlah Angkutan Kota dan Perdesaan di Kabupaten Tanah

Bumbu Tahun 2010

No. Trayek Jumlah Armada Angkutan (unit)

Jenis Kendaraan Jenis Trayek

1 Sungai Danau – Batulicin 10 Colt L300 / Carry Angkutan Antar Kota2 Pagatan – Batulicin 58 Mikrolet Angkutan Kota3 Karang Bintang – Batulicin 17 Pick Up Angkutan Perdesaan4 Blok A – Batulicin 30 Pick Up Angkutan Perdesaan5 42 – Batulicin 15 Pick Up Angkutan Perdesaan6 Pagatan – Sei Loban 8 Pick Up Angkutan Perdesaan7 Lasung– Pagatan 10 Pick Up Angkutan Perdesaan8 Tl Kepayang - Batulicin 10 Pick Up Angkutan Perdesaan9 Batulicin – Sungai Kecil 108 Mikrolet Angkutan Kota

10 Sarigadung – Sungai Kecil 40 Mikrolet Angkutan KotaSumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Tabel 3. 34 Jumlah Angkutan Antar Kota/Kabupaten di Kabupaten Tanah

Bumbu Tahun 2010

No.

TrayekJumlah Armada

Angkutan

Jenis Kendaraan

Wilayah Rute Angkutan

1 Banjarmasin – Batulicin 115 L3005 Bus

Colt L300, Bus

Bati2, Plaihari, Asam2, Kintap, Satui, Angsana, Sei Loban, Pagatan

2 Grogot – Batulicin 20 Colt L300 Pamukan Hulu, Hampang, Cantung, Serongga

3 Kandangan – Batulicin 10 Colt L300 Mantewe, Blok A4 Sungai Durian – Batulicin - Colt L300 Cantung, Serongga5 Sampanahan – Batulicin - Colt L300 Cantung, Serongga6 Geronggang – Batulicin 14 Colt L300 Sei Durian, Cantung, Serongga

Bab 3 | 43

Page 44: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

No.

TrayekJumlah Armada

Angkutan

Jenis Kendaraan

Wilayah Rute Angkutan

7 Banian – Batulicin 17 Colt L300 Cantung, Serongga8 Malangkayan – Batulicin - Colt L300 Cantung, Serongga9 Tarjun – Batulicin 5 Pick Up Serongga

10 Cantung – Serongga – Batulicin

30 Pick Up Cantung, Serongga

11 Banjarmasin – Batulicin – Grogot

3 Bus Damri Bati2, Plaihari, Asam2, Kintap, Satui, Angsana, Sei Loban, Pagatan, Batulicin, Serongga, Cantung, Hampang, Pamukan Hulu

12 Serongga – Batulicin 15 Batulicin, Serongga, Hampang, Pamukan Hulu

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

3.7.2 Terminal

Lokasi terminal regional di Kab. Tanah Bumbu adalah di Kec. Batulicin. Kondisi

terminal cukup baik, dan melayani moda angkutan BUS besar di Kalimantan

Selatan. Keberadaan terminal regional di Kec. Batulicin telah sesuai dengan

fungsinya sebagai PKN. Terminal lokal (internal kota) terdapat di Kec. Batulicin,

dan sub terminal Pagatan dan Sungai Danau.

Terminal Tipe C difungsikan untuk melayani pergerakan lokal antar moda, antar

kecamatan/kelurahan dalam kota/kabupaten yang bersangkutan yang diarahkan

untuk pembangunan, pemindahan dan atau pemeliharaan Terminal Tipe C,

Rencana peningkatan dan pengembangan terminal penumpang Tipe C Batulicin

di Kabupaten Tanah Bumbu;

Sistim transportasi darat antar moda dilayani melalui terminal dan seluruh ibukota

kabupaten/kota se Kalimantan Selatan mempunyai terminal sebagaimana terlihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. 35 Terminal Bis/Non Bis di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2009

No.NAMA

TERMINAL

Jarak Luas Daya TampungStatus

(KM) (M2)Bus

Non Bus

Orang

1. Kersik Putih 257 33.169 300 60 2000 AKDP, TAP2. Pagatan 242 4.800 - 100 100 AKDP, TAP3. S. Danau 165 7.144 20 40 100 AKDP, TAP4. Tungkakaran P - 10.000 - 200 150 AKDP, TAP

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

Bab 3 | 44

Page 45: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

3.7.3 Jaringan Sungai dan Penyeberangan

Jaringan sungai dan penyeberangan di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan

jembatan lintas kabupaten/kota yang di Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu) –

Tanjung Serdang (Kabupaten Kotabaru). Lintas tersebut mempunyai peranan

sangat penting dalam menunjang kelancaran arus penumpang dan barang

angkutan penyeberangan di wilayah Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah

Bumbu. Untuk lintas Batulicin – Tanjung Serdang yang menghubungkan daratan

Kalimantan Selatan dengan Kabupaten Kotabaru di Pulau Laut, jumlah Kapal

yang melayani dan beroperasi sebanyak 4 buah dan penumpang yang diangkut

rata-rata 40.727 orang pertahun dan sebanyak 171.504 buah kendaraan

pertahun.

Perkembangan permintaan terhadap angkutan penyeberangan Batulicin –

Tanjung Serdang dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3. 36 Perkembangan Angkutan Penyebeerangan Tahun 2009

Batulicin-Tanjung Serang

TahunBatulicin

TahunTj Serdang

Trip Pnp R-2 R-4 Trip Pnp R-2 R-4

2008 7.595 35.082 104.75257.218 2008 7.595 31.745 100.730 55.791

2009 7.849 51.856 124.48859.594 2009 7.852 44.224 124.885

58.557

Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031

3.7.4 Sistem Jaringan Transportasi Laut

Pelabuhan adalah pintu gerbang keluar – masuknya kapal, baik yang

mengangkut penumpang orang maupun barang ke suatu wilayah tujuan. Di

Kabupaten Tanah Bumbu terdapat banyak jenis dan jumlah pelabuhan, di

antaranya pelabuhan samudera, penyeberangan ferry, speed boat, pendaratan

dan pelelangan ikan, serta pelabuhan khusus batu bara. Khusus untuk

pelabuhan samudera yang berada di bawah wilayah kerja Kantor Administrasi

Pelabuhan Kotabaru terdapat Pelabuhan Batulicin, Pelabuhan Pagatan, Sebuku

dan Pelabuhan Sei Danau Satui.

Bab 3 | 45

Page 46: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Kegiatan Transportasi yang cukup dominan di Kab. Tanah Bumbu adalah

kegiatan Pelabuhan Laut. Dimana terdapat 3 pelabuhan laut yaitu Batulicin,

Pagatan dan Satui. Pola pergerakan barang dan manusia (penumpang) melayani

wilayah Regional maupun Internasional. Untuk pergerakan barang pada

umumnya merupakan barang umum (kelontong) dan Batubara. Untuk

pergerakan penumpang/manusia melalui pelabuhan Batulicin melayani 4 trayek,

yaitu:

1. Batulicin – Tg. Serdang

2. Batulicin – Surabaya

3. Batulicin – Balikpapan

4. Batulicin – Makasar

3.7.5 Sistem Jaringan Transportasi Udara

Bandar udara Bersujud Batulicin merupakan satu – satunya bandar udara yang

melakukan aktifitas penerbangan sipil dan komersil di Kabupaten Tanah Bumbu,

dimana termasuk kategori bandar udara pengumpan (spoke) khusus. Armada

pesawat yang digunakan adalah pesawat carteran yang melayani rute perjalanan

Batulicin – Banjarmasin. Pada Tahun 2010, selama tahun tersebut aktifitas

penerbangan paling padat pada bulan Agustus dengan frekuensi pesawat

mendarat dan berangkat masing – masing 52 kali.

Tabel 3. 37 Lalu Lintas Pesawat dan Jumlah Penumpang di Bandara

Batulicin Tahun 2010

No.

BulanPesawat Penumpang

Mendarat Berangkat Datang Berangkat

1 Januari 29 29 117 992 Pebruari 15 15 77 723 Maret 16 16 54 494 April 32 32 141 1225 Mei 33 33 102 996 Juni 17 17 62 547 Juli 36 36 184 2018 Agustus 37 37 102 160

Bab 3 | 46

Page 47: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

9 September 27 27 99 118

10 Oktober 25 25 88 110

11 Nopember 28 28 92 118

12 Desember 37 37 146 218

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

3.8 Kondisi Perekonomian

3.8.1 Produk Domestik Regional Bruto

Indikator yang dipakai untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi adalah

perkembangan nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas dasar harga

konstan, karena pengaruh inflasi telah ditiadakan. PDRB (Produk Domestik

Regional Bruto) yang merupakan indikator dari pencapaian kinerja perekonomian

di suatu wilayah menunjukkan bahwa di Kabupaten Tanah Bumbu terjadi

peningkatan aktivitas kegiatan perekonomian yang cukup berarti.

Tabel 3. 38 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha

Tahun 2008-2010 (Juta Rupiah)

No. Sektor Usaha 2007 2009 20101 Pertanian 483.348 495.973 524.386,12

2 Pertambangan &Penggalian1.226.27

91.285.113 1.378.341,74

3 Industri Pengolahan 220.836 233.164 240.937,934 Listrik Dan Air Minum 7.428 7.539 7.702,385 Bangunan 138.047 160.604 167.544,196 Perdagangan, Restoran & Hotel 290.937 312.769 333.686,287 Pengangkutan & Komunikasi 375.249 400.889 427.837,218 Bank & Lembaga Keuangan Lain 37.238 39.596 42.408,399 Jasa-Jasa 99.235 107.106 116.068,81

PDRB2.878.59

73.042.754 3.238.913,04

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Pada Tahun 2010, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanah

Bumbu atas dasar harga berlaku, sebesar 6,349 trilyun Rupiah. Sedangkan

menurut harga konstan 2000 Tahun 2007-2010, PDRB Kabupaten Tanah

Bumbu sebesar 3,238 trilyun rupiah. Sektor yang paling besar peranannya

dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tanah Bumbu adalah sektor

Pertambangan dan Penggalian (43,31 persen), kemudian disusul sektor

Pertanian sebesar 14,49 persen.

Bab 3 | 47

Page 48: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

Laju pertumbuhan PDRB Tanah Bumbu pada Tahun 2010 sebesar 6,45 persen.

Sektor yang mencatat pertumbuhan terbesar adalah sektor jasa-jasa sebesar

8,37 persen, sedangkan yang terendah pertumbuhannya adalah sektor Listrik

dan Air Minum, yakni 2,17 persen.

Tabel 3. 39 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2008-2010 (Juta Rupiah)

No. Sektor Usaha 2007 2009 20101 Pertanian 719.168 798.099 920.237,552 Pertambangan &Penggalian 1.989.491 2.463.961 2.750.199,433 Industri Pengolahan 363.296 401.494 449.800,884 Listrik Dan Air Minum 12.393 13.428 14.960,005 Bangunan 272.167 341.444 375.220,236 Perdagangan, Restoran & Hotel 449.287 524.058 608.231,687 Pengangkutan & Komunikasi 650.279 741.062 846.706,938 Bank & Lembaga Keuangan Lain 82.868 94.216 110.290,249 Jasa-Jasa 190.016 227.095 273.869,87

Total PDRB 4.728.965 5.604.857 6.349.516,81Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

3.8.2 Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan asli daerah terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah.

Pendapatan terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan pusat dan

lain-lain pendapatan yang sah. Belanja terdiri dari belanja tak langsung dan

belanja langsung. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan

daerah, pengeluaran pembiayaan daerah dan pembiayaan netto. Jumlah

anggaran di pendapatan yang paling mendominasi adalah dari dana

pertimbangan pusat sebesar Rp. 606.069.092.724,-. Jumlah Belanja yang

mendominasi adalah belanja langsung sebesar Rp. 522.443.988.041,-

sedangkan untuk pembiayaan daerah yang paling besar adalah pengeluaran

pembiayaan daerah sebesar Rp.50.724.074.244,-.

Tabel 3. 40 Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di

Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Anggaran 2011

No.

Uraian Jumlah Anggaran

1 Pendapatan1.1 Pendapatan Asli Daerah 23.543.214.8511.2 Dana Perimbangan Pusat 606.069.092.7241.3 Lain - lain Pendapatan yang Sah 210.378.313.443

2 Belanja2.1 Belanja Tidak Langsung 314.103.811.809

Bab 3 | 48

Page 49: Bab 3 Gambaran Umum

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin

2. 2 Belanja Langsung 522.443.988.041

3 Pembiayaan Daerah3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 47.281.253.0763.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 50.724.074.2443.3 Pembiayaan Netto -3.442.821.168

Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011

Bab 3 | 49