Upload
agus-taruna
View
42
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Gambaran Proyek
Citation preview
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
BABGAMBARAN UMUM WILAYAH
PERENCANAAN
3.1 Kondisi Fisik
3.1.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi
Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah satu kabupaten dari 13 kabupaten/kota
yang berada dibagian tenggara Propinsi Kalimantan Selatan dimana letaknya
persis di ujung selatan pulau Kalimantan, memiliki luas ±5.066,96 km2 (506.696
ha) atau sekitar 13,56% dari luas Propinsi Kalimantan Selatan. Secara geografis
terletak antara 2°52’ ~ 3°47’ Lintang Selatan dan 115°15’ ~ 116°04’ Bujur Timur.
Kabupaten Tanah Bumbu memiliki batasan administrasi sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kabupaten Kotabaru
2. Sebelah Selatan : Laut Jawa
3. Sebelah Barat : Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanah Laut
4. Sebelah Timur : Kabupaten Kotabaru
Kabupaten yang beribukota di Batulicin ini memiliki 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu
Kecamatan Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu, Batulicin, Karang
Bintang, Simpang Empat, Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima Kecamatan yang
terakhir disebutkan adalah kecamatan hasil pemekaran pada pertengahan 2005
lalu.
Kecamatan Kusan Hulu merupakan kecamatan terluas yang mencakup 31,76
persen dari luas keseluruhan Kabupaten Tanah Bumbu, sedangkan Kecamatan
Kuranji memiliki luas wilayah terkecil sebesar 110,42 Km2 atau hanya 2,18
persen dari wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Berturut – turut dari kecamatan
terluas setelah Kusan Hulu adalah Mantewe, Satui, Kusan Hilir, Sungai Loban,
Simpang Empat, Angsana, Batulicin, Karang Bintang dan Kuranji.
Bab 3 | 1
3
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Tabel 3. 1 Luas Wilayah Berdasarkan
Kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu
No Kecamatan Luas Wilayah
(Km2) Persentase (%)
1 Kusan Hilir 401,54 7,922 Sungai Loban 358,41 7,073 Satui 876,58 17,304 Angsana 151,54 2,995 Kusan Hulu 1.609,39 31,766 Kuranji 110,24 2,187 Batulicin 127,71 2,528 Karang Bintang 118,02 2,339 Simpang Empat 302,32 5,97
10 Mantewe 1.011,21 19,96Jumlah 5.066,96 100,00
Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun
Gambar 3.1Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Tanah Bambu
Sumber: Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun
Bab 3 | 2
7.92 7.07
17.3
2.9931.762.18
2.52
2.33
5.97
19.96
Kusan Hilir Sungai Loban Satui Angsana
Kusan Hulu Kuranji Batulicin Karang Bintang
Simpang Empat Mantewe
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
3.1.2 Topografi
Topografi wilayah Kabupaten Tanah Bumbu terdiri atas daerah pantai, dataran
rendah, dan perbukitan. Dataran rendah (termasuk mangrove dan rawa) seluas
43%, dataran tinggi 19,25%, pegunungan 31,20% serta wilayah perairan
termasuk sungai 5,55%. Berdasarkan data SRTM (2005), untuk wilayah pesisir
dominan berada pada kelas ketinggian < 25 m (dpl/diatas permukaan laut),
kecuali Kecamatan Simpang Empat dan Satui, akan tetapi wilayahnya jauh
menjorok ke darat. Daerah dataran tinggi di Kecamatan Satui merupakan jalur
barisan Pegunungan Meratus dengan ketinggian di atas 100 – 550 m dpl.
Bentuk profil kedalaman (batimetri) di wilayah Tanah Bumbu terdiri dari dua
bentuk yakni di bagian barat (perairan Selat Laut) dan bagian selatan yang
berhadapan dengan Laut Jawa. Pada perairan Selat Laut, menunjukkan di
daerah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu lebih curam terutama dari Pulau
Suwangi sampai ke muara Selat Laut, jika dibandingkan dengan kedalaman di
pesisir Pulau Laut (Kabupaten Kotabaru), akan tetapi di perairan ini banyak
terbentuk delta sebagai akibat sedimentasi. Kedalaman di perairan Selat Laut
maksimal 11 m.
Kondisi profil kedalaman di muara Selat Laut (terutama Tanjung Petang)
menunjukkan lebih dalam dan curam (>2o), dimana kedalaman 10 m hanya
berjarak ±100 m dari garis pantai dan kedalaman maksimum mencapai 20 m,
hal ini disebabkan karena pengaruh gelombang dan arus yang sangat besar di
daerah ini, sehingga menyebabkan sedimen jauh terbawa ke daerah lain.
Profil kedalaman di bagian selatan lebih beragam, dimana pada kedalaman 5 m
berkisar pada jarak 1 – 5 km dan kedalaman 10 m pada jarak 6 – 16 km. Ini
menunjukkan pengaruh gelombang sangat berpengaruh di daerah ini terutama
pada musim timur (angin dominan dari arah tenggara).
Proses perubahan garis pantai dan kedalaman sangat tergantung oleh dinamika
hidrooseanografi baik dari laut maupun dari darat yang melalui aliran sungai.
Akibat proses ini, sehingga profil kedalaman di perairan ini tidak beraturan, di
mana banyak terdapat sand dune (gumuk pasir) yang tidak beraturan sebagai
akibat pengaruh gelombang dan arus pasut baik dari sungai maupun laut. Selain
itu profil batimetri juga sangat dipengaruhi oleh pola sebaran sedimen dari laut
Bab 3 | 3
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
maupun daratan yang menyebabkan adanya sedimentasi yang mengendap pada
daerah0daerah tenang (pada daerah dengan kecepatan arus sangat lemah).
Bentuk kontur kedalaman dan garis pantai pada daerah ini sering berubah0ubah,
akibat proses sedimentasi maupun abrasi pada setiap perubahan musim.
Adanya pohon mangrove dengan ketebalan yang sangat besar di sepanjang
pantai, cukup besar pengaruhnya dalam meredam gelombang maupun
kecepatan arus. Mangrove tersebut sebagai perangkap sedimen, dengan hal ini
akan menyebabkan sedimentasi yang cukup besar terutama di Pulau Tampakan
dan sekitarnya.
3.1.3 Kemiringan
Kondisi kemiringan lereng di Kabupaten Tanah Bumbu menurut kelas kemiringan
dari permukaan laut yaitu kemiringan lebih dari 40 % memiliki luas yang paling
sedikit yaitu 197,16 Ha, sedangkan kemiringan dari 002% adalah 362.764,08 Ha
dengan kelas kemiringan memiliki luas yang paling tinggi.
Tabel 3. 2 Luas Kabupaten Tanah Bumbu Menurut Kelas Kemiringan
No
Kecamatan>
40%0 0 2%
15 0 25%
2 0 15%25 0 40%
Grand Total
1Kec. Angsana
18.040,70
18.040,70
2Kec. Batulicin
11.039,68
11.039,68
3 Kec. Karang Bintang
21.486,89
558,66 22.045,55
4Kec. Kuranji
16.948,31
16.948,31
5Kec. Kusan Iilir
25.139,04
25.139,04
6Kec. Kusan Ulu 59,10
78.714,06
22.356,06
38.091,64
6.203,69
145.424,55
7Kec. Mantewe
133,36
51.983,87
11.282,81
28.197,35
1.884,54
93.481,93
8Kec. Satui 3,18
86.148,10
5.109,93
11.791,19
1.019,03
104.071,43
9 Kec. Simpang Empat
1,5228.100,3
81.591,6
88.226,6
7506,29 38.426,54
10
Kec. Sungai Loban
25.163,05
25.163,05
Grand Total197,1
6362.764,
0840.340,
4886.865,
519.613,5
5499.780,7
8
Bab 3 | 4
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Menurut ketinggian dari permukaan laut, daerah dengan ketinggian lebih dari
250100 m merupakan daerah terluas yaitu seluas ± 207.712 Ha. Sedangkan
daerah dengan ketinggian lebih dari 1.000 m seluas ±20 Ha. Terdapat dua buah
gunung yang ketinggiannya mencapai lebih dari 1.000 m yaitu Gunung Walungin
dan Gunung Kandis masing-masing ketinggiannya 1.184 m dan 1.170 m, dengan
jumlah gunung seluruhnya 15 buah. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 3. 3 Luas Kabupaten Tanah Bumbu Menurut Ketinggian
No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase1 0 0 7 m 5.983 1,192 >. 7 – 25 m 131.718 26,313 >. 250100 m 207.712 41,484 >. 100 – 500 m 153.612 30,685 >. 500 – 1.000 m 1.650 0,336 >.1.000 20 0,004
Jumlah 506.696 100,00Sumber: Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
3.1.4 Jenis Tanah
Struktur geologi di wilayah pesisir Kabupaten Tanah Bumbu didominasi oleh
Aluvial terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lanau dan lumpur yang terdapat sebagai
endapan sungai, rawa dan pantai, kemudian sebagian formasi Berai dan formasi
Tanjung. Untuk ke arah darat sudah beragam seperti formasi Dahor, formasi
Warukin, formasi Pamaluan, formasi Manunggal, Anggota Paau Manunggal,
formasi Pitap, anggota Haruyan, Batuan Ultramatik dan Batuan Malihan.
Berdasarkan jenis tanah sebagian besar merupakan jenis tanah Komplek PMK
Laterit Lithosol Lathos dan Gambut dan untuk ke arah darat sebagian berupa
Rendzina, Lithosol, Lathosol dan Podsolik Kedalaman efektif tanah sebagian
besar adalah kedalaman >90 cm, yang menunjukkan tidak terdapatnya masalah
bagi pertumbuhan perakaran tanaman. Tekstur tanah terdiri dari tekstur halus
dan tekstur sedang. Tekstur halus yakni lempung liat, lempung liat berpasir, liat
Bab 3 | 5
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
dan gambut sedangkan tekstur sedang yaitu lempung, lempung berdebu dan
debu.
Terdapat hubungan yang erat antara tanah dan sifat0sifat serta penyebarannya
dengan ”landform” dan iklim. Hal ini karena berkaitan dengan sifat batuan atau
litologi serta iklim dalam proses pembentukan land form dan pelapukan batuan
dan bahan induk tanah.(Desaunettism Tahun 1977). Jenis dan sifat tanah
sangat tergantung pada faktor0faktor pembentuk tanah seperti suhu, iklim, bahan
induk, dan waktu. Jenis tanah di Kabupaten Tanah Bumbu didominasi oleh jenis
tanah PMKL dengan luas 161.028 Ha (31,78%). Berdasarkan hasil analisa Peta
RePPRoT (1988), tinjauan lapangan oleh konsultan (data primer) dan hasil studi
sebelumnya (data sekunder), jenis tanah di Kab. Tanah Bumbu secara garis
besar terdiri dari 5 jenis tanah yaitu tanah PMKL, KPMK, Alluvial, Latosol, PMK.
1. Jenis Tanah PMKL terdapat di semua kecamatan dengan luas 132.516,21
hektar;
2. Jenis tanah KPMK terdapat di Kecamatan Satui dan Kecamatan Kusan
Hulu dengan luas 127.651,83 hektar;
3. Jenis tanah aluvial terdapat di semua kecamatan dengan luas 99.437,05;
4. Jenis Tanah Latosol terdapat di Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan
Satui, Kecamatan Kusan Hilir, Kecamatan Batulicin, Kecamatan Simpang
Empat dan Kecamatan Kusan Hulu dengan luas 80.327,01 hektar;
5. Jenis tanah PMK terdapat di Kecamatan Karang Bintang, Kecamatan
Batulicin, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Kusan Hulu dan
Kecamatan Mantewe denga luas 66.763,92 hektar.
3.1.5 Hidrogeologi
Kajian kualitas air di wilayah perairan Kabupaten Tanah Bumbu meliputi
pengukuran secara insitu dan analisis laboratorium. Pengukuran secara insitu
meliputi suhu, salinitas, DO, pH dan kecerahan, sedangkan analisis laboratorium
meliputi TSS, BOD5, COD, H2S, PO4, NH3, NO2, NO3 dan logam berat (Cd, Pb,
Cr, Cu, Zn dan As). Sedangkan untuk analisis biologi perairan seperti plankton
dan bentos. Jumlah sampel pengukuran kualitas air secara insitu sebanyak 40
Bab 3 | 6
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
stasiun, sedangkan sampel laboratorium sebanyak 14 sampel yang diambil
secara keterwakilan dari wilayah studi. Selain itu juga dilakukan pengukuran 3
lokasi keterwakilan tambak.
1. Suhu Perairan
Hasil pengukuran suhu disekitar perairan lokasi studi menunjukkan nilai
perbedaan yang signifikan yaitu 27 oC – 30.5 oC. Kisaran suhu tersebut
merupakan akibat dari kedalaman perairan yang maksimal hanya
mencapai puluhan meter. Perairan di lokasi studi merupakan perairan laut
dangkal yang proses pemanasannya lebih banyak dari penyerapan sinar
matahari secara langsung (insolation). Suhu air laut cenderung untuk
relatif panas sampai pada kedalaman 200 meter dan kemudian terbentuk
lapisan termoklin (Hutabarat, 1994). Selanjutnya Asmawi (1986)
menjelaskan bahwa suhu diperairan dangkal lebih besar dari pada perairan
laut dalam karena mengalami banyak pergoncangan yang disebabkan oleh
angin dan dinamika oseanografi fisika yang di bangkitkan oleh angin.
Fenomena0fenomena seperti ini marupakan fakta yang terjadi pada daerah
lokasi studi. Kisaran suhu tersebut masih dalam kondisi normal untuk
perairan Indonesia.
Besarnya suhu yang berkisar antara 27 oC – 30,5 oC di perairan lokasi studi
sangat sesuai untuk kegiatan perikanan baik perikanan tangkap maupun
budidaya. Suhu yang sesuai merupakan faktor pendukung peningkatan
proses metabolisme atau pertukaran zat dari makhluk0makhluk hidup.
Proses pertumbuhan dan nafsu makan ikan juga sangat dipengaruhi oleh
suhu. Everhart (1993) dalam Asmawi (1986) mengatakan bahwa proses
pencernaan makanan yang dilakukan oleh ikan berjalan sangat lambat
pada suhu yang rendah, sebaliknya lebih cepat pada perairan yang lebih
hangat. Namun demikian semakin tinggi suhu suatu perairan, semakin
cepat pula perairan tersebut mengalami kejenuhan akan oksigen akibat
pertukaran zat terhadap kadar oksigen terlarut di dalam air.
2. Kecerahan
Bab 3 | 7
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Kecerahan perairan di sekitar lokasi studi rata0rata dibawah atau sama
dengan <50% (maksimal hanya 0,6 m), hal ini disebabkan banyaknya
aliran sungai di daerah ini yang membawa substrat sedimen tersuspensi
(lumpur) dari muara sungai, sehingga menyebabkan air keruh. Selain itu
faktor lainnya adalah tingginya gelombang di lokasi studi juga
mempengaruhi tingkat kecerahan, di mana gelombang dapat mengaduk
substrat dasar perairan, sehingga substrat dasar perairan (sedimen halus)
akan teraduk dan naik ke permukaan.
Kecerahan merupakan tingkat intensitas cahaya matahari yang menembus
suatu perairan, sehingga hal ini sangat dipengaruhi oleh kekeruhan.
Pengamatan visual yang dilakukan terhadap substrat dasar daerah lokasi
penelitian menunjukkan bahwa batu karang dan pasir merupakan substrat
dasar yang dominan. Hal ini menunjukkan indikasi bahwa kekeruhan yang
terjadi bukan disebabkan oleh partikel tersuspensi melainkan disebabkan
oleh warna air dan jasad0jasad renik. Air yang tidak terlampau jernih dan
tidak terlampau keruh baik untuk kehidupan ikan. Kekeruhan yang tinggi
dari suatu perairan dapat menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi
terhambat. Hal ini disebabkan karena terganggunya proses pernapasan
ikan dan proses fotosintesa di perairan tersebut.
3. Salinitas
Distribusi salinitas di perairan lokasi studi berkisar antara 15 ppm – 30
ppm. Kisaran tersebut menunjukkan bahwa fenomena salinitas yang
terdapat di daerah ini berada dalam kisaran yang cukup tinggi. Hal tersebut
terutama disebabkan oleh kondisi topografi perairan yang dangkal
sehingga proses penguapan air laut sangat mempengaruhi konsentrasi
kadar salinitas (garam). Selain itu kadar salinitas yang rendah dapat juga
disebabkan oleh debit air tawar yang asalnya dari sungai. Kadar salinitas di
perairan Selat Laut dari hasil pengukuran 15 – 24,5 ppm, hal ini sebagai
pengaruh banyaknya masukkan air sungai yang bersalinitas rendah,
sedangkan di perairan bagian selatan, kadar salinitasnya lebih tinggi > 20
ppm, kadar salinitas rendah umumnya di daerah muara, sedangkan yang
jauh dari sungai kadar salinitasnya lebih tinggi. Hal ini sebagai akibat
Bab 3 | 8
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
pengaruh masukkan massa air dari Laut Jawa dengan kadar salinitas yang
lebih tinggi.
Untuk mengembangkan budidaya laut di lokasi studi, terutama di daerah
tambak perlu mendapat perhatian, karena di daerah ini kadar salinitasnya
cukup rendah (<20 ppm). Jika melihat kondisi tambak yang ada, sebagian
besar tidak difungsikan lagi kemungkinan akibat kualitas air ini.
Berdasarkan kisaran salinitas tersebut, untuk pengembangan budidaya
ikan (20 – 26 ppm cukup sesuai dan 27 – 32 ppm kategori sesuai) dan
rumput laut (> 22 ppm kategori sesuai) masih dalam kisaran normal untuk
pertumbuhan ikan dan rumput laut. Proses metabolisme terutama di dalam
osmoregulasi dengan tekanan osmotik pada ikan dapat berlangsung
dengan baik karena didukung oleh transpotrasi zat0zat makanan dalam
darah dan sistem pencernaan yang tidak mengalami gangguan (Al Qadri
1999).
3.1.6 Rawan Bencana
Kawasan rawan bencana yang tersebar di Kabupaten Tanah Bumbu terbagi
dalam dua jenis, yaitu gerakan tanah dan banjir. Terjadinya rawan bencana alam
di wilayah studi sangat berpeluang dalam menghambat laju pembangunan dan
pada upaya perlindungan hasil0hasil pembangunan.
1. Longsor
Longsor sangat dipengaruhi oleh sifat kestabilan lereng. Sifat kestabilan
lereng ini ditentukan oleh inklinasi sudut lereng, kohesi atau antar batuan,
dan gerakan yang mampu menahan longsoran. Beberapa akibat yang
dihasilkan dari adanya gerakan tanah antara lain berbagai bentuk
morfologi, meningkatkan sifat erosi suatu wilayah, serta mengurangi
kesuburan tanah.
2. Banjir
Banjir merupakan jenis bencana alam yang paling dikenal, bahkan banjir
menjadi bencana alam yang hadir secara rutin dalam kehidupan
masyarakat sepanjang masa. Banjir terjadi dapat pula disebabkan tidak
Bab 3 | 9
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
hanya oleh hujan lebat, tetapi akibat perubahan permukaan bumi seperti
pertanian dan kegiatan pertanian lainnya.
Banjir pada daratan dapat berlangsung mendadak dengan arus air yang
deras, umumnya banjir ini berlangsung dalam jangka waktu yang pendek
dan mempunyai volume yang besar, banjir ini diakibatkan hujan lebat.
Banjir daratan lainnya akibat aliran sungai yang meluap, jenis banjir ini
umumnya banjir genangan dengan kecepatan aliran lambat, banjir ini
umumnya memakan waktu yang lama mengingat air yang menggenangi
relatif tidak bergerak cepat.
Berdasarkan data genangan banjir dari Dinas Pengelolaan Sumber Daya
Air Kabupaten Tanah Bumbu, daerah0daerah yang sering menjadi daerah
genangan banjir umumnya terdapat pada daerah yang mempunyai
morfologi datar dan ketinggian rendah.
3. Geologi Bencana
Kawasan bencana yang diakibatkan oleh gerakan tanah yang
menimbulkan gempa bumi bersumber dari patahan/sesar. Jalur patahan
naik terdapat di wilayah Kecamatan Simpang Empat dan sekitarnya,
sedangkan jalur patahan geser jurus berada di wilayah utara Kab. Tanah
Bumbu. Untuk sinklin (lembah) banyak terdapat di sekitar Kecamatan
Batulicin, dan untuk antiklin (pegunungan) berada di sekitar Batulicin,
Simpang Empat dan Mantewe. Sementara untuk daerah rawan banjir
berada di daerah Pagatan.
4. Gelombang Tinggi dan Angin Kencang (Badai)
Pengendalian dan penanggulangan terhadap adanya potensi angin
kencang/badai/putting beliung antara lain dapat dilakukan dengan
memperhatikan kondisi dan struktur bangunan. Untuk daerah pantai
terbuka yang terdapat di wilayah Selat Laut dan sebagian wilayah selatan
dengan kondisi pantai bersubstrat berlumpur, upaya mitigasi dapat
dilakukan dengan pembuatan jalur hijau seperti penanaman mangrove
yang merupakan pilihan alternatif secara alamiah yang dapat dilakukan.
Pengendalian dan penanggulangan terhadap adanya potensi gelombang
tinggi dapat ditempuh dengan dua cara yaitu hard structure dan soft
Bab 3 | 10
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
structure. Hard structure dapat dilakukan dengan reklamasi pantai seperti
pambuatan tanggul, breaking water (pemecah ombak) pembuatan jetty dan
sebagainya. Soft structure antara lain adalah penanaman mangrove pada
daerah pantai yang memungkinkan. Alternatif lainnya adalah mematuhi
aturan sempadan pantai dan melestarikan terumbu karang.
5. Perubahan Iklim
Dampak adanya pemanasan global disamping menyebabkan perubahan
iklim juga menyebabkan kenaikan muka laut. Dampak turunan yang dapat
diakibatkan oleh pemanasan global ini seperti abrasi, sedimentasi, angin
puting beliung, banjir pasang/ROB, intrusi air laut dan sebagainya. Hasil
analisis iklim selama 10 tahun terakhir di wilayah pesisir Kalimantan
Selatan menunjukkan kecenderungan perubahan ekstrim atas rerata
temperatur maksimal dan minimal, perubahan kecepatan angin maksimum,
sulitnya memprediksi musim hujan dan kemarau.
Bab 3 | 11
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Bab 3 | 12
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Gambar 3.2Peta Topografi
Bab 3 | 13
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Gambar 3.3Peta Kemiringan
Bab 3 | 14
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
3.2 Pola Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kabupaten Tanah Bumbu dibedakan menjadi lahan
terbangun dan tidak terbangun, kondisi penggunaan lahan di Kabupaten Tanah
Bumbu lebih didominasi oleh lahan tidak terbangun, termasuk lahan tidur. untuk
permukiman, pertambangan, lahan sawah, tanah kering/tegalan, kebun
campuran/perkebunan, hutan serta semak/belukar/alang0alang.
Di Kabupaten Tanah Bumbu penggunaan lahan tersebut mencapai ± 506.696 Ha
(data tahun 2003), lahan yang digunakan sebagai lahan hutan tercatat paling
luas yaitu sekitar ± 454.011,75 Ha, berikutnya digunakan untuk kebun yang
mencapai ± 84.807,45 Ha. Penggunaan lahan terkecil adalah untuk perairan
darat (rawa dan kolam) mencapai ± 125 Ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 3. 4 Penggunaan Lahan di Kabupaten Tanah Bumbu
No
Penggunaan Lahan Luas (Ha) Lokasi
1 Permukiman 6.129,87Pusat Kecamatan dan sepanjang jalan utama
2 Hutan 454.011,75 Bagian Utara dan Barat Laut3 Kebun 84.807,45 Tersebar
4 Sawah 9.187,79Karang Bintang, Sungai Loban, Kuranji, Kusan Hilir, Batulicin, Simpang Empat, Kusan Hulu.
5 Sawah Tadah Hujan 32,47 Kuranji, Kusan Hulu6 Danau 12,32 Mantewe, Kusan Hulu7 Ladang 78.244,9 Tersebar
8Semak belukar, padang rumput
134.756,37 Semua Kecamatan
9 Rawa 2.198,54Karang Bintang, Satui, Simpang Empat, batulicin, Angsana, Kusan Hulu,Kusan Hilir
10 Lain0lain 1.189,82Angsana, Satui, Kusan Hulu, Simpang Empat
Jumlah 506.696,00Sumber : Kab Tanah Bumbu Dalam Angka Tahun 2011
Adapun berdasarkan versi data dari Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2009, untuk penggunaan peruntukan luas hutan sebesar
319.470 Ha, sedangkan luas yang paling kecil untuk peruntukan lahan tanah
terbuka sebesar 98 Ha. Hanya 19,56 persen atau 99.111 Ha saja yang sudah
dimanfaatkan untuk pertanian sawah, ladang dan perkebunan. Penduduk
Bab 3 | 15
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Kabupaten Tanah Bumbu menempati 7.831 Ha yang digunakan sebagai
pemukiman, selebihnya digunakan untuk pertambangan, perairan darat, padang
rumput dan tanah terbuka .
Tabel 3. 5 Penggunaan Lahan Menurut Penggunaan Tanah Tahun
2009
No Penggunaan Tanah Luas (Ha) Presentase (%)1. Permukiman Perkotaan dan Kampung 7.833 1,552. Industri 820 0,163. Pertambangan 1.600 0,324. Sawah 14.600 2,885. Pertanian Tanah Kering 1.810 0,366. Kebun Campuran 40.321 7,967. Perkebunan 42.380 8,368. Padang (Semak, Alang, Rumput) 65.439 12,919. Hutan 319.470 63,05
10. Perairan Darat 932 0,1811. Tanah Terbuka 98 0,0212. Lain 0 lain 11.700 2,31
Tanah Bumbu 506.696 100 Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Bab 3 | 16
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Gambar 3.4Peta Penggunaan Lahan Tahun 2009
Bab 3 | 17
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
3.3 Profil Kependudukan
3.3.1 Jumlah, Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten
Tanah Bumbu sebanyak 267.929 jiwa yang tersebar di 10 (sepuluh) kecamatan.
Kecamatan yang paling banyak penduduknya adalah Kecamatan Simpang
Empat, Satui, dan Kusan Hilir dengan jumlah penduduk terbanyak di Kecamatan
Simpang Empat berjumlah 67.090 jiwa atau sebesar 25,35% dari jumlah
penduduk yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu. Kecamatan dengan jumlah
penduduk yang paling sedikit adalah Kecamatan Kuranji dengan jumlah
penduduknya sebanyak 7.588 jiwa atau hanya sebesar 2,82% dari keseluruhan
jumlah penduduk Kabupaten.
Tabel 3. 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan Menurut Jenis
Kelamin di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010
No
KecamatanLaki0Laki
(jiwa)Perempuan
(jiwa)Penduduk
(jiwa)Distribusi
(%)1 Kusan Hilir 21.605 21.224 42.829 15,992 Sungai Loban 9.744 9.123 18.867 7,043 Satui 26.028 23.224 49.252 18,384 Angsana 8.558 7.789 16.347 6,105 Kusan Hulu 9.864 9.046 18.910 7,066 Kuranji 3.953 3.605 7.558 2,827 Batulicin 6.924 6.506 13.430 5,018 Karang Bintang 8.365 7.529 15.894 5,939 Simpang Empat 35.689 32.220 67.909 25,35
10 Mantewe 8.956 7.977 16.933 6,32Jumlah 139.686 128.243 267.929 100
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Kepadatan penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan perbandingan
antara jumlah penduduk dengan luas wilayah perencanaan. Kecamatan yang
memiliki kepadatan yang cukup besar adalah Kecamatan Simpang Empat dan
Kecamatan Karang Bintang, dengan rata0rata kepadatan penduduknya sebesar
225 jiwa/km2 untuk kecamatan yang memiliki kepadatan cukup rendah adalah
Kecamatan Kusan Hulu dan Kecamatan Mantewe, rata0rata kepadatan
penduduknya sebesar 12017 jiwa/km2 .
Bab 3 | 18
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Tabel 3. 7 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010
No KecamatanPenduduk (jiwa) Luas
(Km2)Kepadatan(Jiwa/Km2)
1 Kusan Hilir 42.829 401,54 1072 Sungai Loban 18.867 358,41 533 Satui 49.252 876,58 564 Angsana 16.347 151,54 1085 Kusan Hulu 18.910 1.609,39 126 Kuranji 7.558 110,24 697 Batulicin 13.430 127,71 1058 Karang Bintang 15.894 118,02 1359 Simpang Empat 67.909 302,32 22510 Mantewe 16.933 1.011,21 17
Jumlah 267.929 5.066,96 53Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Tabel 3. 8 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010
No KecamatanLuas (Km2)
Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)2006 2007 2008 2009 2010
1 Kusan Hilir 401,54 98 101 126 131 1072 Sungai Loban 358,41 48 48 65 63 533 Satui 876,58 39 40 55 54 564 Kusan Hulu 1.609,39 10 10 16 16 125 Batulicin 127,71 86 92 120 118 105
6Simpang Empat
302,32 191 195 203 220 225
7Karang Bintang
118,03 137 140 189 188 135
8 Mantewe 1.011,21 18 18 26 26 179 Kuranji 110,24 62 64 78 87 69
10 Angsana 151,54 87 89 137 132 108Jumlah 5.066,97 45 46 60 61 53
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Tanah Bumbu rata0rata sebesar 4,92
% per tahun. Berdasarkan angka pertumbuhan penduduk total tersebut, jika
dibandingkan dengan angka pertumbuhan penduduk wilayah kecamatan,
diperoleh angka perbandingan yang signifikan, artinya di beberapa wilayah
kecamatan diperoleh tingkat pertumbuhan penduduknya rendah seperti di
Kecamatan Karang bintang dan Mantewe, sedangkan di beberapa wilayah
kecamatan yang lain tingkat pertumbuhan penduduknya sangat tinggi untuk
Bab 3 | 19
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
ukuran Kabupaten Tanah Bumbu berada di Kecamatan Kusan Hulu, Satui,
Angsana, dan Batulicin. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 9 Kepadatan Penduduk Berdasarkan Kecamatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010
No KecamatanTahun
2006 2007 2008 2009 20101 Kusan Hilir 39.471 40.675 50.634 52.768 42.8292 Sungai Loban 17.061 17.286 23.313 22.705 18.8573 Satui 34.214 34.783 48.209 47.537 49.2524 Kusan Hulu 16.277 16.588 25.489 25.715 18.9105 Batulicin 10.988 11.753 15.290 15.099 13.4306 Simpang Empat 57.821 58.837 61.505 66.607 67.9097 Karang Bintang 16.171 16.532 22.361 22.179 15.8948 Mantewe 17.917 18.219 25.951 26.747 16.9339 Kuranji 6.861 7.106 8.651 9.605 7.558
10 Angsana 13.236 13.547 20.734 20.024 16.347Jumlah 230.017 235.326 302.137 308.986 267.919
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Gambar 3.5Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2005-2010 (%)
2006 2007 2008 2009 20100
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
Kusan Hilir Sungai Loban Satui Kusan Hulu Batulicin
Simpang Empat Karang Bintang Mantewe Kuranji Angsana
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Bab 3 | 20
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
3.3.2 Struktur Penduduk
1. Penduduk berdasarkan sektor usaha
Penduduk menurut lapangan usaha di Kabupaten Tanah Bumbu yang
paling mendominasi adalah sektor usaha primer yaitu pertanian,
pertambangan dan penggalian sebesar 40.840 jiwa sedangkan untuk
sektor usaha tersier perdagangan, angkutan, keuangan dan jasa0jasa
menduduki urutan ke dua terbesar yaitu sebesar 35.185 jiwa sisanya
bekerja bidang sekunder yaitu pada industri, listrik, gas dan kontruksi
sebesar 18.777 jiwa. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 10 Jumlah Penduduk Menurut Sektor Usaha
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010 (Jiwa)
No Sektor UsahaJenis Kelamin
JumlahLaki0laki Perempuan
1 Primer : Pertanian, Pertambangan dan Penggalian 29.117 11.723 40.840
2 Sekunder : Industri, Listrik, Gas, air dakn konstruksi 15.458 3.319 18.777
3Tersier: Perdagangan, Angkutan, keuangan dan jasa0jasa
21.587 13.598 35.185
Tanah Bumbu 66.162 28.640 94.802Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
2. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Untuk penempatan pencari kerja yang terdaftar menurut tingkat pendidikan
dan jenis kelamin yang paling banyak lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas pada Tahun 2009 sebesar 534 jiwa dan sarjana mudasebesar 454
jiwa meningkat dari tahun tahun sebelumnya.
Tabel 3. 11 Jumlah Penduduk Menurut Sektor Usaha
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010 (Jiwa)
No Tingkat Pendidikan Laki0laki Perempuan Jumlah1 Tidak Tamat Sekolah Dasar 6 0 62 Sekolah Dasar 5 0 53 SLTP 5 2 74 SLTA 365 169 5345 Sarjana Muda 133 217 3506 Sarjana Muda 231 223 454
Jumlah 745 611 1.356Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Bab 3 | 21
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
3.4 Kondisi Fasilitas
3.4.1 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Tanah Bumbu sampai Tahun 2007 hingga
Tahun 2010 telah tersedia Sekolah Dasar (SD) Negeri dan swasta sebanyak 194
unit sedangkan Tahun 2010 sebanyak 188 unit, Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Negeri dan swasta Tahun 2010 sebanyak 55 unit, Sekolah Menengah
Atas (SMA) Tahun 2012 sebanyak 12 unit dan Sekolah Menengah kejuruan
(SMK) negeri dan swasta Tahun 2010 sebanyak 11 unit.
Perbandingan Jumlah fasilitas pendidikan agama di Kabupaten Tanah Bumbu
pada Tahun 2010 terjadi peningkatan antara lain di Madrasah Ibtidaiyah Negeri
dan swasta Tahun 2010 12 unit, Madrasah Tsanawiah Negeri dan swasta Tahun
2010 sebanyak 22 unit demikian juga untuk Madrasah Aliyah Negeri dan swasta
Tahun 2010 sebanyak 10 unit.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 12 Jumlah Fasilitas Pendidikan Berdasarkan Kecamatan di
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010
No.
KecamatanTingkat Pendidikan
SD SMP SMA SMKN S N S N S N S
1 Kusan Hilir 35 1 11 1 1 1 1 02 Sungai Loban 19 2 5 0 1 0 1 03 Satui 21 5 8 1 1 1 1 04 Angsana 10 1 3 1 1 0 0 05 Kusan Hulu 17 6 4 0 1 0 0 06 Kuranji 7 0 2 0 0 1 0 07 Batulicin 7 1 2 1 0 0 0 38 Karang Bintang 11 0 3 0 0 1 0 19 Simpang Empat 20 5 2 2 1 1 2 2
10 Mantewe 17 3 9 0 1 0 0 0Jumlah 164 24 49 6 7 5 5 6
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Bab 3 | 22
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
3.4.2 Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan wilayah di Kabupaten Tanah Bumbu telah tersedia ± 11unit
Puskesmas Tahun 2010 sebanyak 14 unit terjadi peningkatan 3 puskesmas
dalam kurun waktu 4 Tahun yang didukung 42 Tahun 2010 sebanyak 21 unit
Puskesmas Pembantu, Posyandu Tahun 2010 sebanyak 176 unit , puskesmas
keliling tahun 2010 sebanyak 12 unit dan Apotek Tahun 2010 sebanyak 11 unit.
Kecamatan Simpang Empat memiliki Rumah Sakit Bersalin 1 unit, dan prasarana
kesehatan lainnya tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Tabel 3. 13 Jumlah Fasilitas Kesehata n Berdasarkan Kecamatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010
No KecamatanJenis Fasilitas
Puskesmas PustuPosyand
uPuskesmas Keliling Apotek
1 Kusan Hilir 2 3 34 1 2
2 Sungai Loban 1 2 19 1 0
3 Satui 1 10 26 1 1
4 Angsana 1 2 10 1 0
5 Kusan Hulu 2 0 21 1 0
6 Kuranji 1 0 6 1 0
7 Batulicin 1 2 7 1 1
8 Karang Bintang 2 2 15 2 0
9 Simpang Empat 2 0 25 2 7
10 Mantewe 1 0 13 1 0
Jumlah 14 21 176 12 11Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
3.4.3 Fasilitas Peribadatan
Sebagian besar penduduk Kabupaten Tanah Bumbu beragama Islam, dan
selebihnya adalah Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Sarana peribadatan yang
ada di Kabupaten Tanah Bumbu antara lain 242 unit Masjid, 433 unit
Musholla/Langgar, 4unit Gereja, dan 35unit Pura. Lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel berikut.
Bab 3 | 23
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Tabel 3. 14 Jumlah Fasilitas Kesehatan Berdasarkan Kecamatan di
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010
No
KecamatanFasilitas Peribadatan
Mesjid Longgar/MusholaGerej
aPura Wihara
1 Angsana 26 35 0 0 02 Simpang Empat 22 56 2 0 03 Batulicin 9 9 0 0 04 Karang Bintang 16 58 0 8 05 Kuranji 9 16 0 4 06 Kusan Hilir 45 46 0 0 07 Kusan Hulu 23 40 0 1 08 Memtewe 30 73 0 0 09 Satui 36 62 2 2 0
10 Sungai Loban 26 38 0 20 0Jumlah 242 433 4 35 0
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
3.4.4 Fasilitas Perdagangan dan Jasa
1. Perdagangan
Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan, Koperasi, dan
Usaha Kecil Menengah Kabupaten Tanah Bumbu selama tahun 2010 telah
menerbitkan 580 Tanda Daftar Perusahaan (TDP), dan 541 Surat Izin
Usaha Perdagangan (SIUP).Terdapat 24 pasar yang tercatat pada Dinas
Tata Bangunan, Pasar dan Kebersihan Kabupaten Tanah Bumbu. Delapan
di antaranya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten, 13 adalah pasar
tradisional yang dikelola swasta dan 2 (dua) pasar swasta yang tersebar di
10 (sepuluh) kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada berikut.
Tabel 3. 15 Jumlah Fasilitas Pasar Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten
Tanah Bumbu Tahun 2010
No. Kecamatan
Jenis Pasar
JumlahPasar Modern Pasar Pemerintah
Pasar Rakyat /
TradisionalPasar Kilat
1 Kusan Hilir 0 1 1 1 32 Sungai Loban 0 1 1 0 23 Satui 0 1 0 0 14 Angsana 0 1 1 0 25 Kusan Hulu 0 2 2 0 4
Bab 3 | 24
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
6 Kuranji 0 0 1 0 17 Batulicin 0 1 0 0 18 Karang Bintang 0 0 2 0 29 Simpang Empat 0 1 3 1 5
10 Mantewe 0 0 4 0 4Tanah Bumbu 0 8 14 2 24
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Tabel 3. 16 Lokasi dan Status Pengelolaan Pasar Tahun 2010
No. Nama PasarLokasi Pasar
Status PasarDesa Kecamatan
1 Pusat Niaga Bersujud Kampung Baru Simpang Empat Pasar Pemerintah2 Bamega Pura Sungai Danau Satui Pasar Pemerintah3 Raya Bersujud Batuah Kusan Hilir Pasar Pemerintah4 Angsana Karang Indah Angsana Pasar Pemerintah5 Teluk Kepayang Teluk Kepayang Kusan Hulu Pasar Desa6 Ampera Tung. Pangeran Simpang Empat Pasar Swasta7 Sabtu Tung. Pangeran Simpang Empat Pasar Desa8 Harian Simpang Sejahtera Simpang Empat Pasar Swasta9 Batulicin Batulicin Batulicin Pasar Pemerintah10 Sungai Loban Sari Mulya Sungai Loban Pasar Pemerintah11 Sebamban Baru Sebamban Baru Sungai Loban Pasar Desa12 Karang Bintang Karang Bintang Karang Bintang Pasar Desa13 Blok A Manunggal Karang Bintang Pasar Desa14 42 Dalam Suka Damai Mantewe Pasar Desa15 42 Luar Mantewe Mantewe Pasar Desa16 Bunati Bunati Angsana Pasar Desa17 Banjar Sari Banjar sari Angsana Pasar Desa18 Binawara Binawara Kusan Hulu Pasar Desa19 Ringkit Karang Mulya Kusan Hulu Pasar Desa20 Emil Baru Emil Baru Mantewe Pasar Desa21 Desa Tujuh Wonorejo Kusan Hulu Pasar Desa22 Sepakat Sepakat Mantewe Pasar Desa23 Pasar Baru Pasar Baru Kusan Hilir Pasar Desa
Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
2. Jasa
Sarana jasa yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu berupa hotel, bank
umum, BPR, penginapan/wisma, dan koperasi. Diantara kelima sarana
jasa tersebut, sarana jasa yang paling banyak ditemukan di Kabupaten
Tanah Bumbu adalah sarana jasa berupa koperasi dengan jumlah
keseluruhan 209 unit dan sudah tersebar di seluruh kecamatan
KabupatenTanah Bumbu. Sementara sarana jasa yang paling sedikit
jumlahnya adalah sarana jasa berupa SPBU yang hanya berjumlah 12 unit.
Bab 3 | 25
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Dilihat dari ketersediaan jenis sarana jasa dimasing-masing kecamatan,
Kecamatan Kuranji merupakan kecamatan yang masing-masing hanya
memiliki 1 (satu) jenis sarana jasa, yaitu sarana jasa berupa koperasi.
Akomodasi adalah tempat orang menginap untuk sementara waktu.
Akomodasi yang dicatat oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Tanah Bumbu adalah hotel, penginapan, wisma dan pondok. Fasilitas
akomodasi yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu mayoritas berlokasi
di Kecamatan Simpang Empat, Satui dan Kusan Hilir. Di antara 42
akomodasi yang terdaftar, ada 6 (enam) hotel kelas bintang yaitu Hotel
Surya, Ebony, Friendship, Putri Duyung Resort, Grand Central dan Satui
Adygraha.
Dengan adanya fasilitas akomodasi yang tersedia, sangat mendukung bagi
kepariwisataan di Kabupaten Tanah Bumbu. Akomodasi menjadi tempat
penginapan bagi wisatawan yang berkunjung ke wilayah ini. Di Kabupaten
Tanah Bumbu sendiri terdapat banyak jenis objek wisata, di antaranya
objek wisata alam berupa pantai Pagatan dan pantai Bunati, objek wisata
alam seperti Cek Dam dan pondok Lesehan, serta objek wisata budaya
seperti Mapparentasi dan makam Pangeran Muhammad Nafis.
Tabel 3. 17 Jumlah Fasilitas Jasa Akomodasi Berdasarkan Kecamatan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010
No. KecamatanHotel Penginapa
nSPBU
Koperasi PrimerBintang Melati
1 Kusan Hilir 1 0 8 1 132 Sungai Loban 0 0 0 2 173 Satui 1 6 7 2 564 Angsana 0 0 0 1 125 Kusan Hulu 0 0 0 1 116 Kuranji 0 0 0 0 37 Batulicin 3 1 0 2 178 Simpang Empat 1 11 3 3 549 Karang Bintang 0 0 0 0 1110 Mantewe 0 0 0 0 15
Tanah Bumbu 6 18 18 12 209Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Bab 3 | 26
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Tabel 3. 18 Jumlah Fasilitas Perbankan
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010
No. Nama Bank Lokasi Kecamatan Kepemilikan1. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
a. Kantor Cabang Simpang Empat Pemerintah (BUMN)
b. Kantor UnitSimpang Empat, Satui, Kusan Hilir, Sei Loban
Pemerintah (BUMN)
2. Bank Negara Indonesia (BNI) 46 Simpang Empat Pemerintah (BUMN)
3.Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kalsel
Simpang Empat, Satui,Kusan Hilir
Pemerintah Derah
4. Bank Mandiri Simpang Empat Pemerintah (BUMN)5. Bank Syariah Mandiri Simpang Empat Swasta6. Bank Danamon Simpang Empat Swasta7. Bank Mega Simpang Empat Swasta8. Bank Tabungan Negara (BTN) Simpang Empat Pemerintah (BUMN)
Jumlah Bank 14 unitSumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
3.5 Kondisi Utilitas
3.5.1 Sistem Drainase
Kondisi sistem drainase di Kabupaten Tanah Bumbu sangat bervariasi dan
sebagian besar masih memanfaatkan sungai yang melintasi daerah permukiman.
Prasarana lingkungan saluran drainase di Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari:
saluran primer (saluran alam seperti sungai yangadadi sekitar kota/pusat-pusat
kecamatan); saluran sekunder (saluran buatan berukuran besar, seperti irigasi);
saluran tersier dan kuarter (saluran buatan, seperti drainase jalan, permukiman,
saluran irigasi cacing).
Saluran drainase sekunder dan tersier pada umumnya sudah mengalami
kerusakan, tidak terawat, banyak sampah sehingga air tidak dapat mengalir
(tergenang). selain itu terdapat juga beberapa daerah permukiman yang
dibangun di atas saluran drainase dan sempadan sungai. Hal ini juga dapat
mengakibatkan tidak berfungsinya drainase sebagai penyalur air sehingga pada
saat musim hujan air yang tidak tertampung drainase meluap dan menimbulkan
banjir.
Saluran drainase yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu yang merupakan saluran
primer yaitu Sungai Cengal dan Sungai Batulicin yang juga berkaitan erat
dengan saluran drainase air hujan di Kota Batulicin, sedangkan saluran drainase
Bab 3 | 27
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
sekunder berupa irigasi. Sedangkan saluran drainase tersier Kabupaten Tanah
Bumbu belum disemua lingkungan perumahan ada dan disekitar jalan-jalan
yang ada di setiap Kecamatan.
Di Kota Batulicin sistem drainase pada umumnya mengikuti pola jaringan jalan,
dimana arah aliran dari sebelah barat menuju timur mengikuti kemiringan lahan.
Sebagian saluran drainase yangada masih terbuat dari konstruksi tanah,
sedangkan saluran dengan konstruksi beton/bata tertutup masih terbatas pada
daerah pusat kota terutama sekitar terminaldan pertokoan/pasar. Hanya
beberapa jalan utama yang dilengkapi dengan streetinlet. Pada beberapa ruas
jalan saluran drainase kurang terpelihara dan banyak tersumbat oleh sampah
yang menimbun di sekitar saluran. Hal ini sangat mengganggu kapasitas dan
fungsi saluran di musim hujan.
3.5.2 Sistem Prasarana Air Bersih
Pemakaian air bersih merupakan kebutuhan pokok yang harus dikonsumsi
penduduk secara rutin guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Baik
buruknya pelayanan air bersih akan sangat bergantung pada ketersediaan bahan
baku air untuk pengolahan lebih lanjut. Hingga saat ini sumber bahan baku air
yang tersedia untuk diolah dan dijadikan air bersih, pada umumnya diambil dari
sumber Mata Air dan tadah air hujan. Sistem penyediaan air bersih di wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari sistem perpipaan dari PDAM dan non-
perpipaan. Sistem perpipaan melayani bagian wilayah perkotaan. Sistem
penyediaan air bersih di Kabupaten Tanah Bumbu dilayani oleh PDAM Tanah
Bumbu dan hanya sebagian kecil wilayah yang terlayani. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan air bersih, PDAM menyalurkan kebutuhan air bersih
masyarakat Kabupaten Tanah Bumbu melalui tiga IKK (IKK Pagatan, Batulicin
dan Sei Danau). Jumlah pelanggan PDAM Tahun 2010 adalah 4.943 pelanggan
dengan presentase 8,40 %
Kondisi yang sama dengan tren pelanggan PLN, jumlah pelanggan air bersih dari
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Bumbu selama Tahun
2010 mengalami peningkatan. Di bulan Januari tercatat ada 4.012 pelanggan
Bab 3 | 28
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
PDAM dan terus mengalami penurunan sampai bulan Desember menjadi 4.943
pelanggan.
Tabel 3. 19 Jumlah Pelanggan PDAM Berdasarkan Kecamatan
No.
Kecamatan Pelanggan AktifPelanggan Tidak
AktifPresentase KK Terlayani
1 Kusan Hilir 1.652 11 16,372 Sungai Loban 0 0 03 Satui 817 28 8,574 Angsana 0 0 05 Kusan Hulu 0 0 06 Kuranji 0 0 07 Batulicin 150 20 4,978 Simpang Empat 2.187 113 17,849 Karang Bintang 137 0 3,21
10 Mantewe 0 0 0Tanah Bumbu 4.943 172 8,4
Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Jumlah pelanggan PDAM yang paling mendominasi yaitu jenis konsumen Non
Niaga A dengan penjualan 921.615 M3 dan pelanngan yang sedikit menggunkan
pelangan PDAM yaitu jenis konsumen industri kecil dengan penjualan 799 m3.
Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabell berikut.
Tabel 3. 20 Jumlah Pelanggan PDAM dan Volume yang Terjual Menurut
Jenis Konsumen Tahun 2010
No. Jenis Konsumen PelangganPenjualan
(M3)1 Kran Umum 14 15.3652 Sosial 48 20.9763 Non Niaga A 3642 921.6154 Niaga Umum Kecil 783 248.7275 Niaga Umum Besar 405 108.9166 Non Niaga C 42 91.0787 Industri Kecil 4 7998 Industri Besar 5 1.8829 Niaga Pelabuhan 0 0
Jumlah 4.943 1.409.358Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Jaringan air bersih di Kabupaten Tanah Bumbu antara lain: :
1. Sumber mata air (SMA) meliputi : Sungai Martapura di Kabupaten Banjar,
Sungai Cengal di Kabupaten Kotabaru, Sungai Cantung di Kabupaten
Bab 3 | 29
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Kotabaru, Sungai Sungai Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu, Sungai
Kusan di Kabupaten Tanah Bumbu), Sungai Satui di Kabupaten Tanah
Bumbu, Negara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan), Tapin di Kabupaten
Tapin;
2. Saluran air baku (SAB) nasional meliputi : SAB PDAM Bandarmasih di
Kota Banjarmasin, Intan di Kabupaten Banjar, Tapin di Kabupaten Tapin,
Hulu Sungai Selatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai
Tengah di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara di
Kabupaten Hulu Sungai Utara, Balangan di Kabupaten Balangan, Tabalong
di Kabupaten Tabalong, Tanah Bumbu di Kabupaten Tanah Bumbu,
Kotabaru di Kabupaten Kotabaru, Tanah Laut di Kabupaten Tanah Laut,
Barito Kuala di Kabupaten Barito Kuala;
3. Jaringan sumber daya air untuk kebutuhan air baku industri untuk
mendukung kawasan industri yang bersifat strategis yaitu sungai Barito,
Sungai Martapura, Sungai Batulicin di Kabupaten Tanah Bumbu.
4. Jaringan air baku untuk kebutuhan air minum, yaitu jaringan air baku
adalah Waduk Riam Kanan di Kabupaten Banjar, Sungai Batulicin di
Kabupaten Tanah Bumbu untuk keperluan kawasan perkotaan.
Adapun secara sebaran masing-masing kecamatan , sistem jaringan air minum
di Kabupaten Tanah Bumbu memiliki beberapa sumber pelayanan seperti: :
1. Pelayanan air minum dengan menggunakan PDAM terdapat di Kecamatan
Kusan Hilir, karang Bintang, Simpang Empat, Batulicin, Satui
2. Pelayanan air minum dengan menggunakan mata air terdapat di
Kecamatan Simpang Empat;
3. Pelayanan air minum dengan menggunakan sumur bor terdapat di seluruh
kecamatan.
3.5.3 Sistem Prasarana Air Limbah
Air limbah secara umum terbagi kedalam dua kelompok, yaitu limbah domestik
dan limbah industri. Air limbah domestik atau dari kegiatan rumah tangga ini ada
dua macam, pertama adalah air limbah bekas mandi dan cuci, kedua adalah
limbah kakus atau human waste. Air limbah yang dominan dewasa ini adalah air
Bab 3 | 30
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
limbah domestik, yang terdiri atas air limbah bekas cuci dan mandi, serta air
limbah faecal atau tinja. Untuk air limbah bekas cuci dan mandi akan
dibuang/disalurkan ke saluran-saluran yang ada di sekitar perumahan; untuk
waktu yang akan datang perlu dikelola agar tidak langsung dialirkan ke saluran
alam, tetapi ditampung terlebih dahulu dalam tempat resapan. Sementara untuk
limbah faecal diterapkan teknologi tangki septik (septic tank) secara individual
rumah ataupun secara komunal terbatas pada komplek-komplek perumahan
yang terencana. Pada saat ini Kabupaten Tanah Bumbu belum memiliki instalasi
pengolahan limbah tinja (IPLT).
Besarnya timbulan air limbah bergantung dari banyaknya jumlah penduduk,
semakin banyak penduduk semakin besar timbulan air limbah yang dihasilkan.
Berdasarkan jumlah penduduk tahun 2007, besarnya timbulan air kotor/limbah
yang dihasilkan adalah 35.837.712 liter/org/hari. Asumsi yang dihasilkan untuk
menghitung besarnya timbulan air limbah adalah 20% (0,2) dari air bersih yang
dibutuhkan setiap orang.Untuk lebih jelasnya banyaknya air limbah yang
dihasilkan oleh penduduk setiap kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 21 Timbulan Air Limbah Per Kecamatan di Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2010
No KecamatanJumlah
Penduduk(Jiwa)
Air Bersih120ltr/org/hr
AirKotor20% Air Bersih
1 Kusan Hilir 42.829 5.139.480 1.027.8962 Sungai Loban 18.867 2.264.040 452.8083 Satui 49.252 5.910.240 1.182.0484 Angsana 16.347 1.961.640 392.3285 Kusan Hulu 18.910 2.269.200 453.840
6 Kuranji 7.558 906.960 181.392
7 Batulicin 13.430 1.611.600 322.3208 Karang Bintang 15.894 1.907.280 381.4569 Simpang Empat 67.909 8.149.080 1.629.816
10 Mantewe 16.933 2.031.960 406.392Jumlah 267.929 32.151.480 6.430.296
Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Bab 3 | 31
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
3.5.4 Sistem Persampahan
Sesuai dengan Undang-undang No.18 tahun 2008, yang menyatakan bahwa
masalah pengelolaan sanitasi pada umumnya termasuk pengelolaan
persampahan pada khususnya, merupakan masalah yang telah dilimpahkan
pada Pemerintah Daerah. Sampah merupakan suatu sisa dari berbagai kegitan
yang dilakukan oleh penduduk pada suatu wilayah. Sampah tidak dapat
dihindarkan dari kegiatan penduduk, tetapi hal yang lebih penting adalah
bagaimana pengelolaan sampah tersebut dilakukan sehingga tidak mengganggu
kesehatan dan kebersihan. Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
1. Pengumpulan sampah dilakukan langsung oleh penduduk, kemudian
sampah tersebut dibakar, ditimbun, atau dibuang langsung ke tempat
sampah.
2. Pembuangan sampah dikumpulkan di tempat sampah di pekarangan
rumah, lalu diangkut oleh petugas sampah ke TPS. Selanjutnya dari tempat
pembuangan sampah sementara diangkut dan dibuang pada lokasi
TPA/TPSA.
Penanganan sampah dapat dilakukan dengan cara:
1. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah;
2. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu;
3. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan/atau dari
tempat penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir;
4. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah;
5. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
Bab 3 | 32
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Sampah Kabupaten Tanah Bumbu berasal dari berbagai sumber seperti dari
perumahan, pasar, rumah sakit, tempat-tempat umum, dan industri. Sampah
organik dan rumah tangga mendominasi komposisi sampah yang dihasilkan di
Kabupaten Tanah Bumbu.
Selain dari partisipasi masyarakat di Kabupaten yang besar dalam pengelolaan
sampah, saat ini TPA yang ada masih mampu menampung sampah yang ada.
Daerah pelayanan kebersihan dari Dinas Kimpraswil Kabupaten Tanah Bumbu
sampai saat ini belum melayani seluruh wilayahnya. Bagi wilayah kependudukan
yang belum terlayani oleh Dinas Kimpraswil Kabupaten Tanah Bumbu, maka
umumnya penduduk membersihkan sampah dengan cara menimbun dan
membakar sampah
Tabel 3. 22 Sistem Pengelolaan Sampah
Untuk penanganan sampah di Kabupaten Tanah Bumbu, bentuk pengelolaan
sampah yang dilaksanakan oleh dinas meliputi penyapuan jalan utama,
pertokoan, pembersihan saluran-saluran di sepanjang jalan utama, dan
penanganan sebagian permukiman. Pelayanan yang dilakukan untuk daerah
Bab 3 | 33
Sumber Sampah Pewadahan Pengumpulan Pemindahan Pengangkutan Pembuangan
Akhir
Permukiman
Perkantoran
Perdagangan
Industri/Pabrik
Jalan
Semi Komunal
Individual
Individual
Komunal Individual
Komunal
Individual
Tempat
Sampah Kontainer
Bak Sampah Gerobak
Sampah Gerobak
Sampah Gerobak
Sampah
Gerobak Sampah
Transfer Depo Kontainer/TPS
Transfer Depo
Truk
Dump Truck
TPA
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
permukiman hanya meliputi pengangkutan dan pembuangan akhir, dimana
pengumpulan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat setempat.
Sistem jaringan persampahan, yaitu:
1. Pengelolaan sampah di kelola oleh Kabupaten Dinas Tata Bangunan
Kebersihan dan Pasar Kabupaten Tanah Bumbu;
2. Penyediaan fasilitas pemilahan sampah pada kawasan permukiman,
kawasan komersial, kawasan industri, kawasan khusus, fasilitas umum,
fasilitas sosial, dan fasilitas lainnya wajib menyediakan fasilitas pemilahan
sampah dengan menerapkan prinsip 3 R;
3. Keberadaan lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah terdapat di
Kecamatan Simpang Empat .
4. Pengembangan lokasi Tempat Pemrosesan Sampah Terpadu (TPST)
terdapat di seluruh kawasan perkotaan pada setiap kecamatan, meliputi :
Kecamatan Satui, Kecamatan Khusan Hilir dan Simpang Empat.
3.5.5 Sistem Jaringan Listrik
Selama Tahun 2010 setiap bulannya pelanggan listrik PLN selalu meningkat.
Pada bulan Januari jumlah pelanggan listrik sebanyak 34.653pelanggan
meningkat hingga mencapai 40.336 pelanggan pada akhir Desember 2010. Ini
disebabkan banyaknya permintaan pemasangan / instalasi listrik baru pada
rumah dan atau bangunan. Namun demikian ternyata di Kabupaten Tanah
Bumbu masih sering terjadi pemadaman bergilir. Hal ini disebabkan pasokan
daya yang tersedia tidak mencukupi permintaan listrik di masyarakat. Padahal
permintaan instalasi listrik diperkirakan masih akan bertambah seiring pula
pertambahan jumlah rumahtangga.
Jumlah pelanggan PLN terbanyak ada di Kecamatan Simpang Empat, yakni
sebanyak 9.806 pelanggan. Sedangkan di Kecamatan Kuranji hanya terdapat
1.009 pelanggan. Jika dilihat dari jenisnya, maka pelanggan PLN terbanyak
adalah dari rumahtangga yang mencapai 36.717 pelanggan, selebihnya adalah
untuk usaha sebanyak 2.396 pelanggan, 1.216 untuk sosial dan 7 adalah
pelanggan industri.
Bab 3 | 34
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Tabel 3. 23 Jumlah Pelanggan PLN Berdasarkan Kecamatan
No. Kecamatan Pelanggan AktifPelanggan Tidak Aktif
Presentase KK Terlayani
1 Kusan Hilir 1.652 11 16,372 Sungai Loban 0 0 03 Satui 817 28 8,574 Angsana 0 0 05 Kusan Hulu 0 0 06 Kuranji 0 0 07 Batulicin 150 20 4,978 Simpang Empat 2.187 113 17,849 Karang Bintang 137 0 3,2110 Mantewe 0 0 0
Tanah Bumbu 4.943 172 51Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Jumlah pelanggan PLN yang paling banyak menggunkan listrik jenis tarif rumah
tangga daya tersambung 28.650.750 VA dengan KWH terjual 57.425.230 KwH.
Jumlah Pelanggan Industri dibandingkan dengan jenis tarif yang lain yang paling
sedikit yaitu daya tampung 259.900 VA dan KwH terjual 790.814 KwH
Tabel 3. 24 Jumlah Pelangga PLN Daya Bersaing dan KWH Terjual
Menurut Jenis Tarif Tahun 2010
No. Jenis TarifJumlah
Pelanggan
Daya Tersambung
KWH Terjual
(VA) (KwH)1 Rumah Tangga 36.717 28.650.750 57.425.2302 Usaha 2.396 6.976.900 13.296.8403 Industri 7 259.900 790.8144 Sosial 1.216 2.782.845 8.104.715
Jumlah 40.336 38.670.395 79.617.599Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Meningkatnya pembangunan terutama industri, maka permintaan tenaga listrik
juga menjadi meningkat oleh sebab itu uapaya memenuhi kebutuhan listrik perlu
mendapat perhatian dengan memanfaatkan bahan mineral sebagai sumber
utama yang dapat menghasilkan energi listrik.
Sumber listrik di Kabupaten Tanah Bumbu dilayani oleh 3 buah PLTD, yaitu:
1. PLTD Pagatan 850 kw (Kec. Kusan Hilir)
Bab 3 | 35
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
2. PLTD Lasung 40 kw (Kec. Kuranji)
3. PLTD Sei Danau (Kec. Sungai Loban)
Untuk keberadaan jaringan transmisi tenaga listrik pada Gardu Induk (GI) di
Kabupaten Tanah Bumbu masih menggunakan Gardu Induk di Batulicin yakni G.I
Batulicin. Sedangkan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)/SUTET yang
melintasi Kabupaten Tanah Bumbu merupakan bagian dari Sistem Batulicin.
3.5.6 Prasarana Telekomunikasi
Kebutuhan akan telekomunikasi dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan
dengan peningkatan laju pembangunan. Pelayanan sistem komunikasi di
Kabupaten Tanah Bumbu dilayani oleh sistem prasarana pos dan
telekomunikasi. Pengelolaan sektor pos dilakukan oleh PT Pos Indonesia,
sedangkan pengelolaan sektor telekomunikasi dilakukan oleh PT. Telkom
Kabupaten Tanah Bumbu.
Bentuk pelayanan PT .Pos Indonesia di Kabupaten Tanah Bumbu adalah dalam
bentuk Kantor Pos dan Pos Keliling beserta jaringannya untuk menjangkau
seluruh Kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Bumbu. Sedangkan PT.
Telkom memberikan pelayanan dalam bentuk jaringan telepon yang terdiri dari
telepon rumah, telepon umum, dan warung telekomunikasi/kios telepon.
Pengiriman surat melaui pos di Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu, berdasarkan
data Tahun 2010 tercatan sebanyak ± 39.182 pucuk surat kilat khusus, ± 2.267
pucuk surat biasa, ± 2.839 pucuk surat kilat dan 5 pucuk surat tercatat.
PT. TELKOM Batulicin mencatat jumlah pelanggan telepon rumah yang terdaftar
di area sentral Batulicin sebanyak 79 dan di area sentral Pagatan sebanyak
41pelanggan. Jumlah pelanggan di area sentral Satui dicatat oleh PT Telkom
Pelaihari yaitu sebanyak 61 pelanggan.
Untuk mendukung perkembangan Telekomunikasi di Kabupaten Tanah Bumbu
PT. Telkom telah melakukan pembangunan yaitu dengan memperlancar arus
informasi serta memperluas jangkauan jasa telekomunikasi ke seluruh pelosok
daerah. Tuujuannya adalah untuk meningkatakan kemampuan, efisiensi dan
keandalan dalam memberi jasa telekomunikasi dan informasi kepada masyarakat
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
Bab 3 | 36
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Sistem jaringan telekomunikasi terdiri dari sistem jaringan kabel dan sistem
jaringan nirkabel. Sistem jaringan nirkabel berupa pengembangan menara
telekomunikasi yang meliputi seluruh kecamatan dengan penggunaan tower
bersama.
Tabel 3. 25 Jumlah Telepon Rumah Menurut Kantor Sentral Tahun 2010
No.
Kantor SentralJumlah
Pelanggan1 Batulicin] 792 Pagatan 413 Satui 16
Jumlah 1362009 5.310
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
3.5.7 Sistem Prasarana Irigasi
Jaringan saluran irigasi nasional, terdiri dari saluran irigasi primer di Kabupaten
Tanah Bumbu berada di Daerah Irigasi (D.I) Batulicin. Daerah irigasi rawa di di
Kecamatan Kusan Hilir dengan rehabilitasi, pemeliharaan dan peningkatan
jaringan irigasi yang ada dan pengembangan daerah irigasi teknis dan
sederhana yang diarahkan untuk mendukung ketahanan pangan dan
pengolahan lahan pertanian berkelanjutan dengan membatasi konversi alih
fungsi sawah irigasi teknis dan setengah teknis menjadi kegiatan budidaya
lainnya.
3.6 Sistem Prasarana Transportasi
3.6.1 Jaringan Jalan
Panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2010 adalah ± 1.425.490 m,
dengan rincian ± 118.000 m merupakan Jalan Propinsi dan ± 1.306.690 m
merupakan Jalan Kabupaten.
Tabel 3. 26 Panjang Jalan Menurut Status Jalan Tahun 2009 (m)
Bab 3 | 37
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
No. Jenis KonsumenStatus Jalan
JumlahNasional Provinsi Kabupaten
1 Kran Umum 0 26.250 101.160 127.4102 Sosial 0 26.150 195.100 221.2503 Non Niaga A 0 21.850 116.100 137.9504 Niaga Umum Kecil 0 14.200 170.150 184.3505 Niaga Umum Besar 0 0 126.080 126.0806 Non Niaga C 0 0 126.400 126.4007 Industri Kecil 24,51 6.500 48.720 55.2208 Industri Besar 45,08 23.850 111.380 135.2309 Niaga Pelabuhan 0 0 133.300 133.300
Jumlah 0 0 178.300 178.30069,59 118.800 1.306.690 1.425.490
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
3.6.2 Kondisi Jalan
Keadaan Tahun 2010, jalan yang diaspal sepanjang 384,368 km; jalan kerikil
sepanjang 618,452 km dan jalan tanah sepanjang 423,210 km. Dari keseluruhan
panjang jalan di Kabupaten Tanah Bumbu, 300,123 km berkondisi baik; 368,995
km berkondisi sedang, 462,602 km berkondisi rusak dan 294,31 km berkondisi
rusak berat. Jalan dengan kondisi rusak berat terpanjang adalah berstatus jalan
kabupaten sepanjang 264,510 km. Jika dipersentasekan maka jalan rusak dan
rusak yang melintasi Kabupaten Tanah Bumbu adalah sebesar 53,08 persen.
Dengan melihat keadaan seperti ini, sudah selayaknya di masa mendatang
pembenahan di bidang infrastruktur jalan menjadi prioritas. Diharapkan dengan
baiknya jalan akan memperlancar aktifitas perekonomian baik hubungan
Banjarmasin sebagai pusat perekonomian Propinsi Kalimantan Selatan dengan
Batulicin, maupun antara Batulicin sebagai pusat perekonomian Kabupaten
Tanah Bumbu dengan kecamatan lainnya.
Jika jalan dipisahkan oleh sungai atau aliran air lainnya maka untuk
menghubungkan jalan tersebut diperlukan jembatan. Pulau Kalimantan dikenal
dengan banyaknya sungai, sehingga tidak heran di Kabupaten Tanah Bumbu ini
terdapat banyak jembatan, yang mencapai 622 buah. Dari jumlah itu, ada
sebanyak 73 jembatan dengan konstruksi beton, 11 jembatan besi, 227 jembatan
kayu serta 311 jembatan selain ketiga jenis tersebut. Jumlah jembatan terbanyak
Bab 3 | 38
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
terpasang di Kecamatan Satui dengan jumlah 112 buah jembatan. Sebaliknya
Kecamatan Batulicin hanya memiliki 26 buah jembatan.
Tabel 3. 27 Panjang Jalan Kabupaten Menurut Jenis Permukaan Tahun
2010 (m)
No.
KecamatanJenis Permukaan Jalan
JumlahAspal Kerikil Tanah
1 Kusan Hilir 51.910 41.950 7.300 101.1602 Sungai Loban 43.279 63.021 88.800 195.1003 Satui 33.600 27.600 54.900 116.1004 Angsana 22.685 46.865 100.600 170.1505 Kusan Hulu 15.926 81.874 28.280 126.0806 Kuranji 0 43.750 82.650 126.4007 Batulicin 26.756 18.204 4.300 49.2608 Simpang Empat 66.697 40.553 4.130 111.380
9 Karang Bintang 10.900101.10
021.300 133.300
10 Mantewe 16.300144.55
017.450 178.300
Tanah Bumbu 288.053609.46
7409.710 1.307.230
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
3.6.3 Jaringan Jalan Nasional
Jaringan jalan nasional di Provinsi Kalimantan Selatan sampai dengan Tahun
2009 adalah sepanjang 877,44 km dan dalam kondisi baik pada Kabupaten
Tanah Bumbu sebagaimana terlihat pada berikut.
Tabel 3. 28 Jaringan Jalan Nasional di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun
2009
No. Nomor Ruas Nama RuasPanjang
Ruas1 036 Pagatan – Batulicin 25,50
2 039 1Kintap - Ds. Sungai Cuka (Bts.Kab. Tanah Bumbu)
22,00
3 039 2Ds. Sungai Cuka (Bts.Kab. Tanah Bumbu) – Sebamban
47,40
Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Bab 3 | 39
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Selain jalan nasional tersebut di atas juga diusulkan rencana tambahan ruas
jalan nasional sepanjang 241,63 km sehingga seluruh panjang nasional 1.119,07
km sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 29 Usulan Rencana Tambahan Ruas Jalan Nasional Kabupaten
Tanah Bumbu
No. Nomor Ruas Nama RuasPanjang
Ruas1 048 Batulicin – Lumpangi 135,552 051 Liang Anggang – Trisakti 22,503 051 11 K Jl. Sutoyo S. (Banjarmasin) 3,794 051 12 K Jl. R. Suprapto (Banjarmasin) 0,965 064 Margasari – Marabahan 23,706 066 Handil Bakti – KM 17 26,307 015 3 Pelaihari – Gunung Kayangan 38 003 3 Mataraman – Sungai Ulin 16,009 001 17 K Jl. Belitung (Banjarmasin) 2,83
10 001 20 K Jl. Gatot Subroto – Banua Hanyar – Bundaran Kayu Tangi
7,00
Jumlah rencana tambahan ruas jalan nasional 241,63Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Tabel 3. 30 Fungsi dan Kelas Jalan Nasional di Kabupaten Tanah Bumbu
Tahun 2009
No RuasFungsi/Status
PanjangTotal (km) Kelas Jalan
1 Pagatan - Batulicin K-1 N 24,51 III A2 Batulicin - Sei Kupang K-1 N 45,08 III B
Total Jalan Nasional 864,07Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
3.6.4 Jaringan Jalan Provinsi
Jaringan jalan provinsi adalah sepanjang 703,22 km yang terdiri dari jaringan
jalan kolektor K-2 sepanjang 614,91 km yang terbagi atas ruas Pulau Laut :
Berangas - Kotabaru - Sebelimbing - Mekar Putih, Marabahan - Anjir Pasar,
Trisakti – Lianganggang, Banjarmasin – Martapura, Banjarbaru - Bati – Bati,
Rantau - Muara Muning - Margasari - Banua Anyar, Kandangan - Pd. Batung -
Lumpangi - Loksado – Batulicin, Kandangan - Balimau - Mr. Muning,
Kandangan - Negara - Tumbakan Banyu, Amuntai - Lampihong – Paringin,
Tanjung – Dahai, Pelaihari – Takisung sedangkan jaringan jalan kolektor K-3
Bab 3 | 40
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
sepanjang 88,31 km yang terbagi dari ruas Pelaihari – Batakan dan Tanjung –
Muara Uya sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 31 Jaringan Jalan Provinsi di Kabupaten Tanah Bumbu (Jalan
Kolektor Primer/K-2 dan K-3)
No. No. Ruas Nama RuasPanjang Ruas
(km)vii. Kandangan - Pd. Batung - Lumpangi - Loksado – Batulicin 173,16
1 018.11K Jl. Antasari (Kandangan ) 0,302 018.12K Jl. Sutoyo (Kandangan) 0,303 018.13K Jl. Hasan Basri (Kandangan) 1,204 018 Kandangan - Pd Batung 4,125 044 Padang Batung - Lumpangi - Loksado 31,746 048 Lumpangi - Batu Licin 135,50
Panjang Ruas Jalan Provinsi (K-2) + (K-3) 703,22Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
3.6.5 Jaringan Jalan Provinsi
Jaringan Jalan Kabupaten di dalam Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari :
1. Arteri sekunder akses jalan lingkar Batulicin meliputi Sepunggur - gunung
Tinggi - Kersik Putih, batulicin, sarigadung, sungai dua
2. Arteri sekunder akses jalan lingkar satui meliputi Sungai Cuka – Makmur
Mulya – Sungai Danau – Sinar Bulan;
3. Kolektor primer meliputi Sepunggur – Saring Sungai Bumbu – Saring
Sungai Binjai – Pulau Tanjung Salim muran – Harapan Jaya.
4. Kolektor primer meliputi Salimuran-Pulau Salak;
5. Kolektor primer meliputi Salimuran – Baru Telang;
6. Kolektor primer meliputi Harapan Jaya – Ringkit – Kuranji.
3.7 Kondisi Sarana Transportasi
3.7.1 Angkutan Umum
Angkutan umum yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu terdiri dari angkutan
umum paratransit (non trayek) dan angkutan umum masstransit (trayek). Adalah
sebagai berikut:
Bab 3 | 41
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
1. Ojeg
Selain angkutan umum, ojeg sangat berperan penting dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat di Wilayah Kabupaten Tanah Bumbu. Jumlah ojeg
yang terdapat di Kecamatan Batulicin adalah tertinggi di Kabupaten Tanah
Bumbu.Hal ini berarti bahwa kepemilikan kendaraan pribadi sangat rendah.
Penduduk di Kecamatan Batulicin menggunakan jasa pelayanan ojeg
dalam melakukan rutinitasnya, karena tidak semua desa terjangkau oleh
angkutan umum. Bagi penduduk desa-desa yang tidak terlayanai angkutan
umum, mereka harus rela mengeluarkan ongkos yang relatif lebih besar
dibandingkan dengan penduduk yang menggunakan angkutan umum.
2. Angkutan Umum
Alat transportasi yang terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu adalah
angkutan umum berupa bus dengan trayek yang berbeda-beda. Berikut
adalah banyaknya trayek angkutan umum bus yang beroperasi di
Kabupaten Tanah Bumbu.
Tabel 3. 32 Jumlah Trayek AKDP di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2009
No.Urut
KodeTraye
kLintasan Trayek
Plafon Bus UmumYang Dialokasikan
Realisasi
BerjadwalTidak
BerjadwalBerjadwal
TidakBerjadwal
1 AK. 12 B. Masin (KM. 6) - Batulicin, PP. 50 300 42 253
2 AK. 20 Barabai - Martapura (Cempaka) - Batulicin,PP. 30 300 - 201
3 AK. 50 Batu Licin - Tarjun, PP. - 50 - -4 AK. 51 Batu Licin - Serongga, PP. - 50 - -5 AK. 52 Batu Licin - Sungai Kupang,
PP.- 50 - -
6 AK. 53 Batu Licin - Gunung Batu Besar, PP.
- 50 - -
7 AK. 54 Batu Licin - Sengayam, PP. - 50 - 28 AK. 55 Batu Licin - Sei Durian, PP. - 50 - 39 AK. 56 Batu Licin - Hampang, PP. - 50 - -
10 AK. 57 Batu Licin - Pantai, PP. - 50 - -11 AK. 58 Batu Licin - Bakau, PP. - 50 - -12 AK. 59 Batu Licin - Tanjung Batu, PP. - 50 - -13 AK. 60 Batu Licin - Tanjung
Samalantakan, PP.- 50 - -
14 AK. 61 Batu Licin - Sampanahan, PP. - 50 - -
Bab 3 | 42
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
No.Urut
KodeTraye
k Lintasan Trayek
Plafon Bus UmumYang Dialokasikan
Realisasi
BerjadwalTidak
BerjadwalBerjadwal
TidakBerjadwal
15 AK. 62 Batu Licin - Geronggang, PP. - 50 - -16 AK. 63 B. Masin (KM. 6) - Kelampayan,
PP.- 50 - -
Jumlah 311 7.127 65 2.757Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Selain trayek AKDP tersebut peralihan antar moda dilayani dengan angkota kota
maupun angkutan pedesaan. Pelayanan angkutan umum angkutan kota dan
angkutan perdesaan di Kabupaten Tanah Bumbu belum mencakup seluruh
kecamatan. rata-rata kapasitas angkutan umum 14-15 orang per satu mobil.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 33 Jumlah Angkutan Kota dan Perdesaan di Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2010
No. Trayek Jumlah Armada Angkutan (unit)
Jenis Kendaraan Jenis Trayek
1 Sungai Danau – Batulicin 10 Colt L300 / Carry Angkutan Antar Kota2 Pagatan – Batulicin 58 Mikrolet Angkutan Kota3 Karang Bintang – Batulicin 17 Pick Up Angkutan Perdesaan4 Blok A – Batulicin 30 Pick Up Angkutan Perdesaan5 42 – Batulicin 15 Pick Up Angkutan Perdesaan6 Pagatan – Sei Loban 8 Pick Up Angkutan Perdesaan7 Lasung– Pagatan 10 Pick Up Angkutan Perdesaan8 Tl Kepayang - Batulicin 10 Pick Up Angkutan Perdesaan9 Batulicin – Sungai Kecil 108 Mikrolet Angkutan Kota
10 Sarigadung – Sungai Kecil 40 Mikrolet Angkutan KotaSumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Tabel 3. 34 Jumlah Angkutan Antar Kota/Kabupaten di Kabupaten Tanah
Bumbu Tahun 2010
No.
TrayekJumlah Armada
Angkutan
Jenis Kendaraan
Wilayah Rute Angkutan
1 Banjarmasin – Batulicin 115 L3005 Bus
Colt L300, Bus
Bati2, Plaihari, Asam2, Kintap, Satui, Angsana, Sei Loban, Pagatan
2 Grogot – Batulicin 20 Colt L300 Pamukan Hulu, Hampang, Cantung, Serongga
3 Kandangan – Batulicin 10 Colt L300 Mantewe, Blok A4 Sungai Durian – Batulicin - Colt L300 Cantung, Serongga5 Sampanahan – Batulicin - Colt L300 Cantung, Serongga6 Geronggang – Batulicin 14 Colt L300 Sei Durian, Cantung, Serongga
Bab 3 | 43
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
No.
TrayekJumlah Armada
Angkutan
Jenis Kendaraan
Wilayah Rute Angkutan
7 Banian – Batulicin 17 Colt L300 Cantung, Serongga8 Malangkayan – Batulicin - Colt L300 Cantung, Serongga9 Tarjun – Batulicin 5 Pick Up Serongga
10 Cantung – Serongga – Batulicin
30 Pick Up Cantung, Serongga
11 Banjarmasin – Batulicin – Grogot
3 Bus Damri Bati2, Plaihari, Asam2, Kintap, Satui, Angsana, Sei Loban, Pagatan, Batulicin, Serongga, Cantung, Hampang, Pamukan Hulu
12 Serongga – Batulicin 15 Batulicin, Serongga, Hampang, Pamukan Hulu
Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
3.7.2 Terminal
Lokasi terminal regional di Kab. Tanah Bumbu adalah di Kec. Batulicin. Kondisi
terminal cukup baik, dan melayani moda angkutan BUS besar di Kalimantan
Selatan. Keberadaan terminal regional di Kec. Batulicin telah sesuai dengan
fungsinya sebagai PKN. Terminal lokal (internal kota) terdapat di Kec. Batulicin,
dan sub terminal Pagatan dan Sungai Danau.
Terminal Tipe C difungsikan untuk melayani pergerakan lokal antar moda, antar
kecamatan/kelurahan dalam kota/kabupaten yang bersangkutan yang diarahkan
untuk pembangunan, pemindahan dan atau pemeliharaan Terminal Tipe C,
Rencana peningkatan dan pengembangan terminal penumpang Tipe C Batulicin
di Kabupaten Tanah Bumbu;
Sistim transportasi darat antar moda dilayani melalui terminal dan seluruh ibukota
kabupaten/kota se Kalimantan Selatan mempunyai terminal sebagaimana terlihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. 35 Terminal Bis/Non Bis di Kabupaten Tanah Bumbu Tahun 2009
No.NAMA
TERMINAL
Jarak Luas Daya TampungStatus
(KM) (M2)Bus
Non Bus
Orang
1. Kersik Putih 257 33.169 300 60 2000 AKDP, TAP2. Pagatan 242 4.800 - 100 100 AKDP, TAP3. S. Danau 165 7.144 20 40 100 AKDP, TAP4. Tungkakaran P - 10.000 - 200 150 AKDP, TAP
Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
Bab 3 | 44
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
3.7.3 Jaringan Sungai dan Penyeberangan
Jaringan sungai dan penyeberangan di Kabupaten Tanah Bumbu merupakan
jembatan lintas kabupaten/kota yang di Batulicin (Kabupaten Tanah Bumbu) –
Tanjung Serdang (Kabupaten Kotabaru). Lintas tersebut mempunyai peranan
sangat penting dalam menunjang kelancaran arus penumpang dan barang
angkutan penyeberangan di wilayah Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah
Bumbu. Untuk lintas Batulicin – Tanjung Serdang yang menghubungkan daratan
Kalimantan Selatan dengan Kabupaten Kotabaru di Pulau Laut, jumlah Kapal
yang melayani dan beroperasi sebanyak 4 buah dan penumpang yang diangkut
rata-rata 40.727 orang pertahun dan sebanyak 171.504 buah kendaraan
pertahun.
Perkembangan permintaan terhadap angkutan penyeberangan Batulicin –
Tanjung Serdang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. 36 Perkembangan Angkutan Penyebeerangan Tahun 2009
Batulicin-Tanjung Serang
TahunBatulicin
TahunTj Serdang
Trip Pnp R-2 R-4 Trip Pnp R-2 R-4
2008 7.595 35.082 104.75257.218 2008 7.595 31.745 100.730 55.791
2009 7.849 51.856 124.48859.594 2009 7.852 44.224 124.885
58.557
Sumber : Dokumen RTRW Kabupaten Tanah Bumbu, Tahun 2011-2031
3.7.4 Sistem Jaringan Transportasi Laut
Pelabuhan adalah pintu gerbang keluar – masuknya kapal, baik yang
mengangkut penumpang orang maupun barang ke suatu wilayah tujuan. Di
Kabupaten Tanah Bumbu terdapat banyak jenis dan jumlah pelabuhan, di
antaranya pelabuhan samudera, penyeberangan ferry, speed boat, pendaratan
dan pelelangan ikan, serta pelabuhan khusus batu bara. Khusus untuk
pelabuhan samudera yang berada di bawah wilayah kerja Kantor Administrasi
Pelabuhan Kotabaru terdapat Pelabuhan Batulicin, Pelabuhan Pagatan, Sebuku
dan Pelabuhan Sei Danau Satui.
Bab 3 | 45
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Kegiatan Transportasi yang cukup dominan di Kab. Tanah Bumbu adalah
kegiatan Pelabuhan Laut. Dimana terdapat 3 pelabuhan laut yaitu Batulicin,
Pagatan dan Satui. Pola pergerakan barang dan manusia (penumpang) melayani
wilayah Regional maupun Internasional. Untuk pergerakan barang pada
umumnya merupakan barang umum (kelontong) dan Batubara. Untuk
pergerakan penumpang/manusia melalui pelabuhan Batulicin melayani 4 trayek,
yaitu:
1. Batulicin – Tg. Serdang
2. Batulicin – Surabaya
3. Batulicin – Balikpapan
4. Batulicin – Makasar
3.7.5 Sistem Jaringan Transportasi Udara
Bandar udara Bersujud Batulicin merupakan satu – satunya bandar udara yang
melakukan aktifitas penerbangan sipil dan komersil di Kabupaten Tanah Bumbu,
dimana termasuk kategori bandar udara pengumpan (spoke) khusus. Armada
pesawat yang digunakan adalah pesawat carteran yang melayani rute perjalanan
Batulicin – Banjarmasin. Pada Tahun 2010, selama tahun tersebut aktifitas
penerbangan paling padat pada bulan Agustus dengan frekuensi pesawat
mendarat dan berangkat masing – masing 52 kali.
Tabel 3. 37 Lalu Lintas Pesawat dan Jumlah Penumpang di Bandara
Batulicin Tahun 2010
No.
BulanPesawat Penumpang
Mendarat Berangkat Datang Berangkat
1 Januari 29 29 117 992 Pebruari 15 15 77 723 Maret 16 16 54 494 April 32 32 141 1225 Mei 33 33 102 996 Juni 17 17 62 547 Juli 36 36 184 2018 Agustus 37 37 102 160
Bab 3 | 46
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
9 September 27 27 99 118
10 Oktober 25 25 88 110
11 Nopember 28 28 92 118
12 Desember 37 37 146 218
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
3.8 Kondisi Perekonomian
3.8.1 Produk Domestik Regional Bruto
Indikator yang dipakai untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi adalah
perkembangan nilai PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) atas dasar harga
konstan, karena pengaruh inflasi telah ditiadakan. PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) yang merupakan indikator dari pencapaian kinerja perekonomian
di suatu wilayah menunjukkan bahwa di Kabupaten Tanah Bumbu terjadi
peningkatan aktivitas kegiatan perekonomian yang cukup berarti.
Tabel 3. 38 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2008-2010 (Juta Rupiah)
No. Sektor Usaha 2007 2009 20101 Pertanian 483.348 495.973 524.386,12
2 Pertambangan &Penggalian1.226.27
91.285.113 1.378.341,74
3 Industri Pengolahan 220.836 233.164 240.937,934 Listrik Dan Air Minum 7.428 7.539 7.702,385 Bangunan 138.047 160.604 167.544,196 Perdagangan, Restoran & Hotel 290.937 312.769 333.686,287 Pengangkutan & Komunikasi 375.249 400.889 427.837,218 Bank & Lembaga Keuangan Lain 37.238 39.596 42.408,399 Jasa-Jasa 99.235 107.106 116.068,81
PDRB2.878.59
73.042.754 3.238.913,04
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Pada Tahun 2010, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tanah
Bumbu atas dasar harga berlaku, sebesar 6,349 trilyun Rupiah. Sedangkan
menurut harga konstan 2000 Tahun 2007-2010, PDRB Kabupaten Tanah
Bumbu sebesar 3,238 trilyun rupiah. Sektor yang paling besar peranannya
dalam pembentukan PDRB Kabupaten Tanah Bumbu adalah sektor
Pertambangan dan Penggalian (43,31 persen), kemudian disusul sektor
Pertanian sebesar 14,49 persen.
Bab 3 | 47
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
Laju pertumbuhan PDRB Tanah Bumbu pada Tahun 2010 sebesar 6,45 persen.
Sektor yang mencatat pertumbuhan terbesar adalah sektor jasa-jasa sebesar
8,37 persen, sedangkan yang terendah pertumbuhannya adalah sektor Listrik
dan Air Minum, yakni 2,17 persen.
Tabel 3. 39 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan
Usaha Tahun 2008-2010 (Juta Rupiah)
No. Sektor Usaha 2007 2009 20101 Pertanian 719.168 798.099 920.237,552 Pertambangan &Penggalian 1.989.491 2.463.961 2.750.199,433 Industri Pengolahan 363.296 401.494 449.800,884 Listrik Dan Air Minum 12.393 13.428 14.960,005 Bangunan 272.167 341.444 375.220,236 Perdagangan, Restoran & Hotel 449.287 524.058 608.231,687 Pengangkutan & Komunikasi 650.279 741.062 846.706,938 Bank & Lembaga Keuangan Lain 82.868 94.216 110.290,249 Jasa-Jasa 190.016 227.095 273.869,87
Total PDRB 4.728.965 5.604.857 6.349.516,81Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
3.8.2 Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan asli daerah terdiri dari pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah.
Pendapatan terdiri dari pendapatan asli daerah, dana perimbangan pusat dan
lain-lain pendapatan yang sah. Belanja terdiri dari belanja tak langsung dan
belanja langsung. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan
daerah, pengeluaran pembiayaan daerah dan pembiayaan netto. Jumlah
anggaran di pendapatan yang paling mendominasi adalah dari dana
pertimbangan pusat sebesar Rp. 606.069.092.724,-. Jumlah Belanja yang
mendominasi adalah belanja langsung sebesar Rp. 522.443.988.041,-
sedangkan untuk pembiayaan daerah yang paling besar adalah pengeluaran
pembiayaan daerah sebesar Rp.50.724.074.244,-.
Tabel 3. 40 Ringkasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di
Kabupaten Tanah Bumbu Tahun Anggaran 2011
No.
Uraian Jumlah Anggaran
1 Pendapatan1.1 Pendapatan Asli Daerah 23.543.214.8511.2 Dana Perimbangan Pusat 606.069.092.7241.3 Lain - lain Pendapatan yang Sah 210.378.313.443
2 Belanja2.1 Belanja Tidak Langsung 314.103.811.809
Bab 3 | 48
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)Kawasan Industri Batulicin
2. 2 Belanja Langsung 522.443.988.041
3 Pembiayaan Daerah3.1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 47.281.253.0763.2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 50.724.074.2443.3 Pembiayaan Netto -3.442.821.168
Sumber : Kabupaten Tanah Bumbu Dalam Angka, Tahun 2011
Bab 3 | 49