Upload
vuongquynh
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
57
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN ANALISIS SISTEM
YANG BERJALAN
3.1 Gambaran Umum Perusahaan
Gambaran umum perusahaan menjadi bagian yang sangat penting untuk diketahui
terlebih dahulu. Hal ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan dan sangat
berpengaruh terhadap perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi suatu perusahaan.
3.1.1 Sejarah Perusahaan
PT. Mega Finance merupakan bagian dari Para Group. Awal berdiri pada
tahun 1995 dengan nama Para Finance dan bernaung dibawah PT Bank Mega Tbk.
Awalnya Para Finance lebih banyak bergerak di bidang leasing (sewa guna usaha),
factoring (anjak piutang), consumer finance (pembiayaan konsumen) dengan
sasarannya adalah konsumen korporasi dan jenis kendaraan roda empat (mobil).
Oktober 2000 Para Finance mengalihkan fokusnya ke bidang consumer
finance dengan sasarannya adalah konsumen individu dan organisasi serta jenis
produk kendaraan roda dua (motor) yang khusus diproduksi Jepang dan Italia, yaitu
Honda, Suzuki, Yamaha, Kawasaki dan Vespa.
Pada Juni 2010, Chairul Tanjung (Chairman) mengeluarkan kebijakan untuk
mengganti nama Para Finance menjadi Mega Finance. Hal ini dilakukan untuk
membedakan divisi bidang usaha Para Group. "Jadi yang bergerak di sektor keuangan
Para Group namanya akan menjadi Mega semua. Seperti Bank Mega, Mega Life
(asuransi), dan Mega Finance (pembiayaan kendaraan).”
58
3.1.2 Lokasi Perusahaan
Kantor pusat PT. Mega Finance berlokasi di Gedung Para Finance, Jln.
Wijaya No. I No. 19 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
PT. Mega Finance telah memiliki banyak kantor cabang yang tersebar di kepulauan
indonesia, seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3-1 Lokasi Kantor PT. Mega Finance
3.1.3 Visi dan Misi Perusahaan
Visi PT. Mega Finance adalah menjadi perusahaan pembiayaan nomor 1 di
Indonesia pada tahun 2015 berdasarkan total aset dan tingkat keuntungan.
Misi PT. Mega Finance yaitu:
59
1. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembiayaan kendaraan bermotor
dengan kualitas terbaik.
2. Menjadi mitra usaha masyarakat otomotif yang terpercaya dengan membangun
hubungan bisnis jangka panjang yang saling menguntungkan.
3. Menyediakan tempat berkarya dan pengembangan diri bagi karyawan yang
memiliki dedikasi, motivasi dan kualitas tinggi.
3.1.4 Nilai – Nilai Perusahaan
Nilai-nilai yang diterapkan oleh PT. Mega Finance, terdiri dari:
1. Dipercaya
a. Berpikir, berkata, dan bertindak benar.
b. Terbuka terhadap kritik dan saran.
c. Memegang Amanah.
2. Bertanggungjawab, terhadap pekerjaan dan perbuatan sendiri.
a. Melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Patuh pada kebijakan dan peraturan yang berlaku.
c. Berani mengakui kesalahan dan menerima konsekuensi.
3. Disiplin, memiliki kebanggaan dan disiplin profesional yang tinggi.
a. Fokus pada tujuan yang ingin dicapai.
b. Berpikir dan bertindak berdasarkan standar dan etika profesi.
c. Konsisten pada koridor yang telah ditetapkan.
4. Kerjasama, mampu bekerjasama untuk mewujudkan kinerja tim terbaik.
a. Memanfaatkan keragaman sebagai sumber kekuatan tim.
b. Ber-sinergi untuk menyatukan dan membangkitkan kekuatan tim.
c. Berpikir dan bertindak menang-menang.
60
5. Menjadi yang terbaik, Menjadi yang terbaik dalam segala hal yang dikerjakan.
a. Mengacu kepada perusahaan /organisasi / praktek bisnis terbaik.
b. Selalu mencari solusi dan ide yang inovatif serta berani menerapkan.
c. Pantang menyerah apapun masalah yang dihadapi.
3.1.5 Komitmen Integritas Perusahaan
PT. Mega Finance menerapkan 5 komitmen integritas dalam kegiatan sehari-hari,
yaitu:
1. Berjuang dengan segala daya upaya untuk mencapai target yang ditetapkan serta
menjadi teladan di lingkungannya.
2. Fokus menjalankan dan mengembangkan kegiatan bisnis Para Finance agar
tetap tumbuh secara berkesinambungan dengan kualitas yang baik.
3. Tidak melakukan penyimpangan atau pelanggaran yang merugikan perusahaan
baik finansial maupun non-finansial.
4. Segera melaporkan jika ada indikasi atau terjadi penyimpangan atau
pelanggaran terutama yang akan atau telah mengakibatkan kerugian finansial.
5. Mematuhi kebijakan, peraturan, prosedur kerja perusahaan serta menjalankan
tata kelola perusahaan yang sehat dan bersedia menerima sanksi sesuai
ketentuan perusahaan.
3.1.6 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi dan job description perlu dituliskan karena ketika perusahaan
memutuskan suatu perencanaan strategi bisnis, hal yang perlu dilakukan selanjutnya
61
adalah penyusunan struktur organisasi dan penetapan job description yang sesuai guna
mendukung terwujudnya strategi yang telah direncanakan.
Struktur organisasi merupakan rumusan dari visi, misi dan perencanaan, sedangkan
job description merupakan unit dasar dari struktur organisasi yang membangun
organisasi. Fungsi dari job description adalah memudahkan pemangku jabatan
mengetahui konfigurasi penugasannya di dalam struktur.
PT. Mega Finance dipimpin oleh seorang presiden direktur yang dibantu oleh
sekretaris unit dan membawahi komite Human Resource (HR) yang dibantu oleh Human
Resource Management (HRM) Division, budget committee yang dibantu oleh komite
audit (SKAI), Marketing Director, IT & Finance Director dan Operation Director.
Dalam kegiatan operasional sehari-hari presiden direktur menerima laporan kerja dari
masing-masing direktur untuk mengetahui keadaan perusahaan, baik dari segi keuangan,
operasional, pemasaran dan penjualan serta pengembangan bisnis.
Adapun struktur organisasi PT. Mega Finance dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu struktur organisasi pusat dan cabang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
62
Pesiden Director
Corporate Secretary Unit Head
HR Committe
Budget Committe SKAI Head
HRM Div. Head
Operation Director
IT & Finance Director
Marketing Director
Area ManagerMarketing GM 2Marketing GM 1
Finance & Admin Div.
HeadIT Div. Head
Branch Operation Management Div.
Head
Holding Asset & GA Div.
Head
Cabang
IT Development
IT Infrastruktur
IT ServiceFinanceTax Accounting HAMGA Legal
Gambar 3-2 Stuktur Organisasi Kantor Pusat PT. Mega Finance
63
Gambar 3-3 Struktur Organisasi Kantor Cabang PT. Mega Finance
3.1.7 Tugas dan Wewenang Jabatan
1. Presiden Director
a. Melakukan perencanaan perihal program kerja, kebijakan, anggaran (AD dan ART)
secara berkesinambungan untuk menjaga relevansi kinerja perusahaan terhadap
perkembangan zaman.
b. Menetapkan kebutuhan perusahaan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
c. Mengarahkan management untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.
d. Bertanggung jawab kepada Komisaris atas kegiatan perusahaan secara keseluruhan.
64
2. Corporate Secretary Unit Head
a. Mengkoordinasikan rapat dan membuat notulen rapat direksi dan komisaris.
b. Memastikan kelancaran komunikasi antara perusahaan dengan pihak luar yang
berkepentingan serta menjamin tersedianya akses informasi sesuai dengan
kebutuhannya.
c. Mengkomunikasikan kondisi umum dan kinerja perusahaan kepada pihak yang
berkepentingan dalam perusahaan.
d. Membuat laporan informasi yang transparan dan professional secara tepat waktu kepada
pihak terkait sesuai dengan wewenang dan peraturan perusahaan.
3. Director
a. Membantu Presiden Direktur untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan
berdasarkan fungsi divisi masing-masing.
b. Direktur bertugas mengkordinasikan dan mengendalikan semua kegiatan yang berada di
divisi mereka.
c. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh presiden direktur yang terkait dengan masing-
masing divisi.
d. Memberi laporan kepada Presiden Direktur mengenai divisi masing-masing sesuai
dengan proses bisnis perusahaan yang sedang berjalan.
4. Human Resource Management Div. Head.
a. Bertanggung jawab atas semua kegiatan terkait dengan human resource.
b. Memberikan usulan terkait dengan recruitment, mutation, rotation, dan retirement
karyawan.
c. Memberikan motivasi dan mengevalusai kinerja karyawan, sebagai tolak ukur
kompetensi karyawan untuk mencapai strategi perusahaan.
65
d. Membuat strategi kebijakan pengelolaan SDM berdasarkan rencana dan misi
perusahaan.
5. Marketing GM.
a. Merumuskan segmen, target dan position terhadap produk dan jasa perusahaan sesuai
dengan strategi yang telah ditetapkan.
b. Memberikan arahan tentang marketing development.
c. Bertanggung jawab untuk mengelola pengembangan sistem dan strategi pemasaran.
6. Branch and Opertation Div. Head
a. Membuat strategi dan target untuk kegiatan branch operational yang akan dilakukan
oleh perusahaan.
b. Mengatur dan mengawasi semua kegiatan branch operational guna mencapai tujuan
strategis perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas jalannya branch operational perusahaan dan melaporkannya
kepada Director.
7. Area Manager
a. Membuat strategi dan target untuk kegiatan operasional masing-masing area
perusahaan.
b. Mengatur dan mengawasi semua kegiatan operasional masing-masing area guna
mencapai tujuan strategis perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas jalannya operasional masing-masing area perusahaan dan
melaporkannya kepada Director
8. Admin & Finance Div. Head.
a. Managerial account dan pembayaran biaya perusahaan.
b. Menetapkan auditor eksternal dan internal untuk pelaksanaan audit laporan keuangan.
66
c. Melakukan managerial staff untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam bidang
keuangan dan akuntansi.
d. Merencanakan penggunaan dana finansial perusahaan secara efektif dan efisien dan
bertanggung jawab atas pelaporan kepada Director.
e. Memonior pemasukan dan pengeluaran perusahaan termasuk pembayaran pajak agar
sesuai dengan tujuan dan strategi yang diterapkan.
9. Holding Asset & GA Div. Head
a. Menentukan strategi, kebijakan dan program yang akan diterapkan di divisi Holding
Asset & GA.
b. Memonitor kegiatan perkembangan dan pemeliharaan asset perusahaan agar berfungsi
dengan baik dan sesuai dengan strategi yang diterapkan.
c. Mengatur dan memonitor kegiatan legal dan HAM perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan perusahaan yang terkait dengan Holding
Asset & GA kepada Director.
10. IT (Information Technology) Div. Head
1. Menentukan strategi, sistem, kebijakan dan program yang akan diterapkan di divisi IT.
2. Mengatur support/service terhadap penggunaan sistem komputer agar berjalan dengan
baik.
3. Mengatur pemeliharaan terhadap infrastruktur IT (software ataupun hardware).
4. Mengatur pengembangan sistem informasi sesuai dengan kebutuhan bisnis proses yang
ingin diterapkan dengan SI\TI.
5. Mengatur pemeliharaan data perusahaan.
6. Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan perusahaan yang terkait dengan IT.
67
3.1.8 Proses Bisnis
Secara garis besar, terdapat 3 proses utama, yaitu:
1. Proses Marketing
2. Proses Collection
3. Proses Acquisition
3.1.8.1 Proses Marketing
Gambar 3-4 Proses Marketing PT. Mega Finance
Secara umum proses marketing PT. Mega Finance adalah:
1. Marketing PT. Mega Finance menjalin kerjasama dengan berbagai dealer resmi, yang ada
di berbagai cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Setelah kerjasama terjalin antara PT.
Mega Finance dengan dealer yang disertai dengan Nota Kesepakatan Bersama dan Memo
68
Fasilitas Dealer, maka PT. Mega Finance memberikan program-program marketing yang
akan dilakukan pada dealer-dealer tesebut. Program- Program tersebut berupa:
a. Daftar harga (Pricelist) PT.Mega Finance atas masing- masing unit sepeda motor.
b. Kegiatan Penjualan Aktif (Pameran Keliling, Pameran Menetap, Hadiah Konsumen,
Temu Konsumen).
c. Kegiatan Pengenalan Merk (pembuatan alat promosi seperti: spanduk, iklan, dan lain-
lain; Iklan Media Masa seperti: koran daerah, iklan radio).
d. Kegiatan Entertaint (pemberian hadiah seperti: mobil, paket tour; kegiatan keakraban
bersama antara PT.Mega Finance dengan Dealer).
e. Pembayaran Jasa Pihak Ketiga (Pembayaran Event Organizer, Sales Promotion Girl,
Sewa Peralatan Pameran dan lain-lain).
2. Dealer menawarkan pricelist PT. Mega Finance kepada channel, counter dan sales yang
bekerjasama dengan dealer tersebut serta kepada konsumen yang ingin membeli sepeda
motor dengan pembayaran kredit yang datang langsung ke dealer.
3. Channel merupakan agent penjualan resmi sepeda motor yang bekerjasama dengan dealer.
Channel melakukan pemesanan unit sepeda motor kepada dealer sesuai permintaan
konsumen.
4. Counter dan Sales merupakan bagian dari dealer yang melakukan kegiatan penjualan
sepeda motor di ruko atau pameran.
69
3.1.8.2 Proses Acquisition
Gambar 3-5 Proses Acquisition PT. Mega Finance
Tahapan dalam proses acquisition adalah sebagai berikut:
1. Konsumen
a. Konsumen datang ke dealer untuk membeli kendaraan.
b. Memilih PT. Mega Finance sebagai pembiaya kreditnya.
2. Pada dealer terdapat petugas Dealer Relationship Officer (DRO) atau CMO (Credit
Marketing Officer) yang bertujuan untuk mengumpulkan data konsumen.
3. Data diberikannya ke bagian (Acquisition Supervisor/ASV).
70
4. ASV memberikan surat perintah kepada Surveyor untuk melakukan kegiatan survey kepada
konsumen.
5. Surveyor melakukan survey yang berupa :
a. Menerangkan hak dan kewajiban konsumen.
b. Mengecek kondisi lingkungan konsumen. (Apakah domisilinya benar sesuai dengan
data yang diberikan atau tidak).
c. Melakukan wawancara/observasi/pengamatan dan mengumpulkan dokumen yang
kurang lengkap sebelumnya, seperti : fotokopi surat rumah, dan lainnya.
6. Surveyor memberikan hasil survey kepada ASV.
7. ASV menganalisis dokumen hasil survey tersebut. (Apakah termasuk kepada high, medium
atau low risk).
8. Keputusan no 7.
a. High Risk diberikan kepada BM (Branch Manager) untuk di-reject.
b. Medium dan Low Risk diberikan kepada BM (Branch Manager) untuk disetujui atau
ditolak.
9. Jika disetujui CA (Credit Admin) akan menkonfirmasi by phone pada dealer yang
bersangkutan.
10. Berkas diserahkan kepada CA.
11. CA akan menberikan berkas kepada ADH (Admin Head), untuk diverifikasi.
12. ADH membuat PO (Purchase Order).
13. Dealer memberikan tagihan (pembayaran) kepada CA yang ada pada cabang yang terdekat.
14. CA cabang memverifikasi tagihan dan memberikan tagihan tersebut kepada BM.
15. BM menyetujui pembayaran tagihan (data tagihan pembayaran) motor, lalu memberikan
kepada KPO (Kantor Pusat).
71
16. KPO membayar tagihan pembayaran motor kepada dealer.
3.1.8.3 Proses Collection (Collection Management Schema)
Gambar 3-6 Proses Collection PT. Mega Finance
Secara umum skema management collection yang diterapkan oleh PT. Mega Finance saat ini
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Normal
Skema manajemen collection normal diterapkan kepada para konsumen yang secara
administrasi tidak mengalami gangguan dalam melakukan transaksi pembayaran. Pelanggan
dapat melakukan proses pembayaran secara langsung melalui perusahaan, bank (Bank Mega)
dan kasir yang bertugas pada dealer. Hasil pembayaran tersebut akan dimasukan langsung
kedalam cash pooling perusahaan.
2. Overdue
Skema manajemen collection overdue diterapkan kepada para konsumen yang secara
administrasi mengalami perubahan data.
72
Misalnya konsumen berpindah alamat dari yang sebelumnya, konsumen telah menjual produk
(motor) kepada pihak ketiga, konsumen melakukan penunggakan pembayaran melebihi batas
yang telah ditentukan, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini pelanggan akan diproses oleh ACO (Account Collection Officer). ACO akan
melakukan penarikan/penahanan produk dari konsumen, dan menentukan apakah konsumen
masih layak untuk memperpanjang kredit atau tidak. Konsumen wajib melakukan pelunasan
pembayaran meskipun produk telah ditahan atau tidak.
3. Bad Debt Accounts
Skema manajemen Bad Debt Accounts diterapkan kepada para konsumen yang mengalami
permasalahan pada account debet mereka, sehingga tidak dapat melakukan pembayaran
melalui account tersebut. Konsumen wajib melakukan proses remedial. Dimana proses
remedial dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Proses akan ditangan oleh ACO.
b. Proses pembayaran akan dilakukan secara manual. Konsumen akan langsung
mendatangi kantor PT. Mega Finance, bank (Bank Mega) atau kasir yang bertugas
pada dealer untuk melakukan pembayaran.
Dalam proses ini, semua hasil pembayaran tersebut akan dimasukan langsung kedalam cash
pooling perusahaan.
3.2 Analisis Perusahaan
Sub bab ini akan membahas mengenai analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal
perusahaan. Pembahasan analisis ini akan disesuaikan berdasarkan landasan teori dan metodologi
yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
73
3.2.1 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Perusahaan
Pada sub bab ini akan membahas analisis lingkungan eksternal bisnis perusahaan PT. Mega
Finance. Lingkungan eksternal sangat berpengaruh terhadap strategi IS/TI yang akan digunakan
perusahaan dalam menjalankan proses bisnis. Oleh karena dari lingkungan eksternal perusahaan
dapat mengetahui adanya ancaman dan peluang bisnis.
Pembahasan lingkungan eksternal perusahaan akan menggunakan metode analisis Lima Daya
Porter dan PEST, sesuai dengan landasan teori dan metodologi yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya.
3.2.1.1 Analisis Lima Daya Porter
Lima daya Porter menganalisis lingkungan eksternal perusahaan akan memberikan gambaran
bagaimana tingkat persaingan industri yang dihadapi PT. Mega Finance, baik dari komponen
pemasok, pelanggan/pembeli, pemain baru, industri sejenis dan produk pengganti.
Adapun gambaran dari komponen-komponen tersebut terhadap PT. Mega Finance dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.
74
Pendatang Baru
⎝ Consumer Finance Berbasis Syariah (FIF Syariah, BPRS Al Salaam)
⎝ Batavia Finance⎝ Perusahaan
Finance Terbaru
Pemasok
⎝ Bank
Pelanggan/Pembeli
⎝ Individu⎝ Organisasi/
Perusahaan
Produk Pengganti
⎝ Bank⎝ Koperasi
Persaingan Industri / Industri Sejenis
⎝ Wom Finance⎝ Busana Automotif
Finance⎝ Adira Finance
Gambar 3-7 Lima Daya Porter PT. Mega Finance
Implementasi Lima Daya Porter yang ada di PT. Mega Finance adalah sebagai berikut:
1. Pendatang Baru (Ancaman pesaing baru).
Salah satu faktor ancaman perusahaan dari lingkungan eksternal adalah pendatang baru,
karena dapat menciptakan meningkatnya persaingan dalam bidang bisnis yang sama.
Pendatang baru merupakan perusahaan baru yang bergerak dalam bidang industri yang sama
dengan PT. Mega Finance yaitu jasa pembiayaan. Pendatang baru dapat juga berupa
perusahaan lama yang mengalihkan ataupun mengembangkan bisnis mereka kebidang industri
yang sama, contohnya Batavia Finance. Batavia finance awalnya memfokuskan jasa
75
pembiayaan mereka pada penjualan mobil. Oleh sebab sukses yang diraih dibidang tersebut,
mereka telah mengembangkan bidang bisnisnya ke jasa pembiayaan sepeda motor juga.
Perhatian juga perlu ditujukan kepada consumer finance yang berbasiskan syariah, karena
terdapat perbedaan dalam menjalankan bidang bisnis yang sama. Perbedaan tersebut dapat
mengalihkan perhatian pelanggan untuk lebih memilih jasa syariah daripada PT. Mega
Finance. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
3-1 Perbedaan Consumer Finance
Consumer Finance Syariah (sistem bagi hasil)
Consumer Finance Konvensional (sistem bunga)
Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang diperoleh.
Besarnya persentase berdasarkan pada
jumlah uang (modal) yang dipinjamkan.
Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
dengan peningkatan jumlah pendapatan.
Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah keuntungan
berlipat atau keadaan ekonomi sedang
booming.
Oleh sebab itu, perusahaan harus memiliki strategi yang dapat menciptakan hubungan yang
baik dan erat dengan para dealer dan pemasok. Sehingga para dealer akan lebih
mengutamakan jasa PT. Mega Finance daripada jasa yang ditawarkan oleh para pendatang
baru.
2. Kekuatan Pemasok (Kekuatan supplier)
Pemasok merupakan satu faktor penting dalam mendukung persaingan perusahaan. PT.Mega
Finance bergerak dibidang jasa perkreditan, pemasok dapat diartikan sebagai partner. Dalam
hal ini yang berperan sebagai partner pada PT. Mega Finance adalah Bank (Bank Mega) yang
merupakan sumber dana utama. PT. Mega Finance harus memiliki strategi yang baik dalam
menjaga hubungan terhadap pihak bank.
76
PT. Mega Finance merupakan agen Bank Mega, dengan berbagi hasil bunga yang didapat dari
jasa perkreditan.
3. Industri Sejenis (Persaingan dengan Perusahaan yang sudah ada).
Industri sejenis yang dimaksudkan menjadi saingan PT. Mega Finance adalah perusahaan-
perusahaan yang bergerak dalam bisnis yang sama, yaitu bisnis pembiayaan kendaraan
bermotor. Beberapa perusahaan terkemuka yang menjadi pesaing PT. Mega Finance, yaitu
WOM Finance, Busana Automotif Finance dan Adira Finance. Para industri sejenis harus perlu
dipertimbangkan dengan baik, karena mereka telah lama berdiri dan sudah pasti memiliki
banyak pengalaman dalam bisnis pembiayaan, lebih terkemuka dan bermodal besar.
Oleh sebab itu PT. Mega Finance harus memiliki strategi bisnis yang handal agar dapat
bersaing dengan perusahaan lain. Strategi yang mampu menciptakan jasa pembiayaan yang
lebih berkualitas serta teknologi yang dapat menganalisis perkembangan pasar dengan cepat
dan akurat.
4. Kekuatan Pelanggan (Kekuatan Pembeli)
PT. Mega Finance memiliki dua tipe pelanggan atau pembeli, yaitu individu dan organisasi
atau perusahaan. Pada dasarnya pelanggan menginginkan kepuasan, kenyamanan dan harga
yang murah dalam pembiayaan kendaraan bermotor. Dalam memenuhi hal tersebut PT. Mega
Finance harus memberikan pelanyanan yang terbaik, memberikan harga yang berkualitas
dengan bunga yang terjangkau yang sesuai dengan analisis pasar dan berkerjasama dengan
pihak bank untuk memberikan lanyanan transaksi yang cepat dan aman.
Disamping itu PT. Mega Finance harus tetap menjaga hubungan baik kepada pelanggan yang
bermasalah dalam bertransaksi, dengan melakukan pendekatan dan memberikan solusi terbaik
antara kedua belah pihak serta memberikan bunga/diskon.
77
5. Jasa Pengganti (Ancaman adanya Produk ataupun Jasa Penganti)
Jasa pengganti produk PT. Mega Finance dalam pembiayaan perkreditan kendaraan bermotor
dapat berupa layanan perkreditan. Layanan perkreditan ini banyak ditawarkan oleh pihak bank
dan koperasi. Dimana pelanggan ataupun calon pembeli melakukan peminjaman uang terlebih
dahulu, agar dapat melakukan pembelian kendaraan bermotor. Hal ini dapat menjadi ancaman
bagi produksi bisnis PT. Mega Finance.
PT. Mega Finance harus merancang strategi yang handal dalam mengantisipasi jasa pengganti
ini. Analisis pasar perlu dilakukan dengan baik sehingga dapat menciptakan produk/jasa yang
berkualitas, yang dapat menghindari acaman dari produk pengganti ini.
3.2.1.2 PEST
Metode lain yang dapat digunakan dalam melakukan analisis lingkungan eksternal bisnis
perusahaan PT. Mega Finance adalah PEST. Dimana PEST adalah singkatan dari Politik,
Ekonomi, Sosial, Teknologi.
Dalam analisis PEST terdapat 2 aspek penting yaitu aspek positif dan aspek negatif. Aspek
positif adalah segala sesuatu yang kaitannya mendukung dalam pelaksanaan strategi bisnis.
Sedangkan aspek negatif adalah segala sesuatu yang menghambat pelaksanaan strategi bisnis.
1. Politik
Dalam analisis politik PEST terdapat 2 aspek penting yaitu aspek positif dan aspek negatif.
Aspek positif adalah segala sesuatu yang kaitannya mendukung dalam pelaksanaan strategi
bisnis, sedangkan aspek negatif adalah segala sesuatu yang menghambat pelaksanaan
strategi bisnis.
Adapun menjadi aspek positif Politik PT. Mega Finance adalah :
a. KEPPRES No. 61 Pasal 1 Tahun 1988 tentang Consumer Finance.
78
Lembaga pembiayaan dan perusahaan pembiayaan konsumen adalah badan usaha yang
melakukan pembiayaan terhadap pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan
sistem pembayaran berkala.
b. Keputusan Menteri Keuangan 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tatacara
Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan
Lembaga pembiayaan adalah suatu badan usaha yang didalam melakukan kegiatan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan tidak menarik
dana secara langsung dari masyarakat.
Adapun yang menjadi aspek negatif politik PT. Mega Finance adalah :
a. Rencana pemerintah untuk melakukan revisi atas Perpres No 55 Tahun 2005 tentang
Harga Jual Eceran BBM, terkait dengan subsidi BBM premium kepada kendaraan
pribadi keluaran produksi mulai 2005 ke atas.
b. Wacana pemerintah mengenai pengurangan penggunaan kendaraan beroda dua (sepeda
motor).
2. Ekonomi
Faktor ekonomi merupakan salah-satu faktor yang memiliki pengaruh besar dalam lingkungan
eksternal perusahaan. Tinggi rendahnya jumlah permintaan akan berkaitan erat dengan tinggi
rendahnya tingkat ekonomi masyarakat. Hal ini harus menjadi acuan terhadap PT. Mega
Finance dalam mempertahankan dan mengembangkan bisnis mereka pada masing-masing
wilayah pasar.
Menurut Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No.14 Maret 2010, setelah berakhirnya era krisis
moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1997 sampai 2000. Secara bertahap, prospek
sistem keuangan Indonesia menunjukkan arah yang positif. Hal tersebut didukung oleh
semakin bertumbuhnya ekonomi Indonesia ke arah yang lebih baik disertai dengan stabilitas
79
harga yang tetap terjaga. Walaupun pada tahun 2007 sampai 2008 terjadi krisis global yang
menimpa beberapa negara besar, tetapi hal tersebut tidak mempengaruhi kestabilan ekonomi
Indonesia. Faktor ini akan menjadi acuan bahwa tingkat ekonomi masyarakat Indonesia sedang
bertumbuh kearah yang lebih baik. Hal ini juga berpengaruh kepada perkembangan dealer
yang semakin banyak dan membaik.
Hal ini juga berpengaruh kepada perkembangan dealer yang semakin banyak dan membaik.
Terbukti dengan naiknya persentase penjualan oleh dealer yaitu sebesar 25,9% pada tahun
2008 dan kembali melonjak lagi hingga 38,8% dari jumlah penjualan sepeda motor nasional
dengan angka penjualan yang mencapai 2,3 juta unit pada tahun 2009.
3. Sosial
Kondisi sosial masyarakat Indonesia yang mayoritas memiliki tingkat ekonomi menengah
kebawah, telah menjadikan penentu untuk lebih menggunakan jasa pembiayaan (kredit)
daripada cash. Kondisi sosial di tingkat daerah yang masih banyak belum menggunakan ATM
(Automatic Teller Machine), sehingga perlu dilakukan pengembangan strategi kerjasama
dengan pihak kantor POS dalam hal pembiayaan dan pembayaran kredit.
Disamping itu, PT. Mega Finance tidak hanya fokus dalam mencari keuntungan bisnis. Mega
Finance juga bertanggung jawab terhadap lingkungan sosialnya melalui kegiatan-kegiatan bakti
sosial, seperti bakti sosial terhadap anak panti asuhan dan sekolah.
4. Teknologi
Pemanfaatan teknologi dalam dunia bisnis berkembang sangat cepat. Hal ini meliputi
penggunaan internet yang semakin meluas didukung dengan peralatan yang dapat digunakan
secara mobile, memungkinkan pertukaran informasi menjadi lebih efektif dan efisien.
Teknologi juga difungsikan dalam menghasilkan inovasi produk ataupun jasa menjadi lebih
baik.
80
PT. Mega Finance telah bekerja sama dengan pihak vendor (IDC) dalam melakukan aktivitas
penelitian dan pengembangan teknologi, automatisasi, kecepatan transfer teknologi dan tingkat
kadaluarsa teknologi.
3.2.2 Analisis Lingkungan Internal Bisnis Perusahaan
Analisis lingkungan internal perusahaan PT. Mega Finance akan dibahas dengan menggunakan
metode Value Shop. Pembahasan ini akan menghasilkan pengetahuan analisis bisnis dan IT
perusahaan secara internal.
3.2.2.1 Value chain Service Bussiness (Value shop)
Proses analisis dengan menggunakan value shop akan dibagi menjadi dua bagian
aktivitas, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung PT. Mega Finance.
1. Aktivitas Utama
Aktivitas utama PT.Mega Finance merupakan seluruh kegiatan ataupun rantai nilai perusahaan
dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, sehingga kepuasan pelanggan dapat terpenuhi.
Aktivitas utama dalam value shop terdiri dari beberapa aktivitas, antara lain:
a. Business Acquisition
Dalam business acquisition, pihak marketing terlebih melakukan kerjasama kepada
berbagai dealer. Setelah itu, pihak operational PT. Mega Finance melakukan pengumpulan
data dan informasi dari berbagai dealer. Data dan informasi tersebut digunakan sebagai
dasar untuk melakukan survey hingga proses perkreditan terlaksana.
Berdasarkan data dan informasi yang didapat dari proses diatas maka pihak marketing dan
operational PT. Mega Finance melakukan analisis untuk mengetahui bagaimana kebutuhan
dan keinginan pelanggan.
81
Kebutuhan utama pelanggan adalah pembiayaan kendaraan yang tersedia diberbagai
cabang, kemudahan dan efisiensi dalam melakukan transaksi pengajuan aplikasi, proses
pembayaran dengan biaya ringan dan mendapatkan berbagai keuntungan/bonus transaksi.
Oleh karena itu perusahaan membutuhkan informasi-informasi penting, terkait dengan hal
tersebut. Informasi-informasi tersebut adalah :
i. Informasi perihal data calon pelanggan dan pelanggan.
ii. Informasi perihal data transaksi penjualan.
iii.Informasi perihal data kondisi pasar.
iv. Informasi perihal data pesaing.
b. Problem Specification
Permasalahan yang sering timbul dalam upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan antara
lain:
i. Penentuan strategi untuk menganalisa pasar dan langkah promosi.
ii. Lamanya waktu proses pengajuan aplikasi, yang disebabkan oleh terbatasnya
infrastruktur teknologi yang digunakan.
iii. Kendala dalam proses pembayaran oleh pelanggan. Hal ini bisa ditimbulkan karena
kelalaian pelanggan, juga karena tidak tahu informasi atau tata cara pembayaran.
c. Knowledge Application
Knowledge application merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menggunakan dan mengelola resource SI/TI guna membantu mengatasi hasil perumusan
permasalahan-permasalahan. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah
sebagai berikut:
i. Penggunaan aplikasi Pasnet (Parafinance Application System), yang berperan dalam
pelaksanaan kegiatan operasional bisnis perusahaan, sehingga proses akses data dan
82
informasi antar kantor pusat dengan cabang ataupun kantor cabang dengan cabang
yang lain dapat berjalan dengan cepat dan akurat.
ii. Penambahan module scooring pada aplikasi Pasnet, yang memudahkan dalam
penyaringan data dan informasi, sehingga memudahkan dan mempersingkat waktu
pengajuan.
iii. Penggunaan aplikasi Dealer, yang merupakan aplikasi yang digunakan oleh
perusahaan dan dealer. Aplikasi ini berguna untuk membantu dealer dan
perusahaan dalam mengetahui informasi aging bpkb, mapping dealer, informasi
pelanggan dan calon pelanggan.
iv. Pengembangan aplikasi CRM untuk membantu memperluas pemasaran dan
mendekatkan hubungan dengat customer dengan pemberian informasi terkait
dengan proses pembiayaan kendaraan.
v. Pengembangan aplikasi BI untuk membantu pihak management dalam menganalisis
pasar, analisis resiko dan perencanaan strategi bisnis .
d. Allocation of Resources
Money : Pemanfaatan dana kas perusahaan untuk mengembangkan atau membeli aplikasi-
aplikasi pendukung yang dibutuhkan oleh perusahaan ataupun training karyawan.
Method : Perusahaan melakukan berbagai metode pemasaran untuk melakukan promosi dan
penjualan produk kepada dealer dan pelanggan guna meningkatkan SLA (Service Level
Agreement), yaitu kesepakatan antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
Material : Strategi perusahaan untuk membangun counter dan pendirian cabang baru di
daerah yang strategis, sesuai dengan hasil analisis pasar.
83
e. Marketing the Capability
Divisi marketing PT. Mega Finance melakukan promosi melalui media masa/cetak, iklan,
dan spanduk yang ditempatkan pada dealer-dealer, pameran, radio dan channel serta
berkerjasama dengan pihak bank untuk memperkenalkan dan mendistribusikan jasa
perusahaan kepada pelanggan dan masyarakat.
f. Configure Solution
Masing-masing divisi PT. Mega Finance melakukan perumusan solusi baru yang akan
dilakukan, dan membuat perencanaan dalam pengerjaan solusi tersebut sesuai dengan
bidang divisi masing-masing. Hasil perencanaan itu akan dibawakan kedalam rapat kerja
PT. Mega Finance. Hal ini diawali dengan penentuan prioritas permasahalan,
pengidentifikasian biaya yang akan dikeluarkan dan menentukan estimasi waktu
pengerjaan.
g. Execute Solution
Melakukan aksi atas strategi bisnis perusahaan yang telah di tetapkan. Kemudian mengukur
tingkat keberhasilan dengan index ROI (Return Of Invesment) dan customer satisfaction.
Hal ini berguna untuk mengetahui sejauh mana penerapan strategi tersebut tepat guna.
2. Aktivitas Pendukung
Aktivitas pendukung adalah seluruh aktivitas yang secara tidak langsung menambah nilai bagi
perusahaan. Ada empat aktivitas pendukung, yaitu:
a. Technology
Dalam meningkatkan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan dan masyarakat, PT.
Mega Finance telah menerapkan penggunaan beberapa teknologi. Hal ini ditangani oleh
Divisi IT dan vendor IT, yang bertugas dalam merawat aplikasi, bertanggung jawab dalam
sistem komputer ataupun infrastruktur jaringan yang digunakan agar berjalan dengan baik,
84
serta bertanggung jawab dalam menanggapi perkembangan teknologi saat ini dan
pengaruhnya terhadap tujuan bisnis.
b. Human Resources.
Aktivitas pada bagian ini adalah segala aktivitas yang dilakukan oleh divisi Sumber Daya
Manusia PT. Mega Finance. Aktivitas yang dilakukan Human Resource adalah penerimaan
karyawan, pengangkatan karyawan, kontrak karyawan, mengawasi kehadiran karyawan,
training karyawan dan mengawasi penyediaan fasilitas yang diterima karyawan.
Seluruh aktivitas terkait dengan sumber daya manusia ditangani oleh aplikasi HRMS.
c. Infrastucture.
Perusahaan menggunakan berbagai infrastruktur dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.
Infrastruktur tersebut adalah : penggunaan unlimited bandwith, telepon dan faximile untuk
menjalankan bisnis.
d. Administration.
Divisi Admin PT. Mega Finance berperan dalam penyediaan proses administrasi yang
berkaitan dengan hubungan perusahaan dengan dealer, pemerintah dan bank. Contohnya
dalam penyediaan proses administrasi pajak perusahaan, penyediaan admnistrasi
perusahaan dengan para dealer dan bank.
Dalam pelaksanaan aktivitas bisnis, perusahaan memperoleh dukungan external resource
dari Bank Mega (sebagai single funding), IDC selaku vendor untuk menjamin keamanan
jaringan aplikasi, dan dealer yang berperan pelaku sebagai pemasaran produk.
Berikut adalah diagram value shop PT. Mega Finance:
85
Gambar 3-8 Diagram Value Shop PT. Mega Finance
86
3.2.3 Analisis Lingkungan Internal SI/TI Perusahaan
3.2.3.1.1 Spesifikasi Hardware dan Software Perusahaan
Dalam kegiatan bisnisnya, PT. Mega Finance telah menggunakan beberapa
perangkat keras dan perangkat lunak, berikut daftar perangkat keras yang digunakan:
3-2 Spesifikasi Hardware PT. Mega Finance
Perangkat Jenis Keterangan
Hardware
Workstation PC Desktop
- Intel® Core™ 2 Duo CPU
- E7400 @ 2.80GHz
- 2.79 GHz, 0,98 GB of RAM
- Hard Disk 160 GB
Server
- Intel Itanium 2 1.60 GHz
- Memory 64 GB
- Hard disk 3 TB
Input Mouse, Keyboard, Scanner
Penyimpanan Flash Memory, CDR R/RW, DVD R/RW,
External Hard disk.
Telekomunikasi
Komunikasi Suara:
• PABX
• Pesawat Telepon Analog
Data:
• UTP Cat5
Penghubungan
• Switch/Hub
• Modem
• Router
Sedangkan untuk perangkat lunak yang digunakan di PT.Mega Finance adalah
sebagai berikut:
87
3-3 Spesifikasi Software PT. Mega Finance
Jenis Keterangan Aplikasi • Microsoft Office 2003
• Pasnet
• HRMS
• MGO
• FIS
• Helpdesk
Database SQL Server 2000, MySQL
Anti Virus Norton Anti virus
Browser Internet Explorer, Mozilla Firefox Operating System • Windows XP Professional
• Windows Server 2003
• Ubuntu dan Vector Linux
3.2.3.1.2 Arsitektur Jaringan Perusahaan
PT. Mega Finance menerapkan topologi star pada jaringan komputer mereka.
Koneksi jaringan antar kantor, baik pusat dengan cabang ataupun antar cabang
diterapkan dengan menggunakan teknologi Virtual Private Network (VPN).
PT. Mega Finance memiliki beberapa server yang mendukung proses bisnis
perusahaan. Server-server tersebut semuanya berlokasi di Kantor Pusat PT. Mega
Finance (KPO). Masing-masing server, printer, telepon dan komputer yang terdapat di
beberapa departemen terkoneksi dengan menggunakan teknologi jaringan Local Area
Network (LAN) melalui beberapa hub/swicth. Jaringan PT. Mega Finance memiliki
beberapa jaringan wireless yang mempunyai penamaan merek sepeda motor seperti
kawasaki, suzuki, yamaha dan honda.
Dalam meningkatkan keamanan data dan jaringan, PT Mega Finance bekerjasama
dengan pihak vendor (IDC/Indonesia Data Center) yang berlokasi di gedung Cyber
88
Building Jakarta dalam mengimplementasikan Firewall (Cisco PIX), backup server
Email, backup server Web Server dan backup server aplikasi FIS (Financial Application
System). Berikut adalah gambar arsitektur jaringan PT. Mega Finance.
89
Gambar 3-9 Arsitektur Jaringan PT. Mega Finance
90
3.2.3.1.3 Portfolio Aplikasi Perusahaan
PT. Mega Finance telah memiliki sistem informasi yang digunakan untuk membantu
menjalankan kegiatan bisnis perusahaan, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Pasnet (Parafinance Application System)
Merupakan core system pada PT. Mega Finance yang mendukung operasional PT.
Mega Finance.
2. Portal
Merupakan website internal PT. Mega Finance yang memberikan informasi internal
bagi karyawan PT. Mega Finance seperti: berita terbaru perusahaan, event
perusahaan, promosi departemen marketing, informasi kurs dan informasi ulang
tahun karyawan.
3. Dealer
Merupakan aplikasi yang digunakan oleh dealer-dealer PT. Mega Finance. Aplikasi
ini membantu dealer untuk mengetahui informasi aging bpkb, mapping dealer,
informasi pelanggan dan informasi calon pelanggan PT. Mega Finance yang
menggunakan dealer tersebut dan insentif dealer.
4. HRMS (Human Resources Management System)
Merupakan aplikasi yang dikhususkan untuk Human Resources Departement dan
karyawan PT. Mega Finance.
a. Peran HRMS bagi karyawan : Memberikan informasi kepada karyawan dalam
hal absensi, ijin dan cuti.
b. Peran HRMS bagi HRD : menangani masalah proses perekrutan, data karyawan
(absensi, cuti, izin), memorandum (Surat Keputusan pengangkatan Karyawan,
91
surat peringatan dan memo dinas lainnya), Renumeration (gaji, pemotongan
biaya, reimbursement, medical dan overtime), Training dan Report.
5. MGO (My Great Office)
Merupakan aplikasi yang menangani segala sesuatu yang berkaitan dengan
permintaan barang, pembelian barang, pengiriman barang, pembuatan Purchase
Order terhadap barang yang akan dibeli, mengelola data supplier yang akan atau
sudah menjadi rekanan PT. Mega Finance dan stock barang di gudang.
6. FIS (Financial Information System)
Merupakan aplikasi yang digunakan oleh departemen Accounting dan Finance yang
untuk mendukung kinerja departemen tersebut.
Aplikasi ini meliputi: Journal Book (bank, cash, account receivable, account
payable dan memorial), posting, closing bulanan, check journal dan laporan-laporan
(journal, balancing, cash flow, general ledger, balance sheet, profit loss dan
subsidary).
7. Application Helpdesk
Application helpdesk merupakan bagian dari aplikasi pasnet yang berfungsi untuk
melayani keluhan internal masing-masing divisi terhadap penggunaan SI/TI yang
ada di perusahaan.
8. Office Automation Tools
Office Automation Tools adalah aplikasi yang mendukung dalam kegiatan
operasional. Aplikasi ini merupakan program yang membantu perusahaan dalam
mengolah kata, spreadsheet, presentasi dan lain-lain. Adapun aplikasi yang dipakai
adalah Ms. Word 2003.
92
9. Electronic Mail
Aplikasi pendukung yang digunakan untuk komunikasi dan pertukaran data antar
staff, baik KPO (Kantor Pusat) maupun Kantor Cabang.
Berikut adalah pemetakan aplikasi di PT.Mega Finance dalam McFarlan Grid
Tabel 3-4 McFarlan Grid Application di PT. Mega Finance
STRATEGIC HIGH POTENTIAL
- Helpdesk - Pasnet - HRMS - MGO
- FIS
- Portal - Internet - Automation office - Electronic mail
KEY OPERATIONAL SUPPORT
3.2.4 Analisis SWOT
Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang
telah dilakukan pada sub bab sebelumnya, maka perbandingan antara faktor
eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan
(SWOT) PT. Mega Finance dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
93
Tabel 3-5 SWOT PT. Mega Finance
FAKTOR INTERNAL FAKTOR EKSTERNAL
Kekuatan (Strength) : Peluang (Opportunity):
1. Nama baik PT. Mega Finance dibidang
pembiayaan kredit.
2. Termasuk dalam group yang besar yaitu
Para Group.
3. Memiliki sumber dana (Bank Mega) yang
handal dan bermodal kuat.
4. Memiliki banyak cabang diantara kepulauan
Indonesia.
5. Memiliki hubungan yang baik dengan dealer
seperti memiliki jadwal kunjungan ke dealer
dan memberikan reward kepada dealer
yang dapat mencapai target sesuai
ketentuan PT.Mega Finance.
6. Memiliki infrastruktur akses yang
menjangkau semua cabang dan rekan
bisnis, serta terkonesi dengan baik.
7. Memiliki SDM yang cukup, profesional,
terampil dan teruji.
1. Minat masyarakat terhadap layanan
perkreditan cukup besar.
2. Stabilitas perekonomian di Indonesia dan
tumbuhnya daya beli masyarakat.
3. Meningkatnya para dealer sepeda motor di
wilayah Indonesia.
4. Perkembangan teknologi yang mendukung
proses bisnis perusahaan yang cepat.
5. Kerjasama dengan pihak eskternal (contoh.
kantor POS) untuk memelakukan
pembayaran.
6. Captive market yang besar di group sendiri
Kelemahan (Weakness): Ancaman (Threat):
1. Sumber dana masih berasal dari satu
sumber (Bank Mega).
2. Pemanfaatan teknologi sebagai sarana
promosi dan menjaga hubungan dengan
pelanggan belum optimal.
3. Pengolahan report masih dilakukan secara
manual.
4. Penyebaran informasi SOP kepada
karyawan yang belum optimal
1. Munculnya produk/jasa pengganti.
2. Munculnya pesaing baru di industri consumer
finance, dan perusahaan sejenis yang lebih
mapan.
3. Adanya krisis yang dapat mempengaruhi
tingkat ekonomi masyarakat dan
pertumbuhan dealer.
4. Kondisi tempat tinggal pelanggan yang dapat
berpindah-pindah terutama di kota-kota
besar yang bisa menyebabkan kemungkinan
94
pelanggan tidak meneruskan pembayaran
kredit sepeda motor.
5. Wacana pemerintah DKI Jakarta untuk
mengurangi pengunaan sepeda motor.
3.2.4.1 Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan alat untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan.
Sesuai dengan analisis SWOT pada sub bab diatas, maka matriks SWOT PT. Mega
Finance dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
95
Tabel 3-6 Matrik SWOT PT. Mega Finance
IFAS
EFAS
STRENGTHS (S)
(S1) Nama baik PT. Mega Finance di dunia
pembiayaan kredit.
(S2) Termasuk dalam group yang besar yaitu
Para Group.
(S3) Memiliki sumber dana (Bank Mega) yang
handal dan bermodal kuat.
(S4) Memiliki banyak cabang diantara
kepulauan Indonesia.
(S5) Memiliki hubungan yang baik dengan
dealer seperti memiliki jadwal kunjungan
ke dealer dan memberikan reward
kepada dealer yang dapat mencapai
target sesuai ketentuan PT.Mega Finance.
(S6) Memiliki infrastruktur akse s yang
menjangkau semua cabang dan rekan
bisnis, serta terkonesi dengan baik.
(S7) Memiliki SDM yang cukup, profesional,
terampil dan teruji.
WEAKNESSES (W)
(W1) Sumber dana masih berasal dari
satu sumber (Bank Mega).
(W2) Pemanfaatan teknologi sebagai
sarana promosi dan menjaga
hubungan dengan pelanggan
belum optimal.
(W3) Pengolahan report masih dilakukan
secara manual.
(W4) Penyebaran SOP kepada
karyawan belum optimal.
96
OPPORTUNITIES (O)
(O1) Minat masyarakat terhadap
layanan perkreditan cukup
besar.
(O2) Stabilitas perekonomian di
Indonesia dan tumbuhnya daya
beli masyarakat.
(O3) Meningkatnya para dealer
sepeda motor di wilayah
Indonesia.
(O4) Perkembangan teknologi yang
mendukung proses pembayaran
yang cepat dan aman.
(O5) Kerjasama dengan pihak
eskternal (contoh. kantor POS)
untuk memelakukan
pembayaran.
(O6) Captive market yang besar di
group sendiri
STRATEGI (SO)
(SO1) Memberikan pelayanan terbaik dengan
strategi pemasaran yang handal,
sehingga masyarakat tetap memilih PT.
Mega Finance sebagai jasa pembiayaan.
(SO2) Semakin mempererat hubungan dengan
dealer, menambah jumlah dealer,
meningkatkan kerja sama dan promo
serta memberikan apresiasi kepada
dealer.
(SO3) Memaksimalkan pengelolahan SDM
dengan cara melakukan training dan
reward.
(SO4) Memaksimalkan pemanfaatan aplikasi
yang menunjang performance SDM.
(SO5) Memanfaatkan IT terkait dengan
pengembangan infrastruktur access
bisnis.
STRATEGI (WO)
(WO1) Mengembangkan aplikasi sebagai
sarana promosi dan menjaga
hubungan baik dengan pelanggan.
(WO2) Mencari sumber dana lain
(WO3) Mengembangkan aplikasi dalam
pengolahan report secara
terintegrasi.
Contohnya : BI (Business Inteligent).
TREATHS (T)
(T1) Munculnya produk/jasa
pengganti.
(T2) Munculnya pesaing baru di
STRATEGI (ST)
(ST1) Meningkatkan kualitas produk/jasa agar
lebih diminati oleh masyarakat.
(ST2) Peningkatan penyediaan data dan
STRATEGI (WT)
(WT1) Melakukan analisis dan segmentasi
pasar serta meningkatkan
pemasaran dan teknologi.
97
industri consumer finance, dan
perusahaan sejenis yang lebih
mapan.
(T3) Adanya krisis yang dapat
mempengaruhi tingkat ekonomi
masyarakat dan pertumbuhan
dealer.
(T4) Kondisi tempat tinggal pelanggan
yang dapat berpindah-pindah
terutama di kota-kota besar.
(T5) Wacana pemerintah untuk
mengurangi pengunaan sepeda
motor.
informasi harga secara lebih dini dan
akurat.
(ST3) Melakukan analisis dan pendekatan
dengan bank sebagai sumber dana dalam
menghadapi adanya inflasi yang
menyebabkan krisis ekonomi.
(ST4) Tetap konsisten dengan strategi bisnis
(ST5) Memperluas market share.
(ST6) Memantau perkembangan dan
perubahaan data para pelanggan agar
selalu “up to date”.
(WT2) Meningkatkan integrasi data dan
informasi bisnis antar cabang.
98
3.2.4.2 Perhitungan Analisis SWOT
Berdasarkan identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang telah
dilakukan pada sub bab sebelumnya. Pada sub bab ini dilakukan pengelompokkan serta
pembobotan terhadap faktor-faktor tersebut.
1. Kekuatan
Tabel 3-7 Perhitungan SWOT Kekuatan PT. Mega Finance
No. Faktor Strategis Bobot Rating Nilai Terbobot
1 Nama baik PT. Mega Finance di bidang pembiayaan kredit. 0.65 3.00 1.95
2 Termasuk dalam group yang besar yaitu Para Group. 0.65 3.00 1.95
3 Memiliki sumber dana (Bank Mega) yang handal dan bermodal kuat. 0.50 2.50 1.25
4 Memiliki banyak cabang diantara kepulauan Indonesia. 0.50 3.00 1.50
5 Memiliki hubungan yang baik dengan dealer. 0.50 3.00 1.50
6 Memiliki infrastruktur akse s yang menjangkau semua cabang dan rekan bisnis, serta terkonesi dengan baik.
0.65 3.00 1.95
7 Memiliki SDM yang cukup, profesional, terampil dan teruji. 0.50 2.75 1.375
Jumlah 3.95 11.475
2. Kelemahan
Tabel 3-8 Perhitungan SWOT Kelemahan PT. Mega Finance
No. Faktor Strategis Bobot Rating Nilai Terbobot
1 Sumber dana masih berasal dari satu sumber (Bank Mega). 0.70 3.00 2.10
2 Pemanfaatan teknologi sebagai sarana promosi dan menjaga hubungan dengan pelanggan belum optimal.
0.50 2.75 1.375
3 Pengolahan report masih dilakukan secara manual. 0.40 2.50 1.00
4
Penyebaran informasi SOP kepada karyawan yang
belum optimal
0.50 2.50 1.25
Jumlah 2.10 5.725
99
3. Peluang
Tabel 3-9 Perhitungan SWOT Peluang PT. Mega Finance
No. Faktor Strategis Bobot Rating Nilai Terbobot
1 Minat masyarakat terhadap layanan perkreditan cukup besar. 0.70 3.75 2.625
2 Stabilitas perekonomian di Indonesia dan tumbuhnya daya beli masyarakat. 0.30 2.25 0.675
3 Meningkatnya para dealer sepeda motor di wilayah Indonesia. 0.40 2.75 1.10
4 Perkembangan teknologi yang mendukung proses pembayaran yang cepat dan aman. 0.45 2.25 1.0125
5 Kerjasama dengan pihak eskternal (contoh. kantor POS) untuk memelakukan pembayaran. 0.50 2.25 1.125
6 Captive market yang besar di group sendiri 0.50 3.00 1.500 Jumlah 2.35 8.0375
4. Ancaman
Tabel 3-10 Perhitungan SWOT Ancaman PT. Mega Finance
No. Faktor Strategis Bobot Rating Nilai Terbobot
1 Munculnya produk/jasa pengganti. 0.60
3.00 1.80
2 Munculnya pesaing baru di industri consumer finance, dan perusahaan sejenis yang lebih mapan.
0.60 3.00 1.80
3 Adanya krisis yang dapat mempengaruhi tingkat ekonomi masyarakat dan pertumbuhan dealer.
0.50
4.00 2.00
4
Kondisi tempat tinggal pelanggan yang dapat berpindah-pindah terutama di kota-kota besar yang bisa menyebabkan kemungkinan pelanggan tidak meneruskan pembayaran kredit sepeda motor.
0.30
1.00 0.30
5 Wacana pemerintah DKI Jakarta untuk mengurangi pengunaan sepeda motor.
0.10
1.00 0.10
Jumlah 0.5 6.00
Analisis SWOT dilakukan dengan membandingkan nilai terbobot antara peluang
dengan ancaman dan antara kekuatan dan kelemahan. Nilai terbobot diperoleh dari hasil
perkalian bobot dengan nilai.
Perbedaan nilai antara peluang-ancaman menunjukkan angka positif yaitu 2,0375,
sedangkan nilai pada kekuatan-kelemahan menunjukkan angka negatif yaitu 5,750.
100
3.2.4.3 Diagram SWOT
Berdasarkan perhitungan analisis SWOT pada sub bab di atas, maka dapat
digambarkan bahwa posisi PT. Mega Finance saat ini berada pada Kuadran I
sebagaimana ditunjukkan dengan lingkaran pada gambar berikut ini:
Gambar 3-10 Diagram SWOT PT. Mega Finance
Dengan posisi perusahaan pada kuadran I berarti strategi yang dipakai adalah
mempertahankan kekuatan untuk memenangkan peluang yang dimiliki. Pendekatan
yang dipakai adalah pendekatan memaksimalkan kekuatan. Strategi ini disebut juga
strategi agresif.
3.2.5 Analisis Balanced Scorecard
Pemetaan PT. Mega Finance dari segi perspektif keuangan (Financial Perspective),
proses internal bisnis (Internal Perspective), pelanggan (Customers Perspective) dan
101
pembelajaran dan pertumbuhan (Inovation and Learning Perspective) dilakukan dengan
menggunakan balanced scorecard. Pemetaan ini digunakan untuk mengolah strategi
jangka panjang perusahaan, terutama untuk mencapai tujuan, ukuran strategi, target,
insiatif strategis bagi perusahaan. Berikut pemetaan ke empat perspektif tersebut.
102
Tabel 3-11 Balance Scorecard – Financial Perspective
Financial Perspective Objective Measure (s) Action (CSF) IS Needs
- Meningkatkan
pertumbuhan
financial
- Peningkatan Index
ROI (Return of
Investment) sebesar
18,8% dari Rp 1.020 M
menjadi Rp 1.212M.
- Analisa kredit yang
teliti. Sehingga index
piutang bermasalah
sebesar 1.0% dapat
turun menjadi 0.9%
pada tahun 2011.
- Service Level
Agreement (SLA)
terhadap konsumen,
dealer dan karyawan
meningkat.
- Jumlah Dealer dan
cabang bertambah.
Dengan target jumlah
cabang bertambah
dari 66 cabang
menjadi 85 cabang
pada akhir tahun 2011.
- Jumlah konsumen
naik 9,3% menjadi 2.2
juta.
- Meningkatkan
volume penjualan
produk/jasa
dengan kualitas
yang maksimal.
- Memperluas
pemasaran
- Menambah jumlah
dealer dan
meningkatkan
kerja sama dan
promo.
- Menambah jumlah
cabang yang
memiliki potensial
pasar.
- Membangun sistem
BI (Business
Intelligence).
- Membangun aplikasi
CRM.
103
Tabel 3-12 Balance Scorecard – Internal Perspective
Internal Perspective Objective Measure (s) Action (CSF) IS Needs
- Meningkatkan
kinerja karyawan.
- Index kinerja
karyawan.
Penurunan angka
punishment
karyawan, yang
semula 14 kasus
( 9 kasu s untuk
karyawan tetap
dan 5 kasus untuk
karyawan tidak
tetap) menjadi 0
ka sus.
- Mengatur disiplin kerja
yang baik.
- Menerapkan job
description list proses
kerja.
- Menerapkan reward
and punishment.
- Efisiensi kerja.
- Pengaturan SOP
(Standard Operating
Procedure)
- Menambahkan
Module Time Sheet
(log activity) pada
aplikasi HRMS.
- Menambah modul
scoring pada
aplikasi Pasnet
untuk
mempermudah
analisa terhadap
pengajuan kredit
konsumen
sehingga dapat
mempercepat
proses approval.
- Menambah modul
SOP pada aplikasi
Portal.
- Meningkatkan
komunikasi dan
koordinasi kerja.
- Index waktu kerja.
Pelaksanaan
proses pengajuan
yang biasanya
dilakukan 3hari
bisa diselesaikan
dalam waktu 1
hari (same day
service).
- Mengadakan branch
meeting.
- Mengembangkan
kebersamaan diluar
jam kerja
(Outing/Outbound)
- Manambahkan
Module Event di
HRMS.
- Chatting internal
(MIRC internal)
104
Tabel 3-13 Balance Scorecard – Customer Perspective
Customer Perspective
Objective Measure (s) Action (CSF) IS Needs - Meningkatkan
kepuasan
pelanggan.
- Index kepuasan
pelangan.
Target penurunan
50% kasus
komplain pada tiap
cabang.
Contoh pada
cabang fatmawati,
dari 43 kasus
komplain pada
tahun 2010 menjadi
20 kasus pada akhir
tahun 2011.
- Mengurangi keluhan
pelanggan
- Memberikan respon
yang cepat dan akurat
terhadap keluhan
pelanggan.
- Memberikan informasi
yang up to date
terhadap pelanggan.
- Membangun
aplikasi CRM.
- Meningkatkan
loyalitas terhadap
pelanggan.
- Index loyalitas
pelanggan.
- Index pembelian
berdasarkan
referensi. Target
pembelian
berdasarkan
referensi naik dari
15% dari 250 ribu
unit menjadi 375
ribu unit pada akhir
tahun 2011.
- Meningkatkan
pendekatan terhadap
pelanggan.
- Meningkatkan kualitas
produk/jasa.
- Memberikan reward
kepada pelanggan
- Memberikan news info
kepada pelanggan
- Membangun sistem
BI (Business
Intelligence).
- Mengembangkan
aplikasi CRM.
- Menambahkan
Module Bonus &
Reward pada
aplikasi Pasnet.
105
Tabel 3-14 Balance Scorecard – Inovation & Learning Perspective
3.2.6 Permasalahan yang dihadapi
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap lingkungan internal dan eksternal
bisnis serta lingkungan internal dan eksternal SI/TI PT. Mega Finance, maka
permasalahan yang diperoleh yaitu:
1. Analisis Value Shop
Inovation & Learning Perspective
Objective Measure (s) Action (CSF) IS Needs - Meningkatkan
kemampuan/keahli
an karyawan
- Skill karyawan
meningkat.
- Index waktu
penyelesaian masalah
membaik.
Target penyelesaian
ka sus piutang
pembiayaan konsumen
meningkat sebesar
12,5% dari
62.5% kasus menjadi
75% kasus.
- Zero Defect
- Melakukan training
eksternal.
- Melakukan
benchmarking ke
industri sejenis
- Menambahkan
Module Online
Training pada
aplikasi HRMS.
- Meningkatkan
produktivitas
karyawan
- Index waktu operasional
membaik.
Pelaksanaan proses
pengajuan yang
biasanya dilakukan
3hari bisa diselesaikan
dalam waktu 1 hari
(same day service).
- Melakukan
pendidikan dan
pelatihan internal.
- Menambahkan
Module Time Sheet
(log activity) pada
aplikasi HRMS.
106
Melalui hasil analisis Value Shop disimpulkan bahwa perusahaan perlu
melakukan peningkatan hubungan yang baik dengan pelanggan. Dalam
membina serta meningkatkan hubungan yang baik tersebut diperlukan
suatu sistem yang mampu melakukan pengelolaan data dan transaksi
pelanggan. Untuk selanjutnya data tersebut diolah menjadi suatu informasi
yang berguna untuk proses perencanaan strategi dan pengambilan
keputusan oleh pihak manajemen.
Permasalahan yang di hadapi, seperti:
i. Upaya untuk meningkatkan hubungan pelanggan, dimana sering
terjadi kelalaian pelanggan untuk melakukan proses pembayaran.
Oleh karena itu diperlukan sistem yang membantu untuk
mengingatkan pelanggan perihal batas waktu pembayaran.
ii. Permasalahan pelanggan yang kurang paham tentang tata cara
pembayaran, media pembayaran, informasi produk dan layanan
keluhan. Oleh karena itu diperlukan sistem yang mampu menghandle
permasalahan tersebut. Sistem yang menjamin ketersediaan informasi
dan penyalurannya kepada pelanggan hingga sistem yang mampu
menampung dan mengatasi keluhan pelanggan.
iii. Pengelolaan report yang masih manual membatasi management untuk
proses pengambilan keputusan maupun pembuatan perencanaan
strategi. Oleh karena itu dibutuhkan sistem yang dapat membantu
management untuk menghasilkan report yang cepat, tepat dan akurat.
2. Analisis Lima Daya Porter
107
Melalui analisis Lima Daya Porter diperoleh bahwa perusahaan menerima
ancaman dari luar perusahaan yakni adanya keunggulan kompetitif
perusahaan dan munculnya perusahaan pendatang baru dan model bisnis
baru, misalnya syariah dalam bidang industri yang sama sehingga
diperlukan strategi untuk meningkatkan daya kompetitif perusahaan.
3. Analisis PEST
Melalui analisis PEST diperoleh bahwa ancaman politik, berupa wacana
pemerintah untuk membatasi penggunaan motor di Jakarta serta wacana
pengalihan bahan bakar premium-pertama akan memberi dampak pada
strategi bisnis PT. Mega Finance.
4. Analisis SWOT
Melalui analisis SWOT diperoleh bahwa PT. Mega Finance berada pada
kuadran 1 yaitu perusahaan memiliki peluang dan kekuatan sehingga
dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam
kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
5. Analisis lingkungan internal perusahaan
Melalui analisis lingkungan internal perusahaan diperoleh bahwa PT.
Mega Finance memiliki beberapa aplikasi yang masih harus
dikembangkan lagi untuk menjalankan proses bisnisnya.
Aplikasi tersebut adalah:
i. Module scoring dan module bonus and reward pada aplikasi Pasnet.
ii. Module timesheet dan event pada aplikasi HRMS.
iii. Module SOP pada aplikasi Portal.