44
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa BAB III GEOLOGI 3.1 LINGKUP PEKERJAAN Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi : pemboran inti (dengan mesin), sumuran uji (testpit), pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed sample) & contoh tanah terganggu (disturbed sample), uji permeabilitas, uji penetrasi (standard penetration test), dan pengujian laboratorium 3.2 GEOLOGI REGIONAL Berdasarkan Peta Geologi Lembar Garut dan Pamengpeuk (P3G,1991), lokasi Waduk Santosa dan sekitarnya ditempati oleh satuan batuan Andesit Waringin- Bedil, Malabar Tua (Qwb), Endapan Repah lepas Gunung Api tua tak teruraikan (Qopu), dan Batuan Gunung Apimuda (Qyw) periksa Gambar 3.1. - BAB 3-1

Bab 3 Geologi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

geologi bendungan

Citation preview

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

BAB IIIGEOLOGI3.1 LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi : pemboran inti (dengan mesin), sumuran uji

(testpit), pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed sample) & contoh tanah

terganggu (disturbed sample), uji permeabilitas, uji penetrasi (standard penetration test),

dan pengujian laboratorium

3.2 GEOLOGI REGIONAL

Berdasarkan Peta Geologi Lembar Garut dan Pamengpeuk (P3G,1991), lokasi Waduk

Santosa dan sekitarnya ditempati oleh satuan batuan Andesit Waringin-Bedil, Malabar

Tua (Qwb), Endapan Repah lepas Gunung Api tua tak teruraikan (Qopu), dan Batuan

Gunung Apimuda (Qyw) periksa Gambar 3.1.

Gambar 3 .1 Geologi Regional

Satuan Batuan Andesit Waringin-Bedil, Malabar Tua (Qwb)

Satuan ini terdiri dari perselingan lava, breksi dan tufa, bersusunan andesit piroksen dan

andesit hornblende. Lava bersusunan andesit piroksen dan hornblende, kekar lempeng

dan kekar meniang. Breksi lahar dan tufa, mengandung batuapung yang berukuran lapili.

- BAB 3-1

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gunung Waringan (tinggi 2140 m). Gunung Bedil (tinggi 2068 m) dan Puncaksorok atau

Sodongarik (tinggi 2050 m) diduga merupakan sisa-sisa tubuh gunung api yang

cenderung sebagai hasil pembentukan depresi vulkanik atau kaldera Malabar Tua.

Gunung Tanjaknangsi (tinggi 1508 m), Gunung Bubut (tinggi 1333 m) dan Gunung Geulis

merupakan tubuh-tubuh parasit yang tumbuh pada lereng Gunung Malabar Tua.

Satuan batuan ini berumur plistosen bawah.

Satuan Endapan Rempah Lepas Gunung Api Tua tak teruraikan (Qopu)

Tufa hablur berbutir halus hingga kasar, dan bersusunan asam-menengah (dasitik),

Breksi tufan mengandung batuapung berkomopen andesit-basalt. Endapan ini

merupakan rempah lepas gunung api yang bermorfologi rendah yang mengisi lembah

depresi vulkanik Malabar Tua dan menbentuk dataran tinggi Pangalengan. Satuan

batuan ini berumur plistosen tengah.

Satuan Gunung Api Muda (Qyw)

Satuan ini terdiri dari Eflata dan lava aliran bersusunan andesit dan basalt,

terobosan/krucut parasit dan kubah lava. Bukit-bukit menggelombang rendah, terbentuk

oleh aliran rempah lepas pada bagian kaki krucut.

Batuan Gunung api Windu (Qyw) terdiri dari eflata dan lava yang bersusunan andesit

piroksen yang mengandung hablur hornblende dan olivine. Batuan gunung api ini

dihasilkan oleh sumber-sumber sekitarnya. Satuan batuan ini berumur Holosen.

Struktur Geologi

Struktur Geologi yang berkembang pada daerah Bendungan Santosa dan sekitarnya

adalah sesar geser yang umumnya berarah Barat - Timur. Pola arahnya diperkirakan

akibat tektonik yang berasal dari Selatan ke Utara yang diduga berlangsung pasa masa

Oligosen akhir - Miosen awal.

3.3 PENYELIDIKAN PONDASI BENDUNGAN DAN BANGUNAN PELENGKAPNYA

Untuk mengetahui kondisi geologi dan sifat-sifat teknis pondasi bendungan dan

bangunan pelengkapnya maka diadakan pemboran inti, pengujian in-situ (SPT dan uji

permeabilitas) dan pengujian laboratorium terhadap contoh batu dari inti bor.

Pemboran inti tahun 2012 telah dilaksanakan sebanyak 15 (lima belas) titik dengan total

kedalaman 630 m yaitu BSD-1, BSD-2, BSD-3, BSD-4, BSD-5, BSD-6, BSD-7, BSD-8, BSD-

- BAB 3-2

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

9, BSD-10, BSP-1, BSP-2, BSP-3, BSC-1 dan BSC-2 dengan rincian sebagaimana

ditampilkan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Lokasi, Koordinat dan Kedalaman Pemboran

Bor No.

Lokasi

KoordinatElevasi

(m)Kedalam

anX Y

BSD-1 Tumpuan Kiri 790.0189.196.46

5+ 1577.05 50 m

BSD-2 Palung Sungai 790.1029.196.72

0

+ 1527.5030 m

BSD-3 Tumpuan Kiri 790.0409.196.47

1

+ 1577.1040 m

BSD-4Tumpuan Kiri

790.0999.196.58

1

+ 1547.2150 m

BSD-5Palung Sungai

790.1429.196.67

3

+ 1526.4070 m

BSD-6Tumpuan Kanan

790.1489.196.71

9

+ 1533.6070 m

BSD-7Tumpuan Kanan

790.1839.196.77

5

+ 1558.1550 m

BSD-8Tumpuan Kanan

790.2239.196.85

7

+ 1577.0740 m

BSD-9Kaki Hulu

790.3049.196.63

1

+ 1526.4125 m

BSD-

10

Kaki Hilir790.051

9.196.63

1

+ 1530,0025 m

BSP-1 Pelimpah 790.0219.196.78

9

+ 1547.6040 m

BSP-2Pelimpah

790.0859.196.84

6

+ 1575.3040 m

BSP-3Pelimpah

790.2249.196.96

8

+ 1591.4525 m

BSC-1Konduit

790.2239.196.56

8

+ 1566,4235 m

BSC-2Konduit

790.0169.196.58

7

+ 1552,3740 m

- BAB 3-3

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Total Kedalaman630

m

3.4.1 Geologi Pada Pondasi Bendungan

3.4.2.1 .Bukit Tumpuan Kanan

Kondisi geologi pada bukit tumpuan kanan diwakili oleh data pemboran inti BSD-6, BSD-7

dan BSD-8 (pemboran dilaksanakan tahun 2012). Dari hasil pemboran tersebut diketahui

bahwa bukit tumpuan kanan ditempati oleh tufa dan tufa breksi dengan boulder andesit.

Tufa (coklat kekuningan)

Batuan ini berwarna coklat kekuningan, kadang mengandung fragmen andesit, bersifat

rapuh, lunak. Tebal pelapukan (lapuk kuat) berkisar antara 3 – 5 m. Uji permeabilitas

memberikan hasil Lugeon, Lu = 10,4 – 23,2 dengan nilai SPT = 5 – 6.

Tufa (putih kekuningan)

Batuan ini berwarna putih kekuningan, berukuran lanau-pasiran, mengandung kerikil,

padat, kondisi lapuk kuat. Uji permeabilitas memberikan hasil Lugeon, Lu = 10,4 dengan

nilai SPT = 6 – 50.

Tufa Breksi (abu-abu)

Batuan ini berwarna abu-abu, komponen lanau pasir mengandung kerikil, berfragmen

andesit diameter maksimum 5 cm, padat-keras, kondisi lapuk sedang. Uji permeabilitas

memberikan hasil Lugeon, Lu = 19,06 – 37,11 dengan nilai SPT = > 50.

Pemboran inti BSD-6, BSD-7 & BSD-8 memberikan hasil sebagai berikut :

Titik bor BSD-6 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 3,0 Lanau pasiran, kecoklatan, plastisitas sedang, sedikti

akar tanaman/organik, k = 4,56 x 10-4 cm/det, SPT N =

12.

3,0 – 8,0 Tufa warna kuning, fragmen maks. 1 cm, lapuk tinggi,

rapuh, lunak, k = 1,75 x 10-4 cm/det, Lu = 13,51 ; SPT N

= 14

8,0 – 11,0 Tufa warna putih-keabu-abuan, agak padat, lapuk tinggi,

k = 1,01 x 10-4 cm/det, Lu = 7,81 ; SPT N = 18.

- BAB 3-4

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

11,0 – 22,0 Tufa breksi, warna abu-abu kecoklatan, fragmen andesit

maks. 4 cm, lapuk sedang-ringan, keras, RQD = 18-90,

k = 4,74 x 10-4 s/d 1,1 x 10-4 cm/det, Lu = 8 - 36, SPT N

= 22 – 50.

22,0 - 52,0 Lava andesit, warna abu-abu, spasi kekar, rapat, keras,

lapuk ringan-segar, RQD = 12-49, k = 6,14 x 10-4 s/d

4,04 x 10-4 cm/det, Lu = 31,24 – 47,42 ; SPT N > 50.

52,0 - 60,0 Breksi, warna abu-abu kecoklatan, fragmen andesit dia.

maks. 4 cm, menyudut tanggung, masa dasar pasir

sedang, kemas terbuka, kompak, kekerasan sedang,

lapuk sedang-ringan, k = 8,04 x 10-4 s/d 9,42 x 10-4

cm/det, Lu = 62,12 – 73,04 ; SPT N > 50.

60,0 - 70,0 Lava andesit, warna abu-abu kehitaman, spasi kekar,

rapat, keras, lapuk ringan-segar, RQD = 21-27, k = 3,9 x

10-4 s/d 4,74 x 10-4 cm/det, Lu = 30 – 36,6 ; SPT N > 50.

Titik bor BSD-7 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 3,5 Lanau lempung pasiran, merah kecoklatan, plastisitas

sedang, lunak, sedikit akar tanaman/organik, k = 4,97 x

10-4 cm/det, SPT N = 11.

3,5 – 8,0 Tufa warna kuning, fragmen maks. 2 cm, lapuk tinggi,

rapuh, lunak, k = 2,14 x 10-4 cm/det, Lu = 16,53 ; SPT N

= 8.

8,0 – 16,0 Tufa warna putih-keabu-abuan, agak padat, lapuk tinggi,

k = 1,86 x 10-4 cm/det, Lu = 14,4 ; SPT N = 12-20.

16,0 – 35,0 Tufa breksi, warna abu-abu kehitaman, fragmen andesit

maks. 5 cm, lapuk sedang-ringan, keras, RQD = 40-70,

k = 2,2 x 10-4 s/d 2,9 x 10-4 cm/det, Lu = 17 - 22, SPT N

>50.

35,0 - 44,5 Breksi, warna abu-abu kecoklatan, fragmen andesit dia.

maks. 6 cm, menyudut tanggung, masa dasar pasir

sedang, kemas terbuka, kompak, kekerasan sedang,

lapuk ringan-segar, k = 1,9 x 10-3 s/d 2,8 x 10-4 cm/det,

Lu = 21,76 – 150, SPT N > 50.

- BAB 3-5

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

44,5 - 50,0 Lava andesit, warna abu-abu kehitaman, spasi kekar,

rapat, keras, lapuk ringan-segar, RQD = 10-37, k = 9,71

x 10-4 cm/det, Lu = 75, SPT N > 50.

Titik bor BSD-8 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 7,0 Lanau lempung pasiran, merah kecoklatan, plastisitas

sedang, lunak, sedikit akar tanaman/organik, k = 1,35 x

10-4 cm/det, SPT N = 5-6.

7,0 – 9,0 Tufa warna kuning, fragmen maks. 2 cm, lapuk tinggi,

rapuh, lunak, k = 1,35 x 10-4 cm/det, Lu = 10,4.

9,0 – 40,0 Tufa breksi, warna abu-abu, fragmen andesit maks. 5

cm, lapuk tinggi, keras, RQD = 30-90, k = 1,9 x 10-4 s/d

4,8 x 10-4 cm/det, Lu = 19 - 37, SPT N >50.

Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bukit tumpuan

kanan sebagai berikut :

- Tebal pelapukan sampai kedalaman 3 – 7 m.

- Batuan keras/kompak dijumpai mulai kedalaman 15 m berupa tufa/breksi

dengan nilai SPT N 50.

- Pada kedalaman 40 – 50 m mempunyai permeabilitas tinggi (Lu = 75 –

150).

3.4.2.2Lembah Sungai

Geologi pada lembah sungai diketahui dari data pemboran inti BSD-2 dan BSD-5. Dari

hasil pemboran tersebut diketahui bahwa lembah sungai ditempati oleh batuan yang

cukup keras.

Pemboran inti pada titik BSD-2 dan BSD-5 memberikan hasil sebagai berikut :

Titik Bor BSD-2

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 2,5 Lanau lempung pasiran mengandung kerikil, coklat

kemerahan, lunak, plastisitas sedang, sedikit akar

tanaman/organik, k = 8,1 x 10-4 cm/det.

2,5 – 5,0 Lava andesit, warna merah kecoklatan, berlubang-

lubang, keropos, tekstur kasar, bersifat getas, keras,

RQD = 20-25, k = 8,1 x 10-4 cm/det, SPT N > 50.

- BAB 3-6

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

5,0 – 25,0 Lava andesit, warna abu-abu, pejal, keras, tekstur halus,

spasi kekar, rapat, keras, lapuk ringan-segar, RQD = 10-

57, k = 3,8 x 10-4 s/d 6,2 x 10-4 cm/det, Lu = 24,8 –

47,6 ; SPT N > 50.

25,0 – 30,0 Lava andesit, warna merah kecoklatan, berlubang-

lubang, keropos, tekstur kasar, bersifat getas, keras,

RQD = 10-46, k = 5,67 x 10-4 cm/det, Lu = 43, SPT N >

50.

Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang lembah sungai

sebagai berikut :

- Pengaruh pelapukan sampai kedalaman 2,5 m dari permukaan tanah.

- Mulai kedalaman 2,5 – 5 m, batuan lava andesit yang keropos (berlubang-

lubang), kualitas batuan sangat jelek (RQD = 20 – 25) dengan

permeabilitas tinggi (Lu = 62,8).

- Mulai kedalaman 5 – 25 m, batuan berupa lava andesit, pejal, keras,

kualitas batuan jelek-sedang (RQD = 10-57), permeabilitas sedang (Lu =

24 – 47).

Titik Bor BSD-5

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 2,0 Tufa, warna coklat, ukuran butir halus-sedang, bersifat

rapuh, lapuk sedang, k = 4,14 x 10-4 cm/det.

2,0 – 6,0 Tufa, warna putih, ukuran butir pasir halus-sedang,

bersifat rapuh sampai agak padat, lapuk sedang, k =

4,14 x 10-4 cm/det, SPT N = 12.

6,0 – 12,0 Tufa, warna abu-abu, ukuran butir pasir sedang-kasar,

mengandung kerikil diameter maksimal 3 cm, bersifat

padat-agak keras, lapuk sedang, k = 1,62 x 10 -4 , Lu =

12,53 ; SPT N = 16-18.

12,0 – 14,0 Andesit, warna putih kecoklatan, bersifat rapuh, lapuk

sempurna, k = 1,64 x 10-4 cm/det, Lu = 12,64 ; SPT N >

50.

14,0 – 16,0 Andesit, warna abu-abu kecoklatan, bersifat rapuh-agak

keras, tinggi, k = 1,64 x 10-4 cm/det, Lu = 12,64 ; SPT N

> 50.

- BAB 3-7

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

16,0 – 20,0 Andesit, warna abu-abu kemerahan, kompak, keras,

lapuk sedang, k = 1,85 x 10-4 cm/det, Lu = 14,3 ; SPT N

> 50.

20,0 – 22,5 Andesit, warna abu-abu, berlubang-lubang, getas, keras,

lapuk ringan, k = 3,27 x 10-4 cm/det, Lu = 17,55 ; SPT N

> 50.

25,0 – 45,0 Andesit, warna abu-abu, pejal, spasi joint 6-20 cm,

kompak, keras, lapuk ringan-segar, k = 1,53 x 10-4 s/d

3,88 x 10-3 cm/det, Lu = 11,84 - 300, SPT N > 50.

45,0 – 50,0 Andesit, warna abu-abu, pejal, spasi joint 6-20 cm,

kompak, keras, lapuk segar, k = 1,70 x 10-4 cm/det, Lu =

13,46 ; SPT N > 50.

50,0 – 58,0 Andesit, warna abu-abu kehitaman, berlubang-lubang,

spasi kekar joint 20-60 cm, kompak, keras, lapuk ringan-

segar, k = 1,78 x 10-4 s/d 1,96 x 10-4 cm/det, Lu = 13,75

– 15,16 ; SPT N > 50.

58,0 – 70,0 Andesit, warna abu-abu, pejal, spasi joint 6-20 cm,

kompak, keras, lapuk ringan-segar, k = 1,73 x 10-4 s/d

1,75 x 10-4 cm/det, Lu = 13,57 - 13,38 ; SPT N > 50.

Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang lembah sungai

sebagai berikut :

- Mulai kedalaman 0,0 – 12 m, berupa tufa yang memiliki sifat rapuh pada

bagian atas, agak padat pada bagian bawahnya dan agak keras.

- Kedalaman batuan keras 12 m dari permukaan tanah dengan nilai SPT N

50.

3.4.2.3Bukit Tumpuan Kiri

Kondisi geologi pada bukit tumpuan kiri diwakili oleh data pemboran inti BSD-1, BSD-3

dan BSD-4 yang memberikan hasil sebagai berikut :

Titik bor BSD-1 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 4,0 Lanau lempung pasiran, coklat kemerahan, lunak,

plastisitas sedang, sedikit akar tanaman/organik, SPT N

= 16.

- BAB 3-8

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

4,0 – 13,0 Tufa warna kuning kecoklatan, berbutir pasir-lanau,

lunak-teguh, lapuk tinggi-sempurna, k = 2,3 x 10-4 s/d

2,9 x 10-4 cm/det, Lu = 17 - 22,5 ; SPT N = 5 – 19.

13,0 – 35,0 Tufa warna putih-keabu-abuan, ukuran butir pasir halus-

kasar, mengandung kerikil, padat, lapuk tinggi, k = 2,4 x

10-4 s/d 3,6 x 10-4 cm/det, Lu = 18 – 28, SPT N = 26 - 39.

35,0 – 50,0 Tufa breksi, warna abu-abu kehitaman, fragmen andesit

maks. 3 cm, lapuk sedang-tinggi, keras, RQD = 35-72,

k = 2,1 x 10-4 s/d 2,3 x 10-4 cm/det, Lu = 16,4 – 17,6 ;

SPT N = 28 – 50.

Titik bor BSD-3 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 5,0 Lanau lempung pasiran, coklat kemerahan, lunak,

plastisitas sedang, sedikit akar tanaman/organik, SPT N

= 5.

5,0 – 12,0 Tufa warna kuning kecoklatan, berbutir pasir-lanau,

lunak-teguh, lapuk tinggi-sempurna, k = 1,27 x 10-4

cm/det, Lu = 9,8 ; SPT N = 12.

12,0 – 40,0 Tufa warna putih-keabu-abuan, ukuran butir pasir halus-

sedang, padat, lapuk tinggi, k = 1,57 x 10 -4 s/d 3,11 x 10-

4 cm/det, Lu = 12,9 – 24,04 ; SPT N = 10 - 35.

Titik bor BSD-4 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 0,5 Lanau pasiran, coklat, lunak, plastisitas rendah, sedikit

akar tanaman/organik.

0,5 – 5,0 Tufa warna coklat, agak keras, lapuk sedang, k = 4,97 x

10-4 cm/det, Lu = 38,4 ; SPT N = 9.

5,0 – 20,0 Tufa warna putih coklat, agak padat, lapuk sedang, k =

1,12 x 10-4 s/d 1,38 x 10-4 cm/det, Lu = 8,69 – 10,67 ; SPT

N = 4 - 6.

20,0 – 30,0 Tufa breksi, warna putih, mengandung kerikil, fragmen

andesit, menyudut tanggung, padat keras, lapuk sedang,

k = 1,71 x 10-4 s/d 2,38 x 10-4 cm/det, Lu = 13,2 – 18,36 ;

SPT N = 5 - 7.

30,0 – 35,0 Tufa breksi, abu-abu kecoklatan, mengandung fragmen

andesit maksimal 2 cm, butir pasir sedang-kasar,

- BAB 3-9

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

kekerasan sedang-keras, lapuk sedang-tinggi, k = 2,16 x

10-4 cm/det, Lu = 16,69 ; SPT N = 60.

35,0 – 38,0 Tufa breksi, abu-abu, mengandung fragmen andesit

maksimal 3 cm, butir pasir sedang-kasar, keras-sedang,

sementasi lemah, lapuk sedang-ringan, k = 1,94 x 10-4

cm/det, Lu = 14,97 ; SPT N = 60.

38,0 – 50,0 Tufa, putih kecoklatan, agak keras, butir sedang, lapuk

sedang, k = 2,10 x 10-4 s/d 2,14 x 10-4 cm/det, Lu =

16,22 – 16,53 ; SPT N = 60.

Pengujian laboratorium terhadap sampel inti bor BSD-4 (19 – 20 m)

memberikan hasil sebagai berikut :

Kadar air asli = 32,34 %

Berat isi asli = 1,737 ton/m3

Batas cair = 41,72 %

Indeks plastisitas = 14,24 %

Kadar lempung & lanau = 63,12 %

USCS = ML – OL

Triaxial UU (pada kondisi jenuh), = 1⁰

c = 0,2 ton/m2

Crumb test = tingkat 4 (dispersif)

Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bukit tumpuan kiri

sebagai berikut :

- Pelapukan berpengaruh kuat hingga kedalaman 5,0 m dari permukaan

tanah.

- Mulai kedalaman 4 - 13 m, tufa coklat kekuningan yang bersifat lunak.

- Kedalaman 13 – 35 m berupa tufa putih yang bersifat padat.

- Kedalaman 35 – 50 m berupa tufa breksi yang bersifat keras.

- Pada lubang bor BSD-4 (5 – 30 m) dijumpai tufa coklat bersifat lunak

dengan nilai SPT N = 4 – 7. Dari hasil uji laboratorium, diketahui bahwa

pada kondisi jenuh air (terendam) tufa tersebut berubah sifat fisiknya

menjadi lumpur. Hal ini dicerminkan oleh sangat kecilnya kekuatan geser

tufa pada kondisi unconsolidated undrained jenuh air dan hasil uji

rendaman (crumb test) yang menunjukkan sifat dispersif.

Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :

- BAB 3-10

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Bukit tumpuan kiri (pada kedalaman 5 – 30 m atau pada elevasi + 1517 m

hingga + 1542 m) bersifat lunak dengan nilai SPT N = 4 – 7. Pada kondisi

terendam air, tufa pada elevasi tersebut berubah menjadi lumpur sehingga

kekuatan gesernya sangat kecil.

Bukit tumpuan kiri dinilai tidak stabil apabila terendam air (jenuh).

Perlu diadakan analisis stabilitas lereng untuk membuktikan bahwa bukit

tumpuan kiri tidak stabil apabila terendam air.

Berdasarkan hasil pemboran inti tersebut telah dibuat profil geologi memanjang as

bendungan dan melintang as bendungan (lihat Gambar 3.2 dan Gambar 3.3) dan

profil permeabilitas batuan pondasi memanjang as bendungan sebagaimana disajikan

pada Gambar 3.4.

- BAB 3-11

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gambar 3 .2 Profil Geologi Memanjang As Bendungan

- BAB 3-12

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gambar 3 .3 Profil Geologi Melintang As Bendungan

- BAB 3-13

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gambar 3 .4 Profil Permeabilitas Batuan Pondasi Memanjang As

Bendungan

3.4.2 Bangunan Pelimpah

Kondisi geologi pada bangunan pelimpah diwakili oleh data pemboran inti BSP-1, BSP-2

dan BSP-3. Pemboran inti pada titik BSP-1, BSP-2 dan BSP-3 memberikan hasil sebagai

berikut :

Titik bor BSP-1 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 1,0 Lanau pasiran, coklat, lunak, plastisitas sedang, sedikit

akar tanaman/organik.

1,0 – 12,0 Tufa warna kuning kecoklatan, berbutir pasir-sedang,

rapuh, lapuk kuat, k = 1,31 x 10-4 s/d 4,76 x 10-4 cm/det,

Lu = 10,13 – 36,8 ; SPT N = 24 - 30.

- BAB 3-14

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

12,0 – 16,0 Tufa Breksi warna abu-abu kecoklatan, ukuran butir pasir

sedang-kasar, mengandung fragmen andesit diameter 2-

3 cm, bentuk menyudut tanggung, agak keras-keras,

lapuk sedang, k = 8,21 x 10-5 cm/det, Lu = 6,34 ; SPT N

= >50.

16,0 – 22,0 Tufa warna putih kusam, ukuran butir pasir-sedang,

sebagian rapuh-agak keras, lapuk sedang-tinggi, k =

2,13 x 10-4 cm/det, Lu = 16,44 ; SPT N = >50.

22,0 – 34,5 Tufa Breksi warna abu-abu kecoklatan, ukuran butir pasir

sedang-kasar, mengandung fragmen andesit diameter 4

cm, bentuk menyudut tanggung, keras, lapuk sedang, k

= 1,68 x 10-4 s/d 1,99 x 10-4 cm/det, Lu = 14,38 – 16,39 ;

SPT N = >50.

34,5 – 40,0 Andesit, warna abu-abu cerah, kekerasan sedang, lapuk

kuat, k = 2,14 x 10-4 cm/det, Lu = 16,61 ; SPT N = >50.

Titik bor BSP-2 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 2,0 Lanau lempung pasiran, coklat, lunak-teguh, plastisitas

sedang-tinggi, sedikit akar tanaman/organik.

2,0 – 12,0 Tufa warna kuning kecoklatan, berbutir pasir-kasar,

rapuh, agak padat, lapuk kuat, k = 1,05 x 10-4 cm/det,

Lu = 81,6 ; SPT N = 15 - 22.

12,0 – 33,0 Tufa warna abu-abu kehijauan, ukuran butir pasir

sedang-kasar, mengandung fragmen andesit diameter 5

cm, bentuk menyudut tanggung, padat, keras, lapuk

sedang, k = 2,43 x10-4 s/d 3,27 x10-4 cm/det, Lu = 18,8 -

25,25 ; SPT N = >50.

33,0 – 35,5 Tufa warna abu-abu kehijauan, ukuran butir pasir

sedang, padat, keras, mengandung sisipan arang kayu,

lapuk sedang, k = 2,89 x10-4 cm/det, Lu = 22,36 ; SPT N

= >50.

35,5 – 40,0 Tufa breksi warna coklat, ukuran butir pasir sedang,

mengandung fragmen andesit diameter 3 cm, bentuk

menyudut tanggung, padat-keras, lapuk ringan, k = 2,61

x 10-4 cm/det, Lu = 20,18 ; SPT N = >50.

34,5 – 40,0 Andesit, warna abu-abu cerah, kekerasan sedang, lapuk

kuat, k = 2,14 x 10-4 cm/det, Lu = 16,61 ; SPT N = >50.

- BAB 3-15

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Titik bor BSP-3 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 1,0 Lanau pasiran, coklat, lunak, plastisitas sedang, sedikit

akar tanaman/organik.

1,0 – 14,0 Tufa warna coklat, berbutir pasir halus-sedang, rapuh,

agak padat, lapuk sedang, k = 1,56 x 10-4 s/d 1,66 x 10-

4 cm/det, Lu = 12,09 -36,0 ; SPT N = 7 - 21.

14,0 – 22,0 Tufa warna putih kecoklatan, ukuran butir pasir sedang,

agak padat, lapuk sedang, k = 1,75 x10-4 cm/det, Lu =

13,49 ; SPT N = 22-28.

22,0 – 25,0 Tufa warna abu-abu, ukuran butir pasir sedang-kasar,

mengandung kerikil, padat-sangat padat, lapuk sedang,

k = 2,17 x10-4 cm/det, Lu = 16,74 ; SPT N = >50.

Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bangunan

pelimpah sebagai berikut :

- Pelapukan berpengaruh kuat hingga kedalaman 2,0 m dari permukaan

tanah.

- Mulai kedalaman 2 - 14 m, tufa coklat kekuningan yang bersifat lunak-

kaku dengan nilai SPT N = 7 – 22.

- Kedalaman 14 m berupa tufa putih keabuan yang bersifat keras, SPT N

50 dan Lu = 12,09 - 13.

Berdasarkan hasil pemboran inti tersebut telah dibuat profil geologi memanjang

pelimpah (lihat Gambar 3.5) dan profil permeabilitas batuan pondasi memanjang

pelimpah sebagaimana disajikan pada Gambar 3.6.

- BAB 3-16

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gambar 3 .5 Profil Geologi Memanjang Pelimpah

- BAB 3-17

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gambar 3 .6 Profil Permeabilitas Batuan Pondasi Memanjang Pelimpah

3.4.3 Terowongan Pengelak

Kondisi geologi disepanjang rencana terowongan pengelak berdasarkan hasil pemboran

tahun 2012 oleh PT. PANCA GUNA DUTA, pada pemboran lokasi as dam sandaran kanan

(BSD-6 & BSD-7), maka lokasi terowongan pengelak menembus batuan tufa breksi,

berwarna abu-abu, butir pasir sedang, lapuk sedang sampai ringan, mengandung

fragmen andesit, keras (lihat Gambar 3.7. profil geologi memanjang terowongan

pengelak).

- BAB 3-18

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

- BAB 3-19

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gambar 3 .7 Profil Geologi Memanjang Terowongan Pengelak

3.4.4 Bangunan Pengambilan

Kondisi geologi disepanjang konduit diwakili oleh data pemboran inti BSC-1 dan BSC-2,

yang memberikan hasil sebagai berikut :

Titik bor BSC-1 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 1,0 Lanau pasiran, coklat, lunak, tidak plastis.

1,0 – 2,5 Lanau pasir lempungan, berwarna coklat, teguh,

plastisitas sedang.

2,5 – 7,0 Tufa breksi warna putih kekuningan, fragmen andesit

diameter maksimal 5 cm, ukuran butir lanau-pasir halus,

bersifat rapuh, kondisi lapuk. k = 3,31 x 10-5 cm/det, Lu

= 25,6 ; SPT N = 12.

- BAB 3-20

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

7,0 – 12,0 Tufa breksi warna kuning kecoklatan, fragmen andesit

diameter maksimal 3 cm, ukuran butir pasir halus, keras

sedang, kondisi lapuk, k = 1,25 x 10-4 cm/det, Lu = 9,6 ;

SPT N = 32 - >50.

12,0 – 20,5 Andesit, warna abu-abu coklat, kekerasan kurang,

sebagian hancur kedalaman 18 – 20,7 m, kondisi lapuk

tinggi, k = 2,12 x 10-4 s/d 2,41 x 10-4 cm/det, Lu = 16,41

– 18,61 ; SPT N = >50.

20,5 – 25,0 Andesit, warna abu-abu, kompak, keras, pejal, spasi

kekar 20 – 60 cm, kondisi lapuk ringan-segar, k = 1,41 x

10-4 cm/det, Lu = 10,92 ; SPT N = >50.

25,0 – 35,5 Andesit, warna abu-abu, kompak, keras, pejal, spasi

kekar 6 – 20 cm (closed), kondisi segar, k = 1,71 x 10-4

s/d 1,96 x 10-4 cm/det, Lu = 13,19 – 15,12 ; SPT N = >50.

Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bangunan konduit

sebagai berikut :

- Pelapukan berpengaruh kuat hingga kedalaman 2,5 m dari permukaan

tanah.

- Mulai kedalaman 2,5 – 7,0 m, tufa putih kekuningan, ukuran butir lanau-

pasir halus, bersifat rapuh, dengan nilai SPT N = 12 – 32.

- Mulai kedalaman 7,0 – 12,0 m, tufa breksi kuning coklat berukuran butir

pasir halus, kekerasan sedang, dengan nilai SPT N = 32 – 50.

- Kedalaman 12,0 m, andesit, abu-abu, kompak, keras, pejal, kondisi

segar, SPT N 50.

Titik bor BSC-2 :

Kedalaman (m) Deskripsi

0,0 – 1,5 Lanau pasir lempungan, coklat, lunak-teguh, plastisitas

sedang, mengandung akar tanaman.

1,5 – 15,0 Tufa, warna abu-abu, ukuran butir lanau-pasir halus,

kerikilan, diameter 3 cm, bersifat rapuh, lapuk sedang, k

= 1,28 x 10-4 s/d 4,33 x 10-4 cm/det, Lu = 9,92 – 33,36 ;

SPT N = 8 – 19.

15,0 – 25,0 Tufa breksi, warna abu-abu, ukuran butir pasir sedang-

kasar, fragmen andesit diameter 4 cm, mengandung

kerikil, bersifat rapuh, kondisi lapuk, k = 1,36 x 10-4 s/d

2,44 x 10-4 cm/det, Lu = 10,53 – 18,85 ; SPT N = >50.

- BAB 3-21

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

25,0 – 35,0 Tufa breksi warna abu-abu, ukuran butir pasir kasar,

fragmen andesit diameter 5 cm, bersifat rapuh, kondisi

lapuk sedang, k = 1,26 x 10-4 s/d 1,51 x 10-4 cm/det, Lu =

9,77 – 11,72 ; SPT N = >50.

35,0 – 40,0 Tufa breksi warna putih abu-abu, ukuran butir pasir

sedang-kasar, fragmen andesit diameter 2-5 cm,

menyudut tanggung, bersifat padat, kondisi lapuk, k =

1,61 x 10-4 cm/det, Lu = 11,11 ; SPT N = >50.

Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bangunan konduit

sebagai berikut :

- Pelapukan berpengaruh kuat hingga kedalaman 1,5 m dari permukaan

tanah.

- Mulai kedalaman 1,5 – 15,0 m, tufa, abu-abu, ukuran butir lanau-pasir

halus, kerikilan diameter 3 cm, bersifat rapuh, dengan nilai SPT N = 7 –

19.

- Mulai kedalaman 15,0 – 35,0 m, tufa breksi, abu-abu, ukuran butir pasir

sedang-kasar, fragmen andesit, dengan nilai SPT N 50.

- Mulai kedalaman 35,0 – 40,0 m, tufa breksi, putih abu-abu, ukuran butir

pasir sedang-kasar, dengan nilai SPT N 50.

Berdasarkan hasil pemboran inti tersebut telah dibuat profil geologi memanjang

Bangunan Penganmbilan sebagaimana disajikan pada Gambar 3.8.

- BAB 3-22

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

34

SIMBOL LITOLOGI DESKRIPSI

SOIL

TUFA

TUFA

TUFA BREKSI

ANDESIT

Coklat, Lunak

Coklat kuning, Lunak, NSPT 18-33

Putih, Abu-abu, Rapuh-Padat, NSPT 32-45

Abu-abu, Keras, NSPT >50, =1.40 t/m3, Øp=58°, C=3.16 kg/cm2, Ør=21°, Cr=3.16 kg/cm2

Abu-abu, Keras, Pejal, NSPT >50, =2.75 t/m3, Ø=61°, C=184 kg/cm2

KETERANGAN

PENAMPANG GEOLOGI MEMANJANG PADA RENCANA PENGAMBILAN

SKALA : H=V

0 10 20 30 m

Gambar 3 .8 Profil Geologi Memanjang Bangunan Pengambilan

3.4 PENYELIDIKAN MATERIAL KONSTRUKSI

3.4.1 Ketersediaan Material Konstruksi

Dengan berpedoman pada Peta Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk, Skala 1 :

100.000 (P3G Bandung, 1992) dan Peta Rupa Bumi, Skala 1 : 25.000 yang diterbitkan

oleh Bakosurtanal, telah diadakan penyelidikan geologi untuk mengetahui lokasi dan

ketersediaan material konstruksi. Penyelidikan geologi tersebut meliputi :

Penyelidikan material tanah (borrow area) untuk urugan tubuh bendungan

(zona inti kedap air).

Penyelidikan material pasir (quarry pasir) untuk urugan tubuh bendungan

(zona filter) dan agregat halus beton.

Penyelidikan material batu (quarry batu) untuk urugan tubuh bendungan

(zona urugan batu) dan agregat beton.

- BAB 3-23

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Dari penyelidikan geologi tersebut telah diperoleh lokasi material konstruksi

sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3.9. Selanjutnya, telah diadakan penyelidikan

yang mencakup pemboran inti, test pit, pengambilan sampel material dan pengujian

laboratorium. Pengujian tersebut dilakukan mengikuti prosedur SNI dan ASTM/JIS sebagai

berikut (Periksa Tabel 3.2, Tabel 3.3 dan Tabel 3.4) :

Tabel 3.2 Prosedur Pengujian Material Tanah

Jenis Uji Standar yang dipakai

Kadar air asli SNI 03-1965-1990

Berat isi tanah asli SNI 03-3637-1994

Berat jenis SNI 03-1964-1990

Batas-batas atterberg SNI 03-1966-1990 dan SNI 03-1967-1990

Gradasi (ayakan dan hydrometer)

SNI 03-3423-1994

Pemadatan standar SNI 03-2832-1992

Konsolidasi SNI 03-2812-1992

Permeability SNI 03-6870-2002

Triaxial UU SNI 03-4813-1998

Triaxial CUBP SNI 03-2455-1991

Emerson Crumb Test BS 1377 : Part 5 : 1990

Pin hole test BS 1377 : Part 5 : 1990

Tabel 3.3 Prosedur Pengujian Material Pasir

Jenis Uji Standar yang dipakai

Berat jenis SNI 03-1970-1990

Relative density ASTM

Serapan air SNI 03-1970-1990

Gradasi SNI 03-1969-1990

Kadar Lumpur SNI 03-4142-1996

Soundness SNI 03-3407-1994

Tabel 3.4 Prosedur Pengujian Material Batu

Jenis Uji Standar yang dipakai

Kadar air dan serapan SNI 03-2437-1991

Specific gravity SNI 03-2437-1991

Kuat tekan uniaksial SNI 03-2825-1992

- BAB 3-24

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Abrasi Los Angeles SNI 03-2417-1991

Soundness SNI 03-3407-1994

Large scale direct shear test JIS

Petrografi ISRM-1981

- BAB 3-25

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gambar 3 .9 Lokasi Ketersediaan Material Konstruksi

3.4.2 Material Tanah

Survai geologi telah diadakan pada daerah dengan radius 1 – 9 km dari lokasi calon

bendungan. Pada daerah tersebut telah dtemukan 3 (tiga) lokasi borrow area tanah

sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.5 dan Gambar 3.9.

Tabel 3.5 Borrow Area Tanah

No.

NamaLokasi

JenisMaterial

Jarak dariDam Site(km)

Luas

(Ha)

Tebal

(m)

Volume

(m3)

Tata GunaLahan

1 Borrow Area A

Desa SantosaKec.

Pangalengan

Lanau Pasir

Lempungan

1 KmKe arah Selatan

5 3 150.000

Kebun Campuran

2 Borrow Area B

Desa CileuleuyKec.

Pamulihan

Lempung Lanau Pasiran

8,3 KmKe arah Tengga

ra

5 5 250.000

Kebun Campuran

3 Borrow Area C

Desa StamplatKec.

Pamulihan

Lanau Lempung Pasiran

8,5 KmKe arahTengga

ra

15 4 600.000

Kebun Campuran

Penyelidikan yang telah dilaksanakan meliputi pembuatan sumuran uji (test pit),

pengambilan sampel tanah terganggu (disturbed sample), pengambilan sampel

tanah tak terganggu (undisturbed sample) dan pengujian laboratorium mekanika

tanah. Adapun jenis dan volume penyelidikan pada setiap lokasi borrow area

adalah sebagai berikut (lihat Tabel 3.6) :

Tabel 3.6 Jenis dan Volume Penyelidikan Lapangan Material Tanah

Uraian Borrow Area

A B C

- BAB 3-26

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Jenis tanah Lanau pasir

Lempungan

Lempung

Lanau

Pasiran

Lanau

Lempung

Pasiran

Sumuran uji

(Test Pit)

10 lubang 10 lubang 10 lubang

Pengambilan

conto tanah

10 conto 10 conto 10 conto

Pengujian

Laboratorium

8 conto 10 conto 10 conto

Hasil test pit disajikan dalam Format Log Sumuran Uji dan dapat dilihat pada Laporan

Penunjang Penyelidikan Geologi Teknik. Pengujian laboratorium terhadap sampel tanah

memberikan hasil sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.7

Tabel 3.7 Ringkasan Hasil Pengujian Laboratorium Material Tanah, Waduk

Santosa, Provinsi Jawa Barat.

- BAB 3-27

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

3.4.4.1 Borrow Area A

Penyelidikan lapangan dan pengujian laboratorium terhadap material tanah dari Borrow

Area A (Desa Santosa) memberikan hasil sebagai berikut :

- jarak dari calon bendungan (km) : 1

- luas borrow area (ha) : 9

- tebal (m) : 2

- volume efektif (m3) : 180.000

- jenis tanah : Lanau Pasir Lempungan

Minimum Rata-rata Maksimu

m

- kadar air asli, Wn (%) : 45,99 57,55 77,7

- berat isi asli, n (ton/m3) : 1,286 1,528 1,679

- gradasi

tanah,

kerikil (%) : 0,08 0,21 0,34

- BAB 3-28

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

pasir (%) : 5,10 22,38 39,66

lanau (%) : 39,08 42,9 46,72

lempung (%) : 20,32 37,22 54,12

- indeks

plastisitas,

PI (%) : 13,76 26,95 40,15

-

pemadatan,

OMC (%) : 55,59 62,38 69,17

dmax (kg/cm3): 1,520 1.565 1,610

- triaksial UU, Φ : 4,4 7,0 9,6

C (kg/cm2) : 0,21 0.33 0,46

- triaksial CUBP, Φ’ : 23,2 25,03 26,86

C’ (kg/cm2) : 0,09 0,13 0,17

- koef.

permeabilitas,

k (cm/det) : 1,62 x 10-6 3,26 x 10-6 4,9 x 10-5

- Emerson crumb test : Tingkat 1

- Pinhole : ND-1

Berdasarkan data hasil pengujian laboratorium tersebut, diketahui bahwa nilai OMC =

Wn + (5% s/d 9%). Dengan demikian dalam pelaksanaan pemadatan tanah perlu

dilakukan penyiraman untuk meningkatkan kadar air agar mencapai OMC. Namun

demikian nilai OMC yang tinggi tersebut memberikan kekuatan geser yang relatif rendah.

Disamping itu, nilai OMC yang terlalu tinggi akan menimbulkan kesulitan dalam

pemadatan tanah. Dari kondisi tersebut, maka borrow area A ini tidak disarankan

sebagai material untuk zona inti kedap air.

3.4.4.2 Borrow Area B

Penyelidikan lapangan dan pengujian laboratorium terhadap material tanah dari Borrow

Area B (Desa Cileuleuy) memberikan hasil sebagai berikut :

- jarak dari calon bendungan (km) : 8,2

- luas borrow area (ha) : 20

- tebal (m) : 5

- volume efektif (m3) : 1.000.000

- jenis tanah : Lempung Lanau Pasiran

Minimum Rata-rata Maksimu

- BAB 3-29

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

m

- kadar air asli, Wn (%) : 39,37 48,9 58,43

- gradasi

tanah,

kerikil (%) : 0 0 0

pasir (%) : 4,02 6,78 9,54

lanau (%) : 32,14 35,95 39,76

lempung (%) : 53,01 58,42 63,84

- indeks

plastisitas,

PI (%) : 52 55 58

-

pemadatan,

OMC (%) : 25,77 27,39 29,01

dmax (kg/cm3): 1,37 1,38 1,40

-

konsolidasi,

eo : 1,679 1,687 1,696

Cc : 0,590 0,903 0,627

- triaksial UU, Φ : 6,85 7,78 8,72

C (kg/cm2) : 0,216 0,24 0,264

- triaksial CUBP, Φ’ : 21,96 23,65 25,35

C’ (kg/cm2) : 0,178 0,209 0,240

- koef.

permeabilitas,

k (cm/det) : 8,51 x 10-7 4,83 x 10-7 1,15 x 10-6

3.4.4.3 Borrow Area C

Penyelidikan lapangan dan pengujian laboratorium terhadap material tanah dari Borrow

Area C (Desa. Stamplat) memberikan hasil sebagai berikut :

- jarak dari calon bendungan (km) : 8,5

- luas borrow area (ha) : 15

- tebal (m) : 4

- volume efektif (m3) : 600.000

- jenis tanah : Lanau Lempung Pasiran

Minimum Rata-rata Maksimu

m

- kadar air asli, Wn (%) : 54,17 56,72 59,28

- gradasi

tanah,

kerikil (%) : 0 0 0

- BAB 3-30

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

pasir (%) : 7,35 8,65 9,95

lanau (%) : 34,84 36,56 38,29

lempung (%) : 52,39 54,29 56,17

- indeks

plastisitas,

PI (%) : 51 56,21 61,43

-

pemadatan,

OMC (%) : 24,498 26,469 28,440

dmax (kg/cm3): 1,35 1,37 1,39

-

konsolidasi,

eo : 1,684 1,689 1,694

Cc : 0,586 0,607 0,628

- triaksial UU, Φ : 7,46 7,59 7,73

C (kg/cm2) : 0,219 0,236 0,254

- triaksial CUBP, Φ’ : 22,45 25,95 29,46

C’ (kg/cm2) : 0,164 0,206 0,249

- koef.

permeabilitas,

k (cm/det) : 8,51 x 10-

7

5,05 x 10-7 1,60 x 10-6

Perlu diketahui bahwa pengujian triaksial dilakukan pada kondisi 95% MDD pada

bagian basah (”wet side”).

3.4.4.4. Gradasi Material Tanah Borrow Area B dan C

Berdasarkan hasil pengujian laboratorium terhadap material tanah di borrow area B dan

C, telah dibuat zona gradasi butirannya (lihat Gambar 3.10). Zona gradasi tersebut

ternyata terletak di luar standar gradasi USBR, karena butiran tanah terlalu halus. Untuk

membuat agar material ini masuk dalam zona gradasi USBR tersebut, maka perlu

diadakan pencampuran dengan material pasir. Keuntungan dari pencampuran tersebut

adalah sebagai berikut :

Gradasi dapat masuk kedalam standar USBR.

Kekuatan geser material tanah campuran (blended materials) menjadi lebih

tinggi.

Kompresibilitas menjadi lebih kecil sehingga settlement menjadi lebih kecil.

Namun demikian pencampuran harus diatur sedemikian rupa agar koefisien

permeabilitasnya masih memenuhi kriteria.

- BAB 3-31

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gambar 3 .10 Zona Gradasi Material Tanah Waduk Santosa

3.4.3 Material Pasir

Material pasir untuk zona filter tidak dijumpai dalam radius 10 km dari lokasi calon

waduk. Oleh karena itu, untuk zona filter dan agregat halus beton disarankan memakai

material pasir hasil pemecahan batu dari quarry andesit Cibatukasang. Keuntungan

pemakaian material pasir yang diperoleh dari hasil penghancuran batu memakai mesin

pemecah batu (stone crusher) adalah gradasi material untuk zona filter dapat diatur

sesuai dengan kebutuhan.

3.4.4 Material Batu

Material batu terdapat di 2 (dua) lokasi yaitu Cibatukasang (Kab. Garut) dan Talegong

(Kab. Garut). Material ini berupa lava andesit-basaltic, berwarna abu-abu, kompak,

sangat keras. (lihat Gambar 3.9.). Potensi quarry batu ditampilkan pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8 Quarry Batu

- BAB 3-32

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

No.

Nama Lokasi JenisMaterial

Jarak dariDam Site

(km)

Luas

(Ha)

Tebal

(m)

Volume

(m3)

Tata GunaLahan

1Quarry A

Cibatukasang,

Stamplat

Lava Andesit

11,5 kmKe arah

Tenggara10 20

2.000.000

Hutan Lindung

2 Quarry B

Desa PilarKec.

Talegong

Batuan Beku(Lava

Basaltic)

8 KmKe arah Barat

10 5

500.00

0

Kebun Campuran

Sampel batu berupa bongkah andesit telah diambil untuk pengujian di laboratorium.

Pengujian bongkah andesit tersebut memberikan hasil sebagai berikut (lihat Tabel 3.9).

Tabel 3.9 Ringkasan Hasil Pengujian Laboratorium Material

Batu, Waduk Santosa, Provinsi Jawa Barat.

3.4.4.1. Quarry A (Cibatukasang-Garut)

Lokasi quarry : Desa Stamplat, Kecamatan

Pamulihan.

Jarak dari calon Bendungan : 11,5 km

Jenis material : Lava Andesit (batuan beku)

Luas quarry : 30 ha (1 km x 300 m)

Volume potensial : 6.000.000 m3

Hasil pengujian laboratorium :

- BAB 3-33

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Berat jenis : 2.767

Abrasi Los Angeles (%) : 11,52 40 (memenuhi kriteria)

Soundness (%) : 2,38 12 (memenuhi kriteria)

Kuat tekan uniaksial (kg/cm2) : 855 300 (memenuhi

kriteria)

Berdasarkan data tersebut maka quarry andesit Cibatukasang memenuhi kriteria sebagai

urugan batu, rip-rap dan agregat beton.

3.4.4.2. Quarry B (Talegong-Garut)

- Lokasi quarry : Desa Pilar, Kecamatan Talegong.

- Jarak dari calon Bendungan : 8 km

- Jenis material : Batuan Beku (Lava Basaltic)

- Luas quarry : 10 ha (1 km x 100 m)

- Volume potensial : 500.000 m3

- Hasil pengujian laboratorium :

Berat jenis : 2,868

Abrasi Los Angeles (%) : 9,5 40 (memenuhi kriteria)

Soundness (%) : 2,5 12 (memenuhi kriteria)

Kuat tekan uniaksial (kg/cm2) : 2.114 300 (memenuhi

kriteria)

Berdasarkan data tersebut maka quarry Batuan Beku (Lava Basaltic) Talegong

memenuhi kriteria sebagai urugan batu, rip-rap dan agregat beton.

3.4.5 Pemilihan Tipe Bendungan

Hasil penyelidikan geologi menunjukkan bahwa material yang tersedia di sekitar calon

lokasi bendungan (dalam radius 12 km) dan relatif tidak mengganggu lingkungan adalah

sebagai berikut (periksa Tabel 3.10) :

Tabel 3.10 . Material untuk tubuh bendungan dan agregat beton

- BAB 3-34

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Berdasarkan ketersediaan material tersebut dan hasil pengujian laboratorium, maka tipe

bendungan yang sesuai adalah bendungan tipe urugan batu dengan inti kedap air tegak.

3.5. GEOLOGI TAPAK BENDUNGAN DAN BANGUNAN PELENGKAPNYA

Meskipun tidak terdapat di dalam KAK maupun di dalam Kontrak, pekerjaan pemetaan

geologi teknik dipandang perlu dilakukan. Pekerjaan ini dilakukan memakai peta situasi

skala 1 : 2000 sebagai peta dasar. Dari pemetaan ini diketahui bahwa terdapat 10

(sepuluh) kelompok longsoran dengan penjelasan sebagai berikut (periksa Tabel 3.11

dan Gambar 3.11) :

Tabel 3.11 . Longsoran di Rencana Tapak Bendungan Santosa

Longsoran LokasiJenis

LongsoranKeterangan

ABukit Tumpuan Kanan,

Lokasi Bangunan PelimpahDebris Slide

- Pada batuan tufa.- Mahkota longsoran ditepi jalan

perkebunan.- Tinggi gawir mahkota longsoran 3 –

10 m.- Longsoran A1, A2, A3 dan A4

- BAB 3-35

Materi

alLokasi

Jarak

dari

Dam

Site

(km)

Volume

Potensial

(m3)

Peruntukan

Tanah BA. Cileuleuy

dan BA.

Stamplat

8,5 850. 000 Zona inti kedap air

Batu Quarry

Cibatukasang

11,5

2.000.000

Zona filter, zona urugan

batu dan agregat beton

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

BBukit Tumpuan Kanan,

Di hilir PelimpahDebris Slide

- Pada batuan tufa.- Mahkota longsoran ditepi jalan

perkebunan.- Tinggi gawir mahkota longsoran 5 –

15 m.- Longsoran B1, B2, B3 dan B4

C

Bukit Tumpuan Kiri,Rencana Bangunan

Pengambilan, Kaki Hilir Bendungan

Debris Slide

- Pada batuan tufa.- Mahkota longsoran pada elev + 1585

dengan tinggi gawir 8 – 10 m.- Longsoran C1 dan C2.

DBukit Tumpuan Kiri,Rencana Bangunan

PengambilanDebris Slide

- Terjadi pada batuan tufa.- Tinggi gawir mahkota longsoran 10 –

25 m.

EBukit Tumpuan Kiri s/d Kaki Hilir Bendungan

Debris Slide- Terjadi pada batuan tufa.- Tinggi gawir mahkota longsoran 1 – 5

m.

F As dam, Di Kanan Sungai Debris Slide- Terjadi pada batuan tufa.- Tinggi gawir mahkota longsoran 1 – 5

m.

GKaki Hulu Bendung,

Kanan SungaiDebris Slide

- Terjadi pada batuan tufa.- Tinggi gawir mahkota longsoran 1 – 5

m.

HDaerah Genangan Waduk,

Kanan SungaiDebris Slide

- Terjadi pada batuan tufa, sepanjang 120 m.

- Tinggi gawir mahkota longsoran 1 – 2 m.

IDaerah Genangan Waduk,

Kanan SungaiDebris Slide

- Terjadi pada batuan tufa, sepanjang 240 m.

- Tinggi gawir mahkota longsoran 10 – 15 m.

JDaerah Genangan Waduk,

Kanan SungaiDebris Slide

- Terjadi pada batuan tufa, sepanjang 180 m.

- Tinggi gawir mahkota longsoran 2 – 4 m.

Data longsoran dan penyebarannya yang relatif merata, baik di lokasi rencana tapak

bendungan dan rencana daerah genangan waduk, membuktikan bahwa daerah ini

merupakan daerah yang ”tidak stabil”.

Adanya genangan air waduk akan memicu terjadinya longsoran dengan skala yang lebih

besar yang dapat membahayakan konstruksi bendungan berikut bangunan

pelengkapnya. Dengan demikian Konsultan ”tidak merekomendasi” rencana Bendungan

Santosa ke tahap selanjutnya.

- BAB 3-36

Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa

Gambar 3 .11 Lokasi Longsoran Waduk Santosa

- BAB 3-37