Upload
oky-firmansyah
View
163
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
geologi bendungan
Citation preview
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
BAB IIIGEOLOGI3.1 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi : pemboran inti (dengan mesin), sumuran uji
(testpit), pengambilan contoh tanah tak terganggu (undisturbed sample) & contoh tanah
terganggu (disturbed sample), uji permeabilitas, uji penetrasi (standard penetration test),
dan pengujian laboratorium
3.2 GEOLOGI REGIONAL
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Garut dan Pamengpeuk (P3G,1991), lokasi Waduk
Santosa dan sekitarnya ditempati oleh satuan batuan Andesit Waringin-Bedil, Malabar
Tua (Qwb), Endapan Repah lepas Gunung Api tua tak teruraikan (Qopu), dan Batuan
Gunung Apimuda (Qyw) periksa Gambar 3.1.
Gambar 3 .1 Geologi Regional
Satuan Batuan Andesit Waringin-Bedil, Malabar Tua (Qwb)
Satuan ini terdiri dari perselingan lava, breksi dan tufa, bersusunan andesit piroksen dan
andesit hornblende. Lava bersusunan andesit piroksen dan hornblende, kekar lempeng
dan kekar meniang. Breksi lahar dan tufa, mengandung batuapung yang berukuran lapili.
- BAB 3-1
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Gunung Waringan (tinggi 2140 m). Gunung Bedil (tinggi 2068 m) dan Puncaksorok atau
Sodongarik (tinggi 2050 m) diduga merupakan sisa-sisa tubuh gunung api yang
cenderung sebagai hasil pembentukan depresi vulkanik atau kaldera Malabar Tua.
Gunung Tanjaknangsi (tinggi 1508 m), Gunung Bubut (tinggi 1333 m) dan Gunung Geulis
merupakan tubuh-tubuh parasit yang tumbuh pada lereng Gunung Malabar Tua.
Satuan batuan ini berumur plistosen bawah.
Satuan Endapan Rempah Lepas Gunung Api Tua tak teruraikan (Qopu)
Tufa hablur berbutir halus hingga kasar, dan bersusunan asam-menengah (dasitik),
Breksi tufan mengandung batuapung berkomopen andesit-basalt. Endapan ini
merupakan rempah lepas gunung api yang bermorfologi rendah yang mengisi lembah
depresi vulkanik Malabar Tua dan menbentuk dataran tinggi Pangalengan. Satuan
batuan ini berumur plistosen tengah.
Satuan Gunung Api Muda (Qyw)
Satuan ini terdiri dari Eflata dan lava aliran bersusunan andesit dan basalt,
terobosan/krucut parasit dan kubah lava. Bukit-bukit menggelombang rendah, terbentuk
oleh aliran rempah lepas pada bagian kaki krucut.
Batuan Gunung api Windu (Qyw) terdiri dari eflata dan lava yang bersusunan andesit
piroksen yang mengandung hablur hornblende dan olivine. Batuan gunung api ini
dihasilkan oleh sumber-sumber sekitarnya. Satuan batuan ini berumur Holosen.
Struktur Geologi
Struktur Geologi yang berkembang pada daerah Bendungan Santosa dan sekitarnya
adalah sesar geser yang umumnya berarah Barat - Timur. Pola arahnya diperkirakan
akibat tektonik yang berasal dari Selatan ke Utara yang diduga berlangsung pasa masa
Oligosen akhir - Miosen awal.
3.3 PENYELIDIKAN PONDASI BENDUNGAN DAN BANGUNAN PELENGKAPNYA
Untuk mengetahui kondisi geologi dan sifat-sifat teknis pondasi bendungan dan
bangunan pelengkapnya maka diadakan pemboran inti, pengujian in-situ (SPT dan uji
permeabilitas) dan pengujian laboratorium terhadap contoh batu dari inti bor.
Pemboran inti tahun 2012 telah dilaksanakan sebanyak 15 (lima belas) titik dengan total
kedalaman 630 m yaitu BSD-1, BSD-2, BSD-3, BSD-4, BSD-5, BSD-6, BSD-7, BSD-8, BSD-
- BAB 3-2
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
9, BSD-10, BSP-1, BSP-2, BSP-3, BSC-1 dan BSC-2 dengan rincian sebagaimana
ditampilkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Lokasi, Koordinat dan Kedalaman Pemboran
Bor No.
Lokasi
KoordinatElevasi
(m)Kedalam
anX Y
BSD-1 Tumpuan Kiri 790.0189.196.46
5+ 1577.05 50 m
BSD-2 Palung Sungai 790.1029.196.72
0
+ 1527.5030 m
BSD-3 Tumpuan Kiri 790.0409.196.47
1
+ 1577.1040 m
BSD-4Tumpuan Kiri
790.0999.196.58
1
+ 1547.2150 m
BSD-5Palung Sungai
790.1429.196.67
3
+ 1526.4070 m
BSD-6Tumpuan Kanan
790.1489.196.71
9
+ 1533.6070 m
BSD-7Tumpuan Kanan
790.1839.196.77
5
+ 1558.1550 m
BSD-8Tumpuan Kanan
790.2239.196.85
7
+ 1577.0740 m
BSD-9Kaki Hulu
790.3049.196.63
1
+ 1526.4125 m
BSD-
10
Kaki Hilir790.051
9.196.63
1
+ 1530,0025 m
BSP-1 Pelimpah 790.0219.196.78
9
+ 1547.6040 m
BSP-2Pelimpah
790.0859.196.84
6
+ 1575.3040 m
BSP-3Pelimpah
790.2249.196.96
8
+ 1591.4525 m
BSC-1Konduit
790.2239.196.56
8
+ 1566,4235 m
BSC-2Konduit
790.0169.196.58
7
+ 1552,3740 m
- BAB 3-3
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Total Kedalaman630
m
3.4.1 Geologi Pada Pondasi Bendungan
3.4.2.1 .Bukit Tumpuan Kanan
Kondisi geologi pada bukit tumpuan kanan diwakili oleh data pemboran inti BSD-6, BSD-7
dan BSD-8 (pemboran dilaksanakan tahun 2012). Dari hasil pemboran tersebut diketahui
bahwa bukit tumpuan kanan ditempati oleh tufa dan tufa breksi dengan boulder andesit.
Tufa (coklat kekuningan)
Batuan ini berwarna coklat kekuningan, kadang mengandung fragmen andesit, bersifat
rapuh, lunak. Tebal pelapukan (lapuk kuat) berkisar antara 3 – 5 m. Uji permeabilitas
memberikan hasil Lugeon, Lu = 10,4 – 23,2 dengan nilai SPT = 5 – 6.
Tufa (putih kekuningan)
Batuan ini berwarna putih kekuningan, berukuran lanau-pasiran, mengandung kerikil,
padat, kondisi lapuk kuat. Uji permeabilitas memberikan hasil Lugeon, Lu = 10,4 dengan
nilai SPT = 6 – 50.
Tufa Breksi (abu-abu)
Batuan ini berwarna abu-abu, komponen lanau pasir mengandung kerikil, berfragmen
andesit diameter maksimum 5 cm, padat-keras, kondisi lapuk sedang. Uji permeabilitas
memberikan hasil Lugeon, Lu = 19,06 – 37,11 dengan nilai SPT = > 50.
Pemboran inti BSD-6, BSD-7 & BSD-8 memberikan hasil sebagai berikut :
Titik bor BSD-6 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 3,0 Lanau pasiran, kecoklatan, plastisitas sedang, sedikti
akar tanaman/organik, k = 4,56 x 10-4 cm/det, SPT N =
12.
3,0 – 8,0 Tufa warna kuning, fragmen maks. 1 cm, lapuk tinggi,
rapuh, lunak, k = 1,75 x 10-4 cm/det, Lu = 13,51 ; SPT N
= 14
8,0 – 11,0 Tufa warna putih-keabu-abuan, agak padat, lapuk tinggi,
k = 1,01 x 10-4 cm/det, Lu = 7,81 ; SPT N = 18.
- BAB 3-4
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
11,0 – 22,0 Tufa breksi, warna abu-abu kecoklatan, fragmen andesit
maks. 4 cm, lapuk sedang-ringan, keras, RQD = 18-90,
k = 4,74 x 10-4 s/d 1,1 x 10-4 cm/det, Lu = 8 - 36, SPT N
= 22 – 50.
22,0 - 52,0 Lava andesit, warna abu-abu, spasi kekar, rapat, keras,
lapuk ringan-segar, RQD = 12-49, k = 6,14 x 10-4 s/d
4,04 x 10-4 cm/det, Lu = 31,24 – 47,42 ; SPT N > 50.
52,0 - 60,0 Breksi, warna abu-abu kecoklatan, fragmen andesit dia.
maks. 4 cm, menyudut tanggung, masa dasar pasir
sedang, kemas terbuka, kompak, kekerasan sedang,
lapuk sedang-ringan, k = 8,04 x 10-4 s/d 9,42 x 10-4
cm/det, Lu = 62,12 – 73,04 ; SPT N > 50.
60,0 - 70,0 Lava andesit, warna abu-abu kehitaman, spasi kekar,
rapat, keras, lapuk ringan-segar, RQD = 21-27, k = 3,9 x
10-4 s/d 4,74 x 10-4 cm/det, Lu = 30 – 36,6 ; SPT N > 50.
Titik bor BSD-7 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 3,5 Lanau lempung pasiran, merah kecoklatan, plastisitas
sedang, lunak, sedikit akar tanaman/organik, k = 4,97 x
10-4 cm/det, SPT N = 11.
3,5 – 8,0 Tufa warna kuning, fragmen maks. 2 cm, lapuk tinggi,
rapuh, lunak, k = 2,14 x 10-4 cm/det, Lu = 16,53 ; SPT N
= 8.
8,0 – 16,0 Tufa warna putih-keabu-abuan, agak padat, lapuk tinggi,
k = 1,86 x 10-4 cm/det, Lu = 14,4 ; SPT N = 12-20.
16,0 – 35,0 Tufa breksi, warna abu-abu kehitaman, fragmen andesit
maks. 5 cm, lapuk sedang-ringan, keras, RQD = 40-70,
k = 2,2 x 10-4 s/d 2,9 x 10-4 cm/det, Lu = 17 - 22, SPT N
>50.
35,0 - 44,5 Breksi, warna abu-abu kecoklatan, fragmen andesit dia.
maks. 6 cm, menyudut tanggung, masa dasar pasir
sedang, kemas terbuka, kompak, kekerasan sedang,
lapuk ringan-segar, k = 1,9 x 10-3 s/d 2,8 x 10-4 cm/det,
Lu = 21,76 – 150, SPT N > 50.
- BAB 3-5
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
44,5 - 50,0 Lava andesit, warna abu-abu kehitaman, spasi kekar,
rapat, keras, lapuk ringan-segar, RQD = 10-37, k = 9,71
x 10-4 cm/det, Lu = 75, SPT N > 50.
Titik bor BSD-8 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 7,0 Lanau lempung pasiran, merah kecoklatan, plastisitas
sedang, lunak, sedikit akar tanaman/organik, k = 1,35 x
10-4 cm/det, SPT N = 5-6.
7,0 – 9,0 Tufa warna kuning, fragmen maks. 2 cm, lapuk tinggi,
rapuh, lunak, k = 1,35 x 10-4 cm/det, Lu = 10,4.
9,0 – 40,0 Tufa breksi, warna abu-abu, fragmen andesit maks. 5
cm, lapuk tinggi, keras, RQD = 30-90, k = 1,9 x 10-4 s/d
4,8 x 10-4 cm/det, Lu = 19 - 37, SPT N >50.
Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bukit tumpuan
kanan sebagai berikut :
- Tebal pelapukan sampai kedalaman 3 – 7 m.
- Batuan keras/kompak dijumpai mulai kedalaman 15 m berupa tufa/breksi
dengan nilai SPT N 50.
- Pada kedalaman 40 – 50 m mempunyai permeabilitas tinggi (Lu = 75 –
150).
3.4.2.2Lembah Sungai
Geologi pada lembah sungai diketahui dari data pemboran inti BSD-2 dan BSD-5. Dari
hasil pemboran tersebut diketahui bahwa lembah sungai ditempati oleh batuan yang
cukup keras.
Pemboran inti pada titik BSD-2 dan BSD-5 memberikan hasil sebagai berikut :
Titik Bor BSD-2
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 2,5 Lanau lempung pasiran mengandung kerikil, coklat
kemerahan, lunak, plastisitas sedang, sedikit akar
tanaman/organik, k = 8,1 x 10-4 cm/det.
2,5 – 5,0 Lava andesit, warna merah kecoklatan, berlubang-
lubang, keropos, tekstur kasar, bersifat getas, keras,
RQD = 20-25, k = 8,1 x 10-4 cm/det, SPT N > 50.
- BAB 3-6
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
5,0 – 25,0 Lava andesit, warna abu-abu, pejal, keras, tekstur halus,
spasi kekar, rapat, keras, lapuk ringan-segar, RQD = 10-
57, k = 3,8 x 10-4 s/d 6,2 x 10-4 cm/det, Lu = 24,8 –
47,6 ; SPT N > 50.
25,0 – 30,0 Lava andesit, warna merah kecoklatan, berlubang-
lubang, keropos, tekstur kasar, bersifat getas, keras,
RQD = 10-46, k = 5,67 x 10-4 cm/det, Lu = 43, SPT N >
50.
Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang lembah sungai
sebagai berikut :
- Pengaruh pelapukan sampai kedalaman 2,5 m dari permukaan tanah.
- Mulai kedalaman 2,5 – 5 m, batuan lava andesit yang keropos (berlubang-
lubang), kualitas batuan sangat jelek (RQD = 20 – 25) dengan
permeabilitas tinggi (Lu = 62,8).
- Mulai kedalaman 5 – 25 m, batuan berupa lava andesit, pejal, keras,
kualitas batuan jelek-sedang (RQD = 10-57), permeabilitas sedang (Lu =
24 – 47).
Titik Bor BSD-5
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 2,0 Tufa, warna coklat, ukuran butir halus-sedang, bersifat
rapuh, lapuk sedang, k = 4,14 x 10-4 cm/det.
2,0 – 6,0 Tufa, warna putih, ukuran butir pasir halus-sedang,
bersifat rapuh sampai agak padat, lapuk sedang, k =
4,14 x 10-4 cm/det, SPT N = 12.
6,0 – 12,0 Tufa, warna abu-abu, ukuran butir pasir sedang-kasar,
mengandung kerikil diameter maksimal 3 cm, bersifat
padat-agak keras, lapuk sedang, k = 1,62 x 10 -4 , Lu =
12,53 ; SPT N = 16-18.
12,0 – 14,0 Andesit, warna putih kecoklatan, bersifat rapuh, lapuk
sempurna, k = 1,64 x 10-4 cm/det, Lu = 12,64 ; SPT N >
50.
14,0 – 16,0 Andesit, warna abu-abu kecoklatan, bersifat rapuh-agak
keras, tinggi, k = 1,64 x 10-4 cm/det, Lu = 12,64 ; SPT N
> 50.
- BAB 3-7
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
16,0 – 20,0 Andesit, warna abu-abu kemerahan, kompak, keras,
lapuk sedang, k = 1,85 x 10-4 cm/det, Lu = 14,3 ; SPT N
> 50.
20,0 – 22,5 Andesit, warna abu-abu, berlubang-lubang, getas, keras,
lapuk ringan, k = 3,27 x 10-4 cm/det, Lu = 17,55 ; SPT N
> 50.
25,0 – 45,0 Andesit, warna abu-abu, pejal, spasi joint 6-20 cm,
kompak, keras, lapuk ringan-segar, k = 1,53 x 10-4 s/d
3,88 x 10-3 cm/det, Lu = 11,84 - 300, SPT N > 50.
45,0 – 50,0 Andesit, warna abu-abu, pejal, spasi joint 6-20 cm,
kompak, keras, lapuk segar, k = 1,70 x 10-4 cm/det, Lu =
13,46 ; SPT N > 50.
50,0 – 58,0 Andesit, warna abu-abu kehitaman, berlubang-lubang,
spasi kekar joint 20-60 cm, kompak, keras, lapuk ringan-
segar, k = 1,78 x 10-4 s/d 1,96 x 10-4 cm/det, Lu = 13,75
– 15,16 ; SPT N > 50.
58,0 – 70,0 Andesit, warna abu-abu, pejal, spasi joint 6-20 cm,
kompak, keras, lapuk ringan-segar, k = 1,73 x 10-4 s/d
1,75 x 10-4 cm/det, Lu = 13,57 - 13,38 ; SPT N > 50.
Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang lembah sungai
sebagai berikut :
- Mulai kedalaman 0,0 – 12 m, berupa tufa yang memiliki sifat rapuh pada
bagian atas, agak padat pada bagian bawahnya dan agak keras.
- Kedalaman batuan keras 12 m dari permukaan tanah dengan nilai SPT N
50.
3.4.2.3Bukit Tumpuan Kiri
Kondisi geologi pada bukit tumpuan kiri diwakili oleh data pemboran inti BSD-1, BSD-3
dan BSD-4 yang memberikan hasil sebagai berikut :
Titik bor BSD-1 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 4,0 Lanau lempung pasiran, coklat kemerahan, lunak,
plastisitas sedang, sedikit akar tanaman/organik, SPT N
= 16.
- BAB 3-8
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
4,0 – 13,0 Tufa warna kuning kecoklatan, berbutir pasir-lanau,
lunak-teguh, lapuk tinggi-sempurna, k = 2,3 x 10-4 s/d
2,9 x 10-4 cm/det, Lu = 17 - 22,5 ; SPT N = 5 – 19.
13,0 – 35,0 Tufa warna putih-keabu-abuan, ukuran butir pasir halus-
kasar, mengandung kerikil, padat, lapuk tinggi, k = 2,4 x
10-4 s/d 3,6 x 10-4 cm/det, Lu = 18 – 28, SPT N = 26 - 39.
35,0 – 50,0 Tufa breksi, warna abu-abu kehitaman, fragmen andesit
maks. 3 cm, lapuk sedang-tinggi, keras, RQD = 35-72,
k = 2,1 x 10-4 s/d 2,3 x 10-4 cm/det, Lu = 16,4 – 17,6 ;
SPT N = 28 – 50.
Titik bor BSD-3 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 5,0 Lanau lempung pasiran, coklat kemerahan, lunak,
plastisitas sedang, sedikit akar tanaman/organik, SPT N
= 5.
5,0 – 12,0 Tufa warna kuning kecoklatan, berbutir pasir-lanau,
lunak-teguh, lapuk tinggi-sempurna, k = 1,27 x 10-4
cm/det, Lu = 9,8 ; SPT N = 12.
12,0 – 40,0 Tufa warna putih-keabu-abuan, ukuran butir pasir halus-
sedang, padat, lapuk tinggi, k = 1,57 x 10 -4 s/d 3,11 x 10-
4 cm/det, Lu = 12,9 – 24,04 ; SPT N = 10 - 35.
Titik bor BSD-4 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 0,5 Lanau pasiran, coklat, lunak, plastisitas rendah, sedikit
akar tanaman/organik.
0,5 – 5,0 Tufa warna coklat, agak keras, lapuk sedang, k = 4,97 x
10-4 cm/det, Lu = 38,4 ; SPT N = 9.
5,0 – 20,0 Tufa warna putih coklat, agak padat, lapuk sedang, k =
1,12 x 10-4 s/d 1,38 x 10-4 cm/det, Lu = 8,69 – 10,67 ; SPT
N = 4 - 6.
20,0 – 30,0 Tufa breksi, warna putih, mengandung kerikil, fragmen
andesit, menyudut tanggung, padat keras, lapuk sedang,
k = 1,71 x 10-4 s/d 2,38 x 10-4 cm/det, Lu = 13,2 – 18,36 ;
SPT N = 5 - 7.
30,0 – 35,0 Tufa breksi, abu-abu kecoklatan, mengandung fragmen
andesit maksimal 2 cm, butir pasir sedang-kasar,
- BAB 3-9
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
kekerasan sedang-keras, lapuk sedang-tinggi, k = 2,16 x
10-4 cm/det, Lu = 16,69 ; SPT N = 60.
35,0 – 38,0 Tufa breksi, abu-abu, mengandung fragmen andesit
maksimal 3 cm, butir pasir sedang-kasar, keras-sedang,
sementasi lemah, lapuk sedang-ringan, k = 1,94 x 10-4
cm/det, Lu = 14,97 ; SPT N = 60.
38,0 – 50,0 Tufa, putih kecoklatan, agak keras, butir sedang, lapuk
sedang, k = 2,10 x 10-4 s/d 2,14 x 10-4 cm/det, Lu =
16,22 – 16,53 ; SPT N = 60.
Pengujian laboratorium terhadap sampel inti bor BSD-4 (19 – 20 m)
memberikan hasil sebagai berikut :
Kadar air asli = 32,34 %
Berat isi asli = 1,737 ton/m3
Batas cair = 41,72 %
Indeks plastisitas = 14,24 %
Kadar lempung & lanau = 63,12 %
USCS = ML – OL
Triaxial UU (pada kondisi jenuh), = 1⁰
c = 0,2 ton/m2
Crumb test = tingkat 4 (dispersif)
Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bukit tumpuan kiri
sebagai berikut :
- Pelapukan berpengaruh kuat hingga kedalaman 5,0 m dari permukaan
tanah.
- Mulai kedalaman 4 - 13 m, tufa coklat kekuningan yang bersifat lunak.
- Kedalaman 13 – 35 m berupa tufa putih yang bersifat padat.
- Kedalaman 35 – 50 m berupa tufa breksi yang bersifat keras.
- Pada lubang bor BSD-4 (5 – 30 m) dijumpai tufa coklat bersifat lunak
dengan nilai SPT N = 4 – 7. Dari hasil uji laboratorium, diketahui bahwa
pada kondisi jenuh air (terendam) tufa tersebut berubah sifat fisiknya
menjadi lumpur. Hal ini dicerminkan oleh sangat kecilnya kekuatan geser
tufa pada kondisi unconsolidated undrained jenuh air dan hasil uji
rendaman (crumb test) yang menunjukkan sifat dispersif.
Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat diketahui hal-hal sebagai berikut :
- BAB 3-10
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Bukit tumpuan kiri (pada kedalaman 5 – 30 m atau pada elevasi + 1517 m
hingga + 1542 m) bersifat lunak dengan nilai SPT N = 4 – 7. Pada kondisi
terendam air, tufa pada elevasi tersebut berubah menjadi lumpur sehingga
kekuatan gesernya sangat kecil.
Bukit tumpuan kiri dinilai tidak stabil apabila terendam air (jenuh).
Perlu diadakan analisis stabilitas lereng untuk membuktikan bahwa bukit
tumpuan kiri tidak stabil apabila terendam air.
Berdasarkan hasil pemboran inti tersebut telah dibuat profil geologi memanjang as
bendungan dan melintang as bendungan (lihat Gambar 3.2 dan Gambar 3.3) dan
profil permeabilitas batuan pondasi memanjang as bendungan sebagaimana disajikan
pada Gambar 3.4.
- BAB 3-11
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Gambar 3 .2 Profil Geologi Memanjang As Bendungan
- BAB 3-12
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Gambar 3 .3 Profil Geologi Melintang As Bendungan
- BAB 3-13
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Gambar 3 .4 Profil Permeabilitas Batuan Pondasi Memanjang As
Bendungan
3.4.2 Bangunan Pelimpah
Kondisi geologi pada bangunan pelimpah diwakili oleh data pemboran inti BSP-1, BSP-2
dan BSP-3. Pemboran inti pada titik BSP-1, BSP-2 dan BSP-3 memberikan hasil sebagai
berikut :
Titik bor BSP-1 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 1,0 Lanau pasiran, coklat, lunak, plastisitas sedang, sedikit
akar tanaman/organik.
1,0 – 12,0 Tufa warna kuning kecoklatan, berbutir pasir-sedang,
rapuh, lapuk kuat, k = 1,31 x 10-4 s/d 4,76 x 10-4 cm/det,
Lu = 10,13 – 36,8 ; SPT N = 24 - 30.
- BAB 3-14
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
12,0 – 16,0 Tufa Breksi warna abu-abu kecoklatan, ukuran butir pasir
sedang-kasar, mengandung fragmen andesit diameter 2-
3 cm, bentuk menyudut tanggung, agak keras-keras,
lapuk sedang, k = 8,21 x 10-5 cm/det, Lu = 6,34 ; SPT N
= >50.
16,0 – 22,0 Tufa warna putih kusam, ukuran butir pasir-sedang,
sebagian rapuh-agak keras, lapuk sedang-tinggi, k =
2,13 x 10-4 cm/det, Lu = 16,44 ; SPT N = >50.
22,0 – 34,5 Tufa Breksi warna abu-abu kecoklatan, ukuran butir pasir
sedang-kasar, mengandung fragmen andesit diameter 4
cm, bentuk menyudut tanggung, keras, lapuk sedang, k
= 1,68 x 10-4 s/d 1,99 x 10-4 cm/det, Lu = 14,38 – 16,39 ;
SPT N = >50.
34,5 – 40,0 Andesit, warna abu-abu cerah, kekerasan sedang, lapuk
kuat, k = 2,14 x 10-4 cm/det, Lu = 16,61 ; SPT N = >50.
Titik bor BSP-2 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 2,0 Lanau lempung pasiran, coklat, lunak-teguh, plastisitas
sedang-tinggi, sedikit akar tanaman/organik.
2,0 – 12,0 Tufa warna kuning kecoklatan, berbutir pasir-kasar,
rapuh, agak padat, lapuk kuat, k = 1,05 x 10-4 cm/det,
Lu = 81,6 ; SPT N = 15 - 22.
12,0 – 33,0 Tufa warna abu-abu kehijauan, ukuran butir pasir
sedang-kasar, mengandung fragmen andesit diameter 5
cm, bentuk menyudut tanggung, padat, keras, lapuk
sedang, k = 2,43 x10-4 s/d 3,27 x10-4 cm/det, Lu = 18,8 -
25,25 ; SPT N = >50.
33,0 – 35,5 Tufa warna abu-abu kehijauan, ukuran butir pasir
sedang, padat, keras, mengandung sisipan arang kayu,
lapuk sedang, k = 2,89 x10-4 cm/det, Lu = 22,36 ; SPT N
= >50.
35,5 – 40,0 Tufa breksi warna coklat, ukuran butir pasir sedang,
mengandung fragmen andesit diameter 3 cm, bentuk
menyudut tanggung, padat-keras, lapuk ringan, k = 2,61
x 10-4 cm/det, Lu = 20,18 ; SPT N = >50.
34,5 – 40,0 Andesit, warna abu-abu cerah, kekerasan sedang, lapuk
kuat, k = 2,14 x 10-4 cm/det, Lu = 16,61 ; SPT N = >50.
- BAB 3-15
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Titik bor BSP-3 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 1,0 Lanau pasiran, coklat, lunak, plastisitas sedang, sedikit
akar tanaman/organik.
1,0 – 14,0 Tufa warna coklat, berbutir pasir halus-sedang, rapuh,
agak padat, lapuk sedang, k = 1,56 x 10-4 s/d 1,66 x 10-
4 cm/det, Lu = 12,09 -36,0 ; SPT N = 7 - 21.
14,0 – 22,0 Tufa warna putih kecoklatan, ukuran butir pasir sedang,
agak padat, lapuk sedang, k = 1,75 x10-4 cm/det, Lu =
13,49 ; SPT N = 22-28.
22,0 – 25,0 Tufa warna abu-abu, ukuran butir pasir sedang-kasar,
mengandung kerikil, padat-sangat padat, lapuk sedang,
k = 2,17 x10-4 cm/det, Lu = 16,74 ; SPT N = >50.
Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bangunan
pelimpah sebagai berikut :
- Pelapukan berpengaruh kuat hingga kedalaman 2,0 m dari permukaan
tanah.
- Mulai kedalaman 2 - 14 m, tufa coklat kekuningan yang bersifat lunak-
kaku dengan nilai SPT N = 7 – 22.
- Kedalaman 14 m berupa tufa putih keabuan yang bersifat keras, SPT N
50 dan Lu = 12,09 - 13.
Berdasarkan hasil pemboran inti tersebut telah dibuat profil geologi memanjang
pelimpah (lihat Gambar 3.5) dan profil permeabilitas batuan pondasi memanjang
pelimpah sebagaimana disajikan pada Gambar 3.6.
- BAB 3-16
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Gambar 3 .5 Profil Geologi Memanjang Pelimpah
- BAB 3-17
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Gambar 3 .6 Profil Permeabilitas Batuan Pondasi Memanjang Pelimpah
3.4.3 Terowongan Pengelak
Kondisi geologi disepanjang rencana terowongan pengelak berdasarkan hasil pemboran
tahun 2012 oleh PT. PANCA GUNA DUTA, pada pemboran lokasi as dam sandaran kanan
(BSD-6 & BSD-7), maka lokasi terowongan pengelak menembus batuan tufa breksi,
berwarna abu-abu, butir pasir sedang, lapuk sedang sampai ringan, mengandung
fragmen andesit, keras (lihat Gambar 3.7. profil geologi memanjang terowongan
pengelak).
- BAB 3-18
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Gambar 3 .7 Profil Geologi Memanjang Terowongan Pengelak
3.4.4 Bangunan Pengambilan
Kondisi geologi disepanjang konduit diwakili oleh data pemboran inti BSC-1 dan BSC-2,
yang memberikan hasil sebagai berikut :
Titik bor BSC-1 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 1,0 Lanau pasiran, coklat, lunak, tidak plastis.
1,0 – 2,5 Lanau pasir lempungan, berwarna coklat, teguh,
plastisitas sedang.
2,5 – 7,0 Tufa breksi warna putih kekuningan, fragmen andesit
diameter maksimal 5 cm, ukuran butir lanau-pasir halus,
bersifat rapuh, kondisi lapuk. k = 3,31 x 10-5 cm/det, Lu
= 25,6 ; SPT N = 12.
- BAB 3-20
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
7,0 – 12,0 Tufa breksi warna kuning kecoklatan, fragmen andesit
diameter maksimal 3 cm, ukuran butir pasir halus, keras
sedang, kondisi lapuk, k = 1,25 x 10-4 cm/det, Lu = 9,6 ;
SPT N = 32 - >50.
12,0 – 20,5 Andesit, warna abu-abu coklat, kekerasan kurang,
sebagian hancur kedalaman 18 – 20,7 m, kondisi lapuk
tinggi, k = 2,12 x 10-4 s/d 2,41 x 10-4 cm/det, Lu = 16,41
– 18,61 ; SPT N = >50.
20,5 – 25,0 Andesit, warna abu-abu, kompak, keras, pejal, spasi
kekar 20 – 60 cm, kondisi lapuk ringan-segar, k = 1,41 x
10-4 cm/det, Lu = 10,92 ; SPT N = >50.
25,0 – 35,5 Andesit, warna abu-abu, kompak, keras, pejal, spasi
kekar 6 – 20 cm (closed), kondisi segar, k = 1,71 x 10-4
s/d 1,96 x 10-4 cm/det, Lu = 13,19 – 15,12 ; SPT N = >50.
Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bangunan konduit
sebagai berikut :
- Pelapukan berpengaruh kuat hingga kedalaman 2,5 m dari permukaan
tanah.
- Mulai kedalaman 2,5 – 7,0 m, tufa putih kekuningan, ukuran butir lanau-
pasir halus, bersifat rapuh, dengan nilai SPT N = 12 – 32.
- Mulai kedalaman 7,0 – 12,0 m, tufa breksi kuning coklat berukuran butir
pasir halus, kekerasan sedang, dengan nilai SPT N = 32 – 50.
- Kedalaman 12,0 m, andesit, abu-abu, kompak, keras, pejal, kondisi
segar, SPT N 50.
Titik bor BSC-2 :
Kedalaman (m) Deskripsi
0,0 – 1,5 Lanau pasir lempungan, coklat, lunak-teguh, plastisitas
sedang, mengandung akar tanaman.
1,5 – 15,0 Tufa, warna abu-abu, ukuran butir lanau-pasir halus,
kerikilan, diameter 3 cm, bersifat rapuh, lapuk sedang, k
= 1,28 x 10-4 s/d 4,33 x 10-4 cm/det, Lu = 9,92 – 33,36 ;
SPT N = 8 – 19.
15,0 – 25,0 Tufa breksi, warna abu-abu, ukuran butir pasir sedang-
kasar, fragmen andesit diameter 4 cm, mengandung
kerikil, bersifat rapuh, kondisi lapuk, k = 1,36 x 10-4 s/d
2,44 x 10-4 cm/det, Lu = 10,53 – 18,85 ; SPT N = >50.
- BAB 3-21
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
25,0 – 35,0 Tufa breksi warna abu-abu, ukuran butir pasir kasar,
fragmen andesit diameter 5 cm, bersifat rapuh, kondisi
lapuk sedang, k = 1,26 x 10-4 s/d 1,51 x 10-4 cm/det, Lu =
9,77 – 11,72 ; SPT N = >50.
35,0 – 40,0 Tufa breksi warna putih abu-abu, ukuran butir pasir
sedang-kasar, fragmen andesit diameter 2-5 cm,
menyudut tanggung, bersifat padat, kondisi lapuk, k =
1,61 x 10-4 cm/det, Lu = 11,11 ; SPT N = >50.
Informasi tersebut di atas memberikan gambaran tentang bangunan konduit
sebagai berikut :
- Pelapukan berpengaruh kuat hingga kedalaman 1,5 m dari permukaan
tanah.
- Mulai kedalaman 1,5 – 15,0 m, tufa, abu-abu, ukuran butir lanau-pasir
halus, kerikilan diameter 3 cm, bersifat rapuh, dengan nilai SPT N = 7 –
19.
- Mulai kedalaman 15,0 – 35,0 m, tufa breksi, abu-abu, ukuran butir pasir
sedang-kasar, fragmen andesit, dengan nilai SPT N 50.
- Mulai kedalaman 35,0 – 40,0 m, tufa breksi, putih abu-abu, ukuran butir
pasir sedang-kasar, dengan nilai SPT N 50.
Berdasarkan hasil pemboran inti tersebut telah dibuat profil geologi memanjang
Bangunan Penganmbilan sebagaimana disajikan pada Gambar 3.8.
- BAB 3-22
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
34
SIMBOL LITOLOGI DESKRIPSI
SOIL
TUFA
TUFA
TUFA BREKSI
ANDESIT
Coklat, Lunak
Coklat kuning, Lunak, NSPT 18-33
Putih, Abu-abu, Rapuh-Padat, NSPT 32-45
Abu-abu, Keras, NSPT >50, =1.40 t/m3, Øp=58°, C=3.16 kg/cm2, Ør=21°, Cr=3.16 kg/cm2
Abu-abu, Keras, Pejal, NSPT >50, =2.75 t/m3, Ø=61°, C=184 kg/cm2
KETERANGAN
PENAMPANG GEOLOGI MEMANJANG PADA RENCANA PENGAMBILAN
SKALA : H=V
0 10 20 30 m
Gambar 3 .8 Profil Geologi Memanjang Bangunan Pengambilan
3.4 PENYELIDIKAN MATERIAL KONSTRUKSI
3.4.1 Ketersediaan Material Konstruksi
Dengan berpedoman pada Peta Geologi Lembar Garut dan Pameungpeuk, Skala 1 :
100.000 (P3G Bandung, 1992) dan Peta Rupa Bumi, Skala 1 : 25.000 yang diterbitkan
oleh Bakosurtanal, telah diadakan penyelidikan geologi untuk mengetahui lokasi dan
ketersediaan material konstruksi. Penyelidikan geologi tersebut meliputi :
Penyelidikan material tanah (borrow area) untuk urugan tubuh bendungan
(zona inti kedap air).
Penyelidikan material pasir (quarry pasir) untuk urugan tubuh bendungan
(zona filter) dan agregat halus beton.
Penyelidikan material batu (quarry batu) untuk urugan tubuh bendungan
(zona urugan batu) dan agregat beton.
- BAB 3-23
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Dari penyelidikan geologi tersebut telah diperoleh lokasi material konstruksi
sebagaimana ditampilkan pada Gambar 3.9. Selanjutnya, telah diadakan penyelidikan
yang mencakup pemboran inti, test pit, pengambilan sampel material dan pengujian
laboratorium. Pengujian tersebut dilakukan mengikuti prosedur SNI dan ASTM/JIS sebagai
berikut (Periksa Tabel 3.2, Tabel 3.3 dan Tabel 3.4) :
Tabel 3.2 Prosedur Pengujian Material Tanah
Jenis Uji Standar yang dipakai
Kadar air asli SNI 03-1965-1990
Berat isi tanah asli SNI 03-3637-1994
Berat jenis SNI 03-1964-1990
Batas-batas atterberg SNI 03-1966-1990 dan SNI 03-1967-1990
Gradasi (ayakan dan hydrometer)
SNI 03-3423-1994
Pemadatan standar SNI 03-2832-1992
Konsolidasi SNI 03-2812-1992
Permeability SNI 03-6870-2002
Triaxial UU SNI 03-4813-1998
Triaxial CUBP SNI 03-2455-1991
Emerson Crumb Test BS 1377 : Part 5 : 1990
Pin hole test BS 1377 : Part 5 : 1990
Tabel 3.3 Prosedur Pengujian Material Pasir
Jenis Uji Standar yang dipakai
Berat jenis SNI 03-1970-1990
Relative density ASTM
Serapan air SNI 03-1970-1990
Gradasi SNI 03-1969-1990
Kadar Lumpur SNI 03-4142-1996
Soundness SNI 03-3407-1994
Tabel 3.4 Prosedur Pengujian Material Batu
Jenis Uji Standar yang dipakai
Kadar air dan serapan SNI 03-2437-1991
Specific gravity SNI 03-2437-1991
Kuat tekan uniaksial SNI 03-2825-1992
- BAB 3-24
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Abrasi Los Angeles SNI 03-2417-1991
Soundness SNI 03-3407-1994
Large scale direct shear test JIS
Petrografi ISRM-1981
- BAB 3-25
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Gambar 3 .9 Lokasi Ketersediaan Material Konstruksi
3.4.2 Material Tanah
Survai geologi telah diadakan pada daerah dengan radius 1 – 9 km dari lokasi calon
bendungan. Pada daerah tersebut telah dtemukan 3 (tiga) lokasi borrow area tanah
sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.5 dan Gambar 3.9.
Tabel 3.5 Borrow Area Tanah
No.
NamaLokasi
JenisMaterial
Jarak dariDam Site(km)
Luas
(Ha)
Tebal
(m)
Volume
(m3)
Tata GunaLahan
1 Borrow Area A
Desa SantosaKec.
Pangalengan
Lanau Pasir
Lempungan
1 KmKe arah Selatan
5 3 150.000
Kebun Campuran
2 Borrow Area B
Desa CileuleuyKec.
Pamulihan
Lempung Lanau Pasiran
8,3 KmKe arah Tengga
ra
5 5 250.000
Kebun Campuran
3 Borrow Area C
Desa StamplatKec.
Pamulihan
Lanau Lempung Pasiran
8,5 KmKe arahTengga
ra
15 4 600.000
Kebun Campuran
Penyelidikan yang telah dilaksanakan meliputi pembuatan sumuran uji (test pit),
pengambilan sampel tanah terganggu (disturbed sample), pengambilan sampel
tanah tak terganggu (undisturbed sample) dan pengujian laboratorium mekanika
tanah. Adapun jenis dan volume penyelidikan pada setiap lokasi borrow area
adalah sebagai berikut (lihat Tabel 3.6) :
Tabel 3.6 Jenis dan Volume Penyelidikan Lapangan Material Tanah
Uraian Borrow Area
A B C
- BAB 3-26
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Jenis tanah Lanau pasir
Lempungan
Lempung
Lanau
Pasiran
Lanau
Lempung
Pasiran
Sumuran uji
(Test Pit)
10 lubang 10 lubang 10 lubang
Pengambilan
conto tanah
10 conto 10 conto 10 conto
Pengujian
Laboratorium
8 conto 10 conto 10 conto
Hasil test pit disajikan dalam Format Log Sumuran Uji dan dapat dilihat pada Laporan
Penunjang Penyelidikan Geologi Teknik. Pengujian laboratorium terhadap sampel tanah
memberikan hasil sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3.7
Tabel 3.7 Ringkasan Hasil Pengujian Laboratorium Material Tanah, Waduk
Santosa, Provinsi Jawa Barat.
- BAB 3-27
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
3.4.4.1 Borrow Area A
Penyelidikan lapangan dan pengujian laboratorium terhadap material tanah dari Borrow
Area A (Desa Santosa) memberikan hasil sebagai berikut :
- jarak dari calon bendungan (km) : 1
- luas borrow area (ha) : 9
- tebal (m) : 2
- volume efektif (m3) : 180.000
- jenis tanah : Lanau Pasir Lempungan
Minimum Rata-rata Maksimu
m
- kadar air asli, Wn (%) : 45,99 57,55 77,7
- berat isi asli, n (ton/m3) : 1,286 1,528 1,679
- gradasi
tanah,
kerikil (%) : 0,08 0,21 0,34
- BAB 3-28
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
pasir (%) : 5,10 22,38 39,66
lanau (%) : 39,08 42,9 46,72
lempung (%) : 20,32 37,22 54,12
- indeks
plastisitas,
PI (%) : 13,76 26,95 40,15
-
pemadatan,
OMC (%) : 55,59 62,38 69,17
dmax (kg/cm3): 1,520 1.565 1,610
- triaksial UU, Φ : 4,4 7,0 9,6
C (kg/cm2) : 0,21 0.33 0,46
- triaksial CUBP, Φ’ : 23,2 25,03 26,86
C’ (kg/cm2) : 0,09 0,13 0,17
- koef.
permeabilitas,
k (cm/det) : 1,62 x 10-6 3,26 x 10-6 4,9 x 10-5
- Emerson crumb test : Tingkat 1
- Pinhole : ND-1
Berdasarkan data hasil pengujian laboratorium tersebut, diketahui bahwa nilai OMC =
Wn + (5% s/d 9%). Dengan demikian dalam pelaksanaan pemadatan tanah perlu
dilakukan penyiraman untuk meningkatkan kadar air agar mencapai OMC. Namun
demikian nilai OMC yang tinggi tersebut memberikan kekuatan geser yang relatif rendah.
Disamping itu, nilai OMC yang terlalu tinggi akan menimbulkan kesulitan dalam
pemadatan tanah. Dari kondisi tersebut, maka borrow area A ini tidak disarankan
sebagai material untuk zona inti kedap air.
3.4.4.2 Borrow Area B
Penyelidikan lapangan dan pengujian laboratorium terhadap material tanah dari Borrow
Area B (Desa Cileuleuy) memberikan hasil sebagai berikut :
- jarak dari calon bendungan (km) : 8,2
- luas borrow area (ha) : 20
- tebal (m) : 5
- volume efektif (m3) : 1.000.000
- jenis tanah : Lempung Lanau Pasiran
Minimum Rata-rata Maksimu
- BAB 3-29
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
m
- kadar air asli, Wn (%) : 39,37 48,9 58,43
- gradasi
tanah,
kerikil (%) : 0 0 0
pasir (%) : 4,02 6,78 9,54
lanau (%) : 32,14 35,95 39,76
lempung (%) : 53,01 58,42 63,84
- indeks
plastisitas,
PI (%) : 52 55 58
-
pemadatan,
OMC (%) : 25,77 27,39 29,01
dmax (kg/cm3): 1,37 1,38 1,40
-
konsolidasi,
eo : 1,679 1,687 1,696
Cc : 0,590 0,903 0,627
- triaksial UU, Φ : 6,85 7,78 8,72
C (kg/cm2) : 0,216 0,24 0,264
- triaksial CUBP, Φ’ : 21,96 23,65 25,35
C’ (kg/cm2) : 0,178 0,209 0,240
- koef.
permeabilitas,
k (cm/det) : 8,51 x 10-7 4,83 x 10-7 1,15 x 10-6
3.4.4.3 Borrow Area C
Penyelidikan lapangan dan pengujian laboratorium terhadap material tanah dari Borrow
Area C (Desa. Stamplat) memberikan hasil sebagai berikut :
- jarak dari calon bendungan (km) : 8,5
- luas borrow area (ha) : 15
- tebal (m) : 4
- volume efektif (m3) : 600.000
- jenis tanah : Lanau Lempung Pasiran
Minimum Rata-rata Maksimu
m
- kadar air asli, Wn (%) : 54,17 56,72 59,28
- gradasi
tanah,
kerikil (%) : 0 0 0
- BAB 3-30
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
pasir (%) : 7,35 8,65 9,95
lanau (%) : 34,84 36,56 38,29
lempung (%) : 52,39 54,29 56,17
- indeks
plastisitas,
PI (%) : 51 56,21 61,43
-
pemadatan,
OMC (%) : 24,498 26,469 28,440
dmax (kg/cm3): 1,35 1,37 1,39
-
konsolidasi,
eo : 1,684 1,689 1,694
Cc : 0,586 0,607 0,628
- triaksial UU, Φ : 7,46 7,59 7,73
C (kg/cm2) : 0,219 0,236 0,254
- triaksial CUBP, Φ’ : 22,45 25,95 29,46
C’ (kg/cm2) : 0,164 0,206 0,249
- koef.
permeabilitas,
k (cm/det) : 8,51 x 10-
7
5,05 x 10-7 1,60 x 10-6
Perlu diketahui bahwa pengujian triaksial dilakukan pada kondisi 95% MDD pada
bagian basah (”wet side”).
3.4.4.4. Gradasi Material Tanah Borrow Area B dan C
Berdasarkan hasil pengujian laboratorium terhadap material tanah di borrow area B dan
C, telah dibuat zona gradasi butirannya (lihat Gambar 3.10). Zona gradasi tersebut
ternyata terletak di luar standar gradasi USBR, karena butiran tanah terlalu halus. Untuk
membuat agar material ini masuk dalam zona gradasi USBR tersebut, maka perlu
diadakan pencampuran dengan material pasir. Keuntungan dari pencampuran tersebut
adalah sebagai berikut :
Gradasi dapat masuk kedalam standar USBR.
Kekuatan geser material tanah campuran (blended materials) menjadi lebih
tinggi.
Kompresibilitas menjadi lebih kecil sehingga settlement menjadi lebih kecil.
Namun demikian pencampuran harus diatur sedemikian rupa agar koefisien
permeabilitasnya masih memenuhi kriteria.
- BAB 3-31
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Gambar 3 .10 Zona Gradasi Material Tanah Waduk Santosa
3.4.3 Material Pasir
Material pasir untuk zona filter tidak dijumpai dalam radius 10 km dari lokasi calon
waduk. Oleh karena itu, untuk zona filter dan agregat halus beton disarankan memakai
material pasir hasil pemecahan batu dari quarry andesit Cibatukasang. Keuntungan
pemakaian material pasir yang diperoleh dari hasil penghancuran batu memakai mesin
pemecah batu (stone crusher) adalah gradasi material untuk zona filter dapat diatur
sesuai dengan kebutuhan.
3.4.4 Material Batu
Material batu terdapat di 2 (dua) lokasi yaitu Cibatukasang (Kab. Garut) dan Talegong
(Kab. Garut). Material ini berupa lava andesit-basaltic, berwarna abu-abu, kompak,
sangat keras. (lihat Gambar 3.9.). Potensi quarry batu ditampilkan pada Tabel 3.8.
Tabel 3.8 Quarry Batu
- BAB 3-32
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
No.
Nama Lokasi JenisMaterial
Jarak dariDam Site
(km)
Luas
(Ha)
Tebal
(m)
Volume
(m3)
Tata GunaLahan
1Quarry A
Cibatukasang,
Stamplat
Lava Andesit
11,5 kmKe arah
Tenggara10 20
2.000.000
Hutan Lindung
2 Quarry B
Desa PilarKec.
Talegong
Batuan Beku(Lava
Basaltic)
8 KmKe arah Barat
10 5
500.00
0
Kebun Campuran
Sampel batu berupa bongkah andesit telah diambil untuk pengujian di laboratorium.
Pengujian bongkah andesit tersebut memberikan hasil sebagai berikut (lihat Tabel 3.9).
Tabel 3.9 Ringkasan Hasil Pengujian Laboratorium Material
Batu, Waduk Santosa, Provinsi Jawa Barat.
3.4.4.1. Quarry A (Cibatukasang-Garut)
Lokasi quarry : Desa Stamplat, Kecamatan
Pamulihan.
Jarak dari calon Bendungan : 11,5 km
Jenis material : Lava Andesit (batuan beku)
Luas quarry : 30 ha (1 km x 300 m)
Volume potensial : 6.000.000 m3
Hasil pengujian laboratorium :
- BAB 3-33
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Berat jenis : 2.767
Abrasi Los Angeles (%) : 11,52 40 (memenuhi kriteria)
Soundness (%) : 2,38 12 (memenuhi kriteria)
Kuat tekan uniaksial (kg/cm2) : 855 300 (memenuhi
kriteria)
Berdasarkan data tersebut maka quarry andesit Cibatukasang memenuhi kriteria sebagai
urugan batu, rip-rap dan agregat beton.
3.4.4.2. Quarry B (Talegong-Garut)
- Lokasi quarry : Desa Pilar, Kecamatan Talegong.
- Jarak dari calon Bendungan : 8 km
- Jenis material : Batuan Beku (Lava Basaltic)
- Luas quarry : 10 ha (1 km x 100 m)
- Volume potensial : 500.000 m3
- Hasil pengujian laboratorium :
Berat jenis : 2,868
Abrasi Los Angeles (%) : 9,5 40 (memenuhi kriteria)
Soundness (%) : 2,5 12 (memenuhi kriteria)
Kuat tekan uniaksial (kg/cm2) : 2.114 300 (memenuhi
kriteria)
Berdasarkan data tersebut maka quarry Batuan Beku (Lava Basaltic) Talegong
memenuhi kriteria sebagai urugan batu, rip-rap dan agregat beton.
3.4.5 Pemilihan Tipe Bendungan
Hasil penyelidikan geologi menunjukkan bahwa material yang tersedia di sekitar calon
lokasi bendungan (dalam radius 12 km) dan relatif tidak mengganggu lingkungan adalah
sebagai berikut (periksa Tabel 3.10) :
Tabel 3.10 . Material untuk tubuh bendungan dan agregat beton
- BAB 3-34
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
Berdasarkan ketersediaan material tersebut dan hasil pengujian laboratorium, maka tipe
bendungan yang sesuai adalah bendungan tipe urugan batu dengan inti kedap air tegak.
3.5. GEOLOGI TAPAK BENDUNGAN DAN BANGUNAN PELENGKAPNYA
Meskipun tidak terdapat di dalam KAK maupun di dalam Kontrak, pekerjaan pemetaan
geologi teknik dipandang perlu dilakukan. Pekerjaan ini dilakukan memakai peta situasi
skala 1 : 2000 sebagai peta dasar. Dari pemetaan ini diketahui bahwa terdapat 10
(sepuluh) kelompok longsoran dengan penjelasan sebagai berikut (periksa Tabel 3.11
dan Gambar 3.11) :
Tabel 3.11 . Longsoran di Rencana Tapak Bendungan Santosa
Longsoran LokasiJenis
LongsoranKeterangan
ABukit Tumpuan Kanan,
Lokasi Bangunan PelimpahDebris Slide
- Pada batuan tufa.- Mahkota longsoran ditepi jalan
perkebunan.- Tinggi gawir mahkota longsoran 3 –
10 m.- Longsoran A1, A2, A3 dan A4
- BAB 3-35
Materi
alLokasi
Jarak
dari
Dam
Site
(km)
Volume
Potensial
(m3)
Peruntukan
Tanah BA. Cileuleuy
dan BA.
Stamplat
8,5 850. 000 Zona inti kedap air
Batu Quarry
Cibatukasang
11,5
2.000.000
Zona filter, zona urugan
batu dan agregat beton
Penyelidikan Geologi Teknik dan Finalisasi Desain Waduk Santosa
BBukit Tumpuan Kanan,
Di hilir PelimpahDebris Slide
- Pada batuan tufa.- Mahkota longsoran ditepi jalan
perkebunan.- Tinggi gawir mahkota longsoran 5 –
15 m.- Longsoran B1, B2, B3 dan B4
C
Bukit Tumpuan Kiri,Rencana Bangunan
Pengambilan, Kaki Hilir Bendungan
Debris Slide
- Pada batuan tufa.- Mahkota longsoran pada elev + 1585
dengan tinggi gawir 8 – 10 m.- Longsoran C1 dan C2.
DBukit Tumpuan Kiri,Rencana Bangunan
PengambilanDebris Slide
- Terjadi pada batuan tufa.- Tinggi gawir mahkota longsoran 10 –
25 m.
EBukit Tumpuan Kiri s/d Kaki Hilir Bendungan
Debris Slide- Terjadi pada batuan tufa.- Tinggi gawir mahkota longsoran 1 – 5
m.
F As dam, Di Kanan Sungai Debris Slide- Terjadi pada batuan tufa.- Tinggi gawir mahkota longsoran 1 – 5
m.
GKaki Hulu Bendung,
Kanan SungaiDebris Slide
- Terjadi pada batuan tufa.- Tinggi gawir mahkota longsoran 1 – 5
m.
HDaerah Genangan Waduk,
Kanan SungaiDebris Slide
- Terjadi pada batuan tufa, sepanjang 120 m.
- Tinggi gawir mahkota longsoran 1 – 2 m.
IDaerah Genangan Waduk,
Kanan SungaiDebris Slide
- Terjadi pada batuan tufa, sepanjang 240 m.
- Tinggi gawir mahkota longsoran 10 – 15 m.
JDaerah Genangan Waduk,
Kanan SungaiDebris Slide
- Terjadi pada batuan tufa, sepanjang 180 m.
- Tinggi gawir mahkota longsoran 2 – 4 m.
Data longsoran dan penyebarannya yang relatif merata, baik di lokasi rencana tapak
bendungan dan rencana daerah genangan waduk, membuktikan bahwa daerah ini
merupakan daerah yang ”tidak stabil”.
Adanya genangan air waduk akan memicu terjadinya longsoran dengan skala yang lebih
besar yang dapat membahayakan konstruksi bendungan berikut bangunan
pelengkapnya. Dengan demikian Konsultan ”tidak merekomendasi” rencana Bendungan
Santosa ke tahap selanjutnya.
- BAB 3-36