Upload
dangkhue
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
31
BAB 3
INTI PENELITIAN
3.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Di sini peneliti akan menjabarkan mengenai organisasi perusahaan yang menjadi
objek penelitian yang diambil. Penelitian ini membahas reality show Jika Aku
menjadi, yang ditayangkan di Trans TV.
3.1.1 Gambaran Umum Trans TV
Di Indonesia kecenderungan televisi swasta sudah mengarah kepada
sistem di Amerika, dimulai dari garapan program-program sinetron,
reality show, variety shoew, kuis dan beberapa acara hiburan lainnya.
Dengan adanya tayangan-tayangan seperti itu, membawa suatu hiburan
tersendiri bagi masyarakat dalam menerima informasi dan hiburan dari
televisi.
Tujuan dari program-program televisi yang ada ialah mendapatkan
penonton sebanyak-banyaknya atau menarik audiens.
3.1.2 Sejarah dan Latar Belakang Trans TV
PT. Televisi Transformasi Indonesia (Trans TV) merupakan
perusahaan yang dimiliki oleh TRANS COORPORATION, yang juga
merupakan pemilik dari Trans 7. Trans TV memperoleh ijin siaran pada
tanggal 1 Agustus 1998, Trans TV mulai resmi disiarkan pada 10
November 2001. Trans TV kemudian pertama mengudara mulai
32
diluncurkan dan diresmikan Presiden Gus Dur sejak tanggal 15
Desember 2001. Sejak sekitar pukul 19.00 WIB malam, Trans TV
memulai siaran secara resmi.
Trans TV adalah sebuah stasiun televisi swasta Indonesia yang
dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung. Dengan motto “Milik Kita
Bersama”. Konsep tayangan program stasiun ini tidak jauh berbeda
dengan stasiun televisi swasta lainnya. Kantor pusat stasiun ini berada
di Studio TransTV, Jalan Kapten Pierre Tendean, Jakarta Selatan.
3.1.3 Struktur Organisasi Trans TV
PT. Televisi Tranformasi Indonesia (Trans TV) dipimpin oleh
suatu direksi yang terdiri dari seorang direktur atau lebih, jikalau
diangkat lebih dari seorang direktur, maka seorang diantaranya diangkat
sebagai Direktur Utama.
No. Nama Awal Jabatan Akhir Jabatan
1 Ishadi S.K 1998 2008
2 Wisnutama 2008 Sekarang
33
DIREKSI
No. Nama Jabatan
1 Wisnutama Direktur Utama
2 Atiek Nurwahyuni Direktur Penjualan dan Pemasaran
3 Warnedy Direktur Keuangan dan Sumber Daya
Gambar 3.1
34
Gambar 3.2
Gambar .33
35
3.1.4 Logo Trans TV
Gambar 3.4: Logo PT. Televisi Transformasi Indonesia
Sumber: www.transtv.co.id
Logo Trans TV berbentuk berlian, yang menandakan keindahan
dan keabadian. Kilauannya mereflesikan kehidupan dan adat istiadat dari
berbagai pelosok daerah di Indonesia sebagai simbol pantulan kehidupan
serta budaya masyarakat Indonesia. Huruf dari jenis serif, yang
mencerminkan karakter abadi, klasik, namun akrab dan mudah dikenali.
Data perusahaan Trans TV:
Nama Perusahaan : PT. Transformasi Indonesia
Alamat : Jl. Kapten Tendean Kav. 12-14A,
Jakarta 12790
Telepon : (021) 791-77000 (hunting)
36
(021) 799-2600
Fax : (021) 791-87721
Homepage : www.transtv.co.id
3.1.5 Visi dan Misi Trans TV
Visi dari Trans TV
Menjadi televisi terbaik di Indonesia maupun AEAN, memberikan hasil
usaha yang positif baki stakeholders, menyampaikan program-program
berkualitas, berperilaku berdasarkan nilai-nilai morak budaya kerja
yang dapat diterima stakeholders serta mitra kerja, dan memberikan
kontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan serta kecerdasan
masyarakat.
Misi dari Trans TV
Dari gagasan dan aspirasi masyarakat untuk mencerdaskan serta
mensejahterakan bangsa, memperkuat persatuan dan menumbuhkan
nilai-nilai demokrasi.
3.2 Prosedur yang Berlaku
3.2.1 Standart Operational Procedure
1. Penentuan tema/obyek liputan ditentukan melalui rapat redaksi, yang
diadakan seminggu sekali.
2. Pembahasan tema/obyek liputan harus mempertimbangkan kapasitas
visual yang memadai, unik, atau menarik untuk dipindahkan ke layar.
37
3. Objek personalisasi atau narasumber yang dipilih harus dari
kalangan bawah, syukur-syukur memiliki sisi-sisi kehidupan yang
dramatis, unik, atau jarang diketahui khalayak.
4. Obyek/narasumber yang dipilih adalah figur yang memberi inspirasi
(biarpun miskin, tetapi ingin bekerja keras, bukan pemalas). Jadi,
figur seperti pengemis, yang hanya mau minta-minta tapi tak bekerja,
tidak akan dipilih.
5. Pembahasan tema/obyek liputan juga mempertimbangkan sequences
visual dan story masing-masing segmentasi. Menentukan judul
episode untuk tema yang dipilih.
3.2.2 Kerabat Kerja yang Terlibat
Kru yang dibutuhkan (di luar post-pro) antara lain:
- 1 orang Produser
- 2 orang Asisten Produser
- 3 orang Camera Persons (bermental “Fear Factor”)
- 3 orang Reporter (bermental “Fear Factor”). Peran reporter di layar
bisa diganti Talent, agar tidak membosankan.
- 1 orang Production Assistant
- 1 orang Researcher
38
3.3 Gambaran Umum Jika Aku Menjadi
Gambar 3.5: Logo Tayangan “Jika AKu Menjadi”
Bentuk program yang ingin peneliti teliti adalah jenis program reality
show “Jika Aku Menjadi” dan bentuk program ini menyajikan program yang
informatif dan edukatif, ditujukan untuk semua kalangan.
Program tayangan reality show kini pada umumnya menyajikan dengan
tema percintaan, penyelesaian konflik suatu hubungan, kemelut keluarga, dan
pencarian atas seseorang. Namun program reality show “Jika Aku Menjadi”
memiliki daya tarik yang berbeda bagi khalayak. Program ini merupakan
program yang berkualitas dan memiliki unsur edukasi, program ini tidak hanya
untuk mengejar rating melainkan ingin memenuhi harapan Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI) untuk menjadikan program tv yang berkualitas dan ikut berperan
meningkatkan solidaritas terhadap rakyat kecil.
39
Setiap stasiun televisi memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda
untuk menarik perhatian penonton dan merebut pasar. Banyak hal menarik yang
dilakuan oleh setiap stasiun televisi, yaitu menayangkan program impor, berita
ibukota dan mancanegara, acara musik maupun tayangan reality show.
Dalam penelitian ini, tayangan reality show “Jika Aku Menjadi” pada
hakekatnya adalah suatu upaya untuk melihat kehidupan rakyat kecil.
Tayangan reality show “Jika Aku Menjadi” ditayangkan di Trans TV
setiap Senin-Jumat pukul 18.15 WIB dan setiap Sabtu-Minggu pukul 17.30 WIB.
Target audiens Trans TV dalam tayangan ini adalah masyarakat luas.
Si reporter dalam tayangan ini harus tinggal minimal 2-3 hari dan
menjalani hidup seperti orang dari kalangan bawah yang menjadi narsum-nya. Ia
harus mengikuti aktivitas orang itu, mulai dari pagi, siang, sore, malam (si
reporter numpang menginap di rumah si narasumber), sampai pagi lagi. Jika si
narasumber biasa mandi di kali, si reporter juga harus ikut mandi di kali. Jika si
narasumber tidur di kolong jembatan atau rumah gubuk di pinggir rel kereta api,
si reporter juga harus bergabung di sana. Jika si narasumber adalah kenek bus, si
reporter/talent juga harus membantu menariki uang tarif bus dari para
penumpang.
Segmen pertama yaitu perkenalan talent dengan latar belakang kehidupan
yang profilnya akan diangkat, pekerjaan dan rutinitas kegiatan kesehariannya.
Segmen kedua yaitu talent membatu pekerjaan keluarga yang profilnya sedang
diangkat pada episode itu, kemudian talent berbagi pengalaman yang ia dapat
selama mengikuti aktivitas. Pada segmen terakhir, acara ditutup dengan
40
mengajak keluarga tersebut jalan-jalan ataupun memberikan sedikit hadiah
kepada keluarga tersebut dengan memberikan sedikit modal usaha atau
pemberian yang berguna.
Dengan penayangan reality show “Jika Aku Menjadi” membuat suatu
kajian atas focus group discussion terhadap acara tersebut pada remaja menjadi
berbeda. Karena acara yang disajikan memberikan suatu pelajaran tidak langsung
kepada kehidupan mereka. Remaja yang bertempat tinggal disuatu wilayah, yang
memiliki latar belakang sosial yang berbeda memiliki kajian yang berbeda
terhadap tayangan “Jika Aku Menjadi”.
Tujuan Tayangan “Jika Aku Menjadi”
Pada dasarnya, tayangan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman,
empati dan simpati terhadap masyarakat kalangan bawah. Tidak dengan cara
membagikan uang, barang, atau renovasi rumah. Namun, menempilkan kegiatan
sehari-hari mereka dirumah, lingkungan sekitar dan tempat mereka bekerja.
a. Target Audiens
Target audiens tayangan “Jika Aku Menjadi” yaitu masyarakat
segmen AB semua umur dan jenis kelamin.
b. Format Program
Dalam program ini, pemirsa seolah-olah diwakili keterlibatannya di
dalam tayangan melalui kesan, pengalaman suka dan duka talent
dalam menghayati kehidupan narasumber.
41
c. Jenis
Jenis program “Jika Aku Menjadi” adalah Documenter Magazine.
Karena tema yang disajikan mirip dengan tema yang terdapat dalam
suatu majalah. Magazine adalah program yang menampilkan
informasi ringan namun mendalam. Dengan kata lain magazine
adalah feature dengan durasi yang lebih panjang. Dokumenter
adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan
pendidikan namun disajikan dengan menarik.
Program Jika Aku Menjadi masuk dalam kategori magazine dan
dokumenter karena menampilkan segala informasi yang penting dan
menarik dengan sajian santai yang menyuguhkan informasi langsung
seputar kehidupan kalangan kelas bawah.
d. Setting
Menyajikan tayangan keseharian kehidupan kumuh, sederhana dari
masyarakat kelas bawah perkotaan.Misalnya dirumah, lingkungan
sekitar dan di tempat mereka bekerja.
e. Durasi
Senin-Rabu pukul 18.15 WIB dan Sabtu-Minggu pukul 17.30 WIB.
f. Tayangan
Setiap episode, pemirsa memperoleh informasi secara utuh dan
menyeluruh mengenai kehidupan sehari-harinya.
g. Presenter/reporter
42
Tidak ada presenter yang memberikan pengantar setiap segmen,
namun host/talent tersebut berasal dari kalangan mahasiswa.
3.4 Metode Pengumpulan Data
Jenis penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini menggunakan riset
kuantitatif. Riset kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan
suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisassikan. Kriyantono (2008:55).
Setelah data terkumpul, selanjutnya data dianalisis, sampai menghasilkan
kesimpulan yang merupakan langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang
berupa jawaban terhadap rumusan masalah.
Untuk melakukan penelitian kuantitatif, digunakan metode riset survei. Survei
adalah etode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan
datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang
dianggap mewakili populasi tertentu. Kriantono (2008:59).
Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis, yaitu deskritif dan eksplanatif.
Perbedaan dari kedua metode ini adalah dari cara menganalisis datanya. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan metode survei eksplanatif/analitik. Survei
eksplanatif bersifat korelasional dimana dalam penelitian ini bertujuan mempelajari
hubungan atau kolerasi antara variabel-variabel yang diteliti. Peneliti dituntut
membuat hipotesis sebagai asumsi awal untuk menjelaskan hubungan antara
variabel yang diteliti. Kriyantono (2008:60).
43
Survei eksplanatif dapat dibagi dua sifat: komparatif dan asosiatif. Kriyantono
(2008:60) :
a. Komparatif
Bermaksud untuk membuat komparasi (membandingkan) antara variabel
yang satu dengan variabel lainnya yang sejenis.
b. Asosiatif
Bermaksud untuk menjelaskan hubungan (korelasi) antara variabel.
Dalam penelitian ini, sifat survei eksplanatifnya adalah asosiatif. Apakah
ada pengaruh hubungan antara tayangan reality show Jika Aku Menjadi
dengan pengetahuan masyarakat.
3.4.1 Variabel
Variabel sebenarnya adalah konsep dalam bentuk konkret atau konsep
operasional. Bungin (2008:20)
Variabel merupakan fenomena dan peristiwa yang dapat diukur atau
dimanipulasi dalam proses riset. Dalam penelitian ini, peneliti telah
menetapkan variabel bebas dan juga variabel terikat:
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab
atau pendahulu variabel lainnya. Bungin (2008:21). Dalam penelitian ini
variabel bebasnya adalah program Jika Aku Menjadi yang akan dijadikan
dimensi sebagai variabel X.
44
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau
yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya. Bungin (2008:21).
Dalam penelitian ini tanggapan mahasiswa jurusan Marketing
Communication angkatan 2009, yang akan dijadikan dimensi untuk
variabel Y berdasarkan efek komunikasi massa ; kognitif, afektif, konatif.
3.4.2 Populasi dan Sampel
Populasi ialah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang akan
diduga ciri-cirinya. Dalam setiap penelitian, populasi yang dipilih erat
kaitannya dengan masalah yang akan dipelajari.
Populasi di ambil dari Universitas Bina Nusantara Marketing
Komunikasi angkatan 2009 dengan jumlah 370 orang, dan merupakan
bagian dari pemirsa Jika Aku Menjadi di Trans TV.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti yang dianggap mewakili seluruh populasi dan diambil
dengan menggunakan teknik tertentu. Dalam pengambilan sampel
terdapat dua syarat yaitu: sampel harus representetif (mewakili) dan
besarnya sampel harus memadai. Suatu sampel dikatakan mewakili
apabila ciri-ciri sampel yang berkaitan dengan tujuan penelitian hampir
sama dengan ciri populasinya. Dengan sampel yang representatif ini,
maka informasi yang dikumpulkan dari sampel hampir sama telitinya
dengan informasi yang dikumpulkan populasi.
45
Untuk mengetahui banyaknya sampel yang harus diambil
didukung rumus dari Taro Yamane, sebagai berikut :
n = N ——— N. d2 + 1
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
d2 : Derajat Ketelitian (0,1)
Rumus:
n = N ——— N. d2 + 1
n = 370 —————— 370. 0,12 + 1 n = 171 ————— 370. 0,01 + 1
n = 370 ————— 3,70 + 1
46
n = 370
———— = 78,723404
4,7
Setelah dihitung menggunakan rumus tersebut maka, didapatkan hasil
sebanyak 79 responden.
3.4.3 Penarikan Sampel
Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
non probability sampling, yaitu purposive sampling.
Teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar
kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset.
Bungin (2008:156).
3.4.4 Analisis Regresi Linear sederhana
Regresi linear sederhana digunakan untuk meneliti apakah
memang ada hubungan atau pengaruh yang signifikan atau tidak antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Kriyantono
(2006:180).
Berikut tahapan yang dilakukan dalam analisis regresi linear
sederhana:
47
1. Uji Koefisien Korelasi Sederhana
Uji Korelasi adalah salah satu teknik statistik yang digunakan
untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya
kuantitatif. Tingkat keeratan hubungan (koefisien korelasi) bergerak dari
0-1. Menurut Rakhmat (2005:29), tingkat koefisien korelasi dapat
diklasifikasikan dengan berpedoman pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Interval Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
2. R Square (Koefisien Determinasi)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa
besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen.
Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square
berkisar antara 0 sampai 1. Pada umumnya sampel dengan data deret
waktu (time series) memiliki R Square maupun Adjusted R Square cukup
tinggi (di atas 0,5), sedangkan sampel dengan data item tertentu yang
disebut data silang (crosssection) pada umunya memiliki R Square
maupun Adjusted R Square agak rendah (di bawah 0,5), namun tidak
48
menutup kemungkinan data jenis ini memiliki nilai yang cukup tinggi
(Nugroho, 2005, p.50-51). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat
terbatas. Semakin kecil angka R2, berarti semakin lemah hubungan
diantara kedua variabel (Sudamanto, 2005).
3. Uji t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas (variabel independen) secara parsial terhadap variabel Y
(variabel dependen).
Uji t ditentukan dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Tidak terdapat pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri)
antara variabel GS terhadap variabel GO.
H1: Terdapat pengaruh secara parsial (sendiri-sendiri) antara
variabel GS terhadap variabel GO.
Dasar pengambilan keputusan dengan menggunakan angka
probabilitas signifikansi:
- Apabila nilai probabilitas signifikansi < α (0,05), berarti H0 ditolak atau Ha
diterima.
- Apabila nilai probabilitas signifikansi > α (0,05), berarti Ha ditolak atau H0
diterima.
49
4. Persamaan Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variabel
mempunyai hubungan kausal (sebab-akibat) atau hubungan fungsional
(Kriyantono, 2006, p.179). secara umum model persamaan regresi linear
sederhana dapat dirumuskan seperti persamaan berikut ini (Trihendradi,
2007, p.13):
Y = a + bX + e
Keterangan:
Y = GO
X = GS
a = Nilai Konstanta
b = Koefisien Regresi X terhadap Y
e = Suku Kesalahan Random
3.4.5 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang
dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data. Kriyantono
(2008:93). Peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan
mengumpulkan data primer dan sekunder.
50
3.4.5.1 Data Primer
Untuk mendapatkan data yang diinginkan dalam penelitian
ini, maka peneliti akan menyebarkan kuisioner, yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan yang akan memberikan data yang sesuai
dengan kebutuhan peneliti.
3.4.5.2 Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang menjadi pelengkap guna
melancarkan penelitian. Data sekunder dilakukan melalui studi
kepustakaan guna mendapatkan informasi dari litelatur yang
berhubungan.
3.4.6 Teknik Analisis Data
Pada tahap analisis data peneliti “membaca”data melaui proses
pengkodingan data sehingga mempunyai makna. Proses pengkodingan
ini mencakup proses mengatur data, mengorganisasikan data ke dalam
suatu pula kategori. Bungin (2008:165).
Dari data kuisioner yang peneliti bagikan, hasilnya akan
ditabulasikan ke dalam tabel tunggal, lalu akan di presentasikan
secara kuantitatif.
Berikut adalah rumus perhitungan presentase angka dalam
tabulasi tunggal yang diungkapkan oleh Umar :
51
F
P = ——— x 100 %
N
Keterangan :
P : Presentasi
F : Frekuensi jumlah responden yang menjawab
N : Jumlah responden keseluruhan
3.4.7 Permasalahan Yang Timbul
Dalam melakukan penelitian terhadap program reality show Jika
Aku Menjadi, yang ditayangkan oleh Trans TV, ada permasalahan
yang timbul di dalam program tersebut diantaranya :
1. Sulit mendapatkan host atau reporter yang dapat berbaur dengan
kehidupan masyarakat kalangan bawah.
2. Kesulitan dalam perbedaan bahasa antara reporter dan narasumber
tertentu. Misalnya narasumber masih memakai bahasa daerah.
3.4.8 Alternatif Pemecahan Masalah
Dalam mengatasi permasalahan yang timbul, maka peneliti
memberikan alternatif bagi masalah tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan reporter, maka diadakan casting terlebih
dahulu.
52
2. Untuk mengatasi akan perbedaan bahasa yang digunakan oleh
narasumber, maka tim dari Jika Aku Menjadi harus melakukan
survey terlebih dahulu terhadap narasumber, mulai dari tempat
atau lokasi sampai bahasa yang digunakan. Jika narasumber
menggunakan bahasa daerah, maka setiap syuting, tim
membawa seorang translator yang dapat menerjemahkan bahasa
tersebut.