21
40 Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja Kecelakaan di tempat kerja tidak diharapkan oleh semua orang. Untuk itu, kalian harus selalu waspada dan menjaga keamanan serta keselamatan di tempat kerja. Hal-hal yang kita anggap sepele di tempat kerja dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Keamanan dan keselamatan di tempat kerja bukan hanya menjadi tugas pemerintah dan perusahaan. Namun, dari diri kalian sendiri harus menyadari akan keamanan dan keselamatan di tempat kerja. Ingat bahwa dengan sehat dan selamatnya kalian dalam sebuah proyek atau mengemban tugas, berarti sudah membantu dan meringankan semua pihak. Untuk itu, kalian harus selalu berhati-hati dalam bekerja dan ingat keluarga kalian menunggu di rumah. Standar Kompetensi Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja Kompetensi Dasar Mengidentifikasi bahaya dan pencegahan di tempat kerja Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan: 1. mengetahui penataan tempat kerja yang meliputi tempat penyimpanan dan tata ruang kerja; 2. mengetahui keamanan dan pengoperasian alat-alat teknik mesin; 3. mengetahui dan melaksanakan perilaku di lingkungan tempat kerja; 4. mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin bubut; 5. mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin gerinda; 6. mengetahui cara mencegah bahaya di tempat kerja. Gambar kecelakaan di tempat kerja

Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

40

Bab 3

Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja

Kecelakaan di tempat kerja tidak diharapkan oleh semua orang. Untuk itu, kalian harus selalu

waspada dan menjaga keamanan serta keselamatan di tempat kerja. Hal-hal yang kita anggap

sepele di tempat kerja dapat menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Keamanan dan

keselamatan di tempat kerja bukan hanya menjadi tugas pemerintah dan perusahaan. Namun,

dari diri kalian sendiri harus menyadari akan keamanan dan keselamatan di tempat kerja.

Ingat bahwa dengan sehat dan selamatnya kalian dalam sebuah proyek atau mengemban

tugas, berarti sudah membantu dan meringankan semua pihak. Untuk itu, kalian harus selalu

berhati-hati dalam bekerja dan ingat keluarga kalian menunggu di rumah.

Standar Kompetensi

Menerapkan prosedur keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan tempat kerja

Kompetensi Dasar

Mengidentifikasi bahaya dan pencegahan di tempat kerja

Tujuan Pembelajaran

Setelah mempelajari materi pada bab ini, siswa diharapkan:

1. mengetahui penataan tempat kerja yang meliputi tempat penyimpanan dan tata

ruang kerja;

2. mengetahui keamanan dan pengoperasian alat-alat teknik mesin;

3. mengetahui dan melaksanakan perilaku di lingkungan tempat kerja;

4. mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin bubut;

5. mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin gerinda;

6. mengetahui cara mencegah bahaya di tempat kerja.

Gambar kecelakaan di tempat kerja

Page 2: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

41

Indikator

1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang

kerja.

2. Siswa dapat mengetahhui keamanan dan pengoperasian alat-alat teknik mesin.

3. Siswa dapat mengetahui dan melaksanakan perilaku di lingkungan tempat kerja.

4. Siswa dapat mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin bubut.

5. Siswa dapat mengetahui prosedur keselamatan kerja pada mesin gerinda.

6. Siswa dapat mengetahui cara mencegah bahaya di tempat kerja.

Peta Konsep

Istilah Penting

▪ K3 di Tempat kerja

▪ Alat Kontrol Kontaminasi

▪ Penataan Tempat Kerja

▪ Identifikasi Bahaya di tempat Kerja dan pencegahan bahaya di Tempat Kerja

Keamanan dan Keselamatan di

Tempat Kerja

Penataan

Tempat Kerja

Keamanan dan

Pengoperasian Alat-Alat

Teknik Mesin

Perilaku di

Lingkungan Kerja

Tempat

Penyimpanan

Kecelakaan

Kerja

Pondasi dan Ruang Kerja

Mesin Perkakas

Mencegah

Kecelakaan Kerja

Sumber

Bahaya

Mesin Bubut Mesin Gerinda

mempelajari

Prosedur

Keselamatan Kerja

Mencegah Bahaya di

Tempat Kerja

meliputi

mempelajari

pada

Page 3: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

42

Selain kalian menaati aturan pemerintah dan perusahaan mengenai K3, ada hal lain yang

perlu diketahui. Perhatikan gambar berikut ini.

Gambar 3.1 Penataan ruang yang sangat kacau.

Dari gambar di atas, apa yang dapat kalian katakan? Ruang kerja yang sangat kacau. Kalian

tidak akan merasa nyaman jika tempat kerja yang kalian gunakan penataannya sangat kacau.

Konsentrasi kerja kalian pun juga akan terganggu. Sebaliknya, jika penataan ruang kerja yang

bersih dan rapi akan membuat kalian nyaman saat bekerja. Namun, dalam menata ruang kerja

tidak boleh sembarangan. Apalagi di dalam tempat kerja yang sangat rentan dengan

kebakaran. Oleh karena itu, penataan tempat kerja juga perlu kalian perhatikan. Bagaimana

penataan ruang kerja yang baik dan benar itu? Apakah setiap tempat kerja itu memiliki

penataan yang sama? Adakah prosedur tertentu dalam penataan tempat kerja?

A. Penataan Tempat Kerja Salah satu aspek yang dapat meningkatkan efektifitas dan efesiensi kerja adalah

penataan tempat kerja. Penataan tempat kerja berarti menyimpan barang dan alat kerja di

tempat yang benar dan tepat. Penempatan barang dan alat kerja di tempat yang tepat akan

menghemat waktu pengambilan pada saat barang atau alat kerja tersebut diperlukan.

Bayangkan apabila penempatan barang atau alat kerja di suatu perusahaan tidak diatur

sedemikian rupa maka berapa banyak waktu yang terbuang untuk mencari barang yang

diperlukan.

1. Tempat Penyimpanan

Dalam penataan tempat kerja, yang perlu diperhatikan adalah fungsi dari barang atau

alat tersebut dalam melakukan kerja. Jika segala sesuatu disimpan di tempat tertentu demi

menjaga mutu dan keamanan tempat kerja, bisa dikatakan tempat kerja tersebut tertata

dengan rapi.

Untuk dapat melakukan penataan tempat kerja, mulailah dari memilih barang yang

seharusnya disimpan, seperti yang sudah dilakukan dalam kegiatan Sisih (5 S) yaitu:

Barang yang sering dipergunakan minimal sekali dalam seminggu, sebaiknya

disimpan dekat tempat kerja.

Barang yang dipergunakan lebih dari sekali dalam sebulan, sebaiknya disimpan pada

tempat area kerja.

Barang yang dipergunakan sekali dalam setahun terakhir, sebaiknya disimpan di

tempat lain.

Barang yang sama sekali tidak dipergunakan untuk mendukung kegiatan kerja,

sebaiknya dibuang. (Dibuang bukan berarti langsung jadi sampah tetapi dilihat

apakah barang tersebut masih bisa dipakai oleh bagian lain di tempat lain, atau bisa

dijual atau menjadi sampah).

a. Menetukan Tempat Penyimpanan

Setelah kalian mengetahui jumlah barang yang harus disimpan di tempat kerja,

langkah selanjutnya adalah:

1) Penentuan tempat penyimpanan. Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan tempat

penyimpanan adalah kesesuaian dengan tempat kerja dan pola penyimpanan. Tanpa ada

pola yang ditentukan berarti melakukan pemborosan waktu untuk pencarian barang saat

diperlukan.

2) Pengaturan tempat penyimpanan. Pengaturan tempat penyimpanan ini berkaitan dengan

bagaimana menentukan barang yang akan ditata pada tempat tersebut. Hal yang penting

Page 4: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

43

adalah barang yang disimpan harus dapat segera mungkin diketahui tempatnya dan

diambil jika diperlukan. Untuk lebih mempermudah dalam pencarian barang, tandailah

tempat penyimpanan.

3) Patuhi aturan penyimpanan. Setiap barang yang diambil dari tempat penyimpanan, harus

dikembalikan ke tempat tersebut setelah selesai digunakan. Langkah tersebut akan

membuat tempat kerja menjadi tertata rapi, yang berarti menghemat pemakaian waktu

yang digunakan untuk mencari barang. Penempatan barang dan alat kerja dengan benar

dapat mengurangi kemungkinan kecelakaan seperti terantuk, terjatuh, kejatuhan barang

atau alat kerja, dan sebagainya.

Sumber: www.bestmanufacturing.blogspot.com

Gambar 3.?? Penataan alat-alat kerja

b. Mengatur Tempat Penyimpanan

Bahaya-bahaya yang terjadi di tempat kerja sangat bergantung pada proses penataan

tempat kerja. Apalagi di lokasi pengoperasian alat berat, tentunya banyak hal yang harus

diperhatikan agar keselamatan kerja dan kesehatan kerja dapat terjamin. Penataan di tempat

kerja merupakan faktor utama yang dapat menyebabkan bahaya. Penataan tempat kerja yang

baik seperti pencahayaan yang baik, penataan yang rapi, dan tempat kerja yang bersih

sedangkan pencahayaan yang kurang, serta tempat acak-acakan (kotor) merupakan penataan

tempat kerja yang tidak baik. Ada tiga syarat utama yang diperlukan untuk penataan tempat

kerja yang baik, yaitu:

1) Lay out yang tepat dan penataan yang baik untuk peralatan dan fasilitas-fasilitas.

2) Penanganan material dan penyimpanannya yang benar.

3) Kebersihan dan keteraturan dalam penataan.

Contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang bekerja dengan mesin

(alat-alat perkakas, mesin las, dan mesin bubut) adalah sebagai berikut.

- Tempatkan alat-alat sehabis bekerja pada tempatnya.

Page 5: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

44

- Gunakan rak-rak, laci, dan lemari untuk menyimpan alat-alat servis. Selain itu untuk

menyimpan alat berat, minyak pelumas, dan alat-alat tangan (hand tools). Setiap alat

mempunyai tempat sendiri-sendiri. Simpan alat yang sering digunakan di tempat yang

dekat dan benda/alat yang berat pada ketinggian yang sesuai.

Sumber: www.indonetwork.co.id

Gambar 3.4 Macam-macam trolley atau rak jalan.

- Bersihkan kembali permukaan tempat kerja setelah selesai melaksanakan perawatan

terhadap alat-alat tersebut dengan majun (lap). Bersihkan juga alat-alat yang terkena

cairan pendingin, cairan pelumas, dan sebagainya di tiap-tiap pekerjaan atau setiap

akhir jam kerja.

- Lumasi mesin sesuai dengan instruksi buku petunjuk dari pabrik pembuatnya.

- Bersihkan mesin dari kotoran debu, solar, cairan pendingin, serpihan logam, tanah,

air, dan aspal setidaknya satu kali dalam seminggu.

- Cuci permukaan mesin yang dicat setidaknya satu kali dalam sebulan atau sesuai

kebutuhan. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar komponen tidak berkarat. Gunakan

deterjen yang ramah lingkungan dan ramah terhadap mesin. Oleskan cairan anti karat

supaya alat atau mesin perkakas tetap awet.

- Lakukan tindakan terhadap alat agar antikarat atau lumasi dengan cairan antikarat

semprot (spray) pada akhir pekan dan hari libur.

- Segera hilangkan serpihan logam dari mesin sampai bersih dan ambil langkah untuk

menghentikan penyebab munculnya serpihan tersebut. Jika diperlukan, gunakan alat

vacuum cleaner untuk menghisap kotoran serpihan logam, serpihan batu gerinda, atau

serpihan hasil kerja yang berukuran kecil lainnya.

- Kembalikan seluruh alat ke tempat masing-masing pada setiap akhir pekerjaan atau

setiap akhir jam kerja.

- Rawat dan perbaiki mesin pada saat diperlukan. Tindakan pencegahan (preventif)

lebih diutamakan daripada menunggu bencana terjadi.

Penataan lay out ditempat kerja yang kurang baik juga akan menghambat efisiensi

kerja. Contoh ketidaksesuaian lay out tempat kerja dengan penataannya (tidak standar) adalah

sebagai berikut.

- Penataan ruang yang tidak tepat. Peralatan tidak terletak pada tempat yang telah

ditentukan pada prencanaan yang sudah disetujui.

- Peralatan yang rusak dan peralatan yang tidak aman masih digunakan.

- Peralatan portable (mudah dibawa) yang berceceran, alat-alat listrik, dan

perlengkapan lain yang ditempatkan atau digunakan dapat menghambat operasi suatu

sistem.

Page 6: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

45

- Kebocoran dapat mendatangkan bahaya, misalnya kebocoran angin, gas, air, dan oli

atau zat pendingin, kebocoran dari pipa-pipa penghantar, tangki-tangki, dan

penampung lainnya.

Penanganan dan penyimpanan material yang kurang baik dapat menimbulkan bahaya.

Contoh bahaya yang dapat ditimbulkan berkaitan dengan penanganan dan penyimpanan

material yang kurang baik adalah sebagai berikut.

- Tonjolan-tonjolan benda dari rak, bangku, filing cabinet atau meja dapat

membahayakan kalian saat bekerja. Misalnya, ketika kalian akan berdiri dan di

sebelah kalian terdapat rak yang menonjol keluar, pinggang atau kepala kalian akan

berbenturan dengan rak tersebut. Hal ini dapat membahayakan kesehatan kalian.

- Tumpukan barang yang tidak stabil. Tumpukan barang yang tinggi dan berat yang

tidak stabil dapat menyebabkan mudah robohnya barang tumpukan tersebut.

- Meletakkan kotak, keranjang sampah, rak penyimpanan, dan potongan atau tumpukan

material, serta ember yang berada di jalan akan membahayakan dan menghambat

dalam operasi.

- Peralatan yang terbebani secara berlebihan, struktur, rangka-rangka, rak, dan ember

dibebani secara tidak tepat atau dibebani melebihi kapasitasnya.

- Pemakaian peralatan pengganti/darurat yang tidak tepat pada peralatan standar.

- Risiko kesehatan dari kontak langsung dengan zat kimia. Misalnya, asam sulfat,

cairan pendingin (oil coolant), dan detergen.

Kalian juga harus memperhatikan penataan tempat kerja ketika sedang memperbaiki

mesin perkakas. Contoh pelatihan penataan tempat kerja untuk pekerja yang sedang bekerja

menggunakan kotak alat saat memperbaiki mesin perkakas adalah sebagai berikut.

- Buatlah atau pikirkan apa yang akan dikerjakan agar menjadi aman saat bekerja.

Perhatikan alat-alat yang berhubungan dengan listrik. Pastikan bahwa alat-alat

tersebut tidak terhubung dengan sumber listrik. Sambungkan alat-alat listrik ke

sumber listrik saat digunakan dan lepas setelah selesai menggunakannya.

- Bersihkan komponen supaya pekerja tidak terkena kotoran.

- Bersihkan seluruh sisa kotoran yang timbul dari kegiatan pembersihan di atas.

- Gunakan peralatan yang cocok dan jangan sampai melebihi beban kerjanya.

- Sebelum membuka tabung, container atau pipa, tanyakan diri Anda sendiri

bagaimana jika benda-benda tersebut berisi cairan? (preventif terhadap

kecelakaan). - Cairan yang dialirkan dari bak penampung harus dibuang dengan cara yang benar

bukan dibuang pada saluran air.

- Tempatkan bagian kendaraan yang sudah dilepas ke dalam container.

- Simpan bagian-bagian yang tak terbungkus dalam suatu form atau urutan. Gunakan

sistem pelabelan jika kalian belum terbiasa dengan assembling (perakitan).

- Jangan menyimpan bagian kendaraan di tempat yang terganggu oleh pergerakan atau

jalan masuk.

- Amankan sudut-sudut tajam, tonjolan tajam, dan bagian tajam lainnya.

- Gunakan penutup debu jika diperlukan.

- Gantilah bagian (parts) yang rusak.

- Setelah merakit ulang, hilangkan karat dan bersihkan/perbaiki cat yang rusak.

- Setelah merakit ulang, lepaskan semua karat dan perbaiki cat kendaraan yang rusak.

- Tampung di bak sampah barang-barang yang sudah tidak terpakai lagi.

Page 7: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

46

Sumber: http://indonetwork.co.id.

Gambar 3.5 Rak gudang

2. Pondasi dan Ruang Kerja pada Mesin Perkakas Selain penataan yang rapi dan bersih pada ruang kerja, kalian juga harus

memperhatikan pondasi di ruang kerja. Apalagi saat kalian bekerja di dalam ruang yang ada

mesin perkakasnya. Pondasi sebagai tempat atau alas mesin perkakas harus benar-benar kuat

dan kokoh. Hal ini dimaksudkan agar mesin perkakas tetap berada pada tempatnya. Dengan

pondasi yang tidak kuat, mesin perkakas dapat bergeser. Bergeserya mesin ini diakibatkan

oleh getaran yang ditimbulkan mesin saat beroperasi. Oleh karena itu, penataan pondasi dan

ruang kerja pada mesin perkakas harus tepat.

Sumber: http://bestmanufacturing.blogspot.com

Gambar 3.6 Penempatan pondasi pada mesin perkakas

3. S3 = SHINE = Pembersihan

S3 = SHINE = Pembersihan adalah kegiatan membersihkan tempat kerja dan alat

kerja. Dari pengertian ini dapat dilihat bahwa membersihkan sekaligus memeriksa. Dengan

demikian, alat atau mesin benar-benar siap untuk dipakai kembali. Dalam kondisi bersih, alat

Page 8: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

47

kerja tersebut akan memudahkan proses problem solving dan memotivasi untuk memproduksi

mutu.

Prinsip pada S3 = SHINE = Pembersihan adalah adalah clean (bersih), inspect

(memeriksa), detect (mendeteksi), correct (koreksi), dan perfect (sempurna).

a. Clean

Clean berarti membersihkan tempat kerja. Untuk membersihkan tempat kerja ini dapat

dilakukan seperti berikut ini.

1) Memungut

Memungut kotoran dapat dilakukan dengan tangan, sekop kecil, alat bantu, dan

magnet stick.

2) Mengelap

Membersihkan tempat kerja yang dilakukan dengan mengelap dapat menggunakan

kain majun, kanebo, atau spons.

3) Menyapu

Membersihkan tempat kerja dengan cara menyapu dapat dilakukan menggunakan

sapu, penyapu, atau ijuk.

4) Mencuci

Membersihkan tempat kerja dengan cara mencuci dilakukan menguunakan bahan

pencuci atau washer/cleaner liquid.

5) Menghisap

Untuk membersihkan tempat dengan cara menghisap dilakukan menggunakan

vacuum cleaner.

6) Menggosok

Menggosok tempat kerja dapat dilakukan dengan sikat (brusher).

7) Mengecat

Mengecat tempat kerja dapat dilakukan dengan kuas dan cat.

b. Inspect (memeriksa)

Inspect (memeriksa) merupakan perbuatan yang harus selalu dilakukan. Karena

memeriksa tempat dan alat kerja dari kotoran akan mengurangi bahkan dapat mencegah

terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Apa yang seharusnya ada dan bagaimana

seharusnya merupakan pertanyaan yang harus ada dalam pemeriksaan. Jika terdapat

penyimpangan, cepat dilaporkan dan segera lakukan perbaikan. Dengan demikian, pada

saat ruang atau peralatan kerja akan dipakai untuk bekerja, kondisinya telah siap untuk

dijalankan.

c. Detect (mendeteksi)

Detect (mendeteksi) tempat kerja dari kotoran juga harus rutin dilakukan. Hal yang harus

diperhatikan adalah mendeteksi sumber terjadi kotoran, ceceran, bocoran, dan rembesan.

Jika dalam mendeteksi terjadi kebocoran atau rembesan, segera ditanggulangi dan

lakukan perbaikan. Dengan demikian, tidak akan menghambat proses kerja.

d. Correct (koreksi)

Correct (koreksi) di tempat kerja dan peralatan kerja juga perlu diperhatikan. Apalagi

ketika telah terdeteksi atau ditemukan sumber masalah. Untuk itu, segera lakukan

tindakan koreksi setelah ditemukan sumber masalah. Sumber masalah tersebut segera

dihilangkan sebelum muncul masalah baru. Karena menimbun masalah akan

mengakibatkan munculnya masalah baru.

e. Perfect (sempurna)

Kondisi sempurna akan terjadi jika aktivitas perbaikan telah menyentuh hal-hal yang

terkait dengan pencegahan munculnya masalah lama dan kemungkinan bagi masalah

baru.

Page 9: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

48

Sumber: http://bestmanufacturing.blogspot.com/2009_03_01_archive.html

Gambar 3.7 Tindakan Kebersihan

Setelah kalian mengetahui prinsip dari S3 = SHINE = Pembersihan, ada tujuh langkah

penerapan S3 = SHINE = Pembersihan. Tujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut.

a. Tetapkan sasaran penerapan resik

b. Membagi tugas dan tanggung jawab resik

c. Tetapkan metode kebersihan

d. Tentukan jadwal kebersihan

e. Siapkan sarana kebersihan

f. Laksanakan kebersihan

g. Membuat standar kebersihan area kerja

Kegiatan K3 = SHINE = Pembersihan bukanlah milik cleaning service (tukang

pembersih) saja. Namun, menjadi tanggung jawab semua pekerja yang berada di area

tersebut. Operator mesin memiliki tanggung jawab terhadap qualitas, produktivitas,

kebersihan alat mesin atau meja kerja dan pelaporan hasil pekerjaannya. Bahkan pada tingkat

penerapan TPM (Total Productive Maintenance), cakupan tanggung jawab operator sampai

pada level perawatan mandiri.

Sumber: http://bestmanufacturing.blogspot.com/2009_03_01_archive.html

Gambar 3.8 Perwatan terhadap alat dan mesin-mesin perkakas

Ketika kalian bekerja yang berhubungan dengan mesin-mesin perkakas, S3 + SHINE

= Pembersihan harus kalian perhatikan. Hal-hal yang perlu kalian perhatiaan pada saat

melakukan pembersihan terhadap alat atau mesin-mesin perkakas adalah sebagai berikut.

a. Saringan alat pendingin kotor dan tersumbat, adanya serpihan logam yang menyumbat

sirkulasi cairan pendingin.

b. Minyak pelumas (bocor/rembesan) tercecer di mana-mana, terutama pada lantai. Hal ini

akan mengakibatkan lantai menjadi licin.

c. Barang terjatuh dari tempatnya.

d. Papan pengumuman yang kadaluwarsa dan penuh robekan/coretan tangan.

Page 10: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

49

e. Barang rusah dan bengkok.

f. Debu dan percikan pelumas menempel di mana-mana.

g. Ceceran perlengkapan packing di mana-mana.

h. Tercampurnya barang rusak dan barang bagus.

Itulah beberapa hal yang harus kalian perhatikan ketika kalian bekerja di tempat yang

memiliki mesin-mesin perkakas. Dengan mengetahui hal tersebut, kalian harus dapat

mempertahankan tempat kerja selalu dalam keadan bersih dan rapi. Prinsip dasar untuk

mempertahankan tempat kerja agar selalu bersih adalah sebagai berikut.

a. Jika setiap hari alat dan mesin kotor maka kalian harus membersihkan setiap hari.

Tindakan ini akan lebih efektif ketika selesai bekerja, mesin langsung dimatikan dan

disertai dengan melakukan kebersihan.

b. Ketika kalian membersihkan bagian mesin yang bergerak, pastikan mesin dalam kondisi

mati. Selain itu, kalian juga harus memastikan bahwa hubungan listrik harus diputus,

kemudian kunci, dan bersihkan seluruh kotoran yang ada.

c. Dalam melakukan pembersihan, gunakan kain yang bersih (kain majun) bukan dengan

semprotan kompresor. Karena penyemprotan debu dengan menggunakan kompresor

dapat mengakibatkan radang paru-paru.

d. Semprotan udara dengan kompresor dapat membawa kotoran ke mana-mana dan kotoran

cenderung menuju lorong yang sulit dijangkau. Untuk itu, kalian harus menggunakan

respirator (pelindung hidung).

Dengan menerapkan S3 = SHINE = Pembersihan di tempat kerja, kalian dan pihak

tempat kalian bekerja akan mendapatkan beberapa keuntungan. Keuntungan tersebut adalah

sebagai berikut.

a. Mesin dan tempat kerja selalu siap dioperasikan.

b. Baut dan jointing (sambungan) kendor dapat segera terdeteksi lebih awal.

c. Mudah melakukan pemeriksanaan, pengontrolan stock lebih cepat dan akurat.

d. Kualitas kerja dapat terlihat dengan jelas.

e. Mudah dalam melakukan pengamatan dan problem solving (pemecahan masalah).

f. Cepat dalam melakukan repairing dan tindakan preventive.

g. Umur mesin akan lebih lama.

h. Hasil kerja yang optimum dan maksimal.

i. Motivasi pekerja tinggi.

j. Efektif mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Tugas Mandiri

B. Keamanan dan Pengoperasian Alat-Alat Teknik Mesin

Jika kalian dalam bekerja berhubungan dengan mesin maka kalian harus mengetahui

peralatan dan cara kerja dari mesin tersebut. Dalam pengoperasian sebuah mesin diperlukan

orang yang ahli atau dapat mengoperasikan mesin tersebut. Namun, masih banyak kecelakaan

kerja yang terjadi di tempat kerja yang berhubungan dengan mesin. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kecelakaan kerja tersebut telah kalian pelajari pada bab sebelumnya. Untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja tersebut, kalian harus mengetahui sumber bahaya di

tempat kerja. Lalu, apakah sumber-sumber bahaya yang ada di tempat kerja?

1. Sumber Bahaya di Tempat Kerja

Lingkungan kerja dan cara kalian bekerja merupakan awal yang penting untuk

kelangsungan kesehatan dan keselamatan. Bahkan bukan hanya diri kalian tetapi semua orang

termasuk pimpinan juga merupakan bagian dalam kesehatan dan keselamatan kerja.

Page 11: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

50

Perusahaan yang baik pasti akan memperhatikan hal itu selain menaati undang-undang

tentang tenaga kerja. Memahami dan melakukan keselamatan serta kesehatan kerja

merupakan tugas dan tanggung jawab kalian dan perusahaan. Dengan memahami dan

melakukan keselamatan kerja maka akan membantu menjaga kondisi kesehatan. Selain itu,

dapat juga meminimalkan risiko cidera yang serius.

Kecelakaan industri merupakan masalah yang serius bagi masyarakat. Setiap tahun

ratusan dari ribuan orang tidak dapat bekerja sedikitnya satu hari dan hampir jutaan jam kerja

hilang. Itulah mengapa pemerintah dan Organisasi Keselamatan melakukan penelitian

tingkah laku atas penyebab kecelakaan dan mengenalkan praktik kerja yang aman. Beberapa

temuan dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan hal-hal berikut ini.

a) Pekerja-pekerja muda dan orang yang baru dalam pekerjaannya cenderung akan

mengalami kecelakan.

b) Dalam jangka waktu satu tahun, satu dari 34 orang pekerja mengalami kecelakaan, yang

menyebabkan mereka tidak dapat bekerja lebih dari satu minggu.

c) Dalam beberapa industri, kemungkinan terjadinya kecelakaan lebih besar dibandingkan

dengan industri yang lain. Kalian dapat mengurangi risiko kecelakaan dengan belajar.

Kurang lebih dua dari tiga kecelakaan, menyebabkan cidera pada diri sendiri akibat

ketegangan, terjatuh, terpeleset, kehilangan keseimbangan, tersandung, tertabrak atau

kejatuhan benda, terburu-buru, atau membentur benda diam. Oleh karena itu,

pengetahuan tentang penyebab kecelakaan sangatlah penting. Hal tersebut dapat

membantu dalam merencanakan dan mencegah terjadinya kecelakaan yang sama. Ada

dua penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu

1) tindakan yang tidak aman, dan

2) kondisi yang tidak aman.

Seseorang yang sakit tidak selalu menjadi penyebab kecelakaan. Namun, kecelakaan

dapat disebabkan oleh unsafe act atau unsafe condition. Berikut ini adalah beberapa contoh

tindakan yang tidak aman yang menjadikan sumber bahaya.

• Menggunakan peralatan tanpa mempunyai pelatihan atau keterampilan yang sesuai

tentang cara penggunaannya.

• Menggunakan alat-alat atau peralatan dengan cara yang salah.

• Salah menggunakan peralatan pelindung pribadi, seperti goggle ketika dibutuhkan.

• Bercanda dan bermain-main saat di tempat kerja.

• Terburu-buru dan mengambil jalan pintas yang berbahaya melalui bengkel.

• Mengganggu pekerjaan orang lain atau membiarkan kalian ikut terganggu.

Sekarang, perhatikan contoh kondisi yang tidak aman untuk pekerja di bawah ini.

• Kurangnya instruksi dalam metode keselamatan di tempat kerja.

• Kurangnya pelatihan.

• Pakaian yang tidak sesuai untuk pekerjaan yang akan dikerjakan.

• Kurangnya pencahayaan dan kebisingan yang berlebih.

• Rambut panjang pada tempat yang terdapat mesin yang berputar.

• Kurangnya pengaman keselamatan pada mesin.

Inilah beberapa penyebab atau sumber terjadinya bahaya yang mengancam kalian.

Untuk itu, kalian harus menjaga dan menghindari kondisi dan perbuatan di atas. Dengan

demikian, keselamatan dan kesehatan kalian akan terpenuhi.

2. Kecelakaan dan Menghindari Kondisi Tidak Nyaman

Sasaran dari kesehatan dan keselamatan kerja adalah sebagai berikut.

a) Untuk menjaga kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja di tempat kerja.

b) Untuk melindungi orang yang berada di tempat kerja (selain pekerja itu sendiri)

terhadap risiko yang timbul dari aktivitas kerja.

Page 12: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

51

c) Untuk memperkenalkan lingkungan kerja yang sesuai dengan aspek psikologi yang

mereka butuhkan.

d) Sebagai alat untuk menyediakan cara kerja yang memungkinkan sebagai pengganti

perundang-undangan kesehatan dan keamanan kerja.

Setiap hari, ribuan pekerja mengalami kecelakaan yang menyebabkan sakit dan

cidera. Banyak cidera yang serius dan permanen bahkan ada beberapa yang menyebabkan

kematian. Fakta yang menyedihkan adalah kecelakaan ini tidak dapat dihindari. Pencegahan

terhadap kecelakaan di industri bukan hanya tanggung jawab orang yang ahli pada bidang

tersebut. Setiap individu harus belajar tentang bagaimana bekerja tanpa melukai diri sendiri

atau membahayakan rekan kerjanya.

Usaha kalian sangat penting dalam menjaga keselamatan di tempat kerja. Kecelakaan

menyebabkan kerugian pada setiap orang. Jika kalian mengalami kecelakaan maka kalian

dapat menderita sakit dan ketidaknyamanan, kemungkinan berkurangnya pendengaran, dan

bisa jadi terkucilkan dalam segala hal, di tempat bekerja, olahraga, dan aktivitas sosial.

Setiap tahun ratusan orang meninggal dalam kecelakaan industri dan ribuan

mengalami cidera permanen. Banyak cidera lain yang tidak serius, tetapi rata-rata kecelakaan

hanya mengakibatkan kehilangan 14 hari kerja.

3. Mencegah Kecelakaan Kerja

Setiap hari ribuan pekerja bekerja di workshop dan mengalami kecelakaan.

Kecelakaan ini dapat mengakibatkan sakit dan cidera. Pada umumnya, cidera ada yang serius

dan permanen serta beberapa dapat mengakibatkan kematian. Namun, ada beberapa cidera

yang dapat disembuhkan. Di bawah ini akan dijelaskan tentang situasi yang berpotensi

mengakibatkan bahaya dan bekerja di tempat kerja dengan aman dan dapat mengurangi risiko

sakit atau cidera.

Sangat penting bagi kalian untuk menggunakan tool atau peralatan dengan benar.

Kalian dapat menguasai penggunaannya apabila kalian mengetahui fungsi masing-masing

alat kerja. Jika kalian menggunakan alat, peralatan di tempat servis atau benda yang kalian

ragu menggunakannya harus bertanya kepada orang yang berpengalaman tentang alat apa dan

bagaimana menggunakannya di tempat servis. Demi diri kalian dan orang lain, kalian harus

bekerja dengan aman dan efisien. Segala tindakan bodoh dapat mengakibatkan bahaya

kepada diri kalian atau orang lain dan merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab.

Saat kalian bekerja, gunakan metode kerja yang benar walaupun ada orang lain yang

berani mengambil risiko berbahaya. Kalian harus menghindari unsafe condition saat bekerja.

Karena menghindar dari unsafe condition sangat penting bagi keamanan dan keselamatan

kalian. Kondisi pekerjaan yang aman bukan hanya soal mempunyai alat baik, tetapi mesin

dan workshop juga harus dirancang dengan baik. Namun, hal tersebut bergantung pada

kerjasama semua orang yang beradadi tempat kerja. Jika semua orang menyadari akan

keselamatan dan kesehatan kerja, bukan hal yang mustahil untuk menciptakan kondisi kerja

yang nyaman. Selain itu, menjaga kebersihan tempat kerja dan merapikannya juga

merupakan modal utama dalam kenyamanan bekerja. Kalian harus membiasakan diri dalam

menjaga keamanan diri sendiri dan keamanan orang lain.

Jika kalian tidak memperhatikan unsafe condtion di tempat kerja maka bahaya dapat

menimpa siapa saja. Terutama bagi orang yang bekerja pada tempat itu. Contoh beberapa hal

yang berkaitan dengan unsafe condition di tempat kerja adalah sebagai berikut.

a) Lantai yang licin.

b) Penerangan yang kurang.

c) Tempat kerja yang tidak rapi dan berdebu.

d) Hand tool yang rusak.

e) Mesin yang tidak dikunci.

f) Tumpukan material yang kurang baik.

Page 13: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

52

Kalian dapat mendeteksi berbagai penyebab kecelakaan yang lain. Segala sesuatu

yang dapat mengakibatkan kecelakaan disebut hazard. Biasanya, sebuah perusahaan yang

memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, di tempat kerja diberi alat yang berfungsi

sebagai peringatan bahaya. Peringatan tersebut harus dapat didengar atau dilihat oleh pekerja

dengan baik. Peringatan dini yang berupa sebuah tanda merupakan langkah pertama untuk

menghindari kecelakaan. Kalian juga harus selalu waspada terhadap hal-hal yang dapat

mengakibatkan kecelakaan. Jika kalian mengetahui lebih awal penyebab kecelakaan, segera

hilangkan secepat mungkin dengan cara melaporkannya ke atasan/supervisor kalian tanpa

menunda-nunda. Namun, jika kalian mampu menghilangkan sendiri dengan aman itu lebih

baik. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka diperlukan adanya kesadaran diri dari

setiap pekerja. Secara garis besar, mencegah kecelakaan kerja dapat dilakukan sebagai

berikut.

a) Tingkatkan kesadaran. Kesadaran merupakan hal yang paling penting dari skill dan

training kalian. Selama kalian mengerti tentang pekerjaan, kalian perlu belajar untuk

melakukannya dengan aman. Hal ini merupakana bisnis jangka panjang. Kalian perlu

juga untuk mengembangkan kesadaran diri pada pekerjaan agar tidak memungkinkan

terjadinya cidera pada diri sendiri atau orang lain.

b) Pencegahan kecelakaan. Kecelakaan dapat dihindari dengan menghilangkan

penyebabnya. Rekan kerja yang baik adalah orang yang selalu waspada dan

perhatian, berhati-hati, dan bertanggung jawab. Kalian akan mendapatkan perhatian

dari orang lain apabila kalian melakukan hal yang sama. Lakukan pekerjaan sehari-

hari dengan aman. Cegah unsafe condition dengan meningkat pengetahuan mengenai

apa yang harus dilakukan pada saat kondisi darurat.

c) Laporkan semua kecelakaan atau kerusakan pada peralatan, walau sekecil apapun.

Kerusakan kecil dapat mengakibatkan kerusakan yang serius jika tidak dilaporkan.

d) Bekerja dengan aman merupakan tanggung jawab kalian di tempat kerja, baik selama

bekerja maupun saat istirahat. Semua tempat kerja memiliki potensial terjadinya

kecelakaan.

Info K3

Penting untuk diketahui bersama

Seluruh karyawan harus bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa lingkungan tempat

kerjanya aman dan sehat.

Para pekerja harus menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat dan para pekerja

harus memiliki sikap untuk melakukan pekerjaan dengan aman dan sehat.

Para pekerja harus melakukan tindakan yang tepat terhadap kesehatan dan keselamatan di

lingkungan kerjanya.

Semua pihak baik pekerja maupun pimpinan yang terlibat dalam kesehatan dan

keselamatan lingkungan kerja harus tunduk pada peraturan Kesehatan dan Keselamatan

Kerja.

Setiap pekerja harus menjaga kepedulian pada tempat kerja, rekan kerja, perlengkapan,

dan fasilitas.

Pimpinan dan pekerja dapat dikenakan sangsi, yaitu akan dikenai hukuman sebesar

kesalahannya apabila melakukan tindakan pelanggaran.

Tugas Kelompok

Page 14: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

53

C. Perilaku di Lingkungan Kerja

Dalam menyelesaikan pekerjaan terkadang membutuhkan teman. Misalnya, ketika

kalian bekerja di tempat bangunan. Di tempat tersebut, banyak sekali besi-besi berserakan

dan beton-beton dari yang kecil sampai beton besar. Dengan banyaknya teman di tempat

kerja, sendau gurau dan bermain-main pun sering terjadi. Sering bermain-main pada lantai

beton, dekat dengan besi yang tajam, dan mesin yang bergerak sangat berbahaya. Perilaku

seperti ini jangan dibiasakan pada diri kalian. Selain perilaku tersebut, ada beberapa perilaku

di tempat kerja yang harus kalian hindari. Perilaku tersebut adalah sebagai berikut.

1. Jangan mendorong atau bergulat dengan orang lain di tempat kerja.

2. Jangan berlari di sepanjang koridor, jalan yang dilalui kendaraan, dan di atas tangga

atau di manapun tempat kalian bekerja.

3. Jangan bercanda atau ikut bercanda.

4. Jangan bermain dengan api, listrik, udara bertekanan, dan selang air.

5. Jangan pernah melempar sesuatu di tempat kerja.

6. Jangan melempar lap yang kotor atau buangan kain, meskipun itu ringan, karena

kemungkinan kain tersebut berisi serpihan besi atau material tajam lainnya yang

dapat menggores atau melukai mata.

Itulah beberapa perilaku yang harus kalian hindari saat bekerja di tempat kerja.

Sebaliknya, di tempat kerja tersebut kalian harus dapat menunjukkan perilaku yang baik.

Perilaku yang baik di tempat kerja di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Konsentrasi pada pekerjaan yang kalian lakukan dan harus tetap waspada terhadap

apa yang terjadi di sekitar kalian.

2. Memperhatikan tanda atau pembatas yang melintang. Karena tanda-tanda tersebut

memberitahukan tentang unsafe action atau unsafe condition.

3. Ketahui dan perhatikan dengan saksama tempat kerja kalian.

4. Jangan mengganggu orang lain yang sedang konsentrasi bekerja, terutama jika sedang

menggunakan power tool atau alat pengelasan.

D. Prosedur Keselamatan Kerja

Kita semua tidak menginginkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja. Keselamatan

pada diri sendiri dan orang lain sangat diharapkan oleh semua orang. Untuk mendapatkan

keselamatan di tempat kerja, kalian harus mengetahui prosedur keselamatan kerja. Dengan

mengetahui prosedur tersebut akan mengurangi bahkan mengharapkan tidak akan terjadi

kecelakaan. Dalam bagian ini, kalian akan mempelajari prosedur keselamatan kerja pada

mesin bubut dan mesin gerinda.

1. Keselamatan Kerja pada Mesin Bubut

Kalian telah mengetahui K3 pada mesin bubut pada bab 2. Ingat kembali bahaya-

bahaya yang dapat ditimbulkan pada pengoperasian mesin bubut. Kalian juga harus

mengetahui bagian-bagain dari mesin bubut. Dengan demikian, kalian akan waspada dan

mengikuti prosedur keselamatan kerja ketika mengoperasikan mesin bubut. Hal-hal yang

perlu diperhatikan tentang K3 pada mesin bubut adalah sebagai berikut

a) Kelistrikan (arus listrik PLN )

Periksa/pastikan kelistrikan pada mesin bubut yang akan digunakan aman. Terutama,

kotak sekering harus tertutup untuk menghindari kontak dengan tatal atau serpihan

logam yang menggulung panjang-panjang.

b) Roda gigi

Pasa saat penggantian roda gigi, pastikan tidak ada orang lain yang menghidupkan

tuas ON-OFF motor utama dan saklar ON-OFF pengaman pada rumah transmisi

(gear box). Hal ini dapat menyebabkan jari tangan tergilas roda gigi dan dapat juga

mengakibatkan kebakaran.

Page 15: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

54

c) Saat pembubutan

Pada saat akan menghidupkan mesin bubut pastikan bahwa:

1) kunci cekam atau kunci chuck bubut sudah dilepas dari cekam. Hal ini bertujuan

supaya tidak terpelanting/loncat atau membentur bed mesin bubut (landasan

mesin bubut) saat cekam diputar.

2) Tidak ada bagian tubuh yang tergerai (operator). Karena tergerainya bagian tubuh

dapat mengakibatkan terlilit bersama putaran cekam/benda kerja, seperti tangan

baju panjang, gelang, kalung, rambut, dan sebagainya.

3) Benda kerja yang akan dibubut diperhitungkan agar tidak melenting atau tidak

bengkok dan tidak mengenai kepala operator (tubuh vital operator). Benda kerja

panjang dan mudah melenting dibubut menggunakan penyangga (steady).

Sumber: www.modul.smkn1-cirebon.sch.id

Gambar 3.9 Penggunaan penyangga pada mesin bubut.

2. Keselamatan pada Mesin Gerinda

Pada mesin gerinda terdapat beberapa bagian. Bagian-bagian itu adalah pelindung

mesin (safety glass), heavy wheel guard, dan meja. Setiap bagian tersebut memiliki fungsi

seperti berikut ini.

a) Pelindung mesin gerinda (safety glass) dapat diatur dan dirancang untuk melindungi

bagian atas badan pekerja seperti bagian wajah dari percikan api.

b) Heavy wheel guard berguna untuk melindung geinda pada saat berputar dan merupakan

pelindung tetap.

c) Meja berguna untuk mengontrol benda pada saat penggerindaan dan mempengaruhi hasil

dari penggerindaan.

Bagian-bagian tersebut secara umum untuk melindungi pekerjanya. Meskipun

demikian, bahaya-bahaya dari mesin gerinda masih dapat ditimbulkan. Bahaya-bahaya

tersebut antara lain seperti berikut ini.

a) Putaran batu gerinda yang sangat cepat.

b) Terbentur oleh barang-barang yang terlempar keluar dari mesin.

c) Percikan api yang keluar pada saat penggerindaan.

d) Tersangkutnya bagian tubuh pada bagian mesin yang bergerak.

Karena bahaya-bahaya masih dapat terjadi ketika mengoperasikan mesin gerinda

maka kalian harus mengetahui langkah-langkah keselamatan kerja. Beberapa langkah

keselamatan kerja pada mesin gerinda antara lain seperti berikut ini.

a) Gunakan kacamata kerja setiap saat, meskipun sudah tersedia penutup kaca pada roda

gerindanya.

b) Periksa kondisi roda gerinda dari keretakan secara rutin. Ketuk roda gerinda dengan

tangkai obeng. Apabila suaranya nyaring berarti baik dan jika bersuara sember berarti

ada keretakan.

c) Jaga kecepatan roda gerinda sesuai ketentuan tabel kecepatan pada mesin tersebut.

d) Pastikan benda kerja, kepala lepas, pencekam, dan peralatan lain sudah pada posisi

yang benar.

Page 16: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

55

e) Gunakan roda gerinda sesuai dengan jenis kerja dan benda kerjanya.

f) Jangan memakankan (to feed) terlalu cepat, benda kerja antara dua senter

kemungkinan akan tertekan dan dapat merusak benda kerja dan roda gerindanya.

g) Hentikan seluruh motor penggerak sebelum mengatur atau menyetel mesin gerinda.

h) Ketika mengasah roda gerinda (dressing atau truing) pastikan intan pengasah terletak

pada posisi yang kuat dan benar.

i) Jangan memeriksa dimensi (pengukuran) selama benda kerja sedang digerinda.

j) Ketika memasang atau menempatkan benda kerja, pastikan roda gerinda diundurkan

atau dijauhkan agar tidak mengganggu pemasangan.

k) Jangan gunakan pakaian kerja yang panjang dan terjurai, kalung, dan perhiasan

lainnya yang memungkinkan jatuh atau tersangkut selama mesin gerinda

dioperasikan.

l) Jangan tinggalkan mesin gerinda dalam keadaan hidup, pastikan mesin mati pada saat

meninggalkan.

m) Pemuaian akibat pemanasan yang kurang baik menyebabkan permukaan benda kerja

menggeliat di beberapa bagian sehingga pada saat benda kerja dingin, permukaannya

tidak rata.

Diskusi

E. Mencegah Bahaya di Tempat Kerja

Kewaspadaan di tempat kerja memang harus selalu kalian perhatikan. Karena bahaya

di tempat kerja bisa mengancam kalian kapan pun. Dengan demikian, pencegahan terhadap

bahaya yang ditimbulkan di tempat kerja perlu dilakukan. Untuk mencegah bahaya yang

lebih fatal perlu adanya peralatan yang dapat melindungi organ tubuh kita. Setiap orang yang

bekerja harus mengenakan pengaman atau pelindung. Alat pengaman yang digunakan oleh

setiap orang harus memenuhi empat kriteria, yaitu sebagai berikut.

1. Disesuaikan dengan orang yang bersangkutan.

2. Dibersihkan secara teratur dan menyeluruh.

3. Dirawat dengan benar dan teratur (misalnya, spare parts di tata pada tempatnya).

4. Diberikan kepada pekerja setelah dilatih cara penggunaannya secara benar.

1. Alat Pelindung Diri

Sumber: http://www.pc3news.com

Gambar 3.10 Alat Pelindung diri

Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja

sesuai bahaya dan risiko kerja. Hal ini bertujuan untuk menjaga keselamatan pekerja itu

sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh pemerintah melalui

Page 17: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

56

Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia. Adapun bentuk dari alat tersebut

adalah sebagai berikut. a. Safety Helmet

Safety helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara

langsung.

Sumber: www.keskerfkmunmuha.wordpress.com Gambar 3.11 Safety helmet.

b. Tali Keselamatan (Safety Belt)

Tali keselamatan (safety belt) berfungsi sebagai alat pengaman ketika menggunakan alat

transportasi ataupun peralatan lain yang serupa (mobil, pesawat, alat berat, dan lain-lain).

Sumber: www.dimensionsguide.com

Gambar 3.12 Safety belt pada mobil.

c. Sepatu Karet (Sepatu Boot)

Sepatu karet (sepatu boot) berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun

berlumpur. Biasanya, sepatu jenis ini dilapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam

atau berat, benda panas, dan cairan kimia.

Sumber: www.indonetwork.co.id

Gambar 3.13 Sepatu karet.

d. Sepatu Pelindung (Safety Shoes)

Seperti sepatu biasa, tetapi dari bahan kulit yang dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat.

Sepatu ini berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda

tajam atau berat, benda panas, dan cairan kimia.

Page 18: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

57

Sumber: www.safety-shoes.co.cc

Gambar 3.14 Sepatu pelindung.

e. Sarung Tangan

Sarung tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi

yang dapat mengakibatkan cidera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan disesuaikan dengan

fungsi masing-masing pekerjaan.

Sumber: www.keywordpicture.com

Gambar 3.15 Sarung tangan. f. Tali Pengaman (Safety Harness)

Tali pengaman (safety harness) berfungsi sebagai pengaman saat bekerja di ketinggian. Orang yang

diwajibkan menggunakan alat ini adalah orang yang bekerja berada di ketinggian lebih dari 1,8 meter.

Sumber: www.ferret.com.au

Gambar 3.16 Safety harness

Dalam pekerjaan mesin perkakas alat ini juga bisa dipakai untuk perbaikan-perbaikan yang

ada di bengkel bagian atas. Pengelasan di gedung-gedung bertingkat, dan sebagainya. Dalam

meningkatkan keamanan dan keselamatan juga kepala bisa dilindungi dengan helmet.

g. Penutup Telinga (Ear Plug/Ear Muff)

Penutup telinga ini berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

Page 19: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

58

Sumber: www. made-

in-china.com

Gambar 3.17 Ear muff dan ear plug

h. Kacamata Pengaman (Safety Glasses)

Kacamata pengaman berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

Sumber: www.kaskus.us

Gambar 3.18 Safety glasses i. Masker (Respirator)

Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara

buruk (berdebu atau beracun).

Sumber: www. enviroschool.net

Gambar 3.19 Respirator j. Pelindung Wajah (Face Shield)

Pelindung wajah (face shield) berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat

bekerja. Misalnya pada pekerjaan menggerinda, mengelas, membubut logam, dan melubangi logam.

Sumber: www.overclock.net

Gambar 3.20 Face shield k. Jas Hujan (Rain Coat)

Jas hujan berfungsi untuk melindungi tubuh dari percikan air saat bekerja. Misalnya orang bekerja

pada waktu hujan atau sedang mencuci sebuah alat.

Page 20: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

59

Sumber: www. southafrica2010.edublogs.org

Gambar 3.21 Rain coat

Semua jenis APD harus digunakan sebagaimana mestinya, gunakan pedoman yang

benar-benar sesuai dengan standar keselamatan kerja (K3L = Kesehatan, Keselamatan Kerja,

dan Lingkungan Kerja). Contohnya adalah ear muff yang digunakan sebagai pelindung suara

dengan penutup telinga. Pada pengoperasian alat-alat perkakas dan operator mesin harus

menggunakan ear muff. Hal ini bertujuan untuk mencegah ketulian dari kebisingan sehingga

telinga tetap sehat. Tentu pada saat mesin bekerja dengan jumlah mesin yang banyak akan

terdengar suara yang keras sekali.

Sumber: www.jendelaberita.com

Gambar 3.22 Pelindung telinga

2. Bahaya-Bahaya yang Terjadi

Ketika kalian bekerja di tempat kerja, ada kemungkinan terjadinya bahaya. Kemungkinan

bahaya tersebut adalah sebagai berikut.

a. Bahaya Kulit

Debu di sekitar tempat kerja yang berasal dari pabrik industri dapat menyebabkan

sesak nafas hingga sakit pernafasan atau penyakit paru-paru yang serius. Debu di tempat

kerja juga bisa mengakibatkat sakit kulit. Penyakit paru-paru ini termasuk penyakit yang

banyak diderita masyarakat kita. Persinggungan langsung di tempat kerja yang kotor (debu)

dapat menyebabkan sakit kulit (dermatis). Kulit terasa gatal-gatal, kemerahan, dan

membengkak atau istilahnya mengalami peristiwa inflammation. Ada beberapa usaha-usaha

yang digunakan untuk membantu mengurangi sakit kulit tersebut, yaitu

1) terjaminnya kebersihan tempat kerja setiap hari;

2) pemeliharaan tempat kerja yang baik;

3) pakaian untuk perlindungan/mencegah kontak langsung dengan menggunakan sarung

tangan;

4) barrier cream (krim pencegah) dan minyak kayu putih/lions;

5) kebersihan pribadi, yaitu mandi menggunakan sabun anti septik; dan

6) bedak pencegah gatal.

b. Bahaya Mata

Untuk mencegah bahaya terhadap mata di tempat kerja gunakan kacamata khusus

atau perisai mata. Kaca digunakan di saat bekerja akan melindungi mata dari bahaya sinar

ultraviolet saat mengelas, melindungi mata terkena percikan logam/serpihan logam kecil saat

membubut, melindungi mata dari serpihan batu gerinda yang beterbangan, melindungi mata

Page 21: Bab 3 Keamanan dan Keselamatan di Tempat Kerja · 41 Indikator 1. Siswa dapat mengetahui penataan tempat kerja pada tempat penyimpanan dan tata ruang kerja. 2. Siswa dapat mengetahhui

60

dari segala debu/serpihan benda yang bisa masuk ke mata. Apabila kita tidak menggunakan

kacamata pelindung bisa mengakibatkan kebutaan pada mata.

Sumber: www.herry-ss.blogspot.com

Gambar 3.23 Kacamata pelindung

c. Bahaya Kaki

Penyebab utama yang paling umum dari cidera kaki di tempat kerja adalah sebagai

berikut.

1) Terpukul, kejatuhan benda, atau tergilas benda bergerak.

2) Tersayat, terpotong, atau tertusuk karena berdiri pada obyek.

3) Tergelincir pada permukaan yang tidak tepat.

4) Terbakar karena kakinya di dalam atau kena percikan bahan yang panas atau bahan

kimia.

Sumber: www.sangunik.co.cc

Gambar 3.24 Pelindung kaki

d. Bahaya Hidung

Gunakan respirator untuk mencegah debu-debu berukuran kecil sehingga tidak

terhisap oleh hidung kita. Apabila kotoran masuk hidung, kalian akan batuk-batuk dan dapat

menyebabkan sakit pada paru-paru. Selain respirator, kalian bisa menggunakan alat

pelindung hidung lainnya.

Sumber: www. rosemania.com

Gambar 3.25 Pelindung hidung saat bekerja

Tambah Materi

- Rangkuman

- Evaluasi Bab 3 (pilihan ganda dan uraian)

- Simulasi