Upload
tranxuyen
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
41
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Menurut Istijanto (2005, p29) jenis penelitian dapat dibagi menjadi tiga
macam yaitu penelitian eksplotari, penelitian deskriptif dan penelitian kausal. Penelitian
eksploratori merupakan jenis penelitian yang memiliki tujuan utama untuk memperoleh
pandangan yang mendalam dan menyeluruh mengenai masalah yang sebenarnya
dihadapi manajemen. Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang memiliki
tujuan utamanya adalah menggambarkan sesuatu. Sedangkan penelitian kausal
merupakan penelitian yang memiliki tujuan utama membuktikan hubungan sebab akibat
atau antar variabel – variabl yang diteliti dapat terjadi hubungan mempengaruhi dan
dipengaruhi.
Selain jenis penelitian diatas, menurut Sugiyono, Jenis penelitian lain adalah
jenis penelitian asosiatif yaitu merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Dan dalam penelitian ini
menggunakan jenis penelitian asosiatif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Penghuni pada Apartemen
Grand Kartini, untuk mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Word Of Mouth
pada Apartemen Grand Kartini dan untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Penghuni
terhadap Word Of Mouth pada Apartemen Grand Kartini.
Dalam pelaksanaanya metode penelitian yang dilakukan adalah survey,
yaitu penelitian dilakukan pada suatu populasi dengan menganalisis data yang diperoleh
dari populasi itu sendiri. Unit analisis yang dituju adalah individu, yaitu penghuni
Apartemen Grand Kartini. Time Horizon penelitian ini adalah cross sectional adalah data
42
yang dikumpulkan pada waktu (satu kurun waktu) dan tempat tertentu saja (Durianto,
2004, p19).
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Tujuan
Penelitian
Desain Penelitian
Jenis dan Metode
Penelitian
Unit Analisis Time Horizon
T-1 Asosiatif – Survey Individu Penghuni
Apartemen Grand
Kartini
Cross sectional
T-2 Asosiatif – Survey Individu Penghuni
Apartemen Grand
Kartini
Cross sectional
T-3 Asosiatif – Survey Individu Penghuni
Apartemen Grand
Kartini
Cross sectional
Sumber : Hasil Pengolahan data, 2010
Keterangan :
• T – 1 : Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Penghuni
pada Apartemen Grand Kartini.
• T – 2 : Untuk mengetahui pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Word Of Mouth
pada Apartemen Grand Kartini.
• T – 3 : Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Penghuni terhadap Word Of Mouth
pada Apartemen Grand Kartini.
43
3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
3.2.1 Definisi Operasional
Berdasarkan pendapat Indriantoro dan Supomo (2002, p69) definisi
operasional adalah penentuan pengukuran variabel sehingga menjadi variabel
yang dapat diukur. Definsi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan
oleh peneliti dalam mengoperasikan penentuan variabel, sehingga memungkinkan
bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang
sama atau mengembangkan cara pengukuran variabel yang lebih baik.
3.2.2 Pengertian Variabel Penelitian
Berdasarkan Sugiyono (2008, p58) variabel penelitian pada dasarnya adalah
sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Secara teoritis variabel dapat
didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau suatu objek dengan objek yang lain.
Kesimpulannya variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu variabel bebas (independen variable) dan variabel terikat (dependent
variable). Definisi untuk masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas (Independen Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent.
Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas. Variabel bebas adalah
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008, p59). Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebasnya adalah Kualitas Pelayanan (X).
44
2. Variabel Intervening (Intervening Variable)
Adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur
(Sugiyono, 2008, p61). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel intervening
adalah Kepuasan Penghuni (Y).
3. Variabel Terikat (Dependen Variable)
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam
bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas (Sugiyono, 2008, p59). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikatnya adalah Word Of Mouth (Z).
Tabel 3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Konseptual
Variabel
Sub Variabel Indikator
Variabel
Ukuran Skala
Pengkuru
an
Kualitas
Pelayanan
(X)
Kualitas
Pelayanan
adalah
faktor yang
menentukan
tingkat
keberhasilan
dan kualitas
perusahaan
dimana
kemampuan
Tangibles
(berwujud)
- Penampilan
karyawan
Ordinal
Interval
Likert
Reliability
(keandalan)
- Ketepatan
waktu
- Keakuratan
pelayanan
Ordinal
Interval
Likert
Responsiveness
(ketanggapan)
- Kesigapan
Karyawan
Ordinal
Interval
Likert
45
perusahaan
dalam
memberikan
pelayanan
yang
berkualitas
kepada
konsumen
dan
mencapai
kesuksesan
dalam
menghadapi
persaingan
(Lupiyoadi,
2008, 181)
Assurance
(jaminan)
- Kesopan
santunan
karyawan
- Karyawan
mampu
menanamkan
kepercayaan
kepada
konsumen
Ordinal
Interval
Likert
Empaty
(empati)
- Memahami
kebutuhan
konsumen
- Adanya
tanggapan
dari
perusahaan
Ordinal
Interval
Likert
Kepuasan
Penghuni
(Y)
Kepuasan
konsumen
adalah hasil
akumulasi
dari
konsumen
ataupun
pelanggan
dalam
menggunaka
n produk
atau jasa.
Pelanggan
akan merasa
Availability of
service
(keberadaan
pelayanan)
- Konsumen
mendapatkan
bantuan dari
karyawan
ketika
dibutuhkan
- Konsumen
bebas
mengatur
waktu
pertemuan
dengan
karyawan
Ordinal
Interval
Likert
46
puas apabila
memperoleh
nilai atau
manfaat dari
suatu
produk atau
jasa
(Irawan,
2002, p3)
Responsiveness
of service
(ketanggapan
pelayanan)
- Konsumen
menunggu
dalam waktu
yang singkat
untuk
mendapatkan
bantuan
Ordinal
Interval
Likert
Timeliness of
service
(ketepatan
waktu
pelayanan)
- Karyawan
menyelesaikan
pekerjaan
tepat pada
waktunya
Ordinal
Interval
Likert
Profesionalism
of service
(profesionalism
e pelayanan)
- Karyawan
Sangat
Ramah dalam
Melayani
- Karyawan
memperha
tikan apa
yang
Konsumen
katakan
Ordinal
Interval
Likert
47
Overall
satisfaction
with service
(kepuasan
keseluruhan
dengan
pelayanan)
- Secara
keseluruhan
pelayanan
yang
diberikan
sangat
baik
- Secara
keseluruhan
konsumen
puas dengan
pelayanannya
Ordinal
Interval
Likert
Overall
satisfaction
with product
(kepuasan
keseluruhan
dengan barang)
- Secara
keseluruhan
hasil kerja
karyawan
sesuai
dengan
harapan
konsumen
- Secara
keseluruhan
konsumen
puas
terhadap
hasil kerja
karyawan
Ordinal
Interval
Likert
Word Of
Mouth (Z)
Word Of
Mouth
adalah
upaya untuk
memberikan
alasan agar
Will says
positive things
(membicarakan
hal – hal
positif)
- Konsumen
menceritkan
hal – hal
yang positif
kepada
orang lain
Ordinal
Interval
Likert
48
orang
berbicara
tentang
merek,
produk
maupun jasa
dan
membuat
berlangsung
nya
pembicaraan
itu lebih
mudah
(Hasan,
2010, p32)
Will
recommend
(rekomendasi)
- Konsumen
merekomen
dasikan
kepada
orang lain
Ordinal
Interval
Likert
Will encourage
(dorongan)
- Konsumen
mendorong
orang lain
Ordinal
Interval
Likert
Sumber : Hasil Pengolahan Data
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan adalah kualitatif, yaitu data
yang tidak berbentuk angka atau data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.
Penelitian ini menggunakan sumber data primer yaitu data diperoleh dari kuesioner yang
dibagikan kepada penghuni Apartemen Grand Kartini.
Tabel 3.3
Jenis dan Sumber Data
Tujuan Jenis Data Sumber Data
T – 1 Kualitatif Primer – Kuesioner
T – 2 Kualitatif Primer – Kuesioner
T – 3 Kualitatif Primer – Kuesioner
Sumber : Hasil Pengolahan data
49
Keterangan :
• T – 1 : Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
penghuni pada Apartemen Grand Kartini.
• T – 2 : Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap Word Of Mouth
pada Apartemen Grand Kartini.
• T – 3 : Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Penghuni terhadap Word Of
Mouth pada Apartemen Grand Kartini.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini
adalah :
1. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
data, mencatat, mempelajari text book dan buku-buku pelengkap atau referensi,
seperti: jurnal dan media cetak lainnya di perpustakaan dan tempat lainnya, serta
sumber data lainnya seperti fasilitas internet yang berkaitan dengan permasalahan
yang akan diteliti. Studi kepustakaan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi
yang bersifat teoritis yang akan diteliti sehingga penelitian mempunyai landasan
yang kuat sebagai suatu hasil ilmiah.
2. Studi Lapangan (Field Research)
Studi lapangan adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
data secara langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang
diperoleh secara langsung dari objek penelitian ini disebut data primer. Cara yang
dilakukan untuk memperoleh data primer dalam penelitian ini adalah:
50
Kuesioner
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner penelitian ini merupakan sekumpulan daftar pertanyaan yang
ditujukan khususnya kepada sampel penghuni Apartemen Grand Kartini
mengenai Kualitas pelayanan, kepuasan penghuni dan Word Of Mouth secara
langsung.
Wawancara
Penelitian ini untuk memperoleh data primer yaitu dengan melakukan tanya
jawab secara langsung pada pihak yang berkepentingan dalam perusahaan
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, sehingga dapat mendukung
penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti melakukan wawancara langsung pada Ibu Erni
Susdekawati selaku Administration Manager , untuk mendapatkan informasi
yang diperlukan, sehingga dapat mendukung penelitian.
3.5 Teknik Pengambilan Sampel
3.5.1 Definisi Populasi
Menurut Sugiyono (2008, p115), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
3.5.2 Definisi Sampel
Menurut Sugiyono (2008, p116), Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
51
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul – betul representatif (mewakili).
3.5.3 Teknik Sampling
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2007, p40), teknik pengambilan sampel atau
teknik sampling adalah suatu cara mengambil sampel yang representatif dari
populasi. Pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga
diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili dan dapat menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya.
Ada dua macam teknik dalam pengambilan sampel, yaitu:
1. Probability Sampling
Adalah suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi
anggota sampel, dimana pemilihannya dilakukan sedemikian rupa sehingga
setiap elemen mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Cara ini dianggap objektif karena bersifat netral.
2. Nonprobability Sampling
Adalah suatu cara pemilihan elemen-elemen dari populasi untuk menjadi
anggota sampel, dimana setiap elemen tidak mendapat kesempatan yang
sama untuk dipilih. Cara ini bersifat subjektif.
Dari kedua teknik pengambilan sampel diatas, peneliti memutuskan untuk
menggunakan probability sampling. Teknik ini adalah teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono, 2008, p118). Faktor utama dalam
menggunakan metode pemilihan sampel probabilitas adalah proses pemilihan yang
52
dilakukan secara acak. Dalam penelitian ini menggunakan teknik probability
sampling untuk pengambilan sampel adalah simple random sampling yaitu dimana
pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2008, p 118).
3.6 Teknik Pengolahan Sampel
Untuk menentukan berapa banyak sampel minimal yang perlu diambil untuk
melakukan penelitian, dapat menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin sebagai
berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p44) :
1. 2 +=
dNnn
Dimana : n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d2 = presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 95%)
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
1. 2 +=
dNnn
= 1)1,0.(263
2632 +
= 63,3
263
= 72,45 = 73 responden
Supaya data yang didapat lebih akurat maka peneliti menggunakan sampel
sebanyak 100 responden. Kuesioner ini disebarkan kepada penghuni Apartemen Grand
Kartini.
53
3.7 Teknik Pengukuran Sampel
Skala Likert biasanya digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Bentuk penilaian
jawaban kuesioner menggunakan pembobotan dengan lima buah skala ordinal. Bobot
dan kategori pengukuran atas tanggapan responden :
Tabel 3.4
Bobot dan Kategori Pengukuran Data
KETERANGAN PENILAIAN
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Cukup Setuju (CS) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5
Sumber : Riduwan dan Kuncoro, 2008, p18
3.8 Metode Analisis Data
Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah
pengolahan data. Pengolahan data didapatkan dari kuesioner yang telah disebarkan dan
dikumpulkan kembali. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data
yang berhasil dikumpulkan.
Dalam pelaksanaanya, pengolahan data dilakukan dengan bantuan komputer
dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0. Setelah data
dikumpulkan, maka dilakukan analisis dengan menggunakan :
54
Tabel 3.5
Metode Analisis Data
Tujuan Penelitian Teknik Analisis
T – 1 Path Analysis
T – 2 Path Analysis
T – 3 Path Analysis
Sumber : Hasil Pengolahan data
Keterangan :
• T – 1 : Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
penghuni pada Apartemen Grand Kartini.
• T – 2 : Untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan terhadap Word Of Mouth
pada Apartemen Grand Kartini.
• T – 3 : Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Penghuni terhadap Word Of Mouth
pada Apartemen Grand Kartini.
Skala pengukuran dan alat analisis yang digunakan adalah :
3.8.1 Transformasi Data Ordinal menjadi Interval
Mentransformasi data ordinal menjadi data interval gunanya untuk
memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik yang mana data setidak –
tidaknya berskala interval. Data ordinal dapat di transformasi menjadi interval
secara manual atau MSI (Method Of Successive Interval) ataupun menggunakan
bantuan Software Minitab. Dalam hal ini penulis menggunakan MSI (Method Of
Successive Interval) untuk mentransformasi data ordinal menjadi data interval.
Langkah – langkah transformasi data ordinal menjadi data interval adalah sebagai
berikut (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p30) :
55
• Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang
disebarkan;
• Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan
5 yang disebut sebagai frekuensi;
• Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut
proporsi;
• Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan jalan menjumlahkan proporsi secara
berurutan perkolom skor;
• Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif
yang diperoleh;
• Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai Z yang diperoleh (dengan
menggunakan tabel tinggi densitas);
• Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus :
)()()()(
owerLimitAreaBelowLpperLimitAreaBelowUpperLimitDensityatUowerLimitDensityatLNS
−−
=
• Tentukan nilai transformasi dengan rumus
[ ]min1 NSNSY ++=
3.8.2 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap
konsep yang diukur sehingga benar – benar mengukur apa yang seharusnya
diukur. Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan (2004,
p109-110) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat keandalan atau kesasihan suatu alat ukur, dimana alat ukur dalam
56
penelitian ini adalah kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika setiap butir-
butir pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Untuk menghitung validitas alat ukur digunakan rumus Pearson Product
Moment, sebagai berikut :
=r})(.}{)(.{
))(()(22222 YYnXxn
YXXYnΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ
Keterangan :
r = Koefisien Korelasi
x∑ = Jumlah Skor Item X
y∑ = Jumlah Skor Total (Seluruh Item)
N = Jumlah Responden
Dasar Pengambilan Keputusan :
• Jika r hitung positif, dan r hitung > r tabel, maka butir atau variabel tersebut
valid.
• Jika r hitung tidak positif, dan r hitung < r tabel, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
• Jika r hitung > r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
Selanjutnya dihitung dengan uji t dengan rumus, sebagai berikut :
57
212
rnrthitung−
−=
Keterangan :
t = nilai hitungt
r = Koefisien korelasi hasil hitungr
n = Jumlah responden
Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2 )
Keputusan :
Jika hitungt > tabelt berarti data tersebut valid
Jika hitungt < tabelt berarti data tersebut tidak valid
3.8.3 Uji Reliabilitas
Realibiltas artinya tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran
yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan
hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Instrumen reliabel adalah instrumen yang
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008, p173). Uji reliabilitas dilakukan
untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat
pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Uji reliabilitas instrumen dilakukan
dengan rumus alpha. Metode mencari reliabilitas internal yaitu menganalisis
reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang digunakan adalah
Alpha. (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p220 – p221). Dalam penelitian ini
menggunakan teknik Cronbach’s Alpha (α ). Berikut rumus dari Alpha adalah :
58
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛ ∑−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
−=
StSir 1
111 κκ
Keterangan :
11r = Nilai Reliabilitas
iS∑ = Jumlah varians skor tiap – tiap item
tS = Varians total
k = Jumlah item
Dasar Pengambilan Keputusan :
• Jika r alpha positif, dan r alpha > r tabel, maka butir atau variabel tersebut
valid.
• Jika r alpha tidak positif, dan r alpha < r tabel, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
• Jika r alpha > r tabel, tapi bertanda negatif, maka butir atau variabel
tersebut tidak valid.
3.8.4 Uji Normalitas
Distribusi normal merupakan salah satu distribusi yang sering digunakan
dalam statistik. Distribusi ini sangat penting, karena banyak sekali uji statistik
yang memerlukan data berdistribusi normal. Menguji normalitas data gunanya
untuk memenuhi sebagian dari syarat analisis parametrik. Normalitas suatu
variabel umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik.
Menurut Rochaety (2007, p99-100), ada plot dan statistik khusus yang lebih
mudah untuk memeriksa kenormalan, yaitu dengan menggunakan Q-Q plot.
Oleh karena itu, jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada
pada suatu garis lurus, sedangkan jika titik-titik tersebut membentuk huruf S,
59
maka menunjukkan bahwa data tersebut menjulur (skew). Iman Ghazali (2007,
p112) menyatakan bahwa pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan
melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal. Dasar
pengambilan keputusan :
• Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal menunjukkan pola berdistribusi normal.
• Jika data menjauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis
diagonal, tidak menunjukkan pola berdistribusi normal.
Menurut Imam Ghazali (2007, p30), untuk mendeteksi normalitas data dapat
juga dilakukan dengan uji Kolmogorov – Simornov melalui menu analyze
kemudian non parametic test dan pilih sub menu 1-sample K-S, dengan hipotesis
pengujian yaitu :
Ho : Data terdistribusi secara normal
Ha : Data tidak terdistribusi secara normal
3.8.5 Analisis Korelasi Sederhana (Pearson Correlation)
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007, p61 – p62), Korelasi
Pearson Product Moment (PPM) digunakan untuk mengetahui derajat hubungan
antara variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent). Rumus
yang digunakan Korelasi PPM (sederhana) :
=rxy})(.}{)(.{
))(()(22222 YYnXxn
YXXYnΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ
60
Korelasi PPM dilambangkan dengan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih
dari harga ( 1− 1+≤≤ r ). Apabila nilai r = - 1 artinya korelasinya negatif
sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 artinya korelasi sangat
kuat. Menurut Ety Rocthaety (2007, p121), korelasi dapat menghasilkan angka
positif maka hubungan kedua variabel searah. Artinya jika variabel bebas
(dependent variable) besar maka variabel terikat (independent variable) juga
besar. Jika korelasi menghasilkan angka negatif maka hubungan kedua variabel
bersifat tidak searah. Artinya jika variabel bebas (dependent variable) besar
maka variabel terikatnya (independent variable) kecil.
Berdasarkan pendapat Riduwan dan Kuncoro (2007, p223), arti harga r akan
dikonsultasikan dengan tabel nilai interprestasi r sebagai berikut :
Tabel 3.6
Interprestasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
Sumber : Kuncoro & Riduwan (2007, p223)
61
3.8.6 Analisis Jalur (Path Analysis)
3.8.6.1 Pengertian Path Analysis
Model path analysis digunakan untuk menganalisis pola hubungan
antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun
tidak langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel
terikat (endogen). Model path analysis yang dibicarakan adalah pola
hubungan sebab akibat atau ”a set of hypothesized causal asymetric relation
among the variabels”. (Riduwan dan Kuncoro, 2008, p2).
Sedangkan menurut Sarwono (2007, p1) analisis jalur adalah suatu
teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi
berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak
hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung. Analisis jalur
merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan
tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan
(significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel.
Analisis jalur sebagai model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji
keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab
akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk
gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan
sebab penyebab. Regresi dikenakan pada masing – masing variabel dalam
suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respens) sedang yang
lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model
yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua
variabel dan dilakukan juga perhitungan uji keselarasan statistik.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya analisis jalur (path
analysis) merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda.
62
3.8.6.2 Manfaat Path Analysis
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p2) manfaat model Path
Analysis adalah sebagai berikut :
1. Penjelasan (explanation) terhadap fenomena yang dipelajari atau
permasalahan yang diteliti.
2. Prediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai variabel bebas (X) dan
prediksi dengan Path Analysis ini bersifat kualitatif.
3. Faktor diterminan yaitu penentu variabel bebas (X) mana yang
berpengaruh dominant terhadap variabel terikat (Y), juga dapat
digunakan untuk menelusuri mekanisme (jalur – jalur) pengaruh variabel
bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
4. Pengujian model, menggunakan theory trimming, baik untuk uji
reliabilitas (uji keajegan) konsep yang sudah ada ataupun uji
pengembangan konsep baru.
3.8.6.3 Asumsi – asumsi Path Analysis
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2008, p2) asumsi yang mendasari
Path Analysis adalah sebagai berikut :
1. Pada model Path Analysis, hubungan antar variabel adalah bersifat linier,
adaptif dan bersifat normal.
2. Hanya sistem kausal ke satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang
berbalik.
3. Variabel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval dan ratio.
4. Menggunakan sampel probability sampling yaitu teknik pengambilan
sampel untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
63
5. Observed variables diukur tanpa kesalahan (instrumen pengukuran valid
dan reliable)artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara
langsung.
6. Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar
berdasarkan teori – teori dan konsep – konsep yang relevan artinya
model teori yang dikaji atau diuji dibangun berdasarkan kerangka teoritis
tertentu yang mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel
yang diteliti.
3.8.6.4 Langkah – langkah Menguji Path Analysis
Riduwan dan Engkos Rachmat (2007, p116 – p118) mengatakan
terdapat beberapa langkah pengujian path analysis sebagai berikut :
1. Merumuskan hipotesis dalam permasalahan struktural
Sub-struktur 1 : Y = PyxX + Py 1ε
Sub-struktur 2 : Z = PzXx + PzyY + Pz 2ε
2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi
a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-struktur dan
rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang
diajukan.
Hipotesis : naik turunya variabel (X dan Y) dipengaruhi secara
signifikan oleh variabel (Z)
b. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan
Z = a + bX + bY + 2ε
c. Menghitung koefisien jalur secara keseluruhan.
Kaidah pengujian signifikan : Program SPSS
64
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau (0,05 ≤ sig), maka Ho ditolak atau Ha
diterima, artinya signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau (0,05 ≥ sig), maka nilai Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak siginifikan.
d. Menghitung koefisien jalur secara individu
Untuk mengetahui signifikan alur bandingan antara nilai probabilitas
0,05 dengan nilai probabilitas sig dengan dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut :
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau (0,05 ≤ sig), maka Ho ditolak atau Ha
diterima, artinya signifikan.
- Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
probabilitas sig atau (0,05 ≥ sig), maka nilai Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak siginifikan.
e. Meringkas dan menyimpulkan.
3.9 Rancangan Uji Hipotesis
Rancangan uji hipotesis dalam penelitian ini disajikan berdasarkan tujuan
penelitian. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95%, sehingga
tingkat presisi atau batas ketidakakuratan sebesar (a) = 5% = 0,05
Dasar Pengambilan Keputusan (DPK) :
Sig > 0,05 maka Ho diterima atau Ha ditolak
Sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima
65
Berdasarkan asumsi – asumsi penelitian sebagaimana diuraikan di atas,
maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
X = Kualitas Pelayanan
Y = Kepuasan Penghuni
Z = Word Of Mouth Gambar 3.1
Struktur Keseluruhan Analisis Jalur
Sumber : Hasil Pengolahan Data
T – 1 : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan
penghuni pada Apartemen Grand Kartini.
Ha : Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan penghuni pada Apartemen
Grand Kartini.
Ho : Tidak ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan penghuni pada
Apartemen Grand Kartini.
Kualitas Pelayanan
(X)
Kepuasan Penghuni (Y)
Word Of Mouth (Z)
1ε Pzx 2ε
Pyz
Pyx
66
T – 2 : Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap Word Of
Mouth pada Apartemen Grand Kartini.
Ha : Ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap Word Of Mouth pada Apartemen
Grand Kartini.
Ho : Tidak ada pengaruh kualitas pelayanan terhadap Word Of Mouth pada
,,,Apartemen Grand Kartini.
T – 3 : Untuk mengetahui apakah ada Kepuasan penghuni terhadap Word Of Mouth
,pada Apartemen Grand Kartini.
Ha : Ada pengaruh Kepuasan penghuni terhadap Word Of Mouth pada Apartemen
Grand Kartini.
Ho : Tidak ada pengaruh Kepuasan penghuni terhadap Word Of Mouth pada
Apartemen Grand Kartini.
3.10 Rancangan Implikasi Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui pengaruh kualitas
pelayanan terhadap kepuasan penghuni, pengaruh kualitas pelayanan terhadap Word
Of Mouth dan pengaruh kepuasan penghuni terhadap Word Of Mouth pada Apartemen
Grand Kartini, maka untuk mendapatkan hasil dari setiap tujuan penelitian dilakukan
survey melalui kuesioner. Dari hasil kuesioner tersebut, maka akan mendapatkan
informasi yang diinginkan dan selanjutnya dapat digunakan untuk menganalisis
variabel – variabel penelitian yaitu kualitas pelayanan, kepuasan penghuni, dan Word
Of Mouth.
Rancangan implikasi hasil penelitian adalah bahwa Apartemen Grand Kartini
dapat mengevaluasi apakah kualitas pelayanan dapat mempengaruhi kepuasan
penghuni pada Apartemen Grand Kartini, apakah kualitas pelayanan dapat
67
mempengaruhi Word Of Mouth pada Apartemen Grand Kartini dan apakah kepuasan
penghuni dapat mempengaruhi Word of Mouth pada Apartemen Grand Kartini.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan hasil yang memuaskan
kepada Apartemen Grand Kartini dan juga para penghuni apartemen. Dengan begitu
Apartemen Grand Kartini dapat terus mempertahankan penghuninya dengan
memberikan pelayanan yang berkualitas sehingga penghuni akan merasa puas dan
nyaman serta dapat merekomendasikan Apartemen Grand Kartini kepada orang lain.