Upload
tranbao
View
240
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
32
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis
3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1.1 Pembulian
Secara konseptual pembulian dinyatakan sebagai sebuah
perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang selama
periode waktu tertentu, dengan adanya ketidakseimbangan
kekuatan atau kekuasaan antar pihak yang terlibat baik secara
fisik dan/atau psikis yang bertujuan untuk menyakiti (Bauman,
2008 dalam Indira 2011).
Secara operasional pembulian diukur dengan melihat skor
dari kuesioner Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Intrument (Parada, 2000).
3.1.1.2 Pola Asuh Orangtua
Secara konseptual pola asuh orangtua dinyatakan sebagai
sebuah cara bagaimana orangtua menanggapi kebutuhan dan
tuntutan anak, cara mereka mendisiplinkan anak, dan dampak
yang diberikan bagi perkembangan anak selanjutnya, yang dibagi
33
menjadi empat pola pengasuhan orangtua, yaitu otoritatif, otoriter,
dan permisif (Diana Baumrind, 1991 dalam Santrock, 2007).
Secara operasional pola asuh orangtua diukur dengan
melihat skor Parental Authority Questionnaire-Revised yang dibuat
oleh Buri pada tahun 1991 dan dikembangkan oleh Reitman pada
tahun 2000 (Altobello, C., Hupp. S.D.A., Reitman, D., & Rhode,
P.C, 2002).
3.1.2 Hipotesis
Hipotesis yang dibuat pada penelitian ini adalah
HA : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
jenis pola asuh orangtua dengan kecenderungan perilaku pelaku –
korban pembulian.
H0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan
antara jenis pola asuh orangtua dengan kecenderungan perilaku
pelaku – korban pembulian.
3.2 Subyek Penelitian dan Teknik Sampling
3.2.1 Karakteristik Subyek Penelitian
Karakteristik subyek penelitian ini adalah remaja dengan rentang
usia 15 – 18 tahun dan merupakan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA),
baik negeri maupun swasta di wilayah Jakarta Selatan. Karakteristik
tersebut dipilih karena fenomena pembulian banyak terjadi di tingkat
pendidikan SMA di wilayah Jakarta Selatan sepanjang tahun 2007 –
2011. Remaja yang melakukan perilaku pembulian bisa disebabkan dari
34
rasa frustasi akibat pola asuh yang diterapkan oleh orangtua, dimana
kebutuhan dan tuntutan dasarnya yang tidak terpenuhi oleh orangtua,
seperti rasa aman, dihargai, dipercaya dan diperhatikan (Kartono, 2003).
3.2.2 Teknik Sampling
Populasi dari penelitian ini adalah siswa SMA yang bersekolah di
wilayah Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan penyampelan non-probabilitas, yakni accidental
nonprobability sampling. Metode nonprobability sampling melibatkan
pemilihan responden berdasarkan ketersediaan dan kesediaan
responden dalam memberikan respon dan tidak ada jaminan bahwa
setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi
sampel (Shaugnessy & Zechmeister, 2006). Pengambilan sampel
accidental merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan, siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan memenuhi
kriteria sebagai subyek.
3.3 Desain Penelitian
Penelitian ini berusaha untuk melihat hubungan antara jenis pola asuh
orangtua dengan kecenderungan perilaku pelaku – korban pembulian pada
remaja. Tipe penelitian yang digunakan merupakan penelitian non-eksperimental,
karena variabel yang digunakan sudah terjadi dan tidak dapat dikontrol secara
langsung. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner, skala Likert.
Tujuan teknik analisis yang digunakan adalah analisis chi-square, yaitu
menguji perbedaan proporsi 2 kelompok atau lebih kelompok.
35
Berdasarkan tipe data yang diperoleh, penelitian ini termasuk ke dalam
penelitian kuantitatif, karena data yang diperoleh berupa angka dan diolah secara
statistik.
3.4 Alat Ukur Penelitian
3.4.1 Alat Ukur
3.4.1.1. Studi Elisitasi
Proses penyusunan alat ukur dimulai dengan
proses studi elisitasi untuk mendapatkan perilaku
pembulian di sekolah, yang akan dijadikan butir item dalam
kuesioner.
Studi elisitasi merupakan proses pengumpulan
informasi yang hasilnya digunakan untuk pengembangan
alat ukur. Elisitasi ini dilakukan pada 238 orang dengan
karakterisitik yang sama dengan populasi, yaitu siswa SMA
yang bersekolah di wilayah Jakarta Selatan. Elisitasi
dilakukan dengan metode kuesioner terbuka, dengan
memberikan pembentukan definisi mengenai pembulian
yang tepat dan kemudian memberikan pertanyaan yang
bertujuan untuk memunculkan perilaku-perilaku pembulian
yang sering diterapkan di sekolah. Berikut adalah
pertanyaan elisitasi :
a. Apa yang terlintas dalam kepala anda jika anda
mendengar kata “bullying” ?
36
b. Selama pengalaman anda bersekolah, tuliskan
tindakan apa saja yang pernah anda lakukan dengan
sengaja untuk menyakiti orang lain ?
c. Selama pengalaman anda bersekolah, tuliskan
tindakan apa saja yang pernah anda terima yang
dilakukan dengan sengaja oleh orang lain dan
menyakiti anda ?
Berdasarkan hasil elisitasi pada 238 siswa SMA
tersebut, di dapatkan perilaku pembulian yang banyak
terjadi di sekolah sebagai berikut,
Tabel 3.1. Hasil Elisitasi Perilaku Pembulian
Tipe Tingkah
Laku Frekuensi Persentase Keterangan
Overt Bullying
Dikerjai/
Mengerjai 45 18,9%
Melakukan tindakan yang
tidak menyenangkan,
seperti : di(meng)kunci dikamar mandi,
di(me-)suruh makan
makanan yang sudah
dicampur-campur, di(me-
)gunting rambut, dan
di(me-)rekam yang
memalukan.
Diperlakukan dengan tidak
6 2,52% Di(me-)narik, di(me-)coret
37
sewajarnya (baju) /
Memperlaku-kan baju
dengan tidak sewajarnya
baju secara paksa, dan
di(me-)angkat rok.
Dikeroyok/ Mengeroyok
6 2,52% Di(me-)hajar ramai-ramai
Dipalak/ Memalak
66 27,73% Duit/barang di(me-)minta secara paksa
Dilabrak/ Melabrak
74 31,09%
Di(me-)nyampaikan pernyataan
kasar sendiri/beramai-
ramai
Disindir/ Menyindir
28 11,76%
Indirect Bullying
Digosipkan/ Menggosip-
kan 32 13,45%
Di(me-)bicarakan hal
yang tidak baik/belum tentu benar
Dimanfaat-kan/
Memanfaat-kan
18 7,56%
Di(me-)suruh melakukan hal
yang bukan kewajibannya,
di(me-)perbudak
Cyber Bullying
Disindir/
Menyindir via jejaring
sosial, seperti FB, Twitter, Ym, Plurk, dsb
6 2,52%
Diancam/ Mengancam
2 0,84%
38
melalui pesan pendek
Diteror/ Meneror melalui
telpon atau pesan pendek
2 0,84%
Total 11 perilaku
11 perilaku yang didapat dari hasil studi elisitasi
tersebut kemudian disatukan dengan adaptasi alat ukur
Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations
Intrument. Dari hasil studi tersebut, ada 2 perilaku yang
peneliti jadikan akar perilaku yang berbeda, sehingga
menghasilkan 13 butir item total dari hasil studi elisitasi.
Perilaku yang peneliti jadikan akar tersebut adalah
i. Dilabrak atau melabrak,
Pada perilaku ini, peneliti membuat 2 butir item
pernyataan yang mewakili domain pembulian
terbuka (pembulian secara verbal) yaitu :
a. Saya menyampaikan pernyataan kasar
terhadap teman saya, dan
b. Saya mengajak teman-teman saya untuk
menyampaikan penyataan kasar terhadap
teman saya.
39
ii. Dipalak atau memalak,
Pada perilaku ini, peneliti juga membuat 2 butir
item pernyataan yang mewakili domain
pembulian terbuka (pembulian secara verbal)
yaitu :
a. Saya meminta paksa barang milik teman
saya, dan
b. Saya meminta uang secara paksa milik
teman saya.
Hal ini peneliti lakukan juga terhadap butir item dari
kuesioner kecenderungan perilaku korban. Data lengkap
tabulasi studi elisitasi dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.4.1.2 Kuesioner Penelitian
Untuk mengumpulkan data, peneliti menggunakan
kuesioner. Kuesioner tersebut terdiri dari 4 bagian, yaitu
I. Gambaran Umum Responden
Bagian pertama dari kuesioner ini berisi tentang
informasi umum mengenai responden penelitian. Selain
itu, informasi ini berguna sebagai data kontrol, yang juga
dapat digunakan sebagai analisa tambahan. Informasi
yang dibutuhkan pada kuesioner ini mencakup usia,
pendidikan (kelas dan jurusan yang diambil), jenis kelamin,
40
urutan kelahiran, pekerjaan orangtua, dan frekuensi
menonton tayangan kekerasan.
II. Kuesioner Parental Authority Questionnaire-
Reitmann
Parental Authority Questionnaire-Revised (PAQ-R)
merupakan alat ukur yang dikembangkan oleh Reitman
pada tahun 2002, dari kuesioner Parental Authority
Questionnaire yang diciptakan oleh Buri tahun 1991, dari
adaptasi teori pola asuh orangtua Diana Baumrind. Alat
ukur ini mengklasifikasikan jenis pola asuh apa yang
cenderung digunakan oleh orangtua dalam mengasuh
anaknya.
Dimensi yang dibuat oleh Reitman (sumber blm
ada) memiliki 3 buah dimensi, yaitu Authoritative,
Authoritarian, dan Permissive. PAQ-R terdiri dari 30 butir
item dengan 10 butir item di masing-masing dimensi.
Semua butir item PAQ-R bersifat favorable.
Peneliti mengadaptasi 30 butir item dari PAQ-R
dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
Setelah uji coba alat ukur dilakukan, butir item yang
bertahan untuk dilakukan pada pengambilan data
lapangan adalah sebanyak 21 butir item dengan rincian
sebagai berikut.
41
Tabel 3.2. Dimensi & Nomor Butir item PAQ-R
Dimensi Sub - dimensi
Nomor
Butir
item
Jumlah
Authoritarian
1, 3, 6,
10, 12,
15, 17,
20
8 butir
item
Authoritative
2, 4,8,
11, 16,
19, 21
7 butir
item
Permissif
Indulgent
(Memanjakan)
7, 13, 14,
18
4 butir
item
Neglectful
(Mengabaikan) 5, 9
2 butir
item
Total 21 Butir
item
Peneliti melihat internal konsistensi per dimensi dari
alat ukur ini dengan Cronbach’s alpha dimensi
authoritarian sebesar 0,791, Cronbach’s alpha dimensi
authoritative sebesar 0,827, dan Cronbach’s alpha dimensi
permissif sebesar 0,732. Data lengkap contoh blueprint
42
PAQ-R dan output SPSS pada uji coba dan studi lapangan
alat ukur dapat dilihat pada Lampiran 2.
Skala respon pada alat ukur ini menggunakan
Likert dengan lima alternative pilihan respon, “sangat tidak
sesuai”, “tidak sesuai”, “netral”, “sesuai”, hingga “sangat
sesuai”. Pemberian skor pada butir item adalah 1 untuk
“sangat tidak sesuai”, 2 untuk “tidak sesuai”, 3 untuk
“netral”, 4 untuk “sesuai”, dan 5 untuk “sangat sesuai”.
III. Kuesioner Bully and Victims Scales :
Adolescent Peer Relations Instrument (Bully
Scales)
Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relation Instrument (Bully Scales) merupakan alat ukur
yang dikembangkan oleh Parada R.H pada tahun 2000.
Dimensi alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent
Peer Relations Instrument (Bully Scales) disusun
berdasarkan jenis-jenis pembulian, yaitu physical, verbal,
dan social. Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Instrument (Bully Scales) memiliki 18 butir item
dengan masing-masing dimensi memiliki 6 butir item.
Dalam pengembangan alat ukur ini, peneliti
mengadaptasi 18 butir item dari Bully and Victims Scales :
Adolescent Peer Relations Instrument (Bully Scales)
dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
Peneliti juga menambahkan 13 butir item dari hasil studi
43
pra-eleminer yang dilakukan oleh peneliti, dan mengurangi
butir item asli dari alat ukur Bully and Victims Scales :
Adolescent Peer Relations Intrument serta menyesuaikan
dimensinya menjadi 3, yaitu overt bullying, indirect bullying,
dan cyber bullying. Sehingga total butir item pada alat ukur
ini sebanyak 24 butir item yang seluruhnya bersifat
favorable.
Setelah uji coba alat ukur dilakukan, butir item yang
bertahan untuk dilakukan pada pengambilan data
lapangan adalah sebanyak 22 butir item dengan rincian
sebagai berikut.
44
Tabel 3.3. Dimensi & Nomor Butir item Bully and
Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument
(Bully Scales)
Dimensi Indikator Nomor Butir
item Jumlah
Overt Bullying
Pembulian
secara fisik
1, 5, 9, 13,
16, 19, 21
7 butir
item
Pembulian
secara
verbal
2, 6, 10, 15,
17, 20, 22
7 butir
item
Indirect
Bullying
Agresi
relasional
3, 7, 11, 14,
18
5 butir
item
Cyber Bullying Penggunaan
teknologi 4, 8, 12
3 butir
item
Total 22 Butir
item
22 butir item Bully and Victims Scales : Adolescent
Peer Relations Instrument (Bully Scales) ini memiliki
internal konsistensi dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar
0,922. Data lengkap contoh blueprint Bully and Victims
Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Bully
45
Scales) dan output SPSS pada uji coba dan studi lapangan
alat ukur dapat dilihat pada Lampiran 3.
Alat ukur ini mengukur tingkat perilaku menjadi
pelaku pembulian seseorang dengan menggunakan skala
Likert dengan enam alternatif pilihan respon, dari “tidak
pernah”, “jarang”, “1 – 2 kali sebulan”, “ 1 kali seminggu”,
“beberapa kali seminggu”, hingga “setiap hari”. Pemberian
skor pada butir item adalah 1 untuk “tidak pernah”, 2 untuk
“jarang”, 3 untuk “1 – 2 kali sebulan”, 4 untuk “1 kali
seminggu”, 5 untuk “beberapa kali seminggu”, dan 6 untuk
“setiap hari”. Rentang skor dari alat ukur ini adalah berkisar
dari 1 hingga 6, skor semakin tinggi menggambarkan
tingkat perilaku menjadi pelaku pembulian yang tinggi.
IV. Kuesioner Bully and Victims Scales :
Adolescent Peer Relations Intrument (Victim
Scales)
Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relation Instrument (Victims Scales) merupakan alat ukur
yang dikembangkan oleh Parada R.H pada tahun 2000.
Dimensi alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent
Peer Relations Instrument (Victims Scales) disusun
berdasarkan jenis-jenis pembulian, yaitu physical, verbal,
dan social. Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Instrument (Victims Scales) memiliki 18 butir
item dengan masing-masing dimensi memiliki 6 butir item.
46
Dalam pengembangan alat ukur ini, peneliti
mengadaptasi 18 butir item dari Bully and Victims Scales :
Adolescent Peer Relations Instrument (Victims Scales)
dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa Indonesia.
Peneliti juga menambahkan 8 butir item dari hasil studi
pra-eleminer yang dilakukan oleh peneliti, dan
menyesuaikan dimensinya menjadi 3, yaitu direct bullying,
indirect bullying, dan cyber bullying. Sehingga total butir
item pada alat ukur ini sebanyak 24 butir item yang
seluruhnya bersifat favorable.
Setelah uji coba alat ukur dilakukan, butir item yang
bertahan untuk dilakukan pada pengambilan data
lapangan adalah sebanyak 24 butir item dengan rincian
sebagai berikut.
47
Tabel 3.4. Dimensi & Nomor Butir item Bully and
Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument
(Victim Scales)
Dimensi Indikator Nomor Butir
item Jumlah
Overt Bullying
Pembulian
secara fisik
4, 8, 12, 15,
18, 21, 24
7 butir
item
Pembulian
secara
verbal
3, 7, 11, 14,
17, 20, 23
7 butir
item
Indirect
Bullying
Agresi
relasional
2, 6, 10, 13,
16, 19, 22
7 butir
item
Cyber Bullying Penggunaan
teknologi 1, 5, 9,
3 butir
item
Total 24 Butir
item
24 butir item Bully and Victims Scales : Adolescent
Peer Relations Instrument (Victims Scales) ini memiliki
internal konsistensi dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar
0,968. Data lengkap contoh blueprint Bully and Victims
Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims
48
Scales) dan output SPSS pada uji coba dan studi lapangan
alat ukur dapat dilihat pada Lampiran 4.
Alat ukur ini mengukur tingkat perilaku menjadi
pelaku pembulian seseorang dengan menggunakan skala
Likert dengan enam alternatif pilihan respon, dari “tidak
pernah”, “jarang”, “1 – 2 kali sebulan”, “ 1 kali seminggu”,
“beberapa kali seminggu”, hingga “setiap hari”. Pemberian
skor pada butir item adalah 1 untuk “tidak pernah”, 2 untuk
“jarang”, 3 untuk “1 – 2 kali sebulan”, 4 untuk “1 kali
seminggu”, 5 untuk “beberapa kali seminggu”, dan 6 untuk
“setiap hari”. Rentang skor dari alat ukur ini adalah berkisar
dari 1 hingga 6, skor semakin tinggi menggambarkan
tingkat perilaku menjadi pelaku pembulian yang tinggi.
3.4.2 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Pengukuran validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian dilakukan
baik pada uji coba maupun pada pengambilan data lapangan. Reliabilitas
yang diguakan adalah internal konsistensi dengan metode Cronbach’s
alpha.
Sementara untuk menguji validitas, dilakukan uji validitas konten
atau isi. Validitas konten dilakukan berdasarkan pada sejauh mana suatu
pengukuran mencerminkan maksud dari domain isi. Validitas isi
mengukur apakah ada kecocokan antara isi alat ukur dengan isi sasaran
yang ingin diukur.
49
Untuk mengujinya, peneliti melakukan expert judgement alat ukur
yang digunakan kepada dosen pembimbing dan Ibu Esther Widhi
Andangsari, M.Psi. Selain itu akurasi dalam alat ukur juga dapat diketahui
melalui nilai koefisien korelasi butir item-total yang berfungsi sebagai
pengungkap perbedaan antara orang yang memiliki sifat yang kita ukur
atau tidak. Butir item dengan koefisien korelasi negatif merupakan butir
item yang merusak fungsi skala. Butir item yang mendekati angka nol
tidak mampu memberikan informasi apapun tentang subjek. Butir item
dengan koefisien korelasi positif mampu memberikan keterangan yang
akurat mengenai subjek dan mampu membedakan subjek yang memilki
sikap tertentu dengan yang tidak.
Sugiyono (2004, dalam Sujianto, 2009) menyatakan bahwa
apabila korelasi tiap butir item positif dan memiliki besar 0,30 keatas,
maka butir item tersebut merupakan konstruk yang kuat sehingga butir
item dianggap memuaskan dan dipertahankan, sementara butir item
dengan nilai dibawah itu sebaiknya dibuang atau direvisi.
3.4.2.1. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas Alat
Ukur PAQ-R
Pada alat ukur Parental Authority Questionnaire-Revised (PAQ-R),
total butir item yang diuji coba adalah sebanyak 30 butir item. Uji coba
dilakukan oleh peneliti kepada 60 responden.
50
3.4.2.1.1. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas
Alat Ukur PAQ-R Dimensi Authoritarian.
Pada dimensi authoritarian peneliti mendapat internal
konsistensi dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,720 dengan
total butir item 10 buah. Untuk nilai korelasi butir item-total dimensi
authoritarian terdapat 2 butir item yang memiliki nilai korelasi
dibawah 0,30 yaitu butir item nomor 22 dan 2. Peneliti
memutuskan untuk membuang kedua butir item tersebut. Setelah
kedua butir item dibuang, kemudian peneliti melakukan
penghitungan internal konsistensi kembali terhadap 8 butir item
yang tersisa. Hasilnya adalah alat ukur tersebut memiliki internal
konsistensi dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,791. Menurut
Triton (2006, dalam Sujianto, 2009) nilai cronbach’s alpha 0,61 –
0,80 berarti masuk ke dalam kategori reliabel. Berdasarkan
sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa alat ukur PAQ-R dimensi
authoritarian memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang baik.
3.4.2.1.2. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas
Alat Ukur PAQ-R Dimensi Authoritative.
Pada dimensi authoritative peneliti mendapat internal
konsistensi dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,819 dengan
total butir item 10 buah. Untuk nilai korelasi butir item-total dimensi
authoritarian terdapat 1 butir item yang memiliki nilai korelasi
dibawah 0,30 yaitu butir item nomor 20. Peneliti memutuskan
untuk membuang butir item tersebut. Setelah butir item dibuang,
kemudian peneliti melakukan penghitungan internal konsistensi
51
kembali terhadap 9 butir item yang tersisa. Hasilnya adalah alat
ukur tersebut memiliki internal konsistensi dengan nilai Cronbach’s
alpha sebesar 0,827. Menurut Triton (2006, dalam Sujianto, 2009)
nilai cronbach’s alpha 0,81 – 1,00 berarti masuk ke dalam kategori
sangat reliabel. Berdasarkan sumber tersebut, dapat dikatakan
bahwa alat ukur PAQ-R dimensi authoritative memiliki keajegan
dan taraf kepercayaan yang sangat baik.
3.4.2.1.3. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas
Alat Ukur PAQ-R Dimensi Permissif.
Pada dimensi permissif peneliti mendapat internal
konsistensi dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,609 dengan
total butir item 10 buah. Untuk nilai korelasi butir item-total dimensi
permissif terdapat 5 butir item yang memiliki nilai korelasi dibawah
0,30 yaitu butir item nomor 3, 12, 24, 27, dan 30. Peneliti
memutuskan untuk membuang kelima butir item tersebut. Setelah
butir item dibuang, kemudian peneliti melakukan penghitungan
internal konsistensi kembali terhadap 5 butir item yang tersisa.
Hasilnya adalah alat ukur tersebut memiliki internal konsistensi
dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,732. Menurut Triton
(2006, dalam Sujianto, 2009) nilai cronbach’s alpha 0,61 – 0,80
berarti masuk ke dalam kategori reliabel. Berdasarkan sumber
tersebut, dapat dikatakan bahwa alat ukur PAQ-R dimensi
permissif memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang baik
52
3.4.2.2. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas
Alat Ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Instrument (Bully Scales)
Pada alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Instrument (Bully Scales), total butir item yang di uji
coba adalah sebanyak 24 butir item, didapat internal konsistensi
dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,918 untuk 24 butir item.
Sementara itu, untuk nilai korelasi butir item-total, terdapat 2 butir
item yang memiliki nilai korelasi dibawah 0,30 yaitu butir item
nomor 21 dan 22. Peneliti memutusakan untuk membuang kedua
butir item tersebut. Setelah butir item dibuang, kemudian peneliti
melakukan perhitungan internal konsitensi kembali terhadap 22
butir item yang tersisa. Hasilnya adalah alat ukur tersebut memiliki
internal konsistensi dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,922.
Menurut Triton (2006, dalam Sujianto, 2009) nilai cronbach’s alpha
0,81 – 1,00 berarti masuk ke dalam kategori sangat reliabel.
Berdasarkan sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa alat ukur
Bully and Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument
(Bully Scales) memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang
sangat baik.
3.4.2.3. Nilai Korelasi Butir item-Total dan Reliabilitas
Alat Ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Instrument (Victims Scales)
Pada alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Instrument (Victims Scales), total butir item yang di uji
53
coba adalah sebanyak 24 butir item, didapat internal konsistensi
dengan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,968 untuk 24 butir item.
Tidak terdapat butir item yang korelasinya dibawah 0,30. Menurut
Triton (2006, dalam Sujianto, 2009) nilai cronbach’s alpha 0,81 –
1,00 berarti masuk ke dalam kategori sangat reliabel. Berdasarkan
sumber tersebut, dapat dikatakan bahwa alat ukur Bully and
Victims Scales : Adolescent Peer Relations Instrument (Victims
Scales) memiliki keajegan dan taraf kepercayaan yang sangat
baik.
3.5 Prosedur
3.5.1 Persiapan Penelitian
Persiapan awal peneliti yaitu mencari alat ukur yang mampu
mengukur variabel yang diteliti dalam penelitian. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan 2 buah alat ukur, yaitu Bully and Victims Scales :
Adolescent Peer Relations Intrument yang dikembangkan oleh Parada
pada tahun 2000, dan untuk variabel pola asuh orangtua menggunakan
Parental Authority Questionnaire-Revised yang dikembangkan oleh
Reitman pada tahun 2000.
Pada alat ukur Bully and Victims Scales : Adolescent Peer
Relations Intrument dan Parental Authority Questionnaire-Revised peneliti
melakukan adaptasi dengan menerjemahkannya ke dalam Bahasa
Indonesia. Hasil terjemahan tersebut kemudian didiskusikan bersama
dosen pembimbing sebagai expert judgement untuk melihat face validity
dan kesesuaian makna antara butir item dalam Bahasa Inggris dengan
butir item Bahasa Indonesia.
54
Pada saat pengembangan alat ukur Bully and Victims Scales :
Adolescent Peer Relations Intrument, peneliti sempat melakukan studi
elisitasi untuk mendapatkan informasi mengenai perilaku pembulian apa
yang kerap dilakukan dan/atau diterima oleh para siswa SMA di wilayah
Jakarta Selatan. Studi elisitasi dilakukan pada 238 siswa SMA di Jakarta
Selatan, baik sekolah negeri maupun swasta. Dari hasil studi elisitasi
terdapat 11 perilaku yang kerap dilakukan dan/atau diterima oleh siswa
SMA di Jakarta Selatan. 11 perilaku tersebut menghasilkan 13 butir item
yang siap diadaptasi ke dalam alat ukur Bully and Victims Scales :
Adolescent Peer Relations Intrument. Alat ukur tersebut dikembangkan
oleh Parada di tahun 2000, dengan berdasarkan jenis-jenis pembulian,
yaitu physical, verbal, dan social yang terdiri dari 18 total butir item pada
masing-masing skala pengukuran perilaku pelaku pembulian dan korban
pembulian (Measuring Bullying, Victimization, Perpetration, and
Bystander Experiences: A Compendium of Assessment Tools, 2011). Alat
ukur tersebut kemudian peneliti adaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia
dan menambahkan 13 butir item dari hasil studi elisitasi dan membuang 7
butir item dari alat ukur aslinya, sehingga menyisakan 24 butir item pada
masing-masing skala untuk dilakukan uji coba.
Setelah kedua alat ukur siap, peneliti melakukan uji keterbacaan
alat ukur kepada 5 orang siswa SMA di wilayah Jakarta Selatan yang
peneliti temui di sekitar lingkungan peneliti. Setelah dilakukan uji
keterbacaan dan tidak ada perubahan yang dilakukan, peneliti siap
melakukan uji coba.
55
3.5.2 Pelaksanaan Penelitian
Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan tahap uji
coba alat ukur terlebih dahulu sebelum melakukan pengambilan data
lapangan. Tahap uji coba alat ukur dilakukan selama satu bulan dari
Desember 2011 sampai dengan Januari 2012 dengan menyebarkan
kuesioner dalam bentuk hardcopy. Uji coba alat ukur dilakukan pada 60
siswa SMA di wilayah Jakarta Selatan untuk mengetahui nilai konsistensi
internal dan skor korelasi butir item-total dari instrument yang digunakan.
Setelah uji coba, maka pengambilan data lapangan siap dilakukan.
Pengambilan data lapangan dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner dalam bentuk hardcopy kepada responden. Kuesioner yang
disebarkan sebanyak 200 buah hardcopy kepada 200 siswa SMA di
wilayah Jakarta Selatan, baik negeri maupun swasta.
3.5.3 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan chi-square
(kwadrat chi) antara pola asuh orangtua dengan kecenderungan perilaku
pelaku dan/atau korban pembulian. Statistik chi-square merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk menguji hipotesis, yaitu apakah
beberapa ukuran nominal berhubungan satu sama lain atau tidak.
Dengan kata lain, apakah dua atau lebih distribusi populasi didistribusikan
dalam bentuk sama dan sehubungan dengan kriteria yang diinginkan.
Analisis uji chi-square, sering juga disebut dengan analisis tabel
kontingensi (tabulasi silang) (Nazir, 2003).
56
Tabel 3.5. Contoh Analisis Tabel Kontingensi (Tabulasi Silang)
A B C D
1 A,1 B,1 C,1 D,1
2 A,2 B,2 C,2 D,2
3 A,3 B,3 C,3 D,3
4 A,4 B,4 C,4 D,4
Sedangkan untuk melihat reliabilitas alat ukur, digunakan rumus
Alpha Cronbach, dengan bantuan peranti lunak SPSS.